Pelajaran 6 Sekolah Sabat dalam bentuk ebook untuk Ipad Apple, Samsung, Android download di sini
Renungan Pagi 8-13 Mei 2013 dalam bentuk ebook untuk Ipad Apple, Samsung, Android download di sini atau kunjungi www.lmanaroinsong.blogspot.com setiap pagi.
Bersemangat untuk Mengampuni (Yunus)
Sabat Petang
Bacalah Untuk Pelajaran Pekan Ini: Yunus 1-4; Mzm. 139:1-12; Yes. 42:5; Wah. 10:6; Mat.
12:39-41; 2 Kor. 36:15-17.
Ayat Hafalan :" Tetapi aku, dengan ucapan
syukur akan kupersembahkan korban kepada-Mu; apa yang kunazarkan akan kubayar.
Keselamatan adalah dari TUHAN!"
(Yunus 2:9)
Pokok Pikiran: Buku Yunus menyatakan, di antara
hal-hal yang lain, bahwa Allah lebih berkemauan untuk menolong orang lain dari
pada kita.
Cerita Yunus, ini bukan jurukabar Allah
yang biasa, ia adalah seseorang yang sangat dikenal dalam Alkitab. Yunus diutus
oleh Allah untuk memperingatkan kehancuran Niniwe yang akan datang. Dia curiga
bahwa orang non Ibrani ini akan bertobat dari dosanya dan bahwa Allah akan mengampuni
mereka. Menjadi seorang nabi yang benar, Yunus tahu, bahwa Allah akan
menyelamatkan Niniwe, bukan menghancurkannya. Itulah mungkin sebabnya mengapa
dia, pada mulanya, berusaha melarikan diri. Karena memaksa melebihi kendalinya,
namun Yunus mengubah pemikirannya dan mengikuti perintah Tuhan.
Dalam
menanggapi khotbah Yunus, seluruh kota itu percaya dan bertobat dalam cara yang
mana, malangnya, Israel dan Yehuda tidak melakukannya. Yunus, sementara itu,
memiliki banyak pelajaran yang akan dipelajari. Cerita ini menunjukkan
bagaimanakah Allah dengan sabarnya mengajar nabi yang keras kepala dan picik
dan apakah kasih, kemurahan dan pengampunan itu.
* Pelajari Pelajaran Pekan ini untuk persiapan Sabat, 10
Mei.
Minggu
5 Mei
NABI YANG TIDAK MENURUT
(YUNUS 1)
Tidak banyak yang diketahui tentang Yunus atau latar
belakang keluarganya. 2 Raja-raja 14:25 mengatakan bahwa dia hidup di bagian
utara Israel dan melayani selama abad delapan S.M. Ayat yang sama menunjukkan
bahwa Yunus memperkirakan penambahan wilayah dari kerajaan Israel.
Niniwe secara sejarah adalah satu dari tiga kota besar di
Asyur, kota penting yang terletak di sekitar Sungai Tigris. Karena Allah
adalah Allah untuk semua bangsa dan semua manusia bertanggung jawab kepada-Nya (Amos 12), Dia mengutus hamba-Nya Yunus untuk memperingatkan
kehancuran orang Niniwe akan datang. Perintah Allah tercatat dalam Yunus 1:2
untuk "Berseru terhadap mereka" dapat juga diartikan "berseru
untuk itu."
Kekejaman Asyur sudah terkenal. Satu abad kemudian, nabi
Nahum menyebut Niniwe sebagai "kota berdarah... penuh dusta dan
perampasan" (Nah. 3:1). Yunus diutus untuk menyampaikan pesan
Allah kepada orang-orang seperti itu. Di antara hal yang lain, mungkin takut
terhadap orang Asyur yang di- benci yang membuat Yunus bersikap seperti itu.
Ketika disuruh Allah untuk mengadakan perjalanan ke timur ke arah Niniwe, dia
menolak dan mencoba melarikan diri ke barat melalui kapal ke Tarsus.
Awalnya, semuanya berjalan dengan baik, tetapi ketika
Allah mengirimkan badai yang besar untuk mengajar hamba-Nya sebuah pelajaran
bahwa tidak ada yang dapat bersembunyi dari Allah.
Yunus lari dari Allah karena dia tidak mau melakukan
kemauan Allah. Bahkan sekarang orang-orang memiliki alasan yang banyak untuk
mencoba melarikan diri dari Allah. Beberapa orang melakukannya karena tidak
mengenal Allah secara pribadi. Yang lain menolak bahkan gambaran akan Allah dan
Firman-Nya; sementara motivasi mereka berbeda, dalam banyak hal mereka melakukannya
supaya tidak merasa bersalah akan jalan yang mereka hidupkan. Akhirnya, jika tidak ada kekuatan yang lebih tinggi untuk
menjawab, mengapa tidak melakukan apa saja yang kamu inginkan? Ada, bahkan orang Kristen yang
menghindari Allah ketika Dia memanggil mereka untuk melakukan sesuatu yang
mereka tidak ingin lakukan, sesuatu yang menentang sifat egois dan penuh dosa.
Baca
Mazmur 139:1-12. Apakah pekabaran mendasar bagi kita di sana? Perasaan seperti
apakah yang timbul dalam dirimu oleh karena dasar kebenaran ini? Atau melihat
hal itu dengan cara ini: Kita percaya bahwa Allah tidak hanya melihat semua
yang kita lakukan tetapi bahkan mengetahui pikiran kita. Apakah kita
menghidupkannya dengan kesadaran yang terus menerus atau kita cenderung untuk
mencoba dan mengotori pikiran kita? Atau mungkin, kita begitu terbiasa kepada
pemikiran di mana kita tidak begitu memberikan perhatian atasnya? Apa pun
alasannya, seberapa berbedakah tindakanmu jika setiap saat, kamu harus tanggap
kepada fakta bahwa Allah mengetahui semua pikiranmu?
Mazmur
139:1-12
139:1. Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. TUHAN,
Engkau menyelidiki dan mengenal aku;
139:2 Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau
berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.
139:3 Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan
berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
139:4 Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan,
sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.
139:5 Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung
aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku.
139:6 Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu
tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.
139:7. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke
mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?
139:8 Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana;
jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau.
139:9 Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan
membuat kediaman di ujung laut,
139:10 juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku,
dan tangan kanan-Mu memegang aku.
139:11 Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan
saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam,"
139:12 maka kegelapanpun tidak menggelapkan
bagi-Mu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang.
Senin 6
Mei
SAKSI
YANG ENGGAN
Dalam Yunus 1, Tuhan ingin menghentikan pelarian Yunus
sehingga Dia menimbulkan badai yang hebat yang mengancam kapal karam. Para
pelaut berdoa minta pertolongan kepada dewa mereka. Karena badai yang begitu hebat,
mereka merasa bahwa seseorang telah menyebabkan kemarahan dewa. Mereka membuang
undi untuk memutuskan siapa yang dengan sukarela memberitahukan tentang
dirinya yang melakukan kesalahan. Untuk mengundi, setiap orang membawa batu
dikenal atau kayu yang telah ditandai. Semuanya dibuat dalam satu tempat dan
digoncang hingga salah satu keluar. Undian jatuh kepada Yunus, yang sekarang
mengakui dosanya dan mendesak pelaut itu membuang dirinya ke laut.
Cerita
ini begitu luar biasa karena tindakan positif para pelaut non Ibrani, sementara
Yunus memberikan terang yang negatif. Sekalipun mereka menyembah banyak dewa,
para pelaut itu menunjukkan sikap hormat yang tinggi terhadap Tuhan yang mereka
sembah. Mereka juga bersikap lembut terhadap hamba Tuhan, Yunus, itulah yang
membuat mengapa mereka berusaha kembali ke daratan. Akhirnya, mereka setuju
dengan Yunus bahwa dia harus dilemparkan keluar. Dengan melakukan ini, badai
berhenti dan pelaut menyembah Tuhan dan memuji-Nya.
Dalam ayat 9, bagaimanakah Yunus menggambarkan Tuhan yang
dikatakan ditakutinya? Apakah yang penting tentang bagaimana ia menggambarkan
Tuhan? Lihat juga Why. 14:7; Yes. 42:5; Why.
10:6.
Yunus 1:9 Sahutnya kepada mereka: "Aku seorang
Ibrani; aku takut akan TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan
lautan dan daratan."
Why. 14:7;
14:7 dan ia berseru dengan suara nyaring:
"Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat
penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan
laut dan semua mata air."
Yes. 42:5;
42:5. Beginilah firman Allah, TUHAN, yang
menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala
yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang
mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya:
Why. 10:6
10:6 dan ia bersumpah demi Dia yang hidup sampai
selama-lamanya, yang telah menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan
segala isinya, dan laut dan segala isinya, katanya: "Tidak akan ada
penundaan lagi!
Pengakuan iman Yunus di dalam Allah sebagai Pencipta laut
dan darat, menggarisbawahi bahwa adalah sia-sia melarikan diri dari hadapan
Allah. Badai yang berhenti tiba-tiba setelah mereka melemparkan Yunus
menunjukkan bahwa Tuhanlah Pencipta dan yang mengatur lautan. Karena ini,
pelaut menyembah Tuhan. Berapa lama rasa takut yang baru mereka dapatkan dan
rasa hormat mereka kepada Pencipta bertahan, tidak disebutkan. Tidak ada keraguan,
bagaimanapun juga, mereka telah mempelajari sesuatu tentang Dia dari pengalaman
ini.
Kita bisa saja tidak memahami semua keajaiban yang ada di
sekitar kita, apalagi semua itu di luar akal bahkan imajinasi kita.
Bagaimanakah Pencipta berbicara kepadamu melalui apa yang Dia telah buat?
Selasa
7 Mei
MAZMUR
YUNUS
Ketika Yunus dilemparkan ke dalam laut, ikan yang besar,
menelan dia atas suruhan Allah. Yunus pasti memiliki pemikiran bahwa kematian
adalah satu-satunya cara untuk melarikan diri dari misinya ke Niniwe. Tetapi
ikan besar itu (tidak disebutkan
paus dalam buku)
adalah alat keselamatan untuk sang nabi. Tidak seperti Yunus, makhluk ini
menanggapi dan menuruti perintah Allah
(Yun. 1:17; 2:10),
Pemeliharaan
Allah bekerja dengan cara yang ajaib di sini, dan bagaimana pun juga ada banyak
orang yang mencemoohkan cerita ini, Yesus menyaksikan kebenarannya (Mat. 12:40) dan bahkan menggunakannya sebagai acuan dalam kematian
dan kebangkitan-Nya.
Baca Yunus 2, sering disebut dengan Mazmur Yunus. Apa yang
dia katakan di sana? Prinsip rohani apa yang bisa kita amhil dari pasal ini?
Yunus 2
2:1. Berdoalah Yunus kepada TUHAN, Allahnya, dari
dalam perut ikan itu,
2:2 katanya: "Dalam kesusahanku aku berseru
kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku
berteriak, dan Kaudengarkan suaraku.
2:3 Telah Kaulemparkan aku ke tempat yang dalam, ke
pusat lautan, lalu aku terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu
melingkupi aku.
2:4 Dan aku berkata: telah terusir aku dari hadapan
mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?
2:5 Segala air telah mengepung aku, mengancam
nyawaku; samudera raya merangkum aku; lumut lautan membelit kepalaku
2:6 di dasar gunung-gunung. Aku tenggelam ke dasar
bumi; pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itulah
Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya TUHAN, Allahku.
2:7 Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku,
teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu
yang kudus.
2:8 Mereka yang berpegang teguh pada berhala
kesia-siaan, merekalah yang meninggalkan Dia, yang mengasihi mereka dengan
setia.
2:9 Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan
kupersembahkan korban kepada-Mu; apa yang kunazarkan akan kubayar. Keselamatan
adalah dari TUHAN!"
2:10. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada ikan itu, dan
ikan itupun memuntahkan Yunus ke darat.
Mazmur Yunus merayakan kelepasan yang diberikan Allah dari
laut dalam yang menakutkan. Ini merupakan satu-satunya bagian puisi dari buku
ini. Di dalamnya Yunus mengingat kembali doa untuk minta bantuan sementara dia
tenggelam ke kedalaman air dan menghadapi kematian pasti. Karena sangat peduli
kepada keselamatannya, dia berterima kasih kepada Allah untuk hal itu. Lagu itu
menandakan bahwa Yunus terbiasa dengan Mazmur pujian dan ucapan syukur di dalam
Alkitab.
Sumpah
Yunus sepertinya berisikan korban syukur. Dia berterima kasih bahwa, walaupun
dia pantas untuk mati, Allah menunjukkan kepadanya kemurahan yang luar biasa.
Walaupun tidak menurut, Yunus masih menyadari bahwa dirinya setia kepada Allah
karena dia tidak memiliki dewa yang mati untuk disembah. Walaupun dia memiliki
banyak kekurangan, dia memutuskan untuk mencoba dan setia kepada panggilannya.
Kadang-kadang kita memerlukan pengalaman yang buruk untuk
membuka hati kita kepada Tuhan, untuk menyadari bahwa hanya Dialah harapan, dan
keselamatan. Pikirkan pengalamanmu di mana dengan jelas dapat dilihat bahwa
tangan Tuhan bekerja dalam hidupmu. Mengapakah sangat sulit untuk melupakan
cara Tuhan memimpin kita, walaupun dalam keajaiban, khususnya ketika muncul
pencobaan yang baru?
Rabu 8
Mei
MISI YANG SUKSES
Setelah mengalami kelepasan yang demikian luar biasa, saat
diperintahkan oleh Allah untuk kedua kalinya berkhotbah ke Niniwe, Yunus
segera menurutinya. Dalam pekabarannya, Yunus
(3:1-4) menggunakan bahasa
yang mengingatkan kehancuran Sodom dan Gomora
(Kejadian 19).
Tetapi dalam bahasa aslinya (Ibrani), kata "ditunggangbalikkan" (lihat Kej. 19:21, 29; Yun. 3:4) dari pekabaran Yunus dapat juga diartikan
"berbalik" atau "berubah"
(Kel. 17:17,20: 1 Sam. 10:6). Khotbah Yunus tidaklah sia-sia.
Pencapaian
terbesar Yunus sebagai Nabi adalah pertobatan kota itu. Setelah para pelaut
itu, penduduk Niniwe adalah kelompok non Ibrani yang kedua dalam buku itu
berbalik kepada Allah, dan semuanya adalah oleh karena interaksi dengan juru
kabar Allah yang cacat. Hasilnya menakjubkan. Untuk merendahkan diri mereka di
hadapan Allah, penduduk Niniwe mengenakan kain karung, dan membuat debu di
kepala mereka dan berpuasa. Semuanya ini adalah tanda penyesalan dan
pertobatan.
Baca Matius 12:39-41 dan 2 Tawarikh 36:15-17. Apakah yang
ayat ini ajarkan kepada kita tentang pentingnya pertobatan?
Matius 12:39-41
12:39 Tetapi jawab-Nya kepada mereka:
"Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi
kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.
12:40 Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut
ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam
rahim bumi tiga hari tiga malam.
12:41 Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe
akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang
Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang
ada di sini lebih dari pada Yunus!
2 Tawarikh 36:15-17
36:15 Namun TUHAN, Allah nenek moyang mereka,
berulang-ulang mengirim pesan melalui utusan-utusan-Nya, karena Ia sayang
kepada umat-Nya dan tempat kediaman-Nya.
36:16 Tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan
Allah itu, menghina segala firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab
itu murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi
pemulihan.
36:17 TUHAN menggerakkan raja orang Kasdim melawan
mereka. Raja itu membunuh teruna mereka dengan pedang dalam rumah kudus mereka,
dan tidak menyayangkan teruna atau gadis, orang tua atau orang ubanan--semua
diserahkan TUHAN ke dalam tangannya.
Gambaran yang luar biasa tentang raja Asyur yang kuat
merendahkan dirinya dalam debu di hadapan Allah adalah satu teguran yang tajam
bagi penguasa dan bangsa Israel yang sombong, paling tidak mereka yang terus
menerus menolak panggilan para nabi untuk bertobat. Karena buku Yunus
menekankan rahmat dan pengampunan Allah, bangsa Israel membacanya setiap tahun
pada puncak perayaan Hari Pendamaian yang memperingati pengampunan Allah atas
dosa-dosa mereka.
"
Allah kita adalah Allah yang berbelas kasihan. Dengan panjang sabar dan rahmat
yang lemah lembut dia menghadapi pelanggar hukum-Nya. Namun, saat sekarang ini,
saat laki-laki dan perempuan memiliki begitu banyak kesempatan untuk menjadi
mengenal hukum Allah yang dinyatakan dalam Perintah yang Kudus, Penguasa alam
semesta yang agung ini tidak dapat melihat kepuasan atas kota yang jahat, yang
memerintah dengan kekejaman dan kejahatan. Jika penduduk kota itu bertobat,
sebagaimana yang telah dilakukan penduduk Niniwe, akan banyak lagi pekabaran
Yunus yang harus diberikan." —Ellen G. White, TheAdvent and Review and Sabbath Herald, 18 Oktober 1906.
Baca Yunus 3:5-10. Apakah yang ayat ini nyatakan tentang
sifat dari pertobatan yang benar? Bagaimanakah kita dapat menerapkan prinsip
ini kepada diri kita?
Yunus 3:5-10
3:5. Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka
mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan
kain kabung.
3:6 Setelah sampai kabar itu kepada raja kota
Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya,
diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu.
3:7 Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya
orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: "Manusia dan ternak,
lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan
rumput dan tidak boleh minum air.
3:8 Haruslah semuanya, manusia dan ternak,
berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah
masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang
dilakukannya.
3:9 Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan
menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita
tidak binasa."
3:10 Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu,
yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka
menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap
mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.
Kamis
9 Mei
DIAMPUNI,
NAMUN TIDAK MENGAMPUNI
Baca
Yunus 4. Pelajaran penting apakah yang perlu dipelajari Yunus? Bagaimanakah
kemunafikannya ditunjukkan di sini?
Yunus 4
4:1. Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus,
lalu marahlah ia.
4:2 Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya:
"Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku?
Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu,
bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan
berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak
didatangkan-Nya.
4:3 Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya
nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup."
4:4 Tetapi firman TUHAN: "Layakkah engkau
marah?"
4:5. Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan
tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk
di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu.
4:6 Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah
sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur
dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu.
4:7 Tetapi keesokan harinya, ketika fajar
menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon
jarak itu, sehingga layu.
4:8 Segera sesudah matahari terbit, maka atas
penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar
matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya
mati, katanya: "Lebih baiklah aku mati dari pada hidup."
4:9 Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus:
"Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?" Jawabnya:
"Selayaknyalah aku marah sampai mati."
4:10 Lalu Allah berfirman: "Engkau sayang
kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah
dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam
satu malam pula.
4:11 Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe,
kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang,
yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan
ternaknya yang banyak?"
Yunus 4 menunjukkan beberapa hal menakjubkan tentang nabi.
Kelihatannya dia lebih suka mati daripada bersaksi tentang rahmat dan
pengampunan Allah. Sedangkan sebelumnya Yunus bersuka cita karena kelepasannya
dari kematian (Yun. 2:7-9), sekarang karena Niniwe hidup, dia lebih
suka mati (Yun. 4:2, 3).
Berbeda
dengan Yunus, Allah digambarkan dalam Alkitab sebagai seseorang "yang
tidak senang dengan kematian orang yang jahat" (Yeh. 33:11). Yunus dan banyak teman sebangsanya yang senang dengan
kemurahan Allah kepada Israel tetapi hanya menginginkan murka Allah kepada
musuh mereka. Buku ini dengan tegas menegur kekerasan hati yang seperti itu.
Pelajaran-pelajaran apakah yang dapat kita pelajari dari
kesalahan-kesalahan Yunus? Bagaimanakah prasangka buruk menodai kesaksian
Kekristenan kita?
Telah diteliti bahwa buku Yunus adalah buku pegangan
tentang bagaimana supaya jangan menjadi nabi. Yunus adalah nabi yang
memiliki roh pemberontakan dan prioritas yang salah.
Dia tidak dapat mengendalikan keinginannya untuk balas
dendam. Dia berpikiran sempit dan pemarah. Gantinya bergembira karena Allah
menunjukkan rahmat-Nya kepada Niniwe, Yunus membiarkan keegoisan dan
kesombongannya sakit hati.
Kata-kata Yunus yang terakhir adalah keinginannya untuk
mati (Yun. 4:8, 9), sementara kata-kata Allah yang terakhir
adalah penegasan akan kasih-Nya yang tak terukur, penegasan untuk kehidupan.
Buku
Yunus dibiarkan ditutup dengan terbuka. Ayat penutupnya membingungkan pembaca
dengan satu pertanyaan yang tidak dijawab oleh penulis: Apakah perubahan hati
yang luar biasa dari orang Niniwe akhirnya mengakibatkan perubahan hati Yunus
yang radikal?
Ada
banyak yang sudah dipahami dalam cerita Yunus, khususnya tentang diri Yunus.
Mungkin, bagaimanapun juga, pelajaran yang paling jelas adalah bahwa rahmat dan
pengampunan Allah jauh lebih luas dari pada kita. Bagaimanakah kita dapat
belajar untuk lebih bermurah hati dan mengampuni terhadap mereka yang tidak
pantas menerimanya, sebagaimana yang kita lihat di sini, Allah buat kepada
Yunus dan penduduk Niniwe?
Jumat 10 Mei
Pendalaman
: Bacalah kutipan-kutipan berikut ini dan diskusikan bagaimanakah mereka dapat
menolong kita memahami lebih jelas pekabaran dari buku Yunus.
"Kapan
saja mereka membutuhkan bantuan Anak-anak Allah memiliki hak istimewa yang
berharga untuk memohon bantuan dari Dia. Tidak masalah apakah tempatnya tidak
tepat, telinga kemurahan Allah terbuka untuk tangisan mereka. Bagaimana
terpencil dan gelap tempatnya, itu dapat diubah menjadi kaabah yang benar
dengan doa anak-anak Allah.—Ellen G. White,
The SDA Bible Commentary, jld. 4, hlm. 1.003.
"Menjadi
bingung, merasa terhina dan tidak sanggup mengerti akan rencana Allah dengan
menyelamatkan Niniwe, bagaimanapun Yunus telah memenuhi tugas yang diberikan
kepadanya untuk memberi amaran pada kota yang besar itu; dan walaupun peristiwa
yang diramalkan tidak terjadi, namun bagaimanapun pekabaran itu berasal dari
Allah. Dan pekabaran itu menyelesaikan rencana Allah yang dirancangkan-Nya
harus demikian. Kemuliaan rahmat-Nya telah dinyatakan di antara orang
kafir". —Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 3, hlm. 224.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN
1. Buku Yunus mengajarkan bahwa Allah mengatur alam
ini sepenuhnya. Bayangkan jika ada sahabatmu yang kehilangan anggota keluarganya
karena bencana alam. Bagaimanakah kamu menjelaskan kepada dia bahwa Allah masih
berkuasa meskipun kehadiran bencana alam yang menghancurkan bagian dari dunia
kita dan merenggut nyawa manusia?
2. Baca Yunus ayat terakhir. Apakah yang
diajarkan bagi kita tentang tanggung jawab kita untuk menjangkau ke setiap
sudut dunia ini?
3. Dalam perumpamaan hamba yang tidak
mengampuni (Mat. 18:21- 35), Yesus membandingkan Allah dengan raja yang marah
yang membatalkan pengampunannya dan melemparkan hamba yang dulu diampuni ke
dalam penjara. Apakah benar Allah mencabut pengampunannya? Beberapa orang
Kristen dengan tegas membantah Dia tidak melakukannya. Sebagai gereja, posisi
apa yang kita ambil dari topik ini, dan mengapa?
4. Bagi banyak orang masuk ke dalam hidup
sekular, pemikiran bahwa manusia ditelan dan hidup di dalam ikan besar adalah
sesuatu yang tidak boleh dianggap serius. Sebagaimana kita lihat sebelumnya, bagaimanapun
juga Yesus dengan jelas menyaksikan kebenaran cerita itu. Bagaimanakah cerita
ini menolong kita menyadari betapa dangkal dan terbatasnya pandangan anti
supernatural akan kebenaran cerita ini?
Pratinjau
Pelajaran 7
Umat Istimewa Allah (Mikha)
Sabat
Petang
Bacalah Untuk Pelajaran Pekan Ini:
Mi. 1:1-9; 2 Kor. 11:23-27; Mi. 2:1- 11; 5:2; 6:1-8; 7:18-20.
Ayat Hafalan: "Hai manusia, telah diberitahukan
kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku
adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan
Allahmu?" (Mi. 6:8).
Pokok Pikiran: Bahkan di tengah-tengah kemurtadan, Tuhan bersedia
mengampuni dan menyembuhkan umat-Nya.
Nabi Mikha melayani pada masa tergelap
dari sejarah Israel. Negara itu
telah lama terbagi menjadi dua
kerajaan. Akhirnya, Asyur mengakhiri
kerajaan utara, dan Mikha dapat melihat
kejahatan dan kekejaman merayap masuk ke kerajaan Yehuda di Selatan. Dia
berkhotbah menentang dosa-dosa fatal seperti ketidakjujur, ketidakadilan,
penyuapan, dan ketidakpercayaan. Mikha adalah nabi pertama yang meramalkan
kehancuran Yerusalem (Mikha 3:12).
Namun, melalui
inspirasi Ilahi, Mikha melihat terang dalam waktu gelap ini. Dengan bantuan
pemandangan Allah, dia melihat jauh kepada penghukuman yang akan datang. Mikha
memberikan kata-kata yang mendorong dan berkata bahwa Tuhan telah mengurapi
pemimpin yang akan datang dari Betlehem. Mesias akan menjadi pemimpin yang
akan menyelamatkan Israel dan berbicara damai kepada bangsa-bangsa dengan mengajarkan
mereka "menggunakan pedang mereka menjadi mata bajak" (Mi. 4:3).
Teguran Allah akan menjadi saluran pemulihan dan berkat-berkat pokok.
*Pelajari Pelajaran Pekan ini untuk persiapan Sabat, 18 Mei.
No comments:
Post a Comment