Pelajaran 2 Triwulan II 2013

SSD 2 T2 2013 dalam bentuk ebook untuk Ipad Apple, Samsung, Android download di sini

*6 -12 April 2013

Kasih dan Penghakiman: Dilema Allah (Hosea)
Sabat Petang
Bacalah Untuk Pelajaran Pekan Ini: Hos. 7:11,12; 10:11-13; Mal. 11:28- 30; Rm. 5:8; 1 Ptr. 2:24; Hosea 14.
Ayat Hafalan : "Engkau ini harus berbalik kepada Allahmu, pe­liharalah kasih setia dan hukum, dan nantikanlah Allahmu senanti­asa" (Hosea 12:7).
Pokok Pikiran: Hosea mengungkapkan lebih banyak lagi kasih Allah kepada umat-Nya yang suka melawan.

Cara yang umum bagi penulis Alkitab untuk berbicara tentang hubungan kasih Allah dengan umat-Nya adalah dengan menggunakan metaphora. Metafora menjelaskan sesuatu dengan sangat dalam tentang sesuatu yang kurang dikenal melalui sesuatu yang sudah dikenal dengan baik Metafora adalah symbol, yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang lain.

Dua metafora yang paling sering digunakan untuk menjelaskan hubungan antara Allah dan umat-Nya adalah suami-istri dan orangtua-anak. Pekan lalu kita melihat metafora suami-istri. Pekan ini kita akan melihat lebih banyak lagi metafora Hosea, yang paling dominan adalah, orangtua-anak.

Hosea menggunakan metafora untuk alasan yang sama ketika Yesus meng­gunakan perumpamaan: Pertama, untuk menjelaskan kebenaran tentang Allah melalui satu hal yang biasa; yang kedua, untuk memberikan kesan kepada pe­mikiran manusia pentingnya prinsip rohani yang harus dilakukan dalam kehi­dupan sehari-hari.
*Pelajari Pelajaran Pekan ini untuk persiapan Sabat,13 April 2013.
Minggu 7 April
TOLOL DAN TIDAK BERAKAL

"Efraim telah menjadi merpati tolol, tidak berakal, dengan memang­gil kepada Mesir, dengan pergi kepada Asyur. Apabila mereka pergi, Aku akan membentangkan jaring-Ku ke atas mereka; Aku akan menurunkan mereka seperti burung-burung di udara, Aku akan menghajar mereka karena kejahatan-kejahatan mereka" (Hos. 7:11,12, NIV). Bacalah ayat- ayat ini dalam konteks. Peringatan apa yang diberikan di sini? Prinsip yang dapat kita ambil dan ayat-ayat ini untuk diri kita?

Efraim adalah nama anak Yusuf yang lebih muda dan anak kesayangan Ya­kub. Karena Efraim adalah nama suku utama di kerajaan Utara, nama itu di­gunakan untuk kerajaan itu secara keseluruhan, sama seperti Yehuda untuk ke­rajaan Selatan. Dalam ayat-ayat di atas Israel disamakan dengan burung yang tidak berakal (bandingkan Yer. 5:21), membiarkan dirinya mangsa yang mu­dah ditangkap oleh jaring pemburu. Dalam konteks ini, kepercayaan kepada bangsa lain untuk mendapatkan bantuan adalah tindakan pendurhakaan terha­dap Allah.

Mengapa? Karena bersekutu dengan Kekaisaran Asyur atau Mesir akan membuat Israel harus mengakui kekuasaan dari dewa-dewa yang disembah oleh kedua negara adi daya ini (lihat juga Yes. 52:4: Rat. 5:1-6).
Yes. 52:4
52:4 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dahulu umat-Ku berangkat ke Mesir untuk tinggal di situ sebagai orang asing, lalu Asyur memeras dia tanpa alasan.
Rat. 5:1-6
5:1. Ingatlah, ya TUHAN, apa yang terjadi atas kami, pandanglah dan lihatlah akan kehinaan kami.
5:2 Milik pusaka kami beralih kepada orang lain, rumah-rumah kami kepada orang asing.
5:3 Kami menjadi anak yatim, tak punya bapa, dan ibu kami seperti janda.
5:4 Air kami kami minum dengan membayar, kami mendapat kayu dengan bayaran.
5:5 Kami dikejar dekat-dekat, kami lelah, bagi kami tak ada istirahat.
5:6 Kami mengulurkan tangan kepada Mesir, dan kepada Asyur untuk menjadi kenyang dengan roti.

Pergi kepada mereka artinya, berbalik dari Allah. Apa yang harus mereka lakukan adalah kembali kepada Tuhan, bertobat, turuti perintah-Nya, dan membuang berhala. Hanya itulah harapan mereka, tidak ada persekutuan dengan kekafiran.

Posisi Palestina terbuka untuk diserang oleh kedua kerajaan ini. Hadiah yang paling didambakan adalah jalan yang menghubungkan sungai Nil dan Efrat. Kerajaan Israel dan Yehuda terperangkap dalam pertempuran dan te­kanan internasional antara dua negara yang bertentangan. Dalam keputusasaan, tanpa kepercayaan kepada Allahnya, Israel dengan dungunya pertama se­kali memohon kepada yang satu dan kemudian yang lain untuk mendapatkan dukungan itu hanya membuat negara mereka kembali kepada jerat."—Ellen G. White, The SD A Bible Commentary, jld. 4, hlm. 908.

Sangat  mudah untuk mencari pertolongan manusia untuk se­tiap permasalahan kita gantinya mencari Tuhan,bukan? Tentu, Tuhan dapat menggu­nakan manusia untuk menjawab doa kita. Bagaimana kita yakin akan hal itu, dalam keadaan putus asa dan butuh bantuan, kita tidak membuat kesalahan yang sama dengan Israel di sini? Bagaimanakah kita dapat menggunakan ban­tuan manusia, kalau perlu, tanpa berbalik dari Tuhan?

Senin 8 April
ANAK LEMBU YANG TERLATIH

Baca Hosea 10:11-13. Pekabaran apakah yang sedang Allah berikan ke­pada umat-Nya di sini? Bagaimanakah kita memahami frase, "sampai la da­tang dan menghujani kamu dengan keadilan?" (N1V)
Hosea 10:11-13
10:11 Efraim dahulu seekor anak lembu yang terlatih, yang suka mengirik, dan Aku ini menyayangi tengkuknya yang elok, Aku memasang Efraim; Yehuda harus membajak, Yakub harus menyisir tanah baginya sendiri.
10:12 Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan.
10:13 Kamu telah membajak kefasikan, telah menuai kecurangan, telah memakan buah kebohongan. Oleh karena engkau telah mengandalkan diri pada keretamu, pada banyaknya pahlawan-pahlawanmu,

Dalam Hosea 10, anak Allah Efraim dibandingkan dengan anak lembu yang terlatih yang suka untuk mengirik gandum karena dia akan makan sete­lah menarik Jadi, gantinya menjadi produktif, kehidupan bangsa Israel menjadi berpusat kepada diri sendiri' Ketika Allah memberikan kuk kepada Israel untuk bekerja di ladang yang terbuka sebagaimana seharusnya sebuah bangsa, kebenaran dan kebaikan akan bertumbuh.

Pada zaman Alkitab, kuk adalah alat untuk pelayanan. Binatang yang muda dilatih supaya jinak dengan bekerja di pengirikan terlebih dahulu (Yer50:11). Selama menggunakan kuk, kaki mereka akan menginjak jagung. Pada tahap berikutnya, mereka menarik sebuah alat pemukul di atas jagung tersebut (2 Sam 24:22). Jenis pekerjaan ini mempersiapkan mereka untuk bekerja lebih disiplin yaitu membajak alur sawah (1 Raja 19:19; Yer.4:3). Allah memiliki rencana yang sama dalam pelatihannya kepada Israel. Dia akan meletakkan kuk pada leher Efraim yang indah untuk membuat mereka bekerja keras da­lam membajak dan menggemburkan tanah.                                                             

Dalam Hosea 10:12 sang nabi menuliskan apa yang Allah inginkan terhadap bangsa Israel melalui menuruti firman-Nya. Kasih yang benar dan setia adalah janji dari Allah kepada istri-Nya ketika perjanjian itu diperbarui (Hos 2:19).Jika mereka menabur kebenaran, mereka akan menuai kebaikan kemu­dian. Hanya dengan mencari Tuhan dan kehendak-Nya yang akan membebas­kan bangsa Israel dari penghukuman. Pintu kasihan masih terbuka untuk per­tobatan umat pilihan Allah.  Teguran untuk menaburkan kebenaran menyangkut hubungan pribadi le­pas pribadi; mencari Allah juga menyangkut hubungan antara Alah dan Umat- Nva Memecahkan tanah berarti pembaruan sosial dan rohani. Tuhan dan um­at-Nya akan bekerja bersama-sama dalam hubungan yang baik untuk mem­bawa berkat-berkat kembali ke tanah itu. Hasilnya akan menjadi keagungan yang akan mengisi seluruh dunia (Hos. 14:5-7).

Bacalah undangan Kristus untuk memakaikan kuk bagi diri kita (Mat 11:28-30). Bagaimanakah kita dapat belajar dari Kristus untuk menjadi "Lemah lembut dan rendah hati" menolong kita untuk mencari ketenangan jiwa?
Mat 11:28-30
11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."

Selasa 9 April
ANAK YANG BELAJAR BERJALAN

"Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu.. Padahal Akulah yang mengajar Efraim berjalan dan meng­angkat mereka di tangan-Ku, tetapi mereka tidak mau insaf, bahwa Aku menyembuhkan mereka" (Hos. 11:1, 3 NKJV).

Dalam ayat ini, Hosea sedang mengatakan bahwa cara Tuhan adalah se­perti perawatan yang lembut dari seorang orangtua baru. Sama seperti orangtua mengajar anaknya berjalan dengan lemah lembut dan sabar, mengangkat­nya dengan tangannya supaya jangan jatuh, jadi Allah telah memelihara Isra­el sejak semula. Allah, yang mengasihi dan mengampuni adalah inti dari pe- kabaran Hosea. Walaupun Dia melakukan disiplin, Dia sangat mengasihi. Ke-marahan-Nya dapat mengerikan, tetapi kemurahan-Nya melebihi pemahaman kita.

Bacalah Ulangan 8:5, Amsal 13:24, Ibrani 12:6, dan Wahyu 3:19. Apa­kah poin yang sama dari ayat-ayat ini? Penghiburan apa yang kita tarik dari ayat-ayat ini?
Ulangan 8:5,
8:5 Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya.
Amsal 13:24,
13:24. Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.
Ibrani 12:6,
12:6 karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
Wahyu 3:19
3:19 Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!

Melalui Musa, Allah memberitahukan kepada raja Mesir bahwa Israel ada­lah anak istimewa bagi-Nya (Kel. 4:22,23). Sekalipun semua bangsa di dunia ini termasuk Mesir adalah putra dan putri Allah, bangsa Ibrani terpilih men­jadi anak sulung dengan hak-hak istimewa. Tetapi bersama dengan hak-hak tersebut ada tanggung jawab. Di padang belantara Tuhan membawa umat-Nya dengan cara, "bagaimana seorang ayah mengasuh anaknya (UI. l:Sl, Niv). Pada masa itu Dia mendisiplin mereka seperti halnya "seseorang mendisiplin anaknya" (UI. 8:5, NIV).                                                              ,                  . . ,

"Semua orang dalam dunia ini yang memberikan pelayanan sejati kepada Allah atau manusia menerima pelatihan persiapan dalam sekolah penderitaan. Semakin berat kepercayaan dan semakin tinggi pelayanan, semakin ketat ujian­nya dan semakin berat disiplinnya"—Ellen G. White, Pendidikan, hlm. I j8.

Tidak ada pertanyaan, semua orangtua yang mengasihi anaknya akan men­disiplin mereka, dan selalu untuk kebaikan mereka. Jika manusia yang telah rusak dan jatuh melakukan itu, bagaimanakah kita harus lebih percaya akan kasih Allah kepada kita, walaupun dalam masa pencobaan?

Karena banyak di antara kita, masalahnya bukan tentang percaya ke­pada disiplin Allah. Sebaliknya, masalahnya adalah mengetahui bagai­mana menjelaskan pencobaan yang datang kepada kita. Bagaimanakah kita tahu bahwa apa yang terjadi, benar-benar, Allah sedang mengajar kita dalam "sekolah dukacita”, atau ada sesuatu yang lain? Bawalah jawabanmu dalam kelas pada hari Sabat.

Rabu 10 April
KASIH SAYANG LEBIH KUAT DARI KEMARAHAN

Masakan Aku membiarkan engkau, hai Efraim, menyerahkan eng­kau, hai Israel? Masakan Aku membiarkan engkau seperti Adma, mem­buat engkau seperti Zeboim? Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku, belas kasihan-Ku bangkit serentak. Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala itu, tidak akan membinasakan Efraim kembali. Sebab Aku ini Allah dan bukan manusia, Yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan (Hosea 8:9, NSAB).

Ayat-ayat ini menjadi seperti jendela bagi hati Allah; apakah Allah akan melempari dengan batu anakNya yang memberontak hingga mati seperti tun­tutan hukum? (Ul.21:18-21; lihat juga Kej. 19:17-23)? Betapa satu wawasan yang luar biasa dalam hal penderitaan Allah karena dosa manusia dan keingi- nan-Nya untuk menyelamatkan kita.

Walaupun Israel yang berdosa layak untuk hancur total, Allah di dalam rahmat-Nya terus mengasihi umat-Nya selama mereka berjuang untuk perto­batan mereka.

Pada masa Abraham, ada lima kota berada di lembah Jordan, sebelah teng­gara Laut Mati (Kej. 14:8). Dikenal sebagai "kota dataran," yaitu Sodom, Go- mora, Adma, Zeboim, dan Zoar. Dari semuanya, hanya Zoar yang tidak di­musnahkan. Nama dari empat kota lainnya menjadi pepatah untuk kehancuran yang akan datang bagi mereka yang mengikuti jalan yang fasik dan tidak mau bertobat (Kej. 29:23). Itulah untuk beberapa kota yang Hosea cantumkan da­lam ayat-ayat di atas.

Hosea 11 mengajarkan bahwa cara Allah melampaui kemanusiaan yang berdosa. Dia tidak akan membiarkan kepahitan mempengaruhi keputusan- Nya. Kasih Allah mencari untuk dibawa kepada kesembuhan, kesehatan, dan pemulihan kepada umat-Nya. Tujuan dari disiplin Ilahi adalah untuk mem­perbaiki, mengubah dan memperdamaikan, bukan untuk menghancurkan dan membalas dendam. Banyak orang, walaupun mengaku sebagai Kristen, tidak mengerti sisi Allah tersebut, tetapi, malah, melihat Dia sebagai seorang pen­dendam, marah dan hanya mencari kesalahan supaya bisa dihukum oleh ka­rena dosa mereka. Bahkan lebih buruk, banyak yang percaya bahwa Dia mem­bakar orang yang hilang di neraka selama-lamanya. Itu, bagaimanapun juga, bukanlah gambaran Allah yang ditunjukkan di sini.

Baca Roma 5:8; 1 Ptr. 2:24; dan Gal. 3:13. Bagaimanakah ayat-ayat ini, bahkan lebih dari yang kita lihat dalam Hosea, menyatakan luasnya kasih Allah kepada manusia?
Roma 5:8;
5:8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

1 Ptr. 2:24;
2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.

Gal. 3:13

3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"

Kamis 11 April
DISEMBUHKAN, DIKASIHI, DAN DIPELIHARA

Beberapa sarjana zaman dulu memandang Tuhan, seperti yang dinya­takan dalam Perjanjian Lama, seorang yang bengis dan tidak mau meng­ampuni, bertolak belakang dengan Yesus, yang dinyatakan dalam Perjan­jian Baru. Mengapakah hal itu adalah kesimpulan yang salah? Bagaima­nakah pekabaran dari Hosea 14 menolong untuk menunjukkan betapa salahnya kesimpulan itu? Apakah yang pasal ini nyatakan tentang tabiat Allah dan kasih kepada umat-Nya?
 Hosea 14 
14:1. (14-2) Bertobatlah, hai Israel, kepada TUHAN, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu. 
14:2 (14-3) Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami. 
14:3 (14-4) Asyur tidak dapat menyelamatkan kami; kami tidak mau mengendarai kuda, dan kami tidak akan berkata lagi: Ya, Allah kami! kepada buatan tangan kami. Karena Engkau menyayangi anak yatim." 
14:4. (14-5) Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka. 
14:5 (14-6) Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar. 
14:6 (14-7) Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon. 
14:7 (14-8) Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon. 
14:8. (14-9) Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku engkau mendapat buah. 
14:9 (14-10) Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ.

Pasal terakhir dari buku Hosea adalah klimaks yang tepat untuk pekabaran yang dinyatakan oleh Nabi itu. Itu menegaskan kembali janji bahwa kesela­matan dari Allah adalah kata-kata terakhir. Pasal itu dimulai satu panggilan lagi untuk kembali dari kelaliman. Dalam mengajak orang untuk kembali ke­pada Allah, nabi memberikan kata-kata yang harus mereka katakan dalam per- baktian. Permohonan mereka haruslah supaya Allah membuang kesalahan yang membuat mereka tersandung. Mereka juga harus meninggalkan keter­gantungan mereka kepada bangsa lain dan sepenuhnya menolak penyembahan berhala. Pada zaman Alkitab tidak ada orang yang diharapkan datang ke ha­dapan Tuhan dengan tangan kosong (Kel. 23:15). Lebih dari membawa korban bakaran, mereka diminta untuk mengatakan kata-kata pertobatan yang sungguh-sungguh sebagai persembahan syukur mereka.

Kemudian, setelah penyesalan sebagai bagian manusia, Allah menanggapi dengan serangkaian janji. Yang terutama dari hal-hal ini adalah penyembuhan dari penyakit manusia oleh Dokter Ilahi. Allah memperbarui hubungan dengan Israel seperti embun yang dihasilkan untuk membasahi bunga dan pohon yang ada di Palestina selama musim panas yang lama dan kering. Ini juga dihubung­kan dengan pohon zaitun, yang dianggap berharga, tergolong sebagai mahkota dari pohon-pohonan berbuah. Daun-daunnya menghasilkan keteduhan dan ke­segaran dan minyaknya digunakan sebagai makanan, kosmetik dan sebagai minyak untuk lampu. Pohon cemara Libanon yang besar dianggap sebagai po­hon yang paling berguna di dalam Alkitab. Kayunya yang sangat mahal dibuat untuk membangun kaabah dan istana raja (1 Raja. 6:9,10). Akar-akar yang di­tanam oleh Allah akan menghasilkan kesegaran tanaman yang melimpah yang Israel akan menjadi ladang yang penuh dengan berkat bagi seluruh dunia.

Baca ayat terakhir dari pasal tersebut. Syarat apakah yang dituntut supaya janji ini digenapi? Mengapakah tidak ada perbedaan dengan kita saat ini, dalam peran kita sebagai anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh?

Hosea 14:9 (14-10) 
Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ.

Jumat 12 April
Pendalaman : Bandingkanlah kedua kutipan berikut ini dengan pekabaran dalam Hosea 7-17.

Dengan perantaraan alam kejadian, dengan perantaraan bayangan dan sim­bol, dengan perantaraan segala nenek moyang dan nabi-nabi, Allah telah berbicara kepada dunia. Pelajaran harus diberikan kepada manusia dalam bahasa manusia. Asas-asas pemerintahan Allah dan rencana penebusan harus diterangkan dengan jelas. Segala pelajaran Perjanjian Lama harus dibentangkan dengan lengkap di ha­dapan manusia." —Ellen G. White, Alpha Omega, jld 5, hlm. 30,31.

"Sepanjang tahun-tahun yang gelap manakala raja demi raja berdiri dengan be­rani menentang surga dan memimpin orang Israel makin lebih dalam kepada pe­nyembahan berhala, Allah mengirimkan pekabaran demi pekabaran kepada um­at-Nya yang murtad. Dengan perantaraan nabi-nabi-Nya ia memberikan setiap ke­sempatan untuk menghentikan air pasang kemurtadan dan supaya kembali kepa- da-Nya. Kerajaan Israel tidak pernah ditinggalkan tanpa kesaksian-kesaksian yang agung terhadap kehebatan kuasa Allah untuk menyelamatkan dari dosa. Tetapi wa­laupun saat-saat yang gelap menyelubungi ada beberapa orang yang tetap benar kepada Raja Ilahi dan di tengah-tengah penyembahan berhala hidup tak bercela di hadapan Allah yang kudus. Orang-orang yang setia ini termasuk di antara umat yang sisa yang benar atas mana rencana kekal Tuhan akhirnya menjadi kenyataan. —Ellen G. White, Alpha Omega, jld. 3, hlm. 87.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN.
1.   Itu telah memberi kesan bahwa melalui kehidupan dan pelayanan Hosea, firman Allah kepada Israel berarti "menjadi daging." Bagaimanakah pe­mikiran ini hanya sebuah gambaran kecil dari kebenaran yang besar ten­tang kemanusiaan Yesus? Lihat Yoh. 1:14.
2.   Israel kuno tidak berpisah dari Allah dalam satu malam. Bahkan, ke­murtadan mereka adalah bertahap. Persiapkanlah untuk dapat berbagi dengan anggota kelasmu beberapa langkah supaya seseorang dapat te­tap setia kepada prinsip-prinsip kekal Allah di dalam dunia yang beru­bah ini?
3. Beberapa orang percaya bahwa pekabaran Injil tentang kasih Allah yang besar dan keselamatan yang jelas hanya dinyatakan di dalam Per­janjian Baru dan tidak dalam Perjanjian Lama. Apakah yang salah de­ngan pemikiran itu?
4.   Di dalam kelas, pergilah ke jawabanmu pada pertanyaan terakhir di hari Selasa.
5.  Perjanjian Lama adalah Alkitab yang dibaca oleh Yesus dan para ra­sul Paulus. Lihatlah kutipan Perjanjian Baru dari Ilosea yang ditemu­kan pada Mat. 19:3 dan Roma 9:25,26. Bagaimanakah Yesus dan Paulus menggunakan pekabaran Injil dalam buku Hosea untuk menyampaikan kebenaran kepada kita?


Pratinjau Pelajaran 3


Allah yang Kudus dan Adil (Yoel)
Sabat Petang
Bacalah Untuk Pelajaran Pekan Ini: Joel 1; 2:28,29; Kisah. 2:1-21; Yoel 2:3; Roma 10:13; Mat. 10:28-31.
Ayat Hafalan : "Dan TUHAN memperdengarkan suara-Nya di depan tentara-Nya. Pasukan-Nya sangat banyak dan pelaksana firman-Nya kuat. Betapa hebat dan sangat dahsyat hari TUHAN! Siapakah yang dapat menahannya?" (Yoel 2:11).
Pokok Pikiran: Allah dapat menggunakan krisis untuk membuat umat-Nya peka terhadap baik ketergantungan mereka kepada-Nya dan kebutuhan mereka akan pembaruan dan reformasi rohani.

Pada tulah belalang besar dan kekeringan yang mengerikan yang terjadi  sebelum kehancuran kerajaan Yehuda, nabi Yoel—sezaman dengan Amos dan Hosea-- melihat tanda hari penghakiman yang "besar dan menakutkan" (Yoel 2:31). Dihadapkan dengan krisis yang demikian, dia me­manggil penduduk Yehuda untuk meninggalkan dosa mereka dan kembali kepada Allah. Dia menggambarkan belalang sebagai tentara Allah dan melihat kepada penghukuman Allah bagi orang Israel yang tidak setia.
Nubuatan Yoel yaitu penghakiman Allah di masa yang akan datang, Allah akan membuat tulah belalang sebagai perbandingan. Tetapi penghakiman yang sama itu akan membawa berkat yang tidak sepadan bagi mereka yang setia ke­pada Tuhan dan mereka yang mengikuti pengajaran-Nya; itu tidak masalah be­rapa keras, penghakiman dapat memimpin orang kepada keselamatan dan pe­nebusan bagi orang yang hatinya terbuka bagi tuntunan Tuhan.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 20 April.




No comments:

Post a Comment