SSD 10 dalam bentuk ebook untuk pengguna Ipad Apple, Samsung dan Android download di sini
SSD 10 dalam bentuk jar untuk pengguna BlackBerry dan Handphone Java download di sini
SABAT PETANG
SSD 10 dalam bentuk jar untuk pengguna BlackBerry dan Handphone Java download di sini
Penatalayanan dan Lingkungan
SABAT PETANG
BACA UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Mzm. 8; Kej. 2:15; Why. 4:11;
Kel. 20:8-11; 1 Kor. 3:16.
AYAT HAFALAN: "Allah memberkati mereka, lalu
Allah berfirman kepada mereka: 'Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah
bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung
di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi'" (Kejadian 1:28).
Dunia di mana kita hidup adalah suatu
pemberian kasih dari Allah Sang Pencipta, dari 'Dia yang menjadikan langit dan
bumi, laut dan semua mata air' (Why. 14:7). Di dalam ciptaan
ini, dengan sengaja Dia menempatkan manusia dalam hubungan dengan diri-Nya
sendiri, orang lain, dan dunia sekitarnya. Karena itu, sebagai orang
Advent, kita menjaga kelestarian dan pemeliharaannya berkaitan erat dengan
pelayanan kita kepada-Nya....
"Karena kemiskinan manusia dan
kerusakan lingkungan saling terkait, kita berjanji pada diri sendiri untuk
meningkatkan kualitas terhadap sumber daya dan juga memenuhi kebutuhan
manusia....
"Dalam komitmen ini kita menegaskan
penatalayanan kita akan ciptaan Tuhan dan percaya bahwa pemulihan total akan selesai
hanya apabila Tuhan menjadikan segalanya baru."----Disarikan dari
"Peduli terhadap Ciptaan---Pernyataan tentang Lingkungan oleh GMAHK
General Conference."
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan hari
Sabat, 9 Maret.
Minggu 3 Maret
KEKUASAAN DIBERIKAN
PADA SAAT PENCIPTAAN
Menurut Kejadian 1:26, kekuasaan Adam
diperluas ke semua ciptaan lainnya yang ada---di laut, di darat, dan di udara.
Kekuasaan mencakup gagasan memerintah atau memiliki kuasa atas
makhluk-makhluk ini. Tidak ada yang dikatakan tentang kekuasaan atas
kekuatan alam itu sendiri tetapi hanya atas makhluk ciptaan. Dan, menurut
ayat ini, aturan ini berlaku sedunia: Adam, pada dasarnya, harus menjadi
penguasa bumi.
Baca lagi Mazmur 8. Apakah
tanggapan Daud untuk kehormatan yang diberikan Allah kepada manusia?
Apakah artinya bahwa kita talah diberi "kehormatan dan
kemuliaan," terutama dalam konteks manusia yang telah diberikan
kekuasaan atas bumi?
Mazmur 8
8:1. Untuk pemimpin biduan.
Menurut lagu: Gitit. Mazmur Daud. (8-2) Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya
nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan.
8:2 (8-3) Dari mulut bayi-bayi
dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu,
untuk membungkamkan musuh dan pendendam.
8:3. (8-4) Jika aku melihat
langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan:
8:4 (8-5) apakah manusia,
sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau
mengindahkannya?
8:5 (8-6) Namun Engkau telah
membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan
dan hormat.
8:6 (8-7) Engkau membuat dia
berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah
kakinya:
8:7 (8-8) kambing domba dan lembu
sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang;
8:8 (8-9) burung-burung di udara
dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan.
8:9 (8-10) Ya TUHAN, Tuhan kami,
betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!
Menurut Kejadian 2:19, salah satu tugas
paling awal dari Adam adalah untuk menamai binatang-binatang. Nama
memiliki arti besar di zaman Alkitab. Nama seseorang mewakili satu orang
dan, seringkali, status seseorang. Wewenang untuk memberi nama pada
burung dan binatang adalah penegasan perihal status Adam sebagai penguasa atas
hewan-hewan.
Baca Kejadian 2:15. Dengan cara
apakah Anda melihat prinsip penatalayanan diungkapkan di sini?
Kejadian 2:15
2:15 TUHAN Allah mengambil
manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan
memelihara taman itu
Adam diberi tugas untuk memelihara taman,
untuk mengelolanya dan menjaga kebutuhannya. Akar kata Ibrani, smr, diterjemahkan
di sini sebagai "menjaga," sering berarti "mengawasi" atau
"melindungi." Taman itu merupakan hadiah kepada Adam, ungkapan
kasih Allah, dan Adam sekarang diberi tanggung jawab atasnya, contoh lain dari
kekuasaan yang Adam terima pada saat penciptaan.
Bagaimanakah seharusnya pemahaman kita
tentang Allah Pencipta, atau bahkan lebih khusus pemahaman kita tentang kisah
penciptaan itu sendiri, mempengaruhi cara kita memperlakukan lingkungan?
Mengapa pemahaman kita tentang hal-hal ini seharusnya melindungi kita
dari ketidakpedulian terhadap lingkungan atau, sebaliknya, dari
kesetiaan yang fanatik terhadapnya?
Senin 4 Maret
MEMELIHARA CIPTAAN
LAINNYA
"Sebab punya-Kulah segala binatang
hutan, dan beribu-ribu hewan di gunung" (Mzm. 50:10). Apakah dalam ayat ini yang
menyinggung topik tentang penatalayan kita di bumi?
Baca Wahyu 4:11. Bagaimanakah
ayat ini secara radikal bertentangan dengan gagasan ateistik umum tentang
penciptaan tanpa pencipta, ciptaan yang menjadi ada murni hanya secara
kebetulan saja?
Wahyu 4:11
4:11 "Ya Tuhan dan Allah
kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau
telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada
dan diciptakan."
Penciptaan hewan-hewan bukanlah suatu
kecelakaan atau gagasan yang muncul kemudian. Tuhan sengaja menciptakan
mereka. Adalah kehendak-Nya bahwa semuanya itu harus ada, dan prinsip ini
harus menuntun perlakuan kita atas mereka (lihat juga Kel. 23:5, 12; Ams.
12:10; Luk. 14:5).
Kel. 23:5, 12
23:5 Apabila engkau melihat rebah
keledai musuhmu karena berat bebannya, maka janganlah engkau enggan
menolongnya. Haruslah engkau rela menolong dia dengan membongkar muatan
keledainya.
23:12 Enam harilah lamanya engkau
melakukan pekerjaanmu, tetapi pada hari ketujuh haruslah engkau berhenti,
supaya lembu dan keledaimu tidak bekerja dan supaya anak budakmu perempuan dan
orang asing melepaskan lelah.
Ams. 12:10
12:10. Orang benar memperhatikan
hidup hewannya, tetapi belas kasihan orang fasik itu kejam.
Luk. 14:5
14:5 Kemudian Ia berkata kepada
mereka: "Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya
atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari
Sabat?"
Memang, kekejaman terhadap hewan dan ketidakpedulian
terhadap penderitaan mereka secara luas diakui sebagai gejala dari gangguan
kepribadian. Banyak organisasi telah didirikan untuk mempromosikan
perlakuan yang baik terhadap hewan, dan benarlah demikian.
Namun, pada saat yang sama, beberapa
orang telah melangkah terlalu jauh seperti mengklaim bahwa manusia tidaklah
secara hakiki lebih penting daripada binatang, oleh sebab itu manusia tidak
harus diutamakan. Dalam banyak hal, ini merupakan alur pemikiran yang
mengalir secara logis dari model evolusi asal-usul manusia. Karena, jika
kita dan binatang hanya dipisahkan oleh waktu dan kesempatan, mengapa kita
harus menjadi lebih istimewa daripada mereka? Seorang filsuf bahkan
berpendapat bahwa seekor ayam, atau bahkan ikan, lebih memiliki
"kepribadian" daripada janin dalam rahim atau bahkan bayi yang baru
lahir. Betapapun konyolnya hal ini kedengarannya, namun, dengan cukup
banyak logika dapat saja diajarkan dari model evolusi ateistik tentang
asal-usul manusia.
Tentu saja, ide tersebut tidak didukung
dalam Alkitab. Manusia memiliki status khusus dalam rencana Tuhan,
berbeda dengan hewan. (Lihat Kej. 3:21; Kel. 29:38); Im. 11:3).
Kej. 3:21
3:21. Dan TUHAN Allah membuat
pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu
mengenakannya kepada mereka.
Kel. 29:38
29:38. "Inilah yang harus
kauolah di atas mezbah itu: dua anak domba berumur setahun, tetap tiap-tiap
hari.
Im. 11:3
11:3 setiap binatang yang berkuku
belah, yaitu yang kukunya bersela panjang, dan yang memamah biak boleh kamu
makan.
Tempatkan diri Anda dalam pikiran seorang evolusionis
ateis dan coba pahami alasan mengapa Anda berpikir bahwa hewan harus diperlakukan
tidak berbeda dari manusia. Apakah yang seharusnya dikatakan hal ini
kepada Anda tentang betapa pentingnya prasangka kita dalam menentukan hasil
pemikiran kita?
Selasa 5 Maret
HARI SABAT DAN
LINGKUNGAN
Sebagaimana telah kita lihat, konsep penatalayanan,
dalam konteks cara kita memelihara planet ini, berkaitan langsung kepada
penciptaan. Pandangan kita tentang penciptaan akan mempengaruhi pandangan
kita tentang cara di mana kita harus berhubungan dengan ciptaan.
Bagi sebagian orang, ciptaan adalah untuk
dimanfaatkan, digunakan, bahkan dijarah hingga ke tingkat yang perlu untuk
memenuhi keinginan dan kemauan kita sendiri. Sebaliknya bagi yang lain,
semata-mata harus menyembah ciptaan itu sendiri (lihat Rm. 1:25).
Kemudian ada pandangan Alkitab, yang seharusnya memberi kita
perspektif yang seimbang perihal cara di mana kita berhubungan dengan dunia
yang Tuhan ciptakan bagi kita.
Baca Keluaran 20:8-11. Apakah
yang kita temukan dalam hukum ini yang berhubungan dengan penatalayanan?
Keluaran 20:8-11
20:8 Ingatlah dan kuduskanlah
hari Sabat:
20:9 enam hari lamanya engkau
akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
20:10 tetapi hari ketujuh adalah
hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau
anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu
perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
20:11 Sebab enam hari lamanya
TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada
hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
"Allah mengasingkan Sabat hari
ketujuh sebagai peringatan dan pengingat abadi akan tindakan penciptaan-Nya dan
pembentukan dunia. Dengan beristirahat pada hari itu, orang Advent
memperkuat arti khusus hubungan dengan pencipta dan dengan ciptaan-Nya.
Perayaan Sabat menekankan pentingnya integrasi kita dengan lingkungan
secara menyeluruh"---Dikutip dari "Memelihara Ciptaan---Suatu
Pernyataan tentang Lingkungan."
Oleh mengarahkan kita kepada fakta bahwa
Allah menciptakan kita dan dunia yang kita tempati ini, hari Sabat adalah
pengingat terus-menerus bahwa kita bukanlah ciptaan yang sepenuhnya otonom yang
sanggup melakukan apa pun yang kita inginkan kepada orang lain dan kepada dunia
itu sendiri. Sabat seharusnya mengajarkan kita bahwa kita, sesungguhnya
adalah para penatalayanan, dan bahwa penatalayanan memerlukan tanggung jawab.
Dan sebagaimana yang dapat kita lihat dalam hukum itu sendiri, tanggung
jawab meluas sampai kepada bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang
"di bawah" kita.
Pikirkan tentang bagaimana Anda
memperlakukan orang lain, terutama meereka yang berada di bawah kekuasaan Anda.
Apakah Anda memperlakukan mereka dengan rasa hormat, keadilan, dan
rahmat? Atau apakah Anda mengambil keuntungan dari kekuasaan yang Anda
miliki atas mereka? Jika yang terakhir, maka ingatlah, suatu hari Anda harus
bertanggung jawab atas tindakan Anda.
Rabu 6 Maret
PENATALAYANAN TERHADAP
KESEHATAN KITA
Sebagaimana telah kita lihat sepanjang kuartal ini,
ciptaan Allah yang asli itu "baik," bahkan "sungguh amat
baik." Segala sesuatu dan semua orang berasal dari tangan Pencipta
dalam keadaan sempurna. Tidak ada penyakit, tidak ada kematian.
Berbeda dengan model evolusi---di mana penyakit, dan kematian adalah
bagian dari alat utama penciptaan---hal-hal ini hanya datang setelah kejatuhan,
setelah masuknya dosa. Jadi, hanya dengan latar belakang kisah
penciptaanlah kita dapat lebih memahami pengajaran Alkitab tentang kesehatan
dan penyembuhan.
Baca 1 Korintus 6:19, 20. Apakah
tanggung jawab kita kepada Allah mengenai pemeliharaan tubuh kita?
1 Korintus 6:19, 20
6:19 Atau tidak tahukah kamu,
bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang
kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
6:20 Sebab kamu telah dibeli dan
harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Tubuh kita adalah wadah bagi otak kita,
dan melalui otak kitalah Roh Kudus berkomunikasi dengan kita. Jika kita
ingin memiliki persekutuan dengan Tuhan, kita harus merawat tubuh dan otak
kita. Jika kita menyalahgunakan tubuh kita, berarti kita menghancurkan
diri kita sendiri, baik secara fisik maupun rohani. Menurut ayat-ayat
ini, keseluruhan pertanyaan tentang kesehatan itu sendiri, dan bagaimana kita
merawat tubuh kita, yakni "bait Allah," adalah masalah moral, yang
penuh dengan konsekuensi kekal.
Pemeliharaan kesehatan kita adalah bagian
penting dari hubungan kita dengan Allah. Jelas, beberapa aspek kesehatan
kita berada di luar kekuasaan kita. Kita semua memiliki gen yang cacat,
kita semua terkena bahan kimia yang tidak diketahui atau agen perusak lainnya,
dan kita semua berisiko mengalami cedera fisik yang dapat merusak kesehatan
kita. Allah tahu semua ini. Tapi sejauh yang terletak dalam
kekuasaan kita, kita ingin melakukan yang terbaik untuk menjaga tubuh kita,
yang diciptakan menurut gambar Allah.
"Biarlah tidak ada orang yang
mengaku saleh yang tidak peduli akan kesehatan tubuh, dan meyakinkan diri
sendiri sendiri bahwa tidak bertarak itu bukanlah dosa, dan tidak akan
mempengaruhi rohani mereka. Ada suatu keterikatan yang dekat sekali
antara fisik dan sifat moral. Standar kebajikan menjadi naik atau turun
oleh kebiasaan fisik.... Setiap kebiasaan yang tidak mendorong perilaku sehat
dalam sistem manusia merendahkan kemampuan yang lebih tinggi dan lebih
mulia."---Ellen G. White, Review and Herald, 25 Januari
1881.
Kamis 7 Maret
PRINSIP-PRINSIP
PENATALAYANAN
"Setiap pemberian yang baik dan
setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala
terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena
pertukaran" (Yak. 1:17). Bagaimanakah ayat ini bisa membantu meletakkan dasar untuk konsep
penatalayanan yang berdasarkan Alkitab?
Kita sering cenderung mengira
penatalayanan itu adalah soal uang. Namun, seperti yang kita lihat pekan
ini, penatalayanan mencakup lebih daripada itu. Namun, apakah menyangkut
soal uang atau masalah lingkungan atau kesehatan kita sendiri, ada
prinsip-prinsip tertentu yang terlibat dalam penatalayanan yang baik,
prinsip-prinsip yang memiliki dasar utama pada penciptaan, seperti yang
digambarkan dalam kitab Kejadian. Pada akhirnya, karena Allah adalah
Pencipta kita, dan karena segala sesuatu yang kita miliki adalah karunia dari
pada-Nya, maka kita diwajibkan di hadapan-Nya untuk menjadi penatalayanan yang
baik terhadap apa pun yang telah dipercayakan kepada kita.
Baca Matius 25:14-30 untuk melihat
bagaimana perumpamaan ini menggambarkan upah dari penatalayanan yang baik.
Apakah pekabaran dari perumpamaan ini tentang prinsip-prinsip
penatalayanan secara umum?
Matius 25:14-30
25:14. "Sebab hal Kerajaan
Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil
hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.
25:15 Yang seorang diberikannya
lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu,
masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.
25:16 Segera pergilah hamba yang
menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima
talenta.
25:17 Hamba yang menerima dua
talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta.
25:18 Tetapi hamba yang menerima
satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan
uang tuannya.
25:19 Lama sesudah itu pulanglah
tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka.
25:20 Hamba yang menerima lima
talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima
talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.
25:21 Maka kata tuannya itu
kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau
telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab
dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
25:22 Lalu datanglah hamba yang
menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku;
lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.
25:23 Maka kata tuannya itu
kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau
telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan
memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan
turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
25:24 Kini datanglah juga hamba
yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah
manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang
memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
25:25 Karena itu aku takut dan
pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan
tuan!
25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai
kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di
tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak
menanam?
25:27 Karena itu sudahlah
seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya
sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.
25:28 Sebab itu ambillah talenta
itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta
itu.
25:29 Karena setiap orang yang
mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang
tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
25:30 Dan campakkanlah hamba yang
tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat
ratap dan kertak gigi."
"Kepada hamba-hamba-Nya Kristus menyerahkan
'harta-Nya'---sesuatu yang harus digunakan bagi-Nya. Ia memberikan
'masing-masing menurut kesanggupannya.' Masing-masing mempunyai tempatnya
dalam rencana kekekalan surga. Masing-masing harus bekerja sama dengan
Kristus untuk keselamatan jiwa-jiwa. Tidak lebih pasti tempat kita
disediakan dalam rumah surgawi daripada tempat istimewa yang ditetapkan di
dunia di mana kita harus bekerja bagi Allah."---Ellen G. Whit, Membina
Kehidupan Abadi, hlm. 249-250
Apakah yang Anda lakukan dengan talenta
yang telah dipercayakan kepada Anda (ingat---segala sesuatu yang baik datangnya
dari "Bapa surgawi")? Apakah pilihan yang dapat Anda lakukan
yang akan menyanggupkan Anda menggunakan karunia-karunia dalam pelayanan yang
lebih baik untuk pekerjaan Tuhan?
Jumat 8 Maret
PENDALAMAN: "Para pengikut Kristus telah ditebus untuk
melayani. Tuhan mengajarkan bahwa tujuan kehidupan ini yang sebenarnya
ialah melayani. Kristus sendiri adalah seorang pekerja dan kepada semua
pengikut-Nya Ia memberikan hukum mengenai pelayanan kepada Allah dan kepada
sesama manusia. Di sini Kristus menyatakan kepada dunia suatu pengertian
yang lebih tinggi mengenai kehidupan dari apa yang pernah diketahui-Nya.
Oleh hidup untuk bekerja bagi orang lain, manusia dibawa ke dalam hubungan
dengan Kristus. Hukum mengenai pelayanan menjadi rantai penghubung yang
mengikat kita kepada Allah dan kepada sesama kita manusia."---Ellen G.
White, Membina Kehidupan Abadi, hlm. 249.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
Beberapa sekularis telah mengusulkan bahwa nilai
kehidupan tidak harus diukur oleh apakah hidup itu insani tetapi oleh
potensinya untuk menghidupkan suatu kehidupan yang menyenangkan. Mereka
mungkin menghargai simpanse, yang muda dan sehat lebih berharga daripada
manusia yang sudah tua dan sakit-sakitan.
Sebagai contoh, baca kutipan berikut dari
seorang Australia bernama Peter Singer, yang berpendapat bahwa, dalam kasus
tertentu, manusia tidak harus memiliki hal lebih daripada beberapa hewan:
"Jauh dari memiliki kepedulian terhadap semua kehidupan, atau skala
perhatian yang secara objektif berdasarkan hakikat kehidupan yang bersangkutan,
mereka yang protes terhdap aborsi tapi secara teratur makan daging ayam, babi
dan sapi hanya menampilkan perhatian yang bias terhadap kehidupan anggota
spesies kita. Untuk perbandingan yang adil pada setiap karakteristik yang
berhubungan dengan moral, seperti rasionalitas, kesadaran diri, keinsafan,
otonomi, kesenangan, rasa sakit, dan sebagainya, lembu, babi, dan ayam yang
banyak dicemoohkan tampil lebih baik daripada janin pada setiap tahap
kehamilan---sementara jika kita membuat perbandingan dengan janin kurang dari
tiga bulan, seekor ikan akan menunjukkan lebih banyak tanda-tanda kesadaran
"---Peter Singer, Writings on an Ethical Life (New York,
NY.: The Ecco Press, 2000), hlm. 156.
Singer, tentu saja, adalah seorang
evolusionis, dengan demikian, ia percaya bahwa benar-benar tidak ada perbedaan
kualitatif yang jelas antara kita dan hewan. Kita hanya telah berevolusi
menjadi sesuatu yang berbeda dari hewan, itu saja.
Apakah kesalahan yang radikal dengan gambaran ini?
Bagaimanakah seharusnya kita orang Kristen menanggapi pemikiran seperti
ini?
Jika Anda dapat menemukannya, bawalah ke kelas
keseluruhan catatan mengenai "Memelihara Ciptaan---Suatu Pernyataan
tentang Lingkungan." (Pernyataan ini dapat ditemukan di
adventist.org/beliefs/statements/main-stat5.html). Jika tidak,
gunakanlah bagian yang dikutip dalam pelajaran hari Sabat. Fokuslah pada
bagaimana itu menghubungkan penciptaan Kejadian kepada lingkungan.
Pelajari lebih dalam tentang bagaimana cara pandang yang tepat terhadap
penciptaan dapat melindungi kita dari mengambil posisi ekstrim.
No comments:
Post a Comment