Pelajaran 10 Triwulan 1 2013

SSD 10 dalam bentuk ebook untuk pengguna Ipad Apple, Samsung dan Android download di sini
SSD 10 dalam bentuk jar untuk pengguna BlackBerry dan Handphone Java download di sini

Penatalayanan dan Lingkungan

SABAT PETANG
BACA UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Mzm. 8; Kej. 2:15; Why. 4:11; Kel. 20:8-11; 1 Kor. 3:16.
AYAT HAFALAN: "Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: 'Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi'" (Kejadian 1:28).
   Dunia di mana kita hidup adalah suatu pemberian kasih dari Allah Sang Pencipta, dari 'Dia yang menjadikan langit dan bumi, laut dan semua mata air' (Why. 14:7).  Di dalam ciptaan ini, dengan sengaja Dia menempatkan manusia dalam hubungan dengan diri-Nya sendiri, orang lain, dan dunia sekitarnya.  Karena itu, sebagai orang Advent, kita menjaga kelestarian dan pemeliharaannya berkaitan erat dengan pelayanan kita kepada-Nya....
   "Karena kemiskinan manusia dan kerusakan lingkungan saling terkait, kita berjanji pada diri sendiri untuk meningkatkan kualitas terhadap sumber daya dan juga memenuhi kebutuhan manusia....
   "Dalam komitmen ini kita menegaskan penatalayanan kita akan ciptaan Tuhan dan percaya bahwa pemulihan total akan selesai hanya apabila Tuhan menjadikan segalanya baru."----Disarikan dari "Peduli terhadap Ciptaan---Pernyataan tentang Lingkungan oleh GMAHK General Conference."
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan hari Sabat, 9 Maret.

Minggu  3 Maret
KEKUASAAN DIBERIKAN PADA SAAT PENCIPTAAN
   Menurut Kejadian 1:26, kekuasaan Adam diperluas ke semua ciptaan lainnya yang ada---di laut, di darat, dan di udara.  Kekuasaan mencakup gagasan memerintah atau memiliki kuasa atas makhluk-makhluk ini.  Tidak ada yang dikatakan tentang kekuasaan atas kekuatan alam itu sendiri tetapi hanya atas makhluk ciptaan.  Dan, menurut ayat ini, aturan ini berlaku sedunia: Adam, pada dasarnya, harus menjadi penguasa bumi.
   Baca lagi Mazmur 8.  Apakah tanggapan Daud untuk kehormatan yang diberikan Allah kepada manusia?  Apakah artinya bahwa kita talah diberi "kehormatan dan kemuliaan,"  terutama dalam konteks manusia yang telah diberikan kekuasaan atas bumi?
Mazmur 8
8:1. Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur Daud. (8-2) Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan.
8:2 (8-3) Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam.
8:3. (8-4) Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan:
8:4 (8-5) apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
8:5 (8-6) Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
8:6 (8-7) Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya:
8:7 (8-8) kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang;
8:8 (8-9) burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan.
8:9 (8-10) Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!

   Menurut Kejadian 2:19, salah satu tugas paling awal dari Adam adalah untuk menamai binatang-binatang.  Nama memiliki arti besar di zaman Alkitab.  Nama seseorang mewakili satu orang dan, seringkali, status seseorang.  Wewenang untuk memberi nama pada burung dan binatang adalah penegasan perihal status Adam sebagai penguasa atas hewan-hewan.
   Baca Kejadian 2:15.  Dengan cara apakah Anda melihat prinsip penatalayanan diungkapkan di sini?
Kejadian 2:15
2:15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu
   Adam diberi tugas untuk memelihara taman, untuk mengelolanya dan menjaga kebutuhannya.  Akar kata Ibrani, smr, diterjemahkan di sini sebagai "menjaga," sering berarti "mengawasi" atau "melindungi."  Taman itu merupakan hadiah kepada Adam, ungkapan kasih Allah, dan Adam sekarang diberi tanggung jawab atasnya, contoh lain dari kekuasaan yang Adam terima pada saat penciptaan.

   Bagaimanakah seharusnya pemahaman kita tentang Allah Pencipta, atau bahkan lebih khusus pemahaman kita tentang kisah penciptaan itu sendiri, mempengaruhi cara kita memperlakukan lingkungan?  Mengapa pemahaman kita tentang hal-hal ini seharusnya melindungi kita dari ketidakpedulian terhadap lingkungan atau, sebaliknya, dari kesetiaan yang fanatik terhadapnya?


Senin  4 Maret 
MEMELIHARA CIPTAAN LAINNYA
   "Sebab punya-Kulah segala binatang hutan, dan beribu-ribu hewan di gunung" (Mzm. 50:10).  Apakah dalam ayat ini yang menyinggung topik tentang penatalayan kita di bumi?
   Baca Wahyu 4:11.  Bagaimanakah ayat ini secara radikal bertentangan dengan gagasan ateistik umum tentang penciptaan tanpa pencipta, ciptaan yang menjadi ada murni hanya secara kebetulan saja?
Wahyu 4:11
4:11 "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."

   Penciptaan hewan-hewan bukanlah suatu kecelakaan atau gagasan yang muncul kemudian.  Tuhan sengaja menciptakan mereka.  Adalah kehendak-Nya bahwa semuanya itu harus ada, dan prinsip ini harus menuntun perlakuan kita atas mereka (lihat juga Kel. 23:5, 12; Ams. 12:10; Luk. 14:5).
Kel. 23:5, 12
23:5 Apabila engkau melihat rebah keledai musuhmu karena berat bebannya, maka janganlah engkau enggan menolongnya. Haruslah engkau rela menolong dia dengan membongkar muatan keledainya.
23:12 Enam harilah lamanya engkau melakukan pekerjaanmu, tetapi pada hari ketujuh haruslah engkau berhenti, supaya lembu dan keledaimu tidak bekerja dan supaya anak budakmu perempuan dan orang asing melepaskan lelah.

Ams. 12:10
12:10. Orang benar memperhatikan hidup hewannya, tetapi belas kasihan orang fasik itu kejam.
Luk. 14:5
14:5 Kemudian Ia berkata kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?"

   Memang, kekejaman terhadap hewan dan ketidakpedulian terhadap penderitaan mereka secara luas diakui sebagai gejala dari gangguan kepribadian.  Banyak organisasi telah didirikan untuk mempromosikan perlakuan yang baik terhadap hewan, dan benarlah demikian.
   Namun, pada saat yang sama, beberapa orang telah melangkah terlalu jauh seperti mengklaim bahwa manusia tidaklah secara hakiki lebih penting daripada binatang, oleh sebab itu manusia tidak harus diutamakan.  Dalam banyak hal, ini merupakan alur pemikiran yang mengalir secara logis dari model evolusi asal-usul manusia.  Karena, jika kita dan binatang hanya dipisahkan oleh waktu dan kesempatan, mengapa kita harus menjadi lebih istimewa daripada mereka?  Seorang filsuf bahkan berpendapat bahwa seekor ayam, atau bahkan ikan, lebih memiliki "kepribadian" daripada janin dalam rahim atau bahkan bayi yang baru lahir.  Betapapun konyolnya hal ini kedengarannya, namun, dengan cukup banyak logika dapat saja diajarkan dari model evolusi ateistik tentang asal-usul manusia.
   Tentu saja, ide tersebut tidak didukung dalam Alkitab.  Manusia memiliki status khusus dalam rencana Tuhan, berbeda dengan hewan. (Lihat Kej. 3:21; Kel. 29:38); Im. 11:3).
Kej. 3:21
3:21. Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
Kel. 29:38
29:38. "Inilah yang harus kauolah di atas mezbah itu: dua anak domba berumur setahun, tetap tiap-tiap hari.

Im. 11:3
11:3 setiap binatang yang berkuku belah, yaitu yang kukunya bersela panjang, dan yang memamah biak boleh kamu makan.

   Tempatkan diri Anda dalam pikiran seorang evolusionis ateis dan coba pahami alasan mengapa Anda berpikir bahwa hewan harus diperlakukan tidak berbeda dari manusia.  Apakah yang seharusnya dikatakan hal ini kepada Anda tentang betapa pentingnya prasangka kita dalam menentukan hasil pemikiran kita?

Selasa  5 Maret
HARI SABAT DAN LINGKUNGAN
   Sebagaimana telah kita lihat, konsep penatalayanan, dalam konteks cara kita memelihara planet ini, berkaitan langsung kepada penciptaan.  Pandangan kita tentang penciptaan akan mempengaruhi pandangan kita tentang cara di mana kita harus berhubungan dengan ciptaan.
   Bagi sebagian orang, ciptaan adalah untuk dimanfaatkan, digunakan, bahkan dijarah hingga ke tingkat yang perlu untuk memenuhi keinginan dan kemauan kita sendiri.  Sebaliknya bagi yang lain, semata-mata harus menyembah ciptaan itu sendiri (lihat Rm. 1:25).  Kemudian ada pandangan Alkitab, yang seharusnya memberi kita perspektif yang seimbang perihal cara di mana kita berhubungan dengan dunia yang Tuhan ciptakan bagi kita.
   Baca Keluaran 20:8-11.  Apakah yang kita temukan dalam hukum ini yang berhubungan dengan penatalayanan?
Keluaran 20:8-11
20:8 Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
20:9 enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
20:10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
20:11 Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

   "Allah mengasingkan Sabat hari ketujuh sebagai peringatan dan pengingat abadi akan tindakan penciptaan-Nya dan pembentukan dunia.  Dengan beristirahat pada hari itu, orang Advent memperkuat arti khusus hubungan dengan pencipta dan dengan ciptaan-Nya.  Perayaan Sabat menekankan pentingnya integrasi kita dengan lingkungan secara menyeluruh"---Dikutip dari "Memelihara Ciptaan---Suatu Pernyataan tentang Lingkungan."
   Oleh mengarahkan kita kepada fakta bahwa Allah menciptakan kita dan dunia yang kita tempati ini, hari Sabat adalah pengingat terus-menerus bahwa kita bukanlah ciptaan yang sepenuhnya otonom yang sanggup melakukan apa pun yang kita inginkan kepada orang lain dan kepada dunia itu sendiri.  Sabat seharusnya mengajarkan kita bahwa kita, sesungguhnya adalah para penatalayanan, dan bahwa penatalayanan memerlukan tanggung jawab.  Dan sebagaimana yang dapat kita lihat dalam hukum itu sendiri, tanggung jawab meluas sampai kepada bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang "di bawah" kita.

   Pikirkan tentang bagaimana Anda memperlakukan orang lain, terutama meereka yang berada di bawah kekuasaan Anda.  Apakah Anda memperlakukan mereka dengan rasa hormat, keadilan, dan rahmat?  Atau apakah Anda mengambil keuntungan dari kekuasaan yang Anda miliki atas mereka?  Jika yang terakhir, maka ingatlah, suatu hari Anda harus bertanggung jawab atas tindakan Anda.

Rabu  6 Maret
PENATALAYANAN TERHADAP KESEHATAN KITA

   Sebagaimana telah kita lihat sepanjang kuartal ini, ciptaan Allah yang asli itu "baik," bahkan "sungguh amat baik."  Segala sesuatu dan semua orang berasal dari tangan Pencipta dalam keadaan sempurna.  Tidak ada penyakit, tidak ada kematian.  Berbeda dengan model evolusi---di mana penyakit, dan kematian adalah bagian dari alat utama penciptaan---hal-hal ini hanya datang setelah kejatuhan, setelah masuknya dosa.  Jadi, hanya dengan latar belakang kisah penciptaanlah kita dapat lebih memahami pengajaran Alkitab tentang kesehatan dan penyembuhan.
   Baca 1 Korintus 6:19, 20.  Apakah tanggung jawab kita kepada Allah mengenai pemeliharaan tubuh kita?
1 Korintus 6:19, 20
6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
6:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
   Tubuh kita adalah wadah bagi otak kita, dan melalui otak kitalah Roh Kudus berkomunikasi dengan kita.  Jika kita ingin memiliki persekutuan dengan Tuhan, kita harus merawat tubuh dan otak kita.  Jika kita menyalahgunakan tubuh kita, berarti kita menghancurkan diri kita sendiri, baik secara fisik maupun rohani.  Menurut ayat-ayat ini, keseluruhan pertanyaan tentang kesehatan itu sendiri, dan bagaimana kita merawat tubuh kita, yakni "bait Allah," adalah masalah moral, yang penuh dengan konsekuensi kekal.
   Pemeliharaan kesehatan kita adalah bagian penting dari hubungan kita dengan Allah.  Jelas, beberapa aspek kesehatan kita berada di luar kekuasaan kita.  Kita semua memiliki gen yang cacat, kita semua terkena bahan kimia yang tidak diketahui atau agen perusak lainnya, dan kita semua berisiko mengalami cedera fisik yang dapat merusak kesehatan kita.  Allah tahu semua ini.  Tapi sejauh yang terletak dalam kekuasaan kita, kita ingin melakukan yang terbaik untuk menjaga tubuh kita, yang diciptakan menurut gambar Allah.
   "Biarlah tidak ada orang yang mengaku saleh yang tidak peduli akan kesehatan tubuh, dan meyakinkan diri sendiri sendiri bahwa tidak bertarak itu bukanlah dosa, dan tidak akan mempengaruhi rohani mereka.  Ada suatu keterikatan yang dekat sekali antara fisik dan sifat moral.  Standar kebajikan menjadi naik atau turun oleh kebiasaan fisik.... Setiap kebiasaan yang tidak mendorong perilaku sehat dalam sistem manusia merendahkan kemampuan yang lebih tinggi dan lebih mulia."---Ellen G. White, Review and Herald, 25 Januari 1881.

Kamis  7 Maret
PRINSIP-PRINSIP PENATALAYANAN

   "Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran" (Yak. 1:17).  Bagaimanakah ayat ini bisa membantu meletakkan dasar untuk konsep penatalayanan yang berdasarkan Alkitab?
   Kita sering cenderung mengira penatalayanan itu adalah soal uang.  Namun, seperti yang kita lihat pekan ini, penatalayanan mencakup lebih daripada itu.  Namun, apakah menyangkut soal uang atau masalah lingkungan atau kesehatan kita sendiri, ada prinsip-prinsip tertentu yang terlibat dalam penatalayanan yang baik, prinsip-prinsip yang memiliki dasar utama pada penciptaan, seperti yang digambarkan dalam kitab Kejadian.  Pada akhirnya, karena Allah adalah Pencipta kita, dan karena segala sesuatu yang kita miliki adalah karunia dari pada-Nya, maka kita diwajibkan di hadapan-Nya untuk menjadi penatalayanan yang baik terhadap apa pun yang telah dipercayakan kepada kita.
   Baca Matius 25:14-30 untuk melihat bagaimana perumpamaan ini menggambarkan upah dari penatalayanan yang baik.  Apakah pekabaran dari perumpamaan ini tentang prinsip-prinsip penatalayanan secara umum?
Matius 25:14-30
25:14. "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.
25:15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.
25:16 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.
25:17 Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta.
25:18 Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.
25:19 Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka.
25:20 Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.
25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
25:22 Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.
25:23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
25:24 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
25:25 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!
25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
25:27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.
25:28 Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
25:29 Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
25:30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."

   "Kepada hamba-hamba-Nya Kristus menyerahkan 'harta-Nya'---sesuatu yang harus digunakan bagi-Nya.  Ia memberikan 'masing-masing menurut kesanggupannya.'  Masing-masing mempunyai tempatnya dalam rencana kekekalan surga.  Masing-masing harus bekerja sama dengan Kristus untuk keselamatan jiwa-jiwa.  Tidak lebih pasti tempat  kita disediakan dalam rumah surgawi daripada tempat istimewa yang ditetapkan di dunia di mana kita harus bekerja bagi Allah."---Ellen G. Whit,  Membina Kehidupan Abadi, hlm. 249-250
   Apakah yang Anda lakukan dengan talenta yang telah dipercayakan kepada Anda (ingat---segala sesuatu yang baik datangnya dari "Bapa surgawi")?  Apakah pilihan yang dapat Anda lakukan yang akan menyanggupkan Anda menggunakan karunia-karunia dalam pelayanan yang lebih baik untuk pekerjaan Tuhan?
Jumat  8 Maret
PENDALAMAN: "Para pengikut Kristus telah ditebus untuk melayani.  Tuhan mengajarkan bahwa tujuan kehidupan ini yang sebenarnya ialah melayani.  Kristus sendiri adalah seorang pekerja dan kepada semua pengikut-Nya Ia memberikan hukum mengenai pelayanan kepada Allah dan kepada sesama manusia.  Di sini Kristus menyatakan kepada dunia suatu pengertian yang lebih tinggi mengenai kehidupan dari apa yang pernah diketahui-Nya.  Oleh hidup untuk bekerja bagi orang lain, manusia dibawa ke dalam hubungan dengan Kristus.  Hukum mengenai pelayanan menjadi rantai penghubung yang mengikat kita kepada Allah dan kepada sesama kita manusia."---Ellen G. White, Membina Kehidupan Abadi, hlm. 249.

PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
   Beberapa sekularis telah mengusulkan bahwa nilai kehidupan tidak harus diukur oleh apakah hidup itu insani tetapi oleh potensinya untuk menghidupkan suatu kehidupan yang menyenangkan.  Mereka mungkin menghargai simpanse, yang muda dan sehat lebih berharga daripada manusia yang sudah tua dan sakit-sakitan.
   Sebagai contoh, baca kutipan berikut dari seorang Australia bernama Peter Singer, yang berpendapat bahwa, dalam kasus tertentu, manusia tidak harus memiliki hal lebih daripada beberapa hewan: "Jauh dari memiliki kepedulian terhadap semua kehidupan, atau skala perhatian yang secara objektif berdasarkan hakikat kehidupan yang bersangkutan, mereka yang protes terhdap aborsi tapi secara teratur makan daging ayam, babi dan sapi hanya menampilkan perhatian yang bias terhadap kehidupan anggota spesies kita.  Untuk perbandingan yang adil pada setiap karakteristik yang berhubungan dengan moral, seperti rasionalitas, kesadaran diri, keinsafan, otonomi, kesenangan, rasa sakit, dan sebagainya, lembu, babi, dan ayam yang banyak dicemoohkan tampil lebih baik daripada janin pada setiap tahap kehamilan---sementara jika kita membuat perbandingan dengan janin kurang dari tiga bulan, seekor ikan akan menunjukkan lebih banyak tanda-tanda kesadaran "---Peter Singer, Writings on an Ethical Life (New York, NY.: The Ecco Press, 2000), hlm. 156.
   Singer, tentu saja, adalah seorang evolusionis, dengan demikian, ia percaya bahwa benar-benar tidak ada perbedaan kualitatif yang jelas antara kita dan hewan.  Kita hanya telah berevolusi menjadi sesuatu yang berbeda dari hewan, itu saja.
Apakah kesalahan yang radikal dengan gambaran ini?  Bagaimanakah seharusnya kita orang Kristen menanggapi pemikiran seperti ini?
Jika Anda dapat menemukannya, bawalah ke kelas keseluruhan catatan mengenai "Memelihara Ciptaan---Suatu Pernyataan tentang Lingkungan."  (Pernyataan ini dapat ditemukan di adventist.org/beliefs/statements/main-stat5.html).  Jika tidak, gunakanlah bagian yang dikutip dalam pelajaran hari Sabat.  Fokuslah pada bagaimana itu menghubungkan penciptaan Kejadian kepada lingkungan.  Pelajari lebih dalam tentang bagaimana cara pandang yang tepat terhadap penciptaan dapat melindungi kita dari mengambil posisi ekstrim.

No comments:

Post a Comment