SSD 9 dalam bentuk ebook untuk Ipad Apple, Samsung dan Android download di sini
SSD 9 dalam bentuk powerpoint (disediakan oleh Pdt. Togu. F. Tampubolon) download di sini
SSD 9 dalam bentuk jar untuk BlackBerry, Handphone Java download di sini
SSD 9 dalam bentuk powerpoint (disediakan oleh Pdt. Togu. F. Tampubolon) download di sini
SSD 9 dalam bentuk jar untuk BlackBerry, Handphone Java download di sini
Pernikahan : Karunia dari Eden
Sabat Petang
BACA UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Kej. 2:18-25; Mrk. 10:7-9; Ef. 5:22-25; Mat. 5:27-30;
2 Kor. 3:18.
AYAT HAFALAN: "TUHAN Allah berfirman: 'Tidak
baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong
baginya, yang sepadan dengan dia'" (Kejadian 2:18).
Pikirkanlah berkat-berkat pernikahan bahagia dan rumah
tangga yang penuh kasih. Betapa beruntungnya mereka yang memiliki
pengalaman seperti itu! Sayangnya, bagi begitu banyak orang, pernikahan telah
menjadi pengalaman yang paling sering penuh rasa sakit dan kemarahan bukannya
sukacita dan perdamaian. Bukan demikian maksud dan tujuan pernikahan.
Keadaan yang menyedihkan dari begitu banyak pernikahan adalah ekspresi
kuat dari kemerosotan yang telah disebabkan oleh dosa kepada umat manusia.
"Tuhan melangsungkan pernikahan yang
pertama. Dengan demikian lembaga pernikahan itu berasal dari Khalik alam
semesta. 'Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan' (Ibr.
13:4); itu adalah salah satu pemberian Tuhan yang pertama kepada manusia,
dan itu adalah salah satu dari dua lembaga yang sesudah kejatuhan dalam dosa,
dibawa oleh Adam keluar pintu gerbang Firdaus. Bilamana prinsip-prinsip
Ilahi ditaati dan diperhatikan dalam hubungan ini, maka pernikahan adalah suatu
berkat; itu akan menjaga kesucian dan kebahagiaan manusia, itu akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial manusia, itu
akan meninggikan keadaan jasmani, pikiran serta moral."----Ellen G. White, Alfa
dan Omega, jld. 1, hlm. 38.
Betapa suatu cita-cita yang indah.
Pelajaran pekan ini melihat pada beberapa prinsip di belakangnya.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan hari
Sabat, 2 Maret.
MINGGU 24 FEBRUARI
LO TOV (TIDAK BAIK)
Dari sejak permulaan Allah menciptakan
dunia kita melalui kuasa adikodrati dari Firman-Nya. Sepanjang cerita
penciptaan, semuanya "baik" sampai pekerjaan itu selesai, pada saat
mana semua yang Tuhan telah ciptakan disebut "sungguh amat baik" (Kej.
1:31).
Namun di tengah semua ini, ada satu
hal yang lo tov, "tidak baik." Baca Kejadian 2:18. Apakah yang
"tidak baik," dan mengapa? Apa sajakah implikasi dari ayat ini?
Kejadian 2:18
2:18. TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau
manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang
sepadan dengan dia."
Tuhan telah menyatakan semua aspek penciptaan itu "baik" sampai
pada Dia menciptakan Adam. Pada waktu itu, Adam adalah satu-satunya
manusia. Meskipun ia diciptakan menurut gambar Allah, dalam
kesendiriannya, ia tidak bisa mencerminkan citra penuh dari Allah, yang ada
dalam hubungan dengan pihak lain dalam Ketuhanan. Ketuhanan, tentu saja,
terdiri dari Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Dengan demikian, Adam
membutuhkan seseorang seperti dirinya dengan siapa ia bisa membentuk suatu
hubungan yang saling mengasihi dan bekerja sama, yang mencerminkan hubugan
kasih yang dicontohkan dalam diri Allah.
Baca Kejadian 2:19-21. Setelah
tindakan apakah kemudian Allah membuat Adam tertidur dan kemudian, dari
dagingnya, Allah menciptakan seorang istri? Bagaimanakah tindakan
sebelumnya dapat dihubungkan dengan Allah menciptakan seorang istri bagi Adam?
Kejadian 2:19-21
2:19 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala
binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada
manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang
diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti
nama makhluk itu.
2:20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak,
kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya
sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
2:21. Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur
nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya,
lalu menutup tempat itu dengan daging.
Mungkin kuncinya di sini ditemukan di
frasa terakhir dari ayat 20. Saat ia menamai binatang-binatang, Adam
tentunya menyadari bahwa mereka datang berpasangan, jantan dan betina, tidak
seperti dirinya, yang adalah ciptaan tunggal. Kita dapat yakin bahwa
Tuhan bermaksud untuk Adam memiliki seorang istri. Mungkin Tuhan
bermaksud untuk menciptakan suatu kerinduan pada Adam, perasaan bahwa ada
sesuatu yang hilang dalam keberadaannya sendiri, yang akan membuatnya jauh
lebih menghargai karunia yang Tuhan akan berikan kepadanya yaitu seorang istri.
Perhatikan perbedaan antara
"baik" pada ciptaan lainnya, dan ungkapan "tidak baik"
dalam hal kesendirian Adam. Apakah ini menunjukkan tentang nilai
hubungan? Apakah yang dapat Anda lakukan untuk membantu memperkuat
hubungan berharga apa pun di mana Anda terikat di dalamnya sekarang?
SENIN 25 FEBRUARI
SEORANG PENDAMPING BAGI ADAM
Kejadian 2:20, menceritakan tentang Adam
memberi nama hewan-hewan, membantu untuk mengungkapkan kesenjangan yang besar
antara manusia dan makhluk duniawi lainnya. Tidak ada hewan yang
sebanding dengan Adam. Bahkan di antara kera tidak ada mahkluk seperti
Adam, karena Adam tidak seperti kera. Ini adalah pokok penting untuk kita
ingat karena begitu banyak dalam masyarakat kita yang mengemukakan ide bahwa
manusia tidak lebih daripada kera yang sudah maju. Kita bukan kera, kera
tidaklah cocok sebagai pendamping bagi Adam seperti juga bagi salah satu dari
kita.
Baca Kejadian 2:21, 22. Makna
apakah yang ditemukan dalam metode yang digunakan Allah untuk menciptakan
pendamping bagi Adam?
Kejadian 2:21, 22
2:21. Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur
nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya,
lalu menutup tempat itu dengan daging.
2:22 Dan dari rusuk
yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan,
lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
Sebagaimana Allah secara pribadi membentuk tubuh Adam
dari debu tanah, demikian pula Dia secara pribadi membentuk tubuh Hawa,
menggunakan salah satu rusuk Adam sebagai titik awal. Sebuah tulang rusuk
bukanlah seluruh tubuh, dengan demikian, Allah menggunakan bahan tambahan untuk
melengkapi tubuh Hawa. Mungkin Dia membuat tubuh Hawa dari debu juga,
seperti halnya Dia membuat tubuh Adam. Allah tidak membutuhkan tulang
rusuk Adam untuk menciptakan Hawa, Dia bisa saja menciptakan Hawa seperti
menciptakan Adam atau bahkan berfirman sehingga Hawa menjadi ada.
Tetapi Allah punya alasan untuk
menggabungkan salah satu rusuk Adam ke dalam tubuh Hawa. Jika keduanya
telah dibuat sepenuhnya terpisah, dapat menunjukkan bahwa secara alamiah mereka
adalah individu yang benar-benar terpisah. Tapi pembagian daging pada
keduanya menunjukkan bahwa keduanya ditakdirkan untuk bersatu dan dimaksudkan
untuk menjadi "satu daging."
Setelah diciptakan, Hawa dibawa kepada
Adam untuk menjadi penolongnya (ayat 18). Dia diciptakan dari Adam (ayat
22) dan diberikan kepada Adam (ayat 22). Proses di mana Allah menciptakan
Hawa menunjukkan dengan jelas bahwa Allah dapat memberikan pendamping yang
dibutuhkan Adam. Hal ini menjadi penting kemudian ketika Adam menghadapi
godaan apakah akan bergabung dengan Hawa memakan buah atau mempercayai Tuhan
untuk mengatasi keadaan. Adam memiliki cukup alasan untuk percaya bahwa
Allah bisa menjaganya, dan ini membuat dosanya semakin pedih.
Baca Kejadian 2:23. Apakah
respons Adam terhadap Hawa?
Kejadian 2:23
2:23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia,
tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab
ia diambil dari laki-laki."
Adam begitu gembira ketika ia melihat Hawa sehingga ia bernyanyi dalam
puisi. Ini adalah puisi pertama dalam Alkitab dan mencerminkan
penghargaan Adam untuk istrinya dan kedekatan hubungan mereka. Dia
menjadi padanannya, aspek lain dari penciptaan yang rusak oleh kejatuhan.
SELASA 26 FEBRUARI
PERNIKAHAN IDEAL
Penulis William Faulkner pernah menyebut pernikahan suatu
"kegagalan" dan menulis bahwa "satu-satunya cara untuk
mendapatkan kedamaian dari padanya adalah... menyimpan yang pertama [istri] dan
menjauhkan diri dari dia sebisa mungkin, dengan harapan suatu hari dapat
menyingkirkan dia." Sungguh suatu komentar menyedihkan tentang
keadaan dari banyak pernikahan.
Baca Markus 10:7-9. Ayat apakah
yang Yesus kutip pada bagian ini? Apakah ciri-ciri pernikahan yang baik
dapat ditemukan dalam kata-kata Yesus di sini?
Markus 10:7-9
10:7 sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya
dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
10:8 sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu.
10:9 Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah,
tidak boleh diceraikan manusia."
Manfaat meninggalkan orangtua dalam
rangka menciptakan sebuah rumah tangga dengan pasangannya sudah sangat dikenal
sehingga hampir tidak perlu disebutkan. Masalah dengan mertua adalah
salah satu penyebab utama perselisihan rumah tangga. Salah satu langkah
pertama yang perlu diambil ketika membangun rumah tangga yang bahagia adalah
menghormati kemerdekaan pasangan pernikahan dengan mendirikan rumah yang
terpisah dari orangtua mereka ketika keadaan memungkinkan. Dalam kasus
ketika hal itu tidak mungkin, maka privasi/rahasia dan keintiman pernikahan
tetap harus dihormati.
Kesatuan adalah ciri lain dari suatu
pernikahan yang baik. Kesatuan tidak berarti bahwa kedua pasangan harus
memasrahkan penggunaan otak mereka yang terpisah, tetapi mereka harus bersatu
dalam tujuan mereka untuk melakukan yang terbaik untuk satu sama lain dan untuk
kesatuan mereka.
Yesus juga menekankan sifat kekekalan
pernikahan. Pernikahan bukanlah hubungan biasa yang dibentuk atau
dibubarkan sesuai kemauan. Ini adalah komitmen seumur hidup. Mereka
yang tidak siap untuk berkomitmen seumur hidup harus menunda langkah tersebut
sampai mereka siap.
Baca Efesus 5:22-25. Dalam hal
apakah ayat-ayat ini mengungkapkan prinsip-prinsip pernikahan yang baik?
Efesus 5:22-25
5:22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti
kepada Tuhan,
5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti
Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
5:24 Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada
Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana
Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
Adakah hak istimewa suami untuk
menyerahkan dirinya kepada istrinya dalam pelayanan yang penuh kasih,
sebagaimana Kristus menyerahkan diri-Nya untuk jemaat. Pada gilirannya,
istri harus menghormati suami dan bekerja sama dalam pekerjaan mereka untuk
mencapai tujuan bersama. Inilah solusi untuk perselisihan yang telah dibawa
oleh dosa ke dalam hubungan pernikahan. Kasih yang real berkorban dibalas
dengan penghormatan kasih dan kebahagiaan bersama. Rumah tangga kita bisa
menjadi pendahuluan surga.
RABU 27 FEBRUARI
MELINDUNGI APA YANG BERHARGA
Salah satu contoh terbesar dari Kasih Allah bagi umat manusia dapat
ditemukan dalam seksualitas manusia. Ini benar-benar merupakan karunia
yang indah dari Tuhan. Namun, sebagaimana dengan semua karunia yang telah
diberikan kepada kita, itu tidak datang tanpa syarat. Artinya, itu bukan
sesuatu yang kita bisa lakukan dengan sekehendak hati kita. Allah telah
menetapkan beberapa aturan. Memang, Dia sangat jelas menyatakan, bahwa
aktivitas seksual hanya terjadi antara suami dan istri, pria dan wanita, dan hanya
dalam konteks pernikahan. Apa pun di luar itu adalah dosa.
Baca Matius 5:27-30. Lihatlah
betapa seriusnya Yesus memandang masalah yang sedang Dia tangani di sini.
Pada akhirnya, apakah yang dipertaruhkan?
Matius 5:27-30
5:27. Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.
5:28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang
memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam
hatinya.
5:29 Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau,
cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota
tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.
5:30 Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan
engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari
anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.
Betapa hebat pun kita ingin fokus (dan
memang demikian) pada semua kasih karunia dan pengampunan yang Yesus limpahkan
kepada orang berdosa, kita tidak bisa melupakan standar moralitas yang tinggi
yang Dia hidupkan dan khotbahkan. Sulit membayangkan bagaimana Yesus dapat
memberikan amaran yang lebih kuat terhadap percabulan lebih daripada yang
terungkap dalam rankaian ayat ini. Mencungkil mata Anda? Memotong
tangan Anda? Jika ini yang diperlukan untuk menjadi suci, maka hal
itu pantas; jika tidak, Anda berada dalam bahaya kehilangan hidup kekal Anda.
"Jika semua yang mengaku taat kepada
hukum Allah bebas dari kesalahan, maka jiwaku akan terbebas, tetapi tidak
demikian. Bahkan beberapa orang yang mengaku memelihara semua
perintah-perintah Allah pun bersalah karena dosa perzinaan. Apakah yang
bisa saya katakan untuk membangkitkan perasaan mereka yang telah kebal?
Prinsip moral, bila benar-benar dilakukan, menjadi satu-satunya pelindung
jiwa."----Ellen G. White, Counsel on Health, hlm. 621, 622.
Betapapun kerasnya peringatan Yesus di
sini, kita tidak boleh lupa akan cerita tentang wanita yang tertangkap basah
sedang berzina (Yoh. 8:1-11). Bagaimanakah kita
menyeimbangkan antara penegakan standar yang Yesus bicarakan dalam ayat di
atas, sementara pada saat yang sama menunjukkan rahmat dan kasih sayang kepada
mereka yang jatuh, sebagaimana terungkap dalam cerita ini?
KAMIS 28 FEBRUARI
PERNIKAHAN SEBAGAI METAFORA GEREJA
Sudah sangat dikenal di kalangan pelajar
Alkitab bahwa baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru
pernikahan digunakan sebagai simbol hubungan antara Allah dan umat
perjanjian-Nya. Itu sebabnya, misalnya, pada berbagai kesempatan Alkitab
menggunakan gambaran seorang perempuan yang tidak setia untuk melambangkan
kemurtadan yang terjadi di Israel kuno. Sebagai contoh, kembali kepada
Keluaran, Tuhan berkata kepada umat-Nya bahwa mereka seharusnya tidak menjalin
hubungan dekat dengan orang-orang kafir di sekitar mereka karena orang-orang
kafir adalah orang yang sangat jahat yang bisa menyesatkan bangsa Israel.
Baca Keluaran 34:15, 16. Apakah
gambaran yang digunakan Tuhan dalam amaran khusus ini? Bagaimanakah hal
ini dapat dipahami dalam konteks umat Allah sebagai orang yang
"dinikahkan" dengan Dia? Lihat Yer. 3:14.
Keluaran 34:15, 16
34:15 Janganlah engkau sampai mengadakan perjanjian
dengan penduduk negeri itu; apabila mereka berzinah dengan mengikuti allah
mereka dan mempersembahkan korban kepada allah mereka, maka mereka akan
mengundang engkau dan engkau akan ikut makan korban sembelihan mereka.
34:16 Apabila engkau
mengambil anak-anak perempuan mereka menjadi isteri anak-anakmu dan anak-anak
perempuan itu akan berzinah dengan mengikuti allah mereka, maka mereka akan
membujuk juga anak-anakmu laki-laki untuk berzinah dengan mengikuti allah
mereka
Yer. 3:14
3:14 Kembalilah, hai anak-anak yang murtad,
demikianlah firman TUHAN, karena Aku telah menjadi tuan atas kamu! Aku akan
mengambil kamu, seorang dari setiap kota dan dua orang dari setiap keluarga,
dan akan membawa kamu ke Sion.
Pada saat yang sama, citra gereja sebagai
mempelai Kristus menunjuk kepada persatuan antara sesama orang percaya dan
dengan Kristus, terutama ketika dipahami dalam konteks cita-cita Alkitab untuk
pernikahan; seorang pria dan seorang wanita dalam hubungan yang penuh kasih dan
pengorbanan diri.
Baca Efesus 5:28-32 dan Wahyu 19:5-9.
Apakah yang diajarkan oleh ayat ini?
Efesus 5:28-32
5:28 Demikian juga suami harus mengasihi isterinya
sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya
sendiri.
5:29 Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya
sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap
jemaat,
5:30 karena kita adalah anggota tubuh-Nya.
5:31 Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya
dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu
daging.
5:32 Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan
ialah hubungan Kristus dan jemaat.
Wahyu 19:5-9
19:5. Maka kedengaranlah suatu suara dari takhta
itu: "Pujilah Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, kamu yang takut akan
Dia, baik kecil maupun besar!"
19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar
orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya:
"Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai,
dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan
pengantin-Nya telah siap sedia.
19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain
lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu
adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)
19:9 Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah:
Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya
lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari
Allah."
Pada ayat-ayat ini, hubungan dalam
pernikahan yang ideal diperbandingkan dengan hubungan Allah dan umat-Nya.
Allah mengajak umat-Nya untuk bergabung dengan Dia dalam hubungan yang
intim. Ini merupakan gambaran yang menakjubkan perihal kepedulian Allah
terhadap umat-Nya dan keinginan-Nya untuk membawa kita ke dalam
persekutuan-Nya.
Apakah pilihan yang dapat Anda lakukan
yang akan menarik Anda lebih dekat kepada Tuhan dan lebih dekat dengan
cita-cita yang dilukiskan dalam konsep pernikahan Alkitabiah? Mengapa hal
itu merupakan soal pilihan yang Anda, dan hanya Anda sendiri, yang bisa
melakukannya?
JUMAT 1 MARET
PENDALAMAN: Dalam banyak hal, pemahaman yang tepat tentang moralitas, terutama
moralitas seksual, jelas terkait dengan pemahaman yang tepat tentang asal-usul
kita. Sebagai contoh: Filsafat evolusi tidak memberikan dasar yang
objektif untuk adanya hubungan antara aktivitas seksual dan moralitas.
Hewan memiliki berbagai jenis "sistem kawin." Beberapa
spesies poligami, banyak yang sembarangan saja, hanya sedikit yang monogami,
namun studi genetik telah mengungkapkan bahwa banyak spesies yang tampaknya
monogami sebenarnya tidak begitu. Pada banyak spesies, seekor betina
dapat melahirkan sekelompok anak yang tidak semua berayahkan individu yang
sama. Tanpa standar moralitas objektif yang diberikan oleh Sang Pencipta,
kita tidak akan memiliki dasar untuk mengevaluasi perilaku seksual apakah baik
atau buruk secara moral. Dorongan saat ini untuk menyetujui pasangan
homoseksual menggambarkan hal ini. Hanya dalam terang penciptaanlah
pernikahan itu dapat dipahami dengan benar.
"Baik dalam Perjanjian Lama maupun
dalam Perjanjian Baru, hubungan pernikahan digunakan untuk mengibaratkan
persatuan yang manis serta suci yang ada antara Kristus dan umat-Nya.
Bagi pikiran Yesus kegembiraan dalam keramaian pernikahan menunjuk jauh
kepada kegembiraan hari itu apabila kelak Ia membawa mempelai perempuan-Nya ke
rumah Bapa-Nya, maka yang ditebus itu bersama-sama dengan Penebus-Nya duduk
dalam perjamuan nikah Anak Domba itu."----Ellen G. White, Alfa dan
Omega, jld. 5, hlm. 150.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1. Darwinisme menyangkal hal-hal seperti penciptaan
Alkitabiah. Aturan perilaku seksual apakah, jika ada, yang disediakan
Darwinisme, dan bagaimanakh hal-hal itu bertentangan dengan cita-cita
Alkitabiah?
2. Apa sajakah contoh Alkitab tentang pernikahan yang
baik dan rumah tangga bahagia? Sebutkan beberapa contoh Alkitab tentang
pernikahan dan rumah tangga yang tidak bahagia. Apakah yang bisa kita
pelajari dari keduanya?
3. Ulas kembali gambaran istri yang bijaksana dalam Amsal
31:10-31. Apakah yang harus menjadi karakter suami dan istri yang seperti
itu?
4. Dengan cara apakah jemaat Anda dapat menjadi tempat
yang dapat membantu memperkokoh dan memperkuat teladan pernikahan? Apakah
hal-hal praktis yang dapat dilakukan oleh jemaat Anda untuk mencapai tujuan
itu?
No comments:
Post a Comment