SSD 8 dalam bentuk ebook untuk Ipad Apple, Samsung & Android download di sini
SSD 8 dalam bentuk ebook untuk BlackBerry & Handphone Java download di sini
SSD 8 dalam bentuk ebook untuk BlackBerry & Handphone Java download di sini
YESUS, PENYEDIA
DAN PEMELIHARA
SABAT PETANG
BACA UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Ibr. 1:3; Kol 1:16, 17; Ayb. 42;
Mat. 5:45; 6:25-34; 10:28.
AYAT HAFALAN: "Allahku akan memenuhi segala
keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus" (Filipi
4:19).
Allah memelihara ciptaan dengan cara teratur sehingga alam semesta
kadang-kadang dibandingkan dengan sebuah mesin yang Allah biarkan berputar
sendiri.
Namun, lebih daripada mesin, metafora yang lebih baik adalah
bahwa penciptaan adalah seperti alat musik yang dipakai Allah untuk
menghasilkan "melodi" yang diinginkan. Artinya, Dia
terus-menerus terlibat dalam memelihara apa yang telah Ia ciptakan.
Tidak ada di alam semesta yang muncul tanpa bergantung pada
Tuhan. Dia menciptakan segala sesuatu yang diciptakan. "Segala
sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi
dari segala yang telah dijadikan."(Yoh. 1:3). Tidak hanya
itu, malahan Dialah yang memelihara semuanya. Bahkan yang lebih
mencengangkan, Dia yang menciptakan dan memelihara semuanya, Dialah juga yang
disalibkan bagi kita.
"Rasul Paulus yang menulis dengan bimbingan Roh Kudus,
menyatakan tentang Kristus bahwa "segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan
untuk Dia. Ia ada terlebih dulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu
ada di dalam Dia" (Kol. 1:16, 17). Tangan yang menopang
dunia-dunia di angkasa raya, tangan yang memegang dengan tertib susunan dan
kegiatan segala sesuatu dengan tidak mengenal lelah, di seluruh semesta alam
Allah, adalah tangan yang dipakukan pada salib karena kita."----Ellen G.
White, Membina Pendidikan Sejati, hlm. 119.
*Pelajari pelajaran pekan ini persiapan untuk hari Sabat, 23 Februari.
Minggu 17 Februari
PEMELIHARA
Baca Ibrani 1:3 dan
Kolose 1:16, 17. Apakah peran Yesus dalam kelanjutan alam semesta?
Ibrani 1:3
1:3
Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala
yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai
mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat
yang tinggi,
Kolose 1:16, 17
1:16
karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan
yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana,
maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan
oleh Dia dan untuk Dia.
1:17
Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.
Implikasi di sini adalah bahwa Yesus terus mempertahankan
keberadaan alam semesta dengan kuasa-Nya. Alam semesta tidak berdiri
sendiri; keberadaannya tergantung pada kehendak Ilahi secara terus-menerus.
Ini adalah sanggahan terhadap deisme, filsafat yang mengajarkan bahwa
Allah menciptakan dunia untuk mengatur dirinya sendiri dan kemudian
membiarkannya berkembang sendiri tanpa ada tindakan lebih lanjut dari pada-Nya.
Alkitab mementahkan teori-teori semacam itu.
Juga, Allah tidak berada di dalam ciptaan, terus-menerus
menciptakannya, seperti dalam teori-teori palsu panteisme (Allah sama dengan
alam) atau panteisme (Allah mendiami alam semesta seolah-olah tubuh-Nya
sendiri). Allah tidak bergantung pada alam semesta dalam cara apa pun.
Alam semesta bergantung pada Allah, tetapi Allah tidak bergantung pada
alam semesta.
Baca 1 Korintus 8:6 dan
Kisah Para Rasul 17:28. Bagaimanakah Paulus menggambarkan hubungan kita
dengan Yesus?
1 Korintus 8:6
8:6
namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya
berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja,
yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang
karena Dia kita hidup.
Kisah Para Rasul 17:28
17:28
Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga
dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.
Kita bergantung pada kuasa pemeliharaan Allah, saat demi saat,
hari demi hari. Karena kasih-Nyalah kita terus ada dan mampu bertindak
dan juga membentuk hubungan. Hal ini benar khususnya bagi mereka yang telah
menyerahkan diri kepada Allah dan yang, seperti yang Paulus sebutkan,
"dalam Kristus" (2 Kor. 5:17; Ef. 2:10). Perhatikan
referensi kepada penciptaan dalam ayat ini). Juga benar bahwa orang yang
menolak keselamatan sekalipun, eksistensi mereka tetap tergantung pada kuasa
pemeliharaan Allah. Daniel menjelaskan hal ini dengan sangat menyedihkan
kepada Raja Belsyazar ketika ia berkata, "dan tidak tuanku muliakan Allah,
yang menggenggam napas tuanku dan menentukan segala jalan tuanku" (Dan.
5:23).
Mengingat semua hal
ini, bagaimakah kita memahami realitas kebebasan berkehendak dan kebebasan
memilih? Mengapa unsur-unsur tentang keberadaan kita itu sangat penting
untuk semua yang kita percayai?
Senin 18 Februari
SANG PENYEDIA YANG MURAH HATI
Kejadian 1:29, 30 menunjukkan bahwa ketika Allah pertama kali
menciptakan makhluk hidup, Dia menyediakan makanan bagi mereka.
Tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, dan biji-bijian adalah makanan yang dipilih
untuk manusia dan hewan. Tidak pernah disebutkan soal memangsa atau
bersaing memperebutkan sumber makanan. Sang penyedia yang murah hati itu
membuat banyak makanan bagi setiap orang untuk hidup tanpa perlu melakukan
kekerasaan.
Sungguh kontras dengan pola umum dalam mempertahankan
eksistensi seperti yang dikemukakan oleh teori evolusi, yang mengajarkan bahwa
kehidupan manusia, tentunya semua kehidupan, hanya ada melalui proses kekerasan
saling memangsa dan yang terkuatlah yang bertahan hidup. Pasal-pasal
pertama kitab Kejadian sama sekali tidak mengenal hal itu. Sebaliknya,
pasal-pasal itu mengungkapkan suatu dunia yang, secara harfiah, suatu Firdaus
sejak awalnya. Itulah sebabnya ketika Tuhan selesai menciptakannya,
Alkitab mencatat kata-kata ini: "Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya
itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari
keenam." (Kej. 1:31).
Baca Kejadian 2:8, 9.
Apakah yang ditunjukkan ayat ini tentang perhatian khusus Allah dalam
menyediakan kebutuhan Adam dan Hawa?
Kejadian 2:8,9
2:8. Selanjutnya TUHAN
Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya
manusia yang dibentuk-Nya itu.
2:9
Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan
yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman
itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Kita sudah memperhatikan bahwa Allah telah menyediakan makanan
bagi semua ciptaan-Nya, termasuk manusia. Sekarang kita melihat Allah
sedang melangkah lebih jauh. Dia tidak hanya menyediakan makanan
berlimpah di seluruh bumi, tetapi Dia telah menyiapkan Taman khusus untuk Adam
dan Hawa, dengan pohon-pohon yang menyenangkan mata dan baik untuk
dimakan (lihat Kej. 2:9). Taman, dengn keindahan dan beragam
makanan, merupakan persediaan dari kasih dan rahmat Allah yang berkelimpahan.
Itu adalah pemberian kasih karunia karena Adam dan Hawa tidak melakukan
apa pun untuk mendapatkannya, tapi itu diberikan dengan cuma-cuma dan
disediakan dengan limpah.
Seperti yang dinyatakan dalam pelajaran sebelumnya, kita jauh
bergeser dari ciptaan asli. Dunia kita adalah dunia yang sangat rusak.
Tampaknya tidak ada di bumi yang terselamatkan. Namun, di tengah
kerusakan pun, terdapat bukti kuat akan kasih Allah.
"Alam adalah suatu
kuasa, tetapi Allah pemilik alam itu tidak terbatas kuasa-Nya.
Karya-karya-Nya menjelaskan karakter-Nya. Mereka yang menilai Dia
dari pekerjaan tangan-Nya, dan bukan dari anggapan orang-orang besar, akan
melihat kehadiran-Nya dalam segala hal."---Ellen G. White, The Signs
of the Times, 13 Maret 1884. Lihatlah alam; dengan cara apakah
kita melihat "kehadiran-Nya dalam segala sesuatu?"
Selasa, 19 Februari
KEJAHATAN ALAM
Tentu saja, salah satu pertanyaan besar yang harus dihadapi
oleh semua orang yang percaya kepada Allah pengasih adalah pertanyaan tentang
kejahatan, bukan hanya kejahatan manusia, tetapi apa yang disebut
"kejahatan alam." Yakni, ketika hal buruk terjadi di alam
(banjir, angin topan, kekeringan, gempa bumi, dll.) yang menyebabkan begitu
banyak kepedihan dan penderitaan, bukan hanya pada manusia tetapi juga pada
hewan.
Bagaimanakah kita
memahami hal-hal ini? Lagi pula, jika Allah yang mengendalikan ciptaan, mengapa
hal seperti itu terjadi?
Salah satu buku paling awal dari Alkitab adalah kitab Ayub, di
mana pertanyaan-pertanyaan ini (dan pertanyaan lainnya) menjadi sungguh
menyakitkan bagi Ayub (lihat pelajaran empat).
Baca Ayub 42.
Apakah jawaban pasal ini bagi kita? Pertanyaan apakah yang masih
belum terjawab?
Ayub 42
42:1.
Maka jawab Ayub kepada TUHAN:
42:2
"Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada
rencana-Mu yang gagal.
42:3
Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah
sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat
ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui.
42:4
Firman-Mu: Dengarlah, maka Akulah yang akan berfirman; Aku akan menanyai
engkau, supaya engkau memberitahu Aku.
42:5
Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku
sendiri memandang Engkau.
42:6
Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam
debu dan abu."
42:7.
Setelah TUHAN mengucapkan firman itu kepada Ayub, maka firman TUHAN kepada
Elifas, orang Teman: "Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua
sahabatmu, karena kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub.
42:8
Oleh sebab itu, ambillah tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan
dan pergilah kepada hamba-Ku Ayub, lalu persembahkanlah semuanya itu sebagai
korban bakaran untuk dirimu, dan baiklah hamba-Ku Ayub meminta doa untuk kamu,
karena hanya permintaannyalah yang akan Kuterima, supaya Aku tidak melakukan
aniaya terhadap kamu, sebab kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti
hamba-Ku Ayub."
42:9
Maka pergilah Elifas, orang Teman, Bildad, orang Suah, dan Zofar, orang Naama,
lalu mereka melakukan seperti apa yang difirmankan TUHAN kepada mereka. Dan
TUHAN menerima permintaan Ayub.
42:10.
Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk
sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala
kepunyaannya dahulu.
42:11
Kemudian datanglah kepadanya semua saudaranya laki-laki dan perempuan dan semua
kenalannya yang lama, dan makan bersama-sama dengan dia di rumahnya. Mereka
menyatakan turut berdukacita dan menghibur dia oleh karena segala malapetaka
yang telah ditimpakan TUHAN kepadanya, dan mereka masing-masing memberi dia
uang satu kesita dan sebuah cincin emas.
42:12
TUHAN memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam
hidupnya yang dahulu; ia mendapat empat belas ribu ekor kambing domba, dan enam
ribu unta, seribu pasang lembu, dan seribu ekor keledai betina.
42:13
Ia juga mendapat tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan;
42:14
dan anak perempuan yang pertama diberinya nama Yemima, yang kedua Kezia dan
yang ketiga Kerenhapukh.
42:15
Di seluruh negeri tidak terdapat perempuan yang secantik anak-anak Ayub, dan
mereka diberi ayahnya milik pusaka di tengah-tengah saudara-saudaranya
laki-laki.
42:16
Sesudah itu Ayub masih hidup seratus empat puluh tahun lamanya; ia melihat
anak-anaknya dan cucu-cucunya sampai keturunan yang keempat.
42:17
Maka matilah Ayub, tua dan lanjut umur.
Siapa pun yang pernah membaca kitab Ayub, mungkin akan
mendapatkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Kitab ini
mengungkapkan kebenaran penting tentang pertentangan besar (lihat juga
Why. 12:12), yang membantu untuk membentuk latar belakang penting bagi
kita bahkan mulai memahami eksistensi kejahatan. Namun, skenario
pertentangan besar tidak menjelaskan setiap contoh kejahatan. Bahkan,
untuk menjelaskan kejahatan dalam arti tertentu akan membenarkan
kejahatan itu, dan kita tidak pernah bisa melakukannya. Pertentangan
besar dapat mengungkapkan persoalan besar di balik kejahatan; jika ada, motif
itu hanya memberitahu kita sedikit tentang setiap contoh kejahatan.
Ayub tidak memahami, dan demikian juga kita ketika kita
menghadapi kerugian karena bencana semacam itu. Meskipun Allah berbicara
kepada Ayub, bahwa ada hal-hal di luar pengetahuannya, dan bahwa ia harus
mempercayai Allah, inilah yang Ayub lakukan. Pengalaman kita seringkali
mirip, kita mungkin tidak menerima jawaban untuk pertanyaan kita. Tapi
cerita Ayub memberi kita pemahaman penting tentang sifat kejahatan, dan itu
menunjukkan kepada kita bahwa Allah tidak lengah terhadap perjuangan yang kita
hadapi.
Kembali ke pendahuluan hari Sabat dan
bacalah kutipan Ellen G. White. Bagaimanakah hal itu membantu kita untuk
mendapatkan jawaban yang lebih baik atas pertanyaan tentang kejahatan,
mengetahui bahwa Allah sendiri juga sangat menderita akibat kejahatan?
Rabu 20 Februari
MEMERINTAH SUATU CIPTAAN YANG TELAH RUSAK
Baca Matius 5:45 dan
Mazmur 65:9, 10. Bagaimanakah Allah bertindak dalam penciptaan untuk
mempertahankan makhluk yang Dia ciptakan? Apakah yang dinyatakan hal ini
kepada kita tentang perhatian Allah pada dunia yang diciptakan?
Matius 5:45
5:45
Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang
menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan
hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
Mazmur 65:9, 10
65:9
(65-10) Engkau mengindahkan tanah itu, mengaruniainya kelimpahan, dan
membuatnya sangat kaya. Batang air Allah penuh air; Engkau menyediakan gandum
bagi mereka. Ya, demikianlah Engkau menyediakannya:
65:10
(65-11) Engkau mengairi alur bajaknya, Engkau membasahi gumpalan-gumpalan
tanahnya, dengan dirus hujan Engkau menggemburkannya; Engkau memberkati
tumbuh-tumbuhannya.
Kita akrab dengan sinar matahari dan hujan, dan para ilmuwan
telah memberikan penjelasan untuk proses yang terlibat di dalamnya.
Namun, ada lebih banyak cerita daripada yang dapat dikatakan oleh ilmu
pengetahuan. Di balik layar, Allah secara aktif menyediakan kebutuhan
ciptaan-Nya. Kita mungkin tidak memahami cara-cara Allah, tetapi kita
tahu bahwa Dia memegang kendali. Sama seperti seorang musisi yang
terampil dapat memainkan alat musik untuk menghasilkan musik yang begitu indah
sehingga perhatian seseorang terfokus pada musik dan bukan pada musisi, demikianlah
Allah menata ciptaan sehingga kita sering melihat keteraturan dan terkesan
dengan keagungan penciptaan. Pada saat yang sama kita mungkin tidak
menyadari bahwa Allahlah yang berada di balik layar, mengatur
peristiwa-peristiwa menurut kehendak-Nya dan bermaksud bahwa segala sesuatu
pada akhirnya akan bekerja sama untuk kebaikan mereka yang mengasihi Dia (Rm.
8:28).
Apakah fenomena serupa yang dicatat di ayat-ayat
berikut? Kej. 8:1; Kel. 10:13; Bil. 11:31.
Kej. 8:1;
8:1. Maka Allah mengingat Nuh dan
segala binatang liar dan segala ternak, yang bersama-sama dengan dia dalam
bahtera itu, dan Allah membuat angin menghembus melalui bumi, sehingga air itu
turun.
Kel. 10:13;
10:13 Lalu Musa mengulurkan
tongkatnya ke atas tanah Mesir, dan TUHAN mendatangkan angin timur melintasi
negeri itu, sehari-harian dan semalam-malaman, dan setelah hari pagi, angin
timur membawa belalang.
Bil. 11:31.
11:31. Lalu bertiuplah angin yang
dari TUHAN asalnya; dibawanyalah burung-burung puyuh dari sebelah laut, dan dihamburkannya
ke atas tempat perkemahan dan di sekelilingnya, kira-kira sehari perjalanan
jauhnya ke segala penjuru, dan kira-kira dua hasta tingginya dari atas muka
bumi.
Angin adalah
peristiwa umum, dan biasanya kita mengerti apa penyebabnya. Namun di
ayat-ayat ini, angin terjadi dalam keadaan khusus. Kita boleh menyebutnya
"angin surgawi." Angin-angin tersebut terjadi pada waktu dan
tempat-tempat tertentu dan mencapai tujuan tertentu. Meskipun mereka
mungkin muncul secara "alami," ada Penyebab tak terlihat bekerja
sesuai tujuan kehendak-Nya sendiri, dengan menggunakan ciri-ciri dunia yang Dia
ciptakan untuk mencapai tujuan-Nya sendiri.
Dalam 2 Raja-raja 20:9-11, kita melihat salah satu mukjizat
yang paling tidak biasa dari keseluruhan Alkitab. Hubungan antara
matahari dan bumi dan panjangnya hari tampaknya seperti salah satu ciri yang
paling stabil dan dapat diprediksi dari pengalaman manusia. Bayangkan
reaksi dari masyarakat ilmiah saat ini jika peristiwa serupa harus terjadi di
zaman kita. Namun, kita harus bertanya, "Adakah sesuatu apapun
yang mustahil untuk TUHAN?" (Kej. 18:14). Betapa
mukjizat ini dan mukjizat lainnya seharusnya mengatakan kepada kita bahwa ada
banyak hal mengenai penciptaan, dan tindakan Allah dalam ciptaanNya, yang jauh
di luar pemahaman kita. Itulah sebabnya sangat penting agar kita sampai
pada pengenalan pribadi akan Allah dan mengetahui bagi diri kita sendiri
tentang kenyataan kasih-Nya. Dengan begitu, kita belajar untuk mempercayai-Nya
tidak peduli dengan semua yang kita tidak mengerti.
Kamis 21 Februari
PENYEDIA BAGI CIPTAAN YANG SUDAH RUSAK
"Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur
dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan
oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung
itu?" (Mat. 6:26).
Bahkan setelah
Adam dan Hawa berdosa dan tidak bisa lagi memasuki Taman Eden, Allah
menyediakan kebutuhan fisik mereka yang mendesak (Kej. 3:21). Dosa
membawa kebutuhan baru, kebutuhan akan pakaian. Adam dan Hawa mencoba
menyediakan pakaian untuk diri mereka sendiri, tetapi daun ara tidak cukup
memuaskan. Sesuatu yang lebih baik diperlukan, yang disediakan Allah
berupa kulit. (Kita akan membicarakan lebih banyak arti dari kulit dalam
pelajaran lain). Intinya adalah Allah menyediakan untuk kebutuhan mereka,
meskipun mereka telah jatuh ke dalam dosa. Ini adalah contoh lain dari
kasih karunia Allah yang menyediakan bagi kita tanpa memandang ketidaklayakan
kita.
Baca Matius 6:25-34.
Apakah pekabaran penting yang Yesus berkan kepada kita dengan kata-kata
ini? Bagaimanakah kita memahami semua itu dalam menghadapi cobaan dan
tragedi yang sepertinya menjadi bagian dari begitu banyak kehidupan?
Matius 6:25-34
6:25.
"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa
yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan
apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan
dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
6:26
Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan
tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di
sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
6:27
Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta
saja pada jalan hidupnya?
6:28
Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang,
yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
6:29
namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak
berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
6:30
Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan
besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai
orang yang kurang percaya?
6:31
Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan?
Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
6:32
Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu
yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
6:33
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu.
6:34
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai
kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Ini adalah kata-kata yang sangat menghibur, dan kita perlu
berpegang teguh pada kata-kata itu dengan segenap hati, jiwa, dan pikiran,
terutama ketika situasi penderitaan, kehilangan, dan saat membutuhkan.
Yesus mati bagi kita, bukan untuk bunga bakung atau burung. Kita
bisa yakin akan kasih-Nya kepada kita, tanpa memandang keadaan. Namun,
seperti yang kita semua tahu, pada saat-saat tertentu keadaan bisa saja cukup
mengerikan. Kita melihat bencana kelaparan, kekeringan, banjir, wabah,
dan kematian di sekitar, dan orang-orang Kristen juga tidak kebal terhadap
tragedi-tragedi ini.
Allah tidak menjanjikan umat-Nya suatu kehidupan yang mewah
tanpa rasa sakit, tetapi Dia berjanji untuk menyediakan kebutuhan kita dan
menguatkan kita sehingga kita bisa mengatasi tantangan kita. Kita tidak
bisa melupakan realitas pertentangan besar dan bahwa kita berada dalam dunia
yang telah jatuh.
Baca Matius 10:28.
Bagaimanakah ayat ini, dibaca bersama dengan ayat-ayat untuk hari ini,
dapat membantu kita untuk lebih siap menghadapi realitas kejam yang sering kita
hadapi?
Matius 10:28
10:28
Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang
tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa
membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.
Jumat 22 Februari
PENDALAMAN: "Tetapi orang-orang yang berilmu berpikir bahwa
mereka dapat memahami hikmat Allah, apa yang telah dilakukan-Nya dan dapat
diperbuat-Nya. Pendapat yang umum adalah bahwa Allah dibatasi oleh
hukum-hukum-Nya sendiri. Manusia menyangkal atau mengabaikan adanya Allah,
mereka merasa dapat menerangkan segala sesuatu, sekalipun tentang cara kerja
Roh-Nya di dalam hati manusia; dan mereka pun tidak lagi menghormati nama-Nya
atau takut akan kuasa-Nya. Mereka tidak mempercayai hal-hal yang gaib,
karena tidak mengerti hukum-hukum Allah dan kuasa-Nya yang tidak terbatas untuk
melaksanakan kehendak-Nya melalui hal-hal itu. Sebagaimana lazim
digunakan, istilah 'hukum alam' itu mencakup apa yang telah didapati oleh
manusia sehubungan dengan hukum-hukum yang memerintah dalam dunia alam, tetapi
betapa luasnya wilayah di mana Khalik dapat bekerja selaras dengan
hukum-hukum-Nya sendiri, tetapi sama sekali di luar pemikiran
manusia"----Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld 1, hlm.
124-125.
(Lihat juga, Ellen G. White, "Laws of Nature," hlm.
259-261 di Testimonies for the Church, jld. 8.)
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1. Baca dengan seksama kutipan Ellen White di atas.
Apakah yang dia katakan? Dengan cara apakah kita melihat banyak
ilmuwan sekarang ini melakukan persis seperti apa yang dikatakannya?
2. Ilmu pengetahuan modern saat ini jauh lebih baik
daripada dulu untuk menjelaskan, melalui cara alami, mengapa hal-hal tertentu
terjadi atau mengapa tidak. Masalahnya bukan soal "cara alami"
atau "hukum alam," tetapi soal ide bahwa semua cara dan hukum ini
adalah yang sudah yang ada---bahwa tidak ada, dan benar-benar tidak ada
kekuatan gaib, yang berada di belakangnya. Apakah yang salah dengan
asumsi ini? Mengapa, secara logis, hal itu tidak masuk akal (tanyakan pada
diri sendiri, dari manakah hukum-hukum ini berasal?), dan mengapa ide itu
sangat bertentangan dengan ajaran Alkitab yang paling mendasar?
3. Bagaimanakah gambaran penciptaan seperti sebuah alat
musik memberikan gambaran yang lebih akurat tentang hubungan Allah dengan
ciptaan daripada gambaran penciptaan sebagi sebuah mesin?
4. Apakah contoh lain yang dapat Anda temukan dalam
alkitab di mana Allah menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu dalam apa yang
kita akan anggap hanya "kekuatan alam?" Lihat, misalnya, 1 Raja-raja
19:11, 12.
No comments:
Post a Comment