SSD 6 dalam bentuk ebook bagi pengguna Ipad (Apple), Samsung dan Android download di sini
SSD 6 bagi pengguna BlackBerry atau Handphone Java download di sini
SSD 6 dalam bentuk powerpoint (disediakan oleh Pdt. Togu F. Tampubolon) download di sini
Penciptaan dan Kejatuhan
SSD 6 bagi pengguna BlackBerry atau Handphone Java download di sini
SSD 6 dalam bentuk powerpoint (disediakan oleh Pdt. Togu F. Tampubolon) download di sini
Penciptaan dan Kejatuhan
SABAT PETANG
BACA UNTUK PELAJARAN
PEKAN INI: Kej. 3:1-15; Mat. 4:3-10; Kol. 2:20-23; Yoh. 3:17; Why.
14:6, 7.
AYAT HAFALAN: "Aku akan
mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan
keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan
tumitnya" (Kejadian 3:15).
Sebuah komik pernah
memainkan tokoh wanita yang disebut Geraldine. Di satu monolog dia adalah
istri pendeta yang pulang ke rumah dengan baju baru yang mahal. Suaminya
(juga dilakonkan oleh pelawak yang sama) marah. Geraldine kemudian
menjawab dengan terbahak-bahak: "Iblis membuat saya membeli gaun ini! Saya
tidak ingin membeli gaun ini. Iblis terus-menerus mengganggu saya."
Itu
dianggap lucu. Tetapi dunia kita, dan kejahatannya, menunjukkkan bahwa
Setan bukan bahan tertawaan.
Bagi
sebagian orang, ide bahwa Iblis adalah takhyul kuno tidak dianggap serius.
Namun Alkitab tegas: meskipun Setan adalah musuh yang dikalahkan (Why.
12:12; 1 Yoh. 3:8), dia ada di bumi ini, dan ia bertekad untuk
mendatangkan malapetaka dan kehancuran sebanyak mungkin terhadap ciptaan Allah.
Pekan ini
kita akan melihat serangan asli Setan dan apa yang bisa kita pelajari dari hal
itu sehingga walaupun kita masih di bawah serangannya, kita dapat memperoleh
kemenangan yang menjadi milik kita dalam Kristrus.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 9
Februari.
Minggu 3 Februari
ULAR ITU LEBIH CERDIK
Baca Kejadian 3:1. Bagaimanakah
Setan, dalam bentuk ular, digambarkan? Bagaimanakah kebenaran dari
gambaran tersebut diungkapkan bahkan dalam satu ayat itu?
Kejadian 3:1
3:1. Adapun ular ialah yang paling
cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu
berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam
taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
Tipu daya
ular ini terlihat dalam cara dia memasukkan godaannya. Dia tidak membuat
serangan langsung tetapi berupaya untuk melibatkan perempuan itu dalam percakapan.
Perhatikan bahwa kata-kata ular itu mencakup setidaknya dua aspek
bermasalah. Pertama, ia bertanya apakah Tuhan benar-benar membuat
pernyataan tertentu. Pada saat yang sama, ia susun pertanyaannya untuk
membangkitkan keraguan tentang kemurahan hati Allah. Akibatnya, dia
bertanya, "Apakah Tuhan benar-benar menahan sesuatu dari padamu? Apakah Ia
tidak mengizinkan kamu makan dari setiap pohon di taman?" Dengan
sengaja salah mengutip instruksi Allah, ular membujuk wanita itu untuk
membenarkan pernyataannya dan berhasil menariknya ke dalam percakapan.
Strategi ular ini tentulah "licik."
Tentu
saja, tidak ada yang mengejutkan. Yesus menyebut Iblis itu pendusta dan
bapa segala dusta (Yoh. 8:44). Dalam Wahyu 12:9, Iblis
menyesatkan seluruh dunia, yang berarti bahwa tidak satu pun dari kita, bahkan
orang Kristen Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, yang luput. Jelas, Setan
tidak kehilangan sedikit pun kelicikan atau penipuannya. Dia memunculkan
pertanyaan tentang Firman Allah dan maksud baik Allah, berharap untuk
membangkitkan keraguan dan menarik kita ke dalam "percakapan."
Kita harus waspada (1 Ptr. 5:8) untuk melawan
muslihatnya.
Bandingkan Matius 4:3-10 dengan Kejadian
3:1. Apakah cara yang sama yang Setan coba pada Yesus, dan mengapa ia
gagal? Pelajaran apakah yang bisa kita pelajari dari cara Yesus menjawab
serangan Iblis di padang gurun? Dalam hal apakah Setan mencoba hal yang sama
kepada kita, sekarang?
Matius 4:3-10
4:3 Lalu datanglah si pencoba itu dan
berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya
batu-batu ini menjadi roti."
4:4 Tetapi Yesus menjawab: "Ada
tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang
keluar dari mulut Allah."
4:5 Kemudian Iblis membawa-Nya ke
Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,
4:6 lalu berkata kepada-Nya:
"Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis:
Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan
menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada
batu."
4:7 Yesus berkata kepadanya:
"Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
4:8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke
atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan
dunia dengan kemegahannya,
4:9 dan berkata kepada-Nya:
"Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah
aku."
4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya:
"Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan,
Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Senin 4 Februari
PEREMPUAN DAN
ULAR
Baca Kejadian 3:2, 3. Bagaimanakah
perempuan itu menanggapi ular? Kesalahan apakah yang dia buat?
Kejadian 3:2, 3
3:2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular
itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada
di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah
itu, nanti kamu mati."
Meskipun Hawa jelas mengetahui perintah Allah, yang menunjukkan
kesalahannya, dia membuat pernyataan yang melampaui apa yang Allah katakan
setidaknya seperti yang tercatat dalam Alkitab. Allah dengan jelas telah
memerintahkan Adam dan Hawa agar jangan makan dari buah pohon itu; tidak ada
disebut tentang jangan menyentuhnya. Karena kita tidak tahu apa yang
mendorong dia untuk mengatakan hal itu, adalah baik untuk tidak berspekulasi
tentang sebab musababnya. Namun tidak diragukan: dengan berpikir bahwa dia
tidak boleh raba buah itu, ia akan kurang kecenderungan untuk memakannya,
karena ia tidak bisa memakan apa yang tidak bisa ia raba.
Berapa seringkah kita menghadapi hal yang sama dewasa ini:
seseorang datang dengan ajaran, yang kebanyakan pendapatnya selaras dengan
Alkitab, tapi tidak semua? Sebagian kecil saja yang tidak selaras dengan
Alkitab tentu saja dapat merusak semua yang lain. Kesalahan, sekalipun
dicampur dengan kebenaran, tetap kesalahan.
Baca Matius 15:7-9.
Teguran apakah yang Yesus berikan kepada ahli Taurat dan orang Farisi
tentang menambahkan gagasan manusia kepada Firman Allah? Bandingkan
dengan Wahyu 22:18 dan Kolose 2:20-23. Apakah bahaya yang muncul dari
membuat aturan yang menurut kita aturan itu akan melindungi kita terhadap dosa?
ayat 23.
Matius 15:7-9
15:7
Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu:
15:8
Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
15:9
Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah
perintah manusia."
Wahyu 22:18
22:18
Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari
kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan
ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis
di dalam kitab ini.
Kolose 2:20-23
2:20 Apabila kamu telah mati
bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu
menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di
dunia:
2:21
jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini;
2:22
semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut
perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia.
2:23
Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan
sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain
untuk memuaskan hidup duniawi.
Masalah dengan dosa itu bukan kurangnya aturan tetapi hati yang
jahat. Bahkan di masyarakat sekuler, kita sering mendengar permintaan
agar ada lebih banyak hukum untuk melawan kejahatan padahal sudah ada
undang-undang yang cukup memadai. Kita tidak perlu undang-undang baru
tapi kita perlu hati baru.
Dalam hal apa kita berada
dalam bahaya mengikuti hal-hal yang diamarkan di sini? Standar yang
didasarkan pada prinsip Alkitab sangatlah penting. Pertanyaanya adalah,
Bagaimanakah kita bisa yakin bahwa standar dan aturan yang kita terapkan tidak
akan menyesatkan kita? Bawalah jawaban Anda ke kelas.
Selasa 5 Februari
TERTIPU OLEH PETUNJUK
Baca Kejadian 3:4-6.
Apakah prinsip-prinsip yang menyebabkan kejatuhan Adam dan Hawa? Apakah
yang kita pelajari dari pengalaman mereka yang dapat membantu kita untuk
mengatasi apa pun godaan yang kita hadapi?
Kejadian 3:4-6
3:4
Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan
mati,
3:5
tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka,
dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang
jahat."
3:6.
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap
kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu
ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya
yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
Setan berhasil
menarik Hawa ke dalam percakapan dan meningkatkan keraguan tentang apa yang Allah
katakan. Sekarang Setan memberitahu Hawa bahwa Allah tidak mengatakan
kebenaran dan memberikan penjelasan mengenai motif Allah melarang mereka makan
buah. Menurut Setan, bahwa Allah telah menahan sesuatu yang baik untuk
membuat Adam dan Hawa tetap di bawah potensi mereka sepenuhnya. Dengan
demikikan, Setan menguatkan pertanyaannya sebelumnya tentang kemungkinan Tuhan
telah menahan beberapa pohon dari mereka.
Hawa menggunakan tiga macam bukti yang menuntun dia kepada
kesimpulan bahwa ia akan mendapat keuntungan dari makan buah itu.
Pertama, ia melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan.
Mungkin dia telah melihat ular makan buah itu. Mungkin ular itu
telah menguraikan betapa enak rasanya. Sungguh menarik bahwa meskipun
Adam dan Hawa telah diberitahu untuk tidak makan buah itu, dia melihat bahwa
buah itu "baik untuk dimakan." Ini soal konflik antara
pemikiran dan ungkapan yang jelas: "Beginilah firman Tuhan!"
Bukti kedua yang meyakinkan Hawa untuk makan buah itu adalah bahwa
buah itu sedap kelihatannya. Tidak diragukan lagi semua buah di taman itu
indah, tapi untuk beberapa alasan, Hawa secara khusus tertarik pada buah yang
Setan tawarkan kepadanya.
Perkiraan adanya kuasa pada buah itu yang menjadikan seseorang
bijaksana merupakan alasan ketiga mengapa Hawa ingin makan buah itu. Ular
telah meyakinkan dia bahwa makan buah itu akan memperluas pengetahuan dan
menjadikan dia seperti Allah. Tentu saja, ironi menyedihkan di sini
adalah, menurut Alkitab, ia sudah seperti Allah (Kej. 1:27).
Kita diberitahu bahwa Hawa tertipu, tapi Adam tidak (1
Tim. 2:14). Jika Adam tidak tertipu, mengapa dia makan? Adam secara
sadar tidak menaati Allah, memilih untuk mengikuti Hawa daripada Allah.
Seberapa seringkah perilaku semacam itu kelihatan sekarang ini?
Betapa mudahnya kita bisa tergoda oleh apa yang orang lain katakan dan
lakukan, terlepas dari betapa bertentangannya kata-kata dan tindakan mereka
dengan Firman Allah. Adam mendengarkan Hawa bukannya Allah, dan
kelanjutannya adalah mimpi buruk yang dikenal sebagai sejarah manusia (lihat
Rm. 5:12-21).
Rabu 6
Februari
KASIH KARUNIA DAN PENGHAKIMAN DI EDEN: BAGIAN 1
Dalam Kejadian 3, setelah kejatuhan, semua kata-kata pembuka dari
Tuhan adalah pertanyaan: "Di manakah engkau?...Siapakah yang memberitahukan
kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon,
yang Kularang engkau makan itu?...Apakah yang telah kauperbuat ini?" (Kej.
3:9, 11, 13, NIV).
Sebaliknya, pernyataan
deklaratif pertama Allah dalam pasal 3---pernyataan pertama-Nya tentang
fakta---mengikuti pertanyaan-pertanyaan pertama-Nya tentang fakta---mengikuti
pertanyaan-pertanyaan ini. Ketika berbicara kepada ular itu, apakah yang
Allah katakan, dan apakah arti kata-kata-Nya? Lihat Kej. 3:14, 15.
Kej. 3:14, 15
3:14.
Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat
demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala
binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan
kaumakan seumur hidupmu.
3:15
Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara
keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau
akan meremukkan tumitnya."
Pikirkan implikasi dari apa yang terjadi di sini. Pernyataan
deklaratif pertama Allah kepada dunia yang telah jatuh ini, pada kenyataannya,
adalah sebuah kutukan terhadap Setan, bukan terhadap manusia. Memang,
bahkan dalam kutukan kepada Setan, Tuhan memberikan harapan dan janji Injil
kepada umat manusia (ayat 15). Saat dia menyatakan ajal
Setan, Dia mengumumkan pengharapan umat manusia. Meskipun mereka berdosa,
Tuhan segera mengungkapkan janji penebusan kepada Adam dan Hawa.
Perhatikan juga, bahwa hanya sesudah janji ini, hanya sesudah
pengharapan kasih karunia dan keselamatan diberikan dalam ayat 15 (dikenal juga
sebagai "Janji Injil Pertama"), barulah Tuhan mengumumkan hukuman
bagi Adam dan Hawa: "Firman-Nya kepada perempuan itu: 'Susah payahmu waktu
mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan
anakmu';...Lalu firman-Nya kepada manusia itu: 'Karena engkau mendengarkan
perkataan isterimu...'" (Kej. 3:16, 17).
Jangan lalalikan hal ini: Janji keselamatan datang lebih
dulu, baru diikuti oleh penghakiman. Hanya dengan latar belakang Injil,
maka penghakiman datang; jika tidak, maka penghakiman tidak berarti apa-apa
kecuali hukuman, tetapi Alkitab jelas: "Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke
dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkan oleh
Dia" (Yoh. 3:17).
Mengapa begitu penting
untuk selalu berpegang pada fakta bahwa tujuan Allah adalah untuk menyelamatkan
kita, bukan untuk menghukum kita? Bagaimanakah dosa dalam hidup kita
menyebabkan kita melupakan kebenaran penting itu? Artinya, bagaimanakah
dosa menyebabkan kita berpaling dari Allah?
Kamis 7 Februari
KASIH KARUNIA DAN PENGHAKIMAN DI EDEN: BAGIAN 2
Dalam Kejadian 1 dan
2, Allah mengucapkan pernyataan deklaratif (atau imperatif) seperti:
"Jadilah terang pada cakrawala di langit....Hendaklah tanah mengeluarkan
tunas-tunas muda.... Tidak baik manusia itu seorang diri. "Semua
pernyataan ini menyangkut penciptaan itu. Seperti yang kita lihat
kemarin, pernyataan deklaratif berikutnya yang dicatat di Alkitab terdapat di
Kejadian 3:14, 15, di mana Tuhan menawarkan Injil kepada manusia.
Dengan demikian, dalam Alkitab, ungkapan deklaratif Allah yang
mula-mula itu menyangkut penciptaan dan kemudian penebusan---dan penebusan ini
muncul dalam konteks penghakiman itu sendiri. Memang harus demikian.
Kalau begitu, apakah tujuan Injil, apakah "kabar baik" itu,
jika tidak ada penghakiman, tidak ada penghukuman yang harus dihindari?
Konsep sesungguhnya dari "Injil" di dalamnya membawa konsep
penghukuman, penghukuman yang tidak harus kita hadapi. Itulah "kabar
baik!"
Meskipun kita telah melanggar hukum Allah dan meskipun Allah akan
menghakimi pelanggaran-pelanggaran tersebut, dalam Kristus Yesus kita terhindar
dari penghukuman yang pasti menyertai penghakiman ini.
Penciptaan, Injil, dan penghakiman
tidak hanya muncul di halaman-halaman awal dari Alkitab tetapi di bagian
akhirnya juga. Baca Wahyu 14:6, 7. dalam hal apakah ayat-ayat ini
terkait dengan tiga pasal pertama kitab Kejadian? Artinya, apakah ide-ide
paralel yang ditemukan di ayat-ayat ini?
Wahyu 14:6, 7
14:6. Dan aku melihat seorang malaikat
lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk
diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan
suku dan bahasa dan kaum,
14:7
dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah
Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah
menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."
Dalam Wahyu 14:6, 7 kita melihat deklarasi dari Allah Pencipta,
sebuah tema kunci di halaman pembuka kitab Kejadian. Namun dalam Wahyu
14, "Injil yang kekal" muncul lebih dulu dan kemudian diikuti dengan
pengumuman penghakiman, seperti dalam Kejadian 3. Penghakiman ada, tetapi
tidak sebelum Injil kasih karunia, kabar baik bahwa meskipun kita layak
dihukum, kita masih dapat diampuni, disucikan, dan dibenarkan melalui Yesus.
Tanpa Injil, nasib kita akan sama dengan ular dan keturunannya, bukan
nasib dari perempuan dan keturunannya. Dan, cukup mengagumkan, berita
besar ini bahkan muncul di Eden, dalam kata-kata deklaratif pertama Allah
kepada dunia yang telah jatuh.
Jumat 8 Februari
PENDALAMAN: "Allah
memberikan kepada orangtua pertama kita makanan yang Dia rancang harus menjadi
makanan manusia. Mengambil nyawa makhluk lain itu bertentangan dengan
rencana-Nya. Tidak ada kematian di Eden....."---Ellen G. White, Counsels
for the Church, hlm. 228.
"Setan menggambarkan hukum kasih Allah sebagai hukum yang
berdasarkan sifat mementingkan diri. Ia menyatakan bahwa sungguh mustahil
bagi kita untuk menurut segala ajarannya. Kejatuhan nenek moyang kita
yang pertama, bersama segala malapetaka yang telah timbul, dituduhkannya ke
atas Khalik, menyebabkan manusia memandang Allah sebagai sumber dosa,
penderitaan, dan maut. Yesus harus menyingkap tabir penipuan
ini."---Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 18.
"Tapi manusia tidak dibiarkan dengan hasil kejatahan yang
telah ia pilih. Dalam kalimat yang diucapkan pada Setan telah disampaikan
suatu berita penebusan.... Kalimat ini yang didengarkan oleh orangtua
pertama kita, bagi mereka merupakan suatu janji. Sebelum mereka mendengar
tentang onak dan duri, tentang kerja keras dan penderitaan yang harus menjadi
bagian mereka, atau dari debu kembali kepada debu, mereka mendengarkan
kata-kata yang tidak akan gagal memberi mereka harapan. Semua yang telah
hilang oleh menyerah kepada Setan dapat memperoleh kembali melalui
Kristus."---Ellen G. White, Pendidikan, hlm. 27.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1. Di kelas, kembalilah kepada jawaban Anda untuk pertanyaan terakhir hari
Senin. Aturang-aturan apakah yang kita buat yang dapat mengubah kita
menjadi orang-orang yang dipersalahkan Yesus? Pada saat yang sama,
bagaimanakah kita bisa membuat komitmen yang mungkin dapat membantu kita lebih
baik dalam mengikuti prinsip-prinsip kebenaran yang diilhamkan dalam Alkitab?
2. Hawa mempercayai pikirannya bukannya mempercayai perintah yang sangat jelas
dari Alla. Mengapa kita merasa begitu mudah untuk melakukan hal yang
sama?
3. Pikirkanlah perbedaan yang jelas antara kisah penciptaan dan bermacam ide
evolusi yang menggambarkan kejahatan alamiah sebagai bagian dari proses daya
cipta Allah. Mengapa tidak mungkin untuk menyelaraskan pandangan yang
bertentangan seperti asal-usul kita tanpa pada akhirnya merusak arti yang jelas
dari Alkitab? Mengapa suatu pemahaman yang benar akan penciptaan penting
untuk mendapatkan pemahaman yang benar tentang kejatuhan?
4. Beberapa budaya menemukan gagasan tentang Setan harfiah tidak lain dari
kebodohan, sebaliknya, yang lainnya dapat terobsesi dengan kekuatan Setan dan
roh jahat. Bagaimanakah dengan budaya Anda? Apakah kecenderungannya, dan
bagaimanakah Anda bisa belajar untuk menemukan keseimbangan yang tepat ketika
berhadapan dengan realitas pertempuran supra alami di mana kita terlibat di
dalamnya?
No comments:
Post a Comment