SSD 5 dalam bentuk powerpoint disediakan oleh Pdt.Togu F. Tampubolon download di sini
SSD 5 dalam bentuk ebook (pengguna Ipad, Samsung, Android) download di sini
SSD 5 dalam bentuk Java (pengguna BlackBerry atau smartphone Java) download di sini
Sabat Petang
SSD 5 dalam bentuk ebook (pengguna Ipad, Samsung, Android) download di sini
SSD 5 dalam bentuk Java (pengguna BlackBerry atau smartphone Java) download di sini
Penciptaan dan Moralitas
Sabat Petang
BACA
UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Kej. 2:16, 17;
Kej. 1:26-28; Yak. 3:9; Kis. 17:26; Ams. 14:31; Mat. 5:44-48; Why. 20:11-13.
AYAT
HAFALAN: "Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia:
'Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi
pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan
buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati'" (Kejadian 2:16, 17).
Orang senang
berbicara tentang "hak asasi manusia." Dari Magna Carta (1215)
sampai dengan Deklarasi Perancis tentang hak Asasi Manusia dan Warga Negara
(1789) hingga berbagai deklarasi PBB, gagasan dikemukakan bahwa manusia
memiliki "hak asasi" tertentu, hak yang tak seorang pun berhak
mengambilnya dari kita. Hak-hak tersebut adalah milik kita karena kita
manusia (setidaknya begitulah teori itu).
Pertanyaannya adalah: Apakah hak-hak tersebut? Bagaimanakah kita menentukan
hak-hak itu? Dapatkah hak ini berubah, dan jika ya, bagaimana? Mengapa kita,
sebagai manusia, harus memiliki hak-hak tersebut?
Di
beberapa negara, misalnya, perempuan tidak diberi "hak" untuk memilih
hingga abad kedua puluh (beberapa negara masih menolaknya). Walau
demikian, bagaimanakah pemerintah dapat memberikan kepada masyarakat sesuatu
yang merupakan "hak asasi" mereka?
Pertanyaan yang sulit, dan jawabannya tak dapat dipisahkan dari pertanyaan
tentang asal-usul manusia, kajian untuk pelajaran pekan ini.
*Pelajari
pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 2 Februari.
Minggu
27 Januari
KETERGANTUNGAN
KITA PADA SANG PENCIPTA
Kejadian 2:7 menggambarkan Allah menciptakan Adam secara individu, dan
menjadikan dia makhluk moral yang cerdas bukan seperti binatang. Ayat itu
tidak mengatakannya, tetapi orang bisa membayangkan Allah menggunakan
tangan-Nya untuk membentuk debu ke dalam bentuk dan ukuran yang dimaksudkan.
Orang mungkin berpikir bahwa Penguasa besar alam semesta tidak akan membungkuk
untuk mengotorkan tangan-Nya dalam pembuatan manusia, tetapi Alkitab menyatakan
Sang Pencipta itu terlibat akrab dengan ciptaan. Alkitab mencatat banyak
kesempatan ketika Allah rela berinteraksi dengan benda ciptaan. Contohnya
termasuk Keluaran 32:15, 16; Lukas 4:40, dan Yohanes 9:6. Memang,
inkarnasi Kristus kepada kemanusiaan, kepada tubuh manusia, di mana Dia dari
hari ke hari berinteraksi dengan dunia ciptaan sebagaimana halnya kita, membantah
gagasan bahwa Tuhan tidak akan membungkuk untuk "mengotori
tangan-Nya" di antara umat manusia.
Baca
Kejadian 2:16, 17. Apakah perintah yang Allah berikan kepada Adam?
Apakah yang tersirat dalam perintah ini?
Kejadian
2:16, 17
2:16. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada
manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
2:17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan
yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya,
pastilah engkau mati."
Kita mungkin bertanya: Apakah hak Allah untuk membuat aturan bagi
Adam dan Hawa? Bandingkan situasi ini dengan seorang anak dalam sebuah
keluarga. Orangtua anak ini menyediakan rumah dan semua kebutuhan hidup
anak ini. Mereka mencintai anak ini dan memikirkan yang terbaik baginya.
Pengalaman dan kebijaksanaan mereka yang lebih besar akan dapat
menghindarkan anak ini dari banyak penderitaan jika anak ini mau menerima
bimbingan mereka. Beberapa anak menemukan bahwa petunjuk ini sulit,
tetapi secara umum diakui bahwa selama anak menggantungkan kebutuhannya pada
orangtua, ia wajib meneriam aturan dari orangtua. Demikian pula, karena
kita selalu menggantungkan hidup dan kebutuhan kita pada Bapa surgawi, maka
pantaslah bagi kita untuk menerima bimbingan Allah. Karena Dia adalah
Allah kasih, kita dapat mempercayai-Nya untuk selalu memberikan apa yang kita
butuhkan untuk kebaikan kita sendiri.
Baca
Mazmur 95:6, 7 dan Mazmur 100. Bagaimanakah pemazmur mengungkapkan
ketergantungan kita pada Allah? Apakah kewajiban yang secara otomatis
ditanggungkan pada Anda karena ketergantungan tersebut, khususnya yang
berkaitan dengan cara di mana Anda memperlakukan orang lain?
Mazmur
95:6, 7
95:6 Masuklah, marilah kita sujud menyembah,
berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita.
95:7. Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat
gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya
kamu mendengar suara-Nya!
Mazmur 100
100:1.
Mazmur untuk korban syukur. Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi!
100:2
Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan
sorak-sorai!
100:3
Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah
kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
100:4
Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam
pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!
100:5
Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya
tetap turun-temurun.
Senin
28 Januari
MENURUT
GAMBAR ALLAH
Baca Kejadian 1:26-28. Kedudukan khusus apakah yang diberikan
kepada manusia, sesuatu yang tidak diberikan kepada hewan?
Kejadian
1:26-28
1:26. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita
menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh
bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya,
menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya
mereka.
1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman
kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan
taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara
dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
Apakah sebenarnya "gambar Allah" itu?
Pertanyaan ini telah menimbulkan banyak diskusi, dan pendapat bervariasi.
Tapi ayat-ayat tersebut memberikan beberapa petunjuk mengenai sifat dasar
dari ide itu. Pertama, perhatikan bahwa dibuat menurut gambar Allah itu
menyiratkan bahwa kita menyerupai Tuhan dalam beberapa hal tertentu.
Salah satu aspek penting dari gambar Allah adalah bahwa Allah memberikan
kepada manusia kekuasaan atas makhluk lainnya. Karena Allah berdaulat
atas semua, sehingga Ia telah menetapkan untuk manusia bagian dari kedaulatan
dengan memberikan mereka kekuasaan atas ikan, burung, dan hewan darat.
Perhatikan juga, bahwa Allah bertujuan untuk menjadikan manusia menurut
gambar "kita"---yaitu, suatu gambaran yang mencakup pluralitas Keallahan. Lalu Ia membuat manusia
laki-laki dan perempuan. Gambar Allah tidak sepenuhnya terungkap dalam
seorang individu tetapi dalam hubungan. Sebagaimana Keallahan terwujud
dalam tiga Pribadi dalam hubungan, demikian juga gambar Allah pada manusia
dinyatakan dalam hubungan pria dan wanita. Kemampuan untuk membentuk
hubungan adalah bagian dari gambar Allah. Tentu saja hubungan berarti
tanggung jawab dan pertanggungjawaban, yang berarti moralitas. Oleh
karena itu, di sini kita diberi petunjuk kuat bagaimana moralitas menemukan
dasar dalam kisah penciptaan.
Baca
Kejadian 9:6 dan Yakobus 3:9. Bagaimanakah gagasan bahwa manusia
dijadikan menurut "gambar Allah" jelas terkait dengan konsep
moralitas?
Kejadian
9:6
9:6 Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya
akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya
sendiri.
Yakobus
3:9
3:9 Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan
dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
Manusia telah bergumul selama ribuan tahun dengan
pertanyaan tentang moralitas. Bahkan sebelum orang masuk ke dalam jenis
moralitas yang benar, keseluruhan gagasan moralitas itu sendiri menimbulkan
sejumlah persoalan mendalam. Mengapa manusia, berbeda dengan kumbang,
kutu, bahkan simpanse, memiliki kesadaran moral, suatu konsep yang membedakan
antara benar dan salah? Bagaimanakah makhluk-makhluk, yang terbuat dari
materi tak bermoral (partikel kecil pembentuk atom, partikel tak berukuran,
elektron, dan sebagainya) menyadari konsep moral? Jawabannya dapat
ditemukan di pasal-pasal awal Alkitab, yang mengungkapkan manusia sebagai
makhluk moral yang diciptakan "menurut gambar Allah."
Selasa
29 Januari
BERASAL
DARI SATU DARAH
Dalam Kejadian 2:23, Adam diberi tugas memberi nama
kepada istrinya, yang dinamainya Hawa. Kata ini berkaitan dengan kata
kerja Ibrani hayah, yang berarti "hidup" (Orang
Yahudi kadang-kadang menggunakan ekspresi terkait lehayim, "hidup!").
Kata Ibrani untuk "Hawa" (Havah) dapat
diterjemahkan sebgai pemberi hidup. Nama Hawa menggambarkan fakta bahwa
dia adalah nenek moyang semua manusia. Kita semua adalah satu keluarga
dalam arti yang paling harfiah.
Baca
Kisah 17:26. Bagaimanakah Paulus menghubungkan persaudaraan seluruh umat
manusia kepada penciptaan? Bandingkan dengan Mat. 23:9.
Kisah
17:26
17:26 Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua
bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah
menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka,
Mat. 23:9
23:9
Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu
Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
Kita menjadi satu karena kita semua keturunan dari seorang wanita, Hawa,
dan dari seorang pria, Adam. Dan Allah adalah Bapa kita semua.
Fakta ini adalah dasar dari kesetaraan manusia. Pikirkan betapa
berbedanya hubungan manusia jika semua orang menghargai kebenaran penting ini.
Jika kita pernah memerlukan bukti tentang seberapa jauh kita jatuh, dari
betapa jahatnya dosa telah menghancurkan kita, bukti itu dapat kita peroleh
dalam kenyataan yang menyedihkan bahwa manusia sering memperlakukan satu sama
lain lebih buruk daripada beberapa orang memperlakukan hewan.
Baca
Amsal 14:31 dan 22:2. Bagaimanakah ayat-ayat ini membantu kita untuk
memahami hubungan antara moralitas dan fakta bahwa kita diciptakan oleh Allah?
Amsal
14:31 dan 22:2
14:31. Siapa menindas orang yang lemah, menghina
Penciptanya, tetapi siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan
Dia.
22:2. Orang kaya dan orang miskin bertemu; yang membuat
mereka semua ialah TUHAN.
Banyak faktor yang telah memisahkan umat manusia:
politik, nasional, etnis, dan ekonomi. Tentu saja faktor ekonomi,
merupakan salah satu yang paling mempengaruhi (meskipun tidak pernah samapai ke
tingkat yang diharapkan Karl Marx: para pekerja dunia tak pernah bersatu,
malahan mereka berperang satu sama lain berdasarkan kebangsaan mereka).
Dewasa ini, seperti biasa, orang miskin dan orang kaya sering memandang
satu sama lain dengan kecurigaan dan penghinaan. Betapa sering sentimen
ini telah menyebabkan kekerasan, bahkan perang. Penyebab kemiskinan dan
solusi untuk itu masih terus membingungkan kita ( lihat Mat. 26:11).
Tetapi satu hal yang pasti dari Firman Allah: kaya atau miskin, kita
semua pantas mendapatkan martabat yang adalah milik kita berdasarkan asal-usul
kita.
Bertahun-tahun
yang lalu, setelah Darwinisme menjadi idola, beberapa orang membenarkan
eksploitasi orang miskin oleh orang kaya dengan alasan "Darwinisme
sosial," gagasan yang mengatakan bahwa, oleh karena di alam ini, yang
kuata menguasai dan menekan yang lemah, mengapa prinsip yang sama tidak
diterapkan di bidang ekonomi? Bagaimanakah contoh lain tentang pengertian
yang benar mengenai asal-usul ini sangat penting untuk memahami moralitas?
Rabu
30 Januari
KARAKTER
PENCIPTA KITA
Allah menciptakan kita menurut gambar-Nya, yang antara
lain berarti bahwa Dia bermaksud agar kita serupa dengan Dia dalam karakter.
Artinya, kita harus menjadi seperti Dia, sedapat mungkin secara manusia
(perhatiakn, untuk menjadi seperti Allah tidaklah sama dengan bercita-cita
menjadi Allah, ini amat berbeda). Agar kita menjadi seperti Allah, dalam
arti bahwa kita memantulkan karakter-Nya, kita harus memiliki pemahaman yang
tepat tentang apa karakter itu.
Baca
Matius 5:44-48. Apakah yang diungkapkan ayat-ayat ini yang tidak hanya
tentang karakter Allah tetapi juga tentang bagaimana kita harus memantulkan
karakter-Nya dalam hidup kita sendiri?
Matius 5:44-48
5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu
dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi
anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat
dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang
tidak benar.
5:46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi
kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
5:47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada
saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain?
Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?
5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti
Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Baca Lukas 10:29-37. Sekali lagi, apakah yang diungkapkan ayat ini
tentang karakter Allah dan bagaimanakah hal itu harus tercermin dalam
kemanusiaan? Lihat juga Flp. 2:1-8.
Lukas
10:29-37
10:29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu
berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"
10:30 Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun
dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja
merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu
pergi meninggalkannya setengah mati.
10:31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan
itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
10:32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat
itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
10:33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam
perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya
oleh belas kasihan.
10:34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya,
sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang
itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan
dan merawatnya.
10:35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar
kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan
lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
10:36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut
pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun
itu?"
10:37 Jawab orang itu: "Orang yang telah
menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya:
"Pergilah, dan perbuatlah demikian!"
Flp.
2:1-8.
2:1. Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada
penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,
2:2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini:
hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau
puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang
menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya
memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh
pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri,
dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Cerita yang Yesus ceritakan melibatkan dua orang yang berasal dari dua
kelompok berbeda, yang saling bermusuhan satu sama lain. Tetapi Yesus
menunjukkan bahwa mereka itu bersaudara. Masing-masing berada dalam lingkungan
tanggung jawab sesamanya, dan Allah senang bila mereka mengesampingkan
perbedaan mereka dan memperlakukan sesamanya dengan kebaikan dan kasih sayang.
Sungguh perbedaan terlihat antara prinsip-prinsip kerajaan Allah dan
prinsip-prinsip pemerintahan Setan. Allah memanggil yang kuat untuk
memelihara yang lemah, sedangkan prinsip Setan menyerukan agar yang lemah
disingkirkan oleh yang kuat. Allah menciptakan dunia dengan hubungan yang
damai, tetapi Setan telah menyimpangkannya secara menyeluruh sehingga banyak
yang menganggap kelangsungan hidup dari yang terkuat sebagai standar normal
perilaku. Jika proses kejam dari seleksi alam (di mana yang kuat
mengalahkan yang lemah) adalah cara di mana kita menjadi ada, mengapa kita
harus berbeda? Jika kita menerima pandangan ini, apakah kita tidak
mengikuti Allah dan perintah-perintah alam sebagaimana yang Dia tetapkan,
ketika kita mendahulukan kepentingan kita sendiri dengan mengorbankan yang
kurang "terseleksi secara alam?"
Apakah
cara-cara lain di mana Anda dapat melihat bagaimana pemahaman tentang asal-usul
kita dapat mempengaruhi konsep moral kita?
Kamis
31 Januari
MORALITAS
DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Dalam pelajaran sebelumnya, kita membahas tentang khotbah Paulus kepada
orang-orang di Athena (Kis. 17:16-31).
Ikuti alur penalaran yang ia gunakan, jangan hanya
perhatikan di mana ia mulai tapi perhatikan juga di mana ia berakhir.
Apakah yang sangat penting tentang kesimpulan yang ia ambil, khususnya
mengenai pertanyaan tentang asal-usul dan moralitas?
Kis.
17:16-31
17:16. Sementara Paulus menantikan mereka di Atena,
sangat sedih hatinya karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan
patung-patung berhala.
17:17 Karena itu di rumah ibadat ia bertukar pikiran
dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang yang takut akan Allah, dan di pasar
setiap hari dengan orang-orang yang dijumpainya di situ.
17:18 Dan juga beberapa ahli pikir dari golongan
Epikuros dan Stoa bersoal jawab dengan dia dan ada yang berkata: "Apakah
yang hendak dikatakan si peleter ini?" Tetapi yang lain berkata:
"Rupa-rupanya ia adalah pemberita ajaran dewa-dewa asing." Sebab ia
memberitakan Injil tentang Yesus dan tentang kebangkitan-Nya.
17:19 Lalu mereka membawanya menghadap sidang
Areopagus dan mengatakan: "Bolehkah kami tahu ajaran baru mana yang kauajarkan
ini?
17:20 Sebab engkau memperdengarkan kepada kami
perkara-perkara yang aneh. Karena itu kami ingin tahu, apakah artinya semua
itu."
17:21 Adapun orang-orang Atena dan orang-orang asing
yang tinggal di situ tidak mempunyai waktu untuk sesuatu selain untuk
mengatakan atau mendengar segala sesuatu yang baru.
17:22. Paulus pergi berdiri di atas Areopagus dan
berkata: "Hai orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu
sangat beribadah kepada dewa-dewa.
17:23 Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan
melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan
tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa
mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu.
17:24 Allah yang telah menjadikan bumi dan segala
isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil
buatan tangan manusia,
17:25 dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia,
seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan
nafas dan segala sesuatu kepada semua orang.
17:26 Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua
bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah
menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka,
17:27 supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan
menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing.
17:28 Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak,
kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab
kita ini dari keturunan Allah juga.
17:29 Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita
tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau
batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.
17:30 Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan,
maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua
mereka harus bertobat.
17:31 Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada
waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah
ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang
hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati."
17:32. Ketika mereka mendengar tentang kebangkitan
orang mati, maka ada yang mengejek, dan yang lain berkata: "Lain kali saja
kami mendengar engkau berbicara tentang hal itu."
17:33 Lalu Paulus pergi meninggalkan mereka.
17:34 Tetapi beberapa orang laki-laki menggabungkan
diri dengan dia dan menjadi percaya, di antaranya juga Dionisius, anggota
majelis Areopagus, dan seorang perempuan bernama Damaris, dan juga orang-orang
lain bersama-sama dengan mereka.
Khotbah Paulus kepada orang-orang Athena mulai dengan
penciptaan dan berakhir dengan penghakiman. Menurut Paulus, Allah yang
menciptakan dunia dan segala isinya telah menentukan suatu hari di mana Dia
akan menghakimi dunia. Dikaruniai dengan moralitas itu juga termasuk pertanggungjawaban,
dan kita masing-masing akan bertanggung jawab atas tindakan dan kata-kata
kita (lihat Pkh. 12:14 dan Mat. 12:36, 37).
Pkh.
12:14
12:14 Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke
pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik,
entah itu jahat.
Mat.
12:36, 37
12:36 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia
yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.
12:37 Karena menurut ucapanmu engkau akan
dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."
Baca Wahyu 20:11-13 dan Matius 25:31-40. Apakah
yang diajarkan dengan jelas dalam ayat ini yang secara langsung terkait dengan moralitas?
Wahyu 20:11-13
20:11. Lalu aku melihat suatu takhta putih yang
besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan
langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya.
20:12 Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan
kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga
sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut
perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.
20:13 Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang
ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang
ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya.
Matius
25:31-40
25:31. "Apabila Anak Manusia datang dalam
kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan
bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.
25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di
hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama
seperti gembala memisahkan domba dari kambing,
25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah
kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
25:34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang
di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah
Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku
makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu
memberi Aku tumpangan;
25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku
pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu
mengunjungi Aku.
25:37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia,
katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau
makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?
25:38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang
asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi
Engkau pakaian?
25:39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau
dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?
25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang
dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
Setiap orang yang pernah hidup akan bertemu
bersama-sama di hadapan Allah untuk menghadapi penghakiman. Perbedaan
antara kedua kelompok dalam perumpamaan Yesus adalah perihal bagaimana
tiap-tiap orang memperlakukan orang-orang yang berkekurangan. Pencipta
menaruh perhatian pada cara makhluk ciptaan-Nya memperlakukan satu sama lain,
terutama orang-orang lemah yang membutuhkan pertolongan. Tidak ada tempat
di surga bagi prinsip seleksi alam, itu bertentangan dengan tabiat Allah yaitu
damai sejahtera.
Jika Alkitab mengajarkan sesuatu, itu adalah bahwa keadilan yang sangat
kurang dalam dunia ini suatu hari akan dihukum oleh Allah sendiri.
Lebih daripada itu, seluruh ide tentang penghakiman mencakup suatu
tatanan moral: mengapa Allah menghakimi, apalagi menghukum, jika tidak ada
standar moral yang orang bisa pegang?
Pikirkanlah
realitas dan kepastian penghakiman. Lalu mengapa, Injil dan janji
keselamatan dalam Kristus itu sangat penting agar kita memiliki jaminan dalam
penghakiman itu?
Jumat
1 Februari
PENDALAMAN: Menurut Alkitab, Adam adalah manusia pertama dan diciptakan secara khusus
oleh Allah dari debu. Pemahaman kita tentang asal-usul moralitas
ditemukan pada asal-usul Adam. Maka, konsep Alkitab tentang moralitas,
tidak dapat dipisahkan dari konsep Alkitabiah tentang asal-usul.
Mengakui Adam sebagai manusia pertama juga menyangkal kemungkinan bahwa
fosil apa pun juga leluhurnya adalah Adam atau manusia lainnya. Lalu dari
manakah fosil-fosil ini datang? Ada beberapa kemungkinan.
Pertama, fosil mirip manusia mungkin terbentuk dari manusia dengan
kecerdasan normal tetapi dengan pola pertumbuhan tidak seperti manusia masa
kini. Kemungkinan kedua adalah bahwa fosil-fosil itu mungkin telah
merosot, karena gaya hidup mereka sendiri atau tekanan lingkungan atau faktor
lainnya. Kemungkinan ketiga adalah bahwa fosil-fosil itu mungkin
merupakan hasil dari upaya langsung dari Setan untuk merusak ciptaan dengan
cara yang kita tidak mengerti. Kemungkinan lain adalah bahwa fosil-fosil
itu bukan manusia tetapi hanya serupa dalam morfologi. Orang berbeda
mungkin lebih suka penjelasan yang berbeda tapi, karena kita tidak memiliki
bukti langsung untuk menyelesaikan masalah ini, yang terbaik adalah menghindari
kefanatikan dalam spekulasi-spekulasi kita. Fosil tidak muncul dengan
label yang berbunyi, "Buatan China 500 juta tahun yang lalu" atau
sejenisnya. Pemahaman kita tentang sejarah bumi yang sangat bervariasi di
antara para ilmuwan, menyediakan suatu kerangka acuan di mana kita menafsirkan
fosil, tetapi kita tidak memiliki bukti akan penafsiran kita. Semua itu
pada akhirnya, hanyalah interpretasi, tidak lebih.
PERTANYAAN
UNTUK DIDISKUSIKAN:
1. Pikirkanlah impkikasi perihal apa
artinya jika tidak ada Pencipta yang memberlakukan tatanan moral pada umat
manusia. Dari manakah konsep-konsep moral berasal? Banyak orang
yang tidak percaya pada Tuhan namun demikian berpegang teguh pada beberapa
standar moral yang ketat. Atas dasar apakah, selain Allah, seseorang
dapat mengembangkan aturan moral? Apakah beberapa skenario yang mungkin
muncul bersamaan dengan itu? Namun, apakah yang menjadi kelemahan paling
pokok dari semuanya itu?
2. Bagaimanakah pandangan kita tentang
penciptaan menginformasikan pendapat kita mengenai isu-isu terkini seperti
eutanasia, kloning, aborsi, dan lain-lain?
3. Seorang warga setempat yang merelakan
waktu untuk bertamasya di kamp konsetrasi Nazi Dachau memulai tur itu dengan
membicarakan teori Charles Darwin yaitu evolusi, yang menyiratkan bahwa teori
Darwinlah yang menyebabkan Dachau dan sejenisnya. Apakah logika yang
jelas dari garis penalaran itu? Dalam hal apakah kemungkinan itu cacat?
No comments:
Post a Comment