Pelajaran
4
*19-25 Januari 2013
Penciptaan, Suatu Tema
Alkitabiah
SABAT PETANG
BACA
UNTUK PELAJARAN PEKAN INI:
Kej. 2; Mat. 19:4-6; Mzm. 8; Ayub 38:1-21; 42:1-6; Yes. 45:18; Kis. 17:22-31.
AYAT
HAFALAN: "Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah
langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka
yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum,
dan ia berseru dengan suara nyaring: 'Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia,
karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan
langit dan bumi dan laut dan semua mata air"' (Wahyu 14:6, 7).
Kejadian 1:1-2:3
adalah dasar untuk banyak ayat penciptaan di dalam Alkitab. Beberapa referensi
ke Kejadian 1 jelas, yang lain lebih tidak langsung. Lebih sering referensi
tidak langsung mencakup pengulangan dari kata-kata atau ide tertentu tanpa
langsung mengutip ayat, seperti 2 Korintus 4:6: "Sebab Allah yang telah
berfirman: 'Dari dalam gelap akan terbit terang!' Ia juga yang membuat
terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari
pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus."
Sebaliknya, salah satu referensi langsung, adalah Ibrani 4:4, "Sebab
tentang hari ketujuh pernah dikatakan di dalam suatu nas: 'Dan Allah berhenti
pada hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya.'" Suatu kutipan dari Kejadian
2:2.
Pekan
ini kita akan melihat berbagai referensi yang menunjuk kembali kepada cerita
kitab Kejadian dan menunjukkan bagaimana penulis Alkitab lainnya memahami hal
itu sebagai gambaran harfiah tentang asal-usul manusia.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan hari Sabat,
26 Januari.
Minggu 20
Januari
PENCIPTAAN DALAM KEJADIAN 2
"Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu
diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit" (Kejadian 2:4).
Kejadian
1-2:3 adalah kisah pertama tentang Allah menciptakan dunia kita. Itu membentuk
dasar dari semua kebenaran lain yang dipercayai oleh orang Kristen.
Tetapi
kisah penciptaan tidak berakhir di sana. Dari Kejadian 2:3 sampai akhir pasal
itu, kita diberi rincian lebih lanjut, khususnya mengenai penciptaan Adam dan
Hawa. Jadi, kita harus menafsirkan Kejadian 2:4 (di atas) sebagai pengantar
kepada sejarah yang lebih rinci tentang penciptaan Adam dan Hawa, suatu
tindakan yang secara singkat dirangkum dalam Kejadian 1:26-29. Beberapa
sarjana modern berpendapat bahwa ada pertentangan antara Kejadian 1 dan 2,
namun ini akan menjadi kejutan bagi Musa dan para penulis Alkitab lainnya. Jika
cerita itu kelihatan seperti bertentangan, maka Musa tidak akan pernah menulisnya,
apalagi keduanya sangat berdekatan. Pertentangan bukan pada ayat itu, melainkan
pada mereka yang membacakan pertentangan ke dalamnya.
Baca Matius 19:4-6. Bagaimanakah Yesus menegaskan
kebenaran sejarah dari Kejadian 1 dan 2?
Matius 19:4-6
19:4 Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa
Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan
perempuan?
19:5 Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan
meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya
itu menjadi satu daging.
19:6 Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan
satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan
manusia."
Menanggapi pertanyaan orang Farisi tentang perceraian, Yesus
mengutip dari Kejadian 1:27 dan 2:24, menunjukkan bahwa Ia menilai keduanya
sedang membahas peristiwa sejarah yang sama, yaitu penciptaan dunia dan
manusia. Berapa banyakkah lagi bukti yang kita perlukan untuk membuktikan bahwa
Kejadian 1 dan 2 adalah kisah penciptaan yang harmonis, doktrin dan pengajaran
yang membentuk dasar dari eksistensi dan tujuan kita? Kita ada bukan karena
kebetulan, kita ada bukan karena tidak sengaja; kita adalah makhluk yang diciptakan
menurut gambar Allah—dan kisah penciptaan dalam Kejadian, sebagaimana
terungkap dalam pasal 1 dan 2, adalah penyataan khusus Allah bagi kita tentang
asal-usul kita.
Baca Kejadian 2. Bagaimanakah hal itu membantu kita untuk
lebih memahami apa artinya menjadi manusia, diciptakan menurut gambar Allah,
dan diberi kebebasan memilih?
Kejadian 2
2:1. Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan
segala isinya.
2:2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah
menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh
dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.
2:3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan
menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan
penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
2:4. Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu
diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, --
2:5 belum ada semak apapun di bumi, belum timbul
tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke
bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu;
2:6 tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan
membasahi seluruh permukaan bumi itu--
2:7 ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu
dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah
manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
2:8. Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden,
di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.
2:9 Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai
pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon
kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik
dan yang jahat.
2:10 Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk
membasahi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang.
2:11 Yang pertama, namanya Pison, yakni yang
mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada.
2:12 Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada
damar bedolah dan batu krisopras.
2:13 Nama sungai yang kedua ialah Gihon, yakni yang
mengalir mengelilingi seluruh tanah Kush.
2:14 Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni
yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan sungai yang keempat ialah Efrat.
2:15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan
menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
2:16. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada
manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
2:17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan
yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya,
pastilah engkau mati."
2:18. TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik,
kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang
sepadan dengan dia."
2:19 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala
binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada
manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang
diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti
nama makhluk itu.
2:20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak,
kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya
sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
2:21. Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur
nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya,
lalu menutup tempat itu dengan daging.
2:22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari
manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia
itu.
2:23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia,
tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab
ia diambil dari laki-laki."
2:24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan
ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu
daging.
2:25 Mereka keduanya telanjang, manusia dan
isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
Senin 21 Januari
PENCIPTAAN DALAM MAZMUR
Baca
Mazmur 8. Apakah hubungan yang Anda temukan dengan Kejadian 1?
8:1. Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit.
Mazmur Daud. (8-2) Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh
bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan.
8:2 (8-3) Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang
menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan
musuh dan pendendam.
8:3. (8-4) Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu,
bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan:
8:4 (8-5) apakah manusia, sehingga Engkau
mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
8:5 (8-6) Namun Engkau telah membuatnya hampir sama
seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
8:6 (8-7) Engkau membuat dia berkuasa atas buatan
tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya:
8:7 (8-8) kambing domba dan lembu sapi sekalian,
juga binatang-binatang di padang;
8:8 (8-9) burung-burung di udara dan ikan-ikan di
laut, dan apa yang melintasi arus lautan.
8:9 (8-10) Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya
nama-Mu di seluruh bumi!
Baca Mazmur 104. Perhatikan bagaimana Mazmur ini memuji
Allah karena kebaikan-Nya seperti yang terlihat pada penciptaan maupun pemeliharaan.
Identifikasikanlah hubungan dari ayat-ayat Mazmur 104 berikut ini dengan
Kejadian 1.
Ayat 2
104:2 yang berselimutkan terang seperti kain, yang
membentangkan langit seperti tenda,
Ayat 5-7
104:5 yang telah mendasarkan bumi di atas
tumpuannya, sehingga takkan goyang untuk seterusnya dan selamanya.
104:6 Dengan samudera raya Engkau telah
menyelubunginya; air telah naik melampaui gunung-gunung.
104:7 Terhadap hardik-Mu air itu melarikan diri,
lari kebingungan terhadap suara guntur-Mu,
Ayat 7-9
104:7 Terhadap hardik-Mu air itu melarikan diri,
lari kebingungan terhadap suara guntur-Mu,
104:8 naik gunung, turun lembah ke tempat yang
Kautetapkan bagi mereka.
104:9 Batas Kautentukan, takkan mereka lewati,
takkan kembali mereka menyelubungi bumi.
Ayat 14
104:14 Engkau yang menumbuhkan rumput bagi hewan
dan tumbuh-tumbuhan untuk diusahakan manusia, yang mengeluarkan makanan dari
dalam tanah
Ayat 19
104:19. Engkau yang telah membuat bulan menjadi
penentu waktu, matahari yang tahu akan saat terbenamnya.
Ayat 25
104:25 Lihatlah laut itu, besar dan luas
wilayahnya, di situ bergerak, tidak terbilang banyaknya, binatang-binatang yang
kecil dan besar.
Perhatikan
bagaimana rangkaian topik mazmur yang tampaknya dibuat mengikuti rangkaian
topik Kejadian 1. Citra puitis jelas disajikan di seluruh ayat, dan
pekabarannya jelas mencakup kuasa, hikmat, dan kebaikan Allah dan ketergantungan
semua ciptaan kepada Sang Pencipta. Tidak ada di dalam mazmur itu gambaran
bahwa catatan kitab Kejadian tidak harus dipahami secara harfiah.
Perhatikan
contoh berikut dari kitab Mazmur yang berhubungan dengan Kejadian 1.
Mzm. 24:1, 2
24:1. Mazmur Daud. Tuhanlah yang empunya bumi serta
segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.
24:2 Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas
lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
Mzm. 33:6
33:6 Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh
nafas dari mulut-Nya segala tentaranya.
Mzm. 74:16, 17
74:16 Punya-Mulah siang, punya-Mulah juga malam.
Engkaulah yang menaruh benda penerang dan matahari.
74:17 Engkaulah yang menetapkan segala batas bumi,
musim kemarau dan musim hujan Engkaulah yang membuat-Nya.
Mzm. 89:11
89:11 (89-12) Punya-Mulah langit, punya-Mulah juga
bumi, dunia serta isinya Engkaulah yang mendasarkannya.
Kitab
Mazmur penuh dengan pujian bagi Sang Pencipta. Kadang-kadang ini dinyatakan
dalam bahasa yang mengingatkan pada Kejadian 1, di kesempatan lain bahasanya
lebih umum, tetapi dalam semua kasus, gambaran penciptaan sesuai dengan
Kejadian 1 dan mengingatkan kita pada peran dasar dari Kejadian dalam pemahaman
kita tentang asal-usul kita sebagai putra dan putri Allah.
Selasa 22 Januari
PENC1PTAAN DALAM
KITAB AYUB
Baca
Ayub 38:1-21. Perhatikan topik penciptaan dalam ayat-ayat berikut.
Ayat 4-7
38:4. Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan
dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian!
38:5 Siapakah yang telah menetapkan ukurannya?
Bukankah engkau mengetahuinya? --Atau siapakah yang telah merentangkan tali
pengukur padanya?
38:6 Atas apakah sendi-sendinya dilantak, dan
siapakah yang memasang batu penjurunya
38:7 pada waktu bintang-bintang fajar
bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai?
Ayat 8-11
38:8 Siapa telah membendung laut dengan pintu,
ketika membual ke luar dari dalam rahim? --
38:9 ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya dan
kekelaman menjadi kain bedungnya;
38:10 ketika Aku menetapkan batasnya, dan memasang
palang dan pintu;
38:11 ketika Aku berfirman: Sampai di sini boleh
engkau datang, jangan lewat, di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan
dihentikan!
Ayat 12
38:12. Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh
datang dinihari atau fajar kautunjukkan tempatnya
Ayat 16
38:16 Engkaukah yang turun sampai ke sumber laut,
atau berjalan-jalan melalui dasar samudera raya?
Ayat 19
38:19 Di manakah jalan ke tempat kediaman terang,
dan di manakah tempat tinggal kegelapan,
Sangat penting untuk mengingat konteks kitab Ayub. Tragedi
besar melanda, dan Ayub berjuang untuk memahami bagaimana ini bisa terjadi
padanya, seorang pengikut Allah yang setia. Dalam pasal 38 hingga pasal 41,
Tuhan terus berbicara tentang kuasa penciptaan-Nya, semuanya untuk menanggapi
pertanyaan pedih Ayub.
Baca dengan saksama jawaban Ayub kepada Tuhan dalam Ayub
42:1-6. Mengapa Ayub menjawab seperti itu, dan apakah yang dapat kita pelajari
dari jawabannya yang bisa membantu kita untuk mempercayai Allah dalam tragedi
pribadi kita?
Ayub 42:1-6
42:1. Maka jawab Ayub kepada TUHAN:
42:2 "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan
segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.
42:3 Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi
keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita
tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui.
42:4 Firman-Mu: Dengarlah, maka Akulah yang akan
berfirman; Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku.
42:5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar
tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
42:6 Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan
dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."
Ketidakmampuan Ayub untuk menjelaskan keistimewaan
penciptaan menuntun dia untuk mengakui kebesaran Allah dan mempercayai-Nya,
tidak peduli apa pun yang telah terjadi. Kita juga mendapati diri kita tidak
mampu menjawab banyak pertanyaan tentang penciptaan, dan contoh Ayub harus
mendorong kita untuk mempercayai Tuhan, tanpa ragu. Banyak pertanyaan tentang
segala hal dalam kehidupan akan tetap tidak terjawab, setidaknya untuk saat
ini. Nanti di masa kekekalan kita akan mendapatkan penjelasan atas apa yang
sekarang tampaknya tidak dapat dimengerti.
Intinya adalah bahwa melalui keajaiban penciptaan—yang
sekarang kita mengerti jauh lebih baik daripada yang dapat dimengerti oleh
Ayub—kita harus belajar untuk percaya pada kasih dan kuasa Allah yang luar
biasa.
Kita sekarang, yang hidup setelah Salib, memiliki gambaran
tentang Pencipta yang juga sebagai Penebus kita yang disalibkan, sesuatu yang
Ayub tidak pernah miliki, setidaknya tidak sejelas yang kita miliki. Mengetahui
apa yang Dia lakukan untuk kita, seberapa jauhkah kita harus lebih percaya akan
kebaikan Tuhan kepada kita?
Rabu 23 Januari
PENCIPTAAN DALAM TULISAN PARA NABI
"Sebab
beginilah firman TUHAN, yang menciptakan langit,—Dialah Allah —yang membentuk
bumi dan menjadikannya dan yang menegakkannya,— dan Ia menciptakannya bukan
supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami: 'Akulah TUHAN dan tidak
ada yang lain'" (Yesaya 45:18).
Yesaya
45:18 menekankan maksud Allah untuk mempersiapkan tempat bagi manusia untuk
hidup, dengan demikian, kecocokan bumi untuk kehidupan itu bukanlah suatu
kebetulan.
Pikirkan
beberapa keistimewaan bumi yang berbeda dengan planet lain di tata surya kita, yang
membuatnya menjadi tempat yang cocok bagi kehidupan manusia. Pertama, air
tersedia secara limpah. Ada beberapa bukti adanya aktivitas air di Mars,
tetapi tidak ada makhluk air di planet tersebut atau di planet lain selain
bumi. Keistimewaan unik lainnya dari bumi adalah komposisi dari atmosfer,
sekitar 21 persen oksigen dan 79 persen nitrogen. Planet lain memiliki
atmosfer yang didominasi oleh karbon dioksida atau helium, tetapi hanya bumi
memiliki atmosfer yang cocok untuk kehidupan. Keadaan suhu di bumi cocok untuk
kehidupan di bumi, tidak seperti planet-planet lain di tata surya kita. Hal ini
disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor, termasuk jarak kita dari matahari,
komposisi atmosfer kita, massa bumi, dan kecepatan rotasinya, yang menentukan panjang
hari dan malam. Semua keistimewaan ini, bahkan masih banyak lagi, menjadikan
bumi sebagai satu-satunya planet yang cocok untuk menopang kehidupan.
Bagaimanakah
ayat-ayat berikut berhubungan dengan peristiwa yang dijelaskan dalam Kejadian
1?
Yes. 44:24
44:24 Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, yang
membentuk engkau sejak dari kandungan; "Akulah TUHAN, yang menjadikan
segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit, yang menghamparkan
bumi--siapakah yang mendampingi Aku? --
Yes. 45:12
45:12 Akulah yang menjadikan bumi dan yang
menciptakan manusia di atasnya; tangan-Kulah yang membentangkan langit, dan
Akulah yang memberi perintah kepada seluruh tentaranya.
Yer. 51:15, 16
51:15 Tuhanlah yang menjadikan bumi dengan
kekuatan-Nya, yang menegakkan dunia dengan kebijaksanaan-Nya, dan yang
membentangkan langit dengan akal budi-Nya.
51:16 Apabila Ia memperdengarkan suara-Nya,
menderulah bunyi air di langit, Ia menaikkan kabut awan dari ujung bumi, Ia
membuat kilat serta dengan hujan, dan mengeluarkan angin dari
perbendaharaan-Nya.
Amos 4:13
4:13 Sebab sesungguhnya, Dia yang membentuk
gunung-gunung dan menciptakan angin, yang memberitahukan kepada manusia apa
yang dipikirkan-Nya, yang membuat fajar dan kegelapan dan yang berjejak di atas
bukit-bukit bumi--TUHAN, Allah semesta alam, itulah nama-Nya.
Yohanes 1:9
1:9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap
orang, sedang datang ke dalam dunia.
Zak. 12:1
12:1. Ucapan ilahi. Firman TUHAN tentang Israel:
Demikianlah firman TUHAN yang membentangkan langit dan yang meletakkan dasar
bumi dan yang menciptakan roh dalam diri manusia:
Pikirkan
implikasi-implikasi dari asal-usul kita dan mengapa mendapatkan implikasi yang
tepat sangat penting untuk pemahaman kita tentang siapa kita, mengapa kita ada
di sini, dan apa yang bisa kita harapkan di dunia ini, yang pada hakikatnya,
tidak menawarkan harapan sama sekali.
Kamis 24
Januari
PENCIPTAAN DALAM PERJANJIAN BARU
Baca
Kisah 17:22-31. Apakah keadaan yang melatarbelakangi khotbah ini? Setelah
Paulus menyampaikan pendahuluan pembicaraannya,apakah topik pertama yang ia
bawakan kepada orang-orang terpelajar ini?
Ayat 24, 25. Apakah yang Paulus
katakan yang merupakan hubungan antara Allah Pencipta dan manusia? Ayat 26-28.
Kisah 17:22-31
17:22. Paulus pergi berdiri di atas Areopagus dan
berkata: "Hai orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu
sangat beribadah kepada dewa-dewa.
17:23 Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan
melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan
tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa
mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu.
17:24 Allah yang telah menjadikan bumi dan segala
isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil
buatan tangan manusia,
17:25 dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia,
seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan
nafas dan segala sesuatu kepada semua orang.
17:26 Dari satu orang saja Ia telah menjadikan
semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah
menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka,
17:27 supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan
menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing.
17:28 Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak,
kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab
kita ini dari keturunan Allah juga.
17:29 Karena kita berasal dari keturunan Allah,
kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak
atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.
17:30 Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan,
maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua
mereka harus bertobat.
17:31 Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada
waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya,
sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan
membangkitkan Dia dari antara orang mati."
Para
pendengar di sini tidak diragukan lagi termasuk dua kelompok filsuf yang
dikenal sebagai kaum Stoa dan Epikuros. Kaum Stoa menegaskan adanya rancangan
di alam, sedangkan Epikuros menyangkalnya. Kedua kelompok ini tidak memiliki
pengetahuan tentang Allah yang benar, tapi argumentasi mereka tentang
rancangan adalah mirip dengan banyak argumentasi yang masih dibahas di zaman
kita.
Hal
penting di sini adalah bahwa, dalam kesaksiannya kepada para pemikir dan
intelektual kafir ini, Paulus beralih langsung kepada argumentasi tentang
Tuhan sebagai Pencipta segala sesuatu dan Pencipta semua umat manusia. Paulus
memiliki sedikit kesamaan dengan orang-orang ini, maka, ia langsung dengan apa
yang umumnya mereka miliki—fakta bahwa mereka ada—-dan dari kenyataan yang tak
terbantahkan itu, ia berusaha membangun argumentasinya. Oleh karena itu,
kembali kita melihat penciptaan sebagai tema penting dalam Alkitab.
Lihatlah
ayat-ayat berikut: Matius 19:4-6; Markus 2:27; Lukas 3:38; Yohanes 1:1-3; 2
Korintus 4:6; Ibrani 4:4; Yakobus 3:9; 2 Petrus 3: 5; Yudas 11, 14. Yang
menarik adalah bahwa masing-masing penulis Perjanjian Baru baik secara langsung
atau tidak langsung mengacu kepada kisah penciptaan di kitab Kejadian, lebih
banyak bukti yang membuktikan bagaimana catatan kitab Kejadian tentang
asal-usul tersebut secara universal berterima bagi semua penulis Alkitab.
Baca
Wahyu 4:11 dan 10:5,6. Apakah yang dikatakan makhluk surgawi itu tentang kuasa
penciptaan Allah?
Wahyu
4:11 dan 10:5,6
4:11 "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak
menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan
segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan
diciptakan."
10:5 Dan malaikat yang kulihat berdiri di atas laut
dan di atas bumi, mengangkat tangan kanannya ke langit,
10:6 dan ia bersumpah demi Dia yang hidup sampai
selama-lamanya, yang telah menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan
segala isinya, dan laut dan segala isinya, katanya: "Tidak akan ada
penundaan lagi!
Penciptaan
bukan suatu kecelakaan tetapi terjadi karena kehendak Allah. Bagian kedua
berisi acuan yang jelas kepada Keluaran 20:11. Sekali lagi, seperti dalam
Yohanes 1:1-3, Yohanes menunjukkan pengenalan dan kepercayaannya terhadap
kisah penciptaan. Betapa bodohnya kita melakukan sesuatu yang kurang dari itu.
Jumat
25 Januari
PENDALAMAN: Alkitab adalah buku tentang Allah dan hubungan-Nya dengan
kita manusia dan dunia kita. Peristiwa-peristiwa pada minggu penciptaan itu
unik dan supra alami. Peristiwa-peristiwa tersebut berada di luar ranah penyelidikan
ilmiah, setidaknya untuk dua alasan. Pertama, peristiwa-peristiwa itu tunggal
artinya terjadi hanya sekali. Ilmu pengetahuan memiliki kesulitan bila
berurusan dengan sesuatu yang hanya sekali terjadi, karena peristiwa itu tidak
dapat diulang dan diuji dalam keadaan yang berbeda. Kedua, peristiwa-peristiwa
penciptaan itu adalah hasil dari sesuatu yang supra alami (adikodrati). Itu
bukan akibat alami dari cara Allah menjaga kelangsungan ciptaan tetapi suatu
yang istimewa, tindakan langsung dari Allah. Ilmu pengetahuan hanya berkaitan
dengan penyebab sekunder, dan—sedikitnya seperti yang sekarang
dipraktikkan—tidak menerima penjelasan apa pun yang bergantung pada tindakan
langsung dari Allah. Karena peristiwa penciptaan itu unik dan supra alami, maka
itu berada di luar jangkauan ilmu pengetahuan.
Yang
penting dalam hal ini adalah bahwa pandangan seseorang tentang asal-usul
memiliki implikasi penting bagi pandangan seseorang tentang sifat manusia dan
identitas diri. Memahami asal-usul kita sangat penting sehingga Allah
menempatkannya sebagai bagian pertama dalam Alkitab, dan pekabar- an Alkitab
didasarkan pada sejarah kisah penciptaan. Menyatakan bahwa kita bisa
mempelajari sejarah yang benar dari dunia kita melalui ilmu pengetahuan adalah
sama dengan menyatakan bahwa hal itu dapat dijelaskan tanpa mempertimbangkan
tindakan langsung apa pun dari Allah, suatu kesalahan yang telah menuntun
kepada kesalahan yang lebih banyak.
"Manusia
berusaha untuk menjelaskan karya penciptaan dari sebab-sebab alami, yang Allah
tidak pernah ungkapkan. Tetapi ilmu pengetahuan manusia tidak dapat
menyelidiki rahasia Allah yang di surga, dan menjelaskan karya-karya penciptaan
yang luar biasa, yang merupakan mukjizat dari Yang Mahakuasa, seperti halnya
menunjukkan bagaimana Allah muncul ke dalam eksistensi."— Ellen G. White, The Spirit ofProphecy,
jld. 1, hlm. 89.
PERTANYAAN
UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.
Penciptaan adalah tema dominan di seluruh Alkitab. Apakah ada bukti bahwa para
penulis Alkitab memiliki pandangan yang berbeda tentang penciptaan atau adakah
dari mereka yang memiliki keraguan tentang kebenaran dari setiap bagian kitab
Kejadian? Mengapa jawaban ini penting?
2. Alasan-alasan apakah menurut Anda yang seseorang mungkin kemukakan untuk membenarkan penolakan terhadap gagasan bahwa alam ini dirancang?
2. Alasan-alasan apakah menurut Anda yang seseorang mungkin kemukakan untuk membenarkan penolakan terhadap gagasan bahwa alam ini dirancang?
3.
Yesus menyokong otoritas Musa
(Luk. 16:29-3]), termasuk kisah penciptaan (Mrk. 2:27, 28; Mal 19:4-6). Mengingat latar belakang ini dan teladan Yesus, apakah yang
seharusnya menjadi sikap kita terhadap kisah penciptaan?
PRATINJAU Pelajaran
5
*26Jan. -1 Febr. 2013
Penciptaan dan Moralitas
SABATPETANG
BACA
UNTUK PELAJARAN PEKAN INI:
Kej. 2:16, 17; Kej. 1:26-28; Yak. 3:9; Kis. 17:26; Ams. 14:31; Mat. 5:44-48;
Why. 20:11-13.
AYAT
HAFALAN: "Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: 'Semua
pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya,
sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati'" (Kejadian 2:16, 17).
Orang senang berbicara tentang "hak asasi manusia."
Dari Magna Carta (1215) sampai dengan Deklarasi Perancis tentang Hak Asasi
Manusia dan Warga Negara (1789) hingga berbagai deklarasi PBB,
gagasan di- kemukakan bahwa manusia memiliki "hak asasi" tertentu,
hak yang tak seorang pun berhak mengambilnya dari kita. Hak-hak tersebut adalah
milik kita karena kita manusia (setidaknya begitulah teori itu).
Pertanyaannya adalah: Apakah hak-hak tersebut? Bagaimanakah
kita menentukan hak-hak itu? Dapatkah hak ini berubah, dan jika ya, bagaimana?
Mengapa kita, sebagai manusia, harus memiliki hak-hak tersebut?
Di beberapa negara, misalnya, perempuan tidak diberi
"hak" untuk memilih hingga abad kedua puluh (beberapa negara masih
menolaknya). Walau demikian, bagaimanakah pemerintah dapat memberikan kepada
masyarakat sesuatu yang merupakan "hak asasi" mereka?
Pertanyaan yang sulit, dan jawabannya tak dapat dipisahkan
dari pertanyaan tentang asal-usul manusia, kajian untuk pelajaran pekan ini.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 2
Februari.
No comments:
Post a Comment