PELAJARAN 13 Triwulan IV 2012

SSD 13 Untuk Handphone Java & Blackberry download di sini
SSD 13 untuk Ipad, Samsung, Android download di sini

Pelajaran 13

           Ketika Semuanya Menjadi Baru

SABAT PETANG
Baca Untuk Pelajaran Pekan Ini: 1 Tes. 4:16-18; Why. 20; 1 Kor. 4:5; Rm. 8:20-22; Why. 21:11-22:5; Why 21:3.
AYAT HAFALAN: "Dan la akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabung­an, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu" (Wahyu 21:4).
Pokok Pikiran: Apakah itu milenium, kapankah hal itu terjadi, dan apa­kah yang terjadi sesudah itu?


Sir Thomas More (1478-1535) adalah seorang penulis Inggris yang me­rangkai kata utopia (negeri impian) untuk menggambarkan sebuah pulau khayalan dengan sistem sosial dan hukum yang nampaknya sempurna. Sejak itu kata tersebut sering digunakan sebagai ejekan untuk menunjukkan kemustahilan ide adanya masyarakat yang sempurna. Selanjutnya, lihatlah be­rapa banyak upaya manusia untuk mencoba menciptakan utopia-utopia. Mereka selalu gagal, dan juga merasa malu.
Alkitab, bagaimanapun juga, mengajarkan tentang utopia sejati. Dan itu te­lah menjadi tujuan ke arah mana Ketuhanan telah bekerja sejak jatuhnya ma­nusia, di Taman Eden. Allah ingin membawa umat manusia kembali ke utopia yang pada awalnya Dia telah ciptakan untuk kita.
Di tempat kudus surgawi, Kristus akan menyelesaikan pekerjaan-Nya bagi keselamatan umat manusia. Setelah itu, Dia akan datang ke bumi untuk kedua kalinya, tetapi dengan kemuliaan yang belum pernah dilihat, dan Ia akan mem­bangkitkan orang-orang kudus yang telah mati dan mengubahkan umat percaya yang masih hidup, dan mereka semua akan memerintah dengan Tuhan Yesus di surga selama 1.000 tahun.
Inilah saat yang kita sebut "milenium" (untuk kata seribu). Awal dari mile­nium menandai dimulainya satu-satunya utopia yang telah dikenai sejak Eden sebelum kejatuhan.
*Pelajari pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 29 Desember

Minggu 23 Desember
PERISTIWA-PERISTIWA YANG MENANDAI MILENIUM
Jika milenium menandai awal utopia Allah bagi umat-Nya, adalah wajar bagi kita untuk mencpba mengetahui kapan itu akan dimulai dan bagaimana nanti kondisinya. Milenium, sebagai sebuah konsep, muncul dalam Wahyu 20, di mana hal itu disebutkan enam kali antara ayat 2-7. Untuk mengetahui waktu milenium, tempat Wahyu 20 dalam urutan keseluruhan kitab Wahyu perlu di­tentukan. Meskipun buku ini tidak mengikuti garis waktu lurus, dalam hal ini tidak terlalu sulit untuk menentukan kapan milenium itu dimulai.
Bandingkan 1 Tesalonika 4:16-18 dan Wahyu 20. Bagaimanakah sifat ke­bangkitan seperti yang dimaksud dalam kedua perikop tersebut dapat mem­bantu untuk menentukan kapan milenium dimulai? Apakah peristiwa-peristi­wa yang saling berhubungan dapat Anda temukan pada bagian-bagian ini?
1 Tesalonika 4:16-18 dan Wahyu 20
4:16 Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;
4:17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.
4:18 Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.
Wahyu 20
20:1. Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya;
20:2 ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya,
20:3 lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya.
20:4 Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.
20:5 Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama.
20:6 Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.
20:7 Dan setelah masa seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya,
20:8 dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di laut.
20:9 Maka naiklah mereka ke seluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang dikasihi itu. Tetapi dari langit turunlah api menghanguskan mereka,
20:10 dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.
20:11. Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya.
20:12 Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.
20:13 Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya.
20:14 Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api.
20:15 Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.


Beberapa saat sebelum kedatangan Yesus yang kedua kali, kitab Wahyu mem­prediksi bahwa tiga kekuasaan (naga, binatang, dan nabi palsu) akan mengum­pulkan bangsa-bangsa untuk menentang pekerjaan Kristus dan umat-Nya (Why. 16:13). Pada saat Kristus datang (Why. 19:11), bangsa-bangsa akan berkumpul un­tuk melakukan peperangan melawan Kristus, tetapi dalam proses itu binatang dan nabi palsu akan dihancurkan (Why. 19:19, 20). Wahyu 20, kemudian, menyatakan nasib kekuasaan yang ketiga, yaitu naga. Sementara yang mati dalam Kristus di­bangkitkan, yang disebut sebagai kebangkitan pertama (ay 5), naga (Setan) akan ditangkap dan dilemparkan ke dalam jurang maut selama seribu tahun (ay. 1-3).
Beberapa peristiwa yang menakjubkan digambarkan juga dalam 1 Tesalo­nika 4:16-18 dan 2 Tesalonika 1:7-9. Ayat-ayat ini membantu untuk menjelas­kan apa yang terjadi sebelum milenium dimulai.
Awal itu, tentu saja, bertepatan dengan kedatangan Kristus yang kedua kali. Orang yang mati dalam Kristus akan dibangkitkan untuk bergabung dengan umat percaya yang masih hidup, dan kedua kelompok ini akan dibawa ke sur­ga. Orang fasik yang masih hidup pada saat kedatangan Kristus akan dibunuh oleh "cahaya" kemuliaan-Nya (2 Tes. 2:8). Dan bumi yang tandus akan menja­di rumah penjara bagi Setan, yang akan "dirantai" selama seribu tahun, dengan rantai keadaan. Alasan yang diberikan untuk penahanan Setan adalah supaya "ia tidak mungkin lagi menyesatkan bangsa-bangsa" (Why. 20:3). Banyak yang melihat keterkaitan simbolik antara "pembuangan" kambing azazel pada Hari Pendamaian (Im. 16:22) dengan keadaan Setan pada masa milenium.

Pelajari kembali kejadian-kejadian yang diungkapkan dalam ayat-ayat ini. Ayat-ayat ini berbicara tentang kejadian supra alami yang mengung­kapkan kebesaran dan kekuasaan Allah yang sangat bertolak belakang dengan kelemahan dan ketidaksanggupan manusia. Bagaimanakah kita bisa selalu mengingat perbedaan ini? Mengapa hal itu menjadi obat yang ampuh untuk kesombongan dan rasa puas diri?

Senin 24 Desember
PADA PERTENGAHAN MILENIUM

Baca kembali Wahyu 20:4-6. Apakah bukti-bukti yang menyatakan pada kita tentang milenium di surga (paling tidak bagi umat tebusan)?
Wahyu 20:4-6
20:4 Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.
20:5 Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama.
20:6 Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.

Suatu bagian tertentu dari kelompok yang akan berpartisipasi pada masa se­ribu tahun digambarkan sebagai "jiwa-jiwa dari mereka yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian mereka tentang Yesus dan karena firman Allah, dan mereka yang tidak menyembah binatang dan patungnya, dan tidak menerima tanda pada dahi mereka atau pada tangan mereka" (NKJV). Sebagai umat Ma­sehi Advent Hari Ketujuh, kita memahami bahwa Alkitab tidak mengajarkan tentang keberadaan jiwa yang terpisah dari tubuh, jiwa yang baka dan sadar. Ayat ini, sebaliknya, menggambarkan orang-orang yang telah melalui pengani­ayaan seperti yang digambarkan dalam Wahyu 12:17-13:18. Pada kedatangan- Nya yang kedua (di mana waktu terjadi kebangkitan pertama) jiwa-jiwa yang dianiaya hidup kembali dan, setelah kebangkitan, mereka memerintah di surga bersama Kristus (bandingkan dengan 1 Tes. 4:15-17).

Wahyu 20:4 menarik perhatian kita pada peristiwa lain di masa seribu tahun, di mana dengan jelas disebutkan bahwa penghakiman akan diberikan kepada umat tebusan. Dengan mengetahui bahwa umat yang setia akan memerintah bersama Tuhan dan orang jahat akan dibunuh oleh cahaya kemuliaan Kristus ketika Dia datang kembali, apakah sifat dan tujuan penghakiman ini?

Salah satu dari tiga hal yang menjadi fokus kita pada pekan lalu (Senin) adalah penghakiman yang dihubungkan dengan pelayanan Kristus di bait suci surgawi sebelum kedatangan-Nya yang kedua. Penghakiman itu berbeda dari penghakiman dalam Wahyu 20:4, yang sesungguhnya merupakan pemenuhan janji Kristus dalam Matius 19:28, dan yang sesuai dengan pernyataan Paulus bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia (1 Kor. 6:2, 3).
Konsep penghakiman dalam Alkitab sangat kaya dan beragam. Penghakim­an terakhir memiliki tiga tahap, yang pertama adalah yang berhubungan dengan pelayanan keimamatan Kristus di bait suci surgawi. Umat Masehi Advent Hari Ketujuh menyebutnya fase investigasi dari penghakiman terakhir. Selanjutnya, ada fase peninjauan selama seribu tahun, yang disebut dalam Wahyu 20:4 dan 1 Korintus 6:2, 3. Dalam fase ini, umat tebusan akan memiliki kesempatan un­tuk memeriksa cara-cara dan penghakiman Allah berkaitan dengan agen-agen pemberontak. Tahap ketiga dari penghakiman terakhir adalah fase eksekutif, yang merupakan bagian dari peristiwa yang akan terjadi pada akhir milenium.

Sambil memikirkan apa yang sudah Anda baca hari ini, bacalah 1 Ko­rintus 4:5. Pengharapan penting apakah yang ditemukan di sini dengan melihat fakta bahwa kita masih memiliki banyak pertanyaan yang belum dijawab?

1 Ko­rintus 4:5
4:5 Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.
selasa 25 Desember
PERISTIWA-PERISTIWA PADA AKHIR MILENIUM

Baca Wahyu 20:7-9. Peristiwa apakah yang menandai berakhirnya masa seribu tahun, dan kesempatan apakah yang tersedia bagi Setan?
Wahyu 20:7-9
20:7 Dan setelah masa seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya,
20:8 dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di laut.
20:9 Maka naiklah mereka ke seluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang dikasihi itu. Tetapi dari langit turunlah api menghanguskan mereka,

Perubahan keadaan Setan menandai "pembebasannya." Peristiwa ini dikaitkan dengan kebangkitan orang-orang mati lain yang, "tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu" (ay 5). Ungkapan "Gog dan Magog" digunakan se­cara kiasan, seperti dalam Yehezkiel 38:2, untuk menggambarkan orang-orang jahat yang berhasil ditipu oleh Setan dari segala zaman. Orang banyak inilah yang Setan yakinkan untuk mencoba merebut kota Allah. Wahyu 20:9 menunjukkan bahwa kota, yaitu Yerusalem baru, saat ini sudah akan turun dari surga ke bumi (kemungkinan bersama dengan Kristus), dan Setan serta bala tentaranya akan ber­baris menyerangnya. Penjelasan rinci tentang kota ini diberikan dalam Wahyu 21.

Seperti yang dikatakan sebelumnya, Wahyu tidak disusun berdasarkan urutan kronologis yang jelas. Lihat Wahyu 20:11-15. Bagaimanakah ide tentang penghakiman dinyatakan di sini? Apakah arti penting dari fakta bahwa hukuman terakhir muncul setelah orang-orang kudus terlibat da­lam penghakiman? Why 20:4.
Wahyu 20:11-15
20:11. Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya.
20:12 Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.
20:13 Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya.
20:14 Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api.
20:15 Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.
Why 20:4
20:4 Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.

Pada masa milenium orang-orang kudus ikut serta dalam musyawarah peng­hakiman yang mengkaji kasus-kasus orang yang tidak selamat di bumi dan para malaikat yang jatuh dalam dosa. Penilaian ini jelas diperlukan mengingat sifat kosmik dari masalah dosa. Jalannya pemberontakan dosa telah menjadi objek perhatian dan minat dari dunia-dunia lain (Ayb. /, 2; Ef. 3:10). Semua dosa ha­rus ditangani sedemikian rupa sehingga hati dan pikiran seluruh alam semesta merasa puas dengan penanganan dan hasil akhirnya, dengan referensi khusus untuk karakter Allah. Hal ini terutama penting bagi yang ditebus dari bumi un­tuk memahami hubungan Tuhan dengan orang-orang yang berseru pada batu- batu untuk jatuh menimpa mereka dan membebaskan mereka dari muka 'Dia yang duduk di atas takhta' (Why 6:16). Mereka harus sepenuhnya puas bahwa Allah adalah adil dalam keputusan-Nya mengenai orang yang terhilang."— Handbook ofSeventh-day Adventist Theology (Maryland: Review and Herald® Publishing Association, 2000), hlm. 932.
Apakah yang dikatakan tentang karakter Allah, bahwa kita sendiri, dapat terlibat dalam penghakiman terhadap orang sesat? Bagaimanakah konsep ini cocok dengan ide pertentangan besar secara keseluruhan?

rabu 26 Desember
DUNIA BARU
Wahyu 20 diakhiri dengan pemusnahan Setan dan para pengikutnya. Wahyu 21 dibuka dengan sebuah visi tentang langit yang baru dan bumi yang baru.
Wahyu 21:1-5 mengandung janji bahwa Allah menjadikan segala sesu­atunya baru. Dalam cara apakah hal ini merefleksikan kisah penciptaan dalam kitab Kejadian? (Kej. 1,2). Apakah perbedaannya?
Wahyu 21:1-5
21:1. Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi.
21:2 Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
21:3 Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.
21:4 Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
21:5 Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."

Kata yang diterjemahkan sebagai "baru" dalam Wahyu 21:1 menekankan se­suatu yang baru dalam bentuk atau kualitas, bukan suatu peristiwa "baru" dalam waktu. Tujuan Allah dalam kisah penciptaan dalam buku Kejadian belum dapat direalisasikan sampai janji untuk membuat segalanya menjadi baru terpenuhi dalam dunia yang baru. Oleh karena itu "segala makhluk sama-sama menge­luh" dan merindukan pembebasan (Rm. 8:20-22). Kemudian, ciptaan baru Al­lah, akan terdiri dari pembebasan alam semesta dan bumi dari keadaan mereka saat ini yang tidak lengkap, dan menjadikannya sesuai dengan rancangan-Nya. Hasilnya, sementara ciptaan baru pasti akan berbeda dari yang lama, akan ada beberapa kelanjutan di antara keduanya. Seperti yang lama, dunia baru akan menjadi tempat yang nyata, dihuni dengan nyata, oleh makhluk fisik. Bumi baru akan menjadi bumi yang diperbarui, dimurnikan dengan api (2 Ptr. 3:10-13).

Baca Wahyu 21:11-22:5 untuk dapat memperoleh gambaran aspek-as­pek fisik dari Yerusalem baru, ibu kota dunia baru. Dalam cara apakah gambaran Yohanes tersebut melukiskan realitas kota itu?
Wahyu 21:11-22:5
21:11 Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
21:12 Dan temboknya besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya dua belas buah; dan di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel.
21:13 Di sebelah timur terdapat tiga pintu gerbang dan di sebelah utara tiga pintu gerbang dan di sebelah selatan tiga pintu gerbang dan di sebelah barat tiga pintu gerbang.
21:14 Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu.
21:15 Dan ia, yang berkata-kata dengan aku, mempunyai suatu tongkat pengukur dari emas untuk mengukur kota itu serta pintu-pintu gerbangnya dan temboknya.
21:16 Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama.
21:17 Lalu ia mengukur temboknya: seratus empat puluh empat hasta, menurut ukuran manusia, yang adalah juga ukuran malaikat.
21:18 Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni.
21:19 Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu zamrud,
21:20 dasar yang kelima batu unam, dasar yang keenam batu sardis, dasar yang ketujuh batu ratna cempaka, yang kedelapan batu beril, yang kesembilan batu krisolit, yang kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas batu lazuardi dan yang kedua belas batu kecubung.
21:21 Dan kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara: setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening.
21:22 Dan aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu.
21:23 Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya.
21:24 Dan bangsa-bangsa akan berjalan di dalam cahayanya dan raja-raja di bumi membawa kekayaan mereka kepadanya;
21:25 dan pintu-pintu gerbangnya tidak akan ditutup pada siang hari, sebab malam tidak akan ada lagi di sana;
21:26 dan kekayaan dan hormat bangsa-bangsa akan dibawa kepadanya.
21:27 Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.
22:1. Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
22:2 Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.
22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.
22:5 Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.


Satu hal yang pasti: kita berbicara tentang sebuah tempat yang sesungguh­nya, nyata secara fisik. Konsep yang keliru dari para penyembah berhala tentang aspek fisik itu buruk dan aspek roh itu baik, sekali lagi disalahkan oleh Alkitab. Meskipun kata-kata sangat terbatas dalam menyampaikan pekabarannya, mes­kipun itu diinspirasikan, itu dapat mengajar kita untuk mengetahui bahwa ada sebuah tempat nyata yang menanti kita. Betapa penting bagi kita untuk meng­ingat bahwa dunia ini, dengan segala ketidaksempurnaannya, bukanlah dalam kondisi sebenarnya; ini adalah sebuah penyelewengan, sesuatu yang akan Kristus perbaiki. Sebaliknya, gambaran yang kita lihat dalam kitab Wahyu, meskipun sangat sulit bagi kita (yang hanya mengetahui dunia yang telah berdosa) un­tuk membayangkannya, adalah kenyataan kekal yang menantikan kita. Betapa indahnya pengharapan yang kita miliki, khususnya jika dibandingkan dengan mereka yang meyakini bahwa kematian adalah akhir dari segalanya.

Kamis  27 Desember
HIDUP DALAM DUNIA BARU
Baca Wahyu 21:3. Dalam hal apakah fakta yang luar biasa ini akan mengubah pengalaman penduduk dunia yang baru?
Wahyu 21:3
21:3 Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.

Mungkin tidak ada penglihatan lain yang menakjubkan di seluruh Alkitab sebanding dengan apa yang Yohanes jelaskan di sini, bumi baru tidak hanya akan menjadi rumah bagi manusia, tetapi juga untuk Tuhan. Sang Pencipta alam semesta, yang kudus dan Mahatinggi akan memberkati komunitas umat tebus­an dengan kehadiran-Nya. Tentu saja, Allah selamanya akan tetap berbeda dari makhluk-Nya, tetapi di bumi yang baru, pemisahan antara Allah dan manusia yang diakibatkan oleh dosa akan dihapus.
Demikian juga, persekutuan yang sejati akan dipulihkan bukan hanya di an­tara Allah dan manusia tetapi antara umat manusia dan alam itu sendiri. Yoha­nes menggambarkan bahwa di sana tidak akan ada lagi kutuk (Why. 22:3) dan antisipasi nubuatan tentang berhentinya perseteruan dalam dunia hewan juga akan terjadi (Yes. 65:25).
Di samping pemulihan persekutuan yang sempurna, penghapusan segala "ke­luhan makhluk ciptaan" akan berarti bahwa segala yang berbahaya—kebusukan, penyakit, kematian dan penderitaan akan berlalu (Rm. 8:21; Why. 21:4).

Baca Mazmur 8. Apakah pekabarannya bagi kita saat ini, khususnya dengan mengingat apa yang telah kita pelajari selama pekan ini?
Mazmur 8
8:1. Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur Daud. (8-2) Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan.
8:2 (8-3) Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam.
8:3. (8-4) Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan:
8:4 (8-5) apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
8:5 (8-6) Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
8:6 (8-7) Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya:
8:7 (8-8) kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang;
8:8 (8-9) burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan.
8:9 (8-10) Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!

Implikasi kehadiran Tuhan di bumi yang baru, dan implikasi kehidupan di sana, adalah kabar baik yang luar biasa—khususnya seperti yang dinyatakan oleh ilmu pengetahuan kepada kita, ukuran dan ruang lingkup ciptaan Tuhan, sebagaimana yang belum pernah diterangkan sebelumnya. Perkiraan ukuran alam semesta adalah miliaran tahun cahaya luasnya, namun, para ilmuwan se­karang berspekulasi bahwa kosmos ini, besar dan luas hanya mewakili sekitar 7 persen dari apa yang ada di luar sana!

Dengan berpikir: bahwa Allah yang menciptakan segalanya tidak hanya mati bagi kita, tetapi akan tinggal bersama kami selama-lamanya! Pada ti­tik tertentu, karena batas-batas pikiran kita yang sudah berdosa, kita harus berhenti memikirkan hal ini secara rasional, tetapi, sebaliknya, berlutut dan menyembah dan memuji Dia yang tidak hanya menciptakan kita, tetapi me­nebus kita dan sekarang berjanji untuk hidup dengan kita untuk selamanya.

Jumat 28 Desember
PENDALAMAN: "Pada upacara Bait Suci dunia, imam besar, setelah meng­adakan pendamaian bagi orang Israel, keluar dan memberkati perkumpulan orang Israel. Demikian juga Kristus, pada akhir pekerjaan-Nya sebagai Pengantara, akan menyatakan diri-Nya sekali lagi 'tanpa menanggung dosa untuk meng­anugerahkan keselamatan kepada mereka yang menantikan Dia' (Ibr. 9:28), memberkati umat-Nya yang menunggu dengan kehidupan yang kekal sementara imam, yang memindahkan dosa dari tempat kudus menumpangkan dosa di atas kepala kambing jantan, demikianlah Kristus akan menempatkan dosa-dosa itu ke atas Setan, sumber dan biang keladi dosa. Kambing jantan, yang mengangkut dosa-dosa Israel, diusir 4ke tanah yang tandus' (Im. 16:22), demikianlah juga Setan, yang menanggung kesalahan dan dosa-dosa yang telah diperbuat umat Allah oleh karena bujukannya, akan dipenjarakan di dunia ini seribu tahun la­manya, di dunia yang tidak berpenduduk, dan pada akhirnya ia akan menang­gung hukuman dosa di dalam api yang membinasakan semua orang jahat. Jadi rencana agung keselamatan akan mencapai puncaknya pada pembasmian dan penghapusan dosa, dan kelepasan semua orang yang telah mau meninggalkan kejahatan." -Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 508.
"Suatu ketakutan bahwa warisan yang akan datang itu kelihatannya terlalu ma­terialistis telah menuntun banyak orang untuk memandang dari segi rohani semua kebenaran yang menuntun kita memandangnya sebagai tempat tinggal kita. Kris­tus meyakinkan murid-murid-Nya bahwa Ia pergi untuk menyediakan tempat bagi mereka di rumah Bapa. Mereka yang menerima pengajaran Firman Allah tidak akan bersikap masa bodoh sama sekali mengenai tempat tinggal surgawi.... Bahasa manusia tidak cukup untuk menjelaskan upah orang benar. Hal itu akan diketahui oleh merekayang memandangnya. Pikiran fana ini tidak dapat mengerti kemuliaan Firdaus Allah."—Ellen G. VJWtte, Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 712, 713.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1. Ada tiga posisi dasar (dengan beberapa variasi) tentang milenium di ge­reja Kristen: (i) bahwa itu menunjukkan era antara kedatangan Kristus yang pertama dan kedua, (ii) bahwa itu adalah periode panjang keda­maian dan kebenaran di bumi sebelum Kristus datang, karena pembe­ritaan Injil dan reformasi sosial, dan (iii) bahwa milenium, masa 1.000 tahun, akan berlangsung setelah Kristus kembali dan itu akan terjadi di surga. Umat Masehi Advent Hari Ketujuh, sebagaimana telah kita lihat, mengambil posisi ketiga, dengan milenium berlangsung di surga, bukan di bumi (seperti yang diyakini beberapa orang). Masalah apa­kah yang timbul pada pilihan yang lain?
2. Baca Wahyu 21:27. Apakah yang Anda mengerti tentang pengecualian di Yerusalem baru? Pengecualian apakah lagi di sana, dan mengapa?
3. Renungkan ide upaya manusia menciptakan berbagai utopia. Contoh apakah yang Anda dapat bayangkan? Apakah hasilnya? Mengapa itu selalu gagal, dan mengapa kegagalan ini menyatakan ketergantungan kita pada intervensi supra alami Allah dalam dunia kita?



No comments:

Post a Comment