SSD 12 dalam bentuk ebook bagi pengguna Android, BlackBerry dan Ipad download di sini
SSD 12 dalam bentuk powerpoint disediakan oleh Pdt. Togu F. Tampubolon download di sini
Yang Terakhir: Yesus dan Umat Tebusan
SABAT PETANG
Baca untuk Pelajaran Pekan Ini: Ibr. 8:1-5; Yes. 53:6; Rm. 33:24, 25; 1 Tim. 2:5; Ibr.
9:23; Kis. 3:19-21.
AYAT HAFALAN:
"Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan
mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan
bagimu sebagai Kristus. Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu
pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan
nabi-nabi- Nya yang kudus di zaman dahulu" (Kisah 3:19-21).
Pokok Pikiran: Ajaran Alkitab tentang pelayanan Kristus di bait suci
surga, kedatangan-Nya yang kedua kali, dan kebangkitan orang mati berdiri
bersama-sama sebagai pekabaran pengharapan bagi mereka yang telah menempatkan
kepercayaan mereka kepada-Nya.
Sejarah pertentangan besar antara yang baik dan yang jahat telah melewati
banyak masa genting, namun klimaksnya, ada di kayu salib, di mana kekalahan dan
kebinasaan Setan sudah dipastikan. Pada saat yang sama, nubuatan Alkitab
menunjuk ke sebuah akhir zaman (Dan. 12:4, 9) suatu periode dalam
sejarah keselamatan dengan arti tersendiri dalam hal hubungan antara Tuhan dan
umat-Nya. Peristiwa-peristiwa dalam periode "akhir zaman" ini digambarkan
sebagai eskatologis, yang berarti "hal-hal terakhir."
Dalam pelajaran pekan ini kita akan mempelajari tiga peristiwa khusus dalam
periode akhir ini yang memiliki dampak rohani yang besar: pelayanan Kristus
dalam bait suci surgawi, kedatangan Kristus yang kedua kali, dan kebangkitan
orang-orang yang meninggal dalam iman yang benar.
*Pelajari pelajaran pekan ini sebagai
persiapan untuk Sabat, 22 Desember.
Minggu 16 Desember
BAIT SUCI SURGAWI: BAGIAN 1
Kepercayaan Dasar nomor 24 dibuka dengan kata-kata
berikut: "Ada tempat suci di surga, bait suci sejati yang dibangun oleh
Tuhan dan bukan manusia" (lihat Ibr. 8:2). Salah satu fakta asumsi
Alkitab adalah keberadaan bait suci surgawi (Mzm. 11:4).
Baca Ibrani 8:1-5. Apakah poin utama yang diajarkan dalam ayat ini?
8:1. Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam
Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di
sorga,
8:2 dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah
sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia.
8:3 Sebab setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan
persembahan dan karena itu Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan.
8:4 Sekiranya Ia di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam,
karena di sini telah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut
hukum Taurat.
8:5 Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di
sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan
kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat
semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung
itu."
Bait suci duniawi digambarkan sebagai tipe, atau pola, dari bait suci surgawi; ini berarti bahwa, minimal, yang terdahulu memiliki beberapa fungsi yang berhubungan dengan yang terakhir. Bait suci duniawi, kemudian, mengajarkan kita banyak hal tentang perkara surgawi; terlepas dari seberapa pentingnya makna bait suci duniawi bagi bangsa Israel, arti sesungguhnya ditemukan di surga dan apa yang akan terjadi di sana. Melalui kemanjuran pengorbanan dan pelayanan keimamatan, model duniawi mengajarkan kepada kita tentang realitas di bait suci surgawi. Pelayanan di bait suci duniawi merupakan cara Allah dalam mengajarkan prinsip-prinsip keselamatan kepada umat-Nya, dan bayangan dari hal-hal yang nyata yaitu pelayanan Kristus (lbr. 9:9-15), baik melalui kematian- Nya dan kemudian pelayanan pengantaraan di bait suci surgawi.
Pelayanan di bait suci duniawi mengajarkan bahwa sementara penumpahan darah itu diperlukan (Ibr. 9:22) untuk menebus manusia dari dosa, masih dibutuhkan seorang imam pengantara antara orang-orang berdosa dan Allah Yang Kudus sebagai hasil dari darah yang tertumpah di Golgota. Pelayanan imam di Tempat yang Mahakudus membersihkan bait suci dari dosa membutuhkan penyesalan dan pertobatan pada pihak manusia yang berdosa. Jadi, penghakiman juga disoroti sebagai bagian yang utuh dari pelayanan keselamatan secara menyeluruh.
Bait suci duniawi digambarkan sebagai tipe, atau pola, dari bait suci surgawi; ini berarti bahwa, minimal, yang terdahulu memiliki beberapa fungsi yang berhubungan dengan yang terakhir. Bait suci duniawi, kemudian, mengajarkan kita banyak hal tentang perkara surgawi; terlepas dari seberapa pentingnya makna bait suci duniawi bagi bangsa Israel, arti sesungguhnya ditemukan di surga dan apa yang akan terjadi di sana. Melalui kemanjuran pengorbanan dan pelayanan keimamatan, model duniawi mengajarkan kepada kita tentang realitas di bait suci surgawi. Pelayanan di bait suci duniawi merupakan cara Allah dalam mengajarkan prinsip-prinsip keselamatan kepada umat-Nya, dan bayangan dari hal-hal yang nyata yaitu pelayanan Kristus (lbr. 9:9-15), baik melalui kematian- Nya dan kemudian pelayanan pengantaraan di bait suci surgawi.
Pelayanan di bait suci duniawi mengajarkan bahwa sementara penumpahan darah itu diperlukan (Ibr. 9:22) untuk menebus manusia dari dosa, masih dibutuhkan seorang imam pengantara antara orang-orang berdosa dan Allah Yang Kudus sebagai hasil dari darah yang tertumpah di Golgota. Pelayanan imam di Tempat yang Mahakudus membersihkan bait suci dari dosa membutuhkan penyesalan dan pertobatan pada pihak manusia yang berdosa. Jadi, penghakiman juga disoroti sebagai bagian yang utuh dari pelayanan keselamatan secara menyeluruh.
Hal lain yang juga menarik, adalah apa yang Ibrani 8:1
dan 2 katakan, di mana tujuan dari tujuh pasal sebelumnya adalah menunjukkan
pada pembaca realitas dari bait suci surgawi dan jabatan Kristus sebagai Imam
Besar dalam bait suci surgawi. Sangat sulit memahami mengapa setiap orang tidak
dapat melihat apa yang dinyatakan dalam buku Ibrani, tentang betapa pentingnya
pelayanan Kristus di bait suci surgawi sebagai bagian dari rencana keselamatan secara
keseluruhan. Tidak ada dalam ayat-ayat ini yang menunjukkan bahwa bait suci di
surga, dan pelayanan Kristus di sana, harus dilihat sebagai sebuah kiasan atau
simbol belaka. Pada kenyataannya, ayat 5 menjelaskan bahwa bait suci duniawi—dengan
struktur dan imam serta korban yang nyata—hanyalah "bayangan" dari
realitas yang Kristus lakukan bagi kita di bait suci surgawi.
Senin 17 Desember
BAIT SUCI SURGAWI: BAGIAN 2
Pelayanan bait suci duniawi mengungkapkan tiga fase keselamatan: korban
pengganti, pelayanan pengantaraan imam, dan penghakiman. Alkitab mengajarkan
bahwa ketiga fase keselamatan itu diwujudkan dalam pelayanan Kristus mewakili
orang-orang berdosa.
Baca Yesaya 53:6; Roma 3:24, 25; 2 Korintus 5:21.
Bagaimanakah kematian Kristus di salib memenuhi aspek penggantian dari
keselamatan?
Yesaya 53:6;
53:6 Kita sekalian sesat
seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN
telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
Roma 3:24, 25;
3:24 dan oleh kasih karunia
telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
3:25 Kristus Yesus telah
ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini
dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa
yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
2 Korintus 5:21
5:21 Dia yang tidak mengenal
dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita
dibenarkan oleh Allah.
Apakah yang ayat-ayat ini katakan tentang Kristus dan
pengantaraan-Nya mewakili orang-orang berdosa? 1 Tim. 2:5, Ibr. 7:25.
1 Tim. 2:5,
2:5 Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara
Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,
Ibr. 7:25.
7:25 Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua
orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk
menjadi Pengantara mereka.
Sama seperti korban hewan menunjuk pada kematian Kristus,
pelayanan ke- imamatan juga membayangkan pelayanan Kristus di bait suci
surgawi. Secara khusus, pelayanan imam-imam setiap hari di dalam Tempat Kudus
melambangkan jalan masuk yang dimiliki orang berdosa kepada Allah melalui
pelayanan Kristus sebagai Pengantara dan Mediator di bait suci surgawi (Ibr.
4:14-16).
Pelajari Ibrani 9:23. Bagaimanakah pembersihan bait suci
di surga berhubungan dengan pekerjaan keimamatan di bait suci dunia pada hari
pendamaian ?
Ibrani 9:23
9:23. Jadi segala sesuatu yang
melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan secara demikian, tetapi
benda-benda sorgawi sendiri oleh persembahan-persembahan yang lebih baik dari
pada itu.
Dengan latar belakang pelayanan bait suci duniawi, Ibrani
9:23 jelas menunjukkan pelayanan pembersihan yang dilakukan Kristus di surga.
Ini adalah ayat yang telah membingungkan para cendekiawan selama berabad-abad,
karena jelas mengajarkan sesuatu yang di surga telah dikotori dan perlu dimurnikan.
Untuk umat Masehi Advent Hari Ketujuh, dengan pemahaman kita tentang dua tahap
pekerjaan Kristus di surga yang mewakili kita, pembersihan ini adalah antitipe
(yang dilambangkan)—pembersihan tahunan bait suci duniawi pada Hari Pendamaian.
Pikirkan tentang arti pendamaian—apa
artinya, bagaimana itu dilakukan, dan siapa saja yang bisa membuat penebusan
bagi kita. Lalu, mengapa, berita bahwa kita sedang hidup pada "Hari
Pendamaian" menjadi sesuatu yang positif dan penuh harapan?
Selasa 18 Desember
KEDATANGAN YESUS YANG KEDUA
KALI
Pelajari Kisah 3:19-21. Bagaimanakah penghapusan dosa yang
disebutkan disini berhubungan dengan pembersihan bait suci yang kita pelajari
kemarin?
Kisah 3:19-21
3:19 Karena itu sadarlah dan
bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan,
3:20 agar Tuhan mendatangkan
waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai
Kristus.
3:21 Kristus itu harus tinggal
di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah
dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu.
Sementara Petrus mungkin tidak
mengetahui "masa dan waktu" (Kis. 1:7), referensinya untuk
nubuatan Yoel dalam Kisah 2:14-21 menunjukkan penghargaannya terhadap
penggenapan nubuatan pada zamannya. Dalam lingkup kenabiannya, tampak jelas
bahwa "Petrus, berbicara melalui ilham, dan dengan demikian di luar
pemahamannya yang terbatas, secara singkat menyinggung, dua peristiwa besar di
hari-hari terakhir—(1) pencurahan Roh Tuhan, dan (2) pembersihan dosa- dosa
orang benar—yang terkait kepada klimaks yang ketiga, kedatangan Kristus yang
kedua kali."—The SDA Bihle Commentary, jld. 6, hlm. 160.
Gereja mula-mula meyakini tentang kedatangan Kristus yang
kedua kali dan janji langit yang baru dan bumi yang baru (2 Ptr 3:13).
Kedatangan pertama Kristus memberikan alasan teologis untuk kedatangan-Nya yang
kedua. Sejauh yang kita lihat, tanpa Kedatangan Kedua maka kedatangan-Nya yang
pertama akan sia-sia. Proses penanganan masalah dosa, adalah sebuah proses yang
Diamulai dengan pen- gorbanan-Nyadi kayu salib, dan mencapai penyempurnaan
ketika, sesudah "pembersihan bait suci," Ia muncul untuk "kedua
kalinya. . . untuk menganugerahkan keselamatan " (Ibr. 9:26, 28).
Bahkan, tanpa Kedatangan Kedua, dan kebangkitan, apakah makna janji keselamatan
bagi kita? (Lihat 1 Tes. 4:16-18.) Tidak ada!
Kedatangan Kristus yang keduakah akan menandai kesimpulan dari pertentangan
besar sejauh yang menyangkut nasib manusia. Setan, mengetahui bahwa akhir
pertentangan itu sudah di depan mata, dia berusaha melalui penipuannya untuk
menyesatkan orang banyak. Kita diberitahu bahwa, "Sementara kedatangan
Tuhan Yesus yang kedua kali sudah mendekat, para kaki tangan Iblis digerakkan
dari bawah. Setan (tidak hanya muncul dalam rupa manusia, tetapi ia) menyaru
seperti Yesus Kristus, dan dunia yang sudah menolak kebenaran itu akan menerima
dia sebagai Tuhan atas segala tuan dan Raja atas segala raja."— Ellen G.
White, Peristiwa-peristiwa Akhir Zaman, hlm. 130. Terhadap penipuan ini
kita telah diperingatkan bahwa kedatangan Kristus akan harfiah, pribadi, dan
merupakan suatu peristiwa yang dapat dilihat sehingga memberikan dampak pada
seluruh dunia, dan seperti yang kita ketahui itu akan mengakhiri dunia yang
penuh dosa, penderitaan, kesengsaraan, kekecewaan, dan kematian.
Lihatlah dunia kita. Seberapa baikkah
kita, sebagai manusia, telah membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik?
Sementara kita harus mencoba untuk memperbaiki nasib mereka yang kurang
beruntung daripada kita, dan mereka yang menderita dan membutuhkan—mengapa
kita harus selalu mengingat Yesus solusi satu-satunya?
Rabu 19 Desember
MENANTIKAN KEDATANGAN-NYA
Baca 1 Tesalonika 5:1-11. Apakah pekabarannya di sini,
dan mengapa begitu relevan kepada kita saat ini? Bagaimanakah kita dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari?
1 Tesalonika
5:1-11
5:1. Tetapi tentang zaman dan
masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu,
5:2 karena kamu sendiri tahu
benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam.
5:3 Apabila mereka mengatakan:
Semuanya damai dan aman--maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti
seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin--mereka pasti tidak
akan luput.
5:4 Tetapi kamu,
saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu
tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
5:5 karena kamu semua adalah
anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau
orang-orang kegelapan.
5:6. Sebab itu baiklah jangan
kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.
5:7 Sebab mereka yang tidur,
tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam.
5:8 Tetapi kita, yang adalah
orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan
berketopongkan pengharapan keselamatan.
5:9 Karena Allah tidak
menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh
Yesus Kristus, Tuhan kita,
5:10 yang sudah mati untuk
kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama
dengan Dia.
5:11. Karena itu nasihatilah
seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu
lakukan.
Begitu banyak yang terdapat dalam ayat-ayat tersebut,
tetapi satu hal harus jelas, yaitu pengharapan kedatangan Kristus yang kedua
kali yang dinanti-nantikan oleh orang Kristen. Tentu saja, kita perlu waspada
dan sadar supaya hari itu tidak tiba-tiba datang menyerang kita seperti pencuri
pada tengah malam. Tapi kita juga harus penuh iman, kasih dan pengharapan,
karena apakah kita "terjaga atau tidur" (apakah kita mati sebelum
Dia kembali atau masih hidup ketika Dia kembali), kita memiliki janji kehidupan
kekal bersama-Nya.
Pada zaman ini, ketika kita melihat tanda-tanda di sekitar kita, maka kita
harus berhati-hati terhadap cara kita menafsirkannya dan tentang bagaimana
kita memahami maknanya. Terlalu sering kita bisa terjebak dalam peristiwa yang
menyebabkan semua jenis kegembiraan dan antisipasi yang berlebihan, namun
kemudian pudar. Hal-hal seperti ini, setelah berakhir, dapat membuat anggota
merasa tidak puas, kecewa, dan bahkan penuh keraguan. Kita perlu waspada, tapi
kita juga perlu berhati-hati, bijaksana, dan rendah hati saat kita berusaha
untuk membaca dan membedakan tanda-tanda zaman (lihat Mat. 16:1-4).
Apakah maksud dari tanda-tanda zaman, menurut Yohanes 13:19; 14:29?
Yohanes 13:19; 14:29
13:19 Aku mengatakannya
kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi,
kamu percaya, bahwa Akulah Dia.
14:29 Dan sekarang juga Aku
mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila
hal itu terjadi.
Prediksi tentang akhir zaman tidak diberikan untuk
memuaskan keingintahuan orang-orang percaya, tetapi untuk mendorong mereka agar
terus berjaga-jaga (Mat. 24:32-44). Saat kita menunggu kedatangan-Nya
yang kedua, kita perlu menjaga mata kita terbuka, kita perlu tahu apa yang
Firman Tuhan ajarkan tentang peristiwa pada hari-hari terakhir, ini sangat
penting karena ada begitu banyak pandangan palsu dalam Kekristenan itu sendiri
tentang tanda-tanda zaman.
Bagaimanakah kita membuat keseimbangan
yang tepat sementara kita hidup dalam mengantisipasi kedatangan-Nya yang kedua
kali, dan pada saat yang sama, menahan diri dari melihat setiap pokok berita
sebagai tanda akhir zaman? Bagaimanakah kita menghindari rasa puas di satu sisi
dan fanatisme di sisi lain?
Kamis 20 Desember
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
Dalam Perjanjian Baru, salah satu peristiwa yang berhubungan dengan kedatangan
Kristus yang kedua kali adalah kebangkitan orang-orang yang mati dalam iman
kepada-Nya. Bahkan, bagi kebanyakan orang percaya, itu adalah bagian yang
paling penting dari kedatangan-Nya yang kedua, karena sebagian besar pengikut
Kristus berada dalam kubur ketika Dia datang kembali.
Apakah yang ayat-ayat ini ajarkan kepada kita tentang kebangkitan orang
mati pada saat Kristus datang kembali?
1 Tes.
4:13-16
4:13. Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak
mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita
seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.
4:14 Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah
bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus
akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.
4:15 Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup,
yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului
mereka yang telah meninggal.
4:16 Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat
berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga
dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;
1 Kor. 15:13-25
15:13 Kalau tidak ada
kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan.
15:14 Tetapi andaikata Kristus
tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga
kepercayaan kamu.
15:15 Lebih dari pada itu kami
ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia
telah membangkitkan Kristus--padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau
andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan.
15:16 Sebab jika benar orang
mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan.
15:17 Dan jika Kristus tidak
dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam
dosamu.
15:18 Demikianlah binasa juga
orang-orang yang mati dalam Kristus.
15:19 Jikalau kita hanya dalam
hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang
yang paling malang dari segala manusia.
15:20. Tetapi yang benar
ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang
sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
15:21 Sebab sama seperti maut
datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang
karena satu orang manusia.
15:22 Karena sama seperti
semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan
dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.
15:23 Tetapi tiap-tiap orang
menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi
milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.
15:24 Kemudian tiba
kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah
Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.
15:25 Karena Ia harus memegang
pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah
kaki-Nya.
Rm. 8:11
8:11 Dan jika Roh Dia, yang
telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia,
yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan
menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
Flp. 3:20, 21
3:20 Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga
kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,
3:21 yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan
tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu
kepada diri-Nya.
Alkitab mengajarkan bahwa pada saat kebangkitan, tubuh akan dipulihkan
menjadi hidup kembali. Dengan kata lain, kebangkitan Alkitab adalah kebangkitan
tubuh. Kebenaran ini menjadi lebih jelas bila kita mengingat fakta bahwa
setelah kebangkitan Kristus, kubur-Nya kosong. Mayat tidak lagi tinggal di
kuburan. Dan dalam kepastian kebangkitan-Nya, kebangkitan kita juga memiliki
kepastian.
Jika kebangkitan diperhitungkan sebagai kuasa yang
menaklukkan ke- matian, bagaimanakah ini menjelaskan mengapa seseorang dapat
mendapatkannya hanya dengan tinggal "dalam Kristus?" 2 Tim. 1:8-10.
2 Tim. 1:8-10.
1:8 Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu
karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi
Injil-Nya oleh kekuatan Allah.
1:9 Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan
kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih
karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus
sebelum permulaan zaman
1:10 dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus
Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup
yang tidak dapat binasa.
Kunci kepada kekekalan bukanlah penelitian ilmiah yang lebih besar. Kuasa maut telah dihancurkan melalui kematian dan kebangkitan Kristus sendiri (Rm. 6:9)\ didasarkan pada pencapaian itu, Dia mampu memberikan kekekalan pada mereka yang menjadi serupa dengan kematian dan kebangkitan-Nya melalui baptisan (Rm. 6:23). Alkitab juga menjelaskan bahwa karunia kekekalan tidak diberikan kepada orang percaya pada saat kematian tetapi ketika Yesus datang kedua kalinya, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir (1 Kor. 15:51-54).
Kunci kepada kekekalan bukanlah penelitian ilmiah yang lebih besar. Kuasa maut telah dihancurkan melalui kematian dan kebangkitan Kristus sendiri (Rm. 6:9)\ didasarkan pada pencapaian itu, Dia mampu memberikan kekekalan pada mereka yang menjadi serupa dengan kematian dan kebangkitan-Nya melalui baptisan (Rm. 6:23). Alkitab juga menjelaskan bahwa karunia kekekalan tidak diberikan kepada orang percaya pada saat kematian tetapi ketika Yesus datang kedua kalinya, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir (1 Kor. 15:51-54).
"Akulah kebangkitan dan hidup;
barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati" (Yoh. 11:25). Bagaimanakah Anda bisa belajar untuk
lebih memaham i harapan yang terkandung dalam kata- kata ini? Di manakah Anda
seharusnya tanpa kata-kata ini?
Jumat 21 Desember
PENDALAMAN: "Pengantaraan Kristus bagi
manusia di dalam tempat yang kudus di atas adalah sama pentingnya kepada
rencana keselamatan seperti kematian-Nya di atas kayu salib. Oleh kematian-Nya
la memulaikan pekerjaan itu yang sesudah kebangkitan-Nya Dia naik untuk menyelesaikannya
di surga. Oleh iman, kita harus masuk ke dalam tabir (selubung), 'di mana Yesus
sebagai Perintis bagi kita7 (Ibrani 6:20). Di sana terang dari salib
di Golgota telah dipantulkan. Di sana kita boleh mendapat pemandangan yang
lebih jelas mengenai rahasia penebusan. Keselamatan manusia dicapai dengan
biaya tak terbatas bagi Surga."—Ellen G. White, Alfa dan Omega,
jld. 8, hlm. 511,512.
"Bagi orang percaya, Kristus adalah kebangkitan dan hidup. Dalam
Juruse- lamat kita, hidup yang sudah hilang karena dosa dipulihkan kembali;
karena Ia mempunyai hidup dalam diri Nya Sendiri untuk menghidupkan siapa yang
dikehendaki Nya. Ia diberikan untuk memberikan sifat baka. Hidup yang diserah-
kan-Nya dalam kemanusiaan, diambil-Nya kembali, dan diberikan-Nya kepada
manusia."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 439.
PERTANYAAN UNTUK
DIDISKUSIKAN:
1. John Calvin menyebut pekerjaan pengantaraan Kristus sebagai "aplikasi
lanjutan dari kematian-Nya bagi keselamatan kita," dan dikatakan bahwa
"keberadaan bait suci surgawi merupakan teologi standar di kalangan ulama
kaum Puritan." Tidak sulit untuk melihat mengapa pekerjaan pengantaraan
Kristus harus dilihat sebagai suatu doktrin yang penting. Lagi pula, lihatlah
bagaimana Perjanjian Lama berpusat di sekitar kemah suci dan bait suci.
Lihatlah berapa kali Perjanjian Baru juga menyinggung tentang bait suci! Apakah
yang diberitahukan oleh fakta ini kepada kita tentang betapa pentingnya doktrin
ini?
2. Pelajari lebih lanjut Ibrani 9:23, ayat yang berabad-abad telah membingungkan
para sarjana Alkitab, yang tidak dapat memahami bagaimana sesuatu yangada di
surga itu sendiri memerlukan pembersihan. Sementara, kita sebagai umat Masehi
Advent Hari Ketujuh, masih harus banyak belajar tentang arti ayat ini,
bagaimanakah pemahaman kita, misalnya, tentang Daniel 8:14 membantu memperjelas
konsep penting ini?
3. Kebangkitan Kristus sangat berguna
bagi iman Kristen. Tanpa itu kita tidak memiliki apa-apa. Baca 1 Korintus
15:1-6. Lihatlah bagaimana Paulus berusaha meyakinkan para pembaca suratnya
tentang bukti- bukti kebangkitan Kristus. Perhatikan khususnya ayat 6. Apakah
yang dikatakannya di sini? Mengapa dia menekankan fakta bahwa banyak orang
kepada siapa Yesus menampakkan diri masih hidup? Seolah-olah dia ingin
mengatakan, "Jangan segera menerima kata-kata saya. Tanyakan saja kepada
ratusan orang yang pernah melihat-Nya secara langsung." Ini bukanlah
jenis kata-kata dari seorang yang merasa ragu akan ajarannya. Apakah
bukti-bukti lain dari Alkitab yang dapat menolong untuk meyakinkan kita tentang
kepastian kebangkitan Kristus?
No comments:
Post a Comment