PELAJARAN 12 Triwulan IV 2012


SSD 12 dalam bentuk ebook bagi pengguna Android, BlackBerry dan Ipad download di sini
SSD 12 dalam bentuk powerpoint disediakan oleh Pdt. Togu F. Tampubolon download di sini

Yang Terakhir: Yesus dan Umat Tebusan
SABAT PETANG
Baca untuk Pelajaran Pekan Ini: Ibr. 8:1-5; Yes. 53:6; Rm. 33:24, 25; 1 Tim. 2:5; Ibr. 9:23; Kis. 3:19-21.
AYAT HAFALAN: "Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus. Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala se­suatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi- Nya yang kudus di zaman dahulu" (Kisah 3:19-21).
Pokok Pikiran: Ajaran Alkitab tentang pelayanan Kristus di bait suci surga, kedatangan-Nya yang kedua kali, dan kebangkitan orang mati berdiri bersama-sama sebagai pekabaran pengharapan bagi mereka yang telah me­nempatkan kepercayaan mereka kepada-Nya.
Sejarah pertentangan besar antara yang baik dan yang jahat telah melewati banyak masa genting, namun klimaksnya, ada di kayu salib, di mana kekalahan dan kebinasaan Setan sudah dipastikan. Pada saat yang sama, nubuatan Alkitab menunjuk ke sebuah akhir zaman (Dan. 12:4, 9) suatu periode dalam sejarah keselamatan dengan arti tersendiri dalam hal hubungan antara Tuhan dan umat-Nya. Peristiwa-peristiwa dalam periode "akhir zaman" ini di­gambarkan sebagai eskatologis, yang berarti "hal-hal terakhir."
Dalam pelajaran pekan ini kita akan mempelajari tiga peristiwa khusus dalam periode akhir ini yang memiliki dampak rohani yang besar: pelayanan Kristus dalam bait suci surgawi, kedatangan Kristus yang kedua kali, dan kebangkitan orang-orang yang meninggal dalam iman yang benar.
*Pelajari pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 22 Desember.

Minggu 16 Desember
BAIT SUCI SURGAWI: BAGIAN 1
Kepercayaan Dasar nomor 24 dibuka dengan kata-kata berikut: "Ada tem­pat suci di surga, bait suci sejati yang dibangun oleh Tuhan dan bukan manu­sia" (lihat Ibr. 8:2). Salah satu fakta asumsi Alkitab adalah keberadaan bait suci surgawi (Mzm. 11:4).
Baca Ibrani 8:1-5. Apakah poin utama yang diajarkan dalam ayat ini?
8:1. Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga,
8:2 dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia.
8:3 Sebab setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan dan karena itu Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan.
8:4 Sekiranya Ia di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat.
8:5 Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."


Bait suci duniawi digambarkan sebagai tipe, atau pola, dari bait suci surga­wi; ini berarti bahwa, minimal, yang terdahulu memiliki beberapa fungsi yang berhubungan dengan yang terakhir. Bait suci duniawi, kemudian, mengajarkan kita banyak hal tentang perkara surgawi; terlepas dari seberapa pentingnya mak­na bait suci duniawi bagi bangsa Israel, arti sesungguhnya ditemukan di surga dan apa yang akan terjadi di sana. Melalui kemanjuran pengorbanan dan pela­yanan keimamatan, model duniawi mengajarkan kepada kita tentang realitas di bait suci surgawi. Pelayanan di bait suci duniawi merupakan cara Allah dalam mengajarkan prinsip-prinsip keselamatan kepada umat-Nya, dan bayangan dari hal-hal yang nyata yaitu pelayanan Kristus (lbr. 9:9-15), baik melalui kematian- Nya dan kemudian pelayanan pengantaraan di bait suci surgawi.

Pelayanan di bait suci duniawi mengajarkan bahwa sementara penumpahan darah itu diperlukan (Ibr. 9:22) untuk menebus manusia dari dosa, masih dibutuh­kan seorang imam pengantara antara orang-orang berdosa dan Allah Yang Kudus sebagai hasil dari darah yang tertumpah di Golgota. Pelayanan imam di Tempat yang Mahakudus membersihkan bait suci dari dosa membutuhkan penyesalan dan pertobatan pada pihak manusia yang berdosa. Jadi, penghakiman juga disoroti se­bagai bagian yang utuh dari pelayanan keselamatan secara menyeluruh.

Hal lain yang juga menarik, adalah apa yang Ibrani 8:1 dan 2 katakan, di mana tujuan dari tujuh pasal sebelumnya adalah menunjukkan pada pembaca re­alitas dari bait suci surgawi dan jabatan Kristus sebagai Imam Besar dalam bait suci surgawi. Sangat sulit memahami mengapa setiap orang tidak dapat melihat apa yang dinyatakan dalam buku Ibrani, tentang betapa pentingnya pelayanan Kristus di bait suci surgawi sebagai bagian dari rencana keselamatan secara ke­seluruhan. Tidak ada dalam ayat-ayat ini yang menunjukkan bahwa bait suci di surga, dan pelayanan Kristus di sana, harus dilihat sebagai sebuah kiasan atau simbol belaka. Pada kenyataannya, ayat 5 menjelaskan bahwa bait suci dunia­wi—dengan struktur dan imam serta korban yang nyata—hanyalah "bayangan" dari realitas yang Kristus lakukan bagi kita di bait suci surgawi.

Senin 17 Desember
BAIT SUCI SURGAWI: BAGIAN 2
Pelayanan bait suci duniawi mengungkapkan tiga fase keselamatan: korban pengganti, pelayanan pengantaraan imam, dan penghakiman. Alkitab menga­jarkan bahwa ketiga fase keselamatan itu diwujudkan dalam pelayanan Kristus mewakili orang-orang berdosa.
Baca Yesaya 53:6; Roma 3:24, 25; 2 Korintus 5:21. Bagaimanakah kematian Kristus di salib memenuhi aspek penggantian dari keselamatan?
Yesaya 53:6;
53:6 Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.

Roma 3:24, 25;
3:24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
3:25 Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.

 2 Korintus 5:21
5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

Apakah yang ayat-ayat ini katakan tentang Kristus dan pengantaraan-Nya mewakili orang-orang berdosa? 1 Tim. 2:5, Ibr. 7:25.
1 Tim. 2:5,
2:5 Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,

Ibr. 7:25.
7:25 Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.

Sama seperti korban hewan menunjuk pada kematian Kristus, pelayanan ke- imamatan juga membayangkan pelayanan Kristus di bait suci surgawi. Secara khusus, pelayanan imam-imam setiap hari di dalam Tempat Kudus melambang­kan jalan masuk yang dimiliki orang berdosa kepada Allah melalui pelayanan Kristus sebagai Pengantara dan Mediator di bait suci surgawi (Ibr. 4:14-16).

Pelajari Ibrani 9:23. Bagaimanakah pembersihan bait suci di surga berhubungan dengan pekerjaan keimamatan di bait suci dunia pada hari pendamaian ?
Ibrani 9:23
9:23. Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan secara demikian, tetapi benda-benda sorgawi sendiri oleh persembahan-persembahan yang lebih baik dari pada itu.

Dengan latar belakang pelayanan bait suci duniawi, Ibrani 9:23 jelas me­nunjukkan pelayanan pembersihan yang dilakukan Kristus di surga. Ini adalah ayat yang telah membingungkan para cendekiawan selama berabad-abad, ka­rena jelas mengajarkan sesuatu yang di surga telah dikotori dan perlu dimur­nikan. Untuk umat Masehi Advent Hari Ketujuh, dengan pemahaman kita ten­tang dua tahap pekerjaan Kristus di surga yang mewakili kita, pembersihan ini adalah antitipe (yang dilambangkan)—pembersihan tahunan bait suci duniawi pada Hari Pendamaian.
Pikirkan tentang arti pendamaian—apa artinya, bagaimana itu dila­kukan, dan siapa saja yang bisa membuat penebusan bagi kita. Lalu, me­ngapa, berita bahwa kita sedang hidup pada "Hari Pendamaian" menjadi sesuatu yang positif dan penuh harapan?

Selasa 18 Desember
KEDATANGAN YESUS YANG KEDUA KALI
Pelajari Kisah 3:19-21. Bagaimanakah penghapusan dosa yang disebutkan disini berhubungan dengan pembersihan bait suci yang kita pelajari kemarin?
Kisah 3:19-21
3:19 Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan,
3:20 agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus.
3:21 Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu.
Sementara Petrus mungkin tidak mengetahui "masa dan waktu" (Kis. 1:7), referensinya untuk nubuatan Yoel dalam Kisah 2:14-21 menunjukkan pengharga­annya terhadap penggenapan nubuatan pada zamannya. Dalam lingkup kenabian­nya, tampak jelas bahwa "Petrus, berbicara melalui ilham, dan dengan demikian di luar pemahamannya yang terbatas, secara singkat menyinggung, dua peristiwa besar di hari-hari terakhir—(1) pencurahan Roh Tuhan, dan (2) pembersihan dosa- dosa orang benar—yang terkait kepada klimaks yang ketiga, kedatangan Kristus yang kedua kali."—The SDA Bihle Commentary, jld. 6, hlm. 160.
Gereja mula-mula meyakini tentang kedatangan Kristus yang kedua kali dan janji langit yang baru dan bumi yang baru (2 Ptr 3:13). Kedatangan pertama Kristus memberikan alasan teologis untuk kedatangan-Nya yang kedua. Sejauh yang kita lihat, tanpa Kedatangan Kedua maka kedatangan-Nya yang pertama akan sia-sia. Proses penanganan masalah dosa, adalah sebuah proses yang Diamulai dengan pen- gorbanan-Nyadi kayu salib, dan mencapai penyempurnaan ketika, sesudah "pem­bersihan bait suci," Ia muncul untuk "kedua kalinya. . . untuk menganugerahkan keselamatan " (Ibr. 9:26, 28). Bahkan, tanpa Kedatangan Kedua, dan kebangkitan, apakah makna janji keselamatan bagi kita? (Lihat 1 Tes. 4:16-18.) Tidak ada!
Kedatangan Kristus yang keduakah akan menandai kesimpulan dari perten­tangan besar sejauh yang menyangkut nasib manusia. Setan, mengetahui bahwa akhir pertentangan itu sudah di depan mata, dia berusaha melalui penipuannya untuk menyesatkan orang banyak. Kita diberitahu bahwa, "Sementara kedatang­an Tuhan Yesus yang kedua kali sudah mendekat, para kaki tangan Iblis dige­rakkan dari bawah. Setan (tidak hanya muncul dalam rupa manusia, tetapi ia) menyaru seperti Yesus Kristus, dan dunia yang sudah menolak kebenaran itu akan menerima dia sebagai Tuhan atas segala tuan dan Raja atas segala raja."— Ellen G. White, Peristiwa-peristiwa Akhir Zaman, hlm. 130. Terhadap penipu­an ini kita telah diperingatkan bahwa kedatangan Kristus akan harfiah, pribadi, dan merupakan suatu peristiwa yang dapat dilihat sehingga memberikan dam­pak pada seluruh dunia, dan seperti yang kita ketahui itu akan mengakhiri dunia yang penuh dosa, penderitaan, kesengsaraan, kekecewaan, dan kematian.
Lihatlah dunia kita. Seberapa baikkah kita, sebagai manusia, te­lah membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik? Sementa­ra kita harus mencoba untuk memperbaiki nasib mereka yang kurang beruntung daripada kita, dan mereka yang menderita dan membutuh­kan—mengapa kita harus selalu mengingat Yesus solusi satu-satunya?

Rabu 19 Desember
MENANTIKAN KEDATANGAN-NYA
Baca 1 Tesalonika 5:1-11. Apakah pekabarannya di sini, dan mengapa begitu relevan kepada kita saat ini? Bagaimanakah kita dapat mengapli­kasikannya dalam kehidupan sehari-hari?
1 Tesalonika 5:1-11

5:1. Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu,
5:2 karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam.
5:3 Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman--maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin--mereka pasti tidak akan luput.
5:4 Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
5:5 karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.

5:6. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.
5:7 Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam.
5:8 Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan.
5:9 Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita,
5:10 yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia.

5:11. Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan.
Begitu banyak yang terdapat dalam ayat-ayat tersebut, tetapi satu hal harus jelas, yaitu pengharapan kedatangan Kristus yang kedua kali yang dinanti-nanti­kan oleh orang Kristen. Tentu saja, kita perlu waspada dan sadar supaya hari itu tidak tiba-tiba datang menyerang kita seperti pencuri pada tengah malam. Tapi kita juga harus penuh iman, kasih dan pengharapan, karena apakah kita "terja­ga atau tidur" (apakah kita mati sebelum Dia kembali atau masih hidup ketika Dia kembali), kita memiliki janji kehidupan kekal bersama-Nya.
Pada zaman ini, ketika kita melihat tanda-tanda di sekitar kita, maka kita ha­rus berhati-hati terhadap cara kita menafsirkannya dan tentang bagaimana kita memahami maknanya. Terlalu sering kita bisa terjebak dalam peristiwa yang menyebabkan semua jenis kegembiraan dan antisipasi yang berlebihan, namun kemudian pudar. Hal-hal seperti ini, setelah berakhir, dapat membuat anggota merasa tidak puas, kecewa, dan bahkan penuh keraguan. Kita perlu waspada, tapi kita juga perlu berhati-hati, bijaksana, dan rendah hati saat kita berusaha untuk membaca dan membedakan tanda-tanda zaman (lihat Mat. 16:1-4).
Apakah maksud dari tanda-tanda zaman, menurut Yohanes 13:19; 14:29?
Yohanes 13:19; 14:29
13:19 Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia.
14:29 Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi.

Prediksi tentang akhir zaman tidak diberikan untuk memuaskan keingintahuan orang-orang percaya, tetapi untuk mendorong mereka agar terus berjaga-jaga (Mat. 24:32-44). Saat kita menunggu kedatangan-Nya yang kedua, kita perlu menjaga mata kita terbuka, kita perlu tahu apa yang Firman Tuhan ajarkan ten­tang peristiwa pada hari-hari terakhir, ini sangat penting karena ada begitu ba­nyak pandangan palsu dalam Kekristenan itu sendiri tentang tanda-tanda zaman.
Bagaimanakah kita membuat keseimbangan yang tepat sementara kita hidup dalam mengantisipasi kedatangan-Nya yang kedua kali, dan pada saat yang sama, menahan diri dari melihat setiap pokok berita sebagai tanda akhir zaman? Bagaimanakah kita menghindari rasa puas di satu sisi dan fanatisme di sisi lain?

Kamis 20 Desember
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
Dalam Perjanjian Baru, salah satu peristiwa yang berhubungan dengan ke­datangan Kristus yang kedua kali adalah kebangkitan orang-orang yang mati dalam iman kepada-Nya. Bahkan, bagi kebanyakan orang percaya, itu adalah bagian yang paling penting dari kedatangan-Nya yang kedua, karena sebagian besar pengikut Kristus berada dalam kubur ketika Dia datang kembali.
Apakah yang ayat-ayat ini ajarkan kepada kita tentang kebangkitan orang mati pada saat Kristus datang kembali?
1 Tes. 4:13-16
4:13. Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.
4:14 Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.
4:15 Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal.
4:16 Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;
1 Kor. 15:13-25
15:13 Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan.
15:14 Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.
15:15 Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus--padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan.
15:16 Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan.
15:17 Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.
15:18 Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus.
15:19 Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.

15:20. Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
15:21 Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.
15:22 Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.
15:23 Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.
15:24 Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.
15:25 Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
Rm. 8:11
8:11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
     Flp. 3:20, 21
3:20 Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,
3:21 yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.

Alkitab mengajarkan bahwa pada saat kebangkitan, tubuh akan dipulihkan menjadi hidup kembali. Dengan kata lain, kebangkitan Alkitab adalah kebangkitan tubuh. Kebenaran ini menjadi lebih jelas bila kita mengingat fakta bahwa setelah kebangkitan Kristus, kubur-Nya kosong. Mayat tidak lagi tinggal di kuburan. Dan dalam kepastian kebangkitan-Nya, kebangkitan kita juga memiliki kepastian.
Jika kebangkitan diperhitungkan sebagai kuasa yang menaklukkan ke- matian, bagaimanakah ini menjelaskan mengapa seseorang dapat menda­patkannya hanya dengan tinggal "dalam Kristus?" 2 Tim. 1:8-10.
2 Tim. 1:8-10.
1:8 Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.
1:9 Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman
1:10 dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.


Kunci kepada kekekalan bukanlah penelitian ilmiah yang lebih besar. Kua­sa maut telah dihancurkan melalui kematian dan kebangkitan Kristus sendiri (Rm. 6:9)\ didasarkan pada pencapaian itu, Dia mampu memberikan kekekalan pada mereka yang menjadi serupa dengan kematian dan kebangkitan-Nya me­lalui baptisan (Rm. 6:23). Alkitab juga menjelaskan bahwa karunia kekekalan tidak diberikan kepada orang percaya pada saat kematian tetapi ketika Yesus datang kedua kalinya, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir (1 Kor. 15:51-54).
"Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati" (Yoh. 11:25). Bagaimanakah Anda bisa belajar untuk lebih memaham i harapan yang terkandung dalam kata- kata ini? Di manakah Anda seharusnya tanpa kata-kata ini?

Jumat 21 Desember
PENDALAMAN: "Pengantaraan Kristus bagi manusia di dalam tempat yang kudus di atas adalah sama pentingnya kepada rencana keselamatan seperti kematian-Nya di atas kayu salib. Oleh kematian-Nya la memulaikan pekerjaan itu yang sesudah kebangkitan-Nya Dia naik untuk menyelesaikannya di surga. Oleh iman, kita harus masuk ke dalam tabir (selubung), 'di mana Yesus sebagai Perintis bagi kita7 (Ibrani 6:20). Di sana terang dari salib di Golgota telah dipan­tulkan. Di sana kita boleh mendapat pemandangan yang lebih jelas mengenai rahasia penebusan. Keselamatan manusia dicapai dengan biaya tak terbatas bagi Surga."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 511,512.
"Bagi orang percaya, Kristus adalah kebangkitan dan hidup. Dalam Juruse- lamat kita, hidup yang sudah hilang karena dosa dipulihkan kembali; karena Ia mempunyai hidup dalam diri Nya Sendiri untuk menghidupkan siapa yang di­kehendaki Nya. Ia diberikan untuk memberikan sifat baka. Hidup yang diserah- kan-Nya dalam kemanusiaan, diambil-Nya kembali, dan diberikan-Nya kepada manusia."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 439.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1. John Calvin menyebut pekerjaan pengantaraan Kristus sebagai "apli­kasi lanjutan dari kematian-Nya bagi keselamatan kita," dan dikata­kan bahwa "keberadaan bait suci surgawi merupakan teologi standar di kalangan ulama kaum Puritan." Tidak sulit untuk melihat menga­pa pekerjaan pengantaraan Kristus harus dilihat sebagai suatu doktrin yang penting. Lagi pula, lihatlah bagaimana Perjanjian Lama berpu­sat di sekitar kemah suci dan bait suci. Lihatlah berapa kali Perjanjian Baru juga menyinggung tentang bait suci! Apakah yang diberitahukan oleh fakta ini kepada kita tentang betapa pentingnya doktrin ini?
2. Pelajari lebih lanjut Ibrani 9:23, ayat yang berabad-abad telah membi­ngungkan para sarjana Alkitab, yang tidak dapat memahami bagaimana sesuatu yangada di surga itu sendiri memerlukan pembersihan. Sementa­ra, kita sebagai umat Masehi Advent Hari Ketujuh, masih harus banyak belajar tentang arti ayat ini, bagaimanakah pemahaman kita, misalnya, tentang Daniel 8:14 membantu memperjelas konsep penting ini?
3. Kebangkitan Kristus sangat berguna bagi iman Kristen. Tanpa itu kita tidak memiliki apa-apa. Baca 1 Korintus 15:1-6. Lihatlah bagaimana Paulus berusaha meyakinkan para pembaca suratnya tentang bukti- bukti kebangkitan Kristus. Perhatikan khususnya ayat 6. Apakah yang dikatakannya di sini? Mengapa dia menekankan fakta bahwa banyak orang kepada siapa Yesus menampakkan diri masih hidup? Seolah-olah dia ingin mengatakan, "Jangan segera menerima kata-kata saya. Tanya­kan saja kepada ratusan orang yang pernah melihat-Nya secara lang­sung." Ini bukanlah jenis kata-kata dari seorang yang merasa ragu akan ajarannya. Apakah bukti-bukti lain dari Alkitab yang dapat menolong untuk meyakinkan kita tentang kepastian kebangkitan Kristus?


No comments:

Post a Comment