*29 Des. 2012-4 Jan. 2013
Yesus,
Pencipta Langit dan Bumi
SABAT PETANG
BACA UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Kej. 1:1; lbr. 11:3; Mzm. 19:1-3, Yoh.
1:1-3, 14; Kol. 1:15, 16; Yoh. 2: 7-11.
AYAT HAFALAN: "Pada mulanya Allah menciptakan langit
dan bumi"
(Kejadian 1:1).
Hanya sesuatu yang lebih besar daripada
apa yang diciptakan itulah yang bisa menciptakannya. Dengan demikian, hanya
Makhluk yang lebih besar daripada alam semesta yang bisa menciptakan alam
semesta. Dan Dialah Allah yang dinyatakan dalam Alkitab, Allah yang kita sembah
dan layani karena di antara semua perkara lain, Dia adalah Pencipta kita.
Kita
juga belajar bahwa Allah ini—yang menciptakan alam semesta, yang telah
menyebabkan milyaran galaksi berputar di seluruh hamparan jagad raya—adalah
Allah yang sama yang datang ke dunia, untuk hidup di antara kita sebagai
manusia dan, bahkan lebih menakjubkan, untuk menanggung dalam diri-Nya hukuman
atas dosa kita.
Kadang-kadang
kita mendengar hal-hal yang "terlalu baik untuk menjadi benar."
Adakah yang lebih baik, meskipun bagi kita sebagai makhluk berdosa di dunia
berdosa yang menyakitkan ini lebih daripada mengetahui kebenaran indah tentang
kasih Pencipta kita, kasih yang begitu besar sehingga Dia mau turun dalam
pribadi Kristus dan menghubungkan diri-Nya kepada kita masing- masing dengan
ikatan yang tidak akan pernah putus?
Menanggapi kebenaran yang menakjubkan
seperti ini, bagaimanakah kita menjalani hidup kita?
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk
persiapan hari Sabat, 5 Januari.
Minggu 30 Desember
PADA MULANYA
"Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi" (Kej.
1:1).
Ada banyak kebenaran mendalam pada ayat
sederhana ini, salah satu yang paling mendalam ialah bahwa alam semesta itu
sendiri memiliki awal. Walaupun ide tersebut bagi kita sekarang ini mungkin
tidak terlihat begitu radikal, namun itu bertentangan dengan keyakinan lama
pada suatu penciptaan abadi yang ada. Tidak sampai abad kedua puluh, ketika
model "Big Bang1” mengenai asal-usul, menjelaskan
gagasan bahwa alam semesta memiliki awal mendapatkan penerimaan umum. Sampai
kemudian banyak orang percaya bahwa alam sudah memang ada. Banyak orang menolak
konsep alam semesta telah diciptakan karena hal itu menyiratkan adanya
Pencipta. (Bahkan, nama "Big Bang" itu dimaksudkan untuk
mengejek gagasan tentang alam semesta yang diciptakan). Tetapi bukti bahwa alam
semesta memiliki awal telah menjadi begitu kuat sehingga hampir semua ilmuwan
sudah menerimanya, setidaknya untuk saat ini (pandangan-pandangan ilmiah, yang
walaupun dulunya dianggap sakral, sering diubah atau ditolak).
Baca Ibrani 11:3. Apakah yang dikatakan
ayat itu kepada kita tentang Allah dan penciptaan alam semesta?
11:3 Karena
iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah,
sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita
lihat.
Sebagaimana
halnya dengan Kejadian 1:1, demikianlah Ibrani 11:3 penuh misteri dan hal-hal
yang tidak bisa dijelaskan oleh pengetahuan kita saat ini. Namun, ayat ini
tampaknya mengatakan bahwa alam semesta tidak dibentuk dari materi yang sudah
ada. Alam semesta diciptakan oleh kuasa Firman Allah; yakni, baik materi maupun
energi menjadi ada karena kuasa Allah.
Penciptaan
dari yang tidak ada dikenal sebagai penciptaan ex nihilo. Kita sering
menghargai manusia dengan penciptaan berbagai hal, namun manusia tidak mampu
menciptakan dari yang tidak ada. Kita dapat mengubah bentuk dari materi yang
sudah ada, tapi kita tidak punya kesanggupan untuk menciptakan dari yang tidak
ada. Hanya kekuatan supernatural (adikodrati) dari Tuhan yang bisa melakukan
itu. Inilah salah satu perbedaan yang paling dramatis antara Allah dan manusia
dan mengingatkan kita bahwa keberadaan kita bergantung pada Sang Pencipta.
Bahkan, kata kerja menciptakan
dalam Kejadian 1:1 berasal dari akar kata Ibrani yang hanya digunakan dalam
referensi untuk aktivitas penciptaan oleh Allah. Hanya Allah, bukan manusia,
yang bisa melakukan penciptaan seperti itu (lihat juga Rm. 4:17).
Mengapa Pencipta yang adikodrati, yaitu
Dia yang mengatasi dan melampaui ciptaan, merupakan satu-satunya penjelasan
logis untuk Penciptaan? Bawalah jawaban Anda ke kelas pada hari Sabat.
1Big Bang adalah sehuah teori lontong
peristiwa ledakan dahsyat atau dentuman besar yang menyebabkan pembentukan alam
semesta berdasarkan kajian kosmologi
Senin 31 Desember
LANGIT MENCERITAKAN
"Langit
menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya;
hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu
kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak
terdengar"
(Mzm. 19:2-4, lihat juga Rm. 1:19, 20). Bagaimanakah Anda mengalami kebenaran ayat-ayat ini? Bagaimanakah
ilmu pengetahuan modern membantu kita untuk lebih menghargai kekuatan dan
hikmat Aliah sebagai Pencipta?
Rm.
1:19, 20
1:19. Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang
Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka.
1:20 Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya,
yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran
dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.
Tidak
semua dari alam semesta akan mampu mendukung kehidupan. Bahkan, tampaknya alam
semesta harus dirancang dengan baik agar ada kehidupan. Pertama, bahan dasar
dari semua materi—atom—harus cukup stabil agar objek material yang stabil dapat
dibuat. Stabilitas atom tergantung pada kekuatan yang menyatukan bagian-bagian
atom. Atom mengandung partikel-partikel yang dapat tarik-menarik maupun
tolak-menolak. Kekuatan tarikan dan tolakan harus benar-benar seimbang. Jika
gaya tarik-menarik terlalu kuat, hanya atom besar yang terbentuk, dan tidak
akan ada hidrogen. Tanpa hidrogen, tidak akan ada air, dan kehidupan. Jika
kekuatan tolak-menolak terlalu kuat, hanya atom kecil yang akan terbentuk,
seperti hidrogen, dan tidak akan ada karbon atau oksigen. Tanpa oksigen, tidak
akan ada air dan kehidupan. Sebagaimana yang kita tahu, karbon juga penting
untuk semua bentuk kehidupan.
Atom
tidak hanya harus stabil, tetapi juga harus dapat berinteraksi satu sama lain
untuk membentuk sejumlah besar senyawa kimia yang berbeda. Harus ada
keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang mengikat molekul-molekul dan energi
yang dibutuhkan untuk memecah molekul untuk memungkinkan terjadinya reaksi
kimia di mana kehidupan bergantung.
Keserasian
yang tepat dari alam semesta kita bagi kehidupan telah mengagumkan para
ilmuwan dan menyebabkan banyak dari mereka berkomentar bahwa alam semesta
tampaknya dirancang oleh Makhluk cerdas.
Dunia ini juga pasti telah dirancang
dengan saksama agar ada kehidupan. Keadaan suhu harus sesuai dengan kehidupan,
maka, jarak dari matahari, kecepatan rotasi, dan komposisi atmosfer semua
harus dalam keseimbangan yang tepat. Rincian lain dari dunia harus dirancang
dengan cermat. Sesungguhnya, hikmat Allah kelihatan dari apa yang Dia ciptakan.
Selasa 1 Januari
KUASA FIRMAN NYA
Baca
Yeremia 51:15,16 dan Mazmur 33:6,9. Selain kebijaksanaan,apakah yang lainnya
dari sifat Allah yang disebutkan dalam Penciptaan? Bagaimanakah sifat ini
dinyatakan dalam Penciptaan? Yang lebih penting, apakah implikasi dari
kebenaran ini bagi kita?
Yeremia
51:15,16
51:15 Tuhanlah yang menjadikan
bumi dengan kekuatan-Nya, yang menegakkan dunia dengan kebijaksanaan-Nya, dan
yang membentangkan langit dengan akal budi-Nya.
51:16 Apabila Ia memperdengarkan suara-Nya,
menderulah bunyi air di langit, Ia menaikkan kabut awan dari ujung bumi, Ia
membuat kilat serta dengan hujan, dan mengeluarkan angin dari
perbendaharaan-Nya.
Mazmur
33:6,9
33:6 Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh
nafas dari mulut-Nya segala tentaranya.
33:7 Ia mengumpulkan air laut seperti dalam
bendungan, Ia menaruh samudera raya ke dalam wadah.
33:8 Biarlah segenap bumi takut kepada TUHAN,
biarlah semua penduduk dunia gentar terhadap Dia!
33:9 Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia
memberi perintah, maka semuanya ada.
Meskipun
kita tidak bisa tahu persis bagaimana Tuhan menciptakan, kita diberitahu bahwa
itu adalah melalui firman-Nya yang berkuasa. Semua energi di segala bagian alam
semesta berasal dalam Firman Allah. Semua energi dalam segala bahan bakar kita
datang dari kuasa Tuhan. Semua gravitasi di seluruh alam semesta, setiap
bintang dituntun pada lintasannya, dan setiap "black hole"
(lubang hitam yaitu wilayah di angkasa yang memiliki gravitasi yang sangat
kuat) berasal dari kuasa Allah.
Barangkali
jumlah energi terbesar berada di dalam atom itu sendiri. Kita sangat terkesan
dengan kekuatan senjata nuklir, di mana sejumlah kecil materi diubah menjadi
sejumlah besar energi. Namun, para ilmuwan mengatakan kepada kita bahwa semua
materi mengandung sejumlah besar energi. Jika sejumlah kecil materi dapat
menghasilkan energi senjata nuklir yang sangat hebat, pertimbangkanlah jumlah
energi yang tersimpan dalam semua materi di seluruh dunia! Tetapi itu belum
apa-apa bila dibandingkan dengan energi yang tersimpan dalam materi alam
semesta. Bayangkan betapa besar kuasa Allah yang digunakan untuk menciptakan
alam semesta menjadi ada.
Banyak
ilmuwan percaya bahwa apa pun yang Tuhan bisa lakukan dalam penciptaan dibatasi
oleh "hukum alam," namun ide ini bertentangan dengan Alkitab. Allah
tidak dibatasi oleh hukum alam, melainkan Allah sendirilah yang telah
menentukan hukum alam. Kuasa Tuhan tidak selalu mengikuti pola yang kita sebut
"hukum alam."
Sebagai contoh, salah satu "hukum
alam" mendasar adalah "Hukum Kekekalan Materi dan Energi."
Hukum ini menyatakan bahwa jumlah total materi dan energi di alam semesta tetap
konstan. Tetapi bagaimanakah mungkin alam semesta muncul dari ketiadaan jika
hukum ini tidak dapat diganggu gugat? Firman Allah yang menciptakan tidak
terikat oleh "hukum" ilmu pengetahuan. Allah berdaulat atas seluruh
ciptaan-Nya dan bebas untuk melakukan kehendak-Nya.
Renungkanlah
(sedapat mungkin) ukuran alam semesta. Pikirkan tentang kekuatan luar biasa
yang diperlukan untuk menciptalonmya. Dan pikirkanlah bahwa Allah yang
memiliki kuasa sehebat itu me ngasihi kita, bahkan mati bagi kita. Bagaimanakah
Anda bisa belajar menggambarkan kenyamanan atau kesenangan dari kebenaran yang
menakjubkan ini?
RABU 2 Januari
YESUS, PENCIPTA LANGIT DAN BUMI
Baca Yohanes 1:1-3,14; Kolose 1:15,16; Ibrani 1:1,2.
Bagaimanakah para penulis Perjanjian Baru memperkenalkan Sang Pencipta? Apakah
implikasi dari jawaban itu?
Yohanes 1:1-3,14;
1:1.
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu
adalah Allah.
1:2
Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
1:3
Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah
jadi dari segala yang telah dijadikan.
1:14
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah
melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak
Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Kolose 1:15,16;
1:15
Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala
yang diciptakan,
1:16
karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan
yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana,
maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan
oleh Dia dan untuk Dia.
Ibrani 1:1,2
1:1.
Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara
kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi,
1:2
maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan
Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada.
Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.
Yohanes menunjuk kepada Yesus sebagai Firman
("Logos") dan menyamakan-Nya dengan Allah. Lebih khusus lagi,
Yesus adalah Dia yang oleh-Nya segala sesuatu diciptakan. Pada masa Yohanes,
istilah logos biasa digunakan untuk menggambarkan prinsip kreativitas.
Para pembaca tulisan Yohanes akan akrab dengan konsep logos sebagai
dasar penciptaan atau bahkan Pencipta. Yohanes menerapkan konsep ini kepada
Yesus, memperkenalkan Dia sebagai Pencipta sejati. Yesus, Sang Logos, yang
menjelma dan tinggal di antara kita, tidak hanya ada pada mulanya, oleh Dialah
alam semesta diciptakan. Ini berarti bahwa kita bisa membaca Kejadian 1:1
seperti ini "Pada mulanya, Yesus menciptakan langit dan bumi."
Perkataan Paulus dalam Kolose 1 seirama dengan perkataan
Yohanes dalam memperkenalkan Pencipta yaitu Yesus Kristus. Oleh-Nya, segala
sesuatu diciptakan. Paulus menambahkan dua sifat lain dari Yesus. Pertama, Dia
adalah gambar Allah yang tidak kelihatan. Dalam keadaan kita yang berdosa,
kita tidak bisa melihat Allah Bapa, tetapi kita dapat melihat Yesus. Jika kita
ingin tahu seperti apakah Allah itu, kita bisa mempelajari kehidupan Yesus
(Yoh. 14:9). Kedua, Paulus menyebut Yesus "yang sulung" dari ciptaan
(Kol 1:15). Dalam konteks ini, "anak sulung" tidak merujuk ke
asal-usul tapi ke status. Anak sulung adalah kepala keluarga dan pewaris
harta. Yesus adalah "anak sulung" dalam arti bahwa, sebagai Pencipta
dan melalui Inkarnasi (Ia mengambil bagi diri-Nya kemanusiaan kita), Ia adalah
kepala dari keluarga manusia. Yesus bukan ciptaan, melainkan sejak kekekalan
Dia adalah satu dengan Bapa.
Ibrani
1:1,2 mengulangi hal yang sama seperti pada kitab Kolose. Yesus menjadi pewaris
segala sesuatu dan oleh Dialah dunia diciptakan. Selain itu, Ia adalah
perwakilan yang tepat dari sifat Bapa, cara lain untuk menyatakan bahwa Ia
adalah gambar Allah.
Bagaimanakah
Anda menanggapi jika ada orang yang bertanya, "Seperti apakah Tuhanmu
itu?" Kebenaran apakah yang Anda bisa diberikan sebagai jawaban?
Kamis 3 Januari
SANG PENC1PTA ADA DI
ANTARA KITA
Baca
Yohanes 2:7-11; 6:8-13; 9:1-34. Apakah yang diungkapkan ayat- ayat ini tentang
kuasa penciptaan Allah?
Yohanes
2:7-11; 6:8-13; 9:1-34
2:7
Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu
penuh dengan air." Dan merekapun mengisinya sampai penuh.
2:8
Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada
pemimpin pesta." Lalu merekapun membawanya.
2:9
Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia
tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu,
mengetahuinya--ia memanggil mempelai laki-laki,
2:10
dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu
dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau
menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."
2:11
Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari
tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan
murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.
6:8
Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata
kepada-Nya:
6:9
"Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan;
tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"
6:10
Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu
banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki
banyaknya.
6:11
Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada
mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu,
sebanyak yang mereka kehendaki.
6:12
Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya:
"Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang
terbuang."
6:13
Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan
potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.
9:1.
Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
9:2
Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa,
orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"
9:3
Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena
pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
9:4
Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang;
akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja.
9:5
Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."
9:6
Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya
itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi
9:7
dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam
Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu,
ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.
9:8.
Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai
pengemis, berkata: "Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?"
9:9
Ada yang berkata: "Benar, dialah ini." Ada pula yang berkata:
"Bukan, tetapi ia serupa dengan dia." Orang itu sendiri berkata:
"Benar, akulah itu."
9:10
Kata mereka kepadanya: "Bagaimana matamu menjadi melek?"
9:11
Jawabnya: "Orang yang disebut Yesus itu mengaduk tanah, mengoleskannya
pada mataku dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu
aku pergi dan setelah aku membasuh diriku, aku dapat melihat."
9:12
Lalu mereka berkata kepadanya: "Di manakah Dia?" Jawabnya: "Aku
tidak tahu."
9:13.
Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi.
9:14
Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu, adalah
hari Sabat.
9:15
Karena itu orang-orang Farisipun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi
melek. Jawabnya: "Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku
membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat."
9:16
Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu: "Orang ini tidak datang dari
Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat." Sebagian pula berkata:
"Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?"
Maka timbullah pertentangan di antara mereka.
9:17
Lalu kata mereka pula kepada orang buta itu: "Dan engkau, apakah katamu
tentang Dia, karena Ia telah memelekkan matamu?" Jawabnya: "Ia adalah
seorang nabi."
9:18
Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru
dapat melihat lagi, sampai mereka memanggil orang tuanya
9:19
dan bertanya kepada mereka: "Inikah anakmu, yang kamu katakan bahwa ia
lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?"
9:20
Jawab orang tua itu: "Yang kami tahu ialah, bahwa dia ini anak kami dan bahwa
ia lahir buta,
9:21
tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, dan siapa yang
memelekkan matanya, kami tidak tahu juga. Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia
sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri."
9:22
Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi,
sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengaku Dia
sebagai Mesias, akan dikucilkan.
9:23
Itulah sebabnya maka orang tuanya berkata: "Ia telah dewasa, tanyakanlah
kepadanya sendiri."
9:24
Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu dan berkata
kepadanya: "Katakanlah kebenaran di hadapan Allah; kami tahu bahwa orang
itu orang berdosa."
9:25
Jawabnya: "Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal
aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat."
9:26
Kata mereka kepadanya: "Apakah yang diperbuat-Nya padamu? Bagaimana Ia
memelekkan matamu?"
9:27
Jawabnya: "Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya;
mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi? Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya
juga?"
9:28
Sambil mengejek mereka berkata kepadanya: "Engkau murid orang itu tetapi
kami murid-murid Musa.
9:29
Kami tahu, bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Dia itu kami
tidak tahu dari mana Ia datang."
9:30
Jawab orang itu kepada mereka: "Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana
Ia datang, sedangkan Ia telah memelekkan mataku.
9:31
Kita tahu, bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan
orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya.
9:32
Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang
memelekkan mata orang yang lahir buta.
9:33
Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat
apa-apa."
9:34
Jawab mereka: "Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak
mengajar kami?" Lalu mereka mengusir dia ke luar.
Tiap-tiap
mukjizat tersebut memberi kita sekilas tentang kuasa Allah atas dunia materi
yang Ia ciptakan sendiri.
Pertama,
proses apakah yang diperlukan untuk mengubah air langsung menjadi anggur?
Tidak ada yang kita ketahui. Memang, membutuhkan suatu tindakan di luar hukum
alam, untuk melakukan apa yang Yesus lakukan di sini, setidaknya hukum alam
seperti yang kita kenal sekarang.
Dalam
mukjizat ikan dan roti, Yesus mulai dengan lima roti dan dua ikan kecil dan
berakhir dengan jumlah yang cukup untuk memberi makan orang banyak dan sisanya
12 bakul. Semua makanan ifu terbuat dari atom dan molekul. Pada akhirnya,
terdapat lebih banyak atom dan molekul makanan daripada ketika Yesus mulai
memberi makan orang banyak itu. Dari manakah molekul-molekul tambahan itu
datang, jika tidak oleh intervensi atau campur tangan adikodrati Allah?
Selanjutnya,
perubahan fisik apakah yang terjadi pada orang buta ketika ia disembuhkan? Dia
buta sejak lahir, dengan demikian, otaknya tidak pernah dirangsang untuk
membentuk gambar dari pesan yang dikirim oleh mata melalui saraf optik. Jadi,
otaknya harus dirajut kembali agar dapat memproses informasi yang masuk,
membentuk gambar, dan menafsirkan artinya. Selanjutnya, ada sesuatu yang salah
dengan mata itu sendiri. Mungkin beberapa molekul fotoreseptor (indera
penangkap sinar) salah diproduksi sebagai akibat dari mutasi pada DNA-nya. Atau
mungkin beberapa mutasi terjadi saat lahir pada gen yang mengendalikan
perkembangan bagian-bagian mata—retina, saraf optik, lensa dan lain-lain. Atau
mungkin beberapa kerusakan mekanik terjadi yang menghalangi mata berfungsi
dengan baik.
Apa pun rincian kebutaan orang itu,
kata-kata Yesus menyebabkan molekul terbentuk di tempat yang tepat, membentuk
reseptor2 fungsional, koneksi neuron, dan sel-sel otak sehingga
cahaya yang masuk mata akan membentuk sebuah gambar, dan orang itu akan
memiliki kemampuan untuk mengenali gambar-gambar yang belum pernah ia lihat
sebelumnya.
Mukjizat itu indah saat terjadi, tetapi
apakah bahayanya menggantungkan iman Anda pada mukjizat? Lalu bergantung pada
apakah seharusnya iman kita?
2
reseptor, ujung
saraf yang peka terhadap rangsangan pancaindra,
penerima
Jumat 4 Januari
PENDALAMAN:
"Karya penciptaan tidak pernah dapat dijelaskan oleh ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan apakah yang bisa menjelaskan misteri kehidupan?
"Teori
bahwa Allah tidak menciptakan materi ketika Ia menjadikan dunia ini adalah
tanpa dasar. Dalam pembentukan dunia kita, Allah tidak bergantung kepada materi
yang sudah ada. Sebaliknya, segala sesuatu, berwujud atau tidak berwujud,
muncul di hadapan Tuhan Yahwe karena firman-Nya dan diciptakan sesuai
tujuan-Nya sendiri. Langit dan segala isinya, bumi dan segala sesuatu ada di
dalamnya, bukan hanya pekerjaan tangan-Nya, tetapi juga menjadi ada oleh napas
mulut-Nya."—Ellen G. White, Testimonies for the Church, jld. 8,
hlm. 258, 259.
"Bagaimana Allah menyelesaikan
pekerjaan penciptaan tidak pernah dinyatakan-Nya kepada manusia, ilmu
pengetahuan manusia tidak akan mampu mengungkapkan rahasia-rahasia Yang
Mahatinggi. Kuasa-Nya untuk mencip- ta tak terpahami sama seperti adanya
Dia."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 123.
PERTANYAAN
UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.
Diskusikan di kelas jawaban Anda untuk
pertanyaan terakhir hari Minggu.
2.
Ilmu pengetahuan berbicara tentang apa yang mereka sebut "kebetulan
antropik" (dari kata Yunani untuk anthropos yang artinya
"manusia"), keseimbangan yang sangat tepat dari kekuatan-kekuatan di
alam yang memungkinkan adanya kehidupan manusia. Namun perhatikan, ada bias
terungkap dalam kata kebetulan. Jika Anda tidak percaya pada Allah, Anda harus
mengaitkan keseimbangan yang ajaib ini kepada kebetulan saja. Mengapa
keyakinan bahwa keseimbangan ini adalah hasil karya Allah Pencipta merupakan
penjelasan yang lebih masuk akal daripada hanya menyebutnya
"kebetulan?"
3.
Pikirkanlah kasih Sang Pencipta saat Dia membentuk Adam dan Hawa dan memberi
mereka sebuah rumah taman yang indah, padahal Ia mengetahui bahwa Ia sendiri
akan menderita dan mati di Kalvari di tangan manusia yang Dia ciptakan. Apakah
yang kita pelajari tentang kasih Allah dari keputusan yang dibuat-Nya untuk
tetap meneruskan penciptaan?
4. Bagaimanakah teori
"Big Bang" dibandingkan dengan ungkapan penciptaan dalam
Kejadian 1:1? Mungkinkah "Big Bang" menjadi penjelasan
tentang cara di mana alam semesta muncul karena Firman Allah? Apakah persoalan
atau masalah yang Anda lihat dalam ide ini? Mengapa berbahaya menghubungkan
teologi kita kepada setiap teori ilmiah, terutama karena ilmu pengetahuan
seringkah berubah?
No comments:
Post a Comment