Pelajaran 11 Triwulan IV 2012

SSD 11 dalam bentuk ebook download di sini
SSD 11 dalam bentuk powerpoint (created by Pastor Togu F. Tampubolon) download di sini


Kehidupan Kristen

SABAT PETANG
Baca Untuk Pelajaran Pekan Ini: Ul 8:11-17; Flp. 2:3, 4; 1 Kor. 15:51, 52; Why. 22:1-5; Mal 22:39; Kej. 2:21-25.
AYAT HAFALAN: "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bah­wa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib me­nyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita" (1 Yohanes 3:16).
Pokok Pikiran : Setiap orang dapat mengaku sebagai orang Kristen. Apa­kah arti pengakuan itu dalam kehidupan sehari-hari?
Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?" (Yak. 2:14).
Alkitab menekankan doktrin yang sehat; namun penekanan ini adalah dalam konteks kehidupan yang kudus (1 Tim. 1:10; Tit. 2:1-5). Dalam rangka menun­jukkan bahwa tujuan sebenarnya dari pengajaran Alkitab adalah satu kehidupan etis yang dinyatakan dalam berbagai kewajiban kepada orang lain. Bahkan, jika Anda perhatikan dengan teliti ayat-ayat dalam surat Timotius dan Titus, mereka menyatukan doktrin yang benar dengan hidup yang benar seakan-akan hidup yang benar itu sendiri adalah ajaran yang sehat!

Orang Kristen diselamatkan agar menjadi agen Allah untuk keselamatan dan kebaikan orang lain meskipun berada di tengah-tengah pertentangan besar antara baik dan jahat. Men jadi "sangat berpikiran surgawi sehingga Anda tidak memikirkan perkara duniawi," biarpun suatu ungkapan basi, namun merupakan sebuah kenyataan yang orang Kristen harus hindari. Tentu saja, surga adalah rumah utama kita, tetapi untuk saat ini kita masih di bumi, dan kita perlu tahu bagaimana cara hidup yang terbaik sementara berada di dunia.
Pekan ini kita akan melihat beberapa hal praktis tentang kehidupan Kristi­ani yang harus nyata dalam kehidupan kita.
* Pelajari pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 5 Desember.

Minggu 9 Desember
Ketika kita berpikir tentang keselamatan yang diwujudkan ke dalam pela­yanan kepada orang lain, kita tidak dapat menghindari konsep penatalayanan Kristen. The Seventh-day Adventist Encyclopedia mendefinisikan "penatalayan­an" sebagai tanggung jawab umat Allah atas, pengelolaan segala sesuatu yang dipercayakan kepada mereka oleh Allah mulai dari kehidupan, tubuh, waktu, bakat dan kemampuan, harta benda, kesempatan untuk melayani orang lain, dan pengetahuan mereka tentang kebenaran.
Bacalah ayat-ayat berikut. Dengan masing-masing bertanya pada diri sendiri, sesuai situasi yang saya hadapi, bagaimanakah saya bisa mewu­judkan dalam kehidupan saya prinsip-prinsip yang diajarkan dalam ayat- ayat ini? Bagaimanakah kebenaran ini mempengaruhi pola hidup saya dan cara saya berhubungan dengan orang lain, dengan Allah, dan dengan karunia-karunia yang Dia telah berikan kepada saya?
Ul. 8:11-17
8:11 Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini;
8:12 dan supaya, apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya,
8:13 dan apabila lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak,
8:14 jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan,
8:15 dan yang memimpin engkau melalui padang gurun yang besar dan dahsyat itu, dengan ular-ular yang ganas serta kalajengkingnya dan tanahnya yang gersang, yang tidak ada air. Dia yang membuat air keluar bagimu dari gunung batu yang keras,
8:16 dan yang di padang gurun memberi engkau makan manna, yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu, supaya direndahkan-Nya hatimu dan dicobai-Nya engkau, hanya untuk berbuat baik kepadamu akhirnya.
8:17 Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini.


Mzm. 24:1
24:1. Mazmur Daud. Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.
24:2 Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai.




Flp. 2:3, 4
2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan



1 Yoh. 3:16
3:16 Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.



Alkitab mengajarkan bahwa tujuan dasar bagi semua ciptaan Tuhan adalah untuk memuliakan Dia. Dosa telah membelokkan kenyataan ini, tetapi Tuhan me­ngarahkan tindakan-Nya yang menyelamatkan kepada kita untuk membawa kita kembali berpartisipasi dengan semua ciptaan dalam memuliakan Allah. Kristus te­lah membeli kita demi kemuliaan Allah (Ef. 1:11-14). Hanya pada saat kita meng­akui baik dalam perkataan maupun perbuatan, Ketuhanan Kristus yang sepenuh­nya atas hidup kita barulah kita dapat membawa kemuliaan bagi Allah. Ekspresi seutuhnya dari Ketuhanan Kristus atas hidup kita akan melibatkan pelayanan kita pada orang lain melalui penggunaan waktu, bakat, kemampuan, dan harta benda.
Baca kembali ayat-ayat untuk hari ini. Manakah yang paling menjamah hidup Anda, mengapa? Apakah yang memotivasi Anda untuk mencoba menjalani hidup yang berusaha mencari kebaikan bagi orang lain,dan untuk diri sendiri? Me­ngapa begitu penting bagi diri Anda, secara rohani, untuk hidup bagi orang lain?
Senin 10 Desember
PERSEPULUHAN: SESUATU YANG SANGAT KECIL
"Seorang imam, anak Harun, akan menyertai orang-orang Lewi itu, bila mereka memungut persembahan persepuluhan. Dan orang-orang Lewi itu akan membawa persembahan persepuluhan dari pada persembahan persepuluhan itu ke rumah Allah kami, ke bilik-bilik rumah perbendaha­raan. Karena orang Israel dan orang Lewi..(Neh. 10:38, 39).
Pikirkan tentang hidup Anda, betapa singkat, pikirkan betapa tidak ter- elakkannya kematian Anda (kecuali Kristus datang kembali pada masa hidup Anda). Pikirkan apa artinya hidup ini, jika kuburan adalah tujuan akhir seperti yang diyakini oleh kebanyakan orang. Anda di sini, hanyalah metabolisme sel yang melakukan kegiatannya (sering mengalami sakit, ketakutan, dan kesulit­an), dan kemudian berakhir; ketika semua sel-sel mati, tidak ada yang tersisa kecuali bangkai yang jadi makanan cacing dan bakteri sampai bakteri dan ca­cing itu juga berakhir.
Demikianlah nasib kita semua di alam semesta yang begitu besar sehingga planet kita, apalagi hidup kita bahkan setiap individu, menjadi sangat tidak ber­arti kecuali bagaikan sebuah lelucon kejam yang tidak dapat kita nikmati.
Berbeda dengan skenario itu, lihatlah apa yang telah diberikan kepada kita dalam Kristus. Lihatlah apa yang telah ditawarkan kepada kita melalui Yesus. Lihatlah apa yang diberitahukan oleh rencana keselamatan pada kita tentang diri kita, dan tentang apa yang telah dilakukan bagi kita agar kita tidak menda­patkan nasib seperti yang digambarkan di atas.
Apakah yang telah diberikan pada kita dalam Kristus? 1 Kok 15:51, 52; Why. 21:4; Gal. 3:13; Ef. 1:6, 7; Why 22:1-5. Apakah artinya itu bagi kita? Bagaimanakah seharusnya janji-janji ini memberikan dampak pada seti­ap aspek keberadaan kita?
1 Kor 15:51, 52;
15:51. Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,
15:52 dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. 
Why. 21:4;
21:4 Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
Gal. 3:13;
3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"
Ef. 1:6, 7;
1:6 supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.
1:7 Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,
 Why 22:1-5.
22:1. Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
22:2 Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.
22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.
22:5 Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.
"Saya berbicara tentang sistem persepuluhan, namun betapa sedikit hal itu tampaknya dalam pikiran saya! Betapa kecil nilainya! Betapa sia-sia upaya kita untuk mengukur dengan aturan matematika, waktu, uang, dan cinta terhadap kasih dan pengorbanan yang tidak dapat diukur dan tidak terbilang! Persepuluhan bagi Kristus! Oh, sedikit, sedikit sekali, balasan yang memalukan untuk harga yang be­gitu besar! Dari salib Golgota, Kristus memanggil untuk suatu penyerahan tanpa syarat."—Ellen G. White, Testimonies for the Church, jld. 4, hlm. 119, 120.
Setelah semua yang Kristus telah lakukan untuk Anda, dapatkah Anda tidak menghidupkan iman yang cukup dan mengembalikan kepada-Nya persepuluhan,suatu jumlah yang sangat sedikit jika dibandingkan dengan apa yang telah diberikan kepada Anda?
Selasa 11 Desember
BERTANGGUNG JAWAB KEPADA DIRI SENDIRI
Dengan tegas Yesus berkata kepada kita, "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Mat. 22:39). Ayat yang sangat menarik dalam penger­tian bahwa kita sering melihat cinta diri sangat bertentangan dengan Ke- kristenan dan terhadap sikap tidak mementingkan diri. Apakah yang Yesus maksudkan dengan ayat ini? Bagaimanakah kita menafsirkan, dan mene­rapkannya, dengan cara yang mencerminkan Kekristenan yang sejati itu?
Mengasihi diri sendiri, dalam pengertian Kristen, bukanlah keegoisan, tidak menempatkan diri Anda yang pertama sebelum semua orang dan hal lain. Seba­liknya, mengasihi diri sendiri berarti menyadari nilai diri Anda di hadapan Allah, Anda berusaha untuk menjalani kehidupan yang terbaik, mengetahui bahwa ha­sil dari kehidupan semacam ini akan bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri (yang adalah baik) tetapi juga, dan lebih penting, bagi orang di sekitar Anda.
Bagaimanakah Anda menghubungkan nasihat Yesus di atas dengan ayat-ayat berikut?
Flp. 2:5, 8
2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
     2 Kor. 5:14, 15
5:14 Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati.
5:15 Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.

 1 Kor. 10:31-33
10:31 Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.
10:32 Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah.
10:33 Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat.

1 Ptr. 1:13-16
1:13. Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus.
1:14 Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,
1:15 tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
1:16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

Penebusan yang diperoleh orang berdosa di dalam Kristus membawa persatuan dengan-Nya (Gal. 2:20) sehingga orang Kristen rindu untuk menghidupkan suatu kehidupan yang berdasarkan kehendak Kristus. Orang berdosa rindu untuk memi­liki pikiran Kristus, untuk hidup bukan untuk diri sendiri tetapi untuk Yesus, dan mengindahkan panggilan untuk kekudusan (pemisahan dari berbagai hal seperti nafsu kita, kecenderungan berdosa yang sudah membudaya, dan ketidakmurnian moral). Jika Anda mengasihi diri sendiri, Anda ingin yang terbaik untuk diri sen­diri, dan yang terbaik untuk diri sendiri adalah hidup yang berkomitmen kepada Allah, kehidupan yang mencerminkan karakter dan kasih Allah, kehidupan yang hidup bukan untuk diri sendiri tetapi untuk kebaikan orang lain. Cara yang paling pasti untuk menjamin hidup Anda menjadi sengsara adalah hidup hanya untuk diri sendiri, dan jangan pernah memikirkan kebaikan orang lain.
Pikirkan lebih lanjut tentang apa artinya mengasihi diri sendiri da­lam pengertian Kristen. Seberapa mudahkah kasih semacam ini merosot menjadi keterpusatan pada diri sendiri yang akhirnya merusak diri sendi­ri? Apakah satu-satunya cara untuk melindungi diri dari perangkap itu?
Rabu 12 Desember
PERNIKAHAN KRISTEN
Manusia adalah makhluk sosial. Di rumah dan di tempat bekerja, di tem­pat-tempat umum, semua orang terlibat dalam berbagai jenis hubungan. Peri­laku Kristen yang bertanggung jawab harus jelas pada semua tingkatan, dan Alkitab memiliki prinsip yang relevan yang dapat digunakan untuk memandu hubungan-hubungan ini.
Pelajari ayat-ayat berikut untuk mendapatkan definisi Alkitabiah per­nikahan: Kej. 2:21-25; Mal. 2:14; Ef. 5:28.
Kej. 2:21-25;
2:21. Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
2:22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
2:23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."
2:24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
2:25 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
Mal. 2:14;
2:14 Dan kamu bertanya: "Oleh karena apa?" Oleh sebab TUHAN telah menjadi saksi antara engkau dan isteri masa mudamu yang kepadanya engkau telah tidak setia, padahal dialah teman sekutumu dan isteri seperjanjianmu.
Ef. 5:28.
5:28 Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
Mendefinisikan suatu hal berarti kita memberikan maknanya. Saat ini perni­kahan itu sulit didefinisikan karena arti pernikahan berbeda-beda untuk orang, waktu, dan budaya yang berbeda. Alkitab, tidak fleksibel seperti pernikahan. Menurut Alkitab, pernikahan adalah sebuah lembaga yang dijadikan oleh Allah, di mana dua orang dewasa dengan jenis kelamin yang berbeda berjanji untuk berbagi hubungan pribadi yang intim dan abadi. Pernikahan Alkitabiah ditan­dai dengan penghargaan terhadap kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam satu kesatuan di mana tujuan disatukan dan rasa keabadian, kesetiaan, dan kepercayaan dapat dirasakan. Seperti hubungan dengan Allah, hubungan antara suami dan istri harus dijaga kesuciannya.
Sudah tentu, seperti yang kita ketahui, pernikahan, bahkan di dalam gere­ja, telah menjadi sesuatu yang sering dianggap ringan. Orang masuk ke dalam suatu ikatan yang mereka yakini telah dijadikan Tuhan, dan kemudian, ketika mengalami kesukaran, mereka berdiri di hadapan seorang hakim yang, melalui hukum dan aturan buatan manusia, memisahkan apa yang Tuhan telah satukan. Kita semua tahu bahwa tindakan ini sangat salah; namun, sebagai satu gereja, kita berjuang dengan apa yang harus dilakukan dalam situasi ini.
Bersama dengan masalah poligami, kumpul kebo, perceraian, pernikah­an kembali, dan praktik homoseksualitas, apakah berbagai tantangan seksu­alitas manusia yang dapat Anda kenali dalam masyarakat saat ini? Apakah nasihat Alkitab yang dapat Anda bawa untuk menanggung masalah ini?
Perzinaan, percabulan, dan pornografi sangat merajalela di masyarakat saat ini, dan ini bukanlah yang terburuk dari hal-hal yang terjadi di luar sana. Mes­kipun demikian, Allah terus menghadapi kegagalan manusia dengan kasih sa­yang dan rahmat-Nya. Namun, praktik-praktik ini tetap merupakan kegagalan yang dapat diatasi melalui kasih karunia Kristus. Karena itu, upaya penebus­an harus memiliki tujuan yang tinggi untuk mencapai standar ideal Allah yang bertentangan dengan upaya mencari pembenaran dan maaf atas dosa melalui sejumlah alasan dan pertimbangan unsur budaya.
Kamis 13 Desember
PERILAKU KRISTEN
Selain keluarga, orang Kristen memiliki keterlibatan sosial dan profesional lainnya—suatu pandangan Alkitabiah yang jelas adalah bahwa orang Kristen berada di dunia tetapi bukan dari dunia (Yoh. 17:14-18).
Perhatikan tiga bidang berikut dalam kehidupan sehari-hari dan diskusikan tanggung jawab orang Kristen dalam hal gaya hidup dan perilaku:
1.   Hubungan Majikan/Karyawan (Yakobus 5:4-6; Ef. 6:5-9). Selain me­lihat bahwa karyawan ada pada posisi yang sama di dalam Kristus, majikan Kristiani harus dipandu oleh prinsip bahwa kerja yang memadai membutuh­kan upah yang memadai. Di sisi lain, pekerja Kristen juga harus menghindari godaan untuk malas bekerja.
"Orangtua tidak dapat melakukan dosa yang lebih besar daripada mengizinkan anak-anaknya tidak berbuat apa-apa. Anak-anak itu akan segera menyukai peng­angguran dan mereka bertumbuh menjadi lelaki dan perempuan yang malas dan ti­dak berguna. Bila mereka sudah cukup dewasa untuk mencari nafkah dan menda­pat pekerjaan, mereka bekerja dengan malas, tidak bergairah, namun mengharap­kan dibayar seolah-olah mereka itu setia."—Ellen G. White, Membina Kehidupan Abadi, hlm. 265.
2.  Tugas Sipil (Rm. 13:1-7). Orang Kristen menyempatkan Allah yang perta­ma dalam segala hal dan mengevaluasi semua tindakan dan tanggung jawab dari perspektif ini. Untuk alasan ini orang Kristen akan, misalnya, menentang diskri­minasi dalam bentuk apa pun, bahkan jika itu adalah resmi. Pada saat yang sama, "kesetiaan kepada Tuhan tidak mengizinkan siapa pun untuk menjadi otonom dan menciptakan ketidakharmonisan sosial atau kekacauan. Umat Kristen membayar pajak, berpartisipasi dalam tugas-tugas kemasyarakatan, menaati hukum dan pera­turan lalu lintas, dan bekerja sama dengan otoritas sipil dalam mengendalikan atau mengontrol kejahatan dan kekerasan."—HandbookofSeventh-dayAdventist The- o/ogy (Maryland: Review and Herald® Publishing Association, 2000), hlm. 701.
3.   Tanggung Jawab Sosial (Yes. 61:1-3; Mat. 25:31-46). Diskusikan per­nyataan berikut dalam terang ayat-ayat di atas: "Umat Kristen dapat melaksa­nakan panggilannya untuk mencari kerajaan Allah jika, termotivasi oleh kasih terhadap sesama, ia melaksanakan pekerjaannya dalam komunitas keluarga
dan ekonomi, nasional, dan kehidupan politik____ Hanya dengan terlibat dalam
pekerjaan sipil demi kepentingan umum, dengan kesetiaan dalam memenuhi panggilan sosial, apakah hal ini sesuai dengan teladan Kristus?"—H. Richard Niebuhr, Christ and Culture (Harper Collins Publishers, 1996), hlm. 97.
Dalam interaksi pekerjaan dan interaksi sosial Anda, apakah orang- orang dapat mendeteksi nilai-nilai Kristen Anda? Jujurlah dengan diri Anda (tidak peduli betapa menyakitkan hal itu bagi Anda!). Apakah as­pek kehidupan Anda, yang menarik orang pada iman Anda? Apakah yang dinyatakan oleh jawaban Anda tentang cara hidup Anda?
Jumat 14 Desember
PENDALAMAN: Ministerial Association of the General Conference of Seventh Day Adventist, pasal 22, 23, dalam Seventh Day Adventist Believes; Miroslav M. Kis,"Christian Lifestyleand Behavior,"hlm. 675-723,dalam Raoul Dederen (ed.) Hanclbook of Seventh-day Adventist Theology.
"Tindakan kemurahan hati dan kebajikan dirancang oleh Allah untuk men­jaga hati anak-anak manusia agar tetap lembut dan simpati, dan menimbulkan pada mereka minat dan kasih sayang satu sama lain yang menyerupai Tuhan­nya, yang demi kita menjadi miskin, agar melalui kemiskinan-Nya kita menja­di kaya. Hukum persepuluhan didirikan di atas sebuah prinsip yang abadi dan dirancang untuk menjadi berkat bagi manusia.
"Sistem kebajikan telah dirancang untuk mencegah kejahatan yang besar yaitu ketamakan. Kristus melihat bahwa dalam penuntutan bisnis, cinta akan kekayaan menjadi penyebab utama yang dapat melenyapkan kesalehan yang sejati dari dalam hati. Dia melihat bahwa cinta uang akan membeku dan menge­ras dalam jiwa manusia, menghentikan aliran dorongan kedermawanan dan me­nutup indera mereka terhadap kebutuhan dan penderitaan orang yang sakit."— Ellen G. White, Testimonies for the Church, jld. 3, hlm. 547.
"Jika seseorang memiliki kesehatan dan kekuatan, sebagai modalnya, ia ha­rus menggunakannya dengan benar. Jika dia menghabiskan berjam-jam dalam kemalasan dan kunjungan yang tidak perlu dan mengobrol yang tidak penting, dia malas dalam pekerjaannya, dan Allah melarang hal ini. Orang seperti ini memiliki pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyediakan kebutuhan kelu­arga mereka sendiri, dan kemudian menyisihkan pendapatan mereka untuk tu­juan amal sebagaimana Allah telah memakmurkan mereka.
"Kita tidak ditempatkan di dunia ini hanya untuk merawat diri kita sendiri, tetapi kita dituntut untuk membantu dalam pekerjaan besar sehubungan dengan keselamatan manusia, dengan demikian meniru penyangkalan diri, pengorban­an diri, dan kehidupan Kristus yang sangat berguna."—Ellen G. White, Testi­monies for the Church, jld. 1, hlm. 325.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1. Masalah pernikahan dan perceraian menjadi perhatian besar, khususnya di negara-negara tertentu di mana perceraian begitu merajalela. Bagaimanakah kita menerapkan ajaran Alkitab yang jelas menangani topik ini? Jika kita menerapkan ajaran-ajaran Yesus dengan lebih ketat, apakah orang-orang cenderung untuk tidak bercerai? Diskusikan masalah yang sulit ini.
2. Pikirkan lagi seluruh pertanyaan tentang persepuluhan. Beberapa berpen­dapat bahwa mereka bisa memberikan persepuluhan kepada siapa yang mereka pilih, dan bukan melalui saluran tubuh gereja yang terorganisasi di mana keanggotaannya. Apakah bahaya besar dari sikap itu?
3. Sebagai gereja, kita tidak dapat mengabaikan semua peringatan Alkitab sehubungan dengan pemeliharaan orang miskin. Tidak ada orang yang mengaku Kristen dapat mengabaikan mandat ini. Apakah perangkap dari panggilan kita jika perawatan orang miskin menjadi fokus utama kita, atau menjadi tujuan akhir gantinya menjadi sarana untuk men­capai tujuan yang lebih besar? Diskusikan.










No comments:

Post a Comment