*10-16 November 2012
Diperlengkapi untuk Kemenangan
SABAT PETANG
Baca Untuk Pelajaran Pekan Ini: Ef. 6:14-18; 2 Kor. 6:7; Ef. 5:9; Rm. 10:15; 1 Tes. 5:8;
Mrk. 14:38.
AYAT HAFALAN: "Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya
kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri,
sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu." (Efesus 6:13).
Pokok Pikiran: Setiap umat percaya harus diperlengkapi secara pribadi
dan perorangan, sebagaimana kita secara perorangan mendapati diri kita berada
dalam pertentangan besar.
Tujuan utama Setan adalah merebut
kesetiaan yang diberikan umat percaya kepada Kristus. Sebelum pertobatan,manusia
menjadi milik Setan; dia menguasai mereka. Meskipun pertobatan pada Kristus
telah melepaskan umat percaya dari pengendalian si jahat, hal itu tidak
sepenuhnya menghancurkan kekuasaan Iblis. Sebaliknya, Setan meningkatkan
usahanya untuk menghancurkan iman kita dan menarik kita kembali kepadanya. Dia
memiliki banyak tipu muslihat; Alkitab mencatatnya sebagai tipu muslihat Iblis
(Ef. 6:11). Pada akhirnya, apa pun muslihat Iblis, jerat, dan daya pikat
yang diberikan, dia tidak dapat mengambil seorang pun dari Kristus yaitu orang
yang telah memutuskan untuk tetap setia pada Tuhan (Setan bisa saja membuat
hidup kita sengsara, namun itu masalah lain, sama sekali).
Pelajaran pekan
ini berfokus pada senjata umat Kristen dalam peperangan rohani. Mengenakan
seluruh senjata Allah adalah satu-satunya perlindungan kita. Demikianlah, kita
perlu memahami senjata itu, tanpanya, kita akan menjadi mangsa musuh; dengan
senjata itu, kemenangan kita pastilah terjamin.
*Pelajari
pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 17 November.
Minggu 11 November
PERLUNYA MEMPERSENJATAI DIRI
Dalam Efesus 6:12,
Paulus menggambarkan kehidupan Kristen sebagai sebuah pergumulan, dengan
mengatakan "karena perjuangan kita." Perhatikan, dia
menggunakan istilah jamak. Secara harfiah ayat itu memiliki arti, "kita
tidak berjuang melawan daging dan darah. " Setiap orang Kristen termasuk
di dalamnya. Di ayat 13 dia menyarankan pembacanya untuk mengenakan seluruh
perlengkapan senjata Allah. Hanya dengan senjata Allah kita dapat
memperlengkapi diri kita, dan senjata itu siap untuk kita gunakan. Paulus
mengawali ayat itu dengan kata "sebab itu," menunjukkan bahwa,
persenjataan itu sangat diperlukan dalam konflik tersebut. Kemudian Paulus,
menggambarkan bagaimana orang Kristen harus dipersenjatai dan melukiskannya
dengan menggunakan kiasan bagaimana seorang tentara Roma yang sudah siap untuk
berperang.
Pikirkan kiasan
dalam Efesus 6:14-17 dengan saksama. Apakah yang berkesan bagi Anda dari
kenyataan bahwa ada pergumulan yang melibatkan setiap orang Kristen, yang pada
dasarnya, membutuhkan keterlibatan langsung secara pribadi? Apakah artinya
bagi Anda, bahwa Anda secara pribadi memiliki pertempuran yang harus dihadapi?
Efesus 6:14-17
6:14 Jadi berdirilah tegap,
berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,
6:15 kakimu berkasutkan
kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;
6:16 dalam segala keadaan
pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan
semua panah api dari si jahat,
6:17 dan terimalah ketopong
keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,
Kata yang diterjemahkan sebagai "perjuangan" pada awalnya
memiliki arti bertarung dengan tangan kosong namun kemudian digunakan untuk
jenis pertarungan yang lain. Sebagaimana yang digunakan di sini, meskipun
pergulatan dengan Iblis tidak dapat dilihat, kata ini menunjukkan adanya sebuah
pergumulan secara pribadi.
Perumpamaan
sepuluh anak dara dalam Matius 25:1-13, meskipun dalam konteks yang berbeda
dari apa yang dipertimbangkan di sini, bagaimanapun juga menyinggung tentang
keterlibatan pribadi dalam perkara-perkara rohani. Ellen White
menerapkan kondisi rohani lima anak dara pada gambaran Paulus atas sekelompok
orang pada akhir zaman yang menjalankan ibadah secara lahiriah tetapi pada
hakikatnya memungkiri kekuatannya (2 Tim. 3:1-5). "Inilah golongan
yang waktu masa kesukaran ternyata berseru, Damai dan sejahtera. Mereka membuai
hatinya dalam perasaan aman dan tidak mengimpikan datangnya bahaya. Ketika
terkejut dari tidur yang terlena mereka menyadari kemiskinannya dan memohon
kepada orang lain untuk menutupi kekurangannya; tetapi dalam perkara-perkara
rohani tidak seorang pun dapat menutupi kekurangan orang lain."—Ellen G.
White, Membina Kehidupan Abadi, hlm. 318.
Apakah hal-hal
yang harus Anda lakukan sendiri? (Contoh, tidak ada orang yang bisa makan untuk
Anda, bukan?) Bagaimanakah Anda menerapkan prinsip-prinsip yang sama dalam
mempersenjatai diri untuk peperangan rohani yang mana kita semua terlibat
dalamnya?
Senin 12 November
IKAT PINGGANG KEBENARAN, BAJU ZIRAH KEADILAN
"Jadi
berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan
keadilan" (Ef 6:14).
Meskipun agak
sukar untuk mengetahui bentuk asli dari ikat pinggang yang dimaksud, nampaknya
dalam Efesus 6:14 Paulus menunjuk pada ikat pinggang kulit yang memberikan
perlindungan pada perut bagian bawah dan juga memberikan keleluasaan dalam
bergerak dan kesiapan untuk bertindak. Dalam hal ini, ikat pinggang merupakan
sepotong baju besi. Dan senjata itu, kata Paulus, adalah "kebenaran."
Bersamaan dengan ikat pinggang kebenaran adalah baju zirah keadilan.
Demikianlah, dalam ayat ini Paulus menghubungkan konsep-konsep kebenaran dan
keadilan.
Bacalah ayat-ayat berikut. Bagaimanakah ayat-ayat itu dapat menolong kita
memahami hubungan antara kebenaran dan keadilan, dan mengapa itu sangat penting
bagi perlindungan rohani kita dalam pertentangan besar? 1 Raj.3:6;Mzm.
15:2; 96:13; Ams. 12:17; Yes. 48:1; 2 Kor. 6:7; Ef 5:9.
1 Raj.3:6;
3:6 Lalu Salomo berkata:
"Engkaulah yang telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar kepada
hamba-Mu Daud, ayahku, sebab ia hidup di hadapan-Mu dengan setia, benar dan
jujur terhadap Engkau; dan Engkau telah menjamin kepadanya kasih setia yang
besar itu dengan memberikan kepadanya seorang anak yang duduk di takhtanya
seperti pada hari ini.
Mzm. 15:2; 96:13;
15:2 Yaitu dia yang berlaku
tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran
dengan segenap hatinya,
96:13 di hadapan TUHAN, sebab
Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia
dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.
Ams. 12:17;
12:17. Siapa mengatakan
kebenaran, menyatakan apa yang adil, tetapi saksi dusta menyatakan tipu daya.
Yes. 48:1;
48:1. Dengarlah firman ini,
hai kaum keturunan Yakub, yang menyebutkan dirinya dengan nama Israel dan yang
adalah keturunan Yehuda, yang bersumpah demi nama TUHAN dan mengakui Allah
Israel--tetapi bukan dengan sungguh-sungguh dan dengan tulus hati--
2 Kor. 6:7;
6:7 dalam pemberitaan
kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan
untuk menyerang ataupun untuk membela
Ef 5:9.
5:9 karena terang hanya
berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,
Ketika Rasul Paulus mengatakan bahwa keadilan sebagai baju zirah dalam
konteks peperangan rohani, dia memiliki isu-isu moral di sini. Melakukan kebenaran
dan keadilan, atau dengan kata lain, menghidupkan kebenaran itu, sangat penting
bagi orang Kristen dalam peperangan melawan kuasa-kuasa kejahatan seperti
pentingnya baju zirah bagi seorang prajurit dalam medan pertempuran. Saat kita
tidak peduli untuk melakukan apa yang benar, saat kita berpaling dari apa yang
kita ketahui sebagai kebenaran, maka kita dengan mudah menjadi mangsa dari
serangan-serangan Setan, karena kita meninggalkan membiarkan sebuah lubang
terbuka dalam baju besi kita.
Pada saat yang
sama, meskipun kebenaran yang dimaksud mencakup hidup dalam suatu kehidupan
yang benar, kita harus melihat bahwa aspek lain dari kebenaran, yaitu kebenaran
Kristus, yang meliputi umat percaya dan tetap merupakan satu-satunya harapan
keselamatan bagi umat percaya. Selama kita bergantung pada kebenaran ini yaitu
bahwa keselamatan kita hanya pada Yesus, kita dapat dilindungi dari salah satu
serangan rohani Setan yang paling efisien melawan kita: yakni keputusasaan.
Pernahkah Anda
tergoda untuk menyerah dalam perjalanan iman Anda bersama Yesus sebab Anda
putus asa atas kehidupan, karakter, dan tindakan Anda? Jika demikian, mengapa
pemahaman tentang kebenaran Kristus sangat penting untuk dapat menjadi
pertahanan yang kuat dalam melawan serangan Setan?
Selasa 13 November
PERSIAPAN DAN PERISAI IMAN
Para prajurit
Romawi mempersenjatai diri untuk memastikan bahwa langkah- langkahnya tidak akan
terhambat dalam medan yang kasar. Untuk memudahkan gerakan di segala jenis
jalan, para prajurit Romawi sering menggunakan sepatu yang dipenuhi oleh paku
yang tajam. Sepatu yang demikian memungkinkan mereka untuk menjejakkan kaki
dengan baik, dan Paulus menyamakan sepatu itu dengan kesiapan, atau persiapan,
Injil damai sejahtera (Ef. 6:15).
Baca Yesaya 52:7,
Roma 10:15, dan Efesus 6:15. Ide Paulus di sini nampaknya adalah ketabahan
dalam kehidupan Kristen yang sarat dengan peperangan rohani. Dalam hal apakah
Injil damai sejahtera mempersiapkan pegangan yang kuat bagi umat Kristen dalam
menghadapi peperangan rohani?
Yesaya 52:7,
52:7. Betapa indahnya
kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan
berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan
berkata kepada Sion: "Allahmu itu Raja!"
Roma 10:15,
10:15 Dan bagaimana mereka
dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis:
"Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!"
Efesus 6:15
6:15 kakimu berkasutkan
kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;
Efesus 6:15 dapat
diartikan dalam cara yang berbeda: "berkasutkan kerelaan untuk
memberitakan Injil damai sejahtera," "kaki kita mengenakan
kerelaan Injil damai sejahtera," atau "kaki yang mengenakan
perlengkapan Injil damai sejahtera." Kuncinya adalah kata Yunani yang
memiliki arti "kesiapan," seperti dalam persiapan sebuah fondasi
atau dasar. Dengan demikian, Injil damai sejahtera sebagai "suatu dasar
yang dipersiapkan" merupakan damai sejahtera yang dialami oleh orang
Kristen sesudah diperdamaikan dengan Allah melalui darah Kristus. Perdamaian
ini memberikan kepada umat Kristen pijakan yang kuat untuk terlibat dalam
peperangan rohani yang kita semua hadapi.
Senjata berikut
yang Paulus sebutkan adalah perisai, yang dia samakan dengan iman (Ef. 6:16). Dalam
memperkenalkan senjata ini, rasul ini mendahului pokok yang akan dia sampaikan
dengan ungkapan yang dapat diartikan "di atas segalanya," "di
samping atau di atas semuanya." Menurut Anda apakah yang dimaksudkan
Paulus dengan membuat kalimat pembuka seperti ini?
Kata yang diterjemahkan sebagai "perisai" berasal dari kata
"pintu." Perisai, berukuran sekitar 4 x 2.5 kaki dan terdiri dari dua
lapis kayu yang direkatkan, memiliki bentuk pintu. Sebab panah pada zaman itu
dipasang di alat pelempar dan dibakar, perisai dari kayu ditutupi dengan kulit
agar dapat memadamkan panah yang sedang menyala dan menumpulkan
ujung-ujungnya. Ini adalah senjata yang paling terkenal di antara semua senjata
yang digunakan untuk bertahan.
Gambaran rohaninya
tidak begitu sukar untuk dilihat: di antara "panah Setan yang menyala
adalah hawa nafsu, keraguan, keserakahan, kesia-siaan, dan selanjutnya. Tetapi
iman pada Allah, yang diangkat tinggi-tinggi bagaikan sebuah perisai,
menangkapnya, memadamkan apinya, dan membuatnyajatuh tidak berdaya ke atas
tanah."—The SDA Bible Commentary, jld. 6, hlm. 1045. Jenis iman
yang seperti ini merupakan iman dalam perbuatan, iman yang, meskipun mencakup
doktrin kebenaran, melebihi sekadar keyakinan. Merupakan iman yang menyatakan
dirinya dalam sebuah pertahanan yang aktif melawan serangan musuh. Sudah tentu,
kita tidak dapat menyelamatkan diri kita sendiri, dan kita tidak dapat melawan
Setan sendirian; peperangan kita adalah setiap hari memilih Tuhan dan
jalan-jalan-Nya di atas segala sesuatu yang Setan akan buat di hadapan kita.
Rabu 14 November
KETOPONG DAN PEDANG
Ketopong
keselamatan dalam Efesus 6:17 kemungkinan besar diambil dari Yesaya 59:17,
meskipun Paulus menerapkan dengan cara yang berbeda. Dalam Yesaya 59, Allah
yang mengenakan ketopong keselamatan; dalam surat Efesus, orang Kristen diajak
untuk menerimanya. Senjata yang sebelumnya diletakkan saja untuk
kemudian diambil oleh para prajurit, namun ketopong diserahkan kepadanya.
Mungkin ini menekankan "pemberian" keselamatan secara mutlak.
Dalam 1 Tesalonika
5:8, Paulus berbicara tentang ketopong sebagai pengharapan keselamatan.
Dalam Efesus 6:17, ketopong menggambarkan keselamatan. Bagaimanakah perubahan
ini dapat membantu untuk menerangkan kenapa keselamatan dapat menjadi senjata
pertahanan?
1 Tesalonika 5:8
5:8 Tetapi kita, yang adalah
orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan
berketopongkan pengharapan keselamatan.
Efesus 6:17
6:17 dan terimalah ketopong
keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,
Keselamatan dalam
Perjanjian Baru adalah pengalaman saat sekarang yang akan mencapai puncaknya
pada masa kekekalan dengan cara pembebasan dari segala jenis kejahatan.
Ketopong keselamatan yang Allah kenakan (Yes. 59:17) diberikan kepada
umat percaya sebagai suatu perlindungan. Sebab tujuan utama dari serangan Setan
adalah untuk menghilangkan keselamatan orang-orang Kristen, jaminan
keselamatan saat ini yang "diberikan" pada mereka terlepas dari usaha
mereka sendiri menjadi sebuah senjata yang ampuh untuk dapat bertahan dalam
konflik. Sesungguhnya dalam setiap konflik rohani, umat percaya dapat menyatakan
bersama pemazmur, "Ya ALLAH, Tuhanku, kekuatan keselamatanku, Engkau
menudungi kepalaku pada hari pertarungan senjata." (Mzm. 140:8).
Setelah
menyebutkan ketopong keselamatan, Paulus kemudian berbicara tentang
"pedang roh," yang adalah Firman Allah. Bandingkan ayat tersebut
dengan Ibrani 4:12. Kebenaran pentingapakahyangdibawakan oleh ayat-ayat ini,
khususnya dalam konteks peperangan kita dengan Setan?
Ibrani 4:12
4:12 Sebab firman Allah hidup
dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat
dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup
membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Pencobaan yang
dihadapi Kristus seperti yang dicatat dalam Matius 4:1-10 merupakan suatu
ilustrasi yang indah mengenai bagaimana Firman Allah dapat menjadi senjata
yang ampuh. Perikop ini juga harus memberikan sebuah dorongan pada orang
Kristen untuk dapat menopang diri mereka dengan kebenaran-kebenaran yang
dinyatakan dalam Firman Allah.
Ada banyak kuasa
yang bekerja dalam upaya melemahkan keyakinan kita pada Alkitab. Apakah
kuasa-kuasa yang ada dalam masyarakat, gereja, atau budaya Anda? Lebih penting
lagi, bagaimanakah Anda mempertahankan diri terhadap setiap upaya (yang pada
saat ini bekerja secara halus) untuk melemahkan keyakinan Anda pada Firman
Allah?
Kamis 15 November
BERDOALAH SETIAP WAKTU
Efesus 6:18
dimulai dengan frase "berdoalah setiap waktu," ini menyatakan bahwa
berdoa berhubungan dengan ayat-ayat sebelumnya. Idenya di sini adalah bahwa
dalam mengenakan, mengambil, dan menerima senjata surga semuanya membutuhkan
ketergantungan pada Allah. Dengan demikian, "doa bukanlah suatu senjata
yang lain; melainkan roh, sikap, dalam mengenakan seluruh senjata dan cara
kita bertempur. Di sini Paulus menyarankannya sebagai suatu keadaan pikiran
yang terus-menerus, sikap komunikasi yang berkesinambungan dengan Allah."—
The SDA Bible Commentary, jld. 6, hlm. 1046.
Pelajari dengan
saksama Efesus 6:18. Kata-kata dan ungkapan apakah yang dihubungkan dengan
nasihat Paulus kepada orang Kristen tentang doa yang menganjurkan kewaspadaan
dan kedisiplinan?
Efesus 6:18
6:18 dalam segala doa dan
permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam
doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,
Alkitab sering
mengajak agar kita tidak jemu-jemu untuk berdoa (Luk. 18:1; Rm. 12:12; Flp.
4:6; Kol. 4:2; 1 Tes. 5:17). Namun dalam konteks berperang melawan
kuasa-kuasa jahat yang Paulus sampaikan dalam Efesus 6, dia menekankan
kenyataan bahwa setiap peristiwa dalam kehidupan perlu dibungkus dalam doa.
Sikap doa yang seperti itu bukanlah suatu tuntutan yang kecil bagi orang
Kristen, sebab kecenderungan kita pada saat kesukaran adalah bertanya kepada
teman dekat dan kolega, yang sebenarnya hal ini juga baik dan ada waktunya.
Walaupun demikian, doa, haruslah selalu menjadi barisan pertahanan pertama dan
sesuatu yang harus selalu kita lakukan.
Efesus 6:18
dimulai dengan ungkapan "berdoalah setiap waktu" kemudian
dilanjutkan dengan kata "berjaga-jagalah." Terhadap apakah kita patut
berjaga-jaga, dan mengapa?
Ketika Yesus
berada di Getsemani, Dia berkata pada Petrus dan murid-murid yang lain yang
didapati-Nya sedang tertidur agar mereka berjaga-jaga dan berdoa (Mrk.
14:38). Sebelum hal ini terjadi, Yesus telah mengamarkan murid-murid- Nya
untuk berjaga-jaga (Mrk. 13:33-37). Dari sudut pandang Lukas, berjaga-
jaga memiliki kaitan dengan doa sebagai suatu hal yang perlu dilakukan secara
tetap untuk dapat memberikan kekuatan kepada orang Kristen. Dalam Efesus 6:18
penekanannya adalah dalam berdoa untuk orang lain. Tidak diragukan, saat kita
berdoa untuk orang lain, kita juga dikuatkan secara rohani, dan kita dipersenjatai
lebih baik lagi untuk konflik berikutnya, apa pun bentuknya.
Mengapa berdoa
untuk diri kita lebih penting bagi kita secara rohani daripada orang lain yang
mendoakan kita (betapapun pentingnya hal ini)? Apakah manfaat yang dapat
diberikan oleh doa pribadi terhadap diri Anda yang tidak dapat diberikan oleh
doa orang lain?
Jumat 16 November
PENDALAMAN: Baca Ellen G. White, "Importance of Seeking True
Knowledge," hlm. 312-314, dalam Testimonies for the Church, jld. 8;
"The Color Line," hlm. 219, 220, dalam Testimonies for the Church,
jld. 9; "O God! Help Me to Higher Levels," hlm. 105, dalam My
Life Today', "Dipanggil untuk Mencapai Standar yang Tinggi," hlm.
260-271, dalam Alfa dan Omega, jld. 7.
"Dalam setiap jiwa ada dua kekuasaan yang berjuang meraih kemenangan.
Pasukan yang tidak percaya, dipimpin oleh Setan, berusaha memisahkan kita dari
Sumber kekuatan kita. Di pihak lain, pasukan iman, dipimpin oleh Kristus, yang
memimpin kita dalam iman dan membawa iman itu kepada kesempurnaan. Jam demi
jam, dalam pemandangan surga, konflik itu berlangsung. Ini merupakan su- atu
peperangan langsung, pertanyaannya adalah, Siapakah yang akan menang?
Pertanyaan ini harus dijawab oleh diri kita sendiri. Dalam peperangan ini semua
orang harus mengambil bagian, berperang di pihak yang satu atau pihak yang
lain. Kita tidak dapat terhindar dari konflik ini. . . . Kita diminta untuk
bersedia bagi konflik ini. Hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, dan di dalam
kekuatan kuasa- Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, agar kamu
dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis. Amaran ini diulangi kembali, 'Jadi
kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan
perlawanan pada hari yang jahat itu, dan tetap berdiri, sesudah kamu
menyelesaikan segala sesuatu.'"—Ellen G. White, Sons and Daughters of
God, hlm. 328.
"Kita harus
mengenakan setiap senjata, dan berdiri teguh. Tuhan telah memberikan
penghargaan pada kita dengan memilih kita sebagai prajurit-Nya. Marilah kita
berperang dengan berani untuk Dia, mempertahankan kebenaran dalam setiap
transaksi. Kejujuran dalam segala hal adalah penting bagi kesejahteraan jiwa.
Ketika Anda berjuang untuk kemenangan atas kecenderungan Anda sendiri, Dia akan
menolong Anda dengan Roh Kudus-Nya untuk berhati-hati dalam setiap tindakan,
agar Anda tidak memberikan kesempatan pada musuh untuk berbicara jahat terhadap
kebenaran. Kenakanlah baju zirah yaitu kebenaran Ilahi yang dijaga, setiap
orang berhak untuk dapat memakainya. Ini akan menjaga kehidupan
rohanimu."—Ellen G. White, The SDA Bible Commentary, jld. 6, hlm.
1119.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.
Betapapun banyaknya pelajaran pekan ini menekankan aspek
perjuangan pribadi di mana semua terlibat, sebagai umat Kristen kita merupakan
bagian dari masyarakat yang lebih besar. Bagaimanakah masyarakat secara
keseluruhan dapat saling menolong satu sama lain dalam konflik perorangan yang
mereka alami? Hal-hal praktis apa sajakah yang dapat dilakukan oleh masyarakat
untuk menolong mereka yang berada dalam kebutuhan rohani, yang mungkin datang
dalam berbagai bentuk?
2.
Bagaimanakah gambaran militer yang Paulus gunakan dapat
memperkuat realitas motif pertentangan besar yang sangat penting dalam
Alkitab? Mengapa sangat penting untuk menjaga realitas konflik ini di hadapan
kita? Siapakah yang dapat membayangkan seorang prajurit, dalam medan
pertempuran, lupa bahwa dia juga sedang dalam peperangan? Betapa lebih penting
lagi agar kita juga tidak lupa?
No comments:
Post a Comment