Pelajaran 4 Triwulan IV 2012



Pelajaran 4
Keselamatan: Solusi Satu-satunya
SABAT PETANG
Baca untuk Pelajaran Pekan Ini: Yoh. 2:25; Yer. 17:9; Titus 1:1, 2; Rm. 3:19-24; Kis. 2:37; Luk. 7:47; Ef. 2:1-5.
AYAT HAFALAN: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya se­tiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh. 3:16).
Pokok Pikiran: Masalah dosa sangat besar; betapa kita harus bersyukur karena solusi untuk menyelesaikannya cukup besar.
Masalah dosa menunjuk pada krisis yang disebabkan oleh kejatuhan Adam dan Hawa di Taman Eden, yang membawa ke dalam dunia ini pertentangan besar antara kebaikan dan kejahatan. Peran Allah dalam kontroversi tersebut adalah untuk menghentikan, dan menghilangkan, dampak buruk dari dosa, bukan hanya di dunia namun pada ciptaan secara keseluruhan. Tindakan Allah untuk membebaskan ciptaan-Nya dari pengaruh dosa yang sa­ngat merusak merupakan doktrin keselamatan. Dan meskipun peperangan itu, sehubungan dengan keselamatan, berlangsung hanya di atas dunia ini, motif pertentangan besar telah memberikan pada kita gambaran bahwa isu sebenar­nya adalah, semesta alam.
Doktrin keselamatan semata-mata berfokus pada Allah dan pekerjaan-Nya untuk menyelamatkan kita, ini sudah pasti. Namun manusia juga memiliki peran yang sangat penting. Ya, Allah telah membuat suatu ketentuan yang luar biasa bagi keselamatan umat manusia. Peran yang penting bagi kita adalah menja­wab pertanyaan, Apakah yang akan menjadi tanggapan kita atas ketentuan itu? Terhadap pertanyaan itulah, tergantung nasib kekal dari setiap jiwa.
*Pelajari pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 27 Oktober.
Minggu 21 Oktober
RUANG LINGKUP PERMASALAHAN
Karena keselamatan adalah solusi Allah bagi masalah yang ditimbulkan oleh dosa, luasnya kerusakan akibat dosa menentukan ruang lingkup solusi yang di­butuhkan. Bukanlah sebuah solusi jika hal itu tidak dapat menyelesaikan masalah, tidak peduli berapa pun besarnya masalah itu.
Apakah yang ayat-ayat berikut nyatakan tentang ruang lingkup masa­lah dosa? Bagaimanakah Anda mengalami sendiri atau melihat di sekitar Anda realitas dari ayat-ayat ini?
Yoh. 2:25 _
2:25 dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.
Mzm. 59:2
59:2 (59-3) Lepaskanlah aku dari pada orang-orang yang melakukan kejahatan dan selamatkanlah aku dari pada penumpah-penumpah darah.
Yer. 17:9
17:9 Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?
Rm. 5:12
5:12 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.
Yak. 5:1-7
5:1. Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu!
5:2 Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat!
5:3 Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir.
5:4 Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu.
5:5 Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan.
5:6 Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu.
5:7 Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.

Yes. 5:23
5:23 yang membenarkan orang fasik karena suap dan yang memungkiri hak orang benar.

2 Tes. 2:10
2:10 dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.

Siapakah di antara kita yang tidak mengetahui secara mendalam, dan secara pribadi, betapa buruknya masalah dosa itu? Setiap saat kita hidup dengan reali­tas dosa dan efeknya. Setiap aspek keberadaan manusia di atas planet ini, sam­pai pada tingkatan tertentu (kenyataannya, sangat besar), dikuasai oleh realitas dosa. Dari unsur politik sampai kepada relung hati manusia yang paling dalam, dosa telah memasuki kehidupan umat manusia. Hal itu sangat buruk sehingga, tanpa solusi Ilahi, maka tidak akan ada solusi. Betapa bersyukur kita seharus­nya karena solusinya telah diberikan. Solusi itu disebut rencana keselamatan, dan tujuannya adalah menyelesaikan masalah dosa.

Senin 22 Oktober
PERSEDIAAN ALLAH: BAGIAN 1
Efek dosa tidak menunggu "tenggang waktu." Akibat-akibat dari dosa itu mem­butuhkan penanganan yang segera. Itu sebabnya, perlu suatu jenis persediaan di­berikan di tempat dosa itu terjadi. Ellen White dengan jelas mengekspresikan hal ini: "Segera setelah dosa terjadi, ada Seorang Juruselamat. Kristus mengetahui bahwa Dia harus menderita, namun Dia menjadi pengganti manusia. Segera sete­lah Adam berdosa, Anak Allah menyatakan diri-Nya sebagai jaminan bagi umat manusia, kuasa untuk menghindarkan malapetaka yang dijatuhkan atas orang yang bersalah sama besarnya dengan kuasa saat Dia mati di atas salib Golgota."—Ellen G, White Comments, The SDA Bible Commentary, vol. 1, hlm. 1084.
Apakah yang ayat-ayat ini katakan pada kita tentang rencana kesela­matan dan kapan hal itu ditetapkan? Apakah janji dan harapan besar yang dapat kita ambil dari ayat-ayat tersebut untuk diri kita?
Titus 1:1, 2
1:1. Dari Paulus, hamba Allah dan rasul Yesus Kristus untuk memelihara iman orang-orang pilihan Allah dan pengetahuan akan kebenaran seperti yang nampak dalam ibadah kita,
1:2 dan berdasarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta,
Ef. 1:3-5
1:3. Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.
1:4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
1:5 Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,

2 Tes. 2:13, 14
2:13. Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai.
2:14 Untuk itulah Ia telah memanggil kamu oleh Injil yang kami beritakan, sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita.

Why. 13:8
13:8 Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.
13:9 Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!

Pikirkan implikasi dari ayat-ayat ini. Apakah yang dikatakannya? Pada da­sarnya, sejak kekekalan, persediaan telah dibuat Allah untuk masalah dosa. Meskipun Allah tidak menetapkan terlebih dulu bahwa dosa harus terjadi (jika demikian, maka Dia merupakan penyebab dosa itu, suatu ide yang mengerikan dan sangat menghujat), Dia mengetahui bahwa itu akan terjadi, jadi sejak masa kekekalan Dia telah membuat persediaan untuk menghadapinya.
Inilah takdir Alkitabiah, yang sangat berbeda dengan "takdir" yang biasa dimengerti manusia. Adalah rencana Allah sejak kekekalan, agar setiap umat manusia memiliki keselamatan dalam Yesus. Jika pada kenyataannya ada bebe­rapa yang menolak keselamatan ini maka itu tidak membatalkan kekuatan atau keluasan persediaan tersebut. Itu hanya menambah tragedi terhadap apa artinya hilang dalam menghadapi segala sesuatu yang telah dilakukan bagi kita.
Renungkan kebenaran yang ajaib bahwa, sejak kekekalan, rencana Allah adalah bagi Anda secara pribadi, untuk memiliki keselamatan. Pi­kirkanlah apa artinya ini. Dalam cara bagaimanakah seharusnya kebe­naran seperti ini mempengaruhi kehidupan Anda?
Selasa 23 Oktober
PERSEDIAAN ALLAH: BAGIAN 2
Sepanjang sejarah keselamatan, dimulai dengan janji Injil yang pertama (Kej. 3:15), sampai kepada sistem korban yang mula-mula (Kej. 4:4), perjan­jian dengan Abram (Kej. 12:1-3), kemudian pelayanan bait suci bangsa Israel (Kel. 25:8)—semuanya menunjuk pada, dan mencapai klimaksnya dalam, ke­hidupan, kematian, kebangkitan, dan pelayanan Yesus di surga, satu-satunya ketetapan Allah untuk menyelesaikan masalah dosa.
Seriusnya masalah dosa, barangkali, dapat dimengerti dengan baik hanya jika kita dapat melihat apa sesungguhnya yang terjadi—di salib—supaya masalah dosa dapat diatasi. Salib itu sendiri membuktikan betapa tidak berdayanya ma­nusia untuk menyelesaikan masalah dosa. Situasi yang ekstrem membutuhkan solusi yang ekstrem, dan kematian Kristus, Allah sendiri menanggung dosa-dosa kita, sebagai suatu kondisi paling ekstrem yang dapat dibayangkan.
Kematian Kristus sebagai korban diterangkan dalam Alkitab sebagai suatu pendamaian atas dosa, yakni, cara di mana pada akhirnya masa­lah dosa dan segala manifestasinya dapat diatasi. Bagaimanakah kemati­an Kristus menyediakan kebutuhan manusia akan keselamatan? Selidiki pertanyaan ini dari sudut pandang berikut:

1. Pembenaran/Pendamaian (benar di hadapan Allah): Lihat Luk. 18:9-14;Yes. 53:4-7; Rm. 3:19-24, 28; Zak. 3:1-4.
2. Penyucian/Regenerasi (hidup benar di hadapan Allah): Lihat 1 Kor. 6:8-11; Rm. 6:1-8.
3. Pemuliaan (jaminan kebangkitan untuk hidup yang kekal): Lihat Yoh. 5:24, 25; 1 Yoh. 5:9-13; 1 Tes. 4:16, 17.
Pikirkanlah lebih lanjut fakta bahwa dosa itu sangatlah buruk sehing­ga harus melibatkan salib untuk menyelamatkan kita dari akibatnya, ya­itu kematian kekal. Bagaimanakah kita dapat terus menaruh salib itu di hadapan kita supaya menjadi penangkal bagi kita untuk tidak melaku­kan dosa?Triwulan IV/2012 gj]
Rabu 24 Oktober
PENGALAMAN KESELAMATAN: BAGIAN 1
Orang berdosa dibenarkan dan didamaikan atas dasar yang tulus dari pengor­banan Kristus yang menjadi korban pendamaian bagi semua orang (Rm. 5:6-10). Persediaan yang Allah telah buat untuk pembenaran dan pendamaian manusia dengan diri-Nya lewat kematian Kristus perlu menjadi bagian pengalaman umat percaya. Tidaklah cukup hanya memiliki pengetahuan teoritis tentang pembe­naran. Kita perlu mengalami apa artinya itu bagi diri kita sendiri.
Kisah 2:36-38 dan Kisah 3:19 membawa pertobatan sebagai permula­an pengalaman orang berdosa tentang keselamatan. Bagaimanakah sifat pertobatan sebagai perasaan penyesalan membantu kita untuk menghu­bungkan pengalaman pembenaran dengan kematian Kristus?
Renungkan komentar berikut: "Tidak ada yang begitu menyentuh sampai ke dalam jiwa seperti kasih Kristus yang mengampuni. Pada saat orang berdosa merenungkan kasih Ilahi yang tak terduga, saat diperagakan di atas salib, mere­ka menerima motivasi yang paling kuat untuk bertobat. Ini merupakan kebaikan Allah yang menuntun pada pertobatan (Rm. 2:4)."— Ministerial Association of the General Conference of Seventh Day Adventist, Seventh DayAdventist Believe, (Nampa, Idaho: Pacific Press® Publishing Association, 2005), hlm. 135, 136.
Baca Roma 3:23-25 dan Efesus 2:8. Apakah peran iman dalam peng­alaman pembenaran?
Roma 3:23-25
3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
3:24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
3:25 Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.

Efesus 2:8
2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
Alkitab memberitahukan kepada kita bahwa iman timbul dari pendengar­an dan pendengaran akan Firman Allah (Rm. 10:17). Kita juga melihat bahwa merenungkan kasih Allah dapat memotivasi seseorang untuk bertobat. Dengan demikian, pertobatan, bukanlah merupakan hak khusus dari sedikit orang yang beruntung. Dengan melihat fakta ini, pentingnya belajar dan merenungkan Fir­man Tuhan dalam pengalaman pembenaran tidaklah berlebihan.
Kebaikan Allah yang telah menuntun pada pertobatan dan pembenaran. De­mikianlah, jika saya harus bertobat dari dosa dan mengalami pertobatan, Allah yang harus menerima penghargaan. Demikianlah, keselamatan, benar-benar merupakan kasih karunia Allah, sebab hanya oleh kasih karunia melalui iman kita diselamatkan (Ef. 2:8).
Apakah cara yang nyata dan praktis di mana Anda dapat mengisi hati dan pikiran Anda dengan kebaikan Allah, khususnya saat Anda memi­kirkan apa yang Dia telah lakukan bagi Anda dan menghindarkan Anda dari kebinasaan?
Kamis 25 Oktober
PENGALAMAN KESELAMATAN: BAGIAN 2
Pengalaman pembenaran menempatkan dalam kehidupan umat percaya suatu kenyataan rohani yang mulai mengubah kehidupan orang tersebut. Dalam pembenaran, orang berdosa diampuni (Luk. 7:47; Ef. 1:7; Rm. 4:7), dibebas­kan dari tuduhan dosa dan diperhitungkan benar (Rm. 5:16, 18; Rm. 8:1), dan diberi karunia kehidupan baru (Ef. 2:1-5; 2 Kor. 5:17).
Landasan pengalaman yang baru ini merupakan suatu realitas bahwa, tidak peduli masa lalu kita, tidak peduli dosa-dosa kita, tidak peduli betapa rusaknya kita, kita dapat diampuni dan dibersihkan di hadapan Allah.
Pikirkanlah apa artinya ini. Kematian Kristus menutupi segala dosa, bahkan yang terburuk sekalipun; tidak peduli seberapa dalam Anda "dituduh" oleh hati Anda sendiri (1 Yoh. 3:20), ketika Anda menyerahkan hidupmu pada Kristus, da­lam iman, dan menerima kehidupan yang sempurna gantinya "kain kotor" Anda sendiri (Yes. 64:6), maka pada saat itulah Anda ditutupi oleh kebenaran Kristus. Kehidupan-Nyayang sempurna diberikan kepada Anda seperti milik Anda sen­diri. Bicarakanlah mengenai pemberian, khususnya pada orang berdosa!
Pertanyaannya adalah: Bagaimanakah hal seperti ini dapat terjadi pada se­seorang namun orang tersebut tidak mengalami perubahan yang radikal? Pe­rubahan itu, sering disebut kelahiran baru, merupakan bagian dan paket dari pengalaman keselamatan.
Baca kembali paragraph di atas dan ringkaskan ajarannya tentang pembenaran seperti yang kita alami dalam kehidupan kita.
Pengalaman pengampunan mengakhiri kerentanan orang berdosa terhadap murka Allah dan melenyapkan segala hambatan bagi pendamaian dan perseku­tuan antara Allah dan manusia. Satu kehidupan yang baru terbuka bagi orang berdosa, yang memiliki kesempatan untuk hidup dalam persekutuan dengan Kristus di bawah arahan dan tuntunan Roh Kudus.
Pertobatan adalah syarat untuk dapat masuk dalam pengalaman pengampun­an dan pembenaran, dan itu datang disertai oleh pengakuan dan baptisan (Kis. 2:38; 1 Yoh. 1:9). Hal ini menolong kita untuk menjelaskan fakta bahwa mes­kipun pengampunan itu tersedia untuk semua orang, namun tidak semua orang akan diampuni.
Di manakah Anda setiap saat dari kehidupan Anda, jika Anda tidak dapat bersandar pada janji, bahwa Anda diterima di hadapan Tuhan di­dasarkan pada apa yang Yesus telah lakukan bagi Anda, dan bukan pada diri Anda sendiri atau kemampuan Anda dalam menuruti hukum Allah?
Jumat 26 Oktober
PENDALAMAN: Baca Ellen G. White, "Allah Menyertai Kita," hlm. 13-22, dalam Alfa dan Omega, jld. 5; Ivan T. Blazen, "Salvation," hlm. 271-313, dalam Raoul Dederen (ed.), Handbook of Seventh-day Adventist Theology.
"Rencana penebusan bukanlah sesuatu yang dipikirkan setelah terjadi, suatu rumusan setelah kejatuhan Adam. Melainkan, hal itu merupakan pernyataan rahasia yang telah tersimpan selama berabad-abad (Rm. 16:25). Itu adalah pe­nyataan prinsip-prinsip yang telah menjadi dasar takhta Allah sejak kekekalan. . . . Allah tidak menetapkan supaya dosa harus ada, namun Dia telah melihat keberadaannya, dan membuat persediaan untuk mengatasi keadaan darurat yang sangat mengerikan itu. Begitu besar kasih-Nya akan dunia ini, sehingga Dia berjanji untuk memberikan Anak-Nya yang tunggal, 'supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.'"—El­len G. White, God's Amazing Grace, hlm. 23.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.     Pikirkan betapa jahatnya dosa itu sampai menuntut kematian Pencip- ta itu sendiri untuk menyelesaikannya. Apakah yang dinyatakan oleh Salib tentang ketidaksanggupan manusia untuk menyelamatkan diri­nya? Apakah yang kita pikir dapat kita tambahkan pada apa yang te­lah dilakukan-Nya pada kita?
2.   Beberapa orang meyakini apa yang dikenal dengan pendamaian sub­jektif, ide yang menyatakan bahwa salib tidak mengubah kedudukan kita di hadapan Allah. Melainkan, segala sesuatu tentang salib, menu­rut mereka, telah mengubah sikap kita tentang Allah, tidak lebih dari itu. Apakah kekurangan dari teologi tersebut? Apakah yang akan di­katakannya tentang masalah dosa jika yang diperlukan hanya peru­bahan sikap kita untuk menyelesaikan masalah itu?
3.     Seberapa besarkah kemungkinan untuk memperoleh pengetahuan ten­tang keselamatan namun tidak mengalaminya? Apakah pendapat Anda tentang komentar Ellen White bahwa, "Penyerahan kepada Allah ha­ruslah merupakan, hal yang praktis dan dihidupkan; bukan teori untuk dibicarakan, tetapi sebuah prinsip yang berkaitan dengan pengalaman kita"?—Our High Calling, hlm. 243. Bagaimanakah kita, dalam praktik kehidupan sehari-hari, menghidupkan pengalaman keselamatan?
4.   Pikirkan pengalaman keselamatan dalam konteks pertentangan besar. Mengapa Setan berusaha untuk mencegah sebanyak mungkin orang agar tidak memiliki keselamatan dalam Yesus? Apakah cara-cara yang dia gunakan untuk melawan kita, dan bagaimanakah kita memperta­hankan diri kita untuk menghadapinya?

SSD Sabat depan dalam bentuk ebook versi English Indonesian download di sini

No comments:

Post a Comment