Pelajaran 4
Keselamatan: Solusi Satu-satunya
SABAT PETANG
Baca untuk Pelajaran Pekan Ini: Yoh. 2:25; Yer. 17:9; Titus 1:1, 2;
Rm. 3:19-24; Kis. 2:37; Luk. 7:47; Ef. 2:1-5.
AYAT
HAFALAN: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia
telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh. 3:16).
Pokok Pikiran: Masalah dosa sangat besar; betapa
kita harus bersyukur karena solusi untuk menyelesaikannya cukup besar.
Masalah dosa menunjuk pada krisis
yang disebabkan oleh kejatuhan Adam dan
Hawa di Taman Eden, yang membawa ke dalam dunia ini pertentangan besar antara kebaikan dan kejahatan.
Peran Allah dalam kontroversi tersebut adalah untuk menghentikan, dan
menghilangkan, dampak buruk dari dosa, bukan hanya di dunia namun pada ciptaan
secara keseluruhan. Tindakan Allah untuk membebaskan ciptaan-Nya dari pengaruh
dosa yang sangat merusak merupakan doktrin keselamatan. Dan meskipun
peperangan itu, sehubungan dengan keselamatan, berlangsung hanya di atas dunia
ini, motif pertentangan besar telah memberikan pada kita gambaran bahwa isu
sebenarnya adalah, semesta alam.
Doktrin
keselamatan semata-mata berfokus pada Allah dan pekerjaan-Nya untuk
menyelamatkan kita, ini sudah pasti. Namun manusia juga memiliki peran yang
sangat penting. Ya, Allah telah membuat suatu ketentuan yang luar biasa bagi
keselamatan umat manusia. Peran yang penting bagi kita adalah menjawab
pertanyaan, Apakah yang akan menjadi tanggapan kita atas ketentuan itu?
Terhadap pertanyaan itulah, tergantung nasib kekal dari setiap jiwa.
*Pelajari pelajaran pekan ini
sebagai persiapan untuk Sabat, 27 Oktober.
Minggu 21 Oktober
RUANG LINGKUP PERMASALAHAN
Karena
keselamatan adalah solusi Allah bagi masalah yang ditimbulkan oleh dosa,
luasnya kerusakan akibat dosa menentukan ruang lingkup solusi yang dibutuhkan.
Bukanlah sebuah solusi jika hal itu tidak dapat menyelesaikan masalah, tidak
peduli berapa pun besarnya masalah itu.
Apakah yang ayat-ayat berikut
nyatakan tentang ruang lingkup masalah dosa? Bagaimanakah Anda mengalami
sendiri atau melihat di sekitar Anda realitas dari ayat-ayat ini?
Yoh. 2:25 _
2:25 dan karena tidak perlu seorangpun memberi
kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati
manusia.
Mzm. 59:2
59:2 (59-3) Lepaskanlah aku dari pada orang-orang
yang melakukan kejahatan dan selamatkanlah aku dari pada penumpah-penumpah
darah.
Yer. 17:9
17:9 Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada
segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?
Rm. 5:12
5:12 Sebab itu,
sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu
juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua
orang telah berbuat dosa.
Yak. 5:1-7
5:1. Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya,
menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu!
5:2 Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah
dimakan ngengat!
5:3 Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya
akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api.
Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir.
5:4 Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar,
karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan
telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit
panenmu.
5:5 Dalam kemewahan kamu telah hidup dan
berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari
penyembelihan.
5:6 Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang
benar dan ia tidak dapat melawan kamu.
5:7 Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai
kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga
dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim
semi.
Yes. 5:23
5:23 yang membenarkan orang fasik karena suap dan
yang memungkiri hak orang benar.
2 Tes. 2:10
2:10 dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap
orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi
kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.
Siapakah di
antara kita yang tidak mengetahui secara mendalam, dan secara pribadi, betapa
buruknya masalah dosa itu? Setiap saat kita hidup dengan realitas dosa dan
efeknya. Setiap aspek keberadaan manusia di atas planet ini, sampai pada
tingkatan tertentu (kenyataannya, sangat besar), dikuasai oleh realitas dosa.
Dari unsur politik sampai kepada relung hati manusia yang paling dalam, dosa
telah memasuki kehidupan umat manusia. Hal itu sangat buruk sehingga, tanpa
solusi Ilahi, maka tidak akan ada solusi. Betapa bersyukur kita seharusnya
karena solusinya telah diberikan. Solusi itu disebut rencana keselamatan, dan
tujuannya adalah menyelesaikan masalah dosa.
Senin 22 Oktober
PERSEDIAAN ALLAH: BAGIAN 1
Efek dosa
tidak menunggu "tenggang waktu." Akibat-akibat dari dosa itu membutuhkan
penanganan yang segera. Itu sebabnya, perlu suatu jenis persediaan diberikan
di tempat dosa itu terjadi. Ellen White dengan jelas mengekspresikan hal ini:
"Segera setelah dosa terjadi, ada Seorang Juruselamat. Kristus mengetahui
bahwa Dia harus menderita, namun Dia menjadi pengganti manusia. Segera setelah
Adam berdosa, Anak Allah menyatakan diri-Nya sebagai jaminan bagi umat manusia,
kuasa untuk menghindarkan malapetaka yang dijatuhkan atas orang yang bersalah
sama besarnya dengan kuasa saat Dia mati di atas salib Golgota."—Ellen G,
White Comments, The SDA
Bible Commentary, vol. 1,
hlm. 1084.
Apakah yang
ayat-ayat ini katakan pada kita tentang rencana keselamatan dan kapan hal itu
ditetapkan? Apakah janji dan harapan besar yang dapat kita ambil dari ayat-ayat
tersebut untuk diri kita?
Titus 1:1, 2
1:1. Dari Paulus, hamba Allah dan rasul Yesus
Kristus untuk memelihara iman orang-orang pilihan Allah dan pengetahuan akan
kebenaran seperti yang nampak dalam ibadah kita,
1:2 dan berdasarkan pengharapan akan hidup yang
kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak
berdusta,
Ef. 1:3-5
1:3. Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus
Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani
di dalam sorga.
1:4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita
sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
1:5 Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula
oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan
kehendak-Nya,
2 Tes. 2:13, 14
2:13. Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur
kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah
dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan
kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai.
2:14 Untuk itulah Ia telah memanggil kamu oleh Injil
yang kami beritakan, sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus,
Tuhan kita.
Why. 13:8
13:8 Dan semua orang yang diam di atas bumi akan
menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia
dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.
13:9 Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!
Pikirkan implikasi dari ayat-ayat
ini. Apakah yang dikatakannya? Pada dasarnya, sejak kekekalan, persediaan telah dibuat Allah untuk
masalah dosa. Meskipun Allah tidak menetapkan terlebih dulu bahwa dosa harus
terjadi (jika demikian, maka Dia merupakan penyebab dosa itu, suatu ide yang
mengerikan dan sangat menghujat), Dia mengetahui bahwa itu akan terjadi, jadi
sejak masa kekekalan Dia telah membuat persediaan untuk menghadapinya.
Inilah
takdir Alkitabiah, yang sangat berbeda dengan "takdir" yang biasa dimengerti
manusia. Adalah rencana Allah sejak kekekalan, agar setiap umat manusia
memiliki keselamatan dalam Yesus. Jika pada kenyataannya ada beberapa yang
menolak keselamatan ini maka itu tidak membatalkan kekuatan atau keluasan
persediaan tersebut. Itu hanya menambah tragedi terhadap apa artinya hilang
dalam menghadapi segala sesuatu yang telah dilakukan bagi kita.
Renungkan
kebenaran yang ajaib bahwa, sejak kekekalan, rencana Allah adalah bagi Anda
secara pribadi, untuk memiliki keselamatan. Pikirkanlah apa artinya ini. Dalam
cara bagaimanakah seharusnya kebenaran seperti ini mempengaruhi kehidupan
Anda?
Selasa 23 Oktober
PERSEDIAAN ALLAH: BAGIAN 2
Sepanjang sejarah keselamatan, dimulai dengan janji
Injil yang pertama (Kej. 3:15), sampai kepada sistem korban yang
mula-mula (Kej. 4:4), perjanjian dengan Abram (Kej. 12:1-3), kemudian pelayanan bait suci bangsa
Israel (Kel. 25:8)—semuanya menunjuk pada, dan
mencapai klimaksnya dalam, kehidupan, kematian, kebangkitan, dan pelayanan
Yesus di surga, satu-satunya ketetapan Allah untuk menyelesaikan masalah dosa.
Seriusnya
masalah dosa, barangkali, dapat dimengerti dengan baik hanya jika kita dapat
melihat apa sesungguhnya yang terjadi—di salib—supaya masalah dosa dapat
diatasi. Salib itu sendiri membuktikan betapa tidak berdayanya manusia untuk
menyelesaikan masalah dosa. Situasi yang ekstrem membutuhkan solusi yang
ekstrem, dan kematian Kristus, Allah sendiri menanggung dosa-dosa kita, sebagai suatu kondisi paling
ekstrem yang dapat dibayangkan.
Kematian Kristus sebagai korban
diterangkan dalam Alkitab sebagai suatu pendamaian atas dosa, yakni, cara di
mana pada akhirnya masalah dosa dan segala manifestasinya dapat diatasi.
Bagaimanakah kematian Kristus menyediakan kebutuhan manusia akan keselamatan?
Selidiki pertanyaan ini dari sudut pandang berikut:
1. Pembenaran/Pendamaian (benar di hadapan Allah): Lihat Luk. 18:9-14;Yes. 53:4-7; Rm.
3:19-24, 28; Zak. 3:1-4.
2. Penyucian/Regenerasi (hidup benar di hadapan
Allah): Lihat 1
Kor. 6:8-11; Rm. 6:1-8.
3. Pemuliaan (jaminan kebangkitan untuk hidup yang
kekal): Lihat Yoh.
5:24, 25; 1 Yoh. 5:9-13; 1 Tes. 4:16, 17.
Pikirkanlah lebih lanjut fakta bahwa dosa itu
sangatlah buruk sehingga harus melibatkan salib untuk menyelamatkan kita dari
akibatnya, yaitu kematian kekal. Bagaimanakah kita dapat terus menaruh salib
itu di hadapan kita supaya menjadi penangkal bagi kita untuk tidak melakukan
dosa?Triwulan IV/2012 gj]
Rabu 24 Oktober
PENGALAMAN KESELAMATAN: BAGIAN 1
Orang
berdosa dibenarkan dan didamaikan atas dasar yang tulus dari pengorbanan
Kristus yang menjadi korban pendamaian bagi semua orang (Rm. 5:6-10). Persediaan yang Allah telah buat
untuk pembenaran dan pendamaian manusia dengan diri-Nya lewat kematian Kristus
perlu menjadi bagian pengalaman umat percaya. Tidaklah cukup hanya memiliki
pengetahuan teoritis tentang pembenaran. Kita perlu mengalami apa artinya itu
bagi diri kita sendiri.
Kisah 2:36-38 dan Kisah 3:19 membawa pertobatan
sebagai permulaan pengalaman orang berdosa tentang keselamatan. Bagaimanakah
sifat pertobatan sebagai perasaan penyesalan membantu kita untuk menghubungkan
pengalaman pembenaran dengan kematian Kristus?
Renungkan
komentar berikut: "Tidak ada yang begitu menyentuh sampai ke dalam jiwa
seperti kasih Kristus yang mengampuni. Pada saat orang berdosa merenungkan
kasih Ilahi yang tak terduga, saat diperagakan di atas salib, mereka menerima
motivasi yang paling kuat untuk bertobat. Ini merupakan kebaikan Allah yang
menuntun pada pertobatan (Rm. 2:4)."—
Ministerial Association of the General Conference of Seventh Day Adventist, Seventh DayAdventist Believe, (Nampa, Idaho: Pacific Press®
Publishing Association, 2005), hlm. 135, 136.
Baca Roma
3:23-25 dan Efesus 2:8. Apakah peran iman dalam pengalaman pembenaran?
Roma 3:23-25
3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah
kehilangan kemuliaan Allah,
3:24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan
cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
3:25 Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi
jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk
menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah
terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
Efesus 2:8
2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan
oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
Alkitab memberitahukan kepada kita
bahwa iman timbul dari pendengaran dan pendengaran akan Firman Allah (Rm. 10:17). Kita juga melihat bahwa merenungkan
kasih Allah dapat memotivasi seseorang untuk bertobat. Dengan demikian,
pertobatan, bukanlah merupakan hak khusus dari sedikit orang yang beruntung.
Dengan melihat fakta ini, pentingnya belajar dan merenungkan Firman Tuhan
dalam pengalaman pembenaran tidaklah berlebihan.
Kebaikan
Allah yang telah menuntun pada pertobatan dan pembenaran. Demikianlah, jika
saya harus bertobat dari dosa dan mengalami pertobatan, Allah yang harus
menerima penghargaan. Demikianlah, keselamatan, benar-benar merupakan kasih
karunia Allah, sebab hanya oleh kasih karunia melalui iman kita diselamatkan (Ef. 2:8).
Apakah cara
yang nyata dan praktis di mana Anda dapat mengisi hati dan pikiran Anda dengan
kebaikan Allah, khususnya saat Anda memikirkan apa yang Dia telah lakukan bagi
Anda dan menghindarkan Anda dari kebinasaan?
Kamis 25 Oktober
PENGALAMAN KESELAMATAN: BAGIAN 2
Pengalaman pembenaran menempatkan dalam kehidupan umat
percaya suatu kenyataan rohani yang mulai mengubah kehidupan orang tersebut.
Dalam pembenaran, orang berdosa diampuni (Luk. 7:47; Ef. 1:7; Rm. 4:7), dibebaskan dari tuduhan dosa dan
diperhitungkan benar (Rm. 5:16,
18; Rm. 8:1), dan diberi
karunia kehidupan baru (Ef. 2:1-5;
2 Kor. 5:17).
Landasan pengalaman yang baru ini merupakan suatu
realitas bahwa, tidak peduli masa lalu kita, tidak peduli dosa-dosa kita, tidak
peduli betapa rusaknya kita, kita dapat diampuni dan dibersihkan di hadapan
Allah.
Pikirkanlah apa artinya ini. Kematian Kristus menutupi
segala dosa, bahkan yang terburuk sekalipun; tidak peduli seberapa dalam Anda
"dituduh" oleh hati Anda sendiri (1 Yoh. 3:20), ketika Anda menyerahkan hidupmu pada Kristus, dalam
iman, dan menerima kehidupan yang sempurna gantinya "kain kotor" Anda
sendiri (Yes.
64:6), maka pada
saat itulah Anda ditutupi oleh kebenaran Kristus. Kehidupan-Nyayang sempurna
diberikan kepada Anda seperti milik Anda sendiri. Bicarakanlah mengenai
pemberian, khususnya pada orang berdosa!
Pertanyaannya
adalah: Bagaimanakah hal seperti ini dapat terjadi pada seseorang namun orang
tersebut tidak mengalami perubahan yang radikal? Perubahan itu, sering disebut
kelahiran baru, merupakan bagian dan paket dari pengalaman keselamatan.
Baca kembali paragraph di atas dan
ringkaskan ajarannya tentang pembenaran seperti yang kita alami dalam kehidupan
kita.
Pengalaman pengampunan mengakhiri
kerentanan orang berdosa terhadap murka Allah dan melenyapkan segala hambatan
bagi pendamaian dan persekutuan antara Allah dan manusia. Satu kehidupan yang
baru terbuka bagi orang berdosa, yang memiliki kesempatan untuk hidup dalam
persekutuan dengan Kristus di bawah arahan dan tuntunan Roh Kudus.
Pertobatan
adalah syarat untuk dapat masuk dalam pengalaman pengampunan dan pembenaran,
dan itu datang disertai oleh pengakuan dan baptisan (Kis. 2:38; 1 Yoh. 1:9). Hal ini menolong kita untuk
menjelaskan fakta bahwa meskipun pengampunan itu tersedia untuk semua orang,
namun tidak semua orang akan diampuni.
Di manakah Anda setiap saat dari kehidupan Anda, jika
Anda tidak dapat bersandar pada janji, bahwa Anda diterima di hadapan Tuhan didasarkan
pada apa yang Yesus telah lakukan bagi Anda, dan bukan pada diri Anda sendiri
atau kemampuan Anda dalam menuruti hukum Allah?
Jumat 26 Oktober
PENDALAMAN: Baca Ellen
G. White, "Allah Menyertai Kita," hlm. 13-22, dalam Alfa dan Omega, jld. 5; Ivan T. Blazen,
"Salvation," hlm. 271-313, dalam Raoul Dederen (ed.), Handbook of Seventh-day Adventist
Theology.
"Rencana
penebusan bukanlah sesuatu yang dipikirkan setelah terjadi, suatu rumusan
setelah kejatuhan Adam. Melainkan, hal itu merupakan pernyataan rahasia yang
telah tersimpan selama berabad-abad (Rm. 16:25). Itu adalah penyataan prinsip-prinsip yang telah
menjadi dasar takhta Allah sejak kekekalan. . . . Allah tidak menetapkan supaya
dosa harus ada, namun Dia telah melihat keberadaannya, dan membuat persediaan
untuk mengatasi keadaan darurat yang sangat mengerikan itu. Begitu besar
kasih-Nya akan dunia ini, sehingga Dia berjanji untuk memberikan Anak-Nya yang
tunggal, 'supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal.'"—Ellen G. White, God's Amazing Grace, hlm. 23.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1. Pikirkan betapa jahatnya dosa itu sampai menuntut kematian Pencip- ta itu
sendiri untuk menyelesaikannya. Apakah yang dinyatakan oleh Salib tentang
ketidaksanggupan manusia untuk menyelamatkan dirinya? Apakah yang kita pikir
dapat kita tambahkan pada apa yang telah dilakukan-Nya pada kita?
2. Beberapa orang meyakini apa yang dikenal dengan pendamaian subjektif, ide
yang menyatakan bahwa salib tidak mengubah kedudukan kita di hadapan Allah.
Melainkan, segala sesuatu tentang salib, menurut mereka, telah mengubah sikap
kita tentang Allah, tidak lebih dari itu. Apakah kekurangan dari teologi
tersebut? Apakah yang akan dikatakannya tentang masalah dosa jika yang
diperlukan hanya perubahan sikap kita untuk menyelesaikan masalah itu?
3. Seberapa besarkah kemungkinan untuk memperoleh pengetahuan tentang
keselamatan namun tidak mengalaminya? Apakah pendapat Anda tentang komentar
Ellen White bahwa, "Penyerahan kepada Allah haruslah merupakan, hal yang
praktis dan dihidupkan; bukan teori untuk dibicarakan, tetapi sebuah prinsip
yang berkaitan dengan pengalaman kita"?—Our High Calling, hlm. 243. Bagaimanakah kita, dalam
praktik kehidupan sehari-hari, menghidupkan pengalaman keselamatan?
4. Pikirkan pengalaman keselamatan dalam konteks pertentangan besar. Mengapa
Setan berusaha untuk mencegah sebanyak mungkin orang agar tidak memiliki
keselamatan dalam Yesus? Apakah cara-cara yang dia gunakan untuk melawan kita,
dan bagaimanakah kita mempertahankan diri kita untuk menghadapinya?
SSD Sabat depan dalam bentuk ebook versi English Indonesian download di sini
SSD Sabat depan dalam bentuk ebook versi English Indonesian download di sini
No comments:
Post a Comment