Download SSD Pelajaran 3 Triwulan IV 2012 dalam bentuk ebook di sini
Manusia: Karya
Agung Tuhan
SABAT PETANG
Baca untuk Pelajaran Pekan
Ini: Kej. 1:27; 1:26; Mrk.
12:13-17; Kej. 2:19-25; Kis. 17:26; Rm. 5:12-19.
AYAT HAFALAN: "Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah;
Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba
gembalaan-Nya" (Mazmur
100:3).
Pokok Pikiran: Allah menciptakan manusia sesuai dengan gambar-Nya;
dosa merusak gambar Allah. Rencana Allah ialah untuk memulihkan gambar itu
dalam diri kita.
Arthur Schopenhauer, seorang pemikir di abad ke-I9
sementara memikirkan tentang esensi identitas manusia, dengan tidak sengaja
menabrak seseorang dijalan. Orang yang dia tabrak itu marah dan berkata,
"Kamu pikir kamu siapa?"
"Siapakah saya?" Schopenhauer menjawab.
"Saya harap saya mengetahuinya."
Siapakah saya? Siapakah kita sebagai satu umat? Apakah
yang kita lakukan di sini? Bagaimanakah kita bisa berada di sini, dan mengapa?
Ini adalah pertanyaan yang sudah ada sejak dahulu kala
yang masih diperdebatkan sampai hari ini. Namun, Alkitab menjawab seluruh
pertanyaan itu. Itu disebabkan karena ada hubungan yang tidak terpisahkan
antara pertanyaan tentang identitas kita dan doktrin penciptaan. Jawaban
terhadap seluruh pertanyaan itu ditemukan di sini; tidak ada doktrin lain yang
lebih utama bagi pemahaman kita tentang manusia melebihi doktrin penciptaan,
sebab doktrin itu berfokus pada asal-usid kita, bukan hanya permulaan
kita. "Permulaan" dapat berarti fakta tentang bagaimana kita ada;
namun "asal-usul" menyangkut ide tentang tujuan dari
keberadaan kita.
Itulah sebabnya, ajaran Alkitab tentang penciptaan
manusia sangat bertentangan dengan teori evolusi, yang menyatakan bahwa
keberadaan kita tidak memiliki tujuan (kita ada hanya karena kebetulan).
Sangat jarang ada dua ajaran yang memberikan pilihan yang sangat bertolak
belakang lebih dari ajaran tentang identitas kita sebagai umat manusia.
*Pelajari pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk
Sabat, 20 Oktober.
Minggu 14 Oktober
PENC1PTAAN DAN ASAL MULA MANUSIA
"Maka Allah menciptakan
manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki
dan perempuan diciptakan-Nya mereka" (Kej. 1:27). Apakah yang dikatakan oleh ayat-ayat ini tentang asal-usul kita yang
sangat berbeda, bahkan bertentangan, dari pandangan lain tentang permulaan
manusia, seperti teori evolusi?
Tidak mungkin salah, hahwa sebagai
suatu tindakan Allah yang dilakukan secara sadar, penciptaan manusia memiliki
sebuah maksud tertentu. Alkitab tidak menyisakan ruang
untuk kebetulan. Manusia diciptakan untuk maksud tertentu, dan manusia
diberikan suatu sifat dan esensi yang berbeda dari sejak permulaan.
Dijadikan "sesuai dengan gambar
Allah" merupakan suatu esensi dan tujuan yang jelas, sejauh yang kita
dapat bayangkan. Hal ini sangat penting sebab beberapa pemikir telah menyatakan
bahwa manusia harus menciptakan sendiri arti hidupnya, dan tujuannya, sebab
kita telah lahir tanpa arti atau tujuan hidup. Jika, seandainya, evolusi itu
benar, seseorang dapat menerima gagasan itu sebab evolusi mengajarkan bahwa
kita datang tanpa tujuan (bagaimana mungkin, secara kebetulan, semuanya bisa
ada?) maka kita harus membuat tujuan kita. Sebaliknya, menurut Alkitab, kita
dibentuk, dijadikan menurut gambar Allah dan diciptakan untuk memuliakan Dia,
Asal usul berkaitan dengan
sejarah. Baca Yudas 14, Roma 5:12-21, dan 1 Korintus 15:20-22. Bagaimanakah
ayat-ayat ini menolong kita untuk memahami sejarah Adam dalam Kejadian 1 dan
2? Mengapa sangat penting untuk memahami Adam sebagai pribadi yang ada dalam
sejarah?
Yudas 14,
1:14
Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat,
katanya: "Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya,
Roma 5:12-21,
5:12
Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan
oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua
orang, karena semua orang telah berbuat dosa.
5:13
Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak
diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.
5:14
Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman
Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti
yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.
5:15
Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena
pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih
besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua
orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus.
5:16
Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman
atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi
penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran.
5:17
Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka
lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan
anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu
Yesus Kristus.
5:18
Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman,
demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran
untuk hidup.
5:19
Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang
berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang
benar.
5:20
Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan
di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah,
5:21
supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan
berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
1 Korintus 15:20-22
15:20.
Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang
mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
15:21
Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga
kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.
15:22
Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian
pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.
Sangat mengherankan begitu banyak
para sarjana Alkitab mengabaikan catatan sejarah tentang Adam: menurut mereka,
Adam hanyalah mitos, suatu lambang untuk manusia tetapi bukan manusia yang
sesungguhnya. Seseorang dapat memegang keyakinan itu hanya dengan
memutarbalikkan ayat-ayat Kitab Suci, baik dalam Perjanjian Lama maupun
Perjanjian Baru.
Perhatikan fakta bahwa Anda
diciptakan menurut gambar Allah. Apakah yang diajarkan fakta itu kepada Anda
tentang harga diri yang melekat dalam diri Anda, tanpa memandang kesalahan,
kelemahan, dan keterbatasan Anda?
Senin 15 Oktober
GAMBAR ALLAH: BAGIAN 1
Seperti yang kita pelajari
kemarin, Adam dan Hawa adalah manusia yang sesungguhnya, bukan simbol atau
mitos namun benar-benar daging dan darah yang dijadikan "menurut gambar
Allah." Sangat jelas, dijadikan dalam gambar Allah merupakan suatu hal
yang sangat baik, sesuatu yang sakral, suatu hal yang memberikan nilai yang
melekat pada kita. Namun, apakah, arti semuanya ini?
Baca Kejadian 1:26 dengan teliti.
Pernyataan maksud apakah yang tampaknya dihubungkan dengan penciptaan manusia
menurut gambar Allah? Artinya, Allah berfirman bahwa manusia harus diciptakan
menurut gambar-Nya, kemudian sesuatu terjadi sebagai hasilnya. Apakah itu, dan
bagaimanakah hal itu menolong kita memahami konsep tentang "gambar
Allah?"
Kejadian 1:26
1:26.
Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan
rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di
udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata
yang merayap di bumi."
Kejadian 1:26 merupakan pernyataan
maksud Allah. Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya kemudian
memerintahkan dia untuk melakukan sesuatu. Diciptakan menurut gambar Allah nampaknya berguna untuk tujuan tertentu; dalam
hal ini, untuk menguasai seluruh ciptaan yang lain. Itulah sebabnya, gambar
Allah merujuk pada warisan fisik, intelektual, sosial, dan rohani yang
dibutuhkan manusia untuk menggenapi maksud Allah tersebut. Apa pun artinya,
tujuan untuk menguasai segala ciptaan yang lain, menunjukkan rasa hormat,
perhatian, dan penatalayanan yang baik. Manusia, mungkin, berhubungan secara dinamis
dengan ciptaan yang lebih rendah dalam suatu cara yang dapat merefleksikan
bagaimana Allah berinteraksi dengan manusia itu sendiri. Diciptakan dalam
gambar Allah juga memiliki arti bahwa manusia mewakili Allah di dunia ini.
Suatu tanggung jawab yang sungguh luar biasa!
Baca Markus 12:13-17. Bagaimanakah
ayat-ayat ini menolong kita untuk memahami apa artinya dijadikan menurut
gambar Allah?
Markus 12:13-17
12:13.
Kemudian disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus untuk menjerat
Dia dengan suatu pertanyaan.
12:14
Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau
adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab
Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan
segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?
Haruskah kami bayar atau tidak?"
12:15
Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka:
"Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya
Kulihat!"
12:16
Lalu mereka bawa. Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan
siapakah ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar."
12:17
Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib
kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada
Allah!" Mereka sangat heran mendengar Dia.
Nampaknya Yesus mengajarkan suatu
ajaran yang praktis yaitu, "Berikan uangmu kepada Kaisar; karena gambarnya
ada pada uang tersebut, maka itu merupakan kepunyaannya. Tetapi berikanlah
dirimu kepada Allah. Engkau memiliki gambar Allah, dan engkau adalah
milik-Nya."—Millard J. Erickson, Christian Theology (Mich.: Baker Book House, 1998), hlm. 515.
Bagaimanakah ini diterjemahkan ke
dalam istilah yang praktis? Kemungkinan, kita juga menunjukkan bahwa kita
memiliki gambar Allah dalam kasih, komitmen, dan loyalitas kita pada-Nya,
sebagaimana kita memperlakukan orang lain. Sekali lagi, dijadikan dalam gambar
Allah, adalah sesuatu hal yang dinyatakan lewat perbuatan kita.
Selasa 16 Oktober
GAMBAR ALLAH: BAGIAN 2
Apa pun artinya "dijadikan menurut gambar dan
rupa Allah," hal ini juga menunjukkan bahwa kita dijadikan untuk
menjalin hubungan. Apakah hubungan-hubungan itu, dan bagaimanakah kita
seharusnya bertindak sesuai dengan rancangan yang semula pada saat kita
dijadikan?
Baca Kejadian 2:19, 20. Apakah
yang diberitahukan kepada kita tentang hubungan manusia dengan dunia?
Kejadian 2:19, 20
2:19
Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung
di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia
menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap
makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.
2:20
Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara
dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong
yang sepadan dengan dia.
Perhatikan otonomi, kebebasan, yang diberikan kepada
Adam. Dia memberi nama setiap makhluk yang telah diciptakan Allah. Allah tidak
memberikan nama kepada ciptaan-Nya, tetapi dia memberikan tugas tersebut kepada
Adam. Ayat ini menyatakan bahwa Allah akan menerima apa pun nama yang diberikan
Adam kepada makhluk ciptaan-Nya.
Baca Kejadian 2:20-25.
Bagaimanakah ayat-ayat ini menyatakan lebih lanjut tentang aspek-aspek hubungan
dari makhluk yang dijadikan sesuai dengan gambar Allah ini?
Kejadian 2:20-25
2:20 Manusia itu
memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada
segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang
sepadan dengan dia.
2:21. Lalu TUHAN
Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil
salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
2:22 Dan dari
rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang
perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
2:23 Lalu
berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari
dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."
2:24 Sebab itu
seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan
isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
2:25 Mereka
keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
Banyak komentar yang telah ditulis selama berabad-abad
tentang makna ayat-ayat ini. Apa yang menarik di sini, antara lain, adalah
kedekatan dan keintiman yang ada di antara Adam dan Hawa. Adam diciptakan dari
tanah dan Hawa diciptakan dari Adam (suatu hal yang dapat membedakan dirinya
dari segala makhluk ciptaan lain di dunia). Dijadikan sesuai dengan gambar
Allah, maka, tentulah membutuhkan kapasitas untuk dapat menjalin hubungan yang
dekat dan saling mencintai (sesuatu yang pasti mencerminkan hubungan dalam
Keallahan itu sendiri).
Sekarang pelajari Kejadian 1:27
dengan Kejadian 3:20 dan Kisah 17:26. Dalam hal apakah persatuan antara
pasangan manusia yang pertama dilanjutkan untuk mencakup kesatuan seluruh umat
manusia? Apakah yang harus dikatakan oleh kesatuan umat manusia tentang isu
etika seperti keadilan, ras, dan lain sebagainya?
Kejadian 1:27
1:27 Maka Allah
menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya
dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Kejadian 3:20
3:20. Manusia
itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua
yang hidup.
Kisah 17:26
17:26 Dari satu
orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami
seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan
batas-batas kediaman mereka,
Rabu 17 Oktober
SEBUAH GAMBAR YANG TERCEMAR
Salah satu rintangan besar bagi mereka yang
menafsirkan evolusi ke dalam kisah penciptaan Alkitabiah adalah peristiwa
kejatuhan. Dalam Alkitab, dunia dan kemanusiaan sempurna saat diciptakan, sebuah
ajaran yang bertentangan dengan evolusi pada tingkat yang paling dasar.
Hanyamelalui pelanggaranlah maka penderitaan dan kematian masuk ke dalam dunia,
konsep yang bertentangan dengan model evolusi, di mana penderitaan dan kematian
adalah bagian dari penciptaan itu sendiri.
Bayangkan apa yang akan dikatakan tentang karakter
Allah jika Dia mencipta- kan kita sesuai dengan ajaran evolusi. Allah akan
menggunakan proses kekerasan, keegoisan, dan penguasaan orang kuat terhadap
yang lemah dalam rangka menciptakan makhluk yang bermoral dan tidak
mementingkan diri yang mana makhluk tersebut telah "jatuh" dalam
suatu keadaan yang penuh kekejaman, mementingkan diri sendiri, dan dominasi
orang kuat terhadap yang lemah—suatu keadaan yang dari dalamnya manusia itu
harus ditebus atau menghadapi hukuman akhir.
Pikirkan juga, apa yang evolusi lakukan terhadap
rencana keselamatan. Tuhan menjelma menjadi kera yang berevolusi, diciptakan
melalui lingkaran pembunuhan seleksi alam, semuanya ini hanya untuk
menghapuskan kematian, sebagai "musuh yang terakhir" (1 Kor.
15:26)? Tetapi bagaimanakah mungkin kematian itu menjadi
"musuh"jika hal itu merupakan sarana yang Allah pilih untuk
menjadikan manusia? Tuhan harus menghabiskan banyak homo erectus, homo
heidelbergensis, homo neanderthalensis (manusia purba) yang harus mati agar
dapat menghasilkan ciptaan yang serupa dengan gambar-Nya (homo sapien).
Jadi, Yesus datang untuk menyelamatkan manusia dari proses yang Allah gunakan
untuk menciptakan mereka pada mulanya? Ini merupakan ide yang sangat bodoh dan
tidak Alkitabiah.
Baca Roma 5:12-19 dan Kolose 3:10.
Bagaimanakah ayat-ayat ini menolong kita untuk memahami apa yang dilakukan
oleh dosa terhadap kemanusiaan? Bagaimanakah pertentangan besar itu terlihat
dalam keseluruhan konteks ini? Lihat 1 Yoh. 3:8.
Roma 5:12-19
5:12 Sebab itu,
sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu
juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua
orang telah berbuat dosa.
5:13 Sebab
sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak
diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.
5:14 Sungguhpun
demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas
mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat
oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.
5:15 Tetapi
karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena
pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih
besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua
orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus.
5:16 Dan kasih
karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu
pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia
atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran.
5:17 Sebab, jika
oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar
lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah
kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus
Kristus.
5:18 Sebab itu,
sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian
pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup.
5:19 Jadi sama
seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa,
demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.
Kolose 3:10
3:10 dan telah
mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh
pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;
1 Yoh. 3:8
3:8 barangsiapa
yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari
mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia
membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.
Dosa telah menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia,
bahkan bumi itu sendiri. Ellen White membicarakan tentang tiga kutukan yang
telah menimpa dunia, yang pertama adalah kutuk akibat kejatuhan Adam, yang
berikutnya oleh sebab Kain telah membunuh Habel, selanjutnya adalah kehancuran
yang diakibatkan oleh Air Bah. Para ahli teologi juga berbicara tentang
kerusakan secara menyeluruh, di mana setiap aspek kehidupan manusia, hidupnya,
dan kepribadiannya telah hancur akibat dosa. Saat kita melihat di sekitar
kita, dan bahkan ketika kita melihat diri kita sendiri, tidak sulit melihatnya,
bukan?
Beberapa orang percaya bahwa
kekerasan, penderitaan, dan kematian semuanya merupakan bagian dari bagaimana
Allah menciptakan umat manusia. Yang lain meyakini bahwa kekerasan,
penderitaan, dan kematian semuanya merupakan bagian dari upaya Setan untuk
menghancurkan umat manusia yang Allah telah ciptakan. Pikirkanlah perbedaan
dalam karakter Allah yang disampaikan oleh dua pandangan yang berbeda ini.
Kamis 18 Oktober
PEMULIHAN
Meskipun akibat dosa terhadap umat manusia sangat
dalam dan luas, penderitaan kita bukan tidak dapat dipulihkan. Alkitab
berbicara tentang kemungkinan pembaruan dan pemulihan gambar Allah dalam
kehidupan kita, setidaknya dalam hal-hal tertentu.
Pelajari ayat-ayat berikut ini: Rm. 8:29; 2 Kor. 3:18; Ef. 4:23, 24. Pengharapan apakah yang disampaikan di sini?
Rm. 8:29;
8:29. Sebab
semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari
semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu,
menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
2 Kor. 3:18;
3:18 Dan kita
semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan
karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah
menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.
Ef. 4:23, 24
4:23 supaya kamu
dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
4:24 dan
mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam
kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
Alkitab dengan jelas memberikan pengharapan bagi kita
untuk dapat diciptakan kembali menurut gambar Allah. Pemulihan gambar Allah
dalam hidup manusia disertai dengan pengurangan efek yang diakibatkan dosa
pada kita dan dalam hubungan kita. Tidak satu pun dari hal ini, merupakan hasil
pencapaian manusia. Alkitab menunjuk pada Kristus sebagai dasar pengharapan bagi
pemulihan manusia; selanjutnya, apa pun perubahan yang dikerjakan dalam hidup
kita, harapan keselamatan kita haruslah selalu bersandar pada apa yang Kristus
telah kerjakan bagi kita dan tawaran keselamatan itu didasarkan atas
kebenaran-Nya, bukan kebenaran kita.
Bagaimanakah 2 Korintus 5:17 berhubungan dengan
penciptaan kembali ke dalam gambar Allah? Apakah dengan menjadi ciptaan baru
membuat seseorang itu berada di luar jangkauan dosa dan pengaruhnya pada
pengalaman manusia? Apakah yang dikatakan oleh pengalaman Anda tentang jawaban
tersebut?
2 Korintus 5:17
5:17 Jadi siapa
yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu,
sesungguhnya yang baru sudah datang.
Secara keseluruhan, bukti-bukti yang diperoleh dari
Alkitab menuntun kepada konklusi bahwa pembaruan rohani merupakan hasil dari
sikap berjaga-jaga dalam peperangan rohani. Ini merupakan pertempuran antara
daging dan roh (Gal. 5:16, 17). Mereka yang diperbarui dalam gambar
Allah mendapati bahwa peperangan rohani ini merupakan realitas pengalaman
manusia, dengan demikian mereka menyambut tantangan tersebut dalam kuasa Tuhan
(Ef. 6:10-13). Dengan memilih untuk diciptakan kembali dalam gambar Allah
sama dengan menempatkan diri kita pada sisi Allah dalam pertentangan besar.
Menulis tentang orang-orang yang telah mengalami kuasa Kristus yang
memperbarui, Ellen White mencatat, "Tetapi sebab pengalaman ini adalah pengalamannya,
orang Kristen tidaklah melipat tangannya, puas dengan apa yang telah
dilaksanakannya bagi dia. Ia yang telah mengambil keputusan untuk masuk ke
dalam kera- jaan rohani akan mendapati bahwa semua kuasa dan hawa nafsu dari
sifat yang tidak bertobat, didukung dengan kuasa kerajaan kegelapan,
dipersiapkan melawan dia. Setiap hari ia harus memperbarui penyerahannya,
setiap hari ia harus mengadakan pertempuran dengan kejahatan.
Kebiasaan-kebiasaan yang lama, kecenderungan-kecenderungan bawaan untuk berbuat
kesalahan, akan bergumul untuk kemenangan, dan terhadap ini ia harus selalu
waspada, bergumul dalam kekuatan Kristus untuk kemenangan."—Alfa dan
Omega, jld. 7, hlm. 402.
Jumat 19 Oktober
pendalaman: Baca Ellen G. White, Penciptaan, hlm. 35-45, dalam Alfa
dan Omega, jld. 1.
"Pada mulanya manusia diciptakan menurut peta
Allah. Ia sangat selaras dengan sifat dan hukum Allah. Prinsip-prinsip
kebenaran dituliskan di dalam hati. Tetapi dosa memisahkan dia dari
Penciptanya. Ia tidak lagi memancarkan peta Ilahi. Hatinya berperang dengan
prinsip-prinsip hukum Allah. 'Sebab keinginan daging adalah perseteruan
terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah, hal ini memang tidak
mungkin baginya' (Rm. 8:7). Tetapi 'karena begitu besar kasih Allah akan dunia
ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,' agar manusia boleh
diperdamaikan dengan Allah. Melalui jasa- jasa Kristus manusia itu bisa kembali
selaras dengan Penciptanya. Hatinya harus diperbarui oleh rahmat Ilahi. Ia
harus mempunyai hidup baru yang dari atas. Perubahan ini adalah kelahiran baru,
tanpa itu kata Yesus 'ia tidak bisa melihat kerajaan Allah.' "—Ellen G.
White, Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 488, 489.
"Tujuan pendidikan yang sebenarnya adalah untuk
memulihkan kembali peta Allah di dalam jiwa. Pada mula pertama Allah
menciptakan manusia menurut teladan-Nya. Ia mengaruniai manusia dengan
sifat-sifat yang agung. Pikirannya amatlah seimbang, dan segala kemampuan
dirinya serasi adanya. Tetapi kejatuhan manusia ke dalam dosa serta
akibat-akibatnya telah merusakkan pemberian-pemberian ini. Dosa telah menodai
dan hampir-hampir menghapuskan peta Allah di dalam diri manusia. Adalah untuk
memulihkan hal ini, maka rencana keselamatan telah diadakan, dan suatu masa
percobaan telah diberikan kepada manusia."—Ellen G. White, Alfa dan
Omega, jld. 2, hlm. 233.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1. Dalam cara apakah ajaran evolusi cocok dengan skenario
pertentangan besar? Bagaimanakah Setan menggunakan doktrin ini untuk melemahkan
keyakinan kita terhadap Alkitab?
2. Pelajarilah kitab Perjanjian Baru dan perhatikan
ayat-ayatnya secara keseluruhan yang berbicara tentang Adam. Seberapa jelaskah
para penulis Perjanjian Baru mempercayai bahwa Adam adalah manusia yang
benar-benar nyata? Mengapa pengertian ini sangat penting bagi pemahaman kita
tentang siapa diri kita, bagaimanakah kita masuk ke dalam situasi kita saat
ini, dan pengharapan yang kita miliki dalam Yesus?
3. Tetaplah berfokus pada ide tentang dipulihkan ke dalam
gambar Allah. Dalam hal apakah kita memahami akan hal itu, khususnya sebagai
makhluk ciptaan yang tunduk pada proses penuaan, kematian, dan sakit penyakit?
4. Dua ajaran yang mendasar dalam Fisika—teori kuantum
dan relativitas umum—bertentangan satu sama lain. Apakah yang diajarkan fakta
tersebut tentang perlunya kita berhati-hati saat menerima sesuatu sebagai
fakta hanya oleh sebab ilmu pengetahuan sudah menyatakannya?
No comments:
Post a Comment