Pelajaran 3 Triwulan IV 2012

Download SSD Pelajaran 3 Triwulan IV 2012 dalam bentuk ebook di sini

Manusia: Karya Agung Tuhan

SABAT PETANG
Baca untuk Pelajaran Pekan Ini: Kej. 1:27; 1:26; Mrk. 12:13-17; Kej. 2:19-25; Kis. 17:26; Rm. 5:12-19.
AYAT HAFALAN: "Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya" (Mazmur 100:3).
Pokok Pikiran: Allah menciptakan manusia sesuai dengan gambar-Nya; dosa merusak gambar Allah. Rencana Allah ialah untuk memulihkan gambar itu dalam diri kita.
Arthur Schopenhauer, seorang pemikir di abad ke-I9 sementara memi­kirkan tentang esensi identitas manusia, dengan tidak sengaja menabrak seseorang dijalan. Orang yang dia tabrak itu marah dan berkata, "Kamu pikir kamu siapa?"
"Siapakah saya?" Schopenhauer menjawab. "Saya harap saya mengetahuinya."
Siapakah saya? Siapakah kita sebagai satu umat? Apakah yang kita laku­kan di sini? Bagaimanakah kita bisa berada di sini, dan mengapa?
Ini adalah pertanyaan yang sudah ada sejak dahulu kala yang masih di­perdebatkan sampai hari ini. Namun, Alkitab menjawab seluruh pertanyaan itu. Itu disebabkan karena ada hubungan yang tidak terpisahkan antara perta­nyaan tentang identitas kita dan doktrin penciptaan. Jawaban terhadap seluruh pertanyaan itu ditemukan di sini; tidak ada doktrin lain yang lebih utama bagi pemahaman kita tentang manusia melebihi doktrin penciptaan, sebab doktrin itu berfokus pada asal-usid kita, bukan hanya permulaan kita. "Permulaan" dapat berarti fakta tentang bagaimana kita ada; namun "asal-usul" menyang­kut ide tentang tujuan dari keberadaan kita.
Itulah sebabnya, ajaran Alkitab tentang penciptaan manusia sangat berten­tangan dengan teori evolusi, yang menyatakan bahwa keberadaan kita tidak me­miliki tujuan (kita ada hanya karena kebetulan). Sangat jarang ada dua ajaran yang memberikan pilihan yang sangat bertolak belakang lebih dari ajaran ten­tang identitas kita sebagai umat manusia.
*Pelajari pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 20 Oktober.

Minggu 14 Oktober
PENC1PTAAN DAN ASAL MULA MANUSIA

"Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka" (Kej. 1:27). Apakah yang dikatakan oleh ayat-ayat ini tentang asal-usul kita yang sangat berbeda, bahkan bertentangan, dari pandangan lain tentang permulaan manusia, seperti teori evolusi?
Tidak mungkin salah, hahwa sebagai suatu tindakan Allah yang dilakukan seca­ra sadar, penciptaan manusia memiliki sebuah maksud tertentu. Alkitab tidak me­nyisakan ruang untuk kebetulan. Manusia diciptakan untuk maksud tertentu, dan manusia diberikan suatu sifat dan esensi yang berbeda dari sejak permulaan.
Dijadikan "sesuai dengan gambar Allah" merupakan suatu esensi dan tuju­an yang jelas, sejauh yang kita dapat bayangkan. Hal ini sangat penting sebab beberapa pemikir telah menyatakan bahwa manusia harus menciptakan sendiri arti hidupnya, dan tujuannya, sebab kita telah lahir tanpa arti atau tujuan hidup. Jika, seandainya, evolusi itu benar, seseorang dapat menerima gagasan itu se­bab evolusi mengajarkan bahwa kita datang tanpa tujuan (bagaimana mungkin, secara kebetulan, semuanya bisa ada?) maka kita harus membuat tujuan kita. Sebaliknya, menurut Alkitab, kita dibentuk, dijadikan menurut gambar Allah dan diciptakan untuk memuliakan Dia,
Asal usul berkaitan dengan sejarah. Baca Yudas 14, Roma 5:12-21, dan 1 Korintus 15:20-22. Bagaimanakah ayat-ayat ini menolong kita untuk me­mahami sejarah Adam dalam Kejadian 1 dan 2? Mengapa sangat penting untuk memahami Adam sebagai pribadi yang ada dalam sejarah?
Yudas 14,
1:14 Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: "Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya,  
Roma 5:12-21,
5:12 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.
5:13 Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.
5:14 Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.
5:15 Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus.
5:16 Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran.
5:17 Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus.
5:18 Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup.
5:19 Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.
5:20 Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah,
5:21 supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

1 Korintus 15:20-22
15:20. Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
15:21 Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.
15:22 Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.
Sangat mengherankan begitu banyak para sarjana Alkitab mengabaikan ca­tatan sejarah tentang Adam: menurut mereka, Adam hanyalah mitos, suatu lam­bang untuk manusia tetapi bukan manusia yang sesungguhnya. Seseorang dapat memegang keyakinan itu hanya dengan memutarbalikkan ayat-ayat Kitab Suci, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.

Perhatikan fakta bahwa Anda diciptakan menurut gambar Allah. Apa­kah yang diajarkan fakta itu kepada Anda tentang harga diri yang mele­kat dalam diri Anda, tanpa memandang kesalahan, kelemahan, dan ke­terbatasan Anda?

Senin 15 Oktober
GAMBAR ALLAH: BAGIAN 1

Seperti yang kita pelajari kemarin, Adam dan Hawa adalah manusia yang sesungguhnya, bukan simbol atau mitos namun benar-benar daging dan darah yang dijadikan "menurut gambar Allah." Sangat jelas, dijadikan dalam gambar Allah merupakan suatu hal yang sangat baik, sesuatu yang sakral, suatu hal yang memberikan nilai yang melekat pada kita. Namun, apakah, arti semuanya ini?

Baca Kejadian 1:26 dengan teliti. Pernyataan maksud apakah yang tam­paknya dihubungkan dengan penciptaan manusia menurut gambar Allah? Artinya, Allah berfirman bahwa manusia harus diciptakan menurut gambar-Nya, kemudian sesuatu terjadi sebagai hasilnya. Apakah itu, dan bagaima­nakah hal itu menolong kita memahami konsep tentang "gambar Allah?"
Kejadian 1:26
1:26. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Kejadian 1:26 merupakan pernyataan maksud Allah. Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya kemudian memerintahkan dia untuk melakukan sesuatu. Diciptakan menurut gambar Allah nampaknya berguna untuk tujuan tertentu; dalam hal ini, untuk menguasai seluruh ciptaan yang lain. Itulah sebab­nya, gambar Allah merujuk pada warisan fisik, intelektual, sosial, dan rohani yang dibutuhkan manusia untuk menggenapi maksud Allah tersebut. Apa pun artinya, tujuan untuk menguasai segala ciptaan yang lain, menunjukkan rasa hor­mat, perhatian, dan penatalayanan yang baik. Manusia, mungkin, berhubungan secara dinamis dengan ciptaan yang lebih rendah dalam suatu cara yang dapat merefleksikan bagaimana Allah berinteraksi dengan manusia itu sendiri. Dicip­takan dalam gambar Allah juga memiliki arti bahwa manusia mewakili Allah di dunia ini. Suatu tanggung jawab yang sungguh luar biasa!

Baca Markus 12:13-17. Bagaimanakah ayat-ayat ini menolong kita un­tuk memahami apa artinya dijadikan menurut gambar Allah?
Markus 12:13-17
12:13. Kemudian disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan.
12:14 Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?"
12:15 Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya Kulihat!"
12:16 Lalu mereka bawa. Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar."
12:17 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" Mereka sangat heran mendengar Dia.
Nampaknya Yesus mengajarkan suatu ajaran yang praktis yaitu, "Berikan uangmu kepada Kaisar; karena gambarnya ada pada uang tersebut, maka itu merupakan kepunyaannya. Tetapi berikanlah dirimu kepada Allah. Engkau memiliki gambar Allah, dan engkau adalah milik-Nya."—Millard J. Erickson, Christian Theology (Mich.: Baker Book House, 1998), hlm. 515.
Bagaimanakah ini diterjemahkan ke dalam istilah yang praktis? Kemung­kinan, kita juga menunjukkan bahwa kita memiliki gambar Allah dalam ka­sih, komitmen, dan loyalitas kita pada-Nya, sebagaimana kita memperlakukan orang lain. Sekali lagi, dijadikan dalam gambar Allah, adalah sesuatu hal yang dinyatakan lewat perbuatan kita.

Selasa 16 Oktober
GAMBAR ALLAH: BAGIAN 2

Apa pun artinya "dijadikan menurut gambar dan rupa Allah," hal ini juga menunjukkan bahwa kita dijadikan untuk menjalin hubungan. Apakah hubungan-hubungan itu, dan bagaimanakah kita seharusnya bertindak sesuai dengan rancangan yang semula pada saat kita dijadikan?
Baca Kejadian 2:19, 20. Apakah yang diberitahukan kepada kita ten­tang hubungan manusia dengan dunia?
Kejadian 2:19, 20
2:19 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.
2:20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
Perhatikan otonomi, kebebasan, yang diberikan kepada Adam. Dia mem­beri nama setiap makhluk yang telah diciptakan Allah. Allah tidak memberikan nama kepada ciptaan-Nya, tetapi dia memberikan tugas tersebut kepada Adam. Ayat ini menyatakan bahwa Allah akan menerima apa pun nama yang diberi­kan Adam kepada makhluk ciptaan-Nya.

Baca Kejadian 2:20-25. Bagaimanakah ayat-ayat ini menyatakan lebih lanjut tentang aspek-aspek hubungan dari makhluk yang dijadikan sesu­ai dengan gambar Allah ini?
Kejadian 2:20-25
2:20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
2:21. Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
2:22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
2:23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."
2:24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
2:25 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.


Banyak komentar yang telah ditulis selama berabad-abad tentang makna ayat-ayat ini. Apa yang menarik di sini, antara lain, adalah kedekatan dan ke­intiman yang ada di antara Adam dan Hawa. Adam diciptakan dari tanah dan Hawa diciptakan dari Adam (suatu hal yang dapat membedakan dirinya dari segala makhluk ciptaan lain di dunia). Dijadikan sesuai dengan gambar Allah, maka, tentulah membutuhkan kapasitas untuk dapat menjalin hubungan yang dekat dan saling mencintai (sesuatu yang pasti mencerminkan hubungan da­lam Keallahan itu sendiri).

Sekarang pelajari Kejadian 1:27 dengan Kejadian 3:20 dan Kisah 17:26. Dalam hal apakah persatuan antara pasangan manusia yang per­tama dilanjutkan untuk mencakup kesatuan seluruh umat manusia? Apa­kah yang harus dikatakan oleh kesatuan umat manusia tentang isu etika seperti keadilan, ras, dan lain sebagainya?
Kejadian 1:27
1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

Kejadian 3:20
3:20. Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
  
Kisah 17:26
17:26 Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka,


Rabu 17 Oktober
SEBUAH GAMBAR YANG TERCEMAR

Salah satu rintangan besar bagi mereka yang menafsirkan evolusi ke dalam kisah penciptaan Alkitabiah adalah peristiwa kejatuhan. Dalam Alkitab, dunia dan kema­nusiaan sempurna saat diciptakan, sebuah ajaran yang bertentangan dengan evolusi pada tingkat yang paling dasar. Hanyamelalui pelanggaranlah maka penderitaan dan kematian masuk ke dalam dunia, konsep yang bertentangan dengan model evolusi, di mana penderitaan dan kematian adalah bagian dari penciptaan itu sendiri.
Bayangkan apa yang akan dikatakan tentang karakter Allah jika Dia mencipta- kan kita sesuai dengan ajaran evolusi. Allah akan menggunakan proses kekerasan, keegoisan, dan penguasaan orang kuat terhadap yang lemah dalam rangka menciptakan makhluk yang bermoral dan tidak mementingkan diri yang mana makhluk tersebut telah "jatuh" dalam suatu keadaan yang penuh kekejaman, mementingkan diri sendiri, dan dominasi orang kuat terhadap yang lemah—suatu keadaan yang dari dalamnya manusia itu harus ditebus atau menghadapi hukuman akhir.
Pikirkan juga, apa yang evolusi lakukan terhadap rencana keselamatan. Tuhan menjelma menjadi kera yang berevolusi, diciptakan melalui lingkaran pembunuhan seleksi alam, semuanya ini hanya untuk menghapuskan kematian, sebagai "musuh yang terakhir" (1 Kor. 15:26)? Tetapi bagaimanakah mungkin kematian itu menjadi "musuh"jika hal itu merupakan sarana yang Allah pilih untuk menjadikan manusia? Tuhan harus menghabiskan banyak homo erectus, homo heidelbergensis, homo neanderthalensis (manusia purba) yang harus mati agar dapat menghasilkan ciptaan yang serupa dengan gambar-Nya (homo sapien). Jadi, Yesus datang untuk menye­lamatkan manusia dari proses yang Allah gunakan untuk menciptakan mereka pada mulanya? Ini merupakan ide yang sangat bodoh dan tidak Alkitabiah.

Baca Roma 5:12-19 dan Kolose 3:10. Bagaimanakah ayat-ayat ini me­nolong kita untuk memahami apa yang dilakukan oleh dosa terhadap ke­manusiaan? Bagaimanakah pertentangan besar itu terlihat dalam keselu­ruhan konteks ini? Lihat 1 Yoh. 3:8.
Roma 5:12-19
5:12 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.
5:13 Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.
5:14 Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.
5:15 Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus.
5:16 Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran.
5:17 Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus.
5:18 Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup.
5:19 Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.

Kolose 3:10
3:10 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

1 Yoh. 3:8
3:8 barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.

Dosa telah menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia, bahkan bumi itu sendiri. Ellen White membicarakan tentang tiga kutukan yang telah menimpa dunia, yang pertama adalah kutuk akibat kejatuhan Adam, yang berikutnya oleh sebab Kain telah membunuh Habel, selanjutnya adalah kehancuran yang diaki­batkan oleh Air Bah. Para ahli teologi juga berbicara tentang kerusakan secara menyeluruh, di mana setiap aspek kehidupan manusia, hidupnya, dan kepriba­diannya telah hancur akibat dosa. Saat kita melihat di sekitar kita, dan bahkan ketika kita melihat diri kita sendiri, tidak sulit melihatnya, bukan?

Beberapa orang percaya bahwa kekerasan, penderitaan, dan kemati­an semuanya merupakan bagian dari bagaimana Allah menciptakan umat manusia. Yang lain meyakini bahwa kekerasan, penderitaan, dan kemati­an semuanya merupakan bagian dari upaya Setan untuk menghancurkan umat manusia yang Allah telah ciptakan. Pikirkanlah perbedaan dalam ka­rakter Allah yang disampaikan oleh dua pandangan yang berbeda ini.

Kamis 18 Oktober
PEMULIHAN

Meskipun akibat dosa terhadap umat manusia sangat dalam dan luas, pen­deritaan kita bukan tidak dapat dipulihkan. Alkitab berbicara tentang kemung­kinan pembaruan dan pemulihan gambar Allah dalam kehidupan kita, setidak­nya dalam hal-hal tertentu.

Pelajari ayat-ayat berikut ini: Rm. 8:29; 2 Kor. 3:18; Ef. 4:23, 24. Peng­harapan apakah yang disampaikan di sini?
Rm. 8:29;
8:29. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

2 Kor. 3:18;
3:18 Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.

Ef. 4:23, 24
4:23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

Alkitab dengan jelas memberikan pengharapan bagi kita untuk dapat diciptakan kembali menurut gambar Allah. Pemulihan gambar Allah dalam hidup manusia diser­tai dengan pengurangan efek yang diakibatkan dosa pada kita dan dalam hubungan kita. Tidak satu pun dari hal ini, merupakan hasil pencapaian manusia. Alkitab me­nunjuk pada Kristus sebagai dasar pengharapan bagi pemulihan manusia; selanjut­nya, apa pun perubahan yang dikerjakan dalam hidup kita, harapan keselamatan kita haruslah selalu bersandar pada apa yang Kristus telah kerjakan bagi kita dan tawaran keselamatan itu didasarkan atas kebenaran-Nya, bukan kebenaran kita.

Bagaimanakah 2 Korintus 5:17 berhubungan dengan penciptaan kem­bali ke dalam gambar Allah? Apakah dengan menjadi ciptaan baru mem­buat seseorang itu berada di luar jangkauan dosa dan pengaruhnya pada pengalaman manusia? Apakah yang dikatakan oleh pengalaman Anda ten­tang jawaban tersebut?
2 Korintus 5:17
5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Secara keseluruhan, bukti-bukti yang diperoleh dari Alkitab menuntun kepa­da konklusi bahwa pembaruan rohani merupakan hasil dari sikap berjaga-jaga dalam peperangan rohani. Ini merupakan pertempuran antara daging dan roh (Gal. 5:16, 17). Mereka yang diperbarui dalam gambar Allah mendapati bahwa peperangan rohani ini merupakan realitas pengalaman manusia, dengan demi­kian mereka menyambut tantangan tersebut dalam kuasa Tuhan (Ef. 6:10-13). Dengan memilih untuk diciptakan kembali dalam gambar Allah sama dengan menempatkan diri kita pada sisi Allah dalam pertentangan besar. Menulis ten­tang orang-orang yang telah mengalami kuasa Kristus yang memperbarui, Ellen White mencatat, "Tetapi sebab pengalaman ini adalah pengalamannya, orang Kristen tidaklah melipat tangannya, puas dengan apa yang telah dilaksanakan­nya bagi dia. Ia yang telah mengambil keputusan untuk masuk ke dalam kera- jaan rohani akan mendapati bahwa semua kuasa dan hawa nafsu dari sifat yang tidak bertobat, didukung dengan kuasa kerajaan kegelapan, dipersiapkan mela­wan dia. Setiap hari ia harus memperbarui penyerahannya, setiap hari ia harus mengadakan pertempuran dengan kejahatan. Kebiasaan-kebiasaan yang lama, kecenderungan-kecenderungan bawaan untuk berbuat kesalahan, akan bergumul untuk kemenangan, dan terhadap ini ia harus selalu waspada, bergumul dalam kekuatan Kristus untuk kemenangan."—Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 402.

Jumat 19 Oktober

pendalaman: Baca Ellen G. White, Penciptaan, hlm. 35-45, dalam Alfa dan Omega, jld. 1.
"Pada mulanya manusia diciptakan menurut peta Allah. Ia sangat selaras de­ngan sifat dan hukum Allah. Prinsip-prinsip kebenaran dituliskan di dalam hati. Tetapi dosa memisahkan dia dari Penciptanya. Ia tidak lagi memancarkan peta Ilahi. Hatinya berperang dengan prinsip-prinsip hukum Allah. 'Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah, hal ini memang tidak mungkin baginya' (Rm. 8:7). Tetapi 'karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,' agar manusia boleh diperdamaikan dengan Allah. Melalui jasa- jasa Kristus manusia itu bisa kembali selaras dengan Penciptanya. Hatinya ha­rus diperbarui oleh rahmat Ilahi. Ia harus mempunyai hidup baru yang dari atas. Perubahan ini adalah kelahiran baru, tanpa itu kata Yesus 'ia tidak bisa melihat kerajaan Allah.' "—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 488, 489.
"Tujuan pendidikan yang sebenarnya adalah untuk memulihkan kembali peta Allah di dalam jiwa. Pada mula pertama Allah menciptakan manusia me­nurut teladan-Nya. Ia mengaruniai manusia dengan sifat-sifat yang agung. Pi­kirannya amatlah seimbang, dan segala kemampuan dirinya serasi adanya. Te­tapi kejatuhan manusia ke dalam dosa serta akibat-akibatnya telah merusakkan pemberian-pemberian ini. Dosa telah menodai dan hampir-hampir menghapus­kan peta Allah di dalam diri manusia. Adalah untuk memulihkan hal ini, maka rencana keselamatan telah diadakan, dan suatu masa percobaan telah diberikan kepada manusia."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 2, hlm. 233.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1. Dalam cara apakah ajaran evolusi cocok dengan skenario pertentang­an besar? Bagaimanakah Setan menggunakan doktrin ini untuk mele­mahkan keyakinan kita terhadap Alkitab?
2. Pelajarilah kitab Perjanjian Baru dan perhatikan ayat-ayatnya secara keseluruhan yang berbicara tentang Adam. Seberapa jelaskah para pe­nulis Perjanjian Baru mempercayai bahwa Adam adalah manusia yang benar-benar nyata? Mengapa pengertian ini sangat penting bagi pema­haman kita tentang siapa diri kita, bagaimanakah kita masuk ke dalam situasi kita saat ini, dan pengharapan yang kita miliki dalam Yesus?
3. Tetaplah berfokus pada ide tentang dipulihkan ke dalam gambar Allah. Da­lam hal apakah kita memahami akan hal itu, khususnya sebagai makhluk ciptaan yang tunduk pada proses penuaan, kematian, dan sakit penyakit?
4. Dua ajaran yang mendasar dalam Fisika—teori kuantum dan relativitas umum—bertentangan satu sama lain. Apakah yang diajarkan fakta ter­sebut tentang perlunya kita berhati-hati saat menerima sesuatu sebagai fakta hanya oleh sebab ilmu pengetahuan sudah menyatakannya?





No comments:

Post a Comment