Download SSD 11 dalam bentuk ebook di sini.
SABAT PETANG
BACA UNTUK
PELAJARAN MINGGU INI: 2 Tes. 1:1-12; Yoh. 1:18; Rm. 2:5; 12:19; Why. 16:4-7; 20:1-6; Yoh.
14:1-3.
AYAT
HAFALAN: "Karena itu kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah
kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya
menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala
pekerjaan imanmu" (2 Tesalonika 1:11).
Pokok Pikiran: Kedatangan
Yesus yang kedua kali adalah puncak dari semua pengharapan umat Kristen.
Karena pada saat itu komunikasi
sangat lambat, jemaat yang ingin berbicara dengan Paulus harus melacak keberadaannya dan mengirimkan pesan kepadanya,
yang pasti, hal ini bukanlah suatu proses yang mudah. Jika pada akhirnya mereka
berhasil menghubunginya, rasul itu akan menuliskan surat balasan lalu
mengirimkan surat itu kembali ke jemaat tersebut. Proses ini bisa memakan waktu
hingga berbulan-bulan. Pada saat yang sama berbagai aliran kepercayaan yang
palsu memiliki cukup waktu untuk berkembang dan menyebar.
Nampaknya hal ini yang terjadi di
Tesalonika, di mana masalah baru telah timbul di dalam gereja. Masalah ini
menjadi lebih buruk karena penyalahgunaan tulisan Paulus dalam suratnya yang
pertama. Surat yang kedua kepada jemaat Tesalonika adalah upaya Paulus untuk
memperbaiki situasi.
Kata-kata
Paulus dalam pelajaran pekan ini datang dari frase berikut: pada kedatangan
yang kedua, umat percaya akan diselamatkan oleh intervensi Tuhan yang sangat
spektakuler dalam Kristus. Bagian ini menyediakan informasi lebih lanjut
tentang sifat kedatangan-Nya.
*Pelajari pelajaran pekan ini
sebagai persiapan untuk Sabat, 15 September.
Minggu 9 September
"Dari Paulus, Silwanus, dan Timotius, kepada
jemaat orang-orang Tesalonika di dalam Allah Bapa kita dan di dalam Tuhan Yesus
Kristus. Kasih karunia, dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari
Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu" (2 Tes. 1:1, 2). Pengharapan dan janji apakah yang diperoleh dari
ucapan yang sangat sederhana ini? Berapa banyakkah teologi di sana, berapa
banyakkah pengharapan, berapa banyakkah janji? Bagaimanakah kita dapat belajar
membuat pengharapan dan janji ini menjadi milik kita?
Paulus, seperti yang sering dia lakukan, berbicara
tentang kasih karunia dan damai. Di satu sisi, apakah keduanya tidak terkait?
Bukankah realisasi dari rahmat Allah, dan janji pengampunan dalam Yesus,
membawa damai dalam kehidupan kita? Betapa pentingnya bagi kita, tidak peduli
apa pun keadaan kita, kita semua menyediakan waktu untuk memikirkan rencana
keselamatan yang dibuat untuk kita dan kasih karunia yang ditawarkan kepada
kita, terlepas dari ketidaklayakan kita. Apakah cara yang lebih baik untuk
mengalami damai yang dijanjikan pada kita? Kita perlu mengalihkan fokus perhatian
kita dari diri kita kepada Yesus dan apa yang telah Dia berikan kepada kita.
Bandingkan 1 Tesalonika 1:1 dengan 2 Tesalonika 1:1,
2. Ada sedikit perbedaan dalam kata-kata yang digunakan. Apakah hal penting
yang ditemukan dalam perbedaan itu?
1 Tesalonika
1:1
1:1. Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada
jemaat orang-orang Tesalonika yang di dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus
Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu.
2 Tesalonika 1:1, 2
1:1. Dari Paulus, Silwanus dan Timotius, kepada
jemaat orang-orang Tesalonika di dalam Allah Bapa kita dan di dalam Tuhan Yesus
Kristus.
1:2 Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah,
Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.
Ada satu perbedaan antara 1 dan 2 Tesalonika. Paulus
beralih dari "di dalam Allah Bapa" (1 Tes. 1:1) menjadi
"di dalam Allah, Bapa kita" (2 Tes. 1:1). Ini menambah
sentuhan relasional. Ada orang yang merasa dekat pada Yesus namun masih merasa
takut pada Allah Bapa. Paulus memberi jaminan kepada jemaat Tesalonika bahwa
mereka dapat memiliki keyakinan dalam hubungan mereka dengan Bapa seperti
dengan Yesus. Yesus datang ke dunia ini untuk menunjukkan kepada kita seperti
apakah Bapa itu.
Baca Yohanes 1:18 dan 14:7-11. Apakah jaminan dan
harapan yang kita bisa ambil dari ayat-ayat ini, khususnya jika dikaitkan
dengan 2 Tesalonika 1:1, 2?
Yohanes 1:18
1:18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah;
tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
14:7-11
14:7 Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga
mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat
Dia."
14:8 Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan,
tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami."
14:9 Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama
Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa
telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata:
Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.
14:10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam
Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan
dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang
melakukan pekerjaan-Nya.
14:11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa
dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan
itu sendiri.
Senin 10 September
UCAPAN SYUKUR PAULUS (2 TES. 1:3, 4)
Paulus
memiliki kecenderungan menggunakan kalimat yang panjang. Surat 2 Tesalonika
1:3-10 merupakan satu kalimat yang berfokus pada peristiwa yang terjadi di
seputar kedatangan Yesus yang kedua kali. Inti kalimat itu, tidaklah berfokus
pada kedatangan yang kedua kali (2 Tes. 1:3): "Kami wajib selalu
mengucap syukur kepada Allah karena kamu." Komentar Paulus sehubungan
dengan kedatangan Yesus (2 Tes. 1:6-10) merupakan bagian dari alasan
dia mengucap syukur kepada Allah sehubungan dengan mereka, yaitu jemaat
Tesalonika itu sendiri.
Baca 2 Tesalonika 1:3,4. Apakah
prinsip rohani yang kita temukan di sini sehubungan dengan masalah iman? Apakah
yang terjadi pada iman jika iman itu tidak bertumbuh?
2 Tesalonika
1:3,4
1:3 Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah
karena kamu, saudara-saudara. Dan memang patutlah demikian, karena imanmu makin
bertambah dan kasihmu seorang akan yang lain makin kuat di antara kamu,
1:4 sehingga dalam jemaat-jemaat Allah kami sendiri bermegah
tentang kamu karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan
penindasan yang kamu derita:
"Kami terikat,"
atau "kami harus, " mengucap syukur kepada Allah merupakan
kata kerja utama dalam 2 Tesalonika 1:3-10. Paulus merasa wajib untuk bersyukur
pada Allah atas jemaat Tesalonika karena iman mereka bertambah kuat dan semakin
kuat. Sementara itu, kasih mereka terhadap satu sama lain bertambah meningkat,
dan kedua kata kerja ini dalam bahasa aslinya mengambil bentuk masa sekarang
(present tense). Ini berarti bahwa pertumbuhan iman dan kasih mereka sangat
konsisten dan berkelanjutan. Jenis pertumbuhan seperti ini sangat mendasar
bagi setiap gereja yang sehat. Seperti tanaman, jika suatu jemaat tidak
bertumbuh secara rohani, jemaat itu akan mati.
Paulus akan memberikan kritik yang
sangat nyata pada gereja dalam pasal dua dan tiga dari surat ini. Namun dia
mengetahui bahwa orang membutuhkan pujian sebelum mereka dapat menerima kritik
yang konstruktif. Dia menyediakan pujian itu dalam pasal yang pertama.
Salah satu alasan bagi pujian Paulus
adalah bahwa jemaat di Tesalonika selalu menderita aniaya. Dia memuji
kesabaran mereka dalam penderitaan. Gantinya membicarakan iman, pengharapan,
dan kasih, di sini Paulus berbicara tentang iman, kasih, dan kesabaran.
Kesabaran di sini menjadi pengganti pengharapan, hal ini mengarahkan Paulus
pada penjelasan tentang kedatangan Yesus yang kedua kali pada pasal ini.
Hasil dari
peningkatan iman dan kasih mereka adalah ketabahan mereka dalam menghadapi
penderitaan telah menjadi sumber yang dapat dibanggakan oleh para rasul kepada
gereja-gereja yang mereka kunjungi. Jemaat Tesalonika telah menjadi model
komitmen Kristen dalam api penganiayaan.
Bagaimanakah ujian dan kesukaran dapat meningkatkan
iman kita? Pada saat yang sama, siapakah yang tidak berjuang untuk memelihara
imannya karena menghadapi ujian?
Selasa 11 September
PENDERITAAN SEBAGAI TANDA AKHIR (2 TES. 1:5, 6)
DuaTesalonika
1:5-10 dalam bahasa Yunani memiliki perasaan Peijanjian Lama (Alkitab umat
Kristen Perjanjian Baru adalah Septuagint, terjemahan Perjanjian Lamadalam
bahasa Yunani pada masa pra-Kristen). DuaTesalonika menunjukkan referensi yang
lebih banyak pada Perjanjian Lama dibanding 1 Tesalonika.
Baca 2
Tesalonika 1:5, 6. Apakah yang Paulus katakan? Janji apakah yang ditemukan di
sana?
2 Tesalonika
1:5, 6
1:5. suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah,
yang menyatakan bahwa kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang
sekarang menderita karena Kerajaan itu.
1:6 Sebab memang adil bagi Allah untuk membalaskan
penindasan kepada mereka yang menindas kamu
Kata bukti berarti suatu indikasi yang jelas
akan suatu hal. Apakah yang dibuktikan oleh penganiayaan umat Kristen (ay.
4). Ini bukanlah bukti dari penghakiman Allah atas umat-Nya. Sebaliknya,
hal ini menunjukkan penghakiman pada masa mendatang, di mana umat Allah akan
dibenarkan dan orang-orang yang menganiaya mereka akan menerima pengalaman yang
sama seperti yang telah mereka lakukan pada orang lain.
Ada sebuah pekabaran di sini bagi kita. Kekerasan
melahirkan kekerasan, dan mereka yang menggunakan kekerasan kepada orang lain
memiliki alasan untuk takut akan masa depan. Penghakiman Allah akan meluruskan
segala sesuatu. Mereka yang menganiaya umat Allah suatu hari nanti akan menerima
keadilan dari Allah. Namun mereka yang menerima ketidakadilan oleh sebab iman
mereka pada saat ini akan melihat penghakiman Allah pada masa mendatang dengan
penuh keyakinan. Pada hari itu, akan nyata bagi setiap orang bahwa mereka
menjadi sasaran kebaikan Allah. Perjanjian Baru mendorong umat percaya untuk
menyatakan kasih karunia, belas kasihan, dan pengampunan kepada orang lain.
Namun saat tindakan ini ditolak dan dibalas dengan kutukan, pukulan, dan
pengurungan, kita sangat dikuatkan karena mengetahui bahwa ketidakadilan tidak
akan berlangsung selamanya. Demikianlah, orang-orang kudus kepunyaan Allah
diajak untuk memiliki kesabaran (lihat juga Why. 14:12).
Dalam 2 Tesalonika 1:5, 6, Paulus mengingatkan jemaat
Tesalonika yang teraniaya bahwa penghakiman yang sesungguhnya dari Allah pada
masa mendatang akan menunjukkan persetujuan-Nya kepada mereka saat ini. Lebih
daripada ini, kesabaran dan iman mereka dalam menghadapi ujian menjadi bukti
yang membenarkan bahwa Allah telah memilih mereka. Dalam hal ini penderitaan
Kristen dapat menjadi dasar untuk bersukacita (1 Tes. 1:6, 7). Ini
menjadi bukti nyata berada di pihak manakah kita pada saat Yesus datang
kembali.
Ayat 5
menunjukkan penghakiman yang benar dari Allah dalam persetujuan- Nya kepada jemaat
Tesalonika. Ayat 6 menunjukkan penghukuman dan penghancuran penganiaya mereka.
Dalam dua kasus ini penghakiman adalah hasil akhir dari perilaku manusia pada
saat ini.
Pernahkah
Anda menjadi korban ketidakadilan, dan pelakunya tidak menerima hukuman yang
layak atas perbuatannya? Lalu, penghiburan apakah yang Anda dapatkan dalam
janji penghakiman Allah? Atau lihatlah dengan cara ini: pernahkah Anda
memperlakukan orang dengan buruk, tidak adil, dan terbebas dari hal itu (sampai
sejauh ini)? Jika demikian, bagaimanakah Anda melihat janji penghakiman Allah
pada masa mendatang?
Rabu 12 September
API DAN KEHANCURAN (2 TES. 1:7-9)
Baca 2 Tesalonika 1:7-9. Apakah yang
menjadi alasan utama bagi kehancuran orang jahat pada saat kedatangan Yesus
yang kedua kali? Bagaimanakah kita dapat memahami ayat-ayat ini dengan gagasan
bahwa Allah itu penuh cinta, kasih karunia, dan pengampunan?
2 Tesalonika
1:7-9
1:7 dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang
ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga
menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya,
di dalam api yang bernyala-nyala,
1:8 dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang
tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita.
1:9 Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan
selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya,
Banyak orang tidak merasa nyaman dengan bahasa yang
ditulis dalam ayat-ayat ini. Mereka merasa bahwa pembalasan, dendam, hukuman,
dan cawan penderitaan yang diberikan itu tidak layak bagi Allah yang penuh
cinta, kasih karunia, dan rahmat. Namun penghukuman dan pembalasan sering
menjadi tema utama dari tulisan Paulus (Rm. 2:5, 12:19). Paulus sangat
yakin bahwa: Keadilan Allah suatu saat nanti akan dinyatakan.
Mengapa tidak? Setiap pemerintahan yang baik pada saat
ini dalam berbagai hal telah menunjukkan kekuasaannya dalam menahan kejahatan.
Meskipun kekuasaan itu tidak selalu dinyatakan dalam bentuk kekerasan (seperti
pelanggaran lalu lintas atau dalam masalah pajak), dalam berbagai hal, pada
saat pelaku kejahatan menggunakan kekerasan, mereka harus dihadapi dengan kekerasan.
Pemerintah yang baik memberikan pengendalian yang diperlukan agar kita semua
dapat hidup dalam damai. Seringkah kejahatan itu tidak menyerah begitu saja.
Semakin besar kekuatan dan kebrutalan kejahatan itu, semakin besar kekuatan
yang dibutuhkan untuk menghalanginya.
Gambaran
dalam perikop ini nampaknya tidak indah, namun hal itu memberi jaminan kepada
kita bahwa Allah akan melakukan segala sesuatu untuk mengakhiri kekerasan dan
penindasan.
Baca Wahyu 16:4-7 dan Daniel
7:21,22. Apakah yang ayat-ayat ini ajarkan sehubungan dengan yang Paulus tulis
dalam 2 Tesalonika?
Wahyu 16:4-7
16:4 Dan malaikat yang ketiga menumpahkan cawannya
atas sungai-sungai dan mata-mata air, dan semuanya menjadi darah.
16:5 Dan aku mendengar malaikat yang berkuasa atas
air itu berkata: "Adil Engkau, Engkau yang ada dan yang sudah ada, Engkau
yang kudus, yang telah menjatuhkan hukuman ini.
16:6 Karena mereka telah menumpahkan darah
orang-orang kudus dan para nabi, Engkau juga telah memberi mereka minum darah;
hal itu wajar bagi mereka!"
16:7 Dan aku mendengar mezbah itu berkata: "Ya
Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, benar dan adil segala penghakiman-Mu."
Daniel
7:21,22
7:21 Dan aku melihat tanduk itu berperang melawan orang-orang
kudus dan mengalahkan mereka,
7:22 sampai Yang Lanjut Usianya itu datang dan
keadilan diberikan kepada orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi dan waktunya
datang orang-orang kudus itu memegang pemerintahan
Lewat pengalaman-Nya sendiri, Yesus memahami harga
dari sebuah penderitaan. Dia dapat dipercaya untuk menjalankan keadilan Ilahi,
tetapi tanpa berlebihan. Keadilan Ilahi akan menghasilkan penderitaan, namun
satu iota pun tidak akan diberikan lebih dari yang dibutuhkan. Jika kita dapat
mempercayai Allah dalam segala hal, kita juga dapat mempercayai bahwa
keadilan- Nya akan menyatakan kebijaksanaan dan keadilan yang tidak dapat kita
pahami pada saat ini.
Tujuan dari
pelajaran kali ini bukanlah bersukacita dalam pembalasan tetapi menguatkan mereka
yang dianiaya dan ditindas. Hari keadilan itu akan datang. Kita tidak perlu
meraih keadilan dengan tangan kita sendiri.
Kamis 13 September
MEMULIAKAN KRISTUS (2 TES. I:10-12)
Baca 2
Tesalonika 1:10-12. Apakah artinya bahwa Yesus Kristus akan dimuliakan dalam
kehidupan orang-orang kudus-Nya?
2 Tesalonika
1:10-12
1:10 apabila Ia datang pada hari itu untuk
dimuliakan di antara orang-orang kudus-Nya dan untuk dikagumi oleh semua orang
yang percaya, sebab kesaksian yang kami bawa kepadamu telah kamu percayai.
1:11. Karena itu kami senantiasa berdoa juga untuk
kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan
kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan
segala pekerjaan imanmu,
1:12 sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di
dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan
Yesus Kristus.
Kalimat dalam perikop pekan ini
(2 Tes. 1:3-10) memberikan sejumlah rincian penting tentang kedatangan
Yesus yang kedua kali. Saat Yesus kembali, Dia akan menindas para penindas dan
menyediakan kelegaan kepada yang ditindas (lihat 2 Tes. 1:6, 7). Dia
akan turun dari surga disertai malaikat-malaikat-Nya (2 Tes. 1:7). Dia
akan datang dengan api yang menyala-nyala dan mengadakan pembalasan terhadap
mereka yang menolak Allah dan Injil Yesus Kristus (2 Tes. 1:7,8). Orang
jahat akan dibinasakan (2 Tes. 1:8, 9) sementara orang benar akan
memuliakan Kristus (2 Tes. 1:10).
Peristiwa-peristiwa
di sekitar kedatangan Yesus yang kedua kali mempersiapkan jalan bagi masa
seribu tahun, di mana dunia ini akan dibiarkan dalam keadaan yang sunyi selama
seribu tahun (Why. 20:1-6). Meskipun ayat-ayat yang kita pelajari
sepanjang pekan ini tidak menyebutkan kepada kita apa yang akan terjadi kepada
orang benar, 1 Tesalonika 4:16, 17 memberitahukan kepada kita bahwa orang-orang
yang diselamatkan akan bergabung dengan Yesus di awan- awan pada saat Dia
kembali. Yohanes 14:1-3 memberikan petunjuk lebih lanjut bahwa Yesus akan
membawa orang benar bersama-Nya ke surga.
Bagaimanakah
Paulus menginstruksikan umat percaya agar bersedia bagi kedatangan Yesus yang
kedua kali? 2 Tes.
1:11.
2 Tes. 1:11
1:11. Karena itu
kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak
bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk
berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu,
Dengan ayat 10 Paulus mengakhiri
pembicaraannya tentang orang jahat dan kembali membahas nasib orang benar saat
kedatangan Yesus yang kedua kali. Dalam ayat 10-12, kemuliaan Yesus ditunjukkan
dalam karakter mereka yang percaya kepada-Nya. Paulus bersukacita karena doa
dan usahanya untuk jemaat Tesalonika akan terbukti ketika Yesus datang kembali
(lihat 1 Tes. 2:19, 20).
Di sini Paulus membuat persiapan untuk pasal dua, di
mana dia menyatakan bahwa hari Tuhan belum tiba saatnya. Jika hari itu tiba,
akan ada api yang menghanguskan, kehancuran orang fasik, dan semua mata akan
melihat kemuliaan Yesus.
Pada bagian
hari ini, Paulus beralih dari Allah kepada Yesus, menggunakan dua istilah
secara bergantian. Menurut inspirasi, Yesus adalah Allah. Ajaran ini sangat
penting bagi kita. Semakin besar dan berkuasa Yesus itu, semakin berkuasa juga
keselamatan yang diberikan-Nya dan semakin jelas gambaran Allah .yang kita terima
saat kita merenungkan hidup-Nya, kematian-Nya, kebangkitan-Nya, dan ke-
datangan-Nya. Jika Yesus benar-benar Allah, maka Bapa itu sama seperti Dia.
Bagaimanakah
kita dapat belajar melakukan urusan kita sehari-hari, namun tetap berada dalam
pengharapan akan kedatangan Yesus yang kedua kali? Mengapa begitu mudah bagi
kita, untuk melupakan kedatangan-Nya di tengah kesibukan kita sehari-hari?
Bagaimanakah kita belajar memelihara janji yang luar biasa ini sebelum memulai
urusan kita setiap hari, dan memberikan waktu, perhatian, yang semestinya bagi
pengharapan itu?
Jumat 14
September
PENDALAMAN: "Alkitab ditulis oleh orang-orang yang diilhami,
tetapi itu bukanlah gaya pikiran dan ungkapan Allah. Itu adalah dari manusia.
Allah, sebagai penulis, tidak diwakili. Manusia akan sering mengatakan ungkapan
sedemikian rupa tidak seperti Allah. Tetapi Allah tidak menaruh diri-Nya
sendiri dalam kata-kata, dalam logika, dalam kata-kata yang indah, pada
percobaan dalam Alkitab. Para penulis Alkitab adalah manusia pena Allah, bukan
pena-Nya....
"Bukan kata-kata Alkitab yang diilhamkan, namun
penulis itu yang diilhami. Ilham tidak secara langsung mempengaruhi kata-kata
atau ekspresi penulis tetapi mempengaruhi penulis itu sendiri, yang di bawah
pengaruh Roh Kudus, menerima berbagai gagasan dari Roh Kudus. Tetapi kata-kata
menerima kesan dari pikiran orang yang diilhami. Demikianlah gagasan yang
berasal dari Allah tersebar luas. Pikiran dan kehendak Ilahi digabungkan dengan
pikiran dan kehendak manusia; sehingga ucapan-ucapan manusia adalah Firman
Allah."— Ellen G. White, Selected Messages, jld. 1, hlm. 21.
"Nasihat yang dikirimkan oleh Paulus kepada
orang-orang Tesalonika dalam suratnya yang pertama mengenai kedatangan Kristus
yang kedua kalinya adalah selaras benar dengan ajarannya yang dulu. Namun
perkataannya disalahartikan oleh beberapa orang dari saudara-saudara orang
Tesalonika....
"Dalam
suratnya yang kedua Paulus berusaha membetulkan salah pengertiannya tentang
pengajarannya dan menunjukkan di hadapan mereka pendiriannya yang
sebenarnya."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 223.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
1. Apakah kebenaran Alkitab lebih dinyatakan lewat penyelidikan yang intensif
kata demi kata atau lewat tema-tema besar yang dapat kita peroleh dengan
membaca konteks yang lebih luas? Atau adakah waktu dan tempat untuk keduanya?
Diskusikan jawaban Anda di kelas.
2. Baca kutipan Ellen White di atas sehubungan dengan bagaimana ilham itu
bekerja. Bagaimanakah hal ini dapat menolong kita memahami peran manusia yang
muncul beberapa kali dalam Alkitab?
3. Apakah kedatangan Yesus yang kedua kali membuat Anda cemas, ataukah hal
itu justru membawa pengharapan? Apakah yang direfleksikan oleh jawaban Anda
tentang hubungan Anda dengan Allah atau tentang pemahaman Anda akan Injil? Atau
keduanya?
4. Betapapun banyaknya kebenaran yang ada dalam Firman Tuhan yang menyatakan
bahwa ujian iman dapat memperkuat iman dan karakter kita, apakah yang akan
Anda katakan kepada mereka yang oleh karena cobaan yang mereka alami tidak
hanya menyebabkan mereka mengalami kepahitan, kebencian, dan marah (dengan kata
lain, tidak membangun tabiat) bahkan kehilangan iman mereka?
Rangkuman: Pada pasal pendahuluan dari surat 2 Tesalonika,
Paulus bersukacita atas kesetiaan umat percaya di Tesalonika meskipun mengalami
banyak penderitaan. Dia menguatkan mereka dengan menunjuk pada anti klimaks
yang besar saat kedatangan Yesus yang kedua kali. Apa pun yang terjadi pada
sekarang, kita memiliki janji bahwa Allah akan menyatakan keadilan-Nya.
No comments:
Post a Comment