* 1-7 September 2012
Kehidupan Jemaat (1 Tesalonika 5:12-28)
SABAT PETANG
BACA UNTUK
PELAJARAN MINGGU INI: 1 Tes. 5:12-28; Mat. 5:43-48; Gal. 5:22; Flp. 4:4; Yoh. 15:4-6.
AYAT
HAFALAN: "Dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat, ujilah segala
sesuatu dan peganglah yang baik" (1 Tesalonika 5:20, 21).
Pokok Pikiran: Kepada
jemaat di Tesalonika, baik para pemimpin maupun anggota awamnya, Paulus
memberikan saran praktis dan nasihat rohani tentang bagaimana berhubungan satu
dengan yang lain.
Paulus menyimpulkan suratnya yang pertama kepada jemaat Tesalonika dengan
tujuh belas amaran (1 Tes. 5:12-22) yang diikuti dengan doa penutup (l
Tes. 5:23-27). Pelajaran pekan ini dimulai dengan tiga nasihat tentang
sikap anggota jemaat kepada pemimpinnya (1 Tes. 5:12, 13). Peringatan
ini diikuti oleh enam amaran sehubungan dengan bagaimana seharusnya pemimpin
gereja setempat bersikap kepada anggota jemaatnya.
Delapan nasihat singkat selanjutnya menyusul dalam
tujuh ayat berikutnya (1 Tes. 5:16-22). Semuanya ini dapat dibagi ke
dalam dua kelompok; tiga nasihat untuk mempertahankan sikap Kristen yang
positif (l Tes. 5:16-18), dan lima nasihat tentang bagaimana berhubungan
dengan terang baru dalam bentuk nubuatan (1 Tes. 5:19-22).
Dalam doa
penutup Paulus merangkum tema utama surat ini: bahwa orang percaya di
Tesalonika dan yang ada di luar jemaat itu, akan terus bertumbuh di dalam
kekudusan sampai kedatangan Yesus yang kedua kali. Dengan kata lain, mereka
harus hidup setiap hari dalam persiapan bagi kedatangan Tuhan. Dari satu sisi,
apakah lagi pekabaran "kebenaran masa kini" yang dapat melebihi
pekabaran itu?
* Pelajari pelajaran pekan ini
sebagai persiapan untuk Sabat, 8 September.
Minggu 2 September
SAMBUTAN UNTUK PELAYANAN (I
TES. 5:12, 13)
Dua ayat
yang menjadi inti pelajaran hari ini mengikuti nasihat penutup pelajaran pekan
lalu untuk saling menguatkan satu sama lain dan membangun satu sama lain (1
Tes. 5:11). Pekerjaan ini terjadi di gereja-gereja lokal, dalam proses
bimbingan dan pemuridan. Pelajaran hari ini berfokus pada tanggapan para murid
terhadap pemimpin dan pembimbing mereka.
Baca 1
Tesalonika 5:12, 13. Apakah poin penting dari Paulus, dan bagaimanakah kita
harus menerapkannya dalam hidup kita? Dalam hal apakah Anda dapat bekerja lebih
baik lagi dengan dukungan, dan kasih dari mereka yang menjadi pemimpin rohani
Anda?
1 Tesalonika
5:12, 13
5:12 Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya
kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu
dalam Tuhan dan yang menegor kamu;
5:13 dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung
mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang
dengan yang lain.
Struktur bahasa Yunani dari ayat 12 menunjukkan bahwa
tiga frase pada bagian kedua semuanya ditujukan pada kelompok yang sama, yaitu
pemimpin gereja lokal di Tesalonika. Ajakan Paulus kepada anggota jemaat agar
mengenali para pemimpin ini, memiliki arti memperhatikan, menghargai, atau
menerima mereka. Ini menunjukkan adanya kemungkinan, bahwa beberapa anggota di
gereja tidak menghormati otoritas para pemimpin.
Kata peringatan memiliki konotasi instruksi,
amaran, atau memberikan ajaran. Paulus menyadari di sini bahwa pemimpin gereja
seringkah perlu latihan mengasihi orang-orang yang sulit untuk dikasihi. Jenis
kepemimpinan rohani tidak selamanya diterima; namun, Paulus melanjutkan di ayat
13 meminta anggota jemaat agar menghargai pemimpinnya sehubungan dengan
berbagai situasi sulit yang mereka hadapi. Paulus menginginkan agar semua
anggota jemaat dapat hidup damai satu sama lain.
Bahasa dari
ayat-ayat ini menggambarkan strategi kuno dalam berhubungan dengan orang lain.
Meskipun para pemimpin pada zaman Paulus mengetahui bahwa berurusan dengan
manusia adalah pekerjaan yang rumit. Mereka mendorong para pemimpin untuk
berhati-hati dalam menganalisis kondisi pengikutnya, dan peka terhadap situasi
yang ada apakah pengikutnya siap menerima teguran atau tidak, memilih waktu
yang tepat, dan menerapkan nasihat yang tepat. Di atas segalanya, para pemimpin
diharapkan memeriksa diri sebelum mencoba untuk memperbaiki orang lain. Paulus
menambahkan sesuatu kepada kerangka ini. Bagi orang Kristen, Allah adalah model
kepemimpinan, dan tujuan dari kepemimpinan gereja adalah anggota jemaat
menghidupkan kehidupan yang layak di hadapan Allah.
Dalam beberapa budaya, ada suatu kecenderungan untuk
mencurigai dan menantang para pemimpin; dalam budaya yang lain, cenderung
untuk menurut pada pemimpin tanpa ada pertimbangan. Bagaimanakah budaya Anda
sendiri dalam bersikap kepada para pemimpin mempengaruhi gereja Anda?
Senin 3 September
PELAYANAN
MEMPERSIAPKAN (1 TES. 5:t4, 15)
Dalam ayat
12 dan 13 Paulus memberikan cara bagaimana anggota jemaatnya memperlakukan
para pemimpinnya. Dalam perikop hari ini (1 Tes. 5:14,15), Paulus
mengalihkan perhatiannya kepada para pemimpin gereja dan bagaimana mereka harus
memperlakukan orang-orang yang berada dalam asuhan mereka.
Baca 1
Tesalonika 5:14,15. Nasihat apa sajakah yang Paulus berikan pada para pemimpin
gereja dalam hal bagaimana mereka memperlakukan anggota jemaat? Perhatikan
prinsip yang dikemukakan di sana. Bagaimanakah kita dapat menerapkannya dalam
hidup kita, apa pun peran yang mungkin kita miliki di dalam gereja? Sementara
itu, bagaimanakah kita menerapkan prinsip-prinsip ini dalam pekerjaan, di
rumah, di tempat bermain, dan di mana saja kita berada? Lihat juga Mat. 5:43-48.
1 Tesalonika
5:14,15
5:14 Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara,
tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar
hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang.
5:15 Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang
membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap
kamu masing-masing dan terhadap semua orang.
Mat.
5:43-48
5:43. Kamu telah mendengar firman: Kasihilah
sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu
dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi
anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat
dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang
tidak benar.
5:46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi
kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
5:47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada
saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain?
Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?
5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti
Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Paulus mendorong para pemimpin di jemaat Tesalonika
untuk "menegur mereka yang hidup dengan tidak tertib" (1 Tes.
5:14). Para anggota yang tidak mau berusaha (bekerja) untuk memenuhi
kebutuhan mereka sendiri, mereka yang sangat sulit untuk dihadapi, namun harus
dihadapi.
Sebaliknya, Paulus mengajar para penjimpin untuk
memberi semangat kepada mereka yang tawar hati, membela yang lemah, dan sabar
terhadap semua orang (1 Tes. 5:14). Orang yang tawar hati adalah mereka
yang memiliki kepercayaan diri dan harga diri yang sangat rendah. Mereka cemas
dan khawatir akan banyak hal. Allah sangat peduli pada orang-orang seperti ini;
jadi, para pemimpin harus menguatkan mereka.
Anggota yang lemah adalah mereka yang memiliki
keterbatasan moral dan spiritual. Mereka mudah tertipu, dan mudah putus asa
karena kesulitan, dan takut pada hal-hal yang asing bagi mereka. Mungkin
mereka memiliki hati yang tulus, tetapi mereka kurang pengetahuan dan sangat
terganggu dengan masa lalu. Mereka membutuhkan bantuan untuk bertahan hidup.
Paulus mengarahkan pemimpin gereja untuk sabar
terhadap semua orang. Sementara tiga nasihat pertama di ayat 14 dirancang untuk
berbagai situasi, namun unsur kesabaran selalu dibutuhkan dalam pelayanan
penggembalaan.
Paulus kemungkinan masih memikirkan para pemimpin pada
saat menulis ayat 15. Setiap kali para pemimpin diserang oleh mereka yang tidak
menghargai teguran mereka, mereka seringkali tergoda untuk membalas. Tetapi
ketika para pemimpin ini membalas, hal itu menunjukkan bahwa kepemimpinan mereka
tidak dimotivasi oleh Roh Kristus. Sangat penting bagi para pemimpin gereja
untuk selalu mengingat kebaikan orang lain.
- Ayat 12-15
menganggap bahwa akan ada penasihat dan m urid dalam gereja, dan sikap hormat
dan kesabaran sangat penting dalam hubungan itu. Namun janganlah kita lupa
akan 1 Tesalonika 5:11 ("Nasihatilah seorang akan yang lain dan saling
membangunlah"/ Pelayanan penggembalaan sering berjalan dua arah. Ada
kalanya gembala memerlukan bimbingan.
Selasa 4 September
SIKAP
POSITIF KRISTEN (1 TES. 5:16-18)
Menurut 1
Tesalonika 5:12-15, umat Kristen perlu belajar bagaimana menerima dan
memberikan kritik yang membangun. Ini dapat terjadi dalam konteks hubungan.
Intinya adalah bahwa setiap orang perlu untuk bertanggung jawab kepada orang
lain dan bersedia meminta orang lain agar bertanggung jawab. Gereja yang berdoa
akan bertumbuh dalam teguran (nasihat) dan dorongan.
Baca 1
Tesalonika 5:16-18. Apakah tiga hal penting yang Paulus anggap sebagai
kehendak Allah untuk setiap umat percaya? Mengapa setiap hal itu begitu
penting? Lihat juga
Gal. 5:22; Flp. 4:4.
1 Tesalonika
5:16-18
5:16.
Bersukacitalah senantiasa.
5:17 Tetaplah berdoa.
5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab
itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Gal. 5:22;
5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
Flp. 4:4
4:4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi
kukatakan: Bersukacitalah!
Glenn Coon, seorang pengkhotbah Advent yang sangat disukai,
sering mengatakan bahwa ada banyak lagi perintah dalam Alkitab yang bisa kita
nikmati selain memelihara Sabat. Namun, kita sangat jarang memberikan penekanan
kepada sukacita, seharusnya kita melakukannya lebih sering lagi. Hidup yang
penuh sukacita merupakan salah satu dari buah Roh (Gal. 5:22; lihat juga
Flp. 4:4). Dan semangat yang penuh sukacita sangatlah mungkin meskipun
dalam penderitaan (1 Tes. 1:6).
Paulus sesungguhnya merupakan teladan dari kehidupan
doa tanpa henti. Satu Tesalonika dipenuhi dengan doa, seperti yang kita telah
lihat. Di sini Paulus mengajak para pembaca suratnya untuk mengikuti
teladannya.
Bersyukur merupakan sikap positif Kristen yangjuga
Paulus tunjukkan (1 Tes. 1:2; 2 Tes. 1:3). Akar dari bobroknya kekafiran
adalah tidak adanya rasa syukur pada Allah (Rm. 1:21). Menurut Thomas
Erskine, "dalam Perjanjian Baru, agama adalah kasih karunia sementara
etika itu adalah rasa syukur."—Quoted in F. F. Bruce, Paul: Apostle of
the Heart Set Free (UK: The Paternoster Press, 1977), hlm. 19. Sangat
menarik untuk dicatat bahwa, dalam bahasa Yunani kata bersukacita dan
bersyukur memiliki akar kata yang sama. Kunci agar selalu ber- sukacita
dalam Tuhan adalah bersyukur kepada Allah senantiasa.
Bukalah mata
Anda. Karunia Allah ada di sekitar kita; namun kita lupa untuk bersyukur
pada-Nya atas semua pemberian itu, seringkah hal ini terjadi karena kita
terlalu memfokuskan perhatian kita pada cobaan dan pergumulan hidup. Jika kita
mau mengembangkan lebih baik lagi sikap bersyukur pada Allah, maka kita akan
berjalan lebih dekat dengan-Nya dan kehidupan kita akan dipenuhi sukacita.
Buatlah daftar dari sepuluh hai yang Anda syukuri.
Buatlah dengan sangat spesifik. Kemudian jadikanlah setiap hal itu sebagai tema
dari doa singkat kepada Allah. Perhatikanlah perubahan yang akan terjadi dalam
sikap dan penampilan Anda. Praktik ini dapat memberikan kepada Anda betapa
pentingnya bersyukur di dalam pengalaman kita bersama dengan Allah.
Rabu 5 September
SEHUBUNGAN DENGAN TERANG BARU (1
TES. 5:19-22)
"Janganlah
padamkan Roh, dan janganlah anggap rendah nubuat- nubuat. Ujilah segala sesuatu
dan peganglah yang baik. Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan" (1 Tes. 5:19-22). Apakah yang Paulus katakan kepada
kita di sini? Bagaimanakah kata-kata ini dapat diterapkan dalam pengalaman
kita? "Jenis kejahatan" apakah yang perlu Anda hindari dalam situasi
saat ini?
Dalam 1 Tesalonika 5:12-15 Paulus memberi peringatan
pada anggota jemaat. Dalam ayat 19-22 dia memberikan teguran dalam bentuk yang
lain, yaitu karunia nubuatan. Dua kalimat negatif yang mengawali bagian ini
merupakan satu seri penekanan yang berkelanjutan: "Janganlah padamkan
Roh, dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat" (1 Tes. 5:19, 20).
Pada dasarnya dia mengatakan kepada jemaat Tesalonika untuk menghentikan
sesuatu yang mereka lakukan secara terus-menerus.
Meskipun kita tidak mengetahui secara persis apa yang
menjadi masalah utama yang menjadi perhatian Paulus, nampaknya dia mengatakan
kepada mereka agar lebih terbuka pada terang baru, sementara pada saat yang
sama dia juga meminta mereka untuk menguji hal itu, untuk memastikan bahwa hal
itu benar-benar merupakan suatu terang baru (2 Kor. 11:14).
Ada beberapa cara di mana seseorang telah menganggap
rendah nubuatan. Salah satunya adalah dengan memadamkan Roh. Kita melakukan hal
ini saat kita mengabaikan atau menolak hasil karya dari seorang nabi yang
benar. Perhatikanlah sikap semua oposisi, bahkan yang ada dalam barisan kita
sendiri, bagaimana mereka menanggapi karunia nubuat yang telah diberikan dalam
hidup dan pelayanan Ellen White.
Cara kedua seseorang dapat merendahkan karunia
nubuatan adalah dengan cara menerima apa yang dikatakan roh nubuat namun
menyalahartikan atau menyalahgunakan hal itu. Kita dapat saja memahami
pekabaran nubuatan dengan pikiran yang terbuka namun penerapan yang kita
lakukan tidak cocok untuk situasi yang ada saat ini. Hal inilah yang kita,
sebagai umat Advent, perlu waspadai. Kita telah diberikan suatu karunia yang
indah; kita tidak ingin menganggap rendah nubuat-nubuat dengan menyalahgunakan
karunia itu.
Cara yang
ketiga di mana seseorang menganggap rendah karunia nubuatan adalah dengan
memberikan otoritas kenabian kepada beberapa orang atau tulisan-tulisan yang
tidak menerima karunia tersebut dari Allah. Gereja harus tetap waspada, menguji
segala sesuatu agar dapat melihat apakah pekabaran nubuatan itu membangun
gereja.
Apakah yang menjadi dampak dari pelayanan nubuatan
Ellen White dalam kehidupan Anda? Bawa jawaban Anda ke dalam kelas pada hari
Sabat.
Kamis 6 September
KEKUDUSAN DI AKHIR ZAMAN (I
TES. 5:23-28)
Baca 1 Tesalonika 5:23, 24. Apakah
artinya "menguduskan kamu seluruhnya" dan "terpelihara sempurna
dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita?" Tidakkah kita
seharusnya demikian, saat sekarang ini?
1 Tesalonika 5:23, 24
5:23. Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu
seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak
bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.
5:24 Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga
akan menggenapinya.
Dalam perikop hari ini Paulus kembali ke bahasa doa.
Gayanya mirip dengan 1 Tesalonika 3:11-13. Tema utamanya juga sama: yaitu
ditemukan tanpa cacat dalam kekudusan pada saat kedatangan Yesus yang kedua
kali. Paulus membuat transisi di sini dari apa yang jemaat Tesalonika harus
lakukan (1 Tes. 5:12-22) kepada apa yang Allah lakukan dalam hidup kita
(kekudusan) dan untuk kita (kedatangan Yesus yang kedua kali).
Umat percaya seringkali kurang menyetujui apa yang
ayat ini katakan tentang sifat manusia dan jenis tabiat yang mereka dapat
miliki saat Yesus datang. Dalam perkenalan singkat dengan bagian ini, kita akan
fokuskan perhatian kita pada apa yang kita dapat sebutkan dengan jelas
berdasarkan ayat ini.
Paulus mengatakan bahwa apa yang Allah lakukan dalam
kehidupan umat percaya mempengaruhi seluruh sisa hidup mereka. Setiap bagian
dari kehidupan umat percaya dipengaruhi oleh pengudusan saat kedatangan Yesus
semakin dekat. Berbicara tentang "roh, jiwa dan tubuh," Paulus tidak
mencoba mengatakan sesuatu yang sifatnya ilmiah dan mendetail tentang berbagai
lapisan dari pribadi manusia (secara Alkitabiah pikiran dan tubuh merupakan
suatu kesatuan yang utuh, dan bukan bagian-bagian yang terpisah). Melainkan,
dia sedang berusaha menyatakan bahwa setiap bagian dari pikiran dan tubuh kita
harus diserahkan kepada Allah. Allah harus mengendalikan sepenuhnya pemikiran
kita, perasaan kita, dan tindakan kita.
Doa Paulus
menjangkau dari saat ini sampai pada kedatangan Yesus yang kedua kali. Umat
percaya harus dipertahankan, atau dijaga dalam keadaan tidak bersalah, sampai
pada kedatangan Tuhan. Paulus berdoa agar keutuhan dedikasi mereka kepada Allah
akan dipertahankan sampai akhir nanti. Menurut surat ini, keadaan jemaat Tesalonika
masih jauh dari sempurna, namun apa yang mereka miliki saat itu sangat layak
untuk dipertahankan sampai Yesus datang. Di atas segalanya, Paulus berdoa agar
mereka dapat terus bertumbuh dalam kasih karunia melalui hubungan yang erat
dengan Yesus (lihat juga Yoh. 15:4-6).
Dalam hal apakah Anda dapat, dan harus, bersedia
setiap saat bagi kedatangan Tuhan?
Jumat 7 September
PENDALAMAN: [Sebagai seorang anak] "Yesus bekerja dengan gembira dan
bijaksana. Perlulah banyak kesabaran dan kerohanian untuk dapat membawa agama
Alkitab ke dalam kehidupan di rumah tangga dan ke dalam tempat pekerjaan,
menanggulangi tekanan perusahaan duniawi, namun tetap memelihara tujuan
semata-mata hendak memuliakan Allah. Di sinilah Yesus merupakan seorang
penolong. Ia tidak pernah begitu sibuk dengan urusan duniawi sehingga tidak ada
lagi waktu atau pikiran untuk hal-hal surga. Kerapkali la menyatakan kesukaan
hati-Nya oleh menyanyikan Mazmur dan nyanyian surga. Acapkali penduduk Nazaret
mendengar suara-Nya menyanyikan pujian dan ucapan syukur kepada Allah. Ia
mengadakan hubungan dengan surga dalam nyanyian; dan apabila kawan-kawan-Nya
mengeluh karena lelah dari pekerjaan, mereka itu diriangkan oleh nyanyian yang
merdu dari bibir-Nya. Nyanyian pujian-Nya itu nampaknya mengusir
malaikat-malaikat yang jahat, dan, seperti halnya dengan dupa, memenuhi tempat
itu dengan keharuman. Pikiran para pendengar-Nya dibawa dari tempat buangan di
dunia ini, ke rumah yang di surga."—Ellen G. White, Alfa dan Omega,
jld. 5, hlm. 64.
"Tidak ada
yang lebih cenderung meningkatkan kesehatan tubuh dan jiwa daripada roh ucapan
syukur dan pujian. Adalah tugas yang positif untuk menolak kemurungan, pikiran
dan perasaan-perasaan yang tidak puas—sama baiknya dengan berdoa."—Ellen
G. White, Membina Keluarga Sehat, hlm. 225.
PERTANYAAN
UNTUK DISKUSI:
1.
Bersama anggota kelas, lihat kembali jawaban yang Anda berikan untuk
pertanyaan terakhir hari Rabu. Lihat dari dua sisi: apakah dampak yang
diberikan oleh Ellen White kepada gereja kita secara keseluruhan, dan
bagaimanakah pelayanannya mempengaruhi kehidupan kita secara pribadi?
2.
Pikirkanlah bagaimana sikap budaya kita terhadap otoritas mempengaruhi
sikap kita terhadap otoritas dalam gereja. Apakah budaya kita mendorong kita
untuk bersikap tidak menghargai atau membuat kita memberikan penghormatan yang
berlebihan pada otoritas dalam gereja? Bagaimanakah kita dapat membuat suatu
keseimbangan dalam hal ini?
3.
Bagaimanakah jemaat Anda dapat melakukan lebih baik lagi pekerjaan
mengawasi umat yang baru bertobatdalam pertumbuhan karaktermereka? Pelatihan
kepemimpinan rohani yang bagaimanakah yang dibutuhkan?
• RANGKUMAN: Dalam perikop pekan ini (1 Tes. 5:12-27) Paulus membahas
berbagai isu, namun dia lebih berfokus pada kualitas rohani kehidupan jemaat
setempat. Umat percaya yang ada di dalam jemaat hendaknya menjadi pembimbing
untuk satu sama lain, bersukacita dan bersyukur. Mereka harus terbuka kepada
kebenaran yang baru, khususnya kebenaran nubuatan, namun berhati-hati dan penuh
pertimbangan dalam menilai gagasan-gagasan yang baru. Di atas segalanya, Paulus
meminta penurutan yang mutlak pada Allah dalam semua sisi kehidupan pribadi
dengan mata yang tertuju kepada Yesus.
No comments:
Post a Comment