Pelajaran 9 Triwulan III 2012



SSD 9 dalam bentuk ebook download di sini
Berbagai Peristiwa Akhir Zaman (1 Tesalonika 5:1-11)
SABAT PETANG
BACA UNTUK PELAJARAN MINGGU INI: / Tes. 5:1-11; Kej. 3:15-24; Yes. 13:6-9; Lukas 21:34-36; Rm. 1:18.
AYAT HAFALAN: "Tetapi kita yang adalah orang-orang siang, baik­lah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan" (1 Tesalonika 5:8).
Pokok Pikiran: Realitas kedatangan Kristus mengajak kita untuk selalu bersedia.
Dalam pelajaran pekan ini, kedatangan Yesus keduakali masih menjadi tema utama, namun fokusnya berubah. Di sini Paulus tidak terlalu memberikan keterangan rinci dari hal kedatangan Yesus tetapi dia menyatakan betapa pentingnya untuk selalu bersedia bagi kedatangan Yesus (dan masa penghakiman yang sedang berlangsung). Bagian yang sebelumnya cukup menggembirakan; di mana pada saat akhir zaman nanti, hasilnya lebih daripada yang jemaat Tesalonika harapkan. Sekarang mereka telah mengerti dengan lebih baik sifat kedatangan-Nya, pertanyaannya ialah bagaimana mempersiapkan diri untuk hal itu.
Masalah yang terjadi di gereja pada saat itu adanya satu ajaran teologi yang menggabungkan "damai dan keamanan," mungkin, ada beberapa anggota yang mencoba menghitung saat kedatangan Yesus yang kedua kali. Melalui nubuatan, jemaat Tesalonika berharap dapat memprediksi saat peristiwa akhir itu tiba, dan mengetahui kapan waktu untuk mulai bersedia. Akibatnya, ada beberapa orang yang hidup tanpa merasakan pentingnya persiapan bagi kedatangan Tuhan.
Siapakah di antara kita yang tidak melihat kenyataan ini? Semakin lama kita hidup di dunia ini, semakin mudah kita kehilangan desakan itu. Itulah sebabnya kita perlu memperhatikan kata-kata Paulus mengenai hal ini.
* Pelajari pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, l September.
Minggu 26 Agustus
DUA SISI PENGHAKIMAN
Baca Kejadian 3:15-24. Daftarkanlah berbagai cara Allah menghakimi Adam dan Hawa baik secara positif dan negatif dalam bagian ini.
Kejadian 3:15-24
3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
3:16. Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."
3:17. Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:
3:18 semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;
3:19 dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
3:20. Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
3:21. Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
3:22. Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
3:23 Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.
3:24 Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Meskipun kata penghakiman tidak muncul dalam 1 Tesalonika 5:1-11, na­mun bagian ini sangat peduli akan penghakiman. Paulus menginginkan umat percaya di Tesalonika menyadari bahwa penghakiman Allah tidak terbatas pada apa yang terjadi di surga pada akhir zaman nanti namun juga memiliki konse­kuensi nyata dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Banyak orang pada saat ini tidak begitu nyaman dengan tema penghakiman. Mereka tidak menyukai implikasi negatif dan ancaman. Namun konsep Alkitab tentang penghakiman lebih luas dari sekadar ancaman, kecaman, dan eksekusi. Ada juga sisi positif dari penghakiman. Setiap tindakan rahmat dan kebaikan se­tiap hari tidak berlalu begitu saja tanpa mendapat perhatian dan upah (lihat Mat. 10:42). Allah melihat semua yang kita lakukan, apakah itu positif atau negatif, dan semuanya memiliki makna dalam skema akhir dari segala sesuatu.
Dua sisi sifat penghakiman sangat nyata pada bagian permulaan kisah Al­kitab. Di Taman Eden, Allah menghakimi dosa Adam Hawa secara negatif. Akibat dosa dirasakan sehubungan dengan melahirkan, pertanian, dan dalam berbagai aspek kehidupan di mana pun mereka tinggal. Pada saat yang sama, Allah menghakimi mereka secara positif. Dia mengadakan permusuhan anta­ra mereka dengan Setan dan dengan penuh rahmat mengenakan pakaian kulit binatang pada mereka agar mereka tidak terlalu menderita dalam lingkungan yang berubah. Lebih penting lagi, kulit domba itu melambangkan kebenaran Kristus yang juga menutupi dosa mereka.
Dalam Kejadian 4, Allah menghakimi Kain secara negatif dengan mengi­rim dia ke pengasingan. Tetapi Kain juga menerima penghakiman positif. Allah memberikan suatu tanda padanya supaya tidak ada orang yang membunuhnya. Pada zaman air bah, Allah menghakimi manusia secara negatif, membinasakan bumi dengan air bah namun juga secara positif dengan menyediakan bahtera sebagai sarana untuk meluputkan diri dari bencana itu (Kej. 6-9:17).
Dalam Kejadian 11 Allah mengacaukan bahasa manusia dan menceraiberaikan mereka di seluruh bumi (negatif). Di mana sisi positifnya? Ada dalam panggilan Abraham untuk menjadi berkat bagi segala bangsa di dunia (Kej. 12:3), yaitu bagi orang yang sama yang telah dicerai beraikan dari Babel pada tahun-tahun sebelumnya (Kej. 11:9).
Bagaimanakah kebenaran Kristus sebagai pengganti kita dalam peng­hakiman membuat penghakiman itu positif bagi kita? Mengapa kita perlu menjaga kebenaran penting ini dalam pikiran kita pada saat kita memi­kirkan tentang penghakiman?
Senin 27 Agustus
TIBA-TIBA DAN TAK TERDUGA  (I  TES. 5:1-3)
Baca 1 Tesalonika 5:1-3 dan Kisah 1:6, 7. Apakah artinya zaman dan masa dalam ayat ini?
1 Tesalonika 5:1-3
5:1. Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu,
5:2 karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam.
5:3 Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman--maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin--mereka pasti tidak akan luput.
Kisah 1:6, 7
1:6. Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?"
1:7 Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya.

"Hari Tuhan" merupakan frase yang sering ditemui dalam perikop Perjanjian Lama yang membahas tentang penghakiman. Hal itu menjelaskan bahwa, yang menentukan akhir zaman itu adalah Allah, dengan penekanan konsekuensi ne­gatif dari ketidaktaatan (Yes. 13:6-9; Yer. 46:10; Yeh. 30:2-12). Dalam perikop kita hari ini, Paulus memadukan konsep yang sebelumnya dengan menggunakan kiasan pencuri, yang Yesus pernah berikan (Mat. 24:43; Lukas 12:39).
Kombinasi tiga kali lipat dari hari Tuhan, pencuri di malam hari, rasa sakit pada saat hendak melahirkan, semuanya menggambarkan maksud yang sama: Keda­tangan Yesus yang kedua kali akan terjadi secara tiba-tiba, tidak diduga, dan tidak dapat dielakkan oleh orang fasik. Masa penutupan bukanlah waktu untuk mem­persiapkan diri bagi akhir zaman. Sekaranglah waktu untuk persiapan itu.
Ayat 4 memberikan penjelasan, bahwa Paulus tidak memarahi jemaat Tesa­lonika. Mereka sudah mengetahui bahwa hari Tuhan akan datang seperti pen­curi pada malam hari. Tetapi orang lain, yang menyerukan "damai dan aman," pada akhirnya akan terkejut oleh kehancuran yang akan datang.
Dalam Kisah 1:6, 7 murid-murid Yesus bertanya kepada-Nya tentang waktu dan urutan peristiwa dari akhir sejarah dunia. Namun Yesus tidak memuaskan ke­ingintahuan mereka akan hal ini. Waktu akhir bukan untuk mereka ketahui. Kita melihat frase "zaman dan masa" sangat peduli pada upaya-upaya menghitung akhir dunia ini. Upaya-upaya tersebut menarik perhatian, namun secara rohani hal itu malah merugikan. Hal itu menyebabkan kekecewaan bila tanggal yang telah ditentukan akhirnya berlalu atau penundaan untuk melakukan persiapan ketika waktu yang diharapkan masih terlalu jauh di masa yang akan datang.
Apakah persamaan di antara Lukas 21:34-36 dan 1 Tesalonika 5:1-11?
Lukas 21:34-36
21:34 "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.
21:35 Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.
21:36 Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."

1 Tesalonika 5:1-11
5:1. Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu,
5:2 karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam.
5:3 Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman--maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin--mereka pasti tidak akan luput.
5:4 Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
5:5 karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
5:6. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.
5:7 Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam.
5:8 Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan.
5:9 Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita,
5:10 yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia.
5:11. Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan.

Menurut Lukas 21:34, banyak orang yang berupaya menghindar dari tang­gung jawab rohani melalui minuman beralkohol dan berbagai hiburan. Orang lain mungkin khawatir tentang persiapan rohani untuk akhir zaman namun teru­sik oleh berbagai kekhawatiran dan kecemasan hidup. Akhir dunia yang datang secara tiba-tiba, juga mengisyaratkan bahwa waktu itu pasti datang di mana tidak ada kelepasan bagi mereka yang selalu terganggu oleh sebab kekhawatiran hidup atau mencari kepuasan diri sendiri. Dalam ayat yang mengutip kata-kata Kristus dalam Lukas 21:34-36, ada kelepasan bagi mereka yang selalu bersedia.
Bagaimanakah kita hidup dengan rasa terdesak, akan dekatnya keda­tangan Kristus, namun tidak sampai bersikap fanatik atau ekstrem? Ba­gaimanakah supaya kita memiliki keseimbangan? Bawa jawaban Anda ke dalam kelas.
Selasa 28 Agustus
KEUNGGULAN ORANG PERCAYA (I TES. 5:4, 5)
Dalam ayat-ayat pembuka pada pasal 5, Paulus menggambarkan keadaan mereka, yang tidak bersedia oleh karena berbagai alasan. Jemaat Tesalonika su­dah mengetahui realitas kedatangan Yesus yang kedua kali sudah pasti; hanya waktunya yang belum diketahui. Kejutan itu akan merupakan suatu hal yang tragis bagi mereka yang tidak bersedia. Beberapa orang tidak bersedia sebab mereka tidak percaya bahwa Yesus akan datang kembali; yang lain berpikir bah­wa mereka dapat menunda persiapan mereka sampai mereka melihat berbagai peristiwa yang meyakinkan mereka bahwa akhir zaman sudah dekat.
Pada akhir tahun 1950-an. Seorang pemuda mendengarkan pengkhotbah me­ngatakan bahwa Yesus datang pada tahun 1964, sehingga jemaat harus bersedia untuk hari itu. Oleh karena waktunya masih cukup lama pemuda ini memutus­kan untuk tidak perlu mempersiapkan diri untuk hal ini sampai sekitar tahun 1962. Dengan kata lain, tujuan pengkhotbah untuk meningkatkan rasa genting menghasilkan efek yang berlawanan pada pemuda itu. Penundaan seperti ini sangat berbahaya, sebab kita tidak mengetahui apakah kita akan hidup sampai hari ini. Kabar baiknya ialah bahwa kita tidak perlu mengetahui tanggal keda­tangan Yesus supaya kita dapat bersedia saat ini juga.
Baca 1 Tesalonika 5:4, 5. Apakah makna rohani dari gambaran anak- anak terang dan anak-anak siang, kegelapan dan terang? Apakah bagian kehidupan Anda yang dapat digambarkan sebagai terang dan apa yang di­gambarkan sebagai kegelapan? Pikirkan implikasi dari jawaban Anda.
1 Tesalonika 5:4, 5
5:4 Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
5:5 karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
Dalam ayat ini Paulus memulai serangkaian kontras dengan siang/malam dan gelap/terang (kebinasaan/kelepasan, perbedaan yang tersirat dalam ayat 3). Umat yang tidak percaya akan terkejut oleh peristiwa-peristiwa akhir zaman, namun umat percaya tidak akan terkejut. Mengapa? Sebab mereka hidup dalam terang. Alkitab adalah pelita bagi kaki [kita] dan terang bagi jalan [kita] (Mzm. 119:105). Nubuatan diberikan agar kita dapat memiliki informasi yang cukup untuk mendo­rong kita supaya bersedia secara rohani menghadapi apa saja yang akan terjadi.
Persiapan bagi kedatangan Yesus mencakup meluangkan waktu yang ba­nyak untuk mempelajari Firman Allah. Persiapan itu merupakan tindakan me­nyimpan harta di surga. Persiapan itu dilakukan dengan menyerahkan diri se­tiap hari kepada Tuhan Allah.
Ada banyak gangguan dalam dunia saat ini, mulai dari pekerjaan sampai kepada email, hiburan, obat-obat berlebihan dan berbagai hal yang dapat mem­pengaruhi suasana hati manusia. Ajakan Paulus diberikan kepada kita melalui koridor waktu. Singkirkan semua hal yang mengganggu. Tempatkan Firman Allah menjadi hal yang utama dalam kehidupan Anda, maka Anda tidak akan dikejutkan oleh peristiwa itu, tidak peduli betapa mendadaknya kedatangan Yesus yang kedua kali pada akhir zaman nanti.
Rabu 29 Agustus
BERSEDIA SETIAP SAAT (1 TES. 5:6-8)
Baca 1 Tesalonika 5:6-8. Bagaimanakah perumpamaan orangyang ma­buk/sadar dapat menolong kita lebih baik lagi memahami persiapan bagi kedatangan Yesus?
1 Tesalonika 5:6-8
5:6. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.
5:7 Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam.
5:8 Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan.
Paulus memulai ayat 6 dengan kata "sebab itu" atau "demikianlah," tergan­tung versi terjemahannya. Dia telah menetapkan bahwa pengikut Yesus yang se­jati adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Dalam pelajaran hari ini dia melanjutkan perumpamaan ini dengan tujuan untuk menasihati mereka supaya lebih bersedia bagi kedatangan Yesus. Sementara ayat 7 menawarkan sedikit pengalihan, ayat 6 dan 8 mendorong jemaat Tesalonika untuk bangun dari tidur, sadar, dan dipersenjatai untuk menghadapi tantangan yang ada di depan.
Paulus mengawali dengan perbedaan antara tidur/bangun. Sebab umat per­caya adalah "orang-orang siang, " mereka seharusnya tidak tidur, sama seperti malam hari untuk tidur. Tentu saja Paulus menuliskan kiasan. Tidur di sini me­rupakan kiasan untuk kemalasan rohani atau tidak adanya minat (dalam ayat 10 hal itu merupakan gambaran kematian). Ekspresi janganlah kita tidur dalam bahasa aslinya memiliki arti "janganlah mencoba" untuk tidur. Paulus berang­gapan bahwa mereka semua sudah bangun namun menasihati mereka untuk te­tap berjaga-jaga dan lebih bersedia lagi dari waktu ke waktu.
Paulus kemudian menasihatkan mereka untuk sadar dan tidak mabuk. Da­lam dunia kuno pikiran yang sehat merupakan simbol untuk pemikiran filosofis. Paulus menginginkan jemaat Tesalonika menjadi bijak dan berhati-hati dalam penalaran mereka tentang Kitab Suci. Beberapa orang menggunakan Alkitab untuk menentukan tanggal dan spekulasi. Paulus menginginkan umat percaya untuk lebih fokus, dalam penerapan Kitab Suci untuk persiapan rohani mereka secara pribadi. Metafora sadar/mabuk dapat juga menunjuk pada batasan etika yang dia telah anjurkan dalam 1 Tesalonika 4:1-12.
Siang hari juga dihubungkan dengan keadaan terjaga dan bangun. Pada umumnya malam hari digunakan untuk tidur dan, biasanya, pada malam hari juga orang mabuk. Namun dalam ayat 8 Paulus mengalihkan kiasan itu kepada seorang militer yang sedang bertugas. Pengawal harus tetap waspada di setiap waktu, siang dan malam. Jadi, seorang tentara perlu untuk melebihi norma yang ada dalam hal berjaga-jaga. Paulus juga mengharapkan umat Kristen untuk me­lebihi standar yang biasa pada saat melakukan persiapan untuk kedatangan Yesus yang kedua kali. Dan bagaikan seorang prajurit, umat Kristen harus mengena­kan seluruh peralatan yang ada sebelum bertugas di pos jaga mereka.
Renungkan kata-kata Paulus dalam ayat-ayat ini, dan anggaplah seo­lah-olah dia menulis secara pribadi kepada Anda, dan hanya untuk Anda. Bagaimanakah Anda mengubah kata-kata itu ke dalam perbuatan? Arti­nya, perubahan apakah yang perlu Anda lakukan supaya dapat melaku­kan apa yang dia katakan?
Kamis 30 Agustus
SALING MENGUATKAN SATU SAMA LAIN (I  TES. 5:9-11)
Sebagaimana kita pelajari, dalam 1 Tesalonika 5:1-11 Paulus telah membu­at perbedaan untuk menggambarkan dua sisi penghakiman saat Yesus kembali. Dalam perikop kita untuk hari ini (1 Tes. 5:9-11), Paulus membahas antara mur­ka dan keselamatan. Umat percaya dapat memiliki keyakinan pada akhir zaman sebab dalam Kristus ada jaminan bahwa mereka adalah anak-anak terang.
Baca 1 Tesalonika 5:8-11. Apakah inti dari pekabaran dalam ayat-ayat ini? Pengharapan apakah yang Paulus sedang bicarakan di sini, dan me­ngapa kita dapat mengklaim pengharapan itu untuk diri kita secara pri­badi? Bagaimanakah Injil itu dinyatakan dalam ayat-ayat ini?
1 Tesalonika 5:8-11
5:8 Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan.
5:9 Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita,
5:10 yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia.
5:11. Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan.
Banyak yang saat ini merasa bahwa konsep Alkitabiah tentang murka Allah lebih menunjukkan budaya pada zaman Alkitab daripadamencerminkan karakter Allah. Bagaimanapun juga, hal itu merupakan suatu konsep yang salah. Memang benar, dalam Alkitab, Allah telah menyatakan kebenaran-Nya dalam batasan-batasan ba­hasa manusia. Namun konsep murka Allah tidak terbatas pada bagian-bagian yang lebih kuno dari Alkitab; konsep itu ada dalam Perjanjian Baru, termasuk dari bibir Yesus sendiri (Luk. 21:23; lihat juga Yoh. 3:36), dari pena inspirasi Paulus (Rm. 1:18; 1 Tes. 1:10), dan dari penglihatan-penglihatan wahyu (Why. 6:16,17; 15:1). Jadi, kita tidak dapat mengabaikan konsep tersebut; konsep itu pastilah menyata­kan sesuatu yang penting tentang Allah dan rencana keselamatan.
Sementara kita tidak dapat terlalu dalam menyelidiki hal ini, kita harus jelas bahwa murka Allah bukanlah suatu amarah tanpa pertimbangan, dan meledak- ledak. Jalan-jalan Tuhan bukanlah jalan manusia (lihat Yes. 55:8, 9). Konsep Alkitabiah tentang murka Allah bagaikan satu bangsa yang menuntut keadilan terhadap para pelanggar hukum yang mengganggu dan menindas orang lain. Me­reka yang bertahan dalam kejahatan akan dihukum dan dihancurkan. Karena kita semua telah melanggar hukum Allah, maka kita semua layak untuk diadili dan dihukum jika bukan karena kehidupan, kematian, dan kebangkitan Kristus.
Itulah kabar baik tentang murka Allah yang bersinar dari 1 Tesalonika 5:8- 11. Tujuan Allah bagi kita bukanlah murka atau peradilan yang mendatangkan hukuman namun kasih karunia dan keselamatan. Dan dalam Kristus Dia telah memberikan perlindungan yang kita butuhkan sehingga kita tidak mengalami kehancuran dalam penghakiman. Inilah sebabnya mengapa Paulus berpikir bahwa murka Allah, jika dipahami dengan benar, dapat menjadi sebuah alasan yang memberanikan kita dan bukan membuat kita takut (1 Tes. 5:11). Dalam Kristus, kita tidak perlu menghadapi murka Allah karena, di atas salib, Yesus telah menghadapi murka itu untuk kita.
Bicarakanlah tentang kabar baik!
Jumat 31 Agustus
PENDALAMAN: "Kita perlu untuk selalu waspada. Hati kita sangatlah licik; kita dikepung oleh berbagai kelemahan manusia, dan Setan selalu memiliki niat untuk menghancurkan kita. Kita bisa saja lengah, namun musuh kita tidak pernah menganggur. Menyadari kewaspadaan musuh yang tidak mengenal lelah, jangan­lah kita tidur, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang, tetapi berjaga-jaga dan selalu waspada."—Ellen G. White, Testimoniesfor the Church, jld. 5, hlm. 409.
"Beberapa orang nampaknya merasa bahwa mereka harus berada dalam masa percobaan dan membuktikan kepada Tuhan bahwa mereka telah meng­alami pembaruan sebelum mereka dapat menuntut berkat-Nya. Tetapi... Yesus menginginkan agar kita datang kepada-Nya sebagaimana kita ada penuh dosa, tidak berdaya, tidak dapat berdiri sendiri. Kita mengaku sebagai anak-anak te­rang, dan bukan anak-anak malam atau anak-anak kegelapan; apakah alasan kita untuk tidak percaya?"—Ellen G. White, SelectedMessages, jld.3, hlm. 150.
"Merekayang mengaku sebagai orang Kristen... sedang hidup untuk kesenangan dunia. Iman mereka hanya memiliki pengaruh yang kecil dalam mengekang mereka dari upaya memburu kesenangan semu; sementara mereka mengaku sebagai anak- anak terang, mereka berjalan dijalan yang gelap sebagai anak-anak malam dan anak kegelapan."—Ellen G. White, Testimoniesfor the Church, jld. 1, hlm. 404.
"Dunia ini, yang bersikap seperti tidak ada Allah, akan tenggelam dalam sifat mementingkan diri, pada akhirnya akan mengalami kehancuran yang tiba-tiba, dan tidak akan dapat meluputkan diri.... Menari dan berpesta pora, mabuk dan merokok, memanjakan nafsu hewani mereka, mereka pergi seperti sapi yang dibawa ke tempat pembantaian."—Ellen G. White, Evangelism, hlm. 26.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
1.        Dalam kelas, tanyakan pertanyaan ini, Jika Kristus datang kembali, su­dahkah Anda bersedia? Diskusikan jawaban dan alasan yang Anda be­rikan untuk itu.
2.        Perhatikan jawaban Anda untuk pertanyaan hari Senin. Bagaimana­kah kita dapat memelihara rasa mendesak namun pada saat yang sama hidup secara wajar di tengah-tengah masyarakat?
3.        Sampai pada tingkatan manakah fokus umat Advent pada akhir zaman telah mempengaruhi hidup Anda baik secara negatif atau positif? Ba­gaimanakah pandangan Anda tentang akhir zaman berubah dengan berlalunya waktu? Mengapa pengertian tentang rencana keselamatan, dan pembenaran oleh iman saja, sangat penting untuk mendapatkan pengertian yang jelas mengenai peristiwa-peristiwa akhir zaman?
RANGKUMAN: Dalam 1 Tesalonika 5:1-11, Paulus mengajak setiap orang untuk membuat komitmen agar bersedia bagi kedatangan Yesus. Pada saat kita menerima Injil, kita menjadi anak-anak terang. Saat kita menghidupkan kebe­naran Injil dalam iman, pengharapan, dan kasih, kita bertumbuh lebih serupa ke dalam gambar Kristus. Jika pada hari ini kita siap untuk mati dalam Kristus, kita juga akan bersedia jika Yesus datang pada hari ini.







2 comments:

  1. Mba, ini ada aplikasinya ga? Version android, bb dan apple. Tq. GBU

    ReplyDelete
  2. Sepengetahuan saya, belum ada aplikasinya. Itu sebabnya saya mengunggahnya secara manual per pelajaran. Terimakasih sudah berkunjung ke blog saya. Semoga bermanfaat.

    ReplyDelete