SSD 9 dalam bentuk ebook download di sini
Berbagai Peristiwa Akhir Zaman (1
Tesalonika 5:1-11)
SABAT PETANG
BACA UNTUK
PELAJARAN MINGGU INI: / Tes. 5:1-11; Kej. 3:15-24; Yes. 13:6-9; Lukas 21:34-36; Rm. 1:18.
AYAT
HAFALAN: "Tetapi kita yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar,
berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan
keselamatan" (1
Tesalonika 5:8).
Pokok Pikiran: Realitas kedatangan Kristus
mengajak kita untuk selalu bersedia.
Dalam
pelajaran pekan ini, kedatangan Yesus keduakali masih menjadi tema utama, namun
fokusnya berubah. Di sini Paulus tidak terlalu memberikan keterangan rinci dari
hal kedatangan Yesus tetapi dia menyatakan betapa pentingnya untuk selalu
bersedia bagi kedatangan Yesus (dan masa penghakiman yang sedang berlangsung).
Bagian yang sebelumnya cukup menggembirakan; di mana pada saat akhir zaman
nanti, hasilnya lebih daripada yang jemaat Tesalonika harapkan. Sekarang mereka
telah mengerti dengan lebih baik sifat kedatangan-Nya, pertanyaannya ialah
bagaimana mempersiapkan diri untuk hal itu.
Masalah yang terjadi di gereja pada saat itu adanya
satu ajaran teologi yang menggabungkan "damai dan keamanan," mungkin,
ada beberapa anggota yang mencoba menghitung saat kedatangan Yesus yang kedua
kali. Melalui nubuatan, jemaat Tesalonika berharap dapat memprediksi saat
peristiwa akhir itu tiba, dan mengetahui kapan waktu untuk mulai bersedia.
Akibatnya, ada beberapa orang yang hidup tanpa merasakan pentingnya persiapan
bagi kedatangan Tuhan.
Siapakah di
antara kita yang tidak melihat kenyataan ini? Semakin lama kita hidup di dunia
ini, semakin mudah kita kehilangan desakan itu. Itulah sebabnya kita perlu
memperhatikan kata-kata Paulus mengenai hal ini.
* Pelajari pelajaran pekan ini
sebagai persiapan untuk Sabat, l September.
Minggu 26 Agustus
DUA SISI PENGHAKIMAN
Baca Kejadian 3:15-24. Daftarkanlah berbagai cara
Allah menghakimi Adam dan Hawa baik secara positif dan negatif dalam bagian
ini.
Kejadian
3:15-24
3:15
Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara
keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau
akan meremukkan tumitnya."
3:16.
Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan
Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun
engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."
3:17.
Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan
isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan
makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah
engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:
3:18
semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan
di padang akan menjadi makananmu;
3:19
dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi
menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau
akan kembali menjadi debu."
3:20.
Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu
semua yang hidup.
3:21.
Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk
isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
3:22.
Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti
salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang
jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon
kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
3:23
Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari
mana ia diambil.
3:24
Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala
beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk
menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Meskipun kata penghakiman tidak muncul dalam 1
Tesalonika 5:1-11, namun bagian ini sangat peduli akan penghakiman. Paulus
menginginkan umat percaya di Tesalonika menyadari bahwa penghakiman Allah tidak
terbatas pada apa yang terjadi di surga pada akhir zaman nanti namun juga
memiliki konsekuensi nyata dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Banyak orang pada saat ini tidak begitu nyaman dengan
tema penghakiman. Mereka tidak menyukai implikasi negatif dan ancaman. Namun
konsep Alkitab tentang penghakiman lebih luas dari sekadar ancaman, kecaman,
dan eksekusi. Ada juga sisi positif dari penghakiman. Setiap tindakan rahmat
dan kebaikan setiap hari tidak berlalu begitu saja tanpa mendapat perhatian
dan upah (lihat Mat. 10:42). Allah melihat semua yang kita lakukan,
apakah itu positif atau negatif, dan semuanya memiliki makna dalam skema akhir
dari segala sesuatu.
Dua sisi sifat penghakiman sangat nyata pada bagian
permulaan kisah Alkitab. Di Taman Eden, Allah menghakimi dosa Adam Hawa secara
negatif. Akibat dosa dirasakan sehubungan dengan melahirkan, pertanian, dan
dalam berbagai aspek kehidupan di mana pun mereka tinggal. Pada saat yang sama,
Allah menghakimi mereka secara positif. Dia mengadakan permusuhan antara
mereka dengan Setan dan dengan penuh rahmat mengenakan pakaian kulit binatang
pada mereka agar mereka tidak terlalu menderita dalam lingkungan yang berubah.
Lebih penting lagi, kulit domba itu melambangkan kebenaran Kristus yang juga
menutupi dosa mereka.
Dalam Kejadian 4, Allah menghakimi Kain secara negatif
dengan mengirim dia ke pengasingan. Tetapi Kain juga menerima penghakiman
positif. Allah memberikan suatu tanda padanya supaya tidak ada orang yang
membunuhnya. Pada zaman air bah, Allah menghakimi manusia secara negatif,
membinasakan bumi dengan air bah namun juga secara positif dengan menyediakan
bahtera sebagai sarana untuk meluputkan diri dari bencana itu (Kej. 6-9:17).
Dalam
Kejadian 11 Allah mengacaukan bahasa manusia dan menceraiberaikan mereka di
seluruh bumi (negatif). Di mana sisi positifnya? Ada dalam panggilan Abraham
untuk menjadi berkat bagi segala bangsa di dunia (Kej. 12:3), yaitu bagi
orang yang sama yang telah dicerai beraikan dari Babel pada tahun-tahun
sebelumnya (Kej. 11:9).
Bagaimanakah kebenaran Kristus sebagai pengganti kita
dalam penghakiman membuat penghakiman itu positif bagi kita? Mengapa kita
perlu menjaga kebenaran penting ini dalam pikiran kita pada saat kita memikirkan
tentang penghakiman?
Senin 27 Agustus
TIBA-TIBA DAN TAK TERDUGA (I TES.
5:1-3)
Baca 1
Tesalonika 5:1-3 dan Kisah 1:6, 7. Apakah artinya zaman dan masa dalam ayat
ini?
1 Tesalonika
5:1-3
5:1.
Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan
kepadamu,
5:2
karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri
pada malam.
5:3
Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman--maka tiba-tiba mereka
ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh
sakit bersalin--mereka pasti tidak akan luput.
Kisah 1:6, 7
1:6.
Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada
masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?"
1:7
Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan
Bapa sendiri menurut kuasa-Nya.
"Hari Tuhan" merupakan frase yang sering
ditemui dalam perikop Perjanjian Lama yang membahas tentang penghakiman. Hal
itu menjelaskan bahwa, yang menentukan akhir zaman itu adalah Allah, dengan
penekanan konsekuensi negatif dari ketidaktaatan (Yes. 13:6-9; Yer. 46:10;
Yeh. 30:2-12). Dalam perikop kita hari ini, Paulus memadukan konsep yang
sebelumnya dengan menggunakan kiasan pencuri, yang Yesus pernah berikan
(Mat. 24:43; Lukas 12:39).
Kombinasi tiga kali lipat dari hari Tuhan, pencuri di
malam hari, rasa sakit pada saat hendak melahirkan, semuanya menggambarkan
maksud yang sama: Kedatangan Yesus yang kedua kali akan terjadi secara
tiba-tiba, tidak diduga, dan tidak dapat dielakkan oleh orang fasik. Masa
penutupan bukanlah waktu untuk mempersiapkan diri bagi akhir zaman.
Sekaranglah waktu untuk persiapan itu.
Ayat 4 memberikan penjelasan, bahwa Paulus tidak
memarahi jemaat Tesalonika. Mereka sudah mengetahui bahwa hari Tuhan akan
datang seperti pencuri pada malam hari. Tetapi orang lain, yang menyerukan
"damai dan aman," pada akhirnya akan terkejut oleh kehancuran yang
akan datang.
Dalam Kisah
1:6, 7 murid-murid Yesus bertanya kepada-Nya tentang waktu dan urutan peristiwa
dari akhir sejarah dunia. Namun Yesus tidak memuaskan keingintahuan mereka
akan hal ini. Waktu akhir bukan untuk mereka ketahui. Kita melihat frase
"zaman dan masa" sangat peduli pada upaya-upaya menghitung akhir
dunia ini. Upaya-upaya tersebut menarik perhatian, namun secara rohani hal itu
malah merugikan. Hal itu menyebabkan kekecewaan bila tanggal yang telah
ditentukan akhirnya berlalu atau penundaan untuk melakukan persiapan ketika
waktu yang diharapkan masih terlalu jauh di masa yang akan datang.
Apakah persamaan di antara Lukas
21:34-36 dan 1 Tesalonika 5:1-11?
Lukas 21:34-36
21:34
"Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan
serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan
tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.
21:35
Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.
21:36
Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk
luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di
hadapan Anak Manusia."
1 Tesalonika 5:1-11
5:1.
Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan
kepadamu,
5:2
karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri
pada malam.
5:3
Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman--maka tiba-tiba mereka
ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh
sakit bersalin--mereka pasti tidak akan luput.
5:4
Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga
hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
5:5
karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah
orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
5:6.
Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi
berjaga-jaga dan sadar.
5:7
Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu
malam.
5:8
Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan
iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan.
5:9
Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh
keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita,
5:10
yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur,
kita hidup bersama-sama dengan Dia.
5:11.
Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu
seperti yang memang kamu lakukan.
Menurut
Lukas 21:34, banyak orang yang berupaya menghindar dari tanggung jawab rohani
melalui minuman beralkohol dan berbagai hiburan. Orang lain mungkin khawatir
tentang persiapan rohani untuk akhir zaman namun terusik oleh berbagai
kekhawatiran dan kecemasan hidup. Akhir dunia yang datang secara tiba-tiba,
juga mengisyaratkan bahwa waktu itu pasti datang di mana tidak ada kelepasan
bagi mereka yang selalu terganggu oleh sebab kekhawatiran hidup atau mencari
kepuasan diri sendiri. Dalam ayat yang mengutip kata-kata Kristus dalam Lukas
21:34-36, ada kelepasan bagi mereka yang selalu bersedia.
Bagaimanakah kita hidup dengan rasa terdesak, akan
dekatnya kedatangan Kristus, namun tidak sampai bersikap fanatik atau ekstrem?
Bagaimanakah supaya kita memiliki keseimbangan? Bawa jawaban Anda ke dalam
kelas.
Selasa 28 Agustus
KEUNGGULAN ORANG PERCAYA (I TES. 5:4, 5)
Dalam ayat-ayat pembuka pada pasal 5, Paulus
menggambarkan keadaan mereka, yang tidak bersedia oleh karena berbagai alasan.
Jemaat Tesalonika sudah mengetahui realitas kedatangan Yesus yang kedua kali
sudah pasti; hanya waktunya yang belum diketahui. Kejutan itu akan merupakan
suatu hal yang tragis bagi mereka yang tidak bersedia. Beberapa orang tidak
bersedia sebab mereka tidak percaya bahwa Yesus akan datang kembali; yang lain
berpikir bahwa mereka dapat menunda persiapan mereka sampai mereka melihat
berbagai peristiwa yang meyakinkan mereka bahwa akhir zaman sudah dekat.
Pada akhir
tahun 1950-an. Seorang pemuda mendengarkan pengkhotbah mengatakan bahwa Yesus
datang pada tahun 1964, sehingga jemaat harus bersedia untuk hari itu. Oleh
karena waktunya masih cukup lama pemuda ini memutuskan untuk tidak perlu
mempersiapkan diri untuk hal ini sampai sekitar tahun 1962. Dengan kata lain,
tujuan pengkhotbah untuk meningkatkan rasa genting menghasilkan efek yang
berlawanan pada pemuda itu. Penundaan seperti ini sangat berbahaya, sebab kita
tidak mengetahui apakah kita akan hidup sampai hari ini. Kabar baiknya ialah
bahwa kita tidak perlu mengetahui tanggal kedatangan Yesus supaya kita dapat
bersedia saat ini juga.
Baca 1 Tesalonika 5:4, 5. Apakah makna rohani dari
gambaran anak- anak terang dan anak-anak siang, kegelapan dan terang? Apakah
bagian kehidupan Anda yang dapat digambarkan sebagai terang dan apa yang digambarkan
sebagai kegelapan? Pikirkan implikasi dari jawaban Anda.
1 Tesalonika
5:4, 5
5:4 Tetapi kamu,
saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu
tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
5:5
karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah
orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
Dalam ayat ini Paulus memulai serangkaian kontras
dengan siang/malam dan gelap/terang (kebinasaan/kelepasan, perbedaan yang
tersirat dalam ayat 3). Umat yang tidak percaya akan terkejut oleh
peristiwa-peristiwa akhir zaman, namun umat percaya tidak akan terkejut.
Mengapa? Sebab mereka hidup dalam terang. Alkitab adalah pelita bagi kaki
[kita] dan terang bagi jalan [kita] (Mzm. 119:105). Nubuatan diberikan
agar kita dapat memiliki informasi yang cukup untuk mendorong kita supaya
bersedia secara rohani menghadapi apa saja yang akan terjadi.
Persiapan bagi kedatangan Yesus mencakup meluangkan
waktu yang banyak untuk mempelajari Firman Allah. Persiapan itu merupakan
tindakan menyimpan harta di surga. Persiapan itu dilakukan dengan menyerahkan
diri setiap hari kepada Tuhan Allah.
Ada banyak
gangguan dalam dunia saat ini, mulai dari pekerjaan sampai kepada email,
hiburan, obat-obat berlebihan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi suasana
hati manusia. Ajakan Paulus diberikan kepada kita melalui koridor waktu.
Singkirkan semua hal yang mengganggu. Tempatkan Firman Allah menjadi hal yang
utama dalam kehidupan Anda, maka Anda tidak akan dikejutkan oleh peristiwa itu,
tidak peduli betapa mendadaknya kedatangan Yesus yang kedua kali pada akhir
zaman nanti.
Rabu 29 Agustus
BERSEDIA SETIAP SAAT (1 TES. 5:6-8)
Baca 1 Tesalonika 5:6-8. Bagaimanakah perumpamaan
orangyang mabuk/sadar dapat menolong kita lebih baik lagi memahami persiapan
bagi kedatangan Yesus?
1 Tesalonika
5:6-8
5:6.
Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi
berjaga-jaga dan sadar.
5:7
Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu
malam.
5:8
Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan
iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan.
Paulus memulai ayat 6 dengan kata "sebab
itu" atau "demikianlah," tergantung versi terjemahannya. Dia
telah menetapkan bahwa pengikut Yesus yang sejati adalah anak-anak terang dan
anak-anak siang. Dalam pelajaran hari ini dia melanjutkan perumpamaan ini
dengan tujuan untuk menasihati mereka supaya lebih bersedia bagi kedatangan
Yesus. Sementara ayat 7 menawarkan sedikit pengalihan, ayat 6 dan 8 mendorong
jemaat Tesalonika untuk bangun dari tidur, sadar, dan dipersenjatai untuk
menghadapi tantangan yang ada di depan.
Paulus mengawali dengan perbedaan antara tidur/bangun.
Sebab umat percaya adalah "orang-orang siang, " mereka seharusnya
tidak tidur, sama seperti malam hari untuk tidur. Tentu saja Paulus menuliskan
kiasan. Tidur di sini merupakan kiasan untuk kemalasan rohani atau tidak
adanya minat (dalam ayat 10 hal itu merupakan gambaran kematian). Ekspresi
janganlah kita tidur dalam bahasa aslinya memiliki arti "janganlah
mencoba" untuk tidur. Paulus beranggapan bahwa mereka semua sudah bangun
namun menasihati mereka untuk tetap berjaga-jaga dan lebih bersedia lagi dari
waktu ke waktu.
Paulus kemudian menasihatkan mereka untuk sadar dan
tidak mabuk. Dalam dunia kuno pikiran yang sehat merupakan simbol untuk
pemikiran filosofis. Paulus menginginkan jemaat Tesalonika menjadi bijak dan
berhati-hati dalam penalaran mereka tentang Kitab Suci. Beberapa orang
menggunakan Alkitab untuk menentukan tanggal dan spekulasi. Paulus menginginkan
umat percaya untuk lebih fokus, dalam penerapan Kitab Suci untuk persiapan
rohani mereka secara pribadi. Metafora sadar/mabuk dapat juga menunjuk pada
batasan etika yang dia telah anjurkan dalam 1 Tesalonika 4:1-12.
Siang hari
juga dihubungkan dengan keadaan terjaga dan bangun. Pada umumnya malam hari
digunakan untuk tidur dan, biasanya, pada malam hari juga orang mabuk. Namun
dalam ayat 8 Paulus mengalihkan kiasan itu kepada seorang militer yang sedang
bertugas. Pengawal harus tetap waspada di setiap waktu, siang dan malam. Jadi,
seorang tentara perlu untuk melebihi norma yang ada dalam hal berjaga-jaga.
Paulus juga mengharapkan umat Kristen untuk melebihi standar yang biasa pada
saat melakukan persiapan untuk kedatangan Yesus yang kedua kali. Dan bagaikan
seorang prajurit, umat Kristen harus mengenakan seluruh peralatan yang ada
sebelum bertugas di pos jaga mereka.
Renungkan
kata-kata Paulus dalam ayat-ayat ini, dan anggaplah seolah-olah dia menulis
secara pribadi kepada Anda, dan hanya untuk Anda. Bagaimanakah Anda mengubah
kata-kata itu ke dalam perbuatan? Artinya, perubahan apakah yang perlu Anda
lakukan supaya dapat melakukan apa yang dia katakan?
Kamis 30 Agustus
SALING MENGUATKAN SATU SAMA LAIN (I TES. 5:9-11)
Sebagaimana
kita pelajari, dalam 1 Tesalonika 5:1-11 Paulus telah membuat perbedaan untuk
menggambarkan dua sisi penghakiman saat Yesus kembali. Dalam perikop kita untuk
hari ini (1 Tes. 5:9-11), Paulus membahas antara murka dan keselamatan.
Umat percaya dapat memiliki keyakinan pada akhir zaman sebab dalam Kristus ada
jaminan bahwa mereka adalah anak-anak terang.
Baca 1 Tesalonika 5:8-11. Apakah inti dari pekabaran
dalam ayat-ayat ini? Pengharapan apakah yang Paulus sedang bicarakan di sini,
dan mengapa kita dapat mengklaim pengharapan itu untuk diri kita secara pribadi?
Bagaimanakah Injil itu dinyatakan dalam ayat-ayat ini?
1 Tesalonika
5:8-11
5:8
Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan
iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan.
5:9
Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh
keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita,
5:10
yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur,
kita hidup bersama-sama dengan Dia.
5:11.
Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti
yang memang kamu lakukan.
Banyak yang saat ini merasa bahwa konsep Alkitabiah
tentang murka Allah lebih menunjukkan budaya pada zaman Alkitab
daripadamencerminkan karakter Allah. Bagaimanapun juga, hal itu merupakan suatu
konsep yang salah. Memang benar, dalam Alkitab, Allah telah menyatakan
kebenaran-Nya dalam batasan-batasan bahasa manusia. Namun konsep murka Allah
tidak terbatas pada bagian-bagian yang lebih kuno dari Alkitab; konsep itu ada
dalam Perjanjian Baru, termasuk dari bibir Yesus sendiri (Luk. 21:23; lihat
juga Yoh. 3:36), dari pena inspirasi Paulus (Rm. 1:18; 1 Tes. 1:10),
dan dari penglihatan-penglihatan wahyu (Why. 6:16,17; 15:1). Jadi, kita
tidak dapat mengabaikan konsep tersebut; konsep itu pastilah menyatakan
sesuatu yang penting tentang Allah dan rencana keselamatan.
Sementara kita tidak dapat terlalu dalam menyelidiki
hal ini, kita harus jelas bahwa murka Allah bukanlah suatu amarah tanpa
pertimbangan, dan meledak- ledak. Jalan-jalan Tuhan bukanlah jalan manusia
(lihat Yes. 55:8, 9). Konsep Alkitabiah tentang murka Allah bagaikan satu
bangsa yang menuntut keadilan terhadap para pelanggar hukum yang mengganggu dan
menindas orang lain. Mereka yang bertahan dalam kejahatan akan dihukum dan
dihancurkan. Karena kita semua telah melanggar hukum Allah, maka kita semua
layak untuk diadili dan dihukum jika bukan karena kehidupan, kematian, dan
kebangkitan Kristus.
Itulah kabar baik tentang murka Allah yang bersinar
dari 1 Tesalonika 5:8- 11. Tujuan Allah bagi kita bukanlah murka atau peradilan
yang mendatangkan hukuman namun kasih karunia dan keselamatan. Dan dalam
Kristus Dia telah memberikan perlindungan yang kita butuhkan sehingga kita
tidak mengalami kehancuran dalam penghakiman. Inilah sebabnya mengapa Paulus
berpikir bahwa murka Allah, jika dipahami dengan benar, dapat menjadi sebuah
alasan yang memberanikan kita dan bukan membuat kita takut (1 Tes. 5:11).
Dalam Kristus, kita tidak perlu menghadapi murka Allah karena, di atas salib,
Yesus telah menghadapi murka itu untuk kita.
Bicarakanlah
tentang kabar baik!
Jumat 31 Agustus
PENDALAMAN: "Kita perlu untuk selalu waspada. Hati kita
sangatlah licik; kita dikepung oleh berbagai kelemahan manusia, dan Setan
selalu memiliki niat untuk menghancurkan kita. Kita bisa saja lengah, namun
musuh kita tidak pernah menganggur. Menyadari kewaspadaan musuh yang tidak
mengenal lelah, janganlah kita tidur, seperti yang dilakukan oleh beberapa
orang, tetapi berjaga-jaga dan selalu waspada."—Ellen G. White,
Testimoniesfor the Church, jld. 5, hlm. 409.
"Beberapa orang nampaknya merasa bahwa mereka
harus berada dalam masa percobaan dan membuktikan kepada Tuhan bahwa mereka
telah mengalami pembaruan sebelum mereka dapat menuntut berkat-Nya. Tetapi...
Yesus menginginkan agar kita datang kepada-Nya sebagaimana kita ada penuh dosa,
tidak berdaya, tidak dapat berdiri sendiri. Kita mengaku sebagai anak-anak terang,
dan bukan anak-anak malam atau anak-anak kegelapan; apakah alasan kita untuk
tidak percaya?"—Ellen G. White, SelectedMessages, jld.3, hlm. 150.
"Merekayang mengaku sebagai orang Kristen...
sedang hidup untuk kesenangan dunia. Iman mereka hanya memiliki pengaruh yang
kecil dalam mengekang mereka dari upaya memburu kesenangan semu; sementara
mereka mengaku sebagai anak- anak terang, mereka berjalan dijalan yang gelap
sebagai anak-anak malam dan anak kegelapan."—Ellen G. White,
Testimoniesfor the Church, jld. 1, hlm. 404.
"Dunia
ini, yang bersikap seperti tidak ada Allah, akan tenggelam dalam sifat
mementingkan diri, pada akhirnya akan mengalami kehancuran yang tiba-tiba, dan
tidak akan dapat meluputkan diri.... Menari dan berpesta pora, mabuk dan
merokok, memanjakan nafsu hewani mereka, mereka pergi seperti sapi yang dibawa
ke tempat pembantaian."—Ellen G. White, Evangelism, hlm. 26.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
1.
Dalam kelas, tanyakan pertanyaan ini, Jika Kristus datang kembali, sudahkah
Anda bersedia? Diskusikan
jawaban dan alasan yang Anda berikan untuk itu.
2.
Perhatikan jawaban Anda untuk pertanyaan hari Senin. Bagaimanakah kita
dapat memelihara rasa mendesak namun pada saat yang sama hidup secara wajar di
tengah-tengah masyarakat?
3.
Sampai pada tingkatan manakah fokus umat Advent pada akhir zaman telah
mempengaruhi hidup Anda baik secara negatif atau positif? Bagaimanakah
pandangan Anda tentang akhir zaman berubah dengan berlalunya waktu? Mengapa
pengertian tentang rencana keselamatan, dan pembenaran oleh iman saja, sangat
penting untuk mendapatkan pengertian yang jelas mengenai peristiwa-peristiwa
akhir zaman?
RANGKUMAN: Dalam 1 Tesalonika
5:1-11, Paulus mengajak setiap orang untuk membuat komitmen agar bersedia
bagi kedatangan Yesus. Pada saat kita menerima Injil, kita menjadi anak-anak
terang. Saat kita menghidupkan kebenaran Injil dalam iman, pengharapan, dan
kasih, kita bertumbuh lebih serupa ke dalam gambar Kristus. Jika pada hari ini
kita siap untuk mati dalam Kristus, kita juga akan bersedia jika Yesus datang
pada hari ini.
Mba, ini ada aplikasinya ga? Version android, bb dan apple. Tq. GBU
ReplyDeleteSepengetahuan saya, belum ada aplikasinya. Itu sebabnya saya mengunggahnya secara manual per pelajaran. Terimakasih sudah berkunjung ke blog saya. Semoga bermanfaat.
ReplyDelete