Pelajaran 8 Triwulan III 2012



(1 Tesalonika 4:13-18)
BACA UNTUK PELAJARAN MINGGU INI: / Tes. 4:13-18; Kis. 17:3; 1 Kor. 15:20-23, 51-58; Yoh. 5:28, 29; Why. 20:4-6.
AYAT HAFALAN: "Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada wak­tu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kris­tus akan lebih dahulu bangkit" (1 Tesalonika 4:16).
Pokok Pikiran: Paulus memberikan kepada jemaat Tesalonika (dan kita) suatu pengharapan yang kuat untuk masa depan, janji kedatangan Kristus yang kedua kali.
Dalam perikop pekan ini (1 Tes. 4:13-18) Paulus bereaksi terhadap ke­salahpahaman teologis dalam jemaat Tesalonika. Meskipun kita tidak memahami sama sekali kesalahan apa yang terjadi pada waktu itu, beberapa anggota mengalami kesulitan untuk memahami keadaan umat yang percaya yang meninggal sebelum Yesus datang kembali. Nampaknya masalah yang terjadi adalah mengenai perbedaan antara mereka yang meninggal sebelum Yesus kembali dan mereka yang masih hidup pada saat Yesus datang kembali.
Pekan ini kita akan mempelajari apa yang kita dapat ketahui tentang situa­si yang menyebabkan Paulus menulis 1 Tesalonika 4:13-18. Dalam bagian ini Paulus tidak hanya membenarkan kesalahpahaman yang ada pada abad perta­ma, namun dia juga menyediakan dasar yang kuat bagi umat Kristen pada abad yang keduapuluh satu. Karena Tuhan Allah tidak berbuat sesuatu tanpa menya­takan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi (Amos 3:7). Dan melalui pelayanan nubuatan dari Rasul Paulus, Tuhan telah menyatakan kepada kita kebenaran yang indah tentang kedatangan Yesus yang kedua kali. Saat kita mempelajari ayat-ayat ini, berdoalah dan renungkan harapan luar biasa yang terkandung di dalamnya untuk kita.
*Pelajari pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 25 Agustus.
Minggu 19 Agustus
SITUASI DI TESALONIKA
Baca 1 Tesalonika 4:13-18. Daftarkan keterangan dalam bagian ini yang menunjuk pada keyakinan palsu dalam gereja Tesalonika yang menyebab­kan dukacita yang tidak perlu bagi mereka yang mengalaminya.
1 Tesalonika 4:13-18
4:13. Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.
4:14 Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.
4:15 Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal.
4:16 Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;
4:17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.
4:18 Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.

Dalam ajaran Yudaisme di zaman Paulus, ada berbagai pandangan tentang akhir zaman. Salah satu ajaran ini, telah menyusup ke dalam jemaat Tesaloni­ka. Meskipun kita tidak merasa pasti ajaran apa itu, namun kelihatannya hal itu menimbulkan pendapat bahwa meskipun semua umat Allah yang setia akan menikmati dunia yang akan datang, hanya mereka yang masih hidup yang akan dibawa ke surga. Mereka yang meninggal sebelum kedatangan Yesus akan di­bangkitkan dan tetap tinggal di dunia ir.i.
Dalam keyakinan seperti ini, akan menjadi suatu kerugian yang besar jika seseorang meninggal sebelum kedatangan Yesus. Hal itu juga berarti adanya pemisahan di antara mereka yang dibawa ke surga dan mereka yang tinggal di dunia. Maka, seandainya jemaat Tesalonika yang menerima surat dari Paulus hidup sampai akhir zaman, mereka akan naik ke surga pada saat kedatangan Yesus, namun mereka harus meninggalkan kekasih merekayang sudah mening­gal di bumi (lihat 1 Tes. 4:13, 14).
Tidaklah heran, jika Paulus mengawali 1 Tesalonika 4:13-18 dengan suatu komentar tentang kebodohan jemaat, dan tidak memulainya dengan frase "eng­kau mengetahuinya dengan baik," yang kelihatan pada bagian lain (1 Tes. 5:2, lihai juga 4:2). Sehubungan dengan nubuatan kedatangan Yesus yang kedua kali, ada beberapa hal penting yang tidak diketahui gereja pada saat itu dan ada banyak juga ajaran palsu yang perlu mereka lupakan.
Pada saat kita mempelajari nubuatan, kita harus mengingat bahwa hal itu ti­dak diberikan untuk memuaskan rasa ingin tahu kita tentang waktu dan rincian peristiwa akhir zaman. Nubuatan memiliki tujuan etika dan moral. Allah telah merancang hal itu untuk mengajarkan kepada kita bagaimana untuk hidup. Hal itu dimaksudkan untuk memberikan dorongan dan tujuan, terutama di tengah- tengah penderitaan dan kehilangan. Jika dipahami dengan benar, nubuatan Al­kitab memiliki kuasa untuk mengubah kehidupan manusia. Dengan kata lain, meskipun sangat penting untuk memiliki keyakinan seperti umat Advent (perca­ya akan Roh Nubuat), terlebih penting lagi untuk hidup seperti umat Advent.
Apakah artinya "hidup seperti seorang umat Advent?" Bawa jawaban Anda ke kelas pada hari Sabat.
Senin 20 Agustus
DUKACITA YANG TIDAK MEMPUNYAI PENGHARAPAN
Menurut 1 Tesalonika 4:13, apakah tujuan Paulus saat dia menulis ayat 13-18? Mengapa ayat ini sangat berarti bagi kita pada saat ini?
1 Tesalonika 4:13
4:13. Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.
Mengapa orang Tesalonika berdukacita seolah-olah mereka tidak mempu­nyai pengharapan? Faktor utama mungkin disebabkan oleh begitu singkatnya kebersamaan jemaat itu dengan Paulus. Kita ketahui bahwa Paulus berbicara tentang kematian dan kebangkitan Yesus (Kis. 17:3). Ada juga bukti bahwa dia berbicara tentang peristiwa-peristiwa akhir, seolah-olah ajaran ini telah disalah mengerti. Namun ada kemungkinan dia tidak memiliki cukup waktu untuk mem­berikan penjelasan sehubungan dengan kebangkitan umat percaya.
Unsur selanjutnya adalah karena latar belakang sebagian besar umat perca­ya yang menerima surat Paulus adalah berasal dari kekafiran (I Tes. 1:9). Mes­kipun berbagai agama pada saat itu menawarkan gambaran dunia akhirat, pada umumnya orang kafir tidak memiliki harapan setelah kematian. Suatu contoh mengenai hal ini ditemukan dalam sebuah surat abad kedua: "Damai untuk Ta- onnophris dan sejahtera untuk Philo. Saya sangat menyesal dan menangisi ke- pergian Didymas. Dan segala sesuatu, yang dapat saya lakukan, telah saya la­kukan, untuk semua sahabatku, Epaphroditus dan Thermuthion dan Philion dan Apollonius dan Plantas. Namun, bagaimanapun juga, untuk hal seperti ini tidak seorang pun yang dapat melakukan sesuatu. Hiburkanlah dirimu satu sama lain. Selamat jalan."—Dikutip dalam Adolf Deissmann, Light From iheAncient East (New York: George H. Doran Company, 1927), hlm. 176.
Sangat ironis karena surat ini dikirimkan kepada seorang ibu yang kehilang­an anaknya memiliki kalimat penutup seperti yang terdapat dalam 1 Tesaloni­ka 4: 18, meskipun memiliki makna yang sangat berbeda. Hiburkanlah seorang dengan yang lain, meskipun tidak ada pengharapan? Itulah yang dia sebutkan. Sangat berbeda dengan apa yang Paulus nyatakan kepada jemaat Tesalonika.
Tujuan Paulus dalam bagian ini diberikan dalam frase yang bertentangan pada bagian awal dan bagian akhir. Paulus menulis dengan tujuan agar mereka tidak bersedih seperti orang-orang yang tidak mempunyai pengharapan (1 Tes. 4:13). Dan dia bermaksud agar kebenaran tentang sifat kedatangan Yesus yang kedua kali akan memberikan pengharapan mulia kepada mereka agar mereka dapat saling menghibur satu sama lain pada saat ditinggalkan oleh orang yang mereka kasihi (1 Tes. 4:18).
Seseorang pernah berkata, "Pada akhirnya, kita semua akan mati juga." Dari sudut pandang manusia, ini merupakan suatu kebenaran. Dari sudut pandang Kitab Suci, pendapat itu sangatlah picik. Dalam jangka panjang, apakah pengharapan mulia yang kita miliki dalam Yesus, dan bagaimanakah kita belajar untuk memiliki damai dalam pengharapan itu pada saat ini?
Selasa 21 Agustus
MENINGGAL DAN BANGKIT (1 TES.  4:14)
Baca 1 Tesalonika 4:14. Pengharapan apakah yang Paulus berikan se­hubungan dengan mereka yang sudah meninggal?
1 Tesalonika 4:14
4:14 Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.
Dalam ayat 14 Paulus memberikan solusi kepada masalah dukacita yang ti­dak berpengharapan. Dalam bahasa aslinya dia menggambarkan umat percaya yang telah meninggal seperti sedang "tidur melalui Yesus." Sementara ungkapan tidur adalah gambaran umum untuk kematian dalam Perjanjian Baru, maka eks­presi untuk kematian seorang yang percaya adalah "tertidur dalam Yesus" atau "dalam Kristus." Contoh yang baik sehubungan dengan hal ini adalah "orang yang mati dalam Kristus" dalam ayat 16.
Masalah kedua sehubungan dengan ayat itu adalah gagasan yang menyatakan bahwa Allah akan membawa mereka yang telah tidur bersama-Nya. Beberapa orang memahami frase ini dengan pengertian bahwa mereka yang sudah mati dalam Kristus (mereka anggap, telah dibawa ke surga pada saat kematian) akan kembali bersama Yesus saat Dia datang. Namun penafsiran ini bertentangan de­ngan ajaran Paulus dalam ayat 16, bahwa kebangkitan umat percaya terjadi pada kedatangan Yesus yang kedua kali; dan tidak terjadi sebelum saat itu.
1 Korintus 15:20-23,51-58
15:20. Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
15:21 Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.
15:22 Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.
15:23 Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.
15:51. Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,
15:52 dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.
15:53 Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati.
15:54 Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.
15:55 Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
15:56 Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
15:57 Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
15:58. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
Kita dapat mengetahui apa yang dia katakan jika kita memperhatikan de­ngan saksama poin utama yang Paulus sampaikan. Dia membuat sebuah per­samaan antara kematian dan kebangkitan Yesus dag kematian dan kebangkitan umat percaya. Bagi Paulus, kebangkitan Yesus dari kematian merupakan sebuah jaminan bagi kebangkitan umat percaya pada saat kedatangan-Nya yang kedua (lihat juga 1 Kor. 15:20-23). Teologi Paulus sangat konsisten. Jika kita perca­ya (1 Tes. 4:14) akan kematian dan kebangkitan Yesus, kitajuga harus percaya akan kebangkitan orang-orang yang telah meninggal dalam Yesus.
Demikianlah, Paulus menggunakan frase melalui Yesus dalam cara yang sama seperti dalam Kristus di ayat 16. Poin yang ingin dia sampaikan kepada jemaat Tesalonika ialah bahwa saudara-saudara mereka yang telah meninggal tidak akan tinggal di dunia pada saat umat percaya diangkat ke surga. Semua akan diangkat ke surga pada saat yang sama (lihat juga Yoh. 14:1-3). Allah ti­dak turun ke dunia bersama orang Kristen yang telah dibangkitkan pada saat kedatangan-Nya; sebaliknya (seperti yang dilakukan kepada Yesus), Dia akan membangkitkan mereka dari kubur dan, bersama mereka yang masih hidup, di­bawa ke surga. Sama seperti kebangkitan Yesus telah terjadi sebelum kenaikan-Nya ke surga, demikianlah yang akan terjadi pada pengikut-Nya yang setia.
Rabu 22 Agustus
BANGKIT DALAM KRISTUS (1 TES. 4:15, 16)
Dalam 1 Tesalonika 4:13-5:11, Paulus mengembangkan idenya di atas ajaran- ajaran Yesus. Lebih dari selusin persamaan antara perikop akhir zaman yang ditu­lis Paulus dan ajaran Yesus yang dicatat dalam Matius, Markus, dan Lukas. Tetapi ketika Paulus berbicara tentang "firman Tuhan" di 1 Tesalonika4:15, dia mengutip kata-kata Jesus yang tidak menjadi bagian dari empat Injil, tetapi Paulus memper­tahankannya untuk kita (contoh yang jelas dapat dilihat dalam Kisah 20:35).

Baca 1 Tesalonika 4:15,16. Menurut Paulus, apakah yang terjadi saat Kristus datang kembali? Lihai juga Why. 1:7; Mat. 24:31; Yoh. 5:28, 29; Kis. 1:9-11.
1 Tesalonika 4:15,16
4:15 Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal.
4:16 Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;
Why. 1:7;
1:7 Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.
Mat. 24:31;
24:31 Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.
Yoh. 5:28, 29;
5:28 Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya,
5:29 dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.
Kis. 1:9-11.
1:9 Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.
1:10 Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka,
1:11 dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."
Kedatangan Yesus yang kedua kali adalah suatu peristiwa yang gegap gem­pita. Hal itu disertai dengan sebuah pekikan dari penghulu malaikat dan sangka­kala Allah. Setiap orang akan mendengar dan melihatnya (lihat Why. 1:7; Mat. 24:31; Yoh. 5:28, 29; Kis. 1:9-11).
Namun kunci utama bagi Paulus di sini ialah urutan peristiwa pada waktu kedatangan Yesus yang kedua kali. Jemaat Tesalonika telah mempercayai bah­wa kematian sebelum kedatangan Yesus yang kedua kali akan membawa keru­gian pada masa kekekalan nanti, kemungkinan adanya perpisahan abadi dengan mereka yang hidup sampai Yesus datang kembali.
Pada bagian ini Paulus memberi jaminan kepada jemaat Tesalonika bahwa umat percaya yang masih hidup tidak akan "mendahului," atau memiliki keun­tungan yang lebih, daripada mereka yang telah beristirahat dalam Yesus. Mereka yang mati dalam Kristus akan dibangkitkan terlebih dulu (lihat Why. 20:4-6). Hal ini terjadi sebelum mereka yang hidup diangkat untuk bertemu Yesus di angkasa (1 Tes. 4:17). Orang benar yang telah mati dibangkitkan dan diberikan kekekalan bersama dengan mereka yang hidup pada saat Dia kembali.
Bagian ini tidak mengajarkan bahwa orang yang mati langsung diangkat ke surga pada saat mereka meninggal. Jika Paulus telah mengajarkan jemaat Tesa­lonika bahwa kekasih mereka telah ada di surga, mengapa mereka masih berdu­ka, dan mengapa dia tidak mengatakannya secara langsung? Sebaliknya, kenya­manan yang Paulus berikan di sini ialah dengan mengetahui bahwa kebangkitan akan mempersatukan mereka dengan semua orang yang mereka kasihi.
Pikirkanlah segala sesuatu yang akan terjadi pada saat kedatangan Ye­sus yang kedua kali: Yesus datang di awan-awan, semua orang melihat Dia, yang mati dibangkitkan, yang hidup diberikan kekekalan, dan semua akan dibawa ke surga. Dari satu sisi, nampaknya hal itu sangat berlebihan, sa­ngat bertentangan dengan logika, pengalaman, dan apa yang ilmu penge­tahuan ajarkan kepada kita. Namun, inilah yang harus kita percayai; jika tidak, kita tidak memiliki pengharapan. Jika Anda dapat mempercayai Tu­han dalam hal seperti ini, bagaimanakah Anda tidak dapat mempercayai kuasa-Nya dalam berbagai "perkara kecil" yang Anda sedang gumuli da­lam hidup Anda?
Kamis 23 Agustus
HIBURKANLAH SATU DENGAN YANG LAIN (1 TES. 4:13, 17, 18)
Baca 1 Tesalonika 4:13, 17, 18. Apakah tujuan utama ayat-ayat ini se­hubungan dengan kedatangan Yesus yang kedua kali?
1 Tesalonika 4:13, 17, 18
4:13. Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.
4:17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.
4:18 Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, tujuan dari nubuatan bukanlah untuk memuaskan rasa ingin tahu kita tentang masa depan namun memberikan pelajaran bagi kita bagaimana hidup pada saat sekarang ini. Bagi Paulus, ren­tetan peristiwa akhir zaman memiliki implikasi praktis untuk kehidupan umat Kristen sehari-hari. Nubuatan itu dinilai dari seberapa jauh nubuatan itu mem­pengaruhi cara kita berhubungan dengan Allah dan sesama manusia. Dalam hal ini, Paulus ingin menggunakan peristiwa-peristiwa akhir zaman untuk menghi­burkan mereka yang telah kehilangan orang-orang yang mereka kasihi.
Baca 1 Tesalonika 4:16,17. Apakah bagian yang penting dari ajaran Alkitab tentang Kedatangan Yesus kedua kali yang tidak ada dalam ayat ini? Lihat Yoh. 14:1-3; Mat. 24:31; Kis. 1:9-11.
1 Tesalonika 4:16,17
4:16 Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;
4:17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.

Yoh. 14:1-3;
14:1. "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
14:2 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.
14:3 Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.

Mat. 24:31;
24:31 Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.

Kis. 1:9-11
1:9 Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.
1:10 Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka,
1:11 dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."

Ayat-ayat ini mengatakan bahwa umat percaya bertemu dengan Yesus di awan-awan dan bersama dengan Dia selamanya. Tema utama di sini adalah tin­dakan mempersatukan satu dengan yang lainnya dan berjumpa dengan Yesus. Ayat ini tidak memberi keterangan tentang ke mana mereka pergi setelah per­temuan mereka di udara, meskipun Paulus tidak mengatakan, bahwa pada saat kedatangan-Nya yang kedua kali, Yesus dan umat percaya akan turun dari surga ke dunia dan memerintah di sana. Pada kenyataannya, dalam bagian ini, perja­lanan orang-orang kudus adalah ke atas. Orang yang mati dalam Yesus akan di­bangkitkan terlebih dulu. Kemudian mereka bersama orang percaya yang masih hidup naik bersama-sama untuk bertemu dengan Tuhan di angkasa.
Paulus memberi informasi lebih lanjut dalam 1 Korintus 15:23,24. Dia mem­buat persamaan antara pengalaman Yesus dan mereka yang tinggal dalam Yesus. Yesus dibangkitkan dan naik ke surga sebagai buah sulung, yang menyatakan bah­wa mereka yang tinggal dalam Dia akan mengalami pengalaman yang sama.
Tujuan orang-orang kudus dijelaskan dalam Yohanes 14:1-3. Ketika Yesus datang kembali, Dia akan membawa murid-murid-Nya ke tempat di mana Dia berada (surga). Dia tidak datang untuk menemui mereka di tempat mereka bera­da (di dunia). Itulah sebabnya mengapa umat Advent mempercayai bahwa pada masa seribu tahun setelah Yesus datang kembali (Why. 20:4-6), orang benar akan bersama dengan Dia di surga, orang jahat akan mati, dan Setan akan ditawan di dunia tanpa ada satu orang pun yang dapat digoda atau diganggu. Hanya setelah segala peristiwa pada masa seribu tahun itu semuanya sudah terjadi barulah umat yang setia akan turun ke dunia dan tinggal di sana (2 Ptr. 3:13; Why. 3:12).
Lihatlah bagaimana gambaran dunia yang kita harapkan nanti. Bagaima­nakah sebaliknya, dengan dunia saat ini? Apakah yang ditawarkan oleh dunia ini kepada kita? Bagaimanakah kita dapat belajar, untuk tidak terperangkap dalam hal-hal yang sama sekali tidak memberikan harapan kepada kita?
Jumat 24 Agustus
PENDALAMAN: "Banyak orang menafsirkan dan mengartikan pasal ini bahwa orang-orang yang tidur akan dibawa dengan Kristus ke dalam surga; tetapi mengar­tikan bahwa sebagaimana Kristus dibangkitkan dari orang mati, demikianlah Allah membangkitkan orang-orang suci yang tidur dari kubur mereka dan membawa me­reka bersama Dia ke surga."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 219.
"Orang-orang Tesalonika ingin memahami buah pikiran bahwa Kristus akan datang untuk mengubahkan yang setia yang masih hidup, akan mengambil mere­ka kepada diri-Nya sendiri. Mereka dengan hati-hati menjaga kehidupan teman- teman mereka, supaya jangan mereka mati dan kehilangan berkat yang mereka harapkan untuk menerimanya pada waktu kedatangan Tuhan. Tetapi satu per­satu kekasih-kekasih mereka telah diangkat dari mereka, dan dengan kesedih­an orang-orang Tesalonika telah memandang untuk waktu yang terakhir pada wajah orang-orang yang sudah mati, hampir tidak berani mengharapkan untuk bertemu dengan mereka dalam kehidupan yang akan datang.
"Sedang suratan Paulus dibuka dan dibaca, kesukaan dan penghiburan yang besar telah dibawa kepada sidang oleh perkataan yang menyatakan keadaan yang sebenarnya dari orang mati. Paulus menunjukkan bahwa mereka yang hidup bila Yesus akan datang tidak akan pergi untuk menemui Tuhan mereka lebih dulu daripada mereka yang telah tertidur dalam Yesus."—Hlm. 217, 218.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
1.     Dalam kelas, diskusikanlah apa artinya "hidup seperti seorang umat Advent." Apa sajakah keyakinan kita yang sangat berbeda yang juga harus dinyatakan dalam gaya hidup yang berbeda?
2.     Pikirkanlah kejatuhan manusia, rencana keselamatan, dan janji hidup kekal. Apakah yang Yesus lakukan yang memberi kita harapan, dan janji, bahwa kematian tidak untuk selamanya? Apakah alasan yang kita miliki untuk mempercayai apa yang telah Dia lakukan untuk kita? Bagaimanakah kebangkitan Yesus menawarkan kepada kita pengha­rapan yang besar bahwa kita akan dibangkitkan lagi jika kita mening­gal sebelum Dia datang kembali? Bagaimanakah kita dapat menerima penghiburan dari rencana keselamatan, khususnya saat kematian itu nampaknya begitu pasti, lengkap, dan tidak mengenal ampun?
3.   Baca ayat-ayat untuk pelajaran pekan ini bersama anggota kelas dan dis­kusikan apa arti ayat-ayat itu, bagaimanakah itu mempengaruhi perasa­an Anda, dan pengharapan serta janji yang ditemukan di dalamnya.
RANGKUMAN: Dalam pelajaran pekan ini, Paulus meluruskan sejumlah kesalahpahaman yang ada tentang keadaan orang mati dan hal-hal yang terja­di di sekitar kedatangan Yesus yang kedua kali. Ketika Yesus kembali, mereka yang mati dalam Kristus akan bangkit lebih dulu, barulah semua umat percaya akan naik bersama-sama untuk bertemu dengan Yesus di angkasa. Umat per­caya dapat dihiburkan dengan mengetahui bahwa perpisahan dari orang yang mereka kasihi hanyalah sementara waktu saja.





1 comment: