(1
Tesalonika 1:1-10)
SABAT
PETANG
BACA UNTUK PELAJARAN MINGGU INI: 1
Tes. 1:1-10; 1 Korintus 13; 1 Tim. 1:15; Gal. 5:19-23; Dan. 12:2.
AYAT HAFALAN: Kami selalu mengucap syukur kepada Allah
karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami. Sebab kami selalu mengingat
pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita
Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita" (1
Tesalonika 1:2, 3).
Pokok Pikiran:
Paulus memiliki banyak hal yang baik untuk dikatakan kepadajemaat di
Tesalonika, setidaknya saat dia mulai menuliskan kata-kata pertama dalam suratnya
untuk mereka. Kita perlu memberikan perhatian kepada berbagai aspek kehidupan
jemaat di Tesalonika yang mendapat pujian dari Paulus.
Paulus
mengawali suratnya yang pertama kepada jemaat di Tesalonika dengan menekankan
peranan doa, seberapa sering dia berdoa untuk mereka, hal itu menunjukkan kasih
dan perhatian mendalam yang dia miliki untuk jemaat di sana. Pada bagian ini
Paulus bersukacita karena jemaat Tesalonika, secara keseluruhan, nampaknya
setia. Kehidupan yang mereka tunjukkan memberikan cukup banyak bukti dari
kuasa Roh Kudus yang mengubahkan hidup manusia, meskipun banyak tantangan yang
mereka hadapi.
Paulus menyimpulkan pasal pertamanya dengan menyatakan
bagaimana keterbukaan di jemaat Tesalonika kepada Paulus dan ajarannya menuntun
mereka menjadi jemaat yang setia menantikan kedatangan Tuhan Yesus. Mereka
adalah umat percaya yang selalu bersedia bagi hari kedatangan Yesus dari surga
untuk membebaskan mereka dari "murka yang akan datang."
Dalam pelajaran ini kita mendapatkan gambaran sekilas
tentang bagaimana umat yang baru bertobat menghadapi berbagai tantangan yang
datang setelah penginjilan.
*
Pelajari pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 28 Juli.
Minggu 22 Juli
DOA
BERKAT (1TES. 1:1-3)
Dalam kata-kata pembukaan surat 1 Tesalonika, kita
menangkap gambaran dari sifat tidak mementingkan diri yang ada pada Paulus.
Sementara sudah jelas bahwa dialah penulis surat ini (1 Tes. 2:18, 3:5,
5:27), dia memberikan penghargaan kepada rekan kerjanya Silas dan Timotius.
Baca 1 Tesalonika 1:1-3. Dalam hal apakah Paulus,
Silas, dan Timotius mengucap syukur? Apakah makna hal-hal ini dalam kehidupan
sehari- hari? Artinya, bagaimanakah hal ini dapat diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari? Sebagai contoh, bagaimanakah pekerjaan iman dapat dinyatakan
dalam cara hidup kita?
1 Tesalonika 1:1-3
1:1.
Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat orang-orang Tesalonika yang di
dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai
sejahtera menyertai kamu.
1:2.
Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu
dalam doa kami.
1:3
Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan
pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.
Pembukaan
suratnya ini menampilkan ciri khas huruf Yunani kuno, namun dengan paduan yang
menarik. Untuk salam pembuka dengan pola Yunani (kasih karunia), Paulus
menambahkan salam Yahudi yang sangat popular yaitu damai (shalom dalam
bahasa Ibrani). Kasih karunia dan damai sejahtera memberikan gambaran yang
tepat tentang pengalaman yang didapatkan bersama Yesus.
Siapakah Silwanus? Nama ini mencerminkan nama Latin
untuk "Silas" dalam bahasa Aram. Orang Yahudi yang tinggal di luar
Palestina biasanya mengadopsi nama Yunani atau nama Latin untuk disandingkan
dengan nama-nama Yahudi (itulah sebabnya "Saulus" menjadi
"Paulus"). Silas adalah seorang Kristen di Yerusalem seperti Markus,
yang menjadi teman seperjalanan Paulus yang mula-mula. Dengan keikutsertaan salah
seorang pemimpin gereja di Yerusalem dalam berbagai perjalanan misionarisnya,
Paulus telah melakukan upaya yang terbaik untuk mempertahankan kesatuan dalam
gereja.
Kata-kata apakah yang terdapat dalam 1 Tesalonika
1:1-3 menjadi lebih populer karena penggunaannya di 1 Korintus 13? Kata apakah
yang menjadi fokus penekanan surat 1 Korintus, mengapa demikian?
1 Kor. 13:13
13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal
ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya
ialah kasih.
Dalam
doa-doanya, Paulus berfokus hanya pada kenyataan, bukan pada kerohanian yang
memusingkan. Iman menghasilkan perbuatan. Kasih yang tulus menghasilkan lebih
banyak pekerjaan yang baik. Dan pengharapan menuntut kesabaran. Penekanan pada
kata-kata ini adalah pada tindakan, bukan pada ide-ide yang abstrak.
Susunan iman, kasih, dan pengharapan beraneka ragam di dalam Perjanjian Baru,
namun yang paling penting dari ketiganya dituliskan pada urutan terakhir
(lihat 1 Kor. 13:13). Susunan pada ayat 3 menekankan pentingnya berbagai
peristiwa akhir zaman dalam pemikiran Paulus dalam kedua suratnya kepada
jemaat Tesalonika.
Paulus juga bersyukur di hadapan Allah karena dia
mengingat bagaimana jemaat di Tesalonika telah menerima Injil. Kemungkinan dia
juga berharap, bahwa tanggapan positif yang mereka berikan pada pujian Paulus
akan membuat mereka lebih mudah terbuka kepada masalah yang ingin dia sampaikan
kepada mereka.
Senin 23 Juli
ALLAH TELAH MEMILIH SAUDARA (1 TES. 1:4J
Baca 1
Tesalonika 1:4. Apakah artinya bahwa Allah telah memilih kita? Apakah itu
berarti bahwa kita tidak lagi memiliki pilihan? Sebaliknya, apakah itu berarti
bahwa seseorang yang tidak dipilih oleh Allah tidak dapat memiliki keselamatan
sekalipun dia menginginkannya?
1 Tesalonika 1:4
1:4 Dan kami tahu, hai saudara-saudara
yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu.
Ayat 4 melanjutkan kalimat yang Paulus sudah mulai di
ayat 2, dengan "bersyukur." Salah satu alasan mengapa Paulus
bersyukur pada Allah ialah karena Allah sudah "memilih" jemaat
Tesalonika.
Beberapa orang Kristen telah mengambil sikap yang
ekstrem dalam menanggapi ide menjadi "umat pilihan." Mereka ingin
agar umat pilihan tidak terlalu memikirkan pola hidup atau perilaku.
Sebaliknya, mereka mengajarkan bahwa keselamatan bergantung pada pilihan Allah
gantinya pada pilihan kita sendiri. Pengajaran yang demikian dapat juga
menuntun pada ide-ide yang menyatakan bahwa kasih karunia Allah hanya untuk
orang-orang tertentu dan bahwa, sekali diselamatkan, maka orang itu tidak dapat
lagi memilih untuk tidak selamat.
Bagaimanakah
ayat-ayat ini menolong kita untuk memahami bahwa keselamatan itu adalah pilihan
kita? Yos. 24:15; 1 Tim. 2:4; Why. 3:20.
Yos. 24:15;
24:15. Tetapi jika kamu anggap tidak
baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu
akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang
sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku
dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"
1 Tim. 2:4;
2:4 yang menghendaki supaya semua orang
diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.
Why. 3:20.
3:20 Lihat, Aku berdiri di muka pintu
dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu,
Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia
bersama-sama dengan Aku.
Iman tidak mungkin ada tanpa kuasa Allah yang bekerja
dalam hati orang tersebut. Namun, pada akhirnya, Allah mengizinkan umat
manusia untuk membuat pilihan dan menentukan sikap mereka pada Dia dan segala
sesuatu yang Dia sudah kerjakan untuk kita semua. Dan apa yang sudah Dia
kerjakan untuk kita ialah dengan "memilih" kita di dalam Kristus.
Kita semua telah "dipilih" untuk mendapatkan keselamatan. Pada
kenyataannya bila ada yang tidak selamat nantinya maka hal itu membuktikan
bahwa itu mencerminkan pilihan mereka, dan bukan pilihan Allah. Pilihan Allah
adalah agar setiap umat manusia mendapatkan keselamatan. Seperti yang Paulus
katakan dalam 1 Timotius 2:4, Allah menginginkan agar setiap orang dapat
diselamatkan, dan mengenal kebenaran.
Pikirkanlah lagi apa artinya bagi Anda jika Anda
mengetahui bahwa Anda telah "dipilih" oleh Allah, bahwa Allah
menginginkan agar Anda mendapatkan keselamatan, dan bilamana Anda hilang maka
hal itu merupakan penyimpangan dari rencana dan kerinduan Allah bagi kita
semua. Dorongan apakah yang dapat Anda ambil dari kebenaran yang indah ini?
Selasa 24 Juli
JAMINAN DI DALAM KRISTUS (1 TES. 1:5)
Baca 1 Tesalonika 1:5. Bagaimanakah kita mendapatkan
jaminan bahwa kita sudah benar dalam pemandangan Allah? Apakah tiga bukti
utama yang telah ditunjukkan oleh jemaat di Tesalonika pada Paulus yang menyatakan
bahwa mereka ada dalam keadaan benar di hadapan Allah?
1 Tesalonika 1:5
1:5 Sebab Injil yang kami beritakan
bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan
kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu
tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu.
Ayat 5 dimulai
dengan kata "sebab" atau "karena." Dalam ayat ini Paulus
memberikan rincian dari dasar keyakinannya bahwa jemaat Tesalonika telah
dipilih oleh Allah (1 Tes. 1:4). Dia juga memberikan alasan-alasan lebih
lanjut mengapa doa-doanya dipenuhi dengan rasa syukur (1 Tes. 1:2).
Paulus bersu- kacita atas bukti-bukti yang nyata bahwa jemaat Tesalonika telah
memberikan sambutan pada Allah dan bahwa Allah telah menerima mereka.
Paulus memulai ayat ini dengan bersukacita atas
tanda-tanda lahiriah yang dapat dilihat dari posisi jemaat Tesalonika di
hadapan Tuhan. Penerimaan mereka akan Injil bukan hanya sekadar persetujuan
mental terhadap berbagai ajaran dan doktrin. Kehidupan mereka sehari-hari
menunjukkan kehadiran kuasa Allah. Dalam kehidupan gereja setiap hari, segala
sesuatu dilihat sebagai bagian dari campur tangan Ilahi. Doa-doa dijawab dan
kehidupan banyak orang diubahkan. Kenyataan iman mereka ditunjukkan dalam
pekerjaan mereka.
Bagaimanakah kita dapat mengetahui bahwa Roh Kudus
hadir dan nyata dalam kehidupan seseorang dan di dalam jemaat?
Lihat Gal. 5:19- 23, 1 Kor. 12:1-11.
Gal. 5:19- 23,
5:19 Perbuatan daging telah nyata,
yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
5:20 penyembahan berhala, sihir,
perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri,
percideraan, roh pemecah,
5:21 kedengkian, kemabukan, pesta pora
dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah
kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan
mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri.
Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
1 Kor. 12:1-11
12:1. Sekarang tentang karunia-karunia
Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya.
12:2 Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu
masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala
yang bisu.
12:3 Karena itu aku mau meyakinkan
kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat
berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorangpun, yang dapat
mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.
12:4 Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu
Roh.
12:5 Dan ada rupa-rupa pelayanan,
tetapi satu Tuhan.
12:6 Dan ada berbagai-bagai perbuatan
ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.
12:7 Tetapi kepada tiap-tiap orang
dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
12:8 Sebab kepada yang seorang Roh
memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh
yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
12:9 Kepada yang seorang Roh yang sama
memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.
12:10 Kepada yang seorang Roh
memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan
karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk
membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk
berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia
untuk menafsirkan bahasa roh itu.
12:11 Tetapi semuanya ini dikerjakan
oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap
orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
"Buah"
Roh adalah bukti kuat bahwa Allah sedang aktif bekeija. Kasih, sukacita, dan
damai hanya dapat dipalsukan untuk sementara waktu saja, namun melalui
pergaulan sehari-hari di antara anggota jemaat, yang asli akan dipisahkan dari
yang palsu. Pada saat Roh Kudus hadir, maka hal-hal yang tadinya tidak alami
bagi manusia yang berdosa mulai menjadi suatu hal yang alami. Umat Kristen
mendapati diri mereka melakukan kebajikan dan kebaikan yang tadinya mereka
tidak pernah lakukan. Paulus melihat ada banyak bukti yang menyatakan bahwa
kehidupan jemaat Tesalonika telah diubahkan oleh pekerjaan Roh Kudus.
Bagi Paulus, bukti akhir yang menyatakan bahwa Allah
telah memilih jemaat di Tesalonika adalah keyakinan mereka yang mendalam
kepada Injil sebagai suatu kebenaran dan bahwa Allah benar-benar nyata di
dalam kehidupan mereka. Meskipun keyakinan seperti itu tidak selalu benar dalam
setiap kasus, suatu keyakinan yang sangat kuat tentang hubungan baik yang kita
jalin dengan Allah biasanya menyertai Injil yang sejati.
Sudah berapa banyakkah jaminan keselamatan yang Anda
miliki? Pada landasan apakah akhirnya, jaminan itu harus didirikan?
MENGIKUTI TELADAN PAULUS (1 TES. 1:6, 7)
Baca 1 Tesalonika 1:6, 7. Apakah pekabaran Paulus di
sana? Bagaimanakah kita dapat mengerti hal ini, mengingat bahwa Yesus adalah
teladan utama kita?
1 Tesalonika 1:6, 7
1:6. Dan kamu telah menjadi penurut
kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman
itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
1:7 sehingga kamu telah menjadi teladan
untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya.
Kebanyakan
terjemahan tidak menunjukkan hal ini, namun dalam ayat 6 Paulus melanjutkan
kalimat yang sama yang ia mulai dalam ayat 2 dan membawanya sampai ke ayat 10.
Topik utama dari kalimat panjang adalah daftar alasan yang dimiliki Paulus
sehingga dia mengucapkan syukur di dalam doanya. Ayat 6 dan 7 menambahkan dua
hal ke dalam daftar pengucapan syukur, yang dibangun di atas dasar kata
"karena" pada awal ayat 5. Paulus bersyukur (ay. 2) karena
(ay. 5) jemaat Tesalonika telah mengikut teladan Paulus dan rekan-rekannya,
dengan demikian membuat diri mereka menjadi contoh yang dapat diteladani
(ay. 6, 7).
Kita sering mengamarkan orang lain bahaya dari meniru
orang lain siapa pun itu kecuali Kristus. Hal itu benar karena, orang yang
terbaik sekalipun kadang- kadang mengecewakan kita. Namun pada kenyataannya
kita membutuhkan tokoh teladan. Semua orang pada suatu saat saling membutuhkan
satu sama lain untuk bimbingan, nasihat, dan bantuan dalam mengerjakan suatu
hal tertentu dan pada saat-saat sukar. Siapakah yang tidak merasakan berkat
dari nasihat yang baik dan teladan yang baik? Demikian juga, apakah kita suka
atau tidak, pada saat kita menjadi pemimpin di gereja, orang akan meniru teladan
kita. Jika demikian, betapa pentingnya, seorang Kristen menghidupkan apa yang
mereka khotbahkan dan menjadi teladan dari apa yang mereka katakan.
Pada saat yang sama, Paulus telah menempatkan beberapa
pengamanan di sini. Pertama, menuruti teladan (ay. 6) menjadi bagian
para penerima Injil (ay. 5). Fokus utama jemaat di Tesalonika adalah
menerima Firman Allah dan menerapkannya secara langsung dalam kehidupan mereka
dengan kuasa Roh Kudus. Firman Allah selalu dapat dipercaya. Kedua, Paulus
mengarahkan mereka kepada Yesus sebagai model utama (ay. 6). Apa yang
Yesus telah lakukan, dan akan lakukan, menjadi contoh yang lebih aman dari apa
yang Paulus hendak kerjakan. Lagi pula, Paulus tidak di bawah pengaruh dirinya
sendiri atau karakternya (1 Tim. 1:15).
Dengan demikian, Paulus menegaskan kerinduan mereka
untuk meniru dia sebagai guru dan pembimbing yang mereka kasihi, dan juga
menjadi model yang juga layak diteladani. Dalam hal ini, teladan yang sedang
diberikan adalah sukacita di dalam penderitaan. Penderitaan dapat membuat
hidup orang itu bertambah pahit atau bertambah baik. Dalam konteks Injil dan
kuasa Roh Kudus, jemaat Tesalonika menemukan sukacita abadi di tengah-tengah
penderitaan, sama seperti yang Paulus dan Silas miliki sebelumnya (Kis.
16:22-25).
Jenis keteladanan apakah yang Anda berikan di gereja?
Hal apakah yang ada dalam hidup Anda yang dapat diteladani oleh orang lain?
Dalam kehidupan kita apakah yang tidak dapat dijadikan contoh untuk orang
lain?
Kamis 26 Juli
BUKTI TAMBAHAN DARI IMAN (1 Tes 1:8-10)
Baca 1 Tesalonika 1:8-10. Dalam hal apakah ayat-ayat
ini memberikan bukti tambahan tentang iman jemaat Tesalonika?
1 Tesalonika 1:8-10
1:8 Karena dari antara kamu firman
Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat
telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah
mengatakan apa-apa tentang hal itu.
1:9 Sebab mereka sendiri berceritera
tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari
berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar,
1:10 dan untuk menantikan kedatangan
Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu
Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.
Paulus
melanjutkan kalimatnya yang dia sudah mulai di ayat 2 dengan menjelaskan
betapa dia menyadari bahwa jemaat Tesalonika telah menjadi teladan untuk umat
percaya lainnya di Makedonia dan Akhaya (tempat Korintus berada).
Pertama, mereka
menjadi teladan dalam usaha penginjilan dan teladan dalam keberhasilan. Dari
jemaat inilah Firman Tuhan diberitakan hingga tersebar sampai ke kedua provinsi
tersebut, dan bahkan sampai ke provinsi-provinsi lainnya. Paulus juga
menganggap mereka menjadi teladan dalam iman karena keterbukaan mereka
kepadanya dan kepada Injil. Mereka rela untuk diajar. Mereka juga rela untuk
membuat perubahan yang radikal dalam kehidupan mereka, seperti meninggalkan
berhala-berhala dan berbagai bentuk ibadah yang popular pada saat itu.
Komunikasi
relatif cepat di daerah kekuasaan Romawi kuno, berkat adanya fasilitas jalan
raya yang cukup baik dan transportasi yang cukup baik untuk menjangkau
tempat-tempat yang jauh. Dengan demikian, pernyataan yang menyebutkan bahwa
iman mereka telah tersiar "di mana-mana" mungkin menunjukkan bahwa
orang-orang yang berada di Roma dan Antiokhia telah membenarkan hal itu saat
mereka berkomunikasi dengan Paulus.
Adalah wajar
jika orang ingin melakukan hal yang terbaik seperti yang diharapkan oleh orang
lain. Pujian berisi harapan-harapan yang tersirat. Dengan memuji iman mereka
dengan cara yang luar biasa, Paulus mendorong mereka untuk terus bertumbuh
dalam iman lebih baik lagi dari waktu ke waktu.
Kelihatannya
ada sesuatu yang istimewa dalam pertobatan mereka. Sebagai penyembah berhala
mereka harus mengatasi dua hambatan utama. Pertama adalah sehubungan dengan
"pekabaran yang tidak masuk akal" tentang beberapa orang yang sudah
mati namun hidup kembali. Kemudian fakta yang berikut adalah bahwa itu adalah
pekabaran orang Yahudi yang dianggap tidak waras. Banyak orang yang
bukan Yahudi mungkin tertawa pada saat mereka mendengar pekabaran Kristen.
Jemaat Tesalonika tidak menertawakan Injil. Sebaliknya, mereka menata ulang
kehidupan mereka sesuai dengan terang Injil.
"Orang-orang percaya di Tesalonika adalah para
misionaris. Hati mereka menyala dengan semangat untuk Juruselamat mereka, yang
telah meluputkan mereka dari 'murka yang akan datang.' Melalui rahmat Kristus
perubahan yang ajaib ini telah terjadi dalam kehidupan mereka, dan perkataan
Tuhan, sebagaimana diucapkan kepada mereka, dipenuhi dengan kuasa. Hati
dimenangkan oleh kebenaran yang dipersembahkan, dan jiwa-jiwa ditambahkan
kepada jumlah orang percaya."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld.
7, hlm. 216.
Baca lagi 1 Tesalonika 1:10. Apakah yang Paulus
bicarakan di sini? Apakah murka yang akan datang itu? Apakah yang telah
dilakukan oleh kebangkitan Yesus untuk menjawab masalah itu? Mengapa janji ini
sangat penting bagi iman kepercayaan kita? Lihat 1 Kor.
15:12-17-, Yoh. 11:24, 25; Dan. 12:2.
1 Tesalonika 1:10
1:10
dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah
dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita
dari murka yang akan datang.
Dan. 12:2.
12:2 Dan banyak dari antara orang-orang
yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat
hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.
Jumat 27
Juli
PENDALAMAN: "Tibanya Silas dan Timotius dari Makedonia,
selama persinggahan Paulus di Korintus, telah menggembirakan rasul itu. Mereka
membawa kepadanya' kabar baik' tentang' iman dan kasih' dari mereka yang telah
menerima kebenaran selama kunjungan yang pertama dari pesuruh-pesuruh Injil
kepada orang Tesalonika. Hati Paulus menunjukkan dengan lemah lembut terhadap
orang-orang percaya ini, yang di tengah-tengah pencobaan dan kesengsaraan,
telah tetap setia kepada Allah. Ia rindu untuk mengunjungi mereka secara pribadi,
tetapi sebab hal ini tidak mungkin, ia menulis kepada mereka.
"Dalam suratnya ini kepada sidang di Tesalonika
rasul itu menyatakan terima kasihnya kepada Allah karena kabar yang baik dari
pertambahan iman mereka....
"Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena
kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami. Sebab kami selalu mengingat
pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita
Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.
"Banyak dari orang-orang percaya di Tesalonika
telah 'berbalik dari berhala- berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang
hidup dan yang benar'.... Rasul mengatakan bahwa kesetiaan mereka mengikuti
Tuhan 'menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan
Akhaya.'"—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 215,216.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
1.
Sehubungan dengan peran dari seorang yang menjadi
teladan, selain Yesus. Apakah keuntungan dan kerugian yang datang kepada
mereka?
2.
Paulus menghabiskan sebagian besar suratnya dengan
ungkapan terima kasihnya kepada Tuhan atas keadaan jemaat Tesalonika. Apakah
yang dapat dan harus, diperankan oleh pengucapan syukur dalam pengalaman
peribadatan kita, baik secara pribadi maupun secara jemaat?
3. Jika orang-orang di sekitar Anda mencari bukti iman
jemaat Anda, apakah yang akan mereka temukan? Bagaimanakah supaya ada
perubahan yang lebih baik lagi? Mengapa pujian dari orang lain itu sangat
penting? Mengapa juga kita harus lebih berhati-hati saat melakukannya?
4. Pikirkanlah kembali seberapa pentingkah doktrin
kedatangan Yesus yang kedua kali untuk iman kita. Apakah alasan yang baik yang
kita miliki untuk mempercayai sesuatu yang begitu radikal, seperti halnya
mempercayai sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya?
RANGKUMAN: Paulus menemukan sukacita dalam bersyukur kepada
Allah atas segala bukti yang melimpah sehubungan dengan pekeijaan-Nya dalam
hidup umat percaya di Tesalonika. Dalam membagikan isi doanya dengan mereka,
Paulus berharap dapat memotivasi mereka untuk terus bertumbuh dalam iman dan
dalam usaha mereka untuk menjangkau keluar.
No comments:
Post a Comment