SABAT PETANG
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Kel. 18:13-26;
Mat. 7:17, 18; Kis. 6:1-8; Yoh. 4:36; Kis. 15:36-40.
AYAT HAFALAN: "Dan bagaimana
mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: 'Betapa
indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!'" (Roma 10:15).
Pokok Pikiran: Tidaklah cukup bagi seorang
anggota dilatih untuk tugas penginjilan dan kesaksian; mereka juga harus aktif
bekerja bagi jiwa-jiwa.
Ada banyak anggota jemaat yang menyesali kenyataan yang sering terjadi di gerejadi mana mereka seringdiminta untuk menghadiri seminar penginjilan dan kesaksian, tetapi pada saat kembali ke gereja masing-masing mereka tidak didorong untuk terlibat dalam penginjilan. Akibatnya, banyak jemaat yang kurang aktif dalam penginjilan dan kesaksian tidak menyadari adanya orang-orang yang sudah terlatih di dalam gereja. Sangat jarang orang menawarkan dirinya untuk suatu pelayanan, yang lain cenderung berkesimpulan bahwa pelayanan mereka tidak dibutuhkan. Suatu cara yang paling berhasil untuk menghambat keterlibatan anggota dalam aktivitas gereja ialah dengan meniadakan peranan mereka dalam bidang pelayanan yang selama ini mereka sudah kerjakan dengan baik. Adalah tanggung jawab gereja setempat untuk menemukan di mana, dan bagaimana, setiap anggota dapat mendukung strategi gereja dalam bersaksi dan menginjil. Semua yang mau terlibat memiliki kesempatan. Kuncinya adalah menemukan tempat yang tepat bagi setiap orang.
Pekan ini kita akan mempelajari konsep
pengutusan para pekerja Injil dan cara yang tepat untuk memaksimalkan
keterlibatan anggota agar dapat memberikan kontribusi bagi keharmonisan
gereja, pertumbuhan rohani, dan pertambahan keanggotaan jemaat.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk
persiapan Sabat, 2 Juni.
Minggu 27 Mei
KEWAJIBAN BERSAMA
Ada banyak pemimpin gereja yang mempunyai dedikasi tetapi
mengurangi efektivitasnya sebagai seorang pemimpin karena mereka tidak mau
berbagi beban pelayanan dengan orang lain. Ini bukanlah masalah baru yang
diciptakan oleh dunia modern yang serba cepat. Bahkan Musa yang merupakan salah
seorang pemimpin yang terkenal dalam Perjanjian I ama perlu dibantu agar dapat
melihat gambaran besar dari kepemimpinan yang berbagi. Kita dapat belajar dari
pengalamannya dan dari nasihat yang bijaksana dari mertuanya, Yitro.
Bacalah
Keluaran 18:13-26. Apakah arti penting dari ungkapan "mereka harus"
dalam ayat 22?
Keluaran
18:13-26
18:13 Keesokan harinya duduklah Musa mengadili di antara bangsa itu; dan
bangsa itu berdiri di depan Musa, dari pagi sampai petang.
18:14 Ketika mertua Musa melihat segala yang dilakukannya kepada bangsa
itu, berkatalah ia: "Apakah ini yang kaulakukan kepada bangsa itu?
Mengapakah engkau seorang diri saja yang duduk, sedang seluruh bangsa itu
berdiri di depanmu dari pagi sampai petang?"
18:15 Kata Musa kepada mertuanya itu: "Sebab bangsa ini datang
kepadaku untuk menanyakan petunjuk Allah.
18:16 Apabila ada perkara di antara mereka, maka mereka datang kepadaku
dan aku mengadili antara yang seorang dan yang lain; lagipula aku
memberitahukan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan
Allah."
18:17 Tetapi mertua Musa menjawabnya: "Tidak baik seperti yang
kaulakukan itu.
18:18 Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang
beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup
engkau melakukannya seorang diri saja.
18:19 Jadi sekarang dengarkanlah perkataanku, aku akan memberi nasihat
kepadamu dan Allah akan menyertai engkau. Adapun engkau, wakililah bangsa itu
di hadapan Allah dan kauhadapkanlah perkara-perkara mereka kepada Allah.
18:20 Kemudian haruslah engkau mengajarkan kepada mereka
ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan, dan memberitahukan kepada mereka
jalan yang harus dijalani, dan pekerjaan yang harus dilakukan.
18:21 Di samping itu kau carilah dari seluruh bangsa itu orang-orang
yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang
benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi
pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan
pemimpin sepuluh orang.
18:22 Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili di antara bangsa; maka
segala perkara yang besar haruslah dihadapkan mereka kepadamu, tetapi segala
perkara yang kecil diadili mereka sendiri; dengan demikian mereka meringankan
pekerjaanmu, dan mereka bersama-sama dengan engkau turut menanggungnya.
18:23 Jika engkau berbuat demikian dan Allah memerintahkan hal itu
kepadamu, maka engkau akan sanggup menahannya, dan seluruh bangsa ini akan pulang
dengan puas senang ke tempatnya."
18:24 Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu dan dilakukannyalah
segala yang dikatakannya.
18:25 Dari seluruh orang Israel Musa memilih orang-orang cakap dan
mengangkat mereka menjadi kepala atas bangsa itu, menjadi pemimpin seribu
orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh
orang.
18:26 Mereka ini mengadili di antara bangsa itu sewaktu-waktu;
perkara-perkara yang sukar dihadapkan mereka kepada Musa, tetapi
perkara-perkara yang kecil diadili mereka sendiri.
Kita hanya dapat menerka berapa lama Musa akan dapat
bertahan dengan jadwal kerja yang sangat tidak realistis. Demikian juga, kita
hanya dapat menduga sejauh mana Musa mengetahui adanya penolong yang
berpotensi. Pelajaran yang diberikan dalam kisah ini ialah bahwa sebenarnya
ada banyak orang yang sanggup dan mau menolong. Musa harus membiarkan mereka terlibat,
dan membagikan kepada mereka tanggung jawab khusus.
Pelayanan yang pemimpin gereja harus rela bagikan adalah
mencakup tugas penginjilan dan kesaksian. Prinsip-prinsip organisasi yang baik
dan berbagi tanggung jawab yang kita ambil dari pengalaman Musa sangat berharga
untuk kita terapkan dalam memenangkan jiwa-jiwa bagi kerajaan Allah.
Hal
penting apakah yang Anda dapat lihat dari cara Musa memilih orang dengan
sifat-sifat tertentu (ay. 21) dan memberikan kepada mereka tingkat
tanggung jawab yang berbeda (ay. 25)?
Bagaimanakah prinsip-prinsip ini dapat diterapkan pada strategi penginjilan
gereja saat ini?
18:21 Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang
cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci
kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi
pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan
pemimpin sepuluh orang.
18:25 Dari seluruh orang Israel Musa memilih orang-orang cakap dan
mengangkat mereka menjadi kepala atas bangsa itu, menjadi pemimpin seribu
orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh
orang.
Kemungkinan sifat rohani dari tugasnya sebagai jurubicara
Allah membuat Musa segan membagikan tanggung jawabnya. Kita juga merasakan
besarnya tanggung jawab memberitakan tentang Allah kepada orang banyak dan
berbicara mewakili Allah. Jangkauan keluar dan penginjilan yang kita kerjakan
merupakan suatu hal yang serius. Kita diingatkan bahwa hal ini menyangkut kehidupan
yang kekal. Sementara fakta ini membuat kita berhati-hati dalam melaksanakannya,
kita harus senantiasa rela melibatkan setiap orang dalam kegiatan jangkauan
keluar dan penginjilan.
Baca
lagi Keluaran 18:21, 22. Perhatikan bahwa para pemimpin yang baru diangkat siap
melayani kapan saja. Demikianlah, kita harus selalu bersedia untuk memberikan
jawaban atas pengharapan yang ada pada kita.
18:21 Di samping itu kau carilah dari seluruh bangsa itu orang-orang
yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang
benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi
pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan
pemimpin sepuluh orang.
18:22 Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili di antara bangsa; maka
segala perkara yang besar haruslah dihadapkan mereka kepadamu, tetapi segala
perkara yang kecil diadili mereka sendiri; dengan demikian mereka meringankan
pekerjaanmu, dan mereka bersama-sama dengan engkau turut menanggungnya.
Senin 28 Mei
MENANGGUNG RISIKO DEMI KEBERHASILAN
Anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh memiliki
potensi pelayanan yang luar biasa. Banyak orang yang bersemangat untuk terlibat
dalam strategi penginjilan di gereja mereka, tetapi para pemimpin kadangkala
enggan untuk membiarkan mereka terlibat. Lagipula pola pikir yang beranggapan
bahwa "hanya orang yang profesional yang sanggup melakukannya" lahir
dari perasaan takut, jangan sampai mereka (anggota awam) salah dalam
berkata-kata atau bertindak sehingga orang berpaling dari Kristus dan
gereja-Nya. Sangat menyedihkan, sikap antipati terhadap keterlibatan anggota
sangat mengakar bahkan hal itu berhasil mematahkan semangat anggota jemaat
sekalipun mereka sudah dilatih untuk suatu pelayanan tertentu. Koh Kudus dan
segala sesuatu yang di- janjikan-Nya bukan untuk para pemimpin saja; itu adalah
untuk mereka yang mau berserah dalam iman dan taat pada kehendak Tuhan, untuk
mereka yang rela menyangkal diri dan bekerja bagi keselamatan orang lain.
Prinsip
apakah yang diajarkan oleh Yesus dalam Matius 7:17,18 yang dapat menghilangkan
ketakutan para pemimpin? Bagaimanakah kita dapat mem bedakan antara buah yang
baik dan buah yang buruk, bagaimanakah seluruh pemimpin gereja dapat terlibat
dalam proses ini? Dan bagaimanakah kita dapat melakukan hal ini tanpa harus
menghakimi orang lain?
Matius
7:17,18
7:17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik,
sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.
7:18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak
baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
Jika pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, para
pemimpin gereja harus berkonsentrasi untuk menanam pohon-pohon yang baik.
Sebagaimana halnya dengan segala sesuatu yang menyangkut sambutan kita terhadap
panggilan Injil, kita harus lebih dulu menjadi seorang pengikut Yesus sebelum kita dapat melakukan sesuatu bagi Dia.
Jika kita memberikan perhatian yang cukup untuk menuntun orang-orang ke dalam
sebuah hubungan yang mendalam dengan Yesus, Roh Kudus akan memberi jaminan
bahwa mereka pasti menghasilkan buah. Bagian kita adalah memimpin, mengajar,
dan melatih. Bagian Allah adalah memberkati pelayanan mereka. Kita perlu
mempercayai Allah dan mereka yang kita latih. Jika kita memberikan perhatian
khusus untuk pertumbuhan rohani dan keahlian yang berguna, kita dapat meyakinkan
orang untuk dapat menghasilkan buah yang benar berupa keberhasilan dalam
penginjilan. Pasti ada saja risiko bergantung kepada jenis pelayanan yang
dilakukan dan tingkat pelatihan yang dijalankan, tetapi kita harus mengingat
bahwa murid-murid Yesus pun, yang sudah dilatih oleh Guru terbesar, tidak dapat
memenangkan setiap jiwa yang mereka telah panggil.
Pernahkah
Anda merasa bahwa karunia dan talenta Anda tidak dihargai? Apakah penyebabnya?
Periksalah diri Anda dan lihat, mungkin, apakah kesalahan itu ada pada diri
atau sikap Anda (kesombongan, dan lain sebagainya) dan bukan pada orang lain?
Selasa 29 Mei
Bilamana orang tertarik untuk belajar lebih lanjut tentang Allah dan
gereja-Nya, kita harus berhati-hati memilih orang untuk melakukan tugas
penginjilan ini. Dalam masyarakat yang multikultural, lebih baik kita mengutus
orang yang memiliki ke- bangsaan dan bahasa yang sama untuk mendekatinya dan
sedapat mungkin memiliki umur yang sama. Lebih lanjut, kita akan mempertimbangkan
kematangan rohani, pengetahuan Alkitab, kemampuan berkomunikasi, dan pengalaman
keselamatan yang dimiliki oleh pekerja Injil itu. Dengan kata lain, kita harus
bersikap serius dalam mencocokkan para pekerja Injil dengan orang yang akan
mereka layani.
Berbicara tentang penginjilan dan jangkauan keluar, tidak ada
penyamarataan. Perjalanan kehidupan setiap orang sangat unik, demikian juga
dengan perjalanan kerohaniannya. Walaupun demikian, ada juga persamaan dalam
pengalaman seseorang, dan merupakan hal yang baik untuk sedapat mungkin
mencocokkan pengalaman umat percaya (penuai) dengan para pencari kebenaran
(tuaian).
Baca Kisah 6:1-8. Tugas apa sajakah yang dituliskan di
sini? Apakah hasilnya bilamana suatu tugas pelayanan dan keahlian yang dibutuhkan
dalam tugas itu dipadukan?
Kisah 6:1-8
6:1 Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah
sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap
orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam
pelayanan sehari-hari.
6:2 Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid
berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan
Firman Allah untuk melayani meja.
6:3 Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu,
yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat
mereka untuk tugas itu,
6:4 dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan
pelayanan Firman."
6:5 Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih
Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus,
Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari
Antiokhia.
6:6 Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itu pun
berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka.
6:7 Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin
bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.
6:8 Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan
mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.
Perhatikanlah urutan peristiwa berikut: Murid-murid menyadari masalah yang
mereka hadapi. Murid-murid meminta agar umat Tuhan mencari tujuh orang yang
dapat mengatasi masalah itu. Tujuh orang pilihan diserahkan kepada murid-murid.
Murid-murid mengutus mereka lewat penumpangan tangan. Dan jumlah murid pada
waktu itu berkembang dengan pesat.
Meskipun Stefanus dan enam orang lainnya ditunjuk untuk "melayani
meja," kualifikasi untuk tugas ini nampaknya tidak berfokus pada keahlian
mempersiapkan dan membagikan makanan. Umat percaya waktu itu mencari orang
yang dipenuhi Roh sebab pelayanan mereka untuk para janda Yahudi yang berbahasa
Yunani juga menjadi suatu pekerjaan kesaksian dan penginjilan. Demikianlah,
kita melihat bahwa orang-orang yang baru dipilih itu sangat diperlukan dalam
upaya penginjilan di jemaat mula-mula dengan cara memberi kebebasan kepada penginjil
yang ada di garis terdepan melakukan tugasnya dan pada saat yang sama secara
aktif mendukung pekerjaan mereka (lihat ay. 8). Kita semua setuju bahwa
pelayanan apa pun yang melibatkan anggota jemaat akan memberikan kontribusi
langsung maupun tidak langsung, bagi usaha kesaksian dan penginjilan jemaat.
Meskipun bakat alami, karunia rohani, dan pelatihan khusus sangat penting
bagi pelayanan jemaat yang berhasil, sikap yang kita tunjukkan mungkin lebih
penting lagi. Perhatikan dalam Kisah 16:1-5 dan Kisah 4:36, 37 baik Timotius
maupun Barnabas menunjukkan sikap rela melakukan apa saja untuk mendukung
pelayanan Injil. Barnabas mau menyerahkan harta bendanya, dan Timotius rela
untuk disunat agar tidak menjadi batu sandungan bagi orang Yahudi. Pelajaran
bagi kita sudah sangat jelas.
Rabu 30 Mei
PERTUMBUHAN
ROHANI MELALUI KETERLIBATAN PELAYANAN
Pertumbuhan rohani terjadi apabila kita terhubung dengan Yesus. Itu tidak
dapat dihasilkan oleh manusia dengan cara melakukan suatu tugas tertentu,
meskipun tugas bersaksi dan menginjil. Gereja tidak dapat
"memprogramkan" kerohanian dalam kehidupan anggotanya. Tetapi, seperti
yang kita ketahui pada saat umat percaya menerima panggilan Allah untuk menjadi
murid, hubungan mereka dengan Tuhan semakin dalam dan dikuatkan. Meskipun
demikian, janganlah kita terlibat dalam kesaksian dan penginjilan hanya karena
ingin menumbuhkan kerohanian kita saja, pada saat kita melakukannya dengan
kasih yang murni bagi Allah dan bagi jiwa-jiwa yang hilang, kegiatan ini akan
menghasilkan berkat-berkat rohani bagi semua orang yang terlibat.
Baca Yohanes 7:17. Apakah yang dikatakan ayat ini
mengenai hubungan dari melakukan kehendak Allah dengan pertumbuhan rohani?
Yohanes 7:17
7:17 Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah
ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri.
Hal yang perlu ditanyakan adalah, "Bagaimanakah caranya seorang
pencari kebenaran dapat merasa yakin bahwa kebenaran sejati telah
ditemukan?" Dalam ayat 17, Yesus memberikan sebuah kebenaran yang dapat
menolong mereka yang ingin menemukan Dia. Mereka yang mau melakukan kehendak
Allah dapat mengetahui apakah doktrin itu palsu atau memang datang dari Allah.
Bagaimanakah hal ini dapat terjadi? Sudah jelas ada pertumbuhan rohani melalui
hubungan yang baik. Yesus mengatakan bahwa mereka yang menghidupkan setiap
kebenaran Alkitab yang mereka terima akan menerima kebenaran yang baru dalam
hidupnya.
Ada hubungan yang kuat antara mendengarkan dan melakukan (Why. 1:3). Mereka
yang melakukan kehendak Allah, meskipun hanya sedikit yang mereka ketahui, akan
mendapat berkat hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan, jika dipadukan dengan
doa dan belajar Alkitab, akan menuntun kepada pernyataan kebenaran yang lebih
besar dan pertumbuhan rohani yang lebih menggembirakan.
Baca Yohanes 4:36. Berkat rohani apakah yang diterima
oleh mereka yang terlibat dalam penuaian jiwa-jiwa? Persekutuan rohani apakah
yang digambarkan dengan sukacita bersama yang dirasakan para penabur dan
penuai?
Yohanes 4:36
4:36 Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan
buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.
Banyak komentator yang menyebutkan bahwa murid-murid menuai di tempat yang
Yohanes Pembaptis dan Yesus telah menabur. Wanita Samaria itu sendiri telah
menanam beberapa benih Injil di antara masyarakat yang tinggal di kotanya.
Mereka juga seharusnya bersukacita saat tuaian yang matang itu dikumpulkan ke
dalam kerajaan Allah. Keberhasilan lewat kerja sama dalam kesaksian dan penginjilan
menciptakan sebuah ikatan antara Allah dan kita dan antara kita dengan umat
percaya lainnya. Saat kita menyambut panggilan Allah untuk terlibat dalam
penarikan jiwa, secara alami akan menghasilkan hubungan yang erat dengan Tuhan,
dan pertumbuhan rohani, itu merupakan bagian dari tim kerja Allah.
Bagaimanakah kesaksian Anda mengenai keberhasilan maupun
kegagalan dapat menguatkan iman Anda? Bagaimanakah kegiatan bersaksi dapat
mempengaruhi hubungan Anda dengan Tuhan?
Kamis 31 Mei
MEWUJUDKAN KEHARMONISAN MELALUI KETERLIBATAN
Ada sebuah fenomena yang kadangkala sulit untuk
dijelaskan namun dapat dikenal dengan pola "saling mempengaruhi."
Sehubungan dengan keharmonisan dan keterlibatan, prinsip saling mempengaruhi
bekerja sebagai berikut: Dengan mengajak orang untuk turut terlibat maka Anda
telah mengusahakan keharmonisan, dan keharmonisan ini akan menarik lebih
banyak orang untuk terlibat, yang kembali akan menciptakan keharmonisan. Anda
dapat lihat prinsip 'saling mempengaruhi'dalam pekerjaan. Kebenaran ini
dikuatkan dengan pepatah yang mengatakan bahwa mereka yang sedang mendayung
perahu tidak memiliki kesempatan untuk melihat perahu dalam kondisi
terombang-ambing.
Ada beberapa keputusan penting yang dibuat dalam
perkembangan organisasi gereja yang mula-mula berpeluang untuk menciptakan
konflik, tetapi umat- umat percaya pada waktu itu lebih mengutamakan
kepentingan pekerjaan yang Tuhan telah berikan kepada mereka.
Renungkan betapa pentingnya proses
penunjukan yang dicatat dalam Kisah 1:15-26. Meskipun kita tidak lagi membuang
undi, apakah hal-hal penting yang mereka usahakan di sana, dan prinsip apakah
yang kita dapat ambil untuk pelayanan saat ini?
Kisah 1:15-26
1:15 Pada hari-hari itu berdirilah Petrus di tengah-tengah
saudara-saudara yang sedang berkumpul itu, kira-kira seratus dua puluh orang
banyaknya, lalu berkata:
1:16 "Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang
disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin
orang-orang yang menangkap Yesus itu.
1:17 Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam
pelayanan ini."
1:18 -- Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya,
lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya
tertumpah ke luar.
1:19 Hal itu diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu
mereka sebut dalam bahasa mereka sendiri "Hakal-Dama", artinya Tanah
Darah --.
1:20 "Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur: Biarlah perkemahannya
menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya: dan: Biarlah
jabatannya diambil orang lain.
1:21 Jadi harus ditambahkan kepada kami seorang dari mereka yang
senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan
kami,
1:22 yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke
sorga meninggalkan kami, untuk menjadi saksi dengan kami tentang
kebangkitan-Nya."
1:23 Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan
yang juga bernama Yustus, dan Matias.
1:24 Mereka semua berdoa dan berkata: "Ya Tuhan, Engkaulah yang
mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari
kedua orang ini,
1:25 untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan
Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya."
1:26 Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi
adalah Matias dan dengan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas
rasul itu.
Sudah tentu, kapan saja umat Tuhan bekerja sama, selalu
ada peluang untuk konflik. Kita dapat menduga bahwa Setan bekerja keras untuk
mengurangi efektivitas umat percaya. Sangat tepat jika kita meninjau sedikit
peristiwa dalam pelayanan penginjilan gereja mula-mula di mana konflik dapat
dilihat dengan jelas.
Pelajari Kisah 15:36-40. Apakah yang
menyebabkan perbedaan pendapat antara Paulus dan Barnabas? Apakah akibat dari
perselisihan itu, apakah yang dapat kita pelajari dari peristiwa itu?
Kisah 15:36-40
15:36 Tetapi beberapa waktu kemudian berkatalah Paulus kepada Barnabas:
"Baiklah kita kembali kepada saudara-saudara kita di setiap kota, di mana
kita telah memberitakan firman Tuhan, untuk melihat, bagaimana keadaan
mereka."
15:37 Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus;
15:38 tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa serta
orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja
bersama-sama dengan mereka.
15:39 Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka
berpisah dan Barnabas membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus.
15:40 Tetapi Paulus memilih Silas, dan sesudah diserahkan oleh
saudara-saudara itu kepada kasih karunia Tuhan
Dalam perjalanan misionaris sebelumnya Yohanes Markus
telah meninggalkan Rasul Paulus dan kembali ke Yerusalem. Nampaknya peristiwa
inilah (lihat Kis. 13:13) yang membuat Paulus
enggan untuk membawa Yohanes Markus dalam perjalanan kali ini. Pada sisi lain,
Barnabas adalah sangat berguna baik bagi Yohanes Markus maupun bagi usaha
misionaris itu jika Yohanes Markus turut serta di dalamnya. Akibatnya, Paulus
memilih Silas untuk menyertainya, dan Barnabas mengadakan perjalanan dengan
Yohanes Markus.
Tidak ada perselisihan mengenai jenis pelayanan Injil
yang harus dilakukan, perbedaan pendapat di antara merekalah yang membayangi
tugas penginjilan, pada akhirnya mereka mengutus dua kelompok penginjil.
Meskipun Paulus dan Yohanes pada akhirnya bekerja sama lagi (lihat 2 Tim. 4:11), perbedaan yang
mereka miliki pada kali ini tidak dapat mengganggu misi yang mereka kerjakan.
Cobalah pikirkan seorang anggota di
gereja yang sangat sulit Anda dekati? Seberapa besarkah kerendahan hati,
kerelaan mati bagi diri, dan sikap rela untuk mengampuni yang Anda butuhkan
untuk dapat menghasilkan perdamaian?
Jumat 1 Juni
PENDALAMAN: Menentukan Jangka Waktu Pelayanan yang Realistis.
Seperti yang dituliskan dalam pelajaran lanjutan hari
Jumat lalu, sangatlah baik untuk membuat rencana dua belas bulan ke depan.
Tergantung pada jenis program kesaksian dan penginjilan yang direncanakan,
jangka waktu yang berbeda juga dapat diterapkan untuk strategi dan prioritas
yang berbeda dalam mencapai tujuan. Namun, ada beberapa hal penting yang perlu
diingat.
Tuliskan apa yang hendak Anda capai dalam dua belas bulan
ke depan. Tuliskan juga dengan jelas berapa jumlah orang yang akan dijadikan
murid, dan bukan sekadar menjalankan program-program penginjilan.
Tuliskan dengan rinci urutan waktu yang akan diikuti.
Lebih baik dibuat lebih terperinci. Hal itu mencakup waktu untuk pelatihan,
tanggal program itu dimulai dan diakhiri, dan tanggal untuk mengadakan
evaluasi.
Pada saat Anda menuliskan bagian-bagian utama dari
program itu, pastikan juga siapakah yang akan bertanggung jawab untuk setiap
bagian itu.
Tuliskan juga bagaimana caranya setiap program saling
terkait satu sama lain dan dapat menyatu dengan program kesaksian dan
penginjilan gereja. Tuliskan bagaimana caranya dan kapankah strategi yang lain
akan mendukung jemaat setempat dan dapat mendukung gereja-gereja yang lain.
Hal ini akan menolong Anda untuk mengingat bahwa Anda merupakan bagian dari
tim yang lebih besar dan juga pentingnya kerja sama
Pikirkanlah dengan serius apakah program yang gereja Anda
miliki akan dikembangkan atau diulangrkembali pada tahun berikutnya. Ini akan
menolong Anda untuk menentukan pelatihan apa saja yang perlu dilakukan. Jika
program yang Anda buat adalah untuk mengembangkan sebuah pelayanan, maka setiap
evaluasi yang dibuat harus mempertimbangkan program-program selanjutnya.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.
Kalimat berikut ini menyatakan
bahwa Allah memiliki harapan dari setiap umat percaya untuk mengerjakan
pekerjaan yang Dia berikan kepada masing-masing mereka. Apakah pendapat Anda
tentang harapan Allah bagigereja-Nya untukdapat memperlengkapi dan mengatur
keterlibatan setiap anggota dalam bersaksi dan penarikan jiwa? Apakah yang
gereja dapat lakukan untuk menolong anggota supaya dapat memahami
harapan-harapan Allah? Pada saat merenungkan kutipan berikut ini, tanyakanlah
diri Anda, Bagaimanakah hal itu dapat diterapkan?
2.
"Allah mengharapkan
pelayanan pribadi dari setiap orangyang kepadanya la telah percayakan
pengetahuan tentang kebenaran masa kini. Tidak semua orang dapat pergi sebagai
misionaris ke luar negeri, namun setiap orang dapat menjadi misionaris di
dalam keluarga dan di lingkungan mereka."—Ellen G. White, Testimonies for ihe Church, jld. 9, hlm. 30.
3.
"Bagi setiap orang yang memperoleh
bagian anugerah-Nya,Allah memberikan suatu pekerjaan demi orang-orang lain.
Secara perorangan kita harus berdiri dalam bidang kita, dan berkata, 'Ini aku;
utuslah aku.'"—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 3, hlm. 183.
No comments:
Post a Comment