Pelajaran 8 Triwulan II 2012



SABAT PETANG

BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Mat. 4:19; 11:1-11; 10:1- 14; 1 Ptr. 5:8; 2 Ptr. 3:9.

AYAT HAFALAN: "Yesus berkata kepada mereka, 'Mari ikutlah Aku,
dan kamu akan Kujadikan penjala manusia'" (Matius 4:19).

Pokok Pikiran: Meskipun pelatihan yang memadai itu sangat penting, ter­lebih dulu kita harus memiliki dasar yang kuat dalam hubungan kita dengan Yesus sebelum kita dapat "diperlengkapi sebaik-baiknya" untuk menyaksikan iman kita secara efektif.

Sangatlah sulit bagi orang yang tidak memiliki jaminan keselamatan untuk dapat menuntun orang lain ke dalam hubungan yang erat dengan Yesus (meskipun hal ini mungkin terjadi). Mungkin saja mereka dapat meyakin­kan orang lain untuk mempercayai beberapa doktrin Alkitab dan beberapa fakta penanggalan dan peta Alkitabiah. Keyakinan dan kepercayaan seperti itu dapat mempengaruhi beberapa orang untuk membuat perubahan yang cukup berarti dalam pola hidup mereka. Namun, karena perbuatan baik dapat saja ditunjukkan terpisah dari Yesus Kristus, maka adalah suatu keharusan bagi setiap pelatihan penginjilan dan kesaksian untuk menekankan aspek doktrin dan aspek rohani secara bersamaan. Untuk menjadi penginjil sejati, seseorang harus memiliki pengalaman yang teguh tentang "Injil kekal." Injil inilah yang menimbulkan kepercayaan, pengakuan, pertobatan, jaminan, dan pemuridan.
Pekan ini kita akan melihat bahwa mempersiapkan kerohanian dan keteram­pilan untuk penginjilan dan kesaksian merupakan hal yang sejalan dengan prin­sip Alkitabiah dan kita perlu mendorong orang untuk membuat hal ini menjadi suatu kenyataan di setiap jemaat.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 26 Mei.

Minggu 20 Mei
PERLUNYA PELATIHAN

Dalam Matius 9:37, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa tuaian memang banyak tetapi pekerja sangat sedikit. Saat ini tuaian sangat melimpah dan pekerja masih terlalu sedikit. Ada suatu kebutuhan yang besar untuk me­ngirimkan para penuai yang sudah terlatih dengan baik. Meskipun selamanya benar bahwa pengaruh Roh Kudus merupakan faktor utama untuk meraih suk­ses dalam kesaksian dan penginjilan, kita juga perlu mengingat bahwa mere­ka yang dipanggil Allah ke dalam pelayanan hendaknya dilatih lewat pelatihan formal, dengan memperhatikan, dan dengan turut partisipasi secara langsung. Menurut Efesus 4:11, 12, harus ada upaya yang sungguh-sungguh mempersi­apkan orang banyak untuk berbagai macam aspek pelayanan.
Allah telah berjanji untuk memberkati para pemimpin dengan karunia-karu- nia tertentu yang menolong mereka untuk dapat berfungsi sebagai pemimpin dan pelatih bagi pelayanan. Bagaimanapun juga, kita tidak boleh menghakimi dan mengatakan bahwa penginjil, pendeta, dan guru tidak mengikuti petunjuk Alkitab jika mereka melakukan semua pekerjaan sendirian dan tidak memper­siapkan orang lain bagi pelayanan. Setiap orang yang dilatih untuk tugas kesak­sian dan penginjilan harus meyakini bahwa adalah kehendak Allah agar dunia dapat diselamatkan dari dosa, bahwa pekerjaan yang Allah berikan kepada ge­reja adalah untuk menjangkau dunia yang hilang, dan adalah kehendak Allah supaya gereja-Nya di dalam dunia dapat bertumbuh.

Baca Matius 4:19 dan Markus 1:17 menurut konteks Matius 28:19. Apa­kah hal penting kita temukan pada fakta bahwa perintah yang Yesus berikan pertama kali dalam Alkitab adalah "Ikutlah Aku, dan kam u akan Kujadikan penjala manusia?" Apakah arti dari perintah itu bagi kita sebagai anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dengan pengetahuan yang kita miliki tentang pekabaran tiga malaikat? Seberapa layakkah pekerjaan kita disebut sebagai "penjala manusia" gantinya hanya "memperbaiki perahu kita?"
Matius 4:19
4:19 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."

Markus 1:17
1:17 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."

Sangat jelas bahwa Yesus tidak sekadar memanggil murid-murid-Nya untuk menjadi penjala manusia. Dia tidak berkata "Ikutlah Aku, dan jadilah penjala manusia." Tetapi Dia berkata, "Ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Sejak mereka mengikut Yesus orang-orang ini mengerti bahwa mere­ka mulai menjalani pelatihan yang sangat penting. Yesus memanggil mereka ke dalam suasana belajar di mana mereka dapat dilatih agar siap melakukan tugas yang Dia berikan kepada mereka. Murid-murid itu banyak belajar dengan cara melihat dan mengerjakan. Setelah mereka belajar, dengan situasi setempat, apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya barulah kemudian Yesus mengutus mereka untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia. Tanpa pelatihau yang baik, bimbingan, dan perkembangan kerohanian dari para pekerja, tugas pemberitaan Injil kepada masyarakat di sekitar kita nampaknya mustahil.

Senin 21 Mei
BELAJAR MELALUI PENGAMATAN

Ada dua aspek yang perlu dipelajari oleh mereka yang rindu melayani Tuhan, keduanya saling berkaitan. Pertama adalah belajar mengenal Yesus; kemudian belajar bagaimana memperkenalkan Yesus dan segala sesuatu yang Dia tawar­kan kepada seluruh umat manusia.

Bacalah cerita pada waktu Yesus memberi makan 5000 orang (Mat. 14:13-21; Mark 6:30-44; Lukas 9:10-17; Yoh. 6:1-14). Daftarkan hal-hal apa saja yang diperhatikan oleh murid-murid pada waktu itu yang dapat mem­persiapkan mereka bagi pelayanan selanjutnya. Ilal-hal apa sajakah yang mungkin mereka perhatikan namun tidak dituliskan secara khusus dalam kitab-kitab Injil? Bacalah juga komentar yang diberikan Ellen White me­ngenai cerita ini dalam Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 395-405.
Mat. 14:13-21;
14:13 Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka.
14:14 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.
14:15 Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa."
14:16 Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan."
14:17 Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan."
14:18 Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku."
14:19 Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.
14:20 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.
14:21 Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.

Mark 6:30-44;
6:30 Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan.
6:31 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat.
6:32 Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi.
6:33 Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka.
6:34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
6:35 Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam.
6:36 Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini."
6:37 Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata mereka kepada-Nya: "Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?"
6:38 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah memeriksanya mereka berkata: "Lima roti dan dua ikan."
6:39 Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau.
6:40 Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang.
6:41 Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka.
6:42 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang.
6:43 Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan.
6:44 Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.

Lukas 9:10-17;
9:10 Sekembalinya rasul-rasul itu menceriterakan kepada Yesus apa yang telah mereka kerjakan. Lalu Yesus membawa mereka dan menyingkir ke sebuah kota yang bernama Betsaida, sehingga hanya mereka saja bersama Dia.
9:11 Akan tetapi orang banyak mengetahuinya, lalu mengikuti Dia. Ia menerima mereka dan berkata-kata kepada mereka tentang Kerajaan Allah dan Ia menyembuhkan orang-orang yang memerlukan penyembuhan.
9:12 Pada waktu hari mulai malam datanglah kedua belas murid-Nya kepada-Nya dan berkata: "Suruhlah orang banyak itu pergi, supaya mereka pergi ke desa-desa dan kampung-kampung sekitar ini untuk mencari tempat penginapan dan makanan, karena di sini kita berada di tempat yang sunyi."
9:13 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Kamu harus memberi mereka makan!" Mereka menjawab: "Yang ada pada kami tidak lebih dari pada lima roti dan dua ikan, kecuali kalau kami pergi membeli makanan untuk semua orang banyak ini."
9:14 Sebab di situ ada kira-kira lima ribu orang laki-laki. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Suruhlah mereka duduk berkelompok-kelompok, kira-kira lima puluh orang sekelompok."
9:15 Murid-murid melakukannya dan menyuruh semua orang banyak itu duduk.
9:16 Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya supaya dibagi-bagikannya kepada orang banyak.
9:17 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian dikumpulkan potongan-potongan roti yang sisa sebanyak dua belas bakul.

Yoh. 6:1-14
6:1 Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias.
6:2 Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.
6:3 Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya.
6:4 Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat.
6:5 Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?"
6:6 Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya.
6:7 Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja."
6:8 Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya:
6:9 "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"
6:10 Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.
6:11 Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.
6:12 Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang."
6:13 Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.
6:14 Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia."

Betapa besar sukacita yang dirasakan jika mendapat kesempatan bukan ha­nya mendengarkan pengkhotbah terbesar tetapi juga dapat melihat Dia pada saat berkhotbah tentang kerajaan Allah (Luk. 9:11) dengan pembawaan yang dapat menimbulkan minat bagi kerajaan Allah di hati setiap pendengar-Nya.
Prinsip belajar melalui pengamatan dapat diterapkan kepada setiap orang. Mempelajari buku-buku, atau mendengarkan pengajaran, harus dibangun atas dasar pengamatan dan keterlibatan. Yesus mengharapkan murid-murid Yoha- nes Pembaptis belajar dari apa yang mereka telah lihat.

Bacalah Matius 11:1-11. Apakah yang diperhatikan oleh murid-murid Yohanes Pembaptis, dan apakah yang Yesus minta supaya mereka ceritakan kepada Yohanes sebagai hasil dari pengamatan mereka? Pelajaran apakah yang Yesus ajarkan kepada Yohanes dan juga kepada murid-murid-Nya?
Matius 11:1-11
11:1 Setelah Yesus selesai berpesan kepada kedua belas murid-Nya, pergilah Ia dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.
11:2 Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus,
11:3 lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?"
11:4 Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat:
11:5 orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.
11:6 Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."
11:7 Setelah murid-murid Yohanes pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes: "Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan angin kian ke mari?
11:8 Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian halus? Orang yang berpakaian halus itu tempatnya di istana raja.
11:9 Jadi untuk apakah kamu pergi? Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari pada nabi.
11:10 Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu.
11:11 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.

Yohanes Pembaptis baru saja memperkenalkan Yesus sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Tetapi kemudian Yohanes dipen jarakan dan tidak memiliki kesempatan untuk berkhotbah, dan dia hanya mendengar berba­gai laporan tentang pelayanan Yesus. Nampaknya, pengalaman Yohanes di da­lam penjara menimbulkan keraguan di dalam pikirannya tentang Yesus. Pada saat kita memiliki keraguan kita harus lari kepada Yesus, dan inilah yang Yo­hanes lakukan. Yesus memerintahkan murid-murid Yohanes untuk pulang dan menceritakan kepada Yohanes apa yang mereka telah dengar dan lihat. Pada saat laporan mereka dapat memberikan kekuatan bagi Yohanes, kita juga ingin mengetahui apakah pengaruh dari segala sesuatu yang telah mereka lihat ter­hadap pelayanan penginjilan dan kesaksian mereka sendiri.

Dalam banyak hal kita tidak dapat melakukan berbagai mukjizat yang felah dikerjakan oleh Yesus. Tetapi melalui kerelaan kita untuk mati bagi diri sendiri dan hidup untuk orang lain, apa sajakah yang dapat kita laku­kan untuk menggambarkan pelayanan Yesus sewaktu Dia ada di dunia?

Selasa 22 Mei
BELAJAR MELALUI PRAKTIK KERJA

Tidak peduli berapa banyak buku yang telah dibaca oleh seseorang mengenai olahraga favoritnya, dan tidak peduli berapa banyak pertandingan yang dia su­dah lihat, jika seseorang ingin menjadi pemain yang andal, dia harus mengena­kan sepatunya dan pergi ke lapangan. Kita menyebutnya pengalaman kerja, bela­jar dengan cara melakukan sesuatu, tanpa praktik langsung orang itu belum siap untuk melakukan tugasnya. Kebenaran umum ini dapat diterapkan juga kepada penginjilan dan kesaksian Kristen. Kadangkala kita mendengar orang beralasan bahwa mereka tidak ingin terlibat karena mereka belum begitu siap. Mereka ha­rus mengerti bahwa partisipasi aktif sangat penting supaya kita benar-benar siap. Mulailah dengan skala kecil, langkah demi langkah, kita tingkatkan lagi menuju kesempurnaan, itulah jalan yang harus kita lalui. Sementara Roh Kudus terus me­nuntun kita, maka keahlian, pengalaman, dan keyakinan kita pun meningkat.

Matius 10:1-14 mencatat bahwa Yesus lebih dulu melengkapi murid-murid-Nya baru kemudian mengutus mereka. Meskipun situasi yang dihadapi pada saat itu berbeda dengan situasi kita saat ini, apakah kita dapat bela­jar dari pengutusan yang Yesus berikan kepada murid-murid-Nya bahwa pengutusan juga merupakan bagian dari pelatihan yang mereka ikuti?
Matius 10:1-14
10:1 Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.
10:2 Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya,
10:3 Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus,
10:4 Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.
10:5 Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria,
10:6 melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.
10:7 Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.
10:8 Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.
10:9 Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu.
10:10 Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.
10:11 Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat.
10:12 Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka.
10:13 Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.
10:14 Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu.

Yesus sudah mengajar murid-murid-Nya "di dalam kelas." Dia juga telah membawa mereka ke ladang di mana mereka telah belajar dengan cara memper­hatikan apa yang Dia lakukan. Kemudian setelah Yesus melengkapi mereka de­ngan kuasa untuk menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, dan kuasa mengusir Setan (ay. 8), Dia mengutus mereka. Tetapi perhatikan petunjuk yang Dia berikan pada saat Dia mengutus mereka. Yesus memberi petunjuk ten­tang apa yang harus dikhotbahkan, mukjizat apa yang harus dibuat, apa yang tidak harus dibawa, dengan siapa mereka akan tinggal nantinya, dan kapan meninggal­kan ladang yang tidak produktif. Kita dapat beranggapan bahwa mereka meneri­ma petunjuk-petunjuk lainnya. Hanya melalui hubungan dengan orang lain saja kita dapatpelajaran-pelajaranyangpenting. Pasal ini menunjukkan praktik kerja yang sangat baik. Mereka tidak dapat melayani orang-orang yang tidak memiliki hubungan dengan mereka; inilah poin penting yang kita harus ingat.

Baca Lukas 10:1-11. Persamaan apakah yang ada di antara petunjuk yang diberikan Yesus untuk 12 murid dan petunjuk untuk 70 murid? Prinsip apa­kah yang dapat kita pelajari dari petunjuk yang diberikan oleh Yesus?
Lukas 10:1-11
10:1 Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.
10:2 Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
10:3 Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.
10:4 Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan.
10:5 Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini.
10:6 Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.
10:7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah.
10:8 Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu,
10:9 dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.
10:10 Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah:
10:11 Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat.


Meskipun pada awalnya Yesus mengutus 70 murid ke tempat yang Dia akan kunjungi sendiri (ay. 1), Dia mengetahui apa yang murid-murid dan para penginjil akan hadapi pada saat mereka berupaya menyebarkan Injil setelah Yesus naik ke surga. Petunjuk yangdiberikan kepada 70 murid ketika mereka diutus, menunjukkan bahwa Yesus sudah mempersiapkan mereka untuk hal-hal yang akan datang.

Berapa banyakkah alasan Anda untuk tidak menyaksikan iman Anda bila ada kesempatan? Apakah alasan yang paling sering Anda berikan?

Rabu 23 Mei
BELAJAR MELALUI KEGAGALAN
Kadangkala kita gagal mencapai semua tujuan penginjilan yang sudah dite­tapkan. Apakah ini berarti kita telah gagal sama sekali? Tentu tidak. Strategi apa pun yang kita gunakan untuk memenangkan jiwa, akan ada kesuksesan maupun kegagalan. Mungkin juga kita menetapkan target yang terlalu tinggi. Misalnya, jika kita gagal mencapai target baptisan, mungkin saja kita membuat target yang tidak realistis; atau kegiatan itu lebih merupakan upaya penaburan benih dan bu­kan berfokus pada penuaian. Singkatnya, sekalipun kila berpikir bahwa tuaian itu sudah sangat matang, mungkin saja saat itu kila baru tiba pada tahap menabur. Tidak selamanya kita dapat mengetahui situasi yang sebenarnya.

Baca I Petrus 5:8. Kuasa-kuasa apa sajakah yang disiapkan untuk mengganggu upaya Anda dalam memenangkan jiwa bagi Kristus? Bagai­manakah kesadaran seperti ini dapat menolong kita untuk lebih bersedia menjalankan strategi penginjilan dan kesaksian?
I Petrus 5:8
5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

Dalam semua usaha kita untuk memenangkan jiwa bagi Kristus, kita sedang melawan kekuatan supra-alami yang sangat giat mempengaruhi orang untuk me­nentang usaha penginjilan. Kadangkala pada saat kita melepaskan tangan Tuhan, Setan akan menimbulkan masalah dalam kegiatan kita untuk bekerja melayani Tuhan. Pertahanan kita satu-satunya adalah dengan cara menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada Kristus di setiap waktu dalam hidup kita.
Seperti Adam dan Hawa di Taman Eden, kegagalan sering menyebabkan kita untuk saling mempersalahkan, inilah salah satu cara Setan yang paling berhasil un­tuk menciptakan perselisihan di antara umat Allah. Gantinya mencari orang untuk dipersalahkan, lebih baik kita mengadakan evaluasi yang serius, jujur, dan intensif, sambil mengingat bahwa Yesus sekalipun, pengkhotbah dan penginjil terbesar, ti­dak dapat memenangkan semua orang yang telah mendengar panggilan-Nya.

Bandingkan Lukas 10:17 dan Matius 17:14-20. Apakah yang murid-murid itu lakukan ketika mereka mengalami kegagalan dalam pelayanan mereka?
Lukas 10:17
10:17 Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu."

Matius 17:14-20
17:14 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu, datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah,
17:15 katanya: "Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air.
17:16 Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya."
17:17 Maka kata Yesus: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!"
17:18 Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itu pun sembuh seketika itu juga.
17:19 Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?"
17:20 Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.

Gantinya merasa putus asa karena sesuatu yang kita anggap kegagalan, kita bisa belajar dari murid-murid. Meskipun mereka telah diberi kuasa atas roh-roh jahat dan berhasil mengusir roh-roh jahat itu, kadangkala mereka gagal mengerja­kan tugas yang Yesus berikan kepada mereka. Pada saat seperti itu mereka datang kepada Yesus dan meminta Dia menjelaskan apa yang terjadi dan mengapa (lihat Mat. 17:19). Inilah sebuah prinsip yang benar-benar harus dicatat; bagian penting dari penyelidikan kita untuk mengetahui penyebab dari kegagalan yang kita alami, dan bagaimana melakukannya lebih baik lagi, ialah dengan jalan membawa kepa­da Tuhan segala situasi yang kita hadapi dalam penginjilan dan kesaksian.

Apakah yang Anda dapat pelajari dari berbagai kegagalan yang terja­di pada saat mencoba untuk bersaksi sehingga pengalaman itu dapat me­nolong Anda dalam usaha-usaha selanjutnya? Berapa seringkah perasaan takut mencegah Anda untuk bersaksi?

Kamis 24 Mei
BELAJAR MELALUI KEBERHASILAN

Ada dua bagian yang dapat kita pelajari melalui keberhasilan. Ada yang bagian disebut prosedural/praktis dan ada yang disebut kerja sama rohani. Meskipun ke­duanya memiliki aspek rohani, kita akan membahasnya secara terpisah supaya da­pat lebih jelas menampilkan hal-hal yang kita dapat pelajari dari keberhasilan.
Bagian prosedural/praktis adalah sesuatu yang kita pelajari dari apa yang kita lakukan. Contoh, kita belajar membuat susunan pelajaran Alkitab yang cocok de­ngan situasi di mana kita berada. Kita belajar mencari gedung yang terbaik untuk mengadakan ceramah, jenis iklan yang menarik perhatian orang banyak, dan berba­gai pilihan praktis lainnya yang cocok dengan lingkungan di mana kita berada.
Bagian kerja sama rohani adalah sebuah penekanan pada fakta di mana Allah terlibat langsung dalam penginjilan dan kesaksian umat percaya. Lebih daripada itu, adalah kehendak Allah supaya setiap orang dapat diselamatkan.

Baca 2 Petrus 3:9. Pelajaran penting apakah yang kita harus ambil dari ayat ini agar kita dapat selalu mengingatnya dalam semua kegiatan ber­saksi yang kita lakukan? Lihat juga 1 Kor. 3:6.
2 Petrus 3:9
3:9 Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.

1 Kor. 3:6
3:6 Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.


Tidak ada gunanya menanam benih jika tidak ada yang menyiram benih itu. Demikian juga, tidak ada gunanya menyiram jika air itu tidak dicurahkan ke tempat yang ada benihnya. Bahkan sekalipun penabur dan penyiram menger­jakannya dengan benar, tidak akan ada pertumbuhan kecuali Allah yang mem­berikannya. Sebagaimana kita lihat, berkat Allah membawa keberhasilan bagi usaha kita yang sederhana. Kita belajar sejauh mana Allah sudah terlibat dan ingin terlibat dalam usaha kita. Kita belajar untuk lebih percaya kepada-Nya. Kita belajar pentingnya kerja sama yang erat dengan Allah dalam hal keroha­nian saat kita mencoba menjangkau jiwa-jiwa yang baginya Kristus telah mati, karena tidak seorang pun yang Anda layani luput dari perhatian Yesus, Yesus mati untuk semua manusia dan ingin menyelamatkan semua manusia. Betapa pentingnya kebenaran ini sehingga kita harus selalu mengingatnya.

Bagaimanakah kita menerima perkataan Yesus dalam Yohanes 15:5 dan menerapkannya secara nyata dalam kehidupan kita, khususnya dalam ke­giatan bersaksi dan menginjil? Bagaimanakah kita secara individu atau sebagai tim pelayanan benar-benar mengalami apa yang Kristus katakan kepada kita dalam ayat ini? Apa sajakah yang perlu diubah dalam kehi­dupan kita supaya kita memiliki hubungan yang erat dengan-Nya?
Yohanes 15:5
15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.


Jumat 25 Mei
PENDALAMAN: Merumuskan Strategi Penginjilan.

Pada saat gereja Anda berusaha untuk melakukan bagiannya dalam jang­kauan keluar, ingatlah hal-hal berikut ini:
1.     Sedapat mungkin, libatkan semua tim penginjilan dan kesaksian dalam pro­ses perencanaan strategis. Idealnya, seluruh anggota jemaat akan dilibatkan dalam menetapkan arah dan target penginjilan.
2.     Rencanakan kegiatan untuk lahun mendatang. Membutuhkan waktu yang cukup agar dapat menyusun strategi pelayanan untuk dua belas bulan. Ke­mudian, Anda dapat menambahkan lebih banyak lagi rencana dan strategi untuk jangka waktu yang lebih panjang.
3.     Berikan perhatian khusus untuk memberitahukan orang-orang yang berpo­tensi tentang bantuan apa saja yang dibutuhkan dari mereka dan kapan hal itu dibutuhkan. Ketika orang tidak tahu apa yang harus dilakukan atau ka­pan harus melakukannya, maka laju pergerakan gereja untuk mencapai tu­juannya menjadi terhambat dan tidak seimbang.

PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.     "Setiap gereja harus menjadi sekolah pelatihan bagi pekerja-pekerja Kristen."— Ellen G. White, The Ministry of Healing, hlm. 149. Sudah seberapa jauhkah gereja Anda menerapkan hal ini? Jika belum begitu baik, apakah yang harus dilakukan agar dapat menghasilkan perubahan yang diperlukan?
2.     "Setiap hari Setan memiliki rencana untuk menghambat jalan setiap orang yang bersaksi bagi Yesus Kristus. Kecuali, setiap orang yang menjadi pe­layan Yesus hidup sederhana, menurut, dan rendah hati karena sudah be­lajar dari Yesus, mereka pasti jatuh dalam pencobaan; sebab Setan sangat cermat, cerdik, dan licik, jika para pekerja, tidak berdoa senantiasa, akan kedapatan tidak bersedia. Dia akan menawan mereka seperti pencuri yang datangdi tengah malam. Kemudian diaakan bekerjadalam pikiran setiap individu untuk mengacaukan gagasan-gagasan mereka dan menggagalkan rencana-rencana mereka; apabila ada saudara seiman yang menyadari bahaya dan memberikan amaran, mereka merasa bahwa itu disebabkan oleh masalah pribadi, bahwa ada orang tertentu yang mencoba melemah­kan pengaruh mereka. Yang seorang bergerak menuju suatu arah, dan yang lain menuju arah yang berlawanan."—Ellen G. White, Evangelism, hlm. 101. Bagaimanakah kita, menghadapi bahaya ketika kita berupaya melakukan tugas bersaksi, seperti yang sudah dijelaskan pada kutipan sebelumnya? Apakah pertahanan kita satu-satunya?
3.     Di UKSS, diskusikan tentang orang-orang yang sukses menginjil,atau pro­gram penginjilan yang sukses. Apakah yang Anda dapat pelajaridari ke­suksesan itu? Bagaimanakah Anda dapat menerapkan beberapa hal yang dapat dilaksanakan di lingkungan gerejamu, sambil mengingat bahwa se­tiap tempat memiliki tantangan yang berbeda dan apa yang dapat dite­rapkan di suatu tempat mungkin tidak bisa diterapkan di tempat lain?




No comments:

Post a Comment