Penginjilan dan
Kesaksian Pribadi
SABAT PETANG
BACALAH
UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Kis. 4:13, 14; Yoh. 1:37- 50; Mzm.
139; 1 Ptr. 3:1-15; Yoh. 4:37, 38.
AYAT
HAFALAN: "'Kamu inilah saksi-saksi-Ku,'demikianlah firman Tuhan, 'dan hamba-Ku yang telah Kupilih(Yesaya
43: 10a).
Pokok Pikiran: Mereka yang bersukacita
karena memiliki jaminan keselamatan akan memiliki kerinduan untuk menuntun
orang lain supaya dapat mengalami pengalaman yang sama.
Meskipun banyak orang akan mendengar kabar baik tentang
Yesus melalui usaha jemaat dalam melakukan penginjilan, kita juga menyadari
bahwa pengaruh individu dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
keberhasilan program-program jemaat. Dalam dekade terakhir ini, survey telah
membuktikan bahwa sahabat, sanak saudara, tetangga, atau kenalan (semuanya
dengan tuntunan kuasa Roh Kudus), merupakan faktor yang paling berpengaruh
dalam menuntun orang untuk menyerahkan hidupnya pada Kristus. Riset menunjukkan
bahwa 83 persen dari anggota baru yang mengikuti survey menyatakan bahwa
sahabat, sanak saudara, dan kenalan di gereja mereka memiliki pengaruh yang sangat
besar bagi pertobatan mereka. Dari antara mereka yang mengikuti berbagai
bentuk program penginjilan sebelum bergabung dengan jemaat, 64 persen
menghadiri pertemuan itu atas undangan seseorang yang cukup dekat dengan
mereka.
Pekan ini kita akan meninjau beberapa contoh Alkitabiah
mengenai jaringan sosial sambil memikirkan hubungan kita dengan Yesus dan
pengaruh yang kita berikan pada mereka yang dekat dengan kita.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 12 Mei.
Minggu 6 Mei
Hubungan pribadi kita dengan Yesus sangat menentukan keberhasilan kita
dalam bersaksi bagi Dia. Sangat mudah untuk mempelajari berbagai tips dalam
bersaksi dan penginjilan kemudian maju dengan hikmat serta kekuatan kita
sendiri. Sementara Allah masih dapat memberkati usaha kita, kita harus mengingatkan
diri kita bahwa penginjilan itu adalah pekerjaan Allah, dan kita harus
menyelesaikannya melalui kuasa-Nya. Apakah kita hendak membagikan pengetahuan
(meskipun pengetahuan itu penting), atau apakah kita mau mengutamakan hubungan
rohani? Bagaimanakah mungkin kita membagikan kepada orang lain apa yang kita
tidak miliki dalam kehidupan kita?
Pastilah, selalu
ada contoh-contoh orang meskipun imannya tidak begitu kuat, meskipun
hampir-hampir murtad masih digunakan Allah untuk menuntun orang lain kepada
Yesus. Beberapa tahun yang silam di sebuah kota besar, seorang wanita muda,
bergabung dengan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, berupaya untuk menjangkau
saudaranya laki-laki. Setelah beberapa tahun, saudaranya dibaptiskan. Satu
bulan kemudian, wanita itu meninggalkan gereja, dan sampai sekarang, dia masih
menyangkal imannya. Meskipun hal seperti ini mungkin saja terjadi, pada
kenyataannya jika hubungan kita dengan Yesus semakin kuat, maka kesaksian kita
akan lebih berkuasa.
Baca
Kisah 4:13, 14. Apakah yang dinyatakan oleh ayat-ayat ini mengenai hubungan
Petrus dan Yohanes dengan Yesus Kristus, dan apakah yang dapat dikerjakan
melalui hubungan ini? Renungkanlah apakah arti kalimat "mereka menyadari
bahwa mereka telah bersama-sama dengan Yesus." Apakah artinya?
Bagaimanakah seharusnya kehidupan orang yang "sudah bersama dengan Yesus?"
Kisah
4:13, 14
4:13 Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan
mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka;
dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus.
4:14 Tetapi karena mereka melihat orang yang disembuhkan itu berdiri di
samping kedua rasul itu, mereka tidak dapat mengatakan apa-apa untuk
membantahnya.
Pelajaran dari
Firman Allah begitu jelas. Pada saat kita memikirkan ladang penginjilan kita,
ketika kita memperhatikan gandum yang mulai menguning dan perlunya penuai yang
lebih banyak, kita perlu mengizinkan Tuhan menarik kita lebih dekat lagi
kepada-Nya ke dalam suatu hubungan yang sangat erat; suatu hubungan yang dapat
memberikan kepada kita kuasa yang tadinya
tidak kita miliki.
Bagaimanakah
hubungan pribadi Anda dengan Tuhan? Bagaimanakah kehadiran Anda, tutur kata
Anda, tindak tanduk Anda, sikap Anda terhadap orang lain, menyatakan hubungan
Anda dengan Allah? Cobalah bersikap jujur terhadap diri sendiri.
Senin 7 Mei
LADANG PENGINJILAN
PRIBADIKU
Pada saat Yesus
melihat orang banyak itu, hati-Nya dipenuhi oleh perasaan belas kasihan (lihat Mal. 9:36).
Kadangkala kita berpikir bahwa Yesus sekadar melihat orang banyak itu, tetapi,
sesungguhnya, Dia melihat setiap individu
dalam kumpulan orang banyak itu. Demikian jugalah, kita perlu memperhatikan
setiap individu di tengah kumpulan orang banyak yang kita lewati. Jemaat kita
dapat mengenal setiap individu di lengah kerumunan orang banyak bilamana
anggota jemaat berhubungan secara pribadi dengan mereka yang ada di sekitar
mereka.
Orang-orang yang memiliki hubungan pribadi dengan kita
dalam lingkal an kedekatan yang berbeda-beda, ternyata, merupakan ladang
penginjilan kita. Dari saudara kita yang terdekat kita dapat berpindah ke
saudara yang lain, sahabat, dan kenalan kita. Terkadang orang dapat
berpindah-pindah dari hubungan yang jauh kepada hubungan yang lebih dekat atau
sebaliknya, dan dalam waktu yang singkat, menjadi bagian dari ladang
penginjilan kita.
Baca Yohanes 1:37-42. Mengapakah Andreas lebih dulu
mengatakan kepada saudaranya bahwa dia telah menemukan Mesias sebelum dia menceritakan
hal itu kepada orang lain?
Yohanes
1:37-42
1:37 Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka
pergi mengikut Yesus.
1:38 Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut
Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka
kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?"
1:39 Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan
melihatnya." Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari
itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat.
1:40 Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu
mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. 1:41 Andreas mula-mula
bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah
menemukan Mesias (artinya: Kristus)."
1:42 Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata:
"Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya:
Petrus)."
Andreas telah menjadi murid Yohanes Pembaptis,
sebagaimana pelayanan Yohanes adalah untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus,
dapat dipahami bahwa beberapa dari murid Yohanes membuat peralihan untuk
mengikut Yesus. Percakapan Andreas dengan Yesus membuat dia sangat bersukacita
sehingga dia segera mencari orang yang paling dekat dengannya, yaitu
saudaranya, yang sudah sekian lama bersama-sama menjala ikan di Danau Galilea.
Baca Yohanes 1:43-50. Perhatikan apa yang terjadi di
sana. Jenis hubungan apakah yang dituliskan dalam kisah ini? Dengan cara
apakah Filipus menanggapi keraguan Natanael? Pelajaran apakah yang bisa kita
ambil dari kisah ini yang dapat menolong kita untuk lebih mengerti tentang
metode penginjilan pribadi?
Yohanes
1:43-50
1:43 Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea.
Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!"
1:44 Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus.
1:45 Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami
telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para
nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret."
1:46 Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang
dari Nazaret?"
1:47 Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus
melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat,
inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"
1:48 Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal
aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku
telah melihat engkau di bawah pohon ara."
1:49 Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau
Raja orang Israel!"
1:50 Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku
melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat
hal-hal yang lebih besar dari pada itu."
Pada awalnya gerakan untuk mengikut Yesus nampaknya
mendapatkan momentum lewat jaringan sosial di sekitar wilayah Kapernaum dan
Betsaida. Perhatikan bahwa Filipus tidak berargumentsi ketika Natanael tidak
yakin bahwa Mesias akan datang dari sebuah desa yang kecil, tidak terkenal, dan
sangat terpencil. Dia hanya memberikan undangan yang sederhana, "Mari dan
lihatlah."
Kepada
siapakah Anda dapat bersaksi dengan lebih baik? Seberapa banyakkah pengorbanan
diri yang Anda harus lakukan agar dapat menjadi saksi yang lebih baik lagi
bagi mereka?
Selasa 8 Mei
POTENSI PRIBADIKU
Pada saat pemimpin
pelayanan perorangan memanggil para relawan untuk dapat terlibat dalam kegiatan
penginjilan dan kesaksian, kita sering memiliki pikiran bahwa ada banyak orang
yang lebih layak dan lebih bertalenta jika dibandingkan dengan diri kita
sendiri. Yang lain merasa lebih percaya diri dan memiliki kesanggupan. Tetapi,
Alkitab menyatakan kepada kita bahwa Allah tidak mencari mereka yang paling
layak tetapi Dia mencari orang yang mau digunakan, tanpa memandang karunia dan
talenta apa yang mereka miliki.
Suatu contoh yang
baik mengenai hal ini terjadi pada saat Allah memanggil Musa untuk membebaskan
umat-Nyu dari perbudakan di Mesir. Musa bisa melihat banyak alasan mengapa
orang lain akan lebih memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan yang Tuhan
telah rencanakan itu (lihat Kel. 3:11, 4:10). Dalam pemikiran
Musa, dia punya alasan yang dia anggap baik untuk tidak mengerjakan apa yang
Tuhan minta dia lakukan.
Sebagai sambutan
atas panggilan untuk melakukan penginjilan kebanyakan dari umat percaya saat
ini menggemakan alasan yang telah disampaikan oleh Musa—"Siapakah aku ini
sampai aku harus melakukan tugas yang begitu besar?" "Bagaimanakah
seandainya mereka menanyakan pertanyaan yang sukar?" "Saya bukanlah
pembicara yang hebat." Mungkin kita dapat tersenyum kepada Musa dan
berpikir bahwa Allah perlu memikirkan kembali strategi rekrutmen personil-Nya,
tetapi Allah mengetahui potensi Musa, meskipun dia memiliki kekhawatiran dan
rasa takut, dia adalah orang yang tepat untuk tugas ini.
Panggilan bagi Musa
untuk memimpin umat Allah merupakan s\iatu hal yang dapat memberikan keyakinan
bagi kita bahwa Allah mengetahui diri kita lebih baik daripada kita mengenal
diri kita sendiri. Allah tidak berfokus pada kinerja kita pada masa lalu tetapi
lebih kepada potensi kita masing-masing. Setiap umat percaya memiliki potensi
yang dapat diberikan bagi pekerjaan Tuhan.
Pada sisi lain, kita harus berhati-hati untuk tidak
terlalu percaya diri dan berlari mendahului Tuhan. Meski memang benar bahwa
kita perlu menyelidiki hati kita masing-masing untuk mengetahui kondisi
kerohanian kita, kita juga perlu mengerti bahwa manusia seringkali tidak
objektif dalam mengevaluasi diri sendiri. Itulah sebabnya merupakan hal yang
baik meminta Allah untuk menguji kita dan menunjukkan kepada kita kondisi kita
yang sebenarnya, sebab kondisi kita mempengaruhi potensi kita.
Baca Mazmur 139. Mengapakah Daud meminta supaya Allah
menguji hatinya? Pelajaran apakah yang kita dapatkan di sini, bukan saja supaya
kita dapat bersaksi tetapi bagi perjalanan iman kita dengan Tuhan secara
keseluruhan? Apakah yang kita dapat ambil dari mazmur ini untuk kehidupan kita
sekarang? Penghiburan, harapan, dan dorongan apakah yang tersedia bagi Anda?
Pada saat yang sama, apakah yang dikatakan kepada Anda tentang perubahan yang
Anda perlukan di dalam hidup Anda?
Mazmur 139
139:1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. TUHAN, Engkau menyelidiki dan
mengenal aku;
139:2 Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti
pikiranku dari jauh.
139:3 Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala
jalanku Kaumaklumi.
139:4 Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya,
semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.
139:5 Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau
menaruh tangan-Mu ke atasku.
139:6 Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak
sanggup aku mencapainya.
139:7 Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari
dari hadapan-Mu?
139:8 Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh
tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau.
139:9 Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung
laut,
139:10 juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu
memegang aku.
139:11 Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja melingkupi aku,
dan terang sekelilingku menjadi malam,"
139:12 maka kegelapan pun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi
terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang.
139:13 Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam
kandungan ibuku.
139:14 Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib;
ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
139:15 Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di
tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling
bawah;
139:16 mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu
semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari
padanya.
139:17 Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar
jumlahnya!
139:18 Jika aku mau menghitungnya, itu lebih banyak dari pada pasir.
Apabila aku berhenti, masih saja aku bersama-sama Engkau.
139:19 Sekiranya Engkau mematikan orang fasik, ya Allah, sehingga
menjauh dari padaku penumpah-penumpah darah,
139:20 yang berkata-kata dusta terhadap Engkau, dan melawan Engkau
dengan sia-sia.
139:21 Masakan aku tidak membenci orang-orang yang membenci Engkau, ya
TUHAN, dan tidak merasa jemu kepada orang-orang yang bangkit melawan Engkau?
139:22 Aku sama sekali membenci mereka, mereka menjadi musuhku.
139:23 Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan
kenallah pikiran-pikiranku;
139:24 lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang
kekal!
Rabu 9 Mei
KESAKSIAN KEHIDUPAN YANG BENAR
Apakah benar
perbuatan berbicara lebih nyaring daripada perkataan? Ya, demikianlah
sepatutnya. Hal itu memang benar, sementara pekabaran dapat disampaikan
melalui perbuatan tanpa menggunakan kata-kata, demikian pula pekabaran yang
benar dapat diberikan melalui perkataan tanpa disertai perbuatan. Sebuah pekabaran
yang dipadukan dengan perbuatan memiliki pengaruh yang sangat besar. Mengaku
mengasihi Allah kemudian bertindak seolah-olah Anda tidak mengasihi-Nya, itu
adalah kemunafikan; dan kesaksian terburuk yang dapat diberikan oleh seseorang
ialah pada saat pengakuan dan perbuatannya tidak sejalan.
Kemantapan dalam bertindak nyaring bunyinya. Sementara
keluarga dan sahabat nampaknya tidak mau mendengar apa yang Anda katakan,
mereka sedang memperhatikan apakah perkataan Anda selaras dengan perbuatan dan
kehidupan Anda.
Baca
1 Petrus 3:1-15. Apakah yang ayat-ayat ini katakan kepada kita tentang pengaruh
dari satu kehidupan Kristiani dan potensinya untuk memenangkan jiwa-jiwa bagi
Kristus? Coba bayangkan betapa besar kuasa yang menyertai kesaksian kita
bilamana kita menghidupkan apa yang kita ajarkan. Pekabaran khusus apakah yang
diberikan dalam ayat 15 sehubungan dengan konteks kesaksian pribadi kita? Lihat juga Mat. 5:16.
1 Petrus 3:1-15
3:1 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu,
supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga
tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,
3:2 jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri
mereka itu.
3:3 Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan
mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian
yang indah-indah,
3:4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan
perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan
tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
3:5 Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan,
yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka
tunduk kepada suaminya,
3:6 sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan
kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.
3:7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan
isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman
pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.
3:8 Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan,
mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati,
3:9 dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki
dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk
itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab:
3:10 "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari
baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap
ucapan-ucapan yang menipu.
3:11 Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus
mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya.
3:12 Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya
kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang
orang-orang yang berbuat jahat."
3:13 Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin
berbuat baik?
3:14 Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu
akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan
janganlah gentar.
3:15 Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap
sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap
orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada
padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat,
Mat. 5:16
5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya
mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Kita dapat bayangkan
perselisihan yang mungkin terjadi pada saat seorang wanita yang tadinya di luar
kebenaran kemudian menerima Yesus sebagai Juruselamatnya sementara suaminya
masih belum bersedia menerima kebenaran. Beban yang dia rasakan untuk
menyelamatkan suaminya dapat menuntun wanita ini untuk cenderung
berargumentasi dan mengomel karena dia menganggap suaminya sebagai ladang
penginjilannya. Dari sudut pandang yang lain, sebagaimana yang disarankan oleh
Petrus, dia dapat tetap setia kepada Allah sambil berharap dan berdoa agar
kehidupannya yang saleh akan dapat menuntun suaminya kepada Tuhan. Dengan kata
lain, dia dapat membiarkan kehidupannya sehari-hari menjadi suatu kesaksian
yang sangat berkuasa.
Membiarkan terang kita bercahaya mencakup setiap
kesempatan untuk mempengaruhi setiap pria dan wanita bagi kerajaan Allah.
Mereka yang ada di sekitar kita seharusnya tidak hanya mendengar perkataan
kita yang baik, mereka harus melihat perbuatan baik kita, sebab dengan cara
demikianlah mereka dapat melihat kuasa Allah bekerja melalui kita, dan Roh
Kudus akan membujuk mereka agar mau mengakui adanya berkat penyertaan Allah
dalam kehidupan manusia. Orang harus diyakinkan bahwa Kekristenan bukan hanya
sebuah nama yang kita miliki tetapi juga merupakan suatu hubungan yang kita
nikmati. Menggunakan contoh merupakan metode mengajar yang sangat penting, dan
orang-orang Kristen baik secara sengaja ataupun tidak sengaja telah menjadi
contoh. Kita bersaksi lewat apa yang kita lakukan, siapakah kita sebenarnya
lebih berarti daripada pengakuan kita atau apa yang kita ucapkan. Apabila hal
itu nampaknya menakutkan, itulah kenyataan yang sebenarnya.
Kamis 10 Mei
KONTRIBUSI SAYA UNTUK SEMUA
Dalam pekan ini kita memikirkan ladang penginjilan kita,
potensi kita dalam bersaksi, dan potensi dalam penginjilan. Kita perlu
menyadari, karena gereja terdiri dari seluruh anggota, maka usaha dari setiap
anggota memberikan kontribusi kepada penginjilan gereja secara keseluruhan.
Apakah Anda mengetahui strategi apa yang gereja miliki untuk menuntun orang
kepada Yesus? Anda dapat mengundang orang-orang yang ada dalam ladang
penginjilan Anda untuk menghadiri kegiatan dan program-program gereja.
Sebaliknya, apakah koordinator penginjilan di gereja Anda mengetahui apa yang
Anda lakukan dalam ladang penginjilan Anda? Mungkin saja mereka dapat mendukung Anda melalui doa dan segala sesuatu yang dapat diberikan.
Baca
Yohanes 4:37,38. Dorongan apakah yang kita dapatkan dari perkataan Yesus,
"Yang satu menabur dan yang lain menuai?" Apakah yang Dia katakan dan
bagaimanakah Anda melihat kenyataan itu digenapi dalam kehidupan Anda?
Yohanes 4:37,38
4:37 Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan
yang lain menuai.
4:38 Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan;
orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka."
Sangat mungkin pada
saat itu Yesus sedang merujuk kepada benih Injil yang ditaburkan oleh Yesus
sendiri, Yohanes Pembaptis, dan wanita Samaria. Murid- murid itu menuai di
ladang yang sudah ditanami oleh orang lain, dan saatnya telah tiba di mana
penabur dan penuai bersukacita bersama-sama.
Pada saat Yesus
berkata "Yang satu menabur dan yang lain menuai," Dia tidak
mengatakan bahwa secara individu kita berperan sebagai penabur atau penuai.
Meskipun gereja kita mungkin saja lebih mengutamakan para penuai, bilamana
tidak ada penabur, maka sia-sialah para penuai menunggu saat panen. Kita semua
dipanggil untuk menabur dan menuai, dan di dalam setiap jemaat ada banyak
kombinasi antara kegiatan menabur dan menuai. Apa yang Anda taburkan di ladang
penginjilan Anda akan dituai bersama dalam proses penuai- an di gereja. Mungkin
juga benih yang telah ditaburkan oleh orang lain akan di tuai pada waktu orang
itu berpindah ke dalam ladang penginjilan Anda.
Pada saat kita
mempertimbangkan bagaimana setiap individu memberikan kontribusi untuk semua (lihat 1 Kor.
12:12-27), proses bercocok tanam ini mengingatkan kita bahwa
sebelum benih itu ditaburkan ada orang yang sudah membersihkan tanah dan
mencangkulnya.
Sudah jelas bahwa proses menabur dan menuai merupakan
bagian yang terus berlangsung meskipun banyak orang telah bergabung ke dalam
tubuh Kristus. Hasil panen itu janganlah ditinggalkan di ladang tetapi harus
dikumpulkan ke dalam lumbung.
Bagaimanakah Anda dapat lebih
terlibat dalam proses menabur dan menuai di jemaat Anda? Dengan cara apakah,
Anda dapati bahwa dengan mengupayakan keselamatan orang lain, iman Anda
dikuatkan? Mengapakah demikian?
Jumat 11 Mei
PENDALAMAN:
Persiapan Rohani untuk Pelayanan Perorangan.
Kita tidak
menyangkal pentingnya pengetahuan Alkitab dan prosedur dalam kesaksian dan
penginjilan, tetapi kita perlu berhati-hati untuk tidak mengabaikan pentingnya
persiapan rohani secara pribadi. Hal-hal yang penting untuk pertumbuhan
kerohanian pribadi, adalah Roh Kudus, dan untuk merasakan kuasa Roh Kudus dalam
usaha penginjilan kita harus menyediakan bagi-Nya jalan masuk ke dalam hidup
kila.
Pada saat orang
Kristen mulai melayani Allah, mereka mulai lebih menyadari kebutuhan rohaninya.
Ketika mereka meminta, dan menerima, curahan Roh Kudus yang lebih besar lagi,
mereka dipersiapkan untuk pelayanan selanjutnya.
Kuncinya adalah dengan menyerahkan kemauan kita pada
Allah setiap hari, menyangkal diri setiap hari, memandang kasih karunia
Kristus setiap hari, mengingat segala sesuatu yang kita telah terima di dalam
Kristus dan mengingat segala sesuatu yang Dia minta dari masing-masing kita
sebagai respons atas karunia itu.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.
Sehubungan dengan penarikan jiwa, Ellen G. White menulis
pernyataan berikut: "Keberhasilanmu tidak terlalu bergantung pada
pengetahuanmu dan pencapaianmu, melainkan pada kesanggupanmu untuk menemukan
jalan masuk ke dalam hati."—Gospel Workers,
hlm. 193. Apakah poin penting yang dia sampaikan? Lagipula, seringkah kita
melihat orang berpaling dari bukti-bukti yang sangat menguatkan pekabaran
kita. Seringkah doktrin—meskipun sangat Alkitabiah, masuk akal, meninggikan
pikiran, dapat diterima—tidak akan berpengaruh kepada orang yang hatinya belum
terbuka. Bagaimanakah kita dapat menjangkau hati itu? Dalam hal ini, betapa
pentingnya bagi kita untuk menghidupkan apa yang kita ajarkan daripada hanya
sekadar mengajarkannya saja?
2.
Renungkanlah pernyataan berikut sementara Anda memikirkan
cara- cara di mana Anda dapat membagikan pengalaman pribadimu dengan orang
lain: "Sinar-sinar yang terakhir dari terang pengasihan, pekabaran
pengasihan yang terakhiryang disampaikan kepada dunia, adalah suatu pernyataan
dari tabiat-Nya yang penuh kasih. Anak-anak Allah harus menunjukkan
kemuliaan-Nya. Dalam kehidupan mereka sendiri dan tabiat mereka harus
dinyatakan apa yang telah diperbuat karunia Allah terhadap mereka."—Ellen
G. White, Membina Kehidupan Abadi, hlm. 321.
Pertanyaannya adalah, Bagaimanakah supaya dalam kehidupan setiap hari dan
dengan cara yang sederhana kita dapat "menyatakan kemuliaan-Nya?"
Dalam waktu 24 jam yang baru saja Anda lewati, berapa seringkah Anda menyatakan
kemuliaan Allah dalam kehidupan Anda? Iman yang bagaimanakah yang Anda dapat
saksikan lewat gaya hidup Anda? Bagaimanakah jemaat Anda secara keseluruhan
dapat “menyatakan kemuliaan-Nya?”
No comments:
Post a Comment