PELAJARAN 1 TRIWULAN I 2012


Allah Tritunggal

Sabat Petang
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Ulangan 6:4; Filipi 2:6; Matius 28:19; Kejadian 1:26, 27; Yohanes 14-16.

AYAT HAFALAN: "Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal" (Yudas 20, 21, NKJV).

Pokok Pikiran: Alkitab berisi referensi-referensi dan gambaran tentang Ketuhanan dan kesatuan Keallahan llahi.

Walaupun kataTrinitas itu sendiri tidak muncul dalam Alkitab, namun ajarannya sudah pasti ada. Doktrin Trinitas ialah, bahwa Allah ada­lah Satu dan terdiri dari tiga "Oknum," hal ini sangat penting karena berkaitan dengan siapa Allah itu, seperti apa Dia, bagaimana Dia bekerja, dan bagaimana Dia berhubungan dengan dunia. Yang terpenting, Keallahan Kristus perlu dalam rencana keselamatan.
Dalam Kitab Suci, ada tiga fakta terpisah namun saling berhubungan mengenai bukti Trinitas, atau ketritunggalan Allah: (1) bukti kesatuan Allah, bah­wa Allah adalah Satu; (2) bukti bahwa ada tiga Oknum Allah, (3) konteks yang menggambarkan ketritunggalan Allah.
Perbedaan antara Allah, Kristus, dan Roh Kudus dalam Alkitab harus dipahami sebagaimana Allah nyatakan di dalam diri-Nya sendiri, meskipun sa­ngat sulit dipahami oleh pikiran kita yang sudah jatuh dalam dosa. "Penguasa kekal surgawi—Allah Bapa, dan Kristus, dan Roh Kudus," sebagaimana Ellen G. White menyebutnya {Evangelism, hlm. 616), adalah sama tetapi tidak seru-pa atau tidak dapat dipertukarkan.
Walaupun beberapa dari umat Advent mula-mula berjuang dengan doktrin ini, gereja kita sekarang ini telah mengambil pendirian yang tegas dan tidak berubah pada pengajaran ini. Sebagaimana Dasar Kepercayaan nomor 2 mengatakan, "Hanya ada satu Allah: Bapa, Anak, dan Roh Kudus, satu kesatuan dari tiga Oknum yang kekal."
*Pelajari pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 7 Januari.

Minggu 1 Januari
KEESAAN ALLAH


Sistem kepercayaan Bangsa Ibrani kuno dengan keras menganut monotheistic, "mono " menyatakan "satu" dan "theistic" dari Bahasa Yunani sebuah kata untuk "Allah," artinya bahwa hanya ada satu Allah yang benar. Hal ini tetap.dan teguh di seluruh kitab Perjanjian Lama. Hanya ada satu Allah, Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, dan tidak ada banyak allah seperti yang dipercayai oleh bangsa dan suku di sekeliling orang Ibrani. Dalam hal ini, agama Alkitab adalah unik.

Bagaimanakah Allah berbicara tentang diri-Nya sendiri dalam Keluaran 3:13-15? Bagaimanakah ayat ini menyatakan keesaan Allah?

3:13 Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? --apakah yang harus kujawab kepada mereka?" 
3:14 Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu." 
3:15 Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun. 

Keesaan Allah juga ditemukan dalam ayat (Ulangan. 6:4) yang disebut oleh Bangsa Yahudi "Shema. " Nama ini diberikan karena kata pembukaan dalam Bahasa Ibrani, untuk perintah, "Dengar" adalah,kata "shema. " Pernyataan ini adalah satu kebenaran besar tentang Allah, yang mana orang Israel telah diperin-tahkan untuk mempercayai dan mengajarkannya kepada anak-anak mereka.
"Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!" (Ulangan. 6:4, ESV). Bandingkan dengan Kejadian 2:24, "Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging." Apakah mungkin itu mengartikan bahwa kata yang sama dalam Bahasa Ibrani untuk "satu" muncul di dalam kedua ayat tersebut?
Kata yang sama, echad, untuk "satu," digunakan untuk Allah pada "Shema" dalam Ulangan 6:4. Kata echad untuk' keesaan ini tidak menyatakan suatu jumlah matematis melainkan suatu kesatuan yang kompleks. Di sini sedang ditegaskan satu kesatuan dari bagian-bagian yang berbeda. Suami dan istri menjadi "satu" (echad) sesuai dengan kejadian 2:24, sama halnya dengan kitab Ulangan, Allah adalah "satu."

Bagaimanakah kitab Perjanjian Baru membicarakan tentang keesaan Allah? Yakobus 2:19; 1 Korintus 8:4.   
Yakobus 2:19;
2:19 Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.

1 Korintus 8:4.   
8:4. Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: "tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa."

Bagaimanakah seharusnya pemahaman bahwa Allah adalah satu, menolong kita menghindari perangkap pemujaan ilah dalam berbagai bentuk? Mengapa hanya Allah sendiri yang harus kita sembah? Bagaimanakah Anda dapat membasmi "berhala" apa pun dalam kehidupan Anda sendiri?

Senin 2 Januari
KEILAHIAN KRISTUS

Keallahan Bapa jarang diperdebatkan. Orang-orang yang mempertanyakan Trinitas sering menantang sifat Keallahan Kristus. Sekiranya Kristus tidak kekal dan tidak sepenuhnya Ilahi, maka rencana keselamatan akan benar-benar bisa dikompromikan. (Lihat pelajaran hari Kamis).

Bagaimanakah Paulus, sewaktu berjumpa dengan seorang Farisi, ber­bicara mengenai sifat Keallahan Kristus? Filipi 2:6.
Filipi 2:6.
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

Karena orang Farisi telah mengajarkan dasar-dasar pengajaran Perjanjian Lama tentang Keesaan Allah, ini merupakan pernyataan yang mengherankan, sebab hal itu menyatakan komitmen Paulus yang mendalam tentang Keallahan Kristus.
Kitab Ibrani—ditulis kepada orang Yahudi penganut keras paham monoteisme, sebagaimana Paulus—berisi pernyataan-pernyataan yang kuat menekankan Keallahan Anak Allah. Dalam Ibrani 1:8, 9 sifat Keallahan Kristus dinyatakan dengan tegas dan kuat.
Yang terpenting dalam menyatakan Keallahan Kristus adalah kesadaran diri Yesus sendiri. Dia tidak pernah mengadakan parade melalui jalan Yerusalem dengan paduan suara kemenangan untuk menyatakan Keallahan-Nya. Namun, keempat Injil termasuk beberapa berkas bukti menyatakan bagaimana Dia memahami diri-Nya sendiri. Yesus berulangkali mengaku memiliki apa yang hanya patut menjadi milik Allah: dia berbicara mengenai malaikat Allah sebagai malaikat-Nya (Mati­ns 13:41); Dia mengklaim mengampuni dosa-dosa (Markus 2:5-10); dan Yesus menyatakan kuasa-Nya untuk menghakimi dunia (Matius 25:31-46). Siapakah yang lain kecuali Allah yang sanggup, secara layak, melakukan hal-hal tersebut?

Tinjau kembali bagaimana Yesus menerima penyembahan dari berbagai macam orang dalam kitab Injil. Mat. 14:33; 28:9; Luk. 24:50-52; Yoh. 9:35-38. Bandingkan tindakan-Nya dengan Paulus (Kis. 14:8-18). Apakah penerimaan Yesus akan semua penyembahan ini menyatakan Keallahan-Nya?
Mat. 14:33; 28:9;
14:33 Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah."
28:9 Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya.
Luk. 24:50-52;
24:50. Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka.
24:51 Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.
24:52 Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita.

Yoh. 9:35-38;
9:35. Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?"
9:36 Jawabnya: "Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya."
9:37 Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!"
9:38 Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya.

Kis. 14:8-18
14:8. Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya dan lumpuh sejak ia dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan.
14:9 Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan.
14:10 Lalu kata Paulus dengan suara nyaring: "Berdirilah tegak di atas kakimu!" Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari.
14:11 Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: "Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia."
14:12 Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena ia yang berbicara.
14:13 Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu.
14:14 Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru:
14:15 "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya.
14:16 Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing,
14:17 namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan."
14:18 Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian, namun hampir-hampir tidak dapat mereka mencegah orang banyak mempersembahkan korban kepada mereka.

Pada persidangan-Nya, satu tuduhan terhadap Yesus adalah bahwa Dia mengaku diri-Nya Anak AIlah (Yohanes 19:7; Matius 26:63-65). Sekiranya Ye­sus tidak menganggap diri-Nya Allah, ini merupakan satu kesempatan genting bagi-Nya untuk memperbaiki kekeliruan-Nya. Namun, Dia tidak melakukan-Nya. Ternyata, pada waktu persidangan-Nya di hadapan Kayafas sebelumhya Dia telah menyatakan Keallahan-Nya sendiri di bawah sumpah. Oleh sebab itu, kita punya bukti yang kuat dari Alkitab tentang Keallahan Kristus.

Ambil beberapa waktu untuk tinggal dalam kehidupan Yesus dan fokuslah pada fakta bahwa Dia adalah Allah, Pencipta semesta alam ini. Apakah yang dikatakan hal ini mengenai kasih Allah kepada dunia? Me­ngapa Anda harus menarik banyak penghiburan dan pengharapan dari kebenaran yang mengagumkan ini?


Selasa 3 Januari
ROH KUDUS

Jika Allah bisa menjadi "satu," dengan dua Oknum Bapa dan Anak, maka menambahkan Oknum ketiga kepada Keallahan tidak akan menambah kesulitan lagi. Di sini kita sedang memperbincangkan mengenai Roh Kudus.

Baca Kejadian 1:2. Apakah yang dikatakan ayat ini kepada kita me­ngenai peran Roh Kudus, siapakah yang terlebih dulu muncul dalam catatan Alkitab? Bagaimanakah Matius 28:19 menarik perhatian kita kepa­da tiga anggota Keallahan?
Kejadian 1:2
1:2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.

Matius 28:19
28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

Tiga Oknum Keallahan disebutkan ketika Yesus mengajar bagaimana orang-orang yang baru percaya akan kebenaran dibaptiskan. Tentu saja, "formula" baptisan ini masih digunakan di sebagian besar gereja Kristen hingga hari ini. Orang yang telah memilih untuk mengikut Yesus dibaptis dalam "Nama" (da­lam Bahasa Yunani tunggal, bukan jamak), meskipun tiga Oknum termasuk di dalamnya. Tiga Oknum Ilahi dianggap sebagai Satu.
Pada saat Yesus dibaptis, ketiga Oknum Trinitas muncul bersama-sama. Baca gambaran dramatis Markus mengenai baptisan itu (Markus 1:9-11). Gambaran Markus tentang langit yang "terkoyak" (ayat 10) lebih baik diterjemahkan "terbuka." Markus menarik perhatian kepada ketiga anggota Keallahan Ilahi di dalam suatu wahyu yang menakjubkan dari Allah yang menggunakan alam itu sendiri.
Sebagaimana dengan Yesus, pekerjaan Roh Kudus dihubungkan dan dikaitkan dengan tindakan-tindakan Allah. Tinjau kembali keterangan berikut ba­gaimana tindakan Roh Kudus dalam memerankan tugas-Nya:
1.      Ketika mengumumkan kelahiran Kristus, malaikat memberitahukan kepada Maria bahwa Anaknya akan disebut "kudus" karena Roh Kudus akan turun atasnya (Luk. 1:35).
2.      Yesus menyatakan bahwa Roh Allah ada pada-Nya, mengurapi Dia untuk mengajar. (Luk. 4:18).
3.      Dia juga mengusir roh jahat dengan kuasa Roh Allah (Mat. 12:28).
4.      Roh, yang akan membantu pekerjaan Kristus setelah kenaikan-Nya ke sur­ga, adalah Penasihat yang Iain dalam sifat yang sama (Yoh. 14:16).
5.      Yesus menghembuskan Roh Kudus kepada murid-murid-Nya (Yoh. 20:22).
6.      Orang Kristen baru akan mempunyai keduanya yaitu Roh Kudus yang ada dalam jiwanya (Yoh 14:17) dan juga Roh Kristus (Gal. 2:20; Kol. 1:27).

Kristus dan Roh Kudus sangat intim berhubungan satu sama lain da­lam tugas masing-masing. Lebih daripada itu, ada beberapa referensi Al­kitab yang mengidentifikasikan Ron Kudus sebagai Allah. Baca Kisah 5:1-11. Bagaimanakah peristiwa ini juga, dapat menolong kita untuk memahami Keallahan Roh Kudus?
Kisah 5:1-11
5:1. Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah.
5:2 Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
5:3 Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?
5:4 Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah."
5:5 Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal itu.
5:6 Lalu datanglah beberapa orang muda; mereka mengapani mayat itu, mengusungnya ke luar dan pergi menguburnya.
5:7 Kira-kira tiga jam kemudian masuklah isteri Ananias, tetapi ia tidak tahu apa yang telah terjadi.
5:8 Kata Petrus kepadanya: "Katakanlah kepadaku, dengan harga sekiankah tanah itu kamu jual?" Jawab perempuan itu: "Betul sekian."
5:9 Kata Petrus: "Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar."
5:10 Lalu rebahlah perempuan itu seketika itu juga di depan kaki Petrus dan putuslah nyawanya. Ketika orang-orang muda itu masuk, mereka mendapati dia sudah mati, lalu mereka mengusungnya ke luar dan menguburnya di samping suaminya.
5:11 Maka sangat ketakutanlah seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar hal itu.

Rabu 4 Januari
DALAM KESATUAN DAN KESAMAAN

Meskipun Alkitab dengan jelas menerangkan bahwa Allah adalah Satu (echad), Alkitab juga berbicara mengenai Oknum yang jamak. Para sarjana dan pelajar Alkitab selama ribuan tahun telah melihat di dalam banyak ayat Perjanji-an Lama bukti yang kuat mengenai sifat kejamakan Allah. Kebenaran ini, sama seperti yang lainnya, lebih banyak dinyatakan dalam Perjanjian Baru.

Baca Kejadian 1:26, 27. Bagaimanakah kejamakan Allah dinyatakan di sini?
1:26. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

Pasangan jamak dan tunggal ini ketika merujuk kepada Allah juga terdapat dalam Kejadian 11:7, 8 pada waktu pembangunan menara Babel. Allah sendiri yang berbicara. "TUHAN" disebutkan, namun dia berbicara sebagai satu da­lam sebuah kelompok ("Kita").

Baca Yesaya 6:8. Dalam hal apakah Anda melihat kejamakan "Allah" dinyatakan di sana, juga?
6:8 Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"

Dalam kitab Perjanjian Baru, bagaimanakah khotbah Petrus pada hari Pentakosta memuliakan Yesus dalam Keallahan? (Lihat Kis. 2:33). Petrus, seorang Yahudi yang saleh dalam kepercayaan monoteisme, seorang yang percaya pada Satu Allah, menyatakan kepenuhan Keilahian Kristus, yang sekarang berada di surga. Dalam suratnya kepada orang Yahudi pendatang yang tersebar, Petrus kembali menyampaikan bukti sifat Tritunggal Allah (baca I Ptr. 1:1-3).

Bagaimanakah Paulus melibatkan kejamakan Allah sementara dia menjelaskan proses keselamatan? 2 Kor. 1:20-22. (Lihat juga 2 Kor. 13:14).
2 Kor. 1:20-22
1:20 Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah.
1:21 Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi,
1:22 memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.

2 Kor. 13:14
13:14 (13-13) Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.

Dengan pikiran kita yang terbatas, yang telah jatuh ke dalam dosa, pelajaran ini tidaklah mudah untuk dipahami. Tetapi kenapa? Karena kita di sini sedang berhadapan dengan sifat Keallahan, Pencipta alam semesta. Betapa bodohnya jika kita berpikir bahwa kita dapat sepenuhnya mengerti Dia, khususnya kita sebagai manusia, kita tidak dapat memahami "sepenuhnya" segala sesuatu. Pikirkanlah suatu hal "yang paling sederhana" yang Anda dapat pikirkan. Berapa banyakkah aspek yang tetap di luar pemahaman Anda? Betapa lebih banyakkah aspek yang tidak dapat kita pahami tentang sifat keagungan Allah Sendiri?

Kamis 5 Januari
TRINITAS DAN KESELAMATAN

Injil Yohanes memberikan perhatian khusus terhadap keunikan sifat Allah. Yohanes tampaknya menyadari sepenuhnya keesaan dan juga "ketigaan" Allah.

Baca doa Kristus dalam Yohanes 14-16 dan hitung jumlah referensi yang mengacu kepada tiga Oknum Keallahan. Bagaimanakah ayat-ayat ini menolong kita mengerti kenyataan dari kebenaran penting ini?

Perikop dalam kitab Injil Yohanes ini adalah pemusatan yang paling luas mengenai kesetaraan, tiga Oknum Allah. Di sinilah dinamika antar Trinitas disebutkan berulangkali. Doktrin mengenai Trinitas, jauh dari segelintir spekulasi abstrak, merupakan kesimpulan yang tidak dapat dihindarkan yang berasal dari penelitian yang sistematik terhadap Alkitab.
Kebenaran khusus dalam konteks ini adalah Keallahan Kristus. Kalau Kristus bukan Allah sepenuhnya, maka kita hanya mempunyai Tuhan yang mengalihkan penghukuman atas dosa-dosa kita dari satu orang kepada yang lain, sebagai kebalikan dari menimpakan dosa-dosa itu kepada diri-Nya sendiri. Pokok utama kese-luruhan Injil adalah bahwa Allah sendirilah di kayu salib menanggung dosa-dosa dunia. Sesuatu yang kurang dari ini akan menghilangkan pendamaian atas segala sesuatu yang telah dibuat begitu kuat dan efektif.
Pikirkan hal ini: kalau Yesus hanya makhluk ciptaan saja, dan tidak sepenuh­nya Allah, bagaimanakah Dia dapat—sebagai makhluk ciptaan—memikul segenap murka Allah terhadap dosa? Makhluk ciptaan manakah, yang dapat menyelamatkan umat manusia dari pelanggaran hukum Allah yang kudus?
Kalau Yesus bukan Ilahi, maka hukum Allah tidak kudus sebagaimana Allah kudus adanya, karena makhluk ciptaan akan dapat mendamaikan atau menebus pe­langgaran terhadap hukum itu. Hukum hanya akan sama kudusnya dengan makhluk ciptaan, dan tidak seperti kudusnya Pencipta. Dosa itu sendiri tidak akan terlalu jahat jika itu semua bisa ditanggung oleh kematian seorang ciptaan dan bukan Pencipta yang membuat pendamaian untuknya. Faktanya ialah bahwa Allah sendirilah yang menanggungnya, dalam Pribadi Kristus, untuk menyembuhkan luka dosa menya-takan bukti yang kuat betapa seriusnya dosa itu.
Juga, jaminan keselamatan kita melalui apa yang Kristus telah lakukan untuk kita—dan bukan melalui usaha kita—terbukti bahwa Allah sendirilah yang mem-bayar hukuman atas dosa kita. Apakah yang dapat kita tambahkan kepada hal ini? Sekiranya Kristus adalah ciptaan, mungkin kita dapat menambahkan sesuatu. Tetapi dengan Allah, Sang Pencipta, mengorbankan diri-Nya sendiri untuk dosa-dosa kita... adalah penghinaan sama sekali untuk percaya bahwa kita dapat menambahkan se­suatu terhadap pengorbanan itu. Jadi, jika Kristus bukan Allah, pendamaian akan dikomprpmikan secara fatal.

Pikirkan sejenak: Pencipta alam semesta mati untuk kebaikan Anda, di tempat Anda, sehingga Anda dapat memiliki janji untuk kehidupan kekal di dalam Dia. Bagaimanakah Anda dapat belajar untuk menarik pengharapan dan jaminan dari kebenaran yang sangat indah ini? Dalam terang kenyataan ini, apakah yang lain yang benar-benar sangat berarti?

Jumat 6 Januari

PENDALAMAN: Dalam doktrin Trinitas, kita tidak dapat menemukan tiga peran Ilahi yang berbedaditunjukkan oleh satu Oknum (itu adalah modalisme). Tidak ada pula ada tigaallah dalam satu kelompok (disebut dengan tritheisme atou politeisme). Satu Allah ("Dia") samajuga dengan, "Mereka," dan "Mereka" selalu bersama-sama, selalu dekat dalam bekerja sama. Roh Kudus melakukan kehendak Bapa dan Anak, yang adalah juga kehendak-Nya. Inilah kebenaran bahwa Allah menyatakan diri-Nya sendiri melalui seluruh Alkitab.
Sebagian orang bergumul dengan Keilahian Kristus, karenafeagaimana, semen-tara di sini sebagai manusia, Yesus telah merendahkan diri-Nya sendiri kepada ke­hendak Bapa. Banyak yang melihat ini sebagai "bukti" bahwa Dia pasti lebih rendah dari Bapa. Namun, kenyataan ini, tidak menggambarkan struktur inti dari Keallah­an. Tindakan merendahkan diri ini malah menggambarkan, bagaimana rencana ke­selamatan telah dijalankan. Yesus harus datang dalam kemanusiaan, menjadi "taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib" (Filipi 2:8).
"Dan sekalipun la adalah Anak, la telah belajar menjadi taat dari apa yang te­lah diderita-Nya, dan sesudah la mencapai kesempurnaan-Nya, la menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya" (Ibrani 5:8,9). Pernyataan ini menyatakan bahwa peran merendahkan diri yang ditunjukkan Ye­sus dihasilkan oleh penjelmaan-Nya, yang mana sangat penting dalam rencana ke­selamatan. Pernyataan itu tidak membuktikan bahwa Dia adalah sesuatu yang lain daripada Allah sepenuhnya dan kekal.
" 'Mereka akan menamakan Dia Imanuel,... Allah menyertai kita.' 'Terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah' narripak 'pada wajah Kristus.' Sejak masa kekekalan Tuhan Yesus Kristus satu dengan Bapa; Ialah 'garribar Allah,' peta kebe-saran dan keagungan-Nya, 'cahaya kemuliaan-Nya.' Untuk menyatakan kemuliaan inilah la datang ke dunia ini."—Ellen G White, Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 13.

PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.      Beberapa orang Advent mula-mula, bergumul dengan doktrin Trinitas. Hari ini, gereja kita telah mengambil pendirian yang teguh tentang doktrin ini. Bagaimanakah hal ini menyatakan kepada kita sifat kebenaran yang ter-buka? Dalam pengalaman Anda, bagaimanakah Anda bertumbuh dalam pemahaman Anda terhadap kebenaran? Kepercayaan apakah yang tadinya Anda pegang, sekarang Anda tidak menerimanya lagi?
2.      Yohanes 8:58 berbunyi: "Kata Yesus kepada mereka: '...sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.'" Bagaimanakah ayat ini menyata­kan dengan tegas Keilahian Kristus yang sepenuhnya?

RANGKUMAN: Jika kita ingin memperdalam kasih kita kepada Allah yang kita layani dan mendekatkan diri untuk menyembah Dia, pertama kita harus memahami apa yang Dia katakan kepada kita mengenai diri-Nya sendiri. Trinitas ialah se-buah misteri, tetapi dalam Kitab Suci "misteri" adalah kebenaran yang mendalam, bahwa Allah yang tidak terbatas menyatakan kepada kita pada tingkatan yang ter-batas. Jadi, kita dapat dengan aman berbicara kepada Allah hanya dengan bertelut. "Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!" (UI. 6:4).

Pratinjau Pclajaran
2
*7-13Jamiari2012
Pada Mulanya
SabatPetang
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Matius 19:4; Ayub 38:4-7; Ulangan 32:10, 11; Mazmur 19; Yohanes 1:1-13; Roma 5:12; Yesaya 66:22.

AYAT HAFALAN: "Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan un­tuk Dia" (Kolose 1:16).

Pokok Pikiran:  
Doktrin Penciptaan, enam hari penciptaan secara harfiah, adalah dasar bagi semua yang kita percayai.
Susah membayangkan dua lagi pandangan yang berbeda tentang asal usul selain penciptaan model Alkitabiah dan model evolusioner paham ateis. Yang pertama menyatakan penciptaan yang telah direncanakan? melalui pemikiran yang matang, dtperhitungkan, dengan tidak ada untung-untungan. Tidak ada kebetulan. Sebaliknya, model evolusi adalah semuanya kebetulan. Kedua, dalam catatan Alkitab, segala sesuatu telah diciptakan untuk suatu tujuan; Allah mempunyai tujuan akhir, orang Yunani menyebutnya telos, suatu tujuan untuk yang Dia ciptakan. Sebaliknya, evolusi berorientasipada dasar pemikiran bahwa tidak ada tujuan akhir, tidak ada tujuan yang memotivasi untuk apa itu diciptakan. Mutasi secara acak dan seleksi alami (terjadi secara kebetulan) bekerja bersama-sama secara tersembunyi, mempertahankan apa yang berfungsi dan membuang yang tidak berguna. Akhirnya, catatan Alkitab mengajarkan bahwa manusia diciptakan dalam rupa Allah. Evolusi mengajarkan bahwa mereka diciptakan dalam rupa primata atau binatang menyusui sebelum terjadinya homo sapiens.
Pekan ini, kita akan mempelajari doktrin Alkitabiah tentang penciptaan dan melihat bagaimana itu membentuk dasar semua kebenaran Alkitab yang ber-ikutnya. Jika kita salah mengerti tentang penciptaan, kita salah dalam semua­nya. Itulah sebabnya mengapa pelajaran ini begitu penting bagi kepercayaan kita sebagai umat Masehi Advent Hari Ketujuh.
*Pelajari pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 14 Januari
Sckilns tentang Allah Kita

No comments:

Post a Comment