Pada Mulanya
Sabat Petang
BACALAH UNTUK
PELAJARAN PEKAN INI: Matius
19:4; Ayub 38:4-7; Ulangan 32:10, 11; Mazmur 19; Yohanes 1:1-13; Roma 5:12;
Yesaya 66:22.
AYAT HAFALAN: "Karena
di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada
di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun
kerajaan, baik pemerintah,
maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia" (Kolose 1:16).
Pokok Pikiran:
Doktrin
Penciptaan, enam hari penciptaan secara harfiah, adalah dasar bagi semua yang
kita percayai.
Susah membayangkan dua lagi pandangan yang
berbeda tentang asal usul selain penciptaan model Alkitabiah dan model evolusioner
paham ateis. Yang pertama menyatakan penciptaan yang telah direncanakan?
melalui pemikiran yang matang, dtperhitungkan, dengan tidak ada
untung-untungan. Tidak ada kebetulan. Sebaliknya, model evolusi adalah semuanya
kebetulan. Kedua, dalam catatan Alkitab, segala sesuatu telah diciptakan untuk
suatu tujuan; Allah mempunyai tujuan akhir, orang Yunani menyebutnya telos, suatu
tujuan untuk yang Dia ciptakan. Sebaliknya, evolusi berorientasi pada dasar pemikiran bahwa tidak ada
tujuan akhir, tidak ada tujuan yang memotivasi untuk apa itu diciptakan. Mutasi
secara acak dan seleksi alami (terjadi secara kebetulan) bekerja bersama-sama
secara tersembunyi, mempertahankan apa yang berfungsi dan membuang yang tidak
berguna. Akhirnya, catatan Alkitab mengajarkan bahwa manusia diciptakan dalam
rupa Allah. Evolusi mengajarkan bahwa mereka diciptakan dalam rupa primata atau
binatang menyusui sebelum terjadinya homo sapiens.
Pekan ini, kita akan mempelajari doktrin
Alkitabiah tentang penciptaan dan melihat bagaimana itu membentuk dasar semua
kebenaran Alkitab yang berikutnya. Jika kita salah mengerti tentang penciptaan,
kita salah dalam semuanya. Itulah sebabnya mengapa pelajaran ini begitu
penting bagi kepercayaan kita sebagai umat Masehi Advent Hari Ketujuh.
*Pelajari
pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 14 Januari
Minggu 8 Januari
PEKAN PENCIPTAAN
"Pada
mulanya Allah menciptakan langit dan bumi" (Kej. 1:1). Bagaimanakah kalimat pembukaan ini secara otomatis memisahkan Alkitab
dan paham evolusi Darwin?
Kalimat pembuka dalam kitab Kejadian menyatakan
bahwa Allah sudah bertindak sebagai Pencipta. Tidak ada diberikan penjelasan untuk
Allah, atau pendahuluan tentang Allah. Tidak satu pun penulis Alkitab berpikir
bahwa Allah memerlukan sebuah kata pendahuluan. Barangkali hal yang paling
dekat untuk bukti keberadaan Allah adalah apa yang dirasakan oleh pemazmur:
"Orang bebal berkata dalam hatinya: 'Tidak ada Allah.' Busuk dan jijik
perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik." (Mzm. 14:1).
Para sarjana Alkitab telah mencatat suatu
keindahan seni yang mengagumkan, bukan hanya dalam tindakan penciptaan itu
sendiri tetapi bagaimana itu dinyatakan dalam Alkitab. Kejadian 1:2 memberikan
aspek-aspek pendahuluan tentang bagaimana karya agung Allah terorganisasi
dengan teratur: "Bumi belum berbentuk dan kosong." Tiga hari pertama
Dia "membentuk" yang "tidak terbentuk." Tiga hari
berikutnya Dia "mengisi" yang "hampa" atau kosong.
Dengan kata lain, terang yang diciptakan
pada hari pertama dilengkapi atau disempumakan pada hari keempat dengan terang
besar matahari dan bulan (dan "juga bintang-bintang," Kejadian 1:16).
Udara dan air yang menjadi fokus pada hari kedua telah diisi dengan
burung-burung dan makhluk-makhluk yang berkeriapan di air pada hari kelima (Kej.
1:6-8; 20-23). Kemudian daratan yang terpisah dari laut diisi dengan
tumbuh-tumbuhan pada hari ketiga (Kej. 1:9-13) yang dilengkapi dengan
binatang-binatang di darat bersama dengan manusia pada hari keenam. Akhirnya,
dinyatakan bahwa semuanya "sungguh amat baik," dan kemudian dirayakan
dengan megah pada hari ketujuh oleh Allah sendiri (Kej. 2:1-3).
Pokok pentingnya adalah, tidak ada dalam
ayat-ayat ini yang meninggalkan indikasi bahwa ada sesuatu yang terjadi secara
kebetulan. Sebaliknya, ayat-ayat tersebut mengajarkan bahwa: segala sesuatu
telah dikerjakan dengan teliti dan terencana.
Berdasarkan ayat
berikut ini, siapakah juga yang
percaya akan catatan Alkitab tentang penciptaan?
1.
Matius 19:4
19:4
Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak
semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?
2. Keluaran
20:8-11
20:8
Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
20:9
enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
20:10
tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan
sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau
hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang
di tempat kediamanmu.
20:11
Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala
isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati
hari Sabat dan menguduskannya.
3. 1 Timotius 2:13
2:13
Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa.
4. Yesaya 40:26
40:26
Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang
itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka
sekaliannya? Satupun tiada yang tak hadir, oleh sebab Ia maha kuasa dan maha
kuat.
Segala sesuatu dalam Alkitab menunjukkan
fakta bahwa Allah menciptakan dunia, prosesnya digambarkan dalam Kejadian 1
dan 2. Kitab Suci tidak membiarkan kita dalam ruang yang berbelit-belit
mengenai hal itu. Seseorang dapat memilih penciptaan, atau seorang juga dapat
memilih evolusi, tetapi dengan terus terang tidak diperbolehkan memilih
dua-duanya. Ayat-ayat itu sendiri tidak memberi kita opsi itu.
Senin 9 Januari
HATI SANG PENCIPTA
Drama pekan penciptaan sangat luar biasa.
Hari demi hari Sang Pencipta berfirman untuk keberadaan sistem kehidupan dan
bentuk kehidupan yang senantiasa menakjubkan para ahli ilmu pengetahuan. Bahkan Allah menunjukkan
kegembiraan luar biasa pada waktu itu.
Bagaimanakah Allah menyatakan kepada Ayub kegembiraan
yang menjadi
bagian dari penciptaan bumi ini? Ayub 38:4-7.
Ayub
38:4-7
38:4. Di manakah
engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai
pengertian!
38:5 Siapakah
yang telah menetapkan ukurannya? Bukankah engkau mengetahuinya? --Atau siapakah
yang telah merentangkan tali pengukur padanya?
38:6 Atas apakah
sendi-sendinya dilantak, dan siapakah yang memasang batu penjurunya
38:7 pada waktu
bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah
bersorak-sorai?
Gambaran kegembiraan dalam hati Pencipta
pada pekan pertama itu juga dapat ditemukan pada ayat kedua Kejadian pasal satu:
"dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air." Sepanjang
masa, para sarjana Alkitab menjadi lebih menghargai keahlian sastra Musa
menulis kitab Pentateukh (Lima buku pertama dari Alkitab). Dalam hal
ini, sementara Musa menjelaskan Roh Allah "melayang-layang" di atas permukaan
air pada pembukaan pekan penciptaan, dengan berhati-hati dia memilih sebuah
kata yang dia hanya gunakan satu kali lagi—dalam Ulangan 32. Pasal
tersebut merupakan bagian dari khotbah perpisahannya dengan orang Israel.
Bagaimanakah Musa menggunakan kata melayang-layang untuk
kedua kali ini? Ulangan. 32:10, 11. (Lihat juga
Matius 23:37).
Ulangan. 32:10, 11
32:10
Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan
dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya
sebagai biji mata-Nya.
32:11 Laksana
rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas
anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di
atas kepaknya,
Matius 23:37
23:37
"Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan
batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan
anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah
sayapnya, tetapi kamu tidak mau.
Pikirkan bagaimana seekor induk burung
dengan penuh cinta menyiapkan sangkar untuk anak-anaknya. Kemudian bayangkan
induk itu melayang-layang di atas anak-anaknya, sambil membawa makanan, dan kemudian mengajar
anak-anaknya bagaimana caranya terbang. Musa, yang sudah pernah menggembalakan
domba selama 40 tahun, pasti telah biasa melihat fenomena alam tersebut terjadi
setiap musim semi. Dalam ilham yang diterimanya, dia menggambarkan suasana yang
sama dengan hati Roh Kudus sebagai "sarang" yang telah dibangun bagi
kita umat manusia.
Kemudian, berbeda dengan berbagai macam
model teori evolusi—yang melukiskan penciptaan kita sebagai pekerjaan
dari kuasa-kuasa yang bersaing satu sama lain dengan sengitnya—segala sesuatu
dalam catatan penciptaan menyatakan satu Allah yang mencintai ciptaan-Nya,
memeliharanya, dan yang merancang semuanya dengan teliti dan dengan sengaja.
Tidak ada yang tidak bersifat
pribadi dalam penciptaan, tidak ada tanpa perasaan, dan tidak ada tanpa tujuan. Kasih ada di sana, pada permulaan pekan
penciptaan. Betapa berbeda dengan leori evolusi, yang mengajarkan bahwa kasih
suatu waktu timbul, tetapi hanya
setelah milyaran tahun melewati kekerasan yang mementingkan diri sendiri. Kasihlah yang memotivasi penciptaan, dan kasih
akan tetap ada ketika ciptaan
yang sudah
rusak ini diciptakan kembali.
Renungkanlah tentang keajaiban-keajaiban alam. Bagaimanakah Anda melihat
kasih Allah yang mengagumkan yang dinyatakan di sana?
Selasa 10 Januari
LANGIT
MENCERITAKAN
Kitab Mazmur terdiri dari kumpulan lagu
memuji Pencipta. Dengan teratur dan bersorak kegirangan pemazmur menunjuk
kepada "pekerjaan besar" Allah.
Mazmur 19. Kemajuan pikiran yang sangat
berani. Pertama, Daud melukiskan kemuliaan langit dan cakrawala termasuk pancaran
sinar matahari. Dia membandingkan cemerlangnya energi matahari dengan calon
pengantin laki-laki yang sedang keluar untuk pernikahannya dan juga pahlawan
yang hendak melakukan perjalanannya (ayat 1-6). Dia kemudian
menghubungkan kemegahan matahari ini kepada kesempurnaan hukum Allah dan kuasa
ajaran-ajarannya. Isi hukum itu sangat berhubungan dengan kehebatan tindakan
kreatif Allah (ayat 7-11).
Mazmur 92. "Nyanyian untuk hari
Sabat" ini dimulai dengan sikap pujian dari hati yang bersyukur. Seseorang
yang menelusuri penggunaan ungkapan "perbuatan tangan-Mu" dan
"pekerjaan-Mu," yang digunakan di seluruh kitab Mazmur (atau di
seluruh buku yang bersifat Alkitabiah yang menggunakan kata tersebut), akan
berakhir pada pujian yang luas untuk dunia yang diciptakan termasuk pada Alkitab.
Dan siapa pun yang mempelajari semakin lebih dalam mengenai pekerjaan
penciptaan Allan—apakah benda terkecil yang hanya dapat dilihat dengan
mikroskop, atau bintang yang paling jauh atau planet dapat terhhat melalui
tefeskop, atau hewan apa pun yang hidup (apakah itu berenang, terbang, atau berjalan)—kuasa
perbuatan tangan Allah yang menakjubkan akan semakin nyata. Para ahli ilmu
pengetahuan terus belajar lebih lanjut dan lebih lanjut lagi, tidak hanya
mengenai perbedaan tumbuhan dan hewan tetapi juga mengenai bagaimana semua
sistem kehidupan berinteraksi satu sama lain dalam suatu jaringan kehidupan
yang rumit. Semakin mereka pelajari, makin kelihatan mengagumkan semuanya.
"Rahang dengan jelas bukan satu contoh rancangan
yang cerdas; malah itu adalah suatu adaptasi yang tidak sempurna yang terjadi
sebagai akibat dari seleksi alam, bekerja dengan alat-alat di tangan telah mengubah
bentuk dan memperpendek moncong binatang menyusui menjadi suatu wajah."
Owen Cingerich, God's Universe (Cambridge, Mass: Harvard University
Press, 2006), hlm. 98,99. Poin penting apakah yang dimiliki orang Kristen ini—yang dengan sia-sia mencampuradukkan
evolusi dengan dunia Kristen—sayangnya gagal?
Tidak diragukan, dunia ciptaan menyatakan
kasih dan kuasa Pencipta. Tetapi dunia kita juga telah dihancurkan oleh dosa,
oleh luka-luka dan kekacauan yang disebabkan pertentangan besar. Kita melihat
akibat yang mengerikan di sekeliling kita dalam bentuk penyakit, kematian,
bencana alam, dan sejenisnya. Tidak ada bagian dari ciptaan di bumi ini yang
luput, dan tidak seorang pun manusia yang luput. Namun, walaupun di
tengah-tengah kerusakan ini, kita dapat melihat kasih dan kuasa Pencipta.
Kuncinya ialah jangan fokus pada hal-hal yang buruk tetapi pada yang baik yang
mendasarinya. Kita dapat melihat, misalnya, pohon ceri dihantam oleh hama
tumbuhan sehingga semua buahnya rusak. Hama, seburuk apa pun, tidak akan dapat
menghapus kasih dan kebaikan yang dinyatakan dalam pohon itu sendiri, kasih dan
kebaikan yang menunjuk kepada karakter Sang Pencipta.
Rabu 11 Januari
SALIB DAN PENCIPTAAN
Baca Yohanes 1:1-13. Dalam hal apakah Yohanes
menghubungkan penciptaan dengan salib? Mengapa kedua pengajaran ini tidak dapat
dipisahkan?
Yohanes 1:1-13
1:1. Pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia
tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang
manusia.
1:5. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan
kegelapan itu tidak menguasainya.
1:6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya
Yohanes;
1:7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian
tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
1:8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi
kesaksian tentang terang itu.
1:9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap
orang, sedang datang ke dalam dunia.
1:10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan
oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi
orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya
kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah
atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki,
melainkan dari Allah.
Sejumlah ayat Alkitab dengan jelas
menghubungkan Tuhan sebagai Pencipta dengan Tuhan sebagai Penebus, satu
matarantai yangmenyediakan lebih banyak bukti bahwa evolusi tidak dapat menyatu
dengan Alkitab, khususnya pengajaran tentang salib. Kalau tidak, apa? Allah
telah menjelma menjadi seekor kera yang diciptakan melalui kekejaman dan rasa
sakit dari seleksi alam, itu semua untuk menghapuskan kematian, "musuh
yang terakhir" (1 Kor. 15:26)? Tetapi bagaimanakah kematian dapat
menjadi "musuh" jika itu merupakan salah satu dari cara yang dipilih
Allah untuk menciptakan manusia, sedikitnya sesuai dengan model evolusi? Tuhan
hams mengorbankan banyak homo erektus, homo heidelbergenesis, dan homo
neanderthalensis yang mati supaya akhirnya satu dalam rupa-Nya sendiri (homo
sapiens). Lalu, ini berarti bahwa Yesus datang untuk menyelamatkan umat
manusia dari proses Dia, sebagai Pencipta, sedang menciptakannya lebih dulu.
Jika hal itu terdengar seperti menggelikan, karena memang begitulah adanya.
Baca Roma 5:2.
Bagaimanakah ayat ini menolong kita memahami betapa pentingnya catatan mengenai
penciptaan dalam kitab Kejadian terhadap seluruh rencana keselamatan?
Roma 5:2
5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman
kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita
bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.
Bagaimanakah ide mengenai kejatuhan, sangat
jelas secara Alkitabiah, diterangkan oleh mereka yang berusaha mencampuradukkan
evolusi dengan Alkitab? Apakah Allah menggunakan proses kekerasan, egoisme,
dan kekuasaan yang kuat melawan yang lemah untuk menciptakan suatu moral yang
sempurna dan makhluk yang tidak mementingkan sendiri yang kemudian
"jatuh" kepada kekerasan, egoisme, dan kekuasaan yang kuat melawan
yang lemah—suatu
keadaan yang dari padanya dia harus ditebus— atau yang lain akan menghadapi
hukuman akhir?
Sekali lagi, kemustahilan keadaan tersebut
menghapuskan sama sekali kemungkinan terjadinya hal itu. Satu-satunya cara
untuk memahami salib, tentang perlunya Juruselamat untuk menebus umat manusia
yang telah jatuh, adalah: karena umat manusia telah "jatuh" dari sesuatu, dan
"kejatuhan" itu menimbulkan suatu kemerosotan, suatu proses
kemunduran; itu artinya kita telah beranjak dari apa yang baik menuju sesuatu
yang tidak baik. Maksud harfiah dari buku Kejadian dapat dimengerti dengan
sempurna; sedangkan evolusi, tidak masuk akal sama sekali. Sesungguhnya, ide
tentang evolusi juga membuat suatu penghinaan
terhadap kejatuhan dan salib.
Kamis 12 Januari
PENCIPTAAN DAN PENCIPTAAN KEMBALI
Janji-janji
indah apakah yang ditemukan dalam ayat ini? Yes. 65:17; Yes. 66:22; 2 Ptr. 3:13; Why. 21:4. Juga, bagaimanakah ayat tersebut berkaitan
dengan penciptaan model Alkitab, sebagaimana dinyatakan pada pasal pembukaan
kitab Kejadian?
Yes. 65:17;
65:17.
"Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru;
hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam
hati.
Yes. 66:22;
66:22 Sebab sama
seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan itu, tinggal
tetap di hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN, demikianlah keturunanmu dan
namamu akan tinggal tetap.
2 Ptr. 3:13;
3:13 Tetapi
sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru,
di mana terdapat kebenaran.
Why. 21:4.
21:4 Dan Ia akan
menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak
akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala
sesuatu yang lama itu telah berlalu."
Seluruh umat Kristen menaruh pengharapan
pada janji akan langit yang baru dan bumi yang
baru, langit dan bumi tanpa pengrusakan yang telah dibawa dosa kepada satu
dunia yang kita diami sekarang. Tanpa pengharapan itu, tanpa janji itu, kita
tidak punya harapan sama sekali. Janji akan kehidupan yang kekal adalah sangat
indah, tetapi kita menginginkan kehidupan kekal yang tanpa ketakutan, tanpa
penderitaan, dan tanpa kekecewaan itu di dunia kita ini. Apakah yang lebih
buruk dari kematian kekal yang menunggu orang-orang yang tidak diselamatkan dibandingkan dengan kehidupan
kekal di dunia yang penuh dengan kesengsaraan yang sering menguasai kita?
Semua yang menuntun kepada beberapa
pertanyaan yang sangat menarik berkenaan dengan asal mula dan bagaimana Allah
bekerja dalam proses penciptaan pertama—digambarkan dengan
bagus sekali dalam kejadian 1 dan 2. Pertanyaannya adalah apakah langit yang
baru dan bumi yang baru akan diciptakan oleh kuasa perintah Ilahi; sebagaimana
digambarkan secara harfiah dalam kitab Kejadian; Allah berfirman dan dalam
waktu yang singkat semua kehidupan ada secara ajaib di bumi yang sudah
berbentuk, tanpa perubahan pikiran yang tiba-tiba, tanpa kekerasan, dan tanpa
faktor kebetulan?
Atau, sebaliknya, apakah proses penciptaan
berarti bahwa kehidupan akan, sekali lagi harus memikul "sukacita"
dan kekerasan seleksi alam dan mencoba bertahan hidup untuk milyaran tahun
lamanya hingga sebuah dunia baru, "di mana terdapat kebenaran" (2
Ptr. 3:13), akhirnya muncul?
Bagaimanapun juga, jika Allah memilih
menggunakan evolusi untuk pertama kalinya menciptakan dunia ini, mengapa Dia
melakukan hal yang berbeda pada kedua kalinya? Jika ini pilihan-Nya pada
penciptaan semula, apakah itu tidak cukup baik untuk yang kedua? Kemustahilan
dari ide bahwa Allah akan menggunakan evolusi untuk menciptakan kembali langit
yang baru dan bumi yang baru semakin membuktikan kemustahilan dari pendapat
bahwa pada mulanya Dia telah menciptakan dunia dengan cara evolusi. Tidak
diragukan, Salib, Penebusan, dan janji tentang langit yang baru dan bumi yang
baru merupakan tema yang tidak dapat dipisahkan dalam kitab Kejadian.
Coba bayangkan seperti apakah dunia kita
ini dalam keindahannya yang asli. Bayangkan, juga, seperti apa bilamana
diciptakan kembali. Pikiran dan hati kita hanya dapat mulai menduga-duga
seperti apa itu. Mengapa di dunia ini tidak ada yang berharga jika kita
kehilangan apa yang telah dijanjikan kepada kita?
Jumat 13 Januari
PENDALAMAN: Melalui semua pelayanannya, Ellen G White tidak
berkompromi dalam
penolakannya terhadap teori evolusi.
Dia menulis, "Itu adalah jenis ketidaksetiaan
yang terburuk; karena meskipun banyak yang mengaku mempercayai catatan tentang
penciptaan, itu adalah ketidaksetiaan dengan sembunyi-sembunyi." The Sign
of the Times, 20 Maret 1879.
"Haruskah kita, karena kesempatan
menelusuri garis keturunan kita dari kuman kecil, dan kerang serta kera, setuju untuk
menyingkirkan pemyataan Kitab suci tersebut, yang begitu agung dalam kesederhanaannya,
'Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar
Allah diciptakan-Nya dia?' Kejadian 1:27."—Ellen G White, Membina
Pendidikan Sejati, hlm. 117.
"Ketika Allah menyatakan bahwa Dia
menjadikan dunia dalam enam hari dan beristirahat pada hari ketujuh, Dia memaksudkan
satu hari dua puluh empat jam, yang Dia tandai dengan terbit dan terbenamnya
matahari."—Testimonies to Ministers and Gospel Workers, hlm.
136.
PERTANYAAN
UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.
Masalah
lain muncul dari usaha mencampuradukkan evolusi dan Alkitab adalah kebangkitan
orang mati pada akhir zainan. Bukankah itu suatu proses seketika, bahkan dalam
"sekejap mata" (I Kor. 15:52)? Sebagian orang tclali meninggal
ribuan tahun lamanya. Namun, jika Allah dapat menciptakan kembali mereka
dengan seketika, mengapa dia menggunakan evolusi untuk menciptakan mereka pada
mulanya?
2.
Bertentangan
pada konsep popular, Charles Darwin mendasarkan teori evolusinya atas alasan
teologis. Dia menyatakan seperti ini "Saya melihat" tulis Darwin, "terlalu
banyak kesengsaraan dalam dunia. Saya tidak dapat meyakinkan diri saya bahwa
Allah yang bersifat dermawan dan Mahakuasa telah dengan sengaja menciptakan (penyengat parasite) dengan maksud memberi makanan mereka
dalam tubuh ulat bulu yang hidup, atau kucing harus bermain dengan tikus." Tentu saja Allah yang
"bersifat dermawan dan Mahakuasa" tidak melakukan hal seperti itu.
Apakah yang salah dengan asumsi Darwin, dan menurut Anda bagaimanakah itu
mempengaruhi dia memunculkan teori radikal yang salah perihal asal mula
manusia?
3.
Sebagai
satu kelas, gunakan beberapa saat di alam untuk mengagumi berbagai keindahan
ciptaan. Sementara Anda melakukannya, tetaplah lihat dampak kerusakan yang
diakibatkan dosa, dan lihat bagaimana Anda dapat membedakan antara ciptaan dan
apa yang telah dilakukan dosa terhadap ciptaan itu. Mengapa selalu penting
menyimpan perbedaan ini dalam pikiran kita?
RANGKUMAN: Meskipun banyak usaha untuk mencampuradukkan Alkitab
dengan teori evolusi, dua pengajaran itu sangat bertolak belakang. Orang
Krislen harus berpendirian teguh pada kisah penciptaan yang Alkitabiah; sekali itu
hilang,
maka
rencana kesclamatan pun akan hilang bersamanya.
PRATINJAU PELAJARAN 3
Allah sebagai
Penebus
Sabat Petang
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Roma
1:18; Kejadian3:15; Roma 16:20; 1 Petrus 1:19; Markus 10:32-45; Matins 27:46.
AYAT HAFALAN: "Anak Domba yang
disembelih itu layak untuk me-nerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan
kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!" (Wahyu 5:12,
NKJV).
Pokok Pikiran: Allah Tritunggal tidak hanya Pencipta kita
saja, Dia juga Penebus kita.
Sangat dekat hubungan Allah sebagai
Pencipta dan peran-Nya sebagai Penebus kita. Dosa sangat jahat, sangat
mematikan, sangat bermusuhan dengan dunia ciptaan, sehingga hanya Sang Pencipta
sendiri yang dapat menyelesaikan masalah tersebut. Dan Dia melakukannya, dalam
diri Yesus Kristus.
"Tetapi sekarang di dalam Kristus
Yesus kamu, yang dahulu 'jauh,' sudah menjadi 'dekat' oleh darah Kristus."
(Ef. 2:13, NKJV). Bukan melalui usaha kita, tidak melalui apa pun yang
dapat kita lakukan, tetapi melalui kasih karunia-Nya, yang dinyatakan di salib,
kita orang berdosa ditebus oleh Tuhan dan "dibawa lebih dekat"
kepada-Nya. Kristus telah menanggung murka Allah sehingga tidak seorang pun
kita yang harus binasa. Itulah inti dari rencana keselamatan.
Paulus juga mengatakan kepada jemaat di
Korintus bahwa "pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi
mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu
adalah kekuatan Allah" (1 Kor. 1:18, NKJV). Hukuman keji di salib
muncul diluar akal manusia: Allah, Mahakuasa, Pencipta yang kudus, menjadi
korban demi jiwa manusia yang terbelit dosa, bahkan demi musuh-musuh-Nya, Dia
menanggungkan pada diri-Nya sendiri hukuman atas dosa-dosa mereka sehingga
mereka tidak usah menghadapi hukuman mereka sendiri! Bukankah hal itu sulit
dimengerti? Penebusan dosa sangat dalam, sangat berat, amat sangat besar,
sehingga kita hanya memahami apa yang dapat kita mengerti. Melebihinya, jangan
pikirkan, dan semua yang kita dapat lakukan adalah menyembah-Nya.
*Pelajari pelajaran
pekan ini untuk persiapan Sabat, 21 Januari.
Thanks Renungannya
ReplyDeleteAda yang baru lagi ga sekolah sabatnya??? :)
ReplyDelete