Allah Kasih Karunia dan Penghakiman
Sabat Petang
BACALAH UNTUK
PELAJARAN PEKAN INI: 1 Korintus 3:13; 2 Korintus 5:10; Kejadian 3, 6;
Yohanes 3:17-21; Wahyu. 14:6, 7.
AYAT HAFALAN:
"Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku
atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat" (Pengkhotbah 12:14).
Pokok pikiran: Penghakiman Allah meresap dalam Alkitab sebagaimana dengan
tema keselamatan; kenyataannya, kedua ajaran tersebut sating mengikat.
Seorang prajurit berdiri di sebelah
seorang laki-laki tua yang akan dihukum mati. Dia merasa bersalah menjadi
bagian dari ras dan agama yang "salah," itu saja. Sementara si
prajurit mengangkat senjatanya, korbannya berkata, "Apakah Anda tahu bahwa
ada Allah di surga yang melihat semuanya ini, yang suatu waktu nanti akan
mengadili Anda untuk tindakan ini?"
Prajurit itu kemudian menembak mati
laki-iaki tua tersebut. Dalam banyak hal, ini memberi sebuah contoh terbaik
tentang masyarakat sosial. Bukan pe-merintahan sekular (pemerintahan tidak akan
mempromosikan satu agama ke-pada orang lain), tetapi sebuah perkumpulan sosial,
yang di dalamnya tidak ada standar yang lebih tinggi daripada peraturan
masyarakat itu sendiri. Itu adalah suatu komunitas masyarakat yang tidak ada
asas yang teramat tinggi, tidak ada kekuasaan yang lebih tinggi, tidak ada
pengertian akan Allah atau sebuah standar moral yang lebih tinggi daripada
kemanusiaan. Itulah perkumpulan masyarakat di mana manusiamengambil tempat
Allah, sebuah perkumpulan masyarakat di mana satu-satunya pengadilan yang
dihadapi seorang adalah pengadilan dari teman sebaya atau dari kata hati orang
itu sendiri.
BerdasarkanAlkitab,bagaimanapun juga, laki-laki tua tersebut benar: ada Allah di surga, Dia tahu
segalanya dan Dia, sesungguhnya, akan membawa segala sesuatu ke pengadilan.
Mari menyelidiki aspek penting karakter Allah ini dan lihat bahwa, dalam
pengadilan pun, Allah menyatakan kasih karunia-Nya yang ajaib.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk
persiapan Sabat, 28 Januari
Minggu 22 Januari
HARI PENGHAKIMAN
Tema penghakiman, yakni penghakiman Ilahi,
mencakup seluruh Alkitab. Bertolak belakang dengan kepercayaan umum,
penghakiman tidak berlawanan dengan keselamatan atau dengan Injil. Sesungguhnya, keduanya dirajut bersama-sama
dalam Alkitab dari Kejadian hingga Wahyu.
Dan tidak heran, penghakiman dan
keselamatan mencerminkan aspek kembar dari tabiat Allah: yaitu keadilan-Nya dan
kasih karunia-Nya. Jadi, kita tidak bisa menghilangkan ide penghakiman dari ide
keselamatan lebih daripada menghilangkan ide keadilan Allah dari kasih karunia-Nya.
Yang dilakukan adalah menerima kesempurnaan kedua-duanya dan saling melengkapi.
Alkitab mengajarkan keduanya; oleh karena itu kita perlu untuk memahami
keduanya juga.
Hal yang menarik juga mengenai keseluruhan
topik penghakiman ialah ayat demi ayat, Perjanjian Baru membicarakan lebih
banyak mengenai penghakiman dibandingkan Perjanjian Lama.
Baca ayat-ayat
berikut ini. Mengenai apakah yang dibahas? Siapakah yang dihakimi? Apakah yang
terjadi dalam penghakiman
ini? Apakah yang ayat ini
katakan mengenai sifat dan realitas penghakiman Ilahi?
Pkh. 12:13,14
12:13. Akhir
kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada
perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.
12:14 Karena
Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala
sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.
/
Kor. 3:13
3:13 sekali
kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan
menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan
masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
2 Kor. 5:10
5:10 Sebab kita
semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh
apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini,
baik ataupun jahat.
lbr. 10:30
10:30 Sebab kita
mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan
menuntut pembalasan." Dan lagi: "Tuhan akan menghakimi
umat-Nya."
Mat. 16:27
16:27 Sebab Anak
Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya;
pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.
Why. 20:12
16:27 Sebab Anak
Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya;
pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.
Why. 22:12
22:12
"Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan
kepada setiap orang menurut perbuatannya.
Mat. 12:36, 37
12:36 Tetapi Aku
berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus
dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.
12:37 Karena
menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan
dihukum."
I Ptr. 4:17
4:17 Karena
sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang
harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita,
bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?
Why. 14:6, 7
14:6. Dan aku
melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada
Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan
kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum,
14:7 dan ia
berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia,
karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan
langit dan bumi dan laut dan semua mata air."
Ayat-ayat ini hanyalah contoh kecil dari
ayat-ayat yang dengan jelas mengajarkan tentang penghakiman. Seperti dicatat di atas,
banyak dari ayat-ayat yang paling tegas mengenai penghakiman, ayat yang dengan
jelas menyatakan realitas penghakiman Ilahi, atau penghakiman-penghakiman, yang muncul di Perjanjian Baru. Fakta ini
tentu saja bekerja menentang pemikiran bahwa penghakiman berlawanan dengan
konsep perjanjian baru (new covenant) kasih karunia Allah, yang juga
diajarkan dengan jelas dalam kitab Perjanjian Baru. Ini mengajarkan kepada kita
bahwa biarpun kita mengerti penghakiman, dan meskipun kita memahami kasih
karunia, kita harus memahami keduanya sebagai kebenaran Ilahi yang bekerja
bersama-sama saling melengkapi satu dengan yang lain. Menghilangkan yang satu
dari yang lain itu berarti salah memahami kesempurnaan Injil, sebagaimana yang
telah kita pelajari pekan lalu.
Senin 23 Januari
PENGHAKIMAN DAN
KASIH KARUNIA Dl TAMAN EDEN
Cobalah pikirkan hal ini: sebelum ada
dosa, tentu tidak perlu kasih karunia karena tidak ada yang mau diampuni,
tidak ada yang dimaafkan, tidak ada yang ditutupi. ltu sama halnya dengan penghakiman.
Sebelum ada dosa, tidak ada yang mau dihakimi, tidak ada yang mau ditebus,
tidak ada yang mau dihukum. Baik kasih karunia maupun penghakiman timbul,
sedikitnya dalam konteks manusia, hanyalah oleh karena dosa umat manusia.
Baca Kejadian 3, catatan mengenai kejatuhan. Dalam
cara apakah kedua tema
tersebut, penghakiman dan kasih karunia dinyatakan?
Kejadian 3
3:1. Adapun ular
ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh
TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah
berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
3:2 Lalu sahut
perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh
kami makan,
3:3 tetapi
tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan
kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
3:4 Tetapi ular
itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,
3:5 tetapi Allah
mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan
menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
3:6. Perempuan
itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya,
lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil
dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang
bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
3:7 Maka
terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu
mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
3:8 Ketika
mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu
pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN
Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
3:9. Tetapi TUHAN
Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah
engkau?"
3:10 Ia
menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku
menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."
3:11.
Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau
telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan
itu?"
3:12 Manusia itu
menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari
buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."
3:13 Kemudian
berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah
kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan
aku, maka kumakan."
3:14. Lalu
berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian,
terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan;
dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur
hidupmu.
3:15 Aku akan
mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan
keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan
tumitnya."
3:16. Firman-Nya
kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat
banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan
berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."
3:17. Lalu
firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan
isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan
makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah
engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:
3:18 semak duri
dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang
akan menjadi makananmu;
3:19 dengan
berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi
tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan
kembali menjadi debu."
3:20. Manusia itu
memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang
hidup.
3:21. Dan TUHAN
Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya
itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
3:22.
Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti
salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang
jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon
kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
3:23 Lalu TUHAN
Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia
diambil.
3:24 Ia
menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala
beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk
menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Setan berhasil membawa dosa ke dunia ini, sebagai
akibatnya segala sesuatu berubah. Dengan segera, Tuhan masuk, dan memanggil
"di manakah engkau?" Pertanyaan ini tidak terlihat sebagai tindakan
menjatuhkan hukuman; itu lebih cocok sebagai ajakan untuk datang kepada-Nya,
Oknum yang menciptakan dan mengasihi mereka. Itu adalah suatu panggilan untuk
berpaling dari penipu me-reka dan kembali kepada Pencipta mereka.
Perhatikan juga, apa yang terjadi. Beberapa baris pertama dari perkataan yang diucapkan Allah dalam dunia yang
telah jatuh ini adalah pertanyaan (lihat Kej. 3:9,11,13). Dan hal yang
pertama Allah katakan setelah dia selesai bertanya adalah menyatakan
penghakiman-Nya terhadap ular. Tetapi berikutnya, dalam ayat 15, di tengah
penghakiman-Nya terhadap ular itu, apakah yang Allah katakan?
Ayat 15 adalah janji Injil yang pertama.
Segera sesudah Dia menyatakan penghakiman-Nya terhadap ular, kemudian dengan
segerajuga Dia memberikan pekabaran pertama mengenai kasih karunia, penebusan,
dan keselamatan kepada manusia. Dan hanya seketika sesudah memberikan janji
Injil, Dia kemudian mulai menyatakan penghakiman-Nya terhadap laki-laki dan
perempuan itu. Walaupun mereka telah jatuh, hal pertama yang Allah berikan
kepada mereka adalah pengharapan dan kasih karunia—kasih karunia yang
membentuk dasar terhadap penghakiman yang telah dibentangkan. Jadi, sebelum
penghakiman pun, janji kasih karunia telah diberikan bagi mereka yang mau
menerimanya.
Sangat terlambat bagi Setan; kebinasaannya
dipastikan. Tetapi di sana, bahkan di antara penghakiman yang telah disampaikan
kepada laki-laki dan perempuan itu, Allah membuat kasih karunia-Nya dikenal.
Kemudian, pada permulaan sejarah kejatuhan
manusia, hubungan antara dosa, penghakiman, dan kasih karunia Allah muncul.
Walaupun Allah harus menghakimi dan menghukum dosa, janji kasih karunia selalu
ada, selalu hadir, selalu tersedia untuk setiap orang yang mau menuntutnya bagi
dirinya sendiri.
Dengan cara apakah Allah mungkin berkata kepada Anda,
"Di manakah engkau? Apakah yang sedang Anda lakukan itu, barangkali,
membuat Anda tersembunyi dari Dia? Mengapa memahami kasih karunia adalah
langkah awal yang penting sekali dalam memperhatikan panggilan-Nya untuk lebih
dekat kepada Dia dan menjauh dari pendusta itu?
Selasa 24 Januari
AIR BAH
Para pengritik Alkitab membuat suatu kesepakatan
tentang fakta bahwa peradaban kuno lainnya mempunyai cerita mereka sendiri
tentang air bah. Mereka memperdebatkan bahwa cerita Alkitab tidaklah unik,
asli, atau bahkan benar tetapi itu hanyalah sebuah cerita tiruan dari beberapa
dongeng atau mitos sebelumnya.
Sebaliknya, mereka yang percaya bahwa
Alkitab adalah Firman Allah melihat cerita ini sebagai penegasan terhadap
realitas air bah. Air bah terjadi, dan kitab Kejadian memberikan tulisan
inspirasi tentang itu. Tulisan ini sangat berbeda dengan versi-versi yang lain,
seperti halnya salah satu versi mengatakan bahwa air bah terjadi karena manusia
tiap malam berpesta pora dan membuat banyak keributan dan mengganggu dewa-dewa
yang sedang tidur. Dewa-dewa, jengkel karena kurang istirahat, lalu mengirimkan
air bah untuk menghukum mereka.
Alasan apakah yang diberikan oleh catatan Alkitabiah
tentang air bah untuk penghakiman yang akan menimpa bumi? Kejadian 6:5.
Kejadian 6:5
Ketika dilihat
TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan
hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
Kecenderungan hati manusia sudah sangat
jahat sehingga mereka pantas untuk kematian dan kebinasaan, hal itu tidak
sukar dimengerti, berbeda dengan kita sekarang ini, kita tetap hidup
sebagaimana adanya di satu dunia di mana kejahatan sudah semakin
bertambah-tambah. Pandangan orang Kristen tentang keberdosaan manusia,
walaupun sering dicemoohkan, selalu bisa dibuktikan secara konstan. Bahwa kita
mampu melakukan perbuatan baik belum tentu membuat kita baik. Bagaimanapun
juga, seorang pemimpin gerombolan penjahat Amerika, Al Capone mencintai
anak-anak, bermurah hati terhadap orang yang bersalah, dan memperlakukan
temannya dengan ramah. Walau demikian, siapakah yang akan menyebut dia orang
baik?
Bahkan di tengah-tengah janji penghakiman yang akan
datang, bagaimanakah kasih karunia Allah dinyatakan dalam cerita air bah? (Baca
Kejadian 6:14-22; 2 Petrus 2:5).
Kejadian 6:14-22;
6:14 Buatlah
bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak
dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam.
6:15 Beginilah
engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta
lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya.
6:16 Buatlah
atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta dari atas,
dan pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu bertingkat bawah,
tengah dan atas.
6:17 Sebab
sesungguhnya Aku akan mendatangkan air bah meliputi bumi untuk memusnahkan
segala yang hidup dan bernyawa di kolong langit; segala yang ada di bumi akan
mati binasa.
6:18 Tetapi
dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan masuk ke dalam
bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan isteri
anak-anakmu.
6:19 Dan dari
segala yang hidup, dari segala makhluk, dari semuanya haruslah engkau bawa satu
pasang ke dalam bahtera itu, supaya terpelihara hidupnya bersama-sama dengan
engkau; jantan dan betina harus kaubawa.
6:20 Dari segala
jenis burung dan dari segala jenis hewan, dari segala jenis binatang melata di
muka bumi, dari semuanya itu harus datang satu pasang kepadamu, supaya
terpelihara hidupnya.
6:21 Dan engkau,
bawalah bagimu segala apa yang dapat dimakan; kumpulkanlah itu padamu untuk
menjadi makanan bagimu dan bagi mereka."
6:22. Lalu Nuh
melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya,
demikianlah dilakukannya.
2 Petrus 2:5
2:5 dan jikalau
Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita
kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas
dunia orang-orang yang fasik;
Dengan membangun bahtera, Nuh telah
mengamarkan dunia tentang penghakiman. Implikasinya juga adalah bahwa periode
kasih karunia, sebuah kesempatan untuk berbalik dari kejahatan dan menerima
keselamatan Allah. Ellen White menulis bahwa "Jikalau orang-orang sebelum
air bah itu percaya akan amaran itu, dan bertobat dari kejahatan mereka, Tuhan
akan menahankan murka-Nya."—Alfa dan Omega, jld. l,hlm. 102.
Pembangunan bahtera
ditawarkan
kepada setiap orang yang mengindahkan amaran itu untuk tempat perlindung-an
yang nyaman dari kehancuran yang akan datang. Tidak diragukan, penghakiman
pasti datang. Tetapi kasih karunia telah ditawarkan kepada semua orang yang mau
menerimanya sebelum pintu kasihan tertutup.
Seberapa seringkah Allah menyatakan kasih karunia-Nya kepada Anda? Mungkin, lebih
dari yang dapat Anda hitung. Bagaimanakah Anda belajar lebih berserah kepada
kasih karunia itu dan membiarkannya membentuk Anda ke dalam peta Kristus?
Rabu 25 Januari
PENGHUKUMAN DAN
KASIH KARUNIA
Semua orang pasti sudah akrab dengan ayat
Yohanes 3:16. Namun ayat sesudahnya, memperluas dan bahkan menjelaskannya lebih
baik.
Baca Yohanes 3:17-21. Apakah yang dikatakan mengenai
penghakiman? Mengenai kasih karunia?
Bagaimanakah ayat ini menyatakan kepada kita betapa
kasih karunia dan penghakiman bekerja bersama-sama?
3:17 Sebab Allah
mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk
menyelamatkannya oleh Dia.
3:18 Barangsiapa
percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah
berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
3:19 Dan inilah
hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai
kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.
3:20 Sebab
barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu,
supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak;
3:21 tetapi
barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi
nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah."
Kata yang diterjemahkan
"menghukum" dalam ayat 17.(KJV) juga sama artinya dengan "menghakimi" dalam
beberapa terjemahan. Meskipun dengan jelas konteks itu tentang penghukuman,
namun Allah telah menjelaskannya di banyak ayat lain bahwa dunia ini akan
dihakimi.
Dua tema muncul dalam ayat ini, kasih karunia
dan penghakiman, dan keduanya terjalin secara radikal. Dosa dan kegelapan serta
kejahatan telah dibawa kepada pengadilan karena Allah yang adil harus
menghakimi dan menghukum hal-hal ini. Pada waktu yang bersamaan, kasih karunia
Allah ditawarkan kepada orang yang bersalah, dan yang datang oleh iman kepada
Yesus Kristus.
Orang yang percaya dalam Yesus tidak akan
dihukum. Itulah yang dikatakan ayat itu. Sangat sederhana. Kebenaran Kristus
menutupi orang tersebut, dan orang tersebut berdiri tanpa penghukuman, sekarang
dan dalam penghakiman.
Alasan apakah diberikan ayat ini mengenai penghukuman?
3:18 Barangsiapa
percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah
berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
Menurut ayat-ayat ini, kegagalan umat
manusialah yang menyebabkan penghukuman. Dan itu karena semua orang telah
berdosadan semua layak mati karena akibat dosa adalah maut. Ayat ini dengan
jelas membuktikan ketidakbenaran gagasan bahwa, sesudah penyaliban, semua umat
manusia secara otomatis telah dibenarkan. Sebaliknya, sesudah penyaliban,
seluruh dunia yang telah terhukum ini sekarang ditawarkan keselamatan melalui
pendamaian dalam kematian Yesus Kristus, yang sangat cukup untuk semua umat manusia.
Setiap orang layak dihukum; walaupun demikian, setiap orang, yang oleh kasih
karunia Kristus menerima syarat yang ditawarkan, layak diampuni, dibenarkan,
dan ditebus melalui Kristus. Penghukuman yang harus mereka terima itu,
dibatalkan melalui jasa Yesus, dan mereka berdiri di dalam kebenaran-Nya.
Dalam kenyataannya, apakah artinya kasih
karunia terlepas dari prospek penghukuman? Sebagaimana penghukuman adalah
termasuk penghakiman, demikian jugalah dengan kasih karunia. Di mana tidak ada
potensi untuk penghakiman (dan penghukuman), tidak akan diperlukan kasih
karunia. Ide kasih karunia itu sendiri menuntut adanya ide penghukuman. Oleh
karena itu, lebih banyak alasan untuk melihat bagaimana kasih karunia dan
penghakiman saling berhubungan.
Kamis 26 Januari
SAAT
PENGHAKIMAN-NYA
"Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka,
karena tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada
sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui" (Matius 10:26).
Melihat keadaan dunia sekarang ini,
seharusnya kita tidak sulit memahami ide tentang penghakiman dan penghukuman.
Seseorang tidak harus menjadi orang Kristen yang saleh untuk menyadari bahwa
ada sesuatu yang benar-benar salah dengan umat manusia. Siapakah yang tidak
dapat melihat kehancuran hebat, bahkan bencana, akibat ulah
manusia? Mungkin kita menangis sangat keras ketika kita lahir karena, secara
naluri, kita mengetahui apa yang akan datang. "Saya menangis ketika saya
lahir dan setiap hari menunjukkan mengapa," demikian isi sebuah puisi.
Siapakah yang tidak terkait di sini? Siapakah yang tidak pernah menjadi korban
ketamakan, egoisme, dan kekikiran manusia? Atau siapakah yang tidak pernah
menjadi tamak, egois, dan kikir seperti itu?
Jadi, jika Allah adil, dan jika keadilan
merupakan sifat utama-Nya, siapakah di antara kita dapat berdiri di
hadapan-Nya? Jika Allah mengetahui bahkan semua rahasia kita, rahasia perbuatan
kita (Pkh. 12:14) [apalagi yang telah kita lakukan di depan umum],
kesempatan apakah yang kita miliki bahkan yang paling saleh di antara kita,
pada hari penghakiman, ketika semua hal ini akan dinyatakan?
Untungnya, Allah kita juga adalah Allah
yang penuh kasih karunia. Seluruh rencana keselamatan telah ditetapkan sehingga
setiap umat manusia bisa bebas dari penghukuman yang dituntut oleh keadilan
Allah. Tanpa kasih karunia, kita semua akan dihabisi oleh keadilan Allah. Lalu,
satu-satunya pengharapan kita adalah berdiri di hadapan Allah yang adil, yang
juga penuh kasih karunia.
Baca pekabaran malaikat pertama dalam Wahyu 14:6,7.
Bagaimanakah ayat ini menyatakan hubungan antara keadilan Allah dan kasih
karunia-Nya? Bagaimanakah itu juga sejajar dengan kejadian 3 dan bagaimanakah
hal itu menunjukkan hubungan antara kasih karunia dan penghakiman?
Wahyu 14:6,7
14:6. Dan aku
melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada
Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan
kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum,
14:7 dan ia
berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia,
karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan
langit dan bumi dan laut dan semua mata air."
Betapa menarik bahwa sebelumam aran tentang "saat penghakiman-Nya telah tiba" malaikat
menyatakan "Injil yangkekal." Semestinya demikian, jika tidak
penghakiman akan menghukum semua manusia. Tidak satu pun akan mendapat
kesempatan karena semua telah berdosa, semua telah melanggar hukum Allah. Di
sini, di antara pekabaran amaran terakhir kepada dunia, kasih karunia Allah
telah dinyatakan. Jika tidak, penghakiman akan menghukum setiap orang, tanpa
kecuali. Tanpa kasih karunia, pekabaran apakah yang akan kita miliki untuk
dunia ini kecuali bahwa Allah akan menghancurkan kita semua dan tidak ada
pengharapan untuk selamat? Untungnya, pekabaran yang kita miliki mempunyai
dasar "Injil yang kekal."
Peran apakah
yangAnda lakukan dalam menolong menyebarkan pekabaran penghakiman dan
kasih karunia ini kepada orang lain? Apakah lagi yang bisa Anda lakukan untuk
menolong menyebarkan pekabaran itu, karena kemungkinan besar, Anda dapat
melakukan lebih dari itu, benar bukan?
Jumat 27 Januari
PENDALAM AN: Bagaimanakah kasih karunia
dan penghakiman dapat bekerja bersama-sama? Di sinilah bagaimana inspirasi
menyatakannya.
"Sementara Yesus memohon bagi
orang-orang yang menerima rahmat-Nya, Setan menuduh mereka di hadapan Allah
sebagai pelanggar-pelanggar. Penipu besar itu berusaha menuntun mereka kepada
keragu-raguan, untuk menghilang-kan kepercayaan mereka kepada Allah, untuk
memisahkan mereka dari kasin-Nya, dan untuk melanggar hukum-Nya. Sekarang ia
menunjuk kepada catatan kehidupan mereka, kepada cacat tabiat mereka,
ketidakserupaannya dengan Kristus yang telah mempermalukan Penebus mereka,
kepada semua dosa-dosa yang telah digodakannya agar dibuat, dan oleh sebab
semua ini, ia mengatakan bahwa orang-orang itu adalah rakyatnya, pengikut-pengikutnya.
"Yesus tidak memaafkan dosa-dosa mereka,
tetapi menunjukkan penyesalan mereka atas dosa mereka itu dan iman mereka, dan
dalam memohon pengampunan bagi mereka la mengangkat tangan-Nya yang telah
terluka itu di hadapan Bapa dan malaikat-malaikat suci, sambil berkata, 'Aku
mengenal nama-nama mereka. Aku telah mengukirkan mereka di telapak
tangan-Ku.'" —Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 8, hlm.
506, 507.
PERTANYAAN UNTUK
DIDISKUSIKAN:
1.
Bagaimanakah
pernyataan di atas menolong Anda memahami peran kasih karunia dalam
penghakiman? Bagaimanakah Ellen White menjelas-kan orang-orang yang beriman
kepada Allah, dan mengapa hal itu sangat penting? Bagaimanakah Anda melihat
diri sendiri dijelaskan di sana?
2.
Bayangkan Anda berdiri di hadapan Allah
dengan segala sesuatu yang per-nah Anda lakukan, baik atau buruk, dibukakan.
Bagaimanakah perasaan Anda? Dapatkah Anda berdiri di hadapan Allah dengan dasar
perbuatan baik Anda, bahkan satu hal yang telah Anda lakukan dengan tulus dan
motivasi yang sangat jujur? Apakah Anda pikir bahwa itu cukup untuk membuat
Anda berhargadi hadapan Pencipta Anda? Bagaimanakah ja-waban Anda menolong Anda
memahami perlunya kasih karunia?
3.
Apakah jebakan yang mematikan dari
berpikir bahwa karena kita di-selamatkan oleh kasih karunia, jadi tidak masalah
apa pun yang kita lakukan? Bagaimanakah Anda dapat menjaga diri Anda agar tidak
terjebak ke dalam tipu muslihat itu?
4.
Orang
kadang-kadang memperingatkan kita akan "kasih karunia murahan."
Namun, tidak ada yang seperti itu. Kasih karunia tidaklah murah—
itu adalah gratis! Yang murahan adalah bilamana orang menggunakan kasih karunia
itu sebagai alasan untuk melakukan dosa. Contoh apakah dari kecurangan tersebut
dapat dilihat dalam dunia Kristen? Atau bahkan dalam gereja kita sendiri?
RANGKUMAN: Allah adalah Allah keadilan dan keadilan
memerlukan penghakiman. Allah juga adalah Allah kasih karunia. Betapa
pentingnya kita, sebagai umat Kristen Advent, menyatakan pekabaran tiga
malaikat, memahami kedua kebenaran Ilahi ini dan apa yang dinyatakannya kepada
kita mengenai Allah kita.
Pratinjau Pelajaran 5
Kekudusan Allah
Sab at Petang
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN
INI: Matius 11:10; Markus 1:2; Ke-jadian 2:3; Ayub 42:5, 6;
Lukas 5:1-11; 4:31-36; Yesaya 6:1-3; Wahyu 4:8, 9.
AYAT HAFALAN: "Tinggikanlah TUHAN, Allah kita,
dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah TUHAN,
Allah kita!" (Mazmur 99:9).
Pokok Pikiran: Kitab Suci memberikan banyak perhatian
kepada kekudusan Allah. Bagaimanakah kekudusan ini menceritakan kepada kita
mengenai siapa Allah itu dan apa artinya itu untuk rencana keselamatan?
Salah satu yang paling pokok dari asumsi
semua penulis Alkitab ialah bahwa Allah ada di surga. Tidak seorang pun pernah
menyatakan suatu keraguan tentang hal itu; tidak seorang pun juga membuat
semacam upaya untuk membuktikannya. Keberadaan Allah ialah sesuatu yang
diberikan, sebuah titik pangkal, ibarat sebuah aksioma (pernyataan yang dapat
diterima sebagai kebe-naran tanpa pembuktian) dalam ilmu ukur.
Malahan dalam 66 buku Kitab Suci
kitamenemukan sebuah ceritayang luas seperti apa Allah itu dan bagaimana Dia berhubungan dengan kita umat manusia
yang telah jatuh, yang Dia rindu untuk menebusnya.
Pelajaran pekan ini berpusat pada satu
aspek mengenai sifat Allah yang mendasar dalam Kitab Suci, dan itu adalah
kekudusan Allah. Ya, Allah itu kasih. Dan Allah meminta kita memanggil-Nya "Bapa."
Dan ya, Allah itu sabar, pengampun, dan peduli.
Tetapi, berdasarkan Kitab Suci, pokok
utama pemahaman kita tentang Allah adalah kekudusan-Nya. Baik dalam Perjanjian
Lama maupun Perjanjian Baru, kekudusan Allah mendasari penyataan-Nya tentang
diri-Nya. Tema ini muncul di seluruh Alkitab dalam satu cara atau cara lain.
Namun, apakah artinya mengatakan bahwa
Allah itu kudus? Bagaimanakah Alkitab melukiskan kekudusan-Nya? Dan
bagaimanakah kita, sebagai makhluk yang najis karena dosa berhubungan dengan Allah
yang kudus?
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk
persiapan Sabat, 4 Februari
No comments:
Post a Comment