PELAJARAN 4 TRIWULAN I 2012


Allah Kasih Karunia dan Penghakiman

Sabat Petang
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: 1 Korintus 3:13; 2 Korintus 5:10; Kejadian 3, 6; Yohanes 3:17-21; Wahyu. 14:6, 7.

AYAT HAFALAN: "Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat" (Pengkhotbah 12:14).

Pokok pikiran: Penghakiman Allah meresap dalam Alkitab sebagaimana dengan tema keselamatan; kenyataannya, kedua ajaran tersebut sating mengikat.

Seorang prajurit berdiri di sebelah seorang laki-laki tua yang akan dihukum mati. Dia merasa bersalah menjadi bagian dari ras dan agama yang "salah," itu saja. Sementara si prajurit mengangkat senjatanya, korbannya berkata, "Apakah Anda tahu bahwa ada Allah di surga yang melihat semuanya ini, yang suatu waktu nanti akan mengadili Anda untuk tindakan ini?"
Prajurit itu kemudian menembak mati laki-iaki tua tersebut. Dalam banyak hal, ini memberi sebuah contoh terbaik tentang masyarakat sosial. Bukan pe-merintahan sekular (pemerintahan tidak akan mempromosikan satu agama ke-pada orang lain), tetapi sebuah perkumpulan sosial, yang di dalamnya tidak ada standar yang lebih tinggi daripada peraturan masyarakat itu sendiri. Itu adalah suatu komunitas masyarakat yang tidak ada asas yang teramat tinggi, tidak ada kekuasaan yang lebih tinggi, tidak ada pengertian akan Allah atau sebuah stan­dar moral yang lebih tinggi daripada kemanusiaan. Itulah perkumpulan masya­rakat di mana manusiamengambil tempat Allah, sebuah perkumpulan masyara­kat di mana satu-satunya pengadilan yang dihadapi seorang adalah pengadilan dari teman sebaya atau dari kata hati orang itu sendiri.
BerdasarkanAlkitab,bagaimanapun juga, laki-laki tua tersebut benar: ada Allah di surga, Dia tahu segalanya dan Dia, sesungguhnya, akan membawa segala se­suatu ke pengadilan. Mari menyelidiki aspek penting karakter Allah ini dan lihat bahwa, dalam pengadilan pun, Allah menyatakan kasih karunia-Nya yang ajaib.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 28 Januari

Minggu 22 Januari
HARI PENGHAKIMAN

Tema penghakiman, yakni penghakiman Ilahi, mencakup seluruh Alkitab. Bertolak belakang dengan kepercayaan umum, penghakiman tidak berlawanan dengan keselamatan atau dengan Injil. Sesungguhnya, keduanya dirajut bersama-sama dalam Alkitab dari Kejadian hingga Wahyu.
Dan tidak heran, penghakiman dan keselamatan mencerminkan aspek kembar dari tabiat Allah: yaitu keadilan-Nya dan kasih karunia-Nya. Jadi, kita tidak bisa menghilangkan ide penghakiman dari ide keselamatan lebih daripada menghilangkan ide keadilan Allah dari kasih karunia-Nya. Yang dilakukan adalah menerima kesempurnaan kedua-duanya dan saling melengkapi. Alkitab mengajarkan keduanya; oleh karena itu kita perlu untuk memahami keduanya juga.
Hal yang menarik juga mengenai keseluruhan topik penghakiman ialah ayat demi ayat, Perjanjian Baru membicarakan lebih banyak mengenai penghakim­an dibandingkan Perjanjian Lama.

Baca ayat-ayat berikut ini. Mengenai apakah yang dibahas? Siapakah yang dihakimi? Apakah yang terjadi dalam penghakiman ini? Apakah yang ayat ini katakan mengenai sifat dan realitas penghakiman Ilahi?
Pkh. 12:13,14
12:13. Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.
12:14 Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.

/ Kor. 3:13
3:13 sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.

2 Kor. 5:10
5:10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

lbr. 10:30
10:30 Sebab kita mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan." Dan lagi: "Tuhan akan menghakimi umat-Nya."

Mat. 16:27
16:27 Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.

Why. 20:12
16:27 Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.
                                        
Why. 22:12
22:12 "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.

Mat. 12:36, 37
12:36 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.
12:37 Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."

 I Ptr. 4:17
4:17 Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?
      
Why. 14:6, 7
14:6. Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum,
14:7 dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."
   
Ayat-ayat ini hanyalah contoh kecil dari ayat-ayat yang dengan jelas mengajarkan tentang penghakiman. Seperti dicatat di atas, banyak dari ayat-ayat yang paling tegas mengenai penghakiman, ayat yang dengan jelas menyatakan realitas penghakiman Ilahi, atau penghakiman-penghakiman, yang muncul di Perjanji­an Baru. Fakta ini tentu saja bekerja menentang pemikiran bahwa penghakiman berlawanan dengan konsep perjanjian baru (new covenant) kasih karunia Allah, yang juga diajarkan dengan jelas dalam kitab Perjanjian Baru. Ini mengajarkan kepada kita bahwa biarpun kita mengerti penghakiman, dan meskipun kita me­mahami kasih karunia, kita harus memahami keduanya sebagai kebenaran Ilahi yang bekerja bersama-sama saling melengkapi satu dengan yang lain. Meng­hilangkan yang satu dari yang lain itu berarti salah memahami kesempurnaan Injil, sebagaimana yang telah kita pelajari pekan lalu.

Senin 23 Januari
PENGHAKIMAN DAN KASIH KARUNIA Dl TAMAN EDEN

Cobalah pikirkan hal ini: sebelum ada dosa, tentu tidak perlu kasih karu­nia karena tidak ada yang mau diampuni, tidak ada yang dimaafkan, tidak ada yang ditutupi. ltu sama halnya dengan penghakiman. Sebelum ada dosa, tidak ada yang mau dihakimi, tidak ada yang mau ditebus, tidak ada yang mau dihukum. Baik kasih karunia maupun penghakiman timbul, sedikitnya dalam konteks manusia, hanyalah oleh karena dosa umat manusia.

Baca Kejadian 3, catatan mengenai kejatuhan. Dalam cara apakah kedua tema tersebut, penghakiman dan kasih karunia dinyatakan?
Kejadian 3
3:1. Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
3:2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
3:4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,
3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
3:6. Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
3:7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
3:9. Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"
3:10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."
3:11. Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"
3:12 Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."
3:13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."
3:14. Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.
3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
3:16. Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."
3:17. Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:
3:18 semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;
3:19 dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
3:20. Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
3:21. Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
3:22. Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
3:23 Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.
3:24 Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.

Setan berhasil membawa dosa ke dunia ini, sebagai akibatnya segala sesuatu berubah. Dengan segera, Tuhan masuk, dan memanggil "di manakah engkau?" Pertanyaan ini tidak terlihat sebagai tindakan menjatuhkan hukuman; itu lebih cocok sebagai ajakan untuk datang kepada-Nya, Oknum yang menciptakan dan mengasihi mereka. Itu adalah suatu panggilan untuk berpaling dari penipu me-reka dan kembali kepada Pencipta mereka.
Perhatikan juga, apa yang terjadi. Beberapa baris pertama dari perkataan yang diucapkan Allah dalam dunia yang telah jatuh ini adalah pertanyaan (lihat Kej. 3:9,11,13). Dan hal yang pertama Allah katakan setelah dia selesai bertanya ada­lah menyatakan penghakiman-Nya terhadap ular. Tetapi berikutnya, dalam ayat 15, di tengah penghakiman-Nya terhadap ular itu, apakah yang Allah katakan?
Ayat 15 adalah janji Injil yang pertama. Segera sesudah Dia menyatakan penghakiman-Nya terhadap ular, kemudian dengan segerajuga Dia memberikan pekabaran pertama mengenai kasih karunia, penebusan, dan keselamatan kepa­da manusia. Dan hanya seketika sesudah memberikan janji Injil, Dia kemudi­an mulai menyatakan penghakiman-Nya terhadap laki-laki dan perempuan itu. Walaupun mereka telah jatuh, hal pertama yang Allah berikan kepada mereka adalah pengharapan dan kasih karunia—kasih karunia yang membentuk dasar terhadap penghakiman yang telah dibentangkan. Jadi, sebelum penghakiman pun, janji kasih karunia telah diberikan bagi mereka yang mau menerimanya.
Sangat terlambat bagi Setan; kebinasaannya dipastikan. Tetapi di sana, bahkan di antara penghakiman yang telah disampaikan kepada laki-laki dan perem­puan itu, Allah membuat kasih karunia-Nya dikenal.
Kemudian, pada permulaan sejarah kejatuhan manusia, hubungan antara dosa, penghakiman, dan kasih karunia Allah muncul. Walaupun Allah harus menghakimi dan menghukum dosa, janji kasih karunia selalu ada, selalu hadir, selalu tersedia untuk setiap orang yang mau menuntutnya bagi dirinya sendiri.

Dengan cara apakah Allah mungkin berkata kepada Anda, "Di mana­kah engkau? Apakah yang sedang Anda lakukan itu, barangkali, membu­at Anda tersembunyi dari Dia? Mengapa memahami kasih karunia adalah langkah awal yang penting sekali dalam memperhatikan panggilan-Nya untuk lebih dekat kepada Dia dan menjauh dari pendusta itu?

Selasa 24 Januari
AIR BAH

Para pengritik Alkitab membuat suatu kesepakatan tentang fakta bahwa peradaban kuno lainnya mempunyai cerita mereka sendiri tentang air bah. Mereka memperdebatkan bahwa cerita Alkitab tidaklah unik, asli, atau bahkan benar tetapi itu hanyalah sebuah cerita tiruan dari beberapa dongeng atau mitos sebelumnya.
Sebaliknya, mereka yang percaya bahwa Alkitab adalah Firman Allah melihat cerita ini sebagai penegasan terhadap realitas air bah. Air bah terjadi, dan kitab Ke­jadian memberikan tulisan inspirasi tentang itu. Tulisan ini sangat berbeda dengan versi-versi yang lain, seperti halnya salah satu versi mengatakan bahwa air bah terjadi karena manusia tiap malam berpesta pora dan membuat banyak keributan dan mengganggu dewa-dewa yang sedang tidur. Dewa-dewa, jengkel karena kurang istirahat, lalu mengirimkan air bah untuk menghukum mereka.

Alasan apakah yang diberikan oleh catatan Alkitabiah tentang air bah untuk penghakiman yang akan menimpa bumi? Kejadian 6:5.
Kejadian 6:5
Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,

Kecenderungan hati manusia sudah sangat jahat sehingga mereka pantas un­tuk kematian dan kebinasaan, hal itu tidak sukar dimengerti, berbeda dengan kita sekarang ini, kita tetap hidup sebagaimana adanya di satu dunia di mana kejahatan sudah semakin bertambah-tambah. Pandangan orang Kristen ten­tang keberdosaan manusia, walaupun sering dicemoohkan, selalu bisa dibuktikan secara konstan. Bahwa kita mampu melakukan perbuatan baik belum tentu membuat kita baik. Bagaimanapun juga, seorang pemimpin gerombolan penjahat Amerika, Al Capone mencintai anak-anak, bermurah hati terhadap orang yang bersalah, dan memperlakukan temannya dengan ramah. Walau demikian, siapakah yang akan menyebut dia orang baik?

Bahkan di tengah-tengah janji penghakiman yang akan datang, bagaimanakah kasih karunia Allah dinyatakan dalam cerita air bah? (Baca Ke­jadian 6:14-22; 2 Petrus 2:5).
Ke­jadian 6:14-22;
6:14 Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam.
6:15 Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya.
6:16 Buatlah atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta dari atas, dan pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu bertingkat bawah, tengah dan atas.
6:17 Sebab sesungguhnya Aku akan mendatangkan air bah meliputi bumi untuk memusnahkan segala yang hidup dan bernyawa di kolong langit; segala yang ada di bumi akan mati binasa.
6:18 Tetapi dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan isteri anak-anakmu.
6:19 Dan dari segala yang hidup, dari segala makhluk, dari semuanya haruslah engkau bawa satu pasang ke dalam bahtera itu, supaya terpelihara hidupnya bersama-sama dengan engkau; jantan dan betina harus kaubawa.
6:20 Dari segala jenis burung dan dari segala jenis hewan, dari segala jenis binatang melata di muka bumi, dari semuanya itu harus datang satu pasang kepadamu, supaya terpelihara hidupnya.
6:21 Dan engkau, bawalah bagimu segala apa yang dapat dimakan; kumpulkanlah itu padamu untuk menjadi makanan bagimu dan bagi mereka."
6:22. Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.

2 Petrus 2:5
2:5 dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik;

Dengan membangun bahtera, Nuh telah mengamarkan dunia tentang peng­hakiman. Implikasinya juga adalah bahwa periode kasih karunia, sebuah kesempatan untuk berbalik dari kejahatan dan menerima keselamatan Allah. Ellen White menulis bahwa "Jikalau orang-orang sebelum air bah itu percaya akan amaran itu, dan bertobat dari kejahatan mereka, Tuhan akan menahankan murka-Nya."Alfa dan Omega, jld. l,hlm. 102. Pembangunan bahtera ditawarkan kepada setiap orang yang mengindahkan amaran itu untuk tempat perlindung-an yang nyaman dari kehancuran yang akan datang. Tidak diragukan, pengha­kiman pasti datang. Tetapi kasih karunia telah ditawarkan kepada semua orang yang mau menerimanya sebelum pintu kasihan tertutup.

Seberapa seringkah Allah menyatakan kasih karunia-Nya kepada Anda? Mungkin, lebih dari yang dapat Anda hitung. Bagaimanakah Anda belajar lebih berserah kepada kasih karunia itu dan membiarkannya membentuk Anda ke dalam peta Kristus?

Rabu 25 Januari
PENGHUKUMAN DAN KASIH KARUNIA

Semua orang pasti sudah akrab dengan ayat Yohanes 3:16. Namun ayat sesudahnya, memperluas dan bahkan menjelaskannya lebih baik.

Baca Yohanes 3:17-21. Apakah yang dikatakan mengenai penghakiman? Mengenai kasih karunia?
Bagaimanakah ayat ini menyatakan kepada kita betapa kasih karunia dan penghakiman bekerja bersama-sama?
3:17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
3:18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
3:19 Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.
3:20 Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak;
3:21 tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah."

Kata yang diterjemahkan "menghukum" dalam ayat 17.(KJV) juga sama artinya dengan "menghakimi" dalam beberapa terjemahan. Meskipun dengan jelas konteks itu tentang penghukuman, namun Allah telah menjelaskannya di banyak ayat lain bahwa dunia ini akan dihakimi.
Dua tema muncul dalam ayat ini, kasih karunia dan penghakiman, dan keduanya terjalin secara radikal. Dosa dan kegelapan serta kejahatan telah dibawa kepada pengadilan karena Allah yang adil harus menghakimi dan menghukum hal-hal ini. Pada waktu yang bersamaan, kasih karunia Allah ditawarkan kepada orang yang bersalah, dan yang datang oleh iman kepada Yesus Kristus.
Orang yang percaya dalam Yesus tidak akan dihukum. Itulah yang dikatakan ayat itu. Sangat sederhana. Kebenaran Kristus menutupi orang tersebut, dan orang tersebut berdiri tanpa penghukuman, sekarang dan dalam penghakiman.

Alasan apakah diberikan ayat ini mengenai penghukuman?
3:18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.


Menurut ayat-ayat ini, kegagalan umat manusialah yang menyebabkan peng­hukuman. Dan itu karena semua orang telah berdosadan semua layak mati kare­na akibat dosa adalah maut. Ayat ini dengan jelas membuktikan ketidakbenaran gagasan bahwa, sesudah penyaliban, semua umat manusia secara otomatis telah dibenarkan. Sebaliknya, sesudah penyaliban, seluruh dunia yang telah terhukum ini sekarang ditawarkan keselamatan melalui pendamaian dalam kematian Yesus Kristus, yang sangat cukup untuk semua umat manusia. Setiap orang layak dihukum; walaupun demikian, setiap orang, yang oleh kasih karunia Kris­tus menerima syarat yang ditawarkan, layak diampuni, dibenarkan, dan ditebus melalui Kristus. Penghukuman yang harus mereka terima itu, dibatalkan mela­lui jasa Yesus, dan mereka berdiri di dalam kebenaran-Nya.
Dalam kenyataannya, apakah artinya kasih karunia terlepas dari prospek penghukuman? Sebagaimana penghukuman adalah termasuk penghakiman, demikian jugalah dengan kasih karunia. Di mana tidak ada potensi untuk peng­hakiman (dan penghukuman), tidak akan diperlukan kasih karunia. Ide kasih karunia itu sendiri menuntut adanya ide penghukuman. Oleh karena itu, lebih banyak alasan untuk melihat bagaimana kasih karunia dan penghakiman sa­ling berhubungan.

Kamis 26 Januari
SAAT PENGHAKIMAN-NYA

"Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui" (Matius 10:26).

Melihat keadaan dunia sekarang ini, seharusnya kita tidak sulit memahami ide tentang penghakiman dan penghukuman. Seseorang tidak harus menjadi orang Kristen yang saleh untuk menyadari bahwa ada sesuatu yang benar-benar salah dengan umat manusia. Siapakah yang tidak dapat melihat kehancuran hebat, bahkan bencana, akibat ulah manusia? Mungkin kita menangis sangat keras ketika kita lahir karena, secara naluri, kita mengetahui apa yang akan datang. "Saya menangis ketika saya lahir dan setiap hari menunjukkan mengapa," de­mikian isi sebuah puisi. Siapakah yang tidak terkait di sini? Siapakah yang ti­dak pernah menjadi korban ketamakan, egoisme, dan kekikiran manusia? Atau siapakah yang tidak pernah menjadi tamak, egois, dan kikir seperti itu?
Jadi, jika Allah adil, dan jika keadilan merupakan sifat utama-Nya, siapakah di antara kita dapat berdiri di hadapan-Nya? Jika Allah mengetahui bahkan semua rahasia kita, rahasia perbuatan kita (Pkh. 12:14) [apalagi yang telah kita lakukan di depan umum], kesempatan apakah yang kita miliki bahkan yang paling saleh di antara kita, pada hari penghakiman, ketika semua hal ini akan dinyatakan?
Untungnya, Allah kita juga adalah Allah yang penuh kasih karunia. Seluruh rencana keselamatan telah ditetapkan sehingga setiap umat manusia bisa bebas dari penghukuman yang dituntut oleh keadilan Allah. Tanpa kasih karunia, kita semua akan dihabisi oleh keadilan Allah. Lalu, satu-satunya pengharapan kita adalah berdiri di hadapan Allah yang adil, yang juga penuh kasih karunia.

Baca pekabaran malaikat pertama dalam Wahyu 14:6,7. Bagaimanakah ayat ini menyatakan hubungan antara keadilan Allah dan kasih karunia-Nya? Bagaimanakah itu juga sejajar dengan kejadian 3 dan bagaimanakah hal itu menunjukkan hubungan antara kasih karunia dan penghakiman?
Wahyu 14:6,7
14:6. Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum,
14:7 dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."

Betapa menarik bahwa sebelumam aran tentang "saat penghakiman-Nya telah tiba" malaikat menyatakan "Injil yangkekal." Semestinya demikian, jika tidak penghakiman akan menghukum semua manusia. Tidak satu pun akan mendapat kesempatan karena semua telah berdosa, semua telah melanggar hukum Allah. Di sini, di antara pekabaran amaran terakhir kepada dunia, kasih karunia Allah telah dinyatakan. Jika tidak, penghakiman akan menghukum setiap orang, tan­pa kecuali. Tanpa kasih karunia, pekabaran apakah yang akan kita miliki untuk dunia ini kecuali bahwa Allah akan menghancurkan kita semua dan tidak ada pengharapan untuk selamat? Untungnya, pekabaran yang kita miliki mempunyai dasar "Injil yang kekal."

Peran apakah yangAnda lakukan dalam menolong menyebarkan peka­baran penghakiman dan kasih karunia ini kepada orang lain? Apakah lagi yang bisa Anda lakukan untuk menolong menyebarkan pekabaran itu, karena kemungkinan besar, Anda dapat melakukan lebih dari itu, benar bukan?

Jumat 27 Januari
PENDALAM AN: Bagaimanakah kasih karunia dan penghakiman dapat bekerja bersama-sama? Di sinilah bagaimana inspirasi menyatakannya.
"Sementara Yesus memohon bagi orang-orang yang menerima rahmat-Nya, Setan menuduh mereka di hadapan Allah sebagai pelanggar-pelanggar. Penipu besar itu berusaha menuntun mereka kepada keragu-raguan, untuk menghilang-kan kepercayaan mereka kepada Allah, untuk memisahkan mereka dari kasin-Nya, dan untuk melanggar hukum-Nya. Sekarang ia menunjuk kepada catatan kehidupan mereka, kepada cacat tabiat mereka, ketidakserupaannya dengan Kristus yang telah mempermalukan Penebus mereka, kepada semua dosa-dosa yang telah digodakannya agar dibuat, dan oleh sebab semua ini, ia mengatakan bahwa orang-orang itu adalah rakyatnya, pengikut-pengikutnya.
"Yesus tidak memaafkan dosa-dosa mereka, tetapi menunjukkan penyesalan mereka atas dosa mereka itu dan iman mereka, dan dalam memohon pengampunan bagi mereka la mengangkat tangan-Nya yang telah terluka itu di ha­dapan Bapa dan malaikat-malaikat suci, sambil berkata, 'Aku mengenal nama-nama mereka. Aku telah mengukirkan mereka di telapak tangan-Ku.'" —Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 506, 507.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.      Bagaimanakah pernyataan di atas menolong Anda memahami peran ka­sih karunia dalam penghakiman? Bagaimanakah Ellen White menjelas-kan orang-orang yang beriman kepada Allah, dan mengapa hal itu sangat penting? Bagaimanakah Anda melihat diri sendiri dijelaskan di sana?
2.      Bayangkan Anda berdiri di hadapan Allah dengan segala sesuatu yang per-nah Anda lakukan, baik atau buruk, dibukakan. Bagaimanakah perasaan Anda? Dapatkah Anda berdiri di hadapan Allah dengan dasar perbuatan baik Anda, bahkan satu hal yang telah Anda lakukan dengan tulus dan motivasi yang sangat jujur? Apakah Anda pikir bahwa itu cukup untuk membuat Anda berhargadi hadapan Pencipta Anda? Bagaimanakah ja-waban Anda menolong Anda memahami perlunya kasih karunia?
3.      Apakah jebakan yang mematikan dari berpikir bahwa karena kita di-selamatkan oleh kasih karunia, jadi tidak masalah apa pun yang kita lakukan? Bagaimanakah Anda dapat menjaga diri Anda agar tidak terjebak ke dalam tipu muslihat itu?
4.      Orang kadang-kadang memperingatkan kita akan "kasih karunia murahan." Namun, tidak ada yang seperti itu. Kasih karunia tidaklah murah— itu adalah gratis! Yang murahan adalah bilamana orang menggunakan kasih karunia itu sebagai alasan untuk melakukan dosa. Contoh apakah dari kecurangan tersebut dapat dilihat dalam dunia Kristen? Atau bahkan dalam gereja kita sendiri?
RANGKUMAN: Allah adalah Allah keadilan dan keadilan memerlukan peng­hakiman. Allah juga adalah Allah kasih karunia. Betapa pentingnya kita, sebagai umat Kristen Advent, menyatakan pekabaran tiga malaikat, memahami kedua kebenaran Ilahi ini dan apa yang dinyatakannya kepada kita mengenai Allah kita.

Pratinjau Pelajaran 5
Kekudusan Allah
Sab at Petang
BACALAH  UNTUK  PELAJARAN  PEKAN  INI: Matius 11:10; Markus 1:2; Ke-jadian 2:3; Ayub 42:5, 6; Lukas 5:1-11; 4:31-36; Yesaya 6:1-3; Wahyu 4:8, 9.

AYAT HAFALAN: "Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah TUHAN, Allah kita!" (Mazmur 99:9).

Pokok Pikiran: Kitab Suci memberikan banyak perhatian kepada kekudusan Allah. Bagaimanakah kekudusan ini menceritakan kepada kita mengenai siapa Allah itu dan apa artinya itu untuk rencana keselamatan?
Salah satu yang paling pokok dari asumsi semua penulis Alkitab ialah bahwa Allah ada di surga. Tidak seorang pun pernah menyatakan suatu keraguan tentang hal itu; tidak seorang pun juga membuat semacam upaya untuk membuktikannya. Keberadaan Allah ialah sesuatu yang diberikan, sebuah titik pangkal, ibarat sebuah aksioma (pernyataan yang dapat diterima sebagai kebe-naran tanpa pembuktian) dalam ilmu ukur.
Malahan dalam 66 buku Kitab Suci kitamenemukan sebuah ceritayang luas seperti apa Allah itu dan bagaimana Dia berhubungan dengan kita umat manusia yang telah jatuh, yang Dia rindu untuk menebusnya.
Pelajaran pekan ini berpusat pada satu aspek mengenai sifat Allah yang mendasar dalam Kitab Suci, dan itu adalah kekudusan Allah. Ya, Allah itu ka­sih. Dan Allah meminta kita memanggil-Nya "Bapa." Dan ya, Allah itu sabar, pengampun, dan peduli.
Tetapi, berdasarkan Kitab Suci, pokok utama pemahaman kita tentang Allah adalah kekudusan-Nya. Baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, kekudusan Allah mendasari penyataan-Nya tentang diri-Nya. Tema ini muncul di seluruh Alkitab dalam satu cara atau cara lain.
Namun, apakah artinya mengatakan bahwa Allah itu kudus? Bagaimanakah Alkitab melukiskan kekudusan-Nya? Dan bagaimanakah kita, sebagai makhluk yang najis karena dosa berhubungan dengan Allah yang kudus?
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 4 Februari

No comments:

Post a Comment