Allah sebagai Penebus
Sabat Petang
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Roma
1:18; Kejadian 3:15; Roma 16:20; 1 Petrus 1:19; Markus
10:32-45; Matins 27:46.
AYAT HAFALAN: "Anak Domba yang
disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan
kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!" (Wahyu 5:12,
NKJV).
Pokok Pikiran: Allah Tritunggal tidak hanya Pencipta kita
saja, Dia juga Penebus kita.
Sangat dekat hubungan Allah sebagai
Pencipta dan peran-Nya sebagai Penebus kita. Dosa sangat jahat, sangat
mematikan, sangat bermusuhan dengan dunia ciptaan, sehingga hanya Sang Pencipta
sendiri yang dapat menyelesaikan masalah tersebut. Dan Dia melakukannya, dalam
diri Yesus Kristus.
"Tetapi sekarang di dalam Kristus
Yesus kamu, yang dahulu 'jauh,' sudah menjadi 'dekat' oleh darah Kristus."
(Ef. 2:13, NKJV). Bukan melalui usaha kita, tidak melalui apa pun yang
dapat kita lakukan, tetapi melalui kasih karunia-Nya, yang dinyatakan di salib,
kita orang berdosa ditebus oleh Tuhan dan "dibawa lebih dekat"
kepada-Nya. Kristus telah menanggung murka Allah sehingga tidak seorang pun
kita yang harus binasa. Itulah inti dari rencana keselamatan.
Paulus juga mengatakan kepada jemaat di
Korintus bahwa "pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi
mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu
adalah kekuatan Allah" (1 Kor. 1:18, NKJV). Hukuman keji di salib
muncul diluar akal manusia: Allah, Mahakuasa, Pencipta yang kudus, menjadi
korban demi jiwa manusia yang terbelit dosa, bahkan demi musuh-musuh-Nya, Dia
menanggungkan pada diri-Nya sendiri hukuman atas dosa-dosa mereka sehingga
mereka tidak usah menghatiapi hukuman mereka sendiri! Bukankah hal itu sulit
dimengerti? Penebusan dosa sangat dalam, sangat berat, amat sangat besar,
sehingga kita hanya memahami apa yang dapat kita mengerti. Melebihinya, jangan
pikirkan, dan semua yang kita dapat lakukan adalah menyembah-Nya.
*Pelajari
pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 21 Januari.
Minggu 15
Januari
DI SALIB
"Akan
tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati
untuk kita, ketika kita masih berdosa." (Rm. 5:8). Apakah yang dikatakan
ayat ini kepada kita?
Di salib, dengan kematian yang paling
hina, yang tak terpahami, Allah menang dan mempermalukan
musuh-Nya. Kasih, keadilan dan belas kasihan melebur dalam satu tindakan
dinamis. Allah mengampuni orang berdosa oleh membayar harga dosa dengan
diri-Nya sendiri dan menderita hukuman atas dosa-dosa itu. Di Golgota, Allah
menyatakan betapa luar biasanya harga penebusan itu.
Kristus mati bukan supaya Allah mengasihi
kita. Tidak, Yesus dengan tegas mengatakan bahwa Bapa sendirilah sumber kasih
itu, bukan hasil dari penebusan dosa (Yoh. 3:16,17). Allah mengasihi
kita bukan karena Kristus mati untuk kita; tetapi Kristus mati bagi kita karena
Allah mengasihi kita. Pendamaian Kristus tidak ditawarkan untuk membujuk Bapa
supaya mengasihi merekayang membenci Dia. Kematian Kristus tidak menghasilkan
kasih yang tidak ada sebelumnya. Se-baliknya, itu adalah suatu penjelmaan dari
kasih yang kekal di hati Allah. Yesus tidak pemah membujuk Bapa untuk mengasihi kita.
Perhatikan bagaimana Dia dengan tegas mengutarakan kebenaran ini dalam Yohanes
3:16, 17; 16:26, 27.
Tragedi yang sebenarnya adalah bahwa kita
sudah kehilangan banyak penge-tahuan tentang Allah, terhatiap siapa kita telah
berdosa. Bahkan kita tidak merasa-kan bahwa kita harus bertobat dari banyak
hal, karena kita tidak selalu menyadari betapa banyaknyakitatelah menyakiti
hati Allah dengan dosa-dosa kita. Kita bisa begitu sangat bodoh tentang betapa
jahatnya dosa itu. Umat beragama di zaman modem dengan sangat halus sering
memperkecil kejijikan atas dosa. Karena dosa tidak membuat kita marah lagi,
barangkali itu yang menjadikan kita sangat sulit untuk menyadari bahwa dosa
telah membangkitkan murka Allah yang kudus.
Paulus tidak
takut mendiskusikan tentang murka Allah. Bagaimanakah dia menyatakannya dalam
Roma 1:18?
Roma 1:18
1:18 Sebab murka
Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang
menindas kebenaran dengan kelaliman.
Pernyataan yang kuat ini memastikan
penanganan yang panjang terhatiap kekuasaan dosa secara universal yang Paulus
uraikan lebih terinci pada dua pasal berikutnya (melalui Roma 3:20).
Aspek yang sangat mengherankan dari Injil
adalah fakta bahwa Allah pemenang atas dosa dan juga kbrbannya. Dan sebagai
hasil dari peran rangkap dua ini, Allah kita kudus dapat memelihara
perjanjian-Nya dengan orang berdosa yang mengingkari perjanjian. Kasih Allah
tidak menuntun kepada toleransi yang lunak terhatiap dosa dan Setan, tetapi
untuk meraih kemenangan atasnya. Itutepat sekali karena Allah itu kasih
sehingga Dia menentang dosa dan kejahatan, karena realitas ini merusakdan
membinasakan anak-anakyangdikasihi-Nya. Kematian yang Allah pikul di kayu
salib adalah harga kasih-Nya yang Dia bayar untuk menghapus dosa dengan serius,
sementara itu tetap mengasihi orang-orang berdosa.
Seberapa
seriuskah Anda menjauhkan dosa dari kehidupan Anda? Dan apakah kriteria yang
Anda gunakan untuk membenarkan jawaban
Anda?
Senin 16 Januari
INJIL DALAM PERJANJIAN LAMA
Kapankah janji
pertama tentang keselamatan diberikan, dan apakah artinya itu? Kejadian
3:15.
Kejadian 3:15
3:15 Aku akan
mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan
keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan
tumitnya."
Pernyataan ayat ini memukul. Adam dan Hawa
telah berdosa. Sekarang pertentangan besar diumumkan kepada mereka dengan tegas
mengenai "permusuhan" antara dua pihak yang berlawanan. Ini adalah
janji yang mulia bagi hati manusia yang tertarik pada dosa. Kita juga yakin
bahwa konflik besar ini tidak akan kekal, karena kepala musuh itu suatu kali akan
diremukkan. Dalam ayat ini, bukan hanya pertentangan besar yang dinyatakan,
tetapi juga bagaimana itu akan berakhir.
Paulus mendapat
keberanian dari Kejadian 3:15. Bagaimanakah dia menyatakannya dalam Roma 16:20?
Hal apakah yang dia buat?
Roma 16:20
16:20 Semoga
Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu.
Kasih karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai kamu!
Dalam Kejadian
22:1-10, Musa juga menceritakan satu gambaran yang indah tentang pendamaian. Apakah yang dapat kita pelajari mengenai pendamaian Kristus di masa yang akan datang dari cerita ini?
Kejadian 22:1-10
22:1. Setelah
semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya:
"Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."
22:2 Firman-Nya:
"Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak,
pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran
pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
22:3. Keesokan
harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan
memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu
untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang
dikatakan Allah kepadanya.
22:4 Ketika pada
hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu
dari jauh.
22:5 Kata
Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan
keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang,
sesudah itu kami kembali kepadamu."
22:6 Lalu
Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu
Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah
keduanya berjalan bersama-sama.
22:7 Lalu
berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham:
"Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu,
tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?"
22:8 Sahut
Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran
bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
22:9 Sampailah
mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah
di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di
mezbah itu, di atas kayu api.
22:10 Sesudah
itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih
anaknya.
Perhatikan banyaknya sebutan "bapa
dan anak" dan bagaimana mereka pergi bersama-sama ke gunung untuk
mempersembahkan korban bakaran. Anak membawa kayu dan bapa membawa alat-alat
pengorbanan (api dan pisau). Ishak, jauh lebih muda dari ayahnya, bisa saja
menaklukkan Abraham di bukit pengorbanan itu. Tetapi, sebaliknya, kita melihat
dua keajaiban: bapa menye-rahkan anaknya, dan anak menyerahkan hidupnya.
Betapa suatu gambaran yang begitu kuat
mengenai pengorbanan kematian Kristus demi kepentingan kita. Biarpun peristiwa
itu, sangat kuat dan bergerak cepat, itu hanyalah suatu rasa pendahuluan kecil
ketika-berabad-abad kemudian di gunung yang sama—Bapa yang lain
mempersembahkan Anak-Nya. Namun, pada saat ini, tidak akan ada hewan yang mati
kecuali Anak. Anak itu sendiri akan mati di atas mezbah. Bapa
bersungguh-sungguh menyerahkan Anak-Nya, dan Anak menyerahkan hidup-Nya.
Di sana, di Gunung Moria, kepada dunia
telah dinyatakan gambaran yang sangat kuat (tetapi hanya satu gambaran)
mengenai rencana keselamatan dan korban untuk menebus umat manusia dari
kehancuran karena dosa.
Selasa 17 Januari
KESELAMATAN DALAM KITAB YESAYA
Dalam perjalanan
ke Emaus, Yesus mengajar dua murid yang putus asa mengenai pendamaian
"mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi'
(Luk 24:27). Unsur-unsur nubuatan apakah yang Yesus masukkan dalam
pelajaran-Nya mengenai pendamaian?
Luk 24:27
24:27 Lalu Ia
menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab
Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Kemungkinan besar salah satu di antara kitab
nabi-nabi itu Yesus menghubungkannya juga, dengan kitab Yesaya.
Baca Yesaya 53, yang menjelaskan tentang "Hamba
yang menderita." Jelaskanlah secara rinci apa saja yang termasuk di sana
yang menolong Anda lebih memahami sepenuhnya keajaiban pendamaian Yesus
Kristus.
Yesaya 53
53:1. Siapakah
yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan
TUHAN dinyatakan?
53:2 Sebagai
taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak
tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun
tidak, sehingga kita menginginkannya.
53:3 Ia dihina
dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita
kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan
bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.
53:4. Tetapi
sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang
dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
53:5 Tetapi dia
tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan
kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya,
dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
53:6 Kita
sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri,
tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
53:7 Dia
dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya
seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di
depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
53:8 Sesudah
penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang
memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena
pemberontakan umat-Ku ia kena tulah.
53:9 Orang
menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di
antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak
ada dalam mulutnya.
53:10. Tetapi
TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan
dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya
akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
53:11 Sesudah
kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu,
sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan
kejahatan mereka dia pikul.
53:12 Sebab itu
Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan
memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia
telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara
pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa
untuk pemberontak-pemberontak.
Meskipun ada banyak hal dalam pasal ini,
namun ada satu hal yang lebih penting daripada yang lain, yaitu peran pengganti
dari Hamba yang menderita itu. Sepanjang zaman Dia membayar harga untuk
dosa-dosa orang lain. Tenia ini muncul terus-menerus, dan apa yang diajarkan
ialah bahwa inti keselamatan, dan pendamaian, adalah kematian Yesus demi kita.
Sebagai orang berdosa yang telah melanggar hukum Allah; kita tidak dapat
melakukan apa pun untuk menjadikan kita benar di hatiapan Allah. Semua perbuatan baik kita tidak dapat
menjembatani jurang pemisah antara
kita dan Allah. Satn-satunya cara untuk menyelamatkan kita ialah Yesus harus
membayar hukuman mati kita dan kemudian menawarkan kepada kita kebenaran-Nya
yang sempurna, yang kita terima dengan iman.
Sekiranya usaha kita mampumemperdamaikan kita dengan
Allah, maka Yesus tidak usah mati untuk kita. Kenyataannya Dia telah mati untuk kita, ini
berarti bahwa tidak ada yang lain yang dapat membuat pendamaian kecuali
kematian-Nya, yang membuktikan bahwa kita tidak dapat memperoleh keselamatan
kita sendiri. Sebaliknya, itu sama sekali adalah pemberian kasih karunia.
Baca 1 Petrus
1:19; 2:21-25. Bagaimanakah Petrus menggambarkan Yesaya 53 dalam
penjelasannya mengenai pengorbanan Kristus yang mati untuk kita?
1 Petrus 1:19;
2:21-25
1:19 melainkan
dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba
yang tak bernoda dan tak bercacat.
2:21 Sebab untuk
itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah
meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
2:22 Ia tidak
berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
2:23 Ketika Ia
dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia
tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan
adil.
2:24 Ia sendiri
telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang
telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu
telah sembuh.
2:25 Sebab
dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada
gembala dan pemelihara jiwamu.
Yesaya 53 menyatakan penjelasan teologis
yang paling jelas mengenai sa-lib, menunjukkan dengan tegas bahwa, apa pun yang
lain yang menggambarkan salib, itu menunjukkan Kristus mati untuk kepentingan
kita, menanggungkan pada diri-Nya sendiri hukuman yang seharusnya kita
tanggung.
Gunakanlah
Yesaya 53 sebagai bacaan Anda, pikirkan mengenai peristiwa akhir dalam
kehidupan Kristus. Sementara Anda merenungkannya, ingatlah bahwa Seorang yang
digambarkan di sana adalah Allah kita, Pcncipta kita, salah satu dari Oknum
Keallahan itu sendiri. Bagaimanakah pikiran kita dapat mengerti kebenaran yang
indah ini?
Rabu 18 Januari
INJIL DAN SALIB
Meskipun mukjizat kebangkitan Kristus
sangat mengherankan, pengajaran-Nyayang begitu dalam, dan mukjizat-mukjizat Dia tunjukkan, ini bukanlah fokus utama
kehidupan Kristus. Sebaliknya, yang mendominasi pemikiran Yesus adalah
memberikan hidup-Nya. Sebegitu ajaibnya kelahiran-Nya dan pelayanan-Nya, namun
misi besar kehidupan Kristus adalah kematian-Nya.
Dalam empat kitab Injil, kita mendapati
Yesus berusaha keras menyiapkan murid-murid-Nya untuk kematian-Nya.
Bagaimanapun juga, kesetiaan mereka kepada Yesus, yang berbaur dengan harapan
untuk Mesias secara politik, telah menghalangi mereka memahami apa yang Yesus
katakan kepada mereka.
Baca Markus
10:32-45. Bagaimanakah Yesus menjelaskan tentang kematian-Nya? (ayat 33, 34). Apakah yang salah dengan permintaan Yohanes dan
Yakobus? (ayat 35-37). Apakah respons Yesus? (ayat 42-45).
Markus 10:32-45
10:32. Yesus dan
murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem dan Yesus berjalan di
depan. Murid-murid merasa cemas dan juga orang-orang yang mengikuti Dia dari
belakang merasa takut. Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan Ia
mulai mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi atas diri-Nya,
10:33 kata-Nya:
"Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman
mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal
Allah,
10:34 dan Ia
akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia
akan bangkit."
10:35 Lalu
Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata
kepada-Nya: "Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu
permintaan kami!"
10:36 Jawab-Nya
kepada mereka: "Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?"
10:37 Lalu kata
mereka: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang
lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu."
10:38 Tetapi
kata Yesus kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah
kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus
Kuterima?"
10:39 Jawab
mereka: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Memang, kamu
akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang
harus Kuterima.
10:40 Tetapi hal
duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak
memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah
disediakan."
10:41 Mendengar
itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes.
10:42 Tetapi
Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut
pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan
pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
10:43 Tidaklah
demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu,
hendaklah ia menjadi pelayanmu,
10:44 dan
barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi
hamba untuk semuanya.
10:45 Karena
Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan
untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Pada malam sebelum kematian-Nya, Yesus
merayakan Paskah dengan murid-murid-Nya. Dia menginstruksikan bahwa peristiwa
ini harus dilakukan sampai Dia datang kembali. Upacara Perjamuan Kudus ini,
dilembagakan oleh Allah sendiri—dan satu-satunya peringatan yang Dia
sahkan secara pribadi—bukan peringatan akan penjelmaan-Nya, bukan mukjizat-Nya,
bukan perumpamaan-Nya, bukan khotbah-Nya, tetapi hanya peringatan akan
kematian-Nya. Kristus sendiri berharap bahwa semuanya itu diingat melalui
kematian-Nya.
Ternyata, dalam catatan keempat Injil
mengenai kehidupan Juruselamat, kejadian-kejadian seputar penyaliban lebih
ditekankan di sini. Mukjizat yang mengejutkan mengenai penjelmaan disebutkan
hanya oleh Matius dan Lukas. Hanya dua pasal dari kitab Injil menulis kelahiran
Yesus. Markus dan Yohanes tidak mengutarakan komentar mengenai kelahiran Kristus
dan memulai kitab Injil mereka dengan Yesus yang sudah dewasa.
Namun, semua penulis keempat Injil itu,
dengan tekun menekankan pekan terakhir kehidupan Kristus dan, tentu saja,
kematian-Nya. Sekilas mereka fokus hanya pada beberapa hari kehidupan Yesus. Pekan
terakhir kehidupan Yesus, menjelang dan termasuk saat kematian-Nya, memenuhi
hampir sepertiga sampai separuh dari semua tulisan Injil. Perhatian setiap
perhatian pembaca "dipaksa" untuk terpaku pada tindakan penebusan
Allah yang luar biasa.
Lihatlah pada kehidupan Anda, masa lalu
Anda, kesalahan Anda, dosa-dosa Anda. Pikirkanlah sejujurnya, adakah sesuatu
yang Anda perbuat, atau yang dapat Anda lakukan, yang pernah dapat mendamaikan
atau menebus segala kekurangan tersebut? Mengapa, kemudian akankah kematian
Yesus untuk Anda dapat menjadi fokus utama dalam kehidupan Anda? Pengharapan
apakah yang Anda miliki tanpa itu?
Kamis 19 Januari
TANGISAN Dl
SALIB
Tidak ada yang lebih merusak pemahaman kita mengenai pendamaian Kristus daripada
perasaan halus yang kadang-kadang menganggap Kekristenan untuk zaman kita
(berupaya untuk membuat Injil sesuai dengan pernikiran modern).
Bagaimanapun juga, kita harus dengan
rendah hati menyatakan bahwa apapun yang kita katakan mengenai Allah tidak
pernah dapat melakukan keadilan Allah, terutama ketika kita memikirkan pendamaian. Kita harus
menghindari pencobaan untuk menganggap kematian Yesus di salib hany a sebagai
"contoh kasih yang tidak mementingkan diri sendiri" saja. Memang
benar, tetapi perhatikan juga keadaan kita sebagai orang berdosa, itu pasti
lebih daripada "sebuah contoh kasih yang tidak mementingkan diri
sendiri" untuk menebus kita. Allah kita menanggungkan pada diri-Nya
sendiri pukulan terberat dari murka-Nya terhatiap dosa.
Di atas salib, Yesus menangis: "Allahku, Allahku,
mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Mat. 27:46). Bagaimanakah kita
memahami hal ini? Apakah yang Yesus katakan, mengapa, dan bagaimanakah tangisan
ajaib ini menolong kita memahami harga yang harus dibayar untuk menyelamatkan
kita dari dosa?
"Dan sekarang Tuhan kemuliaan menghatiapi
maut, suatu tebusan bagi umat manusia.... Di atas Kristus sebagai pengganti dan pengaku kita
terletaklah kejahatan kita semuanya. la disebut seorang pelanggar, agar
dapatlah la menebus kita dari tuntutan hukum.... Juruselamat tidak dapat
melihat melalui pintu kubur.... la khawatir jangan-jangan dosa sangat
mengerikan pada pemandangan Allah sehingga perpisahan Mereka akan kekal....
Perasaan akan dosa, yang membawa murka Bapa ke atas-Nya sebagai pengganti
manusia, itulah yang menjadikan cawan yang diminum-Nya sangat paint, dan
menghancurkan hati Anak Allah."—Ellen White, Alfa dan Omega, jld.
6, hlm. 404, 405.
Yesus menyampaikan doa ini kepada
"Allah" gantinya kepada "Bapa," se-bagaimana Dia-biasanya
telah lakukan. Tangisan Kristus dari salib bukan hanya sekadar satu contoh
untuk menunjukkan bahwa Dia mengasihi kita. Tidak, ini adalah Allah yang sedang
menyerahkan diri-Nya kepada maut sehingga nasib kita tidak ditentukan oleh
kematian. Ini adalah Allah sendiri yang mengalami kematian sehingga kita dapat
dibebaskan dari kematian yang akan merenggut jiwa kita semua.
Tiga kitab Injil mencatat bahwa Yesus
menangis dengan suara yang keras dari atas salib ketika Dia mati. Tangisan
keras ini bahkan disebutkan di dalam kitab Ibrani: "Dalam hidup-Nya
sebagai manusia, Iatelah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis
dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menye-lamatkan-Nya dari maut, dan karena
kesalehan-Nya la telah didengarkan." (Ibrani 5:7). Tangisan Yesus
"karena merasa ditinggalkan" ini adalah tangisan yang sangat menusuk
dalam Alkitab. Di seluruh kitab Injil, tidak ada pemyataan yang menyamai
tangisan Yesus di atas salib, dan di dalam tangisan itu kita menemukan sekilas
tentang apa yang Tuhan ingin lakukan untuk menyelamatkan kita.
Jumat 20 Januari
PENDALAMAN: "Oh, betapa tidak berdaya,
betapa tidak sanggup saya menyatakan hal-hal yang membara dalam jiwa saya
sehubungan dengan misi Kristus!... Saya tidak tahu bagaimana mengatakan atau
melukiskan dengan pena pokok-pokok pembicaraan tentang kuasa yang hidup di mana
pokok-pokok pembicaraan itu berdiri di hatiapan saya. Saya gementar karena
takut jangan sampai saya akan meremehkan rencana besar keselamatan dengan
kata-kata murahan."—Ellen G. White, Selected Messages, buku
3, hlm. 115.
"Kemurahan dan kasih Yesus yang tiada
batasnya, pengorbanan yang dibe-rikan karena kepentingan kita, perlu dipikirkan
dengan sungguh-sungguh dan segenap hati. Kita sepatutnya tinggal di dalam
tabiat Penebus dan Pengantara kita.... Jika kita merenungkan perkara surgawi,
iman dan kasih kita akan makin bertumbuh kuat, dan doa kita pun akan semakin
berkenan kepada Allah kare-na doa itu semakin berpadu dengan iman dan kasih. Dia
itu akan lebih hangat dan berarti. Maka keyakinan akan tetap bertambah terhatiap
Kristus, dan peng-alaman hidup sehari-hari di dalam kuasa-Nya menyelamatkan
dengan sempur-na semua orang yang datang kepada Tuhan melalui Dia."—Ellen
G. White, Kebahagiaan Sejati, hlm. 99.
PERTANYAAN UNTUK
DIDISKUSIKAN:
1.
Alkitab menggambarkan betapa besar kasih
Allah kepada orang berdosa, dan juga betapa murkanya Dia terhatiap dosa.
Sebagian orang Kristen men-coba mengambil salah satu atau yang lain mewakili
sifat Allah. Mengapa hal itu tidak penting? Faktanya, mengapa kasih Allah
kepada orang berdosa merupakan salah satu alasan utama kenapa Dia murka terhatiap
dosa?
2.
Kasih Allah bukanlah seperti kasih sayang
kita kepada satu dengan yang lain yang kadang-kadang say up dan tidak menentu.
Apakah yang diajarkan tindakan Kristus sebagai Juruselamat mengenai kasih
Ilahi?
3.
Bagaimanakah pemahaman Anda tentang
kekudusan Allah, sangat ber-tentangan dengan keadaan kita yang penuh dosa,
menolong Anda lebih mengerti mengapa keselamatan kita sangat mahal harganya?
4.
Gali lebih dalam cerita Abraham dan Ishak
dalam Kejadian 22. Cara lain apakah yang dapat mem bantu kita mengerti memahami
sifat pengorbanan Kristus demi keselamatan kita? Dalam waktu yang sama, dengan
cara apakah itu hampir tidak melakukan keadilan terhatiap apa yang
dilambangkannya?
RANGKUMAN: Dari halaman pertama kitab Kejadian, Alkitab telah mengarahkan kita
kepada kematian Kristus di kayu salib, di mana Dia akan mengalami kematian
seperti orang berdosa untuk menebus kita orang-orang berdosa, dari kebinasaan
kekekalan akibat dosa. Meskipun Alkitab menggunakan simbol-simbol yang berbeda
dan kiasan yang menjelaskan kematian Kristus, pusat dari semuanya itu adalah
penggantian-Nya, dengan jelas dinyatakan dalam Yesaya 53. Jika kita memerlukan
bukti bahwa usaha tidak dapat menyelamatkan kita, kita punya bukti itu dengan
kematian Allah sendiri di kayu salib. Bagaimanapun juga, apakah yang dapat
ditambahkan makhluk yang penuh dosa kepada pengorbanan-Nya itu?
Pratinjau
Pelajaran
4
*2l-27 Januari 2012
Allah Kasih
Karunia dan Penghakiman
Sabat Petang
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: 1 Korintus 3:13; 2 Korintus 5:10; Kejadian 3, 6;
Yohanes 3:17-21; Wahyu. 14:6, 7.
AYAT HAFALAN: "Karena Allah akan
membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang
tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat" (Pengkhotbah 12:14).
Pokok pikiran: Penghakiman Allah meresap dalam Alkitab sebagaimana dengan
tema keselamatan; kenyataannya, kedua ajaran tersebut sating mengikat.
Seorang prajurit berdiri di sebelah
seorang laki-laki tua yang akan dihukum mati. Dia merasa bersalah menjadi
bagian dari ras dan agama yang "salah," itu saja. Sementara si
prajurit mengangkat senjatanya, korbannya berkata, "Apakah Anda tahu bahwa
ada Allah di surga yang melihat semuanya ini, yang suatu waktu nanti akan
mengadili Anda untuk tindakan ini?"
Prajurit itu kemudian menembak mati
laki-iaki tua tersebut. Dalam banyak hal, ini memberi sebuah contoh terbaik
tentang masyarakat sosial. Bukan pe-merintahan sekular (pemerintahan tidak akan
mempromosikan satu agama kepada orang lain), tetapi sebuah perkumpulan sosial,
yang di dalamnya tidak ada standar yang lebih tinggi daripada peraturan masyarakat
itu sendiri. Itu adalah suatu komunitas masyarakat yang tidak ada asas yang
teramat tinggi, tidak ada kekuasaan yang lebih tinggi, tidak ada pengertian
akan Allah atau sebuah standar moral yang lebih tinggi daripada kemanusiaan.
Itulah perkumpulan masyarakat di mana manusiamengambil tempat Allah, sebuah
perkumpulan masyarakat di mana satu-satunya pengadilan yang dihadapi seorang
adalah pengadilan dari teman sebaya atau dari kata hati orang itu sendiri.
BerdasarkanAlkitab,bagaimanapun juga, laki-laki tua tersebut benar: ada Allah di surga, Dia tahu
segalanya dan Dia, sesungguhnya, akan membawa segala sesuatu ke pengadilan.
Mari menyelidiki aspek penting karakter Allah ini dan lihat bahwa, dalam
pengadilan pun, Allah menyatakan kasih karunia-Nya yang ajaib.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk
persiapan Sabat, 28 Januari
No comments:
Post a Comment