PELAJARAN 13 TRIWULAN IV 2011


Injil dan Gereja

SABAT PETANG
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Galatia 6: 1-10; Matius 18:15-17; 1 Korintus 10:12; Roma 15:1; Yohanes 13:34; Lukas 22:3.
AYAT HAFALAN: “Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman” (Galatia 6:10).
Beberapa petani kentang menyimpan kentang yang besar untuk mereka gunakan sendiri dan memilih kentang yang kecil untuk ditanam. Setelah beberapa kali mengalami panen yang tidak memuaskan, mereka mendapati bahwa alam telah mengubah tanaman kentang mereka menjadi sekecil kelereng. Melalui bencana ini, para petani pun belajar satu hukum kehidupan yang sangat penting.
“Mereka tidak dapat menyimpan yang terbaik bagi mereka sendiri dan menggunakan yang sisa untuk menjadi bibit. Hukum kehidupan mengajarkan bahwa hasil panen merupakan cerminan dari apa yang ditanam.
“Dengan perumpamaan ini, dapat dikatakan bahwa menanam kentang yang kecil masih menjadi kebiasaan sampai sekarang ini. Kita mengambil hal-hal besar dalam kehidupan untuk diri kita sendiri dan menanam dari apa yang tersisa. Kita berharap bahwa dengan beberapa penyimpangan hukum rohani, kehidupan kita yang mementingkan diri akan dibalas dengan kemurahan hati.”—International Student Fellowship Newsletter, Maret 2007.
Paulus menerapkan pinsip ini dalam Galatia 6:1-10. Gantinya saling “menggigit dan menelan” (Galatia 5:15),gereja seharusnya menjadi tempat di mana Roh Allah menuntun kita untuk mengutamakan orang lain lebih daripada diri kita sendiri. Dengan memahami bahwa kita diselamatkan oleh kasih karunia akan menjadikan kita lebih rendah hati dan lebih sabar dan memperlakukan orang lain dengan penuh belas kasihan.

Minggu, 18 Desember 2011
MEMULIHKAN ORANG YANG JATUH DALAM DOSA
Sementara Paulus memiliki banyak harapan pada sifat kehidupan orang Kristen (Galatia 5:16), nasihatnya kepada umat percaya dalam Galatia 6:1 sangat realistis. Manusia tidaklah sempurna, umat Kristen yang penuh penyerahan sekalipun tida kebal dari kesalahan. Dalam Bahasa Yunani, kata-kata Paulus dalam Galatia 5:16 menunjukkan bahwa dia melihat adanya kemungkinan terjadi suatu situasi tertentu dalam gereja di kemudian hari. Sehingga Paulus merasa perlu memberikan nasihat praktis kepada jemaat Galatia untuk menghadapi situasi tersebut.
Bagaimanakah seharusnya sikap orang Kristen jika seorang umat percaya terjatuh dalam perbuatan dosa?Galatia 6:1; Matius 18:15-17.
Galatia 6:1;
6:1. Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.
Matius 18:15-17
18:15. "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.
18:16 Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.
18:17 Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.
Untuk mendapatkan manfaat dari nasihat Paulus dalam Galatia 6:1, kita perlu memahami apa yang sebenarnya ada dalam pemikirannya. Ini berkisar pada dua kata yang digunakan pada awal kalimat. Kata pertama adalah kedapatan. Sesungguhnya itu berarti “ditemukan, diketahui, atau dikejutkan.” Konteks dan nuansa berbeda yang dihubungkan dengan kata ini menunjukkan bahwa Paulus memiliki dua hal dalam pemikirannya. Hal itu bukan saja menunjuk pada umat percaya yang “menangkap basah” umat percaya lainnya sedang melakukan perbuatan yang salah namun juga menggambarkan proses di mana seseorang mendapati dirinya “dikuasai” oleh suatu perilaku (Lihat Amsal 5:22),yang mana pada situasi yang berbeda, dia akan menghindari perbuatan itu.
Nampaknya kesalahan yang Paulus sedang bicarakan di sini bukanlah suatu perbuatan yang disengaja, ini dapat terlihat dari istilah yang digunakannya. Kata yang diterjemahkan “pelanggaran” (KJV) atau “dosa” (NIV),berasal dari kata paraptoma dalam Bahasa Yunani, kata ini tidak merujuk pada perbuatan dosa yang disengaja melainkan lebih menunjuk pada sebuah kesalahan, kejatuhan, atau kekeliruan. Surat ini memberikan pengertian tertentu sehubungan dengan komentar Paulus sebelumnya tentang “berjalan” dalam Roh. Meskipun ini tidak menjadi maaf bagi orang yang melakukan kesalahan, namun jelas bahwa dalam kasus ini Paulus tidak membahas tentang dosa yang disengaja(1 Korintus 5:1-5).
Reaksi yang pantas dalam situasi seperti itu bukanlah dengan memberikan hukuman, celaan, atau pemecatan namun pemulian. Kata Yunani yang diterjemahkan “memulihkan” (dalam Terjemahan Indonesia=memimpin) adalah katartizo dan kata ini memiliki arti “menambal” atau “menyusun kembali.” Dalam Perjanjian Baru kata ini digunakan untuk “menambal” jaring ikan yang robek (Matius 4:21), kata ini digunakan juga sebagai istilah medis dalam literatur Yunani untuk menggambarkan proses menyatukan kembali tulang yang patah. Dalam hal yang sama janganlah kita membuang saudara kita seiman yang terjatuh dan patah kaki, sebagai anggota tubuh Kristus kita harus merawat saudara-saudara kita dalam Kristus dengan lemah lembut, sebab mereka dapat saja terjatuh pada saat kita berjalan bersama dalam perjalanan menuju kerajaan Allah.
Gantinya menerapkan Matius 18:15-17, mengapa seringkali kita menjelekkan orang yang kita benci, dan membiarkan kemarahan kita memuncak, atau bahkan merencanakan pembalasan?

Senin, 19 Desember 2011
WASPADA TERHADAP PENCOBAAN
“Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: ‘Engkaulah orang itu!’” ( 2 Samuel 12:7).
Kata-kata Paulus yang sangat serius dalam Galatia 6:1—sambil menjaga dirimu sendiri supaya kamu juga jangan kena pencobaan—janganlah diabaikan. Petunjuk tentang adanya kepentingan dan perhatian pribadi di balik nasihat Paulus dapat dilihat dari cara dia menyampaikan permohonan. Kata yang diterjemahkan dengan “menjaga” sesungguhnya berarti “memperhatikan dengan sungguh-sungguh” atau “memberikan perhatian”(bandingkan Roma 16:17; Filipi 2:4). Jadi, apa yang Paulus katakana adalah, “perhatikanlah dirimu” jangan sampai dosa dengan tiba-tiba masuk dalam kehidupanmu. Untuk menekankan amaran ini, Paulus beralih dari orang kedua jamak (“kamu semua”) di bagian pertama Galatia 6:1 menjadi orang kedua tunggal (“kamu”) di bagian akhir ayat itu. Ini bukanlah amaran umum yang diterapkan kepada seluruh jemaat; ini merupakan amaran pribadi yang disampaikan kepada setiap individu di dalam gereja.
Paulus tidak menyebutkan dengan jelas pencobaan apa yang dia mau agar dihindari oleh setiap anggota jemaat Galatia. Mungkin saja dia tidak memiliki jenis pelanggaran tertentu dalam pemikirannya, namun dia ingin menyatakan bahaya dari melakukan dosa yangsama, apa pun itu, dari kelemahan itulah seharusnya mereka bertolong-tolongan agar dapat menang. Pada saat yang sama, kata-katanya dalam Galatia 5:26 mengamarkan agar tidak “gila hormat” menunjukkan bahwa dia melarang mereka untuk merasa memiliki kerohanian yang lebih tinggi daripada mereka yang sedang bergumul bangkit dari kesalahan mereka.
Mengapa Paulus perlu mengamarkan jemaat Galatia terhadap kesombongan rohani? Lihat 1 Korintus 10:12; Matius 26:34; 2 Samuel 12:1-7.
1 Korintus 10:12;
10:12 Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!
Matius 26:34;
26:34 Yesus berkata kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."
2 Samuel 12:1-7
12:1. TUHAN mengutus Natan kepada Daud. Ia datang kepada Daud dan berkata kepadanya: "Ada dua orang dalam suatu kota: yang seorang kaya, yang lain miskin.
12:2 Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi;
12:3 si miskin tidak mempunyai apa-apa, selain dari seekor anak domba betina yang kecil, yang dibeli dan dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar padanya bersama-sama dengan anak-anaknya, makan dari suapnya dan minum dari pialanya dan tidur di pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya.
12:4 Pada suatu waktu orang kaya itu mendapat tamu; dan ia merasa sayang mengambil seekor dari kambing dombanya atau lembunya untuk memasaknya bagi pengembara yang datang kepadanya itu. Jadi ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin itu, dan memasaknya bagi orang yang datang kepadanya itu."
12:5 Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan: "Demi TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati.
12:6 Dan anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena ia telah melakukan hal itu dan oleh karena ia tidak kenal belas kasihan."
12:7 Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: "Engkaulah orang itu! Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel dan Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul.
Salah satu bahaya terbesar pada perjalanan iman umat Kristen adalah kesombongan rohani yang membuat kita berpikir bahwa kita telah kebal dari kecendrungan berbuat dosa. Pada kenyataannya kita semua memiliki sifat alamiah yang berdosa—suatu sifat alami yang berlawanan dengan Allah. Demikianlah, tanpa pengendalian kuasa Roh Allah, kita dapat jatuh ke dalam perbuatan dosa apa saja, bilamana situasinya mengizinkan. Kesadaran tentang identitas kita yang sesungguhnya jika berada di luar Kristus dapat menjaga kita agar tidak terjatuh ke dalam dosa mengandalkan kebenaran diri sendiri, hal itu juga akan menimbulkan rasa simpati yang lebih besar bagi orang yang kedapatan bersalah.
Berapa kalikah Anda mendapati diri Anda sedang mempersalahkan orang lain (bahkan mungkin dalam hati) karena mereka melakukan dosa, yang mana di kemudian hari, Anda sendiri melakukan dosa yang sama?

Selasa, 20 Desember 2011
MENANGGUNG BEBAN (GALATIA 6:2-5)
Tambahan untuk memulihkan mereka yang jatuh dalam dosa, apakah petunjuk lain yang Paulus berikan kepada umat percaya di Galatia? (Gal. 6:2-5; lihat juga Roma 15:1; Matius 7:12).
Gal. 6:2-5;
6:2 Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.
6:3 Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri.
6:4 Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain.
6:5 Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.
Roma 15:1;
15:1. Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.
Matius 7:12
7:12. "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Kata Yunani yang diterjemahkan dengan “tanggungan” dalam Galatia 6:5 adalah baros. Kata ini sesungguhnya menyatakan beban yang berat atau beban yang harus dipikul dalam perjalanan yang cukup jauh. Perlahan-lahan, hal itu menjadi sebuah kiasan bagi setiap jenis kesukaran atau kesulitan, seperti halnya beban pekerjaan sepanjang hari di bawah terik matahari (Matius 20:12).Konteks amaran Paulus untuk “menanggung beban satu sama lain” tentu saja mencakup sesama umat percaya yang lemah yang dicantumkan dalam ayat sebelumnya, namun konsep menanggung beban yang dia pikirkan sesungguhnya lebih luas lagi. Petunjuk Paulus menyatakan beberapa pengertian rohani tentang kehidupan Kristen dan tidak boleh diabaikan begitu saja.
Pertama, menurut tulisan Timothy George, “Semua umat Kristen memiliki beban. Tanggungan kita berbeda-beda dalam ukuran, bentuk dan jenisnya bergantung pada kehidupan kita masing-masing. Bagi sebagian orang beban pencobaan dan akibat-akibat penyimpangan moral, seperti yang dituliskan dalam Galatia 6:1. Bagi yang lain mungkin penyakit fisik, atau gangguan mental, atau bahkan krisis dalam rumah tangga, atau tidak ada pekerjaan, atau tekanan dari roh-roh jahat, atau dikuasai oleh hal-hal yang lain; tetapi tidak ada umat Kristen yang tidak memiliki beban.”—Galatians, hlm.413.
Kedua, Allah tidak bermaksud agar kita menanggungsemua beban kita sendirian. Sangat disayangkan, seringkali kita lebih siap untuk membantu orang lain memikul beban mereka daripada membiarkan orang lain untuk memikul beban kita. Paulus menyalahkan sikap seperti ini (Galatia 6:3) sebagai bentuk dari kesombongan manusia, ketika kita menolak untuk mengakui bahwa kita juga memiliki kebutuhan dan kelemahan. Kesombongan seperti ini tidak hanya merugikan kita namun juga menghambat orang lain untuk menunaikan pelayanan yang Allah telah minta untuk mereka lakukan.
Allah memanggil kita untuk menanggung beban orang lain karena melalui tindakan kitalah pertolongan Allah dinyatakan. Konsep ini berdasarkan fakta bahwa gereja adalah anggota tubuh Kristus. Paulus berkata, “Tetapi Allah, yang menghiburkan orang yang rendah hati, telah menghiburkan kami dengan kedatangan Titus” (2 Kor 7:6). Perhatikan bahwa “Kelegaan yang berasal dari Allah tidak diberikan kepada Paulus melalui doa pribadinya sambil menunggu Tuhan, namun melalui dukungan dari seorang sahabat dan melalui kabar baik yang dia sampaikan.”
“Persahabatan manusia, yang di dalamnya kita saling menanggung beban satu sama lain, adalah bagian dari rencana Allah untuk umat-Nya.”—John R. W. Stott, The Message of Galatians, hlm.158.
Apakah yang mencegah Anda meminta pertolongan? Kesombongan, rasa malu, kurang percaya, rasa puas diri? Jika perlu, mengapa tidak mencari seseorang yang Anda percayai dan memintanya ikut menanggung beban Anda?

Rabu, 21 Desember 2011
HUKUM KRISTUS (GALATIA 6:2-5)
Paulus mengaitkan kesediaan menanggung beban dengan menggenapi hukum Kristus. Apakah dia maksudkan dengan “hukum Kristus?” Galatia 5:14, 6:2; Yohanes 13:34; Matius 22:34-40.
Galatia 5:14, 6:2;
5:14 Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!"
6:2 Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.
Yohanes 13:34;
13:34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
 Matius 22:34-40.
22:34. Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka
22:35 dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia:
22:36 "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"
22:37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
22:40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Selain dalam ayat ini Paulus tidak menggunakan frase “hukum Kristus” (tonnomon tou Kristou) dalam Alkitab, meskipun dia menggunakan pernyataan yang mirip dalam 1 Korintus 9:21 (ennomos Kristou). Uniknya frase ini telah menghasilkan sejumlah penafsiran yang berbeda. Sebagian punya pendapat yang salah, menganggap bahwa hal itu adalah bukti bahwa hukum Allah yang diberikan di Gunung Sinai telah digantikan dengan hukum yang lain, yaitu hukum Kristus. Yang lain menyatakan bahwa kata hukum memiliki arti “prinsip” secara umum (Lihat Roma 7:21), ini berarti bahwa dalam menanggung beban orang lain, kita mengikuti teladan yang diberikan oleh Yesus. Sementara penafsiran yang terakhir terlihat baik, konteks dan istilah yang sama dengan Galatia 5:14 memberi kesan bahwa “menggenapi hukum Kristus” merupakan sebutan lain untuk menggenapi hukum Musa dengan kasih. Paulus telah menunjukkan sebelumnya dalam suratnya bahwa Kristus datang bukan untuk menghapuskan hukum moral. Sebaliknya, hukum moral diartikan oleh kasih yang terus memainkan peranan penting dalam kehidupan umat Kristen. Ini adalah contoh dari apa yang Yesus ajarkan pada saat Dia melayani di dunia dan Dia praktikkan sepanjang hidup-Nya bahkan hingga kematian-Nya. Dalam menanggung beban orang lain, kita tidak hanya mengikuti jejak Yesus, namun kita juga menggenapi hukum-Nya.
Persoalan lain yang timbul dalam ayat ini, yaitu apa yang nampaknya menjadi kontradiksi dalam Galatia 6:2 dan 6:5. Masalah ini, sebenarnya mudah untuk berbeda pada dua situasi yang berbeda. Sebagaimana yang kita telah saksikan, kata untuk beban dalam ayat 2 (baros) merujuk pada sebuah beban yang harus di bawah dalam perjalanan yang jauh. Kata phortion di ayat 5, menggambarkan sebuah kapal pengangkut barang, satu ransel prajurit, atau bahkan seorang bayi yang ada di dalam kandungan. Beban yang dulu dapat disingkirkan, namun beban yang terakhir tidak dapat diletakkan begitu saja. Seorang ibu yang sedang hamil harus membawa anaknya. Sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh contoh-contoh tadi, ada beban yang dapat turut dipikul oleh orang lain namun beban yang lain tidak ada seorang pun yang dapat menanggungnya bagi kita, seperti beban perasaan bersalah, penderitaan, dan kematian. Semuanya ini, kita harus bersandar sepenuhnya pada pertolongan Allah saja (Matius 11:28-30).
Sementara ada beberapa beban di mana Anda bisa mendapat bantuan dari orang lain, ada juga beban yang harus Anda bawa kepada Tuhan saja. Bagaimanakah Anda belajar untuk menyerahkan kepada Tuhan beban yang tidak dapat Anda pikul sendiri?

Kamis, 22 Desember 2011
MENABUR DAN MENUAI (GALATIA 6:6-10)

Dalam Galatia 6:7, kata yang diterjemahkan “dipermainkan” (mukterizo) hanya ada di ayat ini dalam Perjanjian Baru, meskipun hal itu nampaknya dalam terjemahan Yunani dari Perjanjian Lama. Sesungguhnya kata itu memiliki arti “mengangkat hidung sebagai tanda meremehkan.” Dalam Perjanjian Lama hal itu menunjukkan sikap merendahkan terhadap nabi-nabi Allah (2 Tawarikh 36:16; Yeremia 20:7), bahkan hal itu digunakan untuk menggambarkan suatu sikap yang memberontak terhadap Allah (Yehezkiel 8:17).
Maksud yang Paulus sampaikan di sini adalah bahwa manusia dapat saja mengabaikan Allah atau bahkan mencemoohkan perintah-perintah-Nya, tetapi mereka tidak dapat memperdaya Allah. Dialah hakim yang terutama, dan pada akhirnya mereka harus menanggung akibat perbuatan mereka.
Baca Galatia 6:8. Apakah yang Paulus maksudkan di sini? Contoh-contoh apakah yang Anda dapatkan dalam Alkitab dari hal menabur dalam daging dan menabur dalam Roh? (Lihat, sebagai contoh, Kisah 5:1-5; Lukas 22:3; Daniel 1:8; Matius 4:1).
Kisah 5:1-5;
5:1. Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah.
5:2 Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
5:3 Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?
5:4 Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah."
5:5 Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal itu.
Lukas 22:3;
22:3 Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu.
Daniel 1:8;
1:8. Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.
Matius 4:1
4:1. Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.
Kiasan Paulus tentang menabur dan menuai bukanla hal yang unik. Itu adalah sebuah fakta kehidupan yang terlihat di dalam banyak pepatah kuno. Yang istimewah adalah, bagaimana Paulus menggunakannya untuk memperjelas komentarnya yang terdahulu tentang daging dan Roh. James D.G. Dunn mencatat, “sebuah persamaan modern menyatakan bahwa kita bebas memilih, namun kita tidak bebas memili akibat dari pilihan kita.”—Galatians, hlm.330.
Meskipun Allah tidak selamanya melepaskan kita dari akibat dosa-dosa kita, janganlah kita putus asa karena keputusan buruk yang kita telah buat. Kita dapat bergembira karena Allah telah mengampuni kita dari segala dosa kita dan mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya. Kita harus memanfaatkan setiap kesempatan yang kita miliki sekarang untuk menanam sesuatu yang akan menghasilkan tuaian surgawi.
Sementara itu Galatia 6:10, mengilustrasikan sebuah poin penting yaitu “Etika Kristen memiliki focus ganda: yang satu adalah universal dan mencakup secara keseluruhan, ‘marilah kita berbuat baik kepada semua orang’; yang lain memiliki focus yang lebih khusus, ‘tetapi terutama kepada saudara-saudara seiman kita.’ Imbauan Paulus yang bersifat menyeluruh didasarkan kepada fakta bahwa setiap orang di mana pun dia berada diciptakan menurut peta Allah dengan demikian sangat berharga dalam pemandangan-Nya. Kapan saja umat Kristen melupakan informasi utama dari pernyataan Alkitab, sudah tentu mereka akan jatuh ke dalam dosa yang membutakan mereka yaitu rasisme, diskriminasi gender, kesukuan, perbedaan tingkat social, dan ribuan sifat fanatic lainnya yang menjangkiti umat manusia sejak Adam dan Hawa sampai pada hari ini.”—Timothy George, Galatians, hlm. 427,428.
Anda sedang menabur, apakah untuk kebaikan atau kejahatan. Periksalah diri Anda. Jenis tuaian apakah yang Anda tuai?
Jumat, 23 Desember 2011
PENDALAMAN: “Roh Allah menjaga agar kejahatan dapat dikendalikan hati nurani. Ketika manusia meninggikan dirinya di atas pengaruh Roh Kudus, dia akan menuai kejahatan. Terhadap orang seperti itu Roh Allah makin lama semakin kurang pengaruhnya untuk mencegah dia menaburkan benih-benih ketidaktaatan. Amaran demi amaran makin lama semakin kurang berkuasa atas hidupnya. Lambat laun dia kehilangan rasa takut terhadap Allah. Hati dagingnya berubah menjadi hati batu. Perlawanannya terhadap kebenaran menyebabkannya lebih teguh lagi dalam kejahatan. Hal ini karena manusia menaburkan beni kejahatan, pelanggaran hukum, kriminalitas, dan kekerasan yang sudah tersebar luas sejak zaman dulu kala.
“Semua harus cerdik memperhatikan agen yang membinasakan jiwa-jiwa. Bukan karena satu ketetapan sehingga Allah menentang manusia. Dia tidak menyebabkan manusia buta secara rohani. Allah memberikan terang dan bukti yang cukup untuk menyanggupkan manusia agar dapat membedakan kebenaran dari kesalahan. Namun Dia tidak memaksa manusia supaya menerima kebenaran. Dia memberikan kebebasan memilih yang baik atau yang jahat. Jika manusia menolak bukti-bukti yang cukup untuk menuntun pertimbangannya dalam jalus yang benar, dan tetap memilih kejahatan, dia akan lebih berani lagi melakukannya untuk yang kedua kalinya. Pada hal yang ketiga dia akan bersungguh-sungguh menarik dirinya dari pihak Allah dan memilih unutk berdiri di pihal Setan. Dia akan melanjutkan perjalanannya sampai dia dinyatakan dalam kejahatan, dan mempercayai dusta yang dia terima sebagai kebenaran. Penolakkannya telah menghasilkan panen.”—Ellen G. White Comments, SDA Bible Commentary, jld.6 hlm. 1112.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1. Apakah arti sesungguhnya “memulihkan” saudara seiman yang kedapatan jatuh dalam dosa? Bagaimanakah sifat dosa yang diperbuat dapat mempengaruhi proses pemulihan? Apakah pemulihan itu berarti segala sesuatu akan kembali sama seperti sebelumny? Diskusikan.
2. Oleh karena ada beban yang harus ditanggung sendiri(Galatia 6:5), bagaimanakah seseorang dapat menentukan apakah sudah saatnya dia harus mencoba mencari bantuan dari orang lain?
3. Bagaimanakah gereja Anda menyikapi petunjuk yang diberikan Paulus dalam Galatia 6? Apakah yang dapat Anda lakukan secara pribadi untuk dapat membuat perbedaan?
RANGKUMAN: Indikasi tentang hadirat Allah diantara umat-Nya ada pada Roh yang menyerupai tabit Kristus yang dinyatakan di dalam gereja. Hal itu dapat dilihat dari bagaimana pengampunan dan pemulihan diberikan kepada mereka yang bersalah, dalam hal bertolong-tolongan satu sama lain pada saat menghadapi pencobaan, dan dalam kebaikan-kebaikan yang dilakukan bukan hanya diantara sesame mereka namun juga untuk umat yang tidak percaya.

No comments:

Post a Comment