Injil dan Gereja
SABAT PETANG
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Galatia 6: 1-10; Matius 18:15-17; 1 Korintus 10:12; Roma 15:1; Yohanes
13:34; Lukas 22:3.
AYAT HAFALAN: “Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah
kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita
seiman” (Galatia 6:10).
Beberapa petani kentang menyimpan kentang yang besar untuk mereka gunakan
sendiri dan memilih kentang yang kecil untuk ditanam. Setelah beberapa kali
mengalami panen yang tidak memuaskan, mereka mendapati bahwa alam telah
mengubah tanaman kentang mereka menjadi sekecil kelereng. Melalui bencana ini,
para petani pun belajar satu hukum kehidupan yang sangat penting.
“Mereka tidak dapat menyimpan yang terbaik bagi mereka sendiri dan
menggunakan yang sisa untuk menjadi bibit. Hukum kehidupan mengajarkan bahwa
hasil panen merupakan cerminan dari apa yang ditanam.
“Dengan perumpamaan ini, dapat dikatakan bahwa menanam kentang yang kecil
masih menjadi kebiasaan sampai sekarang ini. Kita mengambil hal-hal besar dalam
kehidupan untuk diri kita sendiri dan menanam dari apa yang tersisa. Kita
berharap bahwa dengan beberapa penyimpangan hukum rohani, kehidupan kita yang
mementingkan diri akan dibalas dengan kemurahan hati.”—International Student
Fellowship Newsletter, Maret 2007.
Paulus menerapkan pinsip ini dalam Galatia 6:1-10. Gantinya saling
“menggigit dan menelan” (Galatia 5:15),gereja seharusnya menjadi
tempat di mana Roh Allah menuntun kita untuk mengutamakan orang lain lebih
daripada diri kita sendiri. Dengan memahami bahwa kita diselamatkan oleh kasih
karunia akan menjadikan kita lebih rendah hati dan lebih sabar dan
memperlakukan orang lain dengan penuh belas kasihan.
Minggu, 18 Desember
2011
MEMULIHKAN ORANG YANG
JATUH DALAM DOSA
Sementara Paulus memiliki banyak harapan pada sifat kehidupan orang Kristen (Galatia
5:16), nasihatnya kepada umat percaya dalam Galatia 6:1 sangat
realistis. Manusia tidaklah sempurna, umat Kristen yang penuh penyerahan
sekalipun tida kebal dari kesalahan. Dalam Bahasa Yunani, kata-kata Paulus
dalam Galatia 5:16 menunjukkan bahwa dia melihat adanya kemungkinan terjadi
suatu situasi tertentu dalam gereja di kemudian hari. Sehingga Paulus merasa
perlu memberikan nasihat praktis kepada jemaat Galatia untuk menghadapi situasi
tersebut.
Bagaimanakah seharusnya sikap orang Kristen jika seorang umat percaya
terjatuh dalam perbuatan dosa?Galatia 6:1;
Matius 18:15-17.
Galatia 6:1;
6:1. Saudara-saudara, kalaupun
seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus
memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga
dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.
Matius 18:15-17
18:15. "Apabila saudaramu
berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu
engkau telah mendapatnya kembali.
18:16 Jika ia tidak mendengarkan
engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau
tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.
18:17 Jika ia tidak mau
mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau
juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal
Allah atau seorang pemungut cukai.
Untuk mendapatkan manfaat dari nasihat Paulus dalam Galatia 6:1, kita perlu
memahami apa yang sebenarnya ada dalam pemikirannya. Ini berkisar pada dua kata
yang digunakan pada awal kalimat. Kata pertama adalah kedapatan. Sesungguhnya
itu berarti “ditemukan, diketahui, atau dikejutkan.” Konteks dan nuansa berbeda
yang dihubungkan dengan kata ini menunjukkan bahwa Paulus memiliki dua hal
dalam pemikirannya. Hal itu bukan saja menunjuk pada umat percaya yang
“menangkap basah” umat percaya lainnya sedang melakukan perbuatan yang salah
namun juga menggambarkan proses di mana seseorang mendapati dirinya “dikuasai”
oleh suatu perilaku (Lihat Amsal 5:22),yang mana pada situasi yang
berbeda, dia akan menghindari perbuatan itu.
Nampaknya kesalahan yang Paulus sedang bicarakan di sini bukanlah suatu
perbuatan yang disengaja, ini dapat terlihat dari istilah yang digunakannya.
Kata yang diterjemahkan “pelanggaran” (KJV) atau “dosa” (NIV),berasal
dari kata paraptoma dalam Bahasa Yunani, kata ini tidak
merujuk pada perbuatan dosa yang disengaja melainkan lebih menunjuk pada sebuah
kesalahan, kejatuhan, atau kekeliruan. Surat ini memberikan pengertian tertentu
sehubungan dengan komentar Paulus sebelumnya tentang “berjalan” dalam Roh.
Meskipun ini tidak menjadi maaf bagi orang yang melakukan kesalahan, namun
jelas bahwa dalam kasus ini Paulus tidak membahas tentang dosa yang disengaja(1
Korintus 5:1-5).
Reaksi yang pantas dalam situasi seperti itu bukanlah dengan memberikan
hukuman, celaan, atau pemecatan namun pemulian. Kata Yunani yang diterjemahkan
“memulihkan” (dalam Terjemahan Indonesia=memimpin) adalah katartizo dan
kata ini memiliki arti “menambal” atau “menyusun kembali.” Dalam Perjanjian
Baru kata ini digunakan untuk “menambal” jaring ikan yang robek (Matius
4:21), kata ini digunakan juga sebagai istilah medis dalam literatur
Yunani untuk menggambarkan proses menyatukan kembali tulang yang patah. Dalam
hal yang sama janganlah kita membuang saudara kita seiman yang terjatuh dan
patah kaki, sebagai anggota tubuh Kristus kita harus merawat saudara-saudara
kita dalam Kristus dengan lemah lembut, sebab mereka dapat saja terjatuh pada
saat kita berjalan bersama dalam perjalanan menuju kerajaan Allah.
Gantinya menerapkan Matius 18:15-17, mengapa seringkali kita menjelekkan
orang yang kita benci, dan membiarkan kemarahan kita memuncak, atau bahkan
merencanakan pembalasan?
Senin, 19 Desember
2011
WASPADA TERHADAP
PENCOBAAN
“Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: ‘Engkaulah orang itu!’” ( 2 Samuel 12:7).
Kata-kata Paulus yang sangat serius dalam Galatia 6:1—sambil menjaga
dirimu sendiri supaya kamu juga jangan kena pencobaan—janganlah diabaikan. Petunjuk
tentang adanya kepentingan dan perhatian pribadi di balik nasihat Paulus dapat
dilihat dari cara dia menyampaikan permohonan. Kata yang diterjemahkan dengan
“menjaga” sesungguhnya berarti “memperhatikan dengan sungguh-sungguh” atau
“memberikan perhatian”(bandingkan Roma 16:17; Filipi 2:4). Jadi,
apa yang Paulus katakana adalah, “perhatikanlah dirimu” jangan sampai dosa
dengan tiba-tiba masuk dalam kehidupanmu. Untuk menekankan amaran ini, Paulus
beralih dari orang kedua jamak (“kamu semua”) di bagian pertama Galatia 6:1
menjadi orang kedua tunggal (“kamu”) di bagian akhir ayat itu. Ini bukanlah
amaran umum yang diterapkan kepada seluruh jemaat; ini merupakan amaran pribadi
yang disampaikan kepada setiap individu di dalam gereja.
Paulus tidak menyebutkan dengan jelas pencobaan apa yang dia mau agar
dihindari oleh setiap anggota jemaat Galatia. Mungkin saja dia tidak memiliki
jenis pelanggaran tertentu dalam pemikirannya, namun dia ingin menyatakan
bahaya dari melakukan dosa yangsama, apa pun itu, dari kelemahan itulah
seharusnya mereka bertolong-tolongan agar dapat menang. Pada saat yang sama,
kata-katanya dalam Galatia 5:26 mengamarkan agar tidak “gila hormat”
menunjukkan bahwa dia melarang mereka untuk merasa memiliki kerohanian yang
lebih tinggi daripada mereka yang sedang bergumul bangkit dari kesalahan
mereka.
Mengapa Paulus perlu mengamarkan jemaat Galatia terhadap kesombongan
rohani? Lihat 1 Korintus 10:12; Matius
26:34; 2 Samuel 12:1-7.
1 Korintus 10:12;
10:12 Sebab itu siapa yang
menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!
Matius 26:34;
26:34 Yesus berkata kepadanya:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok,
engkau telah menyangkal Aku tiga kali."
2 Samuel 12:1-7
12:1. TUHAN mengutus Natan kepada
Daud. Ia datang kepada Daud dan berkata kepadanya: "Ada dua orang dalam
suatu kota: yang seorang kaya, yang lain miskin.
12:2 Si kaya mempunyai sangat
banyak kambing domba dan lembu sapi;
12:3 si miskin tidak mempunyai
apa-apa, selain dari seekor anak domba betina yang kecil, yang dibeli dan
dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar padanya bersama-sama dengan
anak-anaknya, makan dari suapnya dan minum dari pialanya dan tidur di
pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya.
12:4 Pada suatu waktu orang kaya
itu mendapat tamu; dan ia merasa sayang mengambil seekor dari kambing dombanya
atau lembunya untuk memasaknya bagi pengembara yang datang kepadanya itu. Jadi
ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin itu, dan memasaknya bagi
orang yang datang kepadanya itu."
12:5 Lalu Daud menjadi sangat
marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan: "Demi TUHAN yang
hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati.
12:6 Dan anak domba betina itu
harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena ia telah melakukan hal itu dan
oleh karena ia tidak kenal belas kasihan."
12:7 Kemudian berkatalah Natan
kepada Daud: "Engkaulah orang itu! Beginilah firman TUHAN, Allah Israel:
Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel dan Akulah yang
melepaskan engkau dari tangan Saul.
Salah satu bahaya terbesar pada perjalanan iman umat Kristen adalah
kesombongan rohani yang membuat kita berpikir bahwa kita telah kebal dari
kecendrungan berbuat dosa. Pada kenyataannya kita semua memiliki sifat alamiah
yang berdosa—suatu sifat alami yang berlawanan dengan Allah. Demikianlah, tanpa
pengendalian kuasa Roh Allah, kita dapat jatuh ke dalam perbuatan dosa apa
saja, bilamana situasinya mengizinkan. Kesadaran tentang identitas kita yang
sesungguhnya jika berada di luar Kristus dapat menjaga kita agar tidak terjatuh
ke dalam dosa mengandalkan kebenaran diri sendiri, hal itu juga akan
menimbulkan rasa simpati yang lebih besar bagi orang yang kedapatan bersalah.
Berapa kalikah Anda mendapati diri Anda sedang mempersalahkan orang lain
(bahkan mungkin dalam hati) karena mereka melakukan dosa, yang mana di kemudian
hari, Anda sendiri melakukan dosa yang sama?
Selasa, 20 Desember
2011
MENANGGUNG BEBAN (GALATIA 6:2-5)
Tambahan untuk
memulihkan mereka yang jatuh dalam dosa, apakah petunjuk lain yang Paulus
berikan kepada umat percaya di Galatia? (Gal. 6:2-5; lihat juga Roma 15:1;
Matius 7:12).
Gal. 6:2-5;
6:2 Bertolong-tolonganlah
menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.
6:3 Sebab kalau seorang
menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu
dirinya sendiri.
6:4 Baiklah tiap-tiap orang
menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri
dan bukan melihat keadaan orang lain.
6:5 Sebab tiap-tiap orang akan
memikul tanggungannya sendiri.
Roma 15:1;
15:1. Kita, yang kuat, wajib
menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan
kita sendiri.
Matius 7:12
7:12. "Segala sesuatu yang
kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada
mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Kata Yunani yang diterjemahkan dengan “tanggungan” dalam Galatia 6:5 adalah baros. Kata
ini sesungguhnya menyatakan beban yang berat atau beban yang harus dipikul
dalam perjalanan yang cukup jauh. Perlahan-lahan, hal itu menjadi sebuah kiasan
bagi setiap jenis kesukaran atau kesulitan, seperti halnya beban pekerjaan
sepanjang hari di bawah terik matahari (Matius 20:12).Konteks
amaran Paulus untuk “menanggung beban satu sama lain” tentu saja mencakup
sesama umat percaya yang lemah yang dicantumkan dalam ayat sebelumnya, namun
konsep menanggung beban yang dia pikirkan sesungguhnya lebih luas lagi.
Petunjuk Paulus menyatakan beberapa pengertian rohani tentang kehidupan Kristen
dan tidak boleh diabaikan begitu saja.
Pertama, menurut tulisan Timothy George, “Semua umat Kristen memiliki
beban. Tanggungan kita berbeda-beda dalam ukuran, bentuk dan jenisnya
bergantung pada kehidupan kita masing-masing. Bagi sebagian orang beban
pencobaan dan akibat-akibat penyimpangan moral, seperti yang dituliskan dalam
Galatia 6:1. Bagi yang lain mungkin penyakit fisik, atau gangguan mental, atau
bahkan krisis dalam rumah tangga, atau tidak ada pekerjaan, atau tekanan dari
roh-roh jahat, atau dikuasai oleh hal-hal yang lain; tetapi tidak ada umat
Kristen yang tidak memiliki beban.”—Galatians, hlm.413.
Kedua, Allah tidak bermaksud agar kita menanggungsemua beban
kita sendirian. Sangat disayangkan, seringkali kita lebih siap untuk membantu
orang lain memikul beban mereka daripada membiarkan orang lain untuk memikul
beban kita. Paulus menyalahkan sikap seperti ini (Galatia 6:3) sebagai
bentuk dari kesombongan manusia, ketika kita menolak untuk mengakui bahwa kita
juga memiliki kebutuhan dan kelemahan. Kesombongan seperti ini tidak hanya
merugikan kita namun juga menghambat orang lain untuk menunaikan pelayanan yang
Allah telah minta untuk mereka lakukan.
Allah memanggil kita untuk menanggung beban orang lain karena melalui
tindakan kitalah pertolongan Allah dinyatakan. Konsep ini berdasarkan fakta
bahwa gereja adalah anggota tubuh Kristus. Paulus berkata, “Tetapi Allah, yang
menghiburkan orang yang rendah hati, telah menghiburkan kami dengan kedatangan
Titus” (2 Kor 7:6). Perhatikan bahwa “Kelegaan yang
berasal dari Allah tidak diberikan kepada Paulus melalui doa pribadinya sambil
menunggu Tuhan, namun melalui dukungan dari seorang sahabat dan melalui kabar
baik yang dia sampaikan.”
“Persahabatan manusia, yang di dalamnya kita saling menanggung beban satu
sama lain, adalah bagian dari rencana Allah untuk umat-Nya.”—John R. W. Stott, The
Message of Galatians, hlm.158.
Apakah yang mencegah Anda meminta pertolongan? Kesombongan, rasa malu,
kurang percaya, rasa puas diri? Jika perlu, mengapa tidak mencari seseorang
yang Anda percayai dan memintanya ikut menanggung beban Anda?
Rabu, 21 Desember 2011
HUKUM KRISTUS (GALATIA 6:2-5)
Paulus mengaitkan kesediaan menanggung beban dengan menggenapi hukum
Kristus. Apakah dia maksudkan dengan “hukum Kristus?” Galatia 5:14, 6:2; Yohanes 13:34; Matius 22:34-40.
Galatia 5:14, 6:2;
5:14 Sebab seluruh hukum Taurat
tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri!"
6:2 Bertolong-tolonganlah
menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.
Yohanes 13:34;
13:34 Aku memberikan perintah
baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah
mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
Matius 22:34-40.
22:34. Ketika orang-orang Farisi
mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam,
berkumpullah mereka
22:35 dan seorang dari mereka,
seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia:
22:36 "Guru, hukum manakah
yang terutama dalam hukum Taurat?"
22:37 Jawab Yesus kepadanya:
"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu
dan dengan segenap akal budimu.
22:38 Itulah hukum yang terutama
dan yang pertama.
22:39 Dan hukum yang kedua, yang
sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
22:40 Pada kedua hukum inilah
tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Selain dalam ayat ini Paulus tidak menggunakan frase “hukum Kristus” (tonnomon
tou Kristou) dalam Alkitab, meskipun dia menggunakan pernyataan yang
mirip dalam 1 Korintus 9:21 (ennomos Kristou). Uniknya frase
ini telah menghasilkan sejumlah penafsiran yang berbeda. Sebagian punya
pendapat yang salah, menganggap bahwa hal itu adalah bukti bahwa hukum Allah
yang diberikan di Gunung Sinai telah digantikan dengan hukum yang lain, yaitu
hukum Kristus. Yang lain menyatakan bahwa kata hukum memiliki
arti “prinsip” secara umum (Lihat Roma 7:21), ini berarti
bahwa dalam menanggung beban orang lain, kita mengikuti teladan yang diberikan
oleh Yesus. Sementara penafsiran yang terakhir terlihat baik, konteks dan
istilah yang sama dengan Galatia 5:14 memberi kesan bahwa “menggenapi hukum
Kristus” merupakan sebutan lain untuk menggenapi hukum Musa dengan kasih.
Paulus telah menunjukkan sebelumnya dalam suratnya bahwa Kristus datang bukan
untuk menghapuskan hukum moral. Sebaliknya, hukum moral diartikan oleh kasih
yang terus memainkan peranan penting dalam kehidupan umat Kristen. Ini adalah
contoh dari apa yang Yesus ajarkan pada saat Dia melayani di dunia dan Dia
praktikkan sepanjang hidup-Nya bahkan hingga kematian-Nya. Dalam menanggung
beban orang lain, kita tidak hanya mengikuti jejak Yesus, namun kita juga
menggenapi hukum-Nya.
Persoalan lain yang timbul dalam ayat ini, yaitu apa yang nampaknya menjadi
kontradiksi dalam Galatia 6:2 dan 6:5. Masalah ini, sebenarnya mudah untuk
berbeda pada dua situasi yang berbeda. Sebagaimana yang kita telah saksikan, kata
untuk beban dalam ayat 2 (baros) merujuk pada
sebuah beban yang harus di bawah dalam perjalanan yang jauh. Kata phortion di
ayat 5, menggambarkan sebuah kapal pengangkut barang, satu ransel prajurit,
atau bahkan seorang bayi yang ada di dalam kandungan. Beban yang dulu dapat
disingkirkan, namun beban yang terakhir tidak dapat diletakkan begitu saja.
Seorang ibu yang sedang hamil harus membawa anaknya. Sebagaimana yang telah
ditunjukkan oleh contoh-contoh tadi, ada beban yang dapat turut dipikul oleh orang
lain namun beban yang lain tidak ada seorang pun yang dapat menanggungnya bagi
kita, seperti beban perasaan bersalah, penderitaan, dan kematian. Semuanya ini,
kita harus bersandar sepenuhnya pada pertolongan Allah saja (Matius
11:28-30).
Sementara ada beberapa beban di mana Anda bisa mendapat bantuan dari orang lain, ada juga beban yang harus Anda bawa
kepada Tuhan saja. Bagaimanakah Anda belajar untuk menyerahkan kepada Tuhan
beban yang tidak dapat Anda pikul sendiri?
Kamis, 22 Desember
2011
MENABUR DAN MENUAI (GALATIA 6:6-10)
Dalam Galatia 6:7, kata yang diterjemahkan “dipermainkan” (mukterizo) hanya
ada di ayat ini dalam Perjanjian Baru, meskipun hal itu nampaknya dalam
terjemahan Yunani dari Perjanjian Lama. Sesungguhnya kata itu memiliki arti
“mengangkat hidung sebagai tanda meremehkan.” Dalam Perjanjian Lama hal itu
menunjukkan sikap merendahkan terhadap nabi-nabi Allah (2 Tawarikh
36:16; Yeremia 20:7), bahkan hal itu digunakan untuk menggambarkan
suatu sikap yang memberontak terhadap Allah (Yehezkiel 8:17).
Maksud yang Paulus sampaikan di sini adalah bahwa manusia dapat saja
mengabaikan Allah atau bahkan mencemoohkan perintah-perintah-Nya, tetapi mereka
tidak dapat memperdaya Allah. Dialah hakim yang terutama, dan pada akhirnya
mereka harus menanggung akibat perbuatan mereka.
Baca Galatia 6:8. Apakah yang Paulus maksudkan di sini? Contoh-contoh
apakah yang Anda dapatkan dalam Alkitab dari hal menabur dalam daging dan
menabur dalam Roh? (Lihat,
sebagai contoh, Kisah 5:1-5; Lukas 22:3; Daniel 1:8; Matius 4:1).
Kisah 5:1-5;
5:1. Ada seorang lain yang
bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah.
5:2 Dengan setahu isterinya ia
menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan
diletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
5:3 Tetapi Petrus berkata:
"Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh
Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?
5:4 Selama tanah itu tidak
dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya
itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam
hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah."
5:5 Ketika mendengar perkataan
itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua
orang yang mendengar hal itu.
Lukas 22:3;
22:3 Maka masuklah Iblis ke dalam
Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu.
Daniel 1:8;
1:8. Daniel berketetapan untuk
tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa
diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak
usah menajiskan dirinya.
Matius 4:1
4:1. Maka Yesus dibawa oleh Roh ke
padang gurun untuk dicobai Iblis.
Kiasan Paulus tentang menabur dan menuai bukanla hal yang unik. Itu adalah
sebuah fakta kehidupan yang terlihat di dalam banyak pepatah kuno. Yang istimewah
adalah, bagaimana Paulus menggunakannya untuk memperjelas komentarnya yang
terdahulu tentang daging dan Roh. James D.G. Dunn mencatat, “sebuah persamaan
modern menyatakan bahwa kita bebas memilih, namun kita tidak bebas memili
akibat dari pilihan kita.”—Galatians, hlm.330.
Meskipun Allah tidak selamanya melepaskan kita dari akibat dosa-dosa kita,
janganlah kita putus asa karena keputusan buruk yang kita telah buat. Kita
dapat bergembira karena Allah telah mengampuni kita dari segala dosa kita dan
mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya. Kita harus memanfaatkan setiap
kesempatan yang kita miliki sekarang untuk menanam sesuatu yang akan
menghasilkan tuaian surgawi.
Sementara itu Galatia 6:10, mengilustrasikan sebuah poin penting yaitu
“Etika Kristen memiliki focus ganda: yang satu adalah universal dan mencakup
secara keseluruhan, ‘marilah kita berbuat baik kepada semua orang’; yang lain
memiliki focus yang lebih khusus, ‘tetapi terutama kepada saudara-saudara
seiman kita.’ Imbauan Paulus yang bersifat menyeluruh didasarkan kepada fakta
bahwa setiap orang di mana pun dia berada diciptakan menurut peta Allah dengan
demikian sangat berharga dalam pemandangan-Nya. Kapan saja umat Kristen
melupakan informasi utama dari pernyataan Alkitab, sudah tentu mereka akan
jatuh ke dalam dosa yang membutakan mereka yaitu rasisme, diskriminasi gender,
kesukuan, perbedaan tingkat social, dan ribuan sifat fanatic lainnya yang
menjangkiti umat manusia sejak Adam dan Hawa sampai pada hari ini.”—Timothy
George, Galatians, hlm. 427,428.
Anda sedang menabur, apakah untuk kebaikan atau kejahatan. Periksalah diri
Anda. Jenis tuaian apakah yang Anda tuai?
Jumat, 23 Desember
2011
PENDALAMAN: “Roh Allah menjaga agar kejahatan
dapat dikendalikan hati nurani. Ketika manusia meninggikan dirinya di atas
pengaruh Roh Kudus, dia akan menuai kejahatan. Terhadap orang seperti itu Roh
Allah makin lama semakin kurang pengaruhnya untuk mencegah dia menaburkan
benih-benih ketidaktaatan. Amaran demi amaran makin lama semakin kurang
berkuasa atas hidupnya. Lambat laun dia kehilangan rasa takut terhadap Allah.
Hati dagingnya berubah menjadi hati batu. Perlawanannya terhadap kebenaran
menyebabkannya lebih teguh lagi dalam kejahatan. Hal ini karena manusia
menaburkan beni kejahatan, pelanggaran hukum, kriminalitas, dan kekerasan yang
sudah tersebar luas sejak zaman dulu kala.
“Semua harus cerdik memperhatikan agen yang membinasakan jiwa-jiwa. Bukan
karena satu ketetapan sehingga Allah menentang manusia. Dia tidak menyebabkan
manusia buta secara rohani. Allah memberikan terang dan bukti yang cukup untuk
menyanggupkan manusia agar dapat membedakan kebenaran dari kesalahan. Namun Dia
tidak memaksa manusia supaya menerima kebenaran. Dia memberikan kebebasan
memilih yang baik atau yang jahat. Jika manusia menolak bukti-bukti yang cukup
untuk menuntun pertimbangannya dalam jalus yang benar, dan tetap memilih
kejahatan, dia akan lebih berani lagi melakukannya untuk yang kedua kalinya.
Pada hal yang ketiga dia akan bersungguh-sungguh menarik dirinya dari pihak Allah
dan memilih unutk berdiri di pihal Setan. Dia akan melanjutkan perjalanannya
sampai dia dinyatakan dalam kejahatan, dan mempercayai dusta yang dia terima
sebagai kebenaran. Penolakkannya telah menghasilkan panen.”—Ellen G. White
Comments, SDA Bible Commentary, jld.6 hlm. 1112.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1. Apakah arti sesungguhnya “memulihkan”
saudara seiman yang kedapatan jatuh dalam dosa? Bagaimanakah sifat dosa yang
diperbuat dapat mempengaruhi proses pemulihan? Apakah pemulihan itu berarti
segala sesuatu akan kembali sama seperti sebelumny? Diskusikan.
2. Oleh karena ada beban yang harus
ditanggung sendiri(Galatia 6:5), bagaimanakah seseorang dapat menentukan apakah sudah saatnya dia
harus mencoba mencari bantuan dari orang lain?
3. Bagaimanakah gereja Anda menyikapi
petunjuk yang diberikan Paulus dalam Galatia 6? Apakah yang dapat Anda lakukan
secara pribadi untuk dapat membuat perbedaan?
RANGKUMAN: Indikasi tentang hadirat Allah diantara umat-Nya ada pada Roh yang
menyerupai tabit Kristus yang dinyatakan di dalam gereja. Hal itu dapat dilihat
dari bagaimana pengampunan dan pemulihan diberikan kepada mereka yang bersalah,
dalam hal bertolong-tolongan satu sama lain pada saat menghadapi pencobaan, dan
dalam kebaikan-kebaikan yang dilakukan bukan hanya diantara sesame mereka namun
juga untuk umat yang tidak percaya.
No comments:
Post a Comment