Kemerdekaan dalam Kristus
Minggu 4 Desember
KRISTUS TELAH MEMERDEKAKAN KITA
Senin 5 Desember
SIFAT KEMERDEKAAN KRISTEN
Selasa 6 Desember
BAHAYA AKIBAT LEGALISME (GALATIA 5:2-12)
Rabu 7 Desember
KEMERDEKAAN, BUKAN KEBABLASAN (GALATIA 5:13)
Kamis 8 Desember
MENGGENAPI SELURUH HUKUM (GALATIA 5:13-15)
Sabat Petang
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Galatia 5:l-15; 1 Korintus
6:20; Roma 8:1; lbrani 2:14, 15; Roma 8:4; 13:8.
AYAT HAFALAN: "Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil
untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai
kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang
lain oleh kasih" (Galatia 5:13).
Dalam Galatia 2:4, Paulus secara ringkas menyatakan
pentingnya menjaga "kemerdekaan" yang kita miliki dalam Kristus Yesus.
Namun apakah yang Paulus maksudkan dengan "kemerdekaan," yang sering
dia sebutkan? Apakah yang tercakup dalam kemerdekaan itu? Sejauh manakah kemerdekaan
ini? Apakah kemerdekaan ini memiliki batasan? Apakah hubungan yang dimiliki
antara kemerdekaan di dalam Kristus dengan hukum?
Paulus menanggapi pertanyaan-pertanyaan ini dengan mengamarkan
jemaat Galatia akan dua bahaya. Yang pertama adalah legalisme. Para penentang
Paulus di Galatia berusaha keras mencoba mendapatkan kebaikan Allah melalui
tingkah laku mereka sehingga mereka kehilangan pandangan terhadap pekerjaan
Kristus yang sifatnya memerdekakan, keselamatan yang dulu mereka pernah miliki
di dalam Kristus dengan iman. Ancaman kedua ialah kecenderungan untuk
menyia-nyiakan kemerdekaan yang Kristus telah bayar bagi kita dengan
menyimpang menuju perilaku yang tidak bermoral. Mereka yang memiliki pandangan
ini beranggapan bahwa kemerdekaan itu bertentangan dengan hukum.
Baik legalisme dan hedonisme sama-sama menentang kemerdekaan, oleh
karena mereka sama-sama menjaga para pengikutnya dalam suatu bentuk perbudakan.
Imbauan Paulus kepada jemaat Galatia, bertujuan, agar mereka berdiri teguh
dalam kemerdekaan sejati sebagai milik mereka yang sebenarnya di dalam Kristus.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 10 Desember.
Minggu 4
Desember
KR1STUS TELAH
MEMERDEKAKAN KITA
"Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus
telah memerdekakan kita. Karena itu, berdirilah teguh dan jangan mau lagi
dikenakan kuk perhambaan" (Galatia 5:1).
Layaknya seorang pemimpin militer memberi
arahan pada para prajuritnya yang ragu, Paulus menuntut jemaat di Galatia agar
tidak melepaskan kemerdekaan mereka di dalam Kristus. Penekanan Paulus sangat
kuat dan dahsyat hampir saja membuat kata-katanya berubah menjadi tindakan.
Pada kenyataannya, iniIah yang sesungguhnya
Paulus harapkan. Meskipun ayat ini memiliki hubungan dengan tema yang ada
sebelumnya dan yang berikutnya, ketajamannya dan kurangnya hubungan kalimat itu
dalam Bahasa Yunani mengartikan bahwa Paulus ingin ayat ini dapat terlihat
bagaikan papan pengumuman raksasa. Kemerdekaan di dalam Kristus merupakan
ringkasan pendapat Paulus secara keseluruhan, dan jemaat Galatia ada dalam
bahaya kehilangan kemerdekaan itu.
Baca Galatia 1:3, 4; 2:16; dan 3:13. Kiasan apa
sajakah yang digunakan dalam ayat-ayat ini, dan bagaimanakah hal itu dapat
menolong kita memahami apa yang Kristus telah lakukan bagi kita?
1:3 kasih
karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari
Tuhan Yesus Kristus,
1:4 yang telah
menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia
jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita.
2:16 Kamu tahu,
bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat,
tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah
percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam
Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada
seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.
3:13 Kristus
telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena
kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu
salib!"
Kata-kata Paulus, "supaya kita
sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita" (Galatia 5:1), dapat memiliki arti bahwa dia memiliki kiasan lain
dalam pikirannya. Ini sama dengan kata-kata yang diucapkan dalam upacara pembebasan para budak.
Karena tidak memiliki hak-hak yang resmi, seharusnyalah ada dewa penolong yang
dapat memerdekakan mereka, dan meskipun telah bebas, budak itu, secara sah
telah menjadi milik dewa penolong tersebut. Tentu, dalam praktiknya proses ini
hanyalah merupakan khayalan saja; sebab budak itulah yang membayarkan sejumlah
uang kepada bendahara di kuil tersebut untuk pembebasannya. Lihatlah, sebuah
contoh kata-kata yang digunakan pada salah satu prasasti yang telah berusia
hampir seribu tahun di kuil Pythian Apollo di Delphi tahun 201 S.M. -100 M:
"Demi kemerdekaan, Apollo Pythian telah membeli dari Sosibus Amphissa
seorang budak wanita yang bernama Nicaea .... Pembelian ini, telah membuat
Nicaea menjadi milik Apollo demi kemerdekaannya.'"—Ben Witherington III, Grace
in Galatians (Grand Rapids, Mich.: William B. Eerdmans Publishing Company,
1998), hlm. 340.
Ucapan ini memiliki persamaan dengan
istilah Paulus, namun ada perbedaan yang mendasar. Dalam kiasan Paulus tidak ada
yang bersifat khayalan. Kita tidak membayar hargate busan itu (1 Korintus
6:20; 7:23). Harganya terlalu tinggi bagi kita. Kita tidak sanggup untuk
menyelamatkan diri kita sendiri, tetapi Yesus mengambil inisiatif dan melakukan
bagi kita apa yang tidak dapat kita lakukan (sehingga jiwa kita dapat diselamatkan). Dia telah
membayar hukuman atas dosa-dosa kita, dengan demikian Dia telah membebaskan
kita dari hukuman.
Apakah Anda pernah berpikir bahwa Anda dapat
menyelamatkan diri sendiri? Bagaimanakah jawaban Anda dapat membuat Anda sadar
betapa perlunya bersyukur atas apa yang telah kita terima di dalam Yesus?
Senin 5 Desember
SIFAT
KEMERDEKAAN KRISTEN
Perintah Paulus agar berdiri teguh dalam
kemerdekaan tidak berdiri sendiri. Satu kalimat penting mendahului perintah
itu: "Kristus telah memerdekakan kita." Mengapa umat Kristen perlu
berdiri teguh dalam kemerdekaan mereka? Sebab Kristus telah memerdekakan
mereka. Dengan kata lain, kemerdekaan kita adalah hasil dari apa yang Kristus
telah lakukan bagi kita.
Model pernyataan fakta yang diikuti oleh
sebuah teguran merupakan ciri khas surat Paulus (I Kor. 6:20; 10:13, 14;
Kol. 2:6). Sebagai contoh, Paulus membuat pernyataan indikatif dalam Roma 6
tentang fakta keberadaan kita dalam Kristus, seperti "Karena kita tahu
bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan" (Rm. 6:6). Berdasarkan
fakta ini, Paulus dapat memberikan teguran, "Sebab itu, hendaklah dosa
jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmuyang fana" (Rm. 6:12). Inilah
gaya bicara Paulus yang sebenarnya, "Tunjukkanlah keadaanmu yang
sebenarnya di dalam Kristus." Kehidupan etika Injil tidak memaksa kita
berusaha melakukan sesuatu untuk membuktikan bahwa kita adalah anak-anak Allah.
Melainkan, kita melakukannya sebab kita telah menjadi anak-anak-Nya.
Dari hal apakah Kristus telah membebaskan kita? Roma
6:14, 18; 8:1; Galatia 4:3, 8; 5:1; Ibrani 2:14, 15.
Roma
6:14, 18; 8:1
6:14 Sebab kamu
tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum
Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.
6:18 Kamu telah
dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.
8:1. Demikianlah
sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.
Galatia 4:3, 8; 5:1;
4:3 Demikian
pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia.
4:8. Dahulu,
ketika kamu tidak mengenal Allah, kamu memperhambakan diri kepada allah-allah
yang pada hakekatnya bukan Allah.
5:1. Supaya kita
sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah
teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.
Ibrani 2:14, 15.
2:14. Karena
anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama
dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh
kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;
2:15 dan supaya
dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam
perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.
Penggunaan kata kemerdekaan yang
menggambarkan kehidupan Kristen lebih menonjol dalam surat Paulus dibandingkan
dengan bagian-bagian lain dalam Perjanjian Baru. Kata kemerdekaan dan kata-kata yang
memiliki persamaan dengannya muncul 28 kali dalam surat-surat Paulus,
sebaliknya kata yang sama hanya ada 13 kali di luar tulisan Paulus.
Apakah yang Paulus maksudkan dengan kemerdekaan?
Pertama, hal itu bukanlah konsep yang tidak jelas. Hal itu tidak menunjukkan
kemerdekaan politik, kemerdekaan ekonomi, atau kebebasan untuk hidup sekehendak kita. Sebaliknya, itu merupakan
kemerdekaan yang berdasar pada hubungan kita dengan Yesus Kristus. Konteksnya di sini menyatakan bahwa Paulus sedang menunjuk kepada kemerdekaan dari
perbudakan dan hukuman, dari kehidupan Kekristenan yang berfokus pada hukum,
kemerdekaan itu mencakup sesuatu yang lebih luas. Itu mencakup kemerdekaan dari
dosa, kematian kekal, dan dari Setan.
"Di luar Yesus Kristus, pengalaman
manusia digambarkan dengan perbudakan—menjadi budak bagi hukum, menjadi budak
bagi unsur-unsur kejahatan yang menguasai dunia ini, budak dosa, daging, dan
Setan. Allah mengutus anak-Nya ke dalam dunia untuk menghancurkan kekuasaan si
pemilik budak."— Timothy George, Galatians, hlm. 354.
Hal apa sajakah
yang Anda rasa memperbudak Anda? Hafalkan Galatia 5:1 dan mintalah agar Allah
membuat kemerdekaan yang Anda miliki dalam Kristus menjadi kenyataan di dalam
hidup Anda.
Selasa 6 Desember
BAHAYA AKIBAT LEGALISME (GALATIA 5:2-12)
Cara Paulus memperkenalkan Galatia 5:2-12
menunjukkan pentingnya apa yang hendak dia katakan. "Lihat!(ESV), "Dengar!" (NRSV), "Perhatikan
kata-kataku!" (NIV), "Aku, Paulus, mengatakan kepadamu."
Paulus tidak bermain-main. Dengan menggunakan kata lihat, dia tidak hanya
mengimbau pembacanya agar
memperhatikan dengan saksama, tetapi dia menggunakan otoritas kerasulannya. Dia
ingin agar mereka mengerti bahwa jika bangsa-bangsa lain harus disunat agar
dapat diselamatkan, maka jemaat Galatia perlu menyadari dampak yang sangat
berbahaya dari tindakan mereka.
Baca Galatia 5:2-12. Apakah yang Paulus amarkan
sehubungan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang sunat?
5:2
Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu,
Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu.
5:3 Sekali lagi
aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib
melakukan seluruh hukum Taurat.
5:4 Kamu lepas
dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup
di luar kasih karunia.
5:5 Sebab oleh
Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan.
5:6 Sebab bagi
orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat
tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.
5:7 Dahulu kamu
berlomba dengan baik. Siapakah yang menghalang-halangi kamu, sehingga kamu
tidak menuruti kebenaran lagi?
5:8 Ajakan untuk
tidak menurutinya lagi bukan datang dari Dia, yang memanggil kamu.
5:9 Sedikit ragi
sudah mengkhamirkan seluruh adonan.
5:10 Dalam Tuhan
aku yakin tentang kamu, bahwa kamu tidak mempunyai pendirian lain dari pada
pendirian ini. Tetapi barangsiapa yang mengacaukan kamu, ia akan menanggung
hukumannya, siapapun juga dia.
5:11 Dan lagi
aku ini, saudara-saudara, jikalau aku masih memberitakan sunat, mengapakah aku
masih dianiaya juga? Sebab kalau demikian, salib bukan batu sandungan lagi.
5:12 Baiklah
mereka yang menghasut kamu itu mengebirikan saja dirinya!
Akibat pertama dari usaha manusia untuk
mendapatkan kebaikan Allah dengan cara memberi diri mereka disunat ialah
kewajiban orang tersebut untuk menuruti hukum Taurat secara keseluruhan. Bahasa
Paulus dalam ayat 2 dan 3 mencakup permainan kata-kata yang sangat menarik. Dia
katakan, mereka tidak akan mendapatkan kebaikan Kristus (ophelesei); sebaliknya,
mereka diharuskan (opheiletes) tunduk kepada hukum Taurat. Jika
seseorang ingin hidup menurut hukum Taurat, dia tidak dapat memilih
perintah-perintah yang hendak dia turuti. Menurut semuanya atau tidak sama
sekali.
Kedua, mereka akan "dipisahkan"
dari Kristus. Sebuah keputusan untuk mendapatkan pembenaran oleh
perbuatan, pada saat yang sama merupakan sebuah keputusan untuk menolak cara
Allah yaitu pembenaran dalam Kristus. "Anda tidak dapat menempuh kedua
cara itu. Adalah mustahil menerima Kristus, yang merupakan pernyataan bahwa
Anda tidak dapat menyelamatkan dirimu sendiri, kemudian menerima sunat, yang
mengisyaratkan bahwa Anda dapat memperoleh keselamatan atas usaha
sendiri."—John
R. W. Stott, The Message of Galatians (Leicester, England:
InterVarsity Press, 1968), hlm. 133.
Penolakan Paulus yang ketiga atas
penyunatan disebabkan karena hal itu menghambat pertumbuhan rohani. Dia
menggunakan perumpamaan tentang seorang pelari di mana kemajuannya untuk
mencapai garis akhir terhambat. Pada kenyataannya, kata yang diterjemahkan
"menghalang-halangi" (ayat 7) digunakan.di kalangan militer untuk menunjukkan tindakan
"merusak jalan atau menghancurkan jembatan atau menaruh rintangan di jalan
yang akan dilewati musuh, untuk menghambat kemajuannya."—The
SDA Bible Commentary, jld. 6, hlm. 978.
Pada akhirnya, sunat menghilangkan derita
salib. Pekabaran tentang sunat menunjukkan bahwa Anda dapat menyelamatkan
dirimu sendiri; hal itu, merupakan sanjungan pada kesombongan manusia.
Pekabaran tentang salib, sebaliknya, berlawanan dengan kesombongan manusia,
sebab kita harus mengakui bahwa kita sepenuhnya bergantung pada Kristus.
Paulus begitu marah kepada orang-orang ini
sebab mereka terus memaksakan hukum sunat sehingga dia mengatakan dia berharap
agar mereka mengebiri diri mereka sendiri! Kata-kata yang sangat tegas, namun
dengan penekanan itu Paulus ingin menyatakan betapa seriusnya dia melihat
permasalahan ini.
Rabu 7
Desember
KEMERDEKAAN,
BUKAN KEBABLASAN (GALATIA
5:13)
Galatia 5:13 menandai suatu titik balik penting
dalam buku Galatia. Sampai pada titik ini Paulus sepenuhnya memfokuskan
perhatiannya sepenuhnya kepada muatan teologi dari suratnya, sekarang dia
beralih pada masalah perilaku
Kristen. Bagaimanakah seharusnya orang yang diselamatkan bukan karena menuruti
hukum Taurat menjalani kehidupannya?
Apakah kecenderungan penyalahgunaan kemerdekaan yang
Paulus ingin hindarkan dari jemaat Galatia? Galatia 5:13.
5:13.
Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah
kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam
dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.
Paulus sangat sadar ada kemungkinan
terjadinya salah paham yang menyertai penekanannya tentang kasih karunia dan
kemerdekaan yang umat percaya miliki dalam Kristus (Roma 3:8; 6:1, 2). Masalahhya,
tidak terletak pada Injil Paulus namun pada kecenderungan manusia untuk
mementingkan diri. Buku-buku sejarah dipenuhi dengan kisah tentang orang,
kota-kota, dan bangsa-bangsa di mana kejahatan dan kebobrokan moralnya
berhubungan langsung dengan tidak adanya sifat pengendalian diri. Siapakah yang
tidak merasakan kecenderungan ini dalam kehidupannya? itulah sebabnya Paulus
dengan begitu jelas meminta pengikut Yesus agar menghindari pemanjaan keinginan
daging. Pada dasarnya, dia menginginkan agar mereka melakukan yang sebaliknya,
yaitu "layanilah seorang akan yang lain oleh kasih." Pelayanan kepada
orang lain berdasarkan kasih, hanya mungkin dapat terlaksana lewat kematian
terhadap diri, kematian terhadap hawa nafsu daging. Sebaliknya, mereka yang
memanjakan keinginan daging cenderung tidak suka untuk melayani orang lain.
Demikianlah, kemerdekaan kita di dalam
Kristus bukanlah sekadar satu kemerdekaan dari perbudakan dunia ini, melainkan
sebuah panggilan menuju satu model pelayanan yang baru, tanggung jawab untuk melayani orang lain
oleh kasih, Adalah suatu "kesempatan untuk mengasihi sesama kita tanpa
halangan, merupakan kemungkinan untuk menciptakan masyarakat yang didasarkan
pada sikap saling memberi diri gantinya mencari status dan kekuasaan."—Sam
K. Williams, Galatians (Nashville, Tenn.: Abingdon Press, 1997), hlm.
145.
Karena kita sudah terbiasa dengan Kekristenan dan terjemahan modern
Galatia 5:13, sangat mudah bagi kita mengabaikan kuasa dari kata-kata yang
disampaikan kepada jemaat Galatia. Pertama, Bahasa Yunani menunjukkan bahwa
kasih yang memotivasi jenis pelayanan ini bukan kasih yang biasa dari manusia—hal
itu ti-daklah mungkin; kasih manusia sangat dipengaruhi keadaan. Paulus
menggunakan kata depan (the) sebelum kata kasih dalam Bahasa Yunani
menunjukkan bahwa dia sedang menunjuk pada kasih Ilahi yang kita hanya dapat
terima melalui Roh Suci (Roma 5:5). Hal yang mengherankan ada pada fakta
di mana kata yang diterjemahkan dengan "melayani" dalam Bahasa
Yunani berarti "diperhamba." Kemerdekaan kita bukan supaya kita
dapat mengatur diri kita sendiri melainkan agar saling memperhamba diri seorang
akan yang lain didasari oleh kasih Allah.
Jujurlah:
Pernahkah Anda memikirkan bahwa Anda dapat
menggunakan kemerdekaan yang Anda miliki di dalam Kristus untuk berbuat dosa
sedikit di sini dan sedikit di sana? Mengapa pemikiran seperti ini tidak baik?
Kamis 8 Desember
MENGGENAPI
SELURUH HUKUM (GALATIA
5:13-15)
Bagaimanakah Anda dapat memadukan komentar negatif
Paulus tentang melakukan
seluruh hukum Taurat" (Galatia 5:3) dengan pernyataan positif Paulus mengenai "menggenapi seluruh hukum Taurat" (Galatia 5:14, KJV)? Bandingkan
Roma 10:5; Galatia 3:10, 12; 5:3 dengan Roma 8:4; 13:8; Galatia 5:14.
Roma 10:5;
Sebab
Musa menulis tentang kebenaran karena hukum Taurat: "Orang yang
melakukannya, akan hidup karenanya."
Galatia 3:10, 12; 5:3
3:10 Karena
semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk.
Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala
sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat."
3:12 Tetapi
dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup
karenanya.
5:3 Sekali lagi
aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan
seluruh hukum Taurat.
Roma
8:4; 13:8
8:4 supaya
tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging,
tetapi menurut Roh.
13:8 Janganlah
kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling
mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi
hukum Taurat.
Galatia 5:14.
5:14 Sebab seluruh
hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri!"
Banyak yang melihat perbedaan antara komentar
negatif Paulus tentang "melakukan seluruh hukum Taurat" dan tuntutan positif
yang dia buat tentang "menggenapi seluruh hukum Taurat" sebagai suatu hal yang
bertentangan. Namun sesungguhnya
tidaklah demikian. Jawabannya ada pada fakta bahwa Paulus sengaja menggunakan masing-masing kalimat untuk
membuat perbedaan penting antara dua jalan yang berbeda dalam menjelaskan perilaku Kristen
dalam hubungannyaa dengan hukum
Taurat. Sebagai contoh, sangatlah jelas ketika Paulus secara positif merujuk pada pemeliharaan hukum
Taurat oleh umat Kristen, dia tidak pernah menggambarkan hal itu sebagai "perbuatan
melakukan hukum Taurat." Kalimat itu hanya ditujukan untuk perilaku yang
menyimpang dari mereka yang hidup di bawah hukum Taurat dan.mencoba mendapatkan
persetujuan Allah dengan jalan
"melakukan" apa yang diperintahkan oleh hukum Taurat. Hal ini tidak
menyatakan bahwa mereka yang telah menemukan keselamatan-di dalam Kristus tidak menurut. Tidak ada
yang dapat melebihi kebenaran. Paulus mengatakan bahwa mereka "menggenapi"
hukum Taurat. Yang dia maksudkan ialah bahwa perilaku Kristen yang sesungguhnya
lebih daripada sekadar penurutan
secara luar dengan sekadar "melakukan" tuntutan hukum Taurat; melainkan "menggenapi" hukum itu.
Paulus menggunakan kata menggenapi sebab kata itu melebihi sekadar "melakukan." Jenis
penurutan ini berakar dalam Yesus (lihat Matius 5:17). Hal itu tidak
meniadakan hukum Taurat, tidak juga mengurangi hukum demi kasih, melainkan merupakan suatu
cara di mana umat percaya dapat
mengalami tujuan dan arti hukum itu secara keseluruhan!
Menurut Paulus, di manakah dapat ditemukan arti hukum Taurat
yang sesungguhnya?
Imamat 19:18; Markus 12:31, 33; Matius 19:19; Roma 13:9; Yakobus 2:8.
Imamat 19:18;
19:18 Janganlah
engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang
sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah
TUHAN.
Markus 12:31, 33;
12:31 Dan hukum
yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada
hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
12:33 Memang
mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan
segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah
jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."
Matius 19:19;
19:19 hormatilah
ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Roma 13:9;
13:9 Karena
firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan
firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!
Yakobus 2:8.
2:8. Akan
tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci:
"Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat
baik.
Meskipun dikutip dari buku Imamat,
pernyataan Paulus dalam kitab Galatia-sesungguhnya berakar pada pernyataan Yesus yang mengutip
Imamat 19:18.Yesus, bukanlah
satu-satunya guru Yahudi yang merujuk pada Imamat 19:18 sebagai rangkuman dari hukum secara
keseluruhan. Rabbi Hillel, yang hidup satu generasi sebelum Yesus, berkata, "Apa yang
menjengkelkan bagimu, janganlah lakukan kepada sesamamu; inilah isi seluruh hukum
Taurat." Namun, pandangan Yesus sangat berbeda (Matius 7:12). Bukan saja
nampak lebih positif, namun menggambarkan bahwa hukum dan kasih sangat sejalan.
Tanpa kasih, hukum itu hampa dan sangat
kaku; tanpa hukum, kasih tidak memiliki arah dan tujuan.
Manakah yang lebih mudah: mengasihi orang lain, atau menuruti Sepuluh Hukum? Mengapa demikian? Diskusikan
jawabanmu di kelas.
Jumat 9 Desember
PENDALAMAN: "Iman sejati selalu
bekerja berdasarkan kasih. Pada saat Anda memandang Kalvari hal itu tidak membuat
jiwamu terlena sehingga tidak melaksanakan tugas dengan baik, tidak juga membuat
Anda tertidur, tetapi membangkitkan iman pada Yesus, iman akan bekerja,
memurnikan jiwa dari noda sifat mementingkan diri. Pada saat kita berpegang
pada Kristus dengan iman, pekerjaan kita baru saja mulai. Setiap orang memiliki
kejahatan dan kebiasaan buruk yang harus dikalahkan lewat peperangan yang penuh
perjuangan. Setiap jiwa dituntut untuk bertempur dalam peperangan iman. Jika
orang itu ingin menjadi pengikut Kristus, dia tidak dapat bersikap kasar, dia
tidak dapat mengeraskan hati, atau tidak memiliki simpati. Tutur katanya tidak
kasar. Dia tidak mungkin dipenuhi roh kesombongan dan rasa percaya diri. Dia
tidak bisa memaksakan kehendaknya, atau menggunakan kata-kata yang menyakiti,
mencela dan mempersalahkan.
"Pekerjaan kasih memancar dari
perbuatan iman. Agama Alkitab merupakan suatu pekerjaan yang terus-menerus.
'Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanrnu yang baik, dan memuliakan Bapamu yang'di surga.' 'Karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, karena
Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu, baik kemauan maupun pekerjaan menurut
kerelaan-Nya.Kita harus bersemangat melakukan pekerjaan yang baik; berhati-hati
dalam memelihara pekerjaan baik. Dan saksi yang benar berkata, 'Aku tahu
pekerjaanmu.'
"Kesibukan pekerjaan kita sama sekali
tidak memberikan jaminan keselamatan, namun iman yang mempersatukan kita dengan
Kristus akan mendorong kita untuk bekerja (MS 16,1890)."—Ellen
G.White Comments, The SDA Bible Commentary, jld.6, hlm. 1111.
PERTANYAAN UNTUK
DIDISKUSIKAN:
1. Ulangilah jawaban Anda untuk pertanyaan
terakhir pelajaran hari Kamis. Manakah pilihan yang dianggap lebih mudah,
mengapa demikian? Kebenaran penting apakah yang terungkap dari jawaban Anda
tentang arti dari menggenapi hukum Taurat?
2.
Paulus berkata bahwa iman “bekerja" melalui kasih. Apakah yang
dia maksudkan?
3. Ujilah pendapat yangmencoba
menggunakan kemerdekaan dalam Kristus untuk memanjakan dosa kesayangan.
Mengapakah sangat mudah melakukannya? Mengapa manusia berpikiran demikian?
Perangkap apakah yang telah menjerat dia? (Lihat 1 Yohanes 3:8).
RANGKUMAN: Kemerdekaan adalah salah satu
kata favorit Rasul Paulus untuk menjelaskan Injil. Hal itu mencakup baik
pekerjaan yang Kristus telah lakukan bagi kita dengan membebaskan dari
perhambaan dunia, namun juga mencakup panggilan yang kita terima untuk
menghidupkan kehidupan Kristen. Kita patut waspada, agar kemerdekaan kita tidak
musnah dalam perangkap legalisme atau suatu kehidupan yang tidak bermoral. Kristus
tidak memerdekakan kita agar kita dapat melayani diri kita sendiri, namun agar
kita dapat memberikan hidup kita dalam pelayanan kepada sesama kita
manusia.
Pratinjau Pelajaran 12
Hidup oleh Roh
Sabat Petang
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Galalia 5:16-25; Ulangan 13:4,-5;
Roma 7:14-24; Yeremia 7:9; Hosea 4:2; Matius 22:35-40.
AYAT HAFALAN: "Maksudku ialah,
hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging" (Galatia
5:16).
Salah satu lagu kesukaan umat Kristen
adalah lagu gubahan Robert Robinson "Tolonglah, aku ya Allah."
Robinson, tidak selamanya memiliki iman yang teguh. Kematian ayahnya membuat
dia marah, dan dia terjerat dalam kehidupan pesta pora dan kemabukan. Setelah
mendengar pengkhotbah ternama, George Whitefield, Robinson menyerahkan hidupnya
kepada Tuhan, dan menjadi seorarig pendeta Metodis, dan menulis lagu itu, yang
dalam nas-kah aslinya memuat syair: "Oh, sangat besar utangku atas kasih
karunia/Setiap hari aku didesak olehnya/Biarlah kebaikan-Mu, bagaikan belenggu,
mengikat hatiku yang mengembara kepada-Mu."
Merasa kurang nyaman dengan baris tentang
hati umat Kristen yang mengembara, seseorang telah mengubah kata-kata itu:
"Aku rindu ya Tuhan memujikan rahmat-Mu, aku merasakannya, ajar aku
mengasihi Allah yang kulayani."
Meskipun perubahan itu maksudnya baik, kata-kata
aslinya lebih tepat menggambarkan pergumulan Kristen. Sebagai umat percaya kita memiliki dua sifat, daging dan
Roh, dan kedua sifat ini bertentangan satu sama lain. Meskipun kecenderungan
kita "condong" untuk tersesat dari Allah, bilamana kita mau menyerahkan
diri kepada kuasa Roh Kudus, kita tidak perlu diperhamba oleh keinginan
daging. Inilah tujuan pekabaran Paulus sepanjang pekan ini.
*Pelajari
pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 17 Desember.
No comments:
Post a Comment