PELAJARAN 6 TRIWULAN IV 2011


Prioritas Janji

Sabat Petang
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Galatia 3:15-20; Kejadian 9:11-17; Matius 5:17-20; Keluaran 16:22-26; Kejadian 15:1-6.

AYAT HAFALAN: "Sebab, jikalau apa yang ditentukan Allah berasal dari hukum Taurat, ia tidak berasal dari janji; tetapi justru oleh janjilah Allah telah menganugerahkan kasih karunia-Nya kepada Abra­ham" (Galatia 3:18).

Suatu kali seseorang bertanya kepada seorang politisi, "Apakah engkau te­lah menepati semua janji yang engkau telah buat pada masa kampanye?" Dia menjawab, "Ya... baiklah, paling sedikit saya telah menepati semua janji yang benar-benar saya ingin.lakukan."
Siapakah, yang tidak pernah kecewa, akibat janji yang tidak ditepati? Atau siapakah yang tidak pernah mengingkari janjinya?
Terkadang orang yang membuat janji, sepenuhnya ingin menepati janjinya, tetapi, kemudian tidak lagi; yang lain berjanji, dengan suatu kesadaran—bahwa suara yang keluar dari mulutnya atau surat yang baru mereka tuliskan—hanyalah dusta.
- Kita sangat beruntung, sebab janji Allah memiliki aturan yang sangat berbeda. Firman Allah pasti dan tidak dapat berubah. "Aku telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya" (Yesaya 46:11).
Dalam pelajaran pekan ini, Paulus mengarahkan perhatian kita pada hubungan antara janji Allah kepada Abraham dengan hukum yang diberikan ke­pada Bangsa Israel 430 tahun kemudian. Bagaimanakah seharusnya hubungan antara keduanya dapat dimengerti, dan apakah pengaruhnya terhadap pemberitaan Injil?
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 5 November.

Minggu 30 Oktober
HUKUM  DAN IMAN (GALATIA 3:15-18)

Sekiranya pun para penentangnya mengakui bahwa kehidupan Abraham ditandai oleh iman, Paulus mengetahui bahwa mereka akan tetap menanyakan, mengapa Allah memberikan hukum kepada Bangsa Israel empat abad kemu­dian setelah Abraham. Tidakkah pemberian hukum membatalkan perjanjian yang sebelumnya?

Apakah maksud kiasan Paulus antara surat wasiat yang telah disahkan dan perjanjian Allah dengan Abraham? Galatia 3:15-18.
Galatia 3:15-18.
3:15 Saudara-saudara, baiklah kupergunakan suatu contoh dari hidup sehari-hari. Suatu wasiat yang telah disahkan, sekalipun ia dari manusia, tidak dapat dibatalkan atau ditambahi oleh seorangpun.
3:16 Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada keturunanmu", yaitu Kristus.
3:17 Maksudku ialah: Janji yang sebelumnya telah disahkan Allah, tidak dapat dibatalkan oleh hukum Taurat, yang baru terbit empat ratus tiga puluh tahun kemudian, sehingga janji itu hilang kekuatannya.
3:18 Sebab, jikalau apa yang ditentukan Allah berasal dari hukum Taurat, ia tidak berasal dari janji; tetapi justru oleh janjilah Allah telah menganugerahkan kasih karunia-Nya kepada Abraham.


Perjanjian dan wasiat sama sekali berbeda. Suatu perjanjian lebih mirip pada persetujuan bersama antara dua orang atau lebih, sering disebut sebagai "kontrak" atau "perjanjian"; sebaliknya, satu wasiat adalah merupakan pernyataan dari seseorang. Terjemahan Yunani untuk Perjanjian Lama, yang disebut Sep-tuagint, tidak pernah menerjemahkan perjanjian Allah dengan Abraham dengan kata Yunani yang digunakan untuk menyatakan persetujuan bersama atau kontrak (syntheke). Sebaliknya, terjemahan itu menggunakan kata surat warisan atau wasiat (diatheke). Mengapa? Kemungkinan karena penerjemah memahami bahwa perjanjian Allah dengan Abraham bukanlah kesepakatan di antara dua individu, di mana keduanya terikat dengan janji yang saling menguntungkan. Sebaliknya, perjanjian Allah didasarkan hanya pada kehendak-Nya saja. Tidak ada kata "jika, dan, atau tetapi" ditulis dalam perjanjian itu. Abraham cukup berpegang pada Firman Allah.
Paulus mengambil makna ganda "wasiat" dan "perjanjian" agar dapat me-nekankan keistimewaan perjanjian Allah dengan Abraham. Sama seperti surat wasiat, janji Allah ditujukan kepada ahli waris yang telah ditentukan, Abraham dan keturunannya (Kejadian 12:1-5; Galatia 3:16); itu juga melibatkan waris­an (Kejadian 13:15; 17:8; Roma 4:13; Galatia 3:29). Yang lebih penting bagi Paulus adalah sifat yang tidak berubah dari janji Allah. Dalam hal yang sama surat wasiat tidak dapat diubah bilamana sudah disahkan, demikianlah hukum yang diberikan melalui Musa tidak dapat membatalkan perjanjian Allah dengan Abraham. Perjanjian Allah adalah sebuah janji (Galatia 3:16), dan Allah tidak sama dengan manusia yang dapat ingkar janji (Yesaya 46:11; lbrani 6:18).

Gantikanlah kata perjanjian dengan janji dalam ayat-ayat berikut. Apa­kah sifat dari "perjanjian" dalam setiap pasal? Bagaimanakah pengertian tentang perjanjian Allah sebagai sebuah janji membuat makna pasal itu semakin jelas, dan bagaimanakah itu dapat menolong kita untuk mengerti lebih baik apa arti perjanjian itu sesungguhnya? (Kejadian 9:11-17; 15:18; 17:1-21). Apakah yang diajarkan pada kita, tentang karakter Al­lah, dan bagaimanakah kita dapat mempercayai Dia?


Kejadian 9:11-17; 15:18; 17:1-21
9:11 Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi."
9:12. Dan Allah berfirman: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya:
9:13 Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.
9:14 Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan,
9:15 maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup.
9:16 Jika busur itu ada di awan, maka Aku akan melihatnya, sehingga Aku mengingat perjanjian-Ku yang kekal antara Allah dan segala makhluk yang hidup, segala makhluk yang ada di bumi."
9:17 Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan segala makhluk yang ada di bumi."


15:18 Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: "Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat:


17:1. Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.
17:2 Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak."
17:3 Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya:
17:4. "Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
17:5 Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
17:6 Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja.
17:7. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.
17:8 Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka."
17:9 Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.
17:10 Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;
17:11 haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.
17:12 Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.
17:13 Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal.
17:14 Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku."
17:15. Selanjutnya Allah berfirman kepada Abraham: "Tentang isterimu Sarai, janganlah engkau menyebut dia lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya.
17:16 Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya."
17:17 Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: "Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?"
17:18 Dan Abraham berkata kepada Allah: "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!"
17:19 Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.
17:20 Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar.
17:21 Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga."

Senin 31 Oktober
HUKUM TAURAT DAN IMAN (ROMA 3:31)

Paulus menyatakan dengan sangat tegas perihal supremasi iman dalam hubungan seseorang dengan Allah. Dia telah berulangkali menyatakan bahwa baik sunat maupun "penurutan hukum" lainnya bukanlah suatu persyaratan kepada keselamatan, sebab "tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat" (Galatia 2:16). Lebih lanjut, bukanlah penurutan hukum melainkan iman saja yang menjadi tanda yang membedakan umat percaya (Galatia 3:7). Pernyataan yang berulangkali tentang keselamatan bukan karena melaku­kan hukum Taurat menimbulkan pertanyaan, "Apakah hukum itu sama sekali tidak bernilai? Apakah Allah telah menyingkirkan hukum?"

Oleh sebab keselamatan adalah berdasarkan iman dan bukan pada pe­nurutan hukum, apakah Paulus bermaksud menyatakan bahwa iman te­lah menghapuskan hukum? Apakah yang ayat-ayat berikut katakan pada kita? Bandingkan Roma 3:31 dengan Roma 7:7, 12; 8:3 dan Matius 5:17-20.
Roma 3:31
3:31 Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya.

Roma 7:7, 12; 8:3
7:7. Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan mengingini!"
7:12 Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik.
8:3 Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,

Matius 5:17-20.
5:17. "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.


Argumen Paulus dalam Roma 3 sejajar dengan pembahasannya tentang iman dan hukum Taurat dalam kitab Galatia. Menyadari ada kemungkinan bagi beberapa orang menyimpulkan bahwa dia sedang meninggikan iman dengan me-ngorbankan penurutan hukum, Paulus menanyakan pertanyaan berikut, "Adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman?" Kata yang diterjemahkan "membatalkan" dalam Roma 3:31 adalah katargeo. Paulus sering menggunakan kata ini, dan kata itu dapat diterjemahkan "menghapuskan" (Roma 3:3, ESV), "meniadakan" (Efesus 2:15), "hilang kuasanya" (Roma 6:6, ESV), atau bahkan membinasakan (1 Korintus 6:13). Sungguh jelas, sekiranya Paulus ingin menyetujui ide bahwa hukum Taurat telah dihapuskan di atas salib, sebagaimana yang dituduhkan kepadanya, sudah inilah saat yang tepat. Tetapi Paulus bukan saja menyangkal pendapat itu dengan kata tidak, malahan dia menyatakan bah­wa sesungguhnya Injil "meneguhkan" hukum Taurat!
"Rencana pembenaran oleh iman menyatakan penghargaan Allah akan hukum-Nya dengan menuntut dan sekaligus menyediakan korban pendamaian. Jik'a pembenaran oleh iman menghapuskan hukum, maka tidak perlu ada kematian Kristus yang membebaskan orang berdosa dari segala dosanya, dan de­ngan demikian mendamaikan manusia dengan Allah.
"Lebih lanjut, iman yang murni menyatakan keinginan yang sungguh untuk memenuhi kehendak Allah dalam kehidupan yang menuruti hukum-Nya...Iman sejati, yang didasarkan pada kasih sepenuh hati terhadap Juruselamat, hanya akan menuntun kepada penurutan."The SDA Bible Commentary, jld. 6, hlm. 510.

Cobalah pikirkan dampaknya bilamana Paulus, sesungguhnya, menyata­kan bahwa menuruti hukum Taurat sudah tidak perlu lagi. Apakah kemudian, perzinaan tidak lagi merupakan dosa, atau mencuri, atau bahkan membunuh? Pikirkan tentang kesedihan, rasa sakit, dan penderitaan yang Anda dapat hindarkan jika Anda menuruti hukum Allah. Penderitaan apakah yang Anda atau orang lain lalui sebagai akibat tidak menuruti hukum Allah?

Selasa 1 November
MAKSUD HUKUM TAURAT                                    

Dalam Galatia 3:19-29 Paulus membuat beberapa referensi untuk"hukum Taurat." Hukum apa yang Paulus maksudkan dalam ayat-ayat ini?
Galatia 3:19-29
3:19. Kalau demikian, apakah maksudnya hukum Taurat? Ia ditambahkan oleh karena pelanggaran-pelanggaran--sampai datang keturunan yang dimaksud oleh janji itu--dan ia disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat ke dalam tangan seorang pengantara.
3:20 Seorang pengantara bukan hanya mewakili satu orang saja, sedangkan Allah adalah satu.
3:21 Kalau demikian, bertentangankah hukum Taurat dengan janji-janji Allah? Sekali-kali tidak. Sebab andaikata hukum Taurat diberikan sebagai sesuatu yang dapat menghidupkan, maka memang kebenaran berasal dari hukum Taurat.
3:22 Tetapi Kitab Suci telah mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa, supaya oleh karena iman dalam Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya.
3:23 Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan.
3:24 Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman.
3:25 Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun.
3:26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.
3:27 Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.
3:28 Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.
3:29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.

Beberapa orang meyakini bahwa kata sampai dalam ayat 19 menunjukkan bahwa hukum ini hanyalah sementara, dan ini pasti menunjuk pada hukum upa-cara, sebab maksud dari hukum itu telah digenapi di atas kayu salib, dengan de­mikian hukum itu telah berakhir. Meskipun itu memiliki makna penting, nampak-nya hal itu bukanlah pokok pembahasan Paulus dalam kitab Galatia. Sementara hukum upacara dan hukum moral sama-sama "ditambahkan" di Sinai oleh ka­rena pelanggaran, kita akan melihatnya dengan mempertimbangkan pertanyaan berikut yang menunjukkan bahwa pikirannya tertuju pada hukum moral.


Apakah Paulus mengatakan bahwa hukum Taurat telah ditambahkan? Kepada hal apakah hukum Taurat itu ditambahkan, dan mengapa? Ban­dingkan Galatia 3:19 dan Roma 5:13, 20.


Galatia 3:19 dan Roma 5:13, 20.
3:19. Kalau demikian, apakah maksudnya hukum Taurat? Ia ditambahkan oleh karena pelanggaran-pelanggaran--sampai datang keturunan yang dimaksud oleh janji itu--dan ia disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat ke dalam tangan seorang pengantara.
5:13 Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.
5:20 Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah,

Paulus tidak mengatakan bahwa hukum Taurat telah ditambahkan kepada perjanjian Allah dengan Abraham, seperti sebuah lampiran singkat yang ditam­bahkan pada sebuah wasiat yang mengubah rencana semula. Hukum moral te­lah ada jauh sebelum Sinai (lihat pelajaran besok). Malahan yang Paulus mak­sudkan, ialah bahwa hukum moral telah diberikan untuk Bangsa Israel dengan maksud yang berbeda. Yaitu untuk menarik kembali bangsa itu kepada Allah dan kasih karunia yang Dia tawarkan bagi semua orang yang datang kepada-Nya dengan iman. Hukum itu menyatakan pada kita keadaan kita yang berdo­sa dan kebutuhan kita akan kasih karunia Allah. Hukum itu tidak dimaksudkan menjadi sebuah program untuk "mencapai" keselamatan. Sebaliknya, Paulus menyatakan bahwa hal itu diberikan, "supaya pelanggaran semakin banyak" (Roma 5:20); supaya dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa dalam hi-dup kita (Roma 7:13).
Sementara hukum upacara menunjuk kepada Mesias dan menekankan ke-kudusan dan perlunya Juruselamat, maka hukum moral, dengan kata "Jangan," yang menyatakan dosa, yang menunjukkan pada kita bahwa dosa bukan saja bagian dari kondisi alamiah kita tetapi, merupakan sebuah pelanggaran hukum Allah (Roma 3:20; 5:13, 20; 7:7, 8, 13). Itulah sebabnya mengapa Paulus me­ngatakan, "Di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggar­an." (Roma 4:15). "Hukum Taurat bertindak bagaikan cermin. Cermin itu tidak-lah memperbanyak noda yang ada pada pakaian, namun menyatakan noda itu dengan lebih jelas sehingga lebih banyak lagi yang dapat dilihat dengan mata kita."—William Hendriksen, New Testament Commentary, Exposition on Galatians (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1968), hlm. 141.

Rabu 2 November
RENTANG WAKTU HUKUM ALLAH

Apakah pernyataan Paulus tentang hukum ditambahkan di Gunung Si­nai berarti bahwa hal itu tidak ada sebelumnya? Jika tidak, apakah perbedaannya sebelum dan sesudah Gunung Sinai? Baca Kejadian 9:5, 6; 18:19; 26:5; 39:7-10; Keluaran 16:22-26.
Kejadian 9:5, 6; 18:19; 26:5; 39:7-10;
9:5 Tetapi mengenai darah kamu, yakni nyawa kamu, Aku akan menuntut balasnya; dari segala binatang Aku akan menuntutnya, dan dari setiap manusia Aku akan menuntut nyawa sesama manusia.
9:6 Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri.
18:19 Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya."
26:5 karena Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku."
39:7. Selang beberapa waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, lalu katanya: "Marilah tidur dengan aku."
39:8 Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: "Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku,
39:9 bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?"
39:10 Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia.
                                                            
Keluaran 16:22-26.
16:22. Dan pada hari yang keenam mereka memungut roti itu dua kali lipat banyaknya, dua gomer untuk tiap-tiap orang; dan datanglah semua pemimpin jemaah memberitahukannya kepada Musa.
16:23 Lalu berkatalah Musa kepada mereka: "Inilah yang dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi."
16:24 Mereka membiarkannya di tempatnya sampai keesokan harinya, seperti yang diperintahkan Musa; lalu tidaklah berbau busuk dan tidak ada ulat di dalamnya.
16:25 Selanjutnya kata Musa: "Makanlah itu pada hari ini, sebab hari ini adalah sabat untuk TUHAN, pada hari ini tidaklah kamu mendapatnya di padang.
16:26 Enam hari lamanya kamu memungutnya, tetapi pada hari yang ketujuh ada sabat; maka roti itu tidak ada pada hari itu."

Allah tidak perlu menyatakan hukum-Nya kepada Abraham dengan kilat, petir, dan ancaman hukuman mati (Keluaran 19:10-23). Mengapa, kemudian, Allah memberikan hukum yang sama kepada Bangsa Israel dengan cara demikian? Hal ini dikarenakan, pada masa perbudakan di Mesir, Bangsa Israel telah kehilangan kebesaran Allah dan standar moral yang tinggi. Sebagai akibatnya, mereka harus disadarkan atas kondisi mereka yang berdosa dan kekudusan hu­kum Allah. Inilah yang dinyatakan di Sinai.

Apakah yang Paulus maksudkan pada saat dia berkata bahwa hukum ditambahkan "sampai datang keturunan yang dimaksud oleh janji itu?"
Galatia 3:16-19, ESV.     
3:16 Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada keturunanmu", yaitu Kristus.
3:17 Maksudku ialah: Janji yang sebelumnya telah disahkan Allah, tidak dapat dibatalkan oleh hukum Taurat, yang baru terbit empat ratus tiga puluh tahun kemudian, sehingga janji itu hilang kekuatannya.
3:18 Sebab, jikalau apa yang ditentukan Allah berasal dari hukum Taurat, ia tidak berasal dari janji; tetapi justru oleh janjilah Allah telah menganugerahkan kasih karunia-Nya kepada Abraham.
3:19. Kalau demikian, apakah maksudnya hukum Taurat? Ia ditambahkan oleh karena pelanggaran-pelanggaran--sampai datang keturunan yang dimaksud oleh janji itu--dan ia disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat ke dalam tangan seorang pengantara.

Banyak yang menganggap bahwa ayat ini memiliki arti bahwa hukum yang diberikan di Gunung Sinai hanyalah sementara. Dimulai 430 tahun setelah Abra­ham dan berakhir pada saat Kristus datang. Interpretasi ini, sangat bertentangan dengan apa yang Paulus katakan tentang hukum Taurat dalam kitab Roma, demi-kian juga di dalam ayat-ayat lainnya dalam Alkitab, seperti Matius 5:17-19.
Kesalahan yang sering dilakukan oleh para pembaca ialah dengan meng­anggap kata sampai menunjuk pada suatu waktu yang terbatas. Hal ini tidaklah demikian. Menggambarkan mereka yang takut akan Tuhan, Mazmur! 12:8 me-ngatakan, "Hatinya teguh, ia tidak takut, sehingga ia memandang rendah para lawannya." Apakah ini berarti bahwa pada saat dia menang dia menjadi takut? Dalam Wahyu 2:25 Yesus mengatakan, "Tetapi apa yang ada padamu, pegang-lah itu sampai Aku datang." Apakah Yesus ingin menyatakan bahwa bilamana Dia sudah datang maka kita tidak perlu lagi setia?
Peranan hukum Taurat tidak berakhir dengan datangnya Kristus. Tetapi akan terus menyatakan dosa selama hukum itu ada. Apa yang Paulus katakan ialah bah­wa kedatangan Kristus menandai perubahan arah yang sangat menentukan dalam sejarah manusia. Kristus dapat melakukan apa yang tidak dapat dilakukan oleh hukum—menyediakan obat bagi dosa, dengan membenarkan orang berdosa dan dengan Roh-Nya menggenapi hukum-Nya dalam hidup mereka (Roma 8:3, 4).

Pernahkah Anda berpikir, Jika Allah melakukan ini, atau itu, atau yang lainnya, maka saya tidak akan pernah lagi meragukan atau mempertanyakan tentang Allah? Pikirkan, apa yang terjadi di Sinai, tentang betapa hebatnya pernyataan kuasa Allah yang disaksikan Bangsa Israel—namun, apakah yang mereka lakukan? Apakah pelajaran yang kita dapatkan tentang iman yang sejati dan bagaimanakah kita memeliharanya? (Lihat Kolose 2:6).
Kolose 2:6
2:6 Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.

Kamis 3 November
KEUNGGULAN JANJI

"Musa inilah yang menjadi pengantara dalam sidang jemaah di padang gurun di antara malaikat yang berfirman kepadanya di gunung Sinai dan nenek moyang kita; dan dialah yang menerima firman-firman yang hidup untuk menyampaikannya kepada kamu" (Kisah 7:38, NIV).

Dalam Galatia 3:19,20, Paulus melanjutkan penjelasannya bahwa hukum Tau­rat tidak menghapuskan kasih karunia; hal ini sangat penting karena, jika teologi para penentangnya benar, maka hukum akan mengerjakan bagiannya. Pikirkan, bagaimana keadaan kita sebagai orang berdosa jika kita harus bergantung pada penurutan hukum, gantinya bergantung pada kasih karunia Allah, yang menyelamatkan kita. Pada akhirnya keadaan kita akan berakhir tanpa harapan.
Meskipun secara rinci komentar Paulus dalam kitab Galatia 3:19,20 sukar un­tuk dipahami, maksud utamanya sangatlah jelas: hukum Taurat adalah tambahan kepadajanji, sebab hukum Taurat disampaikan dengan perantaraan malaikat dan Musa. Hubungan malaikat dengan pemberian hukum tidak dicantumkan dalam kitab Keluaran, namun kita dapat menemukannya di kitab lain dalam Kitab Suci (Ulangan 33:2; Kisah 7:38, 53; Ibrani 2:2). Paulus menggunakan kata pengan­tara dalam 1 Timotius 2:5 untuk menyatakan Kristus, dalam komentarnya ini Pa­ulus dengan begitu jelas menunjukkan bahwa dia sedang memikirkan Ulangan 5:5 dalam benaknya, di mana Musa berkata, "aku pada waktu itu berdiri antara TUHAN dan kamu untuk memberitahukan firman TUHAN kepadamu."
Sebegitu agungnya pemberian hukum Taurat di Gunung Sinai, dan disak­sikan oleh begitu banyak malaikat, sebegitu pentingnya Musa seperti pemberi hukum itu, pemberian hukum Taurat tidaklah secara langsung. Sebaliknya, janji Allah disampaikan langsung kepada Abraham (dan, kemudian, kepada semua orang percaya), tidak dibutuhkan perantara. Pada akhirnya nanti, meskipun hu­kum itu sangat penting, hal itu bukanlah pengganti janji keselamatan melalui kasih karunia oleh iman. Sebaliknya, hukum itu menolong kita agar dapat memahami lebih baik lagi betapa ajaibnya janji itu sesungguhnya.

Gambarkan sifat pertemuan Abraham secara langsung dengan Allah. Keuntungan apakah yang ada bila berhubungan langsung dengan Allah?
Pertimbangkan Kejadian. 15:1-6; 18:1-33; 22:1-18.
Kejadian. 15:1-6;
15:1. Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar."
15:2. Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu."
15:3 Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku."
15:4 Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu."
15:5 Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
15:6 Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
18:1-33
18:1. Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik.
18:2 Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka, lalu sujudlah ia sampai ke tanah,
18:3 serta berkata: "Tuanku, jika aku telah mendapat kasih tuanku, janganlah kiranya lampaui hambamu ini.
18:4 Biarlah diambil air sedikit, basuhlah kakimu dan duduklah beristirahat di bawah pohon ini;
18:5 biarlah kuambil sepotong roti, supaya tuan-tuan segar kembali; kemudian bolehlah tuan-tuan meneruskan perjalanannya; sebab tuan-tuan telah datang ke tempat hambamu ini." Jawab mereka: "Perbuatlah seperti yang kaukatakan itu."
18:6 Lalu Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata: "Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!"
18:7 Lalu berlarilah Abraham kepada lembu sapinya, ia mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik dagingnya dan memberikannya kepada seorang bujangnya, lalu orang ini segera mengolahnya.
18:8 Kemudian diambilnya dadih dan susu serta anak lembu yang telah diolah itu, lalu dihidangkannya di depan orang-orang itu; dan ia berdiri di dekat mereka di bawah pohon itu, sedang mereka makan.
18:9. Lalu kata mereka kepadanya: "Di manakah Sara, isterimu?" Jawabnya: "Di sana, di dalam kemah."
18:10 Dan firman-Nya: "Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki." Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya.
18:11 Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid.
18:12 Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: "Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?"
18:13 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: "Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua?
18:14 Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki."
18:15 Lalu Sara menyangkal, katanya: "Aku tidak tertawa," sebab ia takut; tetapi TUHAN berfirman: "Tidak, memang engkau tertawa!"
18:16. Lalu berangkatlah orang-orang itu dari situ dan memandang ke arah Sodom; dan Abraham berjalan bersama-sama dengan mereka untuk mengantarkan mereka.
18:17 Berpikirlah TUHAN: "Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini?
18:18 Bukankah sesungguhnya Abraham akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat?
18:19 Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya."
18:20 Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: "Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya.
18:21 Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya."
18:22 Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan TUHAN.
18:23. Abraham datang mendekat dan berkata: "Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik?
18:24 Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu?
18:25 Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?"
18:26 TUHAN berfirman: "Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka."
18:27 Abraham menyahut: "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu.
18:28 Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar itu, apakah Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu karena yang lima itu?" Firman-Nya: "Aku tidak memusnahkannya, jika Kudapati empat puluh lima di sana."
18:29 Lagi Abraham melanjutkan perkataannya kepada-Nya: "Sekiranya empat puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan berbuat demikian karena yang empat puluh itu."
18:30 Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata sekali lagi. Sekiranya tiga puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan berbuat demikian, jika Kudapati tiga puluh di sana."
18:31 Katanya: "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan. Sekiranya dua puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang dua puluh itu."
18:32 Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu."
18:33 Lalu pergilah TUHAN, setelah Ia selesai berfirman kepada Abraham; dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya.

22:1-18
22:1. Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."
22:2 Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
                                    
22:3. Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.
22:4 Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh.
22:5 Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu."
22:6 Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
22:7 Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?"
22:8 Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
22:9 Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.
22:10 Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
22:11. Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."
22:12 Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
22:13 Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
22:14 Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."
22:15. Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham,
22:16 kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri--demikianlah firman TUHAN--:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,
22:17 maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.
22:18 Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku."


Pikirkanlah beberapa contoh lain dalam Alkitab yang pernah berhu­bungan langsung dengan Allah—Adam dan Hawa di Taman Eden (Keja­dian 3); Tangga Yakub (Kejadian 28); dalam perjalanan Saulus menuju Damsyik (Kisah 9). Mungkin Anda belum memiliki pengalaman yang sa­ngat dramatis, namun dengan cara apakah Allah telah menyatakan diri-Nya? Tanyakanlah dalam hati, apakah ada dalam kehidupan Anda yang dapat mencegah Anda untuk memiliki hubungan yang intim dan langsung dengan Allah seperti yang dialami Abraham. Jika demikian, langkah apa­kah yang Anda harus lakukan agar dapat berubah?

Jumat 4 November
PENDALAMAN: "Di dalam perbudakan mereka bangsa itu sebegitu jauh telah kehilangan pengetahuan akan Allah dan tentang prinsip-prinsip dari pada perjanjian Abraham. Di dalam melepaskan mereka dari Mesir, Allah berusaha untuk menyatakan kepada mereka kuasa dan rahmat-Nya agar mereka dapat di-tuntun untuk mengasihi dan mempercayai Dia; la membawa mereka ke Laut Merah—yang mana, pada waktu dikejar oleh orang Mesir, kelepasan kelihatan-nya mustahil—agar mereka dapat menyadari akan keadaan mereka yang sama sekali tidak berdaya, akan kebutuhan mereka pada pertolongan Ilahi; dan kemudian la pun memberikan kelepasan bagi mereka. Dengan demikian mereka dipenuhi oleh kasih dan rasa syukur kepada Allah dan dengan kepercayaan kepada kuasa-Nya untuk menolong mereka. la telah mengikat mereka kepada diri-Nya Sendiri sebagai Penebus mereka dari perbudakan yang bersifat sementara itu.
"Tetapi masih ada satu kebenaran lain yang lebih besar yang harus ditanam-kan di dalam pikiran mereka. Hidup di tengah-tengah penyembahan berhala dan kejahatan mereka tidak lagi mempunyai pandangan yang benar tentang kesucian Allah, tentang kejinya hati mereka, tentang ketidaksanggupan mereka, de­ngan usaha mereka untuk menurut hukum Allah, dan tentang keperluan mereka akan seorang Juruselamat. Mereka harus diajar tentang semuanya ini."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 441.
"Hukum Allah, diucapkan dalam kemuliaan yangdahsyat dari Sinai, merupakan ucapan penghukuman bagi orang berdosa. Wewenang hukum itu adalah menghu-kum, namun di dalamnya tidak ada kuasa untuk mengampuni atau menebus."— Ellen G. White Comments, The SDA Bible Commentary, jld. 6, hlm. 1094.

PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.      Bagaimanakah perasaan Anda terhadap orang yang tidak menepati janjinya kepada Anda? Apakah bedanya entah orang itu bermaksud memenuhi janjinya tetapi gagal melaksanakannya atau memang dia telah berubah pikiran, atau orang itu memang sengaja tidak mau menepati janjinya? Bagaimanakah keyakinan Anda kepadanya setelah janji itu diingkari, apa pun alasannya? Apakah artinya bagi Anda bahwa Anda dapat meyakini janji-janji Allah? Atau, bagaimanakah Anda belajar untuk mengutamakan percaya pada janji-janji Allah?
2.      Dalam cara apakah kita berada dalam bahaya dipengaruhi oleh lingkungan kita hingga akhirnya kita kehilangan pandangan tentang kebenaran-kebenaran yang penting yang Allah telah berikan kepada kita? Bagaimanakah kita dapat menjadi sadar akan pengaruh-pengaruh yang merusak itu, dan bagaimanakah kita menghadapinya?

RANGKUMAN: Pemberian hukum di Sinai tidak membatalkan janji-janji yang Allah telah berikan pada Abraham, hukum itu juga tidak mengubah ketetapan-ketetapan janji itu. Hukum itu telah diberikan agar manusia menyadari betapa berdosanya mereka sesungguhnya dan menyadari kebutuhan mereka akan janji Allah yang diberikan kepada Abraham dan keturunannya.

PRATINJAU PELAJARAN 7
Jalan Menuju Iman

Sabat Petang
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Galatia 3:21-25; Imamat 18:5; Roma 3:9-19; 1 Korintus 9:20; Roma 3:1, 2; 8:1-4.

AYAT HAFALAN: "Tetapi Kitab Suci telah mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa, supaya oleh karena iman dalam Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya" (Galatia 3:22).
Burung merpati peliharaan dulu dikenal dengan kesanggupan terbang ratusan mil setiap hari dan tiba di tempat tujuannya dengan ketepatan yang menakjubkan. Namun, burung merpati yang terbaik sekalipun terkadang kehilangan arah, tidak dapat kembali ke tempat asal mereka. Peristiwa terburuk terjadi di Inggris, di mana dua puluh ribu merpati (senilai US $ 600.000 lebih) tidak pernah kembali ke kandangnya. Sampai hari ini belum dapat diketahui penyebabnya.
Kebanyakan di antara kita pernah mengalami kehilangan arah, atau tersesat, hal itu sangatlah tidak menyenangkan. Peristiwa itu membuat kita merasa takut dan cemas; bahkan dapat juga menyebabkan panik.
Hal yang sama dapat terjadi dengan kondisi kerohanian kita. Bahkan setelah kita menerima Kristus, kita dapat tersesat, atau kehilangan arah, sampai pada akhirnya tidak pernah kembali lagi kepada Tuhan.
Kabar baiknya adalah, bahwa Allah tidak meninggalkan kita sendirian. Dia telah memberikan jalan menuju iman, sebagaimana yang telah dinyatakan da­lam Injil, dan jalan itu melibatkan hukum-Nya. Banyak orang yang mencoba memisahkan hukum Allah dengan Injil; bahkan ada juga yang mempertentang-kannya. Paham ini bukan saja salah, namun dapat berakibat fatal. Tanpa hu­kum Allah, kita tidak akan memiliki Injil. Sangatlah sukar, untuk memahami Injil tanpa hukum-Nya.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 12 November.

No comments:

Post a Comment