Prioritas Janji
Sabat Petang
BACALAH
UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Galatia 3:15-20;
Kejadian 9:11-17; Matius 5:17-20; Keluaran 16:22-26; Kejadian 15:1-6.
AYAT
HAFALAN: "Sebab, jikalau apa yang ditentukan Allah berasal dari
hukum Taurat, ia tidak berasal dari janji; tetapi justru oleh janjilah Allah
telah menganugerahkan kasih karunia-Nya kepada Abraham" (Galatia
3:18).
Suatu kali seseorang bertanya kepada seorang politisi,
"Apakah engkau telah menepati semua janji yang engkau telah buat pada
masa kampanye?" Dia menjawab, "Ya... baiklah, paling sedikit saya
telah menepati semua janji yang benar-benar saya ingin.lakukan."
Siapakah, yang tidak pernah kecewa, akibat janji yang tidak
ditepati? Atau siapakah yang tidak pernah mengingkari janjinya?
Terkadang orang yang membuat janji, sepenuhnya ingin menepati
janjinya, tetapi, kemudian tidak lagi; yang lain berjanji, dengan suatu
kesadaran—bahwa suara yang keluar
dari mulutnya atau surat yang baru mereka tuliskan—hanyalah dusta.
- Kita sangat beruntung, sebab janji Allah memiliki aturan yang
sangat berbeda. Firman Allah pasti dan tidak dapat berubah. "Aku telah
mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya,
maka Aku hendak
melaksanakannya" (Yesaya 46:11).
Dalam pelajaran pekan ini, Paulus mengarahkan perhatian kita pada
hubungan antara janji Allah kepada Abraham dengan hukum yang diberikan kepada
Bangsa Israel 430 tahun kemudian. Bagaimanakah seharusnya hubungan antara
keduanya dapat dimengerti, dan apakah pengaruhnya terhadap pemberitaan Injil?
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk
persiapan Sabat, 5 November.
Minggu 30
Oktober
HUKUM DAN IMAN (GALATIA 3:15-18)
Sekiranya pun para penentangnya mengakui bahwa kehidupan Abraham
ditandai oleh iman, Paulus mengetahui bahwa mereka akan tetap menanyakan,
mengapa Allah memberikan hukum kepada Bangsa Israel empat abad kemudian
setelah Abraham. Tidakkah pemberian hukum membatalkan perjanjian yang
sebelumnya?
Apakah
maksud kiasan Paulus antara surat wasiat yang telah disahkan dan perjanjian
Allah dengan Abraham? Galatia 3:15-18.
Galatia 3:15-18.
3:15 Saudara-saudara, baiklah kupergunakan suatu contoh dari hidup
sehari-hari. Suatu wasiat yang telah disahkan, sekalipun ia dari manusia, tidak
dapat dibatalkan atau ditambahi oleh seorangpun.
3:16 Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada
keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya"
seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada
keturunanmu", yaitu Kristus.
3:17 Maksudku ialah: Janji yang sebelumnya telah disahkan Allah, tidak
dapat dibatalkan oleh hukum Taurat, yang baru terbit empat ratus tiga puluh
tahun kemudian, sehingga janji itu hilang kekuatannya.
3:18 Sebab, jikalau apa yang ditentukan Allah berasal dari hukum Taurat, ia
tidak berasal dari janji; tetapi justru oleh janjilah Allah telah
menganugerahkan kasih karunia-Nya kepada Abraham.
Perjanjian dan wasiat sama sekali berbeda. Suatu
perjanjian lebih mirip pada persetujuan bersama antara dua orang atau lebih,
sering disebut sebagai "kontrak" atau "perjanjian";
sebaliknya, satu wasiat adalah merupakan pernyataan dari seseorang. Terjemahan
Yunani untuk Perjanjian Lama, yang disebut Sep-tuagint, tidak pernah
menerjemahkan perjanjian Allah dengan Abraham dengan kata Yunani yang digunakan
untuk menyatakan persetujuan bersama atau kontrak (syntheke). Sebaliknya,
terjemahan itu menggunakan kata surat warisan atau wasiat (diatheke). Mengapa?
Kemungkinan karena penerjemah memahami bahwa perjanjian Allah dengan Abraham
bukanlah kesepakatan di antara dua individu, di mana keduanya terikat dengan
janji yang saling menguntungkan. Sebaliknya, perjanjian Allah didasarkan hanya
pada kehendak-Nya saja. Tidak ada kata "jika, dan, atau tetapi"
ditulis dalam perjanjian itu. Abraham cukup berpegang pada Firman Allah.
Paulus mengambil makna ganda "wasiat" dan
"perjanjian" agar dapat me-nekankan keistimewaan perjanjian Allah
dengan Abraham. Sama seperti surat wasiat, janji Allah ditujukan kepada ahli
waris yang telah ditentukan, Abraham dan keturunannya (Kejadian 12:1-5;
Galatia 3:16); itu juga melibatkan warisan (Kejadian 13:15; 17:8; Roma
4:13; Galatia 3:29). Yang lebih penting bagi Paulus adalah sifat yang tidak
berubah dari janji Allah. Dalam hal yang sama surat wasiat tidak dapat diubah
bilamana sudah disahkan, demikianlah hukum yang diberikan melalui Musa tidak
dapat membatalkan perjanjian Allah dengan Abraham. Perjanjian Allah adalah
sebuah janji (Galatia 3:16), dan Allah tidak sama dengan manusia yang
dapat ingkar janji (Yesaya 46:11; lbrani 6:18).
Gantikanlah kata perjanjian dengan janji
dalam ayat-ayat berikut. Apakah sifat
dari "perjanjian" dalam setiap pasal? Bagaimanakah pengertian tentang
perjanjian Allah sebagai sebuah janji membuat makna pasal itu semakin jelas,
dan bagaimanakah itu dapat menolong kita untuk mengerti lebih baik apa arti
perjanjian itu sesungguhnya? (Kejadian 9:11-17; 15:18; 17:1-21). Apakah
yang diajarkan pada kita, tentang karakter Allah, dan bagaimanakah kita dapat
mempercayai Dia?
Kejadian 9:11-17; 15:18; 17:1-21
9:11 Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada
yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air
bah untuk memusnahkan bumi."
9:12. Dan Allah berfirman: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan
antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan
kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya:
9:13 Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara
Aku dan bumi.
9:14 Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di
awan,
9:15 maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan
kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap
air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup.
9:16 Jika busur itu ada di awan, maka Aku akan melihatnya, sehingga Aku
mengingat perjanjian-Ku yang kekal antara Allah dan segala makhluk yang hidup,
segala makhluk yang ada di bumi."
9:17 Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Inilah tanda perjanjian yang
Kuadakan antara Aku dan segala makhluk yang ada di bumi."
15:18 Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: "Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat:
17:1. Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.
17:2 Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan
membuat engkau sangat banyak."
17:3 Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya:
17:4. "Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan
menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
17:5 Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau
telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
17:6 Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat
menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja.
17:7. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta
keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi
Allahmu dan Allah keturunanmu.
17:8 Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang
kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi
milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka."
17:9 Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus
memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.
17:10 Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku
dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus
disunat;
17:11 haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda
perjanjian antara Aku dan kamu.
17:12 Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap
laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun
yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk
keturunanmu.
17:13 Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang
harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang
kekal.
17:14 Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat
kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang
sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku."
17:15. Selanjutnya Allah berfirman kepada Abraham: "Tentang isterimu
Sarai, janganlah engkau menyebut dia lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya.
17:16 Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan
kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia
menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari
padanya."
17:17 Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya:
"Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang
anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu
melahirkan seorang anak?"
17:18 Dan Abraham berkata kepada Allah: "Ah, sekiranya Ismael
diperkenankan hidup di hadapan-Mu!"
17:19 Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang
akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan
Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal
untuk keturunannya.
17:20 Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan
Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua
belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar.
17:21 Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan
Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga."
Senin 31 Oktober
HUKUM TAURAT DAN IMAN (ROMA 3:31)
Paulus menyatakan dengan sangat tegas perihal supremasi iman dalam
hubungan seseorang dengan Allah. Dia telah berulangkali menyatakan bahwa baik sunat
maupun "penurutan hukum" lainnya bukanlah suatu persyaratan kepada
keselamatan, sebab "tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena
melakukan hukum Taurat" (Galatia 2:16). Lebih lanjut, bukanlah
penurutan hukum melainkan iman saja yang menjadi tanda yang membedakan umat
percaya (Galatia 3:7). Pernyataan yang berulangkali tentang keselamatan
bukan karena melakukan hukum Taurat menimbulkan pertanyaan, "Apakah hukum
itu sama sekali tidak bernilai? Apakah Allah telah menyingkirkan hukum?"
Oleh
sebab keselamatan adalah berdasarkan iman dan bukan pada penurutan hukum,
apakah Paulus bermaksud menyatakan bahwa iman telah menghapuskan hukum? Apakah
yang ayat-ayat berikut katakan pada kita? Bandingkan Roma 3:31 dengan Roma
7:7, 12; 8:3 dan Matius 5:17-20.
Roma 3:31
3:31 Jika
demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak!
Sebaliknya, kami meneguhkannya.
Roma 7:7, 12; 8:3
7:7. Jika
demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa?
Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal
dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak
mengatakan: "Jangan mengingini!"
7:12 Jadi
hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik.
8:3 Sebab
apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging,
telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam
daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah
menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,
Matius 5:17-20.
5:17.
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat
atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk
menggenapinya.
5:18 Karena
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini,
satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum
semuanya terjadi.
5:19 Karena
itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang
paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki
tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan
dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat
yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
5:20 Maka
Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup
keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan
masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Argumen Paulus dalam Roma 3 sejajar dengan pembahasannya tentang
iman dan hukum Taurat dalam kitab Galatia. Menyadari ada kemungkinan bagi
beberapa orang menyimpulkan bahwa dia sedang meninggikan iman dengan me-ngorbankan
penurutan hukum, Paulus menanyakan pertanyaan berikut, "Adakah kami
membatalkan hukum Taurat karena iman?" Kata yang diterjemahkan
"membatalkan" dalam Roma 3:31 adalah katargeo. Paulus sering menggunakan kata ini, dan kata itu dapat
diterjemahkan "menghapuskan" (Roma 3:3, ESV), "meniadakan"
(Efesus 2:15), "hilang kuasanya" (Roma 6:6, ESV), atau bahkan
membinasakan (1 Korintus 6:13). Sungguh jelas, sekiranya Paulus ingin
menyetujui ide bahwa hukum Taurat telah dihapuskan di atas salib, sebagaimana
yang dituduhkan kepadanya, sudah inilah saat yang tepat. Tetapi Paulus bukan
saja menyangkal pendapat itu dengan kata tidak, malahan dia menyatakan bahwa
sesungguhnya Injil "meneguhkan" hukum Taurat!
"Rencana pembenaran oleh iman menyatakan penghargaan Allah
akan hukum-Nya dengan menuntut dan sekaligus menyediakan korban pendamaian.
Jik'a pembenaran oleh iman menghapuskan hukum, maka tidak perlu ada kematian
Kristus yang membebaskan orang berdosa dari segala dosanya, dan dengan
demikian mendamaikan manusia dengan Allah.
"Lebih lanjut, iman yang murni menyatakan keinginan yang
sungguh untuk memenuhi kehendak Allah
dalam kehidupan yang menuruti hukum-Nya...Iman sejati,
yang didasarkan pada kasih sepenuh hati terhadap Juruselamat, hanya akan
menuntun kepada penurutan."—The SDA Bible Commentary, jld. 6, hlm. 510.
Cobalah
pikirkan dampaknya bilamana Paulus, sesungguhnya, menyatakan bahwa menuruti
hukum Taurat sudah tidak perlu lagi. Apakah kemudian, perzinaan tidak lagi
merupakan dosa, atau mencuri, atau bahkan membunuh? Pikirkan tentang
kesedihan, rasa sakit, dan penderitaan yang Anda dapat hindarkan jika Anda
menuruti hukum Allah. Penderitaan apakah yang Anda atau orang lain lalui
sebagai akibat tidak menuruti hukum Allah?
Selasa 1
November
MAKSUD HUKUM TAURAT
Dalam
Galatia 3:19-29 Paulus membuat beberapa referensi untuk"hukum Taurat." Hukum apa
yang Paulus maksudkan dalam ayat-ayat ini?
Galatia 3:19-29
3:19. Kalau
demikian, apakah maksudnya hukum Taurat? Ia ditambahkan oleh karena
pelanggaran-pelanggaran--sampai datang keturunan yang dimaksud oleh janji
itu--dan ia disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat ke dalam tangan
seorang pengantara.
3:20 Seorang
pengantara bukan hanya mewakili satu orang saja, sedangkan Allah adalah satu.
3:21 Kalau
demikian, bertentangankah hukum Taurat dengan janji-janji Allah? Sekali-kali
tidak. Sebab andaikata hukum Taurat diberikan sebagai sesuatu yang dapat
menghidupkan, maka memang kebenaran berasal dari hukum Taurat.
3:22 Tetapi
Kitab Suci telah mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa, supaya oleh
karena iman dalam Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya.
3:23 Sebelum
iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung
sampai iman itu telah dinyatakan.
3:24 Jadi
hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita
dibenarkan karena iman.
3:25
Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah
pengawasan penuntun.
3:26 Sebab
kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.
3:27 Karena
kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.
3:28 Dalam
hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang
merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di
dalam Kristus Yesus.
3:29 Dan
jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan
berhak menerima janji Allah.
Beberapa orang meyakini bahwa kata sampai dalam ayat 19
menunjukkan bahwa hukum ini hanyalah sementara, dan ini pasti menunjuk pada
hukum upa-cara, sebab maksud dari hukum itu telah digenapi di atas kayu salib,
dengan demikian hukum itu telah berakhir. Meskipun itu memiliki makna penting,
nampak-nya hal itu bukanlah pokok pembahasan Paulus dalam kitab Galatia.
Sementara hukum upacara dan hukum moral sama-sama "ditambahkan" di
Sinai oleh karena pelanggaran, kita akan melihatnya dengan mempertimbangkan
pertanyaan berikut yang menunjukkan bahwa pikirannya tertuju pada hukum moral.
Apakah Paulus mengatakan bahwa hukum Taurat telah ditambahkan? Kepada hal apakah hukum Taurat itu ditambahkan, dan mengapa? Bandingkan Galatia 3:19 dan Roma 5:13, 20.
Galatia 3:19 dan Roma 5:13, 20.
3:19. Kalau
demikian, apakah maksudnya hukum Taurat? Ia ditambahkan oleh karena
pelanggaran-pelanggaran--sampai datang keturunan yang dimaksud oleh janji
itu--dan ia disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat ke dalam tangan
seorang pengantara.
5:13 Sebab
sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak
diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.
5:20 Tetapi
hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di
mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah,
Paulus tidak mengatakan bahwa hukum Taurat telah ditambahkan
kepada perjanjian Allah dengan Abraham, seperti sebuah lampiran singkat yang
ditambahkan pada sebuah wasiat yang mengubah rencana semula. Hukum moral telah
ada jauh sebelum Sinai (lihat pelajaran besok). Malahan yang Paulus maksudkan,
ialah bahwa hukum moral telah diberikan untuk Bangsa Israel dengan maksud yang
berbeda. Yaitu untuk menarik kembali bangsa itu kepada Allah dan kasih karunia
yang Dia tawarkan bagi semua orang yang datang kepada-Nya dengan iman. Hukum
itu menyatakan pada kita keadaan kita yang berdosa dan kebutuhan kita akan
kasih karunia Allah. Hukum itu tidak dimaksudkan menjadi sebuah program untuk
"mencapai" keselamatan. Sebaliknya, Paulus menyatakan bahwa hal itu
diberikan, "supaya pelanggaran semakin banyak" (Roma 5:20); supaya
dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa dalam hi-dup kita (Roma 7:13).
Sementara hukum upacara menunjuk kepada Mesias dan menekankan
ke-kudusan dan perlunya Juruselamat, maka hukum moral, dengan kata
"Jangan," yang menyatakan dosa, yang menunjukkan pada kita bahwa dosa
bukan saja bagian dari kondisi alamiah kita tetapi, merupakan sebuah
pelanggaran hukum Allah (Roma 3:20; 5:13, 20; 7:7, 8, 13). Itulah
sebabnya mengapa Paulus mengatakan, "Di mana tidak ada hukum Taurat, di
situ tidak ada juga pelanggaran." (Roma 4:15). "Hukum Taurat
bertindak bagaikan cermin. Cermin itu tidak-lah memperbanyak noda yang ada pada
pakaian, namun menyatakan noda itu dengan lebih jelas sehingga lebih banyak
lagi yang dapat dilihat dengan mata kita."—William Hendriksen, New Testament
Commentary, Exposition on Galatians (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House,
1968), hlm. 141.
Rabu 2
November
RENTANG WAKTU HUKUM ALLAH
Apakah
pernyataan Paulus tentang hukum ditambahkan di Gunung Sinai berarti bahwa hal
itu tidak ada sebelumnya? Jika tidak, apakah perbedaannya sebelum dan sesudah
Gunung Sinai? Baca Kejadian 9:5, 6; 18:19; 26:5; 39:7-10; Keluaran 16:22-26.
Kejadian 9:5, 6; 18:19; 26:5; 39:7-10;
9:5 Tetapi
mengenai darah kamu, yakni nyawa kamu, Aku akan menuntut balasnya; dari segala
binatang Aku akan menuntutnya, dan dari setiap manusia Aku akan menuntut nyawa
sesama manusia.
9:6 Siapa
yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab
Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri.
18:19 Sebab
Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada
keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan
melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa
yang dijanjikan-Nya kepadanya."
26:5 karena
Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu
segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku."
39:7. Selang
beberapa waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, lalu katanya:
"Marilah tidur dengan aku."
39:8 Tetapi
Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: "Dengan bantuanku
tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah
menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku,
39:9 bahkan
di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak
diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya.
Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa
terhadap Allah?"
39:10
Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak
mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia.
Keluaran 16:22-26.
16:22. Dan
pada hari yang keenam mereka memungut roti itu dua kali lipat banyaknya, dua
gomer untuk tiap-tiap orang; dan datanglah semua pemimpin jemaah
memberitahukannya kepada Musa.
16:23 Lalu
berkatalah Musa kepada mereka: "Inilah yang dimaksudkan TUHAN: Besok
adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu
kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala
kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi."
16:24 Mereka
membiarkannya di tempatnya sampai keesokan harinya, seperti yang diperintahkan
Musa; lalu tidaklah berbau busuk dan tidak ada ulat di dalamnya.
16:25
Selanjutnya kata Musa: "Makanlah itu pada hari ini, sebab hari ini adalah
sabat untuk TUHAN, pada hari ini tidaklah kamu mendapatnya di padang.
16:26 Enam
hari lamanya kamu memungutnya, tetapi pada hari yang ketujuh ada sabat; maka
roti itu tidak ada pada hari itu."
Allah tidak perlu menyatakan hukum-Nya kepada Abraham dengan
kilat, petir, dan ancaman hukuman mati (Keluaran 19:10-23). Mengapa,
kemudian, Allah memberikan hukum yang sama kepada Bangsa Israel dengan cara
demikian? Hal ini dikarenakan, pada masa perbudakan di Mesir, Bangsa Israel
telah kehilangan kebesaran Allah dan standar moral yang tinggi. Sebagai
akibatnya, mereka harus disadarkan atas kondisi mereka yang berdosa dan
kekudusan hukum Allah. Inilah yang dinyatakan di Sinai.
Apakah
yang Paulus maksudkan pada saat dia berkata bahwa hukum ditambahkan "sampai datang
keturunan yang dimaksud oleh janji itu?"
Galatia 3:16-19, ESV.
3:16 Adapun
kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak
dikatakan "kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud banyak
orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada keturunanmu", yaitu
Kristus.
3:17
Maksudku ialah: Janji yang sebelumnya telah disahkan Allah, tidak dapat
dibatalkan oleh hukum Taurat, yang baru terbit empat ratus tiga puluh tahun
kemudian, sehingga janji itu hilang kekuatannya.
3:18 Sebab,
jikalau apa yang ditentukan Allah berasal dari hukum Taurat, ia tidak berasal
dari janji; tetapi justru oleh janjilah Allah telah menganugerahkan kasih
karunia-Nya kepada Abraham.
3:19. Kalau
demikian, apakah maksudnya hukum Taurat? Ia ditambahkan oleh karena
pelanggaran-pelanggaran--sampai datang keturunan yang dimaksud oleh janji
itu--dan ia disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat ke dalam tangan
seorang pengantara.
Banyak yang menganggap bahwa ayat ini memiliki arti bahwa hukum
yang diberikan di Gunung Sinai hanyalah sementara. Dimulai 430 tahun setelah
Abraham dan berakhir pada saat Kristus datang. Interpretasi ini, sangat
bertentangan dengan apa yang Paulus katakan tentang hukum Taurat dalam kitab
Roma, demi-kian juga di dalam ayat-ayat lainnya dalam Alkitab, seperti Matius
5:17-19.
Kesalahan yang sering dilakukan oleh para pembaca ialah dengan
menganggap kata sampai menunjuk pada suatu waktu yang terbatas. Hal ini
tidaklah demikian. Menggambarkan mereka yang takut akan Tuhan, Mazmur! 12:8
me-ngatakan, "Hatinya teguh, ia tidak takut, sehingga ia memandang rendah
para lawannya." Apakah ini berarti bahwa pada saat dia menang dia menjadi
takut? Dalam Wahyu 2:25 Yesus mengatakan, "Tetapi apa yang ada padamu,
pegang-lah itu sampai Aku datang." Apakah Yesus ingin menyatakan bahwa
bilamana Dia sudah datang maka kita tidak perlu lagi setia?
Peranan hukum Taurat tidak berakhir dengan datangnya Kristus.
Tetapi akan terus menyatakan dosa selama hukum itu ada. Apa yang Paulus katakan
ialah bahwa kedatangan Kristus menandai perubahan arah yang sangat menentukan
dalam sejarah manusia. Kristus dapat melakukan apa yang tidak dapat dilakukan
oleh hukum—menyediakan obat bagi
dosa, dengan membenarkan orang berdosa dan dengan Roh-Nya menggenapi hukum-Nya
dalam hidup mereka (Roma 8:3, 4).
Pernahkah
Anda berpikir, Jika Allah melakukan ini, atau itu, atau yang lainnya, maka saya
tidak akan pernah lagi meragukan atau mempertanyakan tentang Allah? Pikirkan,
apa yang terjadi di Sinai, tentang betapa hebatnya pernyataan kuasa Allah yang
disaksikan Bangsa Israel—namun, apakah yang
mereka lakukan? Apakah pelajaran yang kita dapatkan tentang iman yang sejati
dan bagaimanakah kita memeliharanya? (Lihat Kolose 2:6).
Kolose 2:6
2:6 Kamu
telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di
dalam Dia.
Kamis 3
November
KEUNGGULAN JANJI
"Musa
inilah yang menjadi pengantara dalam sidang jemaah di padang gurun di antara
malaikat yang berfirman kepadanya di gunung Sinai dan nenek moyang kita; dan
dialah yang menerima firman-firman yang hidup untuk menyampaikannya kepada
kamu" (Kisah 7:38, NIV).
Dalam Galatia 3:19,20, Paulus melanjutkan penjelasannya bahwa hukum
Taurat tidak menghapuskan kasih karunia; hal ini sangat penting karena, jika
teologi para penentangnya benar, maka hukum akan mengerjakan bagiannya.
Pikirkan, bagaimana keadaan kita sebagai orang berdosa jika kita harus
bergantung pada penurutan hukum, gantinya bergantung pada kasih karunia Allah,
yang menyelamatkan kita. Pada akhirnya keadaan kita akan berakhir tanpa
harapan.
Meskipun secara rinci komentar Paulus dalam kitab Galatia 3:19,20
sukar untuk dipahami, maksud utamanya sangatlah jelas: hukum Taurat adalah
tambahan kepadajanji, sebab hukum Taurat disampaikan dengan perantaraan
malaikat dan Musa. Hubungan malaikat dengan pemberian hukum tidak dicantumkan
dalam kitab Keluaran, namun kita dapat menemukannya di kitab lain dalam Kitab
Suci (Ulangan 33:2; Kisah 7:38, 53; Ibrani 2:2). Paulus menggunakan kata
pengantara dalam 1 Timotius 2:5 untuk menyatakan Kristus, dalam
komentarnya ini Paulus dengan begitu jelas menunjukkan bahwa dia sedang
memikirkan Ulangan 5:5 dalam benaknya, di mana Musa berkata, "aku pada
waktu itu berdiri antara TUHAN dan kamu untuk memberitahukan firman TUHAN
kepadamu."
Sebegitu agungnya pemberian hukum Taurat di Gunung Sinai, dan
disaksikan oleh begitu banyak malaikat, sebegitu pentingnya Musa seperti
pemberi hukum itu, pemberian hukum Taurat tidaklah secara langsung. Sebaliknya,
janji Allah disampaikan langsung kepada Abraham (dan, kemudian, kepada semua
orang percaya), tidak dibutuhkan perantara. Pada akhirnya nanti, meskipun hukum
itu sangat penting, hal itu bukanlah pengganti janji keselamatan melalui kasih
karunia oleh iman. Sebaliknya, hukum itu menolong kita agar dapat memahami
lebih baik lagi betapa ajaibnya janji itu sesungguhnya.
Gambarkan
sifat pertemuan Abraham secara langsung dengan Allah. Keuntungan apakah yang
ada bila berhubungan langsung dengan Allah?
Pertimbangkan Kejadian. 15:1-6; 18:1-33; 22:1-18.
Kejadian. 15:1-6;
15:1.
Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan:
"Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar."
15:2. Abram
menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku,
karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi
rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu."
15:3 Lagi
kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang
hambaku nanti menjadi ahli warisku."
15:4 Tetapi
datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi
ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli
warismu."
15:5 Lalu
TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit,
hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka
firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
15:6 Lalu
percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya
sebagai kebenaran.
18:1-33
18:1.
Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre,
sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik.
18:2 Ketika
ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Sesudah
dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka, lalu
sujudlah ia sampai ke tanah,
18:3 serta
berkata: "Tuanku, jika aku telah mendapat kasih tuanku, janganlah kiranya
lampaui hambamu ini.
18:4 Biarlah
diambil air sedikit, basuhlah kakimu dan duduklah beristirahat di bawah pohon
ini;
18:5 biarlah
kuambil sepotong roti, supaya tuan-tuan segar kembali; kemudian bolehlah
tuan-tuan meneruskan perjalanannya; sebab tuan-tuan telah datang ke tempat
hambamu ini." Jawab mereka: "Perbuatlah seperti yang kaukatakan
itu."
18:6 Lalu
Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata: "Segeralah!
Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti
bundar!"
18:7 Lalu
berlarilah Abraham kepada lembu sapinya, ia mengambil seekor anak lembu yang
empuk dan baik dagingnya dan memberikannya kepada seorang bujangnya, lalu orang
ini segera mengolahnya.
18:8
Kemudian diambilnya dadih dan susu serta anak lembu yang telah diolah itu, lalu
dihidangkannya di depan orang-orang itu; dan ia berdiri di dekat mereka di
bawah pohon itu, sedang mereka makan.
18:9. Lalu
kata mereka kepadanya: "Di manakah Sara, isterimu?" Jawabnya:
"Di sana, di dalam kemah."
18:10 Dan
firman-Nya: "Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau,
pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki."
Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya.
18:11 Adapun
Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid.
18:12 Jadi
tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: "Akan berahikah aku, setelah aku
sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?"
18:13 Lalu
berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: "Mengapakah Sara tertawa dan berkata:
Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua?
18:14 Adakah
sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu,
tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara
mempunyai seorang anak laki-laki."
18:15 Lalu
Sara menyangkal, katanya: "Aku tidak tertawa," sebab ia takut; tetapi
TUHAN berfirman: "Tidak, memang engkau tertawa!"
18:16. Lalu
berangkatlah orang-orang itu dari situ dan memandang ke arah Sodom; dan Abraham
berjalan bersama-sama dengan mereka untuk mengantarkan mereka.
18:17
Berpikirlah TUHAN: "Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang
hendak Kulakukan ini?
18:18
Bukankah sesungguhnya Abraham akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa,
dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat?
18:19 Sebab
Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada
keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan
melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa
yang dijanjikan-Nya kepadanya."
18:20
Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: "Sesungguhnya banyak keluh kesah orang
tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya.
18:21
Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan
seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak
mengetahuinya."
18:22 Lalu
berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham
masih tetap berdiri di hadapan TUHAN.
18:23.
Abraham datang mendekat dan berkata: "Apakah Engkau akan melenyapkan orang
benar bersama-sama dengan orang fasik?
18:24
Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau
akan melenyapkan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima
puluh orang benar yang ada di dalamnya itu?
18:25
Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar
bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama
dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim
segenap bumi tidak menghukum dengan adil?"
18:26 TUHAN
berfirman: "Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku
akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka."
18:27
Abraham menyahut: "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada
Tuhan, walaupun aku debu dan abu.
18:28
Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar itu, apakah Engkau
akan memusnahkan seluruh kota itu karena yang lima itu?" Firman-Nya:
"Aku tidak memusnahkannya, jika Kudapati empat puluh lima di sana."
18:29 Lagi
Abraham melanjutkan perkataannya kepada-Nya: "Sekiranya empat puluh
didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan berbuat demikian
karena yang empat puluh itu."
18:30
Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata sekali lagi.
Sekiranya tiga puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan
berbuat demikian, jika Kudapati tiga puluh di sana."
18:31
Katanya: "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan.
Sekiranya dua puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan
memusnahkannya karena yang dua puluh itu."
18:32
Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini
saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak
akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu."
18:33 Lalu
pergilah TUHAN, setelah Ia selesai berfirman kepada Abraham; dan kembalilah
Abraham ke tempat tinggalnya.
22:1-18
22:1.
Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya:
"Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."
22:2
Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni
Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban
bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
22:3.
Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan
memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu
untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang
dikatakan Allah kepadanya.
22:4 Ketika
pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat
itu dari jauh.
22:5 Kata
Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan
keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang,
sesudah itu kami kembali kepadamu."
22:6 Lalu
Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu
Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah
keduanya berjalan bersama-sama.
22:7 Lalu
berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham:
"Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu,
tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?"
22:8 Sahut
Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran
bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
22:9
Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham
mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu,
dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.
22:10
Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk
menyembelih anaknya.
22:11.
Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham,
Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."
22:12 Lalu
Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab
telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak
segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
22:13 Lalu
Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya
tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya
sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
22:14 Dan
Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai
sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."
22:15. Untuk
kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham,
22:16
kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri--demikianlah firman
TUHAN--:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan
untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,
22:17 maka
Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat
banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan
keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.
22:18 Oleh
keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau
mendengarkan firman-Ku."
Pikirkanlah
beberapa contoh lain dalam Alkitab yang pernah berhubungan langsung dengan
Allah—Adam dan Hawa di Taman Eden (Kejadian 3); Tangga
Yakub (Kejadian 28); dalam perjalanan Saulus menuju Damsyik (Kisah
9). Mungkin Anda belum memiliki pengalaman yang sangat dramatis, namun
dengan cara apakah Allah telah menyatakan diri-Nya? Tanyakanlah dalam hati,
apakah ada dalam kehidupan Anda yang dapat mencegah Anda untuk memiliki
hubungan yang intim dan langsung dengan Allah seperti yang dialami Abraham.
Jika demikian, langkah apakah yang Anda harus lakukan agar dapat berubah?
Jumat 4 November
PENDALAMAN: "Di
dalam perbudakan mereka bangsa itu sebegitu jauh telah kehilangan pengetahuan
akan Allah dan tentang prinsip-prinsip dari pada perjanjian Abraham. Di dalam
melepaskan mereka dari Mesir, Allah berusaha untuk menyatakan kepada mereka
kuasa dan rahmat-Nya agar mereka dapat di-tuntun untuk mengasihi dan mempercayai
Dia; la membawa mereka ke Laut Merah—yang mana, pada waktu dikejar oleh orang Mesir, kelepasan
kelihatan-nya mustahil—agar mereka dapat menyadari akan keadaan mereka yang
sama sekali tidak berdaya, akan kebutuhan mereka pada pertolongan Ilahi; dan
kemudian la pun memberikan kelepasan bagi mereka. Dengan demikian mereka dipenuhi
oleh kasih dan rasa syukur kepada Allah dan dengan kepercayaan kepada kuasa-Nya
untuk menolong mereka. la telah mengikat mereka kepada diri-Nya Sendiri sebagai
Penebus mereka dari perbudakan yang bersifat sementara itu.
"Tetapi masih ada satu kebenaran
lain yang lebih besar yang harus ditanam-kan di dalam pikiran mereka. Hidup di
tengah-tengah penyembahan berhala dan kejahatan mereka tidak lagi mempunyai
pandangan yang benar tentang kesucian Allah, tentang kejinya hati mereka,
tentang ketidaksanggupan mereka, dengan usaha mereka untuk menurut hukum
Allah, dan tentang keperluan mereka akan seorang Juruselamat. Mereka harus
diajar tentang semuanya ini."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 441.
"Hukum Allah, diucapkan dalam
kemuliaan yangdahsyat dari Sinai, merupakan ucapan penghukuman bagi orang
berdosa. Wewenang hukum itu adalah menghu-kum, namun di dalamnya tidak ada
kuasa untuk mengampuni atau menebus."— Ellen G. White Comments, The SDA Bible
Commentary, jld. 6, hlm. 1094.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.
Bagaimanakah perasaan Anda terhadap orang yang tidak menepati janjinya kepada Anda? Apakah bedanya entah orang
itu bermaksud memenuhi janjinya
tetapi gagal melaksanakannya atau
memang dia telah berubah
pikiran, atau orang itu memang sengaja tidak mau menepati janjinya?
Bagaimanakah keyakinan Anda kepadanya setelah janji itu diingkari, apa pun
alasannya? Apakah artinya bagi Anda bahwa Anda dapat meyakini janji-janji Allah? Atau, bagaimanakah Anda belajar
untuk mengutamakan percaya pada janji-janji Allah?
2.
Dalam cara apakah kita berada dalam bahaya dipengaruhi oleh lingkungan
kita hingga akhirnya
kita kehilangan pandangan tentang kebenaran-kebenaran yang penting
yang Allah telah berikan kepada
kita? Bagaimanakah kita dapat menjadi sadar akan pengaruh-pengaruh yang merusak itu, dan bagaimanakah kita menghadapinya?
RANGKUMAN: Pemberian
hukum di Sinai tidak membatalkan janji-janji yang Allah telah berikan pada
Abraham, hukum itu juga tidak mengubah ketetapan-ketetapan janji itu. Hukum itu
telah diberikan agar manusia menyadari betapa berdosanya mereka sesungguhnya
dan menyadari kebutuhan mereka akan janji Allah yang diberikan kepada Abraham
dan keturunannya.
PRATINJAU PELAJARAN 7
Jalan Menuju Iman
Sabat Petang
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Galatia 3:21-25; Imamat 18:5; Roma 3:9-19; 1 Korintus 9:20; Roma
3:1, 2; 8:1-4.
AYAT HAFALAN: "Tetapi Kitab Suci
telah mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa, supaya oleh karena iman
dalam Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya" (Galatia 3:22).
Burung merpati peliharaan dulu dikenal dengan kesanggupan terbang
ratusan mil setiap hari dan tiba di tempat tujuannya dengan ketepatan yang
menakjubkan. Namun, burung merpati yang terbaik sekalipun terkadang kehilangan
arah, tidak dapat kembali ke tempat asal mereka. Peristiwa terburuk terjadi di
Inggris, di mana dua puluh ribu merpati (senilai US $ 600.000 lebih) tidak
pernah kembali ke kandangnya. Sampai hari ini belum dapat diketahui
penyebabnya.
Kebanyakan di antara kita pernah mengalami kehilangan arah, atau
tersesat, hal itu sangatlah tidak menyenangkan. Peristiwa itu membuat kita
merasa takut dan cemas; bahkan dapat juga menyebabkan panik.
Hal yang sama dapat terjadi dengan kondisi kerohanian kita. Bahkan
setelah kita menerima Kristus, kita dapat tersesat, atau kehilangan arah,
sampai pada akhirnya tidak pernah kembali lagi kepada Tuhan.
Kabar baiknya adalah, bahwa Allah tidak meninggalkan kita
sendirian. Dia telah memberikan jalan menuju iman, sebagaimana yang telah
dinyatakan dalam Injil, dan jalan itu melibatkan hukum-Nya. Banyak orang yang
mencoba memisahkan hukum Allah dengan Injil; bahkan ada juga yang
mempertentang-kannya. Paham ini bukan saja salah, namun dapat berakibat fatal.
Tanpa hukum Allah, kita tidak akan memiliki Injil. Sangatlah sukar, untuk
memahami Injil tanpa hukum-Nya.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 12 November.
No comments:
Post a Comment