Iman Perjanjian Lama
Sabat Petang
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Galatia3:1-14; Roma 1:2; 4:3; Kejadian 15:6; 12:1-3; Imamat 17:11;
2 Korintus 5:21.
AYAT HAFALAN: "Kristus telah menebus
kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada
tertulis: 'Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!'" (Galatia 3:13).
Seorang anak kecil membuat perahu mainan, yang dibuat dengan rapi
dan dicat. Suatu hari ada yang mencuri perahunya, sehingga dia merasa sangat
susah. Ketika dia melewati tempat pegadaian dia melihat perahunya. Dengan
senang dia menemui petugas di tempat itu dan berkata, 'Ini perahu saya.'
'Tidak, 'jawab si pemilik rumah pegadaian itu, 'Itu punya saya, sebab saya sudah
membelinya.'' Ya,' sahut anak itu, 'itu punya saya, sebab saya yang
membuatnya.' 'Baiklah,' sahut pemilik rumah pegadaian itu, 'jika engkau
membayar dua dolar, engkau dapat memilikinya.' Jumlah itu cukup besar bagi
seorang anak kecil yang tidak memiliki uang sepeser pun. Tetapi dia bertekad
untuk memilikinya; demikianlah dia mulai memotong rumput, dan melakukan
berbagai hal lain, akhirnya dia mendapatkan uang yang dibutuhkan.
"Dia berlari menuju rumah pegadaian itu dan berkata, 'Saya
mau memiliki perahu saya.' Dia membayar harganya dan menerima perahu mainannya.
Dia bawa perahu itu dalam dekapannya, dan menciumnya, dan berkata, 'Perahu
kecilku, aku mengasihimu. Kau adalah milikku. Kau milikku dua kali. Pertama,
aku membuatmu dan sekarang aku membelimu.
"Demikianlah halnya dengan kita. Kita menjadi milik Tuhan dua
kali. Dia menciptakan kita, lalu kita masuk rumah pegadaian Setan. Kemudian
Yesus datang dan membeli kita dengan harga yang sangat mahal—bukan dengan perak atau
emas, melainkan oleh darah-Nya. Kita adalah ciptaan dan tebusan Allah."—
William Moses Tidwell, Pointed Illustrations (Kansas City, Mo.: Beacon
Hill Press, 1951) hlm. 97.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk
persiapan Sabat, 29 Oktober.
Minggu 23 Oktober
ORANG GALATIA YANG BODOH
Baca
Galatia 3:1-5. Ringkaskan apa yang Paulus katakan kepada mereka. Dalam hal
apakah kita berada dalam bahaya dan mungkin terjatuh dalam perangkap rohani
yang sama, kita memulai dengan benar dan kemudian menjadi penganut legalisme?
3:1. Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona
kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang
di depanmu?
3:2 Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah
menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada
pemberitaan Injil?
3:3 Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu
sekarang mengakhirinya di dalam daging?
3:4 Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia!
3:5 Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu
dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat
demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada
pemberitaan Injil?
Beberapa terjemahan modern mencoba untuk memahami kata-kata Paulus
di ayat 1 tentang orang Galatia yang "bodoh." Kata yang sebenarnya
Paulus gunakan dalam Bahasa Yunani justru lebih keras dari terjemahannya. Kata
yang digunakan adalah anoetoi, kata ini berasal dari kata yang digunakan
untuk pikiran (nous). Sesungguhnya, kata itu memiliki arti "tidak
punya otak." Jemaat di Galatia tidak berpikir. Paulus tidak berhenti di
sini; dia mengatakan, karena mereka bertindak bodoh, dia khawatir ada ahli
tenung yang telah membacakan manteranya kepada mereka. "Siapa yang telah
menyihir kamu?" Pilihan kata-kata yang digunakannya menyatakan bahwa
penyebab utama di balik situasi itu adalah Setan sendiri (2 Korintus 4:4).
Yang menyebabkan Paulus sangat susah sehubungan dengan
berpalingnya jemaat Galatia dari Injil ialah karena mereka sudah mengetahui
sesungguhnya keselamatan itu berakar pada salib Kristus. Itu bukanlah suatu hal
yang mereka dapat lupakan begitu saja. Kata yang diterjemahkan
"dilukiskan" atau "ditunjukkan" dalam Galatia 3:1
sesungguhnya berarti "dibuat menjadi plakat" atau "dicat."
Hal itu biasanya digunakan untuk
setiap pernyataan di hadapan umum. Paulus sesungguhnya mengatakan bahwa Salib
merupakan hal yang sangat utama dalam khotbahnya sehingga jemaat di Galatia,
pada akhirnya, dengan pikiran mereka dapat melihat Kristus yang telah
disalibkan (I Korintus 1:23, 2:2). Dengan kata lain, dia menyatakan
bahwa dengan tindakan mereka, mereka telah berbalik dari salib Kristus.
Paulus kemudian membandingkan pengalamannya di Galatia saat
sekarang dengan pengalamannya pada saat mereka pertama kali menyatakan iman
dalam Kristus. Dia melakukan hal ini dengan menanyakan beberapa pertanyaan retoris.
Bagaimanakah mereka menerima Ron Kudus, bagaimanakah mereka menjadi Kristen?
Dan dari sudut pandang yang berbeda, Mengapa Allah memberikan Roh Kudus? Apakah
hal itu diberikan karena mereka melakukan sesuatu? Sebenarnya tidak!
Sebaliknya, hal itu disebabkan karena mereka yakin terhadap kabar baik tentang
apa yang Kristus telah lakukan bagi mereka. Jika mereka memulainya dengan begitu
baik, apakah yang membuat mereka berpikir bahwa sekarang mereka harus bersandar
pada perilaku dan perbuatan 'mereka?
Betapa
seringkah, jika pernah, Anda berpikir, Saya sudah melakukan dengan cukup baik.
Saya adalah seorang Kristen yang setia, saya tidak melakukan hal ini atau itu
... dan kemudian, yang lebih mengherankan ialah berpikir bahwa Anda cukup baik
untuk memperoleh keselamatan? Apakah yang salah dengan gambaran itu?
Senin 24 Oktober
BERDASARKAN ALKITAB
Sedemikian jauh, dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Paulus
mempertahankan Injil pembenaran oleh iman dengan mengingatkan mereka pada kesepakatan
yang disetujui oleh para rasul di Yerusalem (Galatia 2:1-10) dan pada
pengalaman pribadi yang dialami sendiri oleh orang Galatia (Galatia 3:1-5). Mulai
dari Galatia 3:6, Paulus berpaling pada kesaksian dalam Alkitab yang meneguhkan
Injil-Nya. Sesungguhnya, Galatia 3:6-4:31 terdiri dari argumen-argumen yang
berlandaskan Alkitab.
Apakah
yang Paulus maksudkan pada saat dia menulis tentang "Alkitab" dalam
Galatia 3:6-8? Baca juga Roma 1:2; 4:3; 9:17.
3:6. Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah
memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
3:7 Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah
anak-anak Abraham.
3:8 Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa
Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih
dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: "Olehmu segala bangsa akan
diberkati."
Roma 1:2; 4:3; 9:17.
1:2 Injil itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya dengan perantaraan
nabi-nabi-Nya dalam kitab-kitab suci,
4:3 Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? "Lalu percayalah Abraham
kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai
kebenaran."
9:17 Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: "Itulah sebabnya Aku
membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasa-Ku di dalam engkau,
dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi."
Perlu kita ingat bahwa pada saat Paulus menulis suratnya kepada
jemaat di Galatia tidak ada kitab "Perjanjian Baru." Paulus adalah
salah satu penulis Perjanjian Baru yang terdahulu. Injil Markus kemungkinan
yang terdahulu dari keempat Injil, tetapi kemungkinan besar belum ditulis
hingga Paulus meninggal sekitar tahun (65 M)—yakni, lima belas tahun setelah surat Paulus
kepada jemaat di Galatia dituliskan. Demikianlah, saat Paulus menyinggung
mengenai Kitab Suci, yang ada dalam pikirannya hanyalah kitab Perjanjian Lama.
Kitab Perjanjian Lama memainkan peranan penting dalam pengajaran
Paulus. Dia tidak menganggap hal itu sebagai kata-kata yang tidak bermakna melainkan sebagai
Firman Allah yang hidup dan memiliki otoritas. Dalam 2 Timotius 3:16 dia
menuliskan, "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat."
Kata yang diterjemahkan "diilhamkan" adalah theopneustos. Bagian
pertama kata itu (theo) berarti "Allah," sementara penggalan
yang berikut memiliki arti "dihembuskan." Alkitab adalah
"hembusan Allah." Paulus menggunakan Kitab Suci untuk menggambarkan
bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan (Roma 1:2), untuk memberikan
petunjuk tentang kehidupan umat Kristen (Roma 13:8-10), dan untuk
membuktikan keabsahan ajarannya (Galatia 3:8, 9).
Sangatlah sukar untuk menentukan berapa kali sesungguhnya Paulus
mengutip kitab Perjanjian Lama, berbagai kutipan ditemukan di seluruh suratnya,
kecuali di dalam kitab Titus dan Filemon.
Bacalah
dengan sangat teliti Galatia 3:6-14. Beri tanda kutipan yang dia ambil dari
kitab Perjanjian Lama dalam ayat tersebut. Apakah yang diajarkan kepada kita
tentang otoritas Perjanjian Lama pada saat itu? Pernahkah Anda membayangkan
bahwa salah satu bagian dalam Alkitab lebih "diilhamkan" daripada
bagian yang lain? Berdasarkan pernyataan Paulus dalam 2 Timotius 3:16, apakah
bahayanya jika kita berpikir sedemikian rupa?
Galatia 3:6-14
3:6. Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
3:7 Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham.
3:8 Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: "Olehmu segala bangsa akan diberkati."
3:9 Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu.
3:10 Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat."
3:11 Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman."
3:12 Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya.
3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"
3:14 Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.
3:6. Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
3:7 Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham.
3:8 Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: "Olehmu segala bangsa akan diberkati."
3:9 Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu.
3:10 Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat."
3:11 Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman."
3:12 Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya.
3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"
3:14 Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.
Selasa 25
Oktober
DIANGGAP BENAR
Menurut
Anda mengapa Paulus pertama-tama memilih Abraham saat dia mencari ayat Kitab Suci
untuk mengesahkan pekabaran Injilnya? (Gal. 3:6).
3:6. Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah
memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
Abraham adalah tokoh utama dalam Yudaisme. Bukan saja bapa bagi
Bangsa Yahudi, tetapi orang Yahudi pada zaman Paulus juga melihatnya sebagai
model mula-mula dari orang Yahudi yang sesungguhnya. Banyak yang meyakini bahwa
ciri khasnya ada dalam penurutannya bahkan mereka percaya bahwa Allah
menyatakan Abraham sebagai orang benar oleh karena penurutannya. Lagi pula,
Abraham meninggalkan kampung halamannya dan keluarganya, dia disunat, bahkan
dia mau mengorbankan anaknya atas perintah Allah. Itu adalah penurutan! Dengan
desakan mereka mengenai sunat, lawan-lawan Paulus sebenar-nya mengatakan bahwa
mereka berada pada jalur yang benar.
Namun, Paulus, mengutip kisah Abraham—sembilan kali dalam buku Galatia—sebagai
teladan iman gantinya pemeliharaan hukum Taurat.
Lihatlah
kutipan Paulus dari Kejadian 15:6. Apakah artinya pada saat dia mengatakan
bahwa iman Abraham "diperhitungkan... kepadanya sebagai kebenaran?" (Lihat juga Roma 4:3-6, 8-11,
22-24).
Karena pembenaran adalah suatu metafora yang diambil dari dunia
hukum, kata diperhitungkan atau dianggap diambil dari istilah
dunia usaha. Itu dapat berarti "menambahkan" atau "menempatkan
sesuatu ke dalam rekening seseorang." Tidak hanya digunakan untuk Abraham
dalam Galatia 3:6, tetapi digunakan 11 kali dalam hubungannya dengan keturunan
Abraham. Beberapa terjemahan Alkitab. menerjemahkannya sebagai diperhitungkan,
dianggap, atau dihisabkan.
Menurut kiasan Paulus, apa yang dimasukkan ke dalam rekening kita
adalah kebenaran. Pertanyaannya adalah, atas dasar apakah Allah menganggap kita sebagai
orang benar? Tentu saja bukan berdasarkan penurutan—seperti yang lawan-lawan Paulus ajarkan. Tidak
peduli apa yang mereka katakan tentang penurutan Abraham, Alkitab mengatakan
bahwa karena iman Abraham, Allah menganggap dia sebagai orang benar.
Alkitab dengan jelas menyatakan: bahwa penurutan Abraham bukanlah
dasar pembenarannya; melainkan hasil dari pembenaran. Dia tidak melakukan
sesuatu agar dia dibenarkan; dia melakukannya karena, dia telah, dibenarkan.
Pembenaran menuntun kepada penurutan, bukan sebaliknya.
Renungkanlah apa maknanya—bahwa Anda dibenarkan bukan berdasarkan apa yang Anda lakukan
namun hanya berdasarkan apa yang Kristus telah lakukan bagi Anda. Mengapa hal
ini merupakan kabar baik? Bagaimanakah Anda dapat mengambil kebenaran itu menjadi
milik Anda; meyakini bahwa hal itu juga berlaku bagi Anda, secara pribadi, tanpa melihat
pergumulan Anda, di masa lalu bahkan sampai pada hari ini?
Rabu 26
Oktober
INJIL DALAM PERJANJIAN LAMA
"Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah
membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu
memberitakan Injil kepada Abraham: 'Olehmu segala bangsa akan diberkati.'"
(Galatia 3:8). Paulus menuliskan bahwa bukan saja Injil diberitakan
kepada Abraham, bahkan Allah sendiri yang memberitakannya; jadi, hal itu
pastilah merupakan Injil yang benar. Tetapi kapankah Allah memberitakan Injil
kepada Abraham? Kutipan Paulus dari Kejadian 12:3 menunjukkan bahwa di dalam
pikirannya dia memahami perjanjian yang Allah telah buat dengan Abraham pada
saat la memanggilnya dalam Kejadian 12:1-3.
Baca
Kejadian 12:1-3. Apakah yang diajarkan pada kita tentang sifat perjanjian yang
telah Allah buat dengan Abraham?
12:1. Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan
dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan
kepadamu;
12:2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati
engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.
12:3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk
orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan
mendapat berkat."
Dasar perjanjian Allah dengan Abraham berpusat pada janji Allah
kepadanya. Empat kali Allah mengatakan kepada Abraham, "Aku akan."
Janji Allah kepada Abraham sangat ajaib sebab dilakukan secara sepihak. Allah
menjanjikan 9egalanya; Abraham tidak menjanjikan apa pun juga. Namun, sikap
yang ber-beda ditunjukkan banyak orang dalam usaha mereka untuk menjalin
hubungan dengan Allah. Seringkali kita berjanji akan melayani Dia, jika Dia
melakukan sesuatu bagi kita sebagai imbalannya. Namun hal itu adalah legalisme.
Allah tidak merninta Abraham untuk berjanji tentang apa pun juga tetapi Allah
memintanya untuk menerima janji-Nya dengan iman. Tentu saja, itu bukanlah tugas
yang mudah, sebab Abraham harus belajar untuk percaya sepenuhnya pada Allah dan
bukan pada diri sendiri (lihat Kejadian 22). Panggilan kepada Abraham
menggambarkan, intisari Injil, yaitu keselamatan oleh iman.
Beberapa orang menarik kesimpulan yang salah dengan beranggapan
bahwa Alkitab mengajarkan dua jalan keselamatan. Mereka menyatakan bahwa dalam
Perjanjian Lama keselamatan didasarkan atas pemeliharaan hukum; kemudian, karena
hal itu tidak berhasil Allah menghapuskan hukum dan membuat keselamatan mungkin
diperoleh melalui iman. Ajaran ini telah menyimpang jauh dari kebenaran. Sebab
Paulus menulis dalam Galatia 1:7, bahwa hanya ada satu Injil.
Contoh
lain apakah yang dapat Anda temukan dalam Perjanjian Lama tentang keselamatan
hanya oleh iman saja? Sebagai contoh, Imamat 17:11; Mazmur 32:1-5; 2 Samuel
12:1-13; Zakharia. 3:1-4.
Imamat 17:11;
17:11 Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan
darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu,
karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa.
Mazmur 32:1-5;
32:1. Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang diampuni
pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!
32:2 Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN,
dan yang tidak berjiwa penipu!
32:3 Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku
mengeluh sepanjang hari;
32:4 sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi
kering, seperti oleh teriknya musim panas. Sela
32:5 Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan;
aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN
pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.
Sela
2 Samuel 12:1-13;
12:1. TUHAN mengutus Natan kepada Daud. Ia datang kepada Daud dan berkata
kepadanya: "Ada dua orang dalam suatu kota: yang seorang kaya, yang lain
miskin.
12:2 Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi;
12:3 si miskin tidak mempunyai apa-apa, selain dari seekor anak domba
betina yang kecil, yang dibeli dan dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar
padanya bersama-sama dengan anak-anaknya, makan dari suapnya dan minum dari
pialanya dan tidur di pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya.
12:4 Pada suatu waktu orang kaya itu mendapat tamu; dan ia merasa sayang
mengambil seekor dari kambing dombanya atau lembunya untuk memasaknya bagi
pengembara yang datang kepadanya itu. Jadi ia mengambil anak domba betina
kepunyaan si miskin itu, dan memasaknya bagi orang yang datang kepadanya
itu."
12:5 Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada
Natan: "Demi TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum
mati.
12:6 Dan anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat,
karena ia telah melakukan hal itu dan oleh karena ia tidak kenal belas
kasihan."
12:7 Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: "Engkaulah orang itu!
Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja
atas Israel dan Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul.
12:8 Telah Kuberikan isi rumah tuanmu kepadamu, dan isteri-isteri tuanmu ke
dalam pangkuanmu. Aku telah memberikan kepadamu kaum Israel dan Yehuda; dan
seandainya itu belum cukup, tentu Kutambah lagi ini dan itu kepadamu.
12:9 Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di
mata-Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya
kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang
bani Amon.
12:10 Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai
selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang
Het itu, untuk menjadi isterimu.
12:11 Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke
atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil
isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu
akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari.
12:12 Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan
melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan."
12:13 Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada
TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu
itu: engkau tidak akan mati.
Zakharia. 3:1-4
3:1. Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di
hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa
dia.
3:2 Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: "TUHAN kiranya
menghardik engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik
engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?"
3:3 Adapun Yosua mengenakan pakaian yang kotor, waktu dia berdiri di
hadapan Malaikat itu,
3:4 yang memberikan perintah kepada orang-orang yang melayaninya:
"Tanggalkanlah pakaian yang kotor itu dari padanya." Dan kepada Yosua
ia berkata: "Lihat, dengan ini aku telah menjauhkan kesalahanmu dari
padamu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta."
Seringkali
kita mendengar istilah "kasih karunia murahan." Ini merupakan istilah
yang salah. Kasih karunia bukanlah suatu hal yang murah—melainkan gratis (paling tidak untuk kita). Namun kita
menghancurkannya saat kita menganggap bahwa kita dapat menambahkan kedalamnya
penurutan kita atau bila kita berpikir bahwa kita dapat menggunakannya sebagai
alasan untuk berbuat dosa. Menurut pengalaman Anda, manakah di antara dua paham
ini yang cenderung Anda hidupkan, dan bagaimanakah Anda menghentikannya?
Kamis 27
Oktober
DITEBUS DARI KUTUK (GALATIA 3:9-14)
Para lawan Paulus merasa terganggu mendengar kata-katanya yang
berani dalam Galatia 3:10. Mereka pasti tidak berpikir bahwa mereka berada di
bawah kutuk; yang mereka harapkan adalah berkat-berkat sebagai upah penurutan
mereka. Namun, Paulus sangat tegas: "Karena semua orang, yang hidup dari
pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk; Sebab ada tertulis, 'Terkutuklah
orang yang tidak setia melakukan segala tugas yang tertulis dalam kitab hukum
Taurat.'"
Paulus membandingkan kedua alternatif yang ada: keselamatan
melalui iman dan keselamatan melalui perbuatan. Perjanjian berkat dan kutuk
dituliskan dalam Ulangan 27 dan 28 sangat jelas. Mereka yang menurut
diberkati, mereka yang tidak menurut mendapat kutuk. Itu berarti jika seseorang
ingin mengandalkan penurutan hukum agar dapat berkenan di hadapan Allah, maka
seluruh hukum harus dituruti. Kita tidak dapat memilih sebagian dari hukum
Taurat yang hendak kita turuti; janganlah kita juga memiliki anggapan bahwa
Allah bersedia mengabaikan beberapa kesalahan kecil. Kita harus menurutinya
secara keseluruhan atau tidak sama sekali.
Tentulah hal ini, menjadi kabarburuk bukan sajabagi bangsa-bangsa
bukan Yahudi namun juga bagi para penentang Paulus, "Karena semua orang
telafi berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3:23). Tak
peduli betapa kerasnya kita berusaha untuk menjadi baik, hukum hanya dapat
mem-persalahkan kita sebagai pelanggar hukum.
Bagaimanakah
Kristus membebaskan kita dari kutuk hukum Taurat?
Lihat Galatia 3:13; 2 Korintus 5:21.
Galatia 3:13
3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan
menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang
digantung pada kayu salib!"
2 Korintus 5:21
5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena
kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Paulus memberikan kiasan yang lain untuk menjelaskan apa yang
Allah telah lakukan bagi kita dalam Kristus. Kata menebus berarti
"membeli kembali." Istilah itu menggambarkan harga tebusan yang harus
dibayar untuk membebaskan tawanan atau harga yang harus dibayar untuk
membebaskan tawanan. Sebab upah dosa ialah maut, kutuk bagi mereka yang tidak
dapat memelihara hukum seringkali dafam bentuk hukuman mati. Tebusan yang
dibayarkan untuk keselamatan kita bukanlah sesuatu yang tidak bernilai; Allah
harus menyerah-kan nyawa Anak-Nya (Yohanes. 3:16). Yesus menebus kita
dari kutuk dengan menanggung dosa-dosa kita (/ Korintus 6:20; 7:23). Dengan
sukarela Dia me-nanggung kutuk yang seharusnya kita tanggung dan menggantikan
tempat kita untuk menderita dan menerima hukuman dosa (2 Korintus 5:21).
Paulus mengutip Ulangan 21:23 sebagai bukti dalam Kitab Suci.
Menurut kebi-asaan orang Yahudi, seseorang dinyatakan berada di bawah kutuk
Allah bilamana dihukum, dengan cara digantung di atas kayu salib. Kematian
Yesus di atas kayu salib dapat dilihat sebagai contoh dari kutuk ini (Kisah
5:30, 1 Petrus 2:24).
Tidak heran, bila kemudian, salib menjadi batu sandungan bagi
beberapa orang Yahudi yang tidak dapat menerima pendapat bahwa Mesias dikutuk
oleh Allah. Namun inilah rencana Allah yang sesungguhnya. Benar, Mesias menanggung
kutuk, tetapi kutuk itu bukanlah bagian-Nya—melainkan bagian kita!
Jumat 28
Oktober
PENDALAMAN: "Di atas Kristus sebagai pengganti dan pengaku kita terletaklah kejahatan
kita semuanya. la disebut seorang pelanggar, agar dapatlah la menebus kita dari
tuntutan hukum. Kesalahan setiap keturunan Adam sedang menekan hati-Nya. Murka
Allah terhadap dosa, pertunjukan yang mengerikan tentang sikap tidak senang
Allah karena kejahatan, memenuhi jiwa Anak-Nya dengan kegemparan. Selama masa
hidup-Nya Kristus telah memasyhurkan kabar baik tentang kemurahan Bapa dan kasih-Nya
yang mengampuni kepada dunia yang sudah jatuh. Keselamatan bagi orang yang
paling berdosa mempakan tema-Nya. Tetapi sekarang dengan beratnya kesalahan
yang mengerikan yang ditanggung-Nya, la tidak dapat melihat wajah Bapa yang
mendamaikan itu. Pencabutan wajah Ilahi dari Juruselamat pada saat kesengsaraan
yang hebat ini menusuk hati-Nya dengan suatu kesusahan yang tidak pernah dapat
dipahami sepenuhnya oleh manusia. Sangatlah besamya kesengsaraan ini sehingga
penderitaan jasmaniah-Nya hampir tidak terasa lagi.
"Setan dengan penggodaannya yang ganas memedihkan hati Yesus.
Juruselamat tidak dapat melihat melalui pintu kubur. Harapan tidak menunjukkan
kepada-Nya tentang keluar-Nya dari kubur sebagai seorang pemenang, atau
mengatakan kepada-Nya tentang penerimaan Bapa akan pengorbanan itu. la khawatir
jangan-jangan dosa sangat mengerikan pada pemandangan Allah sehingga
perpisahan Mereka akan kekal. Kristus merasakan kesengsaraan yang akan
dirasakan oleh orang berdosa bila kemurahan tidak lagi memohon untuk umat
manusia yang bersalah. Perasaan akan dosa, yang membawa murka Bapa ke atas-Nya
sebagai pengganti manusia, itulah yang menjadikan cawan yang diminum-Nya sangat
pahit, dan menghancurkan hati Anak Allah."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 6, hlm.
404,405.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
1.
Bahkan di dalam gereja sampai saat ini, ada beberapa orang yang
masih sulit menerima keselamatan hanya oleh iman saja, kasih karunia Allah itu,
melalui Kristus, dapat menyelamatkan kita, terlepas dari penurutan kita.
Apakah yang berada di balik keraguan yang dimiliki oleh beberapa orang untuk
menerima kebenaran yang penting ini?
2.
Paulus dengan keras
menyebutkan tentang kesalahan teologi "keselamatan berdasarkan
perbuatan." Apakah yang dikatakan pada kita tentang pentingnya teologi
yang benar? Mengapa kita secara gereja, harus bertindak dengan tegas, bilamana
ada ajaran yang salah diajarkan di antara kita?
RANGKUMAN: Dari permulaan hingga pada akhirnya di dalam kehidupan
Kristiani, dasar untuk keselamatan kita adalah iman di dalam Kristus saja. Karena
imannya pada janji-janji Allah sehingga Abraham dianggap benar, dan karunia
kebenaran yang sama tersedia bagi setiap orang hari ini, yaitu mereka yang
mewarisi iman Abraham. Satu-satunya alasan mengapa kita tidak dihukum akibat
kesalahan kita ialah karena Yesus telah membayar harga dosa-dosa kita dengan
mati menggantikan hukuman mati kita.
PRATINJAU PELAJARAN 6
Prioritas Janji
Sabat Petang
BACALAH
UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Galatia 3:15-20;
Kejadian 9:11-17; Matius 5:17-20; Keluaran 16:22-26; Kejadian 15:1-6.
AYAT
HAFALAN: "Sebab, jikalau apa yang ditentukan Allah berasal dari
hukum Taurat, ia tidak berasal dari janji; tetapi justru oleh janjilah Allah
telah menganugerahkan kasih karunia-Nya kepada Abraham" (Galatia
3:18).
Suatu kali seseorang bertanya kepada seorang politisi,
"Apakah engkau telah menepati semua janji yang engkau telah buat pada
masa kampanye?" Dia menjawab, "Ya... baiklah, paling sedikit saya
telah menepati semua janji yang benar-benar saya ingin.lakukan."
Siapakah, yang tidak pernah kecewa, akibat janji yang tidak
ditepati? Atau siapakah yang tidak pernah mengingkari janjinya?
Terkadang orang yang membuat janji, sepenuhnya ingin menepati
janjinya, tetapi, kemudian tidak lagi; yang lain berjanji, dengan suatu
kesadaran—bahwa suara yang keluar
dari mulutnya atau surat yang baru mereka tuliskan—hanyalah dusta.
- Kita sangat beruntung, sebab janji Allah memiliki aturan yang
sangat berbeda. Firman Allah pasti dan tidak dapat berubah. "Aku telah
mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya,
maka Aku hendak
melaksanakannya" (Yesaya 46:11).
Dalam pelajaran pekan ini, Paulus mengarahkan perhatian kita pada
hubungan antara janji Allah kepada Abraham dengan hukum yang diberikan kepada
Bangsa Israel 430 tahun kemudian. Bagaimanakah seharusnya hubungan antara
keduanya dapat dimengerti, dan apakah pengaruhnya terhadap pembe-ritaan Injil?
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk
persiapan Sabat, 5 November.
No comments:
Post a Comment