PELAJARAN 5 TRIWULAN IV 2011



Iman Perjanjian Lama

Sabat Petang

BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Galatia3:1-14; Roma 1:2; 4:3; Kejadian 15:6; 12:1-3; Imamat 17:11; 2 Korintus 5:21.

AYAT HAFALAN: "Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: 'Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!'" (Galatia 3:13).

Seorang anak kecil membuat perahu mainan, yang dibuat dengan rapi dan dicat. Suatu hari ada yang mencuri perahunya, sehingga dia merasa sangat susah. Ketika dia melewati tempat pegadaian dia melihat pera­hunya. Dengan senang dia menemui petugas di tempat itu dan berkata, 'Ini perahu saya.' 'Tidak, 'jawab si pemilik rumah pegadaian itu, 'Itu punya saya, sebab saya sudah membelinya.'' Ya,' sahut anak itu, 'itu punya saya, sebab saya yang membuatnya.' 'Baiklah,' sahut pemilik rumah pegadaian itu, 'jika engkau membayar dua dolar, engkau dapat memilikinya.' Jumlah itu cukup besar bagi seorang anak kecil yang tidak memiliki uang sepeser pun. Tetapi dia bertekad untuk memilikinya; demikianlah dia mulai memotong rumput, dan melakukan berbagai hal lain, akhirnya dia mendapatkan uang yang dibutuhkan.
"Dia berlari menuju rumah pegadaian itu dan berkata, 'Saya mau memiliki perahu saya.' Dia membayar harganya dan menerima perahu mainannya. Dia bawa perahu itu dalam dekapannya, dan menciumnya, dan berkata, 'Perahu kecilku, aku mengasihimu. Kau adalah milikku. Kau milikku dua kali. Pertama, aku membuatmu dan sekarang aku membelimu.
"Demikianlah halnya dengan kita. Kita menjadi milik Tuhan dua kali. Dia menciptakan kita, lalu kita masuk rumah pegadaian Setan. Kemudian Yesus datang dan membeli kita dengan harga yang sangat mahal—bukan dengan perak atau emas, melainkan oleh darah-Nya. Kita adalah ciptaan dan tebusan Allah."— William Moses Tidwell, Pointed Illustrations (Kansas City, Mo.: Beacon Hill Press, 1951) hlm. 97.

*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 29 Oktober.

Minggu 23 Oktober
ORANG  GALATIA YANG BODOH

Baca Galatia 3:1-5. Ringkaskan apa yang Paulus katakan kepada me­reka. Dalam hal apakah kita berada dalam bahaya dan mungkin terjatuh dalam perangkap rohani yang sama, kita memulai dengan benar dan kemudian menjadi penganut legalisme?
3:1. Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu?
3:2 Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil?
3:3 Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?
3:4 Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia!
3:5 Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil?

Beberapa terjemahan modern mencoba untuk memahami kata-kata Paulus di ayat 1 tentang orang Galatia yang "bodoh." Kata yang sebenarnya Paulus gunakan dalam Bahasa Yunani justru lebih keras dari terjemahannya. Kata yang digunakan adalah anoetoi, kata ini berasal dari kata yang digunakan untuk pikiran (nous). Sesungguhnya, kata itu memiliki arti "tidak punya otak." Jemaat di Galatia tidak berpikir. Paulus tidak berhenti di sini; dia mengatakan, karena mereka bertindak bodoh, dia khawatir ada ahli tenung yang telah membacakan manteranya kepada mereka. "Siapa yang telah menyihir kamu?" Pilihan kata-kata yang digunakannya menyatakan bahwa penyebab utama di balik situasi itu adalah Setan sendiri (2 Korintus 4:4).
Yang menyebabkan Paulus sangat susah sehubungan dengan berpalingnya jemaat Galatia dari Injil ialah karena mereka sudah mengetahui sesungguhnya keselamatan itu berakar pada salib Kristus. Itu bukanlah suatu hal yang mereka dapat lupakan begitu saja. Kata yang diterjemahkan "dilukiskan" atau "ditunjukkan" dalam Galatia 3:1 sesungguhnya berarti "dibuat menjadi plakat" atau "dicat." Hal itu biasanya digunakan untuk setiap pernyataan di hadapan umum. Paulus sesungguhnya mengatakan bahwa Salib merupakan hal yang sangat uta­ma dalam khotbahnya sehingga jemaat di Galatia, pada akhirnya, dengan pikiran mereka dapat melihat Kristus yang telah disalibkan (I Korintus 1:23, 2:2). Dengan kata lain, dia menyatakan bahwa dengan tindakan mereka, mereka te­lah berbalik dari salib Kristus.
Paulus kemudian membandingkan pengalamannya di Galatia saat sekarang dengan pengalamannya pada saat mereka pertama kali menyatakan iman dalam Kristus. Dia melakukan hal ini dengan menanyakan beberapa pertanyaan retoris. Bagaimanakah mereka menerima Ron Kudus, bagaimanakah mereka menjadi Kristen? Dan dari sudut pandang yang berbeda, Mengapa Allah memberikan Roh Kudus? Apakah hal itu diberikan karena mereka melakukan sesuatu? Se­benarnya tidak! Sebaliknya, hal itu disebabkan karena mereka yakin terhadap kabar baik tentang apa yang Kristus telah lakukan bagi mereka. Jika mereka memulainya dengan begitu baik, apakah yang membuat mereka berpikir bahwa sekarang mereka harus bersandar pada perilaku dan perbuatan 'mereka?

Betapa seringkah, jika pernah, Anda berpikir, Saya sudah melakukan dengan cukup baik. Saya adalah seorang Kristen yang setia, saya tidak melakukan hal ini atau itu ... dan kemudian, yang lebih mengherankan ialah berpikir bahwa Anda cukup baik untuk memperoleh keselamatan? Apakah yang salah dengan gambaran itu?

Senin 24 Oktober
BERDASARKAN ALKITAB

Sedemikian jauh, dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Paulus mempertahankan Injil pembenaran oleh iman dengan mengingatkan mereka pada kesepakatan yang disetujui oleh para rasul di Yerusalem (Galatia 2:1-10) dan pada pengalaman pribadi yang dialami sendiri oleh orang Galatia (Galatia 3:1-5). Mulai dari Galatia 3:6, Paulus berpaling pada kesaksian dalam Alkitab yang meneguhkan Injil-Nya. Sesungguhnya, Galatia 3:6-4:31 terdiri dari argumen-argumen yang berlandaskan Alkitab.

Apakah yang Paulus maksudkan pada saat dia menulis tentang "Alki­tab" dalam Galatia 3:6-8? Baca juga Roma 1:2; 4:3; 9:17.

3:6. Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
3:7 Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham.
3:8 Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: "Olehmu segala bangsa akan diberkati."

Roma 1:2; 4:3; 9:17.
1:2 Injil itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya dengan perantaraan nabi-nabi-Nya dalam kitab-kitab suci,
4:3 Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? "Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran."
9:17 Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: "Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasa-Ku di dalam engkau, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi."

Perlu kita ingat bahwa pada saat Paulus menulis suratnya kepada jemaat di Galatia tidak ada kitab "Perjanjian Baru." Paulus adalah salah satu penulis Perjanjian Baru yang terdahulu. Injil Markus kemungkinan yang terdahulu dari keempat Injil, tetapi kemungkinan besar belum ditulis hingga Paulus meninggal sekitar tahun (65 M)—yakni, lima belas tahun setelah surat Paulus kepada jemaat di Galatia dituliskan. Demikianlah, saat Paulus menyinggung mengenai Kitab Suci, yang ada dalam pikirannya hanyalah kitab Perjanjian Lama.
Kitab Perjanjian Lama memainkan peranan penting dalam pengajaran Paulus. Dia tidak menganggap hal itu sebagai kata-kata yang tidak bermakna melainkan sebagai Firman Allah yang hidup dan memiliki otoritas. Dalam 2 Timotius 3:16 dia menuliskan, "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat." Kata yang diterjemahkan "diilhamkan" adalah theopneustos. Bagian pertama kata itu (theo) berarti "Allah," sementara penggalan yang berikut memiliki arti "dihembuskan." Alkitab adalah "hembusan Allah." Paulus menggunakan Kitab Suci untuk menggambarkan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan (Roma 1:2), untuk memberikan petunjuk tentang kehidupan umat Kristen (Roma 13:8-10), dan untuk membuktikan keabsahan ajarannya (Galatia 3:8, 9).
Sangatlah sukar untuk menentukan berapa kali sesungguhnya Paulus mengutip kitab Perjanjian Lama, berbagai kutipan ditemukan di seluruh suratnya, kecuali di dalam kitab Titus dan Filemon.

Bacalah dengan sangat teliti Galatia 3:6-14. Beri tanda kutipan yang dia ambil dari kitab Perjanjian Lama dalam ayat tersebut. Apakah yang diajarkan kepada kita tentang otoritas Perjanjian Lama pada saat itu? Pernahkah Anda membayangkan bahwa salah satu bagian dalam Alkitab lebih "diilham­kan" daripada bagian yang lain? Berdasarkan pernyataan Paulus dalam 2 Timotius 3:16, apakah bahayanya jika kita berpikir sedemikian rupa?
Galatia 3:6-14

3:6. Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. 
3:7 Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham. 
3:8 Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: "Olehmu segala bangsa akan diberkati." 
3:9 Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu. 
3:10 Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat." 
3:11 Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman." 
3:12 Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya. 
3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" 
3:14 Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu. 

Selasa 25 Oktober
DIANGGAP BENAR

Menurut Anda mengapa Paulus pertama-tama memilih Abraham saat dia mencari ayat Kitab Suci untuk mengesahkan pekabaran Injilnya? (Gal. 3:6).
3:6. Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.

Abraham adalah tokoh utama dalam Yudaisme. Bukan saja bapa bagi Bangsa Yahudi, tetapi orang Yahudi pada zaman Paulus juga melihatnya sebagai model mula-mula dari orang Yahudi yang sesungguhnya. Banyak yang meyakini bahwa ciri khasnya ada dalam penurutannya bahkan mereka percaya bahwa Allah menyatakan Abraham sebagai orang benar oleh karena penurutannya. Lagi pula, Abraham meninggalkan kampung halamannya dan keluarganya, dia disunat, bahkan dia mau mengorbankan anaknya atas perintah Allah. Itu adalah penurutan! Dengan desakan mereka mengenai sunat, lawan-lawan Paulus sebenar-nya mengatakan bahwa mereka berada pada jalur yang benar.
Namun, Paulus, mengutip kisah Abraham—sembilan kali dalam buku Galatia—sebagai teladan iman gantinya pemeliharaan hukum Taurat.

Lihatlah kutipan Paulus dari Kejadian 15:6. Apakah artinya pada saat dia mengatakan bahwa iman Abraham "diperhitungkan... kepadanya se­bagai kebenaran?" (Lihat juga Roma 4:3-6, 8-11, 22-24).
Karena pembenaran adalah suatu metafora yang diambil dari dunia hukum, kata diperhitungkan atau dianggap diambil dari istilah dunia usaha. Itu dapat berarti "menambahkan" atau "menempatkan sesuatu ke dalam rekening seseorang." Tidak hanya digunakan untuk Abraham dalam Galatia 3:6, tetapi digunakan 11 kali dalam hubungannya dengan keturunan Abraham. Beberapa terjemahan Alkitab. menerjemahkannya sebagai diperhitungkan, dianggap, atau dihisabkan.
Menurut kiasan Paulus, apa yang dimasukkan ke dalam rekening kita ada­lah kebenaran. Pertanyaannya adalah, atas dasar apakah Allah menganggap kita sebagai orang benar? Tentu saja bukan berdasarkan penurutan—seperti yang lawan-lawan Paulus ajarkan. Tidak peduli apa yang mereka katakan tentang penurutan Abraham, Alkitab mengatakan bahwa karena iman Abraham, Allah menganggap dia sebagai orang benar.
Alkitab dengan jelas menyatakan: bahwa penurutan Abraham bukanlah da­sar pembenarannya; melainkan hasil dari pembenaran. Dia tidak melakukan sesuatu agar dia dibenarkan; dia melakukannya karena, dia telah, dibenarkan. Pembenaran menuntun kepada penurutan, bukan sebaliknya.

Renungkanlah apa maknanya—bahwa Anda dibenarkan bukan berda­sarkan apa yang Anda lakukan namun hanya berdasarkan apa yang Kristus telah lakukan bagi Anda. Mengapa hal ini merupakan kabar baik? Bagaimanakah Anda dapat mengambil kebenaran itu menjadi milik Anda; meyakini bahwa hal itu juga berlaku bagi Anda, secara pribadi, tanpa melihat pergumulan Anda, di masa lalu bahkan sampai pada hari ini?

Rabu 26 Oktober
INJIL DALAM PERJANJIAN LAMA

"Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: 'Olehmu segala bangsa akan diberkati.'" (Galatia 3:8). Paulus menuliskan bahwa bukan saja Injil diberitakan kepada Abraham, bahkan Allah sendiri yang memberitakannya; jadi, hal itu pastilah merupakan Injil yang benar. Tetapi kapankah Allah memberitakan Injil kepada Abraham? Kutipan Paulus dari Kejadian 12:3 menunjukkan bahwa di dalam pikirannya dia memahami perjanjian yang Allah telah buat dengan Abraham pada saat la memanggilnya dalam Kejadian 12:1-3.

Baca Kejadian 12:1-3. Apakah yang diajarkan pada kita tentang sifat perjanjian yang telah Allah buat dengan Abraham?
12:1. Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;
12:2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.
12:3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."

Dasar perjanjian Allah dengan Abraham berpusat pada janji Allah kepada­nya. Empat kali Allah mengatakan kepada Abraham, "Aku akan." Janji Allah kepada Abraham sangat ajaib sebab dilakukan secara sepihak. Allah menjanjikan 9egalanya; Abraham tidak menjanjikan apa pun juga. Namun, sikap yang ber-beda ditunjukkan banyak orang dalam usaha mereka untuk menjalin hubungan dengan Allah. Seringkali kita berjanji akan melayani Dia, jika Dia melakukan sesuatu bagi kita sebagai imbalannya. Namun hal itu adalah legalisme. Allah tidak merninta Abraham untuk berjanji tentang apa pun juga tetapi Allah memintanya untuk menerima janji-Nya dengan iman. Tentu saja, itu bukanlah tugas yang mudah, sebab Abraham harus belajar untuk percaya sepenuhnya pada Allah dan bukan pada diri sendiri (lihat Kejadian 22). Panggilan kepada Abra­ham menggambarkan, intisari Injil, yaitu keselamatan oleh iman.
Beberapa orang menarik kesimpulan yang salah dengan beranggapan bahwa Alkitab mengajarkan dua jalan keselamatan. Mereka menyatakan bahwa dalam Perjanjian Lama keselamatan didasarkan atas pemeliharaan hukum; kemudian, ka­rena hal itu tidak berhasil Allah menghapuskan hukum dan membuat keselamatan mungkin diperoleh melalui iman. Ajaran ini telah menyimpang jauh dari kebenar­an. Sebab Paulus menulis dalam Galatia 1:7, bahwa hanya ada satu Injil.

Contoh lain apakah yang dapat Anda temukan dalam Perjanjian Lama tentang keselamatan hanya oleh iman saja? Sebagai contoh, Imamat 17:11; Mazmur 32:1-5; 2 Samuel 12:1-13; Zakharia. 3:1-4.
Imamat 17:11;
17:11 Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa.
Mazmur 32:1-5;
32:1. Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!
32:2 Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!
32:3 Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari;
32:4 sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas. Sela
32:5 Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. Sela
 2 Samuel 12:1-13;
12:1. TUHAN mengutus Natan kepada Daud. Ia datang kepada Daud dan berkata kepadanya: "Ada dua orang dalam suatu kota: yang seorang kaya, yang lain miskin.
12:2 Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi;
12:3 si miskin tidak mempunyai apa-apa, selain dari seekor anak domba betina yang kecil, yang dibeli dan dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar padanya bersama-sama dengan anak-anaknya, makan dari suapnya dan minum dari pialanya dan tidur di pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya.
12:4 Pada suatu waktu orang kaya itu mendapat tamu; dan ia merasa sayang mengambil seekor dari kambing dombanya atau lembunya untuk memasaknya bagi pengembara yang datang kepadanya itu. Jadi ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin itu, dan memasaknya bagi orang yang datang kepadanya itu."
12:5 Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan: "Demi TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati.
12:6 Dan anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena ia telah melakukan hal itu dan oleh karena ia tidak kenal belas kasihan."
12:7 Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: "Engkaulah orang itu! Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel dan Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul.
12:8 Telah Kuberikan isi rumah tuanmu kepadamu, dan isteri-isteri tuanmu ke dalam pangkuanmu. Aku telah memberikan kepadamu kaum Israel dan Yehuda; dan seandainya itu belum cukup, tentu Kutambah lagi ini dan itu kepadamu.
12:9 Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon.
12:10 Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu.
12:11 Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari.
12:12 Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan."
12:13 Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.
Zakharia. 3:1-4
3:1. Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia.
3:2 Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: "TUHAN kiranya menghardik engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?"
3:3 Adapun Yosua mengenakan pakaian yang kotor, waktu dia berdiri di hadapan Malaikat itu,
3:4 yang memberikan perintah kepada orang-orang yang melayaninya: "Tanggalkanlah pakaian yang kotor itu dari padanya." Dan kepada Yosua ia berkata: "Lihat, dengan ini aku telah menjauhkan kesalahanmu dari padamu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta."

Seringkali kita mendengar istilah "kasih karunia murahan." Ini merupakan istilah yang salah. Kasih karunia bukanlah suatu hal yang murah—melainkan gratis (paling tidak untuk kita). Namun kita menghancurkannya saat kita meng­anggap bahwa kita dapat menambahkan kedalamnya penurutan kita atau bila kita berpikir bahwa kita dapat menggunakannya sebagai alasan untuk berbuat dosa. Menurut pengalaman Anda, manakah di antara dua paham ini yang cenderung Anda hidupkan, dan bagaimanakah Anda menghentikannya?

Kamis 27 Oktober
DITEBUS DARI KUTUK (GALATIA 3:9-14)

Para lawan Paulus merasa terganggu mendengar kata-katanya yang berani dalam Galatia 3:10. Mereka pasti tidak berpikir bahwa mereka berada di bawah ku­tuk; yang mereka harapkan adalah berkat-berkat sebagai upah penurutan mereka. Namun, Paulus sangat tegas: "Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk; Sebab ada tertulis, 'Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala tugas yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.'"
Paulus membandingkan kedua alternatif yang ada: keselamatan melalui iman dan keselamatan melalui perbuatan. Perjanjian berkat dan kutuk dituliskan da­lam Ulangan 27 dan 28 sangat jelas. Mereka yang menurut diberkati, mereka yang tidak menurut mendapat kutuk. Itu berarti jika seseorang ingin mengandalkan penurutan hukum agar dapat berkenan di hadapan Allah, maka seluruh hukum harus dituruti. Kita tidak dapat memilih sebagian dari hukum Taurat yang hendak kita turuti; janganlah kita juga memiliki anggapan bahwa Allah bersedia mengabaikan beberapa kesalahan kecil. Kita harus menurutinya secara keseluruhan atau tidak sama sekali.
Tentulah hal ini, menjadi kabarburuk bukan sajabagi bangsa-bangsa bukan Yahudi namun juga bagi para penentang Paulus, "Karena semua orang telafi berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3:23). Tak peduli betapa kerasnya kita berusaha untuk menjadi baik, hukum hanya dapat mem-persalahkan kita sebagai pelanggar hukum.

Bagaimanakah Kristus membebaskan kita dari kutuk hukum Taurat?
Lihat Galatia 3:13; 2 Korintus 5:21.
Galatia 3:13
3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"
2 Korintus 5:21
5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

Paulus memberikan kiasan yang lain untuk menjelaskan apa yang Allah te­lah lakukan bagi kita dalam Kristus. Kata menebus berarti "membeli kembali." Istilah itu menggambarkan harga tebusan yang harus dibayar untuk membe­baskan tawanan atau harga yang harus dibayar untuk membebaskan tawanan. Sebab upah dosa ialah maut, kutuk bagi mereka yang tidak dapat memelihara hukum seringkali dafam bentuk hukuman mati. Tebusan yang dibayarkan untuk keselamatan kita bukanlah sesuatu yang tidak bernilai; Allah harus menyerah-kan nyawa Anak-Nya (Yohanes. 3:16). Yesus menebus kita dari kutuk dengan menanggung dosa-dosa kita (/ Korintus 6:20; 7:23). Dengan sukarela Dia me-nanggung kutuk yang seharusnya kita tanggung dan menggantikan tempat kita untuk menderita dan menerima hukuman dosa (2 Korintus 5:21).
Paulus mengutip Ulangan 21:23 sebagai bukti dalam Kitab Suci. Menurut kebi-asaan orang Yahudi, seseorang dinyatakan berada di bawah kutuk Allah bilamana dihukum, dengan cara digantung di atas kayu salib. Kematian Yesus di atas kayu salib dapat dilihat sebagai contoh dari kutuk ini (Kisah 5:30, 1 Petrus 2:24).
Tidak heran, bila kemudian, salib menjadi batu sandungan bagi beberapa orang Yahudi yang tidak dapat menerima pendapat bahwa Mesias dikutuk oleh Allah. Namun inilah rencana Allah yang sesungguhnya. Benar, Mesias menang­gung kutuk, tetapi kutuk itu bukanlah bagian-Nya—melainkan bagian kita!

Jumat 28 Oktober
PENDALAMAN: "Di atas Kristus sebagai pengganti dan pengaku kita terletaklah kejahatan kita semuanya. la disebut seorang pelanggar, agar dapatlah la menebus kita dari tuntutan hukum. Kesalahan setiap keturunan Adam sedang menekan hati-Nya. Murka Allah terhadap dosa, pertunjukan yang mengerikan tentang sikap tidak senang Allah karena kejahatan, memenuhi jiwa Anak-Nya dengan kegemparan. Selama masa hidup-Nya Kristus telah memasyhurkan kabar baik tentang kemurahan Bapa dan kasih-Nya yang mengampuni kepada dunia yang sudah jatuh. Keselamatan bagi orang yang paling berdosa mempakan tema-Nya. Tetapi sekarang dengan beratnya kesalahan yang mengerikan yang ditanggung-Nya, la tidak dapat melihat wajah Bapa yang mendamaikan itu. Pencabutan wajah Ilahi dari Juruselamat pada saat kesengsaraan yang hebat ini menusuk hati-Nya dengan suatu kesusahan yang tidak pernah dapat dipahami sepenuhnya oleh manusia. Sangatlah besamya kesengsaraan ini sehingga penderitaan jasmaniah-Nya hampir tidak terasa lagi.
"Setan dengan penggodaannya yang ganas memedihkan hati Yesus. Juru­selamat tidak dapat melihat melalui pintu kubur. Harapan tidak menunjukkan kepada-Nya tentang keluar-Nya dari kubur sebagai seorang pemenang, atau mengatakan kepada-Nya tentang penerimaan Bapa akan pengorbanan itu. la khawatir jangan-jangan dosa sangat mengerikan pada pemandangan Allah se­hingga perpisahan Mereka akan kekal. Kristus merasakan kesengsaraan yang akan dirasakan oleh orang berdosa bila kemurahan tidak lagi memohon untuk umat manusia yang bersalah. Perasaan akan dosa, yang membawa murka Bapa ke atas-Nya sebagai pengganti manusia, itulah yang menjadikan cawan yang diminum-Nya sangat pahit, dan menghancurkan hati Anak Allah."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 404,405.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
1.      Bahkan di dalam gereja sampai saat ini, ada beberapa orang yang masih sulit menerima keselamatan hanya oleh iman saja, kasih karunia Allah itu, melalui Kristus, dapat menyelamatkan kita, terlepas dari pe­nurutan kita. Apakah yang berada di balik keraguan yang dimiliki oleh beberapa orang untuk menerima kebenaran yang penting ini?
2.      Paulus dengan keras menyebutkan tentang kesalahan teologi "kese­lamatan berdasarkan perbuatan." Apakah yang dikatakan pada kita tentang pentingnya teologi yang benar? Mengapa kita secara gereja, harus bertindak dengan tegas, bilamana ada ajaran yang salah diajarkan di antara kita?

RANGKUMAN: Dari permulaan hingga pada akhirnya di dalam kehidupan Kristiani, dasar untuk keselamatan kita adalah iman di dalam Kristus saja. Karena imannya pada janji-janji Allah sehingga Abraham dianggap benar, dan karunia kebenaran yang sama tersedia bagi setiap orang hari ini, yaitu mereka yang mewarisi iman Abraham. Satu-satunya alasan mengapa kita tidak dihu­kum akibat kesalahan kita ialah karena Yesus telah membayar harga dosa-dosa kita dengan mati menggantikan hukuman mati kita.


PRATINJAU PELAJARAN 6

Prioritas Janji

Sabat Petang

BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Galatia 3:15-20; Kejadian 9:11-17; Matius 5:17-20; Keluaran 16:22-26; Kejadian 15:1-6.

AYAT HAFALAN: "Sebab, jikalau apa yang ditentukan Allah berasal dari hukum Taurat, ia tidak berasal dari janji; tetapi justru oleh janjilah Allah telah menganugerahkan kasih karunia-Nya kepada Abra­ham" (Galatia 3:18).

Suatu kali seseorang bertanya kepada seorang politisi, "Apakah engkau te­lah menepati semua janji yang engkau telah buat pada masa kampanye?" Dia menjawab, "Ya... baiklah, paling sedikit saya telah menepati semua janji yang benar-benar saya ingin.lakukan."
Siapakah, yang tidak pernah kecewa, akibat janji yang tidak ditepati? Atau siapakah yang tidak pernah mengingkari janjinya?
Terkadang orang yang membuat janji, sepenuhnya ingin menepati janjinya, tetapi, kemudian tidak lagi; yang lain berjanji, dengan suatu kesadaran—bahwa suara yang keluar dari mulutnya atau surat yang baru mereka tuliskan—hanyalah dusta.
- Kita sangat beruntung, sebab janji Allah memiliki aturan yang sangat berbeda. Firman Allah pasti dan tidak dapat berubah. "Aku telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya" (Yesaya 46:11).
Dalam pelajaran pekan ini, Paulus mengarahkan perhatian kita pada hubungan antara janji Allah kepada Abraham dengan hukum yang diberikan ke­pada Bangsa Israel 430 tahun kemudian. Bagaimanakah seharusnya hubungan antara keduanya dapat dimengerti, dan apakah pengaruhnya terhadap pembe-ritaan Injil?

*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 5 November.

No comments:

Post a Comment