Pembenaran oleh Iman Saja
Sabat Petang
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Galatia 2:15-21;
Efesus 2:12; Filipi. 3:9; Roma 3:10-20; Kejadian 15:5, 6; Roma 3:8.
AYAT
HAFALAN: "Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup,
tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam
aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman
dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk
aku" (Galatia 2:19b,20).
Sebagaimana yang sudah kita lihat dalam pelajaran pekan lalu,
Paulus secara terbuka menentang Petrus di Antiokhia karena dia tidak dapat
menjaga konsistensi antara iman yang dia ajarkan dengan sikap yang dia
tunjukkan. Keputusan Petrus untuk tidak lagi makan bersama orang Kristen yang
berasal dari bangsa-bangsa non-Yahudi menyatakan bahwa mereka adalah orang Kristen
kelas dua. Tindakannya menunjukkan bahwa jika mereka sungguh-sungguh ingin
menjadi bagian dari keluarga Allah dan menikmati berkat persekutuan yang
sepenuhnya, mereka harus terlebih dahulu mengikuti hukum sunat.
Apakah sebenarnya yang Paulus katakan kepada Petrus pada saat itu?
Dalam pelajaran pekan ini, kita akan mempelajari apa yang nampaknya menjadi
rangkuman dari peristiwa yang terjadi saat itu. Bagian ini berisikan kata-kata
yang sangat bermakna dan sangat penting dalam Perjanjian Baru, sebab kata-kata
itu memperkenalkan kepada kita untuk pertama kalinya beberapa kata dan kalimat
yang sangat mendasar baik bagi pengertian kita akan lnjil maupun bagian
selanjutnya dari surat Paulus kepada jemaat di Galatia. Kata-kata kunci ini
mencakup kata pembenaran, kebenaran, melakukan hukum Taurat, kepercayaan, dan
bukan hanya iman saja melainkan iman kepada Yesus.
Apakah yang Paulus maksudkan dengan istilah-istilah tadi, dan
apakah yang diajarkan kata-kata itu mengenai rencana keselamatan?
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan
Sabat, 22 Oktober.
Minggu 16
Oktober
PERTANYAAN TENTANG "PEMBENARAN" (GALATIA 2:15, 16)
Dalam Galatia 2:15, Paulus menulis, "Menurut kelahiran kami
adalah orang Yahudi dan bukan orang berdosa dari bangsa-bangsa lain."
Menurut Anda, apakah pokok penting yang ingin dia sampaikan?
Kata-kata Paulus perlu dipahami dalam konteks yang sebenarnya.
Dalam upaya untuk meyakinkan saudara-saudaranya umat Kristen Yahudi, Paulus
me-mulai dengan sesuatu yang mereka bisa terima—yaitu perbedaan antara Yahudi dan non-Yahudi.
Umat Yahudi adalah umat pilihan Allah, yang menerima hukum-Nya, dan mereka
menikmati keuntungan-keuntungan dari perjanjian hubungan dengan-Nya. Namun,
bangsa-bangsa lain, adalah orang berdosa; sebab hukum Allah tidak membatasi
perilaku mereka, dan mereka berada di luar perjanjian dengan Allah (Efesus.
2:12; Roma 2:14). Meskipun bangsa-bangsa lain disebut sebagai "orang
berdosa," dalam ayat 16, Paulus mengamarkan umat Kristen Yahudi bahwa
hak-hak istimewa mereka tidaklah membuat mereka lebih berkenan di hadapan
Allah, sebab tidak seorang pun dibenarkan karena "melakukan hukum
Taurat."
Paulus menggunakan kata dibenarkan empat kali dalam buku
Galatia 2:16,17. Apakah yang dia maksudkan dengan "pembenaran?"
Bandingkan dengan Keluaran 23:7 dan Ulangan. 25:1.
Kata kerja membenarkan adalah istilah kunci bagi Paulus.
Dari tiga puluh sembilan kali penggunaan kata tersebut dalam Perjanjian Baru,
dua puluh tujuh di antaranya adalah dalam surat-surat Paulus. Dia
menggunakannya delapan kali dalam kitab Galatia, termasuk empat referensi dalam
Galatia 2:16, 17. Pembenaran adalah istilah yang tepat untuk digunakan
dalam sidang pengadilan. Hal itu memiliki hubungan dengan hukuman yang dijatuhi
oleh hakim ketika seseorang kedapatan tidak bersalah atas tuduhan yang
dilontarkan kepadanya. Hal ini sangat bertolak belakang dengan pehukuman.
Sebagai tambahan, karena kata adil dan benar berasal dari kata Yunani yang
sama, maka bilamana seseorang ingin "dibenarkan" ini berarti bahwa
orang tersebut diperhitungkan sebagai orang "benar." Demikianlah,
pembenaran melibatkan lebih dari pengampunan; hal itu merupakan pernyataan
positif yang menyatakan bahwa orang itu benar.
Bagi beberapa orang umat Yahudi yang percaya, pembenaran adalah
hubungan. Hal itu terjadi di sekitar hubungan mereka dengan Allah dan
perjanjian-Nya. Karena "dibenarkan" dapat juga berarti bahwa orang
itu dianggap sebagai anggota yang setia dari umat perjanjian Allah, keluarga
Abraham.
Baca Galatia 2:15-17. Apakah yang Paulus
katakan di sini, dan bagaimanakah Anda menerapkan kata-kata ini untuk
pengalaman Kekristenan yang Anda miliki?
Galatia 2:15-17
2:15 Menurut kelahiran kami
adalah orang Yahudi dan bukan orang berdosa dari bangsa-bangsa lain.
2:16 Kamu tahu, bahwa tidak
seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya
oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada
Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan
oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang
dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.
2:17 Tetapi jika kami sendiri,
sementara kami berusaha untuk dibenarkan dalam Kristus ternyata adalah
orang-orang berdosa, apakah hal itu berarti, bahwa Kristus adalah pelayan dosa?
Sekali-kali tidak.
Senin 17 Oktober
MELAKUKAN HUKUM TAURAT
Dalam Galatia 2:16, tiga kali Paulus
mengatakan bahwa manusia tidak dibenarkan karena "melakukan hukum
Taurat." Apakah yang dia mak-sudkan dengan pernyataan "melakukan
hukum Taurat?" Bagaimanakah ayat-ayat ini (Galatia
2:16,17; 3:2, 5, 10; Roma 3:20,28) menolong
kita memahami makna yang sesungguhnya?
Galatia 2:16,17; 3:2, 5, 10;
2:16 Kamu tahu, bahwa tidak
seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya
oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada
Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan
oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang
dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.
2:17 Tetapi jika kami sendiri,
sementara kami berusaha untuk dibenarkan dalam Kristus ternyata adalah
orang-orang berdosa, apakah hal itu berarti, bahwa Kristus adalah pelayan dosa?
Sekali-kali tidak.
3:2 Hanya ini yang hendak
kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum
Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil?
3:5 Jadi bagaimana sekarang,
apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan yang
melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum
Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil?
3:10 Karena semua orang, yang
hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis:
"Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis
dalam kitab hukum Taurat."
Roma 3:20,28
3:20 Sebab tidak seorangpun
yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat,
karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
3:28 Karena kami yakin, bahwa
manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
Sebelum kita mengerti kalimat "melakukan hukum Taurat,"
pertama-tama kita harus memahami apa
yang Paulus maksudkan dengan kata hukum Taurat. Kata hukum Taurat (nomos
dalam Yunani) ditemukan 121 kali dalam surat-surat Paulus. Hal itu dapat
memiliki beberapa arti, dan salah satunya adalah kehen-dak Allah bagi umat-Nya,
lima buku Musa, Perjanjian Lama secara keseluruh-an, atau hanya sekadar
prinsip-prinsip secara umum. Bagaimanapun juga, alasan utama Paulus menggunakan
kata itu ialah untuk menunjukkan keseluruhan peraturan yang Allah berikan
kepada Bangsa Israel melalui Musa.
Pernyataan "melakukan hukum Taurat" nampaknyamelibatkan,
semua tuntutan yang ada dalam peraturan yang Allah berikan melalui Musa, baik
hukum moral maupun hukum upacara. Paulus menurijukkan bahwabetapapun kerasnya
orang berusaha untuk mengikuti dan menuruti hukum Allah, penurutan yang kita
lakukan tidak akan pernah cukup baik bagi Allah untuk membenarkan kita,
sehingga kita dinyatakan benar di hadapan Allah. Hal itu terjadi karena hukum-Nya
menuntut penurutan yang sempurna dalam pemikiran dan tindakan—dan bukan hanya
beberapa kali saja namun seumur hidup kita, dan bukan untuk beberapa peraturan
saja namun untuk seluruh peraturan-Nya.
Meskipun pernyataan "melakukan hukum Taurat" tidak digunakan
dalam kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru kecuali dalam tulisan Paulus,
penjelasan dari berbagai tulisannya yang membingungkan diperoleh pada tahun
1947 ketika Gulungan Kitab Laut Mati (Dead Sea Scrolls) ditemukan,
gulungan ini adalah kumpulan surat-surat yang disalin oleh sekelompok orang
Yahudi, yang dikenal dengan sebutan Essenes, yang hidup pada zaman Yesus.
Meskipun ditulis dalam Bahasa Ibrani, salah satu gulungan itu berisikan
ungkapan yang sama persis dengan "melakukan hukum Taurat." Judul
gulungan tersebut adalah Miqsat Ma 'as Ha-Torah, yang dapat
diterjemahkan, "Pentingnya Penurutan Hukum." Gulungan itu membahas
beberapa isu berdasarkan hukum Alkitab sehubungan dengan hal-hal yang harus
dijaga kekudusannya agar tidak tercemar oleh perkara yang najis, termasuk di
antaranya ialah bahwa Bangsa Yahudi harus dipisahkan dari bangsa-bangsa lain.
Pada akhirnya penulis dokumen itu menuliskan bahwa jika "melakukan hukum
Taurat" ini diikuti, "Anda akan dianggap benar" di hadapan
Allah. Tidak seperti Paulus, penulis itu tidak menawarkan kepada pembacanya
kebenaran berdasarkan iman melainkan atas dasar perbuatan.
Dalam
pengalaman Anda, seberapa baikkah Anda menuruti hukum Allah? Adakah Anda merasa bahwa
Anda menurutinya dengan baik sehingga
Anda dapat dibenarkan di hadapan Allah
atas dasar memelihara hukum Taurat? (Lihat Roma 3:10-20). Jika tidak, mengapa—dan bagaimanakah jawaban
Anda dapat menolong Anda
memahami apa yang Paulus
maksudkan?
Roma 3:10-20
3:10 seperti ada tertulis:
"Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.
3:11 Tidak ada seorangpun yang
berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah.
3:12 Semua orang telah menyeleweng,
mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.
3:13 Kerongkongan mereka
seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung
bisa.
3:14 Mulut mereka penuh dengan
sumpah serapah,
3:15 kaki mereka cepat untuk
menumpahkan darah.
3:16 Keruntuhan dan kebinasaan
mereka tinggalkan di jalan mereka,
3:17 dan jalan damai tidak
mereka kenal;
3:18 rasa takut kepada Allah
tidak ada pada orang itu."
3:19. Tetapi kita tahu, bahwa
segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang
hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia
jatuh ke bawah hukuman Allah.
3:20 Sebab tidak seorangpun
yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat,
karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Selasa 18 Oktober
DASAR PEMBENARAN KITA
"Dan berada di dalam Dia bukan
dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan
kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah
anugerahkan berdasarkan kepercayaan" (Filipi
3:9).
Jangan kita menganggap umat Kristen Yahudi ingin menyatakan bahwa
iman kepada Kristus tidak penting; kenyataannya, mereka semua percaya kepada
Yesus. Mereka memiliki iman kepada Yesus. Namun perilaku mereka menunjukkan,
bahwa, iman sajatidaklah cukup; hal itu harus ditopang dengan penurutan,
seolah-olah penurutan kita menambahkan sesuatu hal yang penting untuk proses
pembenaran. Pembenaran, menurut mereka adalah hasil dari iman dan perbuatan.
Sikap Paulus yangberuiang kali membedakan iman dalam Kristus dan melakukan
hukum Taurat menunjukkan sikapnya menentang keras pendekatan yang
menyatakan "kedua-duanya." Iman, dan hanya iman saja, yang menjadi
dasar pembenaran.
Karena bagi Paulus, iman bukanlah konsep yang tidak jelas; iman
ialah hu-bungan yang tidak terpisahkan dari Yesus. Pada kenyataannya, frase
yang diterjemahkan dua kali sebagai "iman dalam Kristus" dalam
Galatia 2:16 berarti bahwa hal itu telah mencakup seluruh hal yang ingin
disampaikan. Dalam frase terjemahan Yunani diterjemahkan secara literal
menjadi "iman" atau "kese-tiaan" Yesus. Terjemahan ini
menyatakan perbedaan yang dibuat Paulus anta-ra usaha kita melakukan hukum
Taurat dan pekerjaan Kristus yang dikerjakan demi kita, pekerjaan yang
telah Dia kerjakan untuk kita melalui kesetiaan-Nya, (itulah sebabnya disebut
"kesetiaan Yesus").
Perlu diingat bahwa iman itu tidaklah membuat kita lebih benar,
seolah-olah iman itu telah menjadi suatu yang berjasa. Iman hanya merupakan,
alat bagi kita untuk bergantung pada Kristus dan hasil pekerjaan-Nya untuk
kita. Kita tidak dibenarkan atas dasar iman kita melainkan atas dasar
kesetiaan Kristus kepada kita, yang dapat kita tuntut dengan iman. Kristus
sudah melakukan pekerjaan yang semua manusia telah gagal mengerjakannya, itulah
sebabnya: Dia sajalah yang setia kepada Allah Bapa dalam segala hal yang
diperbuat-Nya. Pengharap-an kita terletak pada kesetiaan Kristus, dan bukan
pada diri kita. Seperti yang digambarkan 61eh salah seorang penulis, "Kita
percaya kepada Kristus, bukan supaya kita dibenarkan oleh keyakinan kita, namun
agar kita dibenarkan oleh kepercayaan-Nya atau kesetiaan-Nya kepada
Allah."—John McRay* Paul:
His Life and Teaching (Grand Rapids, Mich.: Baker Academic, 2003), hlm.
355.
Sebuah terjemahan Siria dari Galatia 2:16 membawakan makna yang
Paulus miliki dengan baik: "Karena kamu tahu bahwa tidak seorang pun
dibenarkan oleh karena penurutannya akan hukum, namun oleh karena iman pada
Yesus, Sang Mesias, dan kita percaya akan Dia, dalam Yesus Mesias, dari
imannya, mengenai Mesias, kita dapat dibenarkan, dan bukan berdasarkan
penurutan hukum."
Baca Roma 3:22,26; Galatia 3:22; Efesus 3:12; dan Filipi 3:9. Bagaimanakah ayat ini, dan keterangan sebelumnya,
dapat menolong kita memahami kebenaran
ajaib tentang kesetiaan Kristus dan penurutan-Nya yang sempurna kepada Allah,
sebagai satu-satunya harapan kita?
Roma 3:22,26;
3:22 yaitu kebenaran Allah
karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada
perbedaan.
3:26 Maksud-Nya ialah untuk
menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga
membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
Galatia 3:22;
3:22 Tetapi Kitab Suci telah
mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa, supaya oleh karena iman dalam
Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya.
Efesus
3:12;
3:12 Di dalam Dia kita beroleh
keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita
kepada-Nya.
Filipi 3:9
3:9. dan berada dalam Dia bukan
dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan
kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah
anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
Rabu 19 Oktober
PENURUTAN BERDASARKAN IMAN
Paulus menjelaskan bahwa iman adalah dasar kehidupan Kristen. Iman
ada-lah cara yang olehnya kita dapat memegang janji-janji yang kita dapatkan di
dalam Kristus. Namun apakah iman itu sebenarnya? Apa sajakah yang diperlukan
agar kita memiliki iman?
Apakah yang diajarkan oleh ayat-ayat
berikut mengenai asal-usul iman?
Kej. 15:5, 6; Yoh 3:14-16; 2 Kor. 5:14, 15;
Gal. 5:6.
Kej. 15:5, 6;
15:5 Lalu TUHAN membawa Abram
ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang,
jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya:
"Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
15:6 Lalu percayalah Abram
kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
Yoh 3:14-16;
3:14 Dan sama seperti Musa
meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,
3:15 supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
3:16 Karena begitu besar kasih
Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal.
2 Kor. 5:14, 15;
5:14 Sebab kasih Kristus yang
menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati
untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati.
5:15 Dan Kristus telah mati untuk
semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri,
tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.
Gal. 5:6.
5:6 Sebab bagi orang-orang yang
ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai
sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.
Iman sejati berdasarkanAlkitab adalah respons kita kepada Allah.
Iman bukanlah perasaan atau sikapyang manusia perlu miliki karena Allah
menuntut hal itu. Sebaliknya, iman yang sesungguhnyaberasal dari hati yang
telah dipenuhi oleh perasaan kasih dan syukur atas kebaikan Allah. Itulah
sebabnyamengapa Alkitab berbicara mengenai iman, sebab iman itu selalu
mengikuti inisiatif yang Allah telah lakukan sebelumnya. Contoh, dalam kisah
Abraham, iman adalah tanggapannya terhadap janji-janji indah yang Allah telah buat baginya(Kej. 15:5, 6). Dalam
Perjanjian Baru Paulus mengatakan bahwa, iman sesungguhnya didasarkan atas
kesadaran kita tentang apa yang Kristus telah lakukan bagi kita di atas salib.
Jika iman adalah respons kita kepada Allah,
apa sajakah yang seharusnya menjadi respons kita? Pertimbangkanlah apa yang
ayat-ayat ini katakan tentang iman. Yoh 8:32, 36; Kis. 10:43; Rm.
1:5, 8; 6:17; lbr. 11:6; Yak. 2:19.
Yoh 8:32, 36;
8:32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran
itu akan memerdekakan kamu."
8:36 Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun
benar-benar merdeka."
Kis. 10:43;
10:43 Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa
barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena
nama-Nya."
Rm. 1:5, 8; 6:17;
1:5 Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia
dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat
kepada nama-Nya.
1:8. Pertama-tama aku mengucap syukur kepada Allahku oleh
Yesus Kristus atas kamu sekalian, sebab telah tersiar kabar tentang imanmu di
seluruh dunia.
6:17 Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu
hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran
yang telah diteruskan kepadamu.
lbr. 11:6;
11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan
kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa
Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh
mencari Dia.
Yak. 2:19.
2:19 Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu
baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.
Banyak orang mendefinisikan iman sebagai
"kepercayaan/keyakinan." Hal ini sangat membingungkan, karena dalam
Bahasa Yunani kata "iman" adalah bentuk kata benda dari kata kerja
"mempercayai." Menggunakan istilah yang satu untuk mendefinisikan
yang lainnya adalah seperti mengatakan "iman adalah memiliki iman."
Tidak memberikan arti yang baru.
Penyelidikan Alkitab yang sungguh-sungguh akan menyatakan bahwa
iman tidak hanya mencakup pengenalan akan Allah tetapi juga menerima pengetahuan
itu dengan sepenuh hati. Itulah sebabnya sangat penting bagi kita untuk
memiliki gambaran yang sempurna tentang Allah. Pemahaman yang keliru tentang
Allah akan mempersulit kita untuk memiliki iman. Namun penerimaan Injil secara
intelek tidaklah cukup, karena "Setan pun percaya." Iman yang
benarakan mempengaruhi cara hidup seseorang. Dalam Roma 1:5, Paulus menuliskan
tentang "penurutan iman." Paulus tidak mengatakan bahwa penurutan
adalah sama dengan iman. Yang dia maksudkan ialah bahwa iman yang benar
mempengaruhi kehidupan seseorang secara menyeluruh, bukan hanya pikiran-nya
saja. Hal itu melibatkan komitmen kepada Tuhan dan Juruselamat kita Yesus
Kristus, dan bukan komitmen hanya kepada sederet peraturan dan hukum. Iman
dinyatakan dengan apa yang kita lakukan, bagaimana cara kita hidup dan kepada
siapa kita percaya, serta apa yang kita percayai.
Kamis 20 Oktober
APAKAH IMAN MENGANJURKAN HIDUP DALAM DOSA?
Salah satu tuduhan utama terhadap Paulus ialah bahwa Injil
pembenaran oleh iman yang dia ajarkan mendorong orang untuk berbuat dosa (lihat
Roma 3:8, 6:1). Tidak heran para penuduh ini beralasan bahwa jika manusia
tidak harus menuruti hukum agar dapat berkenan kepada Allah, mengapa mereka
harus memperhatikan cara hidup mereka?
Bagaimanakah Paulus menanggapi tuduhan
yang menyatakan bahwa doktrin pembenaran oleh iman saja mendorong perilaku
berbuat dosa? Galatia 2:17,18.
Galatia 2:17,18.
2:17 Tetapi jika kami sendiri,
sementara kami berusaha untuk dibenarkan dalam Kristus ternyata adalah
orang-orang berdosa, apakah hal itu berarti, bahwa Kristus adalah pelayan dosa?
Sekali-kali tidak.
2:18 Karena, jikalau aku
membangun kembali apa yang telah kurombak, aku menyatakan diriku sebagai
pelanggar hukum Taurat.
Paulus menanggapi tuduhan para penentangnya dengan pernyataan yang
paling tegas: "Allah melarang!" Sementara sangat mungkin bagi
seseorang untuk jatuh ke dalam dosa setelah datang kepada Kristus, hal ini
tentu bukanlah tanggung jawab Kristus. Jika kita melanggar hukum, kita
sendirilah yang harus bertanggungjawab sebagai pelanggar hukum.
Bagaimanakah Paulus menggambarkan
persatuannya dengan Yesus Kristus? Bagaimanakah jawaban ini menolak tuduhan
yang dilontarkan oleh lawan-lawannya? Galatia
2:19-21.
Galatia 2:19-21
2:19 Sebab aku telah mati oleh
hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah
disalibkan dengan Kristus;
2:20 namun aku hidup, tetapi
bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.
Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman
dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
2:21 Aku tidak menolak kasih
karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah
kematian Kristus.
Paulus mendapati bahwa alasan para penentangnya tidak masuk akal.
Menerima Kristus dengan iman bukanlah hal yang sepele; hal itu bukanlah sekadar
permainan yang diciptakan oleh mereka yang mempercayai surga, di mana Allah
dapat menganggap seseorang benar meskipun tidak ada perubahan yang nyata dalam
cara hidupnya. Sebaliknya, menerima Kristus dengan iman adalah suatu hal yang
radikal. Hal itu menuntut penyatuan yang sempurna dengan Kristus—penyatuan baik dalam
kematian-Nya dan kebangkitan-Nya. Secara rohani, Paulus mengatakan bahwa kita disalibkan
bersama Kristus, dan manusia lama kita yang didasarkan pada sifat mementingkan
diri telah berakhir (Roma 6:5-14). Kita telah membuat suatu pemisahan
yang radikal dengan masa lalu. Segala sesuatunya menjadi baru (2 Korintus
5:17). Kita telah mengalami hidup baru dalam Kristus. Kristus yang telah
bangkit itu nyata dalam kehidupan kita, hari demi hari la menjadikan kita
serupa dengan Dia. Iman dalam Kristus, bukanlah alasan untuk dapat berbuat dosa
melainkan merupakan ajakan, untuk memasuki hubungan yang lebih akrab dengan
Kristus daripada hubungan yang ada dalam agama yang didasarkan pada penurutan
hukum.
Bagaimanakah Anda menghubungkan konsep
keselamatan oleh iman saja, tanpa perlunya penurutan hukum? Terhadap ajaran
yang menyatakan bahwa iman dapat menjadi alasan untuk dapat melakukan dosa— apakah hal itu,
membuat Anda menjadi takut atau bergembira? Apakah pengertian Anda tentang
konsep keselamatan?
Jumat 21
Oktober
PENDALAMAN: "Kepada
saya telah dinyatakan berulang kali bahayanya sebagai satu umat, memelihara
konsep yang salah tentang pembenaran oleh iman. Kepada saya telah ditunjukkan
bertahun-tahun lamanya bahwa Setan akan bekerja dengan cara yang khusus untuk
membingungkan pemikiran manusia terhadap hal ini. Hukum Allah telah dihadapkan
kepada jemaat-jemaat yang ada, hanya sekadar pengetahuan akan Yesus Kristus dan
hubungan-Nya dengan hukum seperti persembahan yang diberikan oleh Kain. Kepada
saya telah ditunjukkan bahwa ada banyak orang yang tidak dapat sampai kepada
iman karena ide keselamatan yang tidak jelas dan membingungkan, hal ini terjadi karena para
pendeta berusaha menjangkau hati manusia dengan cara yang salah. Ke-benaran
yang ditanamkan ke dalam pikiran saya untuk bertahun-tahun lamanya adalah
kebenaran Kristus yang dihisabkan....
"Tidak ada hal yang lebih penting untuk diajarkan
berulang-ulang, agar tertanam dengan baik dalam pemikiran setiap orang, selain
daripada kebenaran tentang kemustahilan usaha manusia yang berdosa untuk
menyelamatkan dirinya meskipun dengan usahanya yang terbaik. Keselamatan
diperoleh melalui iman dalam Yesus Kristus saja."—Ellen G. White, Faith and Works, hlm.
18, 19.
"Hukum itu menuntut kebenaran, dan inilah peran hukum dalam
kehidupan orang berdosa; namun hukum tidak dapat membuat orang berdosa menjadi
benar. Satu-satunya jalan yang dia dapat tempuh untuk mencapai kebenaran adalah
melalui iman. Dengan iman dia dapat membawa jasa Kristus ke hadapan Allah, dan
Allah akan menaruh kebenaran Anak-Nya sebagai milik orang berdosa. Kebenaran
Kristus diterima menggantikan kegagalan manusia, dan Allah menerima,
mengampuni, membenarkan, jiwa yang bertobat dan percaya, serta menerima mereka
sebagai orang benar, dan mengasihi mereka seperti Dia me-ngasihi
Anak-Nya."—Ellen
G. White, Selected Messages, buku 1, hlm. 367.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.
Dalam kutipan di atas, Ellen
G. White menyatakan bahwa tidak ada topikyang lebih penting daripada
pembenaran oleh iman. Sebagai ang-gota kelas, diskusikanlah
apakah pendapat itu masih relevan sampai saat ini seperti pada saat dia menulis pernyataan itu lebih dari
seratus tahun yang lalu, jika demikian, mengapa.
2.
Mengapa Paulus mengatakan bahwa kematian Kristus tidak memiliki
makna apa pun, jika pembenaran didapatkan lewat penurutan hukum? Galatia 2:21. Apakah yang dia maksudkan dengan pernyataannya itu?
RANGKUMAN: Sikap Petrus di Antiokhia menyatakan bahwa umat Tuhan yang
tadinya berasal dari bangsa non-Yahudi tidak dapat menjadi orang Kristen yang
benar kecuali mereka disunat terlebih dahulu. Paulus menyatakan bahwa pendapat
itu keliru. Allah tidak dapat menyatakan seseorang benar berdasarkan perilaku
orang tersebut, sebab manusia yang terbaik sekalipun tidak sempurna. Hanya
dengan menerima apa yang Allah telah perbuat bagi kita melalui Kristus maka
orang berdosa dapat dibenarkan di hadapan-Nya.
Pelajaran
5 Pratinjau
22-28 Oktober 2011
Iman Perjanjian Lama
Sabat Petang
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Galatia 3:1-14; Roma 1:2; 4:3; Kejadian 15:6; 12:1-3; Imamat 17:11;
2 Korintus 5:21.
AYAT HAFALAN: "Kristus telah
menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita,
sebab ada tertulis: 'Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!'" (Galatia 3:13).
Seorang anak kecil membuat perahu mainan, yang dibuat dengan rapi
dan dicat. Suatu hari ada yang mencuri perahunya, sehingga dia merasa sangat
susah. Ketika dia melewati tempat pegadaian dia melihat perahunya. Dengan
senang dia menemui petugas di tempat itu dan berkata, 'Ini perahu saya.'
'Tidak,' jawab si pemilik rumah pegadaian itu, 'Itu punya saya, sebab saya sudah
membelinya.'' Ya,' sahut anak itu, 'itu punya saya, sebab saya yang
membuatnya.' 'Baiklah,' sahut pemilik rumah pegadaian itu, 'jika engkau
membayar dua dolar, engkau dapat memilikinya.' Jumlah itu cukup besar bagi
seorang anak kecil yang tidak memiliki uang sepeser pun. Tetapi dia bertekad
untuk memilikinya; demikianlah dia mulai memotong rumput, dan melakukan
berbagai hal lain, akhirnya dia mendapatkan uang yang dibutuhkan.
"Dia berlari menuju rumah pegadaian itu dan berkata, 'Saya
mau memiliki perahu saya.' Dia membayar harganya dan menerima perahu mainannya.
Dia bawa perahu itu dalam dekapannya, dan menciumnya, dan berkata, 'Perahu
kecilku, aku mengasihimu. Kau adalah milikku. Kau milikku dua kali. Pertama,
aku membuatmu dan sekarang aku membelimu.
"Demikianlah halnya dengan kita. Kita menjadi milik Tuhan dua
kali. Dia menciptakan kita, lalu kita masuk rumah pegadaian Setan. Kemudian
Yesus datang dan membeli kita dengan harga yang sangat mahal—bukan dengan perak atau
emas, melainkan oleh darah-Nya. Kita adalah ciptaan dan tebusan Allah."—
William Moses Tidwell, Pointed Illustrations (Kansas City, Mo.: Beacon
Hill Press, 1951) hlm. 97.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk
persiapan Sabat, 29 Oktober.
No comments:
Post a Comment