PELAJARAN 4 TRIWULAN IV 2011


Pembenaran oleh Iman Saja

Sabat Petang
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Galatia 2:15-21; Efesus 2:12; Filipi. 3:9; Roma 3:10-20; Kejadian 15:5, 6; Roma 3:8.

AYAT HAFALAN: "Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku" (Galatia 2:19b,20).

Sebagaimana yang sudah kita lihat dalam pelajaran pekan lalu, Paulus secara terbuka menentang Petrus di Antiokhia karena dia tidak dapat menjaga konsistensi antara iman yang dia ajarkan dengan sikap yang dia tunjukkan. Keputusan Petrus untuk tidak lagi makan bersama orang Kristen yang berasal dari bangsa-bangsa non-Yahudi menyatakan bahwa mereka adalah orang Kristen kelas dua. Tindakannya menunjukkan bahwa jika mereka sungguh-sungguh ingin menjadi bagian dari keluarga Allah dan menikmati berkat persekutuan yang sepenuhnya, mereka harus terlebih dahulu mengikuti hukum sunat.
Apakah sebenarnya yang Paulus katakan kepada Petrus pada saat itu? Da­lam pelajaran pekan ini, kita akan mempelajari apa yang nampaknya menjadi rangkuman dari peristiwa yang terjadi saat itu. Bagian ini berisikan kata-kata yang sangat bermakna dan sangat penting dalam Perjanjian Baru, sebab kata-kata itu memperkenalkan kepada kita untuk pertama kalinya beberapa kata dan kalimat yang sangat mendasar baik bagi pengertian kita akan lnjil maupun ba­gian selanjutnya dari surat Paulus kepada jemaat di Galatia. Kata-kata kunci ini mencakup kata pembenaran, kebenaran, melakukan hukum Taurat, kepercayaan, dan bukan hanya iman saja melainkan iman kepada Yesus.
Apakah yang Paulus maksudkan dengan istilah-istilah tadi, dan apakah yang diajarkan kata-kata itu mengenai rencana keselamatan?

*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 22 Oktober.

Minggu 16 Oktober
PERTANYAAN TENTANG "PEMBENARAN" (GALATIA 2:15, 16)

Dalam Galatia 2:15, Paulus menulis, "Menurut kelahiran kami adalah orang Yahudi dan bukan orang berdosa dari bangsa-bangsa lain." Menurut Anda, apakah pokok penting yang ingin dia sampaikan?
Kata-kata Paulus perlu dipahami dalam konteks yang sebenarnya. Dalam upaya untuk meyakinkan saudara-saudaranya umat Kristen Yahudi, Paulus me-mulai dengan sesuatu yang mereka bisa terima—yaitu perbedaan antara Yahu­di dan non-Yahudi. Umat Yahudi adalah umat pilihan Allah, yang menerima hukum-Nya, dan mereka menikmati keuntungan-keuntungan dari perjanjian hubungan dengan-Nya. Namun, bangsa-bangsa lain, adalah orang berdosa; se­bab hukum Allah tidak membatasi perilaku mereka, dan mereka berada di luar perjanjian dengan Allah (Efesus. 2:12; Roma 2:14). Meskipun bangsa-bang­sa lain disebut sebagai "orang berdosa," dalam ayat 16, Paulus mengamarkan umat Kristen Yahudi bahwa hak-hak istimewa mereka tidaklah membuat me­reka lebih berkenan di hadapan Allah, sebab tidak seorang pun dibenarkan ka­rena "melakukan hukum Taurat."
Paulus menggunakan kata dibenarkan empat kali dalam buku Galatia 2:16,17. Apakah yang dia maksudkan dengan "pembenaran?" Bandingkan dengan Keluaran 23:7 dan Ulangan. 25:1.
Kata kerja membenarkan adalah istilah kunci bagi Paulus. Dari tiga puluh sembilan kali penggunaan kata tersebut dalam Perjanjian Baru, dua puluh tujuh di antaranya adalah dalam surat-surat Paulus. Dia menggunakannya delapan kali dalam kitab Galatia, termasuk empat referensi dalam Galatia 2:16, 17. Pembe­naran adalah istilah yang tepat untuk digunakan dalam sidang pengadilan. Hal itu memiliki hubungan dengan hukuman yang dijatuhi oleh hakim ketika seseorang kedapatan tidak bersalah atas tuduhan yang dilontarkan kepadanya. Hal ini sangat bertolak belakang dengan pehukuman. Sebagai tambahan, karena kata adil dan benar berasal dari kata Yunani yang sama, maka bilamana seseorang ingin "dibenarkan" ini berarti bahwa orang tersebut diperhitungkan sebagai orang "be­nar." Demikianlah, pembenaran melibatkan lebih dari pengampunan; hal itu merupakan pernyataan positif yang menyatakan bahwa orang itu benar.
Bagi beberapa orang umat Yahudi yang percaya, pembenaran adalah hubung­an. Hal itu terjadi di sekitar hubungan mereka dengan Allah dan perjanjian-Nya. Karena "dibenarkan" dapat juga berarti bahwa orang itu dianggap sebagai anggota yang setia dari umat perjanjian Allah, keluarga Abraham.
Baca Galatia 2:15-17. Apakah yang Paulus katakan di sini, dan bagaimanakah Anda menerapkan kata-kata ini untuk pengalaman Kekristenan yang Anda miliki?
Galatia 2:15-17
2:15 Menurut kelahiran kami adalah orang Yahudi dan bukan orang berdosa dari bangsa-bangsa lain.
2:16 Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.
2:17 Tetapi jika kami sendiri, sementara kami berusaha untuk dibenarkan dalam Kristus ternyata adalah orang-orang berdosa, apakah hal itu berarti, bahwa Kristus adalah pelayan dosa? Sekali-kali tidak.

Senin 17 Oktober
MELAKUKAN HUKUM TAURAT

Dalam Galatia 2:16, tiga kali Paulus mengatakan bahwa manusia tidak dibenarkan karena "melakukan hukum Taurat." Apakah yang dia mak-sudkan dengan pernyataan "melakukan hukum Taurat?" Bagaimanakah ayat-ayat ini (Galatia 2:16,17; 3:2, 5, 10; Roma 3:20,28) menolong kita memahami makna yang sesungguhnya?
Galatia 2:16,17; 3:2, 5, 10;
2:16 Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.
2:17 Tetapi jika kami sendiri, sementara kami berusaha untuk dibenarkan dalam Kristus ternyata adalah orang-orang berdosa, apakah hal itu berarti, bahwa Kristus adalah pelayan dosa? Sekali-kali tidak.
3:2 Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil?
3:5 Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil?
3:10 Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat."

Roma 3:20,28
3:20 Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
3:28 Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.

Sebelum kita mengerti kalimat "melakukan hukum Taurat," pertama-tama kita harus memahami apa yang Paulus maksudkan dengan kata hukum Taurat. Kata hukum Taurat (nomos dalam Yunani) ditemukan 121 kali dalam surat-surat Paulus. Hal itu dapat memiliki beberapa arti, dan salah satunya adalah kehen-dak Allah bagi umat-Nya, lima buku Musa, Perjanjian Lama secara keseluruh-an, atau hanya sekadar prinsip-prinsip secara umum. Bagaimanapun juga, alasan utama Paulus menggunakan kata itu ialah untuk menunjukkan keseluruhan peraturan yang Allah berikan kepada Bangsa Israel melalui Musa.
Pernyataan "melakukan hukum Taurat" nampaknyamelibatkan, semua tuntutan yang ada dalam peraturan yang Allah berikan melalui Musa, baik hukum moral maupun hukum upacara. Paulus menurijukkan bahwabetapapun kerasnya orang berusaha untuk mengikuti dan menuruti hukum Allah, penurutan yang kita lakukan tidak akan pernah cukup baik bagi Allah untuk membenarkan kita, sehingga kita dinyatakan benar di hadapan Allah. Hal itu terjadi karena hukum-Nya menuntut penurutan yang sempurna dalam pemikiran dan tindakan—dan bukan hanya beberapa kali saja namun seumur hidup kita, dan bukan untuk be­berapa peraturan saja namun untuk seluruh peraturan-Nya.
Meskipun pernyataan "melakukan hukum Taurat" tidak digunakan dalam kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru kecuali dalam tulisan Paulus, penjelasan dari berbagai tulisannya yang membingungkan diperoleh pada tahun 1947 ketika Gulungan Kitab Laut Mati (Dead Sea Scrolls) ditemukan, gulungan ini adalah kumpulan surat-surat yang disalin oleh sekelompok orang Yahudi, yang dikenal dengan sebutan Essenes, yang hidup pada zaman Yesus. Meskipun ditulis dalam Bahasa Ibrani, salah satu gulungan itu berisikan ungkapan yang sama persis de­ngan "melakukan hukum Taurat." Judul gulungan tersebut adalah Miqsat Ma 'as Ha-Torah, yang dapat diterjemahkan, "Pentingnya Penurutan Hukum." Gulung­an itu membahas beberapa isu berdasarkan hukum Alkitab sehubungan dengan hal-hal yang harus dijaga kekudusannya agar tidak tercemar oleh perkara yang najis, termasuk di antaranya ialah bahwa Bangsa Yahudi harus dipisahkan dari bangsa-bangsa lain. Pada akhirnya penulis dokumen itu menuliskan bahwa jika "melakukan hukum Taurat" ini diikuti, "Anda akan dianggap benar" di hadapan Allah. Tidak seperti Paulus, penulis itu tidak menawarkan kepada pembacanya kebenaran berdasarkan iman melainkan atas dasar perbuatan.

Dalam pengalaman Anda, seberapa baikkah Anda menuruti hukum Al­lah? Adakah Anda merasa bahwa Anda menurutinya dengan baik sehingga Anda dapat dibenarkan di hadapan Allah atas dasar memelihara hukum Tau­rat? (Lihat Roma 3:10-20). Jika tidak, mengapa—dan bagaimanakah jawaban Anda dapat menolong Anda memahami apa yang Paulus maksudkan?

Roma 3:10-20
3:10 seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.
3:11 Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah.
3:12 Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.
3:13 Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa.
3:14 Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah,
3:15 kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah.
3:16 Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka,
3:17 dan jalan damai tidak mereka kenal;
3:18 rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu."
3:19. Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah.
3:20 Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.


Selasa 18 Oktober
DASAR PEMBENARAN KITA

"Dan berada di dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan" (Filipi 3:9).

Jangan kita menganggap umat Kristen Yahudi ingin menyatakan bahwa iman kepada Kristus tidak penting; kenyataannya, mereka semua percaya kepada Yesus. Mereka memiliki iman kepada Yesus. Namun perilaku mereka menunjukkan, bah­wa, iman sajatidaklah cukup; hal itu harus ditopang dengan penurutan, seolah-olah penurutan kita menambahkan sesuatu hal yang penting untuk proses pembenaran. Pembenaran, menurut mereka adalah hasil dari iman dan perbuatan. Sikap Paulus yangberuiang kali membedakan iman dalam Kristus dan melakukan hukum Taurat menunjukkan sikapnya menentang keras pendekatan yang menyatakan "kedua-duanya." Iman, dan hanya iman saja, yang menjadi dasar pembenaran.
Karena bagi Paulus, iman bukanlah konsep yang tidak jelas; iman ialah hu-bungan yang tidak terpisahkan dari Yesus. Pada kenyataannya, frase yang di­terjemahkan dua kali sebagai "iman dalam Kristus" dalam Galatia 2:16 berarti bahwa hal itu telah mencakup seluruh hal yang ingin disampaikan. Dalam fra­se terjemahan Yunani diterjemahkan secara literal menjadi "iman" atau "kese-tiaan" Yesus. Terjemahan ini menyatakan perbedaan yang dibuat Paulus anta-ra usaha kita melakukan hukum Taurat dan pekerjaan Kristus yang dikerjakan demi kita, pekerjaan yang telah Dia kerjakan untuk kita melalui kesetiaan-Nya, (itulah sebabnya disebut "kesetiaan Yesus").
Perlu diingat bahwa iman itu tidaklah membuat kita lebih benar, seolah-olah iman itu telah menjadi suatu yang berjasa. Iman hanya merupakan, alat bagi kita untuk bergantung pada Kristus dan hasil pekerjaan-Nya untuk kita. Kita tidak dibenarkan atas dasar iman kita melainkan atas dasar kesetiaan Kristus kepada kita, yang dapat kita tuntut dengan iman. Kristus sudah melakukan pekerjaan yang semua manusia telah gagal mengerjakannya, itulah sebabnya: Dia sajalah yang setia kepada Allah Bapa dalam segala hal yang diperbuat-Nya. Pengharap-an kita terletak pada kesetiaan Kristus, dan bukan pada diri kita. Seperti yang digambarkan 61eh salah seorang penulis, "Kita percaya kepada Kristus, bukan supaya kita dibenarkan oleh keyakinan kita, namun agar kita dibenarkan oleh kepercayaan-Nya atau kesetiaan-Nya kepada Allah."—John McRay* Paul: His Life and Teaching (Grand Rapids, Mich.: Baker Academic, 2003), hlm. 355.
Sebuah terjemahan Siria dari Galatia 2:16 membawakan makna yang Paulus miliki dengan baik: "Karena kamu tahu bahwa tidak seorang pun dibenarkan oleh karena penurutannya akan hukum, namun oleh karena iman pada Yesus, Sang Mesias, dan kita percaya akan Dia, dalam Yesus Mesias, dari imannya, mengenai Mesias, kita dapat dibenarkan, dan bukan berdasarkan penurutan hukum."

Baca Roma 3:22,26; Galatia 3:22; Efesus 3:12; dan Filipi 3:9. Bagaima­nakah ayat ini, dan keterangan sebelumnya, dapat menolong kita mema­hami kebenaran ajaib tentang kesetiaan Kristus dan penurutan-Nya yang sempurna kepada Allah, sebagai satu-satunya harapan kita?
Roma 3:22,26;
3:22 yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
3:26 Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.

Galatia 3:22;
3:22 Tetapi Kitab Suci telah mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa, supaya oleh karena iman dalam Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya.

Efesus 3:12;
3:12 Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya.

Filipi 3:9
3:9. dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.


Rabu 19 Oktober
PENURUTAN BERDASARKAN IMAN

Paulus menjelaskan bahwa iman adalah dasar kehidupan Kristen. Iman ada-lah cara yang olehnya kita dapat memegang janji-janji yang kita dapatkan di dalam Kristus. Namun apakah iman itu sebenarnya? Apa sajakah yang diperlukan agar kita memiliki iman?

Apakah yang diajarkan oleh ayat-ayat berikut mengenai asal-usul iman?
Kej. 15:5, 6; Yoh 3:14-16; 2 Kor. 5:14, 15; Gal. 5:6.

Kej. 15:5, 6;
15:5 Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
15:6 Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.

Yoh 3:14-16;
3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,
3:15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

2 Kor. 5:14, 15;
5:14 Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati.
5:15 Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.

Gal. 5:6.
5:6 Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.

Iman sejati berdasarkanAlkitab adalah respons kita kepada Allah. Iman bukan­lah perasaan atau sikapyang manusia perlu miliki karena Allah menuntut hal itu. Sebaliknya, iman yang sesungguhnyaberasal dari hati yang telah dipenuhi oleh perasaan kasih dan syukur atas kebaikan Allah. Itulah sebabnyamengapa Alkitab berbicara mengenai iman, sebab iman itu selalu mengikuti inisiatif yang Allah te­lah lakukan sebelumnya. Contoh, dalam kisah Abraham, iman adalah tanggapannya terhadap janji-janji indah yang Allah telah buat baginya(Kej. 15:5, 6). Dalam Perjanjian Baru Paulus mengatakan bahwa, iman sesungguhnya didasarkan atas kesadaran kita tentang apa yang Kristus telah lakukan bagi kita di atas salib.

Jika iman adalah respons kita kepada Allah, apa sajakah yang seharusnya menjadi respons kita? Pertimbangkanlah apa yang ayat-ayat ini katakan tentang iman. Yoh 8:32, 36; Kis. 10:43; Rm. 1:5, 8; 6:17; lbr. 11:6; Yak. 2:19.

Yoh 8:32, 36;
8:32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
8:36 Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."

Kis. 10:43;
10:43 Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya."

Rm. 1:5, 8; 6:17;
1:5 Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya.
1:8. Pertama-tama aku mengucap syukur kepada Allahku oleh Yesus Kristus atas kamu sekalian, sebab telah tersiar kabar tentang imanmu di seluruh dunia.
6:17 Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu.

lbr. 11:6;
11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.

Yak. 2:19.
2:19 Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.


Banyak orang mendefinisikan iman sebagai "kepercayaan/keyakinan." Hal ini sangat membingungkan, karena dalam Bahasa Yunani kata "iman" adalah bentuk kata benda dari kata kerja "mempercayai." Menggunakan istilah yang satu untuk mendefinisikan yang lainnya adalah seperti mengatakan "iman ada­lah memiliki iman." Tidak memberikan arti yang baru.
Penyelidikan Alkitab yang sungguh-sungguh akan menyatakan bahwa iman tidak hanya mencakup pengenalan akan Allah tetapi juga menerima pengetahuan itu dengan sepenuh hati. Itulah sebabnya sangat penting bagi kita untuk memiliki gambaran yang sempurna tentang Allah. Pemahaman yang keliru tentang Allah akan mempersulit kita untuk memiliki iman. Namun penerimaan Injil secara intelek tidaklah cukup, karena "Setan pun percaya." Iman yang benarakan mempengaruhi cara hidup seseorang. Dalam Roma 1:5, Paulus menuliskan tentang "penurutan iman." Paulus tidak mengatakan bahwa penurutan adalah sama dengan iman. Yang dia maksudkan ialah bahwa iman yang benar mempengaruhi kehidupan seseorang secara menyeluruh, bukan hanya pikiran-nya saja. Hal itu melibatkan komitmen kepada Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus, dan bukan komitmen hanya kepada sederet peraturan dan hukum. Iman dinyatakan dengan apa yang kita lakukan, bagaimana cara kita hidup dan kepada siapa kita percaya, serta apa yang kita percayai.

Kamis 20 Oktober
APAKAH IMAN MENGANJURKAN HIDUP DALAM DOSA?

Salah satu tuduhan utama terhadap Paulus ialah bahwa Injil pembenaran oleh iman yang dia ajarkan mendorong orang untuk berbuat dosa (lihat Roma 3:8, 6:1). Tidak heran para penuduh ini beralasan bahwa jika manusia tidak harus menuruti hukum agar dapat berkenan kepada Allah, mengapa mereka harus memperhatikan cara hidup mereka?

Bagaimanakah Paulus menanggapi tuduhan yang menyatakan bahwa doktrin pembenaran oleh iman saja mendorong perilaku berbuat dosa? Galatia 2:17,18.
Galatia 2:17,18.
2:17 Tetapi jika kami sendiri, sementara kami berusaha untuk dibenarkan dalam Kristus ternyata adalah orang-orang berdosa, apakah hal itu berarti, bahwa Kristus adalah pelayan dosa? Sekali-kali tidak.
2:18 Karena, jikalau aku membangun kembali apa yang telah kurombak, aku menyatakan diriku sebagai pelanggar hukum Taurat.

Paulus menanggapi tuduhan para penentangnya dengan pernyataan yang paling tegas: "Allah melarang!" Sementara sangat mungkin bagi seseorang un­tuk jatuh ke dalam dosa setelah datang kepada Kristus, hal ini tentu bukanlah tanggung jawab Kristus. Jika kita melanggar hukum, kita sendirilah yang harus bertanggungjawab sebagai pelanggar hukum.

Bagaimanakah Paulus menggambarkan persatuannya dengan Yesus Kristus? Bagaimanakah jawaban ini menolak tuduhan yang dilontarkan oleh lawan-lawannya? Galatia 2:19-21.
Galatia 2:19-21
2:19 Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus;
2:20 namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
2:21 Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus.

Paulus mendapati bahwa alasan para penentangnya tidak masuk akal. Me­nerima Kristus dengan iman bukanlah hal yang sepele; hal itu bukanlah sekadar permainan yang diciptakan oleh mereka yang mempercayai surga, di mana Allah dapat menganggap seseorang benar meskipun tidak ada perubahan yang nyata dalam cara hidupnya. Sebaliknya, menerima Kristus dengan iman ada­lah suatu hal yang radikal. Hal itu menuntut penyatuan yang sempurna dengan Kristus—penyatuan baik dalam kematian-Nya dan kebangkitan-Nya. Secara rohani, Paulus mengatakan bahwa kita disalibkan bersama Kristus, dan manusia lama kita yang didasarkan pada sifat mementingkan diri telah berakhir (Roma 6:5-14). Kita telah membuat suatu pemisahan yang radikal dengan masa lalu. Segala sesuatunya menjadi baru (2 Korintus 5:17). Kita telah mengalami hi­dup baru dalam Kristus. Kristus yang telah bangkit itu nyata dalam kehidupan kita, hari demi hari la menjadikan kita serupa dengan Dia. Iman dalam Kristus, bukanlah alasan untuk dapat berbuat dosa melainkan merupakan ajakan, untuk memasuki hubungan yang lebih akrab dengan Kristus daripada hubungan yang ada dalam agama yang didasarkan pada penurutan hukum.

Bagaimanakah Anda menghubungkan konsep keselamatan oleh iman saja, tanpa perlunya penurutan hukum? Terhadap ajaran yang menya­takan bahwa iman dapat menjadi alasan untuk dapat melakukan dosa— apakah hal itu, membuat Anda menjadi takut atau bergembira? Apakah pengertian Anda tentang konsep keselamatan?

Jumat 21 Oktober
PENDALAMAN: "Kepada saya telah dinyatakan berulang kali bahayanya sebagai satu umat, memelihara konsep yang salah tentang pembenaran oleh iman. Kepada saya telah ditunjukkan bertahun-tahun lamanya bahwa Setan akan bekerja dengan cara yang khusus untuk membingungkan pemikiran manusia terhadap hal ini. Hukum Allah telah dihadapkan kepada jemaat-jemaat yang ada, hanya sekadar pengetahuan akan Yesus Kristus dan hubungan-Nya dengan hukum seperti persembahan yang diberikan oleh Kain. Kepada saya telah ditunjukkan bahwa ada banyak orang yang tidak dapat sampai kepada iman karena ide keselamatan yang tidak jelas dan membingungkan, hal ini terjadi karena para pendeta berusaha menjangkau hati manusia dengan cara yang salah. Ke-benaran yang ditanamkan ke dalam pikiran saya untuk bertahun-tahun lamanya adalah kebenaran Kristus yang dihisabkan....
"Tidak ada hal yang lebih penting untuk diajarkan berulang-ulang, agar tertanam dengan baik dalam pemikiran setiap orang, selain daripada kebenaran ten­tang kemustahilan usaha manusia yang berdosa untuk menyelamatkan dirinya meskipun dengan usahanya yang terbaik. Keselamatan diperoleh melalui iman dalam Yesus Kristus saja."—Ellen G. White, Faith and Works, hlm. 18, 19.
"Hukum itu menuntut kebenaran, dan inilah peran hukum dalam kehidupan orang berdosa; namun hukum tidak dapat membuat orang berdosa menjadi benar. Satu-satunya jalan yang dia dapat tempuh untuk mencapai kebenaran ada­lah melalui iman. Dengan iman dia dapat membawa jasa Kristus ke hadapan Allah, dan Allah akan menaruh kebenaran Anak-Nya sebagai milik orang ber­dosa. Kebenaran Kristus diterima menggantikan kegagalan manusia, dan Allah menerima, mengampuni, membenarkan, jiwa yang bertobat dan percaya, serta menerima mereka sebagai orang benar, dan mengasihi mereka seperti Dia me-ngasihi Anak-Nya."—Ellen G. White, Selected Messages, buku 1, hlm. 367.

PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.      Dalam kutipan di atas, Ellen G. White menyatakan bahwa tidak ada topikyang lebih penting daripada pembenaran oleh iman. Sebagai ang-gota kelas, diskusikanlah apakah pendapat itu masih relevan sampai saat ini seperti pada saat dia menulis pernyataan itu lebih dari seratus tahun yang lalu, jika demikian, mengapa.
2.      Mengapa Paulus mengatakan bahwa kematian Kristus tidak memiliki makna apa pun, jika pembenaran didapatkan lewat penurutan hukum? Galatia 2:21. Apakah yang dia maksudkan dengan pernyataannya itu?

RANGKUMAN: Sikap Petrus di Antiokhia menyatakan bahwa umat Tuhan yang tadinya berasal dari bangsa non-Yahudi tidak dapat menjadi orang Kristen yang benar kecuali mereka disunat terlebih dahulu. Paulus menyatakan bahwa pendapat itu keliru. Allah tidak dapat menyatakan seseorang benar berdasarkan perilaku orang tersebut, sebab manusia yang terbaik sekalipun tidak sempurna. Hanya dengan menerima apa yang Allah telah perbuat bagi kita melalui Kris­tus maka orang berdosa dapat dibenarkan di hadapan-Nya.




Pelajaran
5 Pratinjau
22-28 Oktober 2011
Iman Perjanjian Lama

Sabat Petang
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Galatia 3:1-14; Roma 1:2; 4:3; Kejadian 15:6; 12:1-3; Imamat 17:11; 2 Korintus 5:21.

AYAT HAFALAN: "Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: 'Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!'" (Galatia 3:13).

Seorang anak kecil membuat perahu mainan, yang dibuat dengan rapi dan dicat. Suatu hari ada yang mencuri perahunya, sehingga dia merasa sangat susah. Ketika dia melewati tempat pegadaian dia melihat pera­hunya. Dengan senang dia menemui petugas di tempat itu dan berkata, 'Ini perahu saya.' 'Tidak,' jawab si pemilik rumah pegadaian itu, 'Itu punya saya, sebab saya sudah membelinya.'' Ya,' sahut anak itu, 'itu punya saya, sebab saya yang membuatnya.' 'Baiklah,' sahut pemilik rumah pegadaian itu, 'jika engkau membayar dua dolar, engkau dapat memilikinya.' Jumlah itu cukup besar bagi seorang anak kecil yang tidak memiliki uang sepeser pun. Tetapi dia bertekad untuk memilikinya; demikianlah dia mulai memotong rumput, dan melakukan berbagai hal lain, akhirnya dia mendapatkan uang yang dibutuhkan.
"Dia berlari menuju rumah pegadaian itu dan berkata, 'Saya mau memiliki perahu saya.' Dia membayar harganya dan menerima perahu mainannya. Dia bawa perahu itu dalam dekapannya, dan menciumnya, dan berkata, 'Perahu kecilku, aku mengasihimu. Kau adalah milikku. Kau milikku dua kali. Pertama, aku membuatmu dan sekarang aku membelimu.
"Demikianlah halnya dengan kita. Kita menjadi milik Tuhan dua kali. Dia menciptakan kita, lalu kita masuk rumah pegadaian Setan. Kemudian Yesus datang dan membeli kita dengan harga yang sangat mahal—bukan dengan perak atau emas, melainkan oleh darah-Nya. Kita adalah ciptaan dan tebusan Allah."— William Moses Tidwell, Pointed Illustrations (Kansas City, Mo.: Beacon Hill Press, 1951) hlm. 97.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 29 Oktober.





No comments:

Post a Comment