Kesatuan Injil
Sabat Petang
BACALAH
UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Galatia 2:1-14; 1 Korintus 1:10-13; Kejadian
17:1-2; Yohanes 8:31-36; Kolose 3:11.
AYAT
HAFALAN: "Karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah
kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan.” (Filipi 2:2).
Reformator
Protestan bernama John Calvin meyakini bahwa perpecahan dan perselisihan merupakan alat Setan
yang paling ampuh melawan gereja, dan dia mengamarkan bahwa umat Kristen harus menghindari perpecahan
seperti menghindari wabah penyakit.
Namun apakah persatuan harus dijaga dengan mengorbankan kebenaran?
Bayangkan seandainya Martin Luther, bapa pembaru Protestan,
atas dasar persatuan
memilih untuk menarik kembali pandangannya tentang "keselamatan hanya oleh
iman" pada saat dia dihadapkan pada pengadilan di Worms.
"Kalau saja Pembaru itu menyerah dalam satu hal saja, Setan
bersama pengikut-pengikutnya akan memperoleh kemenangan. Tetapi keteguhannya
yang tak tergoyahkan itu, menjadi sarana pembebasan gereja untuk memulai era baru yang lebih baik."—Ellen G. White, Alfa
dan Omega, jld. 8, hlm. 174.
Dalam Galatia 2:1-14, kita membaca bagaimana Rasul Paulus dengan segala kesanggupannya
berusaha memelihara persatuan di antara para rasul meskipun ada usaha yang
dilakukan oleh beberapa orang untuk menghancurkannya. Namun bagi Paulus,
sebagaimana pentingnya persatuan, saat yang sama dia juga tidak setuju untuk
mengkompromikan kebenaran Injil untuk mencapai persatuan itu. Meskipun ada
kemungkinan terjadi perbedaan dalam persatuan, Injil janganlah dikompromikan
dalam proses itu.
*Pelqjari pelajaran pekan ini untuk persiapan
Sabat, 15 Oktober.
Minggu 9 Oktober
PENTINGNYA PERSATUAN
Baca 1 Korintus 1:10-13. Apakah yang
ayat-ayat ini katakan tentang betapa pentingnya bagi Paulus persatuan dalam
gereja?
1 Korintus 1:10-13
1:10. Tetapi
aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus,
supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi
sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.
1:11 Sebab,
saudara-saudaraku, aku telah diberitahukan oleh orang-orang dari keluarga Kloe
tentang kamu, bahwa ada perselisihan di antara kamu.
1:12 Yang
aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan
Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku
dari golongan Kristus.
1:13 Adakah
Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau adakah kamu
dibaptis dalam nama Paulus?
Setelah menyangkal tuduhan yang dilontarkan kepadanya bahwa Injil
yang dia beritakan tidak berasal dari Allah, Paulus mengarahkan perhatiannya
dalam Galatia 2:1,2 kepada tuduhan lain yang ditujukan kepadanya. Guru-guru
palsu di jemaat Galatia menyatakan bahwa Injil Paulus tidak selaras dengan apa
yang diajarkan oleh Petrus dan rasul-rasul lainnya. Mereka katakan bahwa Paulus, adalah seorang pembelot.
Menghadapi tuduhan ini, Paulus menceritakan kembali perjalanannya
ke Yerusalem empat belas tahun setelah pertobatannya; Meskipun kita tidak sepenuhnya
dapat memastikan kapan peristiwa itu terjadi, perjalanan pada zaman dulu
tidaklah mudah dan menyenangkan. Jika dia melewati daratan dari Antiokhia ke
Yerusalem, perjalanan sejauh 300 mil akan ditempuh dalam waktu tiga pekan
dengan berbagai kesukaran dan bahaya. Namun, meskipun menghadapi berbagai
kesulitan dalam perjalanannya, dia tetap datang, bukan karena dipaksa oleh
rasul-rasul lainnya tetapi oleh karena dorongan Roh Kudus. Dan pada waktu dia
berada di sana, dia menyampaikan Injilnya di hadapan para rasul.
Mengapa dia melakukan hal itu? Sesungguhnya bukan karena dia ragu
atas apa yang dia ajarkan. Dia tidak tnembutuhkan pembenaran dari rasul yang
lain. Lagi pula, dia telah memberitakan Injil yang sama selama empat belas tahun lamanya.
Dan meskipun dia tidak membutuhkan persetujuan maupun pembenaran, dia sangat
menghargai dukungan dari rasul-rasul lainnya.
Demikianlah, tuduhan yang menyatakan bahwa dia memiliki pekabaran
yang berbeda tidak hanya menyerang Paulus tetapi juga merupakan serangan terhadap
kesatuan para rasul, dan dalam gereja itu sendiri. Memelihara kesatuan dalam kerasulan sangatlah penting, sebab
pemisahan antara misi Paulus kepada bangsa-bangsa lain dan gereja induk di
Yerusalem dapat menimbulkan akibat yang merusak. Tidak akan ada persahabatan di
antara bangsa-bangsa lain dengan umat Kristen Yahudi, maka "Kristus akan
terbagi, segala upaya yang Paulus telah berikan, dan akan berikan, untuk
menginjili bangsa-bangsa lain akan terhambat."—F. F. Bruce, The Epistle to the Galatians (Grand
Rapids, Mich.: William B. Eerdmans Publishing Company, 1982), hlm. 111.
Masalah apa sajakah yang mengancam
persatuan gereja saat ini? Yang lebih penting lagi, setelah kita mengetahui
permasalahannya, bagaimanakah kita menanganinya? Isu apakah yang lebih penting
dari persatuan itu sendiri?
Senin 10
Oktober
SUNAT DAN SAUDARA-SAUDARA PALSU
Mengapa masalah sunat menjadi hal yang
sangat pokok dalam perselisihan antara Paulus dan beberapa orang Kristen
Yahudi? Lihat Kejadian 17:1-22; Galatia 2:3-5;
5:2, 6; Kisah 15:1, 5. Mengapa tidak terlalu sukar
untuk memahami jika beberapa orang akhirnya percaya bahwa bangsa-bangsa lain juga perlu disunat?
Kejadian 17:1-22
17:1. Ketika
Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada
Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di
hadapan-Ku dengan tidak bercela.
17:2 Aku
akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau
sangat banyak."
17:3 Lalu
sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya:
17:4.
"Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi
bapa sejumlah besar bangsa.
17:5 Karena
itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan
menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
17:6 Aku
akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi
bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja.
17:7. Aku
akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu
turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan
Allah keturunanmu.
17:8
Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai
orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk
selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka."
17:9 Lagi
firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang
perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.
17:10 Inilah
perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta
keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;
17:11
haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara
Aku dan kamu.
17:12 Anak
yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara
kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang
dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.
17:13 Orang
yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat;
maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal.
17:14 Dan
orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya,
maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah
mengingkari perjanjian-Ku."
17:15. Selanjutnya
Allah berfirman kepada Abraham: "Tentang isterimu Sarai, janganlah engkau
menyebut dia lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya.
17:16 Aku
akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang
anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu
bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya."
17:17 Lalu
tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: "Mungkinkah
bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah
Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang
anak?"
17:18 Dan
Abraham berkata kepada Allah: "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di
hadapan-Mu!"
17:19 Tetapi
Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan
anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan
mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk
keturunannya.
17:20
Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat
beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku
akan membuatnya menjadi bangsa yang besar.
17:21 Tetapi
perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu
tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga."
17:22
Setelah selesai berfirman kepada Abraham, naiklah Allah meninggalkan Abraham.
Galatia 2:3-5;
2:3 Tetapi
kendatipun Titus, yang bersama-sama dengan aku, adalah seorang Yunani, namun ia
tidak dipaksa untuk menyunatkan dirinya.
2:4 Memang
ada desakan dari saudara-saudara palsu yang menyusup masuk, yaitu mereka yang
menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam
Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat memperhambakan kita.
2:5 Tetapi
sesaatpun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka, agar kebenaran Injil
dapat tinggal tetap pada kamu.
Galatia 5:2, 6;
5:2
Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu,
Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu.
5:6 Sebab
bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak
bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.
Kisah 15:1, 5
15:1.
Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada
saudara-saudara di situ: "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat
yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan."
15:5 Tetapi
beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan
berkata: "Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti
hukum Musa."
Sunat adalah tanda perjanjian yang Allah tetapkan bagi Abraham,
bapa Bangsa Yahudi. Meskipun sunat hanya bagi anak laki-laki keturunan Abraham,
setiap orang diundang untuk memasuki hubungan perjanjian dengan Allah. Tanda
sunat diberikan kepada Abraham dalam Kejadian 17. Hal ini diberikan setelah
usaha Abraham yang membawa bencana—dengan menjadi bapa bagi seorang anak yang lahir dari hamba
istrinya (orang Mesir)—berusaha menolong Allah menggenapi janji-Nya memberikan
seorang anak kepadanya.
Sunat adalah tanda yang sesuai untuk perjanjian antara Allah dan
Abraham. Hal itu merupakan pengingat yang menyatakan bahwa rencana terbaik
manusia tidak dapat menyelesaikan apa yang Allah sendiri telah janjikan. Sunat
jasmani juga menjadi lambang bagi sunat hati (Ul. 10:16; 30:6; Yer. 4:4;
Roma 2:29). Hal itu mengibaratkan ditanggalkannya
rasa percaya diri yang kita miliki dan digantikan dengan ketergantungan kita
setiap saat pada Allah.
Pada zaman Paulus, sunat menjadi suatu tanda yang sangat bernilai
untuk identitas kebangsaan dan keagamaan—pada awalnya bukan itu tujuannya. Sekitar
seratus lima puluh tahun sebelum kelahiran Yesus, beberapa pahlawan yang
bersemangat tidak hanya memaksa semua orang Yahudi di Palestina yang belum
disunat untuk disunat, namun mereka juga meminta kepada semua orang yang
tinggal di wilayah kekuasaan mereka untuk melakukan hal yang sama. Bahkan
beberapa orang meyakini bahwa sunat adalah syarat untuk mendapatkan keselamatan.
Hal ini dapat dilihat dalam tulisan-tulisan zaman dulu yang menyatakan bahwa,
"Laki-laki yang disunat tidak akan turun ke Gehenna [neraka].'"—C.
E. B. Cranfield, A Critical and Exegetical Commentary on the Epistle to the
Romans (Edinburgh: T. & T. Clark Ltd., 1975), hlm. 172.
Merupakan suatu kesalahan jika menganggap bahwa Paulus menentang
sunat itu sendiri. Apa yang Paulus tentang ialah pemaksaan terhadap orang yang
bukan Yahudi agar mereka tunduk kepada hukum sunat. Guru-guru palsu itu
menyatakan: "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang
diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan" (Kisah 15:1). Masalahnya
kemudian berubah, tidak lagi mengenai sunat melainkan keselamatan. Keselamatan
itu kalau bukan oleh iman dalam Kristus saja, maka pilihan yang berikut adalah
mencapai sesuatu yang dapat dicapai oleh manusia.
Mungkin saat ini sunat tidak lagi menjadi masalah. Tetapi apakah (jika ada) masalah
yang kita sedang gumuli secara jemaat yang memiliki persamaan dengan masalah sunat?
Selasa 11 Oktober
KESATUAN DALAM KEANEKARAGAMAN
Baca
Galatia 2:1-10. Paulus berkata bahwa saudara-saudara palsu itu
"menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki
dalam Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat memperhambakan
kita" (Galatia 2:4). Dari apakah umat Kristen telah dibebaskan? Baca
Yohanes 8:31-36; Roma 6:6, 7; 8:2, 3; Galatia 3:23-25; 4:7, 8; Ibrani. 2:14,
15. Bagaimanakah kita mengalami realitas kebebasan itu bagi kehidupan kita
sendiri?
Galatia
2:1-10
2:1.
Kemudian setelah lewat empat belas tahun, aku pergi pula ke Yerusalem dengan
Barnabas dan Tituspun kubawa juga.
2:2 Aku
pergi berdasarkan suatu penyataan. Dan kepada mereka kubentangkan Injil yang
kuberitakan di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi--dalam percakapan tersendiri
kepada mereka yang terpandang--,supaya jangan dengan percuma aku berusaha atau
telah berusaha.
2:3 Tetapi
kendatipun Titus, yang bersama-sama dengan aku, adalah seorang Yunani, namun ia
tidak dipaksa untuk menyunatkan dirinya.
2:4 Memang
ada desakan dari saudara-saudara palsu yang menyusup masuk, yaitu mereka yang
menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam
Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat memperhambakan kita.
2:5 Tetapi
sesaatpun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka, agar kebenaran Injil
dapat tinggal tetap pada kamu.
2:6 Dan
mengenai mereka yang dianggap terpandang itu--bagaimana kedudukan mereka
dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang
muka--bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu
yang lain kepadaku.
2:7 Tetapi
sebaliknya, setelah mereka melihat bahwa kepadaku telah dipercayakan
pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat, sama seperti kepada Petrus
untuk orang-orang bersunat
2:8 --karena
Ia yang telah memberikan kekuatan kepada Petrus untuk menjadi rasul bagi
orang-orang bersunat, Ia juga yang telah memberikan kekuatan kepadaku untuk
orang-orang yang tidak bersunat.
2:9 Dan
setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas
dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku
dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada
orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat;
2:10 hanya
kami harus tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang
sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya.
Yohanes 8:31-36;
8:31. Maka
kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu
tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku
8:32 dan
kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
8:33 Jawab
mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba
siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?"
8:34 Kata
Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang
berbuat dosa, adalah hamba dosa.
8:35 Dan
hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah.
8:36 Jadi
apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."
Roma 6:6, 7; 8:2, 3;
6:6 Karena
kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa
kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
6:7 Sebab
siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.
8:2 Roh,
yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan
hukum maut.
8:3 Sebab
apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging,
telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam
daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah
menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,
Galatia 3:23-25; 4:7, 8;
3:23 Sebelum
iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung
sampai iman itu telah dinyatakan.
3:24 Jadi
hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita
dibenarkan karena iman.
3:25
Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah
pengawasan penuntun.
4:7 Jadi
kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah
ahli-ahli waris, oleh Allah.
4:8. Dahulu,
ketika kamu tidak mengenal Allah, kamu memperhambakan diri kepada allah-allah
yang pada hakekatnya bukan Allah.
Ibrani. 2:14, 15
2:14. Karena
anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama
dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh
kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;
2:15 dan
supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada
dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.
Kebebasan, sebagai
suatu gambaran pengalaman Kristen, menjadi sebuah konsep yang penting bagi
Paulus. Dia menggunakan kata itu lebih sering daripada penulis Perjanjian Baru
lainnya, dan dalam kitab Galatia kata bebas dan kebebasan digunakan
beberapa kali. Kebebasan, bagi orang Kristen berarti kebebasan di dalam
Kristus. Suatu kesempatan untuk menghidupkan kehidupan yang taat kepada
Allah. Hal itu membutuhkan kebebasan dari perhambaan hawa nafsu sifat alami
kita yang berdosa (Roma 6), kebebasan dari hukum dosa dan hukum maut (Roma
8:1, 2), dan kebebasan dari kuasa kematian (1 Korintus 15:55).
Para
rasul menyadari bahwa Paulus "telah dipercayakan pemberitaan Injil untuk
orang-orang tak bersunat, sama seperti kepada Petrus untuk orang-orang
bersunat" (Galatia 2:7). Apakah yang diajarkan oleh hal-hal ini mengenai sifat dari
kesatuan dan keanekaragaman dalam jemaat?
Para rasul mengetahui bahwa Allah telah memanggil Paulus untuk
memberi-takan Injil kepada orang-orang bukan Yahudi, sama seperti Dia telah
memanggil Petrus untuk berkhotbah kepada orang-orang Yahudi. Dalam kedua contoh
ini, Injil yang diberitakan sama, namun cara penyampaiannya disesuaikan dengan
orang yang ingin dijangkau oleh rasul-rasul itu. Kutipan ini menyatakan "bahwa
hal itu merupakan satu pemahaman yang penting karena salam yang sama akan
terdengar berbeda dan memiliki penekanan yang berbeda dalam konteks sosial dan
budaya yang berbeda...Sangatlah tepat jika
kesatuan yang menjadi dasar persatuan Kristen, adalah persatuan dalam
keanekaragaman."—James D. G. Dunn, The Epistle to the Galatians (Peabody,
Mass.: Hendrickson Publishers, Inc., 1993), hlm.106.
Seberapa
terbukakah kita seharusnya kepada metode penginjilan dan bersaksi yang mungkin menarik kita keluar
dari "daerah nyaman?" Adakah model-model penginjilan yang mengganggu
pikiran Anda? Jika demikian, sebutkanlah, mengapa hal itu mengganggu Anda,
mungkinkah Anda perlu lebih terbuka terhadap metode itu?
Rabu 12
Oktober
KONFRONTASI DI ANTIOKHIA (GALATIA 2:11-13)
Beberapa waktu kemudian setelah kunjungan Paulus ke Yerusalem,
Petrus mengunjungi Antiokhia dan Siria, di sanalah berdiri gereja non-Yahudi
yang pertama dan merupakan pusat kegiatan penginjilan Paulus seperti yang
diceritakan dalam Kisah Para Rasul. Pada waktu berada di tempat itu, Petrus
makan dengan leluasa bersama umat Kristen yang berasal dari bangsa-bangsa lain,
namun pada saat sekelompok orang Kristen Yahudi bergabung, Petrus—mengubah sikapnya—
karena ketakutan terhadap apa yang orang pikirkan mengenai dirinya.
Apakah
yang harus Petrus ketahui lebih baik lagi? Bandingkan Galatia 2:11-13 dan Kisah
10:28. Apakah yang dinyatakan oleh tindakannya mengenai betapa berpengaruhnya
faktor budaya dan tradisi dalam kehidupan kita?
Galatia
2:11-13
2:11. Tetapi
waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia
salah.
2:12 Karena
sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan
saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia
mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang
bersunat.
2:13 Dan
orang-orang Yahudi yang lainpun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga
Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka.
Kisah
10:28
10:28 Ia
berkata kepada mereka: "Kamu tahu, betapa kerasnya larangan bagi seorang
Yahudi untuk bergaul dengan orang-orang yang bukan Yahudi atau masuk ke rumah
mereka. Tetapi Allah telah menunjukkan kepadaku, bahwa aku tidak boleh menyebut
orang najis atau tidak tahir.
Beberapa orang memiliki anggapan yang salah bahwa Petrus dan orang
Yahudi lainnya yang bersama dengannya telah berhenti mengikuti hukum Perjanjian
Lama tentang makanan yang halal dan haram. Tetapi kelihatannya, hal ini bukan
merupakan masalah. Jika Petrus dan seluruh umat Kristen Yahudi telah membuang
hukum Yahudi tentang makanan, akan terjadi keributan dalam jemaat pada waktu
itu. Jika hal itu terjadi, pastilah ada catatan mengenai peristiwa itu.
Kemungkinannya adalah mengenai makan bersama orang yang bukan Yahudi. Karena
banyak orang Yahudi menganggap bangsa-bangsa lain haram, ada kebiasaan pada
waktu itu untuk sedapat mungkin menghindari hubungan sosial dengan
bangsa-bangsa lain.
Petrus mengalami pergumulan mengenai hal ini, dan hanya melalui
penglihatan dari Allah saja yang dapat menolong dia untuk dapat melihat
permasalahan ini dengan jelas. Petrus berkata kepada Kornelius, kepala pasukan
Roma, saat dia masuk ke dalam rumahnya, "Kamu tahu, betapa kerasnya
larangan bagi seorang Yahudi untuk bergaul dengan orang-orang yang bukan Yahudi
atau masuk ke rumah mereka. Tetapi Allah telah menunjukkan kepadaku, bahwa aku
tidak boleh menyebut orang najis atau tidak tahir" (Kisah 10:28). Meskipun
dia memiliki pemahaman yang lebih baik, dia begitu takut menentang saudara
sebangsanya sehingga dia kembali pada kebiasaannya yang lama. Demikianlah
kelihatannya, pengaruh budaya dan tradisi sangat kuat dalam kehidupan
Petrus.
Paulus, menyebutkan tindakan Petrus apa adanya: kata Yunani yang
digunakannya dalam Galatia 2:13 adalah hypocrisy (kemunafikan). Bahkan
Barnabas, menyebutkan "hidup dalam kemunafikan mereka." Kalimat yang
begitu kuat dari seorang hamba Tuhan kepada hamba Tuhan lainnya.
Mengapa sangat mudah untuk menjadi seorang
yang munafik? (Kita cenderung menutup mata kita terhadap kesaiahan-kesalahan
kita sementara pada saat yang sama sangat cepat melihat kesalahan orang lain?)
Jenis kemunafikan apakah yang Anda dapatkan dalam kehidupan Anda? Yang lebih
penting adalah, bagaimanakah Anda dapat mengenalinya dan membuangnya?
Kamis 13 Oktober
KEPEDULIAN PAULUS (GALATIA 2:14)
Situasi di Antiokhia sangat menegangkan: Paulus dan Petrus, yang
adalah pemimpin dalam gereja, terlibat dalam konflik terbuka. Dan Paulus meminta
Petrus untuk mempertanggungjawabkan tindakannya.
Apakah
alasan Paulus atas sikapnya yang menegur Petrus secara terbuka? Galatia 2:11-14.
Galatia
2:11-14.
2:11. Tetapi
waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia
salah.
2:12 Karena
sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan
saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia
mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang
bersunat.
2:13 Dan
orang-orang Yahudi yang lainpun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga
Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka.
2:14 Tetapi
waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil,
aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: "Jika engkau, seorang
Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat
memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?"
Menurut Paulus, masalahnya bukanlah pada keputusan Petrus untuk
makan bersama pengunjung dari Yerusalem. Sebab kebiasaan pada zaman dulu sangat
menuntut keramahtamahan. Yang menjadi masalah adalah "kebenaran
Injil." Ini bukan sekadar masalah persahabatan dan tata cara makan.
Tindakan Petrus, sesungguhnya mengkompromikan seluruh kebenaran Injil.
Baca
Galatia 3:28 dan KoIose 3:11. Bagaimanakah kebenaran dalam ayat-ayat ini menolong kita untuk
memahami reaksi Paulus yang sangat keras?
Galatia
3:28
3:28 Dalam
hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang
merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di
dalam Kristus Yesus.
KoIose 3:11
3:11 dalam
hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang
tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi
Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.
Pada saat Paulus bertemu dengan Petrus dan rasul-rasul lainnya di
Yerusalem, mereka telah menyimpulkan bahwa bangsa-bangsa lain dapat menikmati
semua berkat dalam Kristus tanpa harus mengikuti hukum sunat. Tindakan Petrus menyebabkan perjanjian
itu dalam bahaya. Tadinya umat Kristen Yahudi dan Non-Yahudi telah bergabung
dalam suasana persahabatan yang akrab, sekarang kumpulan itu terbagi dua, dan
ini memungkinkan terjadinya perpecahan dalam gereja pada masa mendatang.
Dalam pemandangan Paulus, sikap Petrus menunjukkan bahwa umat
Kristen yang bukan Yahudi digolongkan sebagai anggota jemaat kelas dua (kelas
yang lebih rendah), dan dia percaya bahwa tindakan Petrus adalah menekan bangsa-bangsa
lain agar mengikuti hukum sunat jikalau mereka ingin mengalami persekutuan yang
sepenuhnya. Itulah sebabnya Paulus berkata, "Jika engkau, seorang Yahudi,
hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa
saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?" (Galatia
2:14). Frase "hidup secara Yahudi" dapat diterjemahkan
"menjadikan Yahudi." Kata ini sangat umum untuk menyatakan kondisi
"yang mempraktikkan cara hidup Yahudi." Kata ini digunakan untuk
bangsa-bangsa lain yang hadir di rumah ibadah orang Yahudi dan berpartisipasi
dalam adat kebiasaan orang Yahudi. Inilah juga alasannya mengapa para
penentang Paulus di Galatia, yang dia sebut sebagai saudara-saudara palsu,
sering disebut sebagai "orang yang berusaha membuat orang lain menjadi
Yahudi."
Seolah-olah
tindakan Petrus belum cukup, Barnabas kedapatan melakukan hal yang sama, orang
yang seharusnya mengetahui hal ini dengan lebih baik. Ini merupakan contoh yang
jelas dari "tekanan kelompok!" Bagaimanakah kita melindungi diri
kita agar tidak mengikuti perubahan dalam arah yang salah, oleh karena pengaruh
orang-orang yang ada di sekitar kita?
Jumat 14 Oktober
PENDALAMAN: Untuk
pelajaran lanjutan mengenai persatuan dan keanekaragaman dalam gereja, baca
tulisan Ellen G. White, "Investigation of New Light," hlm. 45, 47,
dalam Counsels to Writers and Editors; "An Explanation of Early
Statements," hlm. 75, dalam Selected Messages, book 1;
"Kebijaksanaan," hlm. 102-106, dalam Pelayan Injil; dan
"Manuscript Release 898," hlm. 1092, 1093, dalam 1888 Materials, jld.
3.
"Usaha manusia yang terbaik sekalipun, bilamana dilakukan menurut kehendak mereka sendiri akan menghasilkan
kesalahan yang sangat mengerikan. Semakin besar tanggung jawab yang diberikan
kepada seseorang, semakin tinggi posisinya untuk mengatur dan mengendalikan,
semakin banyak kerusakan yang akan dia lakukan dalam menyesatkan pikiran dan
hati manusia jika dia tidak sungguh-sungguh mengikuti jalan Tuhan. Di Antiokhia
Petrus gagal mempertahankan integritasnya. Paulus harus menahan pengaruhnya yang
dapat melemahkan. Hal ini dicatat agar dapat memberikan manfaat bagi orang
lain, dan ini dapat menjadi amaran yang serius bagi mereka yang berada pada
kedudukan yang tinggi, agar mereka tidak gagal untuk mempertahankan
integritasnya."—
Ellen G. White Comments, The SDA Bible Commentary, jld. 6, hlm. 1108.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
1. Sangat sedikit orang yang mau melakukan konfrontasi, namun kadangkala
hal ini dibutuhkan. Dalam situasi yang bagaimanakah gereja layak untuk menegur
kesalahan dan mendisiplin mereka yang menolak nasihat?
2. Ketika GMAHK mengalami
pertumbuhan di seluruh dunia, hal itu membuat anggotanya semakin beraneka
ragam. Apakah langkah yang harus diambil oleh gereja agar persatuan itu tidak
hilang di tengah-tengah keanekaragaman itu? Bagaimanakah kita belajar menerima
bahkan menikmati perbedaan budaya dan tradisi di antara kita, sementara pada
saat yang sama menjaga persatuan?
3. Pada saat membagikan
Injil dalam budaya yang berbeda, bagian-bagian penting apakah yang tidak boleh
diubah, dan apa sajakah yang dapat diubah? Bagaimanakah kita dapat belajar
membedakan di antara kedua hal itu, bilamana suatu saat diperlukan adanya
perubahan?
RANGKUMAN: Pemaksaan yang dilakukan oleh beberapa orang Kristen Yahudi agar
bangsa-bangsa lain harus disunat supaya dapat menjadi pengikut Kristus yang
setia merupakan ancaman yang serius terhadap persatuan gereja yang mula-mula.
Gantinya membiarkan isu ini membagi jemaat menjadi dua pergerakan yang berbeda,
para rasul bekerja bersama, untuk memastikan tubuh Kristus tetap bersatu dan
setia kepada kebenaran Injil, sekalipun harus mengalami perselisihan di antara
sesama mereka.
No comments:
Post a Comment