PELAJARAN 2 TRIWULAN IV 2011


Otoritas Paulus dan Injil

Sabat Petang

BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: 2 Petrus 3:15, 16; Galatia 1; Filipi 1:1; Galatia 5:12.

AYAT HAFALAN: "Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia, atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Seandainya aku masih mau mencoba berkenan pada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus" (Galatia 1:10).

Beberapa mahasiswa di sebuah universitas mendirikan sebuah pusat kegiatan dalam kampus mereka, di mana setiap orang—tanpa memandang suku, jenis kelamin, status sosial, atau keyakinan agama—akan diterima. Bayangkan bilamana beberapa tahun kemudian para mahasiswa ini kembali mengunjungi kampus itu dan mendapati bahwa mahasiswa lain telah mengubah pusat kegiatan mahasiswa itu. Gantinya menemukan satu ruangan yang besar untuk kegiatan sosial—yang dirancang untuk mempererat persatuan mahasiswa—ruangan itu telah disekat menjadi beberapa ruangan yang lebih kecil dengan penyaringan yang dilakukan pada pintu masuk berdasarkan suku, jenis kelamin, dan lain sebagainya. Para mahasiswa yang merancang ulang ruangan itu mungkin beralasan bahwa otoritas yang mereka miliki untuk melakukan perubahan itu berasal dari beberapa abad yang lalu—tradisi yang sudah lama dilakukan.
Kisah ini hampir sama dengan situasi yang dihadapi Paulus ketika dia menuliskan suratnya kepada jemaat di Galatia. Rencananya agar bangsa-bangsa lain dapat bergabung dalam jemaat hanya berdasarkan iman saja ditentang oleh guru-guru palsu yang memaksakan pendapat mereka bahwa bangsa lain harus disunat juga sebelum mereka diterima menjadi anggota jemaat.
Paulus melihat bahwa, konsep ini, merupakan sebuah serangan pada inti Injil itu sendiri; sehingga, dia harus memberikan tanggapan. Tanggapannya ialah berupa sebuah surat kepada jemaat di Galatia.

*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 8 Oktober.

Minggu 2 Oktober
PAULUS, SI PENULIS SURAT

Baca 2 Petrus 3:15,16. Apakah yang ayat-ayat ini katakan tentang bagai­mana gereja mula-mula memandang tulisan Paulus? Apakah yang diajarkan pada kita tentang bagaimana inspirasi dapat bekerja dengan efektif?
2 Petrus 3:15,16
3:15 Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya.
3:16 Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain.

Saat Paulus menulis surat kepada jemaat di Galatia, dia tidak mencoba menghasilkan sebuah literatur yang sangat luar biasa. Sebaliknya, di bawah tuntunan Roh Suci, Paulus membahas situasi tertentu yang melibatkan dirinya dengan umat percaya yang ada di Galatia.
Surat-surat seperti yang dikirim kepada jemaat Galatia memiliki peranan penting dalam pelayanan kerasulan Paulus. Sebagai seorang misionaris bagi bangsa-bangsa non-Yahudi, Paulus menemukan beberapa gereja yang tersebar di tepi laut Mediterania. Meskipun dia mengunjungi jemaat-jemaat ini bilamana ada kesempatan, dia tidak dapat tinggal di satu tempat terlalu lama. Sebagai pengganti kehadirannya, Paulus menuliskan beberapa surat kepada jemaat-jemaat ini untuk memberikan arahan kepada mereka. Beberapa kali, salinan surat-surat Paulus dibagikan untuk dibaca di beberapa jemaat (Kol. 4:16). Meskipun beberapa surat Paulus telah hilang, paling sedikit tiga belas buku di Perjanjian Baru ditulis oleh Paulus. Seperti kata-kata yang ditunjukkan di atas, dan sebagaimana juga yang terjadi dengan surat-surat Petrus, menunjukkan bahwa pada keadaan tertentu surat Paulus dapat dianggap sebagai bagian dari Kitab Suci. Hal ini menunjukkan betapa besar otoritas yang didapatkan oleh pelayanannya pada awal sejarah gereja.
Beberapa orang Kristen percaya bahwa bentuk surat-surat Paulus sangat unik— suatu bentuk khusus yang dibentuk oleh kuasa Roh Kudus agar dapat menampung Firman yang Allah inspirasikan. Pendapat ini berubah saat ada seorang ahli Alkitab yang masih muda dari Oxford, bernama Bernard Grenfell dan Arthur Hunt, menemukan di Mesir sekitar lima ratus ribu tulisan dalam papirus kuno (dokumen yang ditulis pada papirus, suatu bahan yang sangat populer untuk menulis yang digunakan ratusan tahun sebelum dan sesudah Kristus). Sebagai tambahan dari penemuan itu beberapa salinan dari Perjanjian Baru, mereka menemukan surat tagihan, pengembalian pajak, kwitansi, dan surat-surat pribadi.
Banyak orang yang heran, karena bentuk dasar dari surat-surat Paulus adalah hal yang umum digunakan oleh semua penulis surat pada zamannya. Bentuknya mencakup (1) salam pembuka yang mencantumkan identitas si pengirim dan si penerima, dan mencantumkan ucapan salam; (2) ungkapan rasa syukur; (3) isi surat; dan, akhirnya, (4) kalimat penutup.
Secara singkat, Paulus menggunakan bentuk dasar pada saat itu, dia berkomunikasi dengan orang pada saat itu lewat suatu sarana dan bentuk yang me­reka sudah biasa lihat.

Seandainya Alkitab ditulis pada saat ini, apakah media, bentuk dan model yang Tuhan akan gunakan untuk menjangkau kita?

Senin 3 Oktober
PANGGILAN PAULUS

Meskipun surat-surat Paulus secara umum mengikuti bentuk dasar dari surat-surat zaman dulu, surat ke jemaat di Galatia berisi beberapa bagian yang tidak ditemui dalam surat-surat Paulus lainnya. Bilamana kita menyadari hal ini, maka perbedaan ini dapat menolong kita untuk lebih baik lagi memahami kondisi ketika Paulus menulis surat itu.

Bandingkan salam pembuka Paulus dalam Galatia 1:1, 2 dengan apa yang dia tulis di Efesus 1:1, Filipi 1:1, dan 2 Tesalonika 1:1. Apakah persamaan dan perbedaan dari salam Paulus dalam surat Galatia jika dibandingkan dengan surat-surat lainnya?
Galatia 1:1, 2
1:1. Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati,
1:2 dan dari semua saudara yang ada bersama-sama dengan aku, kepada jemaat-jemaat di Galatia:

Efesus 1:1
1:1. Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus.

Filipi 1:1
1:1. Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi, dengan para penilik jemaat dan diaken.

2 Tesalonika 1:1
1:1. Dari Paulus, Silwanus dan Timotius, kepada jemaat orang-orang Tesalonika di dalam Allah Bapa kita dan di dalam Tuhan Yesus Kristus.

Salam pembuka dari Paulus dalam surat Galatia bukan hanya lebih panjang dibandingkan dengan yang lainnya, tetapi dia melanjutkan dengan otoritas kera­sulannya. Secara literal, kata rasul berarti "seorang yang diutus" atau "utusan." Dalam Perjanjian Baru, arti yang sebenarnya, ditujukan pada dua belas pengikut Yesus dan kepada mereka yang melihat Kristus setelah kebangkitan-Nya . dan yang diutus menjadi saksi-Nya (Gal. 1:19; 1 Kor 15:7). Paulus menyatakan bahwa dia berasal dari kelompok ini.
Pada kenyataannya, Paulus menolak pendapat yang menyatakan bahwa ke­rasulannya berasal dari manusia, ini menunjukkan bahwa ada satu usaha yang dilakukan oleh beberapa orang di Galatia untuk merendahkan otoritas kerasulan­nya. Mengapa? Seperti yang kita sudah lihat, beberapa orang dalam gereja tidak senang dengan pekabaran Paulus yang menyatakan bahwa keselamatan hanya berdasarkan iman kepada Kristus saja dan bukan pada penurutan akan hukum. Mereka merasa bahwa Injil Paulus mengesampingkan penurutan. Para pengacau ini sangat licik. Mereka sadar bahwa fondasi Injil Paulus secara langsung terikat kepada sumber otoritas kerasulannya (Yoh. 3:34), dan mereka bertekad untuk melancarkan serangan yang ampuh terhadap otoritas itu.
Namun, mereka tidak menyangkal kerasulan Paulus secara langsung; mereka hanya mempersoalkan bahwa hal itu tidak terlalu jelas. Mereka menyatakan bah­wa Paulus bukanlah pengikut Yesus yang sebenarnya; itulah sebabnya, otoritasnya bukan berasal dari Allah tetapi dari manusia—mungkin dari pemimpin gereja di Antiokhia yang mengutus Paulus dan Barnabas sebagai misionaris (Kis. 13:1-3). Atau, mungkin berasal dari Ananias, yang membaptiskan Paulus (Kis. 9:10-18). Paulus, dalam pemandangan mereka, hanyalah seorang utusan dari Aritiokhia atau Damsyik—tidak lebih dari itu! Selanjutnya, mereka menyatakan bahwa pekabar-annya merupakan pendapat pribadi belaka, dan bukan Firman Allah.
Paulus menyadari bahayadari tuduhanyang dilontarkan kepadanya, itulah sebab­nya dia segera mempertahankan kerasulannya yang dia telah terima dari Allah.

Dalam hal apakah, otoritas Alkitab dipertanyakan saat ini oleh anggota gereja? Bagaimanakah kita dapat mengenali tantangan ini? Yang le­bih penting lagi, bagaimanakah mereka (mungkin) mempengaruhi pikiran Anda sehubungan dengan otoritas Alkitab?

Selasa 4 Oktober
INJIL PAULUS

Sebagai tambahan dari argumen Paulus untuk mempertahankan ke­rasulannya, apakah lagi yang Paulus sampaikan dalam salamnya kepada jemaat Galatia? Bandingkan Galatia 1:3-5 dengan Efesus 1:2, Filipi. 1:2, dan Kolose 1:2.
Galatia 1:3-5
1:3 kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus,
1:4 yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita.
1:5 Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.

Efesus 1:2
1:2 Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.

Filipi. 1:2
1:2 Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.

Kolose 1:2
1:2 kepada saudara-saudara yang kudus dan yang percaya dalam Kristus di Kolose. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, menyertai kamu.

Salah satu keistimewaan yang unik dari surat-surat Paulus ialah bagaimana dia menghubungkan kata kasih karunia dan damai sejahtera dalam salam yang dia sampaikan. Kombinasi dari dua kata ini adalah modifikasi dari salam yang menjadi ciri khas orang Yunani dan Yahudi. Seorang penulis dari Yunani akan menyampaikan "Salam" (chairein), Paulus menulis "kasih karunia," satu kata yang hampir sama dalam Bahasa Yunani (charis). Paulus kemudian menambahkan salam Bangsa Yahudi "damai sejahtera" kepada salam ini.
Kombinasi dari kedua kata ini bukan hanya untuk menyenangkan para pembaca. Sebaliknya, kedua kata itu menggambarkan pekabaran Injil yang dia sam­paikan. (Paulus menggunakan dua kata ini lebih sering daripada penulis lainnya dalam Perjanjian Baru). Kasih karunia dan damai sejahtera bukanlah berasal dari Paulus tetapi dari Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus.

Apakah aspek penting dari Injil yang Paulus tuliskan dalam Galatia 1:1-6?
Galatia 1:1-6
1:1. Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati,
1:2 dan dari semua saudara yang ada bersama-sama dengan aku, kepada jemaat-jemaat di Galatia:
1:3 kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus,
1:4 yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita.
1:5 Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.
1:6. Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,

Meskipun Paulus hanya memiliki sedikit kesempatan dalam salam pembuka untuk memperkembang Injil itu, dengan sangat bagus dia menyampaikan inti Injil hanya dalam ayat yang begitu singkat. Di atas kebenaran utama apakah In­jil itu diletakkan? Menurut Paulus, bukanlah penurutan kepada hukum—inilah " pokok yang diserukan oleh lawan-lawan Paulus. Sebaliknya, Injil sepenuhnya didasarkan pada apa yang Kristus telah kerjakan bagi kita melalui kematian-Nya di atas kayu salib dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Kematian dan kebangkitan Kristus mengerjakan hal yang kita tidak dapat kerjakan bagi diri kita sendiri. Apa yang Yesus kerjakan sanggup mematahkan kuasa dosa dan kematian, dan membebaskan pengikutnya dari kuasa kejahatan, yang mengikat banyak orang dalam belenggu ketakutan.
Saat Paulus menggambarkan kabar yang indah tentang kasih karunia dan damai sejahtera yang Tuhan sediakan bagi kita dalam Kristus, dia rindu untuk memuji Tuhap, hal ini terlihat dalam ayat 5.

Sebanyak kata-kata yang digunakan oleh Paulus dalam Galatia 1:1-5, tuliskanlah.pengertian Anda tentang Injil, apakah Injil itu sebenarnya. Bagikanlah hal itu pada hari Sabat.

Rabu 5 Oktober
TIDAK ADA INJ1L LAIN

Apakah yang sepatutnya mengikuti salam dalam surat-surat Paulus? Bagaimanakah surat Galatia berbeda dari yang lain? Bandingkan Galatia 1:6 dan Roma 1:8; 1 Korintus 1:4; Filipi 1:3, dan 1 Tesalonika 1:2.
Galatia 1:6
1:6. Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,

Roma 1:8
1:8. Pertama-tama aku mengucap syukur kepada Allahku oleh Yesus Kristus atas kamu sekalian, sebab telah tersiar kabar tentang imanmu di seluruh dunia.

1 Korintus 1:4
1:4 Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus.

Filipi 1:3
1:3. Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu.

1 Tesalonika 1:2.
1:2. Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami.

Meskipun Paulus menanggapi berbagai tantangan dan masalah dalam suratnya kepada jemaat-jemaat, dia tetap memelihara kebiasaan untuk melanjutkan salamnya dengan doa atau ucapan syukur kepada Allah atas iman dari para pembaca suratnya. Dia juga melakukan hal yang sama dalam suratnya kepa­da jemaat di Korintus, jemaat yang masih bergumul dengan berbagai perilaku yang menyimpang (bandingkan 1 Korintus 1:4 dan 5:1). Situasi di Galatia begitu menyedihkan, sehingga sangatlah wajar jika Paulus mengabaikan ucapan syukur dan langsung membahas permasalahan yang ada.

Kata apakah yang Paulus gunakan untuk menggambarkan tingkat kepeduliannya terhadap situasi  yang terjadi di jemaat Galatia? Baca Galatia 1:6-9; 5:12.
Galatia 1:6-9
1:6. Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,
1:7 yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.
1:8 Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.
1:9 Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.

5:12
Baiklah mereka yang menghasut kamu itu mengebirikan saja dirinya!

Paulus tidak menahan kata apa pun yang dapat dia gunakan untuk menegur jemaat di Galatia. Dia mencela mereka oleh sebab mereka telah mengkhianati panggilan mereka sebagai orang Kristen. Kenyataannya, kata berbalik, yang digunakan dalam ayat 6, sering digunakan untuk menggambarkan prajurit yang tidak setia dan meninggalkan tugasnya sebagai prajurit. Secara rohani, Paulus mengatakan bahwa jemaat Galatia sedang berbalik arah dan membelakangi Tuhan.
Bagaimanakah jemaat Galatia meninggalkan Allah? Dengan beralih pada Injil lain. Paulus tidak mengatakan ada lebih dari satu Injil tetapi ada beberapa orang dalam gereja—yang mengajarkan bahwa iman dalam Kristus tidaklah cukup (Kisah 15:1-5)—bertindak seolah-olah ada Injil yang lain. Paulus sangat kecewa dengan konsep yang keliru tentang Injil sehingga dia berharap agar setiap orang yang mengkhotbahkan Injil yang lain menerima kutuk dari Allah! (Galatia 1:8). Paulus sangat tegas dalam hal ini sehingga dia menuliskan hal yang sama dua kali (Galatia 1:9).

Pada saat ini, ada kecenderungan dalam gereja  kita (di beberapa tempat) yang lebih menekankan pengalaman daripada doktrin. Apa yang le­bih penting adalah pengalaman, hubungan kita dengan Allah. Sekalipun pengalaman itu penting, apakah yang tulisan Paulus ajarkan pada kita tentang pentingnya doktrin yang benar?

Kamis 6 Oktober
ASAL USUL INJIL PAULUS

Para pengacau di Galatia menyatakan bahwa Injil Paulus berasal dari keinginannya untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain. Apakah perubahan yang seharusnya Paulus lakukan dalam suratnya jika dia hanya mencari persetujuan manusia? Perhatikan juga Galatia 1:6-9, 11-24.
Galatia 1:6-9
1:6. Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,
1:7 yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.
1:8 Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.
1:9 Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.

11-24
1:11 Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia.
1:12 Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus.
1:13 Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya.
1:14 Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku.
1:15 Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya,
1:16 berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia;
1:17 juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik.
1:18 Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya.
1:19 Tetapi aku tidak melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus.
1:20 Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta.
1:21 Kemudian aku pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia.
1:22 Tetapi rupaku tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea.
1:23 Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya.
1:24 Dan mereka memuliakan Allah karena aku.

Mengapa Paulus tidak meminta orang yang bertobat dari suku bangsa lain untuk disunat? Penentang Paulus menyatakan bahwa Paulus menginginkan pertobatan dengan harga yang mahal. Mereka menduga karena Paulus mengetahui bangsa-bangsa non-Yahudi enggan untuk membahas tentang sunat, maka dia tidak menuntut hal itu. Oh dia hanya berusaha menyenangkan orang lain! Menghadapi tuduhan itu, Paulus menuding lawan-lawannya dengan kata-kata yang tegas yang ditulis di ayat 8 dan 9.
Bilamana yang dia butuhkan hanya persetujuan manusia, dia akan memberikan jawaban yang berbeda.

Mengapa Paulus mengatakan bahwa tidaklah mungkin menjadi pengikut Kristus sementara kita mencoba menyenangkan manusia?

Setelah Paulus menyatakan dalam ayat 11 dan 12 bahwa dia meneri­ma Injil dan otoritasnya langsung dari Allah, bagaimanakah kata-katanya dalam ayat 13-24 menyatakan maksudnya?

Ayat 13-24 menyediakan catatan riwayat hidup Paulus sebelum pertobatan-nya (ayat 13, 14), pada saat pertobatannya (ayat-15, 16), dan sesudah pertobatannya (ayat 16-24). Paulus mengatakan bahwa keadaan yang menyertai setiap peristiwa itu menyebabkan orang lain tidak mungkin menyatakan bahwa Injil yang dia terima dari manusia dan bukan dari Allah. Paulus tidak memberikan kesempatan kepada siapa pun meremehkan pekabarannya dengan memperta-nyakan panggilannya sebagai rasul. Dia mengetahui apa yang terjadi kepadanya, dia mengetahui apa yang haras dia ajarkan, dan dia akan melakukannya, berapa pun harganya.

Seberapa pastikah Anda dengan panggilan Anda dalam Kristus? Bagai­manakah Anda mengetahui secara pasti apa yang Allah mau supaya Anda lakukan? Pada saat yang sama, jika Anda merasa yakin dengan panggilanmu, mengapa Anda perlu mendengarkan nasihat orang lain?

Jumat 7 Oktober
PENDALAMAN: "Hampir di setiap jemaat ada anggota yang berasal dari Bangsa Yahudi. Melalui orang-orang yang bertobat inilah guru-guru Yahudi mendapatkan jalan masuk, dan melalui mereka mendapatkan tempat berpijak dalam gereja. Tidaklah mungkin, melalui argumen Kitab Suci, melenyapkan doktrin yang Paulus ajarkan; demikianlah mereka kembali pada kejahatan yang paling keji de­ngan menentang pengaruhnya dan melemahkan otoritasnya. Mereka menyatakan bahwa dia bukan murid Yesus, dan dia tidak menerima penugasan apa pun dari Yesus; namun dia berpura-pura mengajarkan Injil yang sebenarnyabertentangan dengan apa yang dianut oleh Petrus, Yakobus, dan rasul-rasul lainnya....
"Paulus gelisah melihat kejahatan yang bekerja dengan cepat untuk merusak gereja ini. Dia segera menulis surat kepada jemaat di Galatia, menyingkapkan teori yang salah, dan dengan keras menegur mereka yang telah menyimpang dari iman."—Ellen G. White, Sketches From the Life of Paul, hlm. 188, 189.

PERTANYAAN UNTUK D1SKUSI:
1.      Dalam kelas, bacalah penjelasan Anda tentang bagaimana Injil itu se-harusnya. Apakah yang Anda dapat pelajari dari berbagai pendapat yang diberikan dalam kelas?
2.      Dalam salamnya kepada jemaat di Galatia, dia menyatakan bahwa ke-matian Yesus terjadi oleh karena alasan tertentu. Apakah alasan itu, apakah maknanya bagi kita yang hidup pada saat ini?
3.      Dalam Galatia 1:14 Paulus mengatakan bahwa dia sangat bersemangat untuk mempertahankan tradisi leluhurnya. Yang dimaksudkan Paulus dengan "tradisi" di sini adalah, tradisi yang disampaikan secara lisan oleh orang Farisi dan Perjanjian Lama itu sendiri. Manakah tempat bagi tradisi (jika ada) dalam iman kita? Amaran apakah yang Paulus mungkin berikan kepada kita saat ini sehubungan dengan seluruh pertanyaan tentang tradisi?
4.      Mengapa Paulus nampaknya tidak memberikan "toleransi" kepada me­reka yang memiliki keyakinan yang berbeda dengannya? Baca lagi beberapa hal yang dia tuliskan tentang mereka yang memiliki pandangan yang berbeda dari Injil. Dan bagaimanakah pandangan kita terhadap orang yang memiliki sikap yang keras dan tidak suka berkompromi, dalam gereja kita saat ini?
RANGKUMAN: Guru-guru palsu di jemaat Galatia berusaha meremehkan pelayanan Paulus dengan menyatakan bahwa kerasuIan dan pekabaran Injil yang dia sampaikan tidak berasal dari Allah, Paulus menghadapi kedua tuduhan ini pada ayat-ayat pembuka dalam suratnya kepada jemaat di Gala­tia. Dengan berani dia menyatakan hanya ada satu jalan keselamatan; dan dia menggambarkan berbagai peristiwa yang terjadi pada saat dia mengalami pertobatan yang menunjukkan bahwa panggilannya dan Injil yang dia sampaikan hanya berasal dari Allah.                  

No comments:

Post a Comment