"Jangan Percaya pada Kata-kata Penipuan":
Para Nabi dan Penyembahan
SABAT PETANG
BACALAH
UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Yesaya 1:11-15; 6:1-8;
Yesaya 44; 58:1-10; Yeremia 7:1-10; Mikha 6:1-8.
AYAT
HAFALAN: "Siapakah seperti Aku? Biarlah ia menyerukannya, biarlah ia memberitahukannya dan
membentangkannya kepada-Ku! Siapakah yang mengabarkan dari dahulu kala hal-hal
yang akan datang? Apa yang akan tiba, biarlah mereka memberitahukannya kepada
kami!" (Yesaya 44:7, N1V).
Penulis
Rusia Ivan Turgenev, dalam ceritanya Para Ayah dan Anak-anak, menaruh
kata-kata ini di mulut seorang pemeran: "Hidup masing-masing kita bagaikan
tergantung pada sebuah benang yang di bawahnya adalah sebuah jurang yang
menganga, yang dalam sekejap kita bisa terjerumus ke dalamnya, namun kita pergi
mencari jalan sendiri dengan masalah-masalah yang kita buat sendiri yang pada
akhirnya menghancurkan hidup kita."—Fathers and Sons (New York, NY: Signet Classics, 2005), hlm. 131.
Tentunya,
Tuhan menawarkan jalan yang lebih baik untuk hidup kita. Dia menawarkan kita
kesempatan untuk mengikuti Dia, untuk mengasihi Dia, untuk menyembah Dia, dan
menyelamatkan kita dari banyak masalah yang kita ciptakan sendiri yang justru
menghancurkan hidup kita.
Namun
demikian, kehidupan Kekristenan bukanlah hanya sebatas mengaku sebagai pengikut
Kristus. Pekan ini, kita akan melihat apa yang para nabi katakan tentang mereka
yang berpikir bahwa "penyembahan" mereka kepada Allah yang benar, di
bait suci yang benar pada liari Sabat yang benar adalah segala-nya bagi mereka,
tidak peduli bagaimana cara mereka hidup sepanjang pekan itu. Seperti yang
ditunjukkan oleh para nabi, inilah penipuan itu, cara yang baik untuk
"menciptakan berbagai masalah bagi diri kita sendiri."
*Pelajari pelajaran pekan
ini sebagai persiapan untuk Sabat, 27 Agustus.
Minggu 21 Agustus
RIBUAN
DOMBA JANTAN?
Tidak
seperti agama lainnya, agamaAlkitabyang benar(Perjanjian Lama dan Baru)
mengajarkan bahwa keselamatan hanyalah oleh iman. Tidak ada satu pun yang kita
lakukan dapat membuat kita cukup baik untuk bisa diterima oleh Tuhan. Perbuatan
baik kita, walau dilakukan dengan niat baik sekalipun, atau dipenuhi ilham Roh
Suci, tidak akan dapat menjembatani jurang pemisah antara manusia dan Allah
yang diakibatkan oleh dosa. Jika perbuatan baik dapat menyelamatkan kita, dan
bisamenebus dosa, serta bisa membayar utang kita di hadapan Allah, atau jika
perbuatan baik bisa menyatukan kembali manusia yang sudah jatuh dengan Sang
Pencipta, maka Yesus tidak perlu mati untuk kita dan rencana keselamatan akan
menjadi sesuatu yang sangat berbeda dengan yang ada saat ini.
Hanya
kematian Yesus yang diberikan kepada kita melalui iman, hanya kebenaran
Kristus, yang Dia hidupkan dalam kehidupan-Nya, yang kemudian diberikan-Nya
kepada semua orang yang sungguh-sungguh menerimanya, yang dapat menyelamatkan
orang berdosa. Dosa sangatlah buruk, sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip
dasar pemerintahan Allah, yang didasarkan pada kasih dan kebebasan memilih,
sehingga tidak ada yang lain kecuali kematian Kristus yang dapat memecahkan
masalah yang diakibatkan oleh Dosa.
Semua
yang telah disebutkan di atas, Alkitab dengan sangat jelas mengatakan bahwa apa
yang kita katakan, apa yang kita lakukan, dan apa yang kita pikirkan semuanya
berpengaruh, dan semua pemikiran dan tindakan kita menunjukkan kenyataan yang
sebenarnya dari pengalaman kita dengan Allah.
Sambil
memikirkan hal-hal di atas, bacalah Mikha 6:1-8. Hal apakah yang ingin
ditunjukkan nabi itu di sini, khususnya yang berhubungan dengan pertanyaan mengenai
korban-korban (bagian dari pelayanan penyembahan di Israel), yang menjadi
lambang dari rencana keselamatan? Bagaimanakah kata-kata ini diterapkan kepada
kita saat ini? Lihat juga Ul. 10:12, 13.
Mikha 6:1-8
6:1. Baiklah dengar firman yang
diucapkan TUHAN: Bangkitlah, lancarkanlah pengaduan di depan gunung-gunung, dan
biarlah bukit-bukit mendengar suaramu!
6:2 Dengarlah, hai gunung-gunung,
pengaduan TUHAN, dan pasanglah telinga, hai dasar-dasar bumi! Sebab TUHAN
mempunyai pengaduan terhadap umat-Nya, dan Ia beperkara dengan Israel.
6:3 "Umat-Ku, apakah yang
telah Kulakukan kepadamu? Dengan apakah engkau telah Kulelahkan? Jawablah Aku!
6:4 Sebab Aku telah menuntun
engkau keluar dari tanah Mesir dan telah membebaskan engkau dari rumah
perbudakan dan telah mengutus Musa dan Harun dan Miryam sebagai penganjurmu.
6:5 Umat-Ku, baiklah ingat apa
yang dirancangkan oleh Balak, raja Moab, dan apa yang dijawab kepadanya oleh
Bileam bin Beor dan apa yang telah terjadi dari Sitim sampai ke Gilgal, supaya
engkau mengakui perbuatan-perbuatan keadilan dari TUHAN."
6:6. "Dengan apakah aku akan
pergi menghadap TUHAN dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi?
Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu
berumur setahun?
6:7 Berkenankah TUHAN kepada
ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan kupersembahkankah
anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku
sendiri?"
6:8 "Hai manusia, telah
diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari
padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati
di hadapan Allahmu?"
Ul. 10:12, 13
10:12. "Maka sekarang, hai
orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain
dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang
ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap
hatimu dan dengan segenap jiwamu,
10:13 berpegang pada perintah dan
ketetapan TUHAN yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu.
Mereka
yang mengaku sebagai anak-anak Allah tetapi gagal menunjukkan keadilan dan
kemurahan hati kepada sesama manusia, mereka sedang memainkan peranan roh Setan
betapapun salehnya mereka menyembah Tuhan. Di sisi lain, mereka yang dengan
rendah hati berjalan dengan Allah tidak akan mengabaikan prinsip-prinsip keadilan
dan kemurahan hati, juga tidak akan memandang rendah bentuk-bentuk penyembahan
yang benar. Allah mencari penyembah-penyembah yang benar yang bersedia untuk mendemonstrasikan kasih
mereka kepada Allah dengan menghidupkan kehidupan penurutan yang dimotivasi
oleh kerendahan hati. Apalah arti semua doa yang benar, semua gaya
penyembahan yang benar, dan semua teologi yang benar jika orang
tersebut tidak menyenangkan, kasar atau kejam, congkak/angkuh, tidak adil dan
tidak murah hati kepada orang lain?
Manakah
lebih penting: Teologi yang benar atau tindakan yang benar? Dapatkah Anda
mempunyai teologi yang benar tetapi memperlakukan orang lain dengan cara yang
buruk? Apakah harapan yang Anda bisa pegang jika mungkin Anda mendapati diri
Anda melakukan seperti yang hal di atas?
Senin
22 Agustus
PANGGILAN
YESAYA
Sementara
Hosea, Amos dan Mikha memberi peringatan kepada Bangsa Israel akan bahaya yang
sudah dekat, Yehuda tampaknya makmur dan sejahtera di bawah pemerintahan
beberapa raja yang baik. Raja Uzia (yang juga dikenal sebagai Azarya) dikenal
dan dihormati di antara bangsa-bangsa oleh karena kepemimpinannya yang bijaksana
dan pencapaiannya. (Lihat2 Taw. 26:1-15). Namun, seperti yang sering
juga terjadi, keberhasilannya menjadi kejatuhannya juga. Kerendahan hati telah
digantikan dengan kesombongan dan kepongahan.
Bangsa
Yehuda juga kelihatannya makmur secara rohani. Pelayanan di bait suci yang
rutin dihadiri dengan penuh semangat keagamaan yang formalitas. Namun, banyak
kejahatan yang sama yang menimpa Bangsa Israel dengan sangat cepat merusak
Kerajaan Yehuda. Pada saat itulah Tuhan memanggil Yesaya untuk pekerjaan-Nya
yang istimewa.
Baca
Yesaya 6:1-8. Menurut Anda, mengapa Yesaya merespons seperti itu (ayat
5) setelah mendapat penglihatan dari Tuhan? Kebenaran "teologi"
penting apakah yang ditunjukkan di sini?
Yesaya 6:1-8
6:1. Dalam tahun matinya raja
Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan
ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.
6:2 Para Serafim berdiri di
sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk
menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua
sayap dipakai untuk melayang-layang.
6:3 Dan mereka berseru seorang
kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam,
seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"
6:4 Maka bergoyanglah alas ambang
pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan
asap.
6:5. Lalu kataku: "Celakalah
aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di
tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja,
yakni TUHAN semesta alam."
6:6 Tetapi seorang dari pada
Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya
dengan sepit dari atas mezbah.
6:7 Ia menyentuhkannya kepada
mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka
kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni."
6:8 Lalu aku mendengar suara
Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi
untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"
Cobalah
membayangkan ketakjuban reaksi Yesaya terhadap penyataan kemuliaan Allah ini.
Tiba-tiba, ia melihat dosa-dosanya sendiri dan dosa bangsanya yang dengan
sangat jelas bertentangan dengan kemurnian dan kekudusan serta keagungan Allah.
Tidak heran dia bereaksi seperti itu! Sulit membayangkan jika ada yang
melakukan yang sebaliknya.,
Di
sini, kepada kita ditunjukkan satu kebenaran penting dan sangat mendasar
tentang keadaan manusia, terutama perbedaannya yang sangat kontras dengan
kekudusan dan kemuliaan Allah. Kita melihat sikap pertobatan seorang yang rela
mengakui keberdosaannya, seorang yang memerlukan kasih karunia.
Pikirkan
sejenak akan menjadi seperti apakah pelayanan penyembahan kita jika saja para
penyembah yang beribadah merasakan kehadiran Allah Yang Mahakudus, di mana
kemudian membuat mereka menyadari keberdosaan mereka sendiri dan merasakan
kebutuhan anugerah keselamatan-Nya dan kuasa penyucian-Nya. Bayangkan jika
nyanyian, tata cara ibadah, dan khotbah saling mendukung setiap saat dalam
menuntun kita untuk tetap percaya, bertobat, dan membersihkan hati, serta
bersedia untuk bersaksi dengan mengatakan:" Ini aku; utuslah aku."
Seperti itulah seharusnya arti sebuah penyembahan.
Bayangkan
Anda secara fisik sedang berdiri di hadapan Allah. Artinya, jika Dia sedang
berdiri tepat di hadapan Anda, bagaimanakah reaksi Anda? Apakah yang akan Anda
katakan atau lakukan? Bagaimanakah dengan janji-Nya di dalam Matius 28:20?
Secara praktis, apakah arti dari janji itu kepada kita sekarang?
Matius
28:20
28:20 dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Selasa
23 Agustus
TIDAK
ADA LAGI PERSEMBAHAN YANG SIA-SIA
Sangat
mudah melupakan begitu banyak tulisan dalam Perjanjian Lama, khususnya tulisan
para nabi, yang ditulis sebagai peringatan serta teguran untuk umat-Nya, kepada
mereka yang disebut "gereja yang benar." Kebanyakan dari mereka yang
mengaku mengikuti Allah yang benar ini, mempunyai pengertian dasar tentang
kebenaran-kebenaran Alkitab (paling tidak lebih banyak daripada tetangga-nya
yang kafir), dan mengetahui hal-hal yang benar yang harus mereka katakan dan
lakukan dalam penyembahan. Walaupun hal itu sangat jelas bagi setiap orang yang
membaca tulisan para nabi, namun semuanya jauh dari yang diharapkan.
Baca
Yesaya 1:11-15. Bagaimanakah kita memahami apa yang sedang dikatakan oleh Tuhan
yang telah menciptakan semua tata cara pelayanan penyembahan ini kepada mereka?
Yesaya 1:11-15
1:11 "Untuk apa itu korbanmu
yang banyak-banyak?" firman TUHAN; "Aku sudah jemu akan korban-korban
bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu
jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai.
1:12 Apabila kamu datang untuk
menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu
menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku?
1:13 Jangan lagi membawa
persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau
kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku
tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan.
1:14 Perayaan-perayaan bulan
barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu
menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya.
1:15 Apabila kamu menadahkan
tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu
berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan
darah.
1:16. Basuhlah, bersihkanlah
dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku.
Berhentilah berbuat jahat,
1:17 belajarlah berbuat baik;
usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim,
perjuangkanlah perkara janda-janda!
1:18 Marilah, baiklah kita
berperkara! --firman TUHAN--Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan
menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba,
akan menjadi putih seperti bulu domba.
Jawabannya
ternyata terdapat di dalam ayat-ayat selanjutnya (Yesaya 1:16-18), yang
dalam banyak hal sama dengan apa yang kita lihat dalam pelajaran hari Mmggu
tentang Mikha. Tidak perlu dipertanyakan, gereja memang adalah untuk orang
berdosa, dan jika kita harus menunggu sampai kita menjadi sempurna sebelum kita
dapat menyembah Tuhan, maka tak satu pun dari kita yang akan menyembah-Nya.
Tetapi
bukan itu yang Alkitab katakan atau yang pernah dikatakan. Maksudnya di sini
adalah bahwa Tuhan lebih tertarik pada bagaimana kita memperlakukan orang lain,
terutama yang lemah dan tak berdaya di antara kita, daripada semua ritual
keagamaan, bahkan yang telah Dia lembagakan.
Baca
Yesaya 58:1-10. Apakah yang salah dengan puasa yang dijelaskan di sini? Apakah
yang Allah katakan tentang orang yang harus berpuasa? Pelajaran apakah yang
kita bisa ambil dari hal ini untuk diri kita sendiri, apakah kita perlu berpuasa
atau tidak?
Yesaya 58:1-10
58:1. Serukanlah kuat-kuat,
janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala,
beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan
Yakub dosa mereka!
58:2 Memang setiap hari mereka
mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang
melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka
menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap
Allah, tanyanya:
58:3. "Mengapa kami berpuasa
dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan
Engkau tidak mengindahkannya juga?" Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau
masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.
58:4 Sesungguhnya, kamu berpuasa
sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak
semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan
didengar di tempat tinggi.
58:5 Sungguh-sungguh inikah
berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan
kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik
tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang
berkenan pada TUHAN?
58:6 Bukan! Berpuasa yang
Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan
melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan
mematahkan setiap kuk,
58:7 supaya engkau memecah-mecah
rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya
rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia
pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!
58:8. Pada waktu itulah terangmu
akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran
menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.
58:9 Pada waktu itulah engkau
akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan
Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada
sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah,
58:10 apabila engkau menyerahkan
kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang
tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti
rembang tengah hari.
Puasa
adalah suatu bentuk penyangkalan diri seperti yang Yesus telah banyak
bicarakan. Namun ada beberapa jenis puasa yang tidak ada artinya sama sekali
selain hanya sebuah pertunjukan yang sia-sia. Ini adalah gejala kemunafikan
yang mendambakan hak-hak istimewa dari penurutan sementara menghindari tanggungjawab-tanggungjawabnya.
Penyangkalan diri yang dimotivasi oleh kasih kepada Allah akan melayani
orang-orang yang membutuhkan. Inilah jenis puasa (penyangkalan diri) yang
menghormati Allah. Inilah jenis hidup yang menuntun kepada jenis penyembahan
yang Dia tidak pernah tolak, penyembahan yang menunjukkan kepada orang berdosa
bahwa sebagaimana ia telah menerima anugerah serta kasih yang seharusnya tidak
pantas mereka terima maka mereka juga harus menyalurkan anugerah dan kasih yang
tidak pantas ia terima itu kepada orang lain. Itulah jenis penyangkalan diri
yang menyatakan iman yang sejati (Lukas 9:23), Jenis penyangkalan diri
yang merupakan inti dari apa artinya menjadi seorang pengikut Kristus.
Rabu
24 Agustus
KEUNTUNGAN
YANG SIA-SIA?
Penulis Afrika Selatan, Laurens van der Post suatu ketika menulis tentang apa yang dia sebut "beban yang tidak berarti," di mana pengertian dari beberapa orang bahwa, bilamana semua telah dikatakan dan dilakukan, apakah hidup mereka berarti? Lambat atau cepat, mereka akan meninggal, dan setiap orang yang mengenal mereka juga akan mati, dan tidak lama kemudian semua ingatan dan kenangan mereka akan hilang untuk selamanya. Dalam skenario seperti itu, Apakah artinya hidup kita? Apakah itu bisa berarti? Betapa sering dan betapa mudah, kita memahami bahwa banyak dari yang kita lakukan dan kita miliki tidak memiliki makna sama sekali, tidak ada kepentingan abadi yang sejati.
Dengan
semua pemikiran di atas, bacalah Yesaya 44. Kemudian, ringkaskan pengertian
ayat-ayat tersebut, khususnya bagaimana itu dikaitkan dengan pertanyaan
tentang penyembahan dan apa yang disembah orang.
Yesaya 44
44:1. "Tetapi sekarang,
dengarlah, hai Yakub, hamba-Ku, dan hai Israel, yang telah Kupilih!
44:2 Beginilah firman TUHAN yang
menjadikan engkau, yang membentuk engkau sejak dari kandungan dan yang menolong
engkau: Janganlah takut, hai hamba-Ku Yakub, dan hai Yesyurun, yang telah
Kupilih!
44:3 Sebab Aku akan mencurahkan
air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku
akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu.
44:4 Mereka akan tumbuh seperti
rumput di tengah-tengah air, seperti pohon-pohon gandarusa di tepi sungai.
44:5 Yang satu akan berkata: Aku
kepunyaan TUHAN, yang lain akan menyebut dirinya dengan nama Yakub, dan yang
ketiga akan menuliskan pada tangannya: Kepunyaan TUHAN, dan akan menggelari
dirinya dengan nama Israel."
44:6 Beginilah firman TUHAN, Raja
dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: "Akulah yang terdahulu dan Akulah
yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku.
44:7 Siapakah seperti Aku?
Biarlah ia menyerukannya, biarlah ia memberitahukannya dan membentangkannya
kepada-Ku! Siapakah yang mengabarkan dari dahulu kala hal-hal yang akan datang?
Apa yang akan tiba, biarlah mereka memberitahukannya kepada kami!
44:8 Janganlah gentar dan
janganlah takut, sebab memang dari dahulu telah Kukabarkan dan Kuberitahukan
hal itu kepadamu. Kamulah saksi-saksi-Ku! Adakah Allah selain dari pada-Ku?
Tidak ada Gunung Batu yang lain, tidak ada Kukenal!"
44:9. Orang-orang yang membentuk
patung, semuanya adalah kesia-siaan, dan barang-barang kesayangan mereka itu
tidaklah memberi faedah. Penyembah-penyembah patung itu tidaklah melihat dan
tidaklah mengetahui apa-apa; oleh karena itu mereka akan mendapat malu.
44:10 Siapakah yang membentuk
allah dan menuang patung yang tidak memberi faedah?
44:11 Sesungguhnya, semua
pengikutnya akan mendapat malu, dan tukang-tukangnya adalah manusia belaka.
Biarlah mereka semua berkumpul dan bangkit berdiri! Mereka akan gentar dan
mendapat malu bersama-sama.
44:12 Tukang besi membuatnya
dalam bara api dan menempanya dengan palu, ia mengerjakannya dengan segala
tenaga yang ada di tangannya. Bahkan ia menahan lapar sehingga habislah
tenaganya, dan ia tidak minum air sehingga ia letih lesu.
44:13 Tukang kayu merentangkan
tali pengukur dan membuat bagan sebuah patung dengan kapur merah; ia
mengerjakannya dengan pahat dan menggarisinya dengan jangka, lalu ia memberi
bentuk seorang laki-laki kepadanya, seperti seorang manusia yang tampan, dan
selanjutnya ditempatkan dalam kuil.
44:14 Mungkin ia menebang pohon-pohon
aras atau ia memilih pohon saru atau pohon tarbantin, lalu membiarkannya tumbuh
menjadi besar di antara pohon-pohon di hutan, atau ia menanam pohon salam, lalu
hujan membuatnya besar.
44:15 Dan kayunya menjadi kayu
api bagi manusia, yang memakainya untuk memanaskan diri; lagipula ia
menyalakannya untuk membakar roti. Tetapi juga ia membuatnya menjadi allah lalu
menyembah kepadanya; ia mengerjakannya menjadi patung lalu sujud kepadanya.
44:16 Setengahnya dibakarnya
dalam api dan di atasnya dipanggangnya daging. Lalu ia memakan daging yang
dipanggang itu sampai kenyang; ia memanaskan diri sambil berkata: "Ha, aku
sudah menjadi panas, aku telah merasakan kepanasan api."
44:17 Dan sisa kayu itu
dikerjakannya menjadi allah, menjadi patung sembahannya; ia sujud kepadanya, ia
menyembah dan berdoa kepadanya, katanya: "Tolonglah aku, sebab engkaulah
allahku!"
44:18 Orang seperti itu tidak
mengetahui apa-apa dan tidak mengerti apa-apa, sebab matanya melekat tertutup,
sehingga tidak dapat melihat, dan hatinya tertutup juga, sehingga tidak dapat
memahami.
44:19 Tidak ada yang
mempertimbangkannya, tidak ada cukup pengetahuan atau pengertian untuk
mengatakan: "Setengahnya sudah kubakar dalam api dan di atas baranya juga
sudah kubakar roti, sudah kupanggang daging, lalu kumakan. Masakan sisanya akan
kubuat menjadi dewa kekejian? Masakan aku akan menyembah kepada kayu
kering?"
44:20 Orang yang sibuk dengan abu
belaka, disesatkan oleh hatinya yang tertipu; ia tidak dapat menyelamatkan
jiwanya atau mengatakan: "Bukankah dusta yang menjadi peganganku?"
44:21. Ingatlah semuanya ini, hai
Yakub, sebab engkaulah hamba-Ku, hai Israel. Aku telah membentuk engkau, engkau
adalah hamba-Ku; hai Israel, engkau tidak Kulupakan.
44:22 Aku telah menghapus segala
dosa pemberontakanmu seperti kabut diterbangkan angin dan segala dosamu seperti
awan yang tertiup. Kembalilah kepada-Ku, sebab Aku telah menebus engkau!
44:23 Bersorak-sorailah, hai
langit, sebab TUHAN telah bertindak, bertempiksoraklah, hai rahim bumi!
Bergembiralah dengan sorak-sorai, hai gunung-gunung, hai hutan serta segala
pohon di dalamnya! Sebab TUHAN telah menebus Yakub, dan Ia telah memperlihatkan
keagungan-Nya dalam hal Israel.
44:24 Beginilah firman TUHAN,
Penebusmu, yang membentuk engkau sejak dari kandungan; "Akulah TUHAN, yang
menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit, yang
menghamparkan bumi--siapakah yang mendampingi Aku? --
44:25 Akulah yang meniadakan
tanda-tanda peramal pembohong dan mempermain-mainkan tukang-tukang tenung; yang
membuat orang-orang bijaksana mundur ke belakang, dan membalikkan pengetahuan
mereka menjadi kebodohan;
44:26 Akulah yang menguatkan
perkataan hamba-hamba-Ku dan melaksanakan keputusan-keputusan yang diberitakan
utusan-utusan-Ku; yang berkata tentang Yerusalem: Baiklah ia didiami! dan
tentang kota-kota Yehuda: Baiklah ia dibangun, Aku mau mendirikan kembali
reruntuhannya!
44:27 Akulah yang berkata kepada
tubir lautan: Jadilah kering, Aku mau mengeringkan sungai-sungaimu!
44:28 Akulah yang berkata tentang
Koresh: Dia gembala-Ku; segala kehendak-Ku akan digenapinya dengan mengatakan
tentang Yerusalem: Baiklah ia dibangun! dan tentang Bait Suci: Baiklah
diletakkan dasarnya!"
Seberapa
banyak pun yang ditulis oleh Yesaya pada zamannya, kebudayaannya serta
orang-orang pada zamannya, perhatikan betapa cocoknya prinsip-prinsip tersebut
untuk kita saat ini. Tuhan, Dia sendirilah Pencipta, dan Penebus kita, Dia
sendirilah yang dapat menyelamatkan kita, sehingga Dia sendirilah yang patut
menerima penyembahan dan pujian kita. Yesaya mengolok-olok mereka yang
menciptakan berhala mereka dengan tangan mereka sendiri, ilah buatan mereka,
lalu sujud dan menyembahnya—suatu
keuntungan yang sia-sia.
Namun,
sebegitu tolol dan bodohnya mereka kelihatannya bagi kita, apakah kita juga
tidak berada dalam bahaya melakukan hal yang sama, dengan mendedikasikan diri
kita, hidup kita, waktu kita dan tenaga kita untuk hal-hal yang pada akhirnya
"tidak berfaedah," yang tidak dapat menjawab kebutuhan terdalam dari
jiwa kita sekarang ini, dan pastinya tidak bisa menebus kita dari kubur pada
akhir zaman? Betapa pentingnya kita harus berjaga-jaga dan berdoa, sebagaimana
Rasul Paulus katakan pada kita agar menyelidiki/menguji diri kita untuk melihat
apakah kita tetap berada dalam iman? (2 Kor. 13:5). Penyembahan pada
hari Sabat, jika dilakukan dengan benar, dapat secara khusus mengingatkan kita
tentang mengapa hanya Tuhan yang harus kita sembah. Penyembahan seharusnya
menjadi suatu saat di mana secara khusus mengingatkan kita tentang apa yang
penting dalam hidup kita, yang benar-benar berarti, dan apa yang 'fana' dalam
hidup ini, bahkan yang "sia-sia."
Kita semua mengetahui akan bahaya menjadikan uang, kekuasaan, martabat, dan seterusnya sebagai berhala. Bagaimanakah dengan bahaya menjadikan gereja, pendeta, pelayanan kita, maupun kesetiaan kita atau gaya hidup kita juga kesalehan kita sebagai berhala? Pikirkanlah hal ini dan bawa jawaban Anda di kelas pada hari Sabat.
Kamis 25 Agustus
"INI
BAIT TUHAN, BAIT TUHAN, . . ."
Kerajaan
Yehuda di bagian Selatan memiliki pengalaman pasang surut kerohanian, terkadang
terjadi reformasi dan juga kemurtadan. Namun sangat sering, pada saat kondisi
kerohanian terburuk pun, terjadi pertunjukan kesalehan secara luar dan
penyembahan yang tidak berterima bagi Tuhan. Betapa kita harus berhati-hati
agar kita sendiri tidak jatuh dalam penipuan yang sama.
Baca
Yeremia 7:1-10. Apakah tema yang kita lihat diulang-ulangdisini sepanjang pekan
pelajaran kita? Bagaimanakah kita mengambil prinsip di sini dan menerapkannya
dalam kehidupan kita sekarang ini?
Yeremia 7:1-10
7:1. Firman yang datang kepada
Yeremia dari pada TUHAN, bunyinya:
7:2 "Berdirilah di pintu
gerbang rumah TUHAN, serukanlah di sana firman ini dan katakanlah: Dengarlah
firman TUHAN, hai sekalian orang Yehuda yang masuk melalui semua pintu gerbang
ini untuk sujud menyembah kepada TUHAN!
7:3 Beginilah firman TUHAN
semesta alam, Allah Israel: Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka
Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini.
7:4 Janganlah percaya kepada
perkataan dusta yang berbunyi: Ini bait TUHAN, bait TUHAN, bait TUHAN,
7:5 melainkan jika kamu
sungguh-sungguh memperbaiki tingkah langkahmu dan perbuatanmu, jika kamu
sungguh-sungguh melaksanakan keadilan di antara kamu masing-masing,
7:6 tidak menindas orang asing,
yatim dan janda, tidak menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tempat ini
dan tidak mengikuti allah lain, yang menjadi kemalanganmu sendiri,
7:7 maka Aku mau diam
bersama-sama kamu di tempat ini, di tanah yang telah Kuberikan kepada nenek
moyangmu, dari dahulu kala sampai selama-lamanya.
7:8 Tetapi sesungguhnya, kamu
percaya kepada perkataan dusta yang tidak memberi faedah.
7:9 Masakan kamu mencuri,
membunuh, berzinah dan bersumpah palsu, membakar korban kepada Baal dan
mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal,
7:10 kemudian kamu datang berdiri
di hadapan-Ku di rumah yang atasnya nama-Ku diserukan, sambil berkata: Kita
selamat, supaya dapat pula melakukan segala perbuatan yang keji ini!
Perhatikan
khususnya pada ayat 4. Di satu sisi, sang pembicara benar. Ini memang adalah
"bait Tuhan," tempat di mana seharusnya nama Tuhan ada, tern-pat di
mana sistem pengorbanan (yang mana Allah sendiri telah lembagakan)
dilaksanakan, tempat di mana kebenaran-kebenaran besar yang sesungguhnya
tentang pengorbanan, keselamatan, penyucian dan penghakiman diajarkan.
Ba-gaimanapun juga, mereka adalah umat perjanjian. Allah mereka adalah Allah
yang benar, dan mereka memiliki terang yang lebih dan kebenaran yang lebih
secara bangsa dibandingkan dengan yang dimiliki oleh tetangga mereka yang
adalah penyembah berhala. Hal ini tidak bisa dibantah, namun demikian, Tuhan secara
jelas tidak senang dengan mereka maupun penyembahan yang mereka lakukan. Memang
benar, Dialah yang menyebutkan kalimat itu, "Ini bait TUHAN, bait TUHAN,
bait TUHAN." Apa? "Perkataan dusta?" Perkataan dusta, bukan
karena tempat itu tidak benar bait suci Tuhan tetapi karena orang-orang itu
percaya bahwa hanya dengan datang di bait suci Tuhan dan menyembah-Nya di sana,
mereka aman dan telah diselamatkan karena mereka telah mela-kukan semua yang
diwajibkan.
Dengan semua terang yang telah diberikan kepada kita, di dalam cara apakah kita sebagai umat Advent berada dalam bahaya melakukan kesalahan yang sama dengan yang dilakukan orang-orang tersebut? Pikirkan kemungkinan hal-hal yang sama antara kita dan mereka dan bagaimana jika kita tidak berhati-hati kita akan jatuh pada penipuan yang sama. Apakah kemungkinan "perkataan dusta" yang sangat berbahaya untuk dipercayai, kata-kata yang sepertinya benar (sama seperti "bait Tuhan") tetapi ternyata mengarahkan kita untuk membuat kesalahan yang sama?
Jumat 26 Agustus
PENDALAMAN:
Baca Ellen G.White, Alfa dan 0mega JId.3,"Panggilan Yesaya," hlm. 248-254; "Hizkia," hlm. 271-277; "Ke!epasan dari Asyur," hlm. 286-300; Alfa dan Omega, jld. 34, "Manasye dan Yosia," hlm.9-18; "Yeremia," hlm. 31-43.
Baca Ellen G.White, Alfa dan 0mega JId.3,"Panggilan Yesaya," hlm. 248-254; "Hizkia," hlm. 271-277; "Ke!epasan dari Asyur," hlm. 286-300; Alfa dan Omega, jld. 34, "Manasye dan Yosia," hlm.9-18; "Yeremia," hlm. 31-43.
"Pada
zaman Nabi Yesaya, pemahaman rohani umat manusia menjadi gelap karena salah
pengertian terhadap Allah....
"Dengan
kehilangan pandangan terhadap tabiat Tuhan yang sejati, Bangsa Israel tidak
dapat dimaafkan. Sudah seringkali Allah menyatakan diri-Nya sendiri kepada
mereka sebagai Oknum yang 'penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah
kasih dan setia.' Mazmur 86:15"—E.G. White, Prophets and Kings, hlm. 311,312.
"Dalam
khayal yang datang kepada Yesaya di halaman bait suci, kepadanya diperlihatkan
suatu pemandangan yang jelas mengenai tabiat Allah Israel. 'Yang Maha tinggi
dan Yang Maha mulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Maha kudus
nama-Nya,' telah datang kepadanya dengan kemuliaan besar; supaya nabi itu
diberi pengertian mengenai sifat panjang sabar Tuhan...." —Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 3,
hm. 257.
PERTANYAAN-PERTANYAAN
UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.
Di UKSS, utarakan kembali jawaban Anda
untuk pertanyaan terakhir hari Rabu. Apa sajakah hal-hal "baik" yang
bisa kita jadikan berhala?Bagaimanakah kita bisa tahu jika sesuatu telah
menjadi berhala?
2.
Pelajari
lebih dalam pelajaran hari Kamis. Perhatikan hal-hal yang dilakukan manusia,
setiap saat mereka datang ke "bait Tuhan" dan berbakti di sana (lihat
Yeremia 7:4), hal-hal yang sangat
bertentangan dengan firman yang dinyatakan Allah. Bagaimanakah kita belajar
melindungi diri kita dari kejatuhan pada jerat yang sama? Mengapa penurutan
yang sederhana kepada Firman Allah sangat penting peranannya dalam melindungi
kita dari semua jenis penipuan?
3.
Pikirkan
tentang penyembahan di jemaat Anda. Apakah Anda datang dengan menyadari
keagungan dan kebesaran Allah yang berbeda dengan keberdosaan Anda dan
kebutuhan Anda akan kasih karunia-Nya? Jika tidak, apakah yang harus diubah
untuk menolong gereja secara keseluruhan, pada tingkat tertentu, untuk memiliki
pengalaman seperti Yesaya (lihat pelajaran hari Senin), mengapa hal itu sangat
penting?
4. Berapa banyakkah hal yang Anda lakukan pada diri Anda yang merupakan
"keuntungan yang sia-sia?" Berapa banyakkah waktu yang Anda gunakan
yang pada dasarnya hanya "membuang waktu," melakukan sesuatu yang
tidak bermanfaat, sia-sia, dan pada dasarnya "tidak berfaedah?"
Bagaimanakah Anda dapat belajar untuk memanfaatkan waktu yang terbatas yang
kita miliki dalam kehidupan kita?
No comments:
Post a Comment