PELAJARAN 9 TRIWULAN III 2011


"Jangan Percaya pada Kata-kata Penipuan":
Para Nabi dan Penyembahan


SABAT PETANG

BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Yesaya 1:11-15; 6:1-8; Yesaya 44; 58:1-10; Yeremia 7:1-10; Mikha 6:1-8.

AYAT HAFALAN: "Siapakah seperti Aku? Biarlah ia menyerukannya, biarlah ia memberitahukannya dan membentangkannya kepada-Ku! Siapakah yang mengabarkan dari dahulu kala hal-hal yang akan datang? Apa yang akan tiba, biarlah mereka memberitahukannya kepada kami!" (Yesaya 44:7, N1V).

Penulis Rusia Ivan Turgenev, dalam ceritanya Para Ayah dan Anak-anak, menaruh kata-kata ini di mulut seorang pemeran: "Hidup masing-masing kita bagaikan tergantung pada sebuah benang yang di bawahnya adalah sebuah jurang yang menganga, yang dalam sekejap kita bisa terjerumus ke dalamnya, namun kita pergi mencari jalan sendiri dengan masalah-masalah yang kita buat sendiri yang pada akhirnya menghancurkan hidup kita."Fathers and Sons (New York, NY: Signet Classics, 2005), hlm. 131.
Tentunya, Tuhan menawarkan jalan yang lebih baik untuk hidup kita. Dia menawarkan kita kesempatan untuk mengikuti Dia, untuk mengasihi Dia, un­tuk menyembah Dia, dan menyelamatkan kita dari banyak masalah yang kita ciptakan sendiri yang justru menghancurkan hidup kita.
Namun demikian, kehidupan Kekristenan bukanlah hanya sebatas mengaku sebagai pengikut Kristus. Pekan ini, kita akan melihat apa yang para nabi katakan tentang mereka yang berpikir bahwa "penyembahan" mereka kepada Allah yang benar, di bait suci yang benar pada liari Sabat yang benar adalah segala-nya bagi mereka, tidak peduli bagaimana cara mereka hidup sepanjang pekan itu. Seperti yang ditunjukkan oleh para nabi, inilah penipuan itu, cara yang baik untuk "menciptakan berbagai masalah bagi diri kita sendiri."
*Pelajari pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 27 Agustus.


Minggu  21 Agustus
RIBUAN DOMBA JANTAN?

Tidak seperti agama lainnya, agamaAlkitabyang benar(Perjanjian Lama dan Baru) mengajarkan bahwa keselamatan hanyalah oleh iman. Tidak ada satu pun yang kita lakukan dapat membuat kita cukup baik untuk bisa diterima oleh Tuhan. Perbuatan baik kita, walau dilakukan dengan niat baik sekalipun, atau dipenuhi ilham Roh Suci, tidak akan dapat menjembatani jurang pemisah antara manusia dan Allah yang diakibatkan oleh dosa. Jika perbuatan baik dapat menyelamatkan kita, dan bisamenebus dosa, serta bisa membayar utang kita di hadapan Allah, atau jika perbuatan baik bisa menyatukan kembali manusia yang sudah jatuh dengan Sang Pencipta, maka Yesus tidak perlu mati untuk kita dan rencana keselamatan akan menjadi sesuatu yang sangat berbeda dengan yang ada saat ini.
Hanya kematian Yesus yang diberikan kepada kita melalui iman, hanya ke­benaran Kristus, yang Dia hidupkan dalam kehidupan-Nya, yang kemudian diberikan-Nya kepada semua orang yang sungguh-sungguh menerimanya, yang dapat menyelamatkan orang berdosa. Dosa sangatlah buruk, sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar pemerintahan Allah, yang didasarkan pada kasih dan kebebasan memilih, sehingga tidak ada yang lain kecuali kematian Kristus yang dapat memecahkan masalah yang diakibatkan oleh Dosa.
Semua yang telah disebutkan di atas, Alkitab dengan sangat jelas mengatakan bahwa apa yang kita katakan, apa yang kita lakukan, dan apa yang kita pikirkan semuanya berpengaruh, dan semua pemikiran dan tindakan kita menunjukkan kenyataan yang sebenarnya dari pengalaman kita dengan Allah.

Sambil memikirkan hal-hal di atas, bacalah Mikha 6:1-8. Hal apakah yang ingin ditunjukkan nabi itu di sini, khususnya yang berhubungan dengan pertanyaan mengenai korban-korban (bagian dari pelayanan penyembahan di Israel), yang menjadi lambang dari rencana keselamatan? Bagaimanakah kata-kata ini diterapkan kepada kita saat ini? Lihat juga Ul. 10:12, 13.


Mikha 6:1-8
6:1. Baiklah dengar firman yang diucapkan TUHAN: Bangkitlah, lancarkanlah pengaduan di depan gunung-gunung, dan biarlah bukit-bukit mendengar suaramu!
6:2 Dengarlah, hai gunung-gunung, pengaduan TUHAN, dan pasanglah telinga, hai dasar-dasar bumi! Sebab TUHAN mempunyai pengaduan terhadap umat-Nya, dan Ia beperkara dengan Israel.
6:3 "Umat-Ku, apakah yang telah Kulakukan kepadamu? Dengan apakah engkau telah Kulelahkan? Jawablah Aku!
6:4 Sebab Aku telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir dan telah membebaskan engkau dari rumah perbudakan dan telah mengutus Musa dan Harun dan Miryam sebagai penganjurmu.
6:5 Umat-Ku, baiklah ingat apa yang dirancangkan oleh Balak, raja Moab, dan apa yang dijawab kepadanya oleh Bileam bin Beor dan apa yang telah terjadi dari Sitim sampai ke Gilgal, supaya engkau mengakui perbuatan-perbuatan keadilan dari TUHAN."
6:6. "Dengan apakah aku akan pergi menghadap TUHAN dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun?
6:7 Berkenankah TUHAN kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan kupersembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri?"
6:8 "Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?"

Ul. 10:12, 13
10:12. "Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,
10:13 berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu.

Mereka yang mengaku sebagai anak-anak Allah tetapi gagal menunjukkan keadilan dan kemurahan hati kepada sesama manusia, mereka sedang memainkan peranan roh Setan betapapun salehnya mereka menyembah Tuhan. Di sisi lain, mereka yang dengan rendah hati berjalan dengan Allah tidak akan mengabaikan prinsip-prinsip keadilan dan kemurahan hati, juga tidak akan memandang rendah bentuk-bentuk penyembahan yang benar. Allah mencari penyembah-penyembah yang benar  yang bersedia untuk mendemonstrasikan kasih mereka kepada Allah dengan menghidupkan kehidupan penurutan yang dimotivasi oleh kerendahan hati. Apalah arti semua doa yang benar, semua gaya penyembahan yang benar, dan semua teologi yang benar jika orang tersebut tidak menyenangkan, kasar atau kejam, congkak/angkuh, tidak adil dan tidak murah hati kepada orang lain?

Manakah lebih penting: Teologi yang benar atau tindakan yang benar? Dapatkah Anda mempunyai teologi yang benar tetapi memperlakukan orang lain dengan cara yang buruk? Apakah harapan yang Anda bisa pegang jika mungkin Anda mendapati diri Anda melakukan seperti yang hal di atas?

Senin 22 Agustus
PANGGILAN YESAYA

Sementara Hosea, Amos dan Mikha memberi peringatan kepada Bangsa Is­rael akan bahaya yang sudah dekat, Yehuda tampaknya makmur dan sejahtera di bawah pemerintahan beberapa raja yang baik. Raja Uzia (yang juga dikenal sebagai Azarya) dikenal dan dihormati di antara bangsa-bangsa oleh karena kepemimpinannya yang bijaksana dan pencapaiannya. (Lihat2 Taw. 26:1-15). Namun, seperti yang sering juga terjadi, keberhasilannya menjadi kejatuhannya juga. Kerendahan hati telah digantikan dengan kesombongan dan kepongahan.
Bangsa Yehuda juga kelihatannya makmur secara rohani. Pelayanan di bait suci yang rutin dihadiri dengan penuh semangat keagamaan yang formalitas. Namun, banyak kejahatan yang sama yang menimpa Bangsa Israel dengan sa­ngat cepat merusak Kerajaan Yehuda. Pada saat itulah Tuhan memanggil Yesaya untuk pekerjaan-Nya yang istimewa.

Baca Yesaya 6:1-8. Menurut Anda, mengapa Yesaya merespons seperti itu (ayat 5) setelah mendapat penglihatan dari Tuhan? Kebenaran "teolo­gi" penting apakah yang ditunjukkan di sini?


Yesaya 6:1-8
6:1. Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.
6:2 Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.
6:3 Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"
6:4 Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan asap.
6:5. Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam."
6:6 Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.
6:7 Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni."
6:8 Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"

Cobalah membayangkan ketakjuban reaksi Yesaya terhadap penyataan kemuliaan Allah ini. Tiba-tiba, ia melihat dosa-dosanya sendiri dan dosa bangsanya yang dengan sangat jelas bertentangan dengan kemurnian dan kekudusan serta keagungan Allah. Tidak heran dia bereaksi seperti itu! Sulit membayang­kan jika ada yang melakukan yang sebaliknya.,
Di sini, kepada kita ditunjukkan satu kebenaran penting dan sangat mendasar tentang keadaan manusia, terutama perbedaannya yang sangat kontras dengan kekudusan dan kemuliaan Allah. Kita melihat sikap pertobatan seorang yang rela mengakui keberdosaannya, seorang yang memerlukan kasih karunia.
Pikirkan sejenak akan menjadi seperti apakah pelayanan penyembahan kita jika saja para penyembah yang beribadah merasakan kehadiran Allah Yang Mahakudus, di mana kemudian membuat mereka menyadari keberdosaan me­reka sendiri dan merasakan kebutuhan anugerah keselamatan-Nya dan kuasa penyucian-Nya. Bayangkan jika nyanyian, tata cara ibadah, dan khotbah saling mendukung setiap saat dalam menuntun kita untuk tetap percaya, bertobat, dan membersihkan hati, serta bersedia untuk bersaksi dengan mengatakan:" Ini aku; utuslah aku." Seperti itulah seharusnya arti sebuah penyembahan.

Bayangkan Anda secara fisik sedang berdiri di hadapan Allah. Artinya, jika Dia sedang berdiri tepat di hadapan Anda, bagaimanakah reak­si Anda? Apakah yang akan Anda katakan atau lakukan? Bagaimanakah dengan janji-Nya di dalam Matius 28:20? Secara praktis, apakah arti dari janji itu kepada kita sekarang?
Matius 28:20
28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Selasa 23 Agustus
TIDAK ADA LAGI PERSEMBAHAN YANG SIA-SIA
Sangat mudah melupakan begitu banyak tulisan dalam Perjanjian Lama, khususnya tulisan para nabi, yang ditulis sebagai peringatan serta teguran untuk umat-Nya, kepada mereka yang disebut "gereja yang benar." Kebanyakan dari mereka yang mengaku mengikuti Allah yang benar ini, mempunyai pengertian dasar tentang kebenaran-kebenaran Alkitab (paling tidak lebih banyak daripada tetangga-nya yang kafir), dan mengetahui hal-hal yang benar yang harus mereka katakan dan lakukan dalam penyembahan. Walaupun hal itu sangat jelas bagi setiap orang yang membaca tulisan para nabi, namun semuanya jauh dari yang diharapkan.

Baca Yesaya 1:11-15. Bagaimanakah kita memahami apa yang sedang dikatakan oleh Tuhan yang telah menciptakan semua tata cara pelayanan penyembahan ini kepada mereka?


Yesaya 1:11-15
1:11 "Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?" firman TUHAN; "Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai.
1:12 Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku?
1:13 Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan.
1:14 Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya.
1:15 Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah.

1:16. Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat,
1:17 belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!
1:18 Marilah, baiklah kita berperkara! --firman TUHAN--Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.


Jawabannya ternyata terdapat di dalam ayat-ayat selanjutnya (Yesaya 1:16-18), yang dalam banyak hal sama dengan apa yang kita lihat dalam pelajaran hari Mmggu tentang Mikha. Tidak perlu dipertanyakan, gereja memang adalah untuk orang berdosa, dan jika kita harus menunggu sampai kita menjadi sempurna sebelum kita dapat menyembah Tuhan, maka tak satu pun dari kita yang akan menyembah-Nya.
Tetapi bukan itu yang Alkitab katakan atau yang pernah dikatakan. Maksudnya di sini adalah bahwa Tuhan lebih tertarik pada bagaimana kita memperlakukan orang lain, terutama yang lemah dan tak berdaya di antara kita, daripada semua ritual keagamaan, bahkan yang telah Dia lembagakan.

Baca Yesaya 58:1-10. Apakah yang salah dengan puasa yang dijelaskan di sini? Apakah yang Allah katakan tentang orang yang harus berpuasa? Pelajaran apakah yang kita bisa ambil dari hal ini untuk diri kita sendiri, apakah kita perlu berpuasa atau tidak?


Yesaya 58:1-10
58:1. Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka!
58:2 Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Allah, tanyanya:
58:3. "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.
58:4 Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi.
58:5 Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN?
58:6 Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk,
58:7 supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!
58:8. Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.
58:9 Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah,
58:10 apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.

Puasa adalah suatu bentuk penyangkalan diri seperti yang Yesus telah ba­nyak bicarakan. Namun ada beberapa jenis puasa yang tidak ada artinya sama sekali selain hanya sebuah pertunjukan yang sia-sia. Ini adalah gejala kemunafikan yang mendambakan hak-hak istimewa dari penurutan sementara menghindari tanggungjawab-tanggungjawabnya. Penyangkalan diri yang dimotivasi oleh kasih kepada Allah akan melayani orang-orang yang membutuhkan. Inilah jenis puasa (penyangkalan diri) yang menghormati Allah. Inilah jenis hidup yang menuntun kepada jenis penyembahan yang Dia tidak pernah tolak, penyembahan yang menunjukkan kepada orang berdosa bahwa sebagaimana ia telah menerima anugerah serta kasih yang seharusnya tidak pantas mereka terima maka mereka juga harus menyalurkan anugerah dan kasih yang tidak pantas ia terima itu kepada orang lain. Itulah jenis penyangkalan diri yang menyatakan iman yang sejati (Lukas 9:23), Jenis penyangkalan diri yang merupakan inti dari apa artinya menjadi seorang pengikut Kristus.

Rabu 24 Agustus
KEUNTUNGAN YANG SIA-SIA?


Penulis Afrika Selatan, Laurens van der Post suatu ketika menulis tentang apa yang dia sebut "beban yang tidak berarti," di mana pengertian dari bebera­pa orang bahwa, bilamana semua telah dikatakan dan dilakukan, apakah hidup mereka berarti? Lambat atau cepat, mereka akan meninggal, dan setiap orang yang mengenal mereka juga akan mati, dan tidak lama kemudian semua ingatan dan kenangan mereka akan hilang untuk selamanya. Dalam skenario seperti itu, Apakah artinya hidup kita? Apakah itu bisa berarti? Betapa sering dan betapa mudah, kita memahami bahwa banyak dari yang kita lakukan dan kita miliki tidak memiliki makna sama sekali, tidak ada kepentingan abadi yang sejati.
Dengan semua pemikiran di atas, bacalah Yesaya 44. Kemudian, ringkaskan pengertian ayat-ayat tersebut, khususnya bagaimana itu dikaitkan de­ngan pertanyaan tentang penyembahan dan apa yang disembah orang.


Yesaya 44
44:1. "Tetapi sekarang, dengarlah, hai Yakub, hamba-Ku, dan hai Israel, yang telah Kupilih!
44:2 Beginilah firman TUHAN yang menjadikan engkau, yang membentuk engkau sejak dari kandungan dan yang menolong engkau: Janganlah takut, hai hamba-Ku Yakub, dan hai Yesyurun, yang telah Kupilih!
44:3 Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu.
44:4 Mereka akan tumbuh seperti rumput di tengah-tengah air, seperti pohon-pohon gandarusa di tepi sungai.
44:5 Yang satu akan berkata: Aku kepunyaan TUHAN, yang lain akan menyebut dirinya dengan nama Yakub, dan yang ketiga akan menuliskan pada tangannya: Kepunyaan TUHAN, dan akan menggelari dirinya dengan nama Israel."
44:6 Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: "Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku.
44:7 Siapakah seperti Aku? Biarlah ia menyerukannya, biarlah ia memberitahukannya dan membentangkannya kepada-Ku! Siapakah yang mengabarkan dari dahulu kala hal-hal yang akan datang? Apa yang akan tiba, biarlah mereka memberitahukannya kepada kami!
44:8 Janganlah gentar dan janganlah takut, sebab memang dari dahulu telah Kukabarkan dan Kuberitahukan hal itu kepadamu. Kamulah saksi-saksi-Ku! Adakah Allah selain dari pada-Ku? Tidak ada Gunung Batu yang lain, tidak ada Kukenal!"
44:9. Orang-orang yang membentuk patung, semuanya adalah kesia-siaan, dan barang-barang kesayangan mereka itu tidaklah memberi faedah. Penyembah-penyembah patung itu tidaklah melihat dan tidaklah mengetahui apa-apa; oleh karena itu mereka akan mendapat malu.
44:10 Siapakah yang membentuk allah dan menuang patung yang tidak memberi faedah?
44:11 Sesungguhnya, semua pengikutnya akan mendapat malu, dan tukang-tukangnya adalah manusia belaka. Biarlah mereka semua berkumpul dan bangkit berdiri! Mereka akan gentar dan mendapat malu bersama-sama.
44:12 Tukang besi membuatnya dalam bara api dan menempanya dengan palu, ia mengerjakannya dengan segala tenaga yang ada di tangannya. Bahkan ia menahan lapar sehingga habislah tenaganya, dan ia tidak minum air sehingga ia letih lesu.
44:13 Tukang kayu merentangkan tali pengukur dan membuat bagan sebuah patung dengan kapur merah; ia mengerjakannya dengan pahat dan menggarisinya dengan jangka, lalu ia memberi bentuk seorang laki-laki kepadanya, seperti seorang manusia yang tampan, dan selanjutnya ditempatkan dalam kuil.
44:14 Mungkin ia menebang pohon-pohon aras atau ia memilih pohon saru atau pohon tarbantin, lalu membiarkannya tumbuh menjadi besar di antara pohon-pohon di hutan, atau ia menanam pohon salam, lalu hujan membuatnya besar.
44:15 Dan kayunya menjadi kayu api bagi manusia, yang memakainya untuk memanaskan diri; lagipula ia menyalakannya untuk membakar roti. Tetapi juga ia membuatnya menjadi allah lalu menyembah kepadanya; ia mengerjakannya menjadi patung lalu sujud kepadanya.
44:16 Setengahnya dibakarnya dalam api dan di atasnya dipanggangnya daging. Lalu ia memakan daging yang dipanggang itu sampai kenyang; ia memanaskan diri sambil berkata: "Ha, aku sudah menjadi panas, aku telah merasakan kepanasan api."
44:17 Dan sisa kayu itu dikerjakannya menjadi allah, menjadi patung sembahannya; ia sujud kepadanya, ia menyembah dan berdoa kepadanya, katanya: "Tolonglah aku, sebab engkaulah allahku!"
44:18 Orang seperti itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak mengerti apa-apa, sebab matanya melekat tertutup, sehingga tidak dapat melihat, dan hatinya tertutup juga, sehingga tidak dapat memahami.
44:19 Tidak ada yang mempertimbangkannya, tidak ada cukup pengetahuan atau pengertian untuk mengatakan: "Setengahnya sudah kubakar dalam api dan di atas baranya juga sudah kubakar roti, sudah kupanggang daging, lalu kumakan. Masakan sisanya akan kubuat menjadi dewa kekejian? Masakan aku akan menyembah kepada kayu kering?"
44:20 Orang yang sibuk dengan abu belaka, disesatkan oleh hatinya yang tertipu; ia tidak dapat menyelamatkan jiwanya atau mengatakan: "Bukankah dusta yang menjadi peganganku?"
44:21. Ingatlah semuanya ini, hai Yakub, sebab engkaulah hamba-Ku, hai Israel. Aku telah membentuk engkau, engkau adalah hamba-Ku; hai Israel, engkau tidak Kulupakan.
44:22 Aku telah menghapus segala dosa pemberontakanmu seperti kabut diterbangkan angin dan segala dosamu seperti awan yang tertiup. Kembalilah kepada-Ku, sebab Aku telah menebus engkau!
44:23 Bersorak-sorailah, hai langit, sebab TUHAN telah bertindak, bertempiksoraklah, hai rahim bumi! Bergembiralah dengan sorak-sorai, hai gunung-gunung, hai hutan serta segala pohon di dalamnya! Sebab TUHAN telah menebus Yakub, dan Ia telah memperlihatkan keagungan-Nya dalam hal Israel.
44:24 Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, yang membentuk engkau sejak dari kandungan; "Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi--siapakah yang mendampingi Aku? --
44:25 Akulah yang meniadakan tanda-tanda peramal pembohong dan mempermain-mainkan tukang-tukang tenung; yang membuat orang-orang bijaksana mundur ke belakang, dan membalikkan pengetahuan mereka menjadi kebodohan;
44:26 Akulah yang menguatkan perkataan hamba-hamba-Ku dan melaksanakan keputusan-keputusan yang diberitakan utusan-utusan-Ku; yang berkata tentang Yerusalem: Baiklah ia didiami! dan tentang kota-kota Yehuda: Baiklah ia dibangun, Aku mau mendirikan kembali reruntuhannya!
44:27 Akulah yang berkata kepada tubir lautan: Jadilah kering, Aku mau mengeringkan sungai-sungaimu!
44:28 Akulah yang berkata tentang Koresh: Dia gembala-Ku; segala kehendak-Ku akan digenapinya dengan mengatakan tentang Yerusalem: Baiklah ia dibangun! dan tentang Bait Suci: Baiklah diletakkan dasarnya!"

Seberapa banyak pun yang ditulis oleh Yesaya pada zamannya, kebudayaannya serta orang-orang pada zamannya, perhatikan betapa cocoknya prinsip-prinsip tersebut untuk kita saat ini. Tuhan, Dia sendirilah Pencipta, dan Penebus kita, Dia sendirilah yang dapat menyelamatkan kita, sehingga Dia sendirilah yang patut menerima penyembahan dan pujian kita. Yesaya mengolok-olok mereka yang menciptakan berhala mereka dengan tangan mereka sendiri, ilah buatan mereka, lalu sujud dan menyembahnya—suatu keuntungan yang sia-sia.
Namun, sebegitu tolol dan bodohnya mereka kelihatannya bagi kita, apa­kah kita juga tidak berada dalam bahaya melakukan hal yang sama, dengan mendedikasikan diri kita, hidup kita, waktu kita dan tenaga kita untuk hal-hal yang pada akhirnya "tidak berfaedah," yang tidak dapat menjawab kebutuhan terdalam dari jiwa kita sekarang ini, dan pastinya tidak bisa menebus kita dari kubur pada akhir zaman? Betapa pentingnya kita harus berjaga-jaga dan berdoa, sebagaimana Rasul Paulus katakan pada kita agar menyelidiki/menguji diri kita untuk melihat apakah kita tetap berada dalam iman? (2 Kor. 13:5). Pe­nyembahan pada hari Sabat, jika dilakukan dengan benar, dapat secara khusus mengingatkan kita tentang mengapa hanya Tuhan yang harus kita sembah. Pe­nyembahan seharusnya menjadi suatu saat di mana secara khusus mengingat­kan kita tentang apa yang penting dalam hidup kita, yang benar-benar berarti, dan apa yang 'fana' dalam hidup ini, bahkan yang "sia-sia."


Kita semua mengetahui akan bahaya menjadikan uang, kekuasaan, martabat, dan seterusnya sebagai berhala. Bagaimanakah dengan bahaya menjadikan gereja, pendeta, pelayanan kita, maupun kesetiaan kita atau gaya hidup kita juga kesalehan kita sebagai berhala? Pikirkanlah hal ini dan bawa jawaban Anda di kelas pada hari Sabat.


Kamis 25 Agustus
"INI BAIT TUHAN, BAIT TUHAN, . . ."

Kerajaan Yehuda di bagian Selatan memiliki pengalaman pasang surut kerohanian, terkadang terjadi reformasi dan juga kemurtadan. Namun sangat sering, pada saat kondisi kerohanian terburuk pun, terjadi pertunjukan kesalehan seca­ra luar dan penyembahan yang tidak berterima bagi Tuhan. Betapa kita harus berhati-hati agar kita sendiri tidak jatuh dalam penipuan yang sama.

Baca Yeremia 7:1-10. Apakah tema yang kita lihat diulang-ulangdisini sepanjang pekan pelajaran kita? Bagaimanakah kita mengambil prinsip di sini dan menerapkannya dalam kehidupan kita sekarang ini?


Yeremia 7:1-10
7:1. Firman yang datang kepada Yeremia dari pada TUHAN, bunyinya:
7:2 "Berdirilah di pintu gerbang rumah TUHAN, serukanlah di sana firman ini dan katakanlah: Dengarlah firman TUHAN, hai sekalian orang Yehuda yang masuk melalui semua pintu gerbang ini untuk sujud menyembah kepada TUHAN!
7:3 Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini.
7:4 Janganlah percaya kepada perkataan dusta yang berbunyi: Ini bait TUHAN, bait TUHAN, bait TUHAN,
7:5 melainkan jika kamu sungguh-sungguh memperbaiki tingkah langkahmu dan perbuatanmu, jika kamu sungguh-sungguh melaksanakan keadilan di antara kamu masing-masing,
7:6 tidak menindas orang asing, yatim dan janda, tidak menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tempat ini dan tidak mengikuti allah lain, yang menjadi kemalanganmu sendiri,
7:7 maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini, di tanah yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu, dari dahulu kala sampai selama-lamanya.
7:8 Tetapi sesungguhnya, kamu percaya kepada perkataan dusta yang tidak memberi faedah.
7:9 Masakan kamu mencuri, membunuh, berzinah dan bersumpah palsu, membakar korban kepada Baal dan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal,
7:10 kemudian kamu datang berdiri di hadapan-Ku di rumah yang atasnya nama-Ku diserukan, sambil berkata: Kita selamat, supaya dapat pula melakukan segala perbuatan yang keji ini!

Perhatikan khususnya pada ayat 4. Di satu sisi, sang pembicara benar. Ini memang adalah "bait Tuhan," tempat di mana seharusnya nama Tuhan ada, tern-pat di mana sistem pengorbanan (yang mana Allah sendiri telah lembagakan) dilaksanakan, tempat di mana kebenaran-kebenaran besar yang sesungguhnya tentang pengorbanan, keselamatan, penyucian dan penghakiman diajarkan. Ba-gaimanapun juga, mereka adalah umat perjanjian. Allah mereka adalah Allah yang benar, dan mereka memiliki terang yang lebih dan kebenaran yang lebih secara bangsa dibandingkan dengan yang dimiliki oleh tetangga mereka yang adalah penyembah berhala. Hal ini tidak bisa dibantah, namun demikian, Tuhan secara jelas tidak senang dengan mereka maupun penyembahan yang mereka lakukan. Memang benar, Dialah yang menyebutkan kalimat itu, "Ini bait TU­HAN, bait TUHAN, bait TUHAN." Apa? "Perkataan dusta?" Perkataan dusta, bukan karena tempat itu tidak benar bait suci Tuhan tetapi karena orang-orang itu percaya bahwa hanya dengan datang di bait suci Tuhan dan menyembah-Nya di sana, mereka aman dan telah diselamatkan karena mereka telah mela-kukan semua yang diwajibkan.


Dengan semua terang yang telah diberikan kepada kita, di dalam cara apakah kita sebagai umat Advent berada dalam bahaya melakukan kesalahan yang sama dengan yang dilakukan orang-orang tersebut? Pikirkan kemungkinan hal-hal yang sama antara kita dan mereka dan bagaimana jika kita tidak berhati-hati kita akan jatuh pada penipuan yang sama. Apa­kah kemungkinan "perkataan dusta" yang sangat berbahaya untuk dipercayai, kata-kata yang sepertinya benar (sama seperti "bait Tuhan") tetapi ternyata mengarahkan kita untuk membuat kesalahan yang sama?

Jumat 26 Agustus
PENDALAMAN:


Baca Ellen G.White, Alfa dan 0mega JId.3,"Panggilan Yesaya," hlm. 248-254; "Hizkia," hlm. 271-277; "Ke!epasan dari Asyur," hlm. 286-300; Alfa dan Omega, jld. 34, "Manasye dan Yosia," hlm.9-18; "Yeremia," hlm. 31-43.
"Pada zaman Nabi Yesaya, pemahaman rohani umat manusia menjadi gelap karena salah pengertian terhadap Allah....
"Dengan kehilangan pandangan terhadap tabiat Tuhan yang sejati, Bangsa Israel tidak dapat dimaafkan. Sudah seringkali Allah menyatakan diri-Nya sendiri kepada mereka sebagai Oknum yang 'penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih dan setia.' Mazmur 86:15"—E.G. White, Prophets and Kings, hlm. 311,312.
"Dalam khayal yang datang kepada Yesaya di halaman bait suci, kepadanya diperlihatkan suatu pemandangan yang jelas mengenai tabiat Allah Israel. 'Yang Maha tinggi dan Yang Maha mulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Maha kudus nama-Nya,' telah datang kepadanya dengan kemuliaan besar; supaya nabi itu diberi pengertian mengenai sifat panjang sabar Tuhan...." —Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 3, hm. 257.
PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.       Di UKSS, utarakan kembali jawaban Anda untuk pertanyaan terakhir hari Rabu. Apa sajakah hal-hal "baik" yang bisa kita jadikan berhala?Bagaimanakah kita bisa tahu jika sesuatu telah menjadi berhala?
2.       Pelajari lebih dalam pelajaran hari Kamis. Perhatikan hal-hal yang dilakukan manusia, setiap saat mereka datang ke "bait Tuhan" dan berbakti di sana (lihat Yeremia 7:4), hal-hal yang sangat bertentangan dengan firman yang dinyatakan Allah. Bagaimanakah kita belajar melindungi diri kita dari kejatuhan pada jerat yang sama? Mengapa penurutan yang sederhana kepada Firman Allah sangat penting peranannya dalam melindungi kita dari semua jenis penipuan?
3.       Pikirkan tentang penyembahan di jemaat Anda. Apakah Anda datang dengan menyadari keagungan dan kebesaran Allah yang berbeda de­ngan keberdosaan Anda dan kebutuhan Anda akan kasih karunia-Nya? Jika tidak, apakah yang harus diubah untuk menolong gereja secara keseluruhan, pada tingkat tertentu, untuk memiliki pengalaman seperti Yesaya (lihat pelajaran hari Senin), mengapa hal itu sangat penting?
4.       Berapa banyakkah hal yang Anda lakukan pada diri Anda yang merupakan "keuntungan yang sia-sia?" Berapa banyakkah waktu yang Anda gunakan yang pada dasarnya hanya "membuang waktu," melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat, sia-sia, dan pada dasarnya "tidak berfaedah?" Bagaimanakah Anda dapat belajar untuk memanfaatkan waktu yang terbatas yang kita miliki dalam kehidupan kita?

No comments:

Post a Comment