PELAJARAN 10 TRIWULAN III 2011


Penyembahan: 
Dari Pembuangan kepada Pemulihan

SABAT PETANG
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Nehemia I; Yeremia 29:10-14; Yehezkiel 8; Daniel 3; Hagai 1; Zakharia 1:1-6.

AYAT HAFALAN: "Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sam-pai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!" (Hagai 1:6).

Adalah sangat sulit menurut pandangan kita saat ini—kita yang sudah terpisah lebih dari seribu sembilan ratus tahun dari kehancuran terakhir bait suci Yerusalem—untuk mengerti bagaimana pentingnya bait suci itu bagi kehidupan keagamaan dan pemerintah Bangsa Yahudi. Itu adalah puncak penyembahan, pusat dari identitas qgama dan etnis mereka. Itu adalah saat di mana Tuhan berkata bahwa la akan tinggal dan berkuasa di tengah-tengah Bangsa Israel. Itu adalah saat di mana pengikut YHWH memperoleh penyucian, pengampunan, kasih karunia dan pendamaian.
Karena itu adalah benar-benar rumah Tuhan, banyak orang seakan tidak percaya terhadap peringatan nubuatan bahwa itu akan dihancurkan oleh Babi­lonia. Mungkinkah Tuhan mengizinkan bait-Nya yang suci dilenyapkan? Kita hanya bisa menduga dan tergoncang saat amaran nabi itu benar-benar terjadi, orang-orang Babilonia pun meratakannya dengan tanah. Namun di tengah ke­hancuran tersebut, Allah telah berjanji bahwa bangsa itu akan dipulihkan kembali, bait suci akan dibangun kembali dan Bangsa Israel diberikan kesempatan lagi untuk kembali memenuhi kegenapan nubuatannnya.
Pekan ini kita akan melihat beberapa masalah tentang penyembahan selama masa pengasingah dan, kemudian, janji pemulihannya.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk Sabat, 3 September.

Minggu 28 Agustus
"KAU LIHATKAH, HAI ANAK MANUSIA...?'
Kemurtadan tidak terjadi dalam semalam; kejatuhan semua orang tidak ter­jadi dalam sehari, sepekan ataupun setahun. Prosesnya lebih lambat; sedikit perubahan di sini, sedikit kompromi di sana; sedikit kekakuan untuk menyesuaikan diri dengan zaman, atau untuk menjadi relevan, atau agar sesuai de­ngan tren budaya dan lingkungan setempat. Sedikit demi sedikit, langkah demi langkah, seluruh bangsa mulai melakukan yang mungkin satu atau dua generasi sebelumnya melihat ini sebagai sesuatu yang menakutkan. Begitulah nasib Bangsa Israel dan Yehuda zaman dulu; demikian juga nasib Kekristenan mula-mula. Nasib seperti itu akan dialami juga oleh setiap gereja, termasuk gereja kita, yang tidak berhati-hati menjaga kebenaran suci dan kebiasaan-kebiasaan yang suci seperti yang diberikan oleh Tuhan.

Bacalah Yehezkiel 8. Pada saat membacanya, bayangkan hal ini terjadi di bait suci yang telah dilembagakan Tuhan, di tempat di mana Tuhan telah ber­janji untuk menaruh nama-Nya. Bagaimanakah mungkin orang-orang yang merupakan pemimpin rohani, bisa jatuh dalam kemurtadan seperti demiki­an? Pelajaran apakah yang bisa kita ambil dari hal ini untuk diri kita?
Yehezkiel 8
8:1. Pada tahun keenam, dalam bulan yang keenam, pada tanggal lima bulan itu, waktu aku duduk di rumahku berhadap-hadapan dengan para tua-tua Yehuda, kekuasaan Tuhan ALLAH meliputi aku di sana,
8:2 dan aku menerima penglihatan: Sungguh, ada kelihatan yang menyerupai seorang laki-laki, dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke bawah kelihatan seperti api dan dari pinggangnya ke atas kelihatan seperti cahaya, seperti suasa mengkilat.
8:3 Dia mengulurkan sesuatu yang berbentuk tangan dan dipegang-Nya jambul kepalaku. Lalu Roh itu mengangkat aku ke antara langit dan bumi dan membawa aku dalam penglihatan-penglihatan ilahi ke Yerusalem dekat pintu gerbang pelataran dalam yang menghadap ke utara, di mana terdapat berhala cemburuan, yang menimbulkan cemburu itu.
8:4 Lihat, di sana tampak kemuliaan Allah Israel, seperti penglihatan yang kulihat di lembah itu.
8:5 Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, lihatlah ke utara!" Aku melihat ke utara, sungguh, di sebelah utara gerbang mezbah, dekat jalan masuk, terdapat berhala cemburuan tadi.
8:6 Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, kaulihatkah apa yang mereka perbuat, yaitu perbuatan-perbuatan kekejian yang besar-besar, yang dilakukan oleh kaum Israel di sini, sehingga Aku harus menjauhkan diri dari tempat kudus-Ku? Engkau masih akan melihat perbuatan-perbuatan kekejian yang lebih besar lagi."

8:7. Dan dibawa-Nya aku ke pintu pelataran, aku melihat, sungguh, ada sebuah lobang di dalam temboknya.
8:8 Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, perbesarlah lobang yang di tembok itu!" Sesudah aku memperbesar lobang itu, lihat, ada sebuah pintu.
8:9 Firman-Nya kepadaku: "Masuklah dan lihatlah perbuatan-perbuatan kekejian yang jahat, yang mereka lakukan di sini."
8:10 Lalu aku masuk dan melihat, sungguh, segala gambar-gambar binatang melata dan binatang-binatang lain yang menjijikkan dan segala berhala-berhala kaum Israel terukir pada tembok sekelilingnya.
8:11 Dan di hadapannya berdiri tujuh puluh orang tua-tua kaum Israel, dengan Yaazanya bin Safan di tengah-tengah mereka dan masing-masing memegang bokor ukupannya di tangannya, dan keharuman dari asap ukupan itu naik ke atas.
8:12 Firman-Nya kepadaku: "Kaulihatkah, hai anak manusia, apa yang dilakukan oleh tua-tua kaum Israel di dalam kegelapan, masing-masing di dalam kamar tempat ukiran-ukiran mereka? Sebab mereka berkata: TUHAN tidak melihat kita; TUHAN sudah meninggalkan tanah ini."

8:13. Ditambahkan-Nya lagi: "Engkau masih akan melihat perbuatan-perbuatan kekejian yang lebih besar lagi yang mereka lakukan."
8:14 Lalu dibawa-Nya aku dekat pintu gerbang rumah TUHAN yang di sebelah utara, sungguh, di sana ada perempuan-perempuan yang menangisi dewa Tamus.
8:15 Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, kaulihatkah apa yang mereka perbuat? Engkau masih akan melihat perbuatan-perbuatan kekejian yang lebih besar lagi dari pada ini."
8:16 Kemudian dibawa-Nya aku ke pelataran dalam rumah TUHAN; sungguh, dekat jalan masuk ke bait TUHAN, di antara balai Bait Suci dan mezbah ada kira-kira dua puluh lima orang laki-laki, yang membelakangi bait TUHAN dan menghadap ke sebelah timur sambil sujud pada matahari di sebelah timur.
8:17 Lalu firman-Nya kepadaku: "Kaulihatkah itu, hai anak manusia? Perkara kecilkah itu bagi kaum Yehuda untuk melakukan perbuatan-perbuatan kekejian yang mereka lakukan di sini, bahwa mereka memenuhi tanah ini dengan kekerasan dan dengan itu terus menyakiti hati-Ku? Sungguh, mereka berkelakuan tak senonoh di hadapan-Ku.
8:18 Oleh karena itu Aku akan membalas di dalam kemurkaan-Ku. Aku tidak akan merasa sayang dan tidak akan kenal belas kasihan. Dan kalaupun mereka berseru-seru kepada-Ku dengan suara yang nyaring, Aku tidak akan mendengarkan mereka."

Dosa-dosa rahasia, yang disenangi oleh para imam dan tua-tua adalah praktik penyembahan keji dan menjijikkan dari kebudayaan mereka. Mereka yang seharusnya menuntun umat Tuhan kepada penyembahan yang benar telah me-nyesuaikan penyembahan mereka itu kepada icebiasaan buruk dan berdosa di lingkungan mereka pada zaman itu sehingga membawa kekejian dari budaya sekitar masuk ke dalam bait suci Allah. Begitu ironisnya hal itu sehingga ha­nya dengan kedatangan pasukan Babilonia sajalah yang dapat mengakhiri pe-najisan bait suci Allah—dengan menghancurkannya.

Bacalah dengan cermat Yehezkiel 8:12. Apakah logika dan dasar pemikir-anyangdigunakan para tua-tua untuk membenarkan tindakan mereka? Apa­kah yang telah menuntun mereka kepada kesimpulan palsu seperti itu?

Yehezkiel 8:12 Firman-Nya kepadaku: "Kaulihatkah, hai anak manusia, apa yang dilakukan oleh tua-tua kaum Israel di dalam kegelapan, masing-masing di dalam kamar tempat ukiran-ukiran mereka? Sebab mereka berkata: TUHAN tidak melihat kita; TUHAN sudah meninggalkan tanah ini."

Orang-orang ini pasti telah menyimpang jauh dari Tuhan sehingga mere­ka percaya bahwa Dia tidak melihat mereka atau Dia sudah tidak peduli lagi dengan apa yang mereka lakukan. Tuhan, yang berulang-ulang menunjukkan kasih setia-Nya, kedekatan-Nya, dan merindukan penurutan mereka, sekarang dianggap telah meninggalkan tempat itu? Betapa seharusnya kita perlu berhati-hati, karena dosa akan mengeraskan hati kita dan meracuni pikiran kita bahkan sampai kita membenarkan praktik-praktik yang sangat mengerikan.


Senin 29 Agustus
MENYEMBAH BINATANG

Sebagaimana yang kita telah bicarakan sepanjang kuartal ini bahwa ujian terakhir pada akhir zaman adalah pertanyaan mengenai penyembahan (Wahyu 14:1-12). Semua manusia akan terbagi dalam dua kelompok: mereka yang me-jiyembah kepada Sang Pencipta, yang menjadikan langit dan bumi, dan mereka yang menyembah binatang dan patungnya. Walaupun urutan dalam gambaran nubuatan masih harus diungkapkan, seseorang bisa saja berargumentasi bah­wa saat ini seluruh dunia terbagi dalam dua kelompok: yaitu mereka yang setia kepada Tuhan dan mereka yang tidak setia. Tidak ada jalan tengah: kita berada di satu pihak atau di pihak lainnya.
Dengan berpikir demikian, cerita tentang 3 orang Ibrani dalam buku Daniel menjadi sangat relevan bagi kita. Ini bukanlah cerita dramatis penyelamatan supra natural terhadap para pengikut YHWH yang setia. Malahan hal ini akan menjadi lambang atau akan menjadi ujian penyembahan yang akan datang ke­pada dunia sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali.

Bacalah Daniel 3. Bandingkan penyembahan di sana dengan penyem­bahan dalam Wahyu 14. Apakah yang dapat kita pelajari dari cerita ini yang dapat membantu kita mengerti tentang tanda binatang?

Daniel 3
3:1. Raja Nebukadnezar membuat sebuah patung emas yang tingginya enam puluh hasta dan lebarnya enam hasta yang didirikannya di dataran Dura di wilayah Babel.
3:2 Lalu raja Nebukadnezar menyuruh orang mengumpulkan para wakil raja, para penguasa, para bupati, para penasihat negara, para bendahara, para hakim, para ahli hukum dan semua kepala daerah, untuk menghadiri pentahbisan patung yang telah didirikannya itu.
3:3 Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupati, para penasihat negara, para bendahara, para hakim, para ahli hukum dan semua kepala daerah, untuk menghadiri pentahbisan patung yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu.
3:4 Dan berserulah seorang bentara dengan suara nyaring: "Beginilah dititahkan kepadamu, hai orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa:
3:5 demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, maka haruslah kamu sujud menyembah patung yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu;
3:6 siapa yang tidak sujud menyembah, akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala!"
3:7 Sebab itu demi segala bangsa mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, maka sujudlah orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, dan menyembah patung emas yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu.

3:8. Pada waktu itu juga tampillah beberapa orang Kasdim menuduh orang Yahudi.
3:9 Berkatalah mereka kepada raja Nebukadnezar: "Ya raja, kekallah hidup tuanku!
3:10 Tuanku raja telah mengeluarkan titah, bahwa setiap orang yang mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, harus sujud menyembah patung emas itu,
3:11 dan bahwa siapa yang tidak sujud menyembah, akan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala.
3:12 Ada beberapa orang Yahudi, yang kepada mereka telah tuanku berikan pemerintahan atas wilayah Babel, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, orang-orang ini tidak mengindahkan titah tuanku, ya raja: mereka tidak memuja dewa tuanku dan tidak menyembah patung emas yang telah tuanku dirikan."
3:13 Sesudah itu Nebukadnezar memerintahkan dalam marahnya dan geramnya untuk membawa Sadrakh, Mesakh dan Abednego menghadap. Setelah orang-orang itu dibawa menghadap raja,
3:14 berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: "Apakah benar, hai Sadrakh, Mesakh dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu?
3:15 Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung yang kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?"
3:16 Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.
3:17 Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;
3:18 tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."

3:19. Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar, air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego; lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh kali lebih panas dari yang biasa.
3:20 Kepada beberapa orang yang sangat kuat dari tentaranya dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego dan mencampakkan mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala itu.
3:21 Lalu diikatlah ketiga orang itu, dengan jubah, celana, topi dan pakaian-pakaian mereka yang lain, dan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala.
3:22 Karena titah raja itu keras, dipanaskanlah perapian itu dengan luar biasa, sehingga nyala api itu membakar mati orang-orang yang mengangkat Sadrakh, Mesakh dan Abednego itu ke atas.
3:23 Tetapi ketiga orang itu, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, jatuh ke dalam perapian yang menyala-nyala itu dengan terikat.
3:24 Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja: "Benar, ya raja!"
3:25 Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!"
3:26 Lalu Nebukadnezar mendekati pintu perapian yang bernyala-nyala itu; berkatalah ia: "Sadrakh, Mesakh dan Abednego, hamba-hamba Allah yang maha tinggi, keluarlah dan datanglah ke mari!" Lalu keluarlah Sadrakh, Mesakh dan Abednego dari api itu.
3:27 Dan para wakil raja, para penguasa, para bupati dan para menteri raja datang berkumpul; mereka melihat, bahwa tubuh orang-orang ini tidak mempan oleh api itu, bahwa rambut di kepala mereka tidak hangus, jubah mereka tidak berubah apa-apa, bahkan bau kebakaranpun tidak ada pada mereka.

3:28. Berkatalah Nebukadnezar: "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah mereka.
3:29 Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa manapun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara demikian itu."
3:30 Lalu raja memberikan kedudukan tinggi kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego di wilayah Babel.

Perintah kedua dari sepuluh hukum Tuhan, yang melarang penyembahan berhala (Kel. 20:4-6), merupakan pokok persoalan saat ini; sedangkan hukum keempat (Kel. 20:8-11) tentang perintah Sabat, akan menjadi pokok persoal­an di hari-hari terakhir. Menariknya bahwa kedua hukum ini justru yang telah diubah dan dirusak oleh kuasa binatang itu sendiri (lihat Daniel 7:25). Kedua perintah tersebut berkaitan langsung dengan penyembahan; perintah kedua me­larang penyembahan kepada patung; dan perintah keempat menunjukkan pada kita mengapa kita tidak boleh menyembah patung, dan bahwa Tuhan semesta alam inilah,-dan bukan alam itu sendiri yang menciptakan dan menebus mere­ka (lihat juga Ulangan 5:12-15).
Dalam dua kasus tersebut juga, terdapat satu unsur politik duniawi/keaga-maan yang menginginkan penyembahan yang seharusnya hanya untuk Tuhan, dan dalam kedua kasus ini pula, kuasa tersebut bersedia untuk menggunakan apa saja bahkan kekerasan untuk mendapatkan "penyembahan" itu.


Pikirkan lebih dalam apa yang dimaksud dengan "menyembah" sesuatu. Apakah selalu salah untuk menyembah sesuatu yang lain selain Tuhan? Jika tidak, mengapa? Mungkinkah ada beberapa hal yang bisa kita sembah tanpa harus berbuat dosa, dan melanggar hukum Allah? Jika demi­kian, apakah itu? Jika tidak, bagaimanakah kita bisa memastikan bahwa kita tidak menyembah apa pun selain Tuhan kita?

Selasa 30 Agustus
"PERHATIKANLAH KEADAANMU”

Bacalah Yeremia 29:10-14. Apakah yang dikatakan di sini tentang karakter Allah? Apakah harapan yang bisa kita dapat dari ayat-ayat ini sehubungan dengan diri kita sendiri?


Yeremia 29:10-14
29:10 Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini.
29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
29:12 Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;
29:13 apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,
29:14 Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu. --


Setelah tujuh puluh tahun, seperti yang sudah dinubuatkan, Tuhan mulai melakukan pemulihan bagi Bangsa Israel yang terbuang untuk kembali ke Tanah Perjanjian. Bangsa Israel diberi kesempatan lagi untuk menggenapi garis nubuatan mereka.
Peran ini tentu saja berfokus pada bait suci, tempat kudus, di mana seluruh rencana keselamatan diajarkan melalui simbol dan jenis pelayanan. Di sinilah dipaparkan pekerjaan dan misi Sang Mesias, di mana seluruh dunia bisa men­dapatkan keselamatan (lihat Yohanes 3:16; 2 Korintus 5:19; Ibrani. 8:1, 2).

Namun, pekerjaan membangun kembali bait suci tidaklah semulus dan secepat seperti yang seharusnya. Banyak tekanan dari dalam dan dari luar yang membuat pekerjaan menjadi lamban. Ini tidak seperti yang diharapkan Tuhan, dan Dia berbicara melalui Nabi Hagai untuk membuat bangsa itu mengetahui ketidaksenangan-Nya.


Baca Hagai 1. Apakah yang terjadi di sini? Apakah yang mengalihkan perhatian mereka? Mengapa hal itu sangat mudah untuk dilakukan?

Hagai 1
1:1. Pada tahun yang kedua zaman raja Darius, dalam bulan yang keenam, pada hari pertama bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, bunyinya:
1:2 "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN!"
1:3 Maka datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya:
1:4 "Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?
1:5 Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!
1:6 Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!
1:7 Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!
1:8 Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN.
1:9 Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.
1:10 Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya,
1:11 dan Aku memanggil kekeringan datang ke atas negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia dan hewan dan ke atas segala hasil usaha."

1:12. Lalu Zerubabel bin Sealtiel dan Yosua bin Yozadak, imam besar, dan selebihnya dari bangsa itu mendengarkan suara TUHAN, Allah mereka, dan juga perkataan nabi Hagai, sesuai dengan apa yang disuruhkan kepadanya oleh TUHAN, Allah mereka; lalu takutlah bangsa itu kepada TUHAN.
1:13 Maka berkatalah Hagai, utusan TUHAN itu, menurut pesan TUHAN kepada bangsa itu, demikian: "Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman TUHAN."
1:14 TUHAN menggerakkan semangat Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan semangat Yosua bin Yozadak, imam besar, dan semangat selebihnya dari bangsa itu, maka datanglah mereka, lalu melakukan pekerjaan pembangunan rumah TUHAN semesta alam, Allah mereka,
1:15 (2-1a) pada hari yang kedua puluh empat dalam bulan yang keenam. (2-1b) Pada tahun yang kedua zaman raja Darius,

Betapa mudahnya membiarkan kerja keras duniawi, keinginan duniawi, bahkan kebutuhan duniawi menghalangi tanggung jawab rohani kita. Tuhan membiarkan mereka sadar bahwa tidak akan ada kepuasan sesungguhnya bila mereka terpisah dari penyerahan kepada-Nya dan tidak melakukan pekerjaan yang diberikan-Nya kepada mereka. Seringkali kita melakukan kesalahan yang sama, terjebak dalam cara-cara duniawi sehingga kita mengabaikan apa yang terutama dalam hidup kita: yaitu hubungan kita dengan Tuhan. Mungkin Tu­han sedang berbicara kepada kita, secara pribadi ataupun kelompok, "Perhatikanlah keadaanmu!"

Perhatikanlah keadaanmu! Apakah cara-cara Anda, tindakan Anda, hal-hal yang Anda lakukan, dan yang tidak Anda lakukan—apakah yang dinyatakan semuanya itu mengenai hubungan Anda dengan Tuhan? De­ngan cara apakah kemungkinan yang sama Anda melakukan kesalahan seperti orang-orang yang digambarkan oleh Hagai?


Rabu 31 Agustus
"NENEK MOYANGMU, Dl MANA MEREKA?"

Pembangunan kembali bait suci membutuhkan waktu sekitar dua belas tahun. Ezra 5:1,2 mengacu pada Zakharia sebagai salah seorang dari "nabi-nabi Allah" yang membantu mereka. Penekanannya,sama seperti Hagai,adalah pada kemuliaan yang pada suatu saat nanti akan mendiami bait suci.
Namun, seperti yang sering terjadi dalam nubuatan, janji-janji tersebut bukan tidak bersyarat. Manusia, diberikan kebebasan memilih, harus membuat keputusan untuk menurut Tuhan, melakukan apa yang diperintahkan-Nya, bukan sebagai sarana keselamatan tetapi sebagai sarana untuk menunjukkan buah dan manfaat dari keselamatan itu.
Kebebasan manusia adalah suatu asumsi yang tidak disebutkan di seluruh Kitab Suci. Orang-orang memiliki kebebasan untuk memilih kepada siapa mereka akan melayani dan menyembah, dan pemenuhan janji-janji tersebut terkait dengan pilihan yang dibuat manusia itu sendiri. Alkitab penuh dengan janji-janji yang indah kepada setiap orahg yang setia mencari dan melayani Dia.

Bacalah Zakharia 1:1-6. Tema apakah yang ditemukan di sini yang selalu diulang-ulangi, di hampir seluruh Alkitab? Bagaimanakah kenyataan dari kebebasan berkehendak dan kebebasan memilih dinyatakan dalam ayat-ayat ini?

Zakharia 1:1-6
1:1. Dalam bulan yang kedelapan pada tahun kedua zaman Darius datanglah firman TUHAN kepada nabi Zakharia bin Berekhya bin Ido, bunyinya:
1:2 "Sangat murka TUHAN atas nenek moyangmu.
1:3 Sebab itu katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Kembalilah kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN semesta alam, maka Akupun akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam.
1:4 Janganlah kamu seperti nenek moyangmu yang kepadanya para nabi yang dahulu telah menyerukan, demikian: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Berbaliklah dari tingkah lakumu yang buruk dan dari perbuatanmu yang jahat! Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau menghiraukan Aku, demikianlah firman TUHAN.
1:5 Nenek moyangmu, di mana mereka? Dan para nabi, apakah mereka hidup untuk selama-lamanya?
1:6 Tetapi segala firman dan ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepada hamba-hamba-Ku, para nabi, bukankah itu telah sampai kepada nenek moyangmu? Maka bertobatlah mereka serta berkata: Sebagaimana TUHAN semesta alam bermaksud mengambil tindakan terhadap kita sesuai dengan tingkah laku kita dan perbuatan kita, demikianlah Ia mengambil tindakan terhadap kita!"

Beberapa kata yang sangat menyedihkan dalam pasal ini terdapat dalam ayat 5. "Nenek moyangmu, di mana mereka?" Dengan kata lain, belajarlah dari kesalahan orang-orang sebelum Anda; janganlah lakukan apa yang mereka telah lakukan, belajarlah dari masa lalu, belajar dari apa yang terjadi sebelum Anda
Di sinilah tetak pelayanan pendeta di mimbar didapatkan. Di sini jugalah se­orang pendeta dapat mengarahkan orang kepada tuntunan Tuhan, kepada janji-janji-Nya, dan syarat-syarat darijanji-janji-Nya. Pemberitaan firman seharusnya tidak menimbulkan kebingungan atau kontroversi teologi: Seharusnya itu berpusat pada Kristus, menunjuk kepada apa yang telah Tuhan lakukan bagi kita apa yang Dia tawarkan bagi kita, dan apa yang akan Dia lakukan untuk kita semuanya dengan syarat yaitu datang pada Tuhan dalam iman dan pertobatan. Itu adalah hal yang penting yang Nabi Zakharia ingin katakan kepada orang-orang mi: Bertobatlah, berbaliklah dari jalanmu yang jahat, belajarlah dari masa lalu dan berharaplah pada Tuhan dan janji-janji-Nya untuk masa depan. Dengan cara yang sama, saat ini, segala sesuatu yang berhubungan dengan pernyataan ten-tang pelayanan di bait suci (kehidupan dan kematian Yesus serta pelayanan-Nya sebagai Imam Besar Yang Mahatinggi), kita harus datang pada Tuhan dan me­nyembah Dia dengan iman, pertobatan dan penurutan. Sekali lagi, walaupun penurutan tidak dapat menyelamatkan kita, tetapi tetap tidak ada keselamatan tanpa penurutan, meskipun terkadang penurutan kita cenderung tak sempurna

Kamis 1 September
DOA NEHEMIA

Meskipun ada janji-janji pemulihan, keadaan di Yerusalem tidaklah berlang-sung cukup baik. Bangsa itu menghadapi kendala demi kendala, kebanyakan adalah akibat dari ketidaktaatan mereka sendiri. Nabi Nehemia, sambil mela­yani raja Persia, menerima kabar tentang situasi di sana dan bereaksi dengan mengadakan puasa, berkabung dan berdoa. Keinginan besarnya dan kepeduliannya terhadap situasi tersebut sangatlah jelas dinyatakan dalam pasal-pasal pertama dari buku yang juga membawa namanya.

Baca Nehemia 1, tentang doanya dalam merespons apa yang dia dengar, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1.     Mengapa Nehemia, seorang yang kita ketahui sangat setia, menyamakan dirinya dengan mereka yang berdosa terhadap Allah dalam doa tersebut? Lihat Daniel 9:5,6.
2.     Jenis doa apakah ini, dan mengapa doa seperti ini begitu penting? Lihat Ke-luaran 32:31-34; Yakobus 5:16.
3.     Dengan cara apakah nubuatan bersyarat dinyatakan dalam doa ini?
4.     Atas dasar apakah dia memohon kepada Tuhan mewakili bangsanya? De­ngan kata lain, mengapa Tuhan harus mendengarkan permohonan ini? Lihat Kejadian 12:1-3; Keluaran 6:4, 5.

Nehemia 1
1:1. Riwayat Nehemia bin Hakhalya. Pada bulan Kislew tahun kedua puluh, ketika aku ada di puri Susan,
1:2 datanglah Hanani, salah seorang dari saudara-saudaraku dengan beberapa orang dari Yehuda. Aku menanyakan mereka tentang orang-orang Yahudi yang terluput, yang terhindar dari penawanan dan tentang Yerusalem.
1:3 Kata mereka kepadaku: "Orang-orang yang masih tinggal di daerah sana, yang terhindar dari penawanan, ada dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela. Tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar."
1:4 Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit,
1:5. kataku: "Ya, TUHAN, Allah semesta langit, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang berpegang pada perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan tetap mengikuti perintah-perintah-Nya,
1:6 berilah telinga-Mu dan bukalah mata-Mu dan dengarkanlah doa hamba-Mu yang sekarang kupanjatkan ke hadirat-Mu siang dan malam bagi orang Israel, hamba-hamba-Mu itu, dengan mengaku segala dosa yang kami orang Israel telah lakukan terhadap-Mu. Juga aku dan kaum keluargaku telah berbuat dosa.
1:7 Kami telah sangat bersalah terhadap-Mu dan tidak mengikuti perintah-perintah, ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan yang telah Kauperintahkan kepada Musa, hamba-Mu itu.
1:8 Ingatlah akan firman yang Kaupesan kepada Musa, hamba-Mu itu, yakni: Bila kamu berubah setia, kamu akan Kucerai-beraikan di antara bangsa-bangsa.
1:9 Tetapi, bila kamu berbalik kepada-Ku dan tetap mengikuti perintah-perintah-serta melakukannya, maka sekalipun orang-orang buanganmu ada di ujung langit, akan Kukumpulkan mereka kembali dan Kubawa ke tempat yang telah Kupilih untuk membuat nama-Ku diam di sana.
1:10 Bukankah mereka ini hamba-hamba-Mu dan umat-Mu yang telah Kaubebaskan dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan tangan-Mu yang kuat?
1:11 Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan mendapat belas kasihan dari orang ini." Ketika itu aku ini juru minuman raja.

Tulislah sebuah doa syafaat untuk Gereja Masehi Advent Ilari Ketujuh saat ini dan bawakan dalam kelas pada hariSabat untuk didiskusikan dan bandingkan apa yang Anda tulis dengan anggota lainnya. Apakah jawaban-jawaban kita menyatakan tentang pemahaman kita akan berbagai kebutuhan rohani gereja? Lebih penting lagi, bagaimanakah kita bisa membantu mewujudkan apa pun yang kita anggap perlu untuk reformasi?


Jumat 2 September
PENDALAMAN: 


Bacalah Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 4, "Kembali dari Pembuangan," hlm. 155-167; "Nabi Allah Menolong Mereka," hlm. 168-181; "Ezra, Imam dan Ahli Kitab," hlm. 203-211; "Suatu Kebangunan Rohani," hlm. 212-220; "Dinasihati dengan Hukum Allah," hlm. 251 -256; "Pembaruan," hlm. 257-268.
"Masa kesukaran yang akan dihadapi umat Allah akan membutuhkan iman yang tidak akan tersandung. Anak-anak-Nya harus menyatakan bahwa la ada­lah satu-satunya tujuan perbaktian mereka. " Ellen G. White, Alfa dan Ome­ga, jld. 4, hlm. 122.
"Ada bahaya yang tetap bahwa orang-orang yang mengaku Kristen akan da­tang kepada pemikiran bahwa supaya dapat mempengaruhi orang-orang duniawi, maka mereka sampai kepada suatu hal yang tertentu mengadakan penyesuaian dengan dunia. Karena meskipun jalan yang seperti itu tampaknya dapat mem-berikan keuntungan besar, hal itu akan berakhir dengan kerugian rohani. "Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 4, hlm. 171, penekanan ditambahkan.
"Dalam pekerjaan pembaruan yang harus dilaksanakan sekarang, dibutuhkan manusia-manusia yang sama seperti Ezra dan Nehemia, yang tidak akan meng-anggap enteng atau memaafkan dosa,... mereka pun tidak akan menutup-nutupi kejahatan dengan jubah kebaikan yang palsu.... Mereka juga akan mengingat bahwa dalam diri seorang yang mencela kejahatan, Roh Kristus akan senantia-sa dinyatakan."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 4, hlm. 262.

PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.      Baca doa-doa pengantaraan untuk Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang telah dituliskan sebagai respons terhadap pelajaran hari Kamis. A pa kali yang bisa kita pelajari dari masing-masing doa ini? Apakah yang orang-orang lihat sebagai kebutuhan terbesar dari gereja saat ini?
2.      Dari beberapa pelajaran yang kita sudah pelajari apakah yang kita bisa dapat dari pengalaman para orangtua kita dulu? Yaitu, pelajaran penting secara rohani apakah yang diajarkan oleh sejarah Gereja Ma­sehi Advent Hari Ketujuh kepada kita?
3.      Dalam cara-cara apakah, kita sebagai gereja, dalam upaya kita untuk menjangkau budaya di sekeliling kita berada dalam bahaya dengan mengkompromikan kebenaran-kebenaran penting yang kita miliki? Mengapa kita sering menutup mata pada saat hal itu terjadi?
4.      Sementara selalu ada bahaya berkompromi dalam upaya kita untuk menjadi relevan, ada juga bahayanya mengunci diri dalam keyakinan atau praktik-praktik yang mungkin memerlukan perbaikan atau pe-rubahan. Bagaimanakah kita bisa tahu apa yang kekal dan tidak dapat berubah, dibandingkan dengan apa yang dapat dan harus berubah seiring dengan berjalannya waktu?



No comments:

Post a Comment