Penyembahan:
Dari Pembuangan kepada Pemulihan
Dari Pembuangan kepada Pemulihan
SABAT PETANG
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Nehemia
I; Yeremia 29:10-14; Yehezkiel 8; Daniel 3; Hagai 1; Zakharia 1:1-6.
AYAT HAFALAN: "Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang
hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi
tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sam-pai panas; dan
orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam
pundi-pundi yang berlobang!" (Hagai
1:6).
Adalah sangat sulit menurut pandangan kita saat ini—kita yang sudah
terpisah lebih dari seribu sembilan ratus tahun dari kehancuran terakhir bait
suci Yerusalem—untuk mengerti bagaimana pentingnya bait suci itu bagi kehidupan
keagamaan dan pemerintah Bangsa Yahudi. Itu adalah puncak penyembahan, pusat
dari identitas qgama dan etnis mereka. Itu adalah saat di mana Tuhan berkata
bahwa la akan tinggal dan berkuasa di tengah-tengah Bangsa Israel. Itu adalah
saat di mana pengikut YHWH memperoleh penyucian, pengampunan, kasih karunia dan
pendamaian.
Karena itu adalah benar-benar rumah Tuhan, banyak orang seakan
tidak percaya terhadap peringatan nubuatan bahwa itu akan dihancurkan oleh Babilonia.
Mungkinkah Tuhan mengizinkan bait-Nya yang suci dilenyapkan? Kita hanya
bisa menduga dan tergoncang saat amaran nabi itu benar-benar terjadi,
orang-orang Babilonia pun meratakannya dengan tanah. Namun di tengah kehancuran
tersebut, Allah telah berjanji bahwa bangsa itu akan dipulihkan kembali, bait
suci akan dibangun kembali dan Bangsa Israel diberikan kesempatan lagi untuk
kembali memenuhi kegenapan nubuatannnya.
Pekan ini kita akan melihat beberapa masalah tentang penyembahan
selama masa pengasingah dan, kemudian, janji pemulihannya.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk Sabat, 3 September.
Minggu 28 Agustus
"KAU LIHATKAH, HAI ANAK MANUSIA...?'
Kemurtadan tidak terjadi dalam semalam; kejatuhan semua orang
tidak terjadi dalam sehari, sepekan ataupun setahun. Prosesnya lebih lambat;
sedikit perubahan di sini, sedikit kompromi di sana; sedikit kekakuan untuk
menyesuaikan diri dengan zaman, atau untuk menjadi relevan, atau agar sesuai dengan
tren budaya dan lingkungan setempat. Sedikit demi sedikit, langkah demi
langkah, seluruh bangsa mulai melakukan yang mungkin satu atau dua generasi
sebelumnya melihat ini sebagai sesuatu yang menakutkan. Begitulah nasib Bangsa
Israel dan Yehuda zaman dulu; demikian juga nasib Kekristenan mula-mula. Nasib
seperti itu akan dialami juga oleh setiap gereja, termasuk gereja kita, yang
tidak berhati-hati menjaga kebenaran suci dan kebiasaan-kebiasaan yang suci
seperti yang diberikan oleh Tuhan.
Bacalah Yehezkiel 8. Pada saat membacanya, bayangkan hal ini
terjadi di bait suci yang telah dilembagakan Tuhan, di tempat di mana Tuhan
telah berjanji untuk menaruh nama-Nya. Bagaimanakah mungkin orang-orang yang
merupakan pemimpin rohani, bisa jatuh dalam kemurtadan seperti demikian?
Pelajaran apakah yang bisa kita ambil dari hal ini untuk diri kita?
Yehezkiel 8
8:1. Pada
tahun keenam, dalam bulan yang keenam, pada tanggal lima bulan itu, waktu aku
duduk di rumahku berhadap-hadapan dengan para tua-tua Yehuda, kekuasaan Tuhan
ALLAH meliputi aku di sana,
8:2 dan aku
menerima penglihatan: Sungguh, ada kelihatan yang menyerupai seorang laki-laki,
dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke bawah kelihatan seperti api dan dari
pinggangnya ke atas kelihatan seperti cahaya, seperti suasa mengkilat.
8:3 Dia
mengulurkan sesuatu yang berbentuk tangan dan dipegang-Nya jambul kepalaku.
Lalu Roh itu mengangkat aku ke antara langit dan bumi dan membawa aku dalam
penglihatan-penglihatan ilahi ke Yerusalem dekat pintu gerbang pelataran dalam
yang menghadap ke utara, di mana terdapat berhala cemburuan, yang menimbulkan
cemburu itu.
8:4 Lihat,
di sana tampak kemuliaan Allah Israel, seperti penglihatan yang kulihat di
lembah itu.
8:5
Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, lihatlah ke utara!" Aku
melihat ke utara, sungguh, di sebelah utara gerbang mezbah, dekat jalan masuk,
terdapat berhala cemburuan tadi.
8:6
Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, kaulihatkah apa yang mereka perbuat,
yaitu perbuatan-perbuatan kekejian yang besar-besar, yang dilakukan oleh kaum
Israel di sini, sehingga Aku harus menjauhkan diri dari tempat kudus-Ku? Engkau
masih akan melihat perbuatan-perbuatan kekejian yang lebih besar lagi."
8:7. Dan
dibawa-Nya aku ke pintu pelataran, aku melihat, sungguh, ada sebuah lobang di
dalam temboknya.
8:8
Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, perbesarlah lobang yang di tembok
itu!" Sesudah aku memperbesar lobang itu, lihat, ada sebuah pintu.
8:9
Firman-Nya kepadaku: "Masuklah dan lihatlah perbuatan-perbuatan kekejian
yang jahat, yang mereka lakukan di sini."
8:10 Lalu
aku masuk dan melihat, sungguh, segala gambar-gambar binatang melata dan
binatang-binatang lain yang menjijikkan dan segala berhala-berhala kaum Israel
terukir pada tembok sekelilingnya.
8:11 Dan di
hadapannya berdiri tujuh puluh orang tua-tua kaum Israel, dengan Yaazanya bin
Safan di tengah-tengah mereka dan masing-masing memegang bokor ukupannya di
tangannya, dan keharuman dari asap ukupan itu naik ke atas.
8:12
Firman-Nya kepadaku: "Kaulihatkah, hai anak manusia, apa yang dilakukan
oleh tua-tua kaum Israel di dalam kegelapan, masing-masing di dalam kamar
tempat ukiran-ukiran mereka? Sebab mereka berkata: TUHAN tidak melihat kita;
TUHAN sudah meninggalkan tanah ini."
8:13.
Ditambahkan-Nya lagi: "Engkau masih akan melihat perbuatan-perbuatan
kekejian yang lebih besar lagi yang mereka lakukan."
8:14 Lalu
dibawa-Nya aku dekat pintu gerbang rumah TUHAN yang di sebelah utara, sungguh,
di sana ada perempuan-perempuan yang menangisi dewa Tamus.
8:15
Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, kaulihatkah apa yang mereka
perbuat? Engkau masih akan melihat perbuatan-perbuatan kekejian yang lebih
besar lagi dari pada ini."
8:16
Kemudian dibawa-Nya aku ke pelataran dalam rumah TUHAN; sungguh, dekat jalan
masuk ke bait TUHAN, di antara balai Bait Suci dan mezbah ada kira-kira dua
puluh lima orang laki-laki, yang membelakangi bait TUHAN dan menghadap ke
sebelah timur sambil sujud pada matahari di sebelah timur.
8:17 Lalu
firman-Nya kepadaku: "Kaulihatkah itu, hai anak manusia? Perkara kecilkah
itu bagi kaum Yehuda untuk melakukan perbuatan-perbuatan kekejian yang mereka
lakukan di sini, bahwa mereka memenuhi tanah ini dengan kekerasan dan dengan
itu terus menyakiti hati-Ku? Sungguh, mereka berkelakuan tak senonoh di
hadapan-Ku.
8:18 Oleh
karena itu Aku akan membalas di dalam kemurkaan-Ku. Aku tidak akan merasa
sayang dan tidak akan kenal belas kasihan. Dan kalaupun mereka berseru-seru
kepada-Ku dengan suara yang nyaring, Aku tidak akan mendengarkan mereka."
Dosa-dosa rahasia, yang disenangi oleh para imam dan tua-tua
adalah praktik penyembahan keji dan menjijikkan dari kebudayaan mereka. Mereka
yang seharusnya menuntun umat Tuhan kepada penyembahan yang benar telah
me-nyesuaikan penyembahan mereka itu kepada icebiasaan buruk dan berdosa di
lingkungan mereka pada zaman itu sehingga membawa kekejian dari budaya sekitar
masuk ke dalam bait suci Allah. Begitu ironisnya hal itu sehingga hanya dengan
kedatangan pasukan Babilonia sajalah yang dapat mengakhiri pe-najisan bait suci
Allah—dengan
menghancurkannya.
Bacalah dengan cermat Yehezkiel 8:12. Apakah logika dan dasar
pemikir-anyangdigunakan para tua-tua untuk membenarkan tindakan mereka? Apakah
yang telah menuntun mereka kepada kesimpulan palsu seperti itu?
Yehezkiel 8:12
Firman-Nya kepadaku: "Kaulihatkah, hai anak manusia, apa yang dilakukan
oleh tua-tua kaum Israel di dalam kegelapan, masing-masing di dalam kamar
tempat ukiran-ukiran mereka? Sebab mereka berkata: TUHAN tidak melihat kita;
TUHAN sudah meninggalkan tanah ini."
Orang-orang ini pasti telah
menyimpang jauh dari Tuhan sehingga mereka percaya bahwa Dia tidak melihat
mereka atau Dia sudah tidak peduli lagi dengan apa yang mereka
lakukan. Tuhan, yang berulang-ulang menunjukkan kasih setia-Nya, kedekatan-Nya,
dan merindukan penurutan mereka, sekarang dianggap telah meninggalkan tempat
itu? Betapa seharusnya kita perlu berhati-hati, karena dosa akan mengeraskan
hati kita dan meracuni pikiran kita bahkan sampai kita membenarkan
praktik-praktik yang sangat mengerikan.
Senin 29 Agustus
MENYEMBAH BINATANG
Sebagaimana yang kita telah bicarakan sepanjang kuartal ini bahwa
ujian terakhir pada akhir zaman adalah pertanyaan mengenai penyembahan (Wahyu
14:1-12). Semua manusia akan terbagi dalam dua kelompok: mereka yang
me-jiyembah kepada Sang Pencipta, yang menjadikan langit dan bumi, dan mereka
yang menyembah binatang dan patungnya. Walaupun urutan dalam gambaran nubuatan
masih harus diungkapkan, seseorang bisa saja berargumentasi bahwa saat ini
seluruh dunia terbagi dalam dua kelompok: yaitu mereka yang setia kepada Tuhan
dan mereka yang tidak setia. Tidak ada jalan tengah: kita berada di satu pihak
atau di pihak lainnya.
Dengan berpikir demikian, cerita tentang 3 orang Ibrani dalam buku
Daniel menjadi sangat relevan bagi kita. Ini bukanlah cerita dramatis
penyelamatan supra natural terhadap para pengikut YHWH yang setia. Malahan hal
ini akan menjadi lambang atau akan menjadi ujian penyembahan yang akan datang
kepada dunia sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali.
Bacalah Daniel 3. Bandingkan penyembahan di sana dengan penyembahan
dalam Wahyu 14. Apakah yang dapat kita pelajari dari cerita ini yang dapat membantu
kita mengerti tentang tanda binatang?
Daniel 3
3:1. Raja
Nebukadnezar membuat sebuah patung emas yang tingginya enam puluh hasta dan
lebarnya enam hasta yang didirikannya di dataran Dura di wilayah Babel.
3:2 Lalu
raja Nebukadnezar menyuruh orang mengumpulkan para wakil raja, para penguasa,
para bupati, para penasihat negara, para bendahara, para hakim, para ahli hukum
dan semua kepala daerah, untuk menghadiri pentahbisan patung yang telah
didirikannya itu.
3:3 Lalu
berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupati, para penasihat
negara, para bendahara, para hakim, para ahli hukum dan semua kepala daerah,
untuk menghadiri pentahbisan patung yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu.
3:4 Dan
berserulah seorang bentara dengan suara nyaring: "Beginilah dititahkan
kepadamu, hai orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa:
3:5 demi
kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan
berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, maka haruslah kamu sujud menyembah patung
yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu;
3:6 siapa
yang tidak sujud menyembah, akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam
perapian yang menyala-nyala!"
3:7 Sebab
itu demi segala bangsa mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab,
gambus dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, maka sujudlah orang-orang dari
segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, dan menyembah patung emas yang telah
didirikan raja Nebukadnezar itu.
3:8. Pada
waktu itu juga tampillah beberapa orang Kasdim menuduh orang Yahudi.
3:9
Berkatalah mereka kepada raja Nebukadnezar: "Ya raja, kekallah hidup
tuanku!
3:10 Tuanku
raja telah mengeluarkan titah, bahwa setiap orang yang mendengar bunyi
sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis
bunyi-bunyian, harus sujud menyembah patung emas itu,
3:11 dan bahwa
siapa yang tidak sujud menyembah, akan dicampakkan ke dalam perapian yang
menyala-nyala.
3:12 Ada
beberapa orang Yahudi, yang kepada mereka telah tuanku berikan pemerintahan
atas wilayah Babel, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, orang-orang ini tidak
mengindahkan titah tuanku, ya raja: mereka tidak memuja dewa tuanku dan tidak
menyembah patung emas yang telah tuanku dirikan."
3:13 Sesudah
itu Nebukadnezar memerintahkan dalam marahnya dan geramnya untuk membawa
Sadrakh, Mesakh dan Abednego menghadap. Setelah orang-orang itu dibawa
menghadap raja,
3:14
berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: "Apakah benar, hai Sadrakh, Mesakh
dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas
yang kudirikan itu?
3:15
Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling,
kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah
menyembah patung yang kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan
dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa
manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?"
3:16 Lalu
Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada
gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.
3:17 Jika
Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami
dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;
3:18 tetapi
seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan
memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan
itu."
3:19. Maka
meluaplah kegeraman Nebukadnezar, air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesakh
dan Abednego; lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh kali lebih
panas dari yang biasa.
3:20 Kepada
beberapa orang yang sangat kuat dari tentaranya dititahkannya untuk mengikat
Sadrakh, Mesakh dan Abednego dan mencampakkan mereka ke dalam perapian yang
menyala-nyala itu.
3:21 Lalu
diikatlah ketiga orang itu, dengan jubah, celana, topi dan pakaian-pakaian
mereka yang lain, dan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala.
3:22 Karena
titah raja itu keras, dipanaskanlah perapian itu dengan luar biasa, sehingga
nyala api itu membakar mati orang-orang yang mengangkat Sadrakh, Mesakh dan
Abednego itu ke atas.
3:23 Tetapi
ketiga orang itu, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, jatuh ke dalam perapian
yang menyala-nyala itu dengan terikat.
3:24
Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia
kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan
dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja: "Benar,
ya raja!"
3:25
Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di
tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya
seperti anak dewa!"
3:26 Lalu
Nebukadnezar mendekati pintu perapian yang bernyala-nyala itu; berkatalah ia:
"Sadrakh, Mesakh dan Abednego, hamba-hamba Allah yang maha tinggi,
keluarlah dan datanglah ke mari!" Lalu keluarlah Sadrakh, Mesakh dan
Abednego dari api itu.
3:27 Dan
para wakil raja, para penguasa, para bupati dan para menteri raja datang
berkumpul; mereka melihat, bahwa tubuh orang-orang ini tidak mempan oleh api
itu, bahwa rambut di kepala mereka tidak hangus, jubah mereka tidak berubah
apa-apa, bahkan bau kebakaranpun tidak ada pada mereka.
3:28.
Berkatalah Nebukadnezar: "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan
Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang
telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang
menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah
manapun kecuali Allah mereka.
3:29 Sebab
itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau
bahasa manapun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh,
Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan
menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan
secara demikian itu."
3:30 Lalu
raja memberikan kedudukan tinggi kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego di wilayah
Babel.
Perintah kedua dari sepuluh hukum Tuhan, yang melarang penyembahan
berhala (Kel. 20:4-6), merupakan pokok persoalan saat ini; sedangkan
hukum keempat (Kel. 20:8-11) tentang perintah Sabat, akan menjadi pokok
persoalan di hari-hari terakhir. Menariknya bahwa kedua hukum ini justru yang
telah diubah dan dirusak oleh kuasa binatang itu sendiri (lihat Daniel
7:25). Kedua perintah tersebut berkaitan langsung dengan penyembahan;
perintah kedua melarang penyembahan kepada patung; dan perintah keempat
menunjukkan pada kita mengapa kita tidak boleh menyembah patung, dan bahwa
Tuhan semesta alam inilah,-dan bukan alam itu sendiri yang menciptakan dan
menebus mereka (lihat juga Ulangan 5:12-15).
Dalam dua kasus tersebut juga, terdapat satu unsur politik
duniawi/keaga-maan yang menginginkan penyembahan yang seharusnya hanya untuk
Tuhan, dan dalam kedua kasus ini pula, kuasa tersebut bersedia untuk
menggunakan apa saja bahkan kekerasan untuk mendapatkan "penyembahan"
itu.
Pikirkan lebih dalam apa yang dimaksud dengan "menyembah" sesuatu. Apakah selalu salah untuk menyembah sesuatu yang lain selain Tuhan? Jika tidak, mengapa? Mungkinkah ada beberapa hal yang bisa kita sembah tanpa harus berbuat dosa, dan melanggar hukum Allah? Jika demikian, apakah itu? Jika tidak, bagaimanakah kita bisa memastikan bahwa kita tidak menyembah apa pun selain Tuhan kita?
Selasa 30 Agustus
"PERHATIKANLAH KEADAANMU”
Bacalah Yeremia 29:10-14. Apakah yang dikatakan di sini tentang karakter
Allah? Apakah harapan yang bisa kita dapat dari ayat-ayat ini sehubungan dengan
diri kita sendiri?
Yeremia 29:10-14
29:10 Sebab
beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel,
barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan
mengembalikan kamu ke tempat ini.
29:11 Sebab
Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu,
demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan
kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
29:12 Dan
apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan
mendengarkan kamu;
29:13
apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku
dengan segenap hati,
29:14 Aku
akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan
memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan
dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah firman
TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah
membuang kamu. --
Setelah tujuh puluh tahun, seperti yang sudah dinubuatkan, Tuhan
mulai melakukan pemulihan bagi Bangsa Israel yang terbuang untuk kembali ke Tanah
Perjanjian. Bangsa Israel diberi kesempatan lagi untuk menggenapi garis nubuatan mereka.
Peran ini tentu saja berfokus pada bait suci, tempat kudus, di
mana seluruh rencana keselamatan diajarkan melalui simbol dan jenis pelayanan.
Di sinilah dipaparkan pekerjaan dan misi Sang Mesias, di mana seluruh dunia
bisa mendapatkan keselamatan (lihat Yohanes 3:16; 2 Korintus 5:19; Ibrani. 8:1, 2).
Namun, pekerjaan membangun kembali bait suci tidaklah semulus dan
secepat seperti yang seharusnya. Banyak tekanan dari dalam dan dari luar yang
membuat pekerjaan menjadi lamban. Ini tidak seperti yang diharapkan Tuhan, dan
Dia berbicara melalui Nabi Hagai untuk membuat bangsa itu mengetahui
ketidaksenangan-Nya.
Baca Hagai 1. Apakah yang terjadi di sini? Apakah yang mengalihkan perhatian mereka? Mengapa hal itu sangat mudah untuk dilakukan?
Hagai 1
1:1. Pada
tahun yang kedua zaman raja Darius, dalam bulan yang keenam, pada hari pertama
bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai kepada
Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam
besar, bunyinya:
1:2 "Beginilah
firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya
untuk membangun kembali rumah TUHAN!"
1:3 Maka
datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya:
1:4
"Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang
dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?
1:5 Oleh
sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!
1:6 Kamu
menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai
kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu
tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah
yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!
1:7
Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!
1:8 Jadi
naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan
kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN.
1:9 Kamu
mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke
rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta
alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu
masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.
1:10 Itulah
sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya,
1:11 dan Aku
memanggil kekeringan datang ke atas negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas
gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah,
ke atas manusia dan hewan dan ke atas segala hasil usaha."
1:12. Lalu
Zerubabel bin Sealtiel dan Yosua bin Yozadak, imam besar, dan selebihnya dari
bangsa itu mendengarkan suara TUHAN, Allah mereka, dan juga perkataan nabi
Hagai, sesuai dengan apa yang disuruhkan kepadanya oleh TUHAN, Allah mereka;
lalu takutlah bangsa itu kepada TUHAN.
1:13 Maka
berkatalah Hagai, utusan TUHAN itu, menurut pesan TUHAN kepada bangsa itu,
demikian: "Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman TUHAN."
1:14 TUHAN
menggerakkan semangat Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan semangat Yosua
bin Yozadak, imam besar, dan semangat selebihnya dari bangsa itu, maka
datanglah mereka, lalu melakukan pekerjaan pembangunan rumah TUHAN semesta
alam, Allah mereka,
1:15 (2-1a)
pada hari yang kedua puluh empat dalam bulan yang keenam. (2-1b) Pada tahun
yang kedua zaman raja Darius,
Betapa mudahnya membiarkan kerja keras duniawi, keinginan duniawi,
bahkan kebutuhan duniawi menghalangi tanggung jawab rohani kita. Tuhan
membiarkan mereka sadar bahwa tidak akan ada kepuasan sesungguhnya bila mereka
terpisah dari penyerahan kepada-Nya dan tidak melakukan pekerjaan yang
diberikan-Nya kepada mereka. Seringkali kita melakukan kesalahan yang sama,
terjebak dalam cara-cara duniawi sehingga kita mengabaikan apa yang terutama
dalam hidup kita: yaitu hubungan kita dengan Tuhan. Mungkin Tuhan sedang
berbicara kepada kita, secara pribadi ataupun kelompok, "Perhatikanlah keadaanmu!"
Perhatikanlah
keadaanmu! Apakah cara-cara Anda, tindakan Anda, hal-hal yang Anda lakukan, dan
yang tidak Anda lakukan—apakah yang dinyatakan semuanya itu mengenai
hubungan Anda dengan Tuhan? Dengan cara apakah kemungkinan yang sama Anda
melakukan kesalahan seperti orang-orang yang digambarkan oleh Hagai?
Rabu 31 Agustus
"NENEK MOYANGMU, Dl MANA MEREKA?"
Pembangunan kembali bait suci membutuhkan waktu sekitar dua belas
tahun. Ezra 5:1,2 mengacu pada Zakharia sebagai salah seorang dari
"nabi-nabi Allah" yang membantu mereka.
Penekanannya,sama seperti Hagai,adalah pada kemuliaan yang pada suatu saat nanti akan mendiami bait suci.
Namun, seperti yang sering
terjadi dalam nubuatan, janji-janji tersebut bukan tidak bersyarat. Manusia,
diberikan kebebasan memilih, harus membuat keputusan untuk menurut Tuhan,
melakukan apa yang diperintahkan-Nya, bukan sebagai sarana keselamatan tetapi
sebagai sarana untuk menunjukkan buah dan manfaat dari keselamatan itu.
Kebebasan manusia adalah suatu asumsi yang tidak disebutkan di
seluruh Kitab Suci. Orang-orang memiliki kebebasan untuk memilih kepada siapa
mereka akan melayani dan menyembah, dan pemenuhan janji-janji tersebut terkait
dengan pilihan yang dibuat manusia itu sendiri. Alkitab penuh dengan
janji-janji yang indah kepada setiap orahg yang setia mencari dan melayani Dia.
Bacalah Zakharia 1:1-6. Tema apakah yang ditemukan di sini yang selalu diulang-ulangi, di
hampir seluruh Alkitab? Bagaimanakah kenyataan dari kebebasan berkehendak dan kebebasan
memilih dinyatakan dalam ayat-ayat ini?
Zakharia 1:1-6
1:1. Dalam
bulan yang kedelapan pada tahun kedua zaman Darius datanglah firman TUHAN
kepada nabi Zakharia bin Berekhya bin Ido, bunyinya:
1:2
"Sangat murka TUHAN atas nenek moyangmu.
1:3 Sebab
itu katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Kembalilah
kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN semesta alam, maka Akupun akan kembali
kepadamu, firman TUHAN semesta alam.
1:4
Janganlah kamu seperti nenek moyangmu yang kepadanya para nabi yang dahulu
telah menyerukan, demikian: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Berbaliklah
dari tingkah lakumu yang buruk dan dari perbuatanmu yang jahat! Tetapi mereka
tidak mau mendengarkan dan tidak mau menghiraukan Aku, demikianlah firman TUHAN.
1:5 Nenek
moyangmu, di mana mereka? Dan para nabi, apakah mereka hidup untuk
selama-lamanya?
1:6 Tetapi
segala firman dan ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepada hamba-hamba-Ku,
para nabi, bukankah itu telah sampai kepada nenek moyangmu? Maka bertobatlah
mereka serta berkata: Sebagaimana TUHAN semesta alam bermaksud mengambil
tindakan terhadap kita sesuai dengan tingkah laku kita dan perbuatan kita,
demikianlah Ia mengambil tindakan terhadap kita!"
Beberapa kata yang sangat menyedihkan dalam pasal ini terdapat
dalam ayat 5. "Nenek moyangmu, di mana mereka?" Dengan kata lain,
belajarlah dari kesalahan orang-orang sebelum Anda; janganlah lakukan apa yang
mereka telah lakukan, belajarlah dari masa lalu, belajar dari apa yang terjadi
sebelum Anda
Di sinilah tetak pelayanan
pendeta di mimbar didapatkan. Di sini jugalah seorang pendeta dapat
mengarahkan orang kepada tuntunan Tuhan, kepada janji-janji-Nya, dan
syarat-syarat darijanji-janji-Nya.
Pemberitaan firman seharusnya tidak menimbulkan kebingungan atau kontroversi
teologi: Seharusnya itu berpusat pada Kristus, menunjuk kepada apa yang telah
Tuhan lakukan bagi kita apa yang Dia tawarkan bagi kita, dan apa yang akan Dia
lakukan untuk kita semuanya dengan syarat yaitu datang pada Tuhan
dalam iman dan pertobatan. Itu adalah hal yang penting yang Nabi Zakharia ingin
katakan kepada orang-orang mi: Bertobatlah, berbaliklah dari jalanmu yang jahat,
belajarlah dari masa lalu dan berharaplah pada Tuhan dan janji-janji-Nya untuk
masa depan. Dengan cara yang sama, saat ini, segala sesuatu yang berhubungan dengan pernyataan
ten-tang pelayanan di bait suci (kehidupan dan kematian Yesus serta
pelayanan-Nya sebagai Imam Besar Yang Mahatinggi), kita harus datang pada Tuhan dan menyembah Dia dengan iman, pertobatan dan
penurutan. Sekali lagi, walaupun penurutan tidak dapat menyelamatkan kita,
tetapi tetap tidak ada keselamatan tanpa penurutan, meskipun terkadang
penurutan kita cenderung tak sempurna
Kamis 1 September
DOA NEHEMIA
Meskipun ada janji-janji pemulihan, keadaan di Yerusalem tidaklah berlang-sung
cukup baik. Bangsa itu menghadapi kendala demi kendala, kebanyakan adalah
akibat dari ketidaktaatan mereka sendiri. Nabi Nehemia, sambil melayani raja
Persia, menerima kabar tentang situasi di sana dan bereaksi dengan mengadakan
puasa, berkabung dan berdoa. Keinginan besarnya dan kepeduliannya terhadap
situasi tersebut sangatlah jelas dinyatakan dalam pasal-pasal pertama dari buku
yang juga membawa namanya.
Baca Nehemia 1, tentang doanya dalam merespons apa yang dia dengar,
kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Mengapa Nehemia, seorang yang kita ketahui sangat setia,
menyamakan dirinya dengan mereka yang berdosa terhadap Allah dalam doa
tersebut? Lihat Daniel 9:5,6.
2. Jenis doa apakah ini,
dan mengapa doa seperti ini begitu penting? Lihat Ke-luaran 32:31-34;
Yakobus 5:16.
3. Dengan cara apakah
nubuatan bersyarat dinyatakan dalam doa ini?
4. Atas dasar apakah dia memohon kepada Tuhan mewakili bangsanya? Dengan
kata lain, mengapa Tuhan harus mendengarkan permohonan ini? Lihat Kejadian
12:1-3; Keluaran 6:4, 5.
Nehemia 1
1:1. Riwayat
Nehemia bin Hakhalya. Pada bulan Kislew tahun kedua puluh, ketika aku ada di
puri Susan,
1:2
datanglah Hanani, salah seorang dari saudara-saudaraku dengan beberapa orang
dari Yehuda. Aku menanyakan mereka tentang orang-orang Yahudi yang terluput,
yang terhindar dari penawanan dan tentang Yerusalem.
1:3 Kata
mereka kepadaku: "Orang-orang yang masih tinggal di daerah sana, yang
terhindar dari penawanan, ada dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela.
Tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah
terbakar."
1:4 Ketika
kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari.
Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit,
1:5. kataku:
"Ya, TUHAN, Allah semesta langit, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang
berpegang pada perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih
kepada-Nya dan tetap mengikuti perintah-perintah-Nya,
1:6 berilah
telinga-Mu dan bukalah mata-Mu dan dengarkanlah doa hamba-Mu yang sekarang
kupanjatkan ke hadirat-Mu siang dan malam bagi orang Israel, hamba-hamba-Mu
itu, dengan mengaku segala dosa yang kami orang Israel telah lakukan
terhadap-Mu. Juga aku dan kaum keluargaku telah berbuat dosa.
1:7 Kami
telah sangat bersalah terhadap-Mu dan tidak mengikuti perintah-perintah,
ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan yang telah Kauperintahkan kepada
Musa, hamba-Mu itu.
1:8 Ingatlah
akan firman yang Kaupesan kepada Musa, hamba-Mu itu, yakni: Bila kamu berubah
setia, kamu akan Kucerai-beraikan di antara bangsa-bangsa.
1:9 Tetapi,
bila kamu berbalik kepada-Ku dan tetap mengikuti perintah-perintah-serta
melakukannya, maka sekalipun orang-orang buanganmu ada di ujung langit, akan
Kukumpulkan mereka kembali dan Kubawa ke tempat yang telah Kupilih untuk
membuat nama-Ku diam di sana.
1:10
Bukankah mereka ini hamba-hamba-Mu dan umat-Mu yang telah Kaubebaskan dengan
kekuatan-Mu yang besar dan dengan tangan-Mu yang kuat?
1:11 Ya,
Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu
yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan
mendapat belas kasihan dari orang ini." Ketika itu aku ini juru minuman
raja.
Tulislah sebuah doa syafaat untuk Gereja Masehi Advent Ilari Ketujuh saat ini
dan bawakan dalam kelas pada hariSabat untuk
didiskusikan dan bandingkan apa yang Anda tulis dengan anggota lainnya. Apakah
jawaban-jawaban kita menyatakan tentang pemahaman kita akan berbagai kebutuhan
rohani gereja? Lebih penting lagi, bagaimanakah kita bisa membantu mewujudkan
apa pun yang kita anggap perlu untuk reformasi?
Jumat 2 September
PENDALAMAN:
Bacalah Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 4, "Kembali dari Pembuangan," hlm. 155-167; "Nabi Allah Menolong Mereka," hlm. 168-181; "Ezra, Imam dan Ahli Kitab," hlm. 203-211; "Suatu Kebangunan Rohani," hlm. 212-220; "Dinasihati dengan Hukum Allah," hlm. 251 -256; "Pembaruan," hlm. 257-268.
"Masa kesukaran yang akan dihadapi umat Allah akan
membutuhkan iman yang tidak akan tersandung. Anak-anak-Nya harus menyatakan
bahwa la adalah satu-satunya tujuan perbaktian mereka. " Ellen G.
White, Alfa dan Omega, jld. 4, hlm. 122.
"Ada bahaya yang tetap bahwa orang-orang yang mengaku Kristen
akan datang kepada pemikiran bahwa supaya dapat mempengaruhi orang-orang
duniawi, maka mereka sampai kepada suatu hal yang tertentu mengadakan
penyesuaian dengan dunia. Karena meskipun jalan yang seperti itu tampaknya
dapat mem-berikan keuntungan besar, hal itu akan berakhir dengan kerugian
rohani. "— Ellen
G. White, Alfa dan Omega, jld. 4, hlm. 171, penekanan ditambahkan.
"Dalam pekerjaan pembaruan yang harus dilaksanakan sekarang,
dibutuhkan manusia-manusia yang sama seperti Ezra dan Nehemia, yang tidak akan
meng-anggap enteng atau memaafkan dosa,... mereka pun tidak akan menutup-nutupi
kejahatan dengan jubah kebaikan yang palsu.... Mereka juga akan mengingat bahwa
dalam diri seorang yang mencela kejahatan, Roh Kristus akan senantia-sa
dinyatakan."—Ellen
G. White, Alfa dan Omega, jld. 4, hlm. 262.
PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1. Baca doa-doa pengantaraan untuk Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh
yang telah dituliskan sebagai respons terhadap pelajaran hari Kamis. A pa kali
yang bisa kita pelajari dari masing-masing doa ini? Apakah yang orang-orang
lihat sebagai kebutuhan terbesar dari gereja saat ini?
2. Dari beberapa pelajaran
yang kita sudah pelajari apakah yang kita bisa dapat dari pengalaman para
orangtua kita dulu? Yaitu, pelajaran penting secara rohani apakah yang
diajarkan oleh sejarah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh kepada kita?
3. Dalam cara-cara apakah,
kita sebagai gereja, dalam upaya kita untuk menjangkau budaya di sekeliling
kita berada dalam bahaya dengan mengkompromikan kebenaran-kebenaran penting
yang kita miliki? Mengapa kita sering menutup mata pada saat hal itu terjadi?
4.
Sementara selalu ada bahaya
berkompromi dalam upaya kita untuk menjadi relevan, ada juga bahayanya mengunci
diri dalam keyakinan atau praktik-praktik yang mungkin memerlukan perbaikan
atau pe-rubahan. Bagaimanakah kita bisa tahu apa yang kekal dan tidak dapat
berubah, dibandingkan dengan apa yang dapat dan harus berubah seiring dengan
berjalannya waktu?
No comments:
Post a Comment