PELAJARAN 8 TRIWULAN III 2011


Persesuaian, Kompromi dan Krisis
dalam Penyembahan

SABAT PETANG

BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Kej. 6:5; Ul.12:8; 13:18; 1 Raj. 11:1-13; 1 Raj. 18; Yer. 17:5; Mal. 3:16-4:6.

AYAT HAFALAN: "Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai panca indera yang terlatih untuk membedakan yang baik dan yang jahat" (Ibrani 5:14, NKJV).

Pada tahun 1954, penulis novel William Golding menulis The Lord of the Flies, cerita fiksi tentang sekelompok anak-anak lnggris yang terdampar di pulau yang sunyi dalam sebuah kecelakaan pesawat. Golding menggunakan cerita ini sebagai sebuah perumpamaan modern tentang sifat jahat dari umat manusia. Apa yang membuat narasi itu menjadi sangat hebat adalah karena ia menggunakan anak-anak, yang seharusnya masih lugu dan tak bersalah, untuk mendapatkan intinya tentang bagaimana buruk, jahat, angkuh, dan garangnya manusia di dalam batinnya.
Orang-orang Kristen tentunya akan berkata, jadi, ceritakanlah kepada kami apa yang kami tidak ketahui. Kejahatan manusia dan keberdosaannya adalah satu bagian yang utuh dari pekabaran Kristen. Alkitab sangatlah jelas dalam hal ini. Tetapi sementara ide bahwa kejahatan adalah buruk merupakan hal yang tidak banyak diperdebatkan, apa yang tidak terlalu diperdebatkan itu adalah pertanyaan tentang "Apakah itu kejahatan? Tidak semua orang setuju dengan hal itu.
Pekan ini, sementara kita terus melihat kepada pertanyaan mengenai penyembahan, kita akan melihat pada jenis kejahatan tertentu yang telah membawa akibat yang sangat merugikan bagi umat Allah dan kepada manusia pada umumnya. Kita dapat melihat apa yang diakibatkan oleh kejahatan ini bagi Bangsa Israel dulu kala, tetapi kita juga perlu menanyakan pertanyaan penting tentang betapa rentannya kita sendiri terhadap hal tersebut.
*Pelajari pelajaran Minggu ini untuk Sabat, 20 Agustus.

Minggu 14 Agustus
DALAM PEMANDANGAN YANG BERBEDA

Baca ayat-ayat berikut ini. Apakah satu kesimpulan yang dimiliki oleh semua ayat ini secara umum? Mengapa hal ini sangat penting untuk selalu kita simpan dalam pikiran kita? Kej. 6:5; Yer. 17:5; Yoh. 2:25; Roma 3:9-12. Hal-hal apa sajakah yang ada dalam budaya Anda yang dapat menyebabkan Anda untuk melupakan kebenaran yang sangat mendasar ini?
Kej. 6:5
6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
Yer. 17:5
17:5. Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!

Yoh. 2:25
2:25 dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.

Roma 3:9-12
3:9 Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa,
3:10 seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.
3:11 Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah.
3:12 Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.

Di dalam Alkitab, kita sudah diperingatkan: Hati manusia adalah penipu,orang-orang adalah jahat, jangan melihat kepada orang lain, tidak ada yang kebal dari kejahatan. Dengan satu pengecualian, yaitu Yesus yang tidak pernah berdosa, hanya sedikit orang yang memiliki karakter yang secara moral tak bercacat mendapatkan banyak perhatian di dalam Alkitab.
Seseorang tidak memerlukan Alkitab hanya untuk melihat betapa jahatnya manusia itu. Sejarah, surat kabar, berita harian, bahkan, di dalam rumah kita, dan terkadang hati kita sendiri pun cukup menunjukkan kepada kita kondisi manusia yang sangat lemah secara moral. Yang harus menakutkan kita untuk diingat adalah jika makhluk yang sesempurna Lusifer saja, dapat memilih yang jahat, meskipun dalam lingkungan yang sempurna di surga; jika makhluk sempurna lainnya seperti Adam dan Hawa dapat memilih yang jahat, walaupun dalam lingkungan yang sempurna di Taman Eden—lalu bagaimanakah dengan diri kita sendiri? Kita dilahirkan dalam kondisi yang jahat dan berdosa, dan kita membawa sifat tersebut ke dalam lingkungan yang jahat dan berdosa. Tidak heran kejahatan datang secara alami dan sangat mudah. Hal itu sudah menyatu dalam gen-gen kita.
Namun demikian, kita harus berhati-hati dalam memahami apa yang dimaksud dengan "kejahatan." Beberapa hal sudah sangat nyata jahat, sangat nyata buruk, bahwa siapa pun—apakah itu orang yang percaya kepada Tuhan atau tidak—akan menganggapnya sebagai kejahatan. Kejahatan juga bisa menjadi sangat tidak kentara. Hal-hal yang dilihat oleh dunia atau budaya kita dan masyarakat kita kemungkinan akan melihatnya sebagai sesuatu yang baik, normal, "sebagaimana biasanya," namun dengan tegas Alkitab menyebutnya sebagai suatu kesalahan, penuh dosa, bahkan jahat.

Bandingkan Ulangan 12:8 dengan Ulangan 13:18. Apakah perbedaan yang sangat mencolok dari kedua ayat tersebut? Mengapa kita sangat per­lu memahami perbedaan ini?
Hal-hal apa sajakah di masyarakat Anda yang tidak dianggap kesalahan tetapi benar-benar disalahkan oleh Alkitab? Lebih penting lagi, seberapa banyakkah masyarakat memberi pengaruh yang kuat kepada Anda dan gereja sehubungan dengan hal ini? Apa sajakah yang dianggap salah oleh Alkitab yang mungkin dianggap enteng oleh gereja, sebagai akibat pengaruh langsung dari masyarakat? Berikan jawaban Anda di kelas diskusi pada hari Sabat ini.
Ulangan 12:8
12:8 Jangan kamu melakukan apapun yang kita lakukan di sini sekarang, yakni masing-masing berbuat segala sesuatu yang dipandangnya benar.
Ulangan 13:18
13:18 Sebab dengan demikian engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, untuk berpegang pada segala perintah-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, dengan melakukan apa yang benar di mata TUHAN, Allahmu."

Senin 15 Agustus
SENI BERKOMPROMI (YANG JAHAT)

Politik, telah dikenal sebagai seni berkompromi. Kata seni dalam hal ini sangatlah penting, karena berkompromi bisa hampir tidak kelihatan, nuansa tindakannya sangat berbeda sedikit dengan orang yang melakukannya. Seorang politikus yang baik adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain untuk mengakui pendapat-pendapatnya, mengkompromikan posisi-posisinya, bahkan sering mere­ka tidak menyadari telah melakukannya. Jadi, dalam hal ini, tidak diragukan lagi bahwa Setan adalah seorang politikus yang terbaik di lingkungan kita.
Dalam Alkitab kita menemukan banyak contoh kejahatan ini—kejahatan ber­kompromi. Tidak berarti semua kompromi itu jahat. Dalam arti tertentu, hidup itu sendiri adalah bentuk dari kompromi. Bahkan, kompromi menjadi perwujudan lain dari kejahatan manusia bilamana mereka yang seharusnya sudah tahu lebih baik, tetapi menjauh dari kebenaran yang telah diberikan Allah kepada mereka.

Sebagai contoh baca 1 Raja-raja 11:1-13. Apakah yang terjadi di sini? Mengapa hal ini bisa terjadi? Apakah yang terjadi dengan Salomo yang mengakibatkan tindakannya begitu buruk? Bagaimanakah kemurtadan ini bisa mempengaruhi penyembahan, iman, dan keseluruhan sistem kea-gamaan Bangsa Israel? Yang lebih penting lagi adalah pelajaran-pelajaran apakah yang bisa kita ambil untuk diri kita sendiri saat ini dengan melihat peristiwa tersebut serta semua pertanyaan tentang kompromi?
1 Raja-raja 11:1-13
11:1. Adapun raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het,
11:2 padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta.
11:3 Ia mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN.
11:4 Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya.
11:5 Demikianlah Salomo mengikuti Asytoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom, dewa kejijikan sembahan orang Amon,
11:6 dan Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti Daud, ayahnya.
11:7 Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur Yerusalem dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon.
11:8 Demikian juga dilakukannya bagi semua isterinya, orang-orang asing itu, yang mempersembahkan korban ukupan dan korban sembelihan kepada allah-allah mereka.

11:9. Sebab itu TUHAN menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari pada TUHAN, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya,
11:10 dan yang telah memerintahkan kepadanya dalam hal ini supaya jangan mengikuti allah-allah lain, akan tetapi ia tidak berpegang pada yang diperintahkan TUHAN.
11:11 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Salomo: "Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu.
11:12 Hanya, pada waktu hidupmu ini Aku belum mau melakukannya oleh karena Daud, ayahmu; dari tangan anakmulah Aku akan mengoyakkannya.
11:13 Namun demikian, kerajaan itu tidak seluruhnya akan Kukoyakkan dari padanya, satu suku akan Kuberikan kepada anakmu oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem yang telah Kupilih."

Mungkin pernyataan yang paling membukakan pikiran dalam ayat-ayat ini adalah ungkapan "pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain," (1 Raj. 11:4). Dengan kata lain, itu tidak terjadi dalam semalam saja. Orang yang setia, berdedikasi, dan saleh yang dinyatakan di dalam Alkitab tidak dengan tiba-tiba, tanpa tahu dari mana asalnya, kemudian berpaling dari Allah. Sebaliknya,"perubahan itu terjadi secara perlahan dari waktu ke waktu; kompromi sedikit di sini, sedikit di sana, setiap langkah membawa dia jauh dan semakin jauh dari tempat yang seharusnya dia berada sampai pada akhirnya dia melakukan sesuatu yang dulunya, bagi Salo­mo, itu pasti adalah sesuatu yang sangat mengerikan untuk dilihat.
Perhatikan juga, apa yang diakibatkan oleh kompromi yang dilakukan Salo­mo terhadap penyembahan di kalangan Bangsa Israel. Hal Itu mengakibatkan pe­ngaruh yang negatif yang berlangsung sampai melampaui beberapa generasi.
Mulai saat ini dan seterusnya Anda akan mendengar cerita-cerita tentang orang  yang meninggalkan GMAHK bertahun-tahun lalu, memutuskan hubungan sama sekali dengan gereja, dan kemudian kembali lagi, hanya un­tuk dikejutkan oleh beberapa perubahan yang mereka lihat dalam bidang teologi,standar kehidupan dan penyembahan. Meskipun hal itu tidak selalu buruk dalam kasus-kasus tertentu, namun hal itu bisa juga menjadi buruk dalam hal lainnya. Bagaimanakah kita bisa mengetahui perbedaannya?

Selasa 16 Agustus

PENYEMBAHAN PALSU
Dalam 1 Raja-raja 11, Ahia datang kepada Yerobeam, pegawai Salomo, dengan pesan bahwa dia akan menjadi raja atas 10 suku di Israel (ayat 26-31). Tetapi sang nabi mengatakan dengan jelas kepada Yerobeam bahwa kesuksesannya akan bergantung pada kesetiaannya kepada hukum-hukum Allah (ayat 37,38).
Sayangnya, Yerobeam hanya mendengar apa yang dia inginkan tetapi dia lupa syarat untuk kesuksesannya. Dia begitu siap untuk memimpin dalam pemberontakan (I Raj. 12:16-20), dan hampir dengan seketika dia mencegah rakyatnya kembali ke Yerusalem untuk menyembah di sana.

Baca 1 Raja-raja 12:25-27. Apakah yang dikatakan untuk kita di sini tentang kuasa dan pengaruh penyembahan kepada pikiran manusia?
1 Raja-raja 12:25-27
12:25. Kemudian Yerobeam memperkuat Sikhem di pegunungan Efraim, lalu diam di sana. Ia keluar dari sana, lalu memperkuat Pnuel.
12:26 Maka berkatalah Yerobeam dalam hatinya: "Kini mungkin kerajaan itu kembali kepada keluarga Daud.
12:27 Jika bangsa itu pergi mempersembahkan korban sembelihan di rumah TUHAN di Yerusalem, maka tentulah hati bangsa ini akan berbalik kepada tuan mereka, yaitu Rehabeam, raja Yehuda, kemudian mereka akan membunuh aku dan akan kembali kepada Rehabeam, raja Yehuda."

Perhatikan cara Yerobeam menciptakan agama yang palsu yang dengan ce-pat memisahkan Bangsa Israel dari penyembahan mereka kepada Allah yang benardi Yerusalem (I Raj. 12:25-33). Perhatikan bagaimana jenis penyembah­an yang baru ini menirukan penyembahan kepada Allah yang benar dan pada saat yang sama sangat bertentangan dengan nasihat Yahweh:
1.      Mempersembahkan korban dan mengurapi imam-imam yang bukan dari suku Lew! (ayat 31-33).
2.      Membuat anak lembu dari emas untuk disembah (ayat 28).
3.      Menjadikan Betel sebagai tempat untuk penyembahan (ayat 29).
4.      Menjadikan Dan sebagai tempat untuk penyembahan (ayat 29).
5.      Melembagakan hari raya saingan dengan hari raya di bait suci (ayat 32).
6.      Membangun kuil-kuil di atas bukit-bukit pengorbanan (ayat 31).
Uang palsu tidak dapat menipu kecuali dia terlihat sama benar dengan yang asli. Jadi, Yerobeam tahu bahwa penyembahan palsunya harus memiliki banyak elemen yang sama seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang sudah terbiasa dengan hal itu, walaupun dia dengan cepat menyatakan, dengan menunjuk kepada lembu emas, "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"

Sangat mudah bagi kita saat ini untuk melihat ke belakang dan bertanya, mengapa mereka bisa sampai jatuh kedalam kemurtadan yang terang-terangan seperti itu? Dari sisi lain, manusia mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk menipu diri mereka sendiri (hal itu semua adalah bagian dari sifat alamiah kita yang sudah jatuh dan rusak), dan kita bisa me­nipu diri kita sendiri jika kita menganggap bahwa tidak mudah jatuh se­perti mereka zaman dulu. Lihatlah diri Anda, gaya hidup Anda, dan cara penyembahan Anda. Secara prinsip, apakah yang mungkin Anda telah lakukan yang tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di sana? Seberapa kuatkah kerinduan Anda untuk mengubahnya, jika perlu?
Rabu 17Agustus
ELIA DAN NABI-NABI BAAL

Berbagai hal berubah dari buruk menjadi lebih buruk lagi di daerah bagian utara, khususnya bila tiba pada pertanyaan mengenai penyembahan di ba-wah pemerintahan Ahab dan Izebel. Hal ini sangat bertentangan dengan latar belakangnya (lihat I Raj. 17-19) sehingga kita datang pada kisah yang sangat terkenal mengenai pertentangan Elia dan para nabi Baal. Di sinilah kita dapat melihat betapa jauhnya kompromi telah memperdayakan mereka.

Baca 1 Raja-raja 18. Perhatikan perbedaan "gaya penyembahan" antara Elia dan nabi-nabi palsu ini. Pelajaran apakah yang bisa kita ambil yang sesuai dengan kondisi kita saat ini sehubungan dengan penyembahan?
1 Raja-raja 18
18:1. Dan sesudah beberapa lama, datanglah firman TUHAN kepada Elia dalam tahun yang ketiga: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada Ahab, sebab Aku hendak memberi hujan ke atas muka bumi."
18:2 Lalu pergilah Elia memperlihatkan diri kepada Ahab. Adapun kelaparan itu berat di Samaria.
18:3 Sebab itu Ahab telah memanggil Obaja yang menjadi kepala istana. Obaja itu seorang yang sungguh-sungguh takut akan TUHAN.
18:4 Karena pada waktu Izebel melenyapkan nabi-nabi TUHAN, Obaja mengambil seratus orang nabi, lalu menyembunyikan mereka lima puluh lima puluh sekelompok dalam gua dan mengurus makanan dan minuman mereka.
18:5 Ahab berkata kepada Obaja: "Jelajahilah negeri ini dan pergi ke segala mata air dan ke semua sungai; barangkali kita menemukan rumput, sehingga kita dapat menyelamatkan kuda dan bagal, dan tidak usah kita memotong seekorpun dari hewan itu."
18:6 Lalu mereka membagi-bagi tanah itu untuk menjelajahinya. Ahab pergi seorang diri ke arah yang satu dan Obaja pergi ke arah yang lain.
18:7 Sedang Obaja di tengah jalan, ia bertemu dengan Elia. Setelah mengenali dia, ia sujud serta bertanya: "Engkaukah ini, hai tuanku Elia?"
18:8 Jawab Elia kepadanya: "Benar! Pergilah, katakan kepada tuanmu: Elia ada."
18:9 Tetapi jawab Obaja: "Apakah dosa yang telah kuperbuat, maka engkau hendak menyerahkan hambamu ini kepada Ahab, supaya aku dibunuhnya?
18:10 Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada bangsa atau kerajaan, yang tidak didatangi suruhan tuanku Ahab untuk mencari engkau. Dan apabila orang berkata: Ia tidak ada, maka ia menyuruh kerajaan atau bangsa itu bersumpah, bahwa engkau tidak ditemukan di sana.
18:11 Dan sekarang engkau berkata: Pergilah, katakan kepada tuanmu: Elia ada.
18:12 Mungkin terjadi, apabila aku sudah pergi dari padamu, Roh TUHAN mengangkat engkau ke tempat yang tidak kuketahui. Kalau aku sampai kepada Ahab untuk memberitahukannya dan engkau tidak didapatinya, tentulah ia akan membunuh aku, padahal hambamu ini dari sejak kecil takut akan TUHAN.
18:13 Tidakkah diberitahukan kepada tuanku apa yang telah kulakukan pada waktu Izebel membunuh nabi-nabi TUHAN, bagaimana aku menyembunyikan seratus orang nabi-nabi TUHAN dalam gua, lima puluh lima puluh sekelompok dan mengurus makanan dan minuman mereka?
18:14 Dan sekarang, mengapa engkau ini berkata: Pergilah, katakan kepada tuanmu: Elia ada! Ia pasti akan membunuh aku."
18:15 Jawab Elia: "Demi TUHAN semesta alam yang hidup, yang kulayani, sesungguhnya hari ini juga aku akan memperlihatkan diri kepadanya."
18:16 Lalu pergilah Obaja menemui Ahab dan memberitahukan hal itu kepadanya. Kemudian Ahab pergi menemui Elia.

18:17. Segera sesudah Ahab melihat Elia, ia berkata kepadanya: "Engkaukah itu, yang mencelakakan Israel?"
18:18 Jawab Elia kepadanya: "Bukan aku yang mencelakakan Israel, melainkan engkau ini dan kaum keluargamu, sebab kamu telah meninggalkan perintah-perintah TUHAN dan engkau ini telah mengikuti para Baal.
18:19 Sebab itu, suruhlah mengumpulkan seluruh Israel ke gunung Karmel, juga nabi-nabi Baal yang empat ratus lima puluh orang itu dan nabi-nabi Asyera yang empat ratus itu, yang mendapat makan dari meja istana Izebel."
18:20 Ahab mengirim orang ke seluruh Israel dan mengumpulkan nabi-nabi itu ke gunung Karmel.

18:21. Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah katapun.
18:22 Lalu Elia berkata kepada rakyat itu: "Hanya aku seorang diri yang tinggal sebagai nabi TUHAN, padahal nabi-nabi Baal itu ada empat ratus lima puluh orang banyaknya.
18:23 Namun, baiklah diberikan kepada kami dua ekor lembu jantan; biarlah mereka memilih seekor lembu, memotong-motongnya, menaruhnya ke atas kayu api, tetapi mereka tidak boleh menaruh api. Akupun akan mengolah lembu yang seekor lagi, meletakkannya ke atas kayu api dan juga tidak akan menaruh api.
18:24 Kemudian biarlah kamu memanggil nama allahmu dan akupun akan memanggil nama TUHAN. Maka allah yang menjawab dengan api, dialah Allah!" Seluruh rakyat menyahut, katanya: "Baiklah demikian!"
18:25 Kemudian Elia berkata kepada nabi-nabi Baal itu: "Pilihlah seekor lembu dan olahlah itu dahulu, karena kamu ini banyak. Sesudah itu panggillah nama allahmu, tetapi kamu tidak boleh menaruh api."
18:26 Mereka mengambil lembu yang diberikan kepada mereka, mengolahnya dan memanggil nama Baal dari pagi sampai tengah hari, katanya: "Ya Baal, jawablah kami!" Tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab. Sementara itu mereka berjingkat-jingkat di sekeliling mezbah yang dibuat mereka itu.
18:27 Pada waktu tengah hari Elia mulai mengejek mereka, katanya: "Panggillah lebih keras, bukankah dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum terjaga."
18:28 Maka mereka memanggil lebih keras serta menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan tombak, seperti kebiasaan mereka, sehingga darah bercucuran dari tubuh mereka.
18:29 Sesudah lewat tengah hari, mereka kerasukan sampai waktu mempersembahkan korban petang, tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda perhatian.
18:30 Kata Elia kepada seluruh rakyat itu: "Datanglah dekat kepadaku!" Maka mendekatlah seluruh rakyat itu kepadanya. Lalu ia memperbaiki mezbah TUHAN yang telah diruntuhkan itu.
18:31 Kemudian Elia mengambil dua belas batu, menurut jumlah suku keturunan Yakub. --Kepada Yakub ini telah datang firman TUHAN: "Engkau akan bernama Israel." --
18:32 Ia mendirikan batu-batu itu menjadi mezbah demi nama TUHAN dan membuat suatu parit sekeliling mezbah itu yang dapat memuat dua sukat benih.
18:33 Ia menyusun kayu api, memotong lembu itu dan menaruh potongan-potongannya di atas kayu api itu.
18:34 Sesudah itu ia berkata: "Penuhilah empat buyung dengan air, dan tuangkan ke atas korban bakaran dan ke atas kayu api itu!" Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk kedua kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk kedua kalinya. Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk ketiga kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk ketiga kalinya,
18:35 sehingga air mengalir sekeliling mezbah itu; bahkan parit itupun penuh dengan air.
18:36 Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata: "Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini.
18:37 Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali."
18:38 Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya.
18:39 Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata: "TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!"
18:40 Kata Elia kepada mereka: "Tangkaplah nabi-nabi Baal itu, seorangpun dari mereka tidak boleh luput." Setelah ditangkap, Elia membawa mereka ke sungai Kison dan menyembelih mereka di sana.

18:41. Kemudian berkatalah Elia kepada Ahab: "Pergilah, makanlah dan minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran."
18:42 Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya.
18:43 Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut." Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata: "Tidak ada apa-apa." Kata Elia: "Pergilah sekali lagi." Demikianlah sampai tujuh kali.
18:44 Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: "Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut." Lalu kata Elia: "Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan."
18:45 Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel.
18:46 Tetapi kuasa TUHAN berlaku atas Elia. Ia mengikat pinggangnya dan berlari mendahului Ahab sampai ke jalan yang menuju Yizreel.

Suasana itu pasti sangat menegangkan: para nabi Baal ini meratap, berjingkrak, menangis (siapa yang tahu jenis musik apa yang mengiringi ritual mere­ka?), bemubuat, bahkan mengiris tubuh mereka dan menumpahkan darah me­reka sebagai bagian dari penyembahan mereka kepada Baal. Tentu saja orang-orang ini sangat bersemangat, penuh dengan kesungguh-sungguhan dan gairah untuk iman dan dewa mereka, semangat dan gairah yang menyatakan kesungguhan hati terhadap kepercayaan-kepercayaan mereka.
Sekarang ini, beberapa model penyembahan orang Kristen dapat mengingatkan kita akan peristiwa seperti ini: penuh dengan emosi, penuh dengan semangat, pe­nuh dengan keributan. Walaupun kita ingin menghindari pelayanan penyembahan yang terkesan mengingatkan orang-orang akan suasana penguburan, kita juga tidak ingin pelayanan penyembahan yang mengingatkan mereka kepada imam-imam Baal dalam peristiwa di Gunung Karmel. Beberapa orang nampaknya berpikir, jika lebih banyak bunyi-bunyian yang mereka buat, maka lebih keraslah musiknya, dan jika emosi kegembiraan lebih dibangkitkan, maka pelayanan penyembahan akan lebih baik. Namun, itu bukanlah penyembahan yang dimaksud.

Mungkin salah satu pelajaran penting dari kisah ini adalah bahwa semua pe­nyembahan harus berfokus pada Allah yang benar, kepada Pencipta. Penyembahan yang benar harus dilandaskan pada Firman Allah, mengarahkan para penyembah kepada Tuhan dan tindakan-Nya sepanjang sejarah. Bertolak belakang dengan se­mua kegaduhan para imam Baal, Elia memanjatkan sebuah doa yang sederhana, "Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah" (ayat 37). Ini bukanlah "pertunjukan Elia." Ini adalah menge­nai penyembahan kepada Allah yang benar berbeda dengan semua penyembahan yang salah, tidak peduli dalam bentuk apa pun yang mereka ambil.

Pelayanan penyembahan kita haruslah selalu menyatakan kepada para pe­nyembah dengan pertanyaan yang Elia tanyakan kepada orang Israel. "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau Tuhan itu  Allah, ikutlah Dia, dan kalau Baal, ikutlah dia" (ayat 21). Pengalaman penyembahan kita haruslah memaksa kita untuk melihat ke dalam diri kita, di mana kasih dan kesetiaan kita yang sejati berada, kepada Allah atau kepada yang lainnya.

Kamis, 18 Agustus
PEKABARAN NABI ELIA

"Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya" (Mal. 3:18).

Lewat peristiwa dramatis ini, konfrontasi antara Elia dengan 150 nabi Baal di Gunung Karmel menghasilkan satu pertanyaan kepada mereka semua yang berkumpul di sana, "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau Tuhan itu Allah, ikutlah Dia, dan kalau Baal, ikutlah dia" (I Raj. 18:21). Begitu jelasnya kalimat tersebut, sebenarnya secara khusus pertanya­an ini adalah untuk dijawab oleh masing-masing pribadi kita: Apakah kita me-nyembah Allah yang benar atau tidak? Kita bisa saja "bercabang hati" untuk waktu yang cukup lama, tetapi pada akhirnya nanti kita semua akan berada di salah satu sisi atau di sisi yang lainnya.
Pada akhirzaman, pada saat pertentangan besar berakhir, semua manusia akan terpisah selamanya dalam dua kelompok: "Antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya" (Maleakhi 3:18). Sebagaimana yang Yesus telah nyatakan dengan jelas: "Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan" (ink. 11:23). Seberapa sederhana lagikah Dia harus jelaskan?

Dengan kisah Elia di atas Gunung Karmel sebagai latar belakang, baca Maleakhi 3:16-4:6. Apakah yang Tuhan ingin sampaikan kepada kita di sini? Bagaimanakah kita memahami "Pekabaran Elia" ini dalam konteks peristiwa-peristiwa akhir zaman dan secara menyeluruh pertanyaan seputar penyembahan? Lihat Wahyu 14:7-12.
Maleakhi 3:16 - 4:6
3:16 Beginilah berbicara satu sama lain orang-orang yang takut akan TUHAN: "TUHAN memperhatikan dan mendengarnya; sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan TUHAN dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya."
4:6 Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.

Wahyu 14:7-12.
14:7 dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."
14:8 Dan seorang malaikat lain, malaikat kedua, menyusul dia dan berkata: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, yang telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya."
14:9 Dan seorang malaikat lain, malaikat ketiga, menyusul mereka, dan berkata dengan suara nyaring: "Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya,
14:10 maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murka-Nya; dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba.
14:11 Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya."
14:12 Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.


Seperti Yohanes Pembaptis, yang Yesus rujuk sebagai "Elia" (Mat. 17:11-13), memiliki pekabaran tentang reformasi, perrobatan, dan penurutan, Maleakhi membuatnya lebih jelas (Mal. 4:1,5) bahwa "Elia" akan datang kembali sebelum dosa dan kejahatan berakhir. Buku Wahyu menyatakan pekabaran amaran kepada generasi terakhir, panggilan untuk menurut, dan panggilan untuk menyembah Allah Pencipta. Sebagaimana pengalaman Elia di Gunung Karmel, secara dramatis orang-orang harus membuat keputusan yang sangat penting dalam kehidupan mereka, pilihan yang penuh dengan konsekuensi yang kekal. Kabar baiknya adalah bahwa sebelum peristiwa akhir ini diungkapkan, kita dapat membuat pilihan-pilihan setiap hari untuk lebih mempersiapkan kita berada di pihak Allah pada saat pertarungan puncak antara yang baik dan yang jahat terjadi di antara bangsa-bangsa.
Pikirkan tentang pilihan-pilihan setiap hari yang Anda telah buat (mungkin dalam beberapa hari sebelumnya), meskipun hanya masalah sepele (lihat Lukas 16:10). Berdasarkan pilihan-pilihan tersebut (dan kompromi-kompromi yang mungkin terlibat dalam pilihan-pilihan itu), Anda memilih di pihak yang mana? Lihatlah implikasi dari jawaban Anda.
Jumat 19 Agustus

PENDALAMAN: Bacalah Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 3, "Yerobeam," hlm. 81-87; "Kemurtadan Nasional," hlm. 88-96; "Elia Orang Tisbe," hlm. 97-104; "Suara Teguran yang Keras," hlm. 105-117; "Karmel," hlm. 118-126.
"Kemurtadan yang berlangsung pada dewasa ini sama dengan pada zaman nabi itu yang tersebar di kalangan Israel....
"Allah masih mempunyai beribu-ribu orang [zaman ini] yang tidak tunduk menyembah Baal.... Dan banyak orang yang menyembah Baal secara ikut-ikutan, tetapi baginya Roh Allah masih bekerja."—Ellen G. White, Alfa dan Omega,jld. 3, hlm. 139, 140.
A.W Tozer, pengkhotbah terkenal di abad keduapuluh (Ia meninggal tahun 1963), sering berkhotbah menentang penyembahan terhadap "dewa hiburan," mengatakan bahwa seberat apa pun kita mencoba, gereja-gereja tidak akan dapat bersaing dengan ide dunia mengenai hiburan. Hanyalah salib Yesus Kristus, kata Tozer, bukan hiburan, yang akan memenangkan jiwa kepada Kristus. Lihat A. W. Tozer, Tozer On Worship and Entertainment, dikompilasi oleh James L. Snyder(Camp hill, Penn.: Wing Spread Publisher, 1997), hlm. 108,109.

PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.      Diskusikan jawaban Anda untuk pertanyaan hari Minggu di dalam ke-las Anda. Seberapa jauhkah masyarakat Anda telah memberi pengaruh yang kuat kepada pandangan gereja tentang isu moral saat ini?

2.      Ciri-ciri tentang penyembahan Baal mengisyaratkan kepada kita bah­wa penyembahan tersebut benar-benar memberikan hiburan dan ten-tunya menyenangkan, tidak heran model seperti itu begitu populer. Bagaimanakah kita mengembalikan rasa takjub dan hormat kepada Allah di dalam penyembahan kita gantinya memberikan harapan bah­wa mereka sedang menikmati hiburan?

3.      Bagaimanakah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh berubah selama dua puluh tahun terakhir ini?

4.      Menurut Anda, dalam hal apakah peru-bahan itu menuju ke a rah yang lebih baik dan yang tidak? Jika waktu masih berlanjut, apakah yang Anda pikirkan tentang menjadi apa Ge­reja Masehi Advent Hari Ketujuh dalam masadua puluh tahun menda-tang? Coba bayangkan akan seperti apakah pelayanan penyembahan di gereja Anda nantinya?

5.      Pikirkan bagaimana drastisnya orang Israel telah jatuh dalam kemurtadan. Sekali lagi, hal ini tidak terjadi dalam waktu semalam. Iblis sa­ngatlahh sabar. Bagaimanakah kita dapat melindungi diri kita sendiri dan gereja secara keseluruhan,dari  perlahan tetapi pasti jatuh dengan cara yang sama sebagaimana orang Israel?

1 comment:

  1. saya dari Adventist dari Sabah Malaysia sangat berterima kasih diatas kesudian kalian upload pelajaran kalian di blog ini. Sila teruskan upload pelajaran ini kerana saya sangat menghargai kerja kalian. Terima kasih.

    ReplyDelete