Persesuaian,
Kompromi dan Krisis
dalam Penyembahan
SABAT PETANG
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Kej.
6:5; Ul.12:8;
13:18; 1 Raj. 11:1-13; 1 Raj. 18; Yer. 17:5; Mal. 3:16-4:6.
AYAT HAFALAN: "Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang
dewasa, yang karena mempunyai panca indera yang terlatih untuk
membedakan yang baik dan yang jahat" (Ibrani
5:14, NKJV).
Pada tahun 1954, penulis novel William Golding menulis The Lord
of the Flies, cerita fiksi tentang sekelompok anak-anak lnggris yang terdampar di pulau yang sunyi dalam sebuah kecelakaan pesawat. Golding
menggunakan cerita ini sebagai sebuah perumpamaan modern tentang sifat jahat
dari umat manusia. Apa yang membuat narasi itu menjadi sangat hebat adalah karena ia menggunakan
anak-anak, yang seharusnya masih lugu dan tak bersalah, untuk mendapatkan
intinya tentang bagaimana buruk, jahat, angkuh, dan garangnya manusia di dalam
batinnya.
Orang-orang Kristen tentunya akan berkata, jadi, ceritakanlah
kepada kami apa yang kami tidak ketahui. Kejahatan manusia dan keberdosaannya adalah
satu bagian yang utuh dari pekabaran Kristen. Alkitab sangatlah jelas dalam hal
ini. Tetapi sementara ide bahwa kejahatan adalah buruk merupakan hal yang tidak
banyak diperdebatkan, apa yang tidak terlalu diperdebatkan itu adalah
pertanyaan tentang "Apakah itu
kejahatan? Tidak semua orang setuju dengan hal itu.
Pekan ini, sementara kita terus melihat kepada pertanyaan mengenai
penyembahan, kita akan melihat pada jenis kejahatan tertentu yang telah membawa
akibat yang sangat merugikan bagi umat Allah dan kepada manusia pada umumnya.
Kita dapat melihat apa yang diakibatkan oleh kejahatan ini bagi Bangsa Israel
dulu kala, tetapi kita juga
perlu menanyakan pertanyaan penting tentang betapa rentannya kita sendiri
terhadap hal tersebut.
*Pelajari pelajaran Minggu ini untuk Sabat, 20 Agustus.
Minggu 14 Agustus
DALAM PEMANDANGAN YANG BERBEDA
Baca ayat-ayat berikut ini. Apakah satu kesimpulan yang dimiliki
oleh semua ayat ini secara umum? Mengapa hal ini sangat penting untuk selalu kita simpan dalam
pikiran kita? Kej. 6:5; Yer. 17:5; Yoh.
2:25; Roma 3:9-12. Hal-hal apa sajakah yang ada
dalam budaya Anda yang dapat menyebabkan Anda untuk melupakan kebenaran yang
sangat mendasar ini?
Kej. 6:5
6:5 Ketika
dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala
kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
Yer. 17:5
17:5.
Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang
mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
Yoh. 2:25
2:25 dan
karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab
Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.
Roma 3:9-12
3:9 Jadi
bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali
tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani,
bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa,
3:10 seperti
ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.
3:11 Tidak
ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah.
3:12 Semua
orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat
baik, seorangpun tidak.
Di dalam Alkitab, kita sudah diperingatkan: Hati manusia adalah
penipu,orang-orang adalah jahat, jangan melihat kepada orang lain, tidak ada
yang kebal dari kejahatan. Dengan satu pengecualian, yaitu Yesus yang tidak
pernah berdosa, hanya sedikit orang yang
memiliki karakter yang secara moral tak bercacat mendapatkan banyak
perhatian di dalam Alkitab.
Seseorang tidak memerlukan Alkitab hanya untuk melihat betapa
jahatnya manusia itu. Sejarah, surat kabar, berita harian, bahkan, di dalam
rumah kita, dan terkadang hati kita sendiri pun cukup menunjukkan kepada kita
kondisi manusia yang sangat lemah secara moral. Yang harus menakutkan kita
untuk diingat adalah jika makhluk yang sesempurna Lusifer saja, dapat memilih
yang jahat, meskipun dalam lingkungan yang sempurna di surga; jika makhluk
sempurna lainnya seperti Adam dan Hawa dapat memilih yang jahat, walaupun dalam lingkungan yang sempurna di Taman
Eden—lalu bagaimanakah dengan
diri kita sendiri? Kita dilahirkan dalam kondisi yang jahat dan berdosa, dan
kita membawa sifat tersebut ke dalam lingkungan yang jahat dan berdosa. Tidak
heran kejahatan datang secara alami dan sangat mudah. Hal itu sudah menyatu
dalam gen-gen kita.
Namun demikian, kita harus berhati-hati dalam memahami apa yang
dimaksud dengan "kejahatan." Beberapa hal sudah sangat nyata jahat,
sangat nyata buruk, bahwa siapa pun—apakah itu orang yang percaya kepada Tuhan atau tidak—akan
menganggapnya sebagai kejahatan. Kejahatan juga bisa menjadi sangat tidak
kentara. Hal-hal yang dilihat oleh dunia atau budaya kita dan masyarakat kita
kemungkinan akan melihatnya sebagai sesuatu yang baik, normal,
"sebagaimana biasanya," namun dengan tegas Alkitab menyebutnya
sebagai suatu kesalahan, penuh dosa, bahkan jahat.
Bandingkan Ulangan 12:8 dengan Ulangan 13:18. Apakah perbedaan
yang sangat mencolok dari kedua ayat tersebut? Mengapa kita sangat perlu
memahami perbedaan ini?
Hal-hal apa sajakah di
masyarakat Anda yang tidak dianggap kesalahan tetapi benar-benar disalahkan
oleh Alkitab? Lebih penting lagi, seberapa banyakkah masyarakat memberi pengaruh yang kuat kepada Anda dan gereja sehubungan dengan hal
ini? Apa sajakah yang dianggap salah oleh Alkitab yang mungkin dianggap enteng
oleh gereja, sebagai akibat pengaruh langsung dari masyarakat? Berikan jawaban
Anda di kelas diskusi pada hari Sabat ini.
Ulangan 12:8
12:8 Jangan kamu melakukan apapun yang kita lakukan di
sini sekarang, yakni masing-masing berbuat segala sesuatu yang dipandangnya
benar.
Ulangan 13:18
13:18 Sebab dengan
demikian engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, untuk berpegang pada segala
perintah-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, dengan melakukan apa
yang benar di mata TUHAN, Allahmu."
Senin 15 Agustus
SENI BERKOMPROMI (YANG JAHAT)
Politik, telah dikenal sebagai seni berkompromi. Kata seni dalam hal ini sangatlah penting, karena
berkompromi bisa hampir tidak kelihatan, nuansa tindakannya sangat berbeda sedikit dengan orang yang melakukannya. Seorang politikus yang baik
adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain untuk mengakui
pendapat-pendapatnya, mengkompromikan posisi-posisinya, bahkan sering mereka
tidak menyadari telah melakukannya. Jadi, dalam hal ini, tidak diragukan lagi
bahwa Setan adalah seorang politikus yang terbaik di lingkungan kita.
Dalam Alkitab kita menemukan banyak contoh kejahatan ini—kejahatan berkompromi.
Tidak berarti semua kompromi itu jahat. Dalam arti tertentu, hidup itu sendiri
adalah bentuk dari kompromi. Bahkan,
kompromi menjadi perwujudan lain dari kejahatan manusia bilamana mereka yang
seharusnya sudah tahu lebih baik, tetapi menjauh dari kebenaran yang telah
diberikan Allah kepada mereka.
Sebagai contoh baca 1 Raja-raja 11:1-13. Apakah yang terjadi di
sini? Mengapa hal ini bisa terjadi? Apakah yang terjadi dengan Salomo yang
mengakibatkan tindakannya begitu buruk? Bagaimanakah kemurtadan ini bisa
mempengaruhi penyembahan, iman, dan keseluruhan sistem kea-gamaan Bangsa
Israel? Yang lebih penting lagi adalah pelajaran-pelajaran apakah yang bisa
kita ambil untuk diri kita sendiri saat ini dengan melihat peristiwa tersebut
serta semua pertanyaan tentang kompromi?
1 Raja-raja 11:1-13
11:1. Adapun
raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia
mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het,
11:2 padahal
tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel:
"Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul
dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah
mereka." Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta.
11:3 Ia
mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik;
isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN.
11:4 Sebab
pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada
allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN,
Allahnya, seperti Daud, ayahnya.
11:5
Demikianlah Salomo mengikuti Asytoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom,
dewa kejijikan sembahan orang Amon,
11:6 dan
Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati
mengikuti TUHAN, seperti Daud, ayahnya.
11:7 Pada
waktu itu Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos, dewa kejijikan
sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur Yerusalem dan bagi Molokh, dewa
kejijikan sembahan bani Amon.
11:8
Demikian juga dilakukannya bagi semua isterinya, orang-orang asing itu, yang
mempersembahkan korban ukupan dan korban sembelihan kepada allah-allah mereka.
11:9. Sebab
itu TUHAN menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang
dari pada TUHAN, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya,
11:10 dan
yang telah memerintahkan kepadanya dalam hal ini supaya jangan mengikuti
allah-allah lain, akan tetapi ia tidak berpegang pada yang diperintahkan TUHAN.
11:11 Lalu
berfirmanlah TUHAN kepada Salomo: "Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni
engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah
Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu
dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu.
11:12 Hanya,
pada waktu hidupmu ini Aku belum mau melakukannya oleh karena Daud, ayahmu;
dari tangan anakmulah Aku akan mengoyakkannya.
11:13 Namun
demikian, kerajaan itu tidak seluruhnya akan Kukoyakkan dari padanya, satu suku
akan Kuberikan kepada anakmu oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena
Yerusalem yang telah Kupilih."
Mungkin pernyataan yang paling membukakan pikiran dalam ayat-ayat
ini adalah ungkapan "pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu
mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain," (1 Raj. 11:4). Dengan
kata lain, itu tidak terjadi dalam semalam saja. Orang yang setia, berdedikasi,
dan saleh yang dinyatakan di dalam Alkitab tidak dengan tiba-tiba, tanpa tahu
dari mana asalnya, kemudian berpaling dari Allah. Sebaliknya,"perubahan
itu terjadi secara perlahan dari waktu ke waktu; kompromi sedikit di sini,
sedikit di sana, setiap langkah membawa dia jauh dan semakin jauh dari tempat
yang seharusnya dia berada sampai pada akhirnya dia melakukan sesuatu yang dulunya,
bagi Salomo, itu pasti adalah sesuatu yang
sangat mengerikan untuk dilihat.
Perhatikan juga, apa yang diakibatkan oleh kompromi yang dilakukan
Salomo terhadap penyembahan di kalangan Bangsa Israel. Hal Itu mengakibatkan
pengaruh yang negatif yang berlangsung sampai melampaui beberapa generasi.
Mulai saat ini dan seterusnya Anda akan mendengar cerita-cerita
tentang orang yang meninggalkan GMAHK bertahun-tahun lalu, memutuskan hubungan
sama sekali dengan gereja, dan kemudian kembali lagi, hanya untuk dikejutkan
oleh beberapa perubahan yang mereka lihat dalam bidang teologi,standar kehidupan dan
penyembahan. Meskipun hal itu tidak selalu buruk dalam
kasus-kasus tertentu, namun hal itu bisa juga menjadi buruk dalam hal lainnya. Bagaimanakah
kita bisa mengetahui perbedaannya?
Selasa 16 Agustus
PENYEMBAHAN PALSU
Dalam 1 Raja-raja 11, Ahia datang kepada Yerobeam, pegawai Salomo,
dengan pesan bahwa dia akan menjadi raja atas 10 suku di Israel (ayat
26-31). Tetapi sang nabi mengatakan dengan jelas kepada Yerobeam bahwa
kesuksesannya akan bergantung pada kesetiaannya kepada hukum-hukum Allah (ayat
37,38).
Sayangnya, Yerobeam hanya mendengar apa yang dia inginkan tetapi
dia lupa syarat untuk kesuksesannya. Dia begitu siap untuk memimpin dalam pemberontakan
(I Raj. 12:16-20), dan hampir dengan seketika dia mencegah rakyatnya
kembali ke Yerusalem untuk menyembah di sana.
Baca 1 Raja-raja 12:25-27. Apakah yang dikatakan
untuk kita di sini tentang kuasa dan pengaruh penyembahan kepada pikiran
manusia?
1 Raja-raja 12:25-27
12:25.
Kemudian Yerobeam memperkuat Sikhem di pegunungan Efraim, lalu diam di sana. Ia
keluar dari sana, lalu memperkuat Pnuel.
12:26 Maka
berkatalah Yerobeam dalam hatinya: "Kini mungkin kerajaan itu kembali
kepada keluarga Daud.
12:27 Jika
bangsa itu pergi mempersembahkan korban sembelihan di rumah TUHAN di Yerusalem,
maka tentulah hati bangsa ini akan berbalik kepada tuan mereka, yaitu Rehabeam,
raja Yehuda, kemudian mereka akan membunuh aku dan akan kembali kepada
Rehabeam, raja Yehuda."
Perhatikan cara Yerobeam menciptakan agama yang palsu yang dengan
ce-pat memisahkan Bangsa Israel dari penyembahan mereka kepada Allah yang benardi
Yerusalem (I Raj. 12:25-33). Perhatikan bagaimana jenis penyembahan
yang baru ini menirukan penyembahan kepada Allah yang benar dan pada saat yang
sama sangat bertentangan dengan nasihat Yahweh:
1.
Mempersembahkan korban dan
mengurapi imam-imam yang bukan dari suku Lew! (ayat 31-33).
2.
Membuat anak lembu dari emas untuk disembah (ayat 28).
3.
Menjadikan Betel sebagai tempat untuk penyembahan (ayat 29).
4.
Menjadikan Dan sebagai
tempat untuk penyembahan (ayat 29).
5.
Melembagakan hari raya saingan dengan hari raya di bait suci (ayat
32).
6.
Membangun kuil-kuil di atas bukit-bukit pengorbanan (ayat 31).
Uang palsu tidak dapat menipu kecuali dia terlihat sama benar
dengan yang asli. Jadi, Yerobeam tahu bahwa penyembahan palsunya harus memiliki
banyak elemen yang sama seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang sudah
terbiasa dengan hal itu, walaupun dia dengan cepat menyatakan, dengan menunjuk
kepada lembu emas, "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau
keluar dari tanah Mesir!"
Sangat mudah bagi kita
saat ini untuk melihat ke belakang dan bertanya, mengapa mereka bisa sampai jatuh kedalam kemurtadan yang
terang-terangan seperti itu? Dari sisi lain, manusia mempunyai kemampuan yang
luar biasa untuk menipu diri mereka sendiri (hal itu semua adalah bagian dari
sifat alamiah kita yang sudah jatuh dan rusak), dan kita bisa menipu diri kita
sendiri jika kita menganggap bahwa tidak mudah jatuh seperti mereka zaman dulu.
Lihatlah diri Anda, gaya hidup Anda, dan cara penyembahan Anda. Secara prinsip,
apakah yang mungkin Anda telah lakukan yang tidak jauh berbeda dengan yang
terjadi di sana? Seberapa kuatkah kerinduan Anda untuk mengubahnya, jika perlu?
Rabu 17Agustus
ELIA DAN NABI-NABI BAAL
Berbagai hal berubah dari buruk menjadi lebih buruk lagi di daerah
bagian utara, khususnya bila tiba pada pertanyaan mengenai penyembahan di
ba-wah pemerintahan Ahab dan Izebel. Hal ini sangat bertentangan dengan latar
belakangnya (lihat I Raj. 17-19) sehingga kita datang pada kisah yang
sangat terkenal mengenai pertentangan Elia dan para nabi Baal. Di sinilah kita
dapat melihat betapa jauhnya kompromi telah memperdayakan mereka.
Baca 1 Raja-raja 18. Perhatikan perbedaan "gaya
penyembahan" antara Elia dan nabi-nabi palsu ini. Pelajaran apakah yang
bisa kita ambil yang sesuai
dengan kondisi kita saat ini sehubungan dengan penyembahan?
1 Raja-raja 18
18:1. Dan
sesudah beberapa lama, datanglah firman TUHAN kepada Elia dalam tahun yang
ketiga: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada Ahab, sebab Aku hendak
memberi hujan ke atas muka bumi."
18:2 Lalu
pergilah Elia memperlihatkan diri kepada Ahab. Adapun kelaparan itu berat di
Samaria.
18:3 Sebab
itu Ahab telah memanggil Obaja yang menjadi kepala istana. Obaja itu seorang
yang sungguh-sungguh takut akan TUHAN.
18:4 Karena
pada waktu Izebel melenyapkan nabi-nabi TUHAN, Obaja mengambil seratus orang
nabi, lalu menyembunyikan mereka lima puluh lima puluh sekelompok dalam gua dan
mengurus makanan dan minuman mereka.
18:5 Ahab
berkata kepada Obaja: "Jelajahilah negeri ini dan pergi ke segala mata air
dan ke semua sungai; barangkali kita menemukan rumput, sehingga kita dapat
menyelamatkan kuda dan bagal, dan tidak usah kita memotong seekorpun dari hewan
itu."
18:6 Lalu
mereka membagi-bagi tanah itu untuk menjelajahinya. Ahab pergi seorang diri ke
arah yang satu dan Obaja pergi ke arah yang lain.
18:7 Sedang
Obaja di tengah jalan, ia bertemu dengan Elia. Setelah mengenali dia, ia sujud
serta bertanya: "Engkaukah ini, hai tuanku Elia?"
18:8 Jawab
Elia kepadanya: "Benar! Pergilah, katakan kepada tuanmu: Elia ada."
18:9 Tetapi
jawab Obaja: "Apakah dosa yang telah kuperbuat, maka engkau hendak
menyerahkan hambamu ini kepada Ahab, supaya aku dibunuhnya?
18:10 Demi
TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada bangsa atau kerajaan, yang
tidak didatangi suruhan tuanku Ahab untuk mencari engkau. Dan apabila orang
berkata: Ia tidak ada, maka ia menyuruh kerajaan atau bangsa itu bersumpah,
bahwa engkau tidak ditemukan di sana.
18:11 Dan
sekarang engkau berkata: Pergilah, katakan kepada tuanmu: Elia ada.
18:12
Mungkin terjadi, apabila aku sudah pergi dari padamu, Roh TUHAN mengangkat
engkau ke tempat yang tidak kuketahui. Kalau aku sampai kepada Ahab untuk
memberitahukannya dan engkau tidak didapatinya, tentulah ia akan membunuh aku,
padahal hambamu ini dari sejak kecil takut akan TUHAN.
18:13
Tidakkah diberitahukan kepada tuanku apa yang telah kulakukan pada waktu Izebel
membunuh nabi-nabi TUHAN, bagaimana aku menyembunyikan seratus orang nabi-nabi
TUHAN dalam gua, lima puluh lima puluh sekelompok dan mengurus makanan dan
minuman mereka?
18:14 Dan sekarang,
mengapa engkau ini berkata: Pergilah, katakan kepada tuanmu: Elia ada! Ia pasti
akan membunuh aku."
18:15 Jawab
Elia: "Demi TUHAN semesta alam yang hidup, yang kulayani, sesungguhnya
hari ini juga aku akan memperlihatkan diri kepadanya."
18:16 Lalu
pergilah Obaja menemui Ahab dan memberitahukan hal itu kepadanya. Kemudian Ahab
pergi menemui Elia.
18:17.
Segera sesudah Ahab melihat Elia, ia berkata kepadanya: "Engkaukah itu,
yang mencelakakan Israel?"
18:18 Jawab
Elia kepadanya: "Bukan aku yang mencelakakan Israel, melainkan engkau ini
dan kaum keluargamu, sebab kamu telah meninggalkan perintah-perintah TUHAN dan
engkau ini telah mengikuti para Baal.
18:19 Sebab
itu, suruhlah mengumpulkan seluruh Israel ke gunung Karmel, juga nabi-nabi Baal
yang empat ratus lima puluh orang itu dan nabi-nabi Asyera yang empat ratus
itu, yang mendapat makan dari meja istana Izebel."
18:20 Ahab
mengirim orang ke seluruh Israel dan mengumpulkan nabi-nabi itu ke gunung
Karmel.
18:21. Lalu
Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu
berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan
kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah
katapun.
18:22 Lalu
Elia berkata kepada rakyat itu: "Hanya aku seorang diri yang tinggal
sebagai nabi TUHAN, padahal nabi-nabi Baal itu ada empat ratus lima puluh orang
banyaknya.
18:23 Namun,
baiklah diberikan kepada kami dua ekor lembu jantan; biarlah mereka memilih
seekor lembu, memotong-motongnya, menaruhnya ke atas kayu api, tetapi mereka
tidak boleh menaruh api. Akupun akan mengolah lembu yang seekor lagi,
meletakkannya ke atas kayu api dan juga tidak akan menaruh api.
18:24
Kemudian biarlah kamu memanggil nama allahmu dan akupun akan memanggil nama
TUHAN. Maka allah yang menjawab dengan api, dialah Allah!" Seluruh rakyat
menyahut, katanya: "Baiklah demikian!"
18:25
Kemudian Elia berkata kepada nabi-nabi Baal itu: "Pilihlah seekor lembu
dan olahlah itu dahulu, karena kamu ini banyak. Sesudah itu panggillah nama
allahmu, tetapi kamu tidak boleh menaruh api."
18:26 Mereka
mengambil lembu yang diberikan kepada mereka, mengolahnya dan memanggil nama
Baal dari pagi sampai tengah hari, katanya: "Ya Baal, jawablah kami!"
Tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab. Sementara itu mereka
berjingkat-jingkat di sekeliling mezbah yang dibuat mereka itu.
18:27 Pada
waktu tengah hari Elia mulai mengejek mereka, katanya: "Panggillah lebih
keras, bukankah dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin
ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum terjaga."
18:28 Maka
mereka memanggil lebih keras serta menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan
tombak, seperti kebiasaan mereka, sehingga darah bercucuran dari tubuh mereka.
18:29
Sesudah lewat tengah hari, mereka kerasukan sampai waktu mempersembahkan korban
petang, tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda
perhatian.
18:30 Kata
Elia kepada seluruh rakyat itu: "Datanglah dekat kepadaku!" Maka
mendekatlah seluruh rakyat itu kepadanya. Lalu ia memperbaiki mezbah TUHAN yang
telah diruntuhkan itu.
18:31
Kemudian Elia mengambil dua belas batu, menurut jumlah suku keturunan Yakub.
--Kepada Yakub ini telah datang firman TUHAN: "Engkau akan bernama
Israel." --
18:32 Ia
mendirikan batu-batu itu menjadi mezbah demi nama TUHAN dan membuat suatu parit
sekeliling mezbah itu yang dapat memuat dua sukat benih.
18:33 Ia
menyusun kayu api, memotong lembu itu dan menaruh potongan-potongannya di atas
kayu api itu.
18:34 Sesudah
itu ia berkata: "Penuhilah empat buyung dengan air, dan tuangkan ke atas
korban bakaran dan ke atas kayu api itu!" Kemudian katanya: "Buatlah
begitu untuk kedua kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk kedua
kalinya. Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk ketiga kalinya!" Dan
mereka berbuat begitu untuk ketiga kalinya,
18:35
sehingga air mengalir sekeliling mezbah itu; bahkan parit itupun penuh dengan
air.
18:36
Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan
berkata: "Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah
diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku
ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini.
18:37
Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa
Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat
kembali."
18:38 Lalu
turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah
itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya.
18:39 Ketika
seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata:
"TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!"
18:40 Kata
Elia kepada mereka: "Tangkaplah nabi-nabi Baal itu, seorangpun dari mereka
tidak boleh luput." Setelah ditangkap, Elia membawa mereka ke sungai Kison
dan menyembelih mereka di sana.
18:41.
Kemudian berkatalah Elia kepada Ahab: "Pergilah, makanlah dan minumlah,
sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran."
18:42 Lalu
Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel,
lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya.
18:43
Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas, lihatlah ke
arah laut." Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata: "Tidak
ada apa-apa." Kata Elia: "Pergilah sekali lagi." Demikianlah
sampai tujuh kali.
18:44 Pada
ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: "Wah, awan kecil sebesar telapak
tangan timbul dari laut." Lalu kata Elia: "Pergilah, katakan kepada
Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh
hujan."
18:45 Maka
dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan
yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel.
18:46 Tetapi
kuasa TUHAN berlaku atas Elia. Ia mengikat pinggangnya dan berlari mendahului
Ahab sampai ke jalan yang menuju Yizreel.
Suasana itu pasti sangat menegangkan: para nabi Baal ini meratap, berjingkrak,
menangis (siapa yang tahu jenis musik apa yang mengiringi ritual mereka?),
bemubuat, bahkan mengiris tubuh mereka dan menumpahkan darah mereka sebagai
bagian dari penyembahan mereka kepada Baal. Tentu saja orang-orang ini sangat
bersemangat, penuh dengan kesungguh-sungguhan dan gairah untuk iman dan dewa
mereka, semangat dan gairah yang menyatakan kesungguhan hati terhadap
kepercayaan-kepercayaan mereka.
Sekarang ini, beberapa model penyembahan orang Kristen dapat
mengingatkan kita akan peristiwa seperti ini: penuh dengan emosi, penuh dengan
semangat, penuh dengan keributan. Walaupun kita ingin menghindari pelayanan
penyembahan yang terkesan mengingatkan orang-orang akan suasana penguburan, kita juga tidak ingin
pelayanan penyembahan yang mengingatkan mereka kepada imam-imam Baal dalam
peristiwa di Gunung Karmel. Beberapa orang nampaknya berpikir, jika lebih
banyak bunyi-bunyian yang mereka buat, maka lebih keraslah musiknya, dan jika
emosi kegembiraan lebih dibangkitkan, maka pelayanan penyembahan akan lebih
baik. Namun, itu bukanlah penyembahan yang dimaksud.
Mungkin salah satu pelajaran penting dari kisah ini adalah bahwa
semua penyembahan harus berfokus pada Allah yang benar, kepada Pencipta.
Penyembahan yang benar harus dilandaskan pada Firman Allah, mengarahkan para
penyembah kepada Tuhan dan tindakan-Nya sepanjang sejarah. Bertolak belakang
dengan semua kegaduhan para imam Baal, Elia memanjatkan sebuah doa yang
sederhana, "Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah
Allah" (ayat 37). Ini bukanlah "pertunjukan Elia." Ini
adalah mengenai penyembahan kepada Allah yang benar berbeda dengan semua
penyembahan yang salah, tidak peduli dalam bentuk apa pun yang mereka ambil.
Pelayanan penyembahan kita haruslah selalu menyatakan kepada para
penyembah dengan pertanyaan yang Elia tanyakan kepada orang Israel.
"Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau Tuhan itu Allah, ikutlah Dia, dan kalau Baal, ikutlah
dia" (ayat 21). Pengalaman penyembahan kita haruslah memaksa kita
untuk melihat ke dalam diri kita, di mana kasih dan kesetiaan kita yang sejati
berada, kepada Allah atau kepada yang lainnya.
Kamis, 18
Agustus
PEKABARAN NABI ELIA
"Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar
dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak
beribadah kepada-Nya" (Mal. 3:18).
Lewat peristiwa dramatis ini, konfrontasi antara Elia dengan 150
nabi Baal di Gunung Karmel menghasilkan satu pertanyaan kepada mereka semua
yang berkumpul di sana, "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan
bercabang hati? Kalau Tuhan itu Allah, ikutlah Dia, dan kalau Baal, ikutlah
dia" (I Raj. 18:21). Begitu jelasnya kalimat tersebut, sebenarnya
secara khusus pertanyaan ini adalah untuk dijawab oleh masing-masing pribadi
kita: Apakah kita me-nyembah Allah yang benar atau tidak? Kita bisa saja
"bercabang hati" untuk waktu yang cukup lama, tetapi pada akhirnya
nanti kita semua akan berada di salah satu sisi atau di sisi yang lainnya.
Pada akhirzaman, pada saat pertentangan besar berakhir, semua
manusia akan terpisah selamanya dalam dua kelompok: "Antara orang yang
beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya" (Maleakhi
3:18). Sebagaimana yang Yesus telah nyatakan dengan jelas: "Siapa
tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia
mencerai-beraikan" (ink. 11:23). Seberapa sederhana lagikah Dia
harus jelaskan?
Dengan kisah Elia di atas Gunung Karmel sebagai latar belakang, baca Maleakhi 3:16-4:6.
Apakah yang Tuhan ingin sampaikan kepada kita di sini? Bagaimanakah kita
memahami "Pekabaran Elia" ini dalam konteks peristiwa-peristiwa akhir zaman
dan secara menyeluruh pertanyaan seputar penyembahan? Lihat Wahyu 14:7-12.
Maleakhi 3:16 - 4:6
3:16
Beginilah berbicara satu sama lain orang-orang yang takut akan TUHAN:
"TUHAN memperhatikan dan mendengarnya; sebuah kitab peringatan ditulis di
hadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan TUHAN dan bagi orang-orang yang
menghormati nama-Nya."
4:6 Maka ia
akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak
kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.
Wahyu
14:7-12.
14:7 dan ia
berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia,
karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan
langit dan bumi dan laut dan semua mata air."
14:8 Dan
seorang malaikat lain, malaikat kedua, menyusul dia dan berkata: "Sudah
rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, yang telah memabukkan segala bangsa
dengan anggur hawa nafsu cabulnya."
14:9 Dan
seorang malaikat lain, malaikat ketiga, menyusul mereka, dan berkata dengan
suara nyaring: "Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan
menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya,
14:10 maka
ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam
cawan murka-Nya; dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata
malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba.
14:11 Maka
asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang
malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang
serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya."
14:12 Yang
penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah
dan iman kepada Yesus.
Seperti Yohanes Pembaptis, yang Yesus rujuk sebagai
"Elia" (Mat. 17:11-13), memiliki pekabaran tentang reformasi,
perrobatan, dan penurutan, Maleakhi membuatnya lebih jelas (Mal. 4:1,5) bahwa
"Elia" akan datang kembali sebelum dosa dan kejahatan berakhir. Buku
Wahyu menyatakan pekabaran amaran kepada generasi terakhir, panggilan untuk
menurut, dan panggilan untuk menyembah Allah Pencipta. Sebagaimana pengalaman
Elia di Gunung Karmel,
secara dramatis orang-orang harus membuat keputusan yang sangat penting dalam
kehidupan mereka, pilihan yang penuh dengan konsekuensi yang kekal. Kabar
baiknya adalah bahwa sebelum peristiwa akhir ini diungkapkan, kita dapat membuat
pilihan-pilihan setiap hari untuk lebih mempersiapkan kita berada di pihak
Allah pada saat pertarungan puncak antara yang baik dan yang jahat terjadi di
antara bangsa-bangsa.
Pikirkan tentang
pilihan-pilihan setiap hari yang Anda telah buat (mungkin dalam beberapa hari
sebelumnya), meskipun hanya masalah sepele (lihat Lukas 16:10). Berdasarkan pilihan-pilihan tersebut (dan kompromi-kompromi yang
mungkin terlibat dalam pilihan-pilihan itu), Anda memilih di pihak yang mana? Lihatlah implikasi dari jawaban Anda.
Jumat 19 Agustus
PENDALAMAN: Bacalah Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 3, "Yerobeam," hlm. 81-87; "Kemurtadan Nasional," hlm. 88-96; "Elia Orang Tisbe," hlm. 97-104; "Suara
Teguran yang Keras," hlm. 105-117; "Karmel," hlm. 118-126.
"Kemurtadan yang berlangsung pada dewasa ini sama dengan pada
zaman nabi itu yang tersebar di kalangan Israel....
"Allah masih mempunyai beribu-ribu orang [zaman ini] yang
tidak tunduk menyembah Baal.... Dan banyak orang yang menyembah Baal secara
ikut-ikutan, tetapi baginya Roh Allah masih bekerja."—Ellen G. White, Alfa
dan Omega,jld. 3, hlm. 139, 140.
A.W Tozer, pengkhotbah terkenal di abad keduapuluh (Ia meninggal
tahun 1963), sering berkhotbah menentang penyembahan terhadap "dewa hiburan," mengatakan bahwa
seberat apa pun kita mencoba, gereja-gereja tidak akan dapat bersaing dengan
ide dunia mengenai hiburan. Hanyalah salib Yesus Kristus, kata Tozer, bukan
hiburan, yang akan memenangkan jiwa kepada Kristus. Lihat A. W. Tozer, Tozer
On Worship and Entertainment, dikompilasi oleh James L. Snyder(Camp hill,
Penn.: Wing Spread Publisher, 1997), hlm. 108,109.
PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1. Diskusikan jawaban Anda untuk pertanyaan hari Minggu di dalam
ke-las Anda. Seberapa jauhkah masyarakat Anda telah memberi pengaruh yang kuat
kepada pandangan gereja tentang isu moral saat ini?
2. Ciri-ciri tentang
penyembahan Baal mengisyaratkan kepada kita bahwa penyembahan tersebut
benar-benar memberikan hiburan dan ten-tunya menyenangkan, tidak heran model
seperti itu begitu populer. Bagaimanakah kita mengembalikan rasa takjub dan
hormat kepada Allah di dalam penyembahan kita gantinya memberikan harapan bahwa
mereka sedang menikmati hiburan?
3. Bagaimanakah Gereja
Masehi Advent Hari Ketujuh berubah selama dua puluh tahun terakhir ini?
4. Menurut Anda, dalam hal
apakah peru-bahan itu menuju ke a rah yang lebih baik dan yang tidak? Jika
waktu masih berlanjut, apakah yang Anda pikirkan tentang menjadi apa Gereja
Masehi Advent Hari Ketujuh dalam masadua puluh tahun menda-tang? Coba bayangkan
akan seperti apakah pelayanan penyembahan di gereja Anda nantinya?
5.
Pikirkan bagaimana
drastisnya orang Israel telah jatuh dalam kemurtadan. Sekali lagi, hal ini
tidak terjadi dalam waktu semalam. Iblis sangatlahh sabar. Bagaimanakah
kita dapat melindungi diri kita sendiri dan gereja secara keseluruhan,dari perlahan tetapi pasti jatuh dengan cara yang
sama sebagaimana orang Israel?
saya dari Adventist dari Sabah Malaysia sangat berterima kasih diatas kesudian kalian upload pelajaran kalian di blog ini. Sila teruskan upload pelajaran ini kerana saya sangat menghargai kerja kalian. Terima kasih.
ReplyDelete