PELAJARAN 11 TRIWULAN III 2011


Dalam Roh dan Kebenaran

SABAT PETANG

BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Ulangan 11-16; Lukas 1:46-55; 4:5-8; 19:37-40; Yohanes 4:1-24.

AYAT HAFALAN: "Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-pe­nyembah demikian." (Yohanes 4:23).

Sebagaimana kita sudah melihat secara keseluruhan pelajaran kuartal ini, pekabaran malaikat pertama adalah panggilan untuk mengabarkan "Injil kekal." Pusat dari Injil itu adalah Yesus, inkarnasi Allah, yaitu Allah yang melalui kekuatan dan cara yang tidak dapat kita pahami telah datang ke dunia ini sebagai manusia.

Pikirkan apa arti dari semua ini: Allah yang menjadikan segala yang telah dijadikan (Yohanes 1:1-3), menjadi manusia, dan di dalam kemanusiaan-Nya menghidupkan suatu kehidupan tanpa dosa dan menyerahkan diri-Nya sebagai korban untuk dosa-dosa umat manusia. Bilamana Anda memikirkan tentang ukuran alam semesta, milyaran galaksi yang masing-masing terdiri dari milyaran bintang, dan percaya bahwa Dia yang menciptakan semua ini adalah Yesus? Ini bertentangan dengan pikiran manusia; ini adalah sesuatu yang sangat luar biasa di mana kita hampir tidak bisa memahaminya. Tidak heran Paulus menulis: "Sebab pemberitaan tentang salib adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan ini adalah keku­atan Allah'" (1 Kor. 1:18).
Dengan kebenaran ini di hadapan kita, tidaklah mengherankan jika kita ingin menyembah Allah seperti itu. Pekan ini kita akan membahas tema penyembahan dan puji-pujian sebagaimana dinyatakan daiam pelayanan Kristus, Pencipta yang mengambil bagi diri-Nya bentuk dan daging dari ciptaan-Nya.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk Sabat, 10 September.

Minggu 4 September
LAGU PUJIAN DAN PENYEMBAHAN MARIA

Walaupun Maria, ibu Yesus telah menjadi pusat perhatian keagamaan yang begitu hebat sepanjang berabad-abad, kebanyakan dari perhatian ini merupakan tradisi yang berasal dari sumber yang tidak berakar pada Kitab Suci.
Meskipun demikian, dalam pertanyaan tentang kedatangan Kristus ke dunia, Maria memainkan peranan yang sangat penting: di dalam rahimnya ada Juruselamat dunia yang dikandung secara ajaib; di dalam rahimnya Dia bertumbuh menjadi bayi Yesus. Melihat ke belakang terhadap terang yang sudah diberikan kepada kita di dalam Perjanjian Baru, kita hanya dapat mengagumi semua keajaiban itu. Walaupun tidak diragukan lagi bahwa dia mengambil bagian dalam peristiwa yang sangat istimewa yang memiliki konsekuensi penting bagi bangsanya, Maria yang masih muda ini kemungkinan besar tidak menyadari bagian apa yang akan dia perankan. Tetapi dia cukup mengetahui dengan takjub akan mukjizat dari peristiwa istimewa yang mengubah hidupnya secara radikal.

Bacalah Lukas 1:46-55, yang dikenal sebagai lagu Maria. Apakah latar belakang dari lagu ini? Mengapa dia menyanyikannya? Unsur pujian dan penyembahan apakah yang dinyatakan di sini? Apakah yang terlihat di sini yang telah kita pelajari sepanjang kuartal ini?
Lukas 1:46-55
1:46 Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan,
1:47 dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,
1:48 sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,
1:49 karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.
1:50 Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.
1:51 Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;
1:52 Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah;
1:53 Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;
1:54 Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,
1:55 seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya."

Lagu pujian dan penyembahan ini penuh dengan kiasan dan gambaran yang diambil dari kitab Perjanjian Lama, satu-satunya Kitab Suci yang dia ketahui pada waktu itu. Di sini kita melihat dia memberikan pujian kepada Tuhan dan mengakui pimpinan-Nya tidak hanya bagi hidupnya tetapi juga bagi bangsanya. Kata-kata kiasannya kepada Abraham jelas merujuk kepada perjanjian yang te­lah dibuat oleh Tuhan kepada umat-Nya; dia memuji Allah untuk janji-janji-Nya kepada umat-Nya dan memandang pada janji-janji itu sebagai harapan untuk masa depannya dan bangsanya.
Sekali lagi, walaupun banyak yang ia tidak ketahui, dia cukup mengerti de­ngan melihat pekerjaan yang dilakukan Tuhan. Untuk itu, dia sangat bersyu-kur dan menyembah.

Berapa banyakkah "keajaiban" yang Anda lihat dalam liidup Anda? Pastilah ada, tetapi Anda terlalu keras, terlalu tertutup, terlalu sibuk de­ngan diri sendiri untuk melihat yang seharusnya Anda lihat?

Senin 5 September
PENYEMBAHAN DAN PELAYANAN

"Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. Kata Iblis kepada-Nya: 'Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi jikalau Engkau me­nyembah aku,seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu.'Tetapi Yesus berkata kepadanya: 'Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"' (Lukas 4:5-8).

Bayangkan Yesus, setelah 40 hari berpuasa, lapar, letih, menyangkal diri, dan menderita, sekarang harus menghadapi godaan secara terbuka dan terang-terangan dari Iblis.Tidak sulit untuk membayangkan betapa indah seluruh "kerajaan dunia" dengan "kekuasaan dan kemuliaannya" muncul'di hadapan Yesus dalam pencobaan ini. Setan telah menjadi ahli dalam membuat berbagai hal di dunia ini selalu terlihat begitu menarik, begitu menyenangkan, begitu memuaskan, yang membuat manusia begitu mudah jatuh dan tertipu dengan apa yang ditawarkan dunia.

Bacalah ayat-ayat di atas dengan hati-hati, terutama jawaban Yesus. Apakah yang dimaksud oleh Yesus dengan menghubungkan kata kerja "menyembah" dan "berbakti?" Bagaimanakah keduanya bisa berhubungan?

Dalam Perjanjian Lama, konsep tentang penyembahan kepada dewa-dewa palsu dan berbakti kepadanya sangat berhubungan. "'Dan juga supaya janganlah engkau mengarahkan matamu ke langit, sehingga apabila engkau melihat mata-hari, bulan dan bintang, segenap tentara langit, engkau disesatkan untuk sujud menyembah dan beribadah kepada sekaliannya itu, yang justru diberikan Tuhan, Allahmu, kepada segala bangsa di seluruh kolong langit sebagai bagian mereka" (HI. 4:19; juga 11:16; Mzm. 97:7; Dan. 3:12). Pada dasarnya Anda berbakti ke­pada apa yang Anda sembah; karena itu, betapa pentingnya Anda berbakti hanya kepada Tuhan saja.
Dengan demikian, kita melihat di sini maksud yang sangat penting tentang pe­nyembahan. Adalah sulit dibayangkan seseorang yang menyembah Allah dalam iman, dalam penyerahan, dalam kerendahan hati dan cinta dan rasa takut, pada saat yang sama melayani ilah lain dalam bentuk apa pun. Oleh karena itulah maka penyembahan, dapat menjadi pelindung bagi kita terhadap penyembahan berhala. Semakin kita menyembah Allah, bahkan dalam bentuk kebaktian pribadi,semakin kita mendapatkan perlindungan terhadap melayani diri sendiri, dosa dan semua kekuatan lain yang bersaing untuk mendapatkan pelayanan dari kita.

Pikirkan ide ini lebih dalam lagi: Apa yang kita sembah itulah yang kita layani. Bagaimanakah Anda melihat prinsip ini nyata dalam kehidupan Anda? Bagaimanakah pengalaman penyembahan Anda menolong Anda untuk tetap terfokus pada pelayanan hanya kepada Tuhan saja?
Selasa 6 September
MENYEMBAH APA YANG KAMU TIDAK KENAL

Sebagaimana kita sudah melihat beberapa kali, dalam semua bentuk penyem­bahan yang kompleks dan penuh makna yang telah dilembagakan oleh Tuhan untuk orang Israel, bukanlah bentuknya sajayang menjadi perhatian Tuhan. Semua ben­tuk dan tradisi termasuk tata cara perbaktian dimaksudkan untuk tujuan akhirnya, dan tujuannya adalah agar manusia menyerahkan tubuh dan pikirannya kepada Sang Pencipta dan Penebus. Adalah lebih mudah untuk membuat agama seseo-rang menjadi seperti serangkaian formula, tradisi dan tindakan lahiriah daripada harus setiap hari mati bagi diri sendiri dan berserah dalam kerendahan hati dan iman kepada Tuhan. Fakta ini tentunya secara bersamaan menjelaskan mengapa Alkitab banyak berurusan dengan mereka yang hatinya tidak benar dengan Allah, tidak peduli bagaimana"benarnya" bentuk penyembahan mereka. Inijuga meru-pakan masalah yang dihadapi Yesus sebagai manusia pada saat Dia di dunia.

Baca Yohanes 4:1-24. Apakah hal penting tentang penyembahan yang dibuat Yesus bagi perempuan Samaria dalam ayat 21? Mengapa la mengarahkan perempuan itu menjauh dari tempat-tempat penyembahan tertentu?
Yohanes 4:1-24
4:1. Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada Yohanes
4:2 --meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya, --
4:3 Iapun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea.
4:4. Ia harus melintasi daerah Samaria.
4:5 Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf.
4:6 Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.
4:7 Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum."
4:8 Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan.
4:9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)
4:10 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."
4:11 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?
4:12 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"
4:13 Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,
4:14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
4:15 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."
4:16 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."
4:17 Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,
4:18 sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
4:19 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.
4:20 Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah."
4:21 Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.
4:22 Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
4:23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."

Dengan mengungkapkan rahasia-rahasianya yang paling dalam, Yesus menangkap perhatian perempuan tersebut. Kemudian, kesempatan ini Dia gunakan untuk mengarahkan perempuan itu kepada sesuatu yang lebih baik daripa­da apa yang dia miliki. Yesus menggunakan ungkapan yang sangat berkuasa, "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan" untuk menunjukkan kepadanya bahwa penyembahan yang benar jauh melampaui bentuk-bentuk luar dan sekadar tempat-tempat penyembahan. "Gunung ini" adalah Gunung Gerizim, tempat di mana orang-orang Samaria telah membangun sebuah kuil. Tentu saja, itu adalah perkataan yang biasa diucapkan oleh orang Yahudi kepada orang Samaria.
Tetapi Yesus tidak berhenti di situ, la juga menunjuk Yerusalem sebagai tem­pat di mana bait suci dibangun sesuai dengan perintah-Nya. Jadi, sejak awal dalam pelayanan-Nya di dunia, Yesus dengan cara yang sangat luas menunjuk pada apa yang la maksudkan dan bicarakan kemudian dengan merujuk kepada bait suci, "Tidak satu batu pun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan" (Mat. 24:2).
Dalam kesemuanya ini, Yesus sedang berusaha untuk memberikan pada pe­rempuan itu "Air hidup" (Yoh. 4:10), yang adalah diri-Nya Sendiri. la mengi-nginkan perempuan itu melihat bahwa hubungan pribadinya dengan Pencipta dan Penebusnya adalah landasan penyembahan, dan sama sekali bukan bentuk-bentuk dan tradisi-tradisi dari imannya, yang telah menyimpang dari agama yang benar. Rujukan-Nya kepada Yerusalem (Yoh. 4:21). adalah bukti bahwa Dia sedang menunjuk pada sesuatu lebih daripada sekadar sistem pengorbanan dan penyembahan yang la sendiri telah ciptakan.
Di dalam cara apakah seluruh aspek pengalaman penyembahan Anda menolong Anda untuk memperdalam hubungan Anda dengan Allah?

Rabu 7 September
PARA PENYEMBAH SEJATI

"Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian" (Yoh. 4:23).

Setelah mengarahkan orang Samaria itu menjauh dari tempat-tempat pe­nyembahan tertentu dan kemudian mengatakan kepada perempuan itu tentang keunggulan iman Yahudi daripada yang dia miliki, Yesus kemudian menyatakan kepada perempuan itu tentang "penyembah-penyembah yang benar." Di dalam ayat 21, Yesus mengatakan bahwa waktunya "telah tiba" di mana orang-orang tidak akan menyembah baik di gunung-gunung maupun di Yerusalem; namun sekarang. di ayat 23, bahwa waktunya "sekarang adalah" bahwa semua penyem­bah-penyembah yang benar akan menyembah dalam roh dan kebenaran. Dengan kata lain, jangan melihat pada kejayaan masa lalu, dan jangan memandang pada peristiwa yang akan datang. Tetapi, waktunya "sekarang adalah" memberikan kepada Tuhan penyembahan yang layak bagi Dia, dan melalui penyembahan itu kita mengalami kasih, rahmat, dan keselamatan yang Dia tawarkan.

Yesus berkata bahwa semua penyembah yang benar akan "menyem­bah Bapa dalam roh dan kebenaran." Apakah yang diwakili oleh dua elemen ini,dan bagaimanakah kita menerapkannya dalam penyembahan kita saat ini? Lihat juga Markus 7:6-9.
Markus 7:6-9.
7:6 Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
7:7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
7:8 Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
7:9 Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.

Yesus meminta bentuk penyembahan yang seimbang; penyembahan yang datang dari hati, penyembahan yang benar-benar tulus dan penuh perasaan, yang be-rasal dari kasih dan takut akan Allah. Tidak ada yang salah dengan emosi (perasa­an) dalam menyembah; lagipula, agama kita meminta kita untuk mengasihi Allah (1 Yoh. 5:2; Mrk. 12:30), bagaimanakah hal itu bisa dipisahkan dari perasaan?
Pada saat yang sama, Allah memanggil para penyembah sejati-Nya untuk me­nyembah Dia "dalam kebenaran." Allah telah menyatakan kehendak-Nya, kebe-naran-Nya, kebenaran hukum-Nya di mana kita diharapkan untuk percaya dan menurut. Penyembah sejati akan mengasihi Allah, dan dari kasih itu dia akan beru­saha melayani-Nya,menurutkepada-Nya dan melakukan apa yang benar. Namun, bagaimanakah mereka mengetahui apa yang benar tanpa mengetahui kebenaran tentang iman, penurutan, keselamatan, dan yang lainnya? Gagasan yang menyata­kan bahwa keyakinan tidak penting, bahwa hanya roh yang tuluslah yang penting adalah menyesatkan. Ini hanyalah setengahnya. Keyakinan yang benar tidak me-nyelamatkan, tetapi itu akan memberikan pemahaman yang besar tentang karakter Allah, dan itu akan membuat kita lebih mengasihi dan melayani Allah.

Apakah penyembahan Anda penuh roh (semangat) tetapi kurang ke­benaran, atau penuh kebenaran tetapi kurang roh (semangat)? Bagaima­nakah Anda harus belajar untuk menyatukan dan memberikan keseim-bangan bagi kedua aspek penyembahan ini?
Kamis 8 September
MENYEMBAH Dl KAKI-NYA

Selama bertahun-tahun sejarah Kekristenan, gereja telah terpecah oleh isu Keilahian Kristus. Apakah la benar-benar Allah yang kekal?Atau apakah la diciptakan kemudian, suatu makhluk yang muncul melalui kuasa kreatif Bapa?
Meskipun pada permulaan gereja kita sendiri, beberapa kebingungan mengenai hal ini juga muncul, E.G. White dengan jelas menyatakannya bebera­pa tahun lalu tentang apa yang menjadi sikapnya—sebuah sikap yang, sebagai satu gereja, telah kita terima sepenuhnya saat ini:
'"Mereka akan menamakan Dia Imanuel,... Allah menyertai kita.' 'Terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah' nampak 'pada vvajah Kristus.' Sejak masa kekekalan Tuhan Yesus Kristus satu dengan Bapa; lalah 'gambar Allah,' peta kebesaran dan keagungan-Nya, 'cahaya kemuliaan-Nya.' Untuk menyatakan kemuliaan inilah la datang ke dunia ini. Ke bumi yang sudah digelapkan oleh dosa ini la datang untuk menyatakan terang kasih Allah,—menjadi 'Allah menyertai kita.' Karena itulah maka telah dinubuatkan tentang Dia, 'Mereka akan menamakan Dia Imanuel.'"—Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 13.

Bacalah ayat-ayat berikut ini. Apakah yang dikatakan tentang Keilahian Kristus? Mat. 2:11; 4:10; 9:18; 20:20; Mrk. 7:7; Luk. 24:52; Yoh. 9:38.
Mat. 2:11; 4:10; 9:18; 20:20
2:11 Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
9:18. Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: "Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup."
20:20. Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya.
Mrk. 7:7
7:7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
Luk. 24:52
24:52 Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita.
Yoh. 9:38
9:38 Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya.

Yesus sangat jelas dalam respons-Nya kepada Iblis (Mat. 4:10) bahwa hanya Tuhan sajalah yang harus disembah. Yang menuntun kepada pokok penting yang ditunjukkan dalam ayat-ayat di atas: Kristus tidak pernah menolak penyembahan mereka. Tidak ada contoh yang diberikan di mana pada waktu orang menyembah-Nya kemudian Dia berkata kepada mereka, Jangan menyembah Aku, tujukanlah penyembahanmu hanya kepada Bapa. Kenyataannya, justru sebaliknya.

Bacalah Lukas 19:37-40. Apakah yang dinyatakan respons Yesus kepada orang Farisi perihal sikap-Nya kepada orang-orang yang menyembah-Nya?
Lukas 19:37-40
19:37 Ketika Ia dekat Yerusalem, di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mujizat yang telah mereka lihat.
19:38 Kata mereka: "Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!"
19:39 Beberapa orang Farisi yang turut dengan orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, tegorlah murid-murid-Mu itu."
19:40 Jawab-Nya: "Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak."


Intinya di sini adalah bagaimana kita mengulangi tema yang sudah kita pe-lajari selama kuartal ini, bahwa Yesus haruslah menjadi pusat dan fokus dari seluruh penyembahan kita. Setiap pujian, setiap doa, setiap khotbah, segala se-suatu yang kita lakukan, dalam cara apa pun, pada akhirnya haruslah menga-rahkan pikiran kita kepada Kristus, inkarnasi Allah yang menawarkan diri-Nya sebagai korban untuk dosa-dqsa kita. Penyembahan yang memenuhi kita pe-rasaan kagum, cinta dan hormat kepada Allah adalah penyembahan yang tidak diragukan lagi sangat menyenangkan di pemandangan-Nya.

Jumat 9 September
PENDALAMAN: Baca tulisan Ellen G. White, "Allah Menyertai Kita," hlm. 13-22, dalam Alfa dan Omega, jld. 5.

"Bukannya oleh mencari sesuatu gunung yang suci atau sesuatu rumah ibadah yang suci maka manusia dibawa ke dalam persekutuan dengan surga. Agama tidak boleh dibatasi di dalam upacara secara lahir saja. Agama yang berasal dari pada Allah ialah satu-satunya agama yang akan menuntun kepada Allah. Untuk dapat berbakti kepada-Nya dengan benar, kita harus dilahirkan dari Roh llahi. Ini akan menyucikan hati serta memperbarui pikiran, memberikan kepada kita suatu kesanggupan yang baru untuk mengenal serta mengasihi Allah. Akan diberikannya kepada kita sebuah penurutan sukarela kepada segala tuntutan-Nya. Inilah perbaktian yang benar. Itulah hasil kerja Roh Suci."—E.G. White, A/fa dan Omega, jld. 5, him. 190, 191.
"Seorang yang sama dengan Allah, bertindak sebagai seorang hamba kepa­da murid-murid-Nya.... la yang kepada-Nya setiap lutut akan bertelut, la yang layak disembah oleh malaikat-malaikat kemuliaan, menundukkan diri untuk membasuh kaki orang-orang yang memanggil Dia Tuhan."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 288.

PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.        Para pemimpin agama pada zaman Kristus mengaku mengetahui Alkitab tetapi tidak menyadari keajaiban terbesar dalam sejarah, yaitu kelahiran Mesias. Sementara itu, orang-orang bijak dari Timur da­tang mencari-Nya di tern pat yang benar pada waktu yang tepat. Apa­kah pentingnya cerita ini bag! kita saat ini sebagai orang Kristen dan sebagai gereja? Bagaimanakah kita mencegah kesalahan yangdilaku-kan orang-orang pada zaman Kristus, saat kita melihat nubuatan akhir zaman mulai digenapi?

2.       Berbicara mengenai Keilahian Kristus, mengapa hal itu sangat penting untuk iman dan penyembahan kita. Apakah yang akan hilang jika da­lam segala cara kita membuat Kristus sesuatu yang lain daripada se­penuhnya Allah?

3.       Pikirkan kembali tentang Maria dan apa yang ada dipikirannya saat peristiwa yang luar biasa ini terjadi. Pikirkan berapa banyak yang dia tidak mengerti dan bagaimana sulitnya hal ini bagi dia (hamil tanpa mengetahui siapa laki-lakinya pastilah membuat dia sangat tertekan). Namun, dalam situasi seperti itu dia masih bisa memuji Tuhan dan menyembah Dia walaupun banyak pertanyaan yang tidak terjawab, banyak hal yang mengganggu pikiran, dan banyak hal yang tidak ia ketahui. Bagaimanakah kita bisa belajar untuk melakukan hal yang sama: Un­tuk menyembah dan memuji Tuhan di tengah kondisi ketidakpastian dan ketidaktahuan? Kenyataannya, mengapa justru itulah waktu yang terbaik untuk menjadi sepenuh hati dalam sikap penyembahan kita?

No comments:

Post a Comment