Dalam Roh dan Kebenaran
SABAT PETANG
BACALAH
UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Ulangan 11-16; Lukas
1:46-55; 4:5-8; 19:37-40; Yohanes 4:1-24.
AYAT
HAFALAN: "Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa
penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab
Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian." (Yohanes
4:23).
Sebagaimana
kita sudah melihat secara keseluruhan pelajaran kuartal ini, pekabaran malaikat
pertama adalah panggilan untuk mengabarkan "Injil kekal." Pusat dari
Injil itu adalah Yesus, inkarnasi Allah, yaitu Allah yang melalui kekuatan dan
cara yang tidak dapat kita pahami telah datang ke dunia ini sebagai manusia.
Pikirkan
apa arti dari semua ini: Allah yang menjadikan segala yang telah dijadikan (Yohanes
1:1-3), menjadi manusia, dan di dalam kemanusiaan-Nya menghidupkan suatu
kehidupan tanpa dosa dan menyerahkan diri-Nya sebagai korban untuk dosa-dosa
umat manusia. Bilamana Anda memikirkan tentang ukuran alam semesta, milyaran
galaksi yang masing-masing terdiri dari milyaran bintang, dan percaya bahwa
Dia yang menciptakan semua ini adalah Yesus? Ini bertentangan dengan
pikiran manusia; ini adalah sesuatu yang sangat luar biasa di mana kita hampir
tidak bisa memahaminya. Tidak heran Paulus menulis: "Sebab pemberitaan
tentang salib adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita
yang diselamatkan pemberitaan ini adalah kekuatan Allah'" (1 Kor.
1:18).
Dengan
kebenaran ini di hadapan kita, tidaklah mengherankan jika kita ingin menyembah
Allah seperti itu. Pekan ini kita akan membahas tema penyembahan dan
puji-pujian sebagaimana dinyatakan daiam pelayanan Kristus, Pencipta yang
mengambil bagi diri-Nya bentuk dan daging dari ciptaan-Nya.
*Pelajari
pelajaran pekan ini untuk Sabat, 10 September.
Minggu 4 September
LAGU
PUJIAN DAN PENYEMBAHAN MARIA
Walaupun
Maria, ibu Yesus telah menjadi pusat perhatian keagamaan yang begitu hebat
sepanjang berabad-abad, kebanyakan dari perhatian ini merupakan tradisi yang
berasal dari sumber yang tidak berakar pada Kitab Suci.
Meskipun
demikian, dalam pertanyaan tentang kedatangan Kristus ke dunia, Maria memainkan
peranan yang sangat penting: di dalam rahimnya ada Juruselamat dunia yang
dikandung secara ajaib; di dalam rahimnya Dia bertumbuh menjadi bayi Yesus.
Melihat ke belakang terhadap terang yang sudah diberikan kepada kita di dalam
Perjanjian Baru, kita hanya dapat mengagumi semua keajaiban itu. Walaupun tidak
diragukan lagi bahwa dia mengambil bagian dalam peristiwa yang sangat istimewa
yang memiliki konsekuensi penting bagi bangsanya, Maria yang masih muda ini
kemungkinan besar tidak menyadari bagian apa yang akan dia perankan. Tetapi dia
cukup mengetahui dengan takjub akan mukjizat dari peristiwa istimewa yang
mengubah hidupnya secara radikal.
Bacalah
Lukas 1:46-55, yang dikenal sebagai lagu Maria. Apakah latar belakang dari lagu
ini? Mengapa dia menyanyikannya? Unsur pujian dan penyembahan apakah yang
dinyatakan di sini? Apakah yang terlihat di sini yang telah kita pelajari
sepanjang kuartal ini?
Lukas
1:46-55
1:46 Lalu kata Maria:
"Jiwaku memuliakan Tuhan,
1:47 dan hatiku bergembira karena
Allah, Juruselamatku,
1:48 sebab Ia telah memperhatikan
kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan
menyebut aku berbahagia,
1:49 karena Yang Mahakuasa telah
melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.
1:50 Dan rahmat-Nya turun-temurun
atas orang yang takut akan Dia.
1:51 Ia memperlihatkan kuasa-Nya
dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak
hatinya;
1:52 Ia menurunkan orang-orang yang
berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah;
1:53 Ia melimpahkan segala yang
baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan
hampa;
1:54 Ia menolong Israel,
hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,
1:55 seperti yang dijanjikan-Nya
kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk
selama-lamanya."
Lagu
pujian dan penyembahan ini penuh dengan kiasan dan gambaran yang diambil dari
kitab Perjanjian Lama, satu-satunya Kitab Suci yang dia ketahui pada waktu itu.
Di sini kita melihat dia memberikan pujian kepada Tuhan dan mengakui
pimpinan-Nya tidak hanya bagi hidupnya tetapi juga bagi bangsanya. Kata-kata
kiasannya kepada Abraham jelas merujuk kepada perjanjian yang telah dibuat oleh
Tuhan kepada umat-Nya; dia memuji Allah untuk janji-janji-Nya kepada umat-Nya
dan memandang pada janji-janji itu sebagai harapan untuk masa depannya dan
bangsanya.
Sekali
lagi, walaupun banyak yang ia tidak ketahui, dia cukup mengerti dengan melihat
pekerjaan yang dilakukan Tuhan. Untuk itu, dia sangat bersyu-kur dan menyembah.
Berapa
banyakkah "keajaiban" yang Anda lihat dalam liidup Anda? Pastilah
ada, tetapi Anda terlalu keras, terlalu tertutup, terlalu sibuk dengan diri
sendiri untuk melihat yang seharusnya Anda lihat?
Senin
5 September
PENYEMBAHAN
DAN PELAYANAN
"Kemudian
ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia
memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. Kata Iblis kepada-Nya: 'Segala
kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah
diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki.
Jadi jikalau Engkau menyembah aku,seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu.'Tetapi
Yesus berkata kepadanya: 'Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu,
dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"' (Lukas
4:5-8).
Bayangkan
Yesus, setelah 40 hari berpuasa, lapar, letih, menyangkal diri, dan menderita,
sekarang harus menghadapi godaan secara terbuka dan terang-terangan dari
Iblis.Tidak sulit untuk membayangkan betapa indah seluruh "kerajaan
dunia" dengan "kekuasaan dan kemuliaannya" muncul'di hadapan
Yesus dalam pencobaan ini. Setan telah menjadi ahli dalam membuat berbagai hal
di dunia ini selalu terlihat begitu menarik, begitu menyenangkan, begitu
memuaskan, yang membuat manusia begitu mudah jatuh dan tertipu dengan apa yang
ditawarkan dunia.
Bacalah
ayat-ayat di atas dengan hati-hati, terutama jawaban Yesus. Apakah yang dimaksud
oleh Yesus dengan menghubungkan kata kerja "menyembah" dan
"berbakti?" Bagaimanakah keduanya bisa berhubungan?
Dalam
Perjanjian Lama, konsep tentang penyembahan kepada dewa-dewa palsu dan berbakti
kepadanya sangat berhubungan. "'Dan juga supaya janganlah engkau
mengarahkan matamu ke langit, sehingga apabila engkau melihat mata-hari, bulan
dan bintang, segenap tentara langit, engkau disesatkan untuk sujud menyembah
dan beribadah kepada sekaliannya itu, yang justru diberikan Tuhan, Allahmu,
kepada segala bangsa di seluruh kolong langit sebagai bagian mereka" (HI.
4:19; juga 11:16; Mzm. 97:7; Dan. 3:12). Pada dasarnya Anda berbakti kepada
apa yang Anda sembah; karena itu, betapa pentingnya Anda berbakti hanya kepada
Tuhan saja.
Dengan
demikian, kita melihat di sini maksud yang sangat penting tentang penyembahan.
Adalah sulit dibayangkan seseorang yang menyembah Allah dalam iman, dalam
penyerahan, dalam kerendahan hati dan cinta dan rasa takut, pada saat yang sama
melayani ilah lain dalam bentuk apa pun. Oleh karena itulah maka penyembahan,
dapat menjadi pelindung bagi kita terhadap penyembahan berhala. Semakin kita menyembah
Allah, bahkan dalam bentuk kebaktian pribadi,semakin kita mendapatkan
perlindungan terhadap melayani diri sendiri, dosa dan semua kekuatan lain yang
bersaing untuk mendapatkan pelayanan dari kita.
Pikirkan ide ini lebih dalam
lagi: Apa yang kita sembah itulah yang kita layani. Bagaimanakah Anda melihat
prinsip ini nyata dalam kehidupan Anda? Bagaimanakah pengalaman penyembahan
Anda menolong Anda untuk tetap terfokus pada pelayanan hanya kepada Tuhan saja?
Selasa
6 September
MENYEMBAH
APA YANG KAMU TIDAK KENAL
Sebagaimana
kita sudah melihat beberapa kali, dalam semua bentuk penyembahan yang kompleks
dan penuh makna yang telah dilembagakan oleh Tuhan untuk orang Israel, bukanlah
bentuknya sajayang menjadi perhatian Tuhan. Semua bentuk dan tradisi termasuk
tata cara perbaktian dimaksudkan untuk tujuan akhirnya, dan tujuannya adalah
agar manusia menyerahkan tubuh dan pikirannya kepada Sang Pencipta dan Penebus.
Adalah lebih mudah untuk membuat agama seseo-rang menjadi seperti serangkaian
formula, tradisi dan tindakan lahiriah daripada harus setiap hari mati bagi
diri sendiri dan berserah dalam kerendahan hati dan iman kepada Tuhan. Fakta
ini tentunya secara bersamaan menjelaskan mengapa Alkitab banyak berurusan
dengan mereka yang hatinya tidak benar dengan Allah, tidak peduli
bagaimana"benarnya" bentuk penyembahan mereka. Inijuga meru-pakan
masalah yang dihadapi Yesus sebagai manusia pada saat Dia di dunia.
Baca
Yohanes 4:1-24. Apakah hal penting tentang penyembahan yang dibuat Yesus bagi perempuan
Samaria dalam ayat 21? Mengapa la mengarahkan perempuan itu menjauh dari tempat-tempat
penyembahan tertentu?
Yohanes
4:1-24
4:1. Ketika Tuhan Yesus
mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah mendengar, bahwa Ia memperoleh dan
membaptis murid lebih banyak dari pada Yohanes
4:2 --meskipun Yesus sendiri
tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya, --
4:3 Iapun meninggalkan Yudea dan
kembali lagi ke Galilea.
4:4. Ia harus melintasi daerah
Samaria.
4:5 Maka sampailah Ia ke sebuah
kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu
kepada anaknya, Yusuf.
4:6 Di situ terdapat sumur Yakub.
Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu.
Hari kira-kira pukul dua belas.
4:7 Maka datanglah seorang
perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku
minum."
4:8 Sebab murid-murid-Nya telah
pergi ke kota membeli makanan.
4:9 Maka kata perempuan Samaria
itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku,
seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)
4:10 Jawab Yesus kepadanya:
"Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata
kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia
telah memberikan kepadamu air hidup."
4:11 Kata perempuan itu
kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam;
dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?
4:12 Adakah Engkau lebih besar
dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah
minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"
4:13 Jawab Yesus kepadanya:
"Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,
4:14 tetapi barangsiapa minum air
yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.
Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam
dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
4:15 Kata perempuan itu
kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan
tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."
4:16 Kata Yesus kepadanya:
"Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."
4:17 Kata perempuan itu:
"Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat
katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,
4:18 sebab engkau sudah mempunyai
lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau
berkata benar."
4:19 Kata perempuan itu kepada-Nya:
"Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.
4:20 Nenek moyang kami menyembah
di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang
menyembah."
4:21 Kata Yesus kepadanya:
"Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan
menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.
4:22 Kamu menyembah apa yang
tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang
dari bangsa Yahudi.
4:23 Tetapi saatnya akan datang
dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa
dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
4:24 Allah itu Roh dan
barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Dengan
mengungkapkan rahasia-rahasianya yang paling dalam, Yesus menangkap perhatian
perempuan tersebut. Kemudian, kesempatan ini Dia gunakan untuk mengarahkan
perempuan itu kepada sesuatu yang lebih baik daripada apa yang dia miliki.
Yesus menggunakan ungkapan yang sangat berkuasa, "Percayalah kepada-Ku,
hai perempuan" untuk menunjukkan kepadanya bahwa penyembahan yang benar
jauh melampaui bentuk-bentuk luar dan sekadar tempat-tempat penyembahan.
"Gunung ini" adalah Gunung Gerizim, tempat di mana orang-orang
Samaria telah membangun sebuah kuil. Tentu saja, itu adalah perkataan yang
biasa diucapkan oleh orang Yahudi kepada orang Samaria.
Tetapi
Yesus tidak berhenti di situ, la juga menunjuk Yerusalem sebagai tempat di
mana bait suci dibangun sesuai dengan perintah-Nya. Jadi, sejak awal dalam
pelayanan-Nya di dunia, Yesus dengan cara yang sangat luas menunjuk pada apa
yang la maksudkan dan bicarakan kemudian dengan merujuk kepada bait suci,
"Tidak satu batu pun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang
lain, semuanya akan diruntuhkan" (Mat. 24:2).
Dalam
kesemuanya ini, Yesus sedang berusaha untuk memberikan pada perempuan itu
"Air hidup" (Yoh. 4:10), yang adalah diri-Nya Sendiri. la
mengi-nginkan perempuan itu melihat bahwa hubungan pribadinya dengan Pencipta
dan Penebusnya adalah landasan penyembahan, dan sama sekali bukan bentuk-bentuk
dan tradisi-tradisi dari imannya, yang telah menyimpang dari agama yang benar.
Rujukan-Nya kepada Yerusalem (Yoh. 4:21). adalah bukti bahwa Dia sedang
menunjuk pada sesuatu lebih daripada sekadar sistem pengorbanan dan penyembahan
yang la sendiri telah ciptakan.
Di
dalam cara apakah seluruh aspek pengalaman penyembahan Anda menolong Anda untuk
memperdalam hubungan Anda dengan Allah?
Rabu
7 September
PARA
PENYEMBAH SEJATI
"Tetapi
saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar
akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah
demikian" (Yoh. 4:23).
Setelah
mengarahkan orang Samaria itu menjauh dari tempat-tempat penyembahan tertentu
dan kemudian mengatakan kepada perempuan itu tentang keunggulan iman Yahudi
daripada yang dia miliki, Yesus kemudian menyatakan kepada perempuan itu
tentang "penyembah-penyembah yang benar." Di dalam ayat 21, Yesus
mengatakan bahwa waktunya "telah tiba" di mana orang-orang tidak akan
menyembah baik di gunung-gunung maupun di Yerusalem; namun sekarang. di ayat
23, bahwa waktunya "sekarang adalah" bahwa semua penyembah-penyembah
yang benar akan menyembah dalam roh dan kebenaran. Dengan kata lain, jangan
melihat pada kejayaan masa lalu, dan jangan memandang pada peristiwa yang akan
datang. Tetapi, waktunya "sekarang adalah" memberikan kepada Tuhan
penyembahan yang layak bagi Dia, dan melalui penyembahan itu kita mengalami
kasih, rahmat, dan keselamatan yang Dia tawarkan.
Yesus
berkata bahwa semua penyembah yang benar akan "menyembah Bapa dalam roh
dan kebenaran." Apakah yang diwakili oleh dua elemen ini,dan bagaimanakah
kita menerapkannya dalam penyembahan kita saat ini? Lihat
juga Markus 7:6-9.
Markus
7:6-9.
7:6 Jawab-Nya kepada mereka:
"Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa
ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
7:7 Percuma mereka beribadah
kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
7:8 Perintah Allah kamu abaikan
untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
7:9 Yesus berkata pula kepada
mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu
dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.
Yesus
meminta bentuk penyembahan yang seimbang; penyembahan yang datang dari hati,
penyembahan yang benar-benar tulus dan penuh perasaan, yang be-rasal dari kasih
dan takut akan Allah. Tidak ada yang salah dengan emosi (perasaan) dalam
menyembah; lagipula, agama kita meminta kita untuk mengasihi Allah (1 Yoh.
5:2; Mrk. 12:30), bagaimanakah hal itu bisa dipisahkan dari perasaan?
Pada
saat yang sama, Allah memanggil para penyembah sejati-Nya untuk menyembah Dia
"dalam kebenaran." Allah telah menyatakan kehendak-Nya,
kebe-naran-Nya, kebenaran hukum-Nya di mana kita diharapkan untuk percaya dan
menurut. Penyembah sejati akan mengasihi Allah, dan dari kasih itu dia akan
berusaha melayani-Nya,menurutkepada-Nya dan melakukan apa yang benar. Namun,
bagaimanakah mereka mengetahui apa yang benar tanpa mengetahui kebenaran
tentang iman, penurutan, keselamatan, dan yang lainnya? Gagasan yang menyatakan
bahwa keyakinan tidak penting, bahwa hanya roh yang tuluslah yang penting
adalah menyesatkan. Ini hanyalah setengahnya. Keyakinan yang benar tidak
me-nyelamatkan, tetapi itu akan memberikan pemahaman yang besar tentang
karakter Allah, dan itu akan membuat kita lebih mengasihi dan melayani Allah.
Apakah penyembahan Anda
penuh roh (semangat) tetapi kurang kebenaran, atau penuh kebenaran tetapi
kurang roh (semangat)? Bagaimanakah Anda harus belajar untuk menyatukan dan
memberikan keseim-bangan bagi kedua aspek penyembahan ini?
Kamis
8 September
MENYEMBAH
Dl KAKI-NYA
Selama
bertahun-tahun sejarah Kekristenan, gereja telah terpecah oleh isu Keilahian
Kristus. Apakah la benar-benar Allah yang kekal?Atau apakah la diciptakan
kemudian, suatu makhluk yang muncul melalui kuasa kreatif Bapa?
Meskipun
pada permulaan gereja kita sendiri, beberapa kebingungan mengenai hal ini juga
muncul, E.G. White dengan jelas menyatakannya beberapa tahun lalu tentang apa
yang menjadi sikapnya—sebuah sikap yang,
sebagai satu gereja, telah kita terima sepenuhnya saat ini:
'"Mereka
akan menamakan Dia Imanuel,... Allah menyertai kita.' 'Terang dari pengetahuan
tentang kemuliaan Allah' nampak 'pada vvajah Kristus.' Sejak masa kekekalan
Tuhan Yesus Kristus satu dengan Bapa; lalah 'gambar Allah,' peta kebesaran dan
keagungan-Nya, 'cahaya kemuliaan-Nya.' Untuk menyatakan kemuliaan inilah la
datang ke dunia ini. Ke bumi yang sudah digelapkan oleh dosa ini la datang
untuk menyatakan terang kasih Allah,—menjadi 'Allah menyertai kita.' Karena itulah maka telah
dinubuatkan tentang Dia, 'Mereka akan menamakan Dia Imanuel.'"—Alfa dan
Omega, jld. 5, hlm. 13.
Bacalah
ayat-ayat berikut ini. Apakah yang dikatakan tentang Keilahian Kristus? Mat. 2:11;
4:10; 9:18; 20:20; Mrk. 7:7; Luk. 24:52; Yoh. 9:38.
Mat.
2:11; 4:10; 9:18; 20:20
2:11 Maka masuklah mereka ke
dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud
menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan
persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
4:10 Maka berkatalah Yesus
kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah
Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
9:18. Sementara Yesus berbicara
demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah
Dia dan berkata: "Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah
dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup."
20:20. Maka datanglah ibu
anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di
hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya.
Mrk.
7:7
7:7 Percuma mereka beribadah
kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
Luk.
24:52
24:52 Mereka sujud menyembah
kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita.
Yoh.
9:38
9:38 Katanya: "Aku percaya,
Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya.
Yesus
sangat jelas dalam respons-Nya kepada Iblis (Mat. 4:10) bahwa hanya
Tuhan sajalah yang harus disembah. Yang menuntun kepada pokok penting yang
ditunjukkan dalam ayat-ayat di atas: Kristus tidak pernah menolak penyembahan
mereka. Tidak ada contoh yang diberikan di mana pada waktu orang menyembah-Nya
kemudian Dia berkata kepada mereka, Jangan menyembah Aku, tujukanlah
penyembahanmu hanya kepada Bapa. Kenyataannya, justru sebaliknya.
Bacalah
Lukas 19:37-40. Apakah yang dinyatakan respons Yesus kepada orang Farisi
perihal sikap-Nya kepada orang-orang yang menyembah-Nya?
Lukas
19:37-40
19:37 Ketika Ia dekat Yerusalem,
di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringi
Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mujizat
yang telah mereka lihat.
19:38 Kata mereka:
"Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai
sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!"
19:39 Beberapa orang Farisi yang
turut dengan orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, tegorlah
murid-murid-Mu itu."
19:40 Jawab-Nya: "Aku berkata
kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak."
Intinya
di sini adalah bagaimana kita mengulangi tema yang sudah kita pe-lajari selama
kuartal ini, bahwa Yesus haruslah menjadi pusat dan fokus dari seluruh
penyembahan kita. Setiap pujian, setiap doa, setiap khotbah, segala se-suatu
yang kita lakukan, dalam cara apa pun, pada akhirnya haruslah menga-rahkan
pikiran kita kepada Kristus, inkarnasi Allah yang menawarkan diri-Nya sebagai
korban untuk dosa-dqsa kita. Penyembahan yang memenuhi kita pe-rasaan kagum,
cinta dan hormat kepada Allah adalah penyembahan yang tidak diragukan lagi
sangat menyenangkan di pemandangan-Nya.
Jumat 9 September
PENDALAMAN:
Baca tulisan Ellen G. White, "Allah Menyertai Kita," hlm.
13-22, dalam Alfa dan Omega, jld. 5.
"Bukannya
oleh mencari sesuatu gunung yang suci atau sesuatu rumah ibadah yang suci maka
manusia dibawa ke dalam persekutuan dengan surga. Agama tidak boleh dibatasi di
dalam upacara secara lahir saja. Agama yang berasal dari pada Allah ialah
satu-satunya agama yang akan menuntun kepada Allah. Untuk dapat berbakti
kepada-Nya dengan benar, kita harus dilahirkan dari Roh llahi. Ini akan
menyucikan hati serta memperbarui pikiran, memberikan kepada kita suatu
kesanggupan yang baru untuk mengenal serta mengasihi Allah. Akan diberikannya
kepada kita sebuah penurutan sukarela kepada segala tuntutan-Nya. Inilah perbaktian
yang benar. Itulah hasil kerja Roh Suci."—E.G. White, A/fa dan Omega, jld. 5, him.
190, 191.
"Seorang
yang sama dengan Allah, bertindak sebagai seorang hamba kepada
murid-murid-Nya.... la yang kepada-Nya setiap lutut akan bertelut, la yang
layak disembah oleh malaikat-malaikat kemuliaan, menundukkan diri untuk
membasuh kaki orang-orang yang memanggil Dia Tuhan."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 6,
hlm. 288.
PERTANYAAN-PERTANYAAN
UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.
Para pemimpin agama pada zaman Kristus mengaku
mengetahui Alkitab tetapi tidak menyadari keajaiban terbesar dalam sejarah,
yaitu kelahiran Mesias. Sementara itu, orang-orang bijak dari Timur datang
mencari-Nya di tern pat yang benar pada waktu yang tepat. Apakah pentingnya
cerita ini bag! kita saat ini sebagai orang Kristen dan sebagai gereja?
Bagaimanakah kita mencegah kesalahan yangdilaku-kan orang-orang pada zaman
Kristus, saat kita melihat nubuatan akhir zaman mulai digenapi?
2.
Berbicara
mengenai Keilahian Kristus, mengapa hal itu sangat penting untuk iman dan
penyembahan kita. Apakah yang akan hilang jika dalam segala cara kita membuat
Kristus sesuatu yang lain daripada sepenuhnya Allah?
3.
Pikirkan
kembali tentang Maria dan apa yang ada dipikirannya saat peristiwa yang luar
biasa ini terjadi. Pikirkan berapa banyak yang dia tidak mengerti dan bagaimana
sulitnya hal ini bagi dia (hamil tanpa mengetahui siapa laki-lakinya pastilah
membuat dia sangat tertekan). Namun, dalam situasi seperti itu dia masih bisa
memuji Tuhan dan menyembah Dia walaupun banyak pertanyaan yang tidak terjawab,
banyak hal yang mengganggu pikiran, dan banyak hal yang tidak ia ketahui.
Bagaimanakah kita bisa belajar untuk melakukan hal yang sama: Untuk menyembah
dan memuji Tuhan di tengah kondisi ketidakpastian dan ketidaktahuan?
Kenyataannya, mengapa justru itulah waktu yang terbaik untuk menjadi sepenuh
hati dalam sikap penyembahan kita?
No comments:
Post a Comment