Pelajaran 13 Triwulan I 2016
Download epub untuk Apple dan Android di sini
Sabtu, 19 Maret 2016
PENEBUSAN
SABAT PETANG
UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: BACALAH: Why. 20:1-3; Yer. 4: 23-26; 1 KOR. 4:5; WHy. 20:7-15; FLP. 2:9-11; 2 Ptr. 3:10.
AYAT HAFALAN: "Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu" (Waliyu 21:4).
Orang sering bertanya mengapakah kejahatan timbul pada awalnya? Inti jawabannya adalah kebebasan. Kebebasan sejati, kebebasan moral yang sejati, melibatkan risiko, karena jika orang (atau makhluk) benar-benar bebas, maka mereka harus memiliki pilihan untuk berbuat salah.
Cukup adil, tetapi pertanyaan berikutnya muncul: Lalu mengapakah Allah tidak memusnahkan mereka ketika mereka melakukan kesalahan dan menyisakan bagi kita akibat yang mengerikan dari pemberontakan?
Jawabannya mengena ke inti pertentangan besar. Seperti yang akan kita lihat pekan ini, Tuhan menjalankan semacam pemerintahan "terbuka", dan meskipun banyak hal tentang Dia dan jalan-jalan-Nya itu misterius, Ia akan menyelesaikan pertentangan besar dengan cara yang akan mengakhiri sela¬ma-lamanya semua keraguan tentang penyangkalan diri-Nya, kebaikan-Nya, keadilan-Nya, kasih-Nya, dan hukum-Nya.
Memang, kita akan diberikan seribu tahun untuk menemukan jawaban, paling kurang, jawaban tentang nasib mereka yang hilang (untuk seterusnya kita akan memiliki kekekalan). Setelah Kedatangan Kedua Kali, orang-orang yang ditebus akan hidup dan memerintah bersama Kristus selama seribu tahun. Dan yang lebih luar biasa lagi, mereka akan memiliki peran aktif dalam penghakiman. Mari kita lihat langkah-langkah akhir dalam drama panjang pertentangan besar.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 26 Maret.
Minggu, 20 Maret 2016
Mengikat Setan
Bacalah Wahyu 20:1-3. Apakah yang dijelaskan di sini, dan apakah harapan yang ditawarkan kepada kita?
Kerajaan seribu tahun
(1) Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya;
(2) ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya,
(3) lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya.
Mengikat atau terikat digunakan dalam berbagai cara dalam Alkitab. Pada tingkat yang paling sederhana itu berlaku untuk tahanan. Yesus melepaskan banyak orang yang terikat oleh Setan. Selain itu, tindakan mengikat digunakan untuk menggambarkan kuasa yang Tuhan berikan kepada gereja atas kejahatan, membuatnya menjadi simbol penghakiman.
Ketika seorang penjahat berbahaya ditangkap, maka perlu mengikatnya. Namun, berkali-kali dalam Alkitab ketika orang terikat, mereka belum tentu penjahat. Yohanes Pembaptis dirantai karena ia mengecam kejahatan moral raja (Mat 14:3, 4). Yesus diikat di Taman (Yoh. 18:12), di pengadilan-Nya (Yoh. 18:24), dan dalam kematian (Yoh. 19•40). Paulus (Kis. 21:33) dan Petrus (Kis. 12:6) keduanya diikat.
Yesus juga menghabiskan banyak waktu berhadapan muka dengan orang-orang yang telah terikat oleh Setan. Ada yang terikat kerasukan Setan, tetapi dengan rantai pada pergelangan tangan dan pergelangan kakinya putus (Markus 5:3, 4). Sebelum Yesus membebaskannya dari Setan, tidak ada yang bisa menahannya. Dia bertemu seorang wanita yang punggungnya telah membungkuk, dan Dia membebaskannya (Luk. 13:11, 12, 16). Dia juga melepaskan Lazarus dari kubur dan dari kain kapannya (Yoh. 11:43, 44). Lalu ada Barabas, yang, meskipun dirantai, dilepaskan oleh orang banyak agar Yesus disalibkan bukannya dia, (Mrk. 15:7-15). Dalam semua contoh ini, kita melihat Setan berusaha untuk menahan orang-orang terpenjara dengan penderitaan atau mengikat orang yang tidak bersalah agar kejahatan berkembang. Tetapi kita juga melihat Yesus memutuskan ikatan kematian untuk membawa kelepasan dan kebebasan kepada dunia yang dipenjarakan oleh Iblis tanpa pengharapan. Pada akhirnya, Setan diikat dan dilemparkan ke dalam kegelapan (Why. 20:1-3).
Bagian misi Yesus untuk membebaskan orang yang terikat oleh Iblis juga adalah untuk memberdayakan para pengikut-Nya. Dia meyakinkan mereka bahwa Setan ("orang kuat itu") dapat diikat dan rumahnya dijarah (Mat. 12:26- 29). Dengan kata lain, Setan tidak memiliki kuasa melawan Kristus dan para pengikut Kristus karena Kristus telah melepaskan umat-Nya dari ikatan Setan.
Seperti yang Paulus amati, "firman Allah tidak terbelenggu" (2 Tim. 2:9). Inilah cara oleh mana Yesus membungkam Setan (Mat. 4:4, 7, 10), dan kita dapat menggunakan kekuatan yang sama untuk melawan dia, juga.
Janji apakah yang dapat Anda tuntut yang akan membebaskan Anda dari rantai apa pun yang hendak digunakan si jahat untuk mengikat Anda?
Senin, 21 Maret 2016
Pertanyaan "Mengapa"
Ayat-ayat pembuka kitab Kejadian menggambarkan bumi "belum berbentuk, dan kosong" (Kej. 1:2). Ungkapan yang sama ini diulangi oleh Yeremia untuk menggambarkan bumi setelah kehancuran oleh tujuh malapetaka terakhir dan kedatangan "kedua kali, bahwa setiap kota di bumi "sudah runtuh di hadapan TUHAN" (Yer. 4:26). Dalam gambaran Yeremia, tidak ada orang di sana (Yer 4:25); pada cerita Yohanes, Setan tidak dapat menipu siapa pun (Why 20:3).
Efek dramatis dan universal dari Kedatangan Kedua Kali dapat menjelaskan apa yang terjadi di kitab Wahyu ini. Pertama, Yesus berjanji untuk membawa pengikut-Nya ke suatu tempat yang untuk mempersiapkannya la telah meninggalkan bumi (Yoh. 14:1-3). Paulus menambahkan rincian bahwa para pengikut-Nya tersebut mencakup orang yang masih hidup, dan mereka yang telah dibangkitkan dari kubur mereka (1 Tes. 4:16, 17). Yohanes menambahkan rincian lain: Setelah kebangkitan pertama pada saat kedatangan kedua, orang mati yang sisa akan tetap mati hingga akhir seribu tahun (Why. 20:5).
Bacalah Wahyu 20:4. Apakah yang digambarkan dalam ayat ini?
(4) Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.
"Penghakiman itu diserahkan kepada mereka" (NKJV). Bagaimanakah mereka bisa menghakimi tanpa mendapatkan informasi lebih daripada yang mereka miliki sekarang? Sebelum kehancuran akhir dari orang jahat, orang yang diselamatkan akan diberi kesempatan untuk mendapatkan jawaban atas begitu banyaknya pertanyaan "mengapa" mereka. Bahkan lebih luar biasa lagi, orang-orang yang ditebus bahkan berperan dalam menghakimi orang yang binasa.
"Dengan bersekutu bersama Kristus mereka menghakimi orang fasik, membandingkan tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan mereka dengan buku peraturan, Alkitab, dan memutuskan setiap kasus sesuai dengan perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan oleh seseorang. Kemudian, bagian yang harus diderita orang fasik ditentukan sesuai dengan keputusan-keputusan mereka; dan dicatat di bawah nama mereka di dalam buku kematian."—Ellen G. White, Alfa Omega, jld. 8, hlm. 698.
Selama saat pembukaan catatan-catatan ini, kita akan melihat suara Allah yang lembut yang tidak terhitung banyaknya memanggil orang yang hilang dengan kata-kata kebaikan dan kasih. Betapa sabarnya Dia bertahan, hanya untuk berulang kali tenggelam oleh hal-hal yang ditawarkan dunia.
Diam-diam Dia menunggu, mengharapkan kesempatan untuk diakui sebagai Seorang yang membayar harga yang tidak terbatas. agar mereka bisa memiliki kehidupan, tetapi sebaliknya mereka memilih kematian. Adakah sesuatu hal dalam hidup Anda yang menghalangi Anda mendengarkan suara-Nya? Dia masih sabar menunggu Anda. Pilihlah kehidupan.
Bacalah 1 Korintus 4:5. Apakah yang dijanjikan kepada kita di sini dalam hal Kedatangan Kedua? Bagaimanakah Anda bisa bersandar pada janji ini sekarang, pada saat Anda pasti memiliki banyak pertanyaan yang belum terjawab?
Selasa, 22 Maret 2016
Penghakiman Akhir
Pada zaman Alkitab, ada dua tempat untuk penghakiman: Di gerbang kota dan di depan takhta raja. Para tua-tua di pintu gerbang memutuskan semua perkara kecil, tetapi raja memutuskan semua perkara besar. Penghakiman raja adalah keputusan terakhir dalam memastikan keadilan. Demikian pula, Alkitab menggambarkan Tuhan bertahta sebagai Raja alam seinesta, menjamin bahwa keadilanlah yang akhirnya dilakukan (Why 20:11-15).
Bacalah Wahyu 20:7-15. Bagaimanakah kita memahami peristiwa-peristiwa penting ini?
Iblis dihukum
(7) Dan setelah masa seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya,
(8) dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di laut.
(9) Maka naiklah mereka ke seluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang dikasihi itu. Tetapi dari langit turunlah api menghanguskan mereka,
(10) dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.
Hukuman yang terakhir
(11) Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya.
(12) Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.
(13) Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya.
(14) Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api.
(15) Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.
Wahyu 20 membahas mengenai seribu tahun; jadi, penghakiman khusus ini terjadi dalam kerangka waktu tersebut. Bukanlah adegan yang sama yang dijelaskan dalam ayat 4, di mana terdapat banyak takhta, karena dalam ayat 11 hanya ada satu takhta. Gantinya terjadi pada awal seribu tahun, itu terjadi pada akhir seribu tahun setelah kebangkitan kedua (Why. 20:5), dan setelah Setan meyakinkan semua orang yang tidak diselamatkan untuk mengepung Kota Suci itu (Why 20:7- 9). Takhta Allah yang putih dan besar terlihat di atas kota pada saat itu. Yang hadir adalah setiap orang yang pernah lahir; sebagian berada di dalam kota, sebagian lagi di luar. Ini adalah waktu yang Yesus bicarakan ketika Dia mengatakan bahwa akan ada sebagian orang yang bertanya kepada Allah mengapa mereka tidak masuk ke dalam kerajaan Allah. Inilah juga saat yang Paulus bicarakan ketika is berkata bahwa akan tiba saatnya semua akan bertekuk lutut di hadapan Yesus, "Segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah akan mengaku: `Yesus Kristus adalah Tuhan'" (Flp. 2:9-11).
Tujuan penghakiman bukan untuk mengajarkan Allah sesuatu yang Dia belum tahu, karena Dia sudah tahu semuanya. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua orang tahu persis mengapa Allah telah menghakimi sedemikian. Setiap orang, setiap malaikat, akan sanggup berkata, "Adil Engkau, Engkau yang ada dan yang sudah ada, Engkau yang kudus, yang telah menjatuhkan hukuman ini" (Why. 16:5). Yang selamat dan yang binasa, baik manusia dan malaikat, akan melihat keadilan dan kebenaran Allah.
Tindakan terakhir dalam drama ini adalah penghancuran "maut dan kerajaan maat," ditambah mereka yang tidak “tertulis namanya dalam kitab kehidupan" (Why. 20:14, 15). Yesus memegang kunci maut dan kerajaan maut (Why 1:18). Tak satu pun yang punya alasan untuk dibiarkan tetap ada. Gantinya menghadapi siksaan kekal, seperti yang begitu sering diajarkan, orang-orang yang hilang ini akan dibinasakan. Mereka tidak ada lagi selamanya, kebalikan dari hidup kekal.
Rabu, 23 Maret 2016
Langit yang Baru dan Bumi yang Baru
Dosa dan pemberontakan telah menyusup tanpa diinginkan. Keduanya tidak pernah dimaksudkan untuk berada di sini. Keduanya menyebabkan kerusakan yang luar biasa, tetapi sekarang agar penyebab kerusakan itu tidak ada lagi, sekaranglah saatnya untuk mengembalikan segalanya kepada kesempurnaan. Sebelum hal itu terjadi, pertentangan besar tidak akan selesai.
Bacalah Wahyu 21:1, 2, 9, 10; 22:1-3. Apakah saja hal-hal utama dari gambaran Yohanes? Apakah artinya?
Langit yang baru dan bumi yang baru
(1) Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi.
(2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
(9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
(10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
(1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
(2) Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.
(3) Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
Ketika Yohanes menggambarkan langit baru serta bumi yang baru, ia mengulangi apa yang Petrus katakan: "Langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api" (2 Ptr 3:10). Seperti kita ketahui dengan baik, bumi membutuhkan lebih dari sekadar perbaikan. Segala sesuatu yang ada ini akan benar-benar hancur untuk menyiapkan jalan bagi munculnya eksistensi baru.
Yohanes juga berbicara tentang tidak ada lagi laut (Why. 21:1). Dia menulis ini dari sebuah pulau penjara (Patmos) di mana laut menghalanginya melarikan diri. Bahkan oleh perahu modern, perlu berjam-jam untuk mencapai pulau di mana Yohanes menulis kata-kata ini. Di bumi yang baru tidak akan ada lagi segala bentuk penghalang yang mencegah orang-orang tebusan bergerak bebas atau melihat orang yang mereka cintai.
Yerusalem baru terdengar sangat spektakuler. Ini dijelaskan dalam pengertian kota zaman Alkitab karena itu sajalah yang Yohanes ketahui. Namun, anggapan para seniman yang menggambarkan kota itu dengan arsitektur Romawi abad pertama sangat merugikan karena ini adalah kota "yang direncanakan dan dibangun oleh Allah" (Ibr. 11:10).
Pikiran kita hampir tidak dapat memahami gambaran ini. Meskipun sungguh menyenangkan membiarkan imajinasi kita memikirkan apa yang disediakan bagi kita. Kita hampir tidak.bisa membayangkannya. Juga, ukuran kota yang besar itu menginformasikan kepada kita bahwa tidak ada kekurangan tempat. Tersedia tempat untuk semua orang.
Lihatlah ke sekeliling pada keindahan alam dan apa yang hal itu katakan kepada kita tentang karakter Allah, bahkan terlepas dari kerusakan akibat dosa. Bagaimanakah yang kita lihat di dunia sekarang dapat membantu mengilhami kita untuk percaya dalam pengharapan terhadap apa yang kita belum lihat?
Kamis, 24 Maret 2016
Tidak Ada Lagi Air Mata
Baca Wahyu 21:3-5. Apakah artinya air mata di sana?
(3) Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.
(4) Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
(5) Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."
Kita semua berpengalaman dengan apa artinya menangis. Kita juga biasa dengan tindakan menyeka air mata dari mata orang lain: Seorang ibu dengan lembut menghibur anaknya; teman dekat menghibur rekannya; atau salah satu orangtua menghibur pasangannya di tengah-tengah sakit hati atau tragedi. Kita juga tahu bahwa kita tidak mengizinkan banyak orang untuk menyentuh wajah kita. Jadi, apakah artinya Allah menyentuh wajah kita selain dari agar kita memiliki ikatan yang drat dengan Pencipta kita?
Sulit untuk membayangkan dunia tanpa kematian, kesedihan, atau tangisan. Kepedihan, keringat, air mata, dan kematian telah menjadi norma bagi umat manusia sejak kejatuhan (Kej. 3:16-19). Namun, sejak saat itu Allah telah meyakinkan umat manusia bahwa masa depan itu bukan hanya kegagalan dan kehilangan. Allah telah memberikan petunjuk-petunjuk sederhana bahwa suatu hari nanti Ia akan menebus kita dan memberkati kita dengan kehadiran-Nya.
Pertama-tama melalui janji tentang seorang Penebus (Kej. 3:15); lalu melalui jaminan kehadiran-Nya dalam tabernakel (Kel. 2-5:8); kemudian melaIui realitas Firman yang menjadi daging dan diarn di antara kita (Yoh. 1:14); dan akhirnya, dengan menempatkan takhta alam semesta di tengah-tengah kita (Why 21:3).
Banyak ayat Alkitab memberikan ringkasan jaminan perjanjian ini, dengan menggunakan kata-kata seperti, "Aku akan menjadi Allah mereka," "kamu akan menjadi umat-Ku," dan "Aku akan tinggal di antara kamu" Salah satu contoh adalah: "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku"(2 Kor. 6:16).
Yesus datang pertama kali untuk menetralisasi akibat perjanjian yang rusak. Yeremia menggambarkan konsekuensi dari perjanjian yang rusak dengan cara ini: "Mengapakah engkau berteriak karena penyakitmu, karena kepedihanmu sangat payah? Karena kesalahanmu banyak, dosamu berjumlah besar, maka Aku telah melakukan semuanya ini kepadamu" (Yer 30:15). Terima kasih kepada Yesus, yang sekarang merupakan sejarah. Wahyu 21:3 pada dasarnya memberi kita klimaks dari Alkitab: Mungkin air mata ini adalah yang kita cucurkan karena pemusnahan akhir orang-orang yang binasa, tetapi Allah sendiri yang menghapusnya, dan kesedihan serta penderitaan akan "hilang" selama-lamanya.
Ayat-ayat ini menyiratkan keintiman dengan Tuhan setelah kita berada di surga. Namun demikian, kita tidak perlu menunggu sampai saat itu untuk memiliki hubungan seperti itu dengan-Nya. Bagaimanakah Anda - dapat berjalan dekat dengan Tuhan, bahkan sekarang ini?
Jumat, 25 Maret 2016
Pendalaman (Penebusan)
PENDALAMAN: Pikirkan tentang milenium, dan sekitar pemahaman kita tentang itu. Meskipun kita tidak diberitahu banyak, kita cukup diberitahu untuk mengetahui beberapa hal. Pertama, milenium terjadi sebelum kebinasaan akhir orang yang hilang. Kedua, sebelum kebinasaan akhir itu, orang-orang yang diselamatkan menghabiskan waktu milenium itu untuk mendapatkan jawaban terhadap banyak pertanyaan. Begitu banyaknya sehingga mereka sendiri membantu mengambil bagian pada penghakiman tersebut. Artinya, mereka sendiri menghakimi. "Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia?" (1 Kor 6:2). Dan: "Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat?" (1 Kor 6:3). Juga, seperti yang kita baca pekan ini, selama seribu tahun ini "kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi" (Why 20:4); yaitu, orang-orang kudus. Dengan demikian, dua poin ini bersama-sama mengungkapkan kebenaran yang penting: Tidak ada dari orang yang hilang yang akan menghadapi penghakiman terakhir sampai setelah milenium, sampai orang-orang yang selamat tidak hanya mengerti mengapa orang fasik hilang tetapi juga berperan dalam menghakiml mereka. Pikirkan tentang apa yang hal ini katakan kita tentang karakter Allah dan keterbukaan pemerintahan-Nya: Sebelum seseorang menghadapi nasib akhir kebinasaan, umat Allah akan bisa melihat dengan sangat jelas keadilan penghakiman terakhir Allah atas mereka. Ini akan menyakitkan, pasti; tetapi kalau sudah selesai, seperti yang telah kita lihat, kita akan berseru: "Adil Engkau, Engkau yang ada dan yang sudah ada, Engkau yang kudus, yang telah menjatuhkan hukuman ini" (Why 16:5).
Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
Bagaimanakah realitas pertentangan besar membantu kita lebih memahami mengapa penderitaan dan kematian ada sekarang, meskipun banyak pertanyaan-pertanyaan sulit yang belum terjawab?
Jika seseorang bertanya kepada Anda: "Bagaimanakah saya bisa berjalan lebih dekat dan lebih intim dengan Tuhan?" Apakah yang akan Anda katakan?
Pikirkanlah lebih dalam lagi ide tentang bersedia sekarang untuk surga. Apakah artinya itu? Bagaimanakah kita memahami ide ini dalam terang Injil?
Apakah beberapa pertanyaan yang Anda ingin terjawab? Sementara pertanyaan-pertanyaan itu terjawab, bagaimanakah Anda belajar untuk percaya pada kebaikan dan kebenaran Allah di tengah begitu banyak tragedi?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment