BERITA MISI
PERTEMUAN ILAHI
23 Mei | Tiongkok
Tang Yue dan Zhang Wei
Fakta Terkini
1. Tiongkok memiliki hampir 1,4 miliar orang—satu dari setiap lima orang di
bumi, menjadikannya negara terpadat di dunia.
2. Agama-agama tradisionalTiong- kok Konfusianisme, Taoisme, dan Buddhisme.
Pada tahun 1949 pemerintah Komunis Tiongkok secara resmi dibubarkan agama yang
terorganisasi, tetapi dalam beberapa tahun terakhir beberapa aturan telah
menjadi lebih santai.
3. Beberapa orang Kristen tinggal di Tiongkok, dan banyak yang dipenjara
karena iman mereka selama tahun-tahun yang paling sulit dari pemerintahan
Komunis.
Memegang tangan anaknya berusia enam tahun,Tang Yue tidak mengharapkan
sesuatu yang tidak biasa saat dia berjalan dari rumahnya ke pasar terdekat.
Sedikit pun dia tidak tahu bahwa dia akan mengalami pertemuan Ilahi.
Tang Yue percaya kepada Tuhan, dan pada hari Minggu dia beribadah dengan
gereja Kristen lainnya, tapi saat ini dia sedang memikirkan apa yang dia
butuhkan di pasar. Saat ia berjalan menyusuri jalan, dua orang yang baik tampak
mendekatinya dan berhenti.
"Kau tahu,"kata salah-seorang, "memelihara hari Minggu
bukanlah dari Alkitab."Dia mengangkat Alkitab dan menunjukkan dengan takjub
ayat kepada Tang Yue mengenai Sabat hari ketujuh. Mendorong dia untuk melihat sendiri, seorang yang lain mengatakan, "Anda dapat mencari
di internet, dan melihat apakah hari ini benar-benar hari Sabat." Lalu
mereka menyimpulkan presentasi singkat mereka dengan mengatakan kepada Tang
Yue bahwa "Yesus akan datang ke dunia ini, dan gereja Sabtu benar-benar
gereja Tuhan." Lalu secepat mereka datang, begitu juga kedua pria itu
menghilang di antara kerumunan.
Menemukan Gereja
Kagum bercampur aneh, pertemuan singkat ini, membawa Tang Yue pulang dan
mulai membuka internet untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan orang-
orang asing yang telah menghilang. Yang mengejutkan, ia menemukan sebuah situs
yang menakjubkan di Tiongkok yang memiliki jawaban yang jelas tentang hari
ketujuh, Sabtu, menjadi Sabat yang benar dari Allah. Situs ini juga menawarkan
kemudahan untuk mengikuti pelajaran Alkitab. Mengetahui bahwa website itu dari
pelayanan Gereja Masehi Advent Hari Ketu-
juh bernama "Amazing Facts," ia bertanya-tanya apakah mungkin ada gereja Advent di dekatnya yang ia
bisa dikunjunginya.
Setelah sedikit mencari, Tang Yue senang menemukan gereja Advent di
kotanya. Tentunya harus ada sesuatu yang khusus tentang gereja ini, pikirnya.
Menemukan jalan ke gereja pada hari Sabat berikutnya,Tang Yue mencari dua
orang yang mendekatinya di jalan, tapi dia tidak melihat mereka. Bahkan, dia
tidak pernah melihat mereka lagi.
Tang Yue terus kembali ke gereja Advent dan percaya bahwa dia telah
menemukan rumah rohaninya. "[Gereja ini] mengajarkan apa yang Alkitab
katakan," kata Tang Yue."Ini sangat berbeda dari gereja
lain. Saya percaya bahwa apa yang Advent ajarkan adalah kebenaran, dan
bahwa Yesus akan datang segera." Tang Yue terus beribadah secara teratur
dengan anggota Gereja Advent yang bertemu bersama di sebuah apartemen di sebuah
kota di Tiongkok tengah.
Bertemu Zhang
Wei
Zhang Wei bukanlah warga negara biasa. Dia pernah bertugas dengan baik di
militerTiongkok, dan sebagai orang yang sangat dihormati, menjabat sebagai
Kepala Desa di desanya. Akhirnya, bagaimana pun, dia memutuskan untuk pindah
ke sebuah kota besar di mana ia bisa mendapatkan lebih banyak uang secara teratur.
Suatu hari saat dia sedang berjalan di sepanjang jalan kota, sesuatu
menarik perhatiannya—musik yang berasal dari lantai dasar bangunan apartemen
yang besar. Mengintip melalui jendela ia bisa melihat orang-orang bernyanyi.
Segera, seseorang datang kepada Zhang Wei dan mengundangnya untuk datang
ke dalam apartemen.
Meskipun agak segan untuk masuk
gedung, namun penasaran untuk mempelajari lebih lanjut, akhirnya Zhang Wei
memasuki gereja rumah Advent.
Menyadari bahwa beberapa orang memiliki Alkitab, ia penasaran untuk
melihat buku yang tidak biasa ini. Untungnya orang Advent yang bersama dengan
Zhang Wei membagikan kepadanya beberapa bagian Alkitab yang paling berharga
bagi mereka dan berdoa bersamanya.
Zhang Wei sering kembali ke
gereja rumah Advent. Suatu hari pelajaran hidup sehat diajarkan, termasuk diet.
Menjelaskan hukum Alkitab tentang daging halal dan haram, para anggota
mengatakan Zhang Wei bahwa babi itu haram dan sering hewan itu penuh dengan
cacing, la berpikir Advent tidak bisa benar tentang hal ini, Zhang Wei
memutuskan untuk melakukan percobaan kecil.
Babi Percobaan
Banyak orang bekerja di lokasi pembangunan yang sama seperti Zhang Wei,
dan perusahaan kadang-kadang membeli masakan seluruhnya babi untuk memberi
makan para kru. Suatu hari ketika ada babi pada menu makanan, Zhang Wei
diam-diam pergi ke babi yang mati untuk melihat apakah babi itu benar-benar
"najis." Memastikan tidak ada yang melihat, Zhang Wei cepat mengambil pisau dan mengiris binatang itu sehingga luka lebar.
Dia menemukan di daging babi terdapat cacing-cacing dari kepala sampai kuku.
Kaget dan jijik, ia tidak pernah makan daging babi lagi. Tak lama, Zhang Wei
menerima semua kebenaran Alkitab ia belajar di gereja Advent dan dibaptis.
Setelah dibaptis Zhang Wei kembali ke desa asalnya di mana ia memulaikan
gereja rumah Advent dengan hanya satu orang—dirinya sendiri! Tapi dia mulai
berbagi hal-hal yang ia pelajari dari Alkitab dengan orang lain, dan segera gereja
bertumbuh. Saat ini, daerah di mana Zhang Wei tinggal memiliki enam gereja
Advent, dan tiga kabupaten tetangga masing-masing memiliki gereja—karena doa
dan kuasa kesaksian Zhang Wei.
Triwulan ini, bagian dari Persembahan Sabat Ketigabelas Anda akan membantu
untuk membangun gereja rumah lagi di Tiongkok. Terima kasih banyak atas
dukungan Anda!
Pelajaran 8
* 16-2 2 MEI
Misi Yesus
SABAT PETANG
Untuk Pelajaran Pekan Ini,
Bacalah: Luk. 15:4-7, 11-32; Luk. 16:19-31; 18:35-43; 19:1-10.
AYAT HAFALAN: "Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan
menyelamatkan yang hilang" (Lukas 19:10).
Bila kita
ingin menulis pernyataan misi untuk Yesus, kita tidak dapat membuat sesuatu
yang lebih baik daripada mengulangi kata-kata-Nya sendiri: "Untuk mencari
dan menyelamatkan yang hilang." Apakah yang hilang? Manusia itu sendiri,
yang telah terasing dari Allah, sasaran kematian, dan dipenuhi ketakutan,
kekecewaan, dan keputusasaan. Jika tidak ada yang dilakukan demi kita, semua
manusia akan hilang.
|
Berterimakasihlah kepada Yesus,
bagaimanapun, kita semua telah memiliki alasan kuat untuk berharap.
"Di dalam kemurtadannya
manusia memang menjauhkan dirinya dari Tuhan; dunia tercerai dari surga.
Antara jurang yang memisahkan itu tidak ada hubungan. Tetapi melalui Kristus
dunia kembali dijembatani dengan surga. Dengan jasa-Nya sendiri, Kristus telah
menjembatani jurang yang dibuat oleh dosa,...Kristus menghubungkan manusia yang
sudah jatuh ke dalam dosa dan dalam kelemahan serta keadaan tanpa daya itu
dengan Sumber kuasa yang tiada batasnya.'" Ellen G. White, Kebahagiaan Sejati, hlm. 20, 21.
Dari Kejadian sampai Wahyu, Alkitab adalah kisah
Allah mencari umat manusia yang hilang. Lukas menggambarkan kebenaran ini
dengan menggunakan tiga perumpamaan penting: domba yang hilang (Lukas 15:4-7), dirham yang hilang (ayat 8-10), dan anak yang hilang (ayat U-32).
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan
Sabat, 23 Mei.
Minggu 17 Mei
Domba yang Hilang dan Dirham yang Hilang
Bacalah Lukas 15:4-7. Apakah yang ayat-ayat ini
katakan kepada kita mengenai kasih Allah bagi kita? Mengapakah penting untuk
memahami bahwa gembalalah yang pergi mencari domba yang hilang?
Lukas 15:4-7
15:4 "Siapakah
di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan
seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di
padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?
15:5 Dan kalau ia
telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira,
15:6 dan setibanya di
rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata
kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang
hilang itu telah kutemukan.
15:7 Aku berkata
kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa
yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang
benar yang tidak memerlukan pertobatan."
Di dunia yang dapat muncul sikap tidak peduli dan acuh tak acuh kepada
kita, perumpamaan ini mengungkapkan kebenaran yang mengejutkan: Allah begitu mengasihi
kita sehingga Dia sendiri yang akan datang kepada kita, untuk membawa kita
kepada-Nya. Kita sering berbicara tentang manusia yang mencari Allah; pada
kenyataannya. Aliahlah yang mencari kita.
"Jiwa yang telah menyerahkan dirinya kepada Kristus lebih berharga
pada pe- mandangan-Nya daripada segenap dunia. Juruselamat mau mengalami
penderitaan di Goigota agar seorang dapat diselamatkan dalam kerajaan-Nya. la
tidak pernah akan meninggalkan seseorang yang baginya la telah mati. Kecuali
para pengikut- Nya memilih meninggalkan Dia, Ia akan memegang mereka
erat-erat."—Ellen G. White, Alfa dan Omega. jld. 6, hlm. 98.
Bacalah Lukas 15:8, 9. Perumpamaan ini hanya terdapat dalam Lukas. Dirham
yang hilang dapat memiliki satu dari dua penafsiran. Pertama, di Yudea pada
zaman Yesus penuh dengan orang miskin, dan di kebanyakan rumah tangga satu
dirham (,drahma) dapat
bernilai lebih dari upah sehari, hampir tidak cukup untuk menjauhkan keluarga
dari kelaparan. Kedua, sebagai tanda dari yang telah menikah, beberapa wanita
mengenakan hiasan kepala yang terdiri dari sepuluh dirham—suatu jumlah yang
besar, disimpan untuk waktu yang lama bagi keluarga yang miskin.
Dalam kedua situasi itu, kehilangan adalah masalah yang serius. Sehingga,
wanita ini, benar-benar hancur dan berada dalam kesedihan yang mendalam, menyalakan
pelita (rumahnya barangkali tidak memiliki jendela atau mungkin hanya sebuah
jendela kecil), mengambil sapu. dan menggeledah rumahnya sampai dia menemukan
dirham itu. Jiwanya dipenuhi sukacita yang meluap-luap, dan luapan sukacitanya
memenuhi semua sahabat-sahabatnya.
"Dirham itu, walau terletak di tengah debu dan sampah, adalah tetap
sekeping uang perak. Pemiliknya tetap mencarinya sebab nilainya. Demikianlah
setiap jiwa, betapapun direndahkan oleh dosa, dalam pemandangan Allah terhitung
berharga. Sebagaimana dirham itu membawa gambaran serta keterangan dari
pemerintahan yang berkuasa, begitulah manusia pada waktu penciptaan membawa
gambaran serta keterangan mengenai Allah; dan sekalipun sekarang dikaburkan dan
dikotori perantaraan pengaruh dosa, bekas-bekas tulisan masih tetapi terdapat
pada setiap jiwa."—Ellen G. White, Membina
Kehidupan Abadi. hlm. 145.
Begitu banyak pengetahuan dan filsafat modern mengatakan kepada kita bahwa
kita tidak lain hanyalah ciptaan yang secara kebetulan di alam semesta yang
tidak berarti dan tidak peduli sama sekali pada kita atau nasib kita. Apakah
pandangan yang benar-benar berbeda yang diberikan dalam kedua perumpamaan ini?
SENIN 18 MEI
Anak yang Hilang(Bagian 1)
Dianggap sebagai cerita pendek terindah dalam sejarah yang pernah diceritakan
tentang sifat kasih yang memaafkan, perumpamaan tentang anak yang hilang (Lukas 15:11-32), hanya
dikisahkan oleh Lukas, dapat juga disebut perumpamaan mengenai bapa yang
mengasihi dan dua anak yang hilang. Anak yang satu memilih jalan tidak menurut
di negeri seberang jauh dari kasih bapanya. Yang satunya memilih tinggal di
rumah tetapi tidak memahami sepenuhnya kasih bapanya atau arti seorang kakak.
Perumpamaan ini dapat dipelajari dalam tujuh bagian, empat bagian berhubungan
dengan anak yang hilang, dua bagian dengan bapanya, dan satu bagian dengan
kakaknya.
1.
"Berikanlah kepadaku" (Lukas 15:12). Keputusan anak bungsu meminta kepada
bapanya bagian hartanya bukan terjadi tiba-tiba, dorongan spontan. Dosa seringkah
terjadi setelah dalam waktu yang lama memikir-mikirkan prioritas yang salah.
Anak bungsu itu pasti sudah mendengar dari teman-temannya mengenai gegap
gempita negeri yang jauh itu. Kehidupan di rumah terlalu ketat. Ada cinta
kasih, tetapi memiliki batasan-batasannya sendiri; negeri yang jauh menawarkan
kehidupan tanpa larangan. Sang bapa terlalu melindungi, cinta kasihnya terlalu
mengikat. Anaknya menginginkan kebebasan, dan dalam upaya untuk bebas tanpa
batas telah menjadi benih pemberontakan.
2. "Kenapa saya?" (Lukas
15:13-16). Anak itu menjual seluruh
bagiannya dan berangkat ke "negeri jauh." Negeri yang jauh adalah
suatu tempat yang jauh dari rumah bapanya. Mata kasih yang peduli, pagar
pelindung hukum, pelukan kasih karunia yang selalu ada adalah asing di negeri
jauh. Itulah negeri yang jauh dengan "hidup berfoya-foya" (Lukas 15:13). Kata Yunani untuk
"berfoya-foya" (asolos) muncul tiga kali di tempat lain dalam Perjanjian
Baru sebagai kata benda: mabuk (Ef. 5:18), hidup tidak tertib (Elus 1:6), dan hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu yang mencakup
"keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan
berhala yang terlarang (1 P/r 4:3. 4). Semacam Kesenangan hidup tak bertuhan
menyia-nyiakan kesehatan dan kekayaannya, dan segera dia menjadi tidak ada
uang, tidak ada teman, dan tidak ada makanan. Hidupnya yang gemerlap berakhir
di selokan. Kelaparan sampai kepada titik melarat sama sekali, dia mendapat
pekerjaan menjaga babi, nasib yang kejam bagi seorang Yahudi.
3. "Jadikanlah aku" (Lukas
15:17-19). Tetapi walaupun hilang ia adalah tetap seorang anak
dengan kuasa memilih untuk kembali. Sehingga, anak itu "menyadari
keadaannya" dan mengingat suatu tempat yang disebut rumah, seorang yang
dikenal sebagai bapa, sebuah ikatan hubungan yang disebut cinta kasih, la
berjalan pulang ke rumah, dengan menggenggam sebuah perkataan, untuk bermohon
kepada bapanya: "Jadikanlah aku." Itu saja, jadikanlah aku sesukamu,
dan izinkan aku berada didalam pengawasanmu yang penuh perhatian, di dalam
pemeliharaan kasihmu. Rumah yang begitu baik di sana adalah hati sang ayah.
Dunia dapat kelihatan begitu memikat. Apakah hal-hal tertentu dalam dunia
ini yang olehnya Anda tergoda, sehingga Anda menemukan diri Anda berpikir:
"Oh, itu tidak begitu buruk," padahai di lubuk hati Anda tahu kalau
itu buruk?
Selasa 19 MEI
Anak yang Hilang (Bagian 2)
4. Pulang ke rumah (Lukas
15:17-20) adalah jalan pertobatan.
Perjalanan itu dimulai "ketika ia menyadari keadaannya." Pengakuan
akan di mana dia berada, dibandingkan dengan keadaan rumah bapanya, mendorong
dia untuk "bangkit" dan "pergi" kepada bapanya. Anak yang
hilang kembali ke rumah dengan empat potongan kalimat.
Pertama, ada
penerimaan bapa sebagai "bapaku" (ayat 18). Anak yang hilang sekarang perlu bersandar dan
percaya pada kasih dan pengampunan bapanya, sebagaimana kita harus belajar
untuk percaya kepada Bapa kita di surga.
Kedua, pengakuan: apa yang dilakukan oleh anak yang hilang bukanlah suatu
kesalahan pertimbangan, tetapi dosa terhadap Allah dan bapanya (ayal 18).
Ketiga, penyesalan: "Aku tidak layak lagi" (ayal 19). Pengakuan atas ketidakla- yakan
seseorang, berbeda dengan kelayakan Allah, sangat penting untuk terjadinya
pertobatan sejati.
Keempat, permohonan: "Jadikanlah aku" (ayal 19). Penyerahan kepada apa pun yang Tuhan kehendaki
adalah tujuan pertobatan. Anak bungsu telah kembali.
5. Ayah yang menantikan (Lukas 15:20,
21). Penantian dan perhatian,
kesedihan dan harapan, dimulai pada saat anak yang hilang pergi dari rumah.
Penantian berakhir ketika ayah itu melihatnya "masih jauh," dan
kemudian "tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ay ahnya itu berlari
mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia" (ayal 20). Tidak ada gambaran lain merekam tabiat Allah
sebagaimana ayah yang menantikan ini. (Lukas /5:20. 21).
6. Keluarga bergembira (Lukas 15:22
25). Ayah merangkul anaknya, memakaikan
kepadanya jubah yang baru, mengenakan cincin di jarinya dan sepatu di kakinya,
dan menyuruh membuat pesta. Keluarga merayakannya. Jika meninggalkan rumah
adalah kematian, kembalinya adalah kebangkitan, dan layak bersukacita. Anak itu
memang hilang, tetapi dia tetap anak, dan ada sukacita di sorga untuk setiap
anak yang bertobat (ayal 7).
7. Anak yang sulung (Lukas
15:25-32). Anak bungsu hilang ketika dia
melangkah keluar dari rumah menuju ke negeri jauh; anak sulung hilang karena,
walaupun dirinya di rumah, hatinya berada di negeri jauh. Seperti hati yang
marah (ayal 28), mengeluh, dan merasa benar sendiri (ayal 29), dan menolak untuk mengakui saudaranya.
Sebaliknya, menyebutnya "anak bapa," boros tidak karuan (ayat 30). Sikap anak yang sulung kepada
bapanya sama seperti sikap orang Farisi yang menuduh Yesus: "la menerima
orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka" (ayal 2). Ucapan terakhir dari bapa pada
anak sulungnya mencerminkan sikap sorga kepada semua orang berdosa yang
bertobat: Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan
menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali" (ayat 32).
Tempatkanlah diri Anda pada posisi anak yang sulung. Walaupun pemikirannya
salah, mengapakah begitu masuk "akal" sehingga dia merasa demikian? Bagaimanakah
kisah ini mengungkapkan cara di mana Injil dapat melakukan melebihi apa yang
"masuk akal"?
RABU 20 MEI
Kesempatan yang Hilang
Walaupun Yesus datang untuk mencari dan menyelamatkan mereka yang hilang
dalam dosa, la tidak pernah memaksa siapa pun untuk menerima keselamatan yang
Dia tawarkan. Keselamatan itu cuma-cuma dan tersedia bagi semua orang, namun
seseorang harus menerima tawaran cuma-cuma ini dengan iman, yang menghasilkan
kehidupan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Waktu yang kita miliki untuk
mengalami hal ini hanyalah ketika kita hidup di dunia: tidak ada kesempatan
yang lain.
Bacalah Lukas 16:19-31. Apakah pesan penting perumpamaan ini?
Lukas 16:19-31
16:19 "Ada
seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari
ia bersukaria dalam kemewahan.
16:20 Dan ada seorang
pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu
rumah orang kaya itu,
16:21 dan ingin
menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan
anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
16:22 Kemudian
matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan
Abraham.
16:23 Orang kaya itu
juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia
memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di
pangkuannya.
16:24 Lalu ia
berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan
ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan
dalam nyala api ini.
16:25 Tetapi Abraham
berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu
hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan
engkau sangat menderita.
16:26 Selain dari
pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi,
supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang
dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.
16:27 Kata orang itu:
Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah
ayahku,
16:28 sebab masih ada
lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh,
agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.
16:29 Tetapi kata
Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka
mendengarkan kesaksian itu.
16:30 Jawab orang
itu: Tidak, Bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang
mati kepada mereka, mereka akan bertobat.
16:31 Kata Abraham
kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka
tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara
orang mati."
Perumpamaan ini hanya terdapat dalam kitab Lukas, .dan ini mengajarkan dua
kebenaran penting yang berhubungan dengan keselamatan: Pentingnya "hari
ini" dalam proses keselamatan dan tidak adanya kesempatan lain untuk
keselamatan setelah kematian.
Hari inilah hari keselamatan itu. Perumpamaan ini tidak mengajarkan bahwa
ada dosa yang melekat dengan kekayaan atau kebaikan mutlak dengan kemiskinan.
Apa yang diajarkannya adalah bahwa kesempatan untuk diselamatkan dan hidup
diselamatkan tidak bisa dilewatkan selagi kita berada di dunia ini. Kaya atau
miskin, terpelajar atau tidak, berkuasa atau tidak, kita tidak memiliki
kesempatan ke dua. Semua orang diselamatkan dan dihakimi berdasarkan sikap
mereka hari ini. sekarang, terhadap Yesus. "Sesungguhnya, waktu ini adalah
waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan
itu." (2 Kor. 6:2).
Perumpamaan ini juga mengajarkan bahwa upah kekal tidak ada hubungannya
dengan hal kepemilikan materi. Orang kaya itu "berpakaian jubah ungu dan
kain halus" (Lukas 16:19) tetapi melewatkan ha! yang penting dalam kehidupan: Allah. Jika tidak
mengakui Allah, sesama manusia tidak akan diperhatikan. Dosa orang kaya ini
bukan dalam kekayaannya, tetapi dalam kegagalannya menyadari bahwa keluarga
Allah lebih besar daripada yang telah disiapkan untuk dia terima.
Tidak ada kesempatan kedua setelah kematian. Kebenaran kedua yang pasti
yang Yesus ajarkan di sini adalah bahwa tidak adanya kesempatan kedua setelah
kematian. "Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kuli
saja, dan sesudah itu dihakimi" (Ibrani 9:27). Hal lain dari perumpamaan ini adalah untuk
menunjukkan kepada manusia bahwa kita telah diberikan bukti yang cukup sekarang
ini, dalam kehidupan ini, untuk membuat pilihan secara sadar untuk atau melawan
Allah. Setiap teologi lain yang mengajarkan semacam "kesempatan
kedua" setelah kematian adalah penyesatan besar.
Kita senang membicarakan mengenai Allah sangat mengasihi kita dan semua
yang telah Ia lakukan dan sedang lakukan untuk menyelamatkan kita. Jika
demikian, apakah yang seharusnya diajarkan oleh perumpamaan ini, mengenai
bahayanya sekadar menerima begitu saja kasih dan tawaran Allah akan
keselamatan?
Kamis 21 Mei
Dulu Buta, Sekarang Melihat
Pernyataan misi Yesus bahwa Ia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang
hilang adalah suatu penegasan dari pelayanan yang holistik. la-datang untuk menjadikan pria dan wanita menjadi
seutuhnya, mengubahkan mereka secara fisik, mental, rohani, dan sosial. Lukas
memberikan kepada kita dua peristiwa yang menggambarkan bagaimana Yesus
memulihkan dua orang yang hancur menjadi seutuhnya. Seorang yang buta secara
fisik, yang satunya secara rohani: kedua-duanya terbuang—yang satu seorang
pengemis dan yang satunya seorang pemungut cukai. Tetapi kedua orang ini adalah
calon-calon bagi misi penyelamatan Kristus, dan tak satu pun berada di luar
hati atau jang- kauan-Nya.
Bacalah Lukas 18:35-43. Apakah yang diajarkan ayat ini mengenai
ketergantungan kita sepenuhnya kepada Allah? Siapakah di antara kita yang tidak
pernah berseru, "kasihanilah aku"?
Lukas
18:35-43
18:35 Waktu Yesus
hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan dan
mengemis.
18:36 Waktu orang itu
mendengar orang banyak lewat, ia bertanya: "Apa itu?"
18:37 Kata orang
kepadanya: "Yesus orang Nazaret lewat."
18:38 Lalu ia
berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"
18:39 Maka mereka,
yang berjalan di depan, menegor dia supaya ia diam. Namun semakin keras ia
berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"
18:40 Lalu Yesus
berhenti dan menyuruh membawa orang itu kepada-Nya. Dan ketika ia telah berada
di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya:
18:41 "Apa yang
kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang itu: "Tuhan,
supaya aku dapat melihat!"
18:42 Lalu kata Yesus
kepadanya: "Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!"
18:43 Dan seketika
itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh
rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah.
Markus menyebut nama orang ini
Bartimeus (Markus 10:46). Ia adalah seorang pengemis di luar kota Yerikho. Seorang penyandang
cacat, tidak memiliki pengaruh sosial, dilanda kemiskinan, dengan tiba-tiba
mendapati dirinya berada dalam jangkauan mukjizat sorga: "Yesus orang
Nazaret lewat" (Lukas 18:37), dan imannya mendorongnya berseru, "Anak Daud, kasihanilah aku" (ayat 39). Iman tidak membutuhkan mata atau
kaki, atau tangan, tetapi hanyalah hati yang terhubung kepada Pencipta dunia
ini.
Bacalah Lukas 19:1-10. Siapakah
orang "buta" dalam kisah ini?
Lukas 19:1-10
19:1 Yesus masuk ke
kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu.
19:2 Di situ ada
seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya.
19:3 Ia berusaha
untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang
banyak, sebab badannya pendek.
19:4 Maka berlarilah
ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang
akan lewat di situ.
19:5 Ketika Yesus
sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah
turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu."
19:6 Lalu Zakheus
segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.
19:7 Tetapi semua
orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di
rumah orang berdosa."
19:8 Tetapi Zakheus
berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan
kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari
seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."
19:9 Kata Yesus
kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena
orang ini pun anak Abraham.
19:10 Sebab Anak
Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
Hanya Lukas yang mencatat kisah Zakheus, pertemuan Yesus terakhir dengan
orang-orang yang terbuang. Misi Kristus, mencari dan menyelamatkan yang hilang,
digenapi dengan luar biasa dalam pertemuan-Nya dengan Zakheus. Zakheus adalah
kepala pemungut cukai di Yerikho, kepala orang berdosa dalam penimbangan orang
Farisi kota itu. tetapi kepala pendosa dicari dan diselamatkan oleh
Juruselamat. Betapa Yesus menggunakan tempat dan cara yang asing untuk
menyelesaikan misi-Nya. Sebatang pohon ara, seorang yang penuh rasa ingin tahu
berusaha untuk melihat siapa Yesus itu, dan Tuhan yang mengasihinya menyuruh
turun, karena Ia telah mengundang sendiri untuk pertemuan makan siang
bersamanya. Tetapi yang lebih penting. Yesus mempunyai pekabaran untuk dibawa:
"Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini" (Lukas 19:9), tetapi tidak disampaikan sebelum
Zakheus memperbaiki segala sesuatu (ayat 8).
Sangat mudah untuk melihat kesalahan dan kekurangan orang lain, bukan?
Namun kita dapat begitu sering buta bagi diri sendiri. Apakah bagian-bagian
kehidupan Anda yang perlu Anda tolak, akui, dan menangkan atas apa yang telah
Anda tunda begitu lama?
Jumat 22 Mei
Pendalaman: "Oleh domba yang tersesat Kristus menggambarkan bukan saja orang
berdosa secara perorangan, tetapi satu dunia yang telah murtad dan telah
dihancurkan oleh dosa."—-Ellen G. White, Membina
Kehidupan Abadi, hlm. 142.
Mengenai nilai satu jiwa:
"Nilai satu jiwa. siapakah yang dapat mengukurnya? Apakah engkau ingin mengetahui
nilainya, pergilah ke Golgota [Getse- manij dan di sana perhatikanlah
bersama-sama Kristus melalui jam-jam yang penuh sengsara, ketika la meneteskan
keringat seperti keringat darah. Lihatlah kepada Juruseiamat yang
disalibkan.... Di kaki salib, dengan mengingat bahwa untuk satu orang yang
berdosa Kristus mau menyerahkan nyawa-Nya, engkau dapat menaksir nilai satu
jiwa."—Hlm. 147
Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
1. Sementara semua agama menggambarkan manusia sedang
mencari Tuhan, Kekristenan menghadirkan Tuhan sebagai yang mencari: Adam,
"Di manakah engkau (Kej. 3:9)1 Kain, di mana adikmu (Kej. 4:9)1 Elia, apakah
kerjamu di sini (1 Raj. 19:9)'.' Zakheus, turunlah (Lukas 19:5). Apakah pengalaman Anda sendiri dengan Tuhan yang
mencarimu?
2. Lihatlah kembali pertanyaan terakhir pada akhir
pelajaran hari Selasa. Apakah kesalahan fatal yang dibuat oleh anak sulung itu?
Apakah cacat rohani yang ditunjukkan dalam sikapnya? Mengapakah lebih mudah
memiliki sikap seperti itu daripada yang kita pikirkan? Lihat juga Matius
20:1-16.
3. Dalam kisah orang kaya dan Lazarus, Yesus berkata
bahwa kalaupun ada seseorang datang dari kematian, akan ada orang yang tidak
akan percaya. Dalam cara bagaimanakah perumpamaan ini meramalkan reaksi
beberapa orang terhadap kebangkitan Yesus, di mana beberapa orang tetap tidak
percaya meskipun ada bukti kuat kebangkitan-Nya?
4. Salah satu aspek yang sangat berkesan dari
pelayanan penyelamatan Yesus adalah persamaan dalam memperlakukan semua orang,
sebagaimana kepada pengemis yang buta dan Zakheus atau Ni- kodemus dan
perempuan Samaria. Salib itu, lebih daripada yang lain, menunjukkan persamaan
semua orang di hadapan Allah. Bagaimanakah kebenaran penting ini seharusnya
berdampak dalam bagaimana kita memperlakukan orang-orang lain, bahkan kepada
mereka yang—karena politik, budaya, etnis, apa pun itu—kita mungkin sebelumnya
telah memiliki perasaan tidak enak? Mengapa sikap seperti itu bertentangan
dengan Yesus?
5. Bandingkanlah kisah anak yang hilang dengan kisah
orang kaya dan Lazarus. Bagaimanakah kedua kisah ini saling melengkapi?
Penuntun Guru
Ringkasan
Pelajaran
Ayat Inti: Lukas 19:10
Anggota Kelas akan:
Mengetahui: Memahami apa artinya mencari dan menyelamatkan.
Merasakan: Mengerti bagaimana mencari dan menyelamatkan
memengaruhi pria dan wanita.
Melakukan: Memerankan peran yang Allah telah tugaskan sebagai
murid
dalam proses mencari dan menyelamatkan.
Garis Besar
Pelajaran:
I.
Mengetahui:
Arti Mencari dan Menyelamatkan
A. Sebelum kita tahu arti "mencari dan
menyelamatkan," kita harus tahu jawaban pertanyaan-pertanyaan berikut:
Siapakah yang hilang? Dari manakah kita jatuh? Seberapa dalamkah kejatuhan
itu? Bagaimanakah mungkin bagi kita untuk pulih dari kejatuhan?
B.
Apakah yang dapat kita pelajari
tentang kondisi kita yang tersesat dalam perumpamaan tentang domba yang hilang,
dirham yang hilang, dan anak yang hilang?
C.
Bagaimanakah mencapai pemulihan
dari setiap kondisi sesat? Dengan cara apakah setiap pemulihan melambangkan
mencari dan menyelamatkan dari misi Yesus?
II.
Merasakan:
Bagaimanakah Mencari dan Menyelamatkan Memengaruhi Kita?
A.
Bersama Yesus, mencari dan
menyelamatkan, prinsip apakah yang digambarkan dalam ketiga perumpamaan ini?
B.
Emosi apakah yang digambarkan
dalam perumpamaan tentang anak yang hilang, sebagaimana anak dan ayah yang
bersatu, dan pelajaran apa yang bisa kita pelajari tentang kasih Allah yang menyelamatkan?
C.
Hilang dan berhasil ditemukan
adalah dua tahap yang berlawanan dalam kehidupan setiap individu. Bagaimanakah
Anda menggambarkan kondisi mental, emosional, dan rohani di setiap negara, dan
peran apakah yang Setan dan Kristus mainkan?
III.
Melakukan:
Apakah yang Dapat Kita Lakukan dalam Proses Pencarian dari Tuhan?
A.
Kontribusi apa sajakah yang kita
berikan untuk misi penyelamatan Allah? Apakah itu, jika ada, berapakah biaya
bagi kita?
B.
Bagaimanakah kita menanggapi,
daya pikat dunia, terhadap misi Yesus bahwa Dia datang untuk mencari dan
menyelamatkan kita?
Rangkuman: Misi Yesus adalah hasil kasih
dan anugerah Allah. "Di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia
menjadi berlimpah-limpah" (Roma 5:20), dan melalui kasih karunia ini kita menemukan diri
kita diselamatkan.
SIKLUS BELAJAR
LANGKAH 1 - Memotivasi
Fokus Alkitab: Lukas 15:18,19
Kunci Utama untuk Pertumbuhan Rohani: "Bangkitlah dan pergi kepada Bapamu. Ia akan
menjemput engkau dari jauh. Jika engkau mengambil satu langkah saja ke arah Dia
dalam pertobatan, la akan cepat-cepat merangkulmu di dalam lengan kasih-Nya
yang abadi. Tidak pernah sebuah doa dipersembahkan, betapa pun lemahnya, tidak
pernah setetes air mata dicucurkan. betapa pun rahasianya, tidak pernah suatu
kerinduan yang ikhlas kepada Allah didambakan. betapapun lemahnya, meskipun
begitu Roh Aliah akan pergi menjemputnya. Bahkan sebelum doa itu dipersembahkan,
atau keinginan hati itu diberitakan, rahmat dari Kristus keluar untuk memenuhi
rahmat yang bekerja di atas jiwa manusia."—Ellen G. White, Membina Kehidupan Abadi, hlm. 155.
Untuk Guru: "Hilang." Kata ini menggambarkan kehancuran kehidupan dan sejarah
manusia. Mengembara jauh, mengabaikan si pemilik, memilih menyatakan diri
sendiri memberontak: apa pun kondisi alasannya, "ketersesatan" akan
memberitahukan kemalangan terbesar dan kutukan pada diri sendiri kecuali yang
hilang dengan sukarela datang kepada Pencari—Gembala yang baik, pembentuk rumah
tangga, dan Bapa yang selamanya pengasih. Mereka yang hilang akan menemukan
tujuan dan sukacita mereka ketika menyerah pada kuasa "tinggal."
Tinggal di dalam siapa? Pertanyaan yang bagus yang dapat digunakan untuk
memulai diskusi Anda.
Aktivitas Pembuka Diskusi: Dirham yang
hilang, domba yang hilang, anak yang hilang. Apakah perbedaan kehilangan di
antara masing-masing perumpamaan? Jenis manakah yang paling malang? Mengapakah
dua perumpamaan pertama berbicara tentang seorang pencari tetapi bukan yang
terakhir?
LANGKAH 2 - Menyelidiki
Untuk Guru: "Saya pernah hilang,
tetapi sekarang ditemukan, buta, tetapi sekarang saya melihat" seberapa
sering kita menyanyikan bait ini sebagai bagian dari himne besar "Amazing
Grace." "Hilang" adalah tragedi dari semua manusia karena
"semua orang telah berbuat dosa" (Roma 3:23). "Ditemukan" merupakan hak sama secara
universal, tetapi perlu dipahami dalam iman dan terus berada pada pelukan
Pencari surgawi kita. Pelajaran kita pekan ini berbir cara tentang beberapa
jenis kehilangan, tetapi kita akan mengomentari tiga hal: anak yang hilang,
hilang kesempatan, dan dua orang buta.
Komentar
Alkitab
I. Anak yang Hilang
(Tinjau Kembali Luk. 15:11-32
bersama kelas.)
"Hilang" adalah nasib menyedihkan dari kemanusiaan. Penyakit yang
mematikan, oleh karena mengabdikan diri di tempat Allah adalah bukan, dan
tidak pernah.
merupakan bagian dari rencana
Tuhan. "Hilang" melibatkan mereka yang memilih untuk meninggalkan
kasih Bapa, menyenangi tempat yang jauh di mana ada keinginan besar untuk
tenar, iming-iming kesenangan dosa. racun aneh keegoisan, dan meninggalkan
keadiian serta serangkaian tanggung jawab dan turun kepada kenyataan yang
paling rendah yang membedakan antara manusia dan babi.
Perhatikanlah gambaran
perumpamaan tentang Bapa ilahi. Pertama, Dia menunggu. Dia tidak bisa memaksa
anak untuk kembali. Kasih Bapa bagi mereka yang memilih untuk menerimanya.
Tuhan tidak pernah memaksa kehendak seseorang: Tidak ada yang ditebus dengan
merampok apa yang diartikan sebagai pilihan manusia. Kedua, Bapa memulihkan
anak yang hilang tanpa syarat apa pun: Tidak ada permintaan ganti rugi, tidak
ada tempat karantina, tidak ada penghakiman yang diucapkan. Permohonan maaf,
pengampunan, pemulihan, penerimaan, sukacita, cincin, sepatu, jubah—satu per
satu memimpin kepada kelimpahan sukacita Tuhan atas kembalinya anak yang
hilang. Ketiga, Bapa melihatnya "ketika la masih jauh" (Lukas 15:20). Jarak atau negeri yangjauh tidak
bisa menahan anak hilang itu jauh dari mata Bapa yang mencari, untuk pulang kc
rumah memperhitungkan bahwa " jauh di atas bukit berdiri sebuah salib tua
kasar." Salib yang memastikan bahwa tidak ada anak yang kembali tetap
sebagai anak yang hilang.
Pertimbangkanlah: Pemberontakan dikendalikan oleh
tata bahasa "Aku" (lihat Yes. 14:12-14.). "Aku" adalah subjek, "Aku"
adalah kata kerja, "aku" adalah obyek—semua di dalam semua,
"Aku" adalah kalimat hidup. Jadi anak muda yang memberontak mendekati
ayahnya dan menuntut, "Berikan kepadaku. Aku ingin menjadi diriku
sendiri." Di mana pun diri menuntut hal itu menjadi awal, pusat, dap
tujuan, yang dipilih diri untuk menolak rumah bapa dan menjadi makhluk di
negeri yangjauh.
II. Hilang Kesempatan
(Tinjau kembali
Lukas 16:19-31 bersama kelas.)
Perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus bukanlah teologi abstrak. Ini
adalah pernyataan berkuasa atas tanggung jawab hidup dalam bermasyarakat yang
tidak bertanggung jawab: atas kemewahan yang sia-sia di tengah-tengah kemiskinan;
atas kerendahan surga bagi kesombongan dan pelukan Allah bagi yang menolak,
kesepian, dan jiwa yang terpinggirkan bernama Lazarus (yang berarti "Tuhan
adalah penolong saya"). Jika Tuhan adalah penolong Lazarus, baik jamuan
makan orang kaya maupun anjing yang menjilati lukanya tidak dapat menjauhkan
dia dari pelukan Allah yang besar.
Perhitungan akhir kekekalan tidak memperhitungkan seberapa besar rekening
bank yang dimiliki seseorang, seberapa besar rumah yang dia tempati, berapa banyak
pelayan yang dimiliki seseorang yang siap untuk melayani. Semua ukuran
keberhasilan duniawi sia-sia, dan skala Aliah terhadap nilai yang berarti dari
ma- sing-masing jiwa ada dalam kosakata ilahi yang kekal: Cinta, kasih karunia,
menjangkau beberapa dari orang-orang di antara kita. menabur benih dengan
tangisan dan kembali dengan tuaian sukacita. Itulah teologi—cinta yang
merangkul kehidupan Lazarus-Iazarus dan membawa mereka ke pangkuan Abraham.
Dan teologi itu memiliki poin kedua: sekarang adalah hari keselamatan, dan
setelah itu, kematian. Tidak ada kesempatan kedua. Oleh karena itu, putuskan,
sekarang. Putuskan untuk Tuhan.
Pertanyaan untuk Diskusi:
·
Orang kaya menangis meminta
kemurahan (Lukas 16:24), tetapi kemurahan itu tidak tersedia. Mengapa?
·
Apakah yang dimaksudkan Lukas
16:26. jurang yang tak terseberangi?
·
Mengapa mengindahkan
"kesaksian Musa dan para nabi" (Lukas 16:31) begitu menentukan dalam menerima upah kehidupan
kekal? (Bandingkan dengan Yohanes 5:38-40.)
III. Dua Pria
Buta
(Tinjau Kembali Lukas 18:35-19:8
bersama kelas.)
Pada pekan sebelum Penyaliban, Yesus bertemu dua orang buta—satu di luar
Yerikho, dengan pakaian compang-camping, dengan tikar usang sebagai tempat tidurnya,
dan mangkuk untuk mengemis. Buta dan tak berdaya, Bartimeus (Markus 10:46) menunggu waktu ketika pembebasan
akan melepaskan dia dari penderitaan dan keputusasaannya.
Pembebasan memang datang, tetapi bukan dalam bentuk kematian di mana begitu
banyak yang berharap ketika kehidupan mencapai titik nadir; hal itu datang
melalui kabar baik yang ia mendengar dari kerumunan orang banyak bahwa Yesus
dari Nazaret sedang lewat. Bartimeus mengenal Yesus. Dia mendengar tentang
mukjizat-Nya. Dia tahu kuasa-Nya. Dia tahu siapa Dia, Dia tahu bagaimana la peduli.
Tiba-tiba, Bartimeus meledak dalani pengakuan Mesianik, permohonan dari jiwa
yang hilang: "Yesus. Anak Daud, kasihanilah aku" (Lukas 18:38). Meskipun ia buta, pandangan
rohaninya selaras dengan realitas surgawi. Penemuan Mesian- iknya sudah cukup
membuka mata dan melihat keajaiban surga terbesar: Yesus. Apakah penemuan yang
Anda tunggu?
Orang buta kedua, buta secara rohani dan tinggal di dalam Yerikho— kepala
pemungut cukai, la hidup, mengabaikan perbedaan antara baik dan jahat, pajak
dan penjarahan, menarik secara daging dan kewajiban roh, merampas hari ini dan
besok menghitung. Baginya kekekalan tidak memiliki arti, kebenaran tidak
memiliki relevansi, dan Allah telah mengambil hari libur dari hidupnya.
Dia juga telah mendengar tentang Yesus dan khawatir melihat seperti apa
rupa Yesus yang melakukan keajaiban. Dia baru saja melihat Yesus dengan mudah—
muka dengan muka—di rumah cukai di pintu masuk ke Yerikho. Apakah dia takut
kegagalan moralnya, mengeksploitasi sosialnya yang hanya mengambil keuntungan,
dan kebangkrutan rohaninya?
Lukas adalah seorang penulis yang ramah, dan tidak menunjukkan hal seperti
itu, hanya menuliskan bahwa ia bertubuh pendek dan mencari bantuan pohon ara
untuk mengimbangi tubuhnya yang pendek. Tetapi mata Kristus yang menembus dapat
menemukan orang berdosa di mana saja, dan Juruselamat melihat kebutuhan
Zakheus. Segera Dia menawarkan untuk mengisi kekosongan dalam jiwanya dan
menyuruhnya untuk turun dari ketersesatan di puncak pohon untuk keramah tamahan
di rumahnya. Di sana Tamu yang meminta sendiri untuk bertamu memberikan kepada
tuan rumah makanan terbaik yang seseorang bisa harapkan: Roti hidup. Yesus
membuat orang yang buta rohani melihat. Memiliki Yesus di rumah dan di
dalam hati adalah lebih baik daripada menjadi orang terkaya di Yerikho atau
di mana pun. Zakheus menemukan keselamatannya.
Pertemuan dengan Kristus yang
hidup membuka mata kita, menyembuhkan hati kita yang terluka, memberikan ketenungan untuk jiwa
kita, dan meyakinkan kita pada hidup yang kekal.
Pertanyaan untuk Diskusi:
·
Lukas 18:40-43 memberikan
kemajuan dari yang buta menjadi murid: merasakan kebutuhan seseorang,
menyadari kekuatan doa, mengakui Yesus, mengalami iman, sukacita, dan
mengikuti Yesus. Mengapakah langkah ini penting?
·
Tinjau kembali bagaimana Zakheus
memberi makna pada pertobatannya (Lukas /9. 5,)? Dapatkah Anda mengingat sebuah contoh dalam hidup Anda di mana Anda
mungkin harus membuat perubahan seperti Zakheus? Mengapa keselamatan tidak pernah
lengkap sampai pertobatan dan pemulihan terjadi?
LANGKAH 3 - Mempraktikkan
Untuk Guru: Lukas memberikan alasan yang
luar biasa bagi Yesus menceritakan tiga perumpamaan yang hilang dan ditemukan:
mereka menjadi jawaban atas kritikan orang Farisi terhadap Yesus yang makan
dan bersekutu dengan para pemungut cukai dan orang berdosa (Lukas 15:1-3). Perumpamaan ini menegaskan
misi-Nya untuk menyelamatkan satu jiwa yang hilang yang bernilai pengorbanan,
dan yang demikian membawa sukacita terbesar kepada Allah. Dengan hal itu dalam
pikiran, bacalah Lukas 15:4-7 (domba yang hilang) dan pertimbangkan hal berikut
ini:
Pertanyaan untuk Dipikirkan:
- Sembilan puluh sembilan versus satu. Mengapakah angka satu begitu penting bagi Tuhan?
- "Hilang." Bagaimanakah yang hilang domba itu?
- "Pergi setelah." Bagaimanakah berorientasi pada pencarian adalah kasih Allah?
- Sampai." Untuk apakah Pencari itu pergi?
- "Bersukacita." Mengapakah menyelamatkan bahkan hanya satu orang menjadi peristiwa menggembirakan?
LANGKAH 4 - Menciptakan
Untuk Guru: Yesus bertanya kepada
Bartimeus: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" (Lukas 18:41). Betapa sebuah kepedulian, pertanyaan
yang mengundang, khas Juruselamat. Dia adalah Pencipta kita. Dia adalah Penebus
kita. Dialah yang menyanggupkan kita. Semua hal adalah mungkin di dalam dan
melalui Dia.
Pertanyaan Aplikasi: Tanyakan kepada kelas: Apakah yang akan Anda minta Yesus lakukan untuk
Anda hari ini? Doronglah masing-masing anggota untuk membuat daftar pendek tiga
atau empat kebutuhan penting yang mereka miliki dan bagikan bersama kelas.
No comments:
Post a Comment