Kristus adalah Tuhan atas Hari Sabat
SABAT
PETANG
UNTUK
PELAJARAN PEKAN INI, BACALAH: MARKUS 1:21; 6:2; LUKAS 4:17-19, 31-37; 2 KOR.
5:17; LUKAS 6:1-11; 13:10-16.
AYAT
HAFALAN: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan
manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat” (Markus
2:27, 28).
Meskipun
Lukas menulis Injilnya terutama untuk orang bukan Yahudi, adalah penting begitu
sering ia menyebutkan mengenai hari Sabat. Dari 54 kali Injil dan Kisah Para
Rasul menyebutkan hari Sabat, 17 kali ada di Lukas dan 9 kali di Kisah; 9 kali
di Matius, dan 10 kali di Markus dan 9 kali di Yohanes. Sebagai seorang bukan
Yahudi yang bertobat, Lukas tentunya percaya pada Sabat hari ketujuh untuk
orang Yahudi, juga untuk orang bukan Yahudi. Kedatangan Kristus yang pertama
tidak membuat perbedaan sehubungan pemeliharaan hari Sabat.
Tentu
saja, "Selama pekerjaan-Nya di bumi. Kristus menekankan tuntutan Hari
Sabat yang mengikat; di dalam semua ajaran-Nya Ia menunjukkan penghormatan
kepada lembaga yang Ia sendiri telah adakan; Pada zaman-Nya hari Sabat telah
begitu diselewengkan sehingga pemeliharaannya membiasakan tabiat mementingkan
diri dan mengutamakan manusia daripada tabiat Allah. Kristus menyingkirkan
ajaran palsu yang diadakan oleh orang-orang yang mengaku mengenal Allah yang
salah menafsirkan-Nya." —Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 3, hlm.
150.
Pelajaran
pekan ini beralih kepada Yesus sebagai Tuhan atas hari Sabat: Bagaimana Ia
memeliharanya dan bagaimana Ia memberikan contoh bagi kita untuk diikuti.
Praktik pemeliharaan hari pertama dari pekan sebagai hari Sabat tidak memiliki
persetujuan baik oleh Kristus maupun Perjanjian Baru
*Pelajari
pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 2 Mei.
Menurut Kebiasaan-Nya" (Lukas 4:16-30; lihat juga
Yesaya 61:1, 2) - Minggu, 26 April
“Menurut
kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat” (Lukas
4:16). Suatu ayat yang baik bagi orang Advent. Sebagian besar dari kita
menggunakannya dalam ceramah-ceramah penginjilan atau pendalaman Alkitab untuk
menekankan maksud bahwa adalah praktik Yesus memelihara hari Sabat.
Rumah
ibadat (sinagog) memainkan peran penting dalam kehidupan beragama orang Yahudi.
Selama pembuangan, ketika Bait Suci tidak ada lagi, rumah-rumah ibadat dibangun
untuk beribadah dan untuk anak-anak bersekolah. Rumah ibadat dapat dibangun di
mana saja ada sekurang-kurangnya 10 keluarga Yahudi. Besar di Nazaret, Yesus
mengikuti “kebiasaan” pergi
ke rumah ibadat setiap hari Sabat, dan sekarang dalam perjalanan-Nya yang
pertama ke kampung halaman-Nya pada hari Sabat Dia mendatangi rumah ibadat.
Bacalah
Markus 1:21; 6:2; Lukas 4:16-30; 6:6-11; 13:10-16; l4:1-5. Apakah yang
ayat-ayat ini ajarkan kepada kita mengenai Yesus dan hari Sabat? Ketika Anda
membacanya, bertanyalah pada diri sendiri di mana, jika ada, Anda dapat
menemukan petunjuk bahwa Yesus telah meniadakan kewajiban kita untuk memelihara
hari Sabat atau mengarahkan ke hari lain untuk menggantikannya?
Markus 1:21; 6:2;
1:21 Mereka
tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah
ibadat dan mengajar.
6:2 Pada hari
Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika
mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?
Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian
bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?
Lukas 4:16-30; 6:6-11; 13:10-16; l4:1-5
4:16 Ia datang
ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia
masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.
4:17
Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan
nas, di mana ada tertulis:
4:18 "Roh
Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar
baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku
4:19 untuk
memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi
orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk
memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."
4:20 Kemudian
Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan
mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.
4:21 Lalu Ia
memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu
kamu mendengarnya."
4:22 Dan semua
orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang
diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?"
4:23 Maka
berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini
kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di
tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di
Kapernaum!"
4:24 Dan
kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang
dihargai di tempat asalnya.
4:25 Dan Aku
berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak
perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam
bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.
4:26 Tetapi
Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang
perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon.
4:27 Dan pada
zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari
mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu."
4:28 Mendengar
itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu.
4:29 Mereka
bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung,
tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.
4:30 Tetapi Ia
berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
6:6 Pada suatu
hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada
seorang yang mati tangan kanannya.
6:7 Ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan
orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia.
6:8 Tetapi Ia
mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu:
"Bangunlah dan berdirilah di tengah!" Maka bangunlah orang itu dan
berdiri.
6:9 Lalu Yesus
berkata kepada mereka: "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang
diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan
nyawa orang atau membinasakannya?"
6:10 Sesudah
itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit
itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah
tangannya.
6:11 Maka
meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan
terhadap Yesus.
13:10 Pada
suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat.
13:11 Di situ
ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia
sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.
13:12 Ketika
Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai
ibu, penyakitmu telah sembuh."
13:13 Lalu Ia
meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah
perempuan itu, dan memuliakan Allah.
13:14 Tetapi
kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu
ia berkata kepada orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu
datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari
Sabat."
13:15 Tetapi
Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap
orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari
kandangnya dan membawanya ke tempat minuman?
13:16 Bukankah
perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus
dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?"
14:1 Pada
suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang
Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama.
14:2 Tiba-tiba
datanglah seorang yang sakit busung air berdiri di hadapan-Nya.
14:3 Lalu
Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu, kata-Nya:
"Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?"
14:4 Mereka
itu diam semuanya. Lalu Ia memegang tangan orang sakit itu dan menyembuhkannya
dan menyuruhnya pergi.
14:5 Kemudian
Ia berkata kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang tidak segera
menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur,
meskipun pada hari Sabat?"
“Dan
menurut kebiasaan-Nya” (Lukas
4:16). Lukas saja yang menggunakan frasa ini: dalam Lukas 4:16, ketika Yesus
pergi ke rumah ibadat di Nazaret; dan dalam Lukas 22:39, ketika salib semakin
dekat, Yesus “sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun.” Kedua
“kebiasaan"
itu berhubungan dengan ibadah dan doa.
Mengapa
kita harus membuat menjadi kebiasaan kita pergi ke gereja pada hari Sabat.
sebagaimana Yesus pergi ke rumah ibadat pada hari Sabat?
Pertama.
Tuhan ada di mana-mana. Dia dapat disembah di mana saja. tetapi ada sesuatu
yang istimewa dari berkumpul bersama di suatu tempat berkumpul pada hari yang
ditentukan pada saat Penciptaan dan diperintahkan dalam hukum moral-Nya.
Kedua,
hal itu memberikan kesempatan publik untuk menegaskan bahwa Allah adalah
Pencipta dan Penebus kita.
Terakhir,
hal itu memberikan kesempatan untuk bersekutu dan berbagi sukacita dan beban
satu sama lain.
Mereka
yang menuduh kita legalisme, atau berada dalam perhambaan, karena kita
memelihara hari Sabat jelas-jelas kehilangan berkat besar yang dapat diberikan
oleh hari Sabat. Dalam cara apakah Anda telah dapat mengalami bagaimana
pemeliharaan hari Sabat yang memerdekakan itu?
Hari Sabat: Perintah dan Maknanya - Senin, 27 April
”Kepada-Nya
diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya..." (Lukas 4:17). Hari
Sabat bukan hanya pergi ke gereja untuk ibadah tetapi juga untuk mendengar
Firman Tuhan. Hidup tanpa Firman-Nya tidaklah jauh dari perangkap dosa: “Dalam
hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau” (Mazmur
ll9:1l).
Bacalah Lukas 4:17-19. Hari ini, lihatlah ke
belakang pada apa yang kita tahu mengenai Yesus, mengenai siapa Dia dan apa
yang telah Dia capai demi kita, bagaimanakah kita memahami makna dari kata-kata
ini? Bagaimanakah Anda mengalami realitas pernyataan Mesianik-Nya dalam
perjalanan Anda sendiri dengan Tuhan?
Lukas 4:17-19
4:17
Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan
nas, di mana ada tertulis:
4:18 "Roh
Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar
baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku
4:19 untuk
memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi
orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk
memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."
Setelah
membaca dari Yesaya 61:1, 2, Yesus berkata, “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu
mendengarnya” (Lukas
4:21). Kata hari ini layak untuk di-kaji. Orang Yahudi mengharapkan kerajaan
Allah datang pada suatu saat di waktu yang akan datang dalam cara yang
dramatis, cara militer, mencabut penguasa asing dari Yudea dan mengantarkan
takhta Daud. Tetapi Yesus berkata bahwa kerajaan itu telah datang dalam
diri-Nya dan bahwa Ia akan mematahkan kuasa dosa, menghancurkan Setan, dan
membebaskan para tawanan yang tertindas di wilayahNya.
Pikirkan
juga, mengenai begitu eratnya hari Sabat dengan pernyataan Mesianik-Nya. Hari
Sabat adalah hari perhentian, perhentian di dalam Kristus (Ibr. 4:1-4); hari
Sabat adalah lambang kebebasan, pembebasan, kebebasan dan pembebasan yang kita
miliki di dalam Kristus (Roma 6:6,7); hari Sabat mengungkapkan bukan hanya
penciptaan Allah tetapi juga janji penciptaan kembali di dalam Kristus (2 Kor.
5:17; 1 Kor. 15:51-53). Bukanlah sesuatu yang kebetulan, bahwa Yesus memilih
hari Sabat untuk melakukan banyak penyembuhan-Nya, untuk membebaskan mereka
yang telah tertindas dan terkurung karena sakit.
Hari
Sabat itu adalah suatu pengingat setiap pekan, terukir pada sesuatu yang lebih
abadi daripada batu (waktu!), atas apa yang telah diberikan kepada kita di
dalam Yesus.
Bagaimanakah pemeliharaan hari Sabat menolong
Anda memahami dengan lebih baik keselamatan oleh iman saja, di dalamnya kita
dapat beristirahat, di dalam apa yang Kristus telah lakukan kepada kita,
bertolak belakang dengan usaha kita sendiri ke surga?
Penyembuhan pada Hari Sabat di Kapernaum - Selasa, 28 April
Penolakan
di Nazaret membuat Yesus kembali ke Kapernaum, tempat di mana Dia telah
melayani sebelumnya (Matius 4:13). Kota penting ini telah menjadi basis
pelayanan Yesus di Galilea. Di kota ini ada sebuah rumah ibadat, kemungkinan
dibangun oleh seorang perwira Romawi (Lukas 7:5), dan Yesus, sebagaimana
biasa-Nya, pergi ke rumah ibadat itu pada hari Sabat.
Pada
satu hari Sabat ini, pelayanan Yesus mencakup berbagai kegiatan mengajar,
menyembuhkan, berkhotbah. Tidak disebutkan apa yang Yesus khotbahkan, tetapi
reaksi dari masyarakat adalah sesuatu yang menakjubkan: “Sebab
perkataan-Nya penuh kuasa” (Lukas
4:32). Ajaran-Nya sangat berbeda dengan para rabi. Bukan sekadar menghibur. Dia
berkhotbah dengan otoritas, mengakar pada Kitab Suci, disampaikan dengan kuasa
Roh Kudus, menyebut dosa sebagai dosa, dan mengajak pertobatan.
Bacalah Lukas 4:31-37. Kebenaran dahsyat apakah
yang dinyatakan dalam ayat-ayat ini mengenai (1) pertentangan besar, (2)
realitas Setan,(3) tujuan hari Sabat, dan (4) kuasa Allah atas kejahatan?
Apakah lagi yang bisa Anda temukan di sana?
Lukas
4:31-37
4:31 Kemudian
Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada
hari-hari Sabat.
4:32 Mereka
takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa.
4:33 Di dalam
rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara
keras:
4:34 "Hai
Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak
membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah."
4:35 Tetapi
Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Dan
setan itu pun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu
keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya.
4:36 Dan semua
orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: "Alangkah
hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah
kepada roh-roh jahat dan mereka pun keluar."
4:37 Dan
tersebarlah berita tentang Dia ke mana-mana di daerah itu.
Dalam
Lukas 4:31-41 kita dapatkan yang pertama dari lima penyembuhan pada hari Sabat
yang Lukas catat (lihat Lukas 4:38, 39; 6:6-11; 13:10-16; 14:1-16). Dalam
khotbah-Nya di Nazaret, Yesus mengumumkan bahwa adalah misi-Nya untuk
membebaskan, menyembuhkan, untuk memulihkan mereka yang patah hati dan
tertindas. Di Kapernaum ini, pada hari Sabat, ketika rumah ibadat penuh dengan
jemaah, seorang yang kerasukan Setan menghadapi Yesus dengan pernyataan: “Apa
urusan-Mu dengan kami?... Engkau, Yesus orang Nazaret... Aku tahu siapa Engkau:
Yang Kudus dari Allah” (Lukas
4:34). Roh jahat itu, salah satu dari bala tentara Setan, dan sebagai bentuk
makhluk supra natural, dengan cepat dapat mengenal Juruselamat yang menjelma.
Dalam kisah ini tidak ada tabir pemisah antara dunia yang kelihatan dengan yang
tidak kelihatan.
Pikirkanlah bagaimana terbuka pertentangan besar
terjadi dalam kisah ini. Seringkali tidak sejelas itu. Namun demikian,
bagaimanakah Anda melihat hal itu muncul dalam hidup Anda sendiri? Apakah
harapan Anda satu-satunya untuk menang di dalam pertempuran ini? Lihat juga 1
Kor. 15:2.
Tuhan
atas Hari Sabat - Rabu, 29 April
Lukas
6:1-11 memberikan 2 kisah tentang Yesus yang berhadapan dengan orang-orang
Farisi mengenai hari Sabat.
Bacalah kisah yang pertama dalam Lukas 6:1-5.
Bagaimanakah Yesus menghadapi tuduhan bahwa Dia dan murid-murid-Nya tidak
memelihara Hukum dan hari Sabat?
Lukas
6:1-5
6:1 Pada suatu
hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum, murid-murid-Nya memetik
bulir gandum dan memakannya, sementara mereka menggisarnya dengan tangannya.
6:2 Tetapi
beberapa orang Farisi berkata: "Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak
diperbolehkan pada hari Sabat?"
6:3 Lalu Yesus
menjawab mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika
ia dan mereka yang mengikutinya lapar,
6:4 bagaimana
ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan
memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan
kecuali oleh imam-imam?"
6:5 Kata Yesus
lagi kepada mereka: "Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."
Ketika
berjalan melewati ladang, para murid memetik bulir gandum, menggosoknya di
tangan mereka, dan memakannya. Tetapi orang-orang Farisi memelintir fakta itu,
menuduh murid-murid Yesus melanggar perintah hari Sabat. Yesus meluruskan
cerita itu dan mengarahkan orang-orang Farisi kepada Raja Daud, yang pada saat
dia sedang lapar memasuki Rumah Tuhan dengan tentara-tentaranya dan memakan
roti sajian yang hanya imam-imam diizinkan memakannya. Dengan menceritakan ini,
Yesus menunjukkan bagaimana orang-orang Farisi, melalui sejarah panjang
legalisme, telah menumpuk aturan di atas aturan, tradisi di atas tradisi, dan
mengubah hari Sabat dari yang seharusnya menjadi sukacita gantinya telah
menjadi beban.
Bacalah kisah kedua dalam Lukas 6:6-11. Apakah
pelajaran mengenai hari Sabat yang juga tampak dalam kisah ini?
Lukas 6:6-11
6:6 Pada suatu
hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada
seorang yang mati tangan kanannya.
6:7 Ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan
orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia.
6:8 Tetapi Ia
mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu:
"Bangunlah dan berdirilah di tengah!" Maka bangunlah orang itu dan
berdiri.
6:9 Lalu Yesus
berkata kepada mereka: "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang
diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan
nyawa orang atau membinasakannya?"
6:10 Sesudah
itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit
itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah
tangannya.
6:11 Maka
meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan
terhadap Yesus.
Meskipun
semua Injil sinoptis mengisahkan cerita ini, hanya Lukas yang mengatakan kepada
kita bahwa sebelah tangan yang mati adalah tangan kanan orang itu. Penjelasan
tambahan Dokter Lukas menolong kita untuk mengerti dampak serius dari
kekurangan fisik pria ini sehubungan dengan kesanggupan seorang laki-laki dalam
menjalankan kehidupan normalnya. Dalam kesempatan itu timbul dua tanggapan:
Pertama, orang-orang Farisi menunggu untuk menuduh Yesus dengan pelanggaran
hari Sabat pada saat Ia memilih menyembuhkan orang itu. Kedua, Yesus membaca
hati mereka dan melanjutkan menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan atas hari Sabat,
Dia yang menciptakan hari Sabat itu, dan bahwa Dia tidak akan gagal dalam
misi-Nya untuk melepaskan manusia yang rusak dari perbudakan dunia yang sakit
dosa. Jadi, Dia menempatkan pemeliharaan hari Sabat dalam pandangan Ilahi-Nya:
Adalah sesuai hukum melakukan kebaikan dan menyelamatkan nyawa pada hari Sabat
(Lukas 6:9-11).
Pikirkanlah betapa butanya pemimpin-pemimpin ini
dengan adanya peraturan dan ketentuan mereka sendiri, yang mereka pikir adalah
dari Tuhan. Bagaimanakah kita bisa memastikan bahwa kita tidak jatuh ke dalam
perangkap yang sama dengan mengizinkan tradisi dan ajaran manusia membutakan
kita terhadap kebenaran-kebenaran Ilahi yang lebih dalam?
Hari
Sabat: Orang Sakit atau Lembu dan Keledai - Kamis, 30 April
Dari
ketiga Injil sinoptis, hanya Lukas yang mencatat kedua penyembuhan Yesus pada
hari Sabat ini. (Lukas 13:10-16; 14:1-15). Yang pertama menyebabkan kepala
rumah ibadat menjadi marah kepada Yesus; yang kedua membuat orang-orang Farisi
bungkam. Dalam kedua kasus ini, musuh-musuh Yesus menggunakan kesalahan tafsir
mereka akan hukum untuk menuduh Yesus melanggar hari Sabat.
Bacalah Lukas 13:10-16 dan 14:1-6. Apakah
kebenaran penting terungkap di sini tentang begitu mudahnya memutarbalikkan
kebenaran Alkitab yang penting?
Lukas
13:10-16 dan 14:1-6
13:10 Pada
suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat.
13:11 Di situ
ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia
sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.
13:12 Ketika
Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai
ibu, penyakitmu telah sembuh."
13:13 Lalu Ia
meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah
perempuan itu, dan memuliakan Allah.
13:14 Tetapi
kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu
ia berkata kepada orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu
datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari
Sabat."
13:15 Tetapi
Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap
orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari
kandangnya dan membawanya ke tempat minuman?
13:16 Bukankah
perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus
dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?"
14:1 Pada
suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang
Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama.
14:2 Tiba-tiba
datanglah seorang yang sakit busung air berdiri di hadapan-Nya.
14:3 Lalu
Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu, kata-Nya:
"Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?"
14:4 Mereka
itu diam semuanya. Lalu Ia memegang tangan orang sakit itu dan menyembuhkannya
dan menyuruhnya pergi.
14:5 Kemudian
Ia berkata kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang tidak segera
menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur,
meskipun pada hari Sabat?"
14:6 Mereka
tidak sanggup membantah-Nya.
Pikirkanlah
wanita yang cacat itu. Ia termasuk orang yang diremehkan oleh orang-orang
Farisi; ia cacat selama l8 tahun, cukup lama untuk menguji kesabaran seseorang
dan berkembang di dalam hidupnya perasaan tidak memiliki arti; dan, pada
akhirnya, ia betul-betul tidak mampu membebaskan diri.
Kepadanya
datang wujud rahmat Ilahi. Yesus melihat dia, memanggil dia untuk mendekat
kepada-Nya, dan berkata kepadanya bahwa Ia dapat disembuhkan, meletakkan
tangan-Nya atas perempuan itu, dan “seketika itu juga berdirilah perempuan itu” (Lukas
13:13). Delapan belas tahun menderita tiba-tiba memberikan jalan bagi ungkapan
sukacita yang tulus, dan dia “memuliakan Allah” (ayat 13). Setiap kata kerja yang Lukas gunakan
adalah cara ilham untuk mengenal nilai dan martabat wanita dan, tentunya, nilai
dan martabat setiap orang yang disepelekan, bagaimanapun situasi orang itu.
Pada
mukjizat yang kedua (Lukas 14:1-6), Yesus dalam perjalanan-Nya menuju ke rumah
orang Farisi untuk jamuan pada hari Sabat, menyembuhkan seorang yang menderita
busung air. Untuk mengantisipasi adanya keberatan dari pemimpin-pemimpin yang
memperhatikan Dia dan dekat, Yesus mengangkat dua pertanyaan: pertama, mengenai
tujuan Hukam Taurat (“diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari
Sabat atau tidak?” [ayat
3]); kedua, mengenai nilai manusia (“Siapakah di antara kamu yang tidak segera
menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur,
meskipun pada hari Sabat?” [ayat
5]). Maksudnya seharusnya sudah jelas; fakta-nya, benar demikian, karena
menurut Lukas tidak ada jawaban mereka untuk apa yang Dia katakan. Yesus
mengungkapkan kemunafikan mereka, sangat buruk karena terselubung dengan
kemarahan yang disangka kudus dan benar atas apa yang mereka anggap sebagai
sesuatu pelanggaran berat terhadap hukum Tuhan yang kudus.
Betapa kita perlu berhati-hati.
Pendalaman
- Jumat, 1 April
PENDALAMAN:
“Allah
tidak dapat sedikit pun menghentikan tangan-Nya, kalau tidak manusia itu akan
pingsan dan mati. Maka manusia pun mempunyai suatu pekerjaan yang patut
dilakukan pada hari ini. Kebutuhan hidup harus diteruskan, orang sakit patut
dirawat, keperluan yang berkekurangan harus disediakan. Ia dianggap bersalah
jika tidak menolong orang-orang yang menderita pada hari Sabat. Hari perhentian
Allah yang suci dijadikan bagi manusia, dan perbuatan kebajikan adalah sesuai
dengan maksud hari itu. Allah tidak mengingini makhluk kejadian-Nya menderita
kesakitan yang dapat disembuhkan pada hari Sabat ataupun pada hari yang lain.” —Ellen
G. White, Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 2l2-2l3.
“Tidak
ada peraturan lain yang diberikan kepada orang Yahudi yang membedakan mereka
dari pada bangsa-bangsa sekelilingnya sebagaimana yang dinyatakan oleh Sabat.
Tuhan merencanakan bahwa pemeliharaannya harus menyatakan mereka sebagai
penyembah Allah. Itu adalah tanda perpisahan mereka dari berhala, dan menjadi
hubungan mereka dengan Allah. Akan tetapi untuk menyucikan Sabat, manusia
sendiri harus suci. Melalui iman mereka harus mengambil bagian dalam kebenaran
Kristus.-Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 300, 301.
Pertanyaan-pertanyaan
untuk Didiskusikan:
1.
Bukankah begitu jelas sekali Alkitab itu menyatakan Yesus dan hari Sabat? Namun
demikian, berjuta-juta umat di seluruh dunia yang masih bersikeras bahwa Sabat
hari ketujuh tidak lagi mengikat atau hal itu tidak masalah atau bahwa
memeliharanya adalah sama saja dengan legalisme. Apakah yang hal ini harus
beritahukan kepada kita mengenai mengapa kesetiaan yang teguh dan penurutan
pada Firman Tuhan adalah begitu penting? Pada sesuatu yang begitu mendasar
seperti hukum Tuhan yang kudus, orang banyak begitu menyesatkan. Apakah amaran
penting yang berikan kepada kita dalam Markus 13:22?
2.
Lihatlah bagaimana Setan telah bekerja sangat keras untuk menghancurkan hari
Sabat: Baik dengan cara menggunakan pemimpin-pemimpin Israel menjadikannya
sebagai beban yang berat, segala cara bahkan menelanjanginya begitu rupa akan
arti dan keadaan-nya yang sebenarnya; atau ia menggunakan, dan masih
menggunakan pemimpin-pemimpin gereja untuk mengabaikannya sebagai sesuatu yang
telah kuno, legalistik. atau sebagai tradisi Yahudi belaka. Apakah hari Sabat
itu sebenarnya, apakah yang terkait dengannya, sehingga menjadikannya sasaran
permusuhan Setan?
3.
Yesus adalah “Tuhan atas hari Sabat” (Lukas
6:5). Apakah maksud dari kalimat ini bagi umat Kristen dan sikap mereka
terhadap hari Sabat?
PENUNTUN GURU
Ringkasan
Pelajaran
Ayat
Inti: Markus 2:27, 28 O Anggota Kelas akan:
Mengetahui: Memahami bagaimana Yesus
berhubungan dengan Sabat.
Merasakan: Menerima pentingnya Sabat.
Melakukan: Temukan arti dan berkat Sabat.
Garis Besar Pelajaran:
I. Mengetahui: Bagaimana Yesus
Berhubungan dengan Hari Sabat
A. Apakah yang Lukas maksudkan
ketika ia berbicara tentang memelihara Sabat sebagai kebiasaan Yesus? (Lihai Lukas 4:16.) Bagaimanakah kita harus membuat
Sabat menjadi kebiasaan kitajuga?
B. Dalam arti apakah Yesus
"Tuhan atas hari Sabat" (Markus 2:28)? Bagaimanakah ayat ini bisa
dihubungkan dengan Kejadian 2:2: Keluaran 20:8-11; dan Yehezkiel 20:12. 20?
C. Bagaimanakah Yesus menghadapi
tuduhan bahwa Dia dan murid- murid-Nya tidak peduli atau memelihara Sabat (Lukas 6:1-11)?
II. Merasakan: Pentingnya Perabaan
Sabat
A. Mengapakah Sabat penting bagi
orang Kristen? Bagaimanakah Lukas (23:54-56; 24:1) membantu kita tidak hanya untuk
mengidentifikasi hari ketujuh sebagai hari Sabtu, tetapi juga memberikan kita
contoh perhentian Sabat?
B. Bagaimanakah dan mengapakah kita
harus memelihara hari Sabat melalui pekerjaan belas kasihan (Lukas 4:31-40;
6:6-11; 13:10-16; 14:1-6)?
Apakah yang membedakan antara pekerjaan yang diperbolehkan pada hari Sabat dan
pekerjaan yang tidak?
III. Melakukan: Temukan Arti dan
Berkat Sabat
A. Apakah yang membedakan antara
Sabat sebagai doktrin dan Sabat sebagai sebuah pengalaman? Mengapa perlu bagi
kita untuk menghargai keduanya?
B. Bagaimanakah kita bisa memelihara
hari Sabat sebagaimana Yesus memeliharanya? Bagaimanakah perintah Yesus
"Jikalau kamu mengasihi Aku, segala perintah-Ku" (Yohanes 14:15) menuntut kita untuk merayakan
Sabat? Apakah hubungan antara mengasihi Allah dan memelihara Sabat-Nya yang
kudus?
Ringkasan: Jika Yesus, Sang Pencipta dan
Penebus, Dia yang melembagakan hari Sabat pertama dengan beristirahat dari
semua pekerjaan-Nya (Kej. 2:2), membuat Sabat kebiasaan-Nya
ketika di bumi (Lukas 4:16), haruskah kita sebagai milik-Nya
dan pengikut-Nya melakukan kurang dari itu?
LANGKAH 1 - Memotivasi Fokus Alkitab: Lukas 4:16-19
Kunci Utama untuk Pertumbuhan Rohani: Kesetiaan memelihara Sabat—bukan
sebagai rutinitas agama tetapi loyalitas dan ketaatan kepada Yesus, Pencipta
dan Penebus kita—membuka berkat-bertat yang tidak dapat dimini- malisir. Berkat
tersebut tidak hanya mempersiapkan hidup kita untuk pemurid- an yang autentik
sekarang tetapi juga untuk bertahin dalam ujian yang menanti umat Allah pada
akhir zaman.
Untuk Guru: "Hari Sabat akan merupakan ujkn terbesar kesetiaan, karena itulah
pokok kebenaran yang terutama dipertentaigkan. Bilamana ujian terakhir
dilakukan ke atas manusia, maka garis pemisah akan ditarik antara mereka yang
melayani Allah dan yang tidak melayani-Nya.... Pemeliharaan Sabat yang benar,
dalam penurutan kepada hukum Allah, adalah suatu bukti kesetiaan kepada
Pencipta."—Ellen G. White, Alfa dm Omega, j I d. 8, hlm. 637. Perlu
diingat pentingnya akhir zaman, dan perspektif, dari memelihara Sabat sementara
Anda mengajarkan pelajaran hari ini.
Aktivitas Pembuka Diskusi: Sabat adalah pengingat
terus-menerus bahwa kita bukan milik kita sendiri. Kita adalah milik Allah. Dia
menciptakan kita. Dia menebus kita. Dia menopang kita. Perintah "Ingatlah
dan kuduskanlah hari Sabat" adalah undangan untuk bersekutu dengan
Pencipta dan Penebus kita. jadi. selanjutnya, apakah artinya bagi Anda secara
pribadi bahwa Sabat adalah ujian besar kesetiaan untuk akhir zaman?
LANGKAH 2 - Menyelidiki
Untuk Guru: Mengapakah kita merayakan hari ketujuh dari matahari terbenam Jumat
hingga matahari terbenam Sabtu sebagai Sabat ketika seluruh dunia Kristen
merayakan hari Minggu? Di antara banyak jawaban Alkitab yang dapat diberikan,
salah satu yang mungkin paling kuat adalah bahwa Tuhan kita sendiri memelihara
Sabat hari ketujuh, dan bahwa tidak ada bukti Perjanjian Baru atau contoh bagi
penurutan hari lain sebagai hari Sabat. Marilah kita fokuskan pelajaran minggu
ini pada hubungan Yesus dengan hari Sabat— ketuhanan-Nya, teladan-Nya, dan ketaatan-Nya.
KOMENTAR ALKITAB
I. Kristus Tuhan atas Hari Sabat
(Tinjau Kembali Lukas
6:5 bersama kelas.)
"Segala sesuatu dijadikan
oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang
telah dijadikan." Demikianlah Yohanes murid yang dikasihi menuliskan
(Yohanes 1:3)
agar orang Kristen sepanjang abad yang
akan datang tidak akan melupakrn
bahwa Yesus Kristus adalah Sang Pencipta alam semesta.
Mengakui
Kristus sebagai Pencipta menuntut kita menerima ketuhanan Allah atas segala
sesuatu yang dijadikan "pada mulanya" (Kej. 1:1), termasuk hari Sabat (Kej. 2:1-3). Jadi ketika Yesus menyatakan
dalam keadaan inkarna- si-Nya bahwa "Anak Manusia juga Tuhan atas hari
Sabat "
(Lukas 6:5: bandingkan Markus 2:27, 28), Dia meletakkan klaim bahwa hari
Sabat sebagai hari khusus yang ditunjuk-Nya sejak Penciptaan (Kel. 20:8-11: Yes.
58:13, 14). Ini adalah hari untuk
beristirahat, hari untuk ibadah—se'iuah "katedral dalam waktu"
sebagaimana salah satu penulis besar (Abraham Heschel) telah tuliskan.
Itulah
sampai sekarang ini Yesus menegaskan Ketuhanan-Nya. dan sebagai Tuhan, Yesus
mengundang kita untuk datang kepada "katedral-Nya" dan menerima
berkat serta sukacita. Ada banyak milik kita untuk dinikmati, dan kita tidak
memiliki alasan untuk membuat hari itu beban atau menganggap bahwa kita dapat
memindahkan kesuciannya pada hari lain. Tuhan itu satu, dan begitu juga
hari-Nya.
Pertanyaan untuk Diskusi: Wahyu 1:10 berbicara tentang
"Hari Tuhan." Kebanyakan orang Kristen mengatakan bahwa itu menunjuk
pada hari Minggu, hari pertama dalam minggu itu, di mana Yesus bangkit dari
antara brang mati. Mengapakah posisi ini tidak benar? Dan mengapakah hal itu
bermakna bahwa hari yang kita pelihara itu kudus?
II. Kristus dan Perayaan Sabat
(Tinjau kembali Lukas
4:16-20 bersama kelas.)
"Ia datang ke Nazaret tempat
la dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah
ibadat"
(Lukas 4:16). Dengan pergi ke rumah ibadat
pada hari Sabat, Yesus menekankan perlunya waktu khusus untuk persekutuan. Beberapa
orang menunjukkan bahwa kedatangan Yesus telah membebaskan kita dari kewajiban
hukum keempat.
Tidak
ada yang bisa jauh dari kebenaran. Lukas menggunakan kata "kebiasaan"
tidaklah menekankan sifat perayaan Sabat rutin tetapi dengan kuat menegaskan bahwa
Yesus mengakui Sabat sebagai waktu untuk umat Allah dan bahwa Dia mempraktikkan
hal itu. Teladan-Nya mengakui bahwa Sabat adalah waktu istimewa Allah untuk
persekutuan istimewa dengan umat-Nya. Masuknya Yesus ke dalam sejarah tidak
membuat perbedaan waktu khusus ini, yang ditetapkan pada saat penciptaan.
diakui sebagai peringatan tindakan pembebasan Allah dalam sejarah manusia (lihat UI. 5:6), dan dimodifikasi di Sinai.
Dengan teladan-Nya sendiri. Yesus menguduskan Sabat dan menun jukkan arti yang
sebenarnya.
Sebagian contoh ini adalah tujuan
hari Sabat: Itulah waktu untuk pemujaan dan penyembahan, ketika umat beriman
datang bersama-sama berbicara bahasa pujian. Dalam berbicara bersama-sama,
umat beriman memastikan kelangsungan iman. Tidak ada sepatutnya yang
mengurangi rancangan tersebut.
Sifat
jahat dari orang Nazaret, kemunafikan kepemimpinan masyarakat, ketidakpedulian
masyarakat, atau bahkan ketidaksiapan individu itu sendiri untuk menghadapi
hadirat Allah bukanlah alasan untuk menahan diri datang ke bait suci
Allah—sekarang atau nanti. Tuhan itu ada, dan Sabat adalah ruang waktu- Nya,
Dia mengundang orang berdosa untuk mencari kasih karunia-Nya dan mendesak orang
kudus untuk mengakui sumber keberadaan mereka, kekuatan, dan harapan.
Kegiatan Diskusi: Sebagai seorang bukan Yahudi
yang menuliskan kepada bangsa bukan Yahudi, Lukas mencatat dalam Injilnya bahwa
Yesus memelihara hari Sabat sebagai praktik yang teratur, menyiratkan bahwa
orang Kristen harus melakukan hai yang sama. Baca dan bahaslah referensi Lukas
kepada Paulus dan jemaat mula-mula dalam memelihara hari Sabat dan apa yang seharusnya
berarti bagi orang Kristen sekarang ini (Kis. 13:14. 42. 44:
16:13; 17:02; 18:04).
III. Pemeliharaan Sabat: Kristus
Menunjukkan Cara
(Tinjau kembali Lukas
6:1-11 dan Lukas 13:10-16 bersama kelas.)
Banyak praktik, klarifikasi, dan
ketentuan yang berkaitan dengan perayaan Sabat, yang dikembangkan selama
berabad-abad melalui tradisi lisan, secara bertahap mengompromikan karakter
kenikmatan hari Sabat (Yes. 58:13) dan
membuat hari itu beban. Ketika Yesus memulai pelayanan-Nya, Dia menunjukkan
bahwa Dia bertentangan dengan tradisi tersebut.
Yesus dengan jelas menyatakan
bahwa Ia tidak datang untuk "meniadakan hukum Taurat atau kitab para
nabi" (Mal.
5:17), tetapi orang-orang Farisi menuduh
Yesus beberapa kali melanggar hari Sabat. Lukas mencatat setidaknya tiga kali
penyembuhan pada hari Sabat (Luk. 6:6-11; 13:10-16; 14:1-6), yang menjadi sasaran orang-orang
Farisi sebagai pelanggaran Sabat. Jawaban Yesus dalam setiap kasus tetap
konsisten dengan makna Sabat sebagai hari untuk membawa kemuliaan kepada Allah
dan memengaruhi pelayanan holistik dalam nama-Nya. Mukjizat Yesus, baik pada
hari Sabat atau sebaliknya, menunjukkan tujuan kedatangan-Nya yang sebenarnya:
Untuk mengembalikan dan menebus kehidupan. Obsesi Farisi adalah legalisme;
sikap Yesus adalah kasih karunia dalam tindakan.
Ellen
G. Wliite membuat jelas kewajiban moral kita untuk meringankan penderitaan dan
hadir bagi mereka yang membutuhkannya pada hari Sabat: "Allah tidak dapat
sedikit pun menghentikan tangan-Nya, kalau tidak manusia itu akan pingsan dan
mati. Maka manusia pun mempunyai suatu pekerjaan yang patut dilakukan hari ini.
Kebutuhan hidup harus diteruskan, orang sakit patut dirawat, keperluan yang
berkekurangan harus disediakan, la dianggap bersalah jika tidak menolong
orang-orang yang menderita pada hari Sabat. Hari perhentian Allah yang suci
dijadikan bagi manusia, dan perbuatan kebajikan adalah sesuai dengan maksud
hari itu. Allah tidak menginginkan makhluk kejadian-Nya menderita kesakitan
yang dapat disembuhkan pada hari
Sabat ataupun hari yang
lain."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 5, him. 212,213.
Pertanyaan untuk Diskusi:
·
Apakah
tujuan Yesus untuk hari Sabat di dalam hidup kita?
·
Bagaimana
mukjizat penyembuhan Yesus menunjukkan tujuan kedatangan-Nya dan hari Sabat
yang sebenarnya?
LANGKAH 3 - Mempraktikkan
Untuk Guru: Dalam sebuah mukjizat yang
dilakukan pada hari Sabat (Luk. 14:1-6), Yesus menyembuhkan orang yang
menderita sakit busung air. Mengantisipasi keberatan dari orang-orang yang
sedang menonton dekat dengan Dia, Yesus memunculkan dua pertanyaan: Pertama,
mengenai tujuan hukum ("Apakah diperbolehkan untuk menyembuhkan pada hari
Sabat?"
[Ayat 3])\ kedua, mengenai nilai dari
manusia ("Siapakah di antara kamu, yang memiliki seekor keledai atau
lembu yang jatuh ke dalam lubang, akan tidak segera menariknya keluar pada hari
Sabat?"
[ayat 5]). Tuntunlah kelas untuk merefleksikan
pentingnya peristiwa ini yang mengungkapkan apakah arti sebenarnya memelihara
Sabat.
Pertanyaan untuk Dipikirkan: Tujuan akhir hari Sabat adalah
untuk mengingat dan memuliakan Sang Pencipta. Bagaimanakah tujuan ini dipenuhi
melalui penyembuhan orang yang busung air? Bagaimanakah mukjizat, dan komentar
Yesus atas hal itu, mencerminkan nilai tak terhingga dari hidup manusia?
Pertanyaan Aplikasi: Tuhan atas hari Sabat tidak
akan melanggar hari yang la sendiri tetapkan sebagai liari kudus-Nya. Tetapi
Dia menghancurkan beban buatan manusia yang tak berujung yang melekat pada
sistem Yahudi bagi hukum dan Sabat. Baca Ellen G. White, Testimonies for the
Church, jld. 6, hlm.
349-368, dan kemudian tuntunlah kelas untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan
berikut:
Apakah yang dapat kita lakukan
untuk memperbaiki perayaan Sabat kita? Apakah, jika ada, tradisi manusia yang
Anda perlu tinggalkan dalam rangka agar lebih baik dalam merayakan Sabat?
LANGKAH 4 - Menciptakan
Untuk Guru: Pilihlah relawan untuk membaca
Lukas 4:18, 19 sebelum melakukan
kegiatan kelas berikut ini. Idealnya, sediakan pena dan kertas bagi anggota
kelas. Jika tidak ada persediaan, lakukan aktivitas sebagaimana sebuah
diskusi.
Kegiatan Kelas: Lukas 4:18, 19 daftarkan enam aspek penting tentang pekabaran
dan misi Mesianik yang Yesus terapkan kepada diri-Nya. Identifikasikan kelas
dan, jika mungkin, tuliskan enam poin. Kemudian diskusikan bagaimana
masing-masing poin ini berkaitan dengan Sabat dan perayaannya.
PRATINJAU PELAJARAN 6 SEKOLAH SABAT
Para Wanita dalam Pelayanan Yesus
SABAT PETANG
Untuk
Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Luk. 1:39-55; 2:36-38; 7:11-17, 36-50; Rm. 10:17;
Luk. 8:1-3; 18:1-8.
AYAT
HAFALAN: "Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam
Yesus Kristus.... Tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba
atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan; karena kamu semua
adalah satu di dalam Kristus Yesus" (Galatia 3:26-28).
Injil
Lukas sering disebut "Injil Para Wanita" karena, lebih banyak
dibanding Injil lain, Injil Lukas membuat penjelasan khusus akan kepedulian
Yesus pada kebutuhan para wanita dan juga akan keterlibatan wanita dalam
pelayanan-Nya. Pada zaman Yesus, sebagaimana di beberapa kebudayaan sekarang
ini, wanita dipandang kurang berharga. Beberapa orang Yahudi pada waktu itu
bersyukur kepada Tuhan sebab mereka tidak diciptakan sebagai seorang hamba,
seorang bukan Yahudi, atau seorang wanita. Masyarakat Yunani dan Romawi sering
memperlakukan wanita bahkan lebih buruk. Budaya Romawi mengembangkan sikap
mengizinkan ketidaksopanan yang hampir tanpa batas. Seorang pria sering
mengambil istri hanya untuk mendapatkan anak sah yang dapat mewarisi hartanya,
dan memiliki beberapa gundik untuk kesenangan persun- dalannya sendiri.
|
Terhadap latar belakang para
wanita diperlakukan dengan begitu buruk seperti itu, Yesus membawakan kabar
baik bahwa para wanita adalah, tentunya, keturunan Abraham (lihat Lukas 13:16). Betapa senangnya para wanita mendengar
hal tersebut saat itu, di dalam Yesus, mereka adalah anak-anak Allah dan
memiliki persamaan nilai dengan laki-laki dalam pandangan Allah. Peka- baran
hari ini kepada para wanita dari segala bangsa tetap sama: kita semua, pria dan
wanita, satu di dalam Kristus Yesus.
*Pelajari pelajaran pekan ini
untuk persiapan Sabat. 9 Mei.
BERITA MISI
Berdiri Teguh 2 Mei |
Mongolia | Boldroo
Pos Misi
•
Para
misionaris Advent pertama ke Mongolia adalah Rusia yang mulai bekerja di sana
pada. tahun 1926. Namun Komunisme memasuki Mongolia beberapa tahun kemudian,
dan pekerjaan berhenti.
• Pada tahun 1991 misionaris lagi
masukMongolia,dandua tahun kemudian orang-orang Kristen Advent yang pertama
dibaptis. Saat ini lebih dari 1.600 orang Advent beribadah di 10 gereja dan
perusahaan di Mongolia. Sebagian orang percaya adalah orang-orang muda.
• Beberapa tahun yang lalu Persembahan
Sabat Ketigabelas kita membantu beberapa jemaat membeli bangunan untuk
pelayanan sebagai gereja atau memperbesa'rbangunan yang ada sehingga jemaatda-
pat bertumbuh.
Dada Boldroo tegang saat ia
menatap jadwal ujian. "Ujian akhir akan diadakan pada hari Sabtu,"
begitulah tertulis. Dia belajar keras untuk lulus dari universitas, mengambil
seluruh semester sambil bekerja supaya dia bisa membayar uang sekolah,
sehingga ia memohon kepada guru untuk memungkinkan dia mengikuti ujiannya pada
hari selain hari Sabat.
|
Sementara penamatan mendekat, ia
membiarkan hatinya melambung dengan sukacita prestasinya. Segera dia akan
lulus:Tapi saat ia membaca jadwal ujian akhir, dia merasa seolah-olah dia telah
menekan perut. Ujian akhirnya dijadwalkan pada hari Sabat.
Sebuah Pengakuan Penolakan
"Apakah yang bisa saya lakukan?"
tanya Boldroo kepada temannya Coral maiam itu. "Aku pernah mendengar cerita
tentang bagaimana Allah memberkati siswa yang menolak untuk mengikuti ujian mereka
pada hari Sabat. Tapi saya juga mendengar dari siswa yang tidak bisa lulus
karena mereka melewatkan bagian dari ujian mereka."
"Mari kita bicara kepada
direktur," Coral sarankan."Mungkin dia akan membuat
pengecualian."
Keesokan harinya Boldroo dan
Coral menuju ke kantor direktur departemen itu. Boldroo khawatir saat melihat
cemberut di wajahnya. "Kenapa kau meminta perubahan jadwal?"ia
bertanya."Anda harus mengambil ujian hari yang sama dengan teman-teman
sekelas Anda. Sekarang tinggalkan kantor saya!"
"Tuhan
punya rencana."Coral berbisik saat mereka meninggalkan kantor direktur.
Boldroo mengangguk, tapi ia tidak bisa membayangkan apa rencana Allah itu.
Boldroo bersumpah bahwa dia tidak akan ikut ujian pada hari Sabat, tidak peduli
apa pun yang terjadi.
Hari
Terpanjang
Pada hari Sabat, sementara
teman-temannya pergi ke universitas untuk mengikuti ujian akhir mereka,
Boldroo pergi ke gereja. Dia berjuang untuk menjaga pikirannya pada ibadah,
tetapi menemukan pikirannya menjauh ke ruang ujian di mana teman-temannya
mempertahankan tesis mereka. Dia memaksa pikirannya kembali kepada Allah 5
dengan mengulangi janji-Nya,"Aku ^ sekali-kali tidak akan membiarkan J engkau
dan Aku sekali-kali tidak | akan meninggalkan engkau"[lbrani 13:5]. Sore
itu sementara Boldroo berjalan pulang, ponselnya berdering."Siapkan
dokumen Anda untuk mengikuti ujian," kata sekretaris kantor. Boldroo
mengucapkan terima kasih kepada wanita itu dan menutup telepon. Beberapa kali
sore itu sesama siswa, dan beberapa guru bahkan menelepon, mendesak Boldroo
bergegas ke kantor departemen melapor untuk ujian.
Boldroo
melawan godaan untuk pergi ke sekolah. Dia tahu bahwa ujian biasanya selesai
sekitar pukul 08:00 di malam hari. Sebelum matahari musim panas akan terbenam,
Boldroo memohon Tuhan untuk damai dan kekuatan menahan godaan untuk pergi ke
sekolah selama jam suci Allah.
Boldroo menunggu sampai senja
memudar dan menjadi gelap lalu ia meninggalkan rumahnya ke universitas. Dengan
doa di bibirnya, dia bergegas ke universitas. Mungkin tidak terlambat, dia
berharap.
"Tuhan,
Engkau adalah Mahabesar"
Hari
sudah gelap sebelum Boldroo memasuki kantor tempat ujian tertahan. Dia
terkejut menemukan siswa masih menunggu untuk membuat presentasi mereka. Dia
menandatangani namanya pada daftar ujian dan memberikan tesisnya kepada guru
dan memastikan kepada panitia. Kemudian Boldroo menunggu.
Beberapa
siswa bertanya kepada Boldroo mengapa ia menunggu begitu lama untuk datang
ujian, dan dia menjelaskan imannya ke pada Allah dan keinginannya untuk
tetap menguduskan Sabat-Nya. Dengan susah payah mengikuti ujian bersama, dan
Boldroo berjuang melawan tidur. Akhirnya, lama setelah tengah malam, ia dipanggil
ke ruang ujian. Dia membuat presentasinya dan siap untuk menjawab pertanyaan
guru. Tapi bukannya mengajukan pertanyaan tentang proyeknya, guru-gurunya
bertanya tentang imannya.
"Ini
adalah pertama kalinya kami selesai ujian sesudah pukul 8:00,"salah
seorang guru mengatakan. "Tuhan Anda Mahabesar yang memungkinkan Anda
untuk tetap mengikuti ujian." Boldroo mengangguk dan berbagi imannya
dengan instrukturnya. Meskipun mereka sudah lelah, guru-guru mendengar kannya.
Ketika hasil ujian dimasukkan, Boldroo
pergi. Beberapa teman sekelasnya diminta untuk datang ke gereja bersama
Boldroo. Mereka ingin tahu lebih banyak tentang imannya.
Menceritakan Kisahnya
Boldroo mengingat cobaan yang
dihadapinya sambil menyelesaikan pendidikannya. Saat ia ingat cerita orang
lain yang memelihara iman mereka dan menghormati hari Sabat, dia tersenyum.
Sekarang dia memiliki cerita sendiri untuk disampaikan, dan dia mengatakan itu
setiap kali dia memiliki kesempatan.
Terima kasih untuk berbagi
bersama-sama mendukung misi di Mongolia.
No comments:
Post a Comment