Pelajaran 5 Sekolah Sabat Triwulan II 2015, Berita Misi dan Penuntun Guru



Kristus adalah Tuhan atas Hari Sabat
SABAT PETANG

UNTUK PELAJARAN PEKAN INI, BACALAH: MARKUS 1:21; 6:2; LUKAS 4:17-19, 31-37; 2 KOR. 5:17; LUKAS 6:1-11; 13:10-16.

AYAT HAFALAN: Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat (Markus 2:27, 28).

Meskipun Lukas menulis Injilnya terutama untuk orang bukan Yahudi, adalah penting begitu sering ia menyebutkan mengenai hari Sabat. Dari 54 kali Injil dan Kisah Para Rasul menyebutkan hari Sabat, 17 kali ada di Lukas dan 9 kali di Kisah; 9 kali di Matius, dan 10 kali di Markus dan 9 kali di Yohanes. Sebagai seorang bukan Yahudi yang bertobat, Lukas tentunya percaya pada Sabat hari ketujuh untuk orang Yahudi, juga untuk orang bukan Yahudi. Kedatangan Kristus yang pertama tidak membuat perbedaan sehubungan pemeliharaan hari Sabat.

Tentu saja, "Selama pekerjaan-Nya di bumi. Kristus menekankan tuntutan Hari Sabat yang mengikat; di dalam semua ajaran-Nya Ia menunjukkan penghormatan kepada lembaga yang Ia sendiri telah adakan; Pada zaman-Nya hari Sabat telah begitu diselewengkan sehingga pemeliharaannya membiasakan tabiat mementingkan diri dan mengutamakan manusia daripada tabiat Allah. Kristus menyingkirkan ajaran palsu yang diadakan oleh orang-orang yang mengaku mengenal Allah yang salah menafsirkan-Nya." Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 3, hlm. 150.

Pelajaran pekan ini beralih kepada Yesus sebagai Tuhan atas hari Sabat: Bagaimana Ia memeliharanya dan bagaimana Ia memberikan contoh bagi kita untuk diikuti. Praktik pemeliharaan hari pertama dari pekan sebagai hari Sabat tidak memiliki persetujuan baik oleh Kristus maupun Perjanjian Baru

*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 2 Mei.

Menurut Kebiasaan-Nya" (Lukas 4:16-30; lihat juga Yesaya 61:1, 2) - Minggu, 26 April

Menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat (Lukas 4:16). Suatu ayat yang baik bagi orang Advent. Sebagian besar dari kita menggunakannya dalam ceramah-ceramah penginjilan atau pendalaman Alkitab untuk menekankan maksud bahwa adalah praktik Yesus memelihara hari Sabat.

Rumah ibadat (sinagog) memainkan peran penting dalam kehidupan beragama orang Yahudi. Selama pembuangan, ketika Bait Suci tidak ada lagi, rumah-rumah ibadat dibangun untuk beribadah dan untuk anak-anak bersekolah. Rumah ibadat dapat dibangun di mana saja ada sekurang-kurangnya 10 keluarga Yahudi. Besar di Nazaret, Yesus mengikuti kebiasaan pergi ke rumah ibadat setiap hari Sabat, dan sekarang dalam perjalanan-Nya yang pertama ke kampung halaman-Nya pada hari Sabat Dia mendatangi rumah ibadat.

Bacalah Markus 1:21; 6:2; Lukas 4:16-30; 6:6-11; 13:10-16; l4:1-5. Apakah yang ayat-ayat ini ajarkan kepada kita mengenai Yesus dan hari Sabat? Ketika Anda membacanya, bertanyalah pada diri sendiri di mana, jika ada, Anda dapat menemukan petunjuk bahwa Yesus telah meniadakan kewajiban kita untuk memelihara hari Sabat atau mengarahkan ke hari lain untuk menggantikannya?
Markus 1:21; 6:2;
1:21 Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar.
6:2 Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?

Lukas 4:16-30; 6:6-11; 13:10-16; l4:1-5
4:16 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.
4:17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:
4:18 "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku
4:19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."
4:20 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.
4:21 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."
4:22 Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?"
4:23 Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!"
4:24 Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.
4:25 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.
4:26 Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon.
4:27 Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu."
4:28 Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu.
4:29 Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.
4:30 Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.

6:6 Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya.
6:7 Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia.
6:8 Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: "Bangunlah dan berdirilah di tengah!" Maka bangunlah orang itu dan berdiri.
6:9 Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?"
6:10 Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya.
6:11 Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.

13:10 Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat.
13:11 Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.
13:12 Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh."
13:13 Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah.
13:14 Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat."
13:15 Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman?
13:16 Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?"

14:1 Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama.
14:2 Tiba-tiba datanglah seorang yang sakit busung air berdiri di hadapan-Nya.
14:3 Lalu Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu, kata-Nya: "Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?"
14:4 Mereka itu diam semuanya. Lalu Ia memegang tangan orang sakit itu dan menyembuhkannya dan menyuruhnya pergi.
14:5 Kemudian Ia berkata kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?"


Dan menurut kebiasaan-Nya (Lukas 4:16). Lukas saja yang menggunakan frasa ini: dalam Lukas 4:16, ketika Yesus pergi ke rumah ibadat di Nazaret; dan dalam Lukas 22:39, ketika salib semakin dekat, Yesus sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Kedua kebiasaan" itu berhubungan dengan ibadah dan doa.

Mengapa kita harus membuat menjadi kebiasaan kita pergi ke gereja pada hari Sabat. sebagaimana Yesus pergi ke rumah ibadat pada hari Sabat?

Pertama. Tuhan ada di mana-mana. Dia dapat disembah di mana saja. tetapi ada sesuatu yang istimewa dari berkumpul bersama di suatu tempat berkumpul pada hari yang ditentukan pada saat Penciptaan dan diperintahkan dalam hukum moral-Nya.

Kedua, hal itu memberikan kesempatan publik untuk menegaskan bahwa Allah adalah Pencipta dan Penebus kita.

Terakhir, hal itu memberikan kesempatan untuk bersekutu dan berbagi sukacita dan beban satu sama lain.

Mereka yang menuduh kita legalisme, atau berada dalam perhambaan, karena kita memelihara hari Sabat jelas-jelas kehilangan berkat besar yang dapat diberikan oleh hari Sabat. Dalam cara apakah Anda telah dapat mengalami bagaimana pemeliharaan hari Sabat yang memerdekakan itu?

Hari Sabat: Perintah dan Maknanya - Senin, 27 April

Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya..." (Lukas 4:17). Hari Sabat bukan hanya pergi ke gereja untuk ibadah tetapi juga untuk mendengar Firman Tuhan. Hidup tanpa Firman-Nya tidaklah jauh dari perangkap dosa: Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau (Mazmur ll9:1l).

Bacalah Lukas 4:17-19. Hari ini, lihatlah ke belakang pada apa yang kita tahu mengenai Yesus, mengenai siapa Dia dan apa yang telah Dia capai demi kita, bagaimanakah kita memahami makna dari kata-kata ini? Bagaimanakah Anda mengalami realitas pernyataan Mesianik-Nya dalam perjalanan Anda sendiri dengan Tuhan?
Lukas 4:17-19
4:17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:
4:18 "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku
4:19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."


Setelah membaca dari Yesaya 61:1, 2, Yesus berkata, Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya (Lukas 4:21). Kata hari ini layak untuk di-kaji. Orang Yahudi mengharapkan kerajaan Allah datang pada suatu saat di waktu yang akan datang dalam cara yang dramatis, cara militer, mencabut penguasa asing dari Yudea dan mengantarkan takhta Daud. Tetapi Yesus berkata bahwa kerajaan itu telah datang dalam diri-Nya dan bahwa Ia akan mematahkan kuasa dosa, menghancurkan Setan, dan membebaskan para tawanan yang tertindas di wilayahNya.

Pikirkan juga, mengenai begitu eratnya hari Sabat dengan pernyataan Mesianik-Nya. Hari Sabat adalah hari perhentian, perhentian di dalam Kristus (Ibr. 4:1-4); hari Sabat adalah lambang kebebasan, pembebasan, kebebasan dan pembebasan yang kita miliki di dalam Kristus (Roma 6:6,7); hari Sabat mengungkapkan bukan hanya penciptaan Allah tetapi juga janji penciptaan kembali di dalam Kristus (2 Kor. 5:17; 1 Kor. 15:51-53). Bukanlah sesuatu yang kebetulan, bahwa Yesus memilih hari Sabat untuk melakukan banyak penyembuhan-Nya, untuk membebaskan mereka yang telah tertindas dan terkurung karena sakit.

Hari Sabat itu adalah suatu pengingat setiap pekan, terukir pada sesuatu yang lebih abadi daripada batu (waktu!), atas apa yang telah diberikan kepada kita di dalam Yesus.

Bagaimanakah pemeliharaan hari Sabat menolong Anda memahami dengan lebih baik keselamatan oleh iman saja, di dalamnya kita dapat beristirahat, di dalam apa yang Kristus telah lakukan kepada kita, bertolak belakang dengan usaha kita sendiri ke surga?

Penyembuhan pada Hari Sabat di Kapernaum - Selasa, 28 April

Penolakan di Nazaret membuat Yesus kembali ke Kapernaum, tempat di mana Dia telah melayani sebelumnya (Matius 4:13). Kota penting ini telah menjadi basis pelayanan Yesus di Galilea. Di kota ini ada sebuah rumah ibadat, kemungkinan dibangun oleh seorang perwira Romawi (Lukas 7:5), dan Yesus, sebagaimana biasa-Nya, pergi ke rumah ibadat itu pada hari Sabat.

Pada satu hari Sabat ini, pelayanan Yesus mencakup berbagai kegiatan mengajar, menyembuhkan, berkhotbah. Tidak disebutkan apa yang Yesus khotbahkan, tetapi reaksi dari masyarakat adalah sesuatu yang menakjubkan: Sebab perkataan-Nya penuh kuasa (Lukas 4:32). Ajaran-Nya sangat berbeda dengan para rabi. Bukan sekadar menghibur. Dia berkhotbah dengan otoritas, mengakar pada Kitab Suci, disampaikan dengan kuasa Roh Kudus, menyebut dosa sebagai dosa, dan mengajak pertobatan.

Bacalah Lukas 4:31-37. Kebenaran dahsyat apakah yang dinyatakan dalam ayat-ayat ini mengenai (1) pertentangan besar, (2) realitas Setan,(3) tujuan hari Sabat, dan (4) kuasa Allah atas kejahatan? Apakah lagi yang bisa Anda temukan di sana?
Lukas 4:31-37
4:31 Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat.
4:32 Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa.
4:33 Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras:
4:34 "Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah."
4:35 Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Dan setan itu pun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya.
4:36 Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: "Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan mereka pun keluar."
4:37 Dan tersebarlah berita tentang Dia ke mana-mana di daerah itu.

Dalam Lukas 4:31-41 kita dapatkan yang pertama dari lima penyembuhan pada hari Sabat yang Lukas catat (lihat Lukas 4:38, 39; 6:6-11; 13:10-16; 14:1-16). Dalam khotbah-Nya di Nazaret, Yesus mengumumkan bahwa adalah misi-Nya untuk membebaskan, menyembuhkan, untuk memulihkan mereka yang patah hati dan tertindas. Di Kapernaum ini, pada hari Sabat, ketika rumah ibadat penuh dengan jemaah, seorang yang kerasukan Setan menghadapi Yesus dengan pernyataan: Apa urusan-Mu dengan kami?... Engkau, Yesus orang Nazaret... Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah (Lukas 4:34). Roh jahat itu, salah satu dari bala tentara Setan, dan sebagai bentuk makhluk supra natural, dengan cepat dapat mengenal Juruselamat yang menjelma. Dalam kisah ini tidak ada tabir pemisah antara dunia yang kelihatan dengan yang tidak kelihatan.

Pikirkanlah bagaimana terbuka pertentangan besar terjadi dalam kisah ini. Seringkali tidak sejelas itu. Namun demikian, bagaimanakah Anda melihat hal itu muncul dalam hidup Anda sendiri? Apakah harapan Anda satu-satunya untuk menang di dalam pertempuran ini? Lihat juga 1 Kor. 15:2.

Tuhan atas Hari Sabat - Rabu, 29 April

Lukas 6:1-11 memberikan 2 kisah tentang Yesus yang berhadapan dengan orang-orang Farisi mengenai hari Sabat.

Bacalah kisah yang pertama dalam Lukas 6:1-5. Bagaimanakah Yesus menghadapi tuduhan bahwa Dia dan murid-murid-Nya tidak memelihara Hukum dan hari Sabat?
Lukas 6:1-5
6:1 Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya, sementara mereka menggisarnya dengan tangannya.
6:2 Tetapi beberapa orang Farisi berkata: "Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"
6:3 Lalu Yesus menjawab mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar,
6:4 bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?"
6:5 Kata Yesus lagi kepada mereka: "Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."


Ketika berjalan melewati ladang, para murid memetik bulir gandum, menggosoknya di tangan mereka, dan memakannya. Tetapi orang-orang Farisi memelintir fakta itu, menuduh murid-murid Yesus melanggar perintah hari Sabat. Yesus meluruskan cerita itu dan mengarahkan orang-orang Farisi kepada Raja Daud, yang pada saat dia sedang lapar memasuki Rumah Tuhan dengan tentara-tentaranya dan memakan roti sajian yang hanya imam-imam diizinkan memakannya. Dengan menceritakan ini, Yesus menunjukkan bagaimana orang-orang Farisi, melalui sejarah panjang legalisme, telah menumpuk aturan di atas aturan, tradisi di atas tradisi, dan mengubah hari Sabat dari yang seharusnya menjadi sukacita gantinya telah menjadi beban.

Bacalah kisah kedua dalam Lukas 6:6-11. Apakah pelajaran mengenai hari Sabat yang juga tampak dalam kisah ini?
Lukas 6:6-11
6:6 Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya.
6:7 Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia.
6:8 Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: "Bangunlah dan berdirilah di tengah!" Maka bangunlah orang itu dan berdiri.
6:9 Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?"
6:10 Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya.
6:11 Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.


Meskipun semua Injil sinoptis mengisahkan cerita ini, hanya Lukas yang mengatakan kepada kita bahwa sebelah tangan yang mati adalah tangan kanan orang itu. Penjelasan tambahan Dokter Lukas menolong kita untuk mengerti dampak serius dari kekurangan fisik pria ini sehubungan dengan kesanggupan seorang laki-laki dalam menjalankan kehidupan normalnya. Dalam kesempatan itu timbul dua tanggapan: Pertama, orang-orang Farisi menunggu untuk menuduh Yesus dengan pelanggaran hari Sabat pada saat Ia memilih menyembuhkan orang itu. Kedua, Yesus membaca hati mereka dan melanjutkan menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan atas hari Sabat, Dia yang menciptakan hari Sabat itu, dan bahwa Dia tidak akan gagal dalam misi-Nya untuk melepaskan manusia yang rusak dari perbudakan dunia yang sakit dosa. Jadi, Dia menempatkan pemeliharaan hari Sabat dalam pandangan Ilahi-Nya: Adalah sesuai hukum melakukan kebaikan dan menyelamatkan nyawa pada hari Sabat (Lukas 6:9-11).

Pikirkanlah betapa butanya pemimpin-pemimpin ini dengan adanya peraturan dan ketentuan mereka sendiri, yang mereka pikir adalah dari Tuhan. Bagaimanakah kita bisa memastikan bahwa kita tidak jatuh ke dalam perangkap yang sama dengan mengizinkan tradisi dan ajaran manusia membutakan kita terhadap kebenaran-kebenaran Ilahi yang lebih dalam?

Hari Sabat: Orang Sakit atau Lembu dan Keledai - Kamis, 30 April

Dari ketiga Injil sinoptis, hanya Lukas yang mencatat kedua penyembuhan Yesus pada hari Sabat ini. (Lukas 13:10-16; 14:1-15). Yang pertama menyebabkan kepala rumah ibadat menjadi marah kepada Yesus; yang kedua membuat orang-orang Farisi bungkam. Dalam kedua kasus ini, musuh-musuh Yesus menggunakan kesalahan tafsir mereka akan hukum untuk menuduh Yesus melanggar hari Sabat.

Bacalah Lukas 13:10-16 dan 14:1-6. Apakah kebenaran penting terungkap di sini tentang begitu mudahnya memutarbalikkan kebenaran Alkitab yang penting?
Lukas 13:10-16 dan 14:1-6
13:10 Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat.
13:11 Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.
13:12 Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh."
13:13 Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah.
13:14 Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat."
13:15 Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman?
13:16 Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?"

14:1 Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama.
14:2 Tiba-tiba datanglah seorang yang sakit busung air berdiri di hadapan-Nya.
14:3 Lalu Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu, kata-Nya: "Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?"
14:4 Mereka itu diam semuanya. Lalu Ia memegang tangan orang sakit itu dan menyembuhkannya dan menyuruhnya pergi.
14:5 Kemudian Ia berkata kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?"
14:6 Mereka tidak sanggup membantah-Nya.


Pikirkanlah wanita yang cacat itu. Ia termasuk orang yang diremehkan oleh orang-orang Farisi; ia cacat selama l8 tahun, cukup lama untuk menguji kesabaran seseorang dan berkembang di dalam hidupnya perasaan tidak memiliki arti; dan, pada akhirnya, ia betul-betul tidak mampu membebaskan diri.

Kepadanya datang wujud rahmat Ilahi. Yesus melihat dia, memanggil dia untuk mendekat kepada-Nya, dan berkata kepadanya bahwa Ia dapat disembuhkan, meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu (Lukas 13:13). Delapan belas tahun menderita tiba-tiba memberikan jalan bagi ungkapan sukacita yang tulus, dan dia memuliakan Allah (ayat 13). Setiap kata kerja yang Lukas gunakan adalah cara ilham untuk mengenal nilai dan martabat wanita dan, tentunya, nilai dan martabat setiap orang yang disepelekan, bagaimanapun situasi orang itu.

Pada mukjizat yang kedua (Lukas 14:1-6), Yesus dalam perjalanan-Nya menuju ke rumah orang Farisi untuk jamuan pada hari Sabat, menyembuhkan seorang yang menderita busung air. Untuk mengantisipasi adanya keberatan dari pemimpin-pemimpin yang memperhatikan Dia dan dekat, Yesus mengangkat dua pertanyaan: pertama, mengenai tujuan Hukam Taurat (diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak? [ayat 3]); kedua, mengenai nilai manusia (Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat? [ayat 5]). Maksudnya seharusnya sudah jelas; fakta-nya, benar demikian, karena menurut Lukas tidak ada jawaban mereka untuk apa yang Dia katakan. Yesus mengungkapkan kemunafikan mereka, sangat buruk karena terselubung dengan kemarahan yang disangka kudus dan benar atas apa yang mereka anggap sebagai sesuatu pelanggaran berat terhadap hukum Tuhan yang kudus.

Betapa kita perlu berhati-hati.

Pendalaman - Jumat, 1 April

PENDALAMAN: Allah tidak dapat sedikit pun menghentikan tangan-Nya, kalau tidak manusia itu akan pingsan dan mati. Maka manusia pun mempunyai suatu pekerjaan yang patut dilakukan pada hari ini. Kebutuhan hidup harus diteruskan, orang sakit patut dirawat, keperluan yang berkekurangan harus disediakan. Ia dianggap bersalah jika tidak menolong orang-orang yang menderita pada hari Sabat. Hari perhentian Allah yang suci dijadikan bagi manusia, dan perbuatan kebajikan adalah sesuai dengan maksud hari itu. Allah tidak mengingini makhluk kejadian-Nya menderita kesakitan yang dapat disembuhkan pada hari Sabat ataupun pada hari yang lain. Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 2l2-2l3.

Tidak ada peraturan lain yang diberikan kepada orang Yahudi yang membedakan mereka dari pada bangsa-bangsa sekelilingnya sebagaimana yang dinyatakan oleh Sabat. Tuhan merencanakan bahwa pemeliharaannya harus menyatakan mereka sebagai penyembah Allah. Itu adalah tanda perpisahan mereka dari berhala, dan menjadi hubungan mereka dengan Allah. Akan tetapi untuk menyucikan Sabat, manusia sendiri harus suci. Melalui iman mereka harus mengambil bagian dalam kebenaran Kristus.-Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 300, 301.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:

1. Bukankah begitu jelas sekali Alkitab itu menyatakan Yesus dan hari Sabat? Namun demikian, berjuta-juta umat di seluruh dunia yang masih bersikeras bahwa Sabat hari ketujuh tidak lagi mengikat atau hal itu tidak masalah atau bahwa memeliharanya adalah sama saja dengan legalisme. Apakah yang hal ini harus beritahukan kepada kita mengenai mengapa kesetiaan yang teguh dan penurutan pada Firman Tuhan adalah begitu penting? Pada sesuatu yang begitu mendasar seperti hukum Tuhan yang kudus, orang banyak begitu menyesatkan. Apakah amaran penting yang berikan kepada kita dalam Markus 13:22?

2. Lihatlah bagaimana Setan telah bekerja sangat keras untuk menghancurkan hari Sabat: Baik dengan cara menggunakan pemimpin-pemimpin Israel menjadikannya sebagai beban yang berat, segala cara bahkan menelanjanginya begitu rupa akan arti dan keadaan-nya yang sebenarnya; atau ia menggunakan, dan masih menggunakan pemimpin-pemimpin gereja untuk mengabaikannya sebagai sesuatu yang telah kuno, legalistik. atau sebagai tradisi Yahudi belaka. Apakah hari Sabat itu sebenarnya, apakah yang terkait dengannya, sehingga menjadikannya sasaran permusuhan Setan?

3. Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat (Lukas 6:5). Apakah maksud dari kalimat ini bagi umat Kristen dan sikap mereka terhadap hari Sabat?
PENUNTUN GURU


Ringkasan Pelajaran
Ayat Inti: Markus 2:27, 28 O Anggota Kelas akan:
Mengetahui: Memahami bagaimana Yesus berhubungan dengan Sabat.
Merasakan: Menerima pentingnya Sabat.
Melakukan: Temukan arti dan berkat Sabat.

Garis Besar Pelajaran:
I.    Mengetahui: Bagaimana Yesus Berhubungan dengan Hari Sabat
A.     Apakah yang Lukas maksudkan ketika ia berbicara tentang meme­lihara Sabat sebagai kebiasaan Yesus? (Lihai Lukas 4:16.) Bagai­manakah kita harus membuat Sabat menjadi kebiasaan kitajuga?
B.     Dalam arti apakah Yesus "Tuhan atas hari Sabat" (Markus 2:28)? Bagaimanakah ayat ini bisa dihubungkan dengan Kejadian 2:2: Keluaran 20:8-11; dan Yehezkiel 20:12. 20?
C.     Bagaimanakah Yesus menghadapi tuduhan bahwa Dia dan murid- murid-Nya tidak peduli atau memelihara Sabat (Lukas 6:1-11)?

II.   Merasakan: Pentingnya Perabaan Sabat
A.     Mengapakah Sabat penting bagi orang Kristen? Bagaimanakah Lu­kas (23:54-56; 24:1) membantu kita tidak hanya untuk mengiden­tifikasi hari ketujuh sebagai hari Sabtu, tetapi juga memberikan ki­ta contoh perhentian Sabat?
B.     Bagaimanakah dan mengapakah kita harus memelihara hari Sabat melalui pekerjaan belas kasihan (Lukas 4:31-40; 6:6-11; 13:10-16; 14:1-6)? Apakah yang membedakan antara pekerjaan yang diper­bolehkan pada hari Sabat dan pekerjaan yang tidak?

III.  Melakukan: Temukan Arti dan Berkat Sabat
A.     Apakah yang membedakan antara Sabat sebagai doktrin dan Sabat sebagai sebuah pengalaman? Mengapa perlu bagi kita untuk meng­hargai keduanya?
B.      Bagaimanakah kita bisa memelihara hari Sabat sebagaimana Yesus memeliharanya? Bagaimanakah perintah Yesus "Jikalau kamu me­ngasihi Aku, segala perintah-Ku" (Yohanes 14:15) menuntut kita untuk merayakan Sabat? Apakah hubungan antara mengasihi Allah dan memelihara Sabat-Nya yang kudus?
Ringkasan: Jika Yesus, Sang Pencipta dan Penebus, Dia yang melem­bagakan hari Sabat pertama dengan beristirahat dari semua pekerjaan-Nya (Kej. 2:2), membuat Sabat kebiasaan-Nya ketika di bumi (Lukas 4:16), har­uskah kita sebagai milik-Nya dan pengikut-Nya melakukan kurang dari itu?

LANGKAH 1 - Memotivasi Fokus Alkitab: Lukas 4:16-19
Kunci Utama untuk Pertumbuhan Rohani: Kesetiaan memelihara Sa­bat—bukan sebagai rutinitas agama tetapi loyalitas dan ketaatan kepada Yesus, Pencipta dan Penebus kita—membuka berkat-bertat yang tidak dapat dimini- malisir. Berkat tersebut tidak hanya mempersiapkan hidup kita untuk pemurid- an yang autentik sekarang tetapi juga untuk bertahin dalam ujian yang menanti umat Allah pada akhir zaman.
Untuk Guru: "Hari Sabat akan merupakan ujkn terbesar kesetiaan, karena itulah pokok kebenaran yang terutama dipertentaigkan. Bilamana ujian tera­khir dilakukan ke atas manusia, maka garis pemisah akan ditarik antara mere­ka yang melayani Allah dan yang tidak melayani-Nya.... Pemeliharaan Sabat yang benar, dalam penurutan kepada hukum Allah, adalah suatu bukti kese­tiaan kepada Pencipta."—Ellen G. White, Alfa dm Omega, j I d. 8, hlm. 637. Perlu diingat pentingnya akhir zaman, dan perspektif, dari memelihara Sabat sementara Anda mengajarkan pelajaran hari ini.
Aktivitas Pembuka Diskusi: Sabat adalah pengingat terus-menerus bahwa kita bukan milik kita sendiri. Kita adalah milik Allah. Dia menciptakan kita. Dia menebus kita. Dia menopang kita. Perintah "Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat" adalah undangan untuk bersekutu dengan Pencipta dan Penebus kita. jadi. selanjutnya, apakah artinya bagi Anda secara pribadi bahwa Sabat adalah ujian besar kesetiaan untuk akhir zaman?

LANGKAH 2 - Menyelidiki
Untuk Guru: Mengapakah kita merayakan hari ketujuh dari matahari terbe­nam Jumat hingga matahari terbenam Sabtu sebagai Sabat ketika seluruh du­nia Kristen merayakan hari Minggu? Di antara banyak jawaban Alkitab yang dapat diberikan, salah satu yang mungkin paling kuat adalah bahwa Tuhan kita sendiri memelihara Sabat hari ketujuh, dan bahwa tidak ada bukti Per­janjian Baru atau contoh bagi penurutan hari lain sebagai hari Sabat. Marilah kita fokuskan pelajaran minggu ini pada hubungan Yesus dengan hari Sabat— ketuhanan-Nya, teladan-Nya, dan ketaatan-Nya.
KOMENTAR ALKITAB
I. Kristus Tuhan atas Hari Sabat
(Tinjau Kembali Lukas 6:5 bersama kelas.)
"Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan." Demikianlah Yohanes murid yang dikasihi menuliskan (Yohanes 1:3) agar orang Kristen sepanjang abad yang
akan datang tidak akan melupakrn bahwa Yesus Kristus adalah Sang Pencipta alam semesta.
Mengakui Kristus sebagai Pencipta menuntut kita menerima ketuhanan Al­lah atas segala sesuatu yang dijadikan "pada mulanya" (Kej. 1:1), termasuk hari Sabat (Kej. 2:1-3). Jadi ketika Yesus menyatakan dalam keadaan inkarna- si-Nya bahwa "Anak Manusia juga Tuhan atas hari Sabat " (Lukas 6:5: ban­dingkan Markus 2:27, 28), Dia meletakkan klaim bahwa hari Sabat sebagai hari khusus yang ditunjuk-Nya sejak Penciptaan (Kel. 20:8-11: Yes. 58:13, 14). Ini adalah hari untuk beristirahat, hari untuk ibadah—se'iuah "katedral dalam waktu" sebagaimana salah satu penulis besar (Abraham Heschel) telah tulis­kan.
Itulah sampai sekarang ini Yesus menegaskan Ketuhanan-Nya. dan sebagai Tuhan, Yesus mengundang kita untuk datang kepada "katedral-Nya" dan me­nerima berkat serta sukacita. Ada banyak milik kita untuk dinikmati, dan kita tidak memiliki alasan untuk membuat hari itu beban atau menganggap bahwa kita dapat memindahkan kesuciannya pada hari lain. Tuhan itu satu, dan begitu juga hari-Nya.
Pertanyaan untuk Diskusi: Wahyu 1:10 berbicara tentang "Hari Tuhan." Kebanyakan orang Kristen mengatakan bahwa itu menunjuk pada hari Ming­gu, hari pertama dalam minggu itu, di mana Yesus bangkit dari antara brang mati. Mengapakah posisi ini tidak benar? Dan mengapakah hal itu bermakna bahwa hari yang kita pelihara itu kudus?

II. Kristus dan Perayaan Sabat
(Tinjau kembali Lukas 4:16-20 bersama kelas.)
"Ia datang ke Nazaret tempat la dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat" (Lukas 4:16). Dengan pergi ke rumah ibadat pada hari Sabat, Yesus menekankan perlunya waktu khusus un­tuk persekutuan. Beberapa orang menunjukkan bahwa kedatangan Yesus telah membebaskan kita dari kewajiban hukum keempat.
Tidak ada yang bisa jauh dari kebenaran. Lukas menggunakan kata "ke­biasaan" tidaklah menekankan sifat perayaan Sabat rutin tetapi dengan kuat menegaskan bahwa Yesus mengakui Sabat sebagai waktu untuk umat Allah dan bahwa Dia mempraktikkan hal itu. Teladan-Nya mengakui bahwa Sabat adalah waktu istimewa Allah untuk persekutuan istimewa dengan umat-Nya. Masuknya Yesus ke dalam sejarah tidak membuat perbedaan waktu khusus ini, yang ditetapkan pada saat penciptaan. diakui sebagai peringatan tindakan pembebasan Allah dalam sejarah manusia (lihat UI. 5:6), dan dimodifikasi di Sinai. Dengan teladan-Nya sendiri. Yesus menguduskan Sabat dan menun juk­kan arti yang sebenarnya.
Sebagian contoh ini adalah tujuan hari Sabat: Itulah waktu untuk pemujaan dan penyembahan, ketika umat beriman datang bersama-sama berbicara ba­hasa pujian. Dalam berbicara bersama-sama, umat beriman memastikan ke­langsungan iman. Tidak ada sepatutnya yang mengurangi rancangan tersebut.
Sifat jahat dari orang Nazaret, kemunafikan kepemimpinan masyarakat, keti­dakpedulian masyarakat, atau bahkan ketidaksiapan individu itu sendiri untuk menghadapi hadirat Allah bukanlah alasan untuk menahan diri datang ke bait suci Allah—sekarang atau nanti. Tuhan itu ada, dan Sabat adalah ruang waktu- Nya, Dia mengundang orang berdosa untuk mencari kasih karunia-Nya dan mendesak orang kudus untuk mengakui sumber keberadaan mereka, kekuatan, dan harapan.
Kegiatan Diskusi: Sebagai seorang bukan Yahudi yang menuliskan kepada bangsa bukan Yahudi, Lukas mencatat dalam Injilnya bahwa Yesus memeliha­ra hari Sabat sebagai praktik yang teratur, menyiratkan bahwa orang Kristen harus melakukan hai yang sama. Baca dan bahaslah referensi Lukas kepada Paulus dan jemaat mula-mula dalam memelihara hari Sabat dan apa yang se­harusnya berarti bagi orang Kristen sekarang ini (Kis. 13:14. 42. 44: 16:13; 17:02; 18:04).

III. Pemeliharaan Sabat: Kristus Menunjukkan Cara
(Tinjau kembali Lukas 6:1-11 dan Lukas 13:10-16 bersama kelas.)
Banyak praktik, klarifikasi, dan ketentuan yang berkaitan dengan perayaan Sabat, yang dikembangkan selama berabad-abad melalui tradisi lisan, secara bertahap mengompromikan karakter kenikmatan hari Sabat (Yes. 58:13) dan membuat hari itu beban. Ketika Yesus memulai pelayanan-Nya, Dia menun­jukkan bahwa Dia bertentangan dengan tradisi tersebut.
Yesus dengan jelas menyatakan bahwa Ia tidak datang untuk "meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi" (Mal. 5:17), tetapi orang-orang Farisi me­nuduh Yesus beberapa kali melanggar hari Sabat. Lukas mencatat setidaknya tiga kali penyembuhan pada hari Sabat (Luk. 6:6-11; 13:10-16; 14:1-6), yang menjadi sasaran orang-orang Farisi sebagai pelanggaran Sabat. Jawaban Yesus dalam setiap kasus tetap konsisten dengan makna Sabat sebagai hari untuk membawa kemuliaan kepada Allah dan memengaruhi pelayanan holistik da­lam nama-Nya. Mukjizat Yesus, baik pada hari Sabat atau sebaliknya, menun­jukkan tujuan kedatangan-Nya yang sebenarnya: Untuk mengembalikan dan menebus kehidupan. Obsesi Farisi adalah legalisme; sikap Yesus adalah kasih karunia dalam tindakan.
Ellen G. Wliite membuat jelas kewajiban moral kita untuk meringankan penderitaan dan hadir bagi mereka yang membutuhkannya pada hari Sabat: "Allah tidak dapat sedikit pun menghentikan tangan-Nya, kalau tidak manu­sia itu akan pingsan dan mati. Maka manusia pun mempunyai suatu pekerjaan yang patut dilakukan hari ini. Kebutuhan hidup harus diteruskan, orang sa­kit patut dirawat, keperluan yang berkekurangan harus disediakan, la diang­gap bersalah jika tidak menolong orang-orang yang menderita pada hari Sa­bat. Hari perhentian Allah yang suci dijadikan bagi manusia, dan perbuatan kebajikan adalah sesuai dengan maksud hari itu. Allah tidak menginginkan makhluk kejadian-Nya menderita kesakitan yang dapat disembuhkan pada hari
Sabat ataupun hari yang lain."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 5, him. 212,213.
Pertanyaan untuk Diskusi:
·         Apakah tujuan Yesus untuk hari Sabat di dalam hidup kita?
·         Bagaimana mukjizat penyembuhan Yesus menunjukkan tujuan kedatangan-Nya dan hari Sabat yang sebenarnya?

LANGKAH 3 - Mempraktikkan
Untuk Guru: Dalam sebuah mukjizat yang dilakukan pada hari Sabat (Luk. 14:1-6), Yesus menyembuhkan orang yang menderita sakit busung air. Meng­antisipasi keberatan dari orang-orang yang sedang menonton dekat dengan Dia, Yesus memunculkan dua pertanyaan: Pertama, mengenai tujuan hukum ("Apakah diperbolehkan untuk menyembuhkan pada hari Sabat?" [Ayat 3])\ kedua, mengenai nilai dari manusia ("Siapakah di antara kamu, yang memi­liki seekor keledai atau lembu yang jatuh ke dalam lubang, akan tidak segera menariknya keluar pada hari Sabat?" [ayat 5]). Tuntunlah kelas untuk merefle­ksikan pentingnya peristiwa ini yang mengungkapkan apakah arti sebenarnya memelihara Sabat.
Pertanyaan untuk Dipikirkan: Tujuan akhir hari Sabat adalah untuk mengingat dan memuliakan Sang Pencipta. Bagaimanakah tujuan ini dipenuhi melalui penyembuhan orang yang busung air? Bagaimanakah mukjizat, dan komentar Yesus atas hal itu, mencerminkan nilai tak terhingga dari hidup ma­nusia?
Pertanyaan Aplikasi: Tuhan atas hari Sabat tidak akan melanggar hari yang la sendiri tetapkan sebagai liari kudus-Nya. Tetapi Dia menghancurkan beban buatan manusia yang tak berujung yang melekat pada sistem Yahudi bagi hukum dan Sabat. Baca Ellen G. White, Testimonies for the Church, jld. 6, hlm. 349-368, dan kemudian tuntunlah kelas untuk merenungkan pertanya­an-pertanyaan berikut:
Apakah yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki perayaan Sabat kita? Apakah, jika ada, tradisi manusia yang Anda perlu tinggalkan dalam rangka agar lebih baik dalam merayakan Sabat?


LANGKAH 4 - Menciptakan
Untuk Guru: Pilihlah relawan untuk membaca Lukas 4:18, 19 sebelum me­lakukan kegiatan kelas berikut ini. Idealnya, sediakan pena dan kertas bagi anggota kelas. Jika tidak ada persediaan, lakukan aktivitas sebagaimana sebu­ah diskusi.
Kegiatan Kelas: Lukas 4:18, 19 daftarkan enam aspek penting tentang pekabaran dan misi Mesianik yang Yesus terapkan kepada diri-Nya. Identi­fikasikan kelas dan, jika mungkin, tuliskan enam poin. Kemudian diskusikan bagaimana masing-masing poin ini berkaitan dengan Sabat dan perayaannya.

PRATINJAU  PELAJARAN 6 SEKOLAH SABAT
             
                    Para Wanita dalam Pelayanan Yesus
SABAT PETANG
Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Luk. 1:39-55; 2:36-38; 7:11-17, 36-50; Rm. 10:17; Luk. 8:1-3; 18:1-8.
AYAT HAFALAN: "Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah kare­na iman di dalam Yesus Kristus.... Tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan; karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus" (Galatia 3:26-28).
Injil Lukas sering disebut "Injil Para Wanita" karena, lebih banyak dibanding In­jil lain, Injil Lukas membuat penjelasan khusus akan kepedulian Yesus pada ke­butuhan para wanita dan juga akan keterlibatan wanita dalam pelayanan-Nya. Pada zaman Yesus, sebagaimana di beberapa kebudayaan sekarang ini, wa­nita dipandang kurang berharga. Beberapa orang Yahudi pada waktu itu ber­syukur kepada Tuhan sebab mereka tidak diciptakan sebagai seorang hamba, seorang bukan Yahudi, atau seorang wanita. Masyarakat Yunani dan Romawi sering memperlakukan wanita bahkan lebih buruk. Budaya Romawi mengem­bangkan sikap mengizinkan ketidaksopanan yang hampir tanpa batas. Seorang pria sering mengambil istri hanya untuk mendapatkan anak sah yang dapat mewarisi hartanya, dan memiliki beberapa gundik untuk kesenangan persun- dalannya sendiri.
Terhadap latar belakang para wanita diperlakukan dengan begitu buruk se­perti itu, Yesus membawakan kabar baik bahwa para wanita adalah, tentunya, keturunan Abraham (lihat Lukas 13:16). Betapa senangnya para wanita men­dengar hal tersebut saat itu, di dalam Yesus, mereka adalah anak-anak Allah dan memiliki persamaan nilai dengan laki-laki dalam pandangan Allah. Peka- baran hari ini kepada para wanita dari segala bangsa tetap sama: kita semua, pria dan wanita, satu di dalam Kristus Yesus.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat. 9 Mei.


BERITA MISI

Berdiri Teguh 2 Mei | Mongolia | Boldroo

Pos Misi
   Para misionaris Advent per­tama ke Mongolia adalah Ru­sia yang mulai bekerja di sana pada. tahun 1926. Namun Ko­munisme memasuki Mongo­lia beberapa tahun kemudian, dan pekerjaan berhenti.
   Pada tahun 1991 misionaris lagi masukMongolia,dandua tahun kemudian orang-orang Kristen Advent yang pertama dibaptis. Saat ini lebih dari 1.600 orang Advent beribadah di 10 gereja dan perusahaan di Mongolia. Sebagian orang percaya adalah orang-orang muda.
   Beberapa tahun yang lalu Per­sembahan Sabat Ketigabelas kita membantu beberapa je­maat membeli bangunan un­tuk pelayanan sebagai gereja atau memperbesa'rbangunan yang ada sehingga jemaatda- pat bertumbuh.

Dada Boldroo tegang saat ia menatap jadwal ujian. "Ujian akhir akan diadakan pada hari Sabtu," begitulah tertulis. Dia belajar keras untuk lulus dari uni­versitas, mengambil seluruh semes­ter sambil bekerja supaya dia bisa membayar uang sekolah, sehingga ia memohon kepada guru untuk memungkinkan dia mengikuti uji­annya pada hari selain hari Sabat.
Sementara penamatan mende­kat, ia membiarkan hatinya melam­bung dengan sukacita prestasinya. Segera dia akan lulus:Tapi saat ia membaca jadwal ujian akhir, dia merasa seolah-olah dia telah mene­kan perut. Ujian akhirnya dijadwal­kan pada hari Sabat.
Sebuah Pengakuan Penolakan
"Apakah yang bisa saya laku­kan?" tanya Boldroo kepada teman­nya Coral maiam itu. "Aku pernah mendengar cerita tentang bagai­mana Allah memberkati siswa yang menolak untuk mengikuti ujian me­reka pada hari Sabat. Tapi saya juga mendengar dari siswa yang tidak bisa lulus karena mereka melewat­kan bagian dari ujian mereka."
"Mari kita bicara kepada direk­tur," Coral sarankan."Mungkin dia akan membuat pengecualian."
Keesokan harinya Boldroo dan Coral menuju ke kantor direktur departemen itu. Boldroo khawatir saat melihat cemberut di wajahnya. "Kenapa kau meminta perubahan jadwal?"ia bertanya."Anda harus mengambil ujian hari yang sama dengan teman-teman sekelas Anda. Sekarang tinggalkan kantor saya!"
"Tuhan punya rencana."Coral berbisik saat mereka meninggalkan kantor direktur. Boldroo mengang­guk, tapi ia tidak bisa membayang­kan apa rencana Allah itu. Boldroo bersumpah bahwa dia tidak akan ikut ujian pada hari Sabat, tidak pe­duli apa pun yang terjadi.

Hari Terpanjang
Pada hari Sabat, sementara teman-temannya pergi ke universi­tas untuk mengikuti ujian akhir me­reka, Boldroo pergi ke gereja. Dia berjuang untuk menjaga pikirannya pada ibadah, tetapi menemukan pikirannya menjauh ke ruang ujian di mana teman-temannya memper­tahankan tesis mereka. Dia memak­sa pikirannya kembali kepada Allah 5 dengan mengulangi janji-Nya,"Aku ^ sekali-kali tidak akan membiarkan J engkau dan Aku sekali-kali tidak | akan meninggalkan engkau"[lbrani 13:5]. Sore itu sementara Boldroo berjalan pulang, ponselnya berde­ring."Siapkan dokumen Anda untuk mengikuti ujian," kata sekretaris kantor. Boldroo mengucapkan te­rima kasih kepada wanita itu dan menutup telepon. Beberapa kali sore itu sesama siswa, dan bebera­pa guru bahkan menelepon, men­desak Boldroo bergegas ke kantor departemen melapor untuk ujian.
Boldroo melawan godaan untuk pergi ke sekolah. Dia tahu bahwa ujian biasanya selesai sekitar pukul 08:00 di malam hari. Sebelum ma­tahari musim panas akan terbenam, Boldroo memohon Tuhan untuk da­mai dan kekuatan menahan godaan untuk pergi ke sekolah selama jam suci Allah.
Boldroo menunggu sampai senja memudar dan menjadi gelap lalu ia meninggalkan rumahnya ke universitas. Dengan doa di bibirnya, dia bergegas ke universitas. Mung­kin tidak terlambat, dia berharap.
"Tuhan, Engkau adalah Maha­besar"
Hari sudah gelap sebelum Bold­roo memasuki kantor tempat ujian tertahan. Dia terkejut menemu­kan siswa masih menunggu untuk membuat presentasi mereka. Dia menandatangani namanya pada daftar ujian dan memberikan tesis­nya kepada guru dan memastikan kepada panitia. Kemudian Boldroo menunggu.
Beberapa siswa bertanya kepa­da Boldroo mengapa ia menunggu begitu lama untuk datang ujian, dan dia menjelaskan imannya ke­ pada Allah dan keinginannya untuk tetap menguduskan Sabat-Nya. Dengan susah payah mengikuti uji­an bersama, dan Boldroo berjuang melawan tidur. Akhirnya, lama sete­lah tengah malam, ia dipanggil ke ruang ujian. Dia membuat presen­tasinya dan siap untuk menjawab pertanyaan guru. Tapi bukannya mengajukan pertanyaan tentang proyeknya, guru-gurunya bertanya tentang imannya.
"Ini adalah pertama kalinya kami selesai ujian sesudah pukul 8:00,"salah seorang guru mengata­kan. "Tuhan Anda Mahabesar yang memungkinkan Anda untuk tetap mengikuti ujian." Boldroo mengang­guk dan berbagi imannya dengan instrukturnya. Meskipun mereka sudah lelah, guru-guru mendengar­ kannya.
Ketika hasil ujian dimasukkan, Boldroo pergi. Beberapa teman sekelasnya diminta untuk datang ke gereja bersama Boldroo. Mere­ka ingin tahu lebih banyak tentang imannya.

Menceritakan Kisahnya
Boldroo mengingat cobaan yang dihadapinya sambil menyele­saikan pendidikannya. Saat ia ingat cerita orang lain yang memelihara iman mereka dan menghormati hari Sabat, dia tersenyum. Sekarang dia memiliki cerita sendiri untuk di­sampaikan, dan dia mengatakan itu setiap kali dia memiliki kesempatan.
Terima kasih untuk berbagi bersama-sama mendukung misi di Mongolia.






No comments:

Post a Comment