Pelajaran Ke-2 Triwulan I 2014, Penuntun Guru, Berita Misi dan Renungan Pagi (5-12 Januari)


Materi 10 HARI BERDOA dapat diunduh pada laman ebook/epub

* 3-9 Januari
Dari Telinga ke Kaki

SABAT PETANG
Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Ams. 4; 1 Raj. 3:9; Mat. 13:44; Ams. 5; 1 Kor. 10:13, Ams. 6:1-19.
AYAT HAFALAN: "Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu. Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauh­kanlah kakimu dari kejahatan" (Amsal 4:26, 27).
lmu pengetahuan telah menunjukkan bahwa pendengaran memengaruhi bagaimana kita berjalan, dan bahkan keseimbangan kita dipengaruhi se­berapa baik kita mendengar. Jadi, pengajaran, atau pendidikan- adalah, apa yang kita dengar—sangat penting untuk bagaimana kita hidup. "Hikmat adalah hal yang prinsip," kata Amsal 4:7.
Namun, tidak peduli seberapa baik pengajaran tersebut, siswa harus membe­rikan perhatian. Bukan tanpa ironi seorang guru Mesir kuno mencatat bahwa "telinga seorang anak laki-laki ada pada punggungnya; ia mendengar ketika ia dipukul." (Dalam seni Mesir, siswa sering diwakilkan dengan telinga besar di punggungnya).
Tidaklah cukup hanya tahu tentang benar dan salah; kita perlu tahu bagai­mana memilih yang benar dan bukan yang salah. Pelatihan hikmat terdiri dari mendengarkan pengajaran yang tepat dan mengikuti serta menuruti apa yang kita telah pelajari sehingga kita tidak berakhir berjalan dalam arah yang salah.
*Pelajarilah pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 10 Januari.
Minggu, 4 Januari
Dengarlah!

Bacalah Amsal 4. Apakah kebenaran praktis yang ditemukan di sini, dan bagaimana kita menerapkannya kepada kehidupan kita sendiri se­mentara kita berusaha hidup dalam kesetiaan kepada Allah?
Amsal 4
4:1 Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian,
4:2 karena aku memberikan ilmu yang baik kepadamu; janganlah meninggalkan petunjukku.
4:3 Karena ketika aku masih tinggal di rumah ayahku sebagai anak, lemah dan sebagai anak tunggal bagi ibuku,
4:4 aku diajari ayahku, katanya kepadaku: "Biarlah hatimu memegang perkataanku; berpeganglah pada petunjuk-petunjukku, maka engkau akan hidup.
4:5 Perolehlah hikmat, perolehlah pengertian, jangan lupa, dan jangan menyimpang dari perkataan mulutku.
4:6 Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya.
4:7 Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian.
4:8 Junjunglah dia, maka engkau akan ditinggikannya; engkau akan dijadikan terhormat, apabila engkau memeluknya.
4:9 Ia akan mengenakan karangan bunga yang indah di kepalamu, mahkota yang indah akan dikaruniakannya kepadamu."
4:10 Hai anakku, dengarkanlah dan terimalah perkataanku, supaya tahun hidupmu menjadi banyak.
4:11 Aku mengajarkan jalan hikmat kepadamu, aku memimpin engkau di jalan yang lurus.
4:12 Bila engkau berjalan langkahmu tidak akan terhambat, bila engkau berlari engkau tidak akan tersandung.
4:13 Berpeganglah pada didikan, janganlah melepaskannya, peliharalah dia, karena dialah hidupmu.
4:14 Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat.
4:15 Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus.
4:16 Karena mereka tidak dapat tidur, bila tidak berbuat jahat; kantuk mereka lenyap, bila mereka tidak membuat orang tersandung;
4:17 karena mereka makan roti kefasikan, dan minum anggur kelaliman.
4:18 Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.
4:19 Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung.
4:20 Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku;
4:21 janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu.
4:22 Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka.
4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
4:24 Buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu.
4:25 Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka.
4:26 Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu.
4:27 Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.
 Tindakan "mendengar" menandai tahapan pertama dalam pendidikan. Da­lam pemikiran Ibrani kursi hikmat atau kecerdasan tidak terletak di otak, tetapi di kedua telinga. Ini menyiratkan bahwa sebelum kita berusaha merumuskan atau memecahkan persoalan, kita perlu terlebih dulu mendengarkannya. Ini berarti kita perlu memerhatikan. Ketika Salomo meminta hikmat, ia secara khusus meminta "hati yang mendengar" (1 Raja. 3:9, terjemahan harfiah).
Tindakan pertama dari hikmat, selanjutnya, adalah "memerhatikan," yang menyarankan bahwa hikmat datang dari sumber eksternal (dalam kasus ini, kedua orangtua). Kita tidak dapat menemukan hikmat oleh diri kita sendiri. Hasil buatan sendiri adalah sebuah konsep yang mustahil dalam bidang hikmat yang Alkitablah. Hikmat pertama-tama adalah sesuatu yang kita terima, bukan sesuatu yang kita bentuk dengan keterampilan kita atau yang kita gali mela­lui kecemerlangan dan penalaran kita sendiri. Kapasitas "memberi perhatian" (Ibrani: "menaruh hati seseorang") menyiratkan keterlibatan hati. Maka, pen­carian hikmat bukan sekadar usaha memperoleh fakta-fakta. Hati, yang adalah iriti dari setiap pribadi dan (dalam pemikiran Ibrani) kursi emosi, berpartisipasi di dalam pencarian hikmat.
Bacalah Matius 13:44 dan Yeremia 29:13. Hubungan apakah yang bisa Anda temukan antara ayat-ayat ini dan pencarian hikmat sebagaimana dinyatakan di Amsal 4?
Matius 13:44
13:44 "Hal kerajaan sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.

Yeremia 29:13
29:13 Apabila kamu mencari aku, kamu akan menemukan aku; apabila kamu menanyakan aku dengan segenap hati,

Emosi memainkan peranan yang penting dalam eksistensi dasar kita sebagai manusia, dan dengan demikian tidak bisa dan tidak boleh dia­baikan dalam hubungan kita dengan Allah. Bagaimanakah kita dapat belajar lempat yang tepat dan nilai emosi dalam kaitannya dengan ke­rohanian kita? Bagaimanakah emosi Anda telah mengarahkan Anda be­nar (dan salah), dan apakah yang Anda telah pela jari dari pengalaman- pengalaman tersebut?

Senin, 5 Januari
Lindungi Keluargamu
Sekali kita menentukan untuk berjalan dijalan hikmat, kita masih perlu ber­hati-hati karena kita akan menemukan rintangan-rintangan sepanjang jalan itu (lihat l Ptr. 5:8). Salah satu bahaya terbesar yang kita hadapi berkaitan dengan keluarga kita, yang paling berharga, rapuh, dan wilayah yang paling dekat dari kehidupan.
Bacalah Amsal 5. Terhadap bahaya apakah kita harus waspada?
Amsal 5
5:1 Hai anakku, perhatikanlah hikmatku, arahkanlah telingamu kepada kepandaian yang kuajarkan,
5:2 supaya engkau berpegang pada kebijaksanaan dan bibirmu memelihara pengetahuan.
5:3 Karena bibir perempuan jalang menitikkan tetesan madu dan langit-langit mulutnya lebih licin dari pada minyak,
5:4 tetapi kemudian ia pahit seperti empedu, dan tajam seperti pedang bermata dua.
5:5 Kakinya turun menuju maut, langkahnya menuju dunia orang mati.
5:6 Ia tidak menempuh jalan kehidupan, jalannya sesat, tanpa diketahuinya.
5:7 Sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, janganlah kamu menyimpang dari pada perkataan mulutku.
5:8 Jauhkanlah jalanmu dari pada dia, dan janganlah menghampiri pintu rumahnya,
5:9 supaya engkau jangan menyerahkan keremajaanmu kepada orang lain, dan tahun-tahun umurmu kepada orang kejam;
5:10 supaya orang lain jangan mengenyangkan diri dengan kekayaanmu, dan hasil susah payahmu jangan masuk ke rumah orang yang tidak dikenal
5:11 dan pada akhirnya engkau akan mengeluh, kalau daging dan tubuhmu habis binasa,
5:12 lalu engkau akan berkata: "Ah, mengapa aku benci kepada didikan, dan hatiku menolak teguran;
5:13 mengapa aku tidak mendengarkan suara guru-guruku, dan tidak mengarahkan telingaku kepada pengajar-pengajarku?
5:14 Aku nyaris terjerumus ke dalam tiap malapetaka di tengah-tengah jemaah dan perkumpulan."
5:15 Minumlah air dari kulahmu sendiri, minumlah air dari sumurmu yang membual.
5:16 Patutkah mata airmu meluap ke luar seperti batang-batang air ke lapangan-lapangan?
5:17 Biarlah itu menjadi kepunyaanmu sendiri, jangan juga menjadi kepunyaan orang lain.
5:18 Diberkatilah kiranya sendangmu, bersukacitalah dengan isteri masa mudamu:
5:19 rusa yang manis, kijang yang jelita; biarlah buah dadanya selalu memuaskan engkau, dan engkau senantiasa berahi karena cintanya.
5:20 Hai anakku, mengapa engkau berahi akan perempuan jalang, dan mendekap dada perempuan asing?
5:21 Karena segala jalan orang terbuka di depan mata TUHAN, dan segala langkah orang diawasi-Nya.
5:22 Orang fasik tertangkap dalam kejahatannya, dan terjerat dalam tali dosanya sendiri.
5:23 Ia mati, karena tidak menerima didikan dan karena kebodohannya yang besar ia tersesat.
Bahaya yang pertama di mulai dengan diri kita sendiri; itu terletak pada kata-kata kita sendiri. Kita harus memerhatikan lidah kita untuk memastikan bahwa apa yang kita ucapkan tidak menyampaikan pesan yang tidak pantas atau bercampur. Bibir kita harus selaras dengan pengetahuan kita dan harus mencerminkan pandangan rohani kita.
Bahaya yang kedua datang dari wanita lain atau pria lain (meskipun ayat tersebut mengacu kepada bahaya yang datang dari "wanita asing," bahasanya harus dipahami dalam arti umum; godaan bisa datang baik dari pria atau wani­ta) yang mengganggu dalam keluarga. Entah bisa merayu pasangan ke dalam pelanggaran sumpah pernikahan, dan yang tidak melihat, atau mengalami, be­tapa merusaknya dosa ini?
Menurut ayat tersebut, cara terbaik untuk melawan godaan-godaan tersebut, yang sering dimulai dengan kata-kata menggoda, adalah mendengarkan kata- kata hikmat. Dengan mengindahkan dan menuruti pengajaran yang diilham­kan, kita lebih cenderung untuk tetap fokus pada hal-hal penting dan begitu terlindungi dari perzinaan atau apa pun godaan-godaan lain yang datang ke jalan kita.
Tentu saja, bukan saja kita harus menjaga diri kita dari perzinaan, kita juga harus menghindari pergi ke tempat di mana "penggoda-penggoda" berada (Ams. 5:10, KJV)\ memang kita seharusnya tidak mendekati pintunya (Ams. 5:8).
Akhirnya, mungkin dari semua perlindungan terbaik melawan penggodaan untuk mencintai wanita atau pria lain adalah ini: Cintailah pasanganmu sendi­ri, "istri [atau suami] masa mudamu" (Ams. 5:18, NKJV). Penulis Pengkhotbah selaras dengan nasihat ini: "Nikmatilah hidup dengan istri yang kau kasihi seumur hidupmu yang sia-sia, yang dikaruniakan Tuhan kepadamu di bawah matahari, karena itulah bagianmu dalam hidup dan dalam usaha yang engkau lakukan dengan jerih payah di bawah matahari" (Pkh. 9:9). Bersyukurlah atas apa yang engkau miliki, engkau tidak akan. mencari di tempat lain.
Bacalah 1 Korintus 10:13. Dengan janji ini di hadapan Anda, apakah langkah-langkah pasti dan praktis yang Anda boleh ambil, saat ini, untuk melindungi diri Anda dari hawa nafsu yang mungkin timbul pada Anda?
1 Korintus 10:13
10:13 pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab allah setia dan karena itu ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.



Selasa, 6 Januari
Lindungi Persahabatanmu
Seseorang pernah berkata: "Tuhan lindungilah aku dari teman-temanku; saya bisa mengurus musuh-musuhku." Kitab Amsal berkaitan dengan ke­rentanan persahabatan; itu menasihati kita bagaimana untuk menjaga teman- teman kita dan juga, jika perlu, bagaimana melindungi diri kita sendiri dari mereka. Kata Ibrani untuk "teman" juga berarti "tetangga," orang yang dekat dengan kita. Hikmat Alkitablah menghargai persahabatan manusia dan me­minta perhatian dan rasa hormat dalam persahabatan ini.
Bacalah Amsal 6:1-5. Masalah apakah yang diarahkan Salomo, dan apakah jalan keluarnya? Apakah prinsip rohani penting yang kita temu­kan di sini?
Amsal 6:1-5
6:1 Hai anakku, jikalau engkau menjadi penanggung sesamamu, dan membuat persetujuan dengan orang lain;
6:2 jikalau engkau terjerat dalam perkataan mulutmu, tertangkap dalam perkataan mulutmu,
6:3 buatlah begini, hai anakku, dan lepaskanlah dirimu, karena engkau telah jatuh ke dalam genggaman sesamamu: pergilah, berlututlah, dan desaklah sesamamu itu;
6:4 janganlah membiarkan matamu tidur, dan kelopak matamu mengantuk;
6:5 lepaskanlah dirimu seperti kijang dari pada tangkapan, seperti burung dari pada tangan pemikat.

Sementara Taurat mendorong orang untuk menolong yang miskin dan me­minjamkan kepada mereka uang tanpa membebankan bunga (Kel. 22:25), hikmat mengamarkan kita terhadap dukungan keuangan yang tidak bijak bagi teman yang berutang. Tugas derma tidak meniadakan tugas keadilan (Kel. 23 2,3). Meskipun kita harus bermurah hati ketika kita bisa, kita perlu bijak- sann untuk memastikan bahwa derma kita tidak akan berubah menjadi sebuah kegagalan (bandingkan dengan Ains. 22:27).
Oleh karena itu, nasihat bijaksana diberikan kepada kita dalam Amsal. Per­ingatan yang pertama berlaku kepada perkataan kita. Sangat penting agar kita mengevaluasi situasi dan memastikan bahwa kita mampu untuk membantu te­man kita. Jika demikian, maka sekadar berbicara dan berjanji. Memang, keha­ngatan persahabatan kita atau keadaan emosi bisa memicu komitmen kita, dan mungkin setelah itu kita menyesalinya.
'Tidak peduli seberapa baik niat Anda mungkin, adalah penting untuk berpi­kir sebelum Anda bertindak dan menjalankan sesuatu yang engkau tidak dapat penuhi. Intinya adalah bahwa jika masuk ke dalam suatu ikatan, kita perlu me­lakukan apa yang kita bisa untuk memperbaikinya, termasuk merendahkan diri kita, mengakui kesalahan kita, dan meminta maaf.

Bagaimanakah kita belajar menyeimbangkan kerinduan kita untuk menanggung beban satu sama lain (Gal. 6:2) dengan kata-kata yang dibe­rikan kepada kita dalam Amsal ini?
Gal.6:2
6:2 Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.



Rabu, 7 Januari
Lindungi Pekerjaanmu

Bacalah Amsal 6:6-8. Apakah yang kita bisa pelajari dari semut?
Amsal 6:6-8
6:6 Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak:
6:7 biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya,
6:8 ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen.

Bukan hanya semut yang sungguh bekerja keras (bahkan lebih keras dari­pada manusia, jika seseorang membandingkan beban yang mereka sanggup bawa kepada beban yang manusia dapat bawa dalam perbandingan bobot ma­sing-masing), tetapi semut bekerja secara mandiri dan tidak perlu diawasi. Alasan utama untuk kerja keras semut adalah masa mendatang. Semut "meng­antisipasi" masa kesukaran (musim dingin) dan menyiapkan diri untuk itu. Jadi, semut mengajarkan kita hikmat untuk memikirkan masa mendatang ke­tika membuat rcncana atau terlibat dalam sebuah aktivitas. "Ini adalah sebuah pertanyaan yang menuntut pertimbangan setiap orangtua, setiap guru, setiap murid, setiap manusia, tua dan muda. Tidak ada bagan usaha atau rcncana ke­hidupan yang bisa menjadi sehat atau utuh yang hanya mencakup tahun-tahun singkat kehidupan sekarang dan tidak membuat persediaan untuk masa depan yang tak berkesudahan."—Ellen G. White, Membina Pendidikan Sejati, hlrn. 132.

Bacalah Amsal 6:9-11. Apakah yang kita bisa pelajari dari pemalas?
Amsal 6:9- 11
6:9 Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu?
6:10 "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring" --
6:11 maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.

Adalah si pemalas yang memiliki sesuatu untuk dipelajari dari semut, bu­kan sebaliknya: "Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak" (Ams. 6:6). Sementara semut di tempat kerja, pemalas tidur. Sementara semut produktif di musim panen, pemalas terus melipat kedua ta­ngan mereka, sebuah simbol kemalasan. Semut melampaui dirinya sendiri oleh membawa beban yang lebih berat daripada dirinya sendiri dan bersedia bagi masa mendatang; pemalas hidup di masa sekarang dan hanya sibuk dengan diri mereka sendiri.
Meskipun kelambanan dan kemalasan dikutuk di sini, kita juga harus mengingat bahwa hidup lebih daripada sekadar bekerja dan mendapat­kan uang. Bagaimanakah hari Sabat, seperti yang disajikan dalam kon­teks hari-hari bekerja, menolong kita menemukan keseimbangan yang sepatutnya ini?
Kamis, 8 Januari
Lindungi Dirimu Sendiri
Setelah mengamarkan kita terhadap kejahatan tertentu yang mengancam tiga aspek kehidupan—keluarga kita, hubungan sosial kita, dan pekerjaan kitaAmsal memberikan kepada kita gambaran orang fasik. Ini adalah sindiran yang penuh ejekan dan observasi psikologis yang pedas. Kedua syair (Am.s. 6:12-15 dan 16-19) yang paralel dan, dengan puisi tujuh irama, mencakup motif-motif yang sama. [Bagian dalam seseorang yang jahat digambarkan ter­kait dengan apa yang dipikirkan di dalam hati; pada saat yang sama itu semua terwujud pada apa yang dilakukannya.
Bacalah Amsal 6:14, 18 dan Matius 15:19. Apakah poin penting yang didapatkan di sini?
Amsal 6:14, 18
6:14 yang hatinya mengandung tipu muslihat, yang senantiasa merencanakan kejahatan, dan yang menimbulkan pertengkaran.
6:18 hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan,
Matius 15:19
15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
''Kalau engkau menggunakan pikiranmu dalam khayalan yang sia-sia, mem­biarkan pikiranmu merenungkan sesuatu yang tidak suci, sampai begitu jauh, engkau bersalah di hadapan Allah, yang seolah-olah sesuatu yang ada dalam pikiranmu itu sedang dilaksanakan."—Ellen G. White, Membina Keluarga Ba­hagia, hlm. 319.
Amaran-amaran apakah yang diberikan dalam Amsal 6:12-19?
Amsal 6:12-19
6:12 Tak bergunalah dan jahatlah orang yang hidup dengan mulut serong,
6:13 yang mengedipkan matanya, yang bermain kaki dan menunjuk-nunjuk dengan jari,
6:14 yang hatinya mengandung tipu muslihat, yang senantiasa merencanakan kejahatan, dan yang menimbulkan pertengkaran.
6:15 Itulah sebabnya ia ditimpa kebinasaan dengan tiba-tiba, sesaat saja ia diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi.
6:16 Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya:
6:17 mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah,
6:18 hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan,
6:19 seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.
Perumpamaan ini ironis. Jalan orang jahat mengikuti kemalasan orang ma­las. Kedua sikap tampaknya berbeda, namun keduanya menyajikan pelajaran yang sama. Keduanya tinggal di dalam diri mereka. Keduanya juga tidak ter­tarik kepada pengajaran yang datang dari luar diri mereka sendiri. Keduanya mengikuti hikmat dan -kecenderungan mereka sendiri. Si pemalas tidur, telinga dan kakinya tidak berfungsi; orang jahat hanya kaki dan mulut yang bekerja, tidak dengan telinga mereka. Hasilnya adalah sama: Keduanya akan menuju kehancuran.
Sementara itu, kejahatan mempunyai dua akibat: Itu merugikan bukan ha­nya kepada siapa dosa itu dilakukan, tetapi juga orang yang melakukan dosa. Pembohong akhirnya akan memercayai kebohongan mereka sendiri. Juga pa­tut diperhatikan bahwa hasil akhir kejahatan adalah perselisihan dan konflik, yang dapat memengaruhi masyarakat juga. Memang, akibat dari dosa jarang, jika pernah, tetap dibatasi kepada orang berdosa. Yang lain akan dipengaruhi, dan biasanya hanya untuk yang buruk.
Bagaimanakah dosa orang lain telah memengaruhi hidup Anda? Sung­guh, lidak diragukan. Apakah pelajaran yang Anda dapat pelajari dari hal ini tentang bagaimana Anda perlu berhati-hati sehingga tindakan Anda tidak akan menyakiti orang lain?

Jumat, 9 Januari
Pendalaman: Baca buku Ellen G. White, "Standar Moral," hlm. 311-323, dalam Membina Keluarga Bahagia-, "Berhubungan dengan Orang Lain." hlm. 472-484, dalam Hidup yang Terbaik; "Pelajaran Praktis Lainnya," hlm. 101- 108, dalam Membina Pendidikan Sejati.
"Pelajar Alkitab harus diajar untuk mendekatinya di dalam semangat seo­rang pelajar. Kita menyelidiki halaman-halamannya bukan untuk bukti mem­pertahankan pendapat kita, tetapi supaya mengetahui apa yang dikatakan Al­lah....
"Satu sebab utama dari ketidakrapian mental dan kelemahan moral adalah kekurangan konsentrasi untuk tujuan yang pantas.... Dengan bahan-bahan ce­takan yang tak terhitung banyaknya terus menerus dikeluarkan dari percetak­an, orangtua dan muda membentuk kebiasaan membaca dengan terburu-buru dan dangkal, dan ingatan kehilangan kuasa pikiran yang kokoh dan teratur."— Ellen G. White, Membina Pendidikan Sejati, hlm. 175.
"Tempat yang semut bangun bagi mereka menunjukkan keterampilan dan ketekunan. Hanya satu bulir gandum kecil di satu waktu mereka dapat tangani, namun oleh kerajinan dan ketekunan mereka mencapai keajaiban.
"Salomo menunjuk kepada ketekunan semut sebagai pendekatan kepa­da mereka yang menyia-nyiakan waktu mereka dalam kemalasan atau da­lam praktik-praktik yang merusak jiwa dan tubuh. Seekor semut bersiap-siap menghadapi musim mendatang; tetapi banyak yang berbakat dengan kekuatan penalaran tetapi gagal bersedia untuk kehidupan kekal masa mendatang." Ellen G. White, Counsels to Parents, Teachers, and Students, hlm. 190.
Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
1.     Dalamilah lebih lanjut ide tentang bagaimana kita bisa menolong orang lain, bahkan dengan biaya pribadi kita. Bagaimanakah kita melihat apa yang pelajaran pekan ini ajarkan dibandingkan ke­pada ayat ini: "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya" (Yoh. 15:13, NKJV)?
2.     Apakah pelajaran lainnya yang bisa kita ambil dari dunia alam yang bisa kita terapkan kepada kehidupan kita sendiri? Mengi­ngat, bagaimana pun juga, bahwa dunia telah jatuh, mengapakah kita harus berhati-hati dalam pelajaran-pelajaran yang kita dapat­kan?
3.     Bacalah seluruh tujuh kekejian dalam Amsal 6:16-19. Mengapa­kah Anda berpikir bahwa keinginan-keinginan dianggap begitu buruk di mata Allah?
4.             Penuntun Guru

Ringkasan Pelajaran

Ayat Inti: Amsal 5:11-13
Anggota Kelas Akan:
Mengetahui: Memahami bahwa hikmat yang dijelaskan dalam Amsal me­nunjuk kepada Kristus, "hikmat Allah" (1 Kor. 1:24).
Merasakan: Merasakan sakit karena mengabaikan petunjuk hikmat Allah dan sakit karena tindakan bodoh kepada orang lain dan yang dicintai.
Melakukan: Carilah Kristus sebagai satu-satunya solusi untuk hati mereka yang bodoh.

Garis Besar Pelajaran:
I. Mengetahui: Kristus adalah "Hikmat Allah" (/ Kor. 1:24).
A.    Mengapakah ada kesamaan antara hikmat Israel dan hikmat du­nia kuno?
B.     Mengapakah Israel gagal berulang kali meskipun mereka memiliki hikmat yang terbaik dari Allah?
C.    Mengapakah orang tahu apa yang benar namun sering gagal me­lakukannya?
D.    Dalam 2.000 tahun sejarahnya, mengapa gereja Kristen memilih jalan "kehancuran dan kesengsaraan" begitu sering, meskipun ta­hu ajaran Kristus, yang dituangkan dalam Perjanjian Baru (Roma 3:16)?
II.   Merasakan: Sakit karena Penyimpangan Manusia ke Arah Kebodohan
A.                 Dapatkah Anda memikirkan seseorang dalam Alkitab yang menge­tahui hikmat untuk dilakukan malahan memilih jalan kebodohan? Bagaimanakah hasil yang dialaminya?
B.                 Pernahkah Anda tahu bahwa ada sesuatu yang salah dan bagaima­napun itu tetap dilakukan? Bagaimanakah Allah bekerja dengar Anda untuk mengembalikan Anda kembali ke jalan hikmat?
III.  Melakukan: Carilah Kristus
A.    Mengapakah ada semacam kegagalan moral secara kolosal di selu­ruh dunia saat orang menerima pendidikan yang lebih tinggi dalam jumlah yang lebih besar dari sebelumnya?
B.     Bagaimanakah Kristus membuat perbedaan dalam hidup Anda?
Rangkuman: Kita dapat hidup dengan bijaksana kalau Kristus hidup di dalam kita dan memberi kita seperangkat keinginan baru. Sebab, dengan membiarkan kepada diri kita sendiri, kita akan selalu ditarik pada kebo­dohan.
Siklus Belajar
LANGKAH 1-Memotivasi
Fokus Alkitab: Amsal 5:11-13
Kunci Utama untuk Pertumbuhan Rohani: Ratapan dalam Amsal 5:11-13 merupakan peringatan bagi semua orang yang berada di jalan kebodohan. Di­temukan hati dalam Amsal 4-6, ayat ini menyerukan kepada pembaca untuk memerhatikan panggilan hati nurani sebelum terlambat. Banyak bangsa sela­in Israel yang memiliki orang bijak, dan banyak amsal dalam pasal-pasal ini, pada kenyataannya, ditemukan dalam dunia kuno: ingat ajaran orangtua dan kakek nenek kita, jangan menuruti hawa nafsu rendah, jangan meminjamkan uang kepada teman, kerja keras dan jangan malas. Sifat yang tidak biasa dari Amsal 5:11-13 mengungkapkan tentang alasan bagi bangsa-bangsa dan per­orangan jatuh meskipun memiliki hikmat yang agung. Mereka jatuh karena mereka mengembangkan telinga sombong untuk tidak mendengarkan teguran. Isu Amsal 5:11-13 adalah bahwa makin cepat Anda mengakui, "Ah, mengapa aku benci kepada didikan," dengan demikian mengakui kekurangan Anda di area ini, semakin cepat Anda bisa menjadi bijaksana dan menghindari bencana yang menanti Anda.
Untuk Guru: Sangat penting untuk membaca Amsal dalam terang Kristus sebagai Hikmat Allah yang menjadi manusia. Jika tidak, nasihat-nasihat dalam Amsal akan menjadi nasihat atau pepatah belaka. Kristus adalah satu-satunya orang dalam sejarah yang selalu mampu memilih jalan hikmat. Salib adalah contoh yang baik dari hikmat-Nya yang luar biasa. Dia memilih untuk pergi ke salib ketika, kepada orang lain. itu tampaknya menjadi jalan bodoh pende­ritaan dan kehancuran. Berbeda sekali, banyak goyah, karena, di mata mereka, jalan kebodohan terlihat bijaksana. Penting untuk diingat bahwa Yesus adalah Contoh hidup dengan cara yang hikmat Amsal dimaksudkan untuk dijalani.
Aktivitas Pembuka Diskusi: Mengapakah Yesus bersikeras menuju ke sa­lib (lihat Markus 8:31-34)1 Bagaimanakah kebijaksanaannya? Berapa banyak­kah uang Yesus akan buat jika Dia dikenakan biaya untuk kesembuhan-Nya? Apakah yang akan terjadi kepada dunia jika ada banyak orang yang hidup seperti Yesus: berbuat baik tanpa memungut biaya, menaati kehendak Allah bahkan ketika hal itu merugikan diri sendiri, berbicara kebenaran tanpa meli­hat konsekuensi kepada diri sendiri?
Pertanyaan untuk Diskusi:
ü  Mengapakah orang kadang-kadang menandatangani pinjaman untuk teman-teman mereka atau meminjamkan uang kepada mereka?
ü  Mengapakah banyak orang gagal bekerja seperti semut jika mereka tidak diawasi?


LANGKAH 2-Menyelidiki
Untuk Guru: Sangat penting untuk jujur dan transparan ketika mengajar­kan pelajaran pekan ini. Sangat mudah meremehkan betapa sulitnya hidup da­lam hikmat yang diajarkan Amsal. Daud, mengajarkan hikmat yang tertulis dalam Amsal Salomo, serta Salomo sendiri, yang menuliskan untuk anak cucu­nya, tidak bisa, pada akhirnya, hidup dengan hikmat yang mereka ajarkan. Me­reka tidak bisa mengajar kaki mereka untuk berjalan di jalan lurus. Bayangkan betapa jauh lebih sulit bagi kita orang-orang biasa untuk hidup dengan hikmat Alkitab. Alasan Daud dan Salomo dianggap bijaksana adalah karena mereka memiliki telinga yang rendah hati dan bersedia untuk mendengar teguran serta bertobat ketika ditampilkan kesalahan mereka. Secara khusus, Daud memiliki hikmat untuk mengakui dosanya ketika ia diberitahu "Engkaulah orang itu" (2 Sam 12:7). Pada kesempatan apakah Tuhan berbicara kepada Anda akhir-akhir ini dengan kata-kata, "Engkaulah [pria atau wanita] itu?"
Komentar Alkitab
I. Hikmat Orangtua
(Pelajari kembali Amsal 4 bersama kelas)
Pasal ini dimulai dengan adegan seorang ayah mengajarkan hukum Allah (ayal 2), Taurat, kepada anak-anaknya. Hukum (Ul.. 6:7-9) benar-benar mem­butuhkan arahan orangtua tersebut. Kata Taurat awalnya berarti ''instruksi." Tetapi karena Taurat sering diterjemahkan sebagai kata hukum, seseorang kadang-kadang mendapat kesan bahwa hukum Musa hanyalah seperangkat aturan. Ini tidak benar. Dalam Amsal 4, ayah menghadapkan Taurat kepada anak-anaknya dalam bentuk instruksi, seolah-olah itu adalah hadiah berharga (ay. 2). Dia mengajarkan dalam bentuk rahasia kebahagiaan dan kesuksesan, la membagi instruksi ke dalam tiga bagian: (1) ajakan untuk berjalan dijalannya, yang merupakan hukum Allah (ay. 5-13), (2) banding tidak masuk ke jalan orang-orang yang tidak menghormati Allah (ay. 14-17), (3) janji kehidupan bagi mereka yang hidup dalam integritas dan janji kebinasaan bagi mereka yang tindakan dan bibirnya berbicara dusta (ay. 18-27). Pada poin ini, seba­iknya mengingat amaran Daud, ayah, dalam Amsal 4 bahwa tidak ada yang sungguh-sungguh memilih jalan hikmat: "Mereka semua telah menyimpang, sekaliannya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak." (Maz­mur 53:4; bandingkan dengan Rom. 3:12).
Pertimbangkanlah: Bagaimanakah bisa seseorang memberikan instruksi kepada anak-anak agar mereka dapat melihat bahwa mereka menerima sesuatu yang berharga? Kapan terakhir kali Anda merasa seseorang telah memberikan Anda nasihat berharga?
II.   Perempuan Jalang
(Pelajari kembali Amsal 5 bersama kelas.)
Perempuan jalang dijelaskan dalam pasal 5 melambangkan kebodohan. Ti­dak dipertanyakan lagi bahwa ayah sungguh-sungguh menginginkan anaknya untuk hindari menyia-nyiakan kekayaan kepada pelacur. Tetapi kekhawatiran itu lebih luas dari sekadar menahan diri dari mengunjungi pelacur atau perem­puan jalang. Pelacur sering muncul dalam Alkitab sebagai simbol kemurtad- an spiritual atau keadaan umum amoralitas (Yesaya 57:3;. Yer. 3:2-9; 13:27; Yehezkiel 16; 23; 43:7-9; /los. 1-4; 5:3; 6:10;. Nah 3:4; Wahyu 17:1, 15, 16, 19:2). Demikian pula, pelacur dalam Amsal 5 melambangkan kemurtadan.
Kata hikmat, di sisi lain, muncul di awal pasal ini (ay. 1), dan kata kebodoh­an muncul di bagian akhir pasal ini (ay. 23) untuk menunjukkan perbanding­an yang jelas antara hikmat dan kebodohan. Perempuan jalang dalam pasal 5 melambangkan kebodohan. Intinya adalah bahwa kebodohan, terlepas dari wujudnya, memakai wajah menggoda dan janji-janji kenikmatan. Pekabaran utama dari pasal ini muncul di tengah-tengah pasal (ay. 11-13)., dengan per­ingatan dari apa yang akan Anda katakan pada akhirnya jika Anda pergi ke jalan kebodohan: "Ah,-mengapa aku benci kepada didikan, dan hatiku meno­lak teguran" (5:12). Manakah yang Anda pilih? Kebodohan yang memanggil Anda dengan kata-kata sanjungan dusta, atau hikmat yang memanggil Anda dengan instruksi yang benar dan teguran.
Pertanyaan untuk Diskusi: Mengapakah kebenaran sering menyinggung? Mengapakah kita kadang-kadang takut belajar tentang kondisi medis dari dok­ter kita meskipun mereka tidak berusaha untuk menyakiti kita? Pikirkan ses­uatu atau seseorang yang sangat dekat dengan Anda namun menyakiti Anda dan keluarga Anda. Bagaimanakah rasanya harus berpisah dari Anda?

III.  Pandangan Jauh dan Dekat terhadap Sesuatu.
(Pelajari kembali Amsal 6:1-19 bersama kelas.)
Amsal 6:1-19 terdiri dari empat bagian. Bagian pertama (ay. 1-3) memperi­ngatkan kita untuk tidak menjamin pinjaman teman-teman kita. Peringatan ini berlaku bagi setiap tindakan mencoba untuk melakukan sesuatu kepada "te­man" karena takut bahwa dia mungkin akan kehilangan persahabatan mereka. Tetapi dalam jangka panjang, Anda pasti akan hancur jika Anda terus melaku­kan hal itu baginya hasil dari tekanan.
Dalam bagian kedua dari pasal (ay. 6-11), tampaknya ada perumpamaan si pemalas. Kisah semut ditempatkan dalarii perumpamaan (ay. 6-8) untuk mem­berikan perbandingan. Maksud dari cerita ini adalah ketekunan. Semut berta­han karena mereka memiliki pandangan jangka panjang dan mempersiapkan diri untuk musim dingin. Si pemalas, di sisi lain, memiliki pandangan jang­ka pendek dan mencoba untuk menghindari ketidaknyamanan yang mungkin menghambat kenikmatan hidupnya sekarang. Bagian ketiga (ay. 12-15) me­nyimpulkan orang bodoh adalah "jahat" (ayat 12). Orang fasik menghabiskan hidupnya merancang "kejahatan" dan menabur "pertengkaran" antara teman- teman (ayat 14). Masalahnya adalah bahwa mereka gagal memiliki pandang­an jangka panjang untuk melihat bahwa kehancuran mereka akan menimpa mereka "tiba-tiba" (ayat 15) dan tidak akan ada seorang yang membantu. Pada bagian keempat (ay. 16-19), maka muncul daftar tujuh hal yang dibenci Tuhan. Apakah daftar ini menyiratkan bahwa orang bodoh mencintai hal-hal yang Al­lah benci dan menemukan kesenangan dan kebahagiaan dalam melakukannya. Mengapa lagi, Amsal bertanya, akankah ia melakukannya "senantiasa" (ayat 14)?
Pertimbangkanlah: Mengapakah banyak orang menikmati tontonan film dan acara TV yang menunjukkan perilaku sebagaimana dijelaskan dalam daf­tar tujuh hal yang dibenci Allah?

LANGKAH 3 - Mempraktikkan
Untuk Guru: Daftarkan tujuh hal yang Tuhan benci dalam Amsal 6:16-19 yang menggambarkan cara hidup di kota-kota besar, terutama dalam situasi kerja sehingga mendorong persaingan. Tujuh hal apa sajakah yang dilakukan orang untuk terdepan dalam hidup . Tetapi Tuhan membenci hal-hal ini, teruta­ma "menimbulkan pertengkaran saudara." (ayat 19).
Pertanyaan Aplikasi:
ü  Bagaimanakah gereja dapat selalu menjadi komunitas yang melakukan apa yang Tuhan senangi, tempat kerendahan hati dan harmonis?
ü  Apakah yang menyebabkan keragu-raguan untuk melakukan kehendak Allah?
LANGKAH 4-Menciptakan
Untuk Guru: Amsal 4-6 menunjuk pada kebutuhan akan keputusasaan kita yaitu Kristus, hikmat Allah. Yesus berkata kepada gereja, "sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa" (Yohanes 15:5).
Kegiatan:
1.      Mintalah kelas Anda untuk menuliskan nama-nama mereka yang.tersing- gung. Minta mereka untuk menuliskan apa yang diperlukan untuk menjadikan mereka teman lagi.
2.      Diskusikan dengan kelas pengalaman masa lalu jemaat Anda-—perdamai­an, keharmonisan atau perselisihan dan ketidakpedulian. Minta mereka untuk menjelaskan alasan situasi itu dalam terang pelajaran hari ini.


Preview Pelajaran 3
* 10-16 Januari*
Sebuah Persoalan Hidup dan Mati
SABAT PETANG
Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Mat. 5:21-30; Ams. 6:21; 7:3; Ams. 6:23; 7:2; 6:24; 6:30, 31; Ams. 7:26, 27.
AYAT HAFALAN: "Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan" (Amsal 6:23).
Dua kakak beradik ditinggalkan sendirian di rumah, namun diberikan peraturan yang ketat oleh ibu mereka untuk tidak memakan kue yang baru saja ia panggang. Untuk memastikan bahwa kedua anak laki-laki itu akan mematuhinya, sang ibu menambahkan ancaman hukuman.
Ketika sang ibu pergi, hanya membutuhkan beberapa menit bagi kedua anak laki-laki itu untuk memutuskan memakan kue itu. "Ini bukan masalah hidup dan mati," mereka beralasan. "Ibu kita tidak akan pernah membunuh kita; jadi, mari kita makan!"
Namun, bagi guru di Amsal, isu yang ia bicarakan sesungguhnya adalah masalah hidup dan mati. Bahasanya begitu keras dan terkadang jelas seperti keadaan yang sebenarnya. Tentunya, Yesus menggunakan bahasa-Nya yang begitu keras ketika berbicara tentang hal-hal yang menyangkut hidup yang ke­kal dan kematian (lihat Mat. 5:21-30). Dan tidak heran, pada akhirnya, tujuan akhir kita, tujuan abadi kita (dan apa yang bisa lebih penting daripada itu?), bergantung pada pilihan-pilihan yang kita buat di sini. Jadi kita seharusnya menerima mendesaknya bahasa yang keras apa adanya.
Pelajarilah pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 17 Januari.
Berita misi
Menemukan Yesus di Perkemahan
10 Januari l Alaska l Heather dan Travis
Travis tidak tahu apa yang ha­rus dilakukan dengan peserta perkemahannya. Pada usia 12 tahun, Logan adalah anak yang paling menyulitkan di tenda dan Travis harus bertanggung jawab atas semua orang dan segala sesu­atu. Suatu malam, Logan memu­tuskan untuk tidak tidur, jadi Travis dan rekan pembina datang dengan sebuah rencana.
"OK," kata mereka, peserta per­kemahan keras kepala, "Anda boleh tetap berada di sini selama Anda membaca Alkitab."Logan setuju, na­mun ia tidak memiliki Alkitab; dan ternyata, dia tidak pernah mem­baca satupun. Jadi rekan pembina meminjakan Logan Alkitab, dan dengan cahaya bulan dan senter, anak tersebut menemukan bebera­pa pahlawan iman di kitab Kejadian untuk pertama kalinya.
Keesokan paginya Logan men­ceritakan kepada pembinanya, "Saya benar-benar menemukan beberapa cerita menakjubkan di sana." Logan paling tertarik menge­nai kisah Yusuf, dan mengajukan banyak pertanyaan, menanyaakan bagaimana Yusuf mampu melaku­kan semua yang dia lakukan.
"Namun Logan masih menge­raskan hatinya, sehigga Anda bisa melihat semangatnya mulai beru­bah saat ia bertanya-tanya semua tentang hal ini," kata Travis. "Itu agak dingin untuk melihat perubahan yang terjadi selama seminggu."
Dibutuhkan Banyak Doa
Sebagian besar anak-anak yang datang ke bumi perkemahan Polaris tidak tahu Alkitab. Travis ingat saat hanya satu peserta perkemahan tahu kisah Daud dan Goliath."Kami melayani anak-anak yang tidak tumbuh dalam keluarga Kristen, dan yang tidak membaca Alkitab. Dibutuhkan banyak doa untuk membantu menjangkau anak-anak ini... untuk mengetahui bagaimana cara menjangkau mereka."
Travis, seorang mahasiswa se­nior teknik mesin di Walla Walla University, mulai bekerja di Bumi Perkemahan Polaris pada tahun 2011 selain menjadi seorang pem­bina, ia telah mengajarkan berbagai kelas termasuk wakeboarding dan (olahraga yang mirip dengna ski air) dan model peroketan.
"Saya senang sekali setiap mu­sim panas tiba, itu sebabnya saya terus datang kembali," katanya. "Saya telah belajar banyak tentang percaya kepada Allah, karena Anda menemukan situasi di mana Anda tidak tahu bagaimana bisa mele­watinya dalam sepekan, tetapi hal ini selalu terulang. Kemudian mene­mukan hal-hal positif di balik kesu­litan itu. Ini jelas adalah mengenai belajar untuk mempercayai Tuhan.
"Saya pikir saya sedikit lebih nyaman sekarang dengan mengha­dapi kondisi yang seperti ini. Saya telah belajar untuk menjadi fleksi­bel dan mengikuti arus, dan siap untuk apa pun karena Anda tidak tahu apa yang akan terjadi selan­jutnya."
Sebuah Cahaya di Dunia
Heather Ueeck dibesarkan di Delta Junction, sebuah kota kecil di ujung jalan raya Alaska. Sebagai seorang anak, Heather senang pergi berkemah setiap musim panas, dan membuat buku harian tentang pengalamannya, serta daftar kegi­atan sehari-hari. Awalnya ia menu­lis, "Tentu saja kita harus melakukan ibadah, dan itu sungguh bodoh."
Tetapi seiring bergantinya ta­ hun, perbaktian di tenda menjadi lebih berarti bagi Heather. Salah satu ibadah yang paling berkesan baginya adalah dengan menyerta­kan lilin dan balon. "Mereka meme­gang sebuah balon di atas cahaya lilin dan balon itupun segera pecah. Kemudian mereka menuangkan air ke balon yang lain dan meme­gangnya di atas lilin, namun balon tersebut tidak pecah! Pembawa materi menjelaskan bahwa kita bagaikan balon dan Kristus bagai­kan air. Jika kita memiliki Kristus di dalam kehidupan kita, Dia dapat menenangkan kita dan memberi kita kedamaian bahkan kekuatan- Dia adalah Sumber yang dapat kita Andalkan."
Mereka Selalu Datang Kembali
Heather sekarang mencoba untuk menyampaikan pelajaran- pelajaran ini kepada peserta per­kemahan sambil bekerja di bumi perkemahan Polaris."Anak-anak banyak bukan Advent, dan mere­ka tidak berasal dari keluarga yang terbaik. Mereka tidak terbiasa untuk disiplin, untuk teratur, dan orang- orang prihatin mengenai mereka. Mereka sering bertingkah. Kadang- kadang tampaknya seolah-olah mereka benci untuk berkemah, tetapi mereka tetap datang kem­bali. Bahkan dengan perjuangan, sampai mereka menyadari bahwa kami benar-benar peduli tentang mereka."
Heather mengakui bahwa be­kerja di bumi perkemahan Polaris telah mengajarkannya kesabaran.
"Adalah tugas saya untuk memim­pin anak-anak lebih dekat kepada Allah. Kesabaran dan fleksibilitas sangat penting. Dan percaya kepa­da Tuhan. Ini sebagai alat yang me­nguatkan saya dalam menghadapi situasi yang akan muncul dalam hidup saya hanya belajar untuk ber­urusan dengan hal-hal yang dunia ini tawarkan pada Anda. Ini mem­beri saya penghargaan bagi orang lain yang telah membantu saya, dan telah menanamkan kepada saya suatu sikap bahwa saya ingin membantu orang lain dan menjadi terang di dunia."
Bumi Perkemahan Polaris mem­butuhkan pembaruan fasilitas, seperti "kamar yang terbuat dari kayu yang tangguh," kata Heather. Dan sekarang saat Keluarga Moody telah pergi, satu-satunya cara untuk mengangkut anak-anak ke per­kemahan adalah dengan mem­buat beberapa perahu kecil yang membutuhkan 1 1/2 jam perjalanan. Kamar kecil dan fasilitas mandi ter­masuk 2 kakus, sauna steam, dan air dingin danau Aleknagik.
"Saya sudah tinggal di Alaska se­panjang hidup saya,"kata Heather, "dan bumi perkemahan Polaris ada­lah yang paling terisolasi sepengetahuanku.Tapi, jelas itulah tempat di mana Anda bisa merasa sangat dekat dengan Tuhan. Saya benar- benar senang berada di sana."
Renungan Pagi – ALLAHKU yang AJAIB – 5-12 Januari
5 Januari

Memuliakan Sabat
"Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan" (Wahyu 4:11).
Sabat adalah bait suci berharga dalam dimensi waktu bagi kita yang memer­cayai, mengetahui, dan menghormati Pencipta segala sesuatu. Pikirkan, apa­kah ada cara yang lebih baik untuk "mengingat Penciptamu sekarang" daripada hari khusus di setiap pekan? Ketika saya memikirkan apa yang telah dilakukan Pencipta kita, hati saya dipenuhi rasa syukur dan takjub. Seperti Musa, Daud, dan Yohanes, saya tidak bisa menahan diri untuk bernyanyi memuji-Nya "dengan bunyi-bunyian sepuluh tali dan dengan gambus, dengan iringan kecapi. Sebab telah Kaubuat aku bersukacita, ya TUHAN, dengan pekerjaan-Mu, karena perbu­atan tangan-Mu aku akan bersorak-sorai" (Mazmur 92:4, 5). Tuhan, saya kagum pada bongkahan batu, tanah, dan air di mana saya hidup. Ketika saya berjalan, mengemudi, atau terbang dari satu tempat ke tempat lain pada bulatan bumi ini, tampaknya begitu besar, kokoh, dan aman. Tapi ketika saya melihatnya dari ang­kasa pada bumi yang diselimuti tanaman hijau, air biru, batu kecoklatan, semua­nya terlihat jauh lebih kecil. Bagi mereka yang mempelajari hal-hal itu, mem­beritahukan saya bahwa bumi hanyalah setitik debu jika dibandingkan galaksi di mana Tuhan menempatkan kita. Mereka menjelaskan bahwa miliaran bahkan triliunan galaksi yang tidak terhitung berada jauh dari yang bisa kita lihat. Tam­paknya tidak ada akhirnya. Tuhan, pikiran saya tidak bisa memahami dimensi ruang, waktu, dan energi di mana Engkau memerintah penuh kuasa. Namun pe­nulis Alkitab mengatakan bahwa Engkau tahu setiap wujud ciptaan-Mu dan me­manggil mereka semua dengan namanya.
Tuhan, tidak ada sesuatu pun yang saya dapat bandingkan tentarg-Mu. Eng­kaulah Allah tak tertandingi. Karena kekuasaan-Mu tidak hanya hal-hal besar yang tidak terbayangkan, tetapi juga sistem tata surya seperti wilayah atom de­ngan elektron yang sangat kecil yang mengorbit dan s'emua bagian komponen inti atom. Saya mengagumi hal-hal sangat besar dan sangat kecil yang bersimetris. "Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya" (Yesaya 40:28, 29). "Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Aliahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan" (Yesaya 41:10). "Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung bumi! Sebab Akulah Allah dan tidak ada yang lain" (Yesaya 45:22).
Ya Tuhan, saya menyembah Engkau pada hari kudus-Mu karena Engkau me­minta saya berada di sini untuk memuliakan Engkau sebagai Pencipta saya. Karena saya mengasihi Engkau, maka keinginan-Mu adalah perintah bagi saya.

6 Januari

Penyebar Super
"Tetapi Saya akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya kesela­matan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi" (Yesaya 49:6).
Saya tidak tahu, tapi saya pikir bahwa kita semua tertarik pada hal-hal yang bersinar dalam gelap. Saya mengingat ketika saya masih seorang anak yang sedang bertumbuh, saya mempunyai lampu di dalam cangkang kerang. Cahaya lembut yang redup membuat monster malam tetap di pantai. Bagi ahli biologi, makhluk bercahaya mendapatkan perhatian besar. Kebanyakan makhluk yang menghasilkan cahaya memiliki kulit tembus cahaya atau membran transparan yang membuat cahaya bersinar untuk membantu mereka menemukan makanan, menarik pasangan, menakut-nakuti pemangsa, dan sebagainya.
Ahli biologi kelautan Dimitri Deheyn dan Nerida Wilson, dari Sc.ripps Insti- lute of Oceanography, baru-baru ini mempelajari Hinea Brasiliana, siput berca­haya yang mereka kumpulkan dari zona batuan pasang surut di Australia. Siput bertubuh agak kecil, disebut kelompok bekicot kedip karena berkelompok dan nu ngedip-kedipkan cahaya. Pada saat bercahaya, terlihat cangkang bekicot me­mancarkan cahaya hijau berpijar. Cahaya itu dengan cepat memancar dan pa­dam, seperti lampu LED di belakang kendaraan modern. Ketika Deheyn dan Wilson mempelajarinya, mereka menemukan bahwa siput menghasilkan cahaya dari satu organ kecil dalam tubuh yang selalu terkubur dalam di keburaman ' angkang berpigmen kuning muda. Apakah yang membuat siput menyalakan ca­haya itu? Dan bagaimanakah cahaya itu bersinar begitu terang melalui cangkang pelindung yang keras?
Berbagai percobaan menunjukkan bahwa siput menyala saat makhluk lain menabrak mereka atau menyentuh mereka—sebuah kejutan, karena jenis meka­nisme saklar lampu ini cukup langka dalam organisme bercahaya lainnya. Mung- k inkah ini cara siput meminta bantuan, atau memberi sinyal bagi predator untuk datang memakan apa yang mengganggu mereka?
Misteri terbesar adalah bagaimana sumber cahaya kecil bisa menerangi selu- ruh cangkang. Dengan memberikan sinar warna yang berbeda pada cangkang, I vheyn dan Wilson belajar bahwa, dengan satu pengecualian warna biru hijau, i angkang bekicot keras akan membiarkan semua warna lain menembusi mereka. Namun, warna biru hijau, tersebar di seluruh cangkang, memancarkan cahaya sa­ngat terang. Para peneliti belajar juga, bahwa warna kekuningan cangkang tidak berubah atau mengubah warna biru hijau dengan cara apa pun. Siput memancar­kan frekuensi cahaya tertentu delapan kali lebih baik daripada setiap penyebar cayaha komersial yang tersedia dan memancarkan cahaya 10 kali lebih luas. Anda bisa yakin bahwa para ilmuwan mempelajari sifat molekul cangkang dengari teliti yang akan menemukan cara untuk meningkatkan penyebaran cahaya komersial.
Tuhan, bagaimanakah saya bisa menjadi penyebar cahaya super bagi terang l 'irman-Mu dan cahaya kasih-Mu? Kerinduan saya adalah untuk efektif dalam membiarkan terang-Mu bersinar bagi orang lain.

7 Januari

Keledai Muda yang Belum Pernah Ditunggangi
"Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya" (Markus 11:7).
Saat saya dibesarkan di Etiopia, memelihara keledai adalah hal yang umum.
Saya sering melihat keledai ditunggangi dengan muatan kayu bakar atau batu bara ke pasar seberat muatan setengah lusin keledai. Kadang-kadang saya melihat orang dewasa naik keledai, kaki mereka hampir menyentuh tanah. Keledai ada­lah binatang kecil penurut, tingginya kurang dari tiga kaki. Karena ukurannya bervariasi, beberapa keledai bisa hampir seukuran kuda kecil setinggi empat se­tengah kaki. Dengan telinga yang besar, keledai ahai mendeteksi pemangsa, dan telinga itu membantu tetap tenang dalam iklim kering atau panas di mana keledai tinggal. Keledai juga memiliki sistem pencernaan yang kuat, karena keledai bisa memakan hampir apa saja dan sangat efisien menggunakan air dari makanan itu. Jadi keledai relatif sedikit memerlukan makanan dan bisa berjalan lama tanpa air.
Semua keledai memiliki strip berwarna gelap di tengah punggung. Beberapa memiliki garis hitam di pundak, yang memberikan kesan tanda salib. Keledai memiliki hidung berwarna cerah, ada garis cerah di sekitar mata, bulu halus di dalam telinga dan di bagian bawah.
Pada satu masa orang menganggap bahwa memiliki keledai sebagai tanda ke­kayaan. Namun pada zaman Kristus, binatang itu menjadi transportasi bagi ma­syarakat miskin. Ketika Maria mengandung Yesus, ia naik keledai ke Betlehem. Kemungkinan Yesus sering naik keledai sejak masih muda, jadi ketika naik kele­dai saat Yesus masuk ke Yerusalem bukanlah hal baru. Pilihan-Nya pada seekor keledai muda menunjukkan bahwa Yesus datang dengan damai. Para prajurit naik kuda ke medan pertempuran. Meskipun orang-orang Yahudi berdoa un­tuk seorang pahlawan penakluk, Yesus membangun jenis kerajaan yang berbeda. Simbol kelembutan, kesederhanaan, kerendahan, dan kedamaian.
Meskipun keledai tampaknya tidak menyadari hal itu, namun adalah suatu kehormatan bagi mereka yang terpilih untuk membawa Pencipta dunia kita bu ­kan hanya sekali tapi dalam dua peristiwa penting—pertama sebelum kelahiran- Nya, dan kemudian pada saat masuk dengan penuh kemenangan ke Yerusalem, sesaat sebelum Penyaliban-Nya.
Tuhan, meskipun saya diejek karena menjadi salah seorangpengikut-Mu, saya memilih untuk membawa kasih-Mu dalam hati saya dan Firman-Mu pada lidah saya sementara saya menghidupkan kehidupan yang lembut dan damai dari-Mu pada hari ini.

8 Januari
Wawaiah* 'Diucapkan wah way-yah.
"Aku berkata kepadamu: 'Engkau hamba-Ku, Aku telah memilih engkau dan tidak menolak engkau'" (Yesaya 41:9).
Kenangan awal kehidupan saya melibatkan Wawaiah, yang berdiri tersenyum dengan daun telinga besar, mengantisipasi setiap kebutuhan saya, dan de­ngan cepat bertindak untuk membantu.
Saya adalah anak misionaris yang dibesarkan di Etiopia. Wawaiah adalah pembantu kami, seorang hamba dalam arti kata sebenarnya. Orangtua saya telah memilihnya untuk bekerja bagi kami. Dia sudah remaja pada saat itu. Tidak ber­pendidikan, sangat miskin, agak kurus,.pakaian lusuh, tapi pintar dan baik hati, Wawaiah tampaknya secara alamiah tahu apa artinya melayani. Ketika keluarga misionaris kami masuk dalam kehidupannya di Gimbie, hidupnya pun berubah. Bagi Wawaiah, semuanya adalah keluarga misionaris dengan dua anak laki-laki kecil yang ia layani, dan melakukan pekerjaannya, dengan gaya dan sorbannya. Dia sepertinya selalu hadir dan siap untuk membantu. Saya mengingat bahwa dia selalu memerhatikan kami dengan sungguh-sungguh, dan mendengarkan de­ngan saksama. Keinginan kami yang terkecil pun adalah perintah baginya, dan ia segera melakukannya. Wawaiah sangat senang melayani dengan baik. Itu menjadi hidupnya. Dan hubungannya dengan kami membuat perbedaan besar dalam hi­dupnya maupun dalam hidup kami.
Keluarga saya merawat Wawaiah. Dia tidak lagi harus bertanya-tanya dari mana makanan berikutnya akan datang, atau di mana ia akan tidur. Kini dia ber­penampilan baik, sehat, dan berhasil menurut pandangan desanya. Saat ia mela­yani dengan murah hati, orangtua saya menyambutnya dengan baik.
Menurut Yesaya, Tuhan memilih saya untuk melayani-Nya. Persamaannya sa­ngat dekat. Sebelum Allah datang ke dalam hidup saya, tadinya saya miskin, me­larat, buta rohani, dan telanjang. Allah memilih saya menjadi hamba-Nya. Saya menganggap bahwa itu adalah hak istimewa dan kehormatan besar. Tiba-tiba lokus saya bukan lagi pada diri saya, melainkan bagaimana saya, sebagai hamba- Nya, dapat melayani Tuhan. Jika saya belajar segala sesuatu dari Wawaiah, saya juga harus selalu waspada terhadap panggilan-Nya bagi saya, untuk tetap dalam lugas. Petunjuk bagi pekerjaan saya adalah membaca Firman-Nya dan mende­ngarkan dengan cermat suara-Nya dalam hati saya. Kemudian secara otoma­tis berkata, "Ya Tuhanku, jadilah seperti yang Engkau inginkan bagiku." Yesaya melanjutkan dalam ayat 10, "Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, ja­nganlah bimbang, sebab Aku ini Aliahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan."
Pencipta dan Raja, terima kasih karena telah memilih saya untuk melayani- Mu. Terima kasih karena menguatkan, menolong, dan mengangkat saya dalam pe­layanan ini.


9 Januari
Bebas untuk Memilih
"'Berapa lama lagi kamu berlaku timpang aan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia.' Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah kata pun" (1 Raja-raja 18:21). "Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan de­ngan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah" (Yakobus 4:4).
Ketika saya berhenti dan merenungkannya secara mendalam bagaimana Pen­cipta memilih untuk berinteraksi dengan Anda dan saya, hal ini membawa saya menarik napas. Pencipta, sumber kehidupan, adalah Mahakuasa, Mahatahu, Ma- hapengasih, dan Mahahadir. Dia memberi kita kehidupan, dan kemudian memilih mencintai Anda dan saya tanpa syarat dan memiliki hubungan pribadi yang dekat de­ngan kita yang dikasih-Nya. Tetapi Dia tidak memaksa atau merayu untuk memiliki hubungan dengan-Nya, sesuai yang Dia rindukan. Sebaliknya, Dia membiarkan kita secara bebas memilih Dia—kalau kita mau. Karena Dia sumber kehidupan, menjadi sahabat-Nya berarti menuju kehidupan yang lebih besar. Namun menolak hubungan dengan-Nya pada kenyataannya memilih kematian. Di dalam kita masing-masing tertanam suara kecil (moral) yang membantu kita memilih kehidupan daripada ke- matian. Hal ini memberikan petunjuk yang dapat diandalkan bagi kita selama kita terus-menerus membuat pembaruan melalui belajar Alkitab dan berdoa. Jika kita memilih tidak mengadakan pembaruan dan memilih mengabaikan arahan itu, suara itu akan meninggalkan kita dan tidak mengingatkan kita lagi.
Kadang-kadang saya bertanya-tanya, mengapa Tuhan tidak memberi kita sebuah DVD yang menunjukkan kepada kita bagaimana dan kapan Dia menciptakan du­nia ini. Tidak dapat diragukan, Dia memiliki teknologi nirkabel yang lebih baik dari­pada yang kita miliki, sehingga mudah bagi Dia untuk memberikan film kepada kita masing-masing secara pribadi, tentang apa yang Dia lakukan pada saat penciptaan yang penuh warna, tiga dimensi, dan suara menggelegar. Oh, saya dapat merasakan lantai bergetar saat guntur menggelegar pada hari kelima. Tentu saja film ini memi­liki dokumentasi lengkap. Dengan informasi itu tidak akan ada pertanyaan tentang Allah sebagai Pencipta. Iblis merancang semua tipu muslihat yang dapat dia lakukan tentang asal mula alam, agar kita meragukan kebenaran Pencipta dan berada jauh dari-Nya, dan memiliki hubungan jenis seperti itu dengan-Nya.
Namun kemudian saya menyadari bahwa jenis hubungan ini akan mengambil alih pilihan yang sebenarnya. Saya pun segera memutuskannya. Dan Kekasih sejati tidak pernah memaksa. Tuhan yang agung tidak harus memberi cukup bukti bagi saya agar saya memilih Dia, itu adalah pilihan saya, walau Dia bisa saja menghapus semua keraguan saya. Saya harus memutuskannya oleh kesadaran saya sendiri. Sung­guh Dialah Kekasih yang luar biasa!
Tuhan Yesus, betapa kebebasan itu adalah milik saya ketika saya menyadari bahwa saya bebas memilih untuk percaya atau tidak. Sekarang, saya memilih untuk percaya.

10 Januari
Dengkuran Kesenangan
"TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya" (Mazmur 147:11).
Anda pasti pernah mendengarkan dengkuran kucing rumah dan bertanya- tanya, bagaimanakah kucing melakukankan itu? Dari manakah kebisingan kecil itu berasal? Karena ada sekitar 70 jenis kucing piaraan yang berbeda, dengan perkiraan lebih setengah miliar kucing peliharaan di dunia, studi ilmiah terhadap kucing bisa mudah dilakukan. Bahkan, banyak peneliti tidak ragu untuk mem­bedakan kucing untuk diawetkan di laboratorium kucing selama kelas studi ana­tomi. Tetapi apa yang membuat suara kucing mendengkur dan alasan dengkuran- nya masih tetap diselimuti misteri.
Tempelkanlah telinga Anda pada kucing yang mendengkur, dan Anda akan mendengar suara itu selama kucing itu bernapas, baik saat menarik napas mau­pun saat mengeluarkan napas, lalu Anda akan dapat menentukan ciri-ciri deng- kurannya. Beberapa kucing mendengkur begitu keras sehingga Anda dapat mendengarnya di luar ruangan. Kita bukan hanya tidak tahu bagaimana kucing menghasilkan dengkuran, tetapi kita masih tidak bisa memastikan jenis kucing yang mana bisa atau tidak bisa mendengkur.
Orang-orang telah memberikan banyak hipotesis, alasan mengapa kucing mendengkur. Tapi jika kita tidak bisa bertanya kepada mereka, maka semua yang bisa kita lakukan adalah menebak. Kemungkinan itu adalah cara anak kucing dan induk kucing untuk berkomunikasi, atau karena terluka atau terpojok, atau un­tuk memberitahukan bahwa kucing itu tidak akan bertarung lagi! Pecinta kucing, lentu saja, tahu bahwa kucing mendengkur karena kucing puas dan menemu­kan kesenangan besar ketika telinganya digaruk, kepala dan punggungnya dielus, dan perutnya diusap dengan lembut. Bagi saya, getaran manis dan suara kucing mendengkur yang meringkuk di pangkuanku saya memberikan kesenangan besar bagi saya.
Saya kadang bertanya-tanya, apakah saya merampok kesenangan Allah de­ngan kesombongan penyangkalan diri saya, dengan kebungkaman kesalehan saya? Maleakhi 3:7-12 mengatakan: "Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu.... Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, se­bab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan." Dengan jelas Tuhan menginginkan kebahagiaan saya. Yohanes 17:13 menunjukkan Dia menginginkan kita menik­mati "supaya penuhlah sukacita-Ku." Marilah kita menyembah Pemberi setiap ka­runia yang baik dengan dengkuran yang keras, dan dalam sukacita bagi Dia yang lelah melimpahi kita dengan kasih dan kebaikan-Nya.
Tuhan, saya percaya kepada-Mu sepenuhnya, mengetahui bahwa Engkau telah menyediakan semua kebutuhan saya dan telah memberi lebih daripada yang saya bisa minta atau bayangkan. Dengarkanlah suara hati saya sementara menyembah Engkau.

11  Januari
Pernikahan Sebagai Contoh
"Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging" (Kejadian 2:24).
Kisah pernikahan pertama adalah bagian integral kisah Penciptaan. Allah baru saja selesai menjadikan "segala binatang hutan" dan semua "burung di udara" (Kej. 2:20), dan Dia membawa binatang-binatang kepada Adam yang baru diciptakan untuk menunjukkan apakah yang Adam akan lakukan kepada binatang-binatang. Apa pun yang diputuskan Adam, itulah menjadi nama bina- tang-binatang itu. Selama proses ini, Adam memerhatikan bahwa semua burung dan binatang memiliki pasangan jantan dan betina. Di manakah setengah bagian Adam lainnya? Jadi Tuhan melakukan anastesis dan operasi donor organ yang pertama dengan mengambil satu tulang rusuk dan dengan mulus menutup luka itu. Dari tulang rusuk Adam, Tuhan Allah membuat wanita pertama dan memba­wanya itu kepada Adam.
Saya coba membayangkan kelembutan dan kasih antara pasangan pertama ini selama hari-hari dan minggu-minggu bulan madu mereka. Bagaimana mereka dengan saksama saling mendengarkan dalam percakapan mereka yang menga­syikkan? Apakah mereka membagikan perasaan mereka yang terdalam? Apakah mereka penuh perhatian untuk memenuhi kebutuhan masing-masing? Apakah mereka mendapatkan instruksi dari Allah sendiri? Rasanya Tuhan menceritakan bahwa tugas Adam adalah untuk mencintai Hawa. Dia membiarkan Adam tahu bahwa tidak mudah menentukan seperti apakah perasaan cinta kepada Hawa. Namun, itu menjadi tugas yang menyenangkan. Mengenalinya dan kemudian sangat mencintainya. Allah pasti telah mengatakan, "Lakukan untuk Saya." Dan untuk Hawa, Allah menjelaskan bahwa apa yang paling dibutuhkan Adam adalah rasa hormat. Sekali lagi, yang menjadi tugas Hawa adalah bagaimana menghor­mati Adam dan kemudian menunjukkan rasa hormat itu.
Dan pernikahan itu menjadi model. Ikatan misterius antara suami yang pe­nuh kasih dan seorang istri yang penuh hormat (Efesus 5:33) adalah ilustrasi terbaik yang kita miliki tentang ikatan kasih antara Kristus dan umat-Nya. Saya mencoba memikirkan apa arti hal ini. Ketika saya dan istri saya mengalami dan menikmati keintiman yang dalam pada pernikahan, Kristus membiarkan saya mengetahui bahwa ini adalah jenis hubungan yang Dia ingin miliki dengan saya. "Seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demi­kianlah Aliahmu akan girang hati atasmu" (Yesaya 62:5). Pernikahan memang hadiah Penciptaan yang berharga.
Apakah mengherankan jika Allah membenci perceraian? Atau apakah penipu ulung itu melakukan yang terbaik yang ia bisa lakukan untuk menghancurkan setiap pernikahan?
Tuhan, atas cinta dan pernikahan, tolonglah saya untuk berhati-hati mengikuti petunjuk Mu dalam pernikahan sehingga saya dapat memiliki model pernikahan yang menjadi kehormatan dan kemuliaan bagi-Mu.

12 Januari
Debu Menjadi Debu
"Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah, engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu" (Kejadian 3:19).
Anda pasti tahu, bahwa Allah membentuk Adam dari debu—kata Ibrani un­tuk "debu" juga berarti "tanah." Ketika kita mati, tubuh kita akan didaur ulang menjadi debu. Semua orang tahu itu. Tapi saya belajar sesuatu yang baru dan sulit untuk dipercaya. Perkiraannya bervariasi, tetapi aman untuk menga­takan bahwa paling banyak (mungkin 80 persen) dari debu yang mengapung di udara dan yang menempel pada perabot di rumah saya adalah serpihan sel-sel kulit saya yang telah terkelupas. Apakah ini yang dimaksudkan hal di atas, sedikit demi sedikit, setiap hari, saya selalu kembali kepada debu tanah? Anda simak, di­butuhkan hanya beberapa hari untuk mengelupasnya seluruh lapisan terluar ku­lit kita, memproduksi hampir 30 gram debu per hari. Tergantung berapa banyak orang dan hewan peliharaan tinggal di rumah, debu rumah dapat mengandung banyak sel-sel kulit mati.
Sekarang, di sinilah bagian yang menakutkan. Debu tungau (makhluk kecil yang hanya dapat Anda lihat dengan mikroskop) hidup dengan memakan sel-sel kulit mati. Bagi kebanyakan orang, tungau sama sekali tidak berbahaya, dan itu adalah hal yang baik bagi kita bahwa tungau tidak membawa penyakit. Kita bah­kan tidak tahu tungau ada di sekitar ldta. Tetapi ketika tungau debu berkembang, kulit tungau berganti juga, dan tungau tidak buang air di tempat tertentu, sehingga tungau buang air besar di mana-mana. Beberapa orang sangat alergi terhadap limbah dan kulit makhluk kecil ini. Bagi orang yang alergi, tungau bisa menjadi masalah besar, dan orang tersebut dengan mudah menebak bahwa makhluk itu ada di sekitarnya. Mata gatal, hidung gatal dan beringus, serta mereka mungkin kesulitan bernapas. Mungkin Anda memiliki alergi tersebut.
Apakah Anda alergi atau tidak, alergi dapat benar-benar menjengkelkan, se­bagaimana banyak orang mengalami gangguan dalam kehidupan. Apakah Anda berdebat dan bertengkar? Mungkin seseorang dalam keluargamu bercerai. Apa- I .ih ada teman Anda berbalik melawan Anda? Kesulitan, masalah, dan iritasi da­pat menyergap dan membaringkan kita dalam debu (lihat Mzm. 119:25). Tetapi pemazmur selajutnya mengatakan (ayat 26-32) bahwa meskipun jiwa saya benar- I>enar lelah, saya dapat pergi kepada Firman Tuhan untuk mendapatkan kekuatan dan keberanian. Yang terbaik adalah, Firman-Nya dapat membuat hati saya be­li.is. Saya berharap hal itu akan memberikan dorongan untuk Anda seperti halnya untuk saya.
Yesus, terima kasih untuk FirmanMu, yang memberikan kekuatan kepada saya dan membebaskan hati saya.


No comments:

Post a Comment