PELAJARAN 13 TRIWULAN III 2011


Penyembahan dalam Kitab Wahyu

SABAT PETANG

BACALAH UNTUK  PELAJARAN PEKAN INI: Ayub 42:1-6; Wahyu 1:13-18; Wahyu 13; 14:6-12; 19:1-5.

AYAT HAFALAN: "Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan ke empat makhluk dan tua-tua itu, dan ti­dak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu" (Wahyu 14:3).

Beberapa buku dalam Alkitab memiliki begitu banyak misteri dan daya tarik scperti dalam buku Wahyu. Buku itu penuh dengan gambaran yang luar biasa tentang binatang-binatang, naga, api, gempa bumi, wabah penyakit, bala tentara, katak, kota-kota, bintang jatuh, dan lain sebagainya.
Namun, di tengah semua drama tersebut, tema yang kelihatannya berulang-kali tetap muncul adalah penyembahan. Baik dalam menghadapi krisis akhir sehubungan dengan mereka yang menyembah binatang dan patungnya, maupun ungkapan tentang makhluk surgawi yang menyanyikan lagu pujian kepada Allah, kitab Wahyu kembali lagi menegaskan tentang penyembahan: menyembah Dia "selama-lamanya" (Wahyu 5:14, K.IV), penyembahan kepada-Nya "yang ada dan yang sudah ada, karcna Engkau telah memangku kuasa-Mu yang besar dan telah mulai memerinlah sebagai raja" (Wahyu 11:17), dan menyembah kepada Dia yang layak menerima "puji-pujian dan hormat dan kuasa" (Wahyu 4:11).
Singkatnya, kitab Wahyu mengungkapkan apa yang telah kita lihat selama kuartal ini: bahwa hanya Tuhan Sendiri, Pencipta kita, Hakim kita—yang la-yak untuk penyembahan dan pujian kita.
Pelajari pelajaran pekan ini untuk Sabat, 24 September.

Minggu 18 September
"TERSUNGKURLAH AKU DI DEPAN KAKI-NYA SAMA SEPERTI ORANG YANG MATI

Mungkin salah satu dari wahyu terbesar dari Allah Yang Mahaagung dan berkuasa yang telah diberikan kepada kita adalah melalui ilmu perbintangan, Sebagian besar orang dulu tidak tahu ukuran dan luasnya dunia ini. Pada abad kedua puluh, dengan kemajuan yang luar biasa dari berbagai teleskop yang ada, kita diberi pandangan mengenai alam semesta yang akan membuat heran keba-nyakan orang pada zaman dulu. Sesungguhnya, kita sendiri pun dibuat terce-ngang dengan hal tersebut, mulai dari ukuran, jarak, dan bahkan jumlah galaksi yang luar biasa dan segenap bintang-bintangnya. Pikiran kita hampir tidak bisa menampung seluruhnya.
Dan di sinilah hal yang menakjubkan itu: hanya sesuatu yang lebih besar daripada seluruh alam semesta ini yang dapat menciptakan alam semesta, sama halnya dengan hanya sesuatu yang lebih besar dari sebuah lukisan yang dapat membuat lukisan itu. Dengan demikian, Allah yang kita sembah, Allah yang kita layani, adalah Pencipta alam semesta; maka, Dialah yang "lebih besar" daripada segalanya. Jadi, siapakah kita dibanding dengan Allah yang seperti itu?
Baca Wahyu 1:13-18, gambaran Yohanes tentang Yesus, seperti yang dinyatakan kepadanya di sana. Apakah reaksinya, dan mengapa dia bereaksi seperti itu? Bagaimanakah salib Yesus dinyatakan di sini?
Wahyu 1:13-18
1:13 Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.
1:14 Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.
1:15 Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah.
1:16 Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.
1:17 Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
1:18 dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.

Baca Ayub 42:1-6. Bagaimanakah reaksi Ayub dibandingkan dengan reaksi Yohanes?
Ayub 42:1-6
42:1. Maka jawab Ayub kepada TUHAN:
42:2 "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.
42:3 Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui.
42:4 Firman-Mu: Dengarlah, maka Akulah yang akan berfirman; Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku.
42:5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
42:6 Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."

Walaupun hanya sebagian dari wahyu Tuhan yang diberikan kepada kedua orang ini, apa yang mereka lihat telah cukup untuk membuat mereka sangat rendah hati. Ada rasa takut, hormat, kekaguman, dan rasa pertobatan dalam reak­si mereka. Bagaimana tidak? Mereka mendapatkan gambaran tentang Pencip­ta alam semesta, lebih-lebih lagi, bahwa mereka adalah manusia yang berdosa yang mendapatkan gambaran tentang Allah yang suci dan tidak berdosa. Tidak diragukan lagi, mereka menyadari akan keberdosaan mereka, ketidakbenaran mereka, kenajisan mereka sendiri pada saat mereka berdiri di hadapan Tuhan.
Bagaimanakah seharusnya pelayanan penyembahan kita mendatangkan reaksi yang sama bagi diri kita? Artinya, bukankah seharusnya kita merasakan kehadiran Allah yang akan membuat kita rendah hati? Pada saat yang sama, betapa pentingnya salib Kristus ditinggikan di hadapan kita sebagai satu-satunya pengharapan kita akan keselamatan.

Senin  19 September
suci, suci, suci...

Walaupun kitab Wahyu masih memiliki banyak misteri, tema yang menonjol selalu muncul berulang-ulang, dan itu adalah tentang penyembahan. Dalam seluruh kitab Wahyu telah ditunjukkan berbagai jenis makhluk yang menyembah Tuhan.

Baca ayat-ayat berikut ini. Apakah yang dapat kita pelajari tentang pe­nyembahan? Apakah tema yang  terlihat di sini yang kita sudah pelajari selama satu kuartal ini?
Wahyu 4:8-11
4:8. Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
4:9 Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya,
4:10 maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:
4:11 "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."
   
Wahyu 5:8-14.
5:8 Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.
5:9 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
5:10 Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
5:11 Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa,
5:12 katanya dengan suara nyaring: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!"
5:13 Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!"
5:14 Dan keempat makhluk itu berkata: "Amin". Dan tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah.

Wahyu 7:9-12
7:9 Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
7:10 Dan dengan suara nyaring mereka berseru: "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!"
7:11 Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta dan tua-tua dan keempat makhluk itu; mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah,
7:12 sambil berkata: "Amin! puji-pujian dan kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!"

Wahyu 11:15-19
11:15 Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlah suara-suara nyaring di dalam sorga, katanya: "Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya."
11:16 Dan kedua puluh empat tua-tua, yang duduk di hadapan Allah di atas takhta mereka, tersungkur dan menyembah Allah,
11:17 sambil berkata: "Kami mengucap syukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, yang ada dan yang sudah ada, karena Engkau telah memangku kuasa-Mu yang besar dan telah mulai memerintah sebagai raja
11:18 dan semua bangsa telah marah, tetapi amarah-Mu telah datang dan saat bagi orang-orang mati untuk dihakimi dan untuk memberi upah kepada hamba-hamba-Mu, nabi-nabi dan orang-orang kudus dan kepada mereka yang takut akan nama-Mu, kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar dan untuk membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi."
11:19 Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat.

Wahyu 15:1-4.
15:1. Dan aku melihat suatu tanda lain di langit, besar dan ajaib: tujuh malaikat dengan tujuh malapetaka terakhir, karena dengan itu berakhirlah murka Allah.
15:2 Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Pada mereka ada kecapi Allah.
15:3 Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: "Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!
15:4 Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu."

Wahyu 19:1-5
19:1. Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: "Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita,
19:2 sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya, karena Ialah yang telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan bumi dengan percabulannya; dan Ialah yang telah membalaskan darah hamba-hamba-Nya atas pelacur itu."
19:3 Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: "Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya."
19:4 Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, Haleluya."
19:5. Maka kedengaranlah suatu suara dari takhta itu: "Pujilah Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, kamu yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!"

Dari antara semua hal yang kitab Wahyu dapat ajarkan kepada kita, ada satu hal yang harus ditonjolkan yaitu: Apa yang terjadi di dunia berdampak kepada surga, dan apa yang terjadi di surga berdampak pada dunia. Surga dan dunia, sebagaimana yang telah disampaikan kepada kita, adalah lebih dekat daripa­da apa yang kita pikirkan. Kitab wahyu menunjukkan bagaimana dekatnya hal itu. Memang dari waktu kc waktu makhluk di surga menyembah Allah untuk segala sesuatu yang la telah lakukan di dunia.
Apakah lagi tema-tema tentang pujian dan penyembahan yang terlihat di sini yang juga terlihat di sepanjang kuartal ini? Tuhan sebagai Pencipta, Tuhan seba­gai Penebus, Tuhan sebagai Hakim. Dia diagungkan karena kesucian-Nya, Dia diagungkan karena darah-Nya yang tertumpah, Dia dipuji dan disembah karena kuasa-Nya, karena kekuatan-Nya,dan untuk kehormatan-Nya. Dia dipuji untuk keadilan-Nya dan penghakiman-Nya dan untuk keselamatan yang diberikan-Nya.
Pikirkan kembali apa artinya dan apa yang Allah telah berikan kepa­da kita melalui rencana keselamatan. Bukankah kita memiliki begitu ba­nyak hal untuk memuji Dia? Apa pun perjuangan Anda, apa pun pencobaan Anda, ambillah waktu setiap hari untuk memuji Tuhan untuk segala hal yang harus Anda syukuri. Hal itu akan mengubah hidup Anda.

Selasa  20 September
WAHYU 13

Dari awal dan seterusnya,kita telah melihat  bagaimana krisis terakhir  pada akhir zaman akan berpusat pada pertanyaan seputar penyembahan. Masalah penyem-bahan bukanlah masalah kecil. Nasib kekal jiwa kita bergantung padanya. Kebe-naran penting ini semakin nyata melalui ungkapan dalam Wahyu 13 dan 14.

Baca Wahyu 13 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Apakah konteks sejarah dari ayat-ayat ini? Apakah yang mereka bicarakan sehubungan dengan sejarah dan nubuatan?
2.  Berapa seringkah tema penyembahan ini muncul dalam pasal ini? Bagaima-nakah hal ini menyatakan betapa pentingnya penyembahan itu?
3. Dalam pasal ini, di ayat manakah Injil dan keselamatan di dalam Kristus ditawarkan kepada kita?

Wahyu 13
13:1. (12-18) Dan ia tinggal berdiri di pantai laut. (13-1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
13:2 Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.
13:3 Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
13:4 Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
13:5 Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.
13:6 Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
13:7 Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.
13:8 Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.
13:9 Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!
13:10 Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus.

13:11. Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
13:12 Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh.
13:13 Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang.
13:14 Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.
13:15 Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh.
13:16 Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,
13:17 dan tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.
13:18 Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.

Dari permulaan pertentangan yang besar itu, Setan berusaha untuk menumbangkan otoritas dan kuasa Allah. Pertempuran yang ia mulai di surga sekarang sedang diteruskan di bumi. Pasal ini menunjukkan pekerjaan sang musuh sepanjang sejarah, melalui kuasa yang dinyatakannya dan bagaimana hal itu akan mencapai puncaknya pada krisis terakhir seputar masalah penyembahan. Semua yang tidak menyembah binatang dan patungnya akan menghadapi penganiayaan secara ekonomi dan fisik. Walaupun Setan tahu bahwa ia telah dikalahkan, walaupun peristiwa di salib itu merupakan akhir baginya, dia masih terus ber-juang, masih terus mencari dan menipu sebanyak mungkin yang dia bisa dan dia akan melakukan perjuangannya sampai saat terakhir.
Namun, di tengah-tengah semuanya ini, kita memiliki Wahyu 13:8, yang merujuk kepada Kristus sebagai "Anak Domba yang telah disembelih" yaitu, bahkan sebelum semuanya dijadikan di bumi, "perjanjian yang kekal" (Ibrani 13:20) telah ada, menawarkan kepada seluruh umat manusia kesempatan untuk keselamatan. Mereka yang benar-benar telah menerima keselamatan itu, yang namanya tertulis dalam buku kehidupan, tidak akan menyembah binatang dan patungnya. Tetapi, mereka menyembah Dia yang "telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya" (Wahyu 1:5) dar tidak diragukan lagi akan melaku­kan hal yang sama di surga:

Rabu  21 September
WAHYU 14

Dengan apakah Wahyu 14 dibuka? Pemandangan surgawi yang menunjuk­kan 144,000 yang telah "ditebus dari bumi itu" (ayat 3). Itu dimulai dengan pandangan masa depan, tentang apa yang akan terjadi, paling tidak untuk ke-lompok ini, pada waktu mereka berdiri di hadapan Allah di surga. Dan walau­pun ayat-ayat itu tidak menyatakan dengan jelas dan menyebutkannya, tentu ini kelihatan seperti gambaran dari beberapa penyembahan surgawi.
Jadi, Wahyu 14 menyerukan tema penyembahan yang terdapat pada pasal 13. Orang-orang ini tidak menyembah binatang dan patungnya tetapi menyem­bah Tuhan mereka di surga.
Pasal itu kemudian kembali ke bumi, meneruskan apa yang telah ditiflggal-kan oleh pasal 13, di mana mereka yang menyembah binatang dan patungnya terlihat berbeda dengan mereka yang tidak, mereka yang namanya telah tertu­lis dalam buku kehidupan.

Baca Wahyu 14:6-12. Mengapa ayat-ayat ini menjadi pusat dan sangat penting bagi kita sebagai umat Advent Hari Ketujuh? Apakah tema yang muncul di sini yang telah kita lihat berulang-ulang dalam pelajaran kuartal ini? Kenapa kita menyebutkan pasal ini sebagai "kebenaran zaman ini?"
Wahyu 14:6-12
14:6. Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum,
14:7 dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."
14:8 Dan seorang malaikat lain, malaikat kedua, menyusul dia dan berkata: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, yang telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya."
14:9 Dan seorang malaikat lain, malaikat ketiga, menyusul mereka, dan berkata dengan suara nyaring: "Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya,
14:10 maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murka-Nya; dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba.
14:11 Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya."
14:12 Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.

Ayat-ayat ini sangatlah kaya dan penuh dengan kebenaran: Penciptaan, Penebusan, Pengadilan, Keselamatan, Injil, Penurutan, Iman, Sepuluh Hukum, dan Misi. Di sini juga kita dapat melihat amaran yang paling sengit di seluruh Alkitab, dan ini berpusat pada soal penyembahan: "Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya . itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya." (Wahyu)4:11).
Sebagai umat Advent Hari Ketujuh, kita mengerti bagaimana pentingnya seluruh doktrin mengenai Sabat hari ketujuh, yang begitu terkait dengan pen­ciptaan dan penyembahan. Kita menyembah Tuhan karena Dialah Pencipta, dan Sabat telah dan tetap akan menjadi ciri-ciri utama, atau tanda, dari peran-Nya sebagai Pencipta.
Walaupun kita masih belum tahu kapan, dan bagaimana semua masalah ini akan dibawa ke permukaan, kita yakin bahwa itu pasti akan terjadi. Jadi betapa pentingnya kita harus bersedia, bukan saja hanya berdiri teguh dalam kebenaran tetapi juga mampu "untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat" (1 Ptr. 3:15).

Kamis  22 September
MENYEMBAH ALLAH

"Dan aku, Yohanes, akulah yang telah mendengar dan melihat semua-nya itu. Dan setelah aku mendengar dan melihatnya, aku tersungkur di depan kaki malaikat, yang telah menunjukkan semuanya itu kepadaku, untuk menyembahnya. Tetapi ia berkata kepadaku: 'Jangan berbuat de-mikian! Aku adalah ham ba, sama seperti engkau dan saudara-saudaramu, para nabi dan semua mereka yang menuruti segala perkataan kitab ini. Sembahlah Allah'"(Wahyu. 22:8, 9). Baca isi dari kedua ayat ini. Apakah pekabaran penting yang disampaikan di sini mengenai penyembahan?

Wahyu. 22:8, 9
22:8 Dan aku, Yohanes, akulah yang telah mendengar dan melihat semuanya itu. Dan setelah aku mendengar dan melihatnya, aku tersungkur di depan kaki malaikat, yang telah menunjukkan semuanya itu kepadaku, untuk menyembahnya.
22:9 Tetapi ia berkata kepadaku: "Jangan berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama seperti engkau dan saudara-saudaramu, para nabi dan semua mereka yang menuruti segala perkataan kitab ini. Sembahlah Allah!"

Sepanjang kuartal ini kita telah melihat hal yang sama: manusia memiliki kebutuhan batiniah untuk menyembah. Bahkan hal-hal yang baik. Di sini Yohanes ingin menyembah para utusan surga yang menunjukkan kepadanya begitu banyak kebenaran luar biasa. Namun dia disuruh berhenti dan menyembah Tuhan.
Ini bukanlah kali pertama dia punya pengalaman ini. Di dalam Wahyu 19:10, dia sudah hampir akan melakukan hal yang sama, dan sekali lagi, ia dihentikan dan diminta untuk menyembah kepada Tuhan. Hal itu mengingatkan kita akan satu hal dari kata-kata Kristus kepada Setan: "Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (Matius 4:10).
Di dua kasus itu juga, Yohanes jatuh tersungkur di kaki objek yang dia cari un­tuk disembah, sebuah lambang penyerahan diri, dan penghormatan kepada objek penyembahan. Hal lainnyatentu bukanlah penyembahan yang benar, bukan?
Jadi, penyembahan bukanlah hanya mengenai apayang kita lakukan pada hari Sabat dalam beberapajam setiap pekan. Penyembahan adalah tersungkur di bawah kaki Yesus setiap saat. Ini adalah mengenai keseluruhan sikap dan hubungan kita kepada Allah. Penyembahan adalah mengenai apa yang seharusnya kita lakukan selama 24 jam dalam 7 hari; ini adalah menghidupkan kehidupan yang beriman, penurutan dan penyerahan diri kepada Allah. Penyembahan adalah mendahulu-kan Allah sebagai yang pertama dan terutama di dalam segala yang kita katakan, semua yang kita lakukan, dan semua yang kita pikirkan. Penyembahan adalah ba­gaimana kita memperlakukan orang lain, bagaimana kita memperlakukan orang yang kita kasihi, dan mereka yang tidak. Penyembahan adalah mengenai penu­rutan kepada hukum Allah, mengenai pelayanan kepada yang membutuhkan, itu juga adalah mengenai penyangkalan diri dan mengabarkan Injil.
Sekali lagi, pikirkan tentang penciptaan, tentang Allah yang telah menciptakan dunia ini. Lalu pikirkan tentang salib Kristus, tentang Pencipta yang mati untuk dosa-dosa mereka yang Dia telah ciptakan, menanggung hukuman yang seharus­nya diterima orang berdosa, agar makhluk yang tidak layak itu boleh mendapatkan kesempatan untuk diperbarui kembali di langit yang baru dan bumi yang baru.
Karena Allah menciptakan semua yang ada, jika kita menyembah sesuatu yang lain, berarti kita menyembah hasil ciptaan, menyembah dewa-dewa dalam berbagai bentuk, dan menyembah sesuatu yang tidak dapat menyelamatkan kita. Sebaliknya, dengan gambaran Sang Pencipta di kayu salib, pertanyaannya ada­lah, mengapa kita masih ingin menyembah sesuatu atau orang lain?

Jumat 23 September
PENDALAMAN: Baca Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 8, "Pertentangan yang Segera akan Terjadi," hlm. 612-623; "Amaran Terakhir," hlm. 603-612, "Pertikaian Berakhir," hlm. 699-716.

"Penyembahan adalah sujud merendahkan diri di hadapan Sang Pencipta kita, mengenali serta mengakui kesucian-Nya dan keberadaan kita sebagai ciptaan-Nya. Hal itu berarti tunduk kepada kedaulatan-Nya, dan merespons keberadaan-Nya yang penuh keagungan."—Ditulis oleh Richard M. Davidson, Worship in the Old Testament (digunakan atas izin dari penulis), hlm. 3.
"Pemazmur berkata: 'Beribadahlah kepada TUHAN dengan takut dan ci-umlah kaki-Nya dengan gemetar' (Mzm. 2:11). Di dalam penyembahan, kita mengenai keagungan dan kuasa yang tidak terbatas dari Sang Raja; kita meng-ingat bahwa 'Allahmu adalah api yang menghanguskan (Ul. 4:24; Ibr. 12:29) yang dengan cepat akan menghanguskan kita kalau saja tidak ada Yesus korban pengganti yang telah "disembelih" di atas mezbah Kalvari ganti kita."
"Jadi penyembahan kita akan menjagakeseimbangan antarasukacitadan ke-kaguman. Itu akan mcnjadi sukacitayangsuci.... Penyembahan kita harus memi­liki kekaguman yang sangat dalam... namun juga penuh semangat sukacita."— Dokumen ditulis oleh Richard ML Davidson, Worship in the Old Testament (di­gunakan atas izin dari penulis), hlm. 30.
"Umat tebusan itu menyanyikan sebuah nyanyian pujian yang bergema dan bergema ulang di seluruh lengkungan surga, 'Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!' (Wahyu 7:10).... Dalam semua rombongan yang bcrcahaya itu tidak seorang pun yang menganggap keselamat­an itu diberikan kepada mereka oleh karena mereka telah menang atas kuasa dan kebaikan mereka sendiri. Tidak ada yang menyatakan apa-apa mengenai apa yang telah mereka lakukan atau derita; tetapi beban setiap nyanyian, nada kunci setiap lagu adalah: 'Keselamatan kepada Allah kami, dan kepada Anak Domba.'"—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 703.

PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1. Di dalam kelas, diskusikan secara rinci rencana penebusan, keajaiban inkarnasi, kehidupan Yesus yang tidak berdosa, dan kematian-Nya ganti kita, dan Janji kedatangan-Nya yang kedua kali. Mengapa semua ini membuat Kristus layak untuk disembah?
2. Dalam cara apakah kita dapat melakukan penyembahan kepada Tuhan pada saat kita tidak berada dalam pelayanan gereja? Jika kita tidak menyembah Tuhan setiap waktu, dapatkah kita benar-benar menyem­bah Dia hanya dalam beberapa jam pada hari Sabat? Diskusikan jawaban Anda.
3. Apa sajakah hal-hal "baik" yang bisa berbahaya bagi kita dalam pe­nyembahan?

No comments:

Post a Comment