Download Audio MP3 Sekolah Sabat :
Bersukacitalah di Hadapan Tuhan:
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Keluaran25:l-22;
29:38, 39; Keluaran 35; Ulangan 12:5-7, 12, 18; 16:13-16.
AYAT HAFALAN: "Kamu harus bersukaria di hadapan TUHAN,
Allahmu, kamu ini, anakmu laki-laki dan anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan
hambamu perempuan, dan orang Lewi yang di dalam tempatmu, sebab orang Lewi
tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama kamu" (Ulangan 12:12).
Penulis Rusia, Leo Tolstoy menulis tentang seorang sahabat yang menjelang
ajalnya, menjelaskan kisah kehilangan imannya. Sahabat itu mengatakan sejak
masa kecilnya ia telah berdoa, dan melakukan penyerahan pribadi serta
penyembahan sebelum tidur. Suatu hari, setelah pulang berburu bersama
saudaranya, mereka bersiap-siap akan tidur di ruangan yang sama, lalu ia bertelut dan berdoa.
Saudaranya memandangnya dan berkata, "Kamu masih melakukannya?" Sejak
peristiwa itu sampai sekarang, ia tidak pernah lagi berdoa, tidak pernah
menyembah Tuhan, dan tidak pernah lagi melatih imannya. Kata-kata seperti
"Kamu masih melakukannya lagi?'? Menyatakan betapa kosong dan
sia-sia segala upaya ritual yang dia telah lakukan bertahun-tahun, itulah sebabnya ia berhenti melakukannya.
Kisah ini menggambarkan tentang bahayanya melakukan penyembahan
kepada Tuhan sekadar ritual belaka. Penyembahan harus bermula dari dalam hati,
dari dalam jiwa, dan dari hubungan yang sejati dengan Allah. Itulah sebabnya
mengapa pekan ini kita akan melihat kepada pelayanan di bait suci Bangsa Israel
yang merupakan pusat penyembahan mereka, dan dari situlah kita mempelajari apa
yang dapat kita ambil untuk mendapatkan pengalaman penyembahan yang lebih
dalam.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 23 Juli.
"AGAR AKU DIAM BERSAMA MEREKA"
"Engkau membawa mereka dan Kau cangkokkan mereka di atas
gunung milik-Mu sendiri; di tempat yang telah Kau buat
kediaman-Mu, ya TUHAN; di tempat kudus, yang didirikan tangan-Mu, ya
TUHAN." (Kel. 15:17).
Inilah pertama kali disebutkan dalam Alkitab tentang bait suci.
Hal ini dinyanyikan sebagai bagian dari nyanyian kelepasan Bangsa Israel
setelah pelarian mereka dari Mesir. Ayat ini juga tidak hanya membicarakan
sebuah bait suci/tempat kudus tetapi memberikan indikasi bahwa tempat itu akan
menjadi kediaman Allah di bumi. Kata Ibrani yang diterjemahkan
'tinggal/berdiam' berasal dari akar kata yang berarti secara literal, "duduk."
Apakah Tuhan benar-benar akan tinggal dan 'duduk'di antara umat-Nya di bumi
ini?
Baca Keluaran 25:1-9. Dua hal apakah yang bisa kita pelajari dari
ayat-ayat tersebut, dan mengapa hal itu begitu luar biasa? (Saat Anda berpikir
tentang jawabannya, pikirkanlah siapa Allah itu sebenarnya, kuasa-Nya,
kebesaran-Nya dan keperkasaan-Nya).
Keluaran 25:1-9
25:1.
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
25:2
"Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka memungut bagi-Ku
persembahan khusus; dari setiap orang yang terdorong hatinya, haruslah kamu
pungut persembahan khusus kepada-Ku itu.
25:3 Inilah
persembahan khusus yang harus kamu pungut dari mereka: emas, perak, tembaga;
25:4 kain
ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan halus, bulu kambing;
25:5 kulit
domba jantan yang diwarnai merah, kulit lumba-lumba dan kayu penaga;
25:6 minyak
untuk lampu, rempah-rempah untuk minyak urapan dan untuk ukupan dari
wangi-wangian,
25:7 permata
krisopras dan permata tatahan untuk baju efod dan untuk tutup dada.
25:8 Dan
mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di
tengah-tengah mereka.
25:9 Menurut
segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai
contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya."
Allah yang telah melepaskan Bangsa Israel sekarang akan tinggal
bersama mereka. Allah yang sama yang sanggup melakukan begitu banyak 'keajaiban
dan mukjizat' (Ul. 6:22), Allah yang telah menciptakan langit dan bumi,
yang akan hidup bersama dengan umat-Nya. Kita bicara tentang kehadiran Allah
yang benar-benar dekat sekali dengan kita!
Di atas semuanya itu, Dia akan tinggal di sebuah tempat yang
dibangun oleh manusia yang berdosa yang diciptakan-Nya. Dia, yang dengan
firman-Nya telah menjadikan dunia ini, yang bisa saja dengan ucapan-Nya
menciptakan struktur bangunan yang luar biasa. Sebaliknya, la melibatkan
umat-Nya secara akrab dalam menciptakan sebuah tempat yang bukan hanya akan
menjadi tempat tinggal-Nya tetapi juga sebuah tempat yang akan menjadi pusat
seluruh penyembahan Bangsa Israel.
Bangsa Israel tidak membuat tempat kudus itu menurut standar
manusia. Sebaliknya, 'menurut... sesuai dengan,... contoh... seperti
itulah yang engkau harus buat' (Kel.
25:9, NKJV). Segala aspek dari tempat kudus di bumi itu harus bisa mewakili
Allah yang kudus dengan tepat dan layak untuk kehadiran-Nya.
Segalanya harus memberikan inspirasi perasaan takjub dan hormat.
Lagi pula, ini adalah sebuah tempat istimewa dari Pencipta Alam Semesta.
Bayangkan Anda berdiri di luar sebuah bangunan dan mengetahui bahwa di dalam bangunan
tersebut, Yahweh, Allah Pencipta, Tuhan langit dan bumi, tinggal di sana. Sikap
apakah yang Anda bisa tunjukkan, dan mengapa? Jawaban apakah yang Anda bisa
berikan tentang sikap yang harus Anda miliki selama penyembahan?
KERELAAN HATI
Kita telah pelajari kemarin, bahwa Tuhan bukan saja memilih untuk
tinggal bersama umat-Nya, Dia juga tinggal di sebuah bangunan yang dibuat oleh
mereka. Artinya, Dia melibatkan mereka secara langsung, suatu tindakan yang
akan membuat mereka menjadi lebih dekat dengan-Nya. Bersamaan dengan itu, la tidak
menciptakan secara ajaib materi-materi untuk keperluan bangunan tersebut.
Bacalah Keluaran 35. Apakah yang
terjadi di sini, dan pelajaran penting apakah yang kita bisa ambil di sini
untuk diri kita sehubungan dengan pertanyaan seputar penyembahan?
Keluaran 35
35:1. Lalu
Musa menyuruh berkumpul segenap jemaah Israel dan berkata kepada mereka:
"Inilah firman yang diperintahkan TUHAN untuk dilakukan.
35:2 Enam
hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah
ada perhentian kudus bagimu, yakni sabat, hari perhentian penuh bagi TUHAN;
setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, haruslah dihukum mati.
35:3
Janganlah kamu memasang api di manapun dalam tempat kediamanmu pada hari
Sabat."
35:4
Berkatalah Musa kepada segenap jemaah Israel: "Inilah firman yang
diperintahkan TUHAN, bunyinya:
35:5
Ambillah bagi TUHAN persembahan khusus dari barang kepunyaanmu; setiap orang
yang terdorong hatinya harus membawanya sebagai persembahan khusus kepada
TUHAN: emas, perak, tembaga,
35:6 kain
ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan halus, bulu kambing;
35:7 kulit
domba jantan yang diwarnai merah, kulit-kulit lumba-lumba, kayu penaga,
35:8 minyak
untuk penerangan, rempah-rempah untuk minyak urapan dan untuk ukupan dari
wangi-wangian,
35:9 permata
krisopras dan permata tatahan untuk baju efod dan untuk tutup dada.
35:10 Segala
orang yang ahli di antara kamu haruslah datang untuk membuat segala yang
diperintahkan TUHAN,
35:11 yakni
Kemah Suci, atap kemahnya dan tudungnya, kaitannya, dan papannya, kayu
lintangnya, tiangnya dan alasnya;
35:12 tabut
dengan kayu pengusungnya, tutup pendamaian dan tabir penudung;
35:13 meja
dengan kayu pengusungnya, segala perkakasnya dan roti sajian;
35:14 kandil
untuk penerangan dengan perkakasnya, lampunya dan minyak untuk penerangan;
35:15 mezbah
pembakaran ukupan dengan kayu pengusungnya, minyak urapan dan ukupan dari
wangi-wangian; tirai pintu untuk pintu Kemah Suci;
35:16 mezbah
korban bakaran dengan kisi-kisi tembaganya, kayu pengusungnya dan segala
perkakasnya, bejana pembasuhan dengan alasnya;
35:17 layar
pelataran, tiangnya, alasnya dan tirai pintu gerbang pelataran itu;
35:18 patok
Kemah Suci dan patok pelataran dan talinya;
35:19
pakaian jabatan untuk menyelenggarakan kebaktian di tempat kudus, dan pakaian
kudus bagi imam Harun, dan pakaian anak-anaknya untuk memegang jabatan
imam."
35:20. Lalu
pergilah segenap jemaah Israel dari depan Musa.
35:21
Sesudah itu datanglah setiap orang yang tergerak hatinya, setiap orang yang
terdorong jiwanya, membawa persembahan khusus kepada TUHAN untuk pekerjaan
melengkapi Kemah Pertemuan dan untuk segala ibadah di dalamnya dan untuk
pakaian kudus itu.
35:22 Maka
datanglah mereka, baik laki-laki maupun perempuan, setiap orang yang terdorong
hatinya, dengan membawa anting-anting hidung, anting-anting telinga, cincin
meterai dan kerongsang, segala macam barang emas; demikian juga setiap orang
yang mempersembahkan persembahan unjukan dari emas bagi TUHAN.
35:23 Juga
setiap orang yang mempunyai kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan
halus, bulu kambing, kulit domba jantan yang diwarnai merah dan kulit
lumba-lumba, datang membawanya.
35:24 Setiap
orang yang hendak mempersembahkan persembahan khusus dari perak atau tembaga,
membawa persembahan khusus yang kepada TUHAN itu, dan setiap orang yang
mempunyai kayu penaga membawanya juga untuk segala pekerjaan mendirikan itu.
35:25 Setiap
perempuan yang ahli, memintal dengan tangannya sendiri dan membawa yang
dipintalnya itu, yakni kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan
halus.
35:26 Semua
perempuan yang tergerak hatinya oleh karena ia berkeahlian, memintal bulu
kambing.
35:27
Pemimpin-pemimpin membawa permata krisopras dan permata tatahan untuk baju efod
dan untuk tutup dada,
35:28
rempah-rempah dan minyak untuk penerangan, untuk minyak urapan dan untuk ukupan
dari wangi-wangian.
35:29 Semua
laki-laki dan perempuan, yang terdorong hatinya akan membawa sesuatu untuk
segala pekerjaan yang diperintahkan TUHAN dengan perantaraan Musa untuk
dilakukan--mereka itu, yakni orang Israel, membawanya sebagai pemberian
sukarela bagi TUHAN.
35:30.
Berkatalah Musa kepada orang Israel: "Lihatlah, TUHAN telah menunjuk
Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda,
35:31 dan
telah memenuhinya dengan Roh Allah, dengan keahlian, pengertian dan
pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan,
35:32 yakni
untuk membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari emas, perak dan
tembaga;
35:33 untuk
mengasah batu permata supaya ditatah; untuk mengukir kayu dan untuk bekerja
dalam segala macam pekerjaan yang dirancang itu.
35:34 Dan
TUHAN menanam dalam hatinya, dan dalam hati Aholiab bin Ahisamakh dari suku
Dan, kepandaian untuk mengajar.
35:35 Ia
telah memenuhi mereka dengan keahlian, untuk membuat segala macam pekerjaan
seorang tukang, pekerjaan seorang ahli, pekerjaan seorang yang membuat tenunan
yang berwarna-warna dari kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan
halus, dan pekerjaan seorang tukang tenun, yakni sebagai pelaksana segala macam
pekerjaan dan perancang segala sesuatu.
Perhatikan penekanan pada kata kerelaan. Allah berkata,
"setiap orang yang rela hatinya" (Kel. 35:5, NKJV), dan
"setiap orang yang tergerak hatinya" (Kel. 35:21, NKJV) datang.
Ini berarti tidak ada api dan kilat serta petir dan suara nyaring dari Sinai
yang memerintahkan mereka untuk memberikan persembahan ini. Sebaliknya, di sini
kita melihat pekerjaan Roh Kudus, yang tidak pernah memaksa siapa pun. Kerelaan
hati mereka untuk memberi menyatakan suatu perasaan bersyukur dan berterima
kasih. Lagipula, lihatlah apa yang Tuhan telah lakukan kepada mereka.
Perhatikan juga bahwa, orang-orang itu tidak hanya rela untuk memberi
kepada pekerjaan pembangunan tempat kudus itu, tetapi mereka melakukannya
dengan penuh sukacita dan semangat. Mereka dengan rela memberikan barang-barang yang telah diberikan
kepada mereka, waktu mereka, talenta mereka, dan kreativitas dan kesanggupan
mereka: "Semua perempuan yang tergerak hatinya oleh karena ia berkeahlian.
. ." (oyat 26,
NKJV); "setiap orang yang tergerak hatinya untuk datang melakukan
pekerjaan itu" (Kel. 36:2, NKJV).
Dengan memberikan diri mereka seadanya, apakah yang telah dilakukan
oleh Bangsa Israel sebelum mereka membangun tempat kudus itu?
Kita sering cenderung berpikir tentang penyembahan berarti
sekelompok orang yang datang bersama untuk bernyanyi, berdoa, dan mendengarkan
firman. Dan meskipun semua ini benar, penyembahan tidaklah terbatas pada
hal-hal itu. Apa yang dilakukan oleh Bangsa Israel di sini adalah penyembahan.
Setiap tindakan penyangkalan diri dalam memberikan segala milik mereka, atau
waktu mereka, atau .talenta mereka untuk Tuhan mereka adalah penyembahan.
Pikirkan tentang tindakan Anda dengan memberikan persepuluhan,
persembahan-persembahan, waktu, talenta. Bagaimanakah Anda
bisa mengalami makna penyembahan dengan segala tindakan tersebut? Dengan menyerahkan
diri Anda, bagaimanakah Anda bisa diberkati dengan limpah?
PERSEMBAHAN KORBAN BAKARAN YANG TETAP
"Inilah yang harus kau olah di atas mezbah itu: dua
anak domba berumur setahun, tetap tiap-tiap hari. Domba yang satu ... pada
waktu pagi dan domba yang lain ... pada waktu senja." (Kel. 29:38, 39, NKJV).
Korban harian domba-domba, merupakan "suatu korban bakaran
yang tetap" (ay. 42), yang mengajarkan Bangsa Israel tentang
keperluan mereka yang tak henti-hentinya akan Allah dan ketergantungan mereka
pada pengampunan-Nya dan penerimaan-Nya. Api di atas mezbah itu haruslah tetap
menyala siang dan malam (Im. 6:8-13). Api ini mengingatkan mereka
terus-menerus bahwa mereka membutuhkan Seorang Juruselamat.
Allah tidak pernah bermaksud persembahan anak domba harian ini
akan menjadi suatu tindakan rutin semata. Itu dimaksudkan menjadi suatu waktu
yang"amat menarik kepada orang-orang yang sedang berbakti" dalam doa
yang khusyuk, dan "mereka harus lebih dulu memeriksa hati mereka dengan
sungguh-sungguh dan mengakui dosa-dosa." Iman mereka harus menangkap janji
tentang Juruselamat yang akan datang, Anak Domba Allah yang benar yang akan
mencurahkan darah-Nya untuk dosa seluruh dunia ini. (Lihat Alfa
dan Omega, jld. 1, hlm. 417).
Bagaimanakah ayat-ayat berikut menghubungkan kematian Kristus
dengan persembahan korban-korban hewan dalam sistem upacara di Perjanjian Lama?
Ibrani 10:1-4; 1 Petrus 1:18, 19.
Ibrani
10:1-4
10:1. Di
dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan
datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan
korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat
tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
10:2 Sebab
jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab
mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan
sekali untuk selama-lamanya.
10:3 Tetapi
justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya
dosa.
10:4 Sebab
tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.
1
Petrus 1:18, 19
1:18 Sebab
kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu
warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan
perak atau emas,
1:19
melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah
anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Dalam Ibrani 10:5-10, Paulus mengutip Mazmur 40:6-8, yang
mengungkapkan bahwa Kristus menggenapi arti sesungguhnya dari upacara korban
tersebut. Dia menasihatkan bahwa Allah tidak senang dengan korban-korban ini
tetapi hal itu dimaksudkan menjadi suatu kesempatan untuk menyesali dosa,
bertobat, dan berpaling dari dosa. Demikian juga, mengaruniakan Anak-Nya
sebagai korban utama akan menjadi suatu waktu untuk mengingat penderitaan yang
besar serta duka yang mendalam dari Bapa dan Anak. Paulus juga menekankan bahwa
penyembahan yang benar haruslah selalu mengalir dari hati yang diampuni, dibersihkan
dan dikuduskan, yang suka menurut kepada Seorang yang telah melakukan segalanya
bagi mereka. "Karena itu saudara-saudara, aku menasihatkan kamu,... untuk
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan
berkenan kepada Allah, itulah ibadahmu yang sejati" (Rm. 12:1, NASB).
Penyembahan dimaksudkan pertama dan terutama adalah mempersembahkan
diri kita sepenuhnya dan seutuhnya kepada Allah sebagai persembahan yang hidup.
Ketika kita menyerahkan seluruh hidup kita pertama kali, kemudian
pemberian-pemberian kita, maka pujian-pujian dan hati kita akan mengikutinya.
Sikap seperti ini merupakan perlindungan yang pasti terhadap ritual dan
upacara-upacara yang kosong dan tak bermakna.
Tanyalah diri Anda:
Apakah saya telah menyerahkan segalanya kepada Kristus, yang telah mati karena
dosa-dosa saya? Atau adakah sesuatu di sudut hati dan kehidupan saya yang saya tolak untuk melepaskannya?Jika ada, apakah itu, dan
bagaimanakah caranya saya dapat menyerahkannya?
BERSEKUTU DENGAN ALLAH
Salah satu aspek yang penting menjadi seorang Kristen, dan
memiliki hubungan yang menyelamatkan dengan Kristus, adalah mengenal Tuhan.
Yesus sendiri berkata, "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka
mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang
telah Engkau utus" (Yoh. 17:3). Sebagaimana dengan segala jenis
hubungan, komunikasi adalah kuncinya.
Baca Keluaran 25:10-22. Apakah yang diminta untukdilakukan bangsa
itu di sini, dan janji-janji apakah yang diberikan kepada mereka?
Keluaran 25:10-22
25:10.
"Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta
panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya.
25:11
Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni; dari dalam dan dari luar engkau
harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya.
25:12
Haruslah engkau menuang empat gelang emas untuk tabut itu dan pasanglah gelang
itu pada keempat penjurunya, yaitu dua gelang pada rusuknya yang satu dan dua
gelang pada rusuknya yang kedua.
25:13 Engkau
harus membuat kayu pengusung dari kayu penaga dan menyalutnya dengan emas.
25:14
Haruslah engkau memasukkan kayu pengusung itu ke dalam gelang yang ada pada
rusuk tabut itu, supaya dengan itu tabut dapat diangkut.
25:15 Kayu
pengusung itu haruslah tetap tinggal dalam gelang itu, tidak boleh dicabut dari
dalamnya.
25:16 Dalam
tabut itu haruslah kautaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu.
25:17 Juga
engkau harus membuat tutup pendamaian dari emas murni, dua setengah hasta
panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya.
25:18 Dan
haruslah kaubuat dua kerub dari emas, kaubuatlah itu dari emas tempaan, pada
kedua ujung tutup pendamaian itu.
25:19
Buatlah satu kerub pada ujung sebelah sini dan satu kerub pada ujung sebelah
sana; seiras dengan tutup pendamaian itu kamu buatlah kerub itu di atas kedua
ujungnya.
25:20
Kerub-kerub itu harus mengembangkan kedua sayapnya ke atas, sedang
sayap-sayapnya menudungi tutup pendamaian itu dan mukanya menghadap kepada
masing-masing; kepada tutup pendamaian itulah harus menghadap muka kerub-kerub
itu.
25:21
Haruslah kauletakkan tutup pendamaian itu di atas tabut dan dalam tabut itu
engkau harus menaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu.
25:22 Dan di
sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari
antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan
engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk
disampaikan kepada orang Israel."
Di atas tabut yang suci itu, yang berisi hukum Allah yang kudus,
dan tersimpan di atas takhta kemurahan-Nya, Allah hadir dalam kemuliaan
Shekinah. Di sinilah, "kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan
damai sejahtera akan bercium-ciuman" (Mzm. 85:11). Di sanalah, dari
mezbah pembakaran di bilik yang suci, asap naik ke atas, melambangkan doa-doa
umat Allah digabungkan dengan jasa dan pengantaraan Kristus.
Di tengah-tengahnya terletaklah janji ini: "Dan di sanalah
Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara
kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau
tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan
kepada orang Israel" (Kel. 25:22).
Allah tidak hanya menjanjikan kepada mereka kehadiran-Nya; la juga
berjanji untuk berkomunikasi dengan mereka, berbicara dengan mereka, menuntun
mereka kepada jalan yang mereka harus tempuh.
Apakah yang dijanjikan ayat-ayat berikut kepada kita? Mzm.
37:24; 48:15; Ams. 3:6; Yoh. 16:13.
Mzm. 37:24
7:24 apabila
ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.
Mzm 48:15
48:14
(48-15) Sesungguhnya inilah Allah, Allah kitalah Dia seterusnya dan untuk
selamanya! Dialah yang memimpin kita!
Ams 3:6
3:6 Akuilah
Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
Yoh 16:13
16:13 Tetapi
apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh
kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi
segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan
memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
Sekarang ini, tentu saja, kita tidak memiliki bait suci duniawi,
tetapi kita memiliki janji-janji Allah tentang tuntunan-Nya dan kehadiran-Nya
dalam ke-hidupan kita jika kita berserah kepada-Nya. Apakah yang tidak bisa
dilihat oleh orang percaya tentang tuntunan Tuhan dalam kehidupan mereka?
Di sini jugalah, penyembahan itu bermakna. Kita harus menyembah
Tuhan dengan sikap penuh penyerahan diri, kepatuhan, keinginan untuk dituntun
oleh-Nya. Hati yang diserahkan kepada Tuhan dalam doa, penyerahan, kepatuhan
dan rasa hormat, hati yang dipenuhi dengan kebutuhan akan keselamatan, anugerah
dan pertobatan, adalah hati yang dipenuhi dengan pujian dan penyembahan
seu-tuhnya kepada Allah—akan dituntun kepada jalan yang Tuhan kehendaki. Pada akhirnya,
penyembahan yang benar harus menolong kita lebih terbuka kepada tuntunan Allah
karena itu seharusnya menolong Anda untuk belajar tentang iman dan penyerahan.
Tidak ada yang hampa dalam penyembahan seperti ini.
BERSUKACITA DI HADAPAN TUHAN
Sebagian besar dari kitab Keluaran, Imamat dan Bilangan terpusat pada
pelayanan di bait suci—konstruksi bangunannya, pelayanannya, persembahan dan
korban-korban bakaran, serta pelayanan para imam. Itu adalah sebuah tempat yang
sangat suci. Lagipula, tempat itu bukan hanya tempat di mana Allah sendiri
benar-benar tinggal di dalamnya, tetapi tempat itu juga adalah tempat di mana
Bangsa Israel datang untuk diampuni dan disucikan dari dosa-dosa mereka. Sebuah
tempat di mana Bangsa Israel juga belajar dan mengalami Injil itu.
Pada saat yang sama, janganlah kita berpikir bahwa penyembahan
Bangsa Israel itu dingin, tertutup dan formalitas. Tuhan dengan tegas dan ketat
telah memberikan aturan-aturan untuk apa yang harus dilakukan, tetapi
aturan-aturan ini tidaklah berakhir di situ. Sebaliknya, aturan-aturan itu justru menuntun kepada tujuan akhir, yaitu bahwa umat-Nya akan
menjadi kudus, penuh sukacita dan menjadi bangsa yang setia kepada perjanjian
bahwa mereka akan mengajarkan kepada dunia tentang Allah yang benar (Kel.
19:6; Ul.
4:5-7; Za. 8:23).
Apakah yang diungkapkan ayat-ayat berikut kepada kita tentang
penyembahan Bangsa Israel di bait suci? Im. 23:39-44; Ul. 12:5-7, 12, 18; 16:13-16.
Im. 23:39-44
23:39 Akan
tetapi pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu pada waktu
mengumpulkan hasil tanahmu, kamu harus mengadakan perayaan bagi TUHAN tujuh
hari lamanya; pada hari yang pertama haruslah ada perhentian penuh dan juga
pada hari yang kedelapan harus ada perhentian penuh.
23:40 Pada
hari yang pertama kamu harus mengambil buah-buah dari pohon-pohon yang elok, pelepah-pelepah
pohon-pohon korma, ranting-ranting dari pohon-pohon yang rimbun dan dari
pohon-pohon gandarusa dan kamu harus bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu,
tujuh hari lamanya.
23:41 Kamu
harus merayakannya sebagai perayaan bagi TUHAN tujuh hari lamanya dalam
setahun; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun.
Dalam bulan yang ketujuh kamu harus merayakannya.
23:42 Di
dalam pondok-pondok daun kamu harus tinggal tujuh hari lamanya, setiap orang
asli di Israel haruslah tinggal di dalam pondok-pondok daun,
23:43 supaya
diketahui oleh keturunanmu, bahwa Aku telah menyuruh orang Israel tinggal di
dalam pondok-pondok selama Aku menuntun mereka sesudah keluar dari tanah Mesir,
Akulah TUHAN, Allahmu."
23:44
Demikianlah Musa menyampaikan kepada orang Israel firman tentang hari-hari raya
yang ditetapkan TUHAN.
Ul. 12:5-7, 12, 18
12:5. Tetapi
tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, dari segala sukumu sebagai kediaman-Nya
untuk menegakkan nama-Nya di sana, tempat itulah harus kamu cari dan ke sanalah
harus kamu pergi.
12:6 Ke
sanalah harus kamu bawa korban bakaran dan korban sembelihanmu, persembahan
persepuluhanmu dan persembahan khususmu, korban nazarmu dan korban sukarelamu,
anak-anak sulung lembu sapimu dan kambing dombamu.
12:7 Di
sanalah kamu makan di hadapan TUHAN, Allahmu, dan bersukaria, kamu dan seisi
rumahmu, karena dalam segala usahamu engkau diberkati oleh TUHAN, Allahmu.
12:12 Kamu
harus bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, kamu ini, anakmu laki-laki dan
anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, dan orang Lewi yang
di dalam tempatmu, sebab orang Lewi tidak mendapat bagian milik pusaka
bersama-sama kamu.
12:18 Tetapi
di hadapan TUHAN, Allahmu, haruslah engkau memakannya, di tempat yang akan
dipilih TUHAN, Allahmu, engkau ini, anakmu laki-laki dan anakmu perempuan,
hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, dan orang Lewi yang di dalam tempatmu,
dan haruslah engkau bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, karena segala
usahamu.
Ul 16:13-16
16:13 Hari
raya Pondok Daun haruslah kaurayakan tujuh hari lamanya, apabila engkau selesai
mengumpulkan hasil tempat pengirikanmu dan tempat pemerasanmu.
16:14
Haruslah engkau bersukaria pada hari rayamu itu, engkau ini dan anakmu
laki-laki serta anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, dan
orang Lewi, orang asing, anak yatim dan janda yang di dalam tempatmu.
16:15 Tujuh
hari lamanya harus engkau mengadakan perayaan bagi TUHAN, Allahmu, di tempat
yang akan dipilih TUHAN; sebab TUHAN, Allahmu, akan memberkati engkau dalam
segala hasil tanahmu dan dalam segala usahamu, sehingga engkau dapat bersukaria
dengan sungguh-sungguh.
16:16 Tiga
kali setahun setiap orang laki-laki di antaramu harus menghadap hadirat TUHAN,
Allahmu, ke tempat yang akan dipilih-Nya, yakni pada hari raya Roti Tidak
Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun. Janganlah
ia menghadap hadirat TUHAN dengan tangan hampa,
Tantangan terbesar yang dihadapi oleh gereja pada zaman ini berkaitan dengan penyembahan dan jenis-jenis
penyembahan. Di satu sisi, pelayanan gereja bisa menjadi dingin, formal, kaku
dan tanpa sukacita. Bahaya yang lain adalah perasaan atau emosi cenderung menjadi faktor yang
kuat: semua orang ingin menikmati waktu yang menyenangkan, "bersukacita” di dalam Tuhan dengan
mengorbankan segala jenis ketaatan yang ketat pada kebenaran-kebenaran Alkitab.
Satu hal penting yang perlu diingat, pelajaran yang kita bisa
dapatkan dari contoh bait suci, adalah, semua penyembahan yang benar, haruslah
menghasilkan suatu sukacita, yang dilakukan dalam konteks kebenaran Alkitabiah.
Allah memberikan kepada Bangsa Israel instruksi yang sangat formal, jelas dan
ketat sehubungan dengan konstruksi bait suci dan pelayanan di dalamnya,
segalanya dimaksudkan untuk mengajarkan mereka tentang kebenaran mengenai keselamatan,
penebusan, perantaraan, dan penghakiman. Namun, pada saat yang sama mereka
bisa bersukacita di hadapan Tuhan dalam penyembahan mereka. Tema ini muncul
berulang-ulang. Di sini sudah jelas, bahwa seseorang dapat dengan kuat dan
teguh dalam pengajaran Alkitabiah dan pada saat yang sama menikmati pengalaman
penyembahan yang penuh dengan sukacita. Lagipula, kalau bukan kebenaran tentang
keselamatan, penebusan, perantaraan dan penghakiman yang layak dijadikan
alasan untuk bersukacita, lalu apa lagi?
Apakah pengalaman Anda yang
dipenuhi sukacita di hadapan Tuhan? Apakah artinya ini bagi Anda? Bagaimanakah
Anda bisa lebih bersukacita dalam penyembahan Anda? Bagaimanakah Anda bisa
memastikan bahwa pengalaman penyembahan Anda tidak sama dengan orang yang
disinggung dalam pendahuluan pelajaran pekan ini yang diceritakan oleh Tolstoy?
PENDALAMAN:
Bacalah Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, "Bait
Suci dan Upacara-upacara," hlm. 406-423; "Dosa Nadab dan Abihu," hlm. 424-429; "Hukum dan Perjanjian," hlm. 430-444; Membina
Kehidupan Abadi, "Kebun Anggur Tuhan," hlm. 217-236; "Komentar
Ellen G. White," dalam The SDA Bible Commentary, jld. 4, hlm. 1139, 1140.
Dari Shekinah yang kudus, "Allah menyatakan kehendak-Nya.
Pesan-pesan Ilahi kadang-kadang
disampaikan kepada imam besar oleh satu suara dari awan. Kadang-kadang seberkas
cahaya terpancar ke atas malaikat yang di sebelah kanan yang mengartikan
persetujuan atau penerimaan, atau segumpal awan turun ke atas malaikat yang di
sebelah kiri yang menyatakan tidak setuju atau penolakan."—Ellen G. White, Alfa
dan Omega, jld. 1, hlm. 411.
"Bersama umat-Nya, Tuhan bermaksud untuk tinggal dalam
kepenuhan-Nya di dunia ini; bukan hanya dengan tinggal di sebuah kemah; tetapi
dengan cara mengambil kehidupan mereka seutuhnya, untuk menunjukkan kepada
mereka, dan melalui mereka kepada dunia, bahwa Mesias akan menjadi tempat
tinggal Allah."—F.
C. Gilbert, Practical Lessons From the Experience of Israel for the Church
of Today (Concord, Mass.: Good Tidings Press, 1902), hlm. 351.
PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
- Bagaimanakah cara kita menolong orang lain untuk melihat bahwa dengan memberikan persepuluhan dan persembahan itu adalah satu tindakan penyembahan? Dengan cara apakah kita berkompromi ketika kita tidak memberikan persepuluhan dan persembahan kita?
- Perhatikan pelayanan-pelayanan di gereja Anda. Apakah mengarah kepada formalitas, kaku, tertutup, dingin serta tidak ada sukacita? Atau apakah pelayanan tersebut cenderung mengarahkan Anda kepada suatu perasaan emosional, kegembiraan dan kegembiraan? Ataukah ada keseimbangan di antara yang ekstrem? Diskusikan jawaban Anda.
- Dalam upaya menjangkau mereka yang tidak memiliki gereja, beberapa jemaat secara radikal mengubah cara penyembahan mereka. Mungkin ini bisa jadi baik, tetapi bahaya apakah yang harus mereka waspadai, misalnya kompromi dan merendahkan pentingnya kebenaran Alkitab?
- Dalam beberapa pelayanan penyembahan, ritual atau upacara tertentu telah dilaksanakan dalam berbagai macam cara selama bertahun-tahun, itu dijadikan alasan untuk tidak mau mengadakan perubahan. Bagaimanakah respons Anda menjawab pernyataan berikut "Inilah yang selalu kita lakukan." Kapankah perubahan itu bisa disarankan dan ditolak?
- Bait suci dunia adalah tempat yang sangat kudus, tempat dimana Allah sendiri tinggal di dalamnya. Pada saat yang sama, Bangsa Israel harus bersukacita di hadapan Tuhan di sana. Pelajaran apakah yang kita bisa tarik dari kebenaran penting tentang penyembahan ini?
No comments:
Post a Comment