PELAJARAN 4 TRIWULAN III 2011


Download Audio MP3 Sekolah Sabat :



Bersukacitalah di Hadapan Tuhan:
Bait Suci dan Penyembahan




SABAT PETANG

BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Keluaran25:l-22; 29:38, 39; Keluaran 35; Ulangan 12:5-7, 12, 18; 16:13-16.

AYAT HAFALAN: "Kamu harus bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, kamu ini, anakmu laki-laki dan anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, dan orang Lewi yang di dalam tempatmu, sebab orang Lewi tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama kamu" (Ulangan 12:12).

Penulis Rusia, Leo Tolstoy menulis tentang seorang sahabat yang menjelang ajalnya, menjelaskan kisah kehilangan imannya. Sahabat itu mengatakan sejak masa kecilnya ia telah berdoa, dan melakukan penyerahan pribadi serta penyembahan sebelum tidur. Suatu hari, setelah pulang berburu bersama saudaranya, mereka bersiap-siap akan tidur di ruangan yang sama, lalu ia bertelut dan berdoa. Saudaranya memandangnya dan berkata, "Kamu masih melakukannya?" Sejak peristiwa itu sampai sekarang, ia tidak pernah lagi berdoa, tidak pernah menyembah Tuhan, dan tidak pernah lagi melatih imannya. Kata-kata seperti "Kamu masih melakukannya lagi?'? Menyatakan betapa kosong dan sia-sia segala upaya ritual yang dia telah lakukan bertahun-tahun, itulah sebabnya ia berhenti melakukannya.

Kisah ini menggambarkan tentang bahayanya melakukan penyembahan kepada Tuhan sekadar ritual belaka. Penyembahan harus bermula dari dalam hati, dari dalam jiwa, dan dari hubungan yang sejati dengan Allah. Itulah sebabnya mengapa pekan ini kita akan melihat kepada pelayanan di bait suci Bangsa Is­rael yang merupakan pusat penyembahan mereka, dan dari situlah kita mempelajari apa yang dapat kita ambil untuk mendapatkan pengalaman penyem­bahan yang lebih dalam.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 23 Juli.

  Minggu 17 Juli
"AGAR AKU DIAM BERSAMA MEREKA"

"Engkau membawa mereka dan Kau cangkokkan mereka di atas gunung milik-Mu sendiri; di tempat yang telah Kau buat kediaman-Mu, ya TUHAN; di tempat kudus, yang didirikan tangan-Mu, ya TUHAN." (Kel. 15:17).

Inilah pertama kali disebutkan dalam Alkitab tentang bait suci. Hal ini dinyanyikan sebagai bagian dari nyanyian kelepasan Bangsa Israel setelah pelarian mereka dari Mesir. Ayat ini juga tidak hanya membicarakan sebuah bait suci/tempat kudus tetapi memberikan indikasi bahwa tempat itu akan menjadi kediaman Allah di bumi. Kata Ibrani yang diterjemahkan 'tinggal/berdiam' berasal dari akar kata yang berarti secara literal, "duduk." Apakah Tuhan benar-benar akan tinggal dan 'duduk'di antara umat-Nya di bumi ini?

Baca Keluaran 25:1-9. Dua hal apakah yang bisa kita pelajari dari ayat-ayat tersebut, dan mengapa hal itu begitu luar biasa? (Saat Anda berpikir tentang jawabannya, pikirkanlah siapa Allah itu sebenarnya, kuasa-Nya, kebesaran-Nya dan keperkasaan-Nya).

Keluaran 25:1-9
25:1. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
25:2 "Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka memungut bagi-Ku persembahan khusus; dari setiap orang yang terdorong hatinya, haruslah kamu pungut persembahan khusus kepada-Ku itu.
25:3 Inilah persembahan khusus yang harus kamu pungut dari mereka: emas, perak, tembaga;
25:4 kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan halus, bulu kambing;
25:5 kulit domba jantan yang diwarnai merah, kulit lumba-lumba dan kayu penaga;
25:6 minyak untuk lampu, rempah-rempah untuk minyak urapan dan untuk ukupan dari wangi-wangian,
25:7 permata krisopras dan permata tatahan untuk baju efod dan untuk tutup dada.
25:8 Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.
25:9 Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya."


Allah yang telah melepaskan Bangsa Israel sekarang akan tinggal bersama mereka. Allah yang sama yang sanggup melakukan begitu banyak 'keajaiban dan mukjizat' (Ul. 6:22), Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, yang akan hidup bersama dengan umat-Nya. Kita bicara tentang kehadiran Allah yang benar-benar dekat sekali dengan kita!

Di atas semuanya itu, Dia akan tinggal di sebuah tempat yang dibangun oleh manusia yang berdosa yang diciptakan-Nya. Dia, yang dengan firman-Nya telah menjadikan dunia ini, yang bisa saja dengan ucapan-Nya mencipta­kan struktur bangunan yang luar biasa. Sebaliknya, la melibatkan umat-Nya se­cara akrab dalam menciptakan sebuah tempat yang bukan hanya akan menjadi tempat tinggal-Nya tetapi juga sebuah tempat yang akan menjadi pusat seluruh penyembahan Bangsa Israel.

Bangsa Israel tidak membuat tempat kudus itu menurut standar manusia. Se­baliknya, 'menurut... sesuai dengan,... contoh... seperti itulah yang engkau harus buat' (Kel. 25:9, NKJV). Segala aspek dari tempat kudus di bumi itu harus bisa mewakili Allah yang kudus dengan tepat dan layak untuk kehadiran-Nya.
Segalanya harus memberikan inspirasi perasaan takjub dan hormat. Lagi pula, ini adalah sebuah tempat istimewa dari Pencipta Alam Semesta.

Bayangkan Anda berdiri di luar sebuah bangunan dan mengetahui bah­wa di dalam bangunan tersebut, Yahweh, Allah Pencipta, Tuhan langit dan bumi, tinggal di sana. Sikap apakah yang Anda bisa tunjukkan, dan me­ngapa? Jawaban apakah yang Anda bisa berikan tentang sikap yang ha­rus Anda miliki selama penyembahan?


Senin 18 Juli
KERELAAN HATI

Kita telah pelajari kemarin, bahwa Tuhan bukan saja memilih untuk tinggal bersama umat-Nya, Dia juga tinggal di sebuah bangunan yang dibuat oleh mereka. Artinya, Dia melibatkan mereka secara langsung, suatu tindakan yang akan membuat mereka menjadi lebih dekat dengan-Nya. Bersamaan dengan itu, la tidak menciptakan secara ajaib materi-materi untuk keperluan bangunan tersebut.

Bacalah Keluaran 35. Apakah yang terjadi di sini, dan pelajaran penting apakah yang kita bisa ambil di sini untuk diri kita sehubungan de­ngan pertanyaan seputar penyembahan?

Keluaran 35
35:1. Lalu Musa menyuruh berkumpul segenap jemaah Israel dan berkata kepada mereka: "Inilah firman yang diperintahkan TUHAN untuk dilakukan.
35:2 Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada perhentian kudus bagimu, yakni sabat, hari perhentian penuh bagi TUHAN; setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, haruslah dihukum mati.
35:3 Janganlah kamu memasang api di manapun dalam tempat kediamanmu pada hari Sabat."
35:4 Berkatalah Musa kepada segenap jemaah Israel: "Inilah firman yang diperintahkan TUHAN, bunyinya:
35:5 Ambillah bagi TUHAN persembahan khusus dari barang kepunyaanmu; setiap orang yang terdorong hatinya harus membawanya sebagai persembahan khusus kepada TUHAN: emas, perak, tembaga,
35:6 kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan halus, bulu kambing;
35:7 kulit domba jantan yang diwarnai merah, kulit-kulit lumba-lumba, kayu penaga,
35:8 minyak untuk penerangan, rempah-rempah untuk minyak urapan dan untuk ukupan dari wangi-wangian,
35:9 permata krisopras dan permata tatahan untuk baju efod dan untuk tutup dada.
35:10 Segala orang yang ahli di antara kamu haruslah datang untuk membuat segala yang diperintahkan TUHAN,
35:11 yakni Kemah Suci, atap kemahnya dan tudungnya, kaitannya, dan papannya, kayu lintangnya, tiangnya dan alasnya;
35:12 tabut dengan kayu pengusungnya, tutup pendamaian dan tabir penudung;
35:13 meja dengan kayu pengusungnya, segala perkakasnya dan roti sajian;
35:14 kandil untuk penerangan dengan perkakasnya, lampunya dan minyak untuk penerangan;
35:15 mezbah pembakaran ukupan dengan kayu pengusungnya, minyak urapan dan ukupan dari wangi-wangian; tirai pintu untuk pintu Kemah Suci;
35:16 mezbah korban bakaran dengan kisi-kisi tembaganya, kayu pengusungnya dan segala perkakasnya, bejana pembasuhan dengan alasnya;
35:17 layar pelataran, tiangnya, alasnya dan tirai pintu gerbang pelataran itu;
35:18 patok Kemah Suci dan patok pelataran dan talinya;
35:19 pakaian jabatan untuk menyelenggarakan kebaktian di tempat kudus, dan pakaian kudus bagi imam Harun, dan pakaian anak-anaknya untuk memegang jabatan imam."
35:20. Lalu pergilah segenap jemaah Israel dari depan Musa.
35:21 Sesudah itu datanglah setiap orang yang tergerak hatinya, setiap orang yang terdorong jiwanya, membawa persembahan khusus kepada TUHAN untuk pekerjaan melengkapi Kemah Pertemuan dan untuk segala ibadah di dalamnya dan untuk pakaian kudus itu.
35:22 Maka datanglah mereka, baik laki-laki maupun perempuan, setiap orang yang terdorong hatinya, dengan membawa anting-anting hidung, anting-anting telinga, cincin meterai dan kerongsang, segala macam barang emas; demikian juga setiap orang yang mempersembahkan persembahan unjukan dari emas bagi TUHAN.
35:23 Juga setiap orang yang mempunyai kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan halus, bulu kambing, kulit domba jantan yang diwarnai merah dan kulit lumba-lumba, datang membawanya.
35:24 Setiap orang yang hendak mempersembahkan persembahan khusus dari perak atau tembaga, membawa persembahan khusus yang kepada TUHAN itu, dan setiap orang yang mempunyai kayu penaga membawanya juga untuk segala pekerjaan mendirikan itu.
35:25 Setiap perempuan yang ahli, memintal dengan tangannya sendiri dan membawa yang dipintalnya itu, yakni kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus.
35:26 Semua perempuan yang tergerak hatinya oleh karena ia berkeahlian, memintal bulu kambing.
35:27 Pemimpin-pemimpin membawa permata krisopras dan permata tatahan untuk baju efod dan untuk tutup dada,
35:28 rempah-rempah dan minyak untuk penerangan, untuk minyak urapan dan untuk ukupan dari wangi-wangian.
35:29 Semua laki-laki dan perempuan, yang terdorong hatinya akan membawa sesuatu untuk segala pekerjaan yang diperintahkan TUHAN dengan perantaraan Musa untuk dilakukan--mereka itu, yakni orang Israel, membawanya sebagai pemberian sukarela bagi TUHAN.

35:30. Berkatalah Musa kepada orang Israel: "Lihatlah, TUHAN telah menunjuk Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda,
35:31 dan telah memenuhinya dengan Roh Allah, dengan keahlian, pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan,
35:32 yakni untuk membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari emas, perak dan tembaga;
35:33 untuk mengasah batu permata supaya ditatah; untuk mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan yang dirancang itu.
35:34 Dan TUHAN menanam dalam hatinya, dan dalam hati Aholiab bin Ahisamakh dari suku Dan, kepandaian untuk mengajar.
35:35 Ia telah memenuhi mereka dengan keahlian, untuk membuat segala macam pekerjaan seorang tukang, pekerjaan seorang ahli, pekerjaan seorang yang membuat tenunan yang berwarna-warna dari kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus, dan pekerjaan seorang tukang tenun, yakni sebagai pelaksana segala macam pekerjaan dan perancang segala sesuatu.

Perhatikan penekanan pada kata kerelaan. Allah berkata, "setiap orang yang rela hatinya" (Kel. 35:5, NKJV), dan "setiap orang yang tergerak hatinya" (Kel. 35:21, NKJV) datang. Ini berarti tidak ada api dan kilat serta petir dan suara nyaring dari Sinai yang memerintahkan mereka untuk memberikan persembahan ini. Sebaliknya, di sini kita melihat pekerjaan Roh Kudus, yang tidak pernah memaksa siapa pun. Kerelaan hati mereka untuk memberi menyatakan suatu perasaan bersyukur dan berterima kasih. Lagipula, lihatlah apa yang Tuhan te­lah lakukan kepada mereka.
Perhatikan juga bahwa, orang-orang itu tidak hanya rela untuk memberi ke­pada pekerjaan pembangunan tempat kudus itu, tetapi mereka melakukannya dengan penuh sukacita dan semangat. Mereka dengan rela memberikan barang-barang yang telah diberikan kepada mereka, waktu mereka, talenta mereka, dan kreativitas dan kesanggupan mereka: "Semua perempuan yang tergerak hatinya oleh karena ia berkeahlian. . ." (oyat 26, NKJV); "setiap orang yang tergerak hatinya untuk datang melakukan pekerjaan itu" (Kel. 36:2, NKJV).

Dengan memberikan diri mereka seadanya, apakah yang telah dilakukan oleh Bangsa Israel sebelum mereka membangun tempat kudus itu?

Kita sering cenderung berpikir tentang penyembahan berarti sekelompok orang yang datang bersama untuk bernyanyi, berdoa, dan mendengarkan firman. Dan meskipun semua ini benar, penyembahan tidaklah terbatas pada hal-hal itu. Apa yang dilakukan oleh Bangsa Israel di sini adalah penyembahan. Setiap tin­dakan penyangkalan diri dalam memberikan segala milik mereka, atau waktu mereka, atau .talenta mereka untuk Tuhan mereka adalah penyembahan.

Pikirkan tentang tindakan Anda dengan memberikan persepuluhan, persembahan-persembahan, waktu, talenta. Bagaimanakah Anda bisa mengalami makna penyembahan dengan segala tindakan tersebut? Dengan menyerahkan diri Anda, bagaimanakah Anda bisa diberkati dengan limpah?


Selasa 19 Juli
PERSEMBAHAN KORBAN BAKARAN YANG TETAP

"Inilah yang harus kau olah di atas mezbah itu: dua anak domba berumur setahun, tetap tiap-tiap hari. Domba yang satu ... pada waktu pagi dan domba yang lain ... pada waktu senja." (Kel. 29:38, 39, NKJV).
Korban harian domba-domba, merupakan "suatu korban bakaran yang te­tap" (ay. 42), yang mengajarkan Bangsa Israel tentang keperluan mereka yang tak henti-hentinya akan Allah dan ketergantungan mereka pada pengampunan-Nya dan penerimaan-Nya. Api di atas mezbah itu haruslah tetap menyala siang dan malam (Im. 6:8-13). Api ini mengingatkan mereka terus-menerus bahwa mereka membutuhkan Seorang Juruselamat.
Allah tidak pernah bermaksud persembahan anak domba harian ini akan men­jadi suatu tindakan rutin semata. Itu dimaksudkan menjadi suatu waktu yang"amat menarik kepada orang-orang yang sedang berbakti" dalam doa yang khusyuk, dan "mereka harus lebih dulu memeriksa hati mereka dengan sungguh-sungguh dan mengakui dosa-dosa." Iman mereka harus menangkap janji tentang Juruselamat yang akan datang, Anak Domba Allah yang benar yang akan mencurahkan darah-Nya untuk dosa seluruh dunia ini. (Lihat Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 417).

Bagaimanakah ayat-ayat berikut menghubungkan kematian Kristus dengan persembahan korban-korban hewan dalam sistem upacara di Perjanjian Lama? Ibrani 10:1-4; 1 Petrus 1:18, 19.

Ibrani 10:1-4
10:1. Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
10:2 Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya.
10:3 Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa.
10:4 Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.

1 Petrus 1:18, 19
1:18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
1:19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.


Dalam Ibrani 10:5-10, Paulus mengutip Mazmur 40:6-8, yang mengungkapkan bahwa Kristus menggenapi arti sesungguhnya dari upacara korban tersebut. Dia menasihatkan bahwa Allah tidak senang dengan korban-korban ini tetapi hal itu dimaksudkan menjadi suatu kesempatan untuk menyesali dosa, bertobat, dan berpaling dari dosa. Demikian juga, mengaruniakan Anak-Nya sebagai korban utama akan menjadi suatu waktu untuk mengingat penderitaan yang besar serta duka yang mendalam dari Bapa dan Anak. Paulus juga menekankan bahwa pe­nyembahan yang benar haruslah selalu mengalir dari hati yang diampuni, dibersihkan dan dikuduskan, yang suka menurut kepada Seorang yang telah melakukan segalanya bagi mereka. "Karena itu saudara-saudara, aku menasihatkan kamu,... untuk mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan berkenan kepada Allah, itulah ibadahmu yang sejati" (Rm. 12:1, NASB).
Penyembahan dimaksudkan pertama dan terutama adalah mempersembah­kan diri kita sepenuhnya dan seutuhnya kepada Allah sebagai persembahan yang hidup. Ketika kita menyerahkan seluruh hidup kita pertama kali, kemudian pemberian-pemberian kita, maka pujian-pujian dan hati kita akan mengikutinya. Sikap seperti ini merupakan perlindungan yang pasti terhadap ritual dan upacara-upacara yang kosong dan tak bermakna.

Tanyalah diri Anda: Apakah saya telah menyerahkan segalanya kepada Kristus, yang telah mati karena dosa-dosa saya? Atau adakah sesuatu di sudut hati dan kehidupan saya yang saya tolak untuk melepaskannya?Jika ada, apakah itu, dan bagaimanakah caranya saya dapat menyerahkannya?


Rabu 20 Juli
BERSEKUTU DENGAN ALLAH

Salah satu aspek yang penting menjadi seorang Kristen, dan memiliki hubungan yang menyelamatkan dengan Kristus, adalah mengenal Tuhan. Yesus sendiri berkata, "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus" (Yoh. 17:3). Sebagaimana dengan segala jenis hubungan, komunikasi adalah kuncinya.

Baca Keluaran 25:10-22. Apakah yang diminta untukdilakukan bangsa itu di sini, dan janji-janji apakah yang diberikan kepada mereka?

Keluaran 25:10-22
25:10. "Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya.
25:11 Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni; dari dalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya.
25:12 Haruslah engkau menuang empat gelang emas untuk tabut itu dan pasanglah gelang itu pada keempat penjurunya, yaitu dua gelang pada rusuknya yang satu dan dua gelang pada rusuknya yang kedua.
25:13 Engkau harus membuat kayu pengusung dari kayu penaga dan menyalutnya dengan emas.
25:14 Haruslah engkau memasukkan kayu pengusung itu ke dalam gelang yang ada pada rusuk tabut itu, supaya dengan itu tabut dapat diangkut.
25:15 Kayu pengusung itu haruslah tetap tinggal dalam gelang itu, tidak boleh dicabut dari dalamnya.
25:16 Dalam tabut itu haruslah kautaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu.
25:17 Juga engkau harus membuat tutup pendamaian dari emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya.
25:18 Dan haruslah kaubuat dua kerub dari emas, kaubuatlah itu dari emas tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu.
25:19 Buatlah satu kerub pada ujung sebelah sini dan satu kerub pada ujung sebelah sana; seiras dengan tutup pendamaian itu kamu buatlah kerub itu di atas kedua ujungnya.
25:20 Kerub-kerub itu harus mengembangkan kedua sayapnya ke atas, sedang sayap-sayapnya menudungi tutup pendamaian itu dan mukanya menghadap kepada masing-masing; kepada tutup pendamaian itulah harus menghadap muka kerub-kerub itu.
25:21 Haruslah kauletakkan tutup pendamaian itu di atas tabut dan dalam tabut itu engkau harus menaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu.
25:22 Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel."


Di atas tabut yang suci itu, yang berisi hukum Allah yang kudus, dan tersimpan di atas takhta kemurahan-Nya, Allah hadir dalam kemuliaan Shekinah. Di sinilah, "kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman" (Mzm. 85:11). Di sanalah, dari mezbah pembakaran di bilik yang suci, asap naik ke atas, melambangkan doa-doa umat Allah digabungkan dengan jasa dan pengantaraan Kristus.
Di tengah-tengahnya terletaklah janji ini: "Dan di sanalah Aku akan berte­mu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang se­gala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel" (Kel. 25:22).
Allah tidak hanya menjanjikan kepada mereka kehadiran-Nya; la juga berjanji untuk berkomunikasi dengan mereka, berbicara dengan mereka, menuntun mereka kepada jalan yang mereka harus tempuh.
Apakah yang dijanjikan ayat-ayat berikut kepada kita? Mzm. 37:24; 48:15; Ams. 3:6; Yoh. 16:13.

Mzm. 37:24
7:24 apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.

Mzm 48:15
48:14 (48-15) Sesungguhnya inilah Allah, Allah kitalah Dia seterusnya dan untuk selamanya! Dialah yang memimpin kita!

Ams 3:6
3:6 Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.

Yoh 16:13
16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

Sekarang ini, tentu saja, kita tidak memiliki bait suci duniawi, tetapi kita memiliki janji-janji Allah tentang tuntunan-Nya dan kehadiran-Nya dalam ke-hidupan kita jika kita berserah kepada-Nya. Apakah yang tidak bisa dilihat oleh orang percaya tentang tuntunan Tuhan dalam kehidupan mereka?
Di sini jugalah, penyembahan itu bermakna. Kita harus menyembah Tuhan dengan sikap penuh penyerahan diri, kepatuhan, keinginan untuk dituntun oleh-Nya. Hati yang diserahkan kepada Tuhan dalam doa, penyerahan, kepatuhan dan rasa hormat, hati yang dipenuhi dengan kebutuhan akan keselamatan, anugerah dan pertobatan, adalah hati yang dipenuhi dengan pujian dan penyembahan seu-tuhnya kepada Allah—akan dituntun kepada jalan yang Tuhan kehendaki. Pada akhirnya, penyembahan yang benar harus menolong kita lebih terbuka kepada tuntunan Allah karena itu seharusnya menolong Anda untuk belajar tentang iman dan penyerahan. Tidak ada yang hampa dalam penyembahan seperti ini.


Kamis 21 Juli
BERSUKACITA DI HADAPAN TUHAN

Sebagian besar dari kitab Keluaran, Imamat dan Bilangan terpusat pada pelayanan di bait suci—konstruksi bangunannya, pelayanannya, persembahan dan korban-korban bakaran, serta pelayanan para imam. Itu adalah sebuah tempat yang sangat suci. Lagipula, tempat itu bukan hanya tempat di mana Allah sendi­ri benar-benar tinggal di dalamnya, tetapi tempat itu juga adalah tempat di mana Bangsa Israel datang untuk diampuni dan disucikan dari dosa-dosa mereka. Se­buah tempat di mana Bangsa Israel juga belajar dan mengalami Injil itu.
Pada saat yang sama, janganlah kita berpikir bahwa penyembahan Bangsa Israel itu dingin, tertutup dan formalitas. Tuhan dengan tegas dan ketat telah memberikan aturan-aturan untuk apa yang harus dilakukan, tetapi aturan-aturan ini tidaklah berakhir di situ. Sebaliknya, aturan-aturan itu justru menuntun kepa­da tujuan akhir, yaitu bahwa umat-Nya akan menjadi kudus, penuh sukacita dan menjadi bangsa yang setia kepada perjanjian bahwa mereka akan mengajarkan kepada dunia tentang Allah yang benar (Kel. 19:6; Ul. 4:5-7; Za. 8:23).

Apakah yang diungkapkan ayat-ayat berikut kepada kita tentang penyem­bahan Bangsa Israel di bait suci? Im. 23:39-44; Ul. 12:5-7, 12, 18; 16:13-16.

Im. 23:39-44
23:39 Akan tetapi pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu pada waktu mengumpulkan hasil tanahmu, kamu harus mengadakan perayaan bagi TUHAN tujuh hari lamanya; pada hari yang pertama haruslah ada perhentian penuh dan juga pada hari yang kedelapan harus ada perhentian penuh.
23:40 Pada hari yang pertama kamu harus mengambil buah-buah dari pohon-pohon yang elok, pelepah-pelepah pohon-pohon korma, ranting-ranting dari pohon-pohon yang rimbun dan dari pohon-pohon gandarusa dan kamu harus bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, tujuh hari lamanya.
23:41 Kamu harus merayakannya sebagai perayaan bagi TUHAN tujuh hari lamanya dalam setahun; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun. Dalam bulan yang ketujuh kamu harus merayakannya.
23:42 Di dalam pondok-pondok daun kamu harus tinggal tujuh hari lamanya, setiap orang asli di Israel haruslah tinggal di dalam pondok-pondok daun,
23:43 supaya diketahui oleh keturunanmu, bahwa Aku telah menyuruh orang Israel tinggal di dalam pondok-pondok selama Aku menuntun mereka sesudah keluar dari tanah Mesir, Akulah TUHAN, Allahmu."
23:44 Demikianlah Musa menyampaikan kepada orang Israel firman tentang hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN.

Ul. 12:5-7, 12, 18
12:5. Tetapi tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, dari segala sukumu sebagai kediaman-Nya untuk menegakkan nama-Nya di sana, tempat itulah harus kamu cari dan ke sanalah harus kamu pergi.
12:6 Ke sanalah harus kamu bawa korban bakaran dan korban sembelihanmu, persembahan persepuluhanmu dan persembahan khususmu, korban nazarmu dan korban sukarelamu, anak-anak sulung lembu sapimu dan kambing dombamu.
12:7 Di sanalah kamu makan di hadapan TUHAN, Allahmu, dan bersukaria, kamu dan seisi rumahmu, karena dalam segala usahamu engkau diberkati oleh TUHAN, Allahmu.

12:12 Kamu harus bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, kamu ini, anakmu laki-laki dan anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, dan orang Lewi yang di dalam tempatmu, sebab orang Lewi tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama kamu.

12:18 Tetapi di hadapan TUHAN, Allahmu, haruslah engkau memakannya, di tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, engkau ini, anakmu laki-laki dan anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, dan orang Lewi yang di dalam tempatmu, dan haruslah engkau bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, karena segala usahamu.

Ul 16:13-16
16:13 Hari raya Pondok Daun haruslah kaurayakan tujuh hari lamanya, apabila engkau selesai mengumpulkan hasil tempat pengirikanmu dan tempat pemerasanmu.
16:14 Haruslah engkau bersukaria pada hari rayamu itu, engkau ini dan anakmu laki-laki serta anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, dan orang Lewi, orang asing, anak yatim dan janda yang di dalam tempatmu.
16:15 Tujuh hari lamanya harus engkau mengadakan perayaan bagi TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih TUHAN; sebab TUHAN, Allahmu, akan memberkati engkau dalam segala hasil tanahmu dan dalam segala usahamu, sehingga engkau dapat bersukaria dengan sungguh-sungguh.
16:16 Tiga kali setahun setiap orang laki-laki di antaramu harus menghadap hadirat TUHAN, Allahmu, ke tempat yang akan dipilih-Nya, yakni pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun. Janganlah ia menghadap hadirat TUHAN dengan tangan hampa,

Tantangan terbesar yang dihadapi oleh gereja pada zaman ini berkaitan dengan penyembahan dan jenis-jenis penyembahan. Di satu sisi, pelayanan gereja bisa menjadi dingin, formal, kaku dan tanpa sukacita. Bahaya yang lain adalah perasaan atau emosi cenderung menjadi faktor yang kuat: semua orang ingin menikmati waktu yang menyenangkan, "bersukacita di dalam Tuhan dengan mengorbankan segala jenis ketaatan yang ketat pada kebenaran-kebenaran Alkitab.
Satu hal penting yang perlu diingat, pelajaran yang kita bisa dapatkan dari contoh bait suci, adalah, semua penyembahan yang benar, haruslah menghasilkan suatu sukacita, yang dilakukan dalam konteks kebenaran Alkitabiah. Allah memberikan kepada Bangsa Israel instruksi yang sangat formal, jelas dan ketat sehubungan dengan konstruksi bait suci dan pelayanan di dalamnya, segalanya dimaksudkan untuk mengajarkan mereka tentang kebenaran mengenai kesela­matan, penebusan, perantaraan, dan penghakiman. Namun, pada saat yang sama mereka bisa bersukacita di hadapan Tuhan dalam penyembahan mereka. Tema ini muncul berulang-ulang. Di sini sudah jelas, bahwa seseorang dapat dengan kuat dan teguh dalam pengajaran Alkitabiah dan pada saat yang sama menikmati pengalaman penyembahan yang penuh dengan sukacita. Lagipula, kalau bukan kebenaran tentang keselamatan, penebusan, perantaraan dan peng­hakiman yang layak dijadikan alasan untuk bersukacita, lalu apa lagi?
Apakah pengalaman Anda yang dipenuhi sukacita di hadapan Tuhan? Apakah artinya ini bagi Anda? Bagaimanakah Anda bisa lebih bersukacita dalam penyembahan Anda? Bagaimanakah Anda bisa memastikan bahwa pengalaman penyembahan Anda tidak sama dengan orang yang disinggung dalam pendahuluan pelajaran pekan ini yang diceritakan oleh Tolstoy?


Jumat 22 Juli
PENDALAMAN:

Bacalah Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, "Bait Suci dan Upacara-upacara," hlm. 406-423; "Dosa Nadab dan Abihu," hlm. 424-429; "Hukum dan Perjanjian," hlm. 430-444; Membina Kehidupan Abadi, "Kebun Anggur Tuhan," hlm. 217-236; "Komentar Ellen G. White," dalam The SDA Bible Commentary, jld. 4, hlm. 1139, 1140.
Dari Shekinah yang kudus, "Allah menyatakan kehendak-Nya. Pesan-pesan Ilahi kadang-kadang disampaikan kepada imam besar oleh satu suara dari awan. Kadang-kadang seberkas cahaya terpancar ke atas malaikat yang di sebelah kanan yang mengartikan persetujuan atau penerimaan, atau segumpal awan turun ke atas malaikat yang di sebelah kiri yang menyatakan tidak setuju atau penolakan."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 411.
"Bersama umat-Nya, Tuhan bermaksud untuk tinggal dalam kepenuhan-Nya di dunia ini; bukan hanya dengan tinggal di sebuah kemah; tetapi dengan cara mengambil kehidupan mereka seutuhnya, untuk menunjukkan kepada mereka, dan melalui mereka kepada dunia, bahwa Mesias akan menjadi tempat tinggal Allah."—F. C. Gilbert, Practical Lessons From the Experience of Israel for the Church of Today (Concord, Mass.: Good Tidings Press, 1902), hlm. 351.

PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
  1.    Bagaimanakah cara kita menolong orang lain untuk melihat bahwa de­ngan memberikan persepuluhan dan persembahan itu adalah satu tindakan penyembahan? Dengan cara apakah kita berkompromi ketika kita tidak memberikan persepuluhan dan persembahan kita?
  2.   Perhatikan pelayanan-pelayanan di gereja Anda. Apakah mengarah ke­pada formalitas, kaku, tertutup, dingin serta tidak ada sukacita? Atau apakah pelayanan tersebut cenderung mengarahkan Anda kepada suatu perasaan emosional, kegembiraan dan kegembiraan? Ataukah ada keseimbangan di antara yang ekstrem? Diskusikan jawaban Anda.
  3.   Dalam upaya menjangkau mereka yang tidak memiliki gereja, beberapa jemaat secara radikal mengubah cara penyembahan mereka. Mungkin ini bisa jadi baik, tetapi bahaya apakah yang harus mereka waspadai, misalnya kompromi dan merendahkan pentingnya kebenaran Alkitab?
  4.  Dalam beberapa pelayanan penyembahan, ritual atau upacara tertentu telah dilaksanakan dalam berbagai macam cara selama bertahun-tahun, itu dijadikan alasan untuk tidak mau mengadakan perubahan. Bagaima­nakah respons Anda menjawab pernyataan berikut "Inilah yang selalu kita lakukan." Kapankah perubahan itu bisa disarankan dan ditolak?
  5.   Bait suci dunia adalah tempat yang sangat kudus, tempat dimana Allah sendiri tinggal di dalamnya. Pada saat yang sama, Bangsa Israel harus bersukacita di hadapan Tuhan di sana. Pelajaran apakah yang kita bisa tarik dari kebenaran penting tentang penyembahan ini?

No comments:

Post a Comment