PELAJARAN 12
Jubah dan Kiasannya
Download MP3 klik link di bawah ini :
Download MP3 klik link di bawah ini :
sabat petang
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI:
Markus 5:24-34; Lukas 8:43-48; Yohanes 13:1-16; 19:23, 24; Matius 26:59-68; 27:27-29.
BACALAH UNTUK PELAJARAN PEKAN INI:
Markus 5:24-34; Lukas 8:43-48; Yohanes 13:1-16; 19:23, 24; Matius 26:59-68; 27:27-29.
AYAT HAFALAN:
"Sebab katanya: 'asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh'" (Markus 5:28).
Dari satu segi, tidak heran kalau kita dapat mengambil banyak pelajaran dari jubah dalam Alkitab, bukankah demikian? Lagi pula, pakaian telah menjadi bagian hidup kita sehari-hari; pakaian dapat berbicara banyak tentang kita dan siapa kita sebenarnya, tanpa harus diperjelas dengan kata-kata. Seringkali kita memberikan penilaian yang benar atau yang salah, tentang orang lain dengan melihat pakaian mereka.
Pelajaran pekan ini akan membahas beberapa pertanyaan mengenai pakaian pada zaman Yesus. Kita akan mempelajari seorang wanita yang percaya, bahwa hanya dengan menjamah jubah Yesus, dia akan disembuhkan. Kemudian Yesus, yang menanggalkan jubah-Nya agar dapat membasuh kaki murid-murid-Nya. Lalu kita melihat imam besar, yang berdiri di hadapan Tuhan, dan mengoyak jubahnya sendiri mengisyaratkan berakhirnya masa kepemimpinan para tokoh agama waktu itu. Selanjutnya, Yesus dalam jubah kerajaan, yang dipakaikan oleh tentara Roma untuk menghina Dia. Dan pada akhirnya kita akan melihat para tentara yang membuang undi atas jubah Kristus, dengan demikian menggenapi nubuatan purbakala.
Memang nampaknya hanya sekadar jubah; tetapi penuh kiasan dan arti.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk hari Sabat, 18 Juni.
MlNGGU 12 JUNI
"SIAPA YANG MENJAMAH JUBAH-KU?"
Markus 5:24-34 dan Lukas 8:43-48 menceritakan kisah seorang wanita yang "menderita pendarahan selama 12 tahun." Selain berbahaya secara medis, penyakit ini dalam masyarakat dianggap sebagai hal yang najis dan tercela, sudah tentu hal ini menambah beban hidupnya. Sementara itu para medis telah menyerah; wanita itu sangat putus asa karena dia sudah menggunakan semua hartanya untuk mendapat kesembuhan, namun penyakitnya makin bertambah parah, ini lumrah mengingat pengobatan pada waktu itu sangat sederhana. Kita dapat bayangkan penderitaan yang dia rasakan akibat penyakitnya.
Kemudian Yesus datang, Dia yang sanggup melakukan mukjizat yang luar biasa.
Baca Markus 5:24-34 dan Lukas 8:43-48. Apakah makna yang kita dapatkan dalam keyakinan wanita ini bahwa cukup dengan menjamah jubah Yesus dia dapat disembuhkan?
Markus 5:24-34
5:24 Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.
5:25 Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.
5:26 Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.
5:27 Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.
5:28 Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."
5:29 Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.
5:30 Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?"
5:31 Murid-murid-Nya menjawab: "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?"
5:32 Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu.
5:33 Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya.
5:34 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"
Lukas 8:43-48
8:43 Adalah seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan dan yang tidak berhasil disembuhkan oleh siapapun.
8:44 Ia maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya, dan seketika itu juga berhentilah pendarahannya.
8:45 Lalu kata Yesus: "Siapa yang menjamah Aku?" Dan karena tidak ada yang mengakuinya, berkatalah Petrus: "Guru, orang banyak mengerumuni dan mendesak Engkau."
8:46 Tetapi Yesus berkata: "Ada seorang yang menjamah Aku, sebab Aku merasa ada kuasa keluar dari diri-Ku."
8:47 Ketika perempuan itu melihat, bahwa perbuatannya itu ketahuan, ia datang dengan gemetar, tersungkur di depan-Nya dan menceriterakan kepada orang banyak apa sebabnya ia menjamah Dia dan bahwa ia seketika itu juga menjadi sembuh.
8:48 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"
Wanita ini memiliki iman yang kuat pada Yesus, dia cukup percaya bahwa jika saja dia dapat menjamah jubah-Nya, dia akan disembuhkan. Pastilah, bukan jubah itu yang menyembuhkannya—bukan juga jamahannya. Melainkan kuasa Allah yang bekerja dalam kehidupan seorang yang, dalam keputusasaan, datang kepada Tuhan dalam iman, menyadari ketidakberdayaannya dan kebutuhannya. Jamahannya yang menyentuh jubah Kristus merupakan iman yang dinyatakan lewat perbuatan, inilah inti dari Kekristenan itu.
Mengapa Yesus bertanya siapakah yang menjamah jubah-Nya?
Dengan menanyakan pertanyaan itu dan mernbuat tindakan wanita itu, serta penyembuhannya diketahui orang banyak, Yesus menggunakan dia menjadi saksi bagi orang yang ada di sekitarnya. Sesungguhnya Dia menginginkan orang banyak mengetahui apa yang telah terjadi, dan kemungkinan Dia juga ingin agar wanita itu mengetahui bahwa, tidak ada kuasa gaib pada jubah-Nya yang menyebabkan kesembuhan-Nya, namun kuasa Allah yang bekerja dalam hidupnya oleh tindakan iman. Betapapun sangat memalukan keadaannya, se-karang dia telah sembuh dan dapat bersaksi tentang apa yang Kristus telah lakukan dalam hidupnya.
Bagaimanakah kita dapat belajar datang pada Tuhan, seperti wanita ini, dalam iman dan penyerahan, karena sadar akan ketidakberdayaan kita? Lebih lanjut, bagaimanakah kita dapat memelihara iman dan keyakinan kita pada-Nya sementara penyembuhan yang kita minta tidak terjadi seperti yang kita harapkan?
senin 13 Juni
DIA "MENANGGALKAN JUBAH-NYA"
Pada hari-hari terakhir kehidupan Kristus, dia bertemu dengan murid-murid-Nya di ruang atas untuk merayakan Paskah, perayaan nasional bagi Bangsa Israel yang memperingati kelepasan dari Mesir dan dari perbudakan. Tetapi suasananya tidaklah baik. Situasi di ruang atas dipenuhi dengan ketegangan dan perasaan tidak enak. Baru saja, murid-murid itu memperebutkan kedudukan tertinggi dalam kerajaan surga. Sekarang mereka berkumpul untuk merayakan Paskah, di mana mereka mendapat penjelasan tentang pentingnya kasih karunia Allah yang menyelamatkan dalam kehidupan mereka dan betapa bergantungnya mereka kepada Yesus.
Baca Matins 20:20-28. Pelajaran penting apakah yang gagal dimengerti oleh para murid, setelah sekian lama mereka hidup bersama Yesus?
Matins 20:20-28
20:20. Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya.
20:21 Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."
20:22 Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat."
20:23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya."
20:24 Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu.
20:25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
20:26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
20:27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
20:28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Sepertinya sikap murid-murid pada saat itu sempurna dan tidak ada yang kurang, bahkan di sana ada Yudas, yang mengkhianati-Nya, bersikap wajar tanpa rasa bersalah. Di tengah-tengah semuanya ini, saat Yesus seharusnya patut merasa muak terhadap murid-murid-Nya, apakah yang Dia lakukan?
Baca Yohanes 13:1-16. Pelajaran apakah yang Yesus berikan di sini? Mengapa tindakan ini menjadi kunci yang dapat membuka rahasia untuk menjadi seorang pengikut Yesus yang sejati?
Yohanes 13:1-16
13:1. Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.
13:2 Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.
13:3 Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah.
13:4 Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,
13:5 kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.
13:6 Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?"
13:7 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak."
13:8 Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku."
13:9 Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!"
13:10 Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."
13:11 Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih."
13:12 Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?
13:13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.
13:14 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu;
13:15 sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.
13:16 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya.
Merupakan suatu kebiasaan bagi seorang murid untuk mencuci kaki mereka dari debu jalanan. Ini adalah pekerjaan seorang hamba. Namun tidak ada pelayan yang siap melayani mereka. Dan tidak satu pun di antara mereka yang rela membungkuk untuk melakukan tugas yang kasar dan memalukan ini. Saat Yesus menanggalkan jubah-Nya dan mulai membasuh kaki mereka, hati mereka luluh. Mereka telah menobatkan-Nya sebagai Anak Allah. Dan Anak Allah itu membungkuk untuk melakukan pelayanan yang menempelak kesombongan mereka. Ayat ini mengatakan bahwa sebelum Dia melakukan pembasuhan kaki, Dia menanggalkan jubah-Nya, menunjukkan kerelaan-Nya untuk merendahkan hati serendah-rendahnya sampai dia dapat menjangkau murid-murid-Nya.
Kemudian, jika hal itu belumlah cukup, sekalipun mengetahui isi hati Yudas dengan jelas, Dia juga membasuh kaki Yudas.
"Serendah apakah" Anda rela merendahkan hati agar dapat menjangkau orang lain? Kapankah saat terakhirAnda "menanggalkan jubah Anda" agar Anda dapat melayani kebutuhan orang yang ada di sekitar Anda?
Jubah Kasih Karunia: Kiasan Jubah dalam Alkrtab
selasa 14 JUNI
"MENGOYAKKAN JUBAHNYA"
"Imam yang terbesar di antara saudara-saudaranya, yang sudah diurapi dengan menuangkan minyak urapan di atas kepalanya dan ditahbiskan dengan mengenakan kepadanya segala pakaian kudus, janganlah membiarkan rambutnya terurai dan janganlah ia mencabik pakaiannya"
(Imamat 21:10),
Baca Matius 26:59-68. Apakah yang kita dapat baca tentang imam besar yang mencabik jubahnya sebagai reaksi atas jawaban Yesus kepadanya? Lihat juga Markus 15:38; Ibrani 8:1.
Matius 26:59-68
26:59 Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati,
26:60 tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang,
26:61 yang mengatakan: "Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari."
26:62 Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?"
26:63 Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak."
26:64 Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit."
26:65 Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya.
26:66 Bagaimana pendapat kamu?" Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum mati!"
26:67 Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia,
26:68 dan berkata: "Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?"
Markus 15:38 Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah.
Ibrani 8:1. Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga,
Imam besar mencabik jubahnya mengisyaratkan bahwa Yesus harus dihukum mati. Merobek jubahnya sendiri merupakan kiasan yang membenarkan kemarahan Kayafas dan menggambarkan ketakutannya pada pengakuan Yesus sebagai Anak Allah yang dianggap menghujat. Hukum Musa tidak mengizinkan imam besar untuk mencabik jubah keimamatannya (Imamat 10:6, 21:10), karena jubahnya melambangkan kesempurnaan tabiat Allah. Mengoyak jubah itu sama dengan menodai tabiat Allah, mencemari kesempurnaannya. Inilah ironisnya bahwa Kayafas kedapatan melanggar hukum yang dia coba pertahankan. Hal itu membuat dia tidak layak untuk jabatan itu. Yang lebih hebat lagi, seharusnya dia mendapat hukuman mati karena mengoyakkan jubah keimamatannya. Yang paling tidak masuk akal di sini ialah Yesus, yang tidak melakukan kesalahan, harus dihukum mati atas saran imam besar, yang justru patut dihukum mati oleh karena perbuatannya.
Makna dari mengoyakkan jubah keimamatan itu sangatlah dalam. Ini merupakan permulaan dari proses berakhirnya sistem korban dan keimamatan. Suatu sistem yang baru segera akan diumumkan, dengan Yesus sebagai Imam Besar melayani di bait suci surga.
Jubah keimamatan dunia, pada waktu itu dipenuhi dengan berbagai lambang dan maknanya, segera menjadi suatu simbol yang tidak lagi memiliki arti dan segera akan berakhir. Betapa mengerikannya melihat para pemimpin agama dibutakan oleh kebencian, iri hati, dan ketakutan sehingga pada saat Yesus datang—Dia yang merupakan inti dari segala sistem keagamaan mereka—banyak dari pemimpin agama ini (tidak semuanya) tidak dapat mengenali Yesus sebagai Mesias, dan orang-orang biasalah yang menerima Yesus sebagai Mesias dan kemudian meng-ambil alih pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh para imam ini.
Dengan cara apakah kita bisa larut dalam konsep kebenaran kita sen-diri, atau terlalu fokus pada kelebihan kita dalam bidang rohani atau moralitas, sehingga kita tidak dapat melihat kebenaran yang sangat penting yang Allah ingin agar kita pelajari?
Jubah dan Kiasannya
rabu 15 JUNI
JUBAH PENGHINAAN
"Lalu ia membebaskan Barabas bagi mereka, tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan. Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus. Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya. Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: 'Salam, hai raja orang Yahudi!'" (Mat. 27:27-29). Pikirkanlah apa yang sedang terjadi dalam ayat-ayat ini. Hal ironis apakah yang terlihat di sini? Apakah yang ayat-ayat ini katakan tentang sikap tidak peduli, kekejaman, dan kebodohan manusia? Bagaima-nakah ayat-ayat ini menggambarkan, dalam cara yang sangat dramatis, sikap yang diberikan oleh dunia kepada Pencipta dan Penebusnya, bahkan hingga sekarang? Lihat juga Lukas 23:10,11; Markus 15:17-20.
Lukas 23:10,11
23:10 Sementara itu imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat maju ke depan dan melontarkan tuduhan-tuduhan yang berat terhadap Dia.
23:11 Maka mulailah Herodes dan pasukannya menista dan mengolok-olokkan Dia, ia mengenakan jubah kebesaran kepada-Nya lalu mengirim Dia kembali kepada Pilatus.
Markus 15:17-20.
15:17 Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya.
15:18 Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya: "Salam, hai raja orang Yahudi!"
15:19 Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya.
15:20 Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. (15-20b) Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan.
Yesus dipakaikan dengan jubah ungu. Mungkin saja ini merupakan jubah dari salah seorang serdadu atau jubah Pilatus yang sudah usang. Warna ungu adalah warna kerajaan. Jubah ini dipakaikan dengan maksud mengolok-olok Orang yang mengaku sebagai Raja.
Sudah pasti, tidak ada raja yang sempurna tanpa mahkota. Para penganiaya Yesus membuat mahkota duri untuk Yesus, dari belukar berduri di daerah Palestina, dan menaruh sebuah bambu di tangan Yesus yang menyerupai tongkat kerajaan. Mereka sujud di hadapan-Nya untuk menghina Dia, menyapa-Nya sebagai raja orang Yahudi. Sementara para imam menyerang otoritas Yesus dari segi rohani, para tentara mencela kedaulatan kekuasaan-Nya. Raja yang sesungguhnya diarak berkeliling dan dipermainkan, sambil mengenakan jubah penghinaan. Dia yang menawarkan untuk menutupi dunia yang berdosa dengan jubah kebenaran-Nya dan kesempurnaan-Nya sendiri sekarang dipakaikan jubah penghinaan.
Namun, hal yang luar biasa ialah bahwa Yesus sabar menanggung semuanya, karena kasih-Nya bagi mereka yang memperlakukan-Nya sedemikian rupa. Berapa banyak dari antara kita, pada saat orang memperlakukan kita dengan buruk atau mengabaikan kita, membuat kita marah dan ingin membalas perbuatannya. Lihatlah teladan yang Yesus berikan, bagaimana Dia menanggapi perlakuan yang seperti ini.
Bagaimanakah Anda bersikap saat diperlakukan tidak adil? Apakah yang dapat Anda ambil dari teladan yang Yesus tunjukkan, agar dapat menolong Anda untuk berubah pada saat menghadapi perlakuan yang sama?
kamis 16 JUNI
"MEREKA MEMBAGI-BAGI PAKAIANKU
"Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku" (Mzm. 22:19).
Sangat sulit membayangkan penghinaan yang Yesus harus alami. Setelah upacara penghinaan oleh para serdadu, Dia dibawa ke salib, di sana mereka menanggalkan pakaian yang tersisa pada tubuh-Nya, itulah benda milik-Nya yang terakhir di dunia. Dipukuli, ditolak, dihina, diolok-olok, dan sekarang dipermalukan lalu disalibkan, Yesus, meminum cawan yang merupakan bagian-Nya, sejak "dunia diciptakan" (Why. 13:8).
Baca Yohanes 19:23, 24 (lihat Matius 27:35). Apakah yang Alkitab nubuatkan mengenai peristiwa itu, dan mengapa itu penting?
Yohanes 19:23, 24
19:23 Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian--dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.
19:24 Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya." Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu.
Matius 27:35
27:35 Sesudah menyalibkan Dia mereka membagi-bagi pakaian-Nya dengan membuang undi.
Ini adalah tindakan yang paling besar dalam seluruh sejarah alam semesta, dan para serdadu ini sedang melakukan perbuatan yang sangat keji yaitu membagi-bagi pakaian dari salah satu korban!
Namun, tindakan mereka tidak dapat dikatakan sepeles ebab Alkitab menunjukkan apa yang dilakukan serdadu itu merupakan kegenapan salah satu nubuatan tentang Yesus. Yohanes mengutip dari Mazmur, yang mengatakan bahwa "supaya digenapi apa yang tertulis di dalam Kitab.suci" (Matius juga menyebut-kannya), hal ini memberikan bukti yang menguatkan iman kita.
Pikirkan juga, apa artinya ini bagi Yesus. Beban dosa seisi dunia dipikul-Nya, keterpisahan dari Bapa membayangi-Nya, Yesus melihat para serdadu, tepat di bawah-Nya, membagi-bagi pakaian-Nya dan membuang undi, semuanya menggenapi nubuatan Kitab Suci. Ini menambah keberanian-Nya untuk dapat bertahan menghadapi saat-saat terakhir di kayu salib. Tindakan ini lebih nyata karena dilakukan oleh para serdadu Roma, walaupun begitu hebat ujian yang dihadapi, betapa mengerikan penderitaan-Nya, nubuatan telah digenapi, pelayanan-Nya di dunia hampir mencapai puncaknya, dan syarat-syarat telah dipenuhi agar dapat memberikan keselamatan kepada setiap orang yang memintanya dalam iman. Itulah sebabnya Yesus harus bertahan, dan Dia berhasil.
Nubuatan Alkitab apakah yang sangat menguatkan iman Anda, khususnya di saat Anda memerlukan kekuatan, di mana godaan muncul untuk menguji iman Anda?
JUMAT 17 JUNI
PENDALAMAN: Baca tulisan Ellen G. White, "Jamahan Iman," hlm. 45-58, dalam Membina Keluarga Sehat; "Jamahan Iman," hlm. 369-374, dalam Alfa dan Omega, jld. 5 "Dalam Ruang Pengadilan Pilatus," hlm. 368-390, "Golgota," hlm. 391-409, dalam Alfa dan Omega, jld. 6.
"Musuh-musuh Yesus menantikan kematian-Nya dengan tidak sabar. Yang mereka yakini dapat membungkamkan selama-lamanya desas-desus tentang kuasa Ilahi-Nya dan segala mukjizat-Nya. Mereka bangga karena tidak periu lagi ketakutan atas kuasa-Nya. Tentara yang kejam telah memakukan Yesus di atas salib, membagi-bagi pakaian-Nya, memperebutkan sehelai pakaian, yang ditenun tanpa lipatan. Akhirnya mereka memutuskan untuk membuang undi. Pena inspirasi dengan rinci menjelaskan peristiwa ini ratusan tahun sebelum terjadi: 'Sebab anjing-anjing mengerumuni aku,gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku.... Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.' Mzm. 22:17, 19." —Ellen G. White, The Story of Redemption, hlm. 223, 224.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1. Cobalah temukan berbagai nubuatan dalam Alkitab yang sangat menguatkan bagi setiap anggota kelas. Bagaimanakah nubuatan ini menyatakan fakta bahwa Allah memberikan alasan yang baik bagi kita untuk mempercayai-Nya?
2. Renungkanlah hari-hari terakhir Yesus waktu di dunia dan penghinaan, penyangkalan diri, serta penderitaan yang harus Dia alami. Pelajaran apakah yang kita dapat ambil bagi diri kita? Bagaimanakah kita dapat mati terhadap kepentingan diri sendiri seperti yang Yesus tunjukkan di sini?
3. Pikirkanlah perkataan sembroNo yang dilontarkan oleh para serdadu Roma yang menghina Yesus dan dengan jubah ungu serta mahkota duri yang dikenakan pada-Nya. Atau dia yang membagi-bagi pakaian Yesus, sama sekali tidak menyadari apa yang sedang terjadi. Bahkan imam besar, yang mengoyakkan jubahnya dalam kemarahan yang dianggap benar sebagai reaksi atas javvaban Kristus kepadanya. Semuanya bertindak tanpa pertimbangan, tetapi semuanya mengambil bagian dalam kejahatan yang mengerikan. Apakah kebodohan mereka dapat menjadi maaf atas kesalahan yang mereka perbuat? Mengapa mereka harus dihukum atas perbuatan yang mereka lakukan tanpa menyadari arti sesungguhnya dari perbuatan mereka? Diskusikan.
No comments:
Post a Comment