Pelajaran Sekolah Sabat Ke-10 Triwulan I 2017, Penuntun Guru, Berita Misi dan Renungan Harian

Renungan Pagi 2017 Bulan Januari dalam bentuk Pdf (untuk Ipad dan Tablet Android) silakan download di SINI
Februari download di SINI
Maret download di SINI


Pelajaran Sekolah Sabat I dan Penuntun Guru Triwulan I 2017 dalam bentuk Pdf silakan download (Klik pada judul). Gunakan aplikasi Adobe Reader baik untuk Apple maupun Android.
Daftar Isi :
1. Roh dan Firman
2. Roh Kudus : Bekerja di Balik Layar
3. KEILAHIAN ROH KUDUS
4. Kepribadian Roh Kudus
5. Babtisan dan Kepenuhan Roh Kudus
6, Roh Kudus dan Menghidupkan Kehidupan Yang Kudus
7. Roh Kudus dan Buah Roh
8. Roh Kudus dan Karunia Roh
9. Roh Kudus dan Jemaat
10. Roh Kudus, Firman dan Doa
11. Mendukakan dan Menolak Roh Kudus
12. Pekerjaan Roh Kudus

Dalam bentuk Epub disertai ayat-ayat untuk Apple (Ibook) dan Android (Aplikasi Moonreader) :
1. Roh dan Firman
2. Roh Kudus : Bekerja di Balik Layar
3. KEILAHIAN ROH KUDUS
4. Kepribadian Roh Kudus
5. Babtisan dan Kepenuhan Roh Kudus
6. Roh Kudus dan Menghidupkan Kehidupan Yang Kudus
7. Roh Kudus dan Buah Roh
8. Roh Kudus dan Karunia Roh
10. Roh Kudus, Firman dan Doa




Berita Misi Sabat I Triwulan I 2017 dalam bentuk Pdf  silakan download pada judul :
1. Sabat 7 Januari Emas di Hati Mereka
2. Sabat 14 Januari  Kisah Tatiana
3. Sabat 21 Januari Kuasa Keteladanan
4. Sabat 28 Januari Berjalan di Taman
5. Sabat 4 Februari Sebuah Dunia Baru di Nowa Huta
6. Sabat 11 Februari Harapan Seorang Buta
7. Sabat 18 Februari Bergumul untuk Ruangan Yang Lebih Baik
8. Sabat 25 Februari Dari Atheis menjadi Advent
9. Sabat 4 Maret Disiksa Namun Tetap Setia
10. Sabat 11 Maret Mereka Membutuhkan Tuhan
11. Sabat 18 Maret Tuhan adalah yang Utama
12. Sabat 25 Maret Program Sabat Terakhir Triwulan I 2017



Materi TEN DAYS OF PRAYER dalam bahasa Indonesia silakan download di SINI




*4-10 Maret

Pelajaran 10

ROH KUDUS, FIRMAN, DAN DOA

SABAT PETANG

Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Yoh. 15:7; Mat. 7:7; Mzm. 66:18; Yak 1:6-8; 1 Yoh. 5:14,15; Kis. 2:38.

Ayat Hafalan: "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, me­ngetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus" (Rm. 8:26, 27).

Kerohanian dan doa yang benar berjalan bersama-sama. Tidak akan ada kehidupan kerohanian yang sesungguhnya tanpa doa yang giat. Sesu­dah kebutuhan pertobatan, kemungkinan kebutuhan terbesar dan paling mendesak adalah sebuah kebangunan kehidupan doa kita. Kabar baiknya adalah bahkan di dalam doa-doa kita tidak pernah dibiarkan tanpa bantuan Roh Kudus. Doa lebih mendekatkan kita dengan Allah; itu mengangkat kita ke hadapan had- irat-Nya. Doa iman memampukan kita untuk hidup dalam merespons janji-janji Allah yang melimpah. Kehidupan kita diubahkan ketika kita menuntut berkat- berkat yang Allah telah janjikan lewat Firman-Nya. Allah lebih daripada mampu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita menurut kekayaan-Nya (Flp. 4:19). Doa yang sungguh-sungguh dan kerohanian yang otentik selalu menjadikan Al­lah pusat dari perhatian kita, dan keduanya berakar pada Firman-Nya yang Tertulis.

Kita tidak seharusnya mendasarkan kehidupan kerohanian kita pada penga­laman kita yang tidak menentu dan perasaan subjektif, juga tidak memusatkan doa kita pada praktik tafakur dan meditasi yang meragukan. Tetapi, kerohanian kita harus dituntun oleh Alkitab dan mengikuti kehendak Allah seperti yang di­nyatakan di dalam Firman-Nya. Roh Kuduslah yang membangunkan di dalam «lil i kita sebuah keinginan untuk mencari kehadiran Allah di dalam doa dan un­tuk mengangkat satu dengan yang lainnya di dalam permohonan-permohonan kita.

* Pelajari pelajaran sepekan ini untuk persiapan Sabat, 11 Maret.



Minggu 5 Maret  Doa yang Menyenangkan Allah

Walaupun dibungkus dengan jubah kesalehan, banyak doa dituntun dengan motif-motif yang dipertanyakan. Kita dapat berdoa agar kehidupan seseorang dilindungi karena kita tidak mau hidup sendiri. Kita mungkin berdoa untuk ke­berhasilan di dalam pekerjaan Allah karena kita sementara memainkan peran penting di dalam pekerjaan ini. Kita mungkin berdoa untuk pertobatan seseo­rang agar kehidupan kita menjadi lebih mudah. Seringkah doa-doa kita lebih berpusat terhadap apa yang kita inginkan daripada apa yang Allah inginkan. Doa yang menyenangkan Allah memiliki sebuah fokus yang berbeda.

Baca Yohanes 15:7. Mengapakah sangat penting untuk doa-doa kita bahwa kita tinggal di dalam Yesus dan Firman-Nya tinggal dalam diri kita? Fokus perbedaan manakah yang akan dihadapi oleh doa-doa kita jika kita tidak tinggal di dalam Yesus?

Yohanes 15:7

15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.



Mencari Allah yang pertama dan menikmati penyertaan-Nya adalah lebih penting daripada segala sesuatu yang mungkin Dia berikan kepada kita. Jika Al­lah menjadi yang pertama dalam kehidupan kita, kita akan melakukan apa yang Dia mau kita lakukan; pikiran-pikiran-Nya akan membentuk keinginan kita. Se­kali Allah menjadi pusat doa, maka kita akan mulai berdoa dari sudut pandang- Nya. Kita akan mulai melihat seluruh kehidupan kita melalui mata-Nya, Cara pandang seperti ini meninggikan derajat doa.

Allah sangat tertarik kepada kita. Dia rindu untuk menjadi bagian dari semua aspek kehidupan kita; kecemasan kita, ketakutan kita, permintaan kita, harapan kita, keinginan kita, keberhasilan kita, sukacita kita, atau kegagalan kita, pokok­nya segala sesuatu. Kita dapat membicarakan mengenai hal-hal ini dengan Dia sebagai seorang sahabat baik. Dan kita melihat semuanya ini melalui mata-Nya.

Doa tidaklah mengubah Allah; itu mengubah kita, karena kita dibawa ke da­lam kehadiran Allah yang mengubah kehidupan. "Doa adalah membuka hati kepada Allah sebagai kepada seorang sahabat. Doa itu perlu bukan karena su­paya Allah mengetahui apa kita sebenarnya, melainkan untuk menyanggupkan kita menerima Dia. Doa bukanlah membawa Allah turun kepada kita, melainkan membawa kita kepada-Nya."—Ellen G. White, Kebahagian Sejati, hlm. 104.

Sungguh kutipan yang luar biasa! Ini menangkap banyak hal yang sebenar­nya tentang apa yang doa lakukan bagi kita dan untuk kita. Hanya doa yang membuat kita seperti wadah yang terbuka untuk anugerah, kuasa, dan kehadiran Allah dalam kehidupan kita. Siapakah yang belum mengalami kenyataan me­ngenai bagaimana doa dapat menarik kita lebih dekat kepada Allah?

Pikirkan mengenai kehidupan berdoa Anda; yaitu mengenai apa yang Anda doakan, kapan Anda berdoa, mengapa Anda berdoa, dan lainnya. Apakah yang disampaikan kepada Anda tentang keberadaan kerohanian- mu dan hubunganmu pribadi dengan Allah? Perubahan-perubahan apa­kah yang mungkin diperlukan untuk dilakukan?



SENIN 6 Maret  Dasar Doa Alkitablah: Meminta Allah

Bacalah Matius 7:7. Sebelum kita menerima sesuatu dari Allah, kita harus memintanya. Kalau begitu, mengapa permintaan kita penting jika Allah mengetahui segala sesuatu?

Matius 7:7

7:7. "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.



Meminta adalah menyatakan keinginan kita dan mengekspresikan keperca­yaan kita di dalam diri Allah. Melalui doa kita mendekati diri-Nya yang dari- Nya kita mencari sokongan dan pertolongan. Ketika kita meminta Allah, kita juga memberikan izin kepada-Nya untuk menjadi aktif bagi kepentingan kita. Allah ingin Dia diminta. Dia ingin kita membawa kepada-Nya permohonan doa kita. Jika kita tidak meminta kepada-Nya, kita tidak akan menerima karunia yang Ia sudah janjikan. Yesus berkata, "Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang memin­ta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan" (Luk. 11:9, 10).

Bacalah Mrk. 11:24; 1 Yoh. 5:14, 15; dan Mzm. 66:18. Mengapakah tidak ada permohonan doa yang terlalu besar bagi Allah? Mengapa sa­ngatlah baik untuk tahu bahwa Allah dermawan dan senang memberi­kan kelimpahan-Nya? Apakah persyaratan bagi Allah untuk memenuhi doa-doa kita?

Mrk. 11:24;

11:24 Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.



1 Yoh. 5:14, 15;  

5:14. Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.

5:15 Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.



Mzm. 66:18

66:18 Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar.



Sungguh kita dapat meminta kepada Allah untuk segala sesuatu. Tidak ada permintaan yang terlalu kecil atau tidak penting bagi Dia. Juga tidak ada permin­taan yang terlalu besar yang Allah tidak dapat tangani. Dia adalah Mahakuasa. Oleh iman kita dapat menuntut setiap janji di dalam Alkitab dan menerima karu­nia yang dijanjikan dari tangan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya (2 Kor. 1:20).

Namun ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar menerima apa yang kita minta. Jika kita tidak mau sepenuhnya berserah kepada Allah, dan jika permohonan kita hanya memantulkan cinta diri dan keinginan berdosa kita, maka Allah tidak akan menjawab doa-doa kita (lihat Yes. 59:1, 2). Sebuah per­syaratan penting untuk jawaban atas doa-doa kita adalah kemauan kita untuk mengikuti kehendak Allah dan menjadi penurut. "Semua karunia Allah dijanji­kan atas syarat penurutan"—EUen G. White, Membina Kehidupan Abadi, hlm. 105, 106. Mengetahui bahwa Allah sangat murah hati, maka kita dapat datang kepada-Nya. "Tuhan tidaklah dimuliakan oleh permohonan lemah yang menun­jukkan tidak ada sesuatu pun yang diharapkan. Ia menginginkan setiap orang yang percaya, lintuk mendekati takhta karunia dengan kesungguh-sungguhan dan jaminan"—Ellen G. White, Signs of the Times, 7 Agustus 1901.





SELASA 7 Maret    Dasar Doa Alkitabiah: Percaya

Bacalah Markus 11:24. Di samping meminta, aspek lain apakah yang Yesus sebutkan dalam hubungannya dengan doa?

Markus 11:24

11:24 Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.



Hanya meminta tidaklah cukup. Ada hal penting kedua yang dibutuhkan agar ada di dalam doa-doa kita: Iman. Kitab Ibrani mengatakan, "tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah" (11:6). Ketika kita bertelut di ha­dapan Allah dan membuka satu dari tiga ribu janji di dalam Alkitab kemudian meminta Allah, dengan sederhana seperti seorang anak kecil, untuk memenuhi janji-Nya demi kita, kita harus percaya bahwa Dia akan melakukan yang terbaik bagi kita pada waktu-Nya.

Bacalah Yakobus 1:6-8. Apakah yang dikatakan Alkitab tentang orang yang kurang beriman? Mengapakah iman adalah sebuah persyaratan un­tuk menerima karunia yang dijanjikan?

Yakobus 1:6-8

1:6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.

1:7 Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.

1:8 Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.



Jika kita datang kepada Allah, kita harus percaya bahwa Dia ada dan akan memberikan kepada mereka yang mencari Dia. Doa yang berpengaruh harus dibarengi oleh sebuah kepercayaan bukan hanya bahwa Allah dapat menjawab, tetapi bahwa Dia akan melakukan menurut kehendak Ilahi-Nya.

Dalam Alkitab, percaya mempercayai terkait erat mempercayai. Kita dapat bergantung kepada seseorang bila kita tahu orang itu dapat dipercayai. Keti­ka kita membiarkan keraguan tentang Allah akan menepati janji-Nya, kita akan goncang dan tidak dapat berharap bahwa kita akan menerima sesuatu dari-Nya. Percaya artinya mempertaruhkan Allah pada janji-Nya. Itu artinya kita bergan­tung kepada Allah dan janji-janji-Nya, bahkan ketika perasaan kita meragukan­nya. Karena "iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat" (Ibr. 11:1). Iman berpegang teguh ke­pada janji-janji Allah karena kita bergantung kepada apa yang Dia telah katakan (Ibr. 11:11). Iman tahu bahwa "Allah tidak mungkin berdusta" (Ibr. 6:18). Allah adalah sama, kemarin, hari ini, dan selama-lamanya (Ibr. 13:8). iman mengeta­hui bahwa bagi Allah tidak ada satu pun yang tidak mungkin (Luk. 1:37).

Iman membuka pintu kepada perbendaharaan Ilahi di surga. Melalui Roh Ku­dus, Allah menggerakkan hati pria dan wanita untuk percaya kepada Firman Allah dan melalui iman doa-doa kita menggerakkan tangan Yang Mahakuasa.

Apakah yang dapat menolongmu untuk bertumbuh lebih kuat dalam iman? Aspek Yesus yang manakah yang menolongmu untuk memiliki ke­percayaan diri dalam kehendak-Nya dan kemampuan untuk menolong­mu pada saat Anda butuh?



Rabu 8 Maret  Dasar Doa Alkitabiah: Menuntut Janji Allah

Semua iman tidak berguna bila kita tidak menuntut hal-hal yang telah kita doakan.

Bacalah 1 Yohanes 5:14,15. Apakah alasannya sehingga kita yakin bah­wa Allah mendengarkan kita dan kita menerima apa yang sudah kita mo­honkan kepada-Nya?

1 Yohanes 5:14,15

5:14. Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.

5:15 Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.



Aspek ketiga dari doa sesuai Alkitab adalah penerimaan. Setelah meminta dan percaya janji-janji-Nya, kita perlu menuntut apa yang telah Ia janjikan. Kita menuntut janji Allah dengan mengembalikan ucapan syukur bahwa kita sudah menerimanya. Sehingga janji-janji itu diterapkan kepada kita. EUen White ka­takan bahwa "untuk setiap karunia yang telah dijanjikan-Nya, kita boleh minta; kemudian kita harus percaya bahwa kita akan menerimanya, dan mengucapkan terima kasih kepada Allah bahwa kita telah menerimanya."—EUen G. White, Membina Pendidikan Sejati, hlm. 244.

Di dalam Lukas 8:11 Yesus membandingkan Firman Allah kepada sebuah benih. Sebagaimana keseluruhan pohon buah apel berada di dalam sebuah benih apel, demikian pula karunia Allah diisi di dalam janji-janji-Nya. Ketika kita me­nuntut janji dan berterima kasih kepada Allah untuk janji itu, kita sudah memi­liki karunia yang Dia sudah janjikan. Kita menerima pemberian yang dijanjikan oleh iman bahkan sebelum kita dapat merasakan atau melihatnya.

Contoh kebangkitan Lazarus dalam Yohanes 11 mengilustrasikan bahwa Ye­sus berdoa di dalam cara ini. Yesus tahu pasti apa kehendak Allah dalam situasi seperti ini. Yohanes 11:11 mengatakan kepada kita bahwa kehendaknya adalah melakukan kehendak Allah dan itu adalah penurutan. Dalam Yohanes 11:39-41, kita telah membaca di mana Yesus bersyukur kepada Bapa lebih dahulu bahwa Ia akan membangkitkan Lazarus, walau Lazarus masih berada di dalam kubur. Ketika Yesus telah berterima kasih kepada Allah, Dia menerima pemenuhan per- mintaan-Nya. Sebagai anak-anak Allah kita hidup di atas janji-janji Allah, bukan di atas penjelasan Allah. Walaupun kita tidak dapat menjelaskan segala sesuatu, namun kita dapat memercayai janji-janji-Nya.

"Tuhan berkata, 'Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan.' Dia meng­undang kita untuk mempersembahkan kepada-Nya kebingungan dan keperlu­an kita, dan kebutuhan kita akan pertolongan Ilahi. Ia memohon kita supaya segera berdoa. Begitu kesulitan timbul, kita harus mempersembahkan kepada Dia permohonan-permohonan kita yang sungguh dan ikhlas. Oleh doa kita yang mendesak kita membuktikan keyakinan kita yang kuat kepada Allah. Kesadaran mengenai keperluan kita memimpin kita untuk berdoa sungguh-sungguh dan Bapa semawi kita tergerak oleh permohonan kita."—Ellen G. White, Membina Kehidupan Abadi, hlm. 129, 130.

Mengapakah sangat penting untuk selalu membawa segala sesuatunya kepada Allah di dalam doa?



Kamis 9 Maret  Berdoa untuk Roh Kudus

Bacalah Efesus 3:16 dan Kisah 2:38. Apakah yang dikatakan ayat-ayat ini kepada kita tentang menerima Roh Kudus di dalam kehidupan kita?

Efesus 3:16

3:16 Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu,


Kisah 2:38

2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.



Ada banyak hal yang kita bisa doakan, tetapi ada satu kebutuhan besar di waktu yang bahaya saat kita hidup sekarang ini: Yaitu karunia Roh Kudus. Ini adalah pemberian terbesar yang Yesus dapat berikan. Dalam memberikan Roh Kudus, Allah tidak dapat memberikan hal yang lainnya lagi. Terhadap pemberi­an Roh Kudus ini tak ada yang bisa ditambahkan (karena memang, apa lagi yang bisa ditambahkan kepada Diri Ilahi itu sendiri?). Melalui Dia dan pekerjaan- Nya di dalam diri kita, semua kebutuhan kita dipenuhi. Berkat Roh Kudus akan membawa di dalam gerbongnya semua berkat-berkat yang lain.

Namun, ada satu hambatan besar, dan itu adalah diri kita sendiri, karena kita sering tidak bersedia menerima Roh Kudus. Seperti pada saat-saat jemaat Per­janjian Baru, kita harus sadar bahwa pertama kita perlu bertobat dan menye­rahkan semua kehidupan kita kepada Yesus. Benar, hanya karena desakan Roh Kuduslah yang mengizinkan kita untuk melakukannya.

Namun, ketika kita merespons bisikan-Nya, pertobatan dari dosa adalah buah sulung pekerjaan Roh Kudus dalam diri kita. Dalam kerendahan hati dan iman, kita perlu mengakui dosa kita agar Dia dapat menyucikan kita dari semua keti­dakbenaran. Kita perlu mengerti betapa jatuhnya kita dan betapa kita memerlu­kan Allah dan anugerah-Nya dalam kehidupan kita. Tanpa Dia, kita telah hilang, mati dalam dosa kita dan dihukum kepada kebinasaan kekal.

Jadi dalam doa yang sungguh-sungguh, kita akan memenuhi syarat atas janji Allah untuk memberikan Roh Kudus-Nya kepada kita. Dan kemudian yang bisa kita lakukan adalah meminta Allah, dan Dia akan dengan senang hati membei- kan Roh-Nya kepada kita. "Orangtua surgawi lebih berkemauan untuk membe­rikan Roh Kudus kepada mereka yang memintanya daripada orangtua duniawi dalam memberikan pemberian yang baik kepada anak-anak mereka."—Ellen G. White, Ye Shall Receive Power, hlm. 284.

Seperti hal-hal rohani lainnya, pemberian Roh Kudus bukanlah sebuah akhir di dalam pemberian itu. Dia diberikan untuk mengangkat Yesus, menghasilkan tabiat Kristus di dalam kehidupan kita dan memampukan kita untuk melayani orang lain di dalam membangun tubuh Kristus, yaitu jemaat-Nya. Jadi, semua kegiatan ibadah, umum atau pribadi, yang meninggikan Roh Kudus di atas Ye­sus Kristus adalah sebuah kesalahan. Oleh karena melalui Yesus kita "dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa" (Ef. 2:18).

Mengapakah karunia Roh Kudus adalah pemberian terbesar yang bisa Yesus berikan kepada kita? Apakah yang sudah Anda alami dengan re­alitas Roh Kudus di dalam hidupmu? Bagaimana berbedakah mungkin hidupmu tanpa pemberian ini?



Jumat 10 Maret

PeNdalaman: Bacalah tulisan Ellen G. White, "Meminta untuk Memberi," da­lam Membina Kehidupan Abadi, hlm. 100-110. Untuk koleksi yang bermanfa­at atas janji yang menguatkan baca tulisan Ellen G. White, God has Promised (Washington, D.C.: Review and Herald, 1982).

Tanpa doa kita tidak akan memiliki kekuatan kerohanian dalam kehidupan kita, karena doa menghubungkan kita dengan Sumber kekuatan itu. Tanpa doa kita tidak akan memiliki hubungan yang vital bersama Allah. Kita akan menjadi bejana kosong yang mungkin memiliki "sebuah bentuk kebaikan" tetapi tanpa kuasa dan janji karunia dari atas. Dan, tidak perlu ditanyakan lagi, seperti yang kita lihat sepanjang pekan ini, kita telah diberikan janji-janji yang luar biasa me­ngenai Allah menjawab doa. Tetapi bagaimana dengan waktu-waktu ketika kita tidak mendapatkan jawaban atas doa-doa kita, bahkan ketika kita sudah meme­nuhi semua persyaratan sampai kepada kemampuan terbaik kita yang diberikan Allah?

"Janganlah kecewa jika doa-doamu tidak mendapatkan jawaban yang segera. Allah melihat doa itu sering dicampur dengan keduniawian. Manusia berdoa demikian agar memuaskan keinginan-keinginan diri mereka, dan Tuhan tidak mengabulkan permohonan mereka di dalam cara yang mereka harapkan. Dia membawa mereka melalui ujian-ujian dan pencobaan-pencobaan, Dia memba­wa mereka melalui hinaan-hinaan, sampai mereka melihat lebih jelas apa yang menjadi kebutuhan mereka. Dia tidak memberikan kepada manusia hal-hal yang akan memuaskan nafsu yang akan merugikan diri mereka sendiri dan akan me­nyatakan borok mereka dan mereka tidak dihormati Allah. Dia tidak memberi­kan kepada manusia sesuatu yang akan memuaskan ambisi mereka dan bekerja hanya untuk pujian diri sendiri. Ketika kita datang kepada Allah kita harus ber­serah dan sedih karena dosa di hati kita, menyerahkan segala sesuatunya kepada kehendak-Nya yang kudus."—Ellen G. White, In Heavenly Places, hlm. 89.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:

1.     Di dalam cara apakah doa memengaruhi seluruh keberadaan keroha­nian kita? Karena itu, pengaruh apakah yang diberikan oleh doa ketika Anda sedang berdoa? Dalam cara yang bagaimanakah Anda menjadi berbeda sesudah Anda berdoa dibandingkan sebelum Anda berdoa?

2.     Apakah yang akan Anda katakan kepada seseorang yang sudah berdoa dan mendoakan sesuatu dan itu tidak dikabulkan seperti yang orang itu harapkan dan doakan, seperti kesembuhan terhadap seorang anak kecil, atau hal-hal yang lain? Bagaimanakah kita belajar untuk percaya kepada Allah bahkan dalam situasi seperti ini?

3.     Di UKSS, bicarakan pengalaman pribadimu tentang berdoa, dan ten­tang arti doa bagimu. Apakah yang telah Anda pelajari tentang doa yang dapat menolong orang lain yang mungkin sedang bergumul untuk memahami tujuan doa?

4.     Mengapakah penting untuk berdoa bahkan jika kita tidak sepenuhnya mengerti bagaimana doa itu bekerja?





Penuntun Guru

Ringkasan Pelajaran



Ayat Inti: Roma 8:26, 27

Anggota UKSS akan:

Mengetahui: Memahami kebutuhan doa yang mutlak dan Alkitab dalam menjalani kehidupan Kristen yang dipenuhi oleh Roh Kudus. Merasakan: Merasakan kebutuhan akan pengalaman kehadiran Roh Ku­dus yang lebih banyak melalui doa dan belajar Alkitab. Melakukan: Menumbuhkan kerinduan saat teduh dalam persekutuan de­ngan Kristus melalui pelayanan Roh Kudus sesuai dalam waktu yang dijad­walkan secara rutin melalui doa dan belajar Alkitab.

Garis Besar Pelajaran:

I.        Mengetahui: Janji Roh Kudus

A.        Mengapakah kehadiran Roh Kudus begitu sangat penting dalam kehidupan orang Kristen?

B.        Apakah kaitan antara berdoa dan belajar Alkitab dengan kepenuh­an Roh Kudus?

II.      Merasakan: Kehadiran Roh Kudus

A.        Bagaimanakah kita bisa lebih mengalami kehadiran dan kuasa Roh Kudus dalam hidup kita?

B.        Bagaimanakah perasaan Anda ketika Anda memiliki waktu ibadah yang dinamis, yang bermakna dengan Tuhan?

C.        Bagaimanakah perasaan Anda ketika Anda berulang kali kehilang­an waktu ibadah Anda?

III.    Melakukan: Kuasa Roh Kudus

A.        Apakah hal-hal tertentu yang dapat Anda lakukan untuk mening­katkan kualitas kehidupan ibadah Anda agar supaya dapat hidup sehari-hari dalam kehadiran dan kuasa Roh Kudus?

B.        Ketika kita membacajanji-janji Alkitab, bagaimanakah janji itu bi­sa menjadi milik kita, bukan sesuatu yang kita hanya baca di da­lam Alkitab?                                        

Ringkasan: Tuhan rindu untuk mengisi hidup kita dengan Roh Kudus-Nya> Roh Kudus adalah Duta Besar pribadi dan karunia yang paling berharga dari Kristus. Sementara kita menghabiskan waktu dengan Yesus dalam doa dan belajar Alkitab, dengan rendah hati dan sikap pasrah, Dia akan mengisi kita de­ngan Roh-Nya. Sementara kita menyerahkan hidup kita kepada Kristus, perca­ya Firman-Nya, dan dengan iman mengklaim janji-janji-Nya, kita akan hidup di hadapan-Nya. Roh Kudus akan mengisi hidup kita. Rahasia menerima Roh Kudus dalam kepenuhan kuasa-Nya sama sekali bukanlah rahasia. Ketika kita menyerahkan hidup kita kepada Kristus, kita mencari kemuliaan-Nya, bukan kemuliaan kita sendiri. Sementara kita berdoa, percaya dan meminta janji dari Roh Kudus; maka itu akan dicurahkan pada kita dengan berlimpah.

Siklus Belajar

·         LANGKAH 1-Memotivasi

Fokus Alkitab: 1 Yohanes 5:14,15

Konsep Utama untuk Pertumbuhan Rohani: Ada banyak orang Kristen yang salah paham tentang tujuan sebenarnya dari doa itu. Kita berdoa bukan hanya karena kita ingin sesuatu untuk diri kita sendiri. Kita berdoa karena kita begitu penuh dengan kasih Kristus dan sangat menghargai apa yang telah Dia lakukan bagi kita bahwa kita rindu untuk memiliki hubungan dengan-Nya. Berada di hadirat-Nya adalah suatu kesenangan. Menikmati persekutuan-Nya adalah keinginan hati kita. Doa adalah suasana di mana Roh Kristus berbicara kepada hati kita, dan kita ditarik lebih dekat kepada-Nya.

Ketika keinginan hati kita adalah untuk mengenal Dia, kita sedang terbuka untuk menerima berkat-berkat terkaya-Nya. Tuhan kita adalah Pemberi semua pemberian yang baik (Mzm. 84:11, Yak. 1:17). Sama seperti orangtua rindu un­tuk memberikan pemberian yang baik untuk anak-anaknya, Bapa surgawi kita rindu untuk memberikan pemberian yang baik dalam kelimpahan untuk ma- sing-masing kita. Meminta dalam iman, percaya bahwa kita akan menerima­nya, menuntut janji-janji-Nya, kita menjadi penerima berkat terkaya surgawi.

Untuk Guru: Salah satu cara yang paling bermakna untuk mengalami ke­hidupan ibadah yang lebih dalam adalah dengan menggabungkan doa dan belajar Alkitab. Ketika kita berdoa, kita berbicara kepada Tuhan. Ketika kita membaca Firman-Nya, Dia berbicara kepada kita. Doronglah UKSS Anda un­tuk berlutut di hadapan Tuhan dengan Alkitab mereka yang terbuka. Mulai­lah dengan bagian dari Mazmur atau salah satu dari Injil. Sarankanlah supaya mereka membaca satu bagian Kitab Suci dan kemudian dengan diam-diam berbicara dengan Tuhan tentang apa yang telah mereka baca. Roh Kudus akan mengesankan pikiran mereka dengan hal-hal dalam kehidupan mereka yang perlu bertumbuh secara rohani. Dia akan membukakan pemahaman dalam Fir­man Allah yang menarik mereka lebih dekat dengan Yesus.

Ellen G. White memberi kita nasihat praktis ini: "Jika Anda menelusuri Ki­tab Suci dengan roh lemah lembut dan mau diajar, usaha Anda akan sangat dihargai. Manusia duniawi tidak menerima hal-hal tersebut dari Roh Allah, karena bagi mereka hal-hal tersebut adalah suatu kebodohan: Hal-hal tersebut juga tidak dapat mereka pahami, karena hal tersebut harus dipahami secara rohani. Alkitab harus dipelajari dengan doa."—The Review and Herald, 4 Juni 1889. Mintalah UKSS Anda untuk mengikuti nasihat yang diilhami oleh Ilahi ini dengan cara menggabungkan belajar Alkitab dengan doa pada pekan ini dan melaporkannya kembali ke UKSS Sabat berikutnya sehubungan dengan perbedaan yang telah dibuat dalam kehidupan ibadah mereka.





Diskusi Pembuka: Meskipun doa sangat berarti bagi banyak orang Kristen, namun untuk orang lain itu lebih hanya sekadar tugas daripada sebuah kese­nangan. Hal ini telah menjadi pengulangan frasa monoton yang selalu sama. Allah tampaknya berdiam dan berada jauh. Apakah yang Anda temukan untuk membuat kehidupan doa Anda bermakna? Apakah Anda memiliki tempat fa­vorit untuk berdoa di mana Anda merasa sangat dekat dengan Tuhan? Apa­kah Anda memiliki waktu yang dijadwalkan untuk berdoa setiap hari di mana Anda tidak ingin melewatkannya? Apakah beberapa aspek dari kehidupan doa pribadi Anda yang Anda ingin bagikan di UKSS Anda?

Ketika kita amati Yesus dalam berdoa, setidaknya kita melihat empat hal ini.

1.    Yesus mengakui bahwa doa adalah penting untuk kehidupan rohani-Nya. Di seluruh Injil, kita melihat Dia sering berdoa (Luk. 11:1).

2.     Yesus memiliki tempat khusus dan waktu khusus untuk berdoa (Mrk. 1:35).

3.     Yesus secara teratur berdoa disertai dengan suara keras (Ibr. 5:7, 8).

4.    Yesus benar-benar menyerahkan diri kepada kehendak Bapa-Nya dalam se­mua doa-Nya (Mat. 26:39).

Pertanyaan untuk Diskusi:

ü  Bagaimanakah kehidupan doa Yesus dapat menjadi model bagi kita sendiri?

ü  Mengapakah penting menyatukan doa dan belajar Alkitab.?

ü  Apakah peran yang dimainkan iman dalam doa yang dijawab? Mengapa­kah Anda pikir bahwa iman sangatlah penting dalam kehidupan doa kita?



·         LANGKAH 2 - Menyelidiki

Komentar Alkitab

I. Berdoa untuk Janji-janji Allah

(Tinjau Kembali! Yohanes 5:14, 15 Bersama UKSS Anda.)

Dalam 1 Yohanes 5:14, Yohanes memberi kita jaminan ini: "Inilah keberani­an percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya." Perhatikan di mana letak keyakinan kita. Hal ini tidak terletak dalam doa-doa kita. Hal ini tidak terletak dalam pekerjaan yang baik atau amal saleh kita. Bahkan tidak terletak dalam iman kita. Hal tersebut terletak dalam Yesus Kristus. Bagian ini menga­takan: "Ini adalah keyakinan kita yang kita miliki di dalam Dia." Keyakinan kita dalam Kristus yang tidak bisa berdusta dan apa yang dijanjikannya adalah pasti. Kita dapat memiliki keyakinan mutlak bahwa apa yang telah dijanjikan Kristus, Dia mampu untuk lakukan.

Kata Yunani untuk keyakinan adalah parresia. Makna asli dari kata ini ada­lah kebebasan berbicara—kebebasan dalam masyarakat yang benar-benar de­mokratis untuk berbicara secara terbuka dan berani. Di mata Tuhan, kita me­miliki kebebasan yang sempurna ini. Kita tidak perlu menahan apapun atau menyembunyikan sesuatu dari Dia yang mengenal kita secara baik dan yang tetap mengasihi kita. Allah mengundang kita untuk datang kepada-Nya dan berbicara dengan bebas tentang apa pun yang ada di dalam pikiran kita.

Dalam salah satu ayat yang paling menakjubkan yang pernah ditulis tentang doa, Ellen G. White menyatakan, "Bawalah segala keinginanmu, kegembira­anmu, dan dukacitamu, keluh kesahmu dan ketakutanmu ke hadapan Allah. Anda tidak dapat memberati Dia; Anda tidak akan membuat Dia letih.... Ba­walah pada-Nya segala sesuatu yang memberatkan pikiran. Tiada yang terla­lu besar untuk ditanggung-Nya, karena Dia yang memerintah semesta alam. Tiada sesuatu pun yang menyangkut kedamaian kita yang terlalu kecil untuk diperhatikan-Nya. Tiada satu bagian pun dalam pengalaman kita yang terlalu gelap untuk dibaca-Nya; tiada kesukaran yang terlalu sulit untuk diselesaikan- Nya. Tiada derita yang menimpa anak terkecil sekalipun dari anak-anak-Nya, tiada kebimbangan yang menyusahkan jiwa, tiada kegembiraan yang menye­nangkan, tiada doa yang sungguh-sungguh diucapkan bibir, yang tidak diper­hatikan Bapa semawi itu atau yang tidak segera diperhatikan-Nya."—Kebaha­giaan Sejati, h lm. 112-113.

Kita didorong untuk datang dengan berani atau dengan penuh keyakinan ke­pada takhta kasih karunia (Ibr. 4:16). Tuhan sedang menunggu kita untuk da­tang.'Dia ada di sana, selalu mendengarkan, senang ketika anak-anak-Nya da­tang dengan sukacita dan kesedihan, harapan dan ketakutan dan kemenangan dan kekalahan mereka. Yohanes benar dalam menyatakan bahwa prinsip besar doa adalah meminta sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita tidak berdoa, "Tu­han, biarlah kehendak-Mu berubah," melainkan, "Tuhan, biarlah kehendak- Mu yang dilakukan." Dalam komentar Alkitabnya pada surat Yohanes, Willi- am Barclay menyatakan konsep ini dengan ringkas: "Dalam analisis terakhir satu-satunya doa yang benar adalah doa yang mengatakan, 'Jadilah kehendak- Mu, dan mereka yang permintaannya hanyalah untuk kasih karunia untuk da­pat menerima kehendak tersebut dan kekuatan untuk melakukannya"—Bar­clay's Bible Commentary, The Letters of John and Jude (Philadelphia: The Westminster Press, 1960) hlm. 137.

Pertanyaan Diskusi: Apakah satu-satunya sumber sejati keyakinan kita? Apa artinya memiliki keyakinan penuh dalam Kristus ketika kita sedang ber­doa? Bagaimanakah makna asli dari kepercayaan kata dalam bahasa Yunani menolong memperdalam pemahaman kita tentang apa artinya datang kepada Allah tanpa rasa takut atau keraguan? Apakah artinya berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan?

·         LANGKAH 3 - Mempraktikkan

Untuk Guru: Pimpinlah UKSS Anda dalam diskusi praktis dalam mengkla­im janji-janji Allah. Mintalah anggota UKSS untuk berbagi janji favorit me­reka dari dalam Alkitab. Anda mungkin ingin meminta seseorang untuk mem­

buat daftar sepuluh janji favorit UKSS Anda dan membaginya dengan seluruh kelas pada Sabat berikutnya.

Pertanyaan Pemikiran:

ü  Mengapakah Anda berpikir bahwa umat Allah sering lebih dulu berpikir untuk mendapatkan sesuatu dari Tuhan daripada lebih dahulu mengetahui Tuhan yang dari-Nya mereka akan mendapatkan sesuatu?

ü  Meskipun Roh Kudus ada di tengah-tengah kita, dengan lembut membawa kita ke pengalaman yang lebih dalam dengan Yesus, mengapa terkadang Dia tampak begitu jauh? Apakah yang bisa kita lakukan untuk menumbuhkan kesadaran yang lebih tajam dari kehadiran Roh Kudus?

Pertanyaan Penerapan:

ü  Dapatkah Anda memikirkan janji apa saja di dalam Alkitab yang tidak per­lu kita doakan dengan cara ini: "Tuhan, jika itu adalah kehendak-Mu, saya meminta Engkau melakukannya untuk saya"?

ü  Jika Tuhan rindu untuk memberikan Roh Kudus-Nya bahkan lebih dari kita rindu untuk menerimanya, mengapa kita harus kemudian berdoa untuk pen­curahan Roh Kudus?

ü  Bagaimana UKSS lokal kita dapat lebih menekankan doa kecurahan Roh Kudus bagi kehidupan kita sendiri dan bagi gereja kita?



·         LANGKAH 4 - Menciptakan

Untuk Guru: Ada kekuatan rohani yang nyata ketika umat Allah mencari pencurahan Roh Kudus bersama-sama. Roh Kudus datang dengan kuasa be­sar ketika para murid berdoa dalam kesatuan. Gereja Perjanjian Baru adalah gereja yang berdoa. Orang percaya mengenali ketidakmampuan mereka yang mutlak, tanpa kuasa Roh Kudus, untuk dapat menghadapi godaan Setan dan untuk mencapai misi Kristus bagi penginjilan dunia.

Aktivitas Pribadi:

ü  Pekan ini, pilih salah satu anggota UKSS yang lain yang dengannya Anda bisa berbagi janji-janji Alkitab favorit Anda.

ü  Mintalah Tuhan untuk memandu Anda kepada seseorang untuk menjadi mi­tra dalam doa dengan siapa Anda dapat mencari pencurahan Roh Kudus.







*11-17 Maret

Pelajaran 11

MENDUKAKAN DAN MENOLAK ROH KUDUS

SABAT PETANG

Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Kis. 7:51; Ibr. 10:24, 25; Ef. 4:25-5:2; 1 Tes. 5:19-21; Mrk. 3:28, 29.

Ayat Hafalan: "Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Al­lah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan" (Efesus 4:30).

R
Roh Kudus memiliki kemampuan unik untuk memimpin orang berdosa ke­pada sebuah kesadaran mengenai keberadaan mereka yang benar-benar berdosa. Dia juga membangkitkan di dalam kita sebuah keinginan untuk menerima Yesus dan pengampunan-Nya atas dosa-dosa kita. Roh Kudus memi­liki sebuah kuasa yang tidak tertandingi untuk membuat kita sebagai pemenang dan untuk memampukan kita memantulkan tabiat Kristus yang indah.

Pada saat yang sama, kekuatan dan kuasa Roh Kudus ini dapat pula ditolak oleh orang berdosa yang lemah. Roh Kudus tidak memaksakan diri-Nya terha­dap kita.

Dosa sangatlah memikat, sangat menarik. Namun itu juga sangat menipu dan menuntun kepada kematian. Dosa sangat bertentangan dengan Allah dan kemur­nian kekudusan dan kebaikan-Nya. Mencerminkan kekudusan Ilahi ini, Roh Ku­dus berlawanan dengan dosa dalam semua bentuk, dan Dia berduka ketika kita berdosa dan tidak mau bertobat. Sekuat-kuatnya Roh Kudus, pengaruh positif- Nya tetap dapat dipadamkan, dan kita dapat menolak Dia ketika kita terus di da­lam kehidupan berdosa kita. Bahkan Injil mengatakan ada satu dosa yang tidak dapat diampuni: Hujat terhadap Roh Kudus (Mal 12:31, 32).

Pekan ini kita akan belajar aspek Alkitabiah yang berhubungan dengan men­dukakan, memadamkan, dan menolak Roh Kudus, dan tentang dosa yang tidak dapat diampuni.

*Pelajari pelajar i pelajaran sepekan ini untuk persiapan Sabat, 18 Maret.



*18-24 Februari
Pelajaran  8
ROH KUDUS DAN KARUNIA ROH
SABAT PETANG
Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: 1 Kor. 12:4-7,11; Ef. 4:7; 1 Kor. 12:14-31; Rm. 12:3-8; 1 Yoh. 4:1-3.
Ayat Hafalan: "Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbua­tan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang" (1 Korintus 12:4-6).
B
Berangkat untuk sebuah perjalanan bisnis yang panjang, seorang ayah me­ninggalkan anaknya untuk menjaga rumah mereka dengan tugas tertentu yang harus diselesaikan. Tetapi anak ini segera sadar bahwa ayahnya ti­dak menyediakan alat-alat dan perkakas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugasnya tersebut. Merasa frustrasi, anak ini akhirnya meninggalkan tugasnya itu tanpa melakukan sesuatu pun.
Demikian pula, ketika Yesus meninggalkan murid-murid-Nya dan pergi un­tuk bersama Bapa-Nya di surga, Ia memberikan mereka sebuah tugas tertentu: Khotbahkan kabar baik Injil kepada dunia. Namun Yesus tidak meninggalkan murid-murid-Nya tanpa dilengkapi. Apa yang Dia perintahkan untuk mereka lakukan dimampukan oleh-Nya, tetapi dalam nama-Nya dan melalui kuasa serta bantuan Roh Kudus. Dalam 1 Korintus 1:4-7 Paulus mengucap syukur "kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus. Se­bab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal;... Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karunia pun." Karunia-karunia Roh diberi­kan melalui Roh Kudus di dalam Kristus untuk membangun jemaat-Nya.
Pekan ini kita akan mempelajari Roh Kudus sebagai Pemberi semua karunia Allah yang Mahakuasa yang menakjubkan dan melihat perbedaan antara buah Roh dan karunia Roh.
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat, 25 Februari.
Minggu 19 Februari  Buah Roh dan Karunia Roh
Buah Roh dan karunia Roh memiliki Sumber yang sama. Namun demikian keduanya tidaklah sama. Tidak seorang pun dituntut untuk memanifestasikan sebuah karunia Roh, tetapi setiap orang haruslah memanifestasikan buah Roh. Karunia Roh tidaklah diperlukan untuk memberikan kesaksian terhadap kero­hanian seseorang, tetapi buah Roh diperlukan untuk hal itu. Sementara hanya ada satu buah, ada banyak karunia, dan beberapa karunia lebih besar dari yang lainnya.
Bacalah 1 Korintus 12:4-7,11. Apakah inti dari apa yang diajarkan Pa- ulus dalam ayat-ayat ini?
12:4 Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.
12:5 Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.
12:6 Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.
12:7 Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
12:11 Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.

Sementara semua bagian dari buah Roh di bentuk oleh Allah agar terlihat di dalam kehidupan pengikut-pengikut-Nya, tidak semua orang percaya memiliki karunia-karnia yang sama. Tidak ada perintah bahwa semua harus memiliki ka­runia yang tertentu, seperti berbahasa roh. Gantinya, Allah dengan kuasanya me­lengkapi orang-orang percaya dengan karunia yang berbeda-beda sesuai dengan apa yang tepat Tuhan lihat buat mereka. Karunia-karunia Roh diberikan agar kita dapat melayani orang lain dan membangun tubuh Kristus, yaitu jemaat- Nya. Karunia-karunia ini tidaklah diberikan untuk kesenangan atau kemuliaan diri kita. Semuanya dikaruniakan untuk maksud Allah yang lebih jauh.
Oleh karena itu, karunia Roh menjadi tidak berharga tanpa buah Roh. Sangat menarik di mana dalam konteks karunia Roh, kasih sering disinggung. Segera sesudah 1 Korintus 12 datanglah gambaran yang hakiki tentang kasih, dalam pa­sal 13. Efesus 4:11-13 diikuti ayat 15 dan 16 juga menyatakan kasih. Ayat-ayat selanjutnya sesudah Rm. 12:3-8, di mana karunia Roh disebutkan, muncullah perihal kasih (lihat Rm. 12:9, 10).
12:3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.
12:4 Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,
12:5 demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.
12:6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.
12:7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;
12:8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

12:9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
12:10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.

Karunia-karunia itu, bagaimanapun juga, adalah karunia yang dianugerah­kan, dan merupakan karunia dalam kasih. Semua karunia diberikan dari kasih dan dimaksudkan melayani kasih Allah dalam menjangkau orang lain. Melalui mengasihi orang lain, kita sedang menyatakan kasih Allah kepada mereka. Al­lah yang mengasihi dan Mahatahu menyediakan alat untuk menyelesaikan apa yang Dia sudah perintahkan untuk dilakukan oleh umat-Nya. Mungkin itulah sebabnya mengapa kasih adalah pemberian terbesar dari semua pemberian (1 Kor. 13:13).
Mengapakah kasih menjadi pusat dari semua yang kita lakukan seba­gai orang Kristen? Bagaimanakah kasih "memampukan" kita bersaksi?

SENIN 20 Februari  Allah, Pemberi Karunia Roh yang Berkuasa
Bukanlah kita yang memutuskan karunia apa yang kita miliki. Kata Yunani untuk karunia Roh adalah charismata—semua itu adalah karunia anugerah, di­bagikan dan diberikan oleh Allah sendiri. Kita tidak mendapatkannya oleh ka­rena status kita, posisi kita, kehormatan kita, pendidikan kita, atau penampilan kerohanian kita. Itu semuanya adalah pemberian, diberikan dengan gratis dari kasih agar kita dapat memenuhi tugas Allah yang diserahkan untuk kita lakukan.
Bacalah Efesus 4:7. Kita sering berpikir bahwa Roh Kudus adalah satu-satunya Pribadi yang memberikan karunia Roh. Rasul Paulus juga menghubungkan Yesus Kristus dengan pemberian karunia ini. Bagaima­nakah Yesus terlibat di dalam memberikan karunia ini?
Efesus 4:7
4:7 Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.

Paulus mengatakan bahwa anugerah Kristus berhak memberikan karunia ke­pada kita. Tetapi Roh Kuduslah yang membagikan karunia tersebut kepada ang­gota jemaat. Mereka yang sudah menerima Yesus Kristus menjadi Juruselamat pribadi mereka dan percaya kepada-Nya akan diperlengkapi oleh Roh Kudus dengan karunia Roh "seperti yang dikehendaki-Nya" (1 Kor. 12:11). Penganu­gerahan karunia adalah keputusan kekuasaan Allah.
Bakat alami dan sejenisnya bukanlah sebuah karunia rohani. Karunia-karunia rohani tidak sama dengan talenta alami yang seseorang dapat kembangkan me­lalui pendidikan yang hebat. Banyak orang yang bukan Kristen diberkati de­ngan talenta-talenta yang baik. Sementara segala sesuatu yang baik dan pem­berian yang sempurna adalah benar-benar berasal dari Allah (Yak. 1:17), Allah memutuskan untuk melengkapi umat-Nya yang percaya dengan karunia khusus dengan maksud untuk memberkati kehidupan orang Kristen lainnya dan untuk membangun jemaat-Nya. Allah juga dapat menggunakan satu talenta alami un­tuk maksud yang sama ketika orang tersebut menyadari bahwa talentanya itu sesungguhnya datang dari Allah dan dengan penuh doa dan penyerahan mende­dikasikan talenta tersebut untuk pekerjaan Allah.
Apakah yang dikatakan oleh Paulus kepada pembacanya di dalam 1 Korintus 12:14-31 mengenai pembagian karunia? Mengapakah cara pan­dang ini sangatlah penting untuk memahami bagaimana karunia rohani berfungsi di dalam jemaat?
1 Korintus 12:14-31
12:14 Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.
12:15 Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
12:16 Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
12:17 Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?
12:18 Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.
12:19 Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh?
12:20 Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.
12:21 Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau."
12:22 Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan.
12:23 Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus.
12:24 Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus,
12:25 supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.
12:26 Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.

12:27. Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.
12:28 Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.
12:29 Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat,
12:30 atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?
12:31 Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi.

Hanya Roh Kuduslah yang membagikan karunia sesuai dengan hikmat dan kehendak-Nya. Karena Dia mengasihi kita dan mengetahui yang terbaik bagaimana kita dapat melayani Dia dengan cara yang paling efisien, maka kita tidak perlu cemburu kepada orang lain dan kepada karunia yang mereka terima. Mencemburui karunia orang lain adalah sebuah tanda tidak bersyukur terhadap Allah dan meragukan hikmat-Nya dalam membagikan karunia tersebut.
Karunia apakah yang diberikan Allah kepada anggota jemaat Anda? Pekabaran apakah yang Anda bisa peroleh dari fakta bahwa orang yang berbeda memiliki karunia yang berbeda pula?

SELASA 21 Februari  Tujuan Karunia Roh
Bacalah Rm. 12:3-8 dan Efesus 4:8-12. Apakah maksud karunia Roh yang Allah berikan kepada kita?
Rm. 12:3-8
12:3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.
12:4 Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,
12:5 demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.
12:6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.
12:7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;
12:8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

Efesus 4:8-12
4:8 Itulah sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia."
4:9 Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?
4:10 Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.
4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

Dengan jelas karunia Roh diberikan untuk pelayanan, bukan untuk penyucian kita. Karunia Roh itu bukanlah trik ajaib yang memuaskan keingintahuan kita, bukan juga diberikan sebagai penangkal kejemuan. Kita sering berpikir karu­nia roh ini diberikan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan rohani kita, atau sebagai penguat dalam perjalanan kita bersama Allah. Hasilnya adalah sebuah pandangan tentang karunia Roh Kudus yang lebih berpusat kepada diri orang Kristen daripada berpusat pada Kristus. Cara pandang seperti itu lebih berfokus kepada diri kita daripada Allah. Ketika kita mencoba memperbaiki cara pandang kita bahwa karunia Roh berpusat kepada Allah maka kita akan menyadari bahwa karunia yang Allah karuniakan adalah untuk memenuhi beberapa maksud Ilahi: Karunia diberikan untuk memperkuat kesatuan jemaat dan untuk membangun jemaat (Ef. 4:12-16). Karunia diberikan untuk membawa pelayanan gereja yang ditugaskan Allah (Ef. 4:11, 12). Dan yang terutama diberikan untuk kemuliaan Allah (1 Pir. 4:10, 11).
Inilah alasannya mengapa karunia tersebut tidak pernah diberikan untuk me­nyenangkan kita. Karunia itu diberikan untuk mendatangkan perbaikan kepada orang lain (1 Pir. 4:10; 1 Kor. 14:12, 26). Karunia diberikan untuk membawa keuntungan rohani dan perbaikan bagi seluruh jemaat. Menjadi sebuah tragedi bila karunia Allah, yang seharusnya untuk membantu persatuan dalam jemaat, disalahgunakan sehingga hanya beberapa individu saja yang diperbaiki. Bila ini terjadi, setiap pribadi menerima keadaan yang tidak pantas. Ini malah akan me­numbuhkan perpecahan dan memberi ruang untuk terpecah-belah.
Terlalu sering kita menganggap karunia rohani hanyalah istilah kemampuan dan talenta yang kita terima. Sementara talenta dilibatkan dalam karunia ro­hani, kita harus mengingat bahwa pemberian karunia Roh selalu disertai oleh Roh Kudus dengan sebuah tugas atau pelayanan yang khusus (1 Pir. 4:10). Jadi, kita dapat mengatakan bahwa karunia rohani adalah kecakapan tertentu yang diberikan secara luar biasa oleh Allah melalui Roh Kudus. Karunia-karunia ini memampukan seseorang untuk sebuah bentuk pelayanan yang istimewa yang akan membangun jemaat. Untuk mencapai tujuan tersebut, karunia yang berbe­da-beda sangat diperlukan.
Mengapakah Anda pikir bahwa maksud utama karunia itu adalah un­tuk kesatuan jemaat? Bagaimanakah jemaat dengan karunia yang ber­beda-beda dapat membuat kesatuan dalam jemaat? Kebutuhan apakah yang diperlukan agar karunia yang berbeda di dalam jemaat lebih men­jadi berkat daripada sumber perpecahan?

RABU 22 Februari  Karunia itu, Dulu dan Sekarang
Bacalah 1 Korintus 14:1 dan bandingkan daftar yang berbeda dari 1 Korintus 12:7-11,27-31; Rm. 12:3-8; dan Efesus 4:11,12. Apakah karunia itu hanya diberikan kepada umat percaya di Perjanjian Baru? Menga­pakah karunia tersebut tersedia saat ini?
1 Korintus 14:1
14:1. Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.

1 Korintus 12:7-11, 27-31;
12:7 Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
12:8 Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.
12:9 Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.
12:10 Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
12:11 Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.

12:27. Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.
12:28 Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.
12:29 Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat,
12:30 atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?
12:31 Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi.

Rm. 12:3-8;
12:3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.
12:4 Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,
12:5 demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.
12:6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.
12:7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;
12:8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

Efesus 4:11,12.
4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

Ada orang Kristen yang berpikir bahwa karunia rohani yang disebutkan di dalam Perjanjian Baru hanyalah terbatas di zaman Yesus dan para rasul. Me­reka beralasan bahwa dengan kematian para rasul yang pertama maka karunia yang khusus juga sudah hilang, ditarik dari gereja. Untuk menyokong pandang­an mereka, dikutiplah 1 Korintus 13:10, ketika Rasul Paulus berkata, "Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap." Benar, memang akan ada waktunya ketika karunia akan lenyap. Namun mereka akan lenyap hanya ketika yang sempurna sudah datang, yaitu, ketika kita tidak lagi melihat melalui kaca yang gelap, tetapi muka dengan muka, ketika Yesus datang kembali. Alkitab mengatakan bahwa karunia rohani diberikan untuk memba­ngun jemaat (1 Kor. 12:28). Paulus memperingatkan umat percaya untuk "usa­hakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh" (1 Kor. 14:1). Karunia Roh diperlukan untuk kesehatan tubuh jemaat. Dengan tidak adanya bukti Alkitabiah bahwa Allah telah menghapus karunia Roh, maka kita beranggapan bahwa Dia telah merencanakan karunia ini tetap tinggal sampai jemaat sudah menyelesai­kan misinya, dan Kristus sudah datang kembali.
Pekerjaan Allah akan diselesaikan pada akhir zaman dengan kuasa dan ku­asa yang lebih besar daripada sebelumnya. Selama gereja dipanggil untuk, me­nyediakan dunia ini bagi kedatangan Kristus yang kedua kali, Allah tidak akan pernah meninggalkan jemaat-Nya tanpa bantuan untuk menyelesaikan misi me­reka. Tetapi karunia ini tidak akan menggantikan Alkitab, juga tidak mengambil tempat dari Alkitab. Namun Karunia Roh adalah penggenapan janji Alkitabi­ah untuk memperlengkapi umat percaya agar mereka dapat membangun tubuh Kristus dan mempersiapkan dunia untuk kedatangan Yesus yang segera.
Bacalah Efesus 4:11-13, khususnya ayat 13, yang berkata: "Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar ten­tang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang se­suai dengan kepenuhan Kristus." Apakah yang dikatakan ayat-ayat ini tentang dibutuhkannya karunia ini saat ini di jemaat kita?
Efesus 4:11-13
4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
4:13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,

KAMIS 23 Februari  Roh Kudus dan Karunia Membedakan Roh
Bacalah 1 Korintus 12:10; 14:29 dan 1 Yohanes 4:1-3. Mengapakah ka­runia membedakan roh sangatlah penting?
1 Korintus 12:10; 14:29
12:10 Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.

14:29 Tentang nabi-nabi--baiklah dua atau tiga orang di antaranya berkata-kata dan yang lain menanggapi apa yang mereka katakan.

1 Yohanes 4:1-3
4:1. Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.
4:2 Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah,
4:3 dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.

Sementara ada karunia asli dalam gereja, Alkitab juga mengamarkan kita un­tuk tidak memercayai setiap roh tetapi menguji roh-roh tersebut dengan me­nyelaraskan mereka dengan Alkitab, ketepatan kata-kata mereka yang terus- menerus, dan apakah mereka memuliakan Yesus sebagai Tuhan. Adalah penting untuk "membedakan bermacam-macam roh" (1 Kor. 12:10) karena bukan semua yang menganggap diri datang dari Allah benar-benar dari Allah. Kita diamarkan bahwa ada kuasa-kuasa kejahatan sedang mencari cara untuk menyesatkan ge­reja, dan bahwa akan ada karunia tiruan dari si Jahat yang menyerupai karunia rohani yang asli, seperti pengajaran palsu, nubuatan palsu, penglihatan yang pe­nuh dusta, bahasa roh palsu, kuasa-kuasa penyembuhan gaib, tanda-tanda yang menyesatkan, mukjizat dan keajaiban sesat, dan sebagainya.
Bahkan saat ini, beberapa yang menerima keabsahan karunia roh telah mena­ruh penekanan khusus pada beberapa karunia rohani dan telah memberikan perhatian yang tidak berdasar untuk tanda-tanda dan keajaiban khusus. Sangat menarik di mana Paulus mendaftarkan karunia membedakan roh tepat sesudah dia menyebutkan karunia "membuat mukjizat" dan karunia "bernubuat" dan se­belum ia menyebutkan karunia lidah (1 Kor. 12:10).
Agar menjaga gereja dalam kebenaran dan kesatuan dan untuk melindungi umat dari mengikuti pengajar-pengajar palsu dan dari tipuan tanda-tanda dan mukjizat palsu, Allah memberikan gereja-Nya karunia membedakan bermacam roh. Kedewasaan Alkitabiah, pengetahuan, dan kesetiaan terhadap Firman Allah dalam iman dan praktik dibutuhkan untuk membuat pengujian yang tepat. Da­sar dari semua cara untuk membedakan haruslah Firman Allah. Hanya melalui pengujian Firman Tuhan maka kita dapat ketahui dengan pasti apakah hal yang kita dengar atau lihat adalah sungguh dari Tuhan, ataukah dari tempat lain.
"Orang yang membuat pekerjaan mukjizat sebagai penguji imannya akan menemukan bahwa Setan melakukan hal yang sama, melalui sebuah tipuan khu­sus, menyatakan hal-hal yang mengherankan yang tampaknya seperti mukjizat- mukjizat yang asli.... Jangan biarkan hari-hari berlalu dan kesempatan-kesem- patan yang berharga hilang tanpa mencari Tuhan dengan segenap hati, pikiran, dan jiwa. Jika kita tidak menerima kebenaran di dalam kasih akan kebenaran itu, kita akan berada di antara mereka yang akan melihat mukjizat yang dilakukan Setan di hari-hari terakhir ini, lalu memercayainya. Banyak hal-hal aneh akan tampak seperti mukjizat-mukjizat yang mengherankan, yang seharusnya diang­gap sebagai hasil tipuan bapa segala dusta.... Orang-orang yang berada di bawah pengaruh roh-roh jahat akan melakukan mukjizat-mukjizat."—Ellen G. White, Selected Messages,Jld. 2, hlm. 52, 53.

JUMAT 24 Februari
PENDALAMAN :  Bacalah tulisan Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 8, hlm.  536-543, 624-634
Beberapa oang bertanya: "Mengapakah kita tidak melihat mukjizat-mukjizat yang sama, seperti mukjizat penyembuhan, saat ini yang dilihat juga di zaman Alkitab?"  Pertama, kita memang mendengar cerita-cerita tentang mukjizat. Dan sudah pasti juga banyak orang sudah pernah menyaksikannya langsung. Kedua, ketika membaca Alkitab, kita bisa mendapatkan kesan bahwa mukjizat-mukjizat yang lalu itu selalu terjadi. Namun kita mendapatkan kesan tersebut oleh karena Roh Kudus menginspirasikan penulis-penulis Alkitab untuk mencatat peristiwa-peristiwa yang penting di dalam membangun jemaat, dan peristiwa-peristiwa ini sering melibatkan mukjizat-mukjizat. Kita dapat bayangkan bahwa hampir di semua kasus, dan hampir semua waktu, segala hal yang lalu adalah cara yang sama saat ini: Orang-orang diajarkan Firman Allah dan kemudian merespons kembali kepada Roh Kudus. Dan akhirnya Ellen G. White menulis: "Cara Kristuss bekerja adalah mengkhotbahkan Firman, dan menghilangkan penderitaan melalui pekerjaan mukjizat penyembuhan. Tetapi saya diperintahkan bahwa kita tidak dapat bekerja saat ini dengan cara tersebut, karena Setan akan melakukan kuasanya dengan membuat mukjizat-mukjizat. Pelayan-pelayan Allah saat ini lidak dapat bekerja dengan alat mukjizat-mukjizat, karena pekerjaan-pekerjaan penyembuhan yang palsu, diakui dari Ilahi, akan dibuat Setan. Untuk alasan ini Tuhan telah menandakan sebuah cara yang oleh mana umat-Nya dapat lakukan untuk membawa ke depan sebuah pekerjaan penyembuhan fisik, digabungkan dengan pengajaran Firman. Rumah sakit haruslah didirikan, dan dengan insti­tusi-institusi, akan dibawa pekerjaan misionaris kesehatan yang asli. Jadi sebuah pengaruh yang terjaga diberikan kepada semua yang datang ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan."—Ellen G. White, Selected Messages, jld. 2, hlm. 54.
Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
1.    Apakah perbedaannya antara buah Roh dan karunia Roh?
2.    Bagaimanakah pengertian bahwa karunia itu diberikan oleh Allah yang pengasih dan bijaksana dapat menolong kita untuk menghargai jenis-jenis karunia di dalam jemaat kita?
3.    Mengapakah mukjizat kesembuhan dan tanda-tanda yang menghe­rankan bukanlah penuntun yang aman untuk menentukan kebenar­an? Apakah yang kita butuhkan untuk mengenal hal-hal ini?
4.    "Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku ber­kata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikir­kan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, te­tapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing" (Rm. 12:3). Peringatan penting apakah yang diberi­kan kepada kita di ayat ini? Bagaimana "tinggi"kah seharusnya kita berpikir tentang diri kita?
PENUNTUN GURU
RINGKASAN PELAJARAN

·         Ayat Inti: 1 Korintus 12:4-11
·         Anggota UKSS akan:
Mengetahui: Membandingkan buah Roh dengan karunia Roh. Menganal­isis perbedaan antara keduanya dan menemukan tujuan Ilahi Roh Kudus untuk karunia rohani.
Merasakan: Menghargai karunia Roh Kudus dan menumbuhkan keingin­an untuk menggunakan karunia yang diberikan Tuhan untuk membangun tubuh Kristus dan menjangkau keluar dalam pelayanan kepada orang lain.
Melakukan: Jadilah peka terhadap pekerjaan Roh Kudus dalam pemberi­an karunia rohani dan memilih untuk menggunakan karunia tersebut untuk memuliakan Allah.
·         Garis Besar Pelajaran:
I.        Mengetahui: Memahami Karunia Roh
A.        Bagaimanakah kita mendefinisikan karunia Roh? Apakah karunia Roh itu?
B.        Siapakah yang menentukan siapa yang menerima masing-masing karunia?
C.        Apakah perbedaan antara buah Roh dan karunia Roh?
A.        Mengapa begitu mudah untuk mengabaikan karunia rohani yang diberikan Allah bagi kita?
B.        Ketika kita merasa iri terhadap orang lain yang memiliki karunia- karunia yang banyak, apakah hal ini sesungguhnya katakan tentang sikap kita terhadap Allah?
A.       Apakah tujuan diberikannya karunia Roh Kudus?
B.        Bagaimanakah karunia Roh Kudus memungkinkan kita untuk ber­hubungan secara positif dengan anggota jemaat lainnya?
C.        Apakah fungsi yang karunia rohani miliki dalam membangun tu­buh Kristus dan melayani masyarakat?
Ringkasan: Ketika kita merespons secara positif terhadap bisikan Roh Ku­dus untuk mengenal Kristus dengan intim, Roh Kudus memberikan karunia, atau kapasitas yang dikaruniakan Ilahi, untuk masing-masing kita, sebagaima­na yang dikehendaki-Nya, untuk membangun tubuh Kristus, untuk melayani masyarakat pada umumnya, dan untuk memuliakan Tuhan.
Siklus Belajar
·         LANGKAH 1 - Memotivasi
Fokus Alkitab: 1 Korintus 12:4-11
Konsep Utama untuk Pertumbuhan Rohani: Roh Kudus memberikan ka­runia untuk setiap orang percaya untuk membangun gereja Kristus dan untuk mencapai misi Kristus dalam masyarakat. Allah tidak memberikan tugas kepa­da kita tanpa melengkapi kita untuk tugas itu. Dia tidak memberi kita sebuah misi tanpa memberi kita karunia yang diperlukan untuk memenuhi misi terse­but. Karunia Roh diberikan kepada setiap orang percaya agar ia dapat meme­nuhi peran sebagai anggota tubuh Kristus dalam memuliakan Allah melalui pelayanan dalam tubuh.
Untuk Guru: Pelajaran pekan ini mengungkapkan salah satu prinsip yang paling kuat dalam seluruh Alkitab untuk pertumbuhan gereja yang sehat. Allah telah memberikan setiap anggota karunia untuk pelayanan di gereja dan di ma­syarakat. Dia mungkin tidak menyadari karunia-karunia itu, tetapi Roh Kudus telah menanamkannya. Ketika kita mengakui karunia yang telah Allah berikan kepada kita dan menggunakannya untuk kemuliaan-Nya, gereja berfungsi se­bagai sebuah tubuh yang sehat.
Doronglah anggota UKSS Anda untuk berdoa agar Tuhan membantu mereka mengenali karunia-karunia mereka dan membimbing mereka dalam menggu­nakan karunia-karunia ini untuk memajukan kerajaan-Nya. Bagikanlah pemi­kiran bahwa Roh Kudus yang sama yang memberikan karunia itu akan meng­ungkapkan kepada masing-masing kita, karunia apakah yang Dia telah berikan dan bagaimana cara terbaik menggunakannya dalam pelayanan Kristus. Ketika kita peka terhadap pekerjaan Roh Kudus dan benar-benar berkomitmen untuk Kristus dan karya-Nya, Roh Kudus akan membimbing kita dalam memahami karunia kita dan mengajarkan kita bagaimana menggunakannya secara terbaik untuk memuliakan Tuhan.
Diskusi pembuka: Mari kita baca bersama-sama karunia-karunia Roh Ku­dus yang tercantum dalam 1 Korintus 12:27, 28 dan Roma 12: 6-8. Jika Anda bisa memilih untuk memiliki salah satu dari karunia-karunia ini, mana yang akan Anda pilih? Mengapakah Anda memilih karunia tertentu tersebut? Apa­kah yang membuat karunia tersebut Anda inginkan?
Dapatkah Anda mengingat satu ulang tahun khusus atau Natal ketika Anda masih anak-anak ketika Anda menginginkan sesuatu tetapi kecewa ketika Anda tidak mendapatkannya? Kekecewaan ini terjadi pada gadis kecil yang berdoa untuk seekor gajah. Dia merindukan bayi gajah sebagai hewan peli­haraan. Tidak ada yang ia inginkan lebih dari gajah yang nyata. Apakah Anda berpikir orangtuanya akan membelikan bayi gajah untuk dipelihara olehnya di halaman belakang? Tentu tidak! Mereka jauh lebih bijaksana daripada gadis kecil ini. Ada saat-saat ketika kita berdoa untuk "gajah-gajah," tetapi Allah jauh lebih bijaksana daripada kita dan menanamkan karunia-karunia kepada kita karena Dia paling tahu bahwa kita akan gunakan untuk memuliakan nama- Nya dalam pelayanan bagi-Nya.
Pertanyaan untuk Diskusi:
ü  Mengapakah Anda berpikir bahwa Roh Kudus memilih karunia untuk setiap orang percaya dan tidak mendorong kita untuk berdoa bagi karunia tertentu?
ü  Karunia-karunia apakah yang didorong supaya kita mencarinya? (Lihat 1 Kor. 12:30, 31.)
ü  Apakah perbedaan antara karunia rohani dan bakat alami?
ü  Mengapakah topik tentang karunia rohani begitu membesarkan hati?

·         LANGKAH 2 - Menyelidiki
Untuk; Guru: Setiap karunia Allah adalah diberikan kepada kita dari kelim- pahan kasih karunia dan kasih-Nya. Hal ini karena Dia mengasihi gereja-Nya begitu dalam sehingga Ia menanamkan kepada kita karunia-karunia itu untuk membangun gereja-Nya. Meskipun setiap orang Kristen tidak bisa melaku­kan semuanya, masing-masing dari kita dapat melakukan sesuatu bagi Kristus. Masing-masing telah diberikan karunia-karunia untuk pelayanan.
Meskipun karunia-karunia ini bervariasi, semua itu diperlukan untuk gereja yang sehat dan yang berfungsi. Tidak ada karunia yang superior dan inferior. Karunia menolong sama pentingnya bagi gereja sebagaimana karunia penyem­buhan. Karunia keramahan sama pentingnya dengan karunia pemberitaan. Ka­runia kemurahan hati sama pentingnya dengan karunia administrasi. Dapatkah Anda bayangkan sebuah gereja tanpa merfeka-mereka yang memiliki karunia menolong, karunia keramahtamahan, atau karunia kemurahan hati? Ini tentu akan menjadi kelompok orang yang dingin, berpusat pada diri, berfokus ke dalam. Setiap karunia itu penting. Sebagaimana rasul Paulus dengan begitu tepat katakan: "Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-ma­sing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikeher,daki-Nya.... Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan" (1 Kor. 12:18, 22). Bantulah anggota UKSS Anda untuk memahami bahwa setiap anggota perlu, masing-masing telah diberikan karu­nia oleh Allah, dan masing-masing dipanggil oleh Allah untuk menggunakan karunia tersebut, apakah mereka besar atau kecil,.untuk kemajuan kerajaan- Nya.
Komentar Alkitab
I. Roh Kudus Memberikan Karunia Rohani untuk Pelayanan
(Tinjau Kembali I Korintus 12:11 Bersama UKSS Anda.)
Jemaat Korintus itu penuh dengan masalah spiritual yang serius. Ada kecemburuan, iri hati, dan perselisihan di antara anggota (1 Kor. 3:3, 4). Immortalitas merayap ke dalam gereja (1 Kor. 5:1). Beberapa anggota bahkan mengancam untuk membawa orang lain ke pengadilan sipil untuk memecahkan masalah mereka (1 Korintus 6:1). Ada perdebatan mengenai makan daging yang diper­sembahkan kepada berhala, penyalahgunaan Perjamuan Tuhan, dan penyalah­gunaan karunia rohani (1 Kor. 8; 11; 14). Jemaat di Korintus ini terbagi-bagi, penuh dengan konflik, dan menghadapi perpecahan.
Dalam konteks ini bahwa Rasul Paulus, di bawah ilham Roh Kudus, menu­lis kepada mereka tentang karunia rohani sebagai kekuatan yang mempersatu­kan. Ia menguraikan tiga hal penting tentang karunia rohani dalam kehidupan dan pelayanan gereja:
1.        Tuhan yang berdaulat memberikan karunia sebagaimana Dia pilih. Kita tidak memilih karunia yang kita terima. Dia memilih karunia yang Dia beri.
2.        Setiap orang percaya menerima setidaknya satu karunia tertentu yang di­berikan oleh Roh Kudus.
3.        Fungsi semua karunia itu adalah untuk memuliakan Allah dengan mem­bangun gereja, menyatukan tubuh Kristus, dan menjangkau keluar dalam misi kepada masyarakat.
Ini adalah Roh Kudus yang sama yang mengajarkan setiap karunia kepada orang percaya. Paulus membuat titik ini terlalu sederhana untuk disalahpa­hami. "Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya" (1 Kor. 12:11). Ellen G. White menambahkan, "Kepada se­tiap orang diberikan beberapa karunia atau bakat khas yang akan digunakan untuk memajukan kerajaan Penebus."—Testimonies to the Church,]ld. 1, hlm. 4, 618. Masing-masing kita telah diberi karunia tertentu dengan Kristus untuk digunakan dalam pelayanan-Nya. Tidak ada yang ditinggalkan. Setiap karunia diperlukan untuk membangun kerajaan Allah dan memajukan pekerjaan-Nya.
Pertimbangkanlah Hal Ini: Apakah fungsi karunia rohani itu? Bagaimana­kah karunia ini berfungsi sebagai kekuatan yang mempersatukan dalam gereja?
·         LANGKAH 3 - Mempraktikkan
Untuk Guru: Pandulah UKSS Anda dalam diskusi praktis dalam bagaima­na menemukan karunia mereka dan bagaimana menggunakannya dalam pela­yanan Kristus. Tunjukkanlah bahwa Roh Kudus yang sama yang telah membe­rikan karunia-karunia itu akan mengungkapkannya. Berikut adalah beberapa langkah untuk membantu UKSS Anda menemukan karunia yang Allah telah berikan:
1.   Serahkanlah hidup Anda kepada Kristus dan bersyukurlah kepada-Nya untuk karunia Roh yang Dia telah berikan kepada Anda.
2.  Mintalah Dia mengungkapkan karunia itu.
3.  Analisislah area-area kesaksian dan pelayanan yang Anda rasa Tuhan me­manggil Anda untuk kemudian terlibat dalam pelayanan tersebut.
4.  Ingatlah bahwa karunia-karunia kita tidak datang sepenuhnya untuk di­kembangkan. Semakin banyak kita menggunakan karunia yang telah diberikan Allah, semakin mereka akan tumbuh, dan lebih efisien kita akan jadinya dalam menggunakan mereka.
5.  Carilah beberapa penegasan dari anggota tubuh Kristus lain bahwa Allah telah mengaruniakan kepada Anda karunia dalam bidang tertentu.
Pertanyaan Pemikiran:
ü  Ketika kita menyerahkan hidup kita kepada Yesus dan dibaptis, Dia berjanji untuk mengirim Roh-Nya untuk menguatkan kita untuk menghadapi goda­an Setan dan untuk memberikan karunia rohani untuk pelayanan. Mengapa, terkadang, kita gagal untuk mengenali karunia kita?
ü  Bagaimanakah kita bisa tahu apa karunia yang A llah telah berikan kepada kita?
Pertanyaan Penerapan:
ü  Bagaimanakah kita bisa saling membantu menemukan karunia rohani kita?
ü  Karunia apakah yang anggota UKSS lainnya miliki? Sesuai dengan keada­an UKSS Anda. Undanglah anggota untuk menamai beberapa karunia yang mereka lihat dalam anggota lainnya di UKSS Anda.
·         LANGKAH 4 - Menciptakan
Untuk Guru: Sementara kita menemukan karunia-karunia yang Allah telah berikan kepada kita dan menggunakannya untuk membangun gereja-Nya dan untuk bersaksi di masyarakat, kita akan menemukan sukacita dalam pelayan­an. Kepuasan rohani terjadi ketika kita menggunakan karunia itu yang telah diberi kepada kita untuk memberkati orang lain. Kita tidak mengambil kemu­liaan bagi karunia-karunia ini, karena kita tahu mereka adalah karunia yang diberikan oleh Tuhan yang penuh kasih untuk memajukan tujuan-Nya.
Aktivitas:
ü  Karunia apakah yang telah Tuhan berikan kepada Anda, dan bagaimanakah Anda bisa lebih efektif menggunakan karunia-karunia itu dalam pelayanan.
ü  Pikirkanlah beberapa proyek kreatif untuk UKSS Anda yang secara unik menggunakan karunia masing-masing anggota. Bagaimanakah Anda bisa secara kolektif menggunakan karunia tersebut untuk pekerjaan Kristus?




Pelajaran 7


*71-17 Februari





ROH KUDUS DAN BUAH ROH


SABAT PETANG


Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Yon. 15:1-11; Gal 5:22; 1 Kor. 13; Rm. 14:17; Ef. 5:9; Mat. 5:5.


Ayat Hafalan: "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejah­tera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembut­an, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu" (Galatia 5:22, 23).


Buah Roh adalah inti kehidupan Kekristenan. Ketika Rasul Paulus men­daftarkan sembilan aspek yang berbeda dari buah ini, ini semua hanya­lah satu buah yang harus dilihat secara satu kesatuan. Buah Roh tidak menyatakan apa yang seseorang mampu lakukan buat Allah melalui pemberian karunia dan talenta. Tetapi, menunjukkan bagaimana seseorang itu hidup bagi Allah. Buah ini menyatakan siapa orang itu sebenarnya. Semua kebajikan yang tertulis dalam Galatia 5:22, 23 ada di dalam Yesus Kristus. Oleh karena itu, buah Roh adalah kehidupan Kristus di dalam kita, yang dimungkinkan oleh kuasa Roh Kudus.


Buah Roh bukanlah sesuatu yang kita capai oleh usaha pribadi kita yang mur­ni. Adalah mungkin untuk menghasilkan dan menunjukkan beberapa kebajik­an yang sama melalui melatih kuasa kemauan kita. Tetapi hal tersebut tidaklah sama seperti yang Roh Kudus lakukan di dalam kita. Apa yang kita hasilkan oleh diri kita adalah sama seperti buah (yang terbuat dari) lilin dan bukan yang asli. Buah lilin tersebut adalah imitasi. Dari kejauhan tampaknya sama indahnya de­ngan yang asli, tetapi rasanya aneh dan jauh berbeda dari buah yang asli. Buah asli tidak dapat dibuat dengan mesin. Itu bertumbuh dari sebuah hubungan. Ke­tika Roh Kudus berhubungan dengan Yesus, melalui Firman-Nya yang Tertulis, tabiat-tabiat-Nya mulai dinyatakan di dalam kehidupan kita.

r

*Pelajarilah pelajaran sepekan ini untuk persiapan Sabat, 18 Februari.

Minggu 12 Februari Syarat Agar Berbuah

Bacalah Yohanes 15:1-11. Mengapakah buah hanya dapat dihasil­kan melalui hubungan yang hidup dengan Yesus, pokok anggur itu? Bagaimanakah kita dapat tinggal dalam Dia?

Yohanes 15:1-11

15:1. "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.

15:2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.

15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

15:6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.

15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

15:8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."



15:9. "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.

15:10 Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.

15:11 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.

Rahasia pertama agar orang Kristen sejati menghasilkan buah adalah tinggal dalam Kristus. Terpisah dari Kristus, kita tidak dapat menghasilkan buah kero­hanian yang asli. Buah Roh tidak dapat dipaksakan kepada kila dari luar, tetapi itu adalah hasil dari kehidupan Kristus di dalam kita. Dalam Yohanes 15:1-11, Yesus mengkatakan kepada kita bahwa menghasilkan buah adalah hasil dari ke­hidupan Kristus, pokok anggur itu, mengalir melalui cabang-cabang umat perca­ya. Pembentukan buah adalah pekerjaan Allah melalui Yesus Kristus.

Tanggung jawab umat percaya adalah tinggal di dalam Kristus. Ketika Kris­tus tinggal di dalam pikiran kita, Dia akan dapat terlihat dalam tindakan-tindakan kita. Yesus menghidupkan kehidupan-Nya di dalam kita. Kehidupan yang dihidupkan Kristus akan dihasilkan di dalam kita, dengan maksud agar kita me­mantulkan tabiat-Nya.

Buah Roh adalah tabiat Kristus, dihasilkan olph Roh Kudus di dalam pengi­kut-pengikut Kristus. Ketika Kristus tinggal di dalam kita, kita akan "hidup oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging" (Gal 5:16).

Dalam kata-kata Yesus: "Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik" (Mat. 7; 17, 18). Buah yang baik adalah produk alami dari hubungan kita dengan Yesus me­lalui Roh Kudus. Ketika kita bekerja sama dengan pekerjaan Roh Kudus yang mendesak di dalam hati kita, buah Roh menjadi bukti dalam kehidupan kita. Tabiat kita akan diubahkan untuk memantulkan tabiat Yesus Kristus melalui apa yang kita katakan dan pikirkan. Roh Kudus akan memberikan kita kekuatan un­tuk hidup penuh kemenangan dan untuk mengembangkan semua kebajikan yang menjadi tabiat dari mereka yang disebut anak-anak Allah.

Di dalam 2 Timotius 3:5, Rasul Paulus menggambarkan orang-orang yang "secara lahiriah menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakikat­nya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu." Apakah perbedaan antara sebuah kehidupan yang beragama dan sebuah kehi­dupan yang dipenuhi dengan Roh Kudus? Bagaimanakah kita tahu jenis yang mana yang sedang kita hidupkan dalam diri kita?



SENIN 13 FEBRUARI Buah Kasih

Bacalah Galatia 5:22 dan 1 Korintus 13 kembali. Mengapakah kasih menjadi aspek buah Roh yang pertama dan utama? Bagaimanakah kasih bisa memengaruhi semua aspek buah yang selanjutnya?

Galatia 5:22

5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,

1 Korintus 13

13:1. Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.

13:2 Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.

13:3 Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.

13:4. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.

13:5 Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.

13:6 Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.

13:7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

13:8. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.

13:9 Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.

13:10 Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.

13:11 Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.

13:12 Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.

13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.



Kasih seharusnya menuntun dan memahkotai berbagai ciri buah Roh dan ka­sih meresap ke semua buah. Artinya semua kualitas buah yang tertulis dapat dili­hat sebagai bagian dari kasih. Karena Allah adalah kasih (1 Yoh. 4:8), kebajikan Kekristenan tertinggi adalah kasih (1 Kor. 13:13). Kasih Allah adalah fondasi dan sumber dari semua kebaikan yang lainnya. Kasih Allah dicurahkan kepada kita dalam hati kita melalui Roh Kudus (R m. 5:5). Kasih adalah bukti bahwa kita adalah anak-anak Allah.

Kasih ini jauh lebih tinggi daripada rasa sayang manusia. Kasih ini tidak da­pat diusahakan oleh manusia. Kasih datang sebagai hasil tinggal dalam Kristus. Jenis kasih seperti ini murah hati dan tanpa pamrih. Hanya kasih inilah yang memiliki kekuatan untuk mengubah. Dalam sifatnya yang lembut namun kuat, kasih Ilahi menuntun orang berdosa kepada pertobatan dan membangunkan ke­inginan untuk sesuatu yang lebih baik. Kasih memiliki kekuatan untuk menya­tukan—bahkan terhadap musuh sekalipun (Luk. 6:27, 28; Rm. 5:8). Jadi, oleh kasih kita kepada orang lain dunia akan tahu bahwa orang Kristen adalah benar- benar pengikut Kristus (Yoh. 13:35). Buah kasih ini akan menuntun orang Kris­ten menunjukkan pengertian dan kepekaan terhadap orang lain.

Adalah menarik melihat gambaran utama kasih dalam 1 Korintus 13 yang terletak antara pasal 12 dan 14. Kedua pasal itu berkaitan dengan buah Roh. Na­mun pasal 13, berhubungan dengan kasih: Buah Roh. Bahkan pemberian yang terbesar sekalipun tidak berarti tanpa kasih. Karunia-karunia Roh Kudus tanpa buah Roh menjadi tidak berdaya dan tidak dapat menghasilkan berkat yang Al­lah inginkan. Namun kasih adalah perekat untuk mengikat semua nilai kebajikan buah Roh ke dalam sebuah persekutuan menyeluruh dan memberikan keabsahan kepada segala sesuatu yang kita lakukan.

Di bagian manakah dalam kehidupanmu kekurangan kualitas kasih? Mintalah kepada Roh Kudus untuk mengisi dirimu dengan kasih terha­dap orang yang Anda temui setiap hari. Bagaimanakah Anda dapat me­nunjukkan kasih kepada sesamamu? Bagaimanakah kasih memengaruhi nilai-nilai kebajikan lain yang ada di dalam buah Roh?



SELASA 14 Februari

Sukacita, Damai Sejahtera, dan Kesabaran

Roma 14:17 berbunyi: "Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus." Sukacita adalah reaksi kasih kepada berkat Allah dan belas kasihan-Nya yang besar, dan pengampunan.

Saat ini, biasanya sukacita manusia difokuskan kepada hal-hal duniawi dan dipengaruhi oleh kondisi sekitar kita. Sukacita yang berakar di dalam buah Roh berfokus pada Allah dan apa yang Dia sudah lakukan buat kita. Sukacita itu ti­dak dimotivasi oleh situasi sekitar kita. Sebagai umat Allah, kita haruslah bersu- kacita. Ini bukan berarti kita harus tersenyum setiap saat, walaupun senyum per­sahabatan itu memang memberikan banyak arti. Tetapi kepercayaan kita kepada Allah akan memberikan kita alasan-alasan yang berlimpah untuk bersukacita melalui kata-kata yang tidak terucapkan terhadap apa yang sudah Dia lakukan kepada kita dan di dalam kita. Sukacita rohani adalah hasil iman yang aktif.

Bacalah Yoh. 14:27 bersamaan dengan Rm. 14:17. Bagaimanakah da­mai sejahtera berkaitan dengan Roh Kudus?

Yoh. 14:27

14:27 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.



Rm. 14:17

14:17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.



Damai sejahtera lebih bertahan daripada sukacita. Damai sejahtera datang sebagai hasil pembenaran oleh iman dalam Tuhan Yesus Kristus (Rm. 5:1). Ke­tika kita berdamai dengan Allah, Roh Kudus akan menuntun kita untuk menjadi lebih tenang dan sabar terhadap orang lain. Karena Allah damai sejahtera akan bersama-sama dengan kita (Flp. 4:9) melalui Roh Kudus, kita tidak akan ber­sungut dan mendendam kepada orang lain. Gantinya kita akan berusaha hidup sedamai mungkin dengan semua orang (Rm. 12:18).

Bacalah 2 Ptr. 3:9. Bagaimanakah kesabaran memantulkan tabiat Al­lah?

2 Ptr. 3:9

3:9. Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.



Kesabaran bukanlah sebuah ciri umum umat manusia. Itu artinya kalah terha­dap yang lain dan terhadap keadaan, bahkan ketika segala sesuatu tidak berjalan lancar. Benar, bahkan ketika di dalam pencobaan, kita tidaklah sendiri. Allah menjaga kita melalui Roh Kudus-Nya dan membangun kesabaran, yang adalah ciri khas umat percaya di akhir zaman (Why 14:12). Hanya mereka yang bertu­juan kepada tujuan yang pantas yang dapat menjadi orang sabar.

Sukacita, damai sejahtera, dan kesabaran. Berapa banyakkah dari buah ini yang Anda alami dalam hidup Anda? Di bagian manakah yang Anda butuh agar lebih berguna dalam diri Anda?



Rabu 17 FebruariKemurahan, Kebaikan, dan Kesetiaan

Bacalah 1 Korintus 13:4. Mengapakah kemurahan yang sejati me­miliki penarikan positif kepada orang lain? Di manakah Anda melihat kemurahan Allah dalam hubungannya dengan manusia?

1 Korintus 13:4

13:4. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.



"Kemurahan" adalah kata yang sering digunakan dalam menggambarkan campur tangan Allah terhadap umat-Nya. Kemurahan juga menggambarkan hubungan kita dengan orang lain di dalam kegagalan mereka. Allah bisa saja menjadi lebih kasar sehubungan dengan kesalahan-kesalahan kita. Namun, Dia memperlakukan kita seperti seorang ayah yang pengasih memperlakukan anak­nya yang sedang belajar (Hos. 11:1-4). Mungkin tidak ada hal yang lebih mem­permalukan kesaksian Kekristenan dan pelayanan kita lebih daripada tidak me­miliki kemurahan hati. Untuk menjadi berkemurahan tidak memerlukan uang, tetapi kemurahan itu dapat membuka pintu kepada hati orang lain. Tidak peduli betapa teguhnya kita memiliki bukti, kita tidak boleh menjadi orang yang tidak baik dalam hubungan kita dengan orang lain, apa pun kesalahan dan permasa­lahan mereka. Menyatakan kemurahan adalah tanda terbesar akan tabiat seorang yang agung.

Bacalah Efesus 5:9. Apakah yang menemani kebaikan dalam ayat ini?

Efesus 5:9

5:9 karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,



Kebaikan adalah kasih dalam tindakan. Kebaikan yang bertumbuh sebagai buah Roh juga mencakup pekerjaan dan tindakan-tindakan kebaikan adalah ke­baikan yang menjadi pekerjaan praktis dari kasih. Ketika Roh Suci berdiam di dalam kita, akan terdapat aliran kebaikan positif kepada orang-orang yang ber­hubungan dengan kita.

Bacalah Galatia 5:22. Mengapakah penting untuk dapat dipercaya dan setia di dalam perjalanan Kekristenan kita dengan Allah?

Galatia 5:22

5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,



Apa yang terdapat dalam sudut pandang ayat ini adalah kesetiaan tabiat dan tindakan yang dinyatakan melalui Roh Kudus. Kesetiaan berarti dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Mereka yang setia akan melakukan apa yang mereka telah janjikan untuk dilakukan. Kesetiaan juga adalah sebuah ciri khas Yesus Kris­tus, yang disebut "Saksi yang Setiawan" (Why. 1:5), dan Allah Bapa yang me­megang janji-janji-Nya dan setia dengan semua yang Dia lakukan (1 Kor. 1:9; 10:13; 1 Tes. 5:24; 2 Tes. 3:3). Di dalam kesetiaan, kita memantulkan gambar Allah dalam kehidupan kita. "Bukanlah hasil-hasil yang besar yang kita peroleh, tetapi motif apa yang menggerakkan, yang bernilai bagi Allah.. Dia menghargai kebaikan dan kesetiaan lebih daripada pencapaian pekerjaan yang besar."—El- leh G. White, Testimonies for the Church, jld. 2, hlm. 510, 511.



KAMIS 18 Februari Kelemahlembutan dan Penguasaan Diri

Bacalah kembali Galatia 5:23 dan Matius5:5. Mengapakah kelemahlem­butan sangat penting untuk kepemimpinan seperti Kristus?

Galatia 5:23

5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.



Matius 5:5

5:5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.



Kelemahlembutan bukan berarti kelemahan. Pada kenyataannya, Musa di­sebutkan sebagai orang paling lembut hat!"di atas dunia ini (Bil. 12:3); namun ia adalah seorang pemimpin umat Allah yang sangat kuat. Orang yang lembut hatinya bukanlah peribut, suka bersungut, atau cinta diri. Sebaliknya mereka melayani dengan sebuah roh yang lemah lembut. Kelemahlembutan dapat men­jadi ekspresi lahiriah iman dan percaya diri yang ada di dalam, bukan dalam diri sendiri tetapi dalam kuasa Allah, yang bekerja dalam diri kita. Sering kali mereka yang terkenal bicara keras, ribut, dan sombong adalah sedang menutupi perasaan yang tidak aman dan ketakutan.

Bacalah Galatia 5:23 dan Amsal 16:32. Penderitaan apakah yang da­tang bila kita tidak dapat mengendalikan diri? Berkat apakah yang kita terima jika kita mengendalikan diri dan bersabar dalam hidup kita?

Galatia 5:23

5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.



Amsal 16:32

16:32. Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.



Bagian terakhir dari buah Roh adalah pertarakan atau pengendalian diri. Di sini kita semua perlu berhati-hati, karena siapakah yang tidak bergumul dengan diri sendiri dalam satu bagian atau bagian lainnya? Sebelum seseorang mengu­asai sebuah kota, sebuah komunitas, atau sebuah gereja, dia harus mampu me­ngendalikan rohnya sendiri. Pertarakan yang benar adalah pengendalian bukan hanya terhadap makanan dan minuman, tetapi pada setiap fase kehidupan.

Semua aspek yang disebutkan di atas adalah bagian dari satu buah Roh. Ke­tika Alkitab menggambarkan pekerjaan Allah dalam kehidupan kita, aspek etis kekudusan memiliki prioritas terhadap karunia karismatik. Keserupaan dengan Kristus dalam semua tampilannya adalah hal yang penting di dalam kehidupan orang percaya. Karena buah Roh adalah tanda umum umat percaya yang unik di mana saja, buah Roh menghasilkan persatuan yang dapat dilihat di dalam jemaat-Nya.

Pikirkan tentang area kehidupanmu yang memerlukan pengendalian diri lebih lagi. Mungkin Anda baik di satu bagian tetapi lemah di bagian lain. Mengapakah sangatlah penting untuk memiliki, melalui kuasa Al­lah, penguasaan dalam semua bagian kehidupan? Bagikan jawabanmu di UKSS Anda pada hari Sabat.



JUMAT  19 Februari



Pendalaman: Dalam bahasa modern ayat dalam Galatia 5:22, 23 dapat di­baca seperti ini: "Buah Roh adalah sesuatu yang penuh kasih sayang, kecende­rungan untuk mengasihi, roh yang bercahaya dan temperamen yang gembira, pikiran yang tenang dan sikap yang diam, menunjukkan kesabaran terhadap ke­adaan-keadaan yang sulit dan terhadap orang-orang yang suka menguji, sebuah pandangan yang bersimpati dan memberi pertolongan yang bijaksana, keputus- an yang murah hati dan kebaikan hati yang besar, kesetiaan dan dapat dipercaya dalam semua keadaan, kerendahan hati yang melupakan diri untuk sukacita bagi orang lain, mengendalikan diri dalam segala hal, yang adalah tanda terakhir ke­sempurnaan. Inilah jenis tabiat yang disebut Buah Roh. Segala sesuatu di dalam dunia ini adalah buah. Ini bukan karena perjuangan diri, tetapi karena tinggal di dalam-Nya; bukan karena kecemasan, tetapi karena percaya; bukan oleh usaha, tetapi oleh iman"—S. Chadwick, di dalam tulisan Arthur Walkington Pink, The Holy Spirit (Bellingham, Wash.: Logos Bible Software, n.d.), pasal 30.

"Jika kasih akan kebenaran itu ada di dalam hatimu, Anda akan berkata-kata tentang kebenaran. Anda akan membicarakan berkat pengharapan yang Anda miliki di dalam Yesus. Jikalau Anda memiliki kasih di dalam hati Anda, Anda akan berusaha mengangkat dan membangun saudara Anda dalam iman yang pa­ling suci. Jika ada kata jahat terlepas yang merusak tabiat saudara atau sahabat Anda, jangan dukung pembicaraan jahat ini. Ini adalah pekerjaan musuh. Ingat­kanlah si pembicara bahwa Firman Allah melarang percakapan seperti itu"—El- len G. White, Ye Shall Receive Power, hlm. 76.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:

1.      Dalam UKSS, bicarakan pertanyaan terakhir yang ada pada pelaja­ran hari Kamis sehubungan dengan pengendalian diri. Mengapakah kemenangan atas dosa sangatlah penting jika kita diselamatkan oleh anugerah? Bahkan, bukankah Injil adalah soal pengampunan dosa? Pada saat yang sama pikirkan mengenai tabiat Yudas dan apa yang dilakukan oleh dosa ketamakan terhadap dirinya. Apakah yang dapat kita pelajari dari pengalamannya untuk menjawab pertanyaan men­genai kebutuhan akan kemenangan? Juga bagaimanakah kutipan El- len White berikut ini dapat membantu menjawab akan pentingnya kemenangan atas dosa? "Satu sifat tabiat yang salah, satu keinginan berdosa yang dibuahi, akan seccpatnya memusnahkan semua kekuatan Injil."—Testimoniesfor the Cliurch, jld. 5, hlm. 53.

2.      Mengapakah buah Roh lebih penting daripada semua karunia Roh?

3.      Bacalah dengan keras 1 Korintus 13 dalam UKSS dan bicarakan apa­kah artinya. Mengapakah Paulus menaruh sebuah penekanan besar akan kebutuhan terhadap kasih? Bagaimanakah kita dapat belajar untuk mengasihi sesuai dengan yang Paulus sampaikan? Mengapakah mati terhadap diri dan tinggal di dalam Kristus sangatlah penting, khu­susnya dalam mengasihi mereka yang benar-benar tidak kita sukai?

4.                    Penuntun Guru



·         Ayat Inti: Galatia 5: 22-26, Yohanes 15:1-8

·         Anggota UKS S akan:

Mengetahui: Mengakui kebutuhan mutlak untuk tinggal di dalam Kristus agar dapat mengembangkan buah Roh dalam hidup seseorang. Merasakan: Mengalami suatu keinginan yang semakin dalam untuk meng­habiskan waktu dengan Yesus dan mengembangkan buah Roh. Melakukan: Memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama dengan Yesus dalam doa, belajar Alkitab, dan meditasi Kristiani untuk mengem­bangkan buah Roh dalam setiap aspek hidup seseorang.

·         Garis Besar Pelajaran:

I.        Mengetahui: Spiritualitas dan Buah Roh

A.        Dapatkah Anda menjadi Kristen yang sejati tanpa mewujudkan bu­ah Roh dalam kehidupan Anda sendiri? Mengapa ya, atau menga­pa tidak?

B.        Apakah bukti-bukti buah Roh?

II.      Merasakan: Tinggal di Dalam Kristus dan Buah Koh

A.        Ketika perasaan biasa dan seseorang berbicara kata-kata kasar dan Anda menanggapinya dengan kasih, kebaikan, kesabaran, dan pe­ngendalian diri, apakah yang hal tersebut lakukan untuk Anda? Un­tuk hubungan Anda?

B.        Bagaimana perasaan Anda ketika Anda tidak menunjukkan buah Roh dalam keadaan yang tegang? Perasaan apakah yang Anda mi­liki ketika Anda tidak mengasihi, tidak sabar, atau tidak baik?

III.    Melakukan: Hidup Sehari-hari dan Buah Roh

A.        Menentukan untuk mengatur beberapa waktu yang disisihkan seti­ap hari untuk menghabiskan waktu dengan Yesus dan melakukan inventarisasi kehidupan rohani Anda sendiri.

B.        Menyerahkan sejumlah waktu yang pasti setiap hari untuk tinggal di dalam Kristus melalui berdoa dan belajar Firman.

Ringkasan: Buah Roh bukanlah sifat karakter alami manusia. Ini adalah hasil dari tinggalnya dalam Yesus yang menghasilkan perubahan supranatural dalam kehidupan setiap orang percaya. Buah Roh adalah bukti bahwa kita me­miliki hubungan yang berakar dengan Kristus. Pohon yang sehat akan meng­hasilkan buah yang sehat dalam kelimpahannya. Sebagai orang Kristen, kita tidak berjuang dengan kekuatan kita sendiri untuk menghasilkan buah Roh. Sementara kita tinggal di dalam Yesus, melalui mempelajari Alkitab dan ber­doa, Dia mengembangkan buah ini dalam diri kita.

·         LANGKAH 1 - Memotivasi

Fokus Alkitab: Galatia 5:22,23

Konsep Utama untuk Pertumbuhan Rohani: Motivasi terbesar untuk ke­taatan dan pelayanan adalah kasih. Kasih Allah bagi kita adalah hidup yang bersifat mengubah. Memahami kasih-Nya akan mengubah kita. Sementara kita menerima kasih-Nya, kita mampu untuk mengasihi. Mengasihi Allah me­mungkinkan kita untuk mengasihi orang lain. Berpisah dari Allah, hati manu­sia secara alami bersifat egois dan tidak mampu benar-benar mengasihi.

Ketika kita menghabiskan waktu memandang kasih Allah, yang terungkap dalam Kristus, kita akan diubahkan. "Berjalan dalam Roh" (Ggl. 5:25) adalah menetapkan pikiran kita pada Kristus. Hal tersebut adalah untuk "tinggal di dalam [Kristus]" (1 Yoh. 4:13). Hal ini menghabiskan waktu kita dengan Kris­tus. Sementara kita menempatkan prioritas pada hubungan kita dengan Kris­tus, kasih-Nya akan mengalir ke dalam hati kita, dan buah Roh akan terwujud dalam kehidupan kita. Ellen G. White menyatakan hal itu dengan indah: "Bila kita mengenal Allah karena kita mendapat hak istimewa untuk mengenal Dia, kehidupan kita menjadi kehidupan yang suka menurut. Oleh menghargai tabiat Kristus, oleh hubungan dengan Allah, dosa akan menjadi satu kebencian bagi kita."—Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 309.

Untuk Guru: Pelajaran pekan ini berfokus pada pengembangan buah Roh dalam hidup kita. Kita akan mempelajari masing-masing kualitas karakter yang dikenal sebagai buah Roh, yang diuraikan dalam Galatia 5:22, 23. Kuali­tas karakter ini benar-benar merupakan ciri karakter Kristus. Yesus mengasihi, sabar, murah hati, baik, dan tidak mementingkan diri sendiri. Dia selalu me­nunjukkan kelembutan dan pengendalian diri. Dia mengungkapkan kesetiaan kepada kehendak Bapa dan kedamaian yang sempurna, atau kepercayaan, da­lam Bapa surgawi-Nya.

Sementara kita memandang Dia, kita akan menjadi seperti Dia yang kita kagumi. Karena Roh Kudus dikirim untuk "bersaksi tentang" (Yoh. 15:26) dan "memuliakan" (Yoh. 16:14) Yesus, sementara kita menyerah kepada bisikan- Nya dan tunduk kepada kekuasaan-Nya yang menginsafkan, Roh Kudus akan bersaksi tentang, dan memuliakan, Yesus dalam hidup kita sendiri. Kasih Kris­tus akan terungkap di dalam dan oleh kita (I Yoh. 3:1-3; 4:9-11). Tidak mung­kin untuk benar-benar mengasihi Allah namun tidak mengasihi orang di sekitar kita. Kasih Allah adalah sumber dari mana semua arus kasih sejati mengalir. Mengasihi-Nya, kita saling mengasihi satu sama lain. Semakin kita mengasi­hi Allah, semakin kasih-Nya mengalir melalui kita kepada orang lain (1 Yoh. 4:12-16). Masing-masing dari buah Roh tumbuh dari kasih kita kepada Allah dan kasih-Nya bagi kita.

)

Diskusi pembuka: Dalam Galatia 5, Rasul Paulus bcrbicara tentang "berja­lan dalam roh" (Gal 5:16) serta "perbuatan daging" (Gal. 5:19). Dia mendo­rong kita untuk menyalibkan "daging dengan segala hawa nafsu dan keingi­nannya." (Lihat Gal. 5:17, 24) Tanyakanlah UKSS Anda apa artinya "berjalan dalam Roh" dalam kehidupan kita sehari-hari? Apakah artinya "menyalibkan daging?"

Bacalah Galatia 5:22-24 dan mintalah anggota UKSS untuk menjelaskan bagaimana masing-masing dari kita dapat menunjukkan buah Roh dalam hi­dup kita. Ajaklah anggota UKSS untuk berbagi dalam membantu mereka un­tuk "menyalibkan" daging dan "berjalan dalam Roh." Bagaimanakah mere­ka dapat menemukan cara untuk mengizinkan Roh Kudus untuk menyatakan diri-Nya dalam kehidupan mereka? Undanglah anggota UKSS untuk berbagi pengalaman dalam kehidupan ibadah mereka di mana mereka merasa sangat berarti bagi pertumbuhan Kekristenan mereka.

Pertanyaan untuk Diskusi:

ü  Apakah yang bisa kita pelajari dari ekspresi Rasul Paulus, "berjalan dalam Roh" (Gal. 5:16), tentang menghidupkan suatu kehidupan yang menyata­kan buah Roh?

ü  Apakah buah Roh sesuatu yang kita kembangkan, atau hal itu adalah karu­nia yang tampaknya diberikan kepada kita secara otomatis oleh Allah? Je­laskan. Jika kita mengembangkan buah Roh, bagaimanakah kita mengem­bangkannya, dan dari manakah kekuatan untuk mengembangkannya berasal?



·         LANGKAH 2 - Menyelidiki

Untuk Guru: Penelitian medis modern telah menemukan bahwa diet nabati mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, kanker, obesitas, dan diabetes tipe 2. Anda tidak perlu diet yang berbeda untuk mengurangi risiko masing-masing dari penyakit ini. Makan berbagai macam buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran akan mengurangi tidak hanya risiko penyakit arteri koroner, tetapi juga risiko penyakit pembunuh lain dalam abad kedua puluh satu ini.

Hal yang sama berlaku untuk pertumbuhan rohani. Kita tidak memerlukan pendekatan yang berbeda untuk masing-masing penyakit rohani yang menim­pa kita. Ketidaksabaran, ketidakramahan, cemburu, iri hati, dan nafsu semua­nya memiliki obat yang sama—Yesus. Kemarahan, kebencian, iri hati, dan kepahitan semuanya menemukan solusi di dalam Dia. Buah Roh adalah bukti luar bahwa kita telah menghabiskan waktu dengan Kristus dan hati kita dipe­nuhi dengan kasih-Nya.



Komentar Alkitab

I. Bertumbuh dalam Kristus dan Buah Roh

(Tinjau Kembali Yohanes 15:4 Bersama UKSS Anda.)

Yesus adalah solusi akhir untuk semua masalah rohani kita. Dia menyatakan kebenaran kekal ini: "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak bisa, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku'YYoh. 15:4). Untuk tinggal di dalam Kristus adalah mengem­bangkan suatu hubungan yang berkelanjutan, setiap hari dengan-Nya. Cabang tidak tumbuh dan menghasilkan buah jika mereka bersatu dengan anggur pada satu hari dan putus pada hari berikutnya. Beberapa pribadi naik pada gelom­bang semangat kerohanian yang tinggi pada satu hari dan tampaknya berjalan dalam lembah kelalaian pada hari berikutnya. Sebuah hubungan yang dinamis, yang penuh arti dengan Yesus yang mencerminkan karunia Roh Kudus da­lam kehidupan bukanlah suatu pengalaman yang hidup lagi dan mati lagi. Ini adalah suatu kehidupan sehari-hari, suatu persekutuan yang konstan dengan Kristus.

Datang kepada-Nya, tinggal di dalam Dia, dan diam dalam kasih-Nya, kita menjadi penuh kasih, sabar, baik, lembut, dan mengendalikan diri. Pertim­bangkan pernyataan dahsyat ini: "Akar mengirimkan makanan melalui ranting ke ranting yang paling jauh. Demikian juga Kristus menyampaikan aliran ke­kuatan rohani kepada setiap orang percaya. Selama jiwa itu disatukan dengan Kristus, jiwa itu tidak terancam bahaya layu atau busuk. Hidup pokok anggur itu akan ditunjukkan dalam buah yang harum pada ranting-rantingnya. 'Sia­pa yang tetap di dalam Aku' kata Yesus, 'dan Aku di dalam dia, ia berbuah lebat; sebab di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa.' Bila kita hidup oleh iman kepada Anak Allah, buah-buah Roh akan kelihatan dalam kehidup­an kita, tidak satu pun akan hilang."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 320.

Kunci untuk mewujudkan buah Roh dalam hidup kita tidak menempatkan masing-masing kita pada beberapa daftar rohani dan menandai daftar itu ketika kita dianggap telah mencapai tujuan kita. Sebaliknya, berfokus pada mengenal Yesus dan membiarkan Dia mengungkapkan buah Roh-Nya di dalam diri kita. Ketika pohon buah dari seorang petani menghasilkan panen yang berlimpah, ia bersukacita. Dia berjaya pada waktu panen melimpah. Hal ini mirip de­ngan Allah. Bapa surgawi kita bersukacita ketika kita mengizinkan Roh Kudus menghasilkan buah-Nya dalam hidup kita (Yoh. 15:11). Ketika, melalui rahmat Ilahi, kita mengambil bagian dalam kodrat Ilahi, karakter Allah dipertahankan di hadapan alam semesta dalam pertentangan antara yang baik dan yang jahat. (Lihat The Seventh-day Adventist Bible Commentary, Jld. 7, hlm. 1043.)

v

Pertanyaan Diskusi:

Pertanyaannya bukanlah, apakah Yesus rindu untuk tinggal di dalam kita? Pertanyaannya adalah, apakah kita akan membiarkan Dia melakukannya? Akankah kita menghabiskan waktu untuk mengenal Dia sebagai sahabat? Se­mua persahabatan membutuhkan waktu.

ü  Bacalah Yohanes 15:4, 7. Apakah hubungan yang dimiliki oleh tinggal di dalam Kristus dengan membaca Firman?

ü   Bagaimanakah Kristus tinggal di dalam kita? Apakah ini pengalaman yang tidak jelas, bersifat mistik, atau adakah beberapa cara yang sangat nyata ke­tika Yesus hidup dalam hidup kita? Jelaskan.

ü  Apakah hubungan yang dimiliki oleh mengembangkan buah Roh dengan tinggal di dalam Kristus?



·         LANGKAH 3 - Mempraktikkan

Untuk Guru: Bacalah Galatia 5:22-24 bersama UKSS Anda. Dengan sing­kat bahaslah masing-masing buah Roh. Mintalah anggota UKSS yang berbeda untuk menentukan salah satu dari sembilan buah yang tercantum dalam Ga­latia 5. Sebagai contoh, apakah kasih itu? Bagaimanakah Anda mendefinisi­kan sukacita? Apakah damai itu? Bagaimanakah Anda menggambarkan orang yang memanifestasikan kesabaran atau kebaikan? Ambillah pendekatan seper­ti ini dengan masing-masing buah Roh.

ü  Yang manakah dari sembilan buah Roh yang sulit terwujud dalam hidup Anda? Apakah alasan yang Anda pikir untuk kesulitan ini? Apakah yang dapat Anda lakukan untuk memperbaiki situasi tersebut?

ü  Apakah isu-isu dalam hidup Anda yang menghalangi Anda dari hubungan yang vital, yang mengubahkan hidup bersama dengan Kristus? Berjanjilah untuk menyerahkan masalah tersebut ke tangan-Nya.



·         LANGKAH 4 - Menciptakan

Untuk Guru: Buah Roh bukanlah cita-cita yang tidak realistis bagi orang percaya menengah, yang tersedia hanya untuk "orang-orang kudus super." Buah Roh adalah hasil alami dari menghabiskan waktu dengan Yesus. Ban­tulah anggota UKSS Anda untuk mengenali betapa pentingnya menghabis­kan waktu bersama Yesus setiap hari agar Roh Kudus dapat mengembangkan buah-Nya dalam hidup mereka.

Kegiatan:

ü  Mintalah UKSS Anda untuk menghabiskan beberapa menit meninjau kem­bali daftar buah Roh dalam Galatia 5:22-24. Mintalah mereka menuliskan area-area di mana mereka yang paling berjuang keras.

ü  Doronglah setiap anggota UKSS untuk menghabiskan waktu dalam doa di akhir kelas, menyerahkan karakter yang tidak diinginkan ini kepada Allah, mintalah Dia untuk mengembangkan buah Roh Kudus dalam hidupnya.




-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------




*4-10 Februari


Pelajaran 6


ROH KUDUS DAN MENGHIDUPKAN KEHIDUPAN YANG KUDUS


SABAT PETANG


Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: 1 Ptr. 1:14-16; Yes. 6:3; Ibr. 12:14; 1 Kor. 6:11; 1 Tim 1:8; Mzm. 15:1,2.


Ayat Hafalan: "Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempur­na dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita" (1 Tesalonika 5:23).


     Adalah mudah untuk tidak peka terhadap kekudusan Allah dan tidak ber­pikir banyak mengenai kebencian Allah terhadap dosa dan kejahatan.


Bagaimanapun, kekudusan adalah tema yang penting di dalam Alkitab. Mengejar kekudusan, untuk mengasihi dan menjadi murni seperti Yesus, harus­lah menjadi prioritas setiap orang Kristen. Kita sering digoncang dengan sikap "Saya-lebih-suci-daripada-Anda." Tetapi pada saat yang sama kita juga mudah melupakan apakah artinya menghidupkan sebuah kehidupan yang murni dan kudus.


Kasih Allah dan kekudusan-Nya tidak dapat dipisahkan, selalu bersama-sa- ma. Tanpa kekudusan Allah, kasih-Nya berada dalam bahaya sentimental; tanpa kasih-Nya, kekudusan Allah menjadi buruk dan tidak dapat didekati. Kedua sifat ini, kasih-Nya dan kekudusan-Nya, adalah dasar sifat alamiah Allah.


Roh Kudus dihubungkan dengan upaya kita mengejar kekudusan. Bagaima­napun juga, nama-Nya adalah Roh Kudus dan Dia disebut "Roh Kekudusan" (Rm. 1:4). Nama-Nya mengingatkan kita bahwa Allah adalah kudus dan adalah keinginan-Nya yang besar untuk menjadikan orang berdosa ke dalam gambar kekudusan-Nya.


Pekan ini kita akan melihat lebih dekat apa artinya menjadi kudus dan meng­hidupkan kehidupan yang kudus.


*Pelajari pelajaran sepekan ini untuk persiapan Sabat, 11 Februari.




Minggu 5 Februari   Kekudusan Allah

Bacalah 1 Petrus 1:14-16. Mengapakah motivasi yang utama untuk kekudusan adalah realitas Allah itu sendiri? Apakah yang memotivasi Anda untuk hidup lebih menghidupkan kehidupan yang kudus? Apakah artinya bahwa Allah itu kudus?

1 Petrus 1:14-16

1:14 Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,

1:15 tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,

1:16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.



Adalah populer untuk menekankan kasih Allah tetapi mengabaikan kekudus­an Allah. Sementara Allah adalah kasih, maka ide kekudusan lebih sering dihu­bungkan dengan nama Allah di dalam Alkitab daripada sifat-sifat-Nya yang lain (Mzm. 89:18; Yes. 40:25; Yes. 51:5; Yeh. 39:7; Why. 4:8). Kekudusan meng­gambarkan kemurnian dan kesempurnaan moral yang artinya Allah sangatlah sempurna dan sepenuhnya bebas dari kejahatan. Kekudusan Allah adalah ke­sempurnaan dari semua sifat-Nya yang lain.

Jika Allah Mahakuasa (kuasa yang tidak terbatas), Mahatahu (pengetahuan yang sempurna dan lengkap) dan Mahahadir (dapat hadir di mana pun) tetapi tidak memiliki kekudusan, Dia mungkin dapat menjadi sebuah kuasa yang kita akan takuti. Namun, Dia adalah Allah yang harus kita kasihi.

Kuasa-Nya adalah kuasa yang kudus. Belas kasihan-Nya adalah belas kasih­an yang kudus. Hikmat-Nya adalah hikmat yang kudus, dan kasih-Nya adalah kasih yang juga kudus. Dalam pengertian ini, kekudusan adalah kata Ilahi yang paling akrab/intim dari semuanya karena hal itu berkaitan dengan sifat utama Allah. Menolak kemurnian kekudusan Allah adalah, mungkin, lebih buruk dari­pada menolak keberadaan diri-Nya. Konsep terakhir menjadikan Dia tidak ada, namun konsep pertama, di kalimat di atas, menjadikan Dia Allah yang tidak mengasihi, bahkan Allah yang menjijikkan.

Kekudusan Allah artinya bahwa Ia dipisahkan dari dosa dan sepenuhnya mengabdi untuk mencari kebaikan yang menggambarkan diri-Nya sendiri. De­ngan kata lain, kekudusan menunjukkan sebuah kualitas hubungan sama ku­alitasnya dengan moral. Itu meliputi pemisahan dari dosa dan kesetiaan yang penuh kepada kemuliaan Allah.

Dalam Yesaya 6:3 dan Wahyu 4:8, Allah digambarkan sebagai "Kudus, ku­dus, kudus." Ketika penulis Alkitab ingin menekankan sesuatu yang penting, mereka mengulangi kata tersebut agar menarik perhatian kita terhadap apa yang dikatakan. Yesus menarik perhatian kita kepada pernyataan penting dengan mengulangi kata-kata "sesungguhnya (Yoh. 5:24; 6:47, dll.), atau "Yerusalem, Yerusalem" (Mat. 23:37), dalam menyebutkan nama seperti "Marta, Marta" (Luk. 10:41). Dari semua sifat-Nya, hanyalah kekudusan Allah yang disebut­kan tiga kali berturut-turut. Ini menunjukkan sesuatu yang sangat penting. Sifat alami Allah sesungguhnya adalah kudus. Dia adalah murni dan baik.

Bagaimanakah takutnya Anda, memang itu menakutkan, jika Allah kita yang Mahakuasa dan Pencipta bukanlah Allah yang mengasihi dan kudus? Apakah yang dinyatakan oleh jawabanmu tentang mengapakah kita perlu bersyukur bahwa Allah itu sebagaimana Dia ada?



SENIN 6 Februari  Sifat Dasar Kekudusan

"Semakin dekat engkau datang kepada Yesus, makin jelas salahmu engkau lihat sendiri; karena pandanganmu semakin jelas, dan kekurangsempurnaanmu akan jelas sekali berbeda dengan keadaan-Nya yang sempurna itu. Inilah bukti bahwa tipu daya Setan telah kehilangan kuasanya, karena kuasa Roh Allah su­dah menggerakkan engkau."—Ellen G. White, Kebahagiaan Sejati, hlm. 54.

Bacalah Efesus 1:4, 5:25-27, dan Ibrani 12:14. Apakah maksud Allah bagi semua umat-Nya dan bagi gereja?

Efesus 1:4, 5:25-27,

1:4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.

5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya

5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,

5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.



Ibrani 12:14

12:14 Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.



Kekudusan itu adalah karunia Allah dan juga perintah-Nya. Karena itu kita harus berdoa untuk kekudusan dan berusaha untuk menyatakannya setiap hari. Kekudusan adalah buah Roh yang dinyatakan di dalam kehidupan kita ketika kita berjalan oleh Roh Kudus bersama Kristus setiap hari (Gal 5:16, 22, 25). Kekudusan, dalam satu kata, serupa dengan Kristus. Itu artinya menjadi milik Yesus dan hidup sebagai anak-Nya dalam kasih yang menurut dan sungguh- sungguh lebih dan lebih lagi dalam menyesuaikan diri di dalam keserupaan- "Nya. Arti mendasar yang dikaitkan dengan konsep kekudusan menunjukkan se­buah keadaan yang dipisahkan, diasingkan untuk sebuah pelayanan yang khusus bagi Allah. Di sisi yang lain, kekudusan juga menandakan sebuah kualitas moral dan kerohanian yang hakiki, yang disebut menjadi benar dan murni di hadapan Allah. Kedua aspek ini perlu selalu disatukan bersama.

Dalam Perjanjian Baru, orang-orang percaya disebut kudus oleh karena hu­bungan mereka yang unik dengan Yesus yang mengasingkan mereka untuk se­buah tujuan yang khusus. Menjadi kudus tidak membuat mereka secara etika sempurna atau tidak berdosa, tetapi mengubahkan mereka agar mereka dapat memulai suatu kehidupan yang murni dengan pola hidup yang kudus (banding­kan dengan 1 Korintus 1:2 ketika Paulus menyebutkan orang-orang di jemaat Korintus sebagai orang-orang kudus, walaupun mereka bukanlah tidak berdo­sa dan sempurna). Umat percaya diperingatkan untuk meneruskan kekudusan, yang bahwa tanpa kekudusan seorang pun tidak akan melihat Tuhan (Ibr. 12:14). Penerimaan Allah akan setiap orang percaya adalah sempurna dari awalnya, na­mun pertumbuhan kita di dalam penyucian adalah sebuah proses seumur hidup dan selalu perlu ditingkatkan lebih jauh agar kita dapat lebih diubahkan ke da­lam rupa yang tidak bercacat dari Dia yang telah menyelamatkan kita.

Terdapat ketegangan antara menjadi kudus dan meneruskan kekudus­an itu. Bagaimanakah cara kita dalam mengejar kekudusan itu berbeda jika kita tahu bahwa kita sudah menjadi milik Allah, dan bahwa kita dite­rima di dalam diri-Nya karena pengorbanan Yesus untuk kita?



SELASA 7 Februari   Agen Pengudusan

Apakah yang dikatakan oleh 1 Korintus 6:11, Titus 3:5, dan Ibrani 13:12 kepada kita mengenai pengudusan?

1 Korintus 6:11,

6:11 Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.

Titus 3:5,

3:5 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,



Ibrani 13:12

13:12 Itu jugalah sebabnya Yesus telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri.

Pengudusan kita dicapai dengan iman (Ibr. 11:6) melalui kuasa Roh Kudus (2 Tes. 2:13; 1 Ptr. 1:2). Rasul Paulus menulis: "Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita" (1 Kor. 6:11). Yesus menciptakan di dalam kita pertumbuhan sepanjang hidup di dalam kekudusan, menghasilkan buah Roh di dalam diri kita. Diri kita diubahkan serupa dengan diri-Nya yang "datangnya dari Tuhan yang adalah Roh" (2 Kor. 3:18).

Bacalah Galatia 5:16, 17. Apakah yang dimaksudkan Paulus dengan ayat-ayat ini?

Galatia 5:16, 17

5:16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.

5:17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.



Ada pertempuran yang sedang terjadi dalam diri setiap orang percaya. Kete­gangan yang kita semua hadapi berakar pada kenyataan bahwa dosa tinggal di dalam diri kita (Rm. 7:20). Rasul Paulus mengetahui tentang hal pertempuran ini ketika ia menyatakan pada akhir hidupnya: "Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Aliah dalam Kristus Yesus" (Flp. 3:13, 14).

Bacalah Ibrani 12:1,2. Apakah perjuangan iman yang kita perangi me­lawan dosa?

Ibrani 12:1,2

12:1. Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.



Pertempuran yang karenanya kita dipanggil adalah untuk menaruh "mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang mem­bawa iman kita itu kepada kesempurnaan" (Ibr. 12:2). Sangat sering kita terlalu berpusat pada diri kita dalam agama kita. Kita terlalu banyak berfokus kepada kemenangan dan kekalahan kita daripada berfokus kepada Allah, Satu-satunya yang dapat memberikan kemenangan kepada kita terhadap dosa. Ketika Roh Kudus menolong kita untuk melihat kepada Yesus, kita tidak akan mengingin­kan dosa dan segala ,sesuatu yang begitu merintangi kita akan kita kesamping- kan (Ibr. 12:1). Tetapi ketika kita mengarahkan pandangan kita kepada dosa dan kelemahan kita, kita sedang melihat pada diri sendiri dan bukan kepada Yesus. Hal ini memudahkan kita dikalahkan karena, dengan berpegang pada kegagalan kita, kita dengan mudah dilemahkan. Namun, melalui melihat kepada Yesus, kita akan dikuatkan dan dapat hidup dalam kemenangan.

Jika seseorang menanyakan padamu, "Bagaimanakah saya bisa mem­peroleh kemenangan atas dosa yang dijanjikan kepada saya dalam Alki­tab?" Apakah yang akan Anda jawab, dan mengapa? Bawalah tanggap- anmu ke UKSS Anda pada hari Sabat.



RABU 8 Februari  Peraturan Kekudusan adalah Hukum Allah

Kita mengetahui bahwa Allah memanggil kita untuk memelihara hukum- Nya. Namun, pertanyaan muncul, mengapakah kita harus memelihara hukum- Nya jika kita tidak dapat diselamatkan oleh hukum-Nya tersebut? Jawabannya ditemukan di dalam gambaran kekudusan.

Bacalah Rm. 7:12 dan 1 Tim. 1:8. Sifat-sifat apakah yang digunakan Paulus untuk menggambarkan hukum tersebut? Bagaimanakah hukum Allah memantulkan tabiat-Nya?

Rm. 7:12

7:12 Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik.



1 Tim. 1:8

1:8 Kita tahu bahwa hukum Taurat itu baik kalau tepat digunakan,



Menghidupkan kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus artinya bahwa kita hi­dup sesuai dengan hukum Allah. Hukum tersebut adalah peraturan kekudusan yang tidak pernah berubah. Landasan yang membuat hukum itu berdiri tidak berubah sebagaimana Allah tidak berubah. Yesus mengakui bahwa hukum Allah tidak disalibkan, tetapi setiap bagiannya harus digenapi (Mat. 5:17-19). Me­melihara hukum bukanlah legalisme; melainkan kesetiaan. Hukum tidak dapat menyelamatkan kita. Tidak akan pernah dapat. Hukum Allah bukanlah jalan kita kepada keselamatan. Tetapi hukum itu adalah jalan penuntun bagi mereka yang sudah diselamatkan. Hukum, bila digambarkan, bagaikan sepatu yang membuat kasih kita berjalan dan mengekspresikan dirinya. Oleh karena hal ini sehingga Yesus dapat mengatakan dalam cara yang luar biasa bahwa "karena makin ber­tambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin" (Mat. 24:12). Kasih pudar ketika hukum Allah tidak dihargai.

Bacalah Rm. 13:10 dan Mat. 22:37-40. Mengapakah kasih menggenapi hukum Allah?

Rm. 13:10

13:10 Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.



Mat. 22:37-40

22:37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.

22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.

22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

22:40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."



Sementara aturan dan norma kekudusan adalah hukum Allah, pusat keku- dusan-Nya adalah kasih. Kasih adalah tanggapan balik terhadap tindakan pe­nyelamatan Allah dan ditunjukkan dalam kesetiaan. Anda tidak dapat menjadi seorang murid yang baik tanpa menjadi seorang pemelihara hukum yang sung­guh-sungguh dan mengasihi. Walaupun bisa memelihara hukum tanpa kasih, namun tidak mungkin menunjukkan kasih yang benar tanpa memelihara hukum. Kasih yang benar menginginkan kesetiaan. Kasih tidak menghapus hukum. Ka­sih menggenapinya.

Mengapakah hukum adalah sesuatu ungkapan kasih Allah kepada kita? Bagaimanakah kasih dan hukum itu berkaitan?



KAMIS 9 Februari  Mengejar Kekudusan

Bacalah Mazmur 15:1, 2; Efcsus 4:22-24; dan 2 Timotius 2:21. Apakah yang dikatakan ayat-ayat ini kepada kita tentang kekudusan?

Mazmur 15:1, 2;

15:1. Mazmur Daud. TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus?

15:2 Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya,



Efcsus 4:22-24;

4:22 yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,

4:23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,

4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.



2 Timotius 2:21

2:21 Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.



Kekudusan adalah prasyarat untuk menikmati kebahagiaan hubungan dengan Allah. Itu adalah prasyarat untuk kegunaan kita bagi Allah. Kita mengetahui ke­benaran yang berkata "Taburkan tindakan, tuai kebiasaan; taburkan kebiasaan, tuai tabiat" dan kita boleh tambahkan "tabiat adalah nasib" kita. Satu-satunya yang akan kita bawa bersama kita ke surga adalah tabiat kita.

Membangun kebiasaan yang baru dan tabiat yang baru, biar bagaimanapun juga, bukanlah penyucian diri dengan usaha diri sendiri. Pembentukan kebiasaan adalah cara umum bahwa Roh Kudus menuntun kita kepada kekudusan. Kebi­asaan adalah penting dalam perjalanan kekristenan kita, khususnya kebiasaan yang bertumbuh dalam hubungannya dengan sifat-sifat baik seperti kesabaran, kasih, kesetiaan, kebaikan, kemurahan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.

Ketika Roh Kudus mengisi hati kita, kita tidak perlu ragu menjadi aktif bagi Allah. Tetapi terlalu sering kita lupa bahwa Aliahlah yang menguduskan kita dan yang akan menyelesaikan pekerjaan baik yang la telah mulai di dalam diri kita (Flp. 1:6). Kadangkala kita terlalu sibuk melakukan semua bagi Allah sehingga kita lupa untuk menikmati waktu bersama-Nya di dalam doa. Ketika kita terlalu sibuk dan tidak ada waktu untuk berdoa, kita sebenarnya terlalu sibuk menjadi orang Kristen.

Mungkin pengetahuan dan keberhasilan kita telah membuat kita terlalu ber­gantung dan percaya kepada diri sendiri sehingga kita mengandalkan keahlian dan rencana hebat kita dan kemudian kita lupa bahwa terpisah dan tanpa Roh Kudus kita tidak dapat menyelesaikan apa-apa.

Menjadi bukanlah kekudusan. Akan ada orang yang berpikir bahwa mereka telah melakukan pekerjaan yang besar bagi Tuhan, namun mereka benar-benar belum mengikuti Dia sama sekali. "Pada hari terakhir banyak orang akan ber­seru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mukjizat demi nama- Mu juga?" (lihat Mal. 7:22, 23). Terdapat perbedaan yang besar antara dipang­gil oleh Allah atau digerakkan untuk melakukan sesuatu bagi Allah. Jika kita tidak lebih dahulu mengambil saat teduh untuk mendengarkan panggilan Allah, maka kita berdiri di dalam bahaya menggerakkan diri sendiri untuk melakukan apa yang kita mau. Tidak akan ditemukan kekuatan, tidak ada kuasa, tidak ada kedamaian, dan tidak ada berkat yang tetap dengan pekerjaan kita jika itu tidak mengalir dari sebuah panggilan Ilahi. Kebutuhan kita yang terbesar di dalam ke­kudusan pribadi adalah waktu yang berkualitas bersama Allah ketika kita men­dengarkan suara-Nya dan menerima kuasa yang baru dari Firman-Nya sementa­ra dituntun Roh Kudus. Hal inilah yang akan memberikan kepada pekerjaan kita kredibilitas yang istimewa dan kekuatan yang meyakinkan.



JUMAT 10 Februari

Pendalaman: Bacalah tulisan Ellen G. White, "Seumpama Ragi," hlm. 66- 72 dalam Perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus.

Bagaimanakah kita bisa memahami kekudusan Allah sementara tubuh kita telah berdosa dan rusak dan Dia sendiri adalah Pribadi yang sangat kudus? Kekudusan-Nya menunjukkan bahwa Dia berbeda dan terpisah dari dunia yang berdosa dan kematian yang kita alami. Namun, di sinilah yang paling menakjub­kan itu: Allah menawarkan kepada kita kesempatan untuk ambil bagian dalam kekudusan-Nya. Di bagian inilah yang dimaksudkan dengan sebuah hubungan perjanjian itu. "Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Aliahmu, kudus" (7w. 19:2). Juga seperti yang dikatakan kitab Ibrani: "Sebab Ia menegur mereka ketika Ia berka­ta: 'Sesungguhnya, akan datang waktunya,' demikianlah firman Tuhan, 'Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan dengan kaum Yehu- da.... Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu,' demikianlah firman Tuhan. 'Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku'" (Ibr. 8:8, 10). Dalam ayat-ayat ini kita dapat melihat hubungannya antara kekudusan, perjanjian, dan hukum. Kita tidak dapat menjadi kudus dengan terpisah dari penurutan hukum Allah, dan kita menuruti hukum-Nya sama seperti kepada diri-Nya sendiri, Roh Kudus menu­liskan hukum-Nya di hati dan pikiran kita. Betapa sebuah kesempatan yang suci bagi kita: "Supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya" (Ibr. 12:10), yang kita nyatakan dengan penurutan penuh kasih kepada hukum-Nya.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:

1.    Di UKSS, lihat kembali jawabanmu untuk pertanyaan yang ada pada akhir pelajaran hari Selasa tentang apa yang akan Anda katakan ke­pada seseorang yang menanyakan bagaimana memperoleh janji ke­menangan terhadap dosa yang dirasakan dalam kehidupan mereka. Apakah yang akan Anda katakan kepada mereka?

2.    Apakah artinya memiliki hukum Allah tertulis dalam hati dan piki­ran kita? Mengapakah ini berbeda dengan memilikinya dalam bentuk tertulis pada loh batu?

3.    Ketika Anda memikirkan kekudusan Allah, apakah yang bisa Anda pikirkan? Tanyakan kepada setiap anggota UKSS, apa pandangan mereka tentang kekudusan Allah itu. Apakah yang dinyatakan Yesus tentang kekudusan Allah itu?

4.    Apakah dasar kekudusan kita? Bagaimanakah kekudusan itu diraih?

5.    Di awal pekan, pelajaran hari Rabu ditulis: "Hukum tidak dapat me­nyelamatkan kita. Tidak akan pernah dapat. Hukum Allah bukanlah jalan kita kepada keselamatan. Tetapi hukum itu adalah jalan penun­tun bagi mereka yang sudah diselamatkan." Bagaimanakah penyata­an ini dapat menolong kita untuk mengerti peran hukum itu yaitu un­tuk menyucikan orang Kristen di mana Roh Kudus sedang bekerja?





PENUNTUN GURU

Ringkasan Pelajaran

Ayat Inti: 1 Petrus 1:14-16

Anggota UKSS akan:

·         Mengetahui: Mengenali panggilan Roh Kudus dalam Alkitab untuk keku­dusan yang baru, dan dipahami lebih mendalam.

·         Merasakan: Memelihara keinginan untuk kekudusan dan hidup saleh yang semakin meningkat.

·         Melakukan: Membuat keputusan dengan kuasa Roh Kudus untuk menja­lani kehidupan yang kudus.

Garis-garis Besar Pelajaran:



A.    Mengapakah begitu populer saat ini untuk menekankan kasih Al­lah, sementara sering kali mengabaikan kekudusan-Nya?

B.    Perbedaan apakah yang akan terjadi jika sekiranya Tuhan Maha­kuasa dan Mahatahu tetapi tidak suci?

C.    Bagaimanakah kekudusan Allah berhubungan dengan kasih-Nya? Perbedaan apakah yang hubungan ini buat dalam hubungan-Nya dengan kita?



A.    Apakah kekudusan adalah tujuan yang kita dicapai atau perjalanan kita sebagai orang Kristen? Jelaskan.

B.    Mengapakah mengejar kekudusan untuk menjadi penuh kasih dan murni seperti Yesus seharusnya menjadi tujuan setiap orang Kris­ten?



A.    Bandingkan ekspresi Alkitab, "berjalan dalam Roh" dan "berjuang untuk pertandingan iman." Bagaimanakah pernyataan ini sama dan bagaimana Anda dapat mempraktikkannya dalam hidup Anda?

B.    Bagaimanakah kita bisa mengembangkan kebiasaan baru ketika kebiasaan lama tampak begitu mengakar?

Ringkasan: Mengejar kekudusan adalah panggilan setiap orang Kristen. Ketika kita mencari kekudusan, kita mencari Allah itu sendiri, yang adalah ku­dus. Ini adalah Roh Kudus, Penolong Ilahi, yang datang membantu kita untuk memperkuat kita dalam pengejaran kita akan kesucian yang merupakan esensi dari karakter Allah.



·         LANGKAH 1-Memotivasi

Fokus Alkitab: Efesus 1:3-6

Konsep Utama untuk Pertumbuhan Rohani: Allah memilih kita sebelum dunia dijadikan. Di dalam Kristus, Dia memberkati kita dengan segala berkat rohani sehingga kita dapat mencerminkan kasih karunia tabiat-Nya dan men­cari kekudusan-Nya. Kekudusan bukanlah keadaan kesempurnaan yang kita perjuangkan untuk dicapai. Hal ini secara terus menerus untuk menjadi lebih seperti Yesus, keadaan yang dicapai setiap hari melalui kuasa Roh Kudus, saat kita bersekutu dengan Allah dalam doa dan melalui Firman-Nya. Kekudusan adalah hasil memandang keindahan tabiat Kristus.

Untuk Guru: Kekudusan Allah sebagian besar terdiri dari dua elemen uta­ma. Pertama, itu termasuk kebenaran, karakter murni-Nya yang secara intrin­sik bagian dari sifat-Nya. Tuhan tidak bisa bertindak bertentangan dengan sifat-Nya sendiri, sehingga tindakan-Nya selalu benar, murni, dan adil. Kedua, kekudusan Allah membuat Dia terpisah dari semua makhluk. Cinta, keanggun­an, kebaikan, keadilan, dan kasih sayang-Nya tidak terbatas. Tidak ada yang lain seperti Dia di seluruh alam semesta (Im. 19:2; Mzm. 47:8; 1 Ptr. 1:15,16).

Merenungkan kesucian Allah menuntun kita untuk mencerminkan kekudu- san-Nya dalam hidup kita sendiri (2 Kor. 3:18). Ellen G. White menyatakan dengan jelas, "Pikiran manusia itu menurut hukumnya, lambat laun menye­suaikan keadaannya kepada perkara-perkara yang untuknya pikiran dibiasa­kan untuk memikir-mikirkannya."—Alfa dan Omega, jld. 2, hlm. 234. Tuju­an pelajaran pekan ini ada dua: Untuk membantu anggota UKSS memahami pentingnya mengejar kehidupan yang kudus dan mendorong mereka untuk mengembangkan kesucian dalam kehidupan mereka sendiri dengan melihat kekudusan Allah dalam firman-Nya.

Diskusi pembuka: Ketika Anda memikirkan tentang kekudusan Allah, apa­kah yang datang ke pikiran Anda? Jika Anda harus menggambarkan Allah yang suci, bagaimanakah Anda akan menggambarkannya? Apakah gambar dari Allah yang suci dalam pikiran Anda adalah gambaran yang positif atau ne­gatif? Mengapa? Perasaan apakah yang pikiran tentang kekudusan Allah akan bangkitkan di dalam diri Anda?

Bagi sebagian orang, pikiran tentang Allah yang kudus menanamkan rasa hormat dan kagum. Bagi orang lain, itu menanamkan rasa takut dan kecaman. Ada orang yang menyamakan kekudusan Allah dengan kebencian-Nya untuk dosa, dan, karena mereka tahu bahwa mereka telah berdosa, mereka diliputi dengan rasa bersalah mereka sendiri dalam terang kekudusan Allah. Dalam pelajaran pekan ini, kita akan mendapati bahwa cinta adalah yang paling dasar dari kekudusan Allah dan bahwa kasih karunia-Nya mengalir dari kekudusan- Nya. Allah yang kudus adalah Allah yang adil. Keadilan-Nya adalah landasan sesungguhnya dari alam semesta yang bebas dari kerusakan akibat dosa.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:

ü  Mengapakah Anda berpikir bahwa adalah populer untuk menekankan kasih Allah tetapi mengabaikan kekudusan-Nya?

ü  Apakah kekudusan Tuhan itu hadiah atau perintah, ataukah keduanya? Me­ngapa?

ü  Apakah perbedaan antara kesucian dan kesempurnaan?

·         LANGKAH 2 - Menyelidiki

Untuk Guru: Ada ketegangan dalam kehidupan setiap orang Kristen. Ke­tegangan itu adalah antara apa kita dan apa yang kita rindukan. Ini adalah ketegangan antara yang nyata dan yang ideal. Sebagai orang Kristen yang berkomitmen, kita rindu untuk mencerminkan gambar Yesus dalam semua tindakan kita, tetapi, terkadang jatuh jauh dari keinginan kita. Kabar baiknya adalah bahwa kita diterima di dalam Kristus, ditebus oleh Kristus, dan dibenar­kan oleh Kristus. Kita menerima keselamatan melalui pengorbanan-Nya, tidak dengan mencapai keadaan yang super kudus (Ef. 1:6, 7; 2:8; Rm. 5:8-10). Da­lam konteks kasih dan karunia-Nya, kita berusaha untuk menjadi seperti Dia. Kasih-Nya memotivasi kita untuk mencari kekudusan-Nya (2 Kor. 5:14, 15). Kita ingin menjadi seperti Dia karena kita telah ditebus oleh kasih karunia-Nya (1 Yoh. 3:1, 2).

Berkonsentrasilah pada pemikiran ini sepanjang pelajaran pekan ini: Kita mencari kekudusan karena kita telah ditebus oleh kasih karunia-Nya dan rindu untuk meniru tabiat-Nya. Seperti Alkitab katakan, "Kita mengasihi Dia, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita" (1 Yoh. 4:19).

Komentar Alkitab

I. Menjalani Hidup Kudus

(Tinjau Kembali Ibrani 12: 2 Bersama UKSS Anda.)

Dalam Ibrani 11, Allah menguraikan daftar orang setia-Nya. Pasal 12 di­mulai dengan kata-kata ini, "Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlom­baan yang diwajibkan bagi kita" (Ibr. 12:1). Metafora dari "awan saksi" me­nyampaikan gagasan tentang atlet yang bersaing di stadion kuno dengan ribuan saksi yang mendukung dia. Rasul Paulus di sini menyatakan bahwa pahlawan iman masa lalu menguatkan kita dalam perlombaan kita mendapatkan keraja- an itu. Mereka mendorong kita untuk mengejar kehidupan yang kudus. "Dosa yang begitu merintangi kita" hanyalah oleh karena kurangnya iman yang me­ngarahkan mata kita dari kebenaran Kristus dan menuntun kita bergantung pada kita sendiri. Ini adalah kesalahan fatal yang berfokus pada upaya manusia bukannya pada rahmat Ilahi. Hal ini lebih tergantung atas kelemahan kita dari­pada atas kekuatan Kristus.

Rasul itu mengingatkan setiap orang percaya untuk "melihat" Yesus, "pen- cipta" dan "penyempurna" iman kita (Ibr. 12:2). Seventh-day Adventist Bible Commentary menggambarkannya sebagai berikut: "Untuk menjaga mata iman tetap pada Yesus adalah dengan mempertahankan hubungan tanpa ganggu­an dengan Dia yang adalah sumber kekuatan, Dia yang bisa menguatkan kita untuk bertahan dan menang."—jld. 7, hlm. 481. Kata "penyempurna" dalam Ibrani 12:2 adalah kata Yunani teleiotes, yang berarti orang yang melengkapi, menyempurnakan, atau menyelesaikan.

Yesus adalah Juruselamat dan Tuhan kita. Dialah yang mati bagi kita dan yang hidup bagi kita. Dialah yang membenarkan dan menguduskan kita. Dia­lah yang memulai pekerjaan yang baik dalam diri kita dan akan menyelesai­kannya. Melalui pelayanan Roh Kudus, Pribadi Ketiga dari Ketuhanan, kita "bertumbuhlah dalam kasih karunia, dan pengetahuan tentang Tuhan dan Ju­ruselamat kita Yesus Kristus" (2 Ptr. 3:18). Melalui Kristus, kita yang najis diterima sebagai yang kudus dan, melalui kasih karunia-Nya, dijadikan kudus.

Pertimbangkanlah ini: Dalam Roma 7:12, Rasul Paulus menjelaskan hu­kum Allah sebagai yang "kudus, benar dan baik." Di seluruh Alkitab, Tuhan juga digambarkan sebagai yang kudus (Yes. 6:3), adil (1 Yoh. 1:9), dan baik (Mzm. 25:8). Jika ini adalah ciri-ciri Allah dan hukum, apakah yang diberitahu­kan persamaan ini kepada Anda tentang hakikat hukum itu? Apakah hubungan menghidupkan suatu hidup yang dipenuhi Roh Kudus dengan memiliki hukum Allah? Diskusikan pernyataan ini bersama UKSS Anda: "Anda bisa mencoba untuk memelihara hukum tanpa kasih, tetapi Anda tidak bisa benar-benar me­ngasihi tanpa memelihara hukum."

·         LANGKAH 3 - Mempraktikkan

Untuk Guru: Dalam perasaan baik kita, sering kali masyarakat yang ber­pusat pada diri, konsep penyangkalan diri, ketaatan, dan kekudusan mungkin tampak tidak jelas bagi kebanyakan orang. Bantulah anggota UKSS Anda me­mahami bahwa esensi dari kehidupan Kristen adalah bahwa orang percaya, di­selamatkan oleh kasih karunia dan diubah oleh kasih Tuhan, secara alami akan mencari kekudusan. Bila Anda mengagumi seseorang, Anda akan berusaha un­tuk menjadi seperti yang Anda kagumi tersebut. Kasih Kristus memenangkan hati kita, dan kita rindu untuk menjadi seperti Dia dalam karakter.

Pertanyaan Penerapan:

ü  Bagaimanakah kita bisa mengembangkan kebiasaan dan praktik yang baru untuk membimbing kita dalam perjalanan kita menuju kesucian?

ü  Apa sajakah hal-hal dalam hidup kita yang mengalihkan perhatian kita dari hidup kudus?

ü  Mengapakah hidup kudus sering kali tampak begitu menantang?



·         LANGKAH 4 - Menciptakan

Untuk Guru: Mengejar kekudusan adalah benar-benar mengejar Allah dan menginginkan untuk menjadi seperti Dia dalam karakter. Bantulah anggota UKSS Anda untuk memahami bahwa Roh Kudus akan menghasilkan keku­dusan dalam kehidupan semua orang yang menghabiskan waktu mencari Tu­han melalui doa dan Firman-Nya.

Kegiatan:

ü  Mintalah UKSS untuk berbagi apakah konsep baru kekudusan yang mere­ka temukan dalam pelajaran pekan ini.

ü  Edarkan kartu kosong berukuran empat kali enam inci untuk setiap anggota UKSS. Meminta setiap anggota UKSS untuk menuliskan doa bagi kekudus­an pada kartunya hanya dalam tiga atau empat kalimat. (Di mana persediaan tidak tersedia, m intalah anggota UKSS untuk menulis doa-doa mereka dalam dalam hati mereka.) Berikut adalah salah satu contoh doa untuk kekudusan.

Ya Tuhan, hari ini, saya ingin menjadi lebih seperti-Mu. Sering kali saya merasa terlalu terburu-buru untuk menghabiskan waktu di hadapan-Mu. Maaf­kan saya karena kesibukan saya. Perlambatlah saya cukup lama untuk mende­ngar suara-Mu. Ubahkan saya dengan Roh Kudus-Mu, dan kiranya saya men­jalani kehidupan kekudusan di mana Engkau telah memanggil saya untuk hal tersebut.

       Dalam nama Yesus, amin.













    *28 Januari - 3 Februari





BAPTISAN DAN KEPENUHAN ROH KUDUS


SABAT PETANG


Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Mrk. 1:8; Ef. 5:18; Kis. 13:52; Luk. 11:8-10; Kis. 5:32; Gal 5:16-26.


Ayat Hafalan: "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan" (Yohanes 10:10)


Sebagai orang Kristen, kita haruslah dipenuhi dengan Roh Kudus. Tan­pa Dia, kesaksian kita menjadi tidak berdaya dan kehidupan Kekristen- an kita sia-sia bahkan menjadi sebuah beban. Kita mungkin memiliki kepintaran, talenta, dan kefasihan, tetapi tanpa Roh Kudus, kita tidak dapat mengalami kehidupan seperti yang Allah rencanakan bagi kita. Kita tidak akan memiliki jaminan keselamatan dan tidak akan mengetahui sukacita yang da­tang dari melayani Tuhan kita. Hanya nama kita saja yang Kristen, dan seorang Kristen yang hanya nama tidak dapat disebutkan sebagai orang Kristen yang sesungguhnya.

Akan tetapi, Yesus menginginkan kita memiliki kehidupan yang penuh. Dia mau memberikan kita kehidupan yang untuk mana kehidupan itu dimaksudkan, sebuah kehidupan yang diisi penuh dan sangat berarti karena itu didasarkan pada Sumber dari semua kehidupan: Yesus Kristus. Dialah Pencipta semua kehidup­an, dan satu-satunya jalan kepada kehidupan kekal. "Akulah jalan dan kebe­naran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yoh. 14:6). Kepenuhan ini dimungkinkan dengan cara bergabung dengan diri-Nya, dan ini dapat terlaksana hanya melalui Roh Kudus yang beker­ja di dalam hidup kita.


Pekan ini kita akan mempelajari apa yang Alkitab katakan tentang baptisan Roh Kudus dan apa maksudnya dipenuhi Roh Kudus. Kita juga akan melihat beberapa bukti yang menyaksikan bahwa kita ini sesungguhnya diisi dengan Roh Kudus.


*Pelajari pelajaran sepekan ini untuk persiapan Sabat, 4 Februari.





Minggu 29 Januari    Baptisan Roh Kudus


Bacalah Markus 1:8 (bandingkan dengan Mat. 3:11; Luk. 3:16, dan Yoh. 1:33), Kis. 1:5, dan 11:16. Upacara permulaan lain apakah yang bersama- sama dengan baptisan Roh?


Markus 1:8


1:8 Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus."





Mat. 3:11;

3:11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.



Luk. 3:16,

3:16 Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu: "Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.



Yoh. 1:33

1:33 Dan akupun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus.



Kis. 1:5, dan 11:16

1:5 Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."



11:16 Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.



Dalam Perjanjian Baru hanya ada tujuh ayat yang berbicara mengenai dibap­tiskan di dalam Roh Kudus. Empat dari ayat-ayat tersebut kembali pada Yohanes Pembaptis dan menunjuk pada hari Pentakosta. Pada saat itu Roh Kudus diberi­kan untuk melayani permulaan "hari-hari terakhir" sejarah keselamatan.

Namun begitu, berbeda dengan Injil yang lain, Yohanes tidak mengguna­kan kalimat dalam bentuk akan datang (future tense) ketika ia berbicara perihal baptisan oleh Roh Kudus. Gantinya, ia menggunakan bentuk kalimat present participle, yang menunjukkan bahwa hal ini adalah sesuatu yang secara terus- menerus berlaku (lihat Yoh. 1:33). Bentuk kalimat yang sama digunakan oleh Yohanes beberapa ayat sebelumnya di dalam Yohanes 1:29, ketika ia berbicara mengenai pekerjaan Yesus yang penting lainnya: Menanggung senjua dosa du­nia. Pelayanan Yesus termasuk menanggung dosa kita dan memberikan kepada kita Roh Kudus. Kedua hal ini juga dicatat di dalam Kisah 2:38. Sesudah mata mereka dibukakan kepada Kristus, murid-murid menerima keduanya: Peng­ampunan dosa dan Roh Kudus. Pengalaman yang sama dilaporkan mengenai umat percaya di rumah Kornelius di dalam Kisah 10:43,44, dan kemudian pasal 11:16. Baptisan air dikenal sebagai baptisan pertobatan (Kis. 19:4). Ketika kita bertobat dari dosa dan dibaptiskan di dalam nama Yesus, kita juga menerima Roh Kudus (Kis. 2:28-39).

Perjanjian Baru menyatakan, penerimaan Roh Kudus dan baptisan harus sama-sama dimiliki. Keduanya memberikan tanda akan kelahiran baru kita. Di dalam baptisan kita dikenal bersama Kristus, dan Yesus memberikan kita Roh Kudus agar kita dapat hidup di dalam kuasa-Nya dan mengabarkan kabar baik. Baptisan Roh Kudus bukanlah pekerjaan anugerah yang kedua yang pada tahap kehidupan selanjutnya oleh beberapa orang dihubungkan dengan karunia yang mengherankan.

Dalam 1 Korintus 12:13, Paulus tidak memiliki pengalaman yang unik seper­ti di hari Pentakosta, tetapi memiliki pengalaman umum semua umat percaya. Dia mengatakan bahwa oleh satu Roh kita semuanya dibaptiskan ke dalam satu tubuh, dan semua minum dari satu Roh. Paulus menekankan kesatuan. Kata "se­mua" sangatlah penting. Paulus menghubungkan permulaan semua orang perca­ya ke dalam tubuh Kristus bersama baptisan Roh.

Apakah yang menjadi pengalamanmu pribadi pada saat dibaptiskan oleh Roh Kudus? Apakah arti Roh Kudus itu bagi kehidupanmu? Akan jadi apakah Anda bila Dia tidak bekerja di dalam dirimu?



SENIN 30 Januari  Dipenuhi Roh Kudus

Bacalah Efesus 5:18, Kisah 13:52, dan Rm. 8:9. Apakah artinya di­penuhi dengan Roh Kudus? Bagaimanakah caranya agar hidup kita terisi dengan Roh?

Efesus 5:18,

5:18 Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,



 Kisah 13:52,

13:52 Dan murid-murid di Antiokhia penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus.



Rm. 8:9

8:9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.



Ketika kita dibaptiskan dan menjadi milik Kristus, kita harus hidup di dalam kuasa Roh Kudus. Agar ini terjadi kita harus dipenuhi dengan Roh Kudus. Ada banyak ayat dalam Perjanjian Baru di mana orang-orang dipenuhi dengan Roh Kudus (Luk. 1:41, 67; Kis. 2:4; 4:8, 31; 9:17; 13:9). Rasul Paulus menggunakan kata memenuhi untuk mengatakan bahwa seseorang sudah menyerahkan diri se­penuhnya kepada Allah dan terbuka untuk pengaruh tuntunan Roh Kudus agar pekerjaan Allah sendiri dapat diselesaikan di dalam kehidupan orang tersebut.

Jika kita bersandar pada pengaruh alkohol, maka cara berjalan, bicara, dan pikiran kita dipengaruhi dengan sangat negatif. Ketika kita dipenuhi dengan Roh Kudus, setiap bagian kehidupan kita bersandar kepada pengaruh yang mengu­bahkan dari-Nya dengan hasilnya yang tampak pada cara berjalan, bicara, dan pikiran kita yang memantulkan Yesus.

Sementara Roh Kudus diberikan melalui iman yang mendengar (Gal. 3:2) dan diterima melalui iman (Gal. 3:14) pada saat baptisan kita (Tit. 3:5, 6), kita juga perlu mencari pemenuhan Roh Kudus setiap hari. Kita tidak dapat padam­kan pengalaman rohani yang kita miliki tahun yang lalu, bulan yang lalu, atau bahkan kemarin. Kita membutuhkan Roh Allah yang mengisi/memenuhi kita setiap hari, karena setiap hari memiliki tantangannya sendiri.

Di dalam bahasa Yunani Kis. 13:52, istilah dipenuhi dengan Roh Kudus di­tulis dalam bentuk imperfect tense, yang berarti tindakan yang berulang-ulang. Secara harfiah artinya: "Terus-menerus dipenuhi." Dipenuhi dengan Roh Kudus bukanlah sebuah peristiwa sekali saja. Itu adalah apa yang harus kita cari dan terima setiap hari. Pemenuhan ini haruslah diulangi agar setiap bagian kehidup­an kita diisi dengan kehadiran-Nya, dan kita dapat dimampukan untuk hidup sebagai mana kita seharusnya.

Dipenuhi dengan Roh Kudus bukanlah berarti bahwa kita lebih memiliki Roh itu, tetapi bahwa Dia lebih memiliki kita. Hanya ketika kita memberikan semua aspek kehidupan kita kepada Roh Kudus setiap hari maka Ia dapat mengguna­kan kita untuk kemuliaan Tuhan.

"Saya berharap dapat memberikan kesan kepadamu sebuah fakta bahwa me­reka yang dalam hatinya Yesus tinggal oleh iman sebenarnya telah menerima Roh Kudus. Setiap individu yang menerima Yesus sebagai Juruselamatnya pri­badi, sama pastinya telah menerima Roh Kudus untuk menjadi Penasihat, Pe­nyuci, Penuntun, dan Saksinya."—Ellen G. White, Manuscript Releases, jld. 14, hlm. 71.



SELASA 31 Januari    Persyaratan: Bagian 1

Firman Allah menunjukkan beberapa persyaratan dibutuhkan agar Roh Ku­dus tinggal di dalam kita. Kita akan melihat beberapa yang penting di dalam dua hari ke depan.

Bacalah Kisah 2:37, 38. Apakah yang menjadi persyaratan pertama untuk menerima Roh Kudus?

Kisah 2:37, 38

2:37. Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"

2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.



Satu persyaratan untuk menerima karunia Roh Kudus adalah pertobatan. Mendengarkan Firman Allah membangkitkan kesadaran kita dan dapat menun­tun kita menyadari keberadaan kita yang sebenarnya yaitu penuh dosa dan telah hilang. Pertobatan yang benar adalah lebih daripada sekadar merasa menyesal karena akibat-akibat dosa kita yang menakutkan. Itu adalah sebuah perubahan hati dan pikiran yang menyeluruh agar kita dapat melihat dosa itu sesuai de­ngan kenyataannya: Sesuatu yang buruk, jahat, dan memberontak melawan Al­lah. Satu-satunya jalan agar kita dapat mengalami pertobatan yang benar ada­lah melalui jamahan kasih Allah: "Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobat­an?" (rm. 2:4).

Bacalah Galatia 3:14 dan Yakobus 1:6-8. Mengapakah kita tidak dapat menerima Roh Kudus tanpa memercayai Firman Allah?

Galatia 3:14

3:14 Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.



Yakobus 1:6-8

1:6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.

1:7 Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.

1:8 Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.



Yesus telah berjanji untuk mengirimkan Roh sebagai perwakilan-Nya. Di da­lam iman kita menerima karunia yang dijanjikan. Tetapi jika kita meragukan janji Allah dan tidak percaya Firman-Nya, maka kita menjadi seperti orang yang mendua hati dan tidak dapat berharap untuk menerima sesuatu pun dari Allah. Iman lebih daripada sekadar persetujuan intelektual. Iman adalah menaruh ke­hidupan kita selaras, percaya bahwa Allah akan menepati Firman-Nya dan tidak akan mengecewakan kita walau apa pun yang terjadi.

Bacalah Lukas 11:8-10,13. Mengapakah doa pengantaraan yang sung­guh-sungguh dapat membuat sebuah perubahan?

Lukas 11:8-10,13

11:8 Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya.

11:9 Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.

11:10 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.

11:13 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya."



Allah tidak pernah enggan untuk memberikan Roh itu kepada kita. Allah se­lalu baik dan penuh kebajikan, lebih daripada yang dapat kita perbuat untuk anak-anak kita. Ketekunan doa kita tidaklah mengubah pikiran-Nya. Namun doa itu mengubah kita dan membawa kita ke dalam kehadiran Allah. Doa tidak membawa Allah turun kepada kita tetapi membawa kita ke atas kepada-Nya. Doa-doa kita yang sederhana menyingkapkan kebulatan tekad kita dan menyi­apkan kita untuk karunia Roh itu.

Bagaimanakah kita dapat belajar untuk menjadi lebih sungguh-sungguh, rajin, dan penuh penyerahan diri di dalam kehidupan berdoa kita? Mengapakah mempelajari hal-hal ini adalah penting bagi kita?



RABU 1 Februari

Persyaratan: Bagian 2

Bacalah Kisah 5:32. Mengapakah penurutan kepada Firman Allah adalah satu persyaratan yang penting untuk menerima Roh Kudus?

Kisah 5:32

5:32 Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia."



Jadi, seperti saat ini, Roh Kudus dikaruniakan kepada semua yang menu­ruti Allah. Di dalam Alkitab, kasih dan penurutan bergandengan tangan, dan iman yang benar ditunjukkan dalam penurutan tersebut. Jika kita percaya ke­pada Allah dengan segenap hati kita, kita akan menuruti hukum-hukum-Nya. Yesus berkata: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku" (Yoh. 14:23). Penurutan adalah sebuah pilihan yang menuntun kepada sebuah gaya hi­dup yang mengikuti kehendak Allah seperti yang ditunjukkan di dalam hukum- hukum-Nya. Kita harus terus menurut jika kita mau menyatakan Yesus sebagai Tuhan kita (Luk. 6:46). Di dalam 1 Yohanes 2:4, 5 kita diberitahukan bahwa "Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barang­siapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia." Kata-kata ini sangatlah keras. Dari Yohanes kita dapat mengetahui juga bahwa "Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita mengetahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita" (1 Yoh. 3:24). Ketika kita melakukan apa yang diperintahkan Allah, kita akan memiliki damai dalam hati kita.

Bacalah Yudas 18-21. Mengapakah kita perlu menghindari semua ke­najisan jika kita ingin dipenuhi dengan Roh Kudus?

Yudas 18-21

1:18 Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu: "Menjelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan mereka."

1:19 Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus.

1:20 Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.

1:21 Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.



Api Roh Kudus tidak dapat terus menyala dalam kehidupan kita bila kita me­miliki pemikiran duniawi. Roh Kudus bereaksi sangat sensitif terhadap kehadir­an semua jenis dosa dan keduniawian di dalam kehidupan kita. Oleh karena itu kita perlu menjaga diri kita sendiri di dalam kasih Allah dan terhubung dengan Allah melalui doa agar kita dapat menghindari semua kenajisan dan menunjuk­kan roh yang kuat, kasih, dan disiplin (2 Tim. 1:6, 7). Hanya melalui perjuangan yang ketat dan sengit terhadap dirilah yang dapat menjadikan kita orang-orang yang seharusnya. Tentunya kita tidak dapat melakukan hal itu dengan diri kita sendiri; pertempuran itu terjadi dalam pilihan kita apakah kita menyerahkan ke­hendak-kehendak kita di bawah pengendalian Roh Kudus ataukah mengizinkan daging ini mendominasi. Pilihan ada pada diri kita.

"Tidak ada batas pada kegunaan seorang yang mengesampingkan di­rinya sendiri, menyediakan tempat bagi pekerjaan Roh Suci di dalam hatinya, dan menghidupkan suatu kehidupan yang sepenuhnya berserah kepada Allah."—Klien G. White, Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 259. Bagai­manakah Anda dapat menerapkan kalimat Roh Nubuat ini kepada kehi­dupan kerohanianmu?



Kamis 2 Februari

Kehidupan yang Berpusat Pada Diri Versus Kehidupan yang Berpusat Pada Kristus



Bacalah Galatia 5:16-26 dan bandingkan dengan Efesus 5:1-9, 17-20. Daftarkan perbedaan antara kehidupan yang berpusat pada diri sendiri dan yang dipenuhi dengan Roh Kudus.

Galatia 5:16-26

5:16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.

5:17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.

5:18 Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.

5:19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,

5:20 penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,

5:21 kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,

5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

5:24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.

5:25 Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,

5:26 dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.



Efesus 5:1-9, 17-20

5:1. Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih

5:2 dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.



5:3. Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut sajapun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus.

5:4 Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono--karena hal-hal ini tidak pantas--tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.

5:5 Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.

5:6 Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka.

5:7 Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka.

5:8 Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,

5:9 karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,



5:17 Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.

5:18 Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,

5:19 dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.

5:20 Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita



Kehidupan seseorang yang tidak hidup di dalam Roh Kudus sangatlah berbe­da dari kehidupan dan nilai-nilai seorang yang dipenuhi Roh Kudus.



Berpusat Pada Diri
Dituntun Roh Kudus
Menginginkan apa yang berdosa dan mengecewakan Allah
Menginginkan apa yang rohani dan me­nyenangkan Allah
Dikendalikan nafsu yang berdosa
Dikendalikan oleh Roh
Menyalahgunakan kebebasannya dan menjadi hamba dosa
Dibebaskan dari perhambaan dosa dan dipanggil kepada kemerdekaan dalam Kristus
Melawan kehendak Allah
Menuruti kehendak Allah
Pemuasan diri
Pengorbanan diri
Menunjukkan buah dosa
Menunjukkan buah Roh
Tidak menyadari kebutuhan akan peng­ampunan dan sombong
Menyadari kebutuhan pengampunan dan memuji Yesus untuk semua yang Dia lakukan



Kehidupan seseorang yang dipenuhi dengan Roh Allah ditandai dengan kasih yang menurut kepada hukum Allah dan roh belas kasihan kepada orang lain (li­hat 2 Kor. 5:14). Dibarui di dalam pikiran dan akal dan menerima hati yang baru dan penampilan kehidupan yang baru, nilai dan sikap kita akan juga berubah. Kita mau menghidupkan kehidupan kita bukan lagi dengan kekuatan kita tetapi di dalam penyerahan sepenuhnya kepada Roh Kudus (Gal. 3:3).

Kita tidak dapat mengubah diri kita sendiri. Kita tidak memiliki kuasa diri untuk mengubah diri kita, karena dosa sangatlah tertanam dalam kita. Kekuatan perubahan tersebut haruslah datang dari Allah. Perubahan dari dalam bisa terja­di dengan baik melalui pekerjaan pengubahan Roh Kudus. Bukanlah perubahan luar, seperti memperbaiki kebiasaan yang buruk ini dan itu, yang membuat kita Kristen. Perubahan itu harus datang dari sebuah hati yang dibarui Roh Kudus.

Ini adalah pekerjaan seumur hidup, sebuah pekerjaan yang akan melewati situasi naik dan turun, tetapi sebuah pekerjaan yang Allah janjikan dilakukan di dalam kita adalah jika kita berserah pada-Nya. "Akan hal ini aku yakin sepenuh­nya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan menerus­kannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus" (Flp. 1:6).



Di bagian hidupmu yang manakah Anda melihat ada cinta diri, dan di bagian manakah Anda melihat kehidupan yang memantulkan pekerjaan Roh Kudus di dalam dirimu? Apakah yang jawabanmu katakan tentang dirimu sendiri dan tentang pilihan yang perlu Anda buat?



JUMAT 3 Februari

Pendalaman: Adalah alami bila seseorang mencoba mengendalikan kehidupan seseorang. Kita sering bergantung pada usaha kita sendiri untuk menggapai semua yang kita bisa. Sementara banyak orang menghabiskan kehidupan mereka dalam sebuah pencarian untuk mengendalikan, yang lainnya memiliki ketakutan bila ke­hilangan pengendalian. Dilema manusia ini hanya bisa memperoleh jawabannya di dalam Allah. Dia mau Anda menyerahkan kepada Pencipta dan Penebusmu pe­ngendalian sepenuhnya. Dia mengenal dan mengasihi Anda lebih daripada orang lain. Penyerahan ini membuka pintu bagi-Nya untuk bekerja dalam kehidupanmu. Dengan memilih untuk menyerahkan kehendakmu kepada tuntunan Roh Kudus Allah, maka Anda akan memiliki kedamaian-Nya yang luar biasa dan kesempatan yang tidak ada batasnya untuk menjadi berkat bagi orang lain. Tetapi kita mem­butuhkan kemauan akan kuasa ini dalam kehidupan kita. Allah tidak pernah me­maksa diri-Nya kepada kita. Agar menjadi makhluk yang bermoral maka kita perlu menjadi makhluk yang memiliki kemerdekaan. Dan menjadi benar-benar merdeka di dalam Kristus maka kita membutuhkan sebuah sikap meninggalkan, (yaitu ke­inginan untuk meninggalkan jalan kita yang lama yang penuh dosa dan jatuh), dan sikap patuh (yaitu patuh terhadap kuasa Roh Kudus). Agar sungguh-sungguh merdeka, kita harus sungguh-sungguh berserah kepada pengendalian Roh Kudus. Tidak terdapat pertentangan akan hal ini. Kebebasan kita ditemukan di dalam tin­dakan pembebasan dari penghukuman dan kuasa dosa, yang selalu memperbudak kita dan selalu menuntun kepada kematian. Dengan berserah kepada Tuhan, dan menyediakan jalan agar Roh Kudus tinggal, kita tidak hanya tidak dihukum tetapi kita juga menghidupkan kehidupan di mana kita "tidak berjalan menurut keinginan daging, tetapi menurut kepada Roh" (lihat Rm. 8:1). Itulah satu-satunya kemerde­kaan yang benar, yang dapat pahami sebagai makhluk yang jatuh dan berdosa,.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:

1.      Beberapa orang menganggap bahwa kebebasan adalah kemampuan un­tuk melakukan semua yang kita mau, kapan kita mau, dan dengan cara yang Anda mau. Apakah kesalahan yang terdapat dalam konsep ini dari segi Kekristenan? Apakah pandangan Alkitab mengenai kebebasan yang benar? (Lihat Mzm. 119:45; Luk. 4:18; Yoh. 8:34-36; 2 Kor. 3:17; Gal 5:1.)

2.    "Mengapa sangat penting untuk mengesampingkan diri dan mengabdikan

diri kita sepenuhnya bagi Allah sebelum Roh Kudus bekerja melalui kita dengan penuh kuasa? Apakah yang dapat Allah lakukan dalam diri kita agar dapat menjadi berkat bagi orang lain jika kita tidak mengutamakan diri dan membuka hati bagi pekerjaan Roh Kudus dalam diri kita?

3.      "Kehidupan orang Kristen bukannya sesuatu perubahan sedikit atau perbaikan dari kehidupan yang lama, melainkan perubahan seluruhnya dari segala sifat. Ada kematian terhadap diri dan dosa dan suatu kehidup­an yang benar-benar baru. Perubahan ini dapat terjadi hanya oleh peker­jaan Roh Kudus yang berhasil itu."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 172. Diskusikan bersama kelas penerapan akan kata-kata ini.

4.      Bandingkan bukti kehidupan yang berpusat pada diri dengan sebuah ke­hidupan yang dipenuhi Roh Kudus (lihatlah tabel hari Kamis). Diskusi­kan dengan UKSS tentang berkat besar kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus bagi kita.



PENUNTUN GURU

RINGKASAN PELAJARAN

·         Ayat Inti: Matius 3:11

·         Anggota UKS S akan:

Mengetahui: Memahami makna baptisan Roh Kudus dalam Alkitab dan memahami secara praktis pentingnya pengajaran Alkitab ini dalam hidup seseorang. Kita juga akan menemukan prasyarat untuk menerima kepenuh­an Roh Kudus hari ini.

Merasakan: Menumbuhkan kerinduan yang lebih dalam untuk dipenuhi Roh Kudus setiap hari dan hidup dengan merasakan kehadiran dan bim­bingan Roh Kudus.

Melakukan: Dengan sadar mencari baptisan Roh Kudus setiap hari mela­lui mempelajari Firman Allah dengan mendalam.

·         Garis Besar Pelajaran:

I.        Mengetahui: Arti dan Pentingnya Dibaptis oleh Roh Kudus

A.        Mengapakah baptisan Roh Kudus begitu penting dalam kehidupan setiap orang percaya?

B.        Apakah perbedaan praktis yang dibuat baptisan Roh Kudus bagi hidup kita masing-masing?

C.        Mengapakah Anda tidak bisa menjadi seorang Kristen yang berkomitmen tanpa baptisan Roh Kudus?

II.     Merasakan: Kemiskinan Jiwa Tanpa Baptisan Roh Kudus

A.        Bagaimanakah perasaan kelemahan dan ketidakmampuan kita benar-benar mendorong kita mencari kepenuhan Roh Kudus?

B.        Mengapakah kurangnya pengetahuan mengenai baptisan dan kepe­nuhan Roh Kudus merugikan kehidupan rohani kita?


A.        Mengapakah hidup dalam kuasa Roh Kudus begitu menantang se­tiap hari?

B.        Apa sajakah hal-hal praktis yang dapat kita lakukan untuk mem­persiapkan hati kita untuk kepenuhan Roh Kudus?

Ringkasan: Pemahaman yang benar tentang baptisan Roh Kudus menuntun kita untuk merasakan kemiskinan jiwa tanpa kepenuhan Roh Kudus. Semen­tara kita mengikuti langkah-langkah praktis Alkitabiah untuk diisi dengan Roh Kudus, kita menerima kekuatan dan sukacita.



·         LANGKAH 1 - Memotivasi

Fokus Alkitab: Matius 3:11

Konsep Utama untuk Pertumbuhan Rohani: Tuhan rindu untuk meme­nuhi umat-Nya dengan Roh Kudus-Nya, bahkan jika mereka mungkin tidak sepenuhnya memahami pentingnya kepenuhan Roh Kudus dan mungkin me­reka tidak memahami secara jelas langkah-langkah supaya dipenuhi dengan Roh Kudus. Hati Kristus yang mengasihi menginginkan bahwa kita memiliki semua manfaat yang surga tawarkan dalam mengatasi tipu muslihat yang jahat dan hidup dalam kehidupan yang mungkin paling berlimpah. Tuhan melaku­kan segala kemungkinan untuk menyanggupkan kita menjadi pemenang dalam pertempuran dengan kejahatan.

Untuk Guru: Pelajaran pekan ini akan membantu anggota UKSS Anda un­tuk menyadari bahwa baptisan Roh Kudus bukan untuk beberapa orang ter­pilih atau sekelompok kecil orang Kristen elite secara spiritual. Baptisan dan kepenuhan Roh Kudus adalah untuk semua orang percaya dalam setiap gene­rasi. Ketika kita menjadi tidak sensitif terhadap kepenuhan Roh Kudus, kita menjalani kehidupan Kristen dengan kekuatan kita sendiri, kita tidak berdaya untuk mengatasi godaan. Kita hidup dalam kekalahan yang membawa frustrasi daripada kemenangan yang gembira. Keputusan kita didasarkan pada hikmat manusia dan bukan pada bimbingan Ilahi. Kita lebih suka terjebak dalam ceng­keraman kebiasaan yang tampaknya tidak bisa dipecahkan daripada menik­mati kebebasan yang Roh Kristus bawa.

Diskusi Pembuka: Pendeta Mark Finley, seorang penginjil Advent, mela­kukan serangkaian pertemuan penginjilan di Pantai Timur Amerika, di negara bagian Massachuselts. Setelah mengikuti salah satu pertemuan, seorang pe­muda berusia dua puluhan mendekati Pendeta Finley dengan aneh, wajahnya tampak serius. Dia bertanya: "Bisakah kita bicara secara pribadi? Saya punya pertanyaan yang sangat penting untuk ditanyakan kepada Anda."

Pendeta Finley mengundang pemuda itu untuk duduk di sudut auditorium yang tenang untuk diskusi. Pemuda itu segera meluncurkan keprihatinannya. Dengan cemas ia menyemburkan pertanyaan: "Bagaimanakah saya tahu jika saya telah melakukan dosa yang tidak dapat diampuni? Mengapakah saya me­rasa begitu kosong secara rohani? Apakah kekosongan itu pertanda bahwa Roh Kudus telah meninggalkan saya?" Pendeta Finley dengan sabar menjawab satu per satu pertanyaan ilu sampai pemuda ini memiliki jaminan baru dalam Kris­tus dan merasakan kehadiran Roh Kudus dalam hidupnya.

Berikut adalah pertanyaan mendasar: Apakah perbedaan antara dosa yang tidak dapat diampuni dan baptisan Roh Kudus? Keduanya adalah dua kutub berlawanan dari spektrum Roh Kudus. Selain itu, apakah baptisan Roh Kudus



itu? Bagaimanakah orang secara harfiah "diisi" dengan Roh Kudus? Mengapa­kah kepenuhan Roh Kudus tidak hanya sebuah pengalaman emosional? Jenis apakah pengalaman itu?

·         LANGKAH 2 - Menyelidiki

Untuk Guru: Tema utama pelajaran hari ini adalah (1) baptisan Roh Kudus, (2) prasyarat untuk menerima Roh Kudus, dan (3) perbedaan yang kepenuh­an Roh Kudus lakukan dalam kehidupan masing-masing orang percaya. Di bawah payung besar dari tema ini, bagian komentar ini akan mencoba untuk mengeksplorasi jawaban pertanyaan-pertanyaan berikut: Apakah baptisan Roh Kudus itu? Dan apakah yang Yohanes Pembaptis maksudkan ketika ia menun­juk para pendengarnya ke Yesus, yang akan membaptis mereka dengan "Roh Kudus dan api" (Mat. 3:11)? Perhatikan Alkitab yang berkata, "dan api" bukan "atau api." Apakah arti perbedaan itu?

Sementara anggota UKSS Anda menyelidiki jawaban atas pertanyaan-per- tanyaan ini, adalah penting mereka mengingat bahwa setidaknya ada tiga cara utama yang membantu memahami ayat Alkitab tersebut:

Pertama, doronglah anggota UKSS untuk membaca konteks dari bagian itu. Apakah yang terjadi sebelum ayat yang mereka sedang pikirkan, dan apakah yang terjadi setelah itu?

Kedua, bagaimanakah kata-kata dan konsep perikop ini digunakan di tempat lain dalam Alkitab?

Dan ketiga, apakah arti kata-kata dalam perikop yang sedang mereka pela- jari? (Kadang-kadang, akan sangat membantu untuk melihat bahasa asli dari teks. Sebuah komentar Alkitab yang baik atau kamus dapat berguna di sini.)

Sepanjang pelajaran, pastikan untuk menekankan kepada anggota UKSS Anda bahwa baptisan Roh Kudus adalah untuk semua orang percaya. Bagikan kebenaran bahwa baptisan adalah pencelupan dan bahwa masing-masing dari kita dapat setiap hari dicelupkan dalam hadirat Allah melalui pelayanan Roh Kudus. Sementara kita memenuhi pikiran kita dengan Firman, kita dipenuhi dengan Roh Kudus. Roh Kudus yang sama mengilhami Alkitab mengisi dan mengubah hidup kita sementara kita membacanya.

Komentar Alkitab

I. Baptisan Roh Kudus

(Tinjau Kembali Matius 3:11 Bersama UKSS Anda.)

Di seluruh Alkitab, api telah digunakan sebagai simbol kehadiran Allah. Dalam Kejadian 3:24, kehadiran Allah menjaga pohon kehidupan disimbol­kan dengan pedang berapi. Dalam Keluaran, kehadiran Allah terwujud da­lam semak yang menyala (Kel. 3:2-4). Hal ini juga terungkap dalam tiang api yang menuntun Israel pada malam hari (Kel. 13:21). Tuhan membuat diri-Nya sendiri dinyatakan dalam "api yang menghanguskan" di Gunung Sinai (Kel. 24:17). Dia menyatakan diri-Nya dalam kemuliaan Shekinah di dalam tempat mahakudus di tempat kudus Israel (Kel. 25:8, 21, 22; 40:34-38). Dia ada di api yang menghanguskan mazbah kafir di Gunung Karmel, di bara yang memba­kar dari mazbah surga yang menyentuh bibir Yesaya, dan api pemurnian Male- akhi (1 Raj. 18:38; Yes. 6:6-8; Mal. 3:2, 3; 4:1).

Seperti yang kita lihat, di seluruh Perjanjian Lama kehadiran Allah dinya­takan dalam gambaran api yang menyala. Oleh karena itu, bukanlah suatu ke­betulan bahwa dalam Kisah Para Rasul 2 kehadiran Kristus terungkap dalam lidah-lidah api. Di sepanjang Perjanjian Baru, api adalah simbol Alkitabiah unik yang melambangkan kemuliaan, keagungan, dan kuasa kehadiran Allah yang kekal melalui pelayanan Roh Kudus.

Baptisan dalam Alkitab bukanlah pemercikan atau menuangkan. Itu adalah pencelupan. Dibaptis dalam Roh Kudus adalah untuk tenggelam dalam hadir­at Allah. Hal ini diisi dengan rahmat-Nya dan memancarkan kemuliaan-Nya. Hal ini untuk mengungkapkan ke pada dunia yang sedang menunggu dan alam semesta yang sedang menonton kebesaran kuasa-Nya dalam hidup kita. Hal ini untuk hidup selaras dengan kehendak-Nya, menjadi berkomitmen kepada jalan-Nya, dan menyerah kepada tujuan-Nya. Diberdayakan oleh Roh Kudus, hidup kita berubah, dan kita adalah saksi-saksi dari kasih karunia-Nya. Ketika kita tenggelam dalam baptisan air sebagai sebuah kesaksian dari komitmen to­tal kita kepada Kristus dan kebenaran-Nya, kita juga dibaptis oleh Roh Kudus dan mengalami kepenuhan Roh Kudus.

Pertimbangkanlah hal Ini: Berikan contoh dari Perjanjian Lama dan Per­janjian Baru tentang bagaimana api digunakan untuk melambangkan kehadir­an Allah. Apakah artinya baptisan? Definisikanlah pencelupan. Apakah artinya dibaptis atau tenggelam di hadirat Allah?

·         LANGKAH 3 - Mempraktikkan

Untuk Guru: Syarat-syarat Alkitabiah yang diberikan dalam Alkitab untuk penerimaan Roh Kudus diberikan bukanlah karena Tuhan ingin menahan Roh- Nya dari kita tetapi karena Dia menginginkan kita untuk menerimanya dalam kepenuhannya. Ini tidak berarti bahwa Allah enggan untuk memberikan Roh Kudus; benar bahwa kita tidak mampu menerima kepenuhan Roh Kudus tanpa memenuhi syarat-syaratnya.

Pertanyaan Pemikiran:

ü  Tuhan rindu untuk mengisi kita dengan Roh Kudus-Nya dan secara radikal mengubah hidup kita lebih daripada yang kita bisa bayangkan. Keinginan- Nya adalah bahwa kita menghidupkan kehidupan kemenangan, yang men­cerminkan kebaikan-Nya dan menyatakan kasih dan kuasa-Nya. Apakah arti baptisan Roh Kudus bagi Anda secara pribadi?



ü  Bagaimanakah Roh Kudus membuat perbedaan dalam hidup Anda? 0 Apakah beberapa prinsip praktis dalam menerima kepenuhan Roh Kudus setiap hari?



Pertanyaan-pertanyaan Aplikasi Kehidupan: Lakukanlah syarat untuk penerimaan Roh Kudus berikut secara pribadi dan diskusikanlah bersama UKSS Anda:

ü  Mengapakah pertobatan adalah prasyarat untuk menerima Roh Kudus? 0 Peran apakah yang dimainkan memercayai Firman Allah dalam menerima Roh Kudus?

ü  Bagaimanakah ketaatan berperan dalam penerimaan Roh Kudus? 0 MenurutAnda mengapakah Tuhan tidak akan mencurahkan Roh Kudus-Nya pada mereka yang sengaja tidak patuh kepada kehendak-Nya? 0 Mengapakah kenajisan menghambat pekerjaan Roh Kudus?



Aktivitas: Mintalah anggota UKSS untuk membagikan ayat-ayat Alkitab yang paling berarti bagi mereka tentang kuasa Roh Kudus dalam hidup kita.

·         LANGKAH 4 - Menciptakan

Untuk Guru: Inti semua iman Kristen adalah hidup yang berpusat pada Kristus. Jika iman kita tidak membuat perbedaan dalam kehidupan kita sehari- hari, itu tidak membuat banyak perbedaan sama sekali. Supaya iman menjadi asli dan murni, itu harus membuat perbedaan dalam setiap aspek kehidupan kita. Transformasi adalah salah satu alasan untuk Roh Kudus. Ketika kita di­penuhi dengan Roh Kudus, hidup kita berubah dan orang-orang di sekitar kita memperhatikannya.

Aktivitas:

ü  Apakah perbedaan antara orang yang berpusat pada diri dan orang yang di­kendalikan Roh Kudus?

ü  Bacalah Galatia 5:16-26 renungkanlah dan mintalah Allah untuk mengung­kapkan bagian mana dalam hidup Anda yang tidak selaras dengan kehendak-Nya. Gunakanlah waktu merenungkan apa yang Roh Kudus bawa ke dalam pikiran Anda.

ü  Serahkanlah bagian itu kepada-Nya dan mintalah janji dari Roh Kudus un­tuk kemenangan.

ü  Bagaimanakah Roh Kudus membuat perbedaan dalam hidup Anda? 0 Apakah beberapa prinsip praktis dalam menerima kepenuhan Roh Kudus setiap hari?



Pertanyaan-pertanyaan Aplikasi Kehidupan: Lakukanlah syarat untuk penerimaan Roh Kudus berikut secara pribadi dan diskusikanlah bersama UKSS Anda:

ü  Mengapakah pertobatan adalah prasyarat untuk menerima Roh Kudus? 0 Peran apakah yang dimainkan memercayai Firman Allah dalam menerima Roh Kudus?

ü  Bagaimanakah ketaatan berperan dalam penerimaan Roh Kudus? 0 MenurutAnda mengapakah Tuhan tidak akan mencurahkan Roh Kudus-Nya pada mereka yang sengaja tidak patuh kepada kehendak-Nya? Mengapakah kenajisan menghambat pekerjaan Roh Kudus?

Aktivitas: Mintalah anggota UKSS untuk membagikan ayat-ayat Alkitab yang paling berarti bagi mereka tentang kuasa Roh Kudus dalam hidup kita.

·         LANGKAH 4 - Menciptakan

Untuk Guru: Inti semua iman Kristen adalah hidup yang berpusat pada Kristus. Jika iman kita tidak membuat perbedaan dalam kehidupan kita sehari- hari, itu tidak membuat banyak perbedaan sama sekali. Supaya iman menjadi asli dan murni, itu harus membuat perbedaan dalam setiap aspek kehidupan kita. Transformasi adalah salah satu alasan untuk Roh Kudus. Ketika kita di­penuhi dengan Roh Kudus, hidup kita berubah dan orang-orang di sekitar kita memperhatikannya.

Aktivitas:

ü  Apakah perbedaan antara orang yang berpusat pada diri dan orang yang di­kendalikan Roh Kudus?

ü  Bacalah Galatia 5:16-26 renungkanlah dan mintalah Allah untuk mengung­kapkan bagian mana dalam hidup Anda yang tidak selaras dengan kehendak-Nya. Gunakanlah waktu merenungkan apa yang Roh Kudus bawa ke dalam pikiran Anda.

ü  Serahkanlah bagian itu kepada-Nya dan mintalah janji dari Roh Kudus un­tuk kemenangan.
_______________________________________________________________________________

*27-27 Januari
KEPRIBADIAN ROH KUDUS

SABAT PETANG
Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Yoh. 16:13, 14; Rm. 8:14-16; Rm. 15:13; Yon. 14:6; Yoh. 17:17; Rm. 5:5.
Ayat Hafalan: "Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diu­tus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu" (Yohanes 14:26).
Karena Roh Kudus kadangkala digambarkan dalam Alkitab di dalam isti­ lah-istilah bukan sebagai pribadi, seperti angin dan api, maka beberapa orang berkesimpulan bahwa Roh Kudus bukanlah satu pribadi, hanyalah suatu kuasa Ilahi. Dalam pandangan mereka, Dia lebih seperti aliran listrik yang memampukan kita daripada seorang pribadi yang hidup. Tetapi pertanyaannya bukanlah apakah ada beberapa ayat yang bisa menunjukkan pekerjaan yang im­personal atau pengaruh Roh Kudus. Tetapi pertanyaan itu lebih mengarah kepa­da apakah banyak bagian-bagian dalam Alkitab yang secara positif menyatakan kepribadian-Nya.
Ada ayat-ayat seperti itu, dan kita membutuhkan ayat-ayat ini untuk dima­sukkan ke dalam pertimbangan kita agar memperoleh sebuah pandangan yang lebih lengkap mengenai siapakah Roh Kudus itu.
Satu pekan ini kita akan mempelajari lebih banyak tentang kepribadian Roh Kudus seperti yang digambarkan di dalam Alkitab. Kebenaran ini akan meno­long kita memahami lebih baik peran Roh Allah di dalam kehidupan kita. Dan itu akan menolong kita untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam akan pentingnya kepercayaan terhadap kepribadian Roh Kudus bagi kehidupan kerohanian kita. Hanya bila kita mengembangkan pikiran-pikiran yang benar tentang Dia membuat kita dapat diubah oleh Dia yang pengasih, pantas dihor­mati, dipercayai, dan dituruti yang adalah memang hak-Nya.
*Pelajarilah pelajaran sepekan ini untuk persiapan Sabat, 28 Januari.
Minggu  22 Januari    Gambaran Yesus Mengenai Roh Kudus
Bacalah Yohanes 16:13, 14; Yohanes 15:26, 27; dan Yohanes 14:17, 26. Tabiat pribadi apakah yang dinyatakan Yesus mengenai Roh Kudus di dalam ayat ini? Apakah artinya bagi Anda bahwa Yesus menggambarkan Roh Kudus sebagai seorang Penolong atau Penghibur (parakletos)?
Yohanes 16:13, 14;
16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
16:14 Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.

Yohanes 15:26, 27;  
15:26. Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.
15:27 Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku."

Yohanes 14:17, 26
14:17 yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.

14:26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Menurut Yesus, Roh Kudus menuntun, berbicara, mendengar, menyingkap­kan, dan memuliakan (Yoh. 16:13, 14). Roh Kudus juga mengajar dan mengi­ngatkan kita (Yoh. 14:26). Dia berdiam di dalam kita (Yoh. 14:17), Dia bersaksi (Yoh. 15:24, 26) dan Dia menginsafkan (Yoh. 16:8). Tampaknya semua ini se­perti tindakan sebuah kepribadian yang berkuasa dari pada sekadar kuasa yang tak tampak.
Bacalah Yohanes 14:16-18. Bagaimanakah janji Yesus digenapi? Bagai­manakah para murid tidak ditinggalkan sendirian?
Yohanes 14:16-18
14:16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
14:17 yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.
14:18. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.

Yesus memedulikan semua pengikut-Nya. Dia tidak akan pernah meninggal­kan murid-murid-Nya menjadi yatim piatu. Dia berjanji akan mengirimkan Roh Kudus. Di sini secara khusus Yesus berkata bahwa Ia akan mengirim "penolong yang lain" atau "penghibur." Kata-kata yang Yesus gunakan di sini sangatlah penting. Dia berjanji akan mengirimkan Penolong yang lain. Bukan seorang yang berbeda. Kata Yunani untuk kata "yang lain" adalah "a//o.s." Di dalam bahasa Yunani Perjanjian Baru "allos" mengindikasikan bahwa Kristus akan mengirim penghibur yang lain yang secara angka berbeda tetapi sama tabiat, yaitu sama dengan diri-Nya sendiri. Dengan kata lain, Yesus menjanjikan Seo­rang sama seperti Diri-Nya sendiri, Seorang yang akan mengambil tempat-Nya, Seorang yang akan melanjutkan pekerjaan-Nya di dalam kita, dan yang adalah perwakilan-Nya.
Pekerjaan Roh Kudus adalah pekerjaan seorang penolong atau penghibur. Al­kitab menggunakan kata Yunani parakletos (Yoh. 14:16) untuk menggambarkan seseorang yang dipanggil untuk menyokong, menolong, seseorang yang dipang­gil untuk membantu kita. Sama seperti Yesus adalah Pribadi, demikian pula Roh Kudus adalah juga Pribadi. Pandangan ini didukung dengan kenyataan bahwa sifat-sifat pribadi sering dipakai kepada Roh Kudus (lihat Yoh. 14:26; 15:26; Kis. 15:28: Rm. 8:26; 1 Kor. 12:11; 1 Tim 4:1).
Mengapakah hal ini sangatlah menghibur ketika kita tahu bahwa Roli Kudus adalah seseorang yang berkepribadian dan bukan hanya sekadar sebuah kuasa?
Senin 23 Januari    Sisi Pribadi Roh Kudus: Bagian 1
Ketika Anda membaca ayat berikut ini, tanyakan pada diri Anda send­iri apakah ayat-ayat ini sedang berbicara tentang satu kuasa impersonal atau Pribadi yang Ilahi. Rm. 8:14-16, 27; Rm. 15:30; 1 Kor. 2:10; Kis. 8:29; 10:19, 20; 28:25.
Rm. 8:14-16, 27;
8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
8:15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
8:16 Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.
8:27 Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.

Rm. 15:30;
15:30. Tetapi demi Kristus, Tuhan kita, dan demi kasih Roh, aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, untuk bergumul bersama-sama dengan aku dalam doa kepada Allah untuk aku,

1 Kor. 2:10;
2:10 Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.

 Kis. 8:29; 10:19, 20; 28:25.
8:29 Lalu kata Roh kepada Filipus: "Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!"
10:19. Dan ketika Petrus sedang berpikir tentang penglihatan itu, berkatalah Roh: "Ada tiga orang mencari engkau.
10:20 Bangunlah, turunlah ke bawah dan berangkatlah bersama-sama dengan mereka, jangan bimbang, sebab Aku yang menyuruh mereka ke mari."
28:25 Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: "Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya:

Dapatkah kuasa impersonal mengantarai demi kita? Apakah roh atau kuasa impersonal memiliki kemampuan untuk menyatakan kepada kita hal-hal tentang Allah? Apakah pengaruh impersonal memiliki kemampuan berbicara? Semua pernyataan Alkitab akan lebih masuk akal jika Roh Kudus memiliki kepribadi­an, dan bukan sebagai kekuatan impersonal.
Bacalah ayat-ayat berikut ini. Apakah sifat-sifat pribadi yang dimiliki oleh Roh Kudus dalam ayat-ayat ini? Ef. 4:30; Kis. 5:3, 9; 1 Kor. 12:11; Rm. 15:30.
Ef. 4:30;
4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.

Kis. 5:3, 9;
5:3 Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?
5:9 Kata Petrus: "Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar."

1 Kor. 12:11;
12:11 Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.

Rm. 15:30.
15:30. Tetapi demi Kristus, Tuhan kita, dan demi kasih Roh, aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, untuk bergumul bersama-sama dengan aku dalam doa kepada Allah untuk aku,

Ciri sebuah kepribadian yang unik adalah pengetahuan (pengertian), pera­saan, dan kemauan. Hanya makhluk pribadilah yang dapat berdukacita. Hanya satu pribadilah yang dapat ditipu dan dibohongi. Hanya makhluk pribadilah yang memiliki kemampuan untuk memilih sesuai kehendaknya dan memiliki kemauannya sendiri. Kehendak itulah yang mungkin salah satu dari elemen dan sifat yang paling unik di dalam kepribadian seseorang. Dan hanya makhluk pri­badi saja yang memiliki kemampuan untuk mengasihi. Kasih yang benar tidak dapat dibayangkan di dalam cara yang tidak nyata dan impersonal. Kasih datang bersamaan dengan sentuhan pribadi. Predikat kepribadian dalam ayat ini me­nunjukkan bahwa Roh Kudus adalah pribadi yang sadar akan diri-Nya, dapat mengenal diri sendiri, kemauan sendiri, dan menentukan diri sendiri, mampu mengasihi. Dia bukanlah sebuah pengaruh yang tidak nyata atau inti dari kepri­badian. Roh Kudus berbicara secara pribadi karena Allah sendiri adalah Allah yang berkepribadian.
"Roh Kudus mempunyai kepribadian, kalau tidak la tidak bisa membawa kesaksian kepada roli kita dan dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Al­lah. Ia juga haruslah pribadi Ilahi, kalau tidak Ia tidak bisa menyelidiki rahasia-rahasia yang terdapat dalam pikiran Allah."       -Ellen G. White, Mari Bersaksi, hlm. 659.
Bagaimanakah pandangan Alkitab bahwa Roh Kudus memiliki kepri­badian memberikan pengaruh dalam hubungan kita dengan Dia? Per­bedaan apakah yang terjadi seandainya Roh Kudus itu hanyalah kuasa impersonal berbeda dengan Allah sendiri?
Selasa 24 Januari Sisi Pribadi Roh Kudus: Bagian 2
Tantangan yang kita hadapi dalam memahami Roh Kudus adalah bahwa kita dapat membayangkan Allah sebagai seorang Bapa dalam cara yang nyata. Dan banyak pula memiliki gambaran yang nyata tentang Yesus, seperti di dalam tu­lisan empat Injil. Dia mengambil rupa manusia dan menyatakan diri-Nya kepada kita dalam bentuk manusia.
Namun demikian, Roh Kudus dijelaskan dalam cara yang berbeda. Tampak­nya Dia tidak mudah dipahami, lebih sukar untuk dimengerti daripada Bapa dan Anak.
Oleh karena itu beberapa orang menarik kesimpulan bahwa Roh Kudus ha­nyalah sebuah kekuatan impersonal. Seperti yang telah kita ketahui sejauh ini bahwa ide seperti ini sungguh-sungguh tidak mendatangkan keadilan kepada sifat dasar Roh Kudus. Pada kenyataannya, ada pernyataan-pernyataan dalam Alkitab yang akan menjadi tidak masuk akal bila Roh Kudus hanyalah sebagai kuasa impersonal atau kuasa Ilahi.
Bacalah dengan hati-hati ayat-ayat berikut ini dan lihatlah apakah ayat-ayat ini masuk akal bila Anda menggantikan kata-kata yang meru­juk kepada Roh Kudus dengan kata "kuasa" yang impersonal. Mengapa­kah ayat-ayat ini dapat dipahami hanya jika Roh Kudus itu, yang adalah memang sebenarnya, adalah satu Pribadi?
Rm. 15:13
15:13. Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.

1 Kor. 2:4
2:4 Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh,

Pernyataan rasul-rasul bahwa "tampaknya baik kepada Roh Kudus dan ke­pada kami" (Kis. 15:28, NASB) akan menjadi konyol jika Roh Kudus hanyalah sebuah kuasa atau kekuatan yang impersonal. Gantinya pernyataan ini menun­jukkan satu pribadi yang lain, sama seperti Bapa dan Anak adalah pribadi.
Lebih jauh, bagaimana dapat orang yang percaya dibaptiskan "dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (Mal. 28:19), jika hanya dua Pribadi yang per­tama dan tidak disebutkan yang Ketiga? Tidaklah masuk akal. Sebaliknya keti­ga-tiganya disebutkan sebagai bagian yang sama dari kesatuan nama oleh mana kita dibaptiskan. Jadi, Roh Kudus dinyatakan di ayat ini dalam satu level dengan Allah Bapa dan Allah Anak.
Ellen G. White menyatakan dengan penuh pemahaman bahwa "ada tiga pribadi yang hidup dalam trio surga... Bapa, Anak, dan Roh Ku­dus"—Ellen G. White, Evangelism, hal. 657. Dia juga memahami dengan jelas tentang kehadiran kepribadian dari Roh Kudus.
Rabu  25 Januari Roh Kebenaran
Bacalah Yohanes 14:6 dan 17:17. Apakah arti kebenaran dalam ayat- ayat ini?
Yohanes 14:6 dan 17:17
14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

17:17. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

Dalam Injil Yohanes, kata kebenaran adalah sebuah istilah kunci. Pengertian kita akan kebenaran zaman ini sering menjadi terlalu teoritis dan tidak nyata. Di dunia Barat pengertian ini puu telah dipengaruhi oleh filsafat Yunani. Namun, di dalam Alkitab, khususnya di dalam Injil Yohanes, kebenaran membawa arti yang lebih pribadi dan arti yang khusus: Yesus adalah kebenaran (Yoh. 14:6). Sementara Firman Allah yang Tertulis penuh dengan kebenaran (bandingkan dengan Yoh. 17:17; Mim 119:142), kebenaran Allah dinyatakan dalam sebuah cara yang tertinggi dalam pribadi Yesus Kristus. Pengetahuan yang benar ten­tang Allah diberikan kepada kita oleh Yesus, yang tentang-Nya Alkitab berbica­ra, karena Allah telah menyatakan Diri-Nya sendiri melalui Dia.
Bacalah Yohanes 15:26 dan 16:13. Apakah fungsi yang dimiliki Roh Kudus sebagai Roh kebenaran?
Yohanes 15:26 dan 16:13
15:26. Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.

16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

Di dalam Yohanes 16:13 dikatakan bahwa Roh kebenaran akan menuntun kita kepada semua kebenaran. Roh Kudus melakukan hal ini dengan menunjuk kepada Yesus Kristus dan dengan menolong kita untuk mengingat apa yang Ye­sus sudah katakan (Yoh. 15:26) dan lakukan bagi kita. Kebenaran kepada siapa Roh Kudus sedang menuntun kita adalah sangat pribadi: Dia mengangkat Yesus dan menuntun kita ke dalam sebuah hubungan yang hidup dan setia kepada Ye­sus. Ketika Yesus berbicara dengan wanita Samaria, Ia mengatakan bahwa Allah haruslah disembah di dalam roh dan kebenaran (Yoh. 4:24). Ketika kita memo­hon tuntunan Roh Kudus, Dia akan menuntun kita kepada Yesus, yang adalah Jalan dan Kebenaran dan Hidup (Yoh. 14:6).
Kebenaran di dalam Alkitab bukanlah sesuatu yang tidak nyata atau sekadar teori, seperti yang sering dimunculkan oleh filsafat dunia. Kebenaran meliputi sebuah hubungan yang dalam secara pribadi dan setia kepada Pencipta dan Pe­nebus kita, yang disebut "Allah untuk semua kebenaran" (bandingkan dengan UI 32:4, Mzm. 31:5). Jadi Roh Kudus benar-benar disebut "Roh Kebenaran" (Yoh. 14:17; 16:13), yang dikirim kepada kita dari Allah Bapa (Yoh. 15:26), me­nunjukkan bukan hanya tabiat pribadi-Nya tetapi juga Keilahian-Nya.
Kita cenderung memikirkan kebenaran dalam istilah proposisi, yang dikenal sebagai konsep modus ponens. "Jika A, kemudian B. Jadi A, maka B." Kemudian tidak ada pertanyaan, sebanyak apa kebenaran yang kita pahami sebagai proposisi. Kalau begitu bagaimanakah kita dapat mema­hami ide kebenaran sebagai Pribadi? Bagikan jawaban Anda di UKSS pada hari Sabat.

Kamis 26 Januari  Mengapakah Ini Penting?
Pertanyaan mengenai kepribadian Roh Kudus adalah hal yang sangat pen­ting, dan itu juga memiliki implikasi penerapan yang sangat penting. "Jika Dia adalah pribadi Ilahi, dan kita menganggap Dia sebagai kuasa yang tidak berpri­badi, kita sedang merampok perbedaan, penghormatan, dan kasih dari pribadi Ilahi yang memang adalah hak-Nya." —LeRoy Edwin Froom, The Corning of the Comforter, hlm. 40.
Jika kita berpikir bahwa Roh Kudus hanyalah sebuah kuasa misterius Ilahi, maka pikiran kita akan begini: Bagaimana saya dapat memiliki lebih banyak Roh Kudus? Tetapi jika kita menegaskan bahwa Roh Kudus adalah Pribadi Ilahi, maka kita boleh menanyakan: Bagaimana agar Roh Kudus dapat lebih memiliki saya? Hal yang menentukan adalah: Apakah Anda mau memiliki Roh Kudus, atau apakah Anda mau dimiliki Roh Kudus? Apakah Anda menolak pengaruh- Nya, atau apakah Anda bersedia untuk mengikuti Dia di dalam penurutan yang penuh sukacita (lihat Riil 8:12- 14; Gal. 5:18-24)1 Apakah Anda mau menggu­nakan Roh Kudus sesuai dengan rencanamu, ataukah Anda mau bersandar pada- Nya agar Dia dapat memampukan Anda menjadi seperti Yesus Kristus lebih lagi dan melakukan apa yang ada pada pikiran-Nya terhadap dirimu? Apakah Anda sungguh-sungguh menerima kenyataan bahwa "tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri" (1 Kor. 6:19) dan maukah Anda memuliakan Allah dengan cara hidupmu?
Bacalah Roma 5:5 dan Efesus 2:18, 19. Bagaimanakah Roh Kudus dan kasih Allah itu berhubungan? Apakah dampak dari hubungan ini terha­dap kepribadianmu dan bagi jemaat?
Roma 5:5
5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

Efesus 2:18, 19
2:18 karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.
2:19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,
Hanya pribadilah yang dapat memilih untuk bekerja sama satu dengan lain­nya. Kita diundang untuk bekerja sama dengan Roh Kudus, sementara Dia me­nuntun dan mengubah kita secara pribadi dan bersama sebagai gereja Allah. Jika kita tidak menerima Roh Kudus sebagai Pribadi Keallahan, maka lebih mudah bagi kita untuk mengabaikan-Nya, menulikan telinga kita terhadap undangan­nya, dan mengeraskan hati kita melawan pengaruh perubahan hidup-Nya buat kita. Dan karena kita telah jatuh, makhluk-makhluk yang telah dirusakkan oleh dosa yang membutuhkan kuasa anugerah yang mengubahkan, telah mengabai­kan desakan Roh Kudus di dalam kehidupan kita. Yang perlu kita lakukan ada­lah, kita perlu memberikan diri kita lebih bpnyak kepada Roh Kudus. Jadi, di da­lam pengetahuan kita, Roh Kudus ad iLh r. ibadi Ilahi yang ingin menggunakan kita, Diajah Allah yang berdiri ai tengah-tengah pengalaman Kekristenan kita.


Jumat 27  Januari  

Pendalaman: Bacalah tulisan Klien G. White, Alfa dan Omega, ]\d. 6, hlm. 310-315, di mana dia berbicara tentang Roh Kudus. Bacalah juga Mari Bersaksi, hlm. 656-660.
"Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid- Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajar­lah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat. 28:18-20). Perhatikan, ketika Yesus memberikan panggilan dan pekerjaan mere­ka, Ia berkata untuk membaptiskan murid-murid di dalam "nama" bentuk tung­gal, Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Dia tidak berkata "nama-nama" Bapa, Anak, dan Roh Kudus, tetapi hanya "nama," (Yunani, onoma). Ini merupakan bukti yang kuat akan sifat alamiah Tuhan kita yang Esa ("Dengarlah hai orang Isra­el; Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa!" [UI. 6:4]). Seperti pelajaran pekan ini telah sampaikan, tidak ada pertanyaan-pertanyaan mengenai kepribadian Bapa dan Anak; jadi, mengapakah ada orang mempertanyakan kepribadian dan priba­di Roh Kudus? Menurut Alkitab, kita memiliki kepribadian Allah sendiri yang mengasihi, peduli, dan menghibur bahkan bekerja di dalam dan melalui kita. Itulah Roh Kudus dan apa yang" Dia lakukan. Dan betapa lebih menyenangkan mengetahui bahwa kehadiran ya,ng diam ini adalah satu Pribadi, sama seperti Bapa dan Anak. Benar, sukar dipahami secara menyeluruh. Lalu apa? Jika kita tidak sepenuhnya memahami sifat alamiah sesuatu yang sama seperti angin dan api, lebih lagi betapa kita tidak dapat memahami sepenuhnya sifat alamiah Roh Kudus itu sendiri.
Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
1.   Di UKSS, lihatlah kembali jawaban Anda untuk pertanyaan hari Rabu mengenai kebenaran yang menjadi Pribadi, Yesus Kristus. Apa­kah maksudnya? Bagaimanakah kita dapat memahami "kebenaran" itu dalam cara yang demikian, gantinya hanya sebagai sebuah usulan atau dalil?
2.   Ellen G. White menulis: "Kita perlu menyadari bahwa Roh Kudus, adalah pribadi yang sama dengan Aliah yang adalah pribadi, sedang berjalan melalui tanah ini."—Ellen G. White, Mari Bersaksi, hlm. 659. Apakah yang hal ini katakan kepada kita perihal kenyataan dan ke­hadiran Roh Kudus?
3.   Kembali kepada silat dan ciri-ciri Roh Kudus yang telah kita lihatSe- pekan ini. Manakah yang menghibur hatimu? Manakah yang sangat berarti bagimu? Bagikan di UKSS mengapakah Anda memilihnya.
4.   Manakah yang Anda suka dihubungkan terhadap dirimu, kuasa im­personal ataukah pribadi? Apakah penerapannya terhadap jawaban­mu?

"Kita tidak dapat menggunakan Roh Kudus. Roh Kuduslah yang menggunakan kita."—Ellen C. White, Alfa dan Omega, jld. 6 hlm. 315. Menurut Anda apa maksud Ellen G. White menuliskan seperti itu? Ba­gaimanakah Roh Kudus dapat menggunakan kita? (Lihat Flp. 2:13.)

PENUNTUN GURU
RINGKASAN PELAJARAN

·         Ayat Inti: Yohanes 14:16-18; 16:5-15
·         Anggota UKS S akan:
Mengetahui: Mengenali pentingnya pemahaman bahwa Roh Kudus adalah satu Pribadi Ilahi, bukan hanya kekuatan yang keluar dari Bapa. Merasakan: Mengalami apresiasi yang lebih mendalam, dan ketergan­tungan pada, pelayanan Roh Kudus dalam kehidupan sehari-hari. Melakukan: Mengembangkan kepekaan terhadap suara Roh dan keterbu­kaan yang lebih lengkap untuk merespons pimpinan-Nya.
·         Garis Besar Pelajaran:
I.    Mengetahui: Roh Kudus adalah Sama Seperti Oknum Ilahi
A.     Atribut kepribadian apakah yang Alkitab anggap sebagai sumber untuk Roh Kudus?
B.      Bagaimanakah Anda mendefinisikan kepribadian? Apa yang mem­buat seseorang menjadi seseorang? Bagaimanakah ciri Roh Kudus yang ditemukan dalam Alkitab, berikan bukti ciri-ciri ini?
A.     Mengapakah begitu penting untuk menyadari bahwa Roh Kudus adalah Pribadi Ketiga dari Keallahan dan memiliki kepribadian Ila­hi sebagaimana Bapa dan Anak?
B.      Bagaimanakah perasaan Anda mengetahui bahwa Yesus tidak me­ninggalkan kita yatim piatu tetapi rindu untuk hadir secara pribadi bersama kita melalui pelayanan Roh Kudus?
A.     Kegembiraan tertinggi dan sukacita terbesar Roh Kudus adalah un­tuk "bersaksi" tentang Yesus dalam hidup kita. Menentukan un­tuk menyisihkan waktu setiap hari untuk membaca beberapa bagi­an dari Injil untuk memberikan ruang bagi Roh Kudus untuk me­muliakan Yesus dalam hidup Anda. Apakah yang telah Anda temu­kan paling bermanfaat dalam kehidupan rohani Anda sendiri un­tuk memungkinkan Anda memiliki waktu untuk mendengar sua­ra Roh Kudus?
B.      Apakah pengalaman khas yang bisa Anda bagikan bersama UKSS Anda tentang saat di mana Roh Kudus telah mengungkapkan ka­sih Allah? Bagaimanakah hal itu secara khusus berarti bagi Anda?
Ringkasan: Ketika kita membuka hati kita untuk pelayanan Roh Kudus, menyadari bahwa Dia adalah perwakilan pribadi Kristus, Pribadi Ketiga dari Keallahan, Dia akan mengungkapkan kepada kita semua keindahan-Nya dan memuliakan Kristus yang hidup dalam kehidupan kita.

SIKLUS BELAJAR
·         LANGKAH 1 - Memotivasi Fokus Alkitab: Yohanes 16:7
Konsep Utama untuk Pertumbuhan Rohani: Roh Kudus tidak dibatasi oleh waktu atau tempat. Setiap kali kita membutuhkan-Nya, Dia ada di sana. Ke mana pun kita pergi dalam nama Kristus, Dia akan berada di sana, meng­arahkan, bimbingan, mendorong, memperkuat, dan mengilhami kita dengan harapan. Sementara kita memahami realitas Roh Kudus setiap hari, suatu ha­dirat yang terus menerus, hati kita akan bergembira.
Untuk Guru: Pelajaran pekan ini menyingkapkan kepribadian Roh Kudus di seluruh Alkitab. Beberapa orang ingin menyangkal bahwa Roh Kudus ada­lah Pribadi Ketiga dari Keallahan. Mereka percaya bahwa Roh Kudus adalah kekuatan atau esensi yang berasal dari Bapa, bukan satu Pribadi yang berbeda dan Pribadi yang bersifat Ilahi.
Dalam penelitian kita pekan ini, kita akan secara sistematis mengkaji ulang ayat-ayat Alkitab yang jelas menunjukkan baik Keilahian maupun Kepriba­dian Roh Kudus. Tiga dasar kepribadian adalah akal yang berpikir, kemauan yang memilih, dan kemampuan berbicara yang berkomunikasi. Roh Kudus memiliki ketiganya. Kita akan pelajari dua yang pertama secara lebih menda­lam dalam pelajaran ini.
Diskusi Pembuka: Ketika Anda memikirkan Roh Kudus apakah yang Anda pikirkan? Seberapa jelas pemikiran Anda sendiri pada sifat, peran, dan pela­yanan Roh Kudus? Ini tentu jauh lebih mudah untuk berpikir tentang Bapa dan Anak sebagai tokoh Ilahi daripada membayangkan Roh Kudus dengan cara demikian.
Kita sering menyamakan keterlihatan dengan kepribadian. Sulit untuk mem­bayangkan seseorang yang tidak terlihat. Sifat Roh Kudus adalah sebuah mis­teri. Hal yang tidak terbatas adalah sulit untuk dipahami pikiran manusia; te­tapi hanya karena kita tidak sepenuhnya memahami sesuatu itu tidak berarti bahwa hal yang kita tidak sepenuhnya pahami itu tidak ada.
Pertanyaan untuk Diskusi:
ü  Mengapakah memahami sifat Roh Kudus begitu penting?
ü  Mengapakah umat Allah membutuhkan pelayanan Roh Kudus dalam kehi­dupan mereka sehari-hari?
ü  Apakah yang bisa kita pelajari dari gambaran Yesus tentang Roh Kudus da­lam Yohanes 16:13, 14?

·         LANGKAH 2 - Menyelidiki
Untuk Guru: Ketika kita mendekati misteri Ilahi, penting untuk menemu­kan apa yang dikatakan Alkitab dan rela meninggalkan yang tidak terjawab dari apa tidak dikatakan. Dalam pelajaran pekan ini, kita akan fokus pada apa yang Alkitab ajarkan tentang Kepribadian Ilahi Roh Kudus, menemukan do­rongan dan kekuatan untuk hidup kita hari ini.
Komentar Alkitab
I.    "Dipanggil ke Sisi Seseorang": Roh Kudus sebagai Penolong dan Penghibur.
(Tinjau Kembali Yohanes 14 16 Bersama UKSSAnda.)
Dalam diskusi Yesus tentang Roh Kudus dalam Yohanes 14-16, Ia meng­gunakan istilah '"Penolong"' atau "Penghibur" pada empat kesempatan yang terpisah (Yohanes 14:16, 26; 15:26; 16:7). Istilah Yunani yang digunakan dalam ayat-ayat ini adalah paruktetos, yang secara harfiah berarti '"dipanggil ke sisi seseorang,' yakni, untuk membantu seseorang." —V/«es Expository Diction- ary of New Testament Words, s.v. parakletos, (https://www.blueletterbible.org/search/Dictionary/vi&wTopic.cfm?topic=VT0000499). Dalam hukum pengadil­an kuno ketika seseorang sedang diadili, orang ini diberi seorang parakletos, yang akan datang untuk membantu orang ini dan menyediakan kebutuhan dari orang tersebut. (Ibid.) Kebutuhan ini mungkin secara fisik, seperti kebutuhan akan makanan, selimut, atau air. Selain itu, mereka mungkin akan menyediakan kebutuhan emosional atau psikologis, seperti kebutuhan untuk semangat dan harapan. Atau mereka mungkin akan menyediakan kebutuhan hukum, seperti kebutuhan untuk pertahanan atau pembela, ketika tuduhan-tuduhan dibawa ke depan pengadilan.
Betapa satu gambaran indah yang digunakan demi untuk menggambarkan Roh Kudus: Seseorang yang selalu bersama kita untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, emosional, dan rohani kita! Tidak pernah ada situasi yang kita ha­dapi sebagai anak-anak Allah namun Dia tidak ada. Tidak ada pengalaman yang kita hadapi dan Ia tidak mampu menanganinya. Penolong Ilahi kita selalu ada, siap untuk membantu di saat kita memb' ahkannya.
Pertimbangkanlah Hal Ini: Apakah istilah Yunani asli untuk Roh Kudus yang digunakan dalam Yohanes 14:16, dan apakah artinya secara harfiah? Ba­gaimanakah maknanya membantu kita memahami lebih lengkap konsep Roh Kudus baik sebagai Penolong dan Penghibur? Bagaimanakah Ia datang sebagai Penolong kita? Kebutuhan apakah yang Ia penuhi?

II.  Pribadi Roh Kudus
(Tinjau Kembali Roma 8:27 dan / Korintus 12:11 Bersama UKSS Anda.)
Rasul Paulus menggunakan dua istilah yang menakjubkan untuk menggam­barkan Kepribadian Ilahi Roh Kudus: Pikiran dan kehendak. Dalam Roma 8:27, Paulus berbicara tentang "pikiran Roh." Dalam I Korintus 12:11, ia menunjuk­kan bahwa Roh Kudus memberikan karunia rohani untuk setiap orang percaya secara individu "seperti yang dikehendaki-Nya." Pikiran dan kehendak adalah dua fungsi yang unik dari kepribadian. Mari kita lihat lebih dekat pada "pikir­an" dan "kehendak" dalam Alkitab, seperti yang disajikan dalam konteks umat percaya dan Kristus, untuk menyimpulkan lebih lengkap apa artinya bagi Roh Kudus dalam memiliki kedua hal ini.
Pikiran adalah pusat berpikir. Di sinilah akal, hati nurani, dan penilaian memengaruhi keputusan. Alkitab menggunakan kata pikiran untuk mewujudkan konsep kekudusan, persatuan, dan kesempurnaan pikiran, kualitas dari orang beriman diimbau untuk bercita-cita dan berdoa untuk seperti itu. Misalnya, Alki­tab mengatakan bahwa kita mungkin memiliki pikiran Kristus (Flp. 2:5; 1 Kor. 2:16), yang mengatakan, karakter-Nya yang kudus. Dan ketika berbicara ten­tang perlunya persatuan di antara orang beriman, Alkitab mendesak kita untuk memiliki "pikiran yang sama" (Rm. 10:16; Flp. 4:2) dan "satu pikiran" (2 Kor. 13:11). Menghampiri hadirat Kristus memberikan kekuatan pikiran, seperti ce­rita tentang orang yang kerasukan Setan digambarkan secara kuat. Selanjutnya, ketika Setan diusir, orang yang kerasukan Setan tersebut ditemukan di dalam ke­adaan "waras" (Mrk. 5:15; Luk. 8:35), sebuah frasa yang juga dapat diterjemah­kan dari bahasa Yunani berarti, "menjadi berpikiran sehat" —Vines Expository Dictionary of New Testament Words, sv sophrorieo, (https.V/www.blueletterbible. org/lang/Lexicon/Lexicon.cfm?strongs-G4993&t=KJV).
Sama seperti pikiran adalah ciri khas kepribadian baik bagi manusia dan Ila­hi, demikian juga dengan kemauan. Hewan memiliki pikiran. Tetapi kehendak, atau kemampuan untuk membuat pilihan rasional, mengangkat kita di atas he­wan. Dianugerahi dengan kemauan mencerminkan bagian dari apakah artinya diciptakan menurut gambar Allah. Kita tidak hanya sekadar makhluk, yang di­dorong oleh naluri dan didorong oleh keinginan biologis. Allah telah memberi­kan kita masing-masing kapasitas untuk membuat pilihan moral melalui melatih kehendak kita dengan tepat. Ellen G. White menyatakan dengan ringkas: "Ke­mauan adalah kuasa yang memerintah dalam sifat alamiah manusia, kuasa un­tuk mengambil keputusan atau memilih. Setiap manusia yang memiliki pertim­bangan mempunyai kuasa untuk memilih yang benar. Dalam setiap pengalaman hidup, Firman Allah bagi kita ialah, 'Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah' (Yosua 24:15). Setiap orang yang menempatkan kemauannya di samping kemauan Allah, dapat memilih untuk mengikut Dia, dan dengan de­mikian menghubungkan dirinya dengan agen-agen Ilahi, dan ia dapat berdiri di mana tidak ada sesuatu yang dapat memaksanya untuk berbuat kejahatan."— Membina Pendidikan Sejali, lilin. 271. Melalui latihan kehendak yang tepat, di bawah bimbingan Roh Kudus, karakter yang saleh itu dikembangkan.
Karena Roh Kudus memiliki baik pemikiran Ilahi yang berpikir dan berakal budi maupun kehendak Ilahi yang memilih, Ia harus, dengan definisi itu pastilah Pribadi Ilahi. Dia bukan hanya kekuatan yang keluar dari Bapa, salah satu aspek dari Pribadi Allah. Dia adalah Pribadi yang terpisah, yang berbeda. Roh Kudus berpikir, dapat berpikir, membuat keputusan, dan memilih. Dia adalah Pribadi yang nyata dan Ilahi sama seperti Bapa dan Anak.

Pertimbangkanlah hal ini: Definisikanlah ciri kepribadian dan mengapa, berdasarkan kriteria ini, Roh Kudus— meskipun bersifat misterius Dia bisa— memenuhi definisi kepribadian.
·         LANGKAH 3 - Mempraktikkan
Untuk Guru: Pimpinlah UKSS Anda ke dalam diskusi praktis tentang ba­gaimana Roh Kudus mengungkapkan kebenaran Firman Tuhan dan bagaimana Yesus adalah "jalan, kebenaran, dan hidup" (Yoh. 14: 6). Jika Yesus adalah "ke­benaran," apakah yang Ia maksudkan ketika Ia berkata kepada murid-murid- Nya bahwa Roh Kudus akan memimpin mereka ke dalam "seluruh kebenaran" (Yoh. 16:13)1
Pertanyaan Pemikiran / Penerapan:
0 Ketika kitamencari Roh Kudus supaya berada di tengah-tengah kita, kita ti­dak mencari "kekuatan kosrnik" untuk membimbingkita. Ketika kita mencari bimbingan dari Roh Kudus, kita tidak mengharapkan kehadiran mistis un­tuk memimpin kita ke pada cahaya batin. Kita meminta Tuhan alam semesta untuk mengirim Pribadi Ketiga dari Keallahan untuk memberikan dukung­an yang kita butuhkan. Terkadang mengapa Roh Kudus tampak begitu mis­terius? Bagaimanakah Dia bisa menjadi lebih nyata dalam kehidupan kita? 0 Apakah yang bisa kita lakukan sebagai pribadi untuk menjadi lebih peka
terhadap pekerjaan Roh Kudus dalam hidup kita? 0 Hal praktis apakah yang bisa kita lakukan untuk mendengar suara Tuhan berbicara melalui Roh Kudus seperti yang kita baca dari Firman Tuhan?
·         LANGKAH 4 - Menciptakan
Untuk Guru: Roh Kudus adalah Sekutu yang kuat dalam mengatasi dosa dan memungkinkan kita untuk menghidupkan kehidupan Kristen yang menye­nangkan dan berlimpah. Roh Kudus tersedia untuk memperkuat kita saat kita menghadapi godaan, untuk mendorong kita pada saat putus asa, dan untuk mem­bimbing kita pada saat putus asa. Sementara kita mengizinkan Roh Kudus untuk mengisi hidup kita dengan kehadiran Ilahi-Nya, kita akan menjalani kepenuhan hidup lebih daripada berjuang dengan kekuatan kita sendiri melawan tipu mus­lihat si jahat dan menghidupkan suatu kehidupan frustrasi yang dikalahkan. Kita akan bersukacita dalam kemenangan yang Roh Kudus berikan.
Kegiatan:
ü  Mintalah UKSS Anda untuk berbagi pemikiran mereka yang paling bermak­na yang mereka akan ambil dari pelajaran pekan ini.
ü  Diskusikan Bersama UKSS Anda apa artinya bagi mereka secara pribadi bahwa Roh Kudus adalah Parakletos Ilahi kita.
ü  Undanglah UKSS Anda untuk berbagi cara yang mereka telah temukan un­tuk mendengar suara Roh sementara mereka merenungkan Firman dan kar­ya Tuhan.



* 14-20 Januari



KEILAHIAN ROH KUDUS



SABAT PETANG

Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Kis. 5:1-4; 1 Kor. 2:10, 11; Yes. 63:10-14; Trr. 3:4-6; Rm. 8:11; 1 Ptr. 1:2.



Ayat Hafalan: "Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian" (2 Korintus 13:13).



Sepanjang catatan Alkitab, Keilahian Allah Bapa dianggap selalu ada. Kita dapat temukan kebenaran ini diekspresikan baik di dalam Perjan­jian Lama maupun Perjanjian Baru. Hal ini merupakan salah satu dari yang terpenting dan mendasar dari banyak kebenaran yang dinyatakan di da­lam Firman Allah.

Keilahian Yesus Kristus juga ditegaskan dalam berbagai tempat di Alkitab, khususnya di Perjanjian Baru, baik di dalam Injil maupun dalam berbagai su­rat rasul.

Namun, Keilahian Roh Kudus diajarkan di dalam istilah yang lebih halus. Hal ini dapat disimpulkan dari berbagai pernyataan Alkitabiah yang tidak lang­sung. Di sini kita perlu mempelajari dengan teliti dengan cara membandingkan tulisan yang satu dengan tulisan yang lain dalam Alkitab agar kita bisa mempe­roleh apa yang Allah sudah nyatakan di dalam Firman-Nya mengenai Roh Ku­dus. Dalam melakukan hal ini, kita tidak boleh menduga kurang dari apa yang Alkitab nyatakan, dan juga kita tidak boleh "melampaui yang ada tertulis" (1 Kor. 4:6). Topik ini memerlukan sikap kerendahan hati yang mau diajar; kita tidak boleh membuat cara berpikir kita mengenai Allah sebagai standar untuk bagaimana kita memahami Roh Kudus itu. Gantinya kita harus menerima dan menyaksikan apa yang Alkitab nyatakan, tidak peduli betapa sukarnya bebera­pa konsep yang harus kita pahami secara menyeluruh.

*Pelajari pelajaran sepekan ini untuk persiapan Sabat, 21. Januari.



Minggu 15 Januari Roh Kudus dan Allah



Alkitab tidak memberikan sebuah gambaran yang sistematis tentang Keila- hian Roh Kudus. Sebaliknya kita menemukan jejak yang menarik di mana para penulis Alkitab memperlakukan Roh Kudus sederajat dengan Allah. Ada beberapa ayat dalam Alkitab yang menunjukkan beberapa kegiatan ditujukan kepada Allah dan juga kepada Roh Kudus.



Bacalah Kisah Para Rasul 5:1-4. Apakah yang dapat kita simpulkan tentang Allah dan Roh Kudus dari kata-kata Petrus kepada Ananias?

Kisah Para Rasul 5:1-4

5:1. Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah.

5:2 Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
5:3 Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?
5:4 Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.

Jika Roh Kudus bukanlah Allah, maka dalam ayat ini l'etrus sudah berbicara dengan sangat sembrono dan memberikan tuntunan yang membahayakan. As­pek yang menarik dari sifat alamiah Roh Kudus adalah, di mana l'etrus menaruh Roh Kudus di dalam tingkat yang sama dengan Allah. Di ayat 3, l'etrus mena­nyakan Ananias mengapa dia berdusta kepada Roh Kudus, dan Petrus melan­jutkan pada bagian terakhir ayat 4: "Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah." Dengan jelas Petrus menyamakan Roh Kudus dengan Allah.- Maksud Petrus adalah bahwa Ananias tidak hanya berdusta kepada rasul-rasul, tetapi kepada diri Allah sendiri. Berdusta kepada Roh Kudus adalah berdusta kepada Allah. Roh Kudus adalah Allah. Maksud ayat ini sangatlah jelas.
Mengapakah hukuman yang begitu keras diberikan untuk apa yang telah di­lakukan oleh kedua orang ini?
Kita harus mengingat bahwa umat percaya yang mula-mula di dalam kitab Kisah Para Rasul adalah "sehati dan sejiwa" (Kis. 4:32). Persatuan ini adalah sebuah hasil dari Roh Kudus dan inilah alasan mengapa mereka dengan tanpa paksaan dan ikhlas membagikan apa yang mereka miliki. Sehingga, berdusta da­lam hal membagikan adalah sebuah penolakan persatuan komunitas dan meng­ingkari Roh Kudus yang telah mendasari dan memampukan persatuan tersebut.
Inilah mengapa dusta Ananias dan istrinya memalsukan pekerjaan Ilahi dan kehadiran Roh Kudus dalam kelompok gereja mula-mula itu.' Ketidakjujuran terhadap Allah seperti itu merusak dan menjauhkan Roh Allah untuk bekerja se­cara efektif dalam kehidupan umat percaya. Allah menginginkan kita melayani Dia tanpa terbagi-bagi. Oleh karena komunitas iman yang sangat baru ini berada pada sebuah persimpangan yang sangat penting, Allah menggunakan konseku­ensi yang tegas untuk memastikan bahwa jemaat yang baru terbentuk ini akan bekerja dalam kesatuan dan kebenaran satu dengan lainnya dan mau dituntun oleh Roh-Nya.
Pikirkanlah betapa mudahnya bagi Ananias dan Salira membenarkan dosa mereka. Bahkan, bukankah kita telah menjual harta milik kita dan memberikan sebagian dari hasilnya ke gereja? Apakah masalahnya kalau kita ambil sedikit? Apakah yang seharusnya cerita ini katakan kepada kita tentang betapa kita perlu berhati-hati dalam membenarkan tindak­an kita?

SENIN 16 Januari  Sifat Keilahian Roh Kudus

Dalam beberapa ayat Roh Kudus digambarkan memiliki sifat-sifat Ila­hi. Sifat-sifat dan kegitan-kegiatan Roh Kudus apakah yang didaftarkan dalam ayat-ayat berikut ini, yang sifatnya hanya dapat disamakan de­ngan Allah?

1 Kor. 2:10, 11; bandingkan dengan
2:10 Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.
2:11 Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.

Yes. 40:13, 14
40:13 Siapa yang dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepada-Nya sebagai penasihat?
40:14 Kepada siapa TUHAN meminta nasihat untuk mendapat pengertian, dan siapa yang mengajar TUHAN untuk menjalankan keadilan, atau siapa mengajar Dia pengetahuan dan memberi Dia petunjuk supaya Ia bertindak dengan pengertian?

Mzm. 139:7
139:7. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?

Ibr. 9:14; bandingkan dengan
9:14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

1 Tim. 6:16
6:16 Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Seorangpun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. Bagi-Nyalah hormat dan kuasa yang kekal! Amin.

Luk. 1:35;
1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.

Rm. 15:19; bandingkan dengan
15:19 oleh kuasa tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh kuasa Roh. Demikianlah dalam perjalanan keliling dari Yerusalem sampai ke Ilirikum aku telah memberitakan sepenuhnya Injil Kristus.

Mzm. 104:30
104:30 Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi.

Dalam menguji hikmat Allah, Paulus membuktikan bahwa Roh Kuduslah yang membuat hikmat itu kita kenal. "Yang sama saling mengenal " adalah cara berpikir yang Paulus gunakan di dalam argumentasinya. Hanya seseorang yang sama seperti Allah yang mengetahui hal-hal yang tersembunyi mengenai Allah (1 Kor. 2:10, 11). Tidak ada yang mengenal Allah sama seperti Roh Ku­dus, karena Dia mengenal Allah dari dalam diri Allah sendiri. Dia mengenal dengan cara yang tidak diketahui oleh mereka yang berada di luar diri Allah. Roh Kudus sesungguhnya adalah Mahatahu.
Kehadiran Roh Kudus adalah kehadiran Allah. Jika saya tidak dapat mela­rikan diri ke tempat di mana tidak ada Roh Allah, Dia adalah Mahahadir (ban­dingkan dengan Mzm. 139:7).
Roh Kudus dinyatakan abadi (Ibr. 9:14). Menurut Alkitab, berapa banyak oknum yang kekal? Hanya Allah yang kekal (1 Tim 6:16). Jika Roh disebut kekal, maka Dia pasti adalah Allah.
Roh Kudus juga disebutkan sangat kuat atau berkuasa. Dalam Lukas 1:35 frasa "Roh Kudus" dan "kuasa Allah Yang Mahatinggi" berada dalam bentuk yang sama. Ayat ini merujuk pada sebuah mukjizat pertama yang terbesar, yai­tu mengandungnya seorang perawan. Di dalam Rm. 15:19, Rasul Paulus mem­perkenalkan bahwa pelayanannya ini dapat dicapai dengan "kuasa tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat dan oleh kuasa Roh Kudus." Benarlah, Roh Kudus da­pat melakukan mukjizat Ilahi.
Yesus juga berkata bahwa hujatan terhadap Roh adalah dosa yang tidak da­pat diampuni (Mat. 12:31, 32; Mrk. 3:28, 29). Hal ini tidak dapat dipahami kecuali Roh Kudus itu adalah Ilahi.
Tetapi, mungkin pekerjaan Roh Kudus yang paling menakjubkan adalah kemampuan-Nya dalam mengubah hati dan pikiran manusia. Adalah Roh Ku­dus yang menyelesaikan sebuah kelahiran rohani yang baru (Yoh. 3:5-8). Dia memiliki kuasa untuk menyelesaikan sesuatu yang hanya Allah dapat lakukan.

SELASA 17 Januari Petunjuk-petunjuk Alkitabiah

Ada berbagai referensi terhadap Roh Kudus di dalam Alkitab yang dapat saling bertukar dengan referensi Allah.

Bacalah Yesaya 63:10-14 dan bandingkan dengan Bilangan 14:11 dan Ulangan 32:12. Kepada siapakah ayat-ayat ini dimaksudkan oleh penulis, dan apakah yang dikatakan tentang hal ini kepada kita mengenai Keilahian Roh Kudus?
Yesaya 63:10-14
63:10 Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh Kudus-Nya; maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka.
63:11 Lalu teringatlah mereka kepada zaman dahulu kala, zaman Musa, hamba-Nya itu: Di manakah Dia yang membawa mereka naik dari laut bersama-sama dengan penggembala kambing domba-Nya? Di manakah Dia yang menaruh Roh Kudus-Nya dalam hati mereka;
63:12 yang dengan tangan-Nya yang agung menyertai Musa di sebelah kanan; yang membelah air di depan mereka untuk membuat nama abadi bagi-Nya;
63:13 yang menuntun mereka melintasi samudera raya seperti kuda melintasi padang gurun? Mereka tidak pernah tersandung,
63:14 seperti ternak yang turun ke dalam lembah. Roh TUHAN membawa mereka ke tempat perhentian. Demikianlah Engkau memimpin umat-Mu untuk membuat nama yang agung bagi-Mu.

Bilangan 14:11
14:11. TUHAN berfirman kepada Musa: "Berapa lama lagi bangsa ini menista Aku, dan berapa lama lagi mereka tidak mau percaya kepada-Ku, sekalipun sudah ada segala tanda mujizat yang Kulakukan di tengah-tengah mereka!

Ulangan 32:12
32:12 demikianlah TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia.

Di dalam Yesaya 63:10, orang-orang memberontak dan mendukakan Roh Kudus. Namun, pada catatan yang serupa, seperti dalam Bilangan 14:11, ber­kala "Tuhan berfirman kepada Musa: 'Berapa lama lagi bangsa ini menista Aku, dan berapa lama lagi mereka tidak mau percaya kepada-Ku.'" Dan di dalam Ulangan 32:12, dikatakan kepada kita bahwa "Tuhan sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia." Sungguh-sungguh penulis Alki­tab di sini melihat Allah dan Roh Kudus berada pada tingkat yang sama atau sejajar satu dengan lainnya.
Dalam 2 Samuel 23:2, kita baca bahwa "Roh Tuhan berbicara dengan peran­taraanku" yang mana pernyataan sejajar di dalam ayat 3, berkata: "Allah Isra­el berfirman... kepadaku." Sekali lagi, kesimpulan dari kesejajaran Alkitabiah adalah bahwa Roh Kudus diyakini sama seperti Allah.

Bandingkan 1 Korintus 3:16, 17 dengan 1 Korintus 6:19, 20 dan ban­dingkan 1 Korintus 12:11 dengan 1 Korintus 12:28. Bagaimanakah refe­rensi terhadap Roh Kudus dan terhadap Allah digunakan saling bertukar dalam ayat-ayat ini? Apakah sifat Allah yang serupa dengan sifat Roh Kudus?
1 Korintus 3:16, 17
3:16. Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
3:17 Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.

1 Korintus 6:19, 20 
6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
6:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

1 Korintus 12:11
12:11 Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.


1 Korintus 12:28
12:28 Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.

Dalam 1 Korintus 3:16, 17, Paulus menggunakan bahasa yang sama dengan 1 Korintus 6:19,20. Bagi rasul Paulus, didiami Roh Kudus adalah didiami Al­lah. Dengan menyamakan ekspresi "Bait Suci Allah" dengan sebuah Bait Suci "Roh Kudus," Paulus menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Allah.
Di dalam 1 Korintus 12:11, Paulus menuliskan bahwa adalah Roh Kudus yang membagikan karunia rohani kepada setiap umat percaya. Beberapa ayat kemudian di dalam 1 Korintus 12:28, disebutkan bahwa adalah Allah yang me­lakukan hal tersebut. Pekabaran mendasar sangatlah jelas: Roh Kudus mela­kukan tindakan-tindakan yang sama dengan yang dilakukan Allah, bukti yang sangat kuat di mana Roh Kudus adalah sama derajatnya dengan Allah.

Baca kembali Bilangan 14:11. Dalam cara apakah yang mungkin dapat diterapkan kepada kita saat ini? Pikirkanlah tentang jalan-jalan luar bi­asa yang Allah kerjakan di dalam gereja kita. Pikirkanlah semua alasan yang Dia sudah berikan kepada kita agar kita percaya. Bagaimanakah kita dapat memastikan, kita tidak sedang melakukan apa yang telah di­buat oleh umat Allah ribuan tahun yang lalu?
Bilangan 14:11
14:11. TUHAN berfirman kepada Musa: "Berapa lama lagi bangsa ini menista Aku, dan berapa lama lagi mereka tidak mau percaya kepada-Ku, sekalipun sudah ada segala tanda mujizat yang Kulakukan di tengah-tengah mereka!

Rabu 18 Januari   Pekerjaan Ilahi Roh Kudus

Roh Kudus melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu yang Alkitab anggap hanya Allah yang mengerjakannya. Roh aktif dalam pekerjaan Ilahi di waktu Penciptaan, dan Dia pun juga sama aktifnya di dalam Penciptaan Kembali yang dilakukan Allah untuk orang-orang berdosa.

Bacalah Titus 3:4-6. Bagaimanakah Paulus menggambarkan keterli­batan Roh Kudus di dalam proses penciptaan kembali?
Titus 3:4-6
3:4 Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia,
3:5 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
3:6 yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita,

Roh Kudus disebutkan berdampingan dengan "Allah Juruselamat kita" (Ti­tus 3:4) dalam peristiwa pembasuhan kelahiran kembali (baptisan) dan pemba­ruan kerohanian kita (Titus 3:5). Dialah agen kelahiran baru kita. Dia memba­rui hati kita. Dia pun membangkitkan keinginan kita untuk mengikuti Kristus. Dialah Roh kehidupan (Rm. 8:2). Dia adalah Oknum yang menyucikan orang- orang berdosa dan mengubah tabiat mereka. Dia menolong kita untuk me­nuruti Yesus Kristus, yang menyelamatkan kita. Hanya pribadi yang Ilahilah yang dapat melakukan hal-hal luar biasa.

Bandingkan Yesaya 6:8-10 dengan Kis. 28:25-27. Kepada siapakah penulis-penulis Alkitab menghubungkan dengan pembicaraan Ilahi?
Yesaya 6:8-10 
6:8 Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"
6:9. Kemudian firman-Nya: "Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan!
6:10 Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh."

Kis. 28:25-27
28:25 Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: "Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya:
28:26 Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap.
28:27 Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.


Ada beberapa ayat dalam Alkitab yang pada satu sisi dikatakan Allahlah yang berbicara, sementara di sisi yang lain disebutkan oleh penulis Alkitab bahwa Roh Kuduslah yang berbicara. Adalah Roh Kudus yang secara supra natural menyampaikan Kitab Suci kepada kita (2 Ptr. 1:21), sesuatu yang di tempat lain disebutkan sebagai inspirasi milik Allah (2 Tim. 3:16). Memberi­kan Alkitab adalah sebuah pekerjaan Ilahi yang lain dari Roh Kudus.

Apakah yang Rm. 8:11 ajarkan kepada kita perihal Keilahian Roh Ku­dus?
Rm. 8:11
8:11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.

Alkitab menyatakan bahwa Roh Kudus membangkitkan Yesus dari kemati- an dan juga akan membangkitkan kita melalui Roh Kudus. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk membangkitkan orang dari kematian. Jadi, Roh Kudus adalah Allah.

Perubahan apakah yang dapat Anda buat yang dapat menyebabkan di­rimu lebih terbuka terhadap tuntunan Roh Kudus? Kemudian, praktik- praktik apakah yang dapat menjaga dirimu agar Anda tetap jelas me­ngerti pimpinan-Nya dalam hidupmu?


Kamis 19 Januari  Pentingnya Keilahian Roh Kudus

Apakah yang akan hilang jika Roh Kudus bukanlah Allah? Jika Roh Ku­dus bukan sepenuhnya Allah, maka implikasi keselamatan dan penyembahan adalah serius. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Roh Kudus bertanggung jawab untuk pembaruan jiwa umat percaya. Dia tinggal di dalam mereka dan mengisi jiwa mereka. Dia membarui pikiran kita dan mengubah tabiat kita. Dia memiliki kuasa untuk membangkitkan. Dia membuat pengikut Kristus se­bagaimana Allah: Kudus. Jika Roh Kudus bukanlah Allah, bagaimanakah kita dapat memastikan bahwa Dia dapat melakukan semua hal-hal ini dan melaku­kan semua itu dalam cara yang diterima oleh Allah?

Bacalah 1 Petrus 1:2; 2 Korintus 13:14; dan Matius 28:18, 19. Apakah yang dikatakan kepada kita tentang kenyataan bahwa Roh Kudus dise­butkan berdampingan dengan Allah Bapa dan Yesus Kristus, Anak Allah, di dalam baptisan dan di dalam doa berkat pada saat penyembahan dan ibadah kepada Allah?
1 Petrus 1:2;
1:2 yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.

2 Korintus 13:14;  
13:14 (13-13) Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.

Matius 28:18, 19
28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

Keilahian Roh Kudus menolong kita untuk berhubungan dengan Dia di da­lam cara yang tepat agar mengenal siapa Dia yang sebenarnya. Keilahian-Nya adalah awal bagi sebuah kerohanian yang berpusat pada Allah. Gereja Perjan­jian Lama tanpa malu-malu menyebutkan bahwa Roh Kudus berdampingan dengan Dua Anggota Keallahan yang lainnya. Roh Kudus menduduki tingkat dan posisi yang sama pada saat baptisan dilaksanakan sama seperti Bapa dan Anak. Baptisan memiliki makna kerohanian yang dalam dan adalah sebuah tata cara ibadah yang mendalam. Apa yang benar dalam tindakan baptisan ada­lah sama benarnya dengan doa berkat kerasulan. Adalah sebuah doa pemujaan di mana Roh Kudus di puji seperti pujian kepada Bapa dan Anak. Tiga Pribadi Keallahan ini disebutkan berdampingan dan dipercayai sederajat.
Dalam Perjanjian Baru, Roh Kudus dinyatakan sebagai pribadi yang tepat disembah untuk peribadatan, tidak hanya di dalam baptisan dan doa berkat kerasulan, tetapi juga di dalam persyaratan yang konstan di mana kita bergan­tung pada-Nya untuk semua makanan rohani kita dan harus menurut kepada diri-Nya sebagai Guru dan yang menyucikan kehidupan kita. Apakah penting bahwa Roh Kudus itu Allah? Benar, sangat penting. Jika kita mengetahui sia­pa Dia sebenarnya, dan mengenal serta mengetahui Keilahian-Nya, maka kita akan menghormati pekerjaan-Nya dan bersandar pada-Nya untuk pertumbuh­an dan penyucian diri kita.

Pikirkanlah apa artinya Roh Kudus, Allah sendiri, sedang bekerja da­lam hidupmu. Janji-janji besar apakah yang ditemukan di sini untuk kita ketika mengetahui bahwa Allah yang sedang bekerja di dalam dirimu untuk mengubah Anda menjadi apa yang Anda bisa di dalam diri-Nya? Mengapakah ini menjadi sebuah kebenaran yang mengangkat dan meya­kinkan hati?

JUMAT 20 Januari

Pendalaman: Bacalah Ellen G. White, "'Penggambaran Keallahan yang Ke­liru," Mari Bersaksi, hlm. 656.
Seperti yang kita pelajari pada pekan ini, bukti Alkitabiah untuk Keilahian Roh Kudus sangatlah meyakinkan. Roh Kudus adalah Allah. Tetapi ingat: Da­lam memikirkan perihal Roh Kudus, kita sementara berhadapan dengan sebu­ah misteri Ilahi. Kita menekankan maksudnya: Sebagaimana kita tidak dapat menjelaskan Allah dan sifat-Nya dengan sepenuhnya, maka kita harus menolak cobaan untuk membuat pengertian manusia kita sebagai standar untuk bagaima­na Allah itu seharusnya. Kebenaran jauh di luar pengertian manusia, khususnya ketika kebenaran itu dihubungkan dengan sifat alami diri Allah sendiri.
Di saat yang sama, iman di dalam Keilahian Roh Kudus lebih daripada seka­dar menerima ajaran yang terbuka tentang Trinitas. Itu termasuk bersandar pada dan percaya dalam pekerjaan penyelamatan Allah seperti yang ditugaskan oleh Bapa dan diselesaikan oleh Anak di dalam kuasa Roh Kudus. "Tidaklah penting bagi kita untuk dapat mendefinisikan apa Roh Kudus itu.... Sifat Roh Kudus adalah suatu rahasia. Manusia tidak dapat menjelaskannya, sebab Tuhan belum menyatakan kepada mereka. Manusia mempunyai pandangan-pandangan penuh fantasi untuk menyatukan seluruh Kitab Suci sesuai dengan suatu pertimbangan manusia sendiri, tetapi penerimaan akan pandangan ini tidak akan menguatkan sidang. Mengenai rahasia seperti itu, yang terlalu dalam bagi pengertian manu­sia, berdiam adalah emas."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 43.
Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
1.      Filsuf Autria, Ludwig Wittgenstein, pernah menulis: "Apa yang tidak dapat kita bicarakan harus kita lalui dengan diam." Walaupun mak­sudnya berbeda dari apa yang Ellen G. White tulis, namun prinsipnya tetaplah sama. Oleh karena itu mengapa jauh lebih baik berdiam ten­tang aspek mengenai Allah dan kebenaran-kebenaran rohani secara umum yang belum dinyatakan oleh inspirasi Roh Kudus?
2.      Kadangkala adalah sangat menolong bila merefleksikan pandangan teologi dengan menanyakan: "Apakah yang bisa hilang bila pandang­an tentang hal ini tidak benar?" Sebagai contoh: "Apakah yang dapat hilang bila Kristus bukanlah Allah?" Sehubungan dengan Roh Ku­dus, bisa juga ditanyakan: "Apakah yang bisa saja hilang bila Roh Kudus tidak sepenuhnya Allah?"
3.      Apakah yang dikatakan oleh kutipan berikut ini kepada kita pada tahap penerapan? "Roh Kudus, yang mengisi diri kita, bukanlah se­buah pengaruh yang samar-samar atau kekuatan mistis. Dia adalah Pribadi Ilahi, yang diterima dengan kerendahan hati, penghormatan, dan penurutan yang sungguh-sungguh. Oleh karena itu bukanlah le­bih banyak pertanyaan tentang berapa banyak Dia kita miliki, tetapi Dia lebih memiliki kita—ya, semua ada bagi kita."—LeRoy Edwin Froom, The Coming of the Comforter), hlm. 159

PENUNTUN GURU
RINGKASAN PELAJARAN
·         Ayat Inti: 1 Petrus 1: 2
·         Anggota UKSS akan:
Mengetahui: Memahami realitas bahwa Roh Kudus adalah Ilahi, sama se­perti Bapa dan Anak adalah Ilahi.
Merasakan: Menghargai peranan Roh Kudus dalam meneiptakan kembali orang-orang percaya menurut gambar Ilahi dan dalam mengubah dia men­jadi serupa dengan Kristus.
Melakukan: Memutuskan untuk membiarkan kekuatan Ilahi Roh Kudus untuk mengubah hidupnya.
·         Garis Besar Pelajaran:
I.       Mengetahui: Kenalilah Makna Rohani Roh Kudus Sebagai
Anggota Ketuhanan.
A.       Adakah bukti Alkitab bahwa Roh Kudus adalah Ilahi?
B.        Mengapakah kebenaran Alkitab ini begitu penting? Implikasi apa­kah yang akan ada jika Roh Kudus tidak Ilahi seperti Bapa dan Anak?
A.       Bagaimanakah pemahaman tentang peranan Roh Kudus dalam pe­nebusan membuat perbedaan dalam kehidupan rohani Anda sen­diri?
B.        Mengapakah dosa Ananias dan Safira berbohong kepada Roh Ku­dus begitu serius? Mengapakah Anda berpikir bahwa hukuman Al­lah itu sangat keras?
A.       Mengapakah kisah Ananias dan Safira sangat penting bagi gere­ja hari ini?
B.        Bagaimanakah tindakan Roh Kudus sebagai pribadi ketiga dari Ketuhanan membuat perbedaan dalam kehidupan rohani kita se­hari-hari?
Ringkasan: Ketika kita memahami peranan Roh Kudus sebagai pribadi ke­tiga dari Ketuhanan, kita mampu lebih menghargai pelayanan-Nya dan bekerja sama dengan Dia dalam membuat pilihan positif untuk perubahan yang Dia tunjukkan dalam kehidupan kita sendiri. Memahami realitas Ketuhanan Roh Kudus menghasilkan suatu apresiasi yang tulus tentang siapa Dia dan suatu keinginan bagi-Nya untuk mengubahkan kita.

LANGKAH 1 - Memotivasi
Fokus Alkitab: 1 Korintus 6:19,20
Konsep Utama untuk Picktumuuman Rohani: Sama seperti Tabernakel di bumi adalah tempat tinggal untuk Shekinah kemuliaan Allah, tubuh kita adalah bait Roh Kudus, yang dirancang untuk mengungkapkan kemuliaan Tuhan me­lalui kehidupan yang saleh. Kebenaran yang menakjubkan dari Alkitab adalah bahwa Allah alam semesta ini rindu untuk tinggal di dalam hati kita melalui pribadi Roh Kudus.
Untuk Guru: Pelajaran pekan ini sangat penting untuk pemahaman kita tentang pelayanan Roh Kudus dalam kehidupan setiap orang Kristen. Pahami­lah bahwa Roh Kudus adalah pribadi ketiga dari Ketuhanan dengan atribut Bapa dan Anak membuat perbedaan besar dalam bagaimana kita berhubungan dengan peran Roh Kudus dalam hidup kita. Roh Kudus bukanlah kekuatan un­tuk digunakan. Dia bukanlah kekuatan untuk dicari. Dia adalah anggota Ilahi Ketuhanan kepada siapa kita membuka hati kita dan menyerahkan hidup kita. Kita tidak menggunakan Roh Kudus. Dialah yang menggunakan kita untuk bersaksi tentang kemuliaan Kristus yang disalibkan, yang bangkit, dan yang segera datang.
Sifat-sifat Allah adalah sifat-sifat Roh Kudus. Roh Kudus adalah Mahata­hu, Mahakuasa, Mahahadir, dan kekal (1 Kor. 2:10, 11; Mzm. 104:30; 139:7; Ibr. 9:14.). Untuk diisi dengan Roh adalah untuk diisi dengan kehadiran Allah. Berdiamnya Roh adalah berdiamnya kehadiran Bapa di dalam bait hati kita. Allahlah yang tinggal di dalam kita melalui Roh Kudus-Nya.
Diskusi pembuka: Di seluruh Alkitab, Bapa, Anak, dan Roh Kudus dihu­bungkan dalam kesatuan yang tak terpisahkan (Mat. 8:18, 19; 1 Ptr. 1:2; 2 Kor. 13:14). Mereka bekerja sama dalam pekerjaan Penciptaan dan Penebusan. Dengan cara apakah pekerjaan mereka sama? Bagaimana pekerjaan mereka berbeda? Manakah dari tiga ini yang menonjol di era Perjanjian Lama? Sia­pa di antara mereka yang paling mencolok ditampilkan dalam keempat Injil? Mengapa? Yang manakah ada di garis terdepan dalam kitab Kisah Para Rasul?
Beberapa kalangan menyebut kitab Kisah Para Rasul, "Kisah Roh Kudus." Sepanjang kitab Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, Roh Kudus hadir se­bagai Pribadi Ketiga dari Ketuhanan, menginsafkan jiwa dari dosa, mendidik orang dalam kebenaran, bersaksi tentang Yesus, dan mengubahkan kehidupan. Menulis kepada Titus, rasul Paulus menyatakan bahwa kita diselamatkan "bu­kan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus" (Titus 3:5). Adalah melalui Roh Kudus bahwa hati kita di­perbarui, hidup kita diubah, dan jiwa kita disegarkan.

Pertanyaan untuk Diskusi:
ü  Ketika Anda memikirkan tentang Roh Kudus, gagasan apakah yang segera datang kepada pikiran Anda? Berbagilah dengan kelas beberapa frase yang masuk pikiran Anda ketika Anda memikirkan Roh Kudus.
ü  Bagaimanakah pemahaman tentang Roh Kudus membuat perbedaan dalam hidup Anda? Apakah yang secara praktis pengetahuan ini membuat perbe­daan untuk kita?

·         LANGKAH 2 - Menyelidiki
Komentar Alkitab
Untuk Guru: Sepanjang Perjanjian Baru Roh Kudus digambarkan sebagai agen regenerasi Ilahi, yang menguduskan, yang mengubah hidup, dan yang memberi hidup (Tit. 3:5; 1 Ptr. 1:2; 2 Kor. 3: 6). Dalam Roma 8, Rasul Paulus berbicara tentang hidup dalam daging dan hidup dalam Roh. Hidup dalam da­ging adalah upaya sia-sia untuk menjalani kehidupan Kristen dengan kekuatan kita sendiri daripada di dalam kuasa Roh Kudus. Hidup dalam Roh adalah hidup yang menyerah kepada keinsafan dan tuntutan Roh Kudus. Adalah mati setiap hari bagi keinginan hati duniawi dan diperbarui oleh kasih karunia Roh Kudus yang menguduskan.
Penyaliban adalah kematian yang sangat menyakitkan. Penyaliban Kristus adalah pasti. Kristus mati untuk dosa-dosa kita, tetapi melalui Roh Kudus, kita mati terhadap dosa. Dosa tidak lagi suatu jalan hidup bagi hati yang bertobat. Kerinduan jiwa kita adalah untuk menyenangkan Yesus, dan keinginan ini di­capai melalui kekuatan yang menguduskan dari Roh Kudus.
I. Memahami Keilahian Roh Kudus
(Tinjau Kembali I Petrus 1:2 dan Roma 15:9 Bersama UKSS Anda.)
Apakah ciri-ciri Allah? Apakah yang membuat Allah itu, Allah? Pertama, Dia kekal. Dia tidak pernah memiliki awal dan tidak akan pernah memiliki ak­hir. Dia adalah "AKULAH'AKU" yang agung (Kel. 3:14). Dia adalah satu-sat­unya "yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang" (Why. 1:4). Kenya­taan bahwa Allah telah ada dari kekekalan membuatnya terpisah dari semua makhluk di alam semesta ini. la juga Mahatahu atau mengetahui semuanya (Dan 2:20-22). Tidak ada yang tidak diketahui Allah Yang Mahabijaksana itu. Pengetahuannya tidak terbatas atau sebagian. Dia Mahahadir dan Mahakuasa, juga. Kehadiran-Nya bisa dirasakan di mana-mana (Mazmur 139). Kekuasa­annya tidak terbatas. Dia adalah Allah yang kekal, Mahatahu, Mahakuasa, dan Mahahadir. Ide tentang makhluk masa depan yang "terbuka," di mana dalam beberapa hal Allah tidak bisa tahu sebelum terjadi, adalah asing bagi Alkitab.
Berikut adalah kebenaran yang menakjubkan. Kualitas yang sama yang di­kaitkan dengan Allah dalam Kitab Suci juga dikaitkan dengan Roh Kudus, Roh Kudus juga kekal (I br. 9:14). Dia Mahatahu, Mahakuasa, dan Mahahadir (7 Kor. 2:10, 11; Rm. 15:19; Mzm. 139:7). Bapa dan Anak yang hadir dengan kita, menyediakan semua sumber daya surga melalui pelayanan Roh Kudus.
Sebagai anak-anak Allah, kita telah dijanjikan kebijaksanaan dan kuasa Roh. Melalui Roh, kita memiliki jaminan hidup kekal dan harapan di balik kubur (Roma 8:12-17). Jika Roh Kudus tidak Ilahi, bagaimana Dia bisa mena­warkan kita kebijaksanaan ilahi, rahmat pengudusan, kekuatan mengubahkan hidup, dan harapan yang kekal? Jika Roh Kudus adalah kekuatan belaka, Dia pasti tidak bisa menawarkan kita jaminan hidup yang kekal. Sifat kekal Ketu­hanan adalah mutlak penting dalam pemahaman kita tentang pentingnya Roh Kudus bagi kehidupan Kristen.
Selidikilah bersama UKSS Anda implikasi praktis bahwa Roh Kudus adalah kekal, Mahatahu, Mahakuasa, dan Mahahadir. Apakah arti sifat-Nya dalam hi­dup sehari-hari orang Kristen?
Pertimbangkanlah Hai. Ini: Mengapa sifat Roh Kudus ini sangat penting dalam menghadapi godaan si jahat itu? Mengapa beberapa teolog menyatakan bahwa keyakinan dalam Roh Kudus adalah salah satu kebenaran yang paling disalahpahami dalam Alkitab dan bahwa jika kita memiliki pemahaman yang lebih baik dari siapa Dia dan bagaimana mengalami kekuatanNya yang meng­ubahkan hidup, cengkeraman dosa dari hidup kita akan hancur?
·         LANGKAH 3 - Mempraktikkan
Untuk Guru: Kita sering berjuang dengan sikap egois yang sama, kebiasa­an berbahaya yang sama, dan kecenderungan berdosa selama bertahun-tahun. Bantulah UKSS Anda untuk memahami kekuatan Roh Kudus sebagai Pribadi Ketiga dari Ketuhanan yang memperbarui, yang menguduskan, yang mengu­bah hidup.
Pertanyaan Penerapan:
ü  Bagaimanakah kita bisa mengalami kekuatan yang mengubah hidup dari Roh Kudus yang dijelaskan Kitab Suci?
ü  Apa sajakah hal-hal dalam hidup kita yang mengalihkan perhatian kita dan menjaga kita dari menikmati kepenuhan kuasa Roh Kudus?
ü  Apakah yang bisa kita lakukan sehubungan dengan gangguan ini? Apakah kunci kemenangan atas kebiasaan seumur hidup ini, sikap, dan perilaku yang tidak selaras dengan kehendak Tuhan?

·         LANGKAH 4 - Menciptakan
Untuk Guru: Pelajaran pekan ini dirancang khusus untuk membantu setiap anggota UKSS memahami kekuatan Ilahi dari Roh Kudus sebagai Pribadi Ke­tiga dari Keallahan. Bantulah anggota UKSS Anda untuk memahami dengan jelas kebenaran penting ini bagi kehidupan Kristen.
Aktivitas:
ü  Jika tersedia, sediakanlah pensil dan kartu indeks untuk setiap anggota ke­las. Mintalah mereka untuk menulis dalam satu kalimat apa yang paling sig­nifikan yang mereka pelajari di UKSS pekan ini.
ü  Sebagai dorongan untuk UKSS, mintalah anggota untuk membaca kalimat yang mereka tulis. Jika tidak ada undanglah anggota UKSS untuk berbagi pemikiran mereka dengan kelas bersama dengan kelasnya.







 _____________________________________________________________________





*7-13 Januari

Pelajaran 2



ROH KUDUS: BEKERJA DI BALIK LAYAR



SABAT PETANG

Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Yeh. 37:5, 9; Kej. 1:2; Ay. 26:13; Kel. 31:1-5; Yoh. 16:13,14; Gal 5:16-23.



Ayat Hafalan: "Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberita­kan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku" (Yohanes 16:14).


Dalam Alkitab, Roh Kudus tidaklah menerima perhatian yang menonjol sama seperti yang diterima oleh Bapa dan Anak. Walaupun demikian, Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Roh Kudus hadir pada setiap peristiwa penting sepanjang sejarah yang suci. Pada mulanya, pada saat Al­lah menciptakan dunia ini, Roh turut bekerja, tetapi lebih di belakang layar. Roh Kudussangatlah aktif dalam tugas inspirasi-Nya kepada nabi-nabi Allah, sehingga memainkan peranan penting dalam penulisan Firman Allah. Roh Ku­dus juga dilibatkan dalam inkarnasi Yesus Kristus di dalam kandungan Maria.

Namun demikian Roh Kudus bukanlah pusat dari catatan Alkitabiah, dan kita hanya sangat sedikit mengetahui tentang Dia. Roh Kudus tetap di bela­kang layar, oleh karena peran-Nya adalah untuk mendahulukan pekerjaan Se­seorang yang lain dalam Keallahan—Yesus Kristus, Anak Allah—dan untuk memberikan kemuliaan kepada Allah Bapa. Semua ini harus demikian agar manusia yang telah jatuh dapat diselamatkan dari kematian kekal yang telah dibawa dosa kepada mereka.

Dari kesaksian Alkitab, kita mempelajari bahwa Roh Kudus dengan rela dan penuh kasih menerima peran di belakang layar untuk menyokong, menolong, memelihara, dan memperlengkapi. Tidak masalah apakah itu pada saat pen- ciptaan atau penebusan atau misi Keallahan, Roh tidak ingin menjadi sorotan, terlepas dari peran-Nya yang sangat penting.

* Pelajari pelajaran sepekan ini untuk persiapan Sabat, 14 Januari.



Minggu 8 Januari   Sifat Roh yang Sukar Dipahami



Bacalah Yohanes 3:3-8 dan Yehezkiel 37:5, 9. Mengapakah angin merupakan sebuah gambaran yang tepat untuk pekerjaan Roh Kudus yang misterius?

Yohanes 3:3-8

3:3 Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."

3:4 Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"

3:5 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.

3:6 Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.

3:7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.

3:8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."



Yehezkiel 37:5, 9

37:5 Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada tulang-tulang ini: Aku memberi nafas hidup di dalammu, supaya kamu hidup kembali.

37:9 Maka firman-Nya kepadaku: "Bernubuatlah kepada nafas hidup itu, bernubuatlah, hai anak manusia, dan katakanlah kepada nafas hidup itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Hai nafas hidup, datanglah dari keempat penjuru angin, dan berembuslah ke dalam orang-orang yang terbunuh ini, supaya mereka hidup kembali."





Dengan membandingkan tindakan-tindakan Roh Kudus seperti angin, Yesus menggambarkan sifat yang dimiliki Roh Kudus yang sukar dipahami. Perger- akan-angin memiliki kemisteriusan. Angin sukar diduga ketepatan dari mana ia datang dan ke mana ia pergi. Siapakah yang belum pernah diherankan oleh angin yang muncul tanpa diketahui dari mana dia datang?

Namun kita dapat belajar dengan pengenalan akan pergerakan dan pola an­gin itu. Dengan cara yang sama, Roh Kudus aktif di mana Ia mau. Tak seorang pun dapat mengendalikan Roh Kudus. Namun kita dapat merasakan keaktifan- Nya dan pekerjaan-Nya. Seperti angin, Roh Kudus tidak dapat dilihat tetapi dapat menjadi sangat berkuasa. Kita tentunya dapat merasakan angin dan se­ring melihat efek tiupannya, walaupun kita tidak dapat melihat angin terse­but. Dari siliran sampai tiupan topan yang mematikan, angin dapat menjadi sebuah kuasa yang luar biasa. Ketika Roh Kudus digambarkan seperti angin, pekerjaan-Nya dihubungkan dengan ide membawa kehidupan kepada orang mati. Kuasa yang dianggap bisa sampai pada kekuatannya yang tertinggi ini, adalah sesuatu yang hanya Allah dapat lakukan.

Bagaimana hal ini dipahami tetap menjadi sebuah misteri. Allah dan pekerjaan-pekerjaan-Nya melalui Roh Kudus adalah lebih besar daripada apa yang dapat dimengerti oleh kita, baik hal-hal duniawi maupun hal-hal yang suci.

Ini bukan berarti bahwa kita tidak dapat mengetahui apa yang dilakukan oleh Roh Kudus. Tetapi kita harus mengenal sikap yang tepat dalam berhu­bungan dengan segala misteri Ilahi yaitu kerendahan hati kita. Kerendahan hati menghargai kemahabesaran Allah dan mengenal keterbatasan kita sebagai ciptaan dan menerima kebutuhan kita akan wahyu Ilahi.

Ellen G. White dengan benar menyatakan: "Rahasia-rahasia Alkitab, yang begitu jauh dari argumen terhadapnya, yang berada di antara bukti-bukti yang paling kuat tentang ilham Ilahinya. Jika itu tidak berisi cerita tentang Allah selain dari apa yang dapat kita pahami; jika kebesaran dan keagungan-Nya dapat dijangkau oleh pikiran yang fana, maka Alkitab sekarang, tidak dapat mengandung bukti Keilahian yang tidak bisa salah."—Membina Pendidikan Sejati, hlm. 156.



Apakah kekuatan-kekuatan alam yang tidak dapat dilihat yang da­pat memengaruhi kehidupan kita? Apakah yang seharusnya hal tersebut ajarkan kepada kita tentang kenyataan pengaruh nyata yang tidak terli­hat tetapi sangat kuat memengaruhi dunia kita?



senin 9 Januari Roh Kudus pada Saat Penciptaan



Pekerjaan utama Allah yang pertama di planet ini adalah penciptaan. Den­gan jelas Alkitab menyebutkan Allah (Kej. 1:1) dan Yesus Kristus (Kol 1:16, 17) sebagai Pencipta langit dan bumi dan semua yang diciptakan (Yoh. 1:1-3). Tetapi, Alkitab juga menyebutkan kehadiran Roh Kudus di dalam pekerjaan Penciptaan.



Bacalah Kejadian 1:2; Ayub 26:13; 33:4; Mazmur 33:6; 104:29, 30. Apakah peran Roh Kudus pada saat Penciptaan? Bagaimanakah Roh Al­lah dihubungkan dengan penciptaan kehidupan?

Kejadian 1:2;

1:2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.



Ayub 26:13; 33:4;

26:13 Oleh nafas-Nya langit menjadi cerah, tangan-Nya menembus ular yang tangkas.

33:4 Roh Allah telah membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup.



Mazmur 33:6; 104:29, 30

33:6 Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya.

104:29 Apabila Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka terkejut; apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu.

104:30 Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi.





Kisah Penciptaan dalam Kejadian 1:2 menyebutkan kehadiran Roh Allah pada saat penciptaan. Ayub 26:13; 33:4, Mazmur 104:29, 30, dan 33:6 me­nyokong peran aktif Roh Kudus pada saat Penciptaan bumi yang supra alami. Sementara Alkitab jelas menyebutkan Allah Bapa dan Anak-Nya yang Ilahi, Yesus Kristus, aktif di dalam penciptaan (lihat Yes. 64:8: Kol 1:16, 17), Roh Kudus juga turut hadir, walau dengan cara yang hampir tidak kelihatan-;

Roh Kudus tidak muncul sebagai pemeran utama dalam kisah Penciptaan. Gantinya, Ia "melayang-layang" di atas kekosongan, dan melalui pergerakan- Nya Dia hadir pada permulaan kehidupan bumi ini. Kata Ibrani untuk "me­layang-layang" (merahepeth), di atas permukaan bumi yang digunakan dalam Kejadian 1:2 adalah sama dengan yang digunakan di dalam Ulangan 32:11, di mana Allah dibandingkan dengan seekor rajawali yang melayang di atas sa­rang anak-anaknya. Roh Kudus sunguh-sungguh terlibat pada saat penciptaan kehidupan bumi ini dan turut memelihara ciptaan yang baru tersebut seperti yang dilakukan oleh seekor rajawali terhadap sarangnya. Mazmur 104:20 me­nyatakan bahwa tindakan Penciptaan hanya dapat terlaksana melalui pekerjaan Roh Kudus dan Dia berperan aktif selama proses penciptaan tersebut.



Roh Kudus tidak hanya hadir pada saat Penciptaan bumi ini, Dia juga aktif di dalam proses penciptaan kembali, di mana Dia memberikan kita sebuah hati yang baru dan pikiran yang baru. Bagaimanakah kedua ak­tivitas Roh ini dihubungkan satu dengan lainnya? Bagaimanakah Sabat menyatakan kepada kita tentang pekerjaan Penciptaan dan penciptaan kembali?



selasa 10 Januari Roh Kudus dan Bait Suci



"Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka" (Kel. 25:8).

Sesudah peristiwa Penciptaan, rencana Allah akan keselamatan menjadi hal yang terutama di dalam Alkitab. Dalam dunia yang telah jatuh, apakah kebaik­an yang dimiliki Penciptaan bila tidak ada Penebusan? Sebagai orang berdosa, kita bukan hanya memerlukan seorang Pencipta tetapi juga seorang Penebus. Betapa seharusnya kita berterima kasih bahwa kita memiliki Penebus itu, Ye­sus Kristus. Tanpa Dia, kita tidak memiliki pengharapan di atas dunia yang tidak mampu memberikan apa pun kepada kita.

Dalam Perjanjian Lama, Bait Suci dan upacara-upacaranya mengilustrasi­kan pengampunan Allah terhadap dosa dan membayangkan pekerjaan Yesus, Penebus kita. Di Bait Suci inilah rencana.penebusan dinyatakan kepada orang Israel kuno (Ibr. 4:2). Sementara banyak pelayanan Bait Suci menunjukkan Yesus dan kematian-Nya untuk pengampunan dosa, Roh Kudus digambarkan terlibat aktif dengan memampukan orang-orang tertentu untuk membangun Bait Suci menurut gambar Allah yang telah dinyatakan kepada Musa.



Bacalah Keluaran 31:1-5. Bagaimanakah Roh Kudus terlibat dalam pembangunan Bait Suci? Bagaimanakah Roh Kudus menolong mereka yang mendirikan tempat tinggal Allah?

Keluaran 31:1-5

31:1. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:

31:2 "Lihat, telah Kutunjuk Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda,

31:3 dan telah Kupenuhi dia dengan Roh Allah, dengan keahlian dan pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan,

31:4 untuk membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari emas, perak dan tembaga;

31:5 untuk mengasah batu permata supaya ditatah; untuk mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan.



Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Roh Kudus juga turut hadir dalam pembangunan Bait Suci, tempat yang menjadi pusat di mana rekonsiliasi anta­ra Allah dan manusia dilakukan dan di mana Allah yang kudus bertemu orang- orang berdosa. Aliahlah yang menyampaikan kepada Musa rencana-Nya untuk membangun Bait Suci di bumi sesuai dengan yang asli di surga (Kel. 25:9, 40).

Bait Suci di bumi adalah pola Allah untuk menggambarkan rencana kesela- matan-Nya. Allah akan tinggal di tengah umat-Nya dengan cara yang istimewa, dan Ia akan melaksanakan-Nya di dalam Bait Suci, yang telah la perintahkan untuk mereka dirikan. Dan adalah pekerjaan Roh Kudus untuk memampukan manusia untuk menyelesaikannya dengan keahlian seni dan keindahan apa yang telah Allah perintahkan untuk mereka lakukan. Tanpa bantuan Roh Ku­dus, orang Israel tidak mampu menyelesaikan keahlian yang penuh seni ini.



Dengan mempertimbangkan kuasa yang dimiliki Roh Kudus, pastilah Dia tidak membutuhkan bantuan manusia dalam membangun Bait Suci. Namun Dia memampukan orang lain untuk melakukannya dengan ke­ahlian dan keindahan. Bagaimana dan di manakah Anda dapat memberi semangat dan mendorong orang lain untuk menggunakan talenta mereka bagi kerajaan Allah yang akan datang sampai kepada kemuliaan-Nya?

RABU 11 Januari Roh Kudus dalam Memuliakan Yesus Kristus

Roh Kudus aktif sepanjang zaman Perjanjian Lama, walaupun tidak tampak bahwa pekerjaan-Nya sama luasnya dengan yang tertulis dalam Perjanjian Baru. Dengan kedatangan Yesus, Mesias yang dijanjikan, pelayanan Roh Kudus lebih diperhebat, dan Roh Kudus juga memberikan karunia-Nya kepada semua orang percaya. Sementara Perjanjian Baru menyatakan kepada kita bahwa Roh Kudus aktif dengan begitu banyak cara yang berbeda dalam keterlibatan-Nya kepada kehidupan kerohanian kita, namun pekerjaan-Nya yang paling penting adalah memuliakan Yesus Kristus.



Bacalah Yohanes 16:13,14 dan 15:26. Apakah yang Yesus katakan peri­hal pekerjaan Roh Kudus? Bagaimanakah semua pekerjaan Roh Kudus yang lain dihubungkan dengan pekerjaan utama ini?

Yohanes 16:13,14 dan 15:26

16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

16:14 Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.



15:26. Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.



Yesus berkata bahwa Roh Kudus berbicara bukan tentang diri-Nya sendiri, te­tapi mengenai Yesus. Pekerjaan-Nya adalah untuk mengangkat pekerjaan pene­busan Yesus. Roh Kudus menaruh diri-Nya terus di belakang layar dan menga­rahkan lampu sorot itu kepada Yesus. Adalah tepat dikatakan bahwa "pekabaran Roh Kudus kepada kita tidak pernah 'lihat padaku; dengar aku; datang padaku; cari tahu tentang aku' tetapi selalu 'lihat pada-Nya, dan lihatlah kemuliaan-Nya; dengarkanlah Dia, dan dengarkan firman-Nya; pergi pada-Nya, dan milikilah hidup; cari tahu tentang diri-Nya, dan rasakan karunia sukacita dan kedamaian.' Roh Kudus, boleh kita katakan, sebagai pencari jodoh, perantara pernikahan surgawi, yang berperan membawa kita daii Kristus bersama dan memastikan bahwa kita dan Kristus tinggal bersama-sama."—J. I. Packer, Keep in Step With the Spirit: Finding Fullness in Our Walk with God, edisi telah direvisi (Grand Rapids: Baker Books, 2005), hlm. 57, 58.

Ini sangatlah penting. Segala penekanan terhadap pekerjaan Roh Kudus yang menjauh dari Pribadi dan pekerjaan Yesus Kristus bukan dari Roh Kudus. Bagai­mana pun pentingnya Roh Kudus dalam kehidupan rohani kita, Dia tidak pernah menggantikan tempat yang seharusnya ada dalam pikiran kita dan bagi kesela­matan yaitu Yesus Kristus. Di mana saja Yesus dimuliakan, Roh Kudus terlibat dalam pekerjaan itu. Inilah sebabnya mengapa kita disebut orang Kristen, yaitu pengikut Kristus (bandingkan dengan Kis. 11:26), "Pnevmians," yaitu pengikut Roh (lihat Graham A. Cole, He Who Gives Life: The Doctrine of the Holy Spirit [Wheaton, III.: Crossways Books, 2007], hlm. 284).



Mengapakah sangatlah penting bagi kita untuk mengangkat Tuhan yang telah bangkit dalam semua hal yang kita kerjakan? Lagi pula, pikir­kan apa yang Yesus sudah lakukan bagi kita. Kita berutang segala sesua­tu kepada-Nya. Bagaimanakah cara kita menunjukkan terima kasih kita kepada-Nya (lihat, sebagai contoh, 2 Tes. 1:11, 12)?



kamis 12 Januari    Roh Kudus dan Kristus



Roh Kudus berpengaruh dalam inkarnasi Yesus (Luk. 1:34). Dia mengurapi Yesus bagi misi Yesus (Luk, 3:21, 22). Pengurapan Yesus mengenakan diri- Nya dengan kuasa untuk memenuhi misi penyelamatan-Nya dan memam­pukan diri-Nya untuk mengurapi murid-murid-Nya dengan Roh Kudus. Roh Kudus menuntun dan menopang Yesus pada saat pencobaan-Nya (Mrk. 1:12; Mat. 4:1; Luk. 4:1, 2, 14) agar Yesus "dapat menolong mereka yang dicobai." (Ibr. 2:18; bandingkan dengan 4:15, 16). Roh Kudus memampukan Yesus un­tuk pekerjaan penebusan ini (lbr. 9:14) dan membuat kebangkitan Yesus terja­di (1 Ptr. 3:18). Dalam semua peristiwa ini Roh Kudus tetap di belakang layar dan menolong membawa Yesus Kristus menjadi seorang yang terkemuka.



Bacalah Lukas 24:44-49; Galatia 5:16-23; dan Efesus 4:23, 24. Apakah yang dapat kita pelajari mengenai pekerjaan Roh Kudus di ayat-ayat ter­sebut? Bagaimanakah Roh Kudus memuliakan Yesus?

Lukas 24:44-49;

24:44 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."

24:45 Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.

24:46 Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga,

24:47 dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.

24:48 Kamu adalah saksi dari semuanya ini.

24:49 Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi."



Galatia 5:16-23;

5:16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.

5:17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.

5:18 Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.

5:19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,

5:20 penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,

5:21 kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,

5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.



Efesus 4:23, 24

4:23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,

4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.



Roh Kudus memuliakan Yesus paling sedikit dalam cara-cara yang berikut ini:

1.   Dengan mengajarkan tentang Dia di dalam Kitab Suci dengan cara yang dapat dipercaya dan benar. Tidak satu pun dari apa yang kita mau ketahui ten­tang Kristus dan keselamatan-Nya yang hilang atau salah gambaran. Semua­nya ada di dalam Firman Tuhan, jika kita mau membacanya dengan iman dan penyerahan.

2.   Dengan menarik pria dan wanita ke dalam sebuah hubungan yang me­nyelamatkan bersama Yesus Kristus. Roh Kudus dengan lembut bekerja di hati dan pikiran setiap orang. Dia memberikan kepada mereka pengertian agar me­reka dapat mengerti hal-hal rohani dan agar mereka mau untuk menaruh ke­percayaan mereka kepada Yesus Kristus dan menerima Dia sebagai Pemimpin dan Penebus mereka.

3.   Dengan menghasilkan tabiat Kristus di dalam diri kita. Jadi Roh Kudus menghidupkan kebaikan seperti Kristus di dalam kehidupan (Gal 5:22, 23). Melalui darah Yesus kita diberikan kemenangan atas dosa (bandingkan Wahyu 12:11) dan Roh Kudus memampukan kita untuk berjalan dalam kesetiaan ke­pada hukum-hukum Allah.

4.   Dengan memampukan kita untuk menghidupkan kehidupan seperti Kris­tus, menyangkal diri, dan mengasihi dengan melayani kepada orang lain. Roh kudus memanggil pria dan wanita ke dalam garis pekerjaan khusus bagi Al­lah dan memampukan kita untuk menjangkau orang lain di dalam Roh Kristus yang menarik.



Bagaimanakah pekerjaan untuk menghasilkan tabiat Kristus di dalam kehidupan kita membawa kemuliaan kepada Bapa?



jumat 13 Januari



Pendalaman: Tidak dapat dibantah, pekerjaan Roh Kudus sangatlah pen­ting bagi perjalanan kita bersama Tuhan. Kita mungkin tidak dapat melihat Dia bekerja, tetapi kita dapat melihat pengaruh pekerjaan-Nya dalam kehidupan kita dan kehidupan orang lain. Jika kehidupanmu telah berubah melalui iman dalam Yesus, itu dapat terjadi hanya melalui pekerjaan Roh Kudus di dalam hidupmu. "Meskipun angin itu sendiri tidak kelihatan, ditimbulkannya akibat- akibat yang tampak dan terasa. Demikianlah pekerjaan Roh itu di dalam jiwa akan menyatakan dirinya sendiri dalam setiap laku orang yang telah mera­sakan kuasanya yang menyelamatkan itu. Apabila Roh Allah sudah memiliki hati, maka kehidupan pun diubahkannya. Segala pikiran yang penuh dosa di­buang jauh, segala perbuatan jahat ditinggalkan; kasih, kerendahan hati, dan damai menggantikan amarah, iri hati, dan perselisihan. Sukacita menggantikan dukacita, dan wajah memantulkan cahaya surga."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 173. Ini semua adalah janji yang indah, dan begitu banyak jiwa yang tidak bisa disebutkan telah membuktikan betapa nyatanya hal ter­sebut. Tetapi pekerjaan Roh Kudus bukanlah secara instan. Kita tidak secara otomatis menjadi orang-orang yang kita mau. Sebuah kehidupan yang beriman dan tunduk kepada Tuhan adalah kehidupan yang bergumul, berserah, dan ber­tobat ketika kita gagal. Roh Kudus adalah agen Ilahi yang bekerja di dalam kehidupan kita untuk membuat kita menjadi ciptaan baru dalam Kristus. Ini pun adalah pekerjaan seumur hidup. Walaupun kesalahan dan kelemahan kita mendorong kita kepada penyerahan yang lebih besar kepada Tuhan kita, kita tidak boleh membiarkan si jahat menggunakan hal-hal itu untuk melemahkan kita di dalam kehidupan kekristenan kita, yang mana dia selalu mau buat itu kepada kita. Ketika tergoda dengan dosa kita, kita harus selalu ingat kematian Yesus untuk kebaikan orang berdosa. Sangatlah tepat karena kita adalah manu­sia berdosa, dan orang berdosa membutuhkan kasih karunia, Yesus mati bagi kita dan memberikan kita anugerah tersebut.



Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:

1.     Apakah yang dapat diajarkan oleh teladan Roh Kudus mengenai me­layani di belakang layar? Yaitu melakukan pekerjaan Tuhan dengan cara di mana orang lain tidak mengetahui tentang Anda, melihat, atau bahkan tidak menghargai dirimu?

2.     Bagaimanakah Roh Kudus mengangkat Yesus dan menaruh Dia seba­gai pusat perhatian? Bagaimanakah Anda dapat mengangkat Yesus tanpa menaruh diri Anda sendiri sebagai pusat perhatian? Mengapa­kah kadangkala hal ini sukar dilakukan? Bagaimanakah dapat kita memerangi kecenderungan alamiah untuk mempromosikan diri sen­diri?



PENUNTUN GURU

Ringkasan Pelajaran

·         Ayat Inti: Yohanes 3:3-8

·         Anggota UKS S akan:

Mengetahui:A Menerima bahwa Roh Kudus sedang bekerja dengan kuat di dunia ini dan di dalam kehidupan pria dan wanita, meskipun mereka tidak dapat sepenuhnya melihat dan meAmahami cara-Nya.

Merasakan: Kembangkanlah setiap hari perasaan keterbukaan terhadap pelayanan Roh Kudus dalam hidup seseorang.

Melakukan: Serahkanlah kepada bimbingan, keyakinan, dan petunjuk dari Roh Kudus dalam kehidupan sehari-harinya.

·         Garis Besar Pelajaran:

I.          Mengetahui: Memahami Peran Roh Kudus di Belakang Layar

A.        Mengapakah Yesus menggunakan simbol angin untuk menggam­barkan pekerjaan Roh Kudus dalam diskusi-Nya dengan Nikode- mus?

B.        Bagaimanakah pekerjaan Roh Kudus adalah sebuah misteri Ilahi?

II.      Merasakan: Penciptaan dan Penebusan

A. Bagaimanakah perasaan Anda mengetahui bahwa kekuatan yang sama dari Roh Kudus yang membawa dunia ini ke dalam kebera­daannya tersedia bagi kita sekarang untuk menciptakan kehidupan kita menurut gambar-Nya?


A.        Salah satu fungsi utama Roh Kudus adalah untuk memuliakan Al­lah. Apakah arti untuk memuliakan Tuhan, dan bagaimanakah ki­ta dapat membuat kemuliaan Allah menjadi pusat kehidupan kita?

B.        Bagaimanakah pelayanan Roh Kudus di balik layar, yang selalu "memberi kesaksian" Yesus, menyediakan teladan kerendahan ha­ti untuk masing-masing dari kita hari ini?

Ringkasan: Ketika kita merespons dorongan Roh Kudus dan mengizinkan Dia untuk mengendalikan kehidupan kita sepenuhnya, kita akan memuliakan Yesus dalam semua yang kita lakukan dan akan mengungkapkan buah Roh dalam hubungan sehari-hari kita dengan orang lain.

·         LANGKAH 1 - Memotivasi Fokus Alkitab: Yohanes 3:3-8

Konsep Utama untuk Pertumbuhan Rohani: Peran Roh Kudus dalam Al­kitab adalah penting. Dia adalah Guru kita, Pemandu kita, dan Instruktur kita. Dia menginsafkan kita akan dosa dan mengungkapkan jalan kebenaran. Dia memberikan kita kekuatan untuk menang dan kekuatan untuk menolak goda­an. Perannya adalah untuk meninggikan Yesus dan memuliakan Juruselamat dan memimpin kita untuk melakukan hal yang sama dalam hidup kita sendiri.

Untuk Guru: Pelajaran pekan ini terutama menyoroti pelayanan Roh Ku­dus dalam Penciptaan dan Penebusan. Roh Kudus berpartisipasi dengan Bapa dan Anak sejak awal pada saat penciptaan (Kej. 1:2; Mzm. 33:4; dan Mzm. 104:29, 30.). Pemazmur menyatakan, "Engkau memancarkan Rohmu, [dan] mereka diciptakan" (Mzm. 104:30). Roh membawa kehidupan kepada semua makhluk hidup. Roh Kudus memainkan peran penting dalam penciptaan bumi ini, dan Dia juga memainkan peran penting di salib dalam Penebusan seluruh umat manusia. Roh Kudus mendukung dan memperkuat Yesus melalui seluruh hidup-Nya. Dia memimpin kelahiran Juruselamat, memandu seluruh pelayan- an-Nya, datang kepada-Nya di kayu salib, menunggui-Nya saat kebangkitan- Nya, dan menyertai-Nya pada kenaikan-Nya.

Tekankanlah bahwa tanpa pelayanan Roh Kudus, kita tidak bernyawa, tidak berdaya, dan mati secara rohani. Kita mungkin memiliki "bentuk kesalehan" tetapi, pada kenyataannya, hanya cangkang kerohanian yang kosong. Roh Ku­duslah yang menghembuskan kehidupan Allah dalam jiwa kita, bersaksi ten­tang Kristus, dan meninggikan Dia dalam hidup kita.

Diskusi pembuka: Nikodemus datang kepada Yesus pada malam hari. Kita tidak perlu menghukum dia karena datang dalam kegelapan. Ini adalah sebuah keajaiban bahwa dia datang. Fakta bahwa ia datang merupakan indikasi dari gerakan Roh Kudus ke dalam hatinya. Jika Anda adalah Nikodemus dan bisa membuat satu permintaan dari Yesus, apakah kira-kira itu? Mengapakah Anda berpikir Nikodemus datang kepada Yesus pada tempat utama? Apakah yang dia benar-benar sedang cari?

Pertanyaan untuk Diskusi:

ü  Apakah yang Anda pikirkan yang mendorong Nikodemus datang kepada Yesus?

ü  Mengapakah Anda berpikir bahwa Yesus menggunakan simbol angin de­ngan Nikodemus?

ü  Bagaimanakah simbol angin dibandingkan dengan "Roh Allah... melayang di atas" atau bertiup di perairan dalam Kejadian 1:2?

ü  Apakah yang diindikasikan oleh angin? Mengapakah simbol ini menggem­birakan kita masing-masing?



·         LANGKAH 2 - Menyelidiki

Untuk Guru: Dahulu Roh Kudus mengilhami penulis Alkitab. Hari ini Dia                                      ,

mengilhami kita sementara kita membaca firman yang diilhamkan. Roh Kudus hadir dengan kekuatan kuasa-Nya pada saat penciptaan. Sekarang, melalui ku­asa yang sama, Dia mengerjakan keajaiban penciptaan kembali dalam hidup kita. Roh Kudus menguatkan Yesus menghadapi godaan Iblis. Sekarang Dia menguatkan kita untuk menghadapi godaan-godaan yang sama. Roh Kudus mendorong Yesus dengan harapan kebangkitan saat Ia menghadapi kematian, dan Dia mendorong kita dengan harapan kebangkitan saat kita menghadapi akhir hidup kita. Roh Kudus memberi kita jaminan bahwa kita adalah anak- anak Allah dan menempatkan dalam hati kita jaminan ilahi atau jaminan hidup kekal melalui Yesus Kristus, Tuhan kita.

Komentar Alkitab

I. Buah Roh

(Tinjau Kembali Galatia 5: 16-24 Bersama UKSS Anda.)

Ayat-ayat dari Galatia 5:16-24 adalah beberapa ayat yang paling kuat da­lam Perjanjian Baru. Berikut ini Rasul Paulus mengontraskan hidup dalam daging dengan hidup dalam Roh. Ungkapan "Hidup dalam roh" (ayat 16) se­cara sederhana berarti hidup selaras dengan cita-cita rohani melalui kuasa Roh Kudus. Ini berarti mengizinkan nilai-nilai surgawi untuk membimbing hidup Anda. Ini berarti mengisi pikiran Anda dengan prinsip kekal. Hal ini termasuk memenuhi pikiran Anda dengan Firman yang memberi hidup. Dan itu terma­suk membiarkan prinsip-prinsip Alkitab untuk membimbing semua yarig Anda lakukan.

Berbeda dengan hidup dalam Roh Kudus, Paulus menggambarkan kehidup-                                    :

an di dalam daging—kehidupan yang dikuasai oleh kegemaran, keinginan, dan nafsu duniawi. Seseorang yang menjalani hidup dalam daging adalah salah satu yang setiap hari akan menyerah terhadap keinginan hati alamiah. Salah satu yang hidupnya akan didominasi oleh perbuatan daging—seperti pikiran penuh nafsu; marah, roh yang pahit; pola pikir iri; atau kehidupan yang kurang menguasai diri—hidup dalam kekuatannya sendiri daripada hidup dalam kua­sa Roh. Bertentangan dengan mereka yang diperbudak oleh nafsu kedagingan, ada orang-orang yang menyerah kepada, dan dikendalikan oleh, Roh Kudus. Kehidupan mereka mengungkapkan buah Roh, seperti kasih, sukacita, damai sejahtera, panjang sabar, dan pengendalian diri.

Betapa kontrasnya! Bagaimanakah bisa dua kehidupan lebih nyata berbeda?

Apakah yang memungkinkan seseorang untuk berjalan di dalam sukacita Roh Kudus sementara yang lain menyerah kepada nafsu daging? Nasihat Kristus kepada Nikodemus mengungkapkan jawabannya: Dipenuhi, atau kekurang­an, Roh Kudus. Angin, atau napas, Roh Kudus mengubah hidup (Yoh. 3:3-8). Kita menemukan indikator pekerjaan Roh Kudus yang kuat di seluruh Alkitab. Kuasa Roh Kudus yang sama yang membawa dunia menjadi tersedia bagi kita hari ini. Roh Kudus yang sama, yang meniupkan kehidupan ke lembah Yehez- kiel ke tulang kering, menyebabkan tentara perkasa untuk berdiri di atas kaki­nya, tersedia bagi kita hari ini (Yeh. 37). Roh Kudus yang sama yang menguat­kan Yesus selama hidup-Nya di dunia ini tersedia bagi kita hari ini. Roh Kudus inilah yang melakukan keajaiban anugerah Ilahi dalam hati orang percaya agar kita menjadi "ciptaan baru" dalam Kristus (2 Kor. 5:17).

Ellen G. White menulis kata-kata mendalam untuk seorang misionaris: "Menghargai kenyataan bahwa Allah adalah efisiensi kita. Kita tidak mengi­ngat hal ini, dan karenanya kita kehilangan banyak pengalaman yang bersifat keagamaan. Kita mengupayakan diri di tempat yang sedang dikerjakan dengan kuasa Roh Kudus."—7estimoni.es to Southern Africa, hlm. 81. Sama seperti penciptaan tidak terjadi sendiri melalui beberapa proses evolusi, penciptaan kembali tidak terjadi sendiri melalui beberapa proses karya atau kegiatan ma­nusia. Ini adalah pekerjaan dari kuasa Roh Kudus dalam diri kita yang mengu­bah kita ke dalam gambar Kristus.

Pertanyaan Diskusi:

ü  Apakah artinya hidup dalam Roh? Bagaimanakah bisa kita masing-ma- sing menjadi lebih sensitif terhadap pekerjaan Roh Kudus dalam kehidup­an kita sendiri? Mengapakah mungkin untuk memiliki kelemahan dalam karakter kita?

ü  Apakah pekerjaan yang mungkin Tuhan ingin lakukan dalam hidup kita na­mun kita belum mengenalinya?

ü  Apakah hal lain yang dapat dilihat orang lain tentang kita bahwa kita tidak melihatnya? Bagaimanakah Roh Kudus menggunakan hal ini untuk meya­kinkan kita beberapa kelemahan dalam karakter kita sendiri?



·         LANGKAH 3 - Mempraktikkan

Untuk Guru: Roh Kudus memberi kesaksian atau memuliakan Yesus dan tidak pernah mencari kemuliaan bagi diri-Nya sendiri. Diskusikan bersama UKSS Anda bagaimana atribut Roh Kudus ini akan memecahkan sebagian be­sar konflik gereja dalam jumlah waktu yang sangat singkat.

Pertanyaan Pemikiran:

ü  Bagaimanakah kita bisa memupuk keterbukaan terhadap pekerjaan Roh Ku­dus dalam kehidupan kita sendiri?

ü  Bagaimanakah kita bisa lebih peka terhadap hal-hal yang Roh Kudus upa­yakan untuk dinyatakan ke pada kita?



·         LANGKAH 4 - Menciptakan

Untuk Guru: Sama seperti Roh Kudus memenuhi kehidupan Yesus dengan kuasa Ilahi, Dia rindu untuk mengisi setiap kehidupan kita dengan kuasa-Nya. Tanpa kuasa Roh Kudus, kita akan terjebak dengan kegagalan dalam kehidup­an Kekristenan. Kita lebih memungkinkan bisa menciptakan dunia mencipta­kan kembali daripada menciptakan hati kita. Kita tidak lebih bisa menghem­buskan kehidupan ke dalam jiwa-jiwa yang mati daripada Yehezkiel kepada lembah tulang-tulang kering. Sama seperti Maria tidak bisa mengandung Kris­tus tanpa bantuan Roh Kudus, kita tidak bisa mengandung hidup baru di dalam hati yang gersang tanpa Roh Kristus.



Aktivitas:

ü  Undang UKSS Anda untuk menghabiskan beberapa saat membaca daftar

perbuatan daging dan Buah Roh dalam Galatia 5.

ü  Doronglah anggota UKSS untuk memeriksa hati mereka sehubungan dengan daftar ini, mintalah Roh Kudus untuk menggunakan mereka dengan buah Roh. 0 Mintalah anggota UKSS untuk merenungkan karakter mereka yang ditun­jukkan dari daftar perbuatan daging.

ü  Mintalah mereka untuk berdoa dalam hati pada akhir diskusi, mintalah buah Roh untuk menggantikan perbuatan daging dalam hati mereka masing-masing.




_________________________________________________________________________________





ROH DAN FIRMAN
Ayat Hafalan: "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang ber­manfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk mem­perbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. De­ngan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik" (2 Timotius 3:16,17).
Alkitab mengatakan hal ini tentang dirinya sendiri: "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menya­takan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik"
(2 Tim. 3:16, 17).

Alkitab mengge­napi peran ini oleh karena itu adalah Firman Allah, dinyatakan kepada manu­sia melalui pekerjaan Roh Kudus. Di dalam Alkitab, Roh Kudus menyatakan kehendak Allah bagi kita, menunjukkan kita bagaimana cara menghidupkan kehidupan yang menyenangkan Tuhan.
Tetapi Roh Kudus bukan hanya berperan di masa lalu yang jauh, yaitu pada permulaan Alkitab. Roh juga terlibat dengan Firman Allah dalam banyak hal lainnya sampai sekarang ini. Dan mungkin yang paling penting adalah pada saat kita sedang membaca Firman dan keinginan untuk mengerti Firman itu dengan tepat. Saat inilah kita membutuhkan Roh Kudus. Roh Ilahi yang sama ini membangunkan dalam diri kita keinginan untuk menerima Firman terse­but dan menerapkan pengajarannya dalam kehidupan kita. Jadi, Roh bekerja dengan dan melalui Firman yang tertulis untuk mengubah kita kepada ciptaan baru di dalam Kristus.
Pekan ini kita akan menelusuri pekerjaan Roh Kudus ketika Ia dihubungkan dengan Firman Tuhan.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk pehiapan Sabat, 7 Januari.

Minggu 1 Januari
ROH KUDUS DAN WAHYU

Bagaimanakah Allah memastikan bahwa kehendak-Nya telah disam­paikan dengan benar kepada umat manusia yang berdosa? Allah melaku­kan hal ini dalam dua hal utama sehubungan dengan pekerjaan Roh Ku­dus: Wahyu dan inspirasi.

Di dalam proses pewahyuan, manusia bergantung pada pertolongan Sese­orang di luar diri sendiri untuk menyatakan hal-hal kepada kita di mana kita, sebagai ciptaan (yang sudah jatuh), tidak dapat mengenal dengan kemampuan kita. Itulah sebabnya Roh Kudus yang mengajarkan kita kebenaran-kebenaran yang harus dinyatakan kepada kita (lihat, sebagai contoh, Dan 2:19-23); jika tidak demikian kita tidak akan pernah mengetahui kebenaran tersebut melalui cara-cara alamiah.
Pewahyuan adalah proses di mana Allah membuat diri-Nya sendiri dan ke­hendak Ilahi-Nya dikenal oleh manusia. Ide mendasar sehubungan dengan kata pewahyuan adalah membuka selubung, atau membuka, menyingkapkan sesuatu yang sebelumnya tersembunyi. Kita membutuhkan pewahyuan karena, sebagian makhluk yang terbatas dan telah jatuh terpisah dari Allah oleh kare­na dosa, kita sangatlah terbatas terhadap apa yang kita dapat pelajari dengan usaha kita. Kita bergantung pada Allah untuk mengetahui kehendak-Nya. Oleh karena itu kita bergantung pada pewahyuan Allah karena kita bukanlah Allah dan hanya memiliki pengetahuan alamiah yang sangat terbatas tentang Dia.

Bacalah 2 Petrus 1:19-21. Apakah yang ayat ini katakan tentang asal- usul pekabaran nubuatan Alkitabiah? Apakah yang pekabaran asal-usul Alkitabiah itu katakan kepada kita tentang otoritas Alkitab?
2 Petrus 1:19-21
1:19. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
1:20 Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,
1:21 sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.


Menurut Rasul Petrus, pekabaran nubuatan Perjanjian Lama bukanlah ber­sumber dari manusia. Para nabi digerakkan oleh Roh Kudus dengan cara yang istimewa sehingga isi pekabaran mereka datang dari Allah. Mereka tidak men- ciptakan pekabaran yang berasal dari diri mereka sendiri. Mereka hanyalah sebagai alat dari kabar yang ingin disampaikan, bukan sumber kabar tersebut. Petrus sangatlah sengaja menekankan inspirasi sumber yang diinspirasikan oleh Roh: Walau ditulis oleh manusia, "sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbica­ra atas nama Allah" (2 l'tr. 1:21). Dan inilah asal mula Ilahi yang memberikan kepada Alkitab otoritasnya terhadap kehidupan kita.
Allah menggunakan manusia untuk mengabarkan Sabda-Nya kepada dunia. Bagaimanakah kita dapat digunakan oleh Roh Kudus untuk mela­kukan hal yang sama saat ini, bukan untuk menulis Alkitab tetapi dalam mengabarkan apa yang telah tertulis dalam Alkitab?

SENIN 2 Januari
Roh Kudus dan Inspirasi

Inspirasi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pengaruh Al­lah melalui pekerjaan Roh Kudus dalam menyampaikan pekabaran-Nya melalui manusia sebagai alat-Nya. Kita lihat, pekerjaan Roh Kudus dalam proses in­spirasi inilah yang menjadi alasan yang mendasar terhadap kesatuan kebenaran dalam Alkitab (Yoh. 14:17; 15:26; 16:13), Roh Kudus akan menuntun kita ke­pada semua kebenaran.

Bacalah 2 Ptr. 1:21; Ul. 18:18; Mi. 3:8; dan 1 Kor. 2:9-13. Apakah yang dikatakan oleh ayat-ayat ini kepada kita mengenai penulis Alkitab dan tentang keterlibatan Allah dalam penulisan Alkitab?
2 Ptr. 1:21;
1:21 sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.

Ul. 18:18;
18:18 seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.

Mi. 3:8;
3:8. Tetapi aku ini penuh dengan kekuatan, dengan Roh TUHAN, dengan keadilan dan keperkasaan, untuk memberitakan kepada Yakub pelanggarannya dan kepada Israel dosanya.

1 Kor. 2:9-13
2:9 Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."
2:10 Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.
2:11 Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.
2:12 Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.
2:13 Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh.


"Oleh dorongan Roh Kudus" (2 Ptr. 1:21) adalah sebuah pengakuan yang kuat akan pekerjaan Roh Kudus di dalam proses inspirasi. Dalam 1 Korintus 2:9-13, Rasul Paulus mengakui pewahyuan dan inspirasi dilakukan oleh Roh Kudus. Kepada kita para rasul, Paulus katakan, Allah menyatakan hal-hal ter­sembunyi di mana mata belum pernah lihat, dalam ayat 9. Allah menyatakannya melalui Roh Kudus (1 Kor. 2:10). Para rasul telah menerima "roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita" (1 Kor. 2:12). Kemudian pada ayat 13 rasul itu merujuk pada pekerjaan inspirasi, di mana dia mengatakan hal-hal "yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh, menyatukan pikiran rohani dengan kata-kata rohani." Paulus tidak memiliki keraguan terhadap Sumber dan otoritas dari apa yang se­dang dia kabarkan.
Sementara banyak bagian Alkitab merupakan hasil penyataan supra natural langsung dari Allah, namun tidak semua juga di dalam Alkitab dinyatakan de­ngan cara tersebut. JCadangkala Allah menggunakan para penulis Alkitab di da­lam penyelidikan pribadi mereka yang sungguh-sungguh terhadap sesuatu atau dalam mempelajari tulisan dokumen yang sudah ada (Yos. 10:13; Lak. 1:1-3) untuk menyatakan dan mengomunikasikan pekabaran-Nya. Jadi semua bagi­an dalam Alkitab diwahyukan dan diinspirasikan (2 Tim. 3:16). Inilah alasan mengapa Paulus mengatakan "segala" yang dituliskan, ditulis sebagai instruksi kepada kita, sehingga "menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpe­gang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci" (Rm. 15:4). Allah yang berbicara dan yang menciptakan bahasa manusia memampu­kan orang-orang yang dipilih untuk mengomunikasikan dalam bahasa manusia pikiran yang diinspirasikan dalam cara yang dapat dipercaya.
"Allah senang untuk mengomunikasikan kebenaran-Nya kepada dunia me­lalui para agen manusia, dan Dia sendiri, oleh Roh Kudus-Nya, menentukan manusia dan memampukan mereka untuk melakukan pekerjaan-Nya. Dia me­nuntun pikiran untuk memilih apa yang akan dibicarakan dan apa yang akan ditulis. Harta berharga telah dipercayakan kepada bejana-bejana tanah liat, na­mun demikian, harta itu tetap berasal dari surga."—Ellen G. White, Selected Messages, jld. l,hlm. 26.

SELASA 3 Januari
Roh Kudus dan Kebenaran Alkitab

Sementara penyataan adalah tindakan supra natural yang olehnya Allah menyatakan kebenaran kepada manusia yang telah dipilih, inspirasi adalah kegiatan Roh Kudus yang melindungi kebenaran dari apa yang para penulis tuliskan, agar kata-kata mereka tetap memiliki persetujuan penuh dari Allah. Allah membenci saksi dusta (Kel. 20:16) dan tak dapat berdusta (Ibr. 6:18). Dia disebut Allah yang benar (Mzm. 31:5: Yes. 65:16). Di dalam cara yang sama, Roh Kudus disebut "Roh kebenaran" (Yoh. 14:17).
Bacalah Mazmur 119:160. Apakah yang diajarkan ayat ini tentang se­gala sesuatu yang Allah nyatakan kepada kita?
Mazmur 119:160
119:160. Dasar firman-Mu adalah kebenaran dan segala hukum-hukum-Mu yang adil adalah untuk selama-lamanya.

Bacalah Yohanes 17:17. Apakah yang Yesus katakan kepada kita dalam ayat ini mengenai Firman Allah?
Yohanes 17:17
17:17. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.


Firman Allah dapat dipercaya dan pantas diterima sepenuhnya. Bukanlah tu­gas kita untuk menghakimi Alkitab; sebaliknya Alkitablah yang memiliki hak dan otoritas untuk menghakimi kita. "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup mem­bedakan pertimbangan dan pikiran hati kita" (lbr. 4:12).
Tentu, walaupun Alkitab dituliskan oleh mereka yang hidup di waktu, tem­pat, dan budaya tertentu (bagaimanakah kalau itu sebaliknya?), kita tidak bo­leh menggunakan kenyataan tersebut untuk melemahkan atau menghilangkan pekabaran Alkitab itu kepada kita. Sekali pintu itu terbuka, maka Alkitab akan menjadi tunduk kepada manusia dan penentuan mereka akan apa kebenaran itu. Hasilnya adalah banyak orang, sementara menegaskan percaya terhadap Alkitab, namun menolak beberapa hal seperti enam hari penciptaan, air bah, kelahiran dari seorang perawan, kebangkitan tubuh Yesus, dan kedatangan ke­dua kali secara nyata. Ini hanyalah beberapa dari kebenaran-kebenaran Alkitab yang bisa dipersalahkan orang, dengan menghakimi Alkitab, kebenaran itu di­buang. Itu bukanlah sebuah jalan yang harus kita tempuh.


Rabu 4 Januari
Roh Kudus sebagai Guru

Roh Kudus adalah instrumen bukan hanya untuk memberikan kepada kita Firman Allah yang tertulis tetapi juga untuk menolong kita memahami Firman itu dengan baik dan benar. Umat manusia telah digelapkan dalam pengertian mereka akan kebenaran; mereka, secara alamiah, jauh dari Allah (Ef, 4:18). Oleh karena itu Roh yang sama, yang telah menyatakan dan menginspirasikan Firman Allah, adalah Dia yang memampukan kita untuk memahami Firman itu. Masalahnya bukanlah Alkitab merupakan buku yang tidak dipahami. Na­mun masalahnya terletak pada sikap kita yang dicemari oleh dosa terhadap Allah, yang telah menyatakan diri-Nya sendiri di dalam Alkitab.
Roh Kudus adalah Guru yang ingin menuntun kita ke dalam pemahaman Alkitab yang lebih mendalam dan untuk menghargai Firman Allah dengan sukacita. Roh membawa kebenaran Firman Allah kepada perhatian kita dan memberikan kita pandangan yang segar ke dalam kebenaran itu sehingga kehi­dupan kita dapat ditunjukkan oleh kesetiaan dan penurutan yang penuh kasih kepada kehendak Allah. Ini dapat terjadi, hanya bila kita mempelajari Alkitab dengan hati yang sederhana dan mau diajar.

Bacalah 1 Korintus 2:13, 14. Apakah yang dituliskan oleh rasul Paulus tentang kebutuhan kita untuk menginterpretasikan hal-hal rohani secara rohaniah?
1 Korintus 2:13, 14
2:13 Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh.
2:14 Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.

Dalam memahami Alkitab, kita sangat bergantung kepada Roh Kudus. Tan­pa Roh Kudus, hal-hal yang sangat penting di dalam kata-kata Alkitab tidak dapat dipahami, hanya arti bahasanya saja. Lebih jauh, sebagai orang berdo­sa kita sering melawan kebenaran Allah, bukan karena kita tidak memahami kebenaran itu tetapi karena kita lebih suka tidak mau mengikutinya. Tanpa Roh Kudus, tidak akan ada ketertarikan kepada pekabaran Allah. Tidak ada harapan, tidak ada kepercayaan, tidak ada kasih sebagai balasan. Betapa Roh membawa kehidupan dalam keharmonisan dengan kebenaran yang telah di­sampaikan oleh Roh Kudus.
"Banyak pendapat yang bertentangan, sehubungan dengan apa yang Alkitab ajarkan, tidak muncul dari ketidaljjelasan dalam buku itu sendiri, tetapi dari kebutaan dan praduga di dalam para penafsir. Manusia mengabaikan pernya­taan yang jelas dari Alkitab dan mengikuti alasan mereka yang menyesatkan diri mereka."—Ellen G. White, The Advent Review and Sabbath Herald, 27 Ja­nuari, 1885. Bagaimanakah kesombongan Anda telah menjadi batu sandungan yang telah mencegah Anda dari menerapkan kebenaran Alkitab dalam hidup Anda? Di bagian keinginan apakah yang telah menghalangi Anda untuk me­nerima kebenaran Allah dalam hidupmu? Bagaimanakah dapat Anda belajar untuk menyerahkan segala sesuatunya pada Allah?

Kamis 5 Januari
Roh Kudus dan Firman

Roh Kudus, yang telah menyatakan dan menginspirasikan isi Alkitab kepa­da umat manusia, tidak pernah akan menuntun kita berlawanan dengan Firman Allah dalam cara apa pun.

Bacalah Yohanes 5:39, 46, 47 dan Yohanes 7:38. Dengan otoritas apa­kah Yesus mengacu dalam ayat-ayat ini? Bagaimanakah Alkitab mene­guhkan bahwa Yesus adalah Mesias?
Yohanes 5:39, 46, 47
5:39 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku,
5:46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.
5:47 Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"

Yohanes 7:38
7:38 Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."

Beberapa orang menyatakan telah menerima "wahyu" dan petunjuk istime­wa dari Roh Kudus yang bertentangan dengan pekabaran Alkitab yang jelas. Bagi mereka Roh Kudus memegang otoritas lebih tinggi daripada Firman Al­lah. Di mana saja Firman Allah yang ditulis dan diinspirasikan itu dihapuskan dan pekabarannya yang jelas itu dihindarkan, maka kita sedang berjalan di atas dasar yang membahayakan dan tidak mengikuti tuntunan Roh Allah. Hanya Alkitablah perisai kerohanian kita. Itulah satu-satunya norma yang dapat di­percaya untuk semua masalah iman dan praktik kehidupan.
"Melalui Kitab Suci Roh Kudus berbicara kepada pikiran, dan menanam­kan kebenaran dalam hati. Dengan demikian Ia membeberkan kesalahan, dan mengusirnya dari jiwa. Dengan Roh Kebenaran, yang bekerja melalui sab­da Allah, Kristus menaklukkan umat pilihan-Nya kepada-Nya."—Ellen G. White, Alfa dan Omega., jld. 6, hlm. 313.
Ellen G. White telah dengan sangat jelas mengatakan "Roh tidak diberikan atau dikaruniakan untuk menggantikan Alkitab, karena Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Firman Allah-lah standar untuk menguji semua pengajaran dan pengalaman."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 9.
Roh Kudus tidak pernah diberikan untuk menggantikan Firman Allah. Se­baliknya Ia bekerja dalam keharmonisan dengan dan melalui Alkitab untuk menarik kita kepada Kristus, jadi membuat Alkitab satu-satunya norma untuk kerohanian sejati yang Alkitabiah. Kita dapat memastikan bahwa bila seseo­rang datang dan membuat pengakuan yang bertentangan dengan Firman Al­lah, orang tersebut tidaklah sedang membicarakan kebenaran. Kita tidak dapat menghakimi hati maupun motif orang lain,- Namun, kita dapat menghakimi teologi, dan standar satu-satunya yang kita miliki adalah Firman Allah.

Pengajaran apakah yang orang sedang coba promosikan di dalam gereja yang sangat jelas bertentangan dengan Firman Allah? Jawaban bagaimanakah yang seharusnya kita berikan kepada (1) mereka yang mempromosikan kesalahan-kesalahan ini; (2) terhadap kesalahan itu sen­diri?



Jumat 6 Januari

Pendalaman: Bacalah buku Ellen G. White, Alfa dan Omega, "Alkitab Su­atu Perlindungan," jld. 8, hlm. 624-634. Baca juga tulisannya yang terdapat dalam Alfa dan Omega, "Janganlah Gelisah Hatimu," jld. 6, hlm. 304-326.
Pikirkan tentang semua kebenaran yang kita ketahui karena telah dinyatakan kepada kita di dalam Alkitab. Sebagai contoh, pikirkanlah mengenai Pencip- taan. Apakah perbedaan yang diajarkan oleh Firman Allah tentang bagaimana kita diciptakan dan apa yang diajarkan manusia tentang bagaimana mereka diciptakan—yaitu melalui proses yang disebut "sintesis neo-Darwin." Lihat­lah betapa kelirunya ajaran manusia! Pikirkan juga tentang Kedatangan Yesus yang Kedua Kali dan kebangkitan di akhir zaman. Ini semua adalah kebena- ran-kebenaran yang tidak dapat kita pelajari dengan kemampuan kita sendiri. Itu semua harus dinyatakan kepada kita; dan ajaran-ajaran tersebut, melalui Firman Allah, telah diinspirasikan oleh Roh Kudus. Kenyataannya, kebenaran yang paling penting dari semuanya, yaitu bahwa Yesus Kristus telah mati kare­na dosa-dosa kita dan bahwa kita diselamatkan melalui iman kepada-Nya dan melalui pekerjaan-Nya buat kita, adalah sebuah kebenaran yang tidak dapat kita jelaskan oleh kekuatan kita. Kita mengetahui semua itu hanya karena telah dinyatakan kepada kita. Pikirkan juga kebenaran-kebenaran lainnya yang kita ketahui oleh karena kebenaran itu telah disampaikan kepada kita melalui Fir­man Allah. Apakah yang fakta kebenaran Alkitab katakan kepada kita tentang pentingnya Firman Tuhan dalam kehidupan kita?
Pertanyaan-pertanyaan Untuk Didiskusikan:
1.     Mengapakah Alkitab adalah sebuah penuntun rohani yang lebih aman daripada terbitan-terbitan subjektif manusia? Apakah konse­kuensinya ketika kita tidak menerima Alkitab sebagai standar yang olehnya semua pengajaran bahkan pengalaman rohani kita diuji?
2.     Kita sering mendengar kata "kebenaran" digunakan di berbagai si­tuasi. Di UKSS, bicarakanlah konsep mengenai "kebenaran," bukan hanya apa yang benar atau apa yang tidak benar tetapi mengenai arti sesungguhnya ketika kita mengatakan bahwa sesuatu itu "benar." Apakah arti sesuatu yang disebut "benar"?
3.     Bagaimanakah seharusnya gereja Anda bereaksi jika seseorang me­ngatakan dirinya memiliki "terang yang baru"?
4.     Diskusikanlah perbedaan antara bagaimana Alkitab mengajarkan pe­rihal peneiptaan manusia dengan yang diajarkan oleh hikmat manu­sia. Apa yang diajarkan oleh hikmat manusia, yaitu, pemahaman teori evolusi yang terakhir, benar-benar bertentangan dengan pekabaran Alkitab. Apakah yang pertentangan ini pesankan kepada kita tentang mengapa kita harus memercayai Alkitab di atas segala sesuatu?

PENUNTUN GURU

Ayat Inti: 2 Petrus 1:19-21
Anggota UKSS akan:
Mengetahui: Memahami bahwa Alkitab adalah kehendak Allah yang di­nyatakan, diilhamkan oleh Roh Kudus. Ini adalah perlindungan untuk iman dan di mana semua pengajaran dan pengalaman harus diuji. Merasakan: Mengalami sebuah sikap penyerahan yang lengkap untuk bimbingan Roh Kudus melalui Firman Allah daripada salah satu pertim­bangan yang bersifat independen dan kebanggaan manusia. Melakukan: Memilih untuk membiarkan Roh Kudus membentuk pemi­kirannya melalui Firman Allah dan melalui dorongan dan kuasa Roh, yang mengarahkan anggota UKSS untuk menyerahkan setiap sikap dan tindakan yang tidak selaras dengan Firman Allah yang diilhamkan.
Garis Besar Pelajaran:
I.        Mengetahui: Memahami Peran Roh Kudus dalam Wahyu dan
Ilham
A.     Apakah perbedaan antara istilah wahyu dan ilham?
B.     Karena Roh Kudus bekerja melalui agen manusia yang menulis Al­kitab, bagaimanakah kita bisa yakin bahwa itu adalah wahyu Allah yang terpercaya kepada kita?
C.     Bagaimanakah ilham membentuk apa yang Tuhan ungkapkan me­lalui penulis Alkitab?
II.     Merasakan: Mendekati Alkitab dengan Sikap Rendah Hati
A.     Bagaimanakah sikap kita dengan mana kita mendekati Alkitab me­nentukan kemampuan Roh Kudus untuk mengubah kita melalui ayat-ayat Kitab Suei?
B.     Mengapakah begitu mudah untuk menggantikan pendapat manu­sia tentang Alkitab untuk apa yang Alkitab sesungguhnya katakan?
A.     Mengapakah begitu penting untuk membiarkan Roh Kudus mem­bentuk pemahaman kita tentang Firman Tuhan?
B.     Apakah langkah-langkah di mana Tuhan sedang memimpin Anda untuk mendapatkan dalam kehidupan rohani diri Anda sendiri se­hingga Anda dapat lebih menghargai Alkitab dan mengalami kuasa yang mengubah hidup dalam cara yang lebih lengkap?
Ringkasan: Ketika kita memutuskan untuk merespons pimpinan Roh Ku­dus dan dengan rendah hati menerima instruksi Ilahi dalam Alkitab, hidup kita diubah oleh anugerah Allah dan pikiran kita dilindungi melawan tipu muslihat yang berasal dari Iblis.

LANGKAH 1 - Memotivasi
Fokus Alkitab: 2 Timotius 3:16,17
Konsep Utama untuk Pertumbuhan Rohani: Alkitab lebih daripada seka­dar kumpulan tulisan yang bersifat inspiratif. Alkitab bersifat otoritatif, Firman Tuhan yang mengubahkan hidup. Ketika dengan penuh doa kita membacanya dengan sikap yang rendah hati, sikap yang dapat diajar di bawah pengaruh Roh Kudus, Alkitab itu mengubah hidup kita.
Untuk Guru: Pelajaran pekan ini akan memulai pelajaran triwulan ini ten­tang pelayanan Roh Kudus. Roh Kudus telah berbicara melalui Firman. Allah telah menyatakan diri-Nya dalam Kitab Suci. Kebenaran Alkitab mencerita­kan kisah siapa Tuhan dan bagaimana Dia bekerja dalam kehidupan manusia. Tanpa Roh bekerja melalui Firman, kita akan ditinggalkan kepada pemahaman kebenaran kemanusiaan kita sendiri yang menyesatkan.
Dengan menekankan fakta bahwa, tanpa bimbingan Roh Kudus, menge­tahui kehendak Allah dan memahami kebenaran-Nya akan menjadi masalah yang bersifat spekulasi yang akan meninggalkan kita ketidakpastian dan ke­bingungan. Firman Allah memberikan kejelasan dan kepastian mengenai me­ngetahui dan memahami kehendak-Nya.
Diskusi Pembuka: Marilah kita menganggap bahwa Suster Jones mengha­diri UKSS Anda untuk pertama kalinya. Kira-kira di pertengahan diskusi, dia mengangkat tangannya dan berkata: "Roh Kudus telah membuat mengesankan saya bahwa kita hidup pada zaman akhir."
Anda menjawab, "Ya saudari, mengapakah, kita pasti percaya hal tersebut."
Dia melanjutkan, "Tidak, saya maksudkan bahwa kita sangat dekat. Saya telah dikesankan bahwa perekonomian akan segera mengalami gangguan, bah­wa umat Allah seharusnya tidak memiliki utang sama sekali, dan bahwa kita semua harus pindah ke desa untuk menanam tanaman kita sendiri dengan se­gera. Zaman akan berakhir mungkin dalam dua atau tiga tahun. Sekarang, saya tidak menetapkan tanggal untuk kedatangan Yesus, karena saya tahu Alkitab mengatakan: 'Tidak ada yang tahu hari atau jam kedatangan-Nya,' tetapi bi­arkan saya memberitahu Anda, hal itu telah dinyatakan kepada saya bahwa hal itu adalah terjadi lebih cepat daripada yang salah seorang dari kita dapat pikirkan."
Pertanyaan untuk Diskusi:
·         Sehubungan dengan pelajaran hari ini, bagaimanakah Anda menanggapi Sa­udari Jones? Wawasan apakah yang dapat Anda bagikan yarig akan mem­bantu dia dan UKSS Anda?
·         Bagaimanakah pelajaran pekan ini memberikan bimbingan dalam jawaban Anda? Apakah prinsip-prinsip dalam Firman Tuhan akan membantu bagi Saudari Jones?
·         Mengapakah Firman Allah merupakan perlindungan terhadap gagasan yang bersifat spekulatif?
LANGKAH 2 - Menyelidiki
Untuk Guru: Ada perbedaan antara "wahyu" dan "ilham." Wahyu ada hu­bungannya dengan penyingkapan atau penyataan kebenaran Allah yang tidak berubah. Kebenaran Allah tidak tergantung pada pemikiran atau kegiatan ma­nusia dengan cara apa pun. Kebenaran adalah kebenaran, apakah manusia me­nerima dan percaya atau tidak. Kebenaran Allah adalah kekal dan universal. Kebenaran abadi dalam arti bahwa hal itu berlaku untuk setiap generasi se­panjang masa. Mal ini universal dalam-arti bahwa hal itu berlaku untuk semua orang di semua budaya. Kebenaran Allah, seperti hukum gravitasi, berlaku setiap saat dan di semua tempat. Budaya tidak membentuk atau mengubah ke­benaran. Kebenaran membentuk dan mengubah budaya.
Ilham, di sisi lain, adalah pekerjaan Allah oleh Roh Kudus-Nya melalui agen manusia untuk mengomunikasikan kebenaran-Nya. Tuhan yang sama yang mengungkapkan kebenaran menuntun para penulis Alkitab ketika me­reka menuliskannya. Tuhan tidak mendikte setiap kata Alkitab untuk para pe­nulis Alkitab. Dia mengarahkan pikiran mereka, mengilhami pikiran mereka, dan menuntun pena mereka. Mereka menulis dalam kata-kata mereka sendiri dengan kosakata yang tersedia bagi mereka di bawah ilham Roh Kudus untuk mengomunikasikan Firman Tuhan yang tidak bisa salah.
Komentar Alkitab:
I. Roh Kudus: Guru Semua Kebenaran
(Tinjaulah kembali Yohanes 16:13 Bersama UKSS Anda.)
Salah satu fungsi Roh Kudus adalah untuk membimbing kita ke arah ke­benaran. Perhatikan bahwa Roh Kudus tidak memaksa kita untuk mengikuti kebenaran. Dia tidak memaksakan kebenaran kepada kita. Dia tidak memaksa kita untuk taat. Dia "memandu" kita ke dalam "seluruh kebenaran." Dia de­ngan lembut menuntun kita untuk memahami bahwa jalan Allah, yang terung­kap dalam iirman-Nya, adalah yang terbaik. Sebagaimana Roh Kudus mem­bimbing kita, kita menemukan bahwa kata-kata Yesus "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala.kelimpahan" ada­lah benar dalam hidup kita sendiri (Yohanes 10:10).
Apakah kebenaran ini yang ke dalamnya Roh Kudus menuntun kita? Ini adalah kebenaran tentang Allah. Setiap doktrin Alkitab mengungkapkan kein­dahan kebenaran tentang Allah yang mengasihi kita dan yang merindukan kita untuk diselamatkan dalam kerajaan-Nya. Sehubungan dengan pertentangan
besar antara kebaikan dan kejahatan, tujuan dari Firman yang diilhami ada­lah untuk mengungkapkan kebenaran tentang karakter kasih Allah yang tidak mementingkan diri yang berbeda dengan karakter kebanggaan Setan yang ber­pusat pada diri.
Paling tidak ada lagi dua aspek tentang Roh membimbing kita ke dalam seluruh kebenaran. Pertama, Roh Kudus menuntun kita untuk memahami ke­benaran doktrin Alkitab untuk melindungi kita dari penipuan si jahat, penipu­an yang menyelewengkan karakter Allah. Yesus menyatakan, "Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran"(To/i 17:17). Dia juga menyatakan, "Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan me­merdekakan kamu" (Yoh. 8:32). Kebenaran membebaskan kita dari kesalahan teologis yang begitu memikat dunia rohani.
Kedua, Roh Kudus juga membimbing kita kepada kebenaran tentang diri kita sendiri. Ketika kita datang kepada Yesus, rasa bersalah kita hilang (1 Yoh. 1:9; Rm. 8:1). Kita adalah putra dan putri Allah, anggota keluarga-Nya (Yoh. 1:12; Ef. 2:19). Meskipun perasaan kita sendiri tidak layak, merasa bersalah, atau malu, Roh Kudus membimbing kita kepada kebenaran Firman itu. Kita diciptakan oleh Allah, ditebus oleh Kristus, dan diubah oleh Roh Kudus. Fir­man Tuhan yang berkuasa dan tidak dapat salah tidaklah berdusta. Kita adalah anak-anak-Nya, selamanya aman dalam kasih dan rahmat-Nya.
Pertanyaan Diskusi:
·         Salah satu fungsi Roh Kudus adalah untuk memimpin atau membimbing kita ke dalam kebenaran, berbeda dengan memaksa kita. Jelaskanlah kedua kata ini: Membimbing dan memaksa. Apakah perbedaan antara keduanya? Apakah perbedaan ini ungkapkan tentang bagaimana Roh memimpin kita?
·         Apakah kebenaran itu yang ke dalamnya Roh Kudus membimbing kita?
·         Apakah kebenaran itu yang memerdekakan kita? Dan bagaimanakah cara melakukannya?
LANGKAH 3 - Mempraktikkan
Untuk Guru: Dunia agama diisi dengan nilai yang disebut "Kristen" de­ngan pengalaman Kristiani yang sangat dangkal. Diskusikanlah bersama UKSS Anda bagaimana menghindari jebakan kedangkalan keagamaan ini. Bi­carakanlah tentang mengapa begitu sedikit orang Kristen menggunakan waktu merenungkan Firman Tuhan?
Pertanyaan untuk dipikirkan:
·         Apakah sebenarnya yang membuat beberapa orang jauh dari pemahaman akan kebenaran Firman Tuhan?
·         Mengapakah bahkan beberapa orang Kristen Advent gagal untuk merangkul sukacita menjadi putra dan putri Allah yang telah ditebus?
·         Bagaimanakah kita bisa lebih memahami Firman dan menerima berkat penuh yang Tuhan maksudkan bagi kita?
Pertanyaan Penerapan:
Apakah beberapa hal yang membuat kita jauh dari pengalaman yang menda­lam, berdiam dengan Kristus melalui Firman-Nya yang diilhamkan oleh Roh?
LANGKAH 4 - Menciptakan
Untuk Guru: Rasul Petrus merangkum pokok pikiran pelajaran kita dengan kata-kata ini: "Telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal" (1 Ptr. 1:23). Fokus pelajaran kita hari ini ada dua. Pertama, Firman Tuhan itu ber­kuasa dan menyatakan kebenaran-Nya. Kedua, Firman Tuhan itu mengubah kehidupan. Bantulah setiap anggota UKSS untuk melihat kebenaran bukanlah masalah opini pribadi. Kebenaran ditemukan dalam Firman Allah. Bimbinglah anggota UKSS untuk memahami bahwa, ketika mereka mempelajari Firman Allah dengan hati yang penuh doa, hidup mereka akan benar-benar berubah.
Aktivitas:
·         Mintalah setiap anggota UKSS untuk memandang orang yang di sam­pingnya dan membagikan pemikiran utama yang ia akan bawa pulang dari UKSS hari ini.
·         Setelah anggota UKSS telah berbagi satu sama lain, ajak mereka untuk ber­bagi dengan seluruh kelompok hal paling penting yang mereka telah temukan secara pribadi dalam pelajaran pekan ini untuk kehidupan spiritual mereka.

Pelajaran 2
*7-13 Januari


ROH KUDUS: BEKERJA DI BALIK LAYAR
SABAT PETANG
Untuk Pelajaran Pekan Ini, Bacalah: Yeh. 37:5, 9; Kej. 1:2; Ay. 26:13; Kel. 31:1-5; Yoh. 16:13,14; Gal 5:16-23.
Ayat Hafalan: "Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberita­kan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku" (Yohanes 16:14).
Dalam Alkitab, Roh Kudus tidaklah menerima perhatian yang menonjol sama seperti yang diterima oleh Bapa dan Anak. Walaupun demikian, Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Roh Kudus hadir pada setiap peristiwa penting sepanjang sejarah yang suci. Pada mulanya, pada saat Al­lah menciptakan dunia ini, Roh turut bekerja, tetapi lebih di belakang layar. Roh Kudussangatlah aktif dalam tugas inspirasi-Nya kepada nabi-nabi Allah, sehingga memainkan peranan penting dalam penulisan Firman Allah. Roh Ku­dus juga dilibatkan dalam inkarnasi Yesus Kristus di dalam kandungan Maria.
Namun demikian Roh Kudus bukanlah pusat dari catatan Alkitabiah, dan kita hanya sangat sedikit mengetahui tentang Dia. Roh Kudus tetap di bela­kang layar, oleh karena peran-Nya adalah untuk mendahulukan pekerjaan Se­seorang yang lain dalam Keallahan—Yesus Kristus, Anak Allah—dan untuk memberikan kemuliaan kepada Allah Bapa. Semua ini harus demikian agar manusia yang telah jatuh dapat diselamatkan dari kematian kekal yang telah dibawa dosa kepada mereka.
Dari kesaksian Alkitab, kita mempelajari bahwa Roh Kudus dengan rela dan penuh kasih menerima peran di belakang layar untuk menyokong, menolong, memelihara, dan memperlengkapi. Tidak masalah apakah itu pada saat penciptaan atau penebusan atau misi Keallahan, Roh tidak ingin menjadi sorotan, terlepas dari peran-Nya yang sangat penting.
* Pelajari pelajaran sepekan ini untuk persiapan Sabat, 14 Januari.










No comments:

Post a Comment