KITAB AYUB :
1. PENUTUP
1. Pelajaran 1 Lengkap dengan ayat dan gunakan Adobe Reader untuk hasil terbaik.
2. PERTENTANGAN BESAR
3. APAKAH DENGAN TIDAK MENDAPAT APA-APA AYUB TAKUT AKAN ALLAH
4. ALLAH DAN PENDERITAAN MANUSIA
5. MENGUTUK HARI
6. KUTUK TANPA SEBAB
7. HUKUMAN PEMBALASAN
8. DARAH YANG TIDAK BERDOSA
9. ISYARAT PENGHARAPAN
10. KEMARAHAN ELIHU
11. DARI DALAM BADAI dalam bentuk pdf (Adobe Reader atau Pdf Notes)
11. DARi DALAM BADAI dalam bentuk epub untuk Apple (ibook) dan Android (Moonreader)
12. PENEBUS AYUB dalam bentuk pdf (Gunakan Adobe Reader atau ibook)
12. PENEBUS AYUB dalam bentuk epub
13. TABIAT AYUB dalam bentuk pdf
13. TABIAT AYUB dalam bentuk epub
14. BEBERAPA PELAJARAN DARI AYUB dalam bentuk pdf
RENUNGAN PAGI 1-15 OKTOBER 2016 dalam bentuk Pdf silakan unduh di SINI
RENUNGAN PAGI 16-31 DESEMBER 2016 dalam bentuk Pdf silakan unduh di SINI
PELAJARAN 12 : PENEBUS AYUB
12. PENEBUS AYUB dalam bentuk pdf (Gunakan Adobe Reader atau ibook)
12. PENEBUS AYUB dalam bentuk epub
13. TABIAT AYUB dalam bentuk pdf
13. TABIAT AYUB dalam bentuk epub
14. BEBERAPA PELAJARAN DARI AYUB dalam bentuk pdf
RENUNGAN PAGI 1-15 OKTOBER 2016 dalam bentuk Pdf silakan unduh di SINI
RENUNGAN PAGI 16-31 DESEMBER 2016 dalam bentuk Pdf silakan unduh di SINI
TABIAT AYUB
SABAT PETANG
Bacalah untuk Pelajaran Pekan
Ini: Ayub 1:1,8; Ayub 29:8- 17; Ayub 31:1-23; Kel. 20:17; Mat. 7:22-27; Mat. 5:16; Ef.
3:10.
Ayat Hafalan: "Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama
dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna" (Yak. 2:22),
Di tengah semua persoalan besar yang disentuh dalam kitab Ayub, janganlah
kita kehilangan pandangan tentang satu tema penting yang lain.Yaitu Ayub
sendiri. Siapakah orang ini yang Tuhan sangat percaya sehingga Tuhan menantang
Iblis mengenai kesetiaan dan integritasnya? Siapakah orang ini yang tidak
mengerti mengapa segala sesuatu ini menimpa dirinya, yang tahu bahwa apa yang terjadi padanya tidaklah adil,
yang mengungkapkan kemarahan dan frustrasinya atas semua itu, dan namun tetap
setia sampai akhir?
Sementara inti sari kitab Ayub adalah mengenai Ayub
setelah malapetaka menimpa, dari kisah ini kita dapat memetik informasi tentang
kehidupan Ayub sebelumnya. Dan apa yang kita pelajari tentang masa lalu Ayub
dan orang bagaimanakah dia dulunya, memberi kita suatu pengertian yang lebih
besar tentang mengapa Ayub tetap setia pada Tuhan, walau di tengah semua
penderitaan yang'mengerikan, walau di tengah segala sesuatu yang Setan lakukan
untuk berusaha memalingkan dia dari Allah.
Seperti apakah Ayub itu, dan apakah yang dapat kita
pelajari tentang bagaimanakah ia hidup sehingga dapat membantu menjadikan kita
pengikut Tuhan yang lebih setia ketika menjalani kehidupan kita sendiri?
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk Sabat, 24 Desember.
Minggu 18 Desember
Orang Us
Bacalah Ayub 1:1 dan Ayub 1:8. Apakah yang hal ini
katakan tentang tabiat Ayub?
1:1. Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh
dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.
1:8 Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau
memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang
demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."
Walaupun Ayub diberitahu di sepanjang dialog bahwa ia
pasti telah melakukan sesuatu yang salah sehingga, semua kesusahan ini menimpa
dia, tampaknya kasusnya adalah kebalikannya. Kebaikannya dan kesetiaannya yang
menjadikan dia sasaran istimewa Setan.
Berapa baik dan setiakah dia? Pertama, ayat mengatakan
bahwa dia "sempurna." Perkataan ini tidaklah harus berarti
"tidak berdosa" seperti Yesus. Kata itu datang, malah, dengan ide
seutuhnya, jujur, tulus, tetapi dalam suatu arti yang relatif. Orang yang
"sempurna" di pemandangan Allah adalah orang yang telah mencapai
tingkat perkembangan yang surga harapkan dari orang itu pada saat diperlukan.
Bahasa Ibrani untuk kata "sempurna," tam, "adalah padanan
kata dengan bahasa Yunani teleios, yang sering diterjemahkan 'sempurna'
dalam [Perjanjian Baru] tetapi yang lebih baik diterjemahkan 'bertumbuh penuh'
atau 'dewasa.'"—The SDA Bible Commentary,JId. 3 hlm. 499. Pengalaman-pengalaman Ayub
kemudian menunjukkan bahwa ia belum mencapai kesempurnaan tabiat mutlak.
Walaupun setia dan jujur, ia tetap masih bertumbuh.
Kedua, ayat itu mengatakan ia "jujur." Kata
itu artinya "lurus," "rata," "adil,"
"benar." Ayub hidup dalam cara di mana ia dapat disebut "warga
yang baik."
Ketiga, ayat itu mengatakan ia "takut akan
Allah." Walaupun Perjanjian Lama menggambarkan ide tentang
"takut" akan Allah sebagai bagian dari apa artinya menjadi seorang
Israel yang setia, frasa itu digunakan juga dalam Perjanjian Baru untuk orang
bukan Yahudi yang dengan setia menyembah Allah Israel (lihat Kis. 10:2, 22).
. Akhirnya,
Ayub "menjauhkan diri" atau menghindari diri dari kejahatan.
Ciri-ciri Ayub ini diteguhkan oleh Tuhan sendiri, ketika Ia berkata kepada Setan,
"Apakah engkau perhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi
seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi
kejahatan" (Ayub 1:8).
Pada akhirnya Ayub adalah seorang saleh yang imannya
ditunjukkan oleh jenis kehidupan yang ia jalani; dan dengan d,emikian ia
benar-benar bersaksi "bagi malaikat-malaikatdan bagi manusia" (1
Kor. 4:9) tentang dapat menjadi apakah seseorang di dalam Kristus.
Seandainya kitab Ayub adalah tentang
Anda, bagaimanakah bunyinya kalimat pembukaan ini? " Ada seorang ______ di
tanah Us orang itu _______ dan ia _________ Allah dan ________ kejahatan."
Senin 19 Desember
Langkah-langkah Bermandikan Dadih
Sementara Ayub berjuang untuk menerima malapetaka yang
menimpa dirinya, ia memikirkan tentang kehidupan masa lalunya, betapa itu
sangat baik baginya dan bagaimana ia menjalaninya. Berbicara tentang.hari-hari
terdahulunya, Ayub berkata bahwa di waktu itu "langkah-langkahku
bermandikan dadih" (Ayub 29:6).
Misalnya, dalam Ayub, 29:2, Ayub berbicara tentang
waktu itu "Allah melindungi aku." Bahasa Ibrani untuk kata
"melindungi" datang dari suatu kata yang umum dipakai di seluruh
Perjanjian Lama bila berbicara tentang penjagaan Allah bagi umat-Nya (lihat
Mzm. 91:11; Bil. 6:24), Tidak diragukan, Ayub mempunyai kehidupan yang
baik. Hal, yang penting, juga, adalah bahwa ia tahu bahwa ia mempunyai
kehidupan yang baik.
Bacalah Ayub 29:8-17. Apakah yang ayat-ayat ini
katakan tentang bagaimana orang lain memandang Ayub dan bagaimana ia
memperlakukan mereka yang sedang bergumul?
Ayub 29:8-17
29:8 maka ketika aku kelihatan, mundurlah orang-orang muda dan
bangkitlah orang-orang yang sudah lanjut umurnya, lalu tinggal berdiri;
29:9 para pembesar berhenti bicara, dan menutup mulut mereka dengan
tangan;
29:10 suara para pemuka membisu, dan lidah mereka melekat pada
langit-langitnya;
29:11 apabila telinga mendengar tentang aku, maka aku disebut
berbahagia; dan apabila mata melihat, maka aku dipuji.
29:12 Karena aku menyelamatkan orang sengsara yang berteriak minta
tolong, juga anak piatu yang tidak ada penolongnya;
29:13 aku mendapat ucapan berkat dari orang yang nyaris binasa, dan
hati seorang janda kubuat bersukaria;
29:14 aku berpakaian kebenaran dan keadilan menutupi aku seperti
jubah dan serban;
29:15 aku menjadi mata bagi orang buta, dan kaki bagi orang lumpuh;
29:16 aku menjadi bapa bagi orang miskin, dan perkara orang yang
tidak kukenal, kuselidiki.
29:17 Geraham orang curang kuremuk, dan merebut mangsanya dari
giginya.
Di sini kita dapat melihat betapa Ayub itu dihormati.
Frasa tentang ia mengambil "tempat dudukku di tengah-tengah
lapangan" (Ayub 29:7) memberi ide tentang sejenis pemerintahan
lokal, di mana Ayub jelas adalah bagian daripadanya. Kursi-kursi seperti itu
biasanya diberikan kepada anggota masyarakat yang senior dan dih'6rmati, dan di
antara mereka Ayub sangat dihormati!
Tetapi kita dapiat melihat bahwa walaupun anggota
masyarakat yang "ter- rendah" mencintai dan menghormati dia. Orang
miskin, yang hendak mati, orang buta, jahda-janda, yatim piatu, dan yang
lumpuh—mereka yang belum diberkati sebagaimana Ayub diberkati, adalah mereka
yang ia berikan pertolongan dari penghiburan.
"Allah telah berikan dalam
firman-Nya suatu gambaran orang yang makmur—orang yang kehidupannya orang yang baik surga maupun bumi senang menghormatinya.'^Ellen
G. White,
Education, hlm. 142.
Ayat-ayat seperti ini dan yang lain (akan kita lihat)
menunjukkan mengapa Ayub telah menjadi orang yang sangat berhasil dalam semua
hal, baik di hadapan manusia maupun di hadapan Allah.
Mudah untuk berbaik hati dan menghormati orang kaya
dan berkuasa dan terkenal tetapi bagaimanakah Anda memperlakukan mereka yang
sama sekali tidak punya sesuatu untuk ditawarkan padamu?
Selasa 20 Desember
Hati dan Mata
Pada pandangan pertama, dalam ayat-ayat di bawah ini,
hal itu dapat kedengaran seolah-olah Ayub sedang membual, seakan-akan Ayub
sedang memamerkan kesucian, kebajikan dan perilaku baiknya di hadapan orang
lain. Sikap ini, tentu, tepat seperti yang Alkitab kutuk(lihat Matius 23).
Tetapi bukan itu yang sedang terjadi di sini dengan Ayub. Sekali lagi, penting
untuk mengingat konteksnya: Kepadanya sedang dikatakan bahwa kehidupan masa
lalunya, diduga agak jahat, merupakan penyebab penderitaannya. Ayub, sementara
itu, tahu bahwa hal ini tidaklah benar dan bahwa tidak ada yang ia lakukan yang
membuat ia pantas dengan apa yang menimpa dirinya. Maka, ia menggunakan waktu
ini menghitung jenis kehidupan yang ia jalani dan orang yang bagaimanakah dia.
Bacalah Ayub 31:1-23. Apa lagikah yang Ayub katakan
tentang bagaimana kehidupannya sebelum malapetaka?
Ayub
31:1-23
31:1. "Aku telah menetapkan syarat bagi mataku, masakan aku
memperhatikan anak dara?
31:2 Karena bagian apakah yang ditentukan Allah dari atas, milik
pusaka apakah yang ditetapkan Yang Mahakuasa dari tempat yang tinggi?
31:3 Bukankah kebinasaan bagi orang yang curang dan kemalangan bagi
yang melakukan kejahatan?
31:4 Bukankah Allah yang mengamat-amati jalanku dan menghitung
segala langkahku?
31:5 Jikalau aku bergaul dengan dusta, atau kakiku cepat melangkah
ke tipu daya,
31:6 biarlah aku ditimbang di atas neraca yang teliti, maka Allah
akan mengetahui, bahwa aku tidak bersalah.
31:7 Jikalau langkahku menyimpang dari jalan, dan hatiku menuruti
pandangan mataku, dan noda melekat pada tanganku,
31:8 maka biarlah apa yang kutabur, dimakan orang lain, dan biarlah
tercabut apa yang tumbuh bagiku.
31:9. Jikalau hatiku tertarik kepada perempuan, dan aku menghadang
di pintu sesamaku,
31:10 maka biarlah isteriku menggiling bagi orang lain, dan biarlah
orang-orang lain meniduri dia.
31:11 Karena hal itu adalah perbuatan mesum, bahkan kejahatan, yang
patut dihukum oleh hakim.
31:12 Sesungguhnya, itulah api yang memakan habis, dan menghanguskan
seluruh hasilku.
31:13 Jikalau aku mengabaikan hak budakku laki-laki atau perempuan,
ketika mereka beperkara dengan aku,
31:14 apakah dayaku, kalau Allah bangkit berdiri; kalau Ia
mengadakan pengusutan, apakah jawabku kepada-Nya?
31:15 Bukankah Ia, yang membuat aku dalam kandungan, membuat orang
itu juga? Bukankah satu juga yang membentuk kami dalam rahim?
31:16. Jikalau aku pernah menolak keinginan orang-orang kecil,
menyebabkan mata seorang janda menjadi pudar,
31:17 atau memakan makananku seorang diri, sedang anak yatim tidak
turut memakannya
31:18 --malah sejak mudanya aku membesarkan dia seperti seorang
ayah, dan sejak kandungan ibunya aku membimbing dia--;
31:19 jikalau aku melihat orang mati karena tidak ada pakaian, atau
orang miskin yang tidak mempunyai selimut,
31:20 dan pinggangnya tidak meminta berkat bagiku, dan tidak
dipanaskannya tubuhnya dengan kulit bulu dombaku;
31:21 jikalau aku mengangkat tanganku melawan anak yatim, karena di
pintu gerbang aku melihat ada yang membantu aku,
31:22 maka biarlah tulang belikatku lepas dari bahuku, dan lenganku
dipatahkan dari persendiannya.
31:23 Karena celaka yang dari pada Allah menakutkan aku, dan aku
tidak berdaya terhadap keluhuran-Nya.
Perhatikan juga, bahwa Ayub bukan hanya berbicara
tentang tindakan-tindakan luarnya.Ayat "hatiku menuruti pandangan
mataku" (Ayub 31:7) menunjukkan bahwa Ayub mengerti makna yang
lebih dalam dari kesucian, makna y#ng lebih dalam tentang benar dan salah, dan
tentang hukum Allah. Nampaknya Ayub tahu bahwa Allah peduli dengan hati,
dengan pikiran-pikiran kita, juga dengan tindakan-tindakan kita (lihat 1
Sam. 16:7; Kel. 20:17; Mat. 5:28), Ayub tahu bahwa aalah salah berahi
terhadap seorang perempuan, dan bukan hanya jika berzina dengan dia. (Sekali
lagi, betapa kuatnya bukti untuk kenyataan bahwa pengetahuan tentang Allah
yang benar telah ada bahkan sebelum Tuhan memanggil bangsa Israel menjadj umat
perjanjian-Nya dan menjadi saksi bagi-Nya).
Bacalah apa kata Ayub dalam Ayub 31:13—15. Mengapakah
pekabaran ini sangat penting?
Ayub 31:13—15
31:13 Jikalau aku mengabaikan hak budakku laki-laki atau perempuan,
ketika mereka beperkara dengan aku,
31:14 apakah dayaku, kalau Allah bangkit berdiri; kalau Ia
mengadakan pengusutan, apakah jawabku kepada-Nya?
31:15 Bukankah Ia, yang membuat aku dalam kandungan, membuat orang
itu juga? Bukankah satu juga yang membentuk kami dalam rahim?
Di sini Ayub menunjukkan suatu pengertian yang
menakjubkan, khususnya untuk zamannya (kapan saja) tentang kesetaraan dasar
seluruh umat manusia. Dunia purba bukanlah tempat di mana konsep kesamaati hak
dan kesamaan hukum dimengerti atau dipatuhi. Sekelompok orang menganggap diri
mereka lebih besar daripada, dan superior atas orang lain, dan ada .kalanya
tidak peduli dengan martabat dan hak asasi orang lain tetapi di sini, Ayub
menunjukkan betapa ia mengerti tentang hak asasi manusia dan bahwa hak-hak ini
berasal dari Allah yang menjadikan kita. Dalam beberapa hal, Ayub lebih maju,
bukan saja pada zamannya tetapi juga zaman kita.
RABU 21 Desember
Rumah di Atas Batu
Bacalah Ayub 31:24-34. Apa lagi yang dapat kita
pelajari tentang Ayub?
31:24. Jikalau aku menaruh kepercayaan kepada emas, dan berkata
kepada kencana: Engkaulah kepercayaanku;
31:25 jikalau aku bersukacita, karena kekayaanku besar dan karena
tanganku memperoleh harta benda yang berlimpah-limpah;
31:26 jikalau aku pernah memandang matahari, ketika ia bersinar, dan
bulan, yang beredar dengan indahnya,
31:27 sehingga diam-diam hatiku terpikat, dan menyampaikan kecupan
tangan kepadanya,
31:28 maka hal itu juga menjadi kejahatan yang patut dihukum oleh
hakim, karena Allah yang di atas telah kuingkari.
31:29 Apakah aku bersukacita karena kecelakaan pembenciku, dan
bersorak-sorai, bila ia ditimpa malapetaka
31:30 --aku takkan membiarkan mulutku berbuat dosa, menuntut
nyawanya dengan mengucapkan sumpah serapah! --
31:31 Jikalau orang-orang di kemahku mengatakan: Siapa yang tidak
kenyang dengan lauknya?
31:32 --malah orang asingpun tidak pernah bermalam di luar, pintuku
kubuka bagi musafir!
31:33. Jikalau aku menutupi pelanggaranku seperti manusia dengan
menyembunyikan kesalahanku dalam hatiku,
31:34 karena aku takuti khalayak ramai dan penghinaan kaum keluarga
mengagetkan aku, sehingga aku berdiam diri dan tidak keluar dari pintu!
Tidak heran Tuhan mengatakan apa yang Ia lakukan
tentang kehidupan dan tabiat Ayub. lililah orang yang benar-benar menghidupkan
imannya, orang yang pekerjaannya menyatakan kenyataan hubungannya dengan Allah,
Hal ini, tentu, menjadikan keluhannya semakin pahit: Mengapakah hal. ini
terjadi padaku? Dan, tentu, -menjadikan argumentasi sahabat-sahabatnya sebegitu
lemah dan tidak berarti.
Tetapi di sini ada suatu pekabaran yang lebih penting
dan dalam yang dapat kita petik dari kenyataan kesetiaan dan ketaatan hidup
Ayub, Perhatikan bagaimana erat hubungan kehidupan yang ia jalani di masa
lampau dengan bagaimana ia merespons tragedi yang"menimpa dia kemudian.
Bukanlah kebetulan atau kemauan keras belaka sehingga Ayub menolak "mengutuk
Allah, dan mati" (Ayub 2:9). Bukan, tetapi karena seluruh masa
kesetiaan dan ketaatannya kepada Allah memberikan padanya iman dan tabiat yang
menyanggupkan dia berharap pada Tuhan, tanpa menghiraukan apa yang terjadi
padanya.
Bacalah Matius 7:22-27. Apakah yang terdapat dalam
ayat-ayat ini yang menyatakan alasan Ayub tetap setia?
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan,
Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu,
dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan
berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian
pembuat kejahatan!"
7:24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan
melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di
atas batu.
7:25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin
melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
7:26 Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak
melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas
pasir.
7:27 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin
melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
Kunci bagi kemenangan utama Ayub di sini ditemukan
dalam semua kemenangan-kemenangan "kecil" sebelumnya (lihat juga
Luk. 16:10). Itu adalah kesetiaannya untuk selalu benar tanpa mau
berkompromi, yang menjadikan Ayub seperti itu. Apa yang kita lihat di dalam
Ayub adalah suatu teladan untuk apa yang kitab Yakobus katakan tentang peran
perbuatan dalam suatu kehidupan iman: "Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama
dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi
sempurna" (Yakobus 2:22). Betapa suatu prinsip kehidupan Kristen
penting yang dinyatakan dalam ayat ini. Di dalam kisah Ayub kita melihat
prinsip ini berfungsi dengan kuat. Ayub terbuat dari daging dan tulang yang
sama dengan kita semua; namun melalui karunia Allah dan usaha tekunnya sendiri
ia menjalani kehidupan setia dan taat kepada Allah.
Pilihan-pilihan
apakah yang perlu Anda lakukan supaya hidup sama setianya dengan Ayub?
Kamis 22 Desember
Berjenis-jenis Hikmat Allah
Di awal kitab Ayub, di tengah-tengah tokoh yang saling
berganti, Elifas orang-Temari berkata kepada Ayub:-"Apakah ada manfaatnya
bagi Yang Mahakuasa, kalau engkau .benar, atau keuntungannya, kalau engkau
hidup saleh?" (Ayub 22:3). Suatu pertanyaan yang ironis, dengan apa
yang kita tahu tentang apa yang sedang terjadi di belakang layar, di surga.
Benar, ada manfaatnya bagi Allah kalau Ayub benar, dan keuntungan bagi-Kya
kalau Ayub hidup saleh. Dan hal ini juga benar bukan hanya bagi Ayub, hal yang
sama juga berlaku bagi semua yang mengaku pengikut Tuhan.
Bacalah Matius 5:16. Bagaimanakah kata-kata itu
membantu menjawab pertanyaan yang Elifas lontarkan kepada Ayub?
Matius
5:16
5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya
mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Persoalan dalam kitab Ayub adalah, akankah Ayub setia?
Setan mengatakan ia tidak akan setia; Allah mengatakan ia akan setia.
Kesetiaan Ayub kalau begitu adalah pasti bermanfaat bagi Allah, setidaknya
khusus dalam perang dengan Setan ini.
Walaupun, kisah ini, hanyalah suatu miniatur dari
persoalan yang lebih besar. Pesan malaikat pertama pada kita, sebagianriya,
"muliakanlah" Allah (Why. 14:7), dan Yesus jelaskan dalam
Matius 5:16 bahwa dengan perbuatan baik, kita dapat memuliakan Allah. Inilah
yang dibuat Ayub; inilah juga yang dapat kita buat.
Bacalah Efesus 3:10. Bagaimanakah prinsip yang
diungkapkan drsini, dinyatakan dalam kitab Ayub, walaupun dalam skala yang
lebih kecil?
Efesus
3:10
3:10 supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat
Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga,
Apa yang kita lihat dalam ayat ini,
dan dalam kitab Ayub, adalah ungkapan fakta bahwa Allah bekerja dalam kehidupan
pengikut-Nya supaya mengubah mereka, untitk kemulian-Nya, ke dalam gambar-Nya
sendiri. "Peta Allah harus ditunjukkan kembali dalam manusia. Kehormatan
Allah, kehormatan Kristus, termasuk dalam kesempurnaan tabiat
umat-Nya."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 314.
Kehidupan Ayub merupakan contoh bagaimana manusia. menyatakan prinsip ini, walaupun Ayub hidup ribuan tahun lalu. Umat
Allah di setiap zaman berkesempatan nienjalani hidup mereka dalam cara yang
sama juga. .
Apakah ada dalam hidupmu yang membawa kemuliaan bagi
Allah? Apakah, yang jawabanmu katakan tentang dirimu dan bagaimanakah engkau
hidup dan apakah yang mungkin engkau perlukan untuk berubah?
JUMAT 23 Desember
Pendalaman: Reformasi
Protestan mendapatkan kembali kebenaran besar keselamatan hanya oleh iman.
Kebenaran ini pertama kali telah diperkenalkan di dalam Firman mulai di Eden
(lihat Kej. 3:15) dan kemudian diberi ungkapan yang lebih penuh dalam kehidupan
Abraham (lihat Kej. 15:6; Rm. 4:3) sebelum secara berurut dinyatakan
dalam Alkitab sampai kepada Paulus. Namun, kebenaran keselamatan hanya oleh
inian ini selalu mencakup karya Roh Kudus dalam kehidupan orang-orang percaya,
bukan sebagai sarana keselamatan melainkan sebagai ungkapan keselamatan. Dalam
kehidupan dan tabiat Ayub kita menemukan contoh yang besar seperti apakah
perbuatan itu. Para teolog kadang-kadang menyebut perbuatan ini
"penyucian," yang pada dasarnya berarti "kekudusan." Begitu
pentingnya hal itu dalam Alkitab sehingga kita diminta Untuk mengejar
."sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan"
(Ibr. 12:14). Arti dasar dari penyucian adalah "diasingkan untuk
penggunaan yang kudus," suatu ide yang tampak, misalnya, ketika Tuhan
berkata kepada umat perjanjian? Nya, "Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu,
kudus." (Im. 19:2). Walaupun kata dan konsep ini muncul dalam
berbagai cara dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, itu berhubungan dengan
apa yang Allah lakukan di dalam kita. Itu dapat dilihat sebagai suatu
pertumbuhan moral di dalam kebaikan dan menuju kebaikan. Itu adalah "suatu
proses yajtig berangsur maju dari perubahan moral oleh kuasa Roh Suci bekerja
sama dengan kehendak manusia."—Handbook of SDA Theology, hlm. 296.
Walaupun pekerjaan.ini
adalah
sesuatu yang hanya bisa dicapai oleh Allah di dalam kita, kita tidak dipaksa ke
dalam penyucian lagi, dibandingkan bahwa kita pernah dipaksa ke dalam
pembenaran. Kita serahkan diri kita kepada Tuhan, dan Tuhan yang sama yang
membenarkan kita oleh iman, juga akan menguduskan kita, membentuk kita, seperti
yang dibuatnya kepada Ayub, ke dalam rupa Allah, setidaknya pada tingkat apa
pun yang mungkin pada sisi kekekalan. Jadi Paulus menulis: "Hai
anak-anakku; karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus
menjadi nyata di dalam kamu" (Gal. 4:19). dan Ellen G. White
menulis: "Kristuslah pola kita, teladan yang sempurna dan suci yang telah
diberikan pada kita untuk dituruti. Kita tidak akan pernah sama dengan Pola,
tetapi kita dapat meniru dan menyerupainya menurut kesanggupan kita."—That
I May Know Him, hlm. 265.
Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
1. Pilihan apakah yang dapat kita buat
yang akan memengaruhi tingkat di mana Tuhan dapat bekerja di dalam kita? Kita
tahu bahwa hanya Allah dapat mcnjiuhuli liati, tetapi kita harus bekerja sama. Seperti
apakah kerja sama itu tampak? Bagaimanakah hal itu ditunjukkan?
2. Kolosc 2:6 kita baca: "Kamu
telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di
dalam Dia." Bagaimanakah kata-kata ini membantu kita mengerti apa artinya hidup
dalam iman dan ketaatan?
3. Bagaimanakah kita dapat sebagai Jemaat,
bukan hanya sebagai pribadi, membawa kemuliaan bagi Tuhan di hadapan manusia
dan di hadapan malaikat-malaikat?
SABAT PETANG
Bacalah untuk Pelajaran Pekan Ini: Ayb. 19:25-27; Yoh. 1:1- 14; Ayb. 10:4,
5; Luk. 2:11; Gal. 4:19; Luk. 9:22; Yes. 53:1-6.
Ayat Hafalan: "Tetapi sesungguhnya, penyakit
kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal
kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah" (Yesaya
53:4).
D
|
engan munculnya Tuhan sendiri secara
tiba-tiba, mulai dalam pasal 38, kitab Ayub mencapai puncaknya. Allah
menyatakan diri-Nya sendiri kepada Ayub dalam cara yang ajaib, dan hal ini
mengakibatkan pengakuan dan rasa sedih Ayub. Tuhan kemudian menegur tiga
sahabat Ayub karena kata-kata mereka yang salah, dan Ayub mendoakan mereka.
"Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya,
dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaanya
dahulu" (Ayub 42:10), dan Ayub hidup
lama dan hidup bersukacita sesudah itu.
Akan tetapi, ada
sesuatu yang mengganggu, tidak memuaskan tentang kisah itu dan bagaimana berakhirnya.
Allah dan Setan, berdebat di surga, pertarungannya di sini di atas bumi dalam
kehidupan dan daging Ayub yang malang? Sepertinya tidaklah adil, dan tidaklah
benar, bahwa Ayub harus menanggung bagian yang terberat dan mengerikan dari
pertikaian antara Allah dan Setan ini, sementara Tuhan tetap berada di surga
dan hanya menontonnya.
Kisah ini pasti ada tambahannya. Dan memang ada.
Tambahannya dinyatakan berabad-abad kemudian, dalam Yesus dan kematian-Nya di
salib. Di dalam Yesus sendiri kita mendapatkan jawaban yang menakjubkan dan
menghiburkan atas pertanyaan yang tidak sepenuhnya dijawab oleh kitab Ayub.
Minggu 11 Desember Penebusku Hidup
Ketika Allah
muncul pada Ayub dalam pasal 38, Ia menyatakan diri-Nya kepada Ayub sebagai
Pencipta, yang "membagi saluran karena air yang meluap," Dia yang
menjadikan "jalan bagi kilat guruh, untuk memberi hujan ke atas tanah di
mana... tidak didiami manusia" (Ayub 38:25, 26). Tuhan kita, bukan hanya Pencipta. Ia juga mempunyai gelar dan peran
penting yang lain.
Bacalah Ayub
19:25-27. Apakah yang perkataan-perkataan ini nyatakan tentang pengharapan
keselamatan Ayub?
19:25 Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit
di atas debu.
19:26 Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa dagingkupun aku
akan melihat Allah,
19:27 yang aku sendiri akan melihat memihak kepadaku; mataku sendiri
menyaksikan-Nya dan bukan orang lain. Hati sanubariku merana karena rindu.
Dengan ayat yang
terkenal ini, Ayub menunjukkan bahwa ia mempunyai pengetahuan tentang Penebus,
pengetahuan yang, walaupun manusia mati, terdapat pengharapan di seberang
kubur, dan pengharapan ini terdapat dalam sang Penebus, yang harus datang ke
bumi ini suatu hari kelak.
Kata-kata Ayub ini
menunjuk kepada kebenaran yang paling penting dan menentukan di dalam Alkitab:
Allah sebagai penebus kita. Ya, Allah sebagai Pencipta kita tetapi dalam dunia
berdosa, dalam dunia di mana orang berdosa terhukum mati secara kekal dalam
dosa-dosa mereka, kita perlu lebih dari Pencipta. Kita perlu Penebus juga. Dan
tepat seperti itulah Allah kita: Dialah Pencipta dan Penebus kita juga (lihat Yes. 48:13-17), dan dari Dialah, dengan dua peran itu maka kita
mempunyai harapan besar untuk hidup kekal.
Bacalah Yoh.
1:1-14. Dalam rangkaian ayat ini bagaimanakah Yohanes menyatukan Yesus sebagai
Pencipta dengan Yesus sebagai Penebus kita?
1:1. Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan
Allah dan Firman itu adalah Allah.
1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada
suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
1:5. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak
menguasainya.
1:6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;
1:7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang
itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
1:8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang
itu.
1:9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang
datang ke dalam dunia.
1:10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya,
tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang
kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya
menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari
daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan
dari Allah.
1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan
kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya
sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Perkaitan dengan Kejadian 1:1, Allah sebagai Pencipta, adalah jelas di dalam
Yoh. 1:1. Dan jika itu masih kurang cukup, kata-kata ini—"la telah ada di
dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya.... Tetapi semua orang yang mene- rima-Nya
diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam
nama-Nya" (Yoh. 1:10-12)—menjadikan
hubungan antara Yesus sebagai Pencipta dan sebagai Penebus tak terpisahkan.
Tentu saja, hanya karena Ia adalah Pencipta sehingga Ia dapat menjadi Penebus
kita juga.
Jika kita punyai
hanya Pencipta tetapi bukan Penebus, harapan apakah yang kita miliki? Apakah
yang jawabanmu katakan tentang mengapakah Yesus sebagai Penebus sangat penting
bagi kita?
SENIN 12 Desember
Anak Manusia
Dalam pasal-pasal terdahulu kitab Ayub, kita diberi
sekilas pandang ke dalam realitas pertentangan besar antara Kristus dan Setan.
Seperti yang kita ketahui, itulah peperangan yang dimulai di surga tetapi
akhirnya datang ke bumi (lihat Why.
12:7-12). Dalam kitab Ayub
kita melihat dinamika yang sama: Suatu pertentangan di surga yang datang ke
bumi. Malang bagi Ayub, pertentangan istimewa di atas bumi itu terpusat
padanya.
Bacalah Ayub 10:4,
5, Apakah keluhan Ayub, dan tidakkah ia mempunyai suatu maksud?
10:4 Apakah Engkau mempunyai mata badani? Samakah penglihatan-Mu
dengan penglihatan manusia?
10:5 Apakah hari-hari-Mu seperti hari-hari manusia, tahun-tahun-Mu
seperti hari-hari orang laki-laki,
Maksud Ayub
sederhana. Engkau adalah Allah, berdaulat atas alam semesta, Sang Pencipta.
Bagaimanakah Engkau tahu seperti apa rupanya menjadi manusia, menderita apa
yang kami derita?
Bagaimanakah
ayat-ayat yang menyusul ini menjawab keluhan Ayub?
Luk. 2:11;
2:11 Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan,
di kota Daud.
Yoh. 1:14;
1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan
kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya
sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Luk. 19:10;
1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan
kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya
sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Mat. 4:2;
4:2 Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam,
akhirnya laparlah Yesus.
1 Tim. 2:5;
2:5 Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara
antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,
Ibr. 4:15.
4:15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang
tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan
kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Keluhan Ayub,
bahwa Allah bukanlah manusia dan karena itu tak dapat mengerti penderitaan
manusia, telah dijawab penuh dan sempurna oleh kedatangan Yesus ke dalam
kemanusiaan. Walaupun tak pernah kehilangan Keilahian- Nya, Yesus adalah juga
sesungguhnya manusia, dan dalam kemanusiaan-Nya itu Ia mengetahui apa rupanya
menderita dan bergumul, sama seperti yang dialami Ayub dan semua manusia.
Sebenarnya di seluruh Injil, kita melihat kenyataan kemanusiaan Kristus dan
penderitaan yang Ia alami dalam kemanusiaan kita. Yesus menjawab keluhan Ayub.
"Bukanlah kemanusiaan khayalan yang diambil
Kristus bagi diri-Nya. Ia mengambil sifat manusia dan hidupkan sifat
manusia.... Ia bukan hanya dijadikan daging, tetapi Ia dijadikan di dalam rupa
manusia berdosa." —Ellen G. White Comments, The SDA Bible Commentary,
j Id. 5, him. 1124.
SELASA 13 Desember
Kematian Kristus
Apakah yang ayat-ayat
berikut ini katakan tentang Yesus dan bagaimana kita memandang Dia?
1 Yoh. 2:6
2:6 Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib
hidup sama seperti Kristus telah hidup.
Gal. 4:19
4:19. Hai anak-anakku, karena kamu aku
menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu.
Tanpa ragu, Yesus
adalah manusia teladan. Kehidupan-Nya, yaitu tabiat- Nya adalah contoh yang
semua pengikut-Nya harus berusaha, dengan anugerah Allah, menyamainya. Yesus
adalah satu-satunya contoh sempurna yang kita miliki berkenaan dengan bagaimana
menghidupkan jenis kehidupan yang menjadi tujuan mengapa Allah memanggil kita.
Namun, Yesus tidak datang ke dunia ini hanya sekadar
memberikan kita suatu contoh. Situasi kita sebagai orang berdosa, memerlukan
lebih dari hanya pengembangan tabiat, seakan-akan pembentukan ulang tabiat
kita dan membentuk kita ke dalam gambar-Nya adalah keseluruhan pekerjaan yang
dituntut dari pada-Nya sebagai Penebus. Kita perlu lebih dari itu; kita perlukan
Pengganti, Seseorang yang membayar hukuman atas dosa-dosa kita. Ia datang bukan
hanya untuk menghidupkan suatu kehidupan sempurna sebagai contoh bagi kita
semua; Ia juga datang untuk mati dengan kematian yang pantas untuk kita supaya
kehidupan sempurna-Nya dapat dikreditkan kepada kita sebagai milik kita.
Apakah yang
ayat-ayat berikut ini ajarkan tentang perlunya kematian Kristus bagi kita?
Mrk. 8:31;
8:31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak
Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam
kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.
Luk. 9:22;
9:22 Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak
penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat,
lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga."
Luk. 24:7;
24:7 yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang
berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga."
Gal. 2:21.
2:21 Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada
kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus.
Yesus harus mati
bagi kita karena taat pada hukum, walaupun hal itu merupakan inti kehidupan
Kristen, itu bukanlah yang menyelamatkan orang berdosa.
"Kalau demikian, bertentangankah hukum Taurat
dengan janji-janji Allah? Sekali-kali tidak. Sebab andaikata hukum Taurat
diberikan sebagai sesuatu yang dapat menghidupkan, maka memang kebenaran
berasal dari hukum Taurat" (Gal. 3:21). Jika ada hukum yang hendak menyelamatkan seorang berdosa, mestilah itu
hukum Allah, tetapi hukum itu sekalipun, tidak dapat menyelamatkan kita. Hanya
kehidupan sempurna dari Teladan sempurna kita, Yesus, yang dapat selamatkan
kita, maka Kristus datang menyerahkan diri-Nya sebagai "hanya satu korban
saja karena dosa" selama-lamanya. (Ibr. 10:12).
Bagaimanakah
catatan kepatuhanmu sendiri pada hukum menunjukkan kebutuhanmu akan seorang
Pengganti?
RABU 14 Desember Penderitaan Anak Manusia
Bacalah Yesaya
53:1-6. Apakah yang hal ini katakan tentang penderitaan Tuhan di salib?
53:1. Siapakah yang
percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan
TUHAN dinyatakan?
53:2 Sebagai taruk ia
tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan
dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak,
sehingga kita menginginkannya.
53:3 Ia dihina dan
dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita
kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan
bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.
53:4. Tetapi
sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang
dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
53:5 Tetapi dia tertikam
oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita;
ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh
bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
53:6 Kita sekalian sesat
seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN
telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
Yesaya 53:4 mengatakan
bahwa Yesus menanggung dukacita dan penderitaan kita. Itu harus mencakup
dukacita dan penderitaan Ayub, juga. Dan bukan hanya penderitaan Ayub, tetapi
juga penderitaan seluruh dunia. Adalah untuk dosa semua manusia yang pernah
hidup sehingga Yesus mati di salib.
Jadi, hanya pada
saliblah kitab Ayub dapat diletakkan pada sudut pandang yang pantas. Di sini
kita miliki Allah yang sama yang menyatakan diri-Nya kepada Ayub, yaitu Allah
yang mengajarkan burung nazar terbang, Allah yang mengikat quark, Dialah Allah yang menderita lebih daripada manusia mana pun, termasuk Ayub,
pernah atau akan diderita. Nestapa dan derita yang kita kenal secara pribadi,
ditanggung-Nya secara badaniah; maka, tak seorang pun dapat mengajari Allah
menderita, tidak ketika la dalam kemanusiaan, menanggungkan pada diri-Nya
sendiri berat sepenuhnya dari semua penderitaan yang disebarkan dosa di seluruh
dunia. Kita kenal hanya penderitaan kita sendiri, hanya dukacita kita sendiri;
di salib Yesus alami semuanya itu.
Allah yang menanyai
Ayub, "Apakah engkau mengetahui hukum-hukum bagi langit? Atau menetapkan
pemerintahannya di atas bumi?" (Ayub 38:33) Allah itu menjadi semakin luar biasa ketika kita menyadari bahwa walaupun
la menciptakan "hukum-hukum bagi langit," Ia juga mengambil bagi
diri-Nya tubuh duniawi dan dalam tubuh itu Ia mati, supaya Ia "memusnahkan
dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut." (Ibr. 2:14).
Memandang melalui
salib, dalam kitab Ayub lebih masuk akal dibanding memandang tanpa
salib,'karena salib menjawab banyak pertanyaan yang kitab Ayub biarkan tak
terjawab. Dan pertanyaan terbesar dari semua berkaitan dengan berapa adilkah
itu bagi Allah yang tetap berada di surga sementara Ayub di bumi dipaksa
menderita semuanya demi membantu membuktikan bahwa semua tuduhan Setan itu
salah. Salib menunjukkan bahwa tidak peduli berapa buruk Ayub, atau manusia
mana pun menderita dalam dunia ini, Tuhan kita rela menderita jauh lebih buruk
dari siapa pun kita, semuanya demi memberikan kita pengharapan dan janji
keselamatan.
Ayub melihat Allah
sebagai Pencipta; sesudah salib kita melihat Dia sebagai Pencipta dan Penebus,
atau lebih tepat lagi, Pencipta yang menjadi Penebus kita (Flp. 2:6-8). Dan melakukan hal itu Ia harus menderita karena dosa
dalam cara yang tak seorang pun, termasuk Ayub, pernah mau rasakan atau dapat
rasakan. Jadi seperti Ayub, hanya lebih dari itu, apakah yang dapat kita buat
di hadapan pemandangan seperti itu kecuali berseru: "Oleh sebab itu aku
mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu?" (Ayub 42:6).
KAMIS 15 Desember
Setan Terbuka Kedoknya
Bacalah Yoh. 12:30-32. Apakah yang Yesus sedang katakan tentang Setan
dalam konteks Salib dan pertentangan besar?
12:30 Jawab Yesus: "Suara itu telah terdengar bukan oleh karena
Aku, melainkan oleh karena kamu.
12:31 Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga
penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar;
12:32 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik
semua orang datang kepada-Ku."
12:33 Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan
mati.
*
Setelah
membicarakan tentang kematian Yesus di salib, Ellen
G. White menulis tentang dampaknya yang kuat di surga dan bagi alam semesta yang
menonton. "Tuduhan-tuduhan bohong Setan terhadap tabiat dan pemerintahan
Ilahi tampak dalam terangnya yang sebenarnya. Ia telah menuduh Allah berusaha
hanya meninggikan diri-Nya sendiri, dalam mewajibkan makhluk ciptaan-Nya tunduk
dan taat kepada-Nya, dan telah menyatakan bahwa sementara Pencipta menuntut
penyangkalan diri dari semua yang lain, Ia sendiri tidak mempraktekkan
penyangkalan diri dan tidak berkorban. Sekarang tampak jelas bahwa bagi
keselamatan bangsa yang jatuh dan manusia berdosa, Penguasa alam semesta telah
membuat pengorbanan yang paling besar yang dapat dilakukan oleh kasih; karena
'Allah mendamaikan dunia dengan diri- Nya oleh Kristus dengan tidak
memperhitungkan pelanggaran mereka' (2 Ko- rintus
5:19). Tampak juga, bahwa pada waktu Lucifer
telah membuka pintu masuknya dosa, oleh keinginannya
untuk kemuliaan dan keunggulan, Kristus telah merendahkan diri-Nya untuk
membinasakan dosa menjadi penurut sampai mati." —Alfa dan Omega, jld. 8, him. 256, 257.
Bacalah 2 Korintus
5:19. Bagaimanakah kematian Kristus mendamaikan dunia berdosa dengan Allah?
5:19 Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus
dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita
pendamaian itu kepada kami.
Dunia telah jatuh
ke dalam dosa, ke dalam pemberontakan; ia telah membiarkan dirinya terbuka
bagi maksud jahat Setan seperti yang sangat jelas terlihat, misalnya, dalam
kitab Ayub. Yesus, dengan diambilnya kemanusiaan bagi diri-Nya sementara tidak
pernah melepaskan keilahian-Nya, membentuk suatu ikatan yang tak terputuskan
antara surga dan bumi, dan dengan kematian-Nya, Ia memastikan kematian terakhir
dosa dan Setan. Di salib, Yesus membayar hukuman sah untuk dosa, dengan
demikian mendamaikan dunia berdosa kepada Allah. Walaupun kita adalah orang
berdosa yang dihukum mati, oleh iman kita dapat miliki janji kehidupan kekal
dalam Yesus.
Apa pun dosa-dosa
yang Anda perbuat, Yesus membayar penuh hukuman bagi dosa-dosa itu di salib.
Mengapakah kebenaran menakjubkan ini harus mengubah kehidupanmu dan membuat
engkau ingin untuk hidup taat pada-Nya?
Jumat 16 Desember
Pendalaman: '"Sekarang
berlangsung penghakiman atas dunia ini,' Kristus meneruskan, 'sekarang juga
penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; dan Aku, apabila Aku ditinggikan
dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku. Ini dikatakan-Nya
untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.' Inilah krisis dunia. Jika Aku
menjadi perdamaian bagi dosa-dosa manusia, dunia akan diterangi. Pegangan Setan
pada jiwa manusia akan diputuskan. Peta Allah yang sudah rusak akan
dikembalikan kepada manusia, dan suatu keluarga orang saleh yang percaya
akhirnya akan mewarisi rumah di surga. Inilah hasil kematian Kristus.
Juruselamat asyik merenungkan tentang peristiwa kemenangan yang diingatkan
kepada-Nya. Ia melihat salib, salib yang kejam dan hina, dengan segala
kengerian yang diakibatkannya, bersinar-sinar dengan kemuliaan.
"Tetapi bukannya pekerjaan penebusan manusia saja
yang dilaksanakan oleh salib. Kasih Allah ditunjukkan kepada semesta alam.
Penghulu dunia ini akan dibuang ke luar. Tuduhan yang ditunjukan oleh Setan
kepada Allah terbukti tidak benar. Celaan yang dilemparkannya kepada surga
dihapuskan selama-lamanya. Baik malaikat maupun manusia ditarik kepada
Penebus.'"— Ellen G. White,
Alfa dan Omega, jld. 6, him.
258, 259.
Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
1.
Apakah cara-cara lain yang dapat Anda
pikirkan mengenai bagaimanakah kehidupan dan kematian Yesus menjawab pertanyaan-perta-
nyaan yang kitab Ayub biarkan tanpa jawaban?
2.
Pikirkan ulang apa yang salib nyatakan
tentang tabiat Allah, khususnya ketika kita menyadari bahwa Dia yang
menciptakan kita adalah Dia yang mati bagi kita di salib. Mengapakah kenyataan
ini harus memberi kita banyak harapan dan penghiburan, tanpa menghiraukan apa
pun cobaan yang kita hadapi? Bagaimanakah kebenaran menakjubkan ini mengajari
kita untuk bersandar pada Allah dan pada kebaikan-Nya? (Lihat Rm. 8:32.)
3.
Seperti yang kita lihat, kitab Ayub
menunjukkan, antara lain bahwa pertentangan besar adalah suatu persoalan
kosmik dan bahwa pertentangan antara Kristus dan Setan mempunyai satu dimensi
yang melampaui bumi itu sendiri. Bayangkanlah seperti apa rupanya hal itu bagi
makhluk-makhluk surgawi, yang mengenai Yesus hanya dalam kemuliaan
surgawi-Nya, menyaksikan Dia melalui apa yang Ia lalui di salib. Bagaimanakah
dengan merenungkan ide yang menakjubkan ini membantu kita memberi penghargaan
besar pada apa yang telah diberikan pada kita di dalam Yesus?
Pelajaran 13
17-23
Desember
TABIAT AYUB
SABAT PETANG
Bacalah untuk Pelajaran Pekan Ini: Ayub 1:1,8; Ayub 29:8- 17; Ayub 31:1-23;
Kel. 20:17; Mat. 7:22-27; Mat. 5:16; Ef. 3:10.
Ayat Hafalan: "Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama
dengan perbua- tan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna"
(Yak. 2:22).
Di tengah semua persoalan besar yang disentuh dalam kitab Ayub, ja nganlah
kita kehilangan pandangan tentang satu tema penting yang lain: Yaitu Ayub
sendiri. Siapakah orang ini yang Tuhan sangat percaya sehingga Tuhan menantang
Iblis mengenai kesetiaan dan integritasnya? Siapakah orang ini yang tidak
mengerti mengapa segala sesuatu ini menimpa dirinya, yang tahu bahwa apa yang
terjadi padanya tidaklah adil, yang mengungkapkan kemarahan dan frustrasinya
atas semua itu, dan namun tetap setia sampai akhir?
Sementara inti
sari kitab Ayub adalah mengenai Ayub setelah malapetaka menimpa, dari kisah ini
kita dapat memetik informasi tentang kehidupan Ayub sebelumnya. Dan apa yang
kita pelajari tentang masa lalu Ayub dan orang bagaimanakah dia dulunya,
memberi kita suatu pengertian yang lebih besar tentang mengapa Ayub tetap
setia pada Tuhan, walau di tengah semua penderitaan yang mengerikan, walau di
tengah segala sesuatu yang Setan lakukan untuk berusaha memalingkan dia dari
Allah.
Seperti apakah Ayub itu, dan apakah yang dapat kita
pelajari tentang bagaimanakah ia hidup sehingga dapat membantu menjadikan kita
pengikut Tuhan yang lebih setia ketika menjalani kehidupan kita sendiri?
* Pelajari pelajaran pekan ini untuk Sabat, 24 Desember.
Pelajaran Sekolah Sabat Dewasa—Triwulan IV, 2016 89
Pelajaran 11*3-9 Desember
DARI DALAM BADAI
Bacalah untuk Pelajaran Pekan Ini: Ayub 38-39; Yon. 1:29; Mat. 16:13; 1 Kor. 1:18-27; Ayub40:1-4; 42:1-6; Luk. 5:1-8.
Ayat Hafalan: "Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian!" (Ayub 38:4).
Apa pun perbedaan-perbedaan mereka, tokoh-tokoh dalam kitab Ayub mempunyai suatu kesamaan: Masing-masing mempunyai banyak hal untuk dikatakan tentang Allah, atau sekurang-kurangnya tentang pengertiannya akan Allah. Dan seperti yang kita lihat, banyak dari yang mereka katakan, dapat kita setujui. Bagaimanapun, siapakah yang akan membantah ini: "Tetapi bertanyalah kepada binatang, maka engkau akan diberinya pengajaran, kepada burung di udara, maka engkau akan diberinya keterangan. Atau bertuturlah kepada bumi, maka engkau akan diberinya pengajaran, bahkan ikan di laut akan bercerita kepadamu. Siapa di antara semuanya itu yang tidak tahu, bahwa tangan Allah yang melakukan itu; bahwa di dalam tangan-Nya terletak nyawa segala yang hidup dan napas setiap manusia?" (Ayub 12:7-10). Atau ini: "Masakan Allah membengkokkan keadilan? Masakan Yang Mahakuasa membengkokkan kebenaran?" (Ayub 8:3).
Dan, sementara konteksnya adalah penderitaan Ayub, pokok utama diskusinya adalah Allah. Dengan mengecualikan dua pasal pertama, Tuhan tetap tersembunyi, dalam latar belakang, ketika kitab itu berkembang maju.
Namun, semua itu, sudah akan berubah. Allah sendiri—pokok yang banyak didiskusikan dan diperdebatkan dalam kitab Ayub—sekarang akan berbicara bagi diri-Nya sendiri.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan Sabat 10 Desember.
Minggu 4 DesemberDari dalam Badai
Bacalah Ayub 38:1. Apa yang terjadi di sini berbeda dari segala sesuatu yang lain dalam seluruh dialog lainnya?
38:1. Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub:
Tiba-tiba dan tidak diharapkan, Tuhan sekarang tampil dalam kitab Ayub pertama kali setelah Ayub 2:6—"Maka firman TUHAN kepada Iblis: 'Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya.'"
Tidak ada yang sungguh menyiapkan pembaca untuk pemunculan Allah secara tiba-tiba. Ayub 37 berakhir dengan pembicaraan Elihu, dan hal berikutnya kita tahu, "dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub" (Ayb. 38:1). Secara tiba-tiba, hanya ada Allah dan Ayub, seakan-akan orang-orang lainnya tidak relevan, paling kurang pada saat ini.
Kata badai datang dari bahasa Ibrani yang berarti "topan" at'au "angin kencang," dan telah digunakan dalam kaitan dengan penampakan Allah kepada manusia (lihat Yes. 29:6; Za. 9:14). Itu juga kata yang digunakan dalam konteks Elia diangkat ke surga: "Menjelang saatnya TUHAN hendak menaikkan Elia ke sorga dalam angin badai, Elia dan Elisa sedang berjalan dari Gilgal." (2 Raj. 2:1).
Walaupun kepada kita tidak diberikan rincian fisik tentang "theophany" (su- atu perwujudan Allah yang terlihat pada manusia), jelas bahwa Allah tidaklah berbicara kepada Ayub dalam "angin sepoi-sepoi" (1 Raj. 19:12). Namun, Allah mewujudkan diri-Nya di dalam cara yang sangat berkuasa, yang pasti menarik perhatian Ayub.
Tentu, ini bukanlah kejadian satu-satunya Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia berdosa. Berulang kali, Alkitab menunjukkan dekatnya Allah dengan manusia.
Apakah yang ayat-ayat ini ajarkan tentang sampai berapa dekatkah Allah itu dengan kita?
Kej. 15:1-6;
15:1. Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar."
15:2. Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu."
15:3 Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku."
15:4 Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu."
15:5 Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
15:6 Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
Kej. 32:24-32;
32:24. Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.
32:25 Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu.
32:26 Lalu kata orang itu: "Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing." Sahut Yakub: "Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku."
32:27 Bertanyalah orang itu kepadanya: "Siapakah namamu?" Sahutnya: "Yakub."
32:28 Lalu kata orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang."
32:29 Bertanyalah Yakub: "Katakanlah juga namamu." Tetapi sahutnya: "Mengapa engkau menanyakan namaku?" Lalu diberkatinyalah Yakub di situ.
32:30 Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: "Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!"
32:31 Lalu tampaklah kepadanya matahari terbit, ketika ia telah melewati Pniel; dan Yakub pincang karena pangkal pahanya.
32:32 Itulah sebabnya sampai sekarang orang Israel tidak memakan daging yang menutupi sendi pangkal paha, karena Dia telah memukul sendi pangkal paha Yakub, pada otot pangkal pahanya.
Yoh. 1:29.
1:29. Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.
Alkitab mengajarkan kita suatu kebenaran besar dan penting bahwa Allah kita bukanlah Allah yang jauh, yang menciptakan dunia kita, kemudian meninggalkan kita pada diri kita sendiri. Malah sebaliknya, Ia adalah Allah yang berinteraksi dengan kita secara dekat. Apa pun kesusahan kita, dukacita kita, atau apa pun yang kita hadapi dalam hidup ini, dijamin bahwa Allah kita dekat dan bahwa kita dapat bersandar pada-Nya.
Satu hal untuk dipercayai secara intelektual dalam kedekatan Allah dengan kita; adalah hal yang berbeda untuk mengalami kedekatan itu. Bagaimanakah kita dapat belajar datang mendekat kepada Allah dan memperoleh harapan dan penghiburan dari hubungan ini?
Senin 5 DesemberPertanyaan Allah
Setelah yang tampaknya bagi Ayub satu keheningan yang sangat lama, Allah pada akhirnya berbicara padanya, walaupun yang pertama Ia katakan bukanlah yang Ayub ingin dengar.
Apakah pertanyaan pertama yang Allah tanyakan kepada Ayub, dan apakah yang tersirat dalam pertanyaan itu? Ayub 38:2.
38:2 "Siapakah dia yang menggelapkan keputusan dengan perkataan-perkataan yang tidak berpengetahuan?
Di seluruh Alkitab kita menemukan Allah menanyakan pertanyaan kepada manusia. Hal ini bukan karena Ia tidak tahu jawabannya. Malah, sebaliknya, seperti yang biasa dilakukan seorang guru yang baik, Allah memberi pertanyaan karena pertanyaan adalah cara yang efektif untuk membuat kita berpikir tentang keadaan kita, membuat kita berhadapan dengan diri kita sendiri, membantu kita menyelesaikan isu dan mendapatkan kesimpulan yang tepat. Maka, pertanyaan-pertanyaan yang Allah tanyakan bukanlah untuk mengajari Tuhan sesuatu yang belum Ia mengerti. Malah, pertanyaan-pertanyaan itu sering ditanyakan agar membantu orang mempelajari hal-hal yang mungkin harus mereka mengerti lebih baik. Pertanyaan-pertanyaan Allah merupakan sarana retorika untuk membantu menjangkau orang dengan kebenaran.
Bacalah pertanyaan dari Allah di bawah ini. Menurut Anda apakah maksud Allah dalam menanyakan pertanyaan-pertanyaan itu? Poin apakah yang sedang Ia buat?
Kej. 3:11
3:11. Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"
3:12 Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."
3:13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."
Kej. 4:9
4:9. Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?"
1 Raj. 19:9
19:9. Di sana masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka firman TUHAN datang kepadanya, demikian: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"
Kis. 9:4
9:4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"
Mat. 16:13
16:13. Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
Banyak yang Ayub katakan tentang Allah, dan jelas Tuhan ingin Ayub mengerti bahwa sebenarnya, banyak hal yang Ayub tidak tahu atau mengerti tentang Penciptartya. Dalam banyak cara, pertanyaan-pertanyaan pembukaan Allah kepada Ayub sejajar dengan sebagian kata-kata yang orang-orang ini telah katakan padanya juga (lihat Ayub 8:1, 2; 11:1-3; 15:1-3).
Seandainya Allah menanyakan Anda suatu pertanyaan tentang keadaan hidup Anda sekarang ini, apakah yang Ia akan tanyakan, dan apakah jawabanmu? Apakah yang diajarkan oleh pertanyaan dan jawaban itu padamu tentang dirimu sendiri?
Selasa 6 DesemberTuhan sebagai Pencipta
Bacalah Ayub 38:4-41. Pertanyaan-pertanyaan apakah yang Allah tanyakan pada Ayub, dan apakah tujuan pertanyaan-pertanyaan itu?
38:4. Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian!
38:5 Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? Bukankah engkau mengetahuinya? --Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur padanya?
38:6 Atas apakah sendi-sendinya dilantak, dan siapakah yang memasang batu penjurunya
38:7 pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai?
38:8 Siapa telah membendung laut dengan pintu, ketika membual ke luar dari dalam rahim? --
38:9 ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya dan kekelaman menjadi kain bedungnya;
38:10 ketika Aku menetapkan batasnya, dan memasang palang dan pintu;
38:11 ketika Aku berfirman: Sampai di sini boleh engkau datang, jangan lewat, di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan!
38:12. Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh datang dinihari atau fajar kautunjukkan tempatnya
38:13 untuk memegang ujung-ujung bumi, sehingga orang-orang fasik dikebaskan dari padanya?
38:14 Bumi itu berubah seperti tanah liat yang dimeteraikan, segala sesuatu berwarna seperti kain.
38:15 Orang-orang fasik dirampas terangnya, dan dipatahkan lengan yang diacungkan.
38:16 Engkaukah yang turun sampai ke sumber laut, atau berjalan-jalan melalui dasar samudera raya?
38:17 Apakah pintu gerbang maut tersingkap bagimu, atau pernahkah engkau melihat pintu gerbang kelam pekat?
38:18 Apakah engkau mengerti luasnya bumi? Nyatakanlah, kalau engkau tahu semuanya itu.
38:19 Di manakah jalan ke tempat kediaman terang, dan di manakah tempat tinggal kegelapan,
38:20 sehingga engkau dapat mengantarnya ke daerahnya, dan mengetahui jalan-jalan ke rumahnya?
38:21 Tentu engkau mengenalnya, karena ketika itu engkau telah lahir, dan jumlah hari-harimu telah banyak!
38:22 Apakah engkau telah masuk sampai ke perbendaharaan salju, atau melihat perbendaharaan hujan batu,
38:23 yang Kusimpan untuk masa kesesakan, untuk waktu pertempuran dan peperangan?
38:24 Di manakah jalan ke tempat terang berpencar, ke tempat angin timur bertebar ke atas bumi?
38:25. Siapakah yang menggali saluran bagi hujan deras dan jalan bagi kilat guruh,
38:26 untuk memberi hujan ke atas tanah di mana tidak ada orang, ke atas padang tandus yang tidak didiami manusia;
38:27 untuk mengenyangkan gurun dan belantara, dan menumbuhkan pucuk-pucuk rumput muda?
38:28 Apakah hujan itu berayah? Atau siapakah yang menyebabkan lahirnya titik air embun?
38:29 Dari dalam kandungan siapakah keluar air beku, dan embun beku di langit, siapakah yang melahirkannya?
38:30 Air membeku seperti batu, dan permukaan samudera raya mengeras.
38:31 Dapatkah engkau memberkas ikatan bintang Kartika, dan membuka belenggu bintang Belantik?
38:32 Dapatkah engkau menerbitkan Mintakulburuj pada waktunya, dan memimpin bintang Biduk dengan pengiring-pengiringnya?
38:33 Apakah engkau mengetahui hukum-hukum bagi langit? atau menetapkan pemerintahannya di atas bumi?
38:34 Dapatkah engkau menyaringkan suaramu sampai ke awan-awan, sehingga banjir meliputi engkau?
38:35 Dapatkah engkau melepaskan kilat, sehingga sabung-menyabung, sambil berkata kepadamu: Ya?
38:36 Siapa menaruh hikmat dalam awan-awan atau siapa memberikan pengertian kepada gumpalan mendung?
38:37 Siapa dapat menghitung awan dengan hikmat, dan siapa dapat mencurahkan tempayan-tempayan langit,
38:38 ketika debu membeku menjadi logam tuangan, dan gumpalan tanah berlekat-lekatan?
38:39 (38-1) Dapatkah engkau memburu mangsa untuk singa betina, dan memuaskan selera singa-singa muda,
38:40 (38-2) kalau mereka merangkak di dalam sarangnya, mengendap di bawah semak belukar?
38:41 (38-3) Siapakah yang menyediakan mangsa bagi burung gagak, apabila anak-anaknya berkaok-kaok kepada Allah, berkeliaran karena tidak ada makanan?
Jika Ayub mengharapkan keterangan-keterangan yang rinci tentang mengapa semua malapetaka ini terjadi padanya, ia tidak mendapatkannya. Malah sebaliknya, apa yang ia dapatkan merupakan suatu aliran pertanyaan-pertanyaan retorika membedakan Tuhan dengan kekuatan mencipta-Nya dengan kefanaan dan kebodohan Ayub yang malang.
"Di manakah engkau ketika Aku meletakkan dasar bumi?" (Ayub 38:4). Sesudah menggemakan beberapa gambaran paling awal dalam Kejadian—misalnya, asal usul bumi, laut, terang, dan kegelapan—Allah berkata kepada Ayub (intinya) bahwa, tentu engkau tahu semua hal ini "Tentu engkau mengenalnya, karena ketika itu engkau telah lahir, dan jumlah hari-harimu telah banyak!" (lihat Ayub 38:21).
Kemudian Tuhan menunjuk pada keajaiban dan misteri dalam Penciptaan, lagi-lagi dengan sederetan pertanyaan retorika yang mencakup bukan hanya dasar-dasar bumi tetapi juga misteri cuaca dan hingga kepada bintang. "Dapatkah engkau memberkas ikatan bintang Kartika, dan membuka belenggu bintang Belantik?" (Ayub 38:31). Kemudian Ia arahkan Ayub kembali ke bumi, kepada segala sesuatu dari wawasan manusia (Ayub 38:36) sampai ke kehidupan binatang liar (Ayub 39:1-3), suatu tema yang disorot lebih rinci sepanjang Ayub 39 juga. Seandainya kitab itu ditulis sekarang, Tuhan mungkin telah bertanya, "Siapakah yang mengikat quarks dalam proton dan neutron?" "Di manakah engkau ketika Aku pertama mengukur massa PlanckT "Apakah oleh kearifanmu sehingga gravitasi menekuk ruang dan waktu?"
Jawaban atas pertanyaan ini sama: Tentu saja tidak. Ayub tidak berada di sana untuk satu pun dari peristiwa-peristiwa itu, dan ia tahu hanya sedikit tentang peristiwa-peristiwa yang Allah maksudkan itu. Tujuan Allah adalah menunjukkan pada Ayub bahwa walaupun dengan semua hikmat dan pengetahuannya dan walaupun ia berkata "benar" (Ayub 42:7) tentang Allah berbeda dengan orang-orang lain ini, Ayub tetap hanya mengetahui sedikit sekali. Dan kekurangan pengetahuannya dinyatakan dengan baik sekali oleh betapa bodohnya Ayub tentang dunia ciptaan.
Jika Ayub tahu begitu sedikit tentang penciptaan, berapa banyakkah ia dapat memahami tentang Pencipta? Betapa suatu perbandingan terbalik yang besar antara Pencipta dan ciptaan, antara Allah dan manusia. Walaupun Allah membandingkan diri-Nya dengan Ayub, setiap manusia lainnya (dengan me- ngecualikan Yesus) akan sama seperti itu, juga. Apalah kita jika dibandingkan dengan Allah? Namun, perhatikan apa yang Allah lakukan, untuk selamatkan kita dan menawarkan pada kita pengharapan persekutuan kekal dengan Dia.
Rabu 7 Desember Hikmat Orang Bijak
Dari sudut pandang kita sekarang, mudah melihat pertanyaan yang Allah tanyakan kepada Ayub dan menyadari betapa sedikitnya, orang seperti Ayub yang hidup beribu tahun lalu, dapat mengerti tentang dunia ciptaan. Nanti sesudah tahun 1500-an, misalnya, manusia (setidaknya sebagian mereka) pada akhirnya, mengerti bahwa pergerakan matahari di langit adalah akibat dari rotasi bumi pada sumbunya, dan kebalikan dari peredaran matahari mengelilingi bumi—suatu kebenaran yang kebanyakan kita menerimanya sekarang.
Terima kasih terutama kepada ilmu pengetahuan modern, kita sekarang hidup dengan pengetahuan akan dunia alam yang orang di zaman Alkitab belum pahami. Namun, walaupun dengan semua pengetahuan temuan ini, kita manusia masih sangat terbatas dalam pemahaman akan dunia dan asal-usulnya.
Bacalah kembali pertanyaan-pertanyaan yang Allah tanyakan pada Ayub dalam.pasal 38 dan 39. Lebih baikkah manusia sekarang menjawabnya?
Tidak diragukan lagi bahwa ilmu pengetahuan telah menyatakan pada kita fakta yang dahulu tersembunyi. Namun, masih sangat banyak lagi yang tersisa untuk kita pelajari. Dalam banyak cara, jauh dari mengesampingkan keagungan dan misteri ciptaan Allah, ilmu pengetahuan telah menjadikannya lebih memukau, menyatakan akan dalamnya dan rumitnya alam yang sama sekali tidak diketahui oleh generasi terdahulu
'"Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya.' Ulangan 29:29. Bagaimana Allah menyelesaikan pekerjaan penciptaan tidak pernah dinyatakannya kepada manusia, ilmu pengetahuan manusia tidak akan mampu mengungkap rahasia-rahasia Yang Mahatinggi. Kuasa-Nya untuk mencipta tak terpahami sama seperti adanya Dia."—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, him. 123.
Amaran apakah, yang harus kita ambil dari ayat-ayat di bawah ini sehubungan dengan sangat terbatasnya pengetahuan manusia?
1 Kor. 3:19;
3:19 Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: "Ia yang menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya."
1 Kor. 1:18-27.
1:18 Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
1:19 Karena ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan."
1:20 Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan?
1:21 Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.
1:22 Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
1:23 tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
1:24 tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
1:25 Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.
1:26 Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.
1:27 Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,
Walaupun dengan semua pengetahuan yang manusia kumpulkan dalam beberapa ratus tahun ini, Penciptaan masih tetap penuh dengan keajaiban dan misteri yang kita baru saja mulai mengerti. Semakin kita pelajari dunia ciptaan, semakin mengagumkan dan penuh rahasia kelihatannya itu kepada kita. Di dalam cara apakah dunia ciptaan menyebabkan Anda terkagum-kagum di hadapan kuasa Allah kita?
Kamis 8 DesemberMenyesal dalam Debu dan Abu
Bacalah Ayub 40:1-4 dan Ayub 42:1-6. Apakah respons Ayub terhadap wahyu Allah tentang diri-Nya?
40:1. (39-34) Maka jawab TUHAN kepada Ayub:
40:2 (39-35) "Apakah si pengecam hendak berbantah dengan Yang Mahakuasa? Hendaklah yang mencela Allah menjawab!"
40:3 (39-36) Maka jawab Ayub kepada TUHAN:
40:4 (39-37) "Sesungguhnya, aku ini terlalu hina; jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan.
42:1. Maka jawab Ayub kepada TUHAN:
42:2 "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.
42:3 Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui.
42:4 Firman-Mu: Dengarlah, maka Akulah yang akan berfirman; Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku.
42:5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
42:6 Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."
Jelas Ayub kewalahan dengan apa yang Allah tunjukkan padanya. Sebenarnya, dalam Ayub 42:3, ketika ia berkata, "Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan?" la hanya mengulangi pertanyaan Allah yang pertama kepadanya. Ayub tahu jawabannya sekarang: Ayub sendirilah yang berbicara tentang apa yang sungguh tidak diketahuinya.
Perhatikan juga, apa yang Ayub katakan dalam Ayub 42:5. Walaupun ia tadinya hanya mendengar tentang Allah, sekarang setelah ia melihat Allah—yaitu sekarang ketika ia mendapatkan pemandangan yang lebih baik tentang Allah—ia melihat dirinya, apakah dia sesungguhnya. Itu sebabnya ia bereaksi seperti itu, tidak menyukai dirinya dan menyesal dalam debu dan abu.
Bacalah Yesaya 6:1-5 dan Lukas 5:1-8. Bagaimanakah reaksi-reaksi yang terlukis di situ sejajar dengan reaksi Ayub?
6:1. Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.
6:2 Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.
6:3 Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"
6:4 Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan asap.
6:5. Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam."
5:1. Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah.
5:2 Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya.
5:3 Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.
5:4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."
5:5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
5:6 Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.
5:7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.
5:8 Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."
Apa yang kita lihat dalam semua kasus ini adalah manifestasi dari suatu kebenaran kunci Alkitab, yaitu keberdosaan umat manusia. Ayub "saleh dan jujur, ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan " (Ayub 1:1). Dan walaupun adanya upaya terbaik Setan agar Ayub membelot melawan Allah, ia tetap setia melewati semua itu. Di sini kita berhadapan dengan seorang umat yang percaya teguh dan setia pada Tuhan.
Lalu—apa? Sama seperti Yesaya dan Petrus, seberkas kesucian dan kuasa Allah sudah cukup menjadikan Ayub merasa ngeri dengan menyadari akan dosanya yang besar dan pikiran piciknya. Itu karena kita semua adalah orang berdosa yang dirusak dosa, dan yang sifat alami kita sendiri membuat kita bertentangan dengan Allah. Itu sebabnya, pada akhirnya, tidak seorang pun dapat menyelamatkan diri sendiri; tidak seorang pun dapat melakukan pekerjaan yang cukup baik untuk pantas berkenan di hadapan Allah. Itu sebabnya kita semua—-walaupun yang "terbaik" di antara kita, seperti Ayub yang jujur, saleh, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan—perlu anugerah, perlu Juruselamat, perlu Seseorang yang melakukan untuk kita apa yang kita tak pernah dapat lakukan bagi diri kita sendiri. Untungnya kita memiliki semua itu, bahkan lebih, di dalam Yesus.
Bayangkanlah bahwa dirimu, sekarang sedang berdiri bertatap muka dengan Allah. Apakah yang Anda pikir akan menjadi reaksimu?
Jumat 9 Desember
Pendalaman: "Tuhan telah membiarkan terang dipancarkan ke atas dunia ini baik dalam ilmu pengetahuan maupun juga dalam seni; tetapi bilamana orang- orang yang mengaku berilmu itu mempelajari pokok-pokok pelajaran itu semata-mata dari sudut pandang manusia, pasti mereka akan tiba pada kesimpulan- kesimpulan yang salah. Boleh jadi tidak salah mengadakan spekulasi lebih jauh dari pada apa yang dinyatakan oleh firman Allah, jikalau teori-teori kita itu tidak bertentangan dengan kenyataan yang terdapat di dalam Kitab Suci; tetapi mereka yang meninggalkan firman Allah dan mencoba untuk menjadikan prinsip- prinsip ilmiah sebagai penyebab dari pada hasil pekerjaan Allah, sedang hanyut tanpa peta ataupun kompas di tengah-tengah samudera yang tidak diketahui. Pikiran-pikiran yang paling hebat sekalipun, jikalau tidak dituntun oleh firman Tuhan di dalam penyelidikan'mereka, akan tersesat di dalam usahanya untuk mempelajari hubungan antara ilmu pengetahuan dan inspirasi. Oleh karena Khalik dan pekerjaan-Nya itu sangat jauh melebihi pemikiran manusia sehingga mereka tidak sanggup untuk menerangkannya melalui hukum-hukum Alam, maka mereka menganggap bahwa sejarah Alkitab itu tidak dapat dipercaya. Mereka yang meragukan kebenaran catatan-catatan Perjanjian Lama dan Baru, akan melangkah lebih jauh lagi, dan meragukan akan adanya Allah; dan kemudian setelah kehilangan jangkar, mereka pun dibiarkan kandas di atas batu karang sifat tidak percaya. "—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, him. 123, 124.
Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
1. Perhatikan sebutan Ellen G. White dalam pelajaran hari Jumat. Bukti apakah yang kita lihat bahwa apa yang ia amarkan sebenarnya sedang terjadi, khususnya dalam wilayah ilmu pengetahuan? Beberapa hal apakah yang ilmu pengetahuan ajarkan, yang secara mencolok bertentangan dengan Firman Allah?
2. Alfred North Whitehead, seorang ahli matematika dan penulis yang berpengaruh yang hidup di abad yang lalu mengatakan di bawah ini: "Lima puluh tujuh tahun lalu ketika itu saya adalah seorang pemuda di Universitas Cambridge. Saya diajarkan ilmu pengetahuan dan matematika oleh seorang yang cerdas dan saya bagus di kedua-duanya; sejak pergantian abad saya menyaksikan setiap asumsi dasar dari dua bidang ilmu itu dikesampingkan.... Namun, menghadapi hal itu, para penemu hipotesis baru dalam ilmu pengetahuan mengumumkan, 'Sekarang, setidaknya kita mempunyai kepastian."—A. N. Whitehead, Dialogues of Alfred North Whitehead. Apakah yang harus hal ini katakan tentang betapa perlu kita berhati-hati dalam menerima apa yang diajarkan "orang-orang besar" teristimewa ketika apa yang mereka ajarkan bertentangan secara mencolok dengan Firman Allah?
3. Beberapa keajaiban Penciptaan apakah yang ditunjukkan ilmu pengetahuan modern, yang orang-orang di zaman Ayub (atau bahkan hanya 200 tahun lalu) tidak mungkin mengerti? Bagaimanakah hal-hal ini lebih menunjukkan kuasa penciptaan yang menakjubkan dari Tuhan kita?
No comments:
Post a Comment