Pembaruan:
Memulihkan Hubungan-hubungan yang Rusak
Sabat Petang
Bacalah Untuk
Pelajaran Pekan Ini: 2 Tim. 4:11, Flp. 1-25,2 Kor. 10:12-15, Roma 5:8-11, Mal 18:15-17.
AYAT HAFALAN: "Sebab jikalau kita,
ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya,
lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan
oleh hidup- Nya" (Roma 5:10).
Bahkan setelah Pentakosta, hubungan antar umat percaya saat itu tegang.
Perjanjian Baru mencatat berulang-ulang contoh-contoh dari metode para pemimpin
gereja dan anggota jemaat menghadapi tantangan tersebut. Prinsip-prinsip ini
sangatlah berharga bagi gereja saat ini. Mereka mengungkapkan hasil-hasil
positif yang bisa muncul ketika kita menggunakan prinsip-prinsip Alkitabiah
untuk menghadapi konflik-konflik.
Dalam pelajaran pekan
ini kita akan fokus pada hubungan yang dipulihkan. Kebangunan yang besar di
masa lampau membantu pemulihan hubungan. Pergerakan Roh-Kudus meliputi membawa
manusia lebih dekat kepada Allah dan sesama. Itu termasuk menghancurkan
rintangan dalam hubungan kita dengan Allah dan menghancurkan rintangan dalam
hubungan kita dengan sesama. Singkatnya, demonstrasi terbesar dari kekuatan
Injil tidak selalu pada apa yang gereja katakan tetapi bagaimana gereja
hidup. *
"Dengan demikian
semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu
saling mengasihi" (Yoh. 13:35). Tanpa kasih ini, segala
perbincangan kita tentang kebangunan dan pembaruan akan menjadi sia-sia.
Pelajari pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, September 21
Minggu 15 September
DARI KERETAKAN KEPADA PERSAHABATAN
Paulus dan Barnabas bekerja bersama dalam bersaksi bagi Yesus. Tetapi mereka
mempunyai beberapa perselisihan di antara mereka (Kisah. 15:36-39). Paulus
tidak bisa mempercayai seorang penakut seperti Yohanes Markus. Kemungkinan
bahaya dari mengkhotbahkan Injil telah menyebabkan Yohanes Markus pada satu
titik meninggalkan Paulus dan Barnabas dan pulang ke rumah.
"Karena kepergian
ini menyebabkan Paulus menghakimkan Markus dengan tidak menyenangkan, malahan
dengan kejam pada saat itu. Sebaliknya, Barnabas cenderung untuk memaafkan dia
sebab ia kurang berpengalaman. Ia merasa cemas dan ia ingin agar Markus tidak
meninggalkan pekerjaan kepen- detaan, karena ia melihat'di dalamnya kesanggupan
yang akan melayakkan dia untuk menjadi pekerja yang berguna bagi
Kristus"—Ellen G. White,Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 144.
Meskipun Allah
menggunakan mereka semua, isu di antara mereka memerlukan pemecahan. Sang
rasul, yang mengkhotbahkan kasih karunia, perlu mengulurkan kasih karunia
kepada si pengkhotbah muda yang telah mengece-: wpkannya. Rasul pengampun perlu
mengampuni. Yohanes Markus tumbuh dalam bimbingan yang tegas dari Barnabas,
dan, akhirnya, hati Paulus rupanya tersentuh oleh perubahan,
Bagaimanakah surat-surat
Paulus dari penjara kepada Timotius dan gereja di Kolose mengungkapkan
hubungannya yang baru dengan Yohanes Markus dan keyakinan yang baru pada
pengkhotbah muda ini? Kol. 4:10; 2 Tim. 4:11.
Kol. 4:10;
4:10 Salam kepada kamu dari Aristarkhus, temanku sepenjara
dan dari Markus, kemenakan Barnabas--tentang dia kamu telah menerima pesan;
terimalah dia, apabila dia datang kepadamu—
2 Tim. 4:11
4:11 Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus
dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku.
Meskipun rincian
rekonsiliasi Paulus dan Yohanes Markus mungkin samar- samar, catatan Alkitab
adalah jelas. Yohanes Markus menjadi salah satu dari sahabat-sahabat rasul yang
dipercaya. Paulus sangat menganjurkan Yohanes Markus sebagai "rekan
kerja" kepada jemaat di Kolose. Pada akhir hidup Paulus, dia begitu
mendorong Timotius untuk membawa Yohanes Markus bersamanya ke Roma karena ia
"berguna bagiku bagi pelayanan." Pelayanan Paulus diperkaya oleh si
pengkhotbah muda, yang dengan jelas ia telah ampuni. Penghalang di antara
mereka telah dihancurkan dan mereka mampu bekerja sama dalam rencana Injil.
Bagaimanakah kita dapat belajar mengampuni mereka yang telah menyakiti
atau mengecewakan kita? Pada saat yang sama, mengapakah pengampunan tidak
selalu mencakup pemulihan yang lengkap dari hubungan sebelumnya? Mengapakah
tidak selalu perlu?
DARI HAMBA KEPADA ANAK
Sementara ia dipenjarakan di Roma, Paulus bertemu seorang budak yang
melarikan diri bernama Onesimus yang lari dari Kolose ke Roma. Paulus secara
pribadi mengenal tuannya Onesimus. Surat Filemon adalah permohonan pribadi
Paulus kepada temannya tentang pemulihan hubungan dengan hamba yang melarikan
diri ini.
Hubungan
penting bagi Paulus. Sang Rasul mengetahui bahwa hubungan yang retak mengganggu
pertumbuhan rohani. Filemon adalah seorang pemimpin gereja di Kolose. Jika ia
memendam kebencian terhadap Onesimus, itu akan menodai kesaksian
Kekristenannya.
Bacalah Filemon 1-25. Apakah prinsip-prinsip penting tentang hubungan yang
dipulihkan dapat kita temukan di sini? Ingatlah, kata kuncinya adalah prinsip.
Filemon 1-25
1:1. Dari Paulus, seorang hukuman karena Kristus Yesus dan
dari Timotius saudara kita, kepada Filemon yang kekasih, teman sekerja kami
1:2 dan kepada Apfia saudara perempuan kita dan kepada
Arkhipus, teman seperjuangan kita dan kepada jemaat di rumahmu:
1:3 Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita
dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.
1:4 Aku mengucap syukur kepada Allahku, setiap kali aku
mengingat engkau dalam doaku,
1:5 karena aku mendengar tentang kasihmu kepada semua orang
kudus dan tentang imanmu kepada Tuhan Yesus.
1:6 Dan aku berdoa, agar persekutuanmu di dalam iman turut
mengerjakan pengetahuan akan yang baik di antara kita untuk Kristus.
1:7 Dari kasihmu sudah kuperoleh kegembiraan besar dan
kekuatan, sebab hati orang-orang kudus telah kauhiburkan, saudaraku.
1:8. Karena itu, sekalipun di dalam Kristus aku mempunyai
kebebasan penuh untuk memerintahkan kepadamu apa yang harus engkau lakukan,
1:9 tetapi mengingat kasihmu itu, lebih baik aku memintanya
dari padamu. Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, lagipula sekarang
dipenjarakan karena Kristus Yesus,
1:10 mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang
kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus
1:11 --dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi
sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku.
1:12 Dia kusuruh kembali kepadamu--dia, yaitu buah hatiku--.
1:13 Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu
untuk melayani aku selama aku dipenjarakan karena Injil,
1:14 tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat
sesuatu, supaya yang baik itu jangan engkau lakukan seolah-olah dengan paksa,
melainkan dengan sukarela.
1:15 Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari
padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya,
1:16 bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada
hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi
bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan.
1:17 Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah
dia seperti aku sendiri.
1:18 Dan kalau dia sudah merugikan engkau ataupun berhutang
padamu, tanggungkanlah semuanya itu kepadaku--
1:19 aku, Paulus, menjaminnya dengan tulisan tanganku
sendiri: Aku akan membayarnya--agar jangan kukatakan: "Tanggungkanlah
semuanya itu kepadamu!" --karena engkau berhutang padaku, yaitu dirimu
sendiri.
1:20 Ya saudaraku, semoga engkau berguna bagiku di dalam
Tuhan: Hiburkanlah hatiku di dalam Kristus!
1:21 Dengan percaya kepada ketaatanmu, kutuliskan ini
kepadamu. Aku tahu, lebih dari pada permintaanku ini akan kaulakukan.
1:22 Dalam pada itu bersedialah juga memberi tumpangan
kepadaku, karena aku harap oleh doamu aku akan dikembalikan kepadamu.
1:23 Salam kepadamu dari Epafras, temanku sepenjara karena
Kristus Yesus,
1:24 dan dari Markus, Aristarkhus, Demas dan Lukas,
teman-teman sekerjaku.
1:25 Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus menyertai roh kamu!
Sepintas agak mengejutkan bahwa Paulus tidak berbicara lebih tegas menentang
kejahatan perbudakan. Namun strategi Paulus jauh lebih berhasil. Injil,
idealnya, menghancurkan semua perbedaan status (Gal. 3:28). Sang Rasul
mengirim Onesimus kembali ke Filemon, bukan sebagai seorang budak tetapi
sebagai anaknya di dalam Yesus dan "saudara kekasih" Filemon di dalam
Tuhan (Fil. 16).
Paulus
mengetahui bahwa budak yang melarikan diri ini memiliki masa depan yang
sedikit. Mereka bisa ditahan kapan saja. Mereka ditakdirkan untuk hidup dalam
kemelaratan dan kemiskinan. Tetapi sekarang, sebagai saudara Filemon di dalam
Tuhan dan pekerja yang siap, Onesimus dapat memiliki masa depan yang indah.
Makanannya, penginapan, pekerjaan dapat dijamin di bawah Filemon. Pemulihan
hubungan yang rusak dapat membuat perbedaan yang dramatis dalam hidupnya. Ia
menjadi "saudara yang setia dan yang kekasih" dan "rekan kerja
dalam Injil bersama Paulus (Kol. 4:9).
Menyimpulkan dari prinsip-prinsip Injil sebagaimana
terlihat di sini, apakah yang saudara dapat ambil yang dapat menolong saudara
menghadapi tekanan dan ketegangan apa pun, bahkan keretakan, yang saudara
miliki dalam hubungan dengan sesama?
DARI PERBANDINGAN KEPADA MELENGKAPI
Sebagaimana kita lihat dalam pelajaran sebelumnya, gereja di Korin- tus
mempunyai masalah yang dalam. Apakah prinsip yang Paulus uraikan dalam 1
Korintus 3:5-11, 12:1-11, dan 2 Korintus 1-:12-15 bagi penyembuhan dan pemulihan,
yang semuanya sangat penting bagi kebangunan dan pembaruan?
1 Korintus 3:5-11, 12:1-11
3:5. Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan
Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang
diberikan Tuhan kepadanya.
3:6 Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi
pertumbuhan.
3:7 Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang
menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.
3:8 Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan
masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri.
3:9 Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah
ladang Allah, bangunan Allah.
3:10 Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan
kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar,
dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus
memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya.
3:11. Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan
dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.
2 Korintus 10:12-15
10:12. Memang kami tidak berani menggolongkan diri kepada
atau membandingkan diri dengan orang-orang tertentu yang memujikan diri
sendiri. Mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereka sendiri dan membandingkan
dirinya dengan diri mereka sendiri. Alangkah bodohnya mereka!
10:13 Sebaliknya kami tidak mau bermegah melampaui batas,
melainkan tetap di dalam batas-batas daerah kerja yang dipatok Allah bagi kami,
yang meluas sampai kepada kamu juga.
10:14 Sebab dalam memberitakan Injil Kristus kami telah
sampai kepada kamu, sehingga kami tidak melewati batas daerah kerja kami,
seolah-olah kami belum sampai kepada kamu.
10:15 Kami tidak bermegah atas pekerjaan yang dilakukan oleh
orang lain di daerah kerja yang tidak dipatok untuk kami. Tetapi kami berharap,
bahwa apabila imanmu makin bertumbuh, kami akan mendapat penghormatan lebih
besar lagi di antara kamu, jika dibandingkan dengan daerah kerja yang dipatok
untuk kami.
Dalam ayat-ayat tersebut, sang rasul menguraikan prinsip-prinsip penting
dari persatuan gereja. Ia menunjukkan bahwa Yesus menggunakan pekerja- pekerja
yang berbeda untuk menyelesaikan berbagai pelayanan di dalam gere- ja-Nya,
meskipun setiap orang bekerja bersama-sama bagi pembangunan ke- rajaan Allah
(1 Kor. 3:9).
Allah memanggil kita untuk kerjasama, bukan kompetisi. Setiap orang percaya
dikaruniai oleh Allah untuk bekerjasama dalam melayani tubuh Kristus dan
masyarakat (1 Kor. 12:11). Tidak ada karunia yang lebih besar atau lebih
kecil. Semuanya penting di dalam gereja Kristus (1 Kor. 12:18-23).
Karunia yang diberikan Allah bagi kita bukanlah untuk pertunjukan diri sendiri.
Mereka diberikan oleh Roh Kudus bagi pelayanan.
Segala
perbandingan dengan orang lain tidaklah bijaksana, karena mereka akan membuat
kita merasa entah berkecil hati atau sombong. Jika kita berpikir bahwa orang
lain jauh lebih "hebat" dari kita, kita akan merasa sedih ketika kita
membandingkan diri kita kepada mereka. Jika kita berpikir pekerjaan kita bagi
Kristus lebih efektif dari pekerjaan orang lain, kita akan merasa sombong.
Kedua sikap ini melumpuhkan efektivitas kita bagi Kristus. Sementara kita bekerja
dalam lingkup pengaruh yang Kristus telah berikan kepada kita, kita akan
menemukan sukacita dan kepuasan dalam kesaksian kita bagi Kristus. Pekerjaan
kita akan melengkapi usaha-usaha anggota jemaat lainnya, dan gereja Kristus
akan membuat langkah raksasa bagi kerajaan surga.
Dapatkah saudara pikirkan seseorang yang karunianya
dalam pelayanan telah membuat saudara cemburu? (Tidak terlalu sulit bukan?).
Pada saat yang sama, seberapa seringkah saudara merasa sombong atas
karunia-karunia saudara dibandingkan dengan orang lain? Intinya adalah,
keprihatinan Paulus adalah realitas yang selalu hadir dalam kejatuhan manusia.
Terlepas dari sisi mana kita jatuh, bagaimanakah kita dapat mempelajari sifat
tidak mementingkan diri yang perlu untuk menghindari perangkap di sini?
Rabu 18 September
DARI PERGESEKAN KEPADA PENGAMPUNAN
Apakah itu
pengampunan? Apakah pengampunan membenarkan perilaku seseorang yang dengan
mengerikan telah melukai hati kita? Apakah pengampunan saya bergantung kepada
pertobatan si pelaku? Bagaimana jika seseorang dengan siapa saya merasa kesal
tidak layak menerima pengampunan saya?
Bagaimanakah ayat-ayat ini menolong kita untuk
mengerti sifat dasar Alkitabiah tentang pengampunan? Roma 5:8-11; Luk. 23:31-34; 2 Kor.
5:20,21; Ef. 4:26-30.
Roma 5:8-11;
5:8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita,
oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
5:9 Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh
darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.
5:10 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan
dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah
diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!
5:11 Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam
Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima
pendamaian itu.
Luk. 23:31-34;
23:31 Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu
hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?"
23:32. Dan ada juga digiring dua orang lain, yaitu dua
penjahat untuk dihukum mati bersama-sama dengan Dia.
23:33 Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak,
mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang
seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya.
23:34 Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab
mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk
membagi pakaian-Nya.
2 Kor. 5:20,21;
5:20 Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan
Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta
kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi
dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Ef. 4:26-30.
4:26 Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat
dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu
4:27 dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
4:28 Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi
baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya
sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.
4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu,
tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya
mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang
telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
Kristus mengambil inisiatif dalam mendamaikan kita kepada Diri-Nya. Itu
adalah "kemurahan Allah yang menuntun engkau kepada penurutan"
(Roma 2:40). Di dalam Kristus, kita diperdamaikan kepada Allah ketika kita
masih berdosa. Pertobatan dan pengakuan kita tidak menciptakan rekonsiliasi. Kematian
Kristus di kayu salib yang melakukannya; bagian kita adalah menerima apa yang
telah dilakukan bagi kita.
Memang benar bahwa kita tidak dapat menerima berkat pengampunan hingga kita
mengaku dosa-dosa kita. Ini tidak berarti bahwa pengakuan kita menciptakan
pengampunan di hati Allah. Pengampunan telah berada di dalam hati-Nya sepanjang
masa. Pengakuan, sebaliknya, memungkinkan kita menerima pengampunan (I Yoh.
1:9). Pengakuan adalah sangat penting, bukan karena itu mengubah sikap
Allah terhadap kita, tetapi karena itu mengubah sikap kita terhadap Dia.
Ketika kita menyerah kepada kuasa menegur dari Roh Kudus untuk bertobat dan
mengakui dosa kita, kita diubahkan.
Pengampunan juga sangat penting bagi kesehatan kerohanian kita. Sebuah
kegagalan untuk mengampuni seseorang yang telah melukai kita, walaupun mereka
tidak layak menerima pengampunan, dapat melukai kita lebih dari itu melukai
mereka. Jika seseorang telah melukai saudara dan rasa sakit bernanah di dalam
karena saudara gagal untuk mengampuni, saudara sedang mengizinkan mereka
melukai saudara lebih lagi.
Pengampunan
adalah melepaskan orang lain dari pehukuman kita karena Kristus telah
melepaskan kita dari pehukuman-Nya. Itu bukan membenarkan perilaku seseorang
terhadap kita. Kita dapat diperdamaikan dengan seseorang yang telah melukai
kita karena Kristus memperdamaikan kita kepada Diri-Nya sendiri ketika kita
melukai-Nya. Kita dapat mengampuni karena kita diampuni. Kita dapat mengasihi
karenakita dikasihi. Pengampunan adalah sebuah pilihan. Kita dapat memilih
untuk mengampuni tanpa memperdulikan tindakan atau sikap orang lain. Ini
adalah semangat sejati dari Yesus.
Bagaimanakah berfokus kepada pengampunan yang kita miliki di dalam Kristus
dapat menolong kita untuk belajar mengampuni orang lain?
Kamis 19 September
DARI BENCI KEPADA PEMULIHAN
Bacalah Matius
18:15-17. Apakah tiga langkah yang Yesus berikan kepada kita untuk menolong
kita memecahkan konflik ketika kita disakiti oleh anggota jemaat yang lain?
Bagaimanakah kita menerapkan kata-kata ini di zaman kita sekarang?
Matius 18:15-17
18:15. "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di
bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya
kembali.
18:16 Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang
atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara
itu tidak disangsikan.
18:17 Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah
soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat,
pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut
cukai.
Kerinduan Yesus dalam memberikan nasihat di Matius 18 adalah untuk menjaga
agar konflik sedapat mungkin tetap berada dalam kelompok yang kecil.
Tujuan-Nya adalah agar dua orang yang terlibat menyelesaikan persoalan mereka
sendiri. Ini sebabnya mengapa Yesus menyatakan, "Apabila saudaramu berbuat
dosa, tegurlah dia di bawah empat mata" (Mat. 18:15). Saat jumlah
orang yang terlibat dalam satu persoalan di antara dua orang semakin bertambah,
lebih banyak pertikaian akan muncul. Orang-orang mengambil sikap, dan garis
peperangan ditarik. Tetapi ketika orang-orang Kristen berusaha untuk menyelesaikan
perbedaan-perbedaan mereka secara pribadi, dan dalam semangat kasih Kristen dan
saling pengertian, suasana perdamaian tereipta. Suasananya tepat bagi Roh Kudus
untuk bekerja dengan mereka saat mereka bergumul untuk menyelesaikan
perbedaan-perbedaan mereka.
Ada kalanya imbauan pribadi untuk penyelesaian konflik tidak efektif. Dalam
contoh-contoh ini Yesus mengundang kita untuk membawa satu atau dua orang yang
lain bersama kita. Langkah kedua dalam proses perdamaian ini harus selalu
diikuti oleh langkah pertama. Tujuannya adalah menyatukan anggota
bersama-sama, bukan membuat mereka semakin menjauh. Satu atau dua orang yang
menemani kelompok yang tersakiti tidaklah datang untuk mendukung pendapat dari
yang tersakiti atau bergabung dalam menyalahkan orang lain. Mereda datang dalam
kasih Kristen dan belas kasihan sebagai penasihat dan mitra doa agar turut
aktif dalam proses membawa dua orang yang berseberangan bersama kembali.
Ada saat-saat
ketika segala usaha untuk menyelesaikan masalah tidak berhasil. Dalam hal
seperti ini, Yesus memerintahkan kita untuk membawa masalah itu ke hadapan
gereja. Secara pasti Ia tidak sedang berbicara tentang mengganggu ibadah Sabat
pagi dengan isu konflik pribadi. Tempat yang tepat untuk membawa masalah, jika
kedua langkah pertama tidak menolong untuk mendamaikan kedua belah pihak,
adalah majelis jemaat. Kembali, tujuan Kristus adalah perdamaian. Itu bukan
untuk menyalahkan satu pihak dan membebaskan pihak yang lain.
"Jangan tanamkan kebencian sampai matang menjadi
kejahatan. Jangan biarkan luka bernanah dan pecah dengan kata-kata beracun,
yang menodai pikiran mereka yang mendengar. Jangan biarkan pemikiran pemikiran
pahit terus menerus mengisi pikiranmu dan pikirannya. Pergi kepada saudaramu
itu, dan dengan kerendahan hati serta kesungguh-sungguhan bicarakan dengan dia
mengenai persoalan itu"—Ellen G. White, Pelayanan Injil, hlm. 428-9.
Jumat 20 September
Pendalaman: "Ketika para pekerja memiliki
Kristus yang tinggal di dalam jiwa mereka, ketika segala sifat mementingkan
diri mati, ketika tidak ada persaingan, tidak ada perselisihan untuk menjadi
unggul, ketika kesatuan hadir, ketika mereka menguduskan diri mereka sendiri,
sehingga kasih satu dengan yang lain terlihat dan dirasakan, maka pancaran
kasih karunia dari Roh Kudus akan datang atas mereka sebagaimana janji Allah
tidak akan pernah gagal satu iota atau satu titik pun."—Ellen G. White,
Selected Messages, jId. 1, hlm. 175.
"Jika kita
berdiri pada hari Tuhan yang hebat dengan Kristus sebagai tempat perlindungan,
menara kita yang tinggi, kita harus mengesampingkan segala kecemburuan, segala
perselisihan untuk menjadi unggul. Kita harus betul-betul menghancurkan akar
dari hal-hal yang tidak kudus ini, hingga mereka tidak mungkin lagi muncul ke
dalam kehidupan. Kita harus menempatkan diri kita sepenuhnya pada pihak
Tuhan."—Ellen G. White, Last Day Events, hlm. 190.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.
Bacalah Kolose 3:12-17 di kelas. Diskusikan kualitas Kristiani yang Rasul
Paulus dorong gereja di Kolose untuk usahakan. Mengapa kualitas ini adalah
dasar segala pemecahan konflik. Bagaimanakah mereka menuntun kita dalam
mempraktikkan prinsip-prinsip yang Yesus berikan dalam Matius 18:15-18?
Kolose 3:12-17
3:12.
Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya,
kenakanlah belas kasihan, kemurahan,
kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
3:13
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain
apabila yang seorang menaruh
dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu
perbuat jugalah demikian.
3:14
Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan
dan menyempurnakan.
3:15
Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah
kamu telah dipanggil menjadi
satu tubuh. Dan bersyukurlah.
3:16
Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu,
sehingga kamu dengan segala hikmat
mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan
puji-pujian dan nyanyian rohani,
kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
3:17
Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan,
lakukanlah semuanya itu dalam nama
Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.
Matius
18:15-18
18:15.
"Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia
mendengarkan nasihatmu engkau
telah mendapatnya kembali.
18:16
Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya
atas keterangan dua atau
tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.
18:17
Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan
jika ia tidak mau juga mendengarkan
jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang
pemungut cukai.
18:18
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat
di sorga dan apa yang kamu
lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.
2.
Lihatlah kembali Kolose 3:12-17, dan pengajaran-pengajaran yang ditemukan
dalam ayat-ayat ini. Mengapa hal-hal ini-begitu sangat perlu bagi kebangunan
dan pembaruan yang kita begitu mati-matian perlukan di dalam gereja?
3.
Jika kita melihat kepada gereja kita, yaitu Gereja Masehi Advent Hari
Ketujuh secara keseluruhan, apakah hal yang terbesar yang menahan kita dari
jenis kebangunan dan pembaruan yang akan dibutuhkan untuk menjangkau dunia?
Apakah itu pengajaran atau doktrin kita? Pastinya bukan. Ini adalah hal-hal
yang Allah telah berikan kepada kita untuk sampaikan kepada dunia. Masalahnya
semata-mata terletak dalam diri kita, percekcokan kita, sifat mementingkan
diri kita, hasrat untuk keunggulan dan sekumpulan hal-hal lainnya. Mengapa
saudara harus, ya, saudara, bukan orang yang duduk di samping saudara di
gereja, bukan pendeta-tetapi saudara, saudara sendiri-memohon kuasa Roh Kudus
untuk membawa perubahan-perubahan yang harus terjadi pada saudara sebelum kita
melihat kebangunan dan pembaruan di dalam jemaat secara keseluruhan.
Pratinjau Pelajaran 13
Kebangunan yang Dijanjikan: Misi Allah Selesai
Sabat Petang
Bacalah Untuk Pelajaran Pekan Ini: Mat. 28:18-20; Yak. 5:7, 8; Za. 10:1; Mat. 3:11; Why.
18:1; 19:11-16.
AYAT HAFALAN: "Karena itu
saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya
petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah
turun hujan musim gugur dan hujan musim semi. Kamu juga harus bersabar dan
harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah de- kat" (Yakobus 5:7, 8).
Tantangan mengkhotbahkan Injil
dalam konteks pekabaran tiga malaikat ke seluruh dunia mungkin tampak mustahil.
Meskipun Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh bertumbuh dengan cepat, itu tidak seimbang
dengan jumlah penduduk. Ada banyak wilayah-wilayah di dunia di mana nama
"Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh" (apalagi pekabaran kita) tidak
diketahui.
Realitas dari fakta yang keras ini menuntun kepada pertanyaan-pertanyaan
yang serius. Apakah mungkin bagi Injil untuk dikabarkan ke seluruh dunia dalam
generasi sekarang? Akan. adakah beberapa terobosan yang tidak lazim yang secara
dramatis mempercepat penyampaian pekabaran tiga malaikat? Selalu ada satu hal
yang tersimpan dalam pikiran ketika kita membahas topik i:ni: Misi
ini adalah milik Allah, Ia akan menyelesaikannya. Pada saat yang sama, bagaimanapun
juga, kita harus mengingat bahwa kita juga telah dipanggil kepada peranan yang
sangat penting-dalam pekerjaan terakhir itu.
* Pelajari pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk
Sabat, September 28.
No comments:
Post a Comment