Kebangunan:
Kebutuhan Kita yang Besar
Sabat
Petang
Bacalah Untuk Pelajaran Pekan Ini: Why. 3:14-21, Ibr. 12:7-11, Mat.
25:1-13, Za. 3:1-5, Pkh. 5:2-5.
AYAT HAFALAN:
"Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang
mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku
makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku" (Why 3:20).
Laodikia adalah
jemaat terakhir dalam urutan tujuh jemaat di buku Wahyu. ClJ Laodikia berarti
"orang-orang yang dihakimi." Itu juga merupakan simbol yang tepat
bagi umat Allah di akhir zaman. Laodikia terletak di sebuah lembah terbuka di
barat daya Turki. Itu adalah pusat keuangan yang penting, kiblat dari mode,
pusat pendidikan dan medis. Penduduknya hidup mandiri, percaya diri, dan kaya.
Satu sumber
daya alam yang tidak dimiliki kota itu, bagaimanapun juga, adalah air. Air
dialirkan melalui saluran pipa-pipa air Roma dari mata air yang berjarak lima
mil arah selatan kota. Pada saat air tiba di Kota Laodikia, air telah menjadi
suam-suam kuku. Yesus menggunakan gambaran itu untuk menggambarkan kondisi
suam dari gereja-Nya di akhir zaman, yang digambarkan sebagai yang percaya pada
diri sendiri, merasa puas, apatis, dan tidak peduli terhadap agama. Ini adalah
gereja yang telah kehilangan semangat. Itu adalah gereja yang memerlukan
kebangunan rohani.
Namun demikian,
pekabaran Laodikia dipenuhi oleh pengharapan. Kristus berbicara kepada umat-Nya
dalam kasih, menawarkan kebutuhan hati mereka dan menghidupkan kerinduan rohani
mereka yang terdalam.
*Pelajari pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 6 Juli
PENGHARAPAN
BAGI ORANG LAODIKIA YANG SUAM
Yesus menegur
masing-masing ketujuh jemaat dalam buku Wahyu 2 dan 3 dengan gelar diri-Nya
sendiri yang cocok dengan kondisi kerohanian mereka. Gelar-gelar yang Yesus
gunakan dalam pekabaran-Nya kepada jemaat Laodikia mendengung dengan jaminan
pembaruan rohani bagi semua yang mengindahkan panggilan-Nya.
Bacalah
ayat-ayat berikut (Why. 3:14, 15; 2 Kor. 1:20; Yoh. 3:10, 11; Kol. 1:13-17). Menurut
saudara, mengapakah Yesus menggunakan gelar: "Amin," Saksi yang setia
dan benar," dan "permulaan dari ciptaan Allah" untuk menegur
jemaat Laodikia?
Why. 3:14, 15;
3:14.
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari
Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah:
3:15 Aku
tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya
jika engkau dingin atau panas!
2 Kor. 1:20;
1:20
Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya
oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah.
Yoh. 3:10, 11;
3:10
Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti
hal-hal itu?
3:11 Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui
dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian
kami.
Kol. 1:13-17
1:13 Ia
telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam
Kerajaan Anak-Nya yang kekasih;
1:14 di
dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.
1:15 Ia
adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala
yang diciptakan,
1:16
karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan
yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana,
maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan
oleh Dia dan untuk Dia.
1:17 Ia
ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.
Dalam Wahyu 3:14, kata Yunani untuk
"awal" adalah arche. Ini bisa berarti "permulaan,"
dalam arti bahwa pribadi/oknum kepada siapa kata itu ditujukan adalah orang
yang memulai sebuah peristiwa atau tindakan. Dalam konteks ini, arche
menunjuk kepada Yesus sebagai Yang Memulai, atau penyebab pertama dari semua
ciptaan. Dengan kata lain, Dia adalah Pencipta (Yoh. 1:1-3; Ef. 3:8, 9).
Hal ini sangat
teramat penting. Yesus, Oknum yang berbicara dan dunia- dunia menjadi ada,
Oknum yang menciptakan dunia, Oknum yang menyatakan kehidupan menjadi ada—Yesus
yang sama yang menyampaikan pengharapan kepada jemaat Laodikia. Sang Pencipta
Yang Mahakuasa dapat menciptakan kehidupan baru. Dia dapat menciptakan kembali
kerinduan rohani yang baru dalam hati kita. Dia bisa mengubah kehidupan rohani
kita.
Bacalah 2 Korintus 5:17 dan Galatia 6:14,15. Apakah
makna ayat-ayat ini kepada saudara secara pribadi?
2 Korintus 5:17
5:17
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah
berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
Galatia 6:14,15
6:14
Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus
Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.
6:15
Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan
baru, itulah yang ada artinya.
Mengapakah pekabaran Laodikia adalah pekabaran
pengharapan? Apakah pendahuluan dari pekabaran teguran yang keras ini mendorong
saudara? Manakah dari tiga gelar Yesus yang saudara lebih sukai mara pribadi, dan mengapa?
Senin 1 Juli
SUATU TEGURAN
KASIH
Bacalah Wahyu 3:15,16. Mengapakah Yesus memberikan
teguran yang begitu keras kepada jemaat Laodikia? Apakah arti menjadi suam? Apakah
kata-kata lain yang mungkin Yesus dapat gunakan sebagai pengganti
"suam?"
Wahyu 3:15,16
3:15 Aku
tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya
jika engkau dingin atau panas!
3:16
Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan
memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
Mengomentari Wahyu 3:15,16, Ellen G.
White menyatakan: "Pekabaran kepada jemaat Laodikia berlaku paling nyata
atas mereka yang pengalaman ke- rohaniannya hambar, yang tidak menghasilkan
kesaksian nyata sesuai dengan kebenaran."—The SDA Bible Commentary,
jld. 7, hlm. 962. Ini adalah sebuah pernyataan yang sangat menarik. Pengalaman
kerohanian yang hambar adalah sesuatu yang tidak memiliki nyawa. Itu memiliki
kulit luar Kekristenan tetapi tidak memiliki pokok Kekristenan. Itu memiliki
bentuk luar tetapi tidak memiliki daya hidup. OVang Laodikia bukanlah biSat
atau fanatik yang berapi-api, mereka hanya acuh tak acuh secara rohani. Orang
Laodikia tampaknya orang- orang yang bermoral baik. Mereka memiliki apa yang
Paulus sebut, "suatu bentuk kesalehan tetapi menyangkal kekuatannya"
(2 Tim. 3:5, NKJV). Yesus berbicara mengenai orang-orang beragama di
zaman-Nya yang "datang dekat kepada-Nya dengan mulut mereka dan memuliakan
Dia dengan bibir mereka, tetapi hati mereka jauh dari pada-Nya" (Mat.
15:8).
Bacalah Ibrani 12:7-11; Ayub 5:17-19; Mazmur 94:12;dan Amsal 29:15,
17, dan jelaskanlah maksud Allah dalam teguran-Nya?
Ibrani 12:7-11;
12:7
Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di
manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
12:8
Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang,
maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.
12:9
Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka
kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala
roh, supaya kita boleh hidup?
12:10
Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang
mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita
beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.
12:11
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita,
tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan
damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
Ayub 5:17-19;
5:17.
Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah
engkau menolak didikan Yang Mahakuasa.
5:18
Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli,
tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula.
5:19
Dari enam macam kesesakan engkau diluputkan-Nya dan dalam tujuh macam engkau
tidak kena malapetaka.
Mazmur 94:12;
94:12.
Berbahagialah orang yang Kauhajar, ya TUHAN, dan yang Kauajari dari Taurat-Mu,
Amsal 29:15, 17
29:15.
Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan
mempermalukan ibunya.
29:17.
Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan
sukacita kepadamu.
Tuhan kita terlalu mengasihi umat-Nya untuk membiarkan mereka pergi dengan mudah
menuju kebinasaan. Dia akan melakukan apa pun untuk menyalakan kembali api
kerohanian dalam hati mereka. Teguran-Nya yang kuat adalah karena cinta-Nya
yang lebih kuat. Hukuman-Nya adalah hanya karena Ia rindu menyembuhkan kita.
Nabi Hosea menggemakan perasaan ini dengan panggilan kepada pertobatan:
"Mari, kita akan berbalik kepada Tuhan, sebab Dialah yang telah menerkam
dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut
kita" (Hos. 6:1).
Pernahkah Allah menggunakan pengalaman-pengalaman yang
menyakitkan, bahkan memalukan, untuk membuat saudara menjadi rendah hati dan
menarik saudara lebih dekat kepada-Nya? Apakah yang saudara pelajari dari
pengalaman-pengalaman itu, idealnya, agar memastikan saudara tidak perlu
menjalaninya lagi?
Selasa 2 Juli
PERSEPSI DAN REALITAS
Ada kesenjangan
antara apa yang Laodikia katakan dan lakukan. Bahkan ada suatu kesenjangan yang
lebih besar antara pengalaman rohani yang Laodikia pikir ia miliki dan apa
yang sesungguhnya ia miliki.
Bacalah Wahyu 3:17. Apakah evaluasi Laodikia tentang
dirinya sendiri? Apakah penilaian Tuhan tentang dia? Menurut saudara, bagaimanakah
orang bisa begitu buta dengan kondisi rohani mereka yang sebenarnya? Dalam hal
apakah kita mungkin buta terhadap kondisi rohani kita sendiri?
Wahyu 3:17
3:17
Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku
tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat,
dan malang, miskin, buta dan telanjang,
Salah satu
tipuan Setan yang fatal adalah membuat kita buta terhadap realitas kebutuhan
rohani kita. Beberapa pemimpin agama di zaman Yesus buta terhadap kemiskinan
rohani mereka sendiri. Mereka adalah pembaca Alkitab, pemelihara hari Sabat,
anggota jemaat yang membayar persepuluhan yang sedang menanti kedatangan
Mesias. Namun, banyak berada dalam kegelapan sehubungan dengan bentuk kerajaan
rohani yang la akan bawa. Yesus menyebut mereka "pemimpin-pemimpin
buta" (Mat. 23:24). Paulus menulis kepada jemaat di Korirrtus tentang
mereka "yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini" (2
Kor. 4:4). Inilah sebabnya mengapa Yesus berkata bahwa Ia datang untuk
"pemulihan penglihatan bagi orang buta" (Luk. 4:19). Yesus
akan memulihkan penglihatan
rohani kita
yang telah hilang jika kita mengizinkan- Nya. Setiap kali Yesus mencelikkan
mata yang buta dalam Perjanjian Baru, Dia mengungkapkan keinginan-Nya untuk
membuka mata pikiran kita agar kita mampu melihat Dia dengan jelas.
Bacalah Matius 25:1-13. Apakah persamaan-persamaan
wanita-wanita yang bodoh dan anggota-anggota jemaat di Laodikia?
Matius 25:1-13
25:1.
"Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil
pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
25:2
Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
25:3
Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
25:4
sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak
dalam buli-buli mereka.
25:5
Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka
semua lalu tertidur.
25:6
Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang!
Songsonglah dia!
25:7
Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
25:8
Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah
kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
25:9
Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk
kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di
situ.
25:10
Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu
dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang
perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
25:11
Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan,
bukakanlah kami pintu!
25:12
Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.
25:13
Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan
saatnya."
Cara apakah
yang engkau temukan agar tetap waspada secara rohani? Menurut saudara, mengapa
begitu mudah untuk menjadi acuh tak acuh secara rohani? Cara-cara apakah dapat
digunakan untuk melawan sikap apatisme agama?
Rabu 3 Juli
OBAT ILAHI
Ada harapan
bagi Laodikia, sebagaimana masih ada harapan bagi semua yang dipengaruhi oleh
kerohanian yang apatis dan acuh tak acuh. Tuhan kita mempunyai obat Ilahi.
Kenyataan bahwa Tuhan berbicara kepada jemaat ini menunjukkan bahwa harapan
bagi jemaat itu ada jika umat-Nya menerima dan mengikuti nasihat-Nya.
Renungkanlah
nasihat Yesus dalam Wahyu 3:18,19. Apa yang Yesus maksudkan ketika Ia berbicara
tentang "emas yang dimurnikan di dalam api" mengenakan "pakaian
putih" dan mata kita diminyaki dengan "salep mata?" (Lihat juga I
Ptr. 1:7; Za. 3:1-5; Why. 19:7-9; Ef. 4:30).
I Ptr. 1:7;
1:7
Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih
tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan
api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada
hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya
Za. 3:1-5;
3:1.
Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan
Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia.
3:2 Lalu
berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: "TUHAN kiranya menghardik
engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau!
Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?"
3:3
Adapun Yosua mengenakan pakaian yang kotor, waktu dia berdiri di hadapan
Malaikat itu,
3:4 yang
memberikan perintah kepada orang-orang yang melayaninya: "Tanggalkanlah
pakaian yang kotor itu dari padanya." Dan kepada Yosua ia berkata:
"Lihat, dengan ini aku telah menjauhkan kesalahanmu dari padamu! Aku akan
mengenakan kepadamu pakaian pesta."
3:5
Kemudian ia berkata: "Taruhlah serban tahir pada kepalanya!" Maka
mereka menaruh serban tahir pada kepalanya dan mengenakan pakaian kepadanya,
sedang Malaikat TUHAN berdiri di situ.
Why. 19:7-9;
19:7
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari
perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
19:8 Dan
kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan
dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang
benar dari orang-orang kudus.)
19:9
Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang
ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini
adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Ef. 4:30
4:30 Dan
janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu
menjelang hari penyelamatan.
"Yesus pergi dari pintu ke pintu, berdiri di depan setiap kaabah jiwa,
mengumandangkan, 'Aku berdiri di depan pintu, dan mengetok.' Dan sebagai pedagang
surgawi, Ia membuka harta-Nya, dan berseru, 'beli dari padaku emas yang sudah
dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya; dan pakaian putih, agar engkau
memakainya, sehingga rasa malu karena ketelanjanganmu tidak muncul.' Emas yang
Ia tawarkan adalah tanpa campuran, lebih berharga daripada Ophir; karena itu
adalah iman dan kasih."
"Pakaian
putih yang Ia undang setiap jiwa untuk kenakan adalah jubah kebenaran-Nya
sendiri, dan minyak untuk pengurapan adalah minyak kasih karunia-Nya, yang akan
memberikan penglihatan rohani bagi jiwa yang berada dalam kebutaan dan
kegelapan, agar mereka dapat membedakan antara pekerjaan Roh Allah dan roh
musuh. Bukalah pintumu, kata pedagang besar itu, pemilik dari semua kekayaan
rohani, dan bertransaksilah dengan-Ku. Ini Aku, Penebusmu, yang menasihati
engkau untuk membeli daripada-Ku."—Ellen G. White, The Advent Review
and Sabbath Herald, Aug. 7, 1894.
Ellen G. White mengutip Wahyu 3:20, perkataan Yesus,
"'Aku berdiri di pintu, dan mengetok.'" Yesus mengetok; Dia tidak
mendobrak pintu dan memaksa untuk masuk. Maksudnya adalah, pada akhirnya,
terlepas dari apa yang Allah mau lakukan bagi kita, kita harus membuat pilihan
untuk mengizinkan Dia masuk. Tanyakan pada dirimu sendiri, "bagaimanakah
kita menolak untuk membuka pintu bagi-Nya? Jika saudara merasa berat, tanyakan
dirimu sendiri, "mengapa?" Apakah yang menghalangi saudara? Dosa
apa,kesenangan apa, yang saudara tidak mau lepaskan, atau apakah yang saudara
temukan yang begitu sulit untuk melepaskannya?
Kamis 4 Juli
KASIH YANG TIADA HENTI
Bandingkanlah Wahyu 3:20 dengan Kidung Agung 5:2-5. Apakah persamaan-persamaan
yang saudara temukan dalam kedua contoh tersebut? Apakah yang ayat-ayat ini
nyatakan tentang kasih Allah?
Wahyu 3:20
3:20
Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar
suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan
bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
Kidung Agung 5:2-5
5:2. Aku
tidur, tetapi hatiku bangun. Dengarlah, kekasihku mengetuk. "Bukalah
pintu, dinda, manisku, merpatiku, idam-idamanku, karena kepalaku penuh embun,
dan rambutku penuh tetesan embun malam!"
5:3
"Bajuku telah kutanggalkan, apakah aku akan mengenakannya lagi? Kakiku
telah kubasuh, apakah aku akan mengotorkannya pula?"
5:4
Kekasihku memasukkan tangannya melalui lobang pintu, berdebar-debarlah hatiku.
5:5 Aku
bangun untuk membuka pintu bagi kekasihku, tanganku bertetesan mur; bertetesan
cairan mur jari-jariku pada pegangan kancing pintu.
Makan malam di Timur Tengah dulu dan sekarang masih merupakan sesuatu yang
sangat penting. Ketika pekerjaan sepanjang hari telah selesai dan orang-orang
kembali dari ladang untuk makan malam, seluruh keluarga berkumpul di
sekeliling meja. Dalam banyak contoh keluarga-keluarga yang lain juga tinggal
bersama-sama. Jumlah orang yang akan makan malam akan bertambah banyak. Kakek
dan nenek, saudara laki-laki dan perempuan, bibi dan paman, keponakan dan
sepupu, orang dewasa dan anak-anak mungkin hadir. Dalam reuni besar setelah
kerja keras sepanjang hari ini, cerita-cerita akan disampaikan,
pengalaman-pengalaman akan dibagikan, dan nasihat diberikan. Itu adalah saat
persekutuan. Itu adalah waktu kehangatan dan keintiman keluarga. Yesus juga
rindu memiliki persekutuan seperti ini dengan kita.
Bagaimanakah
janji Kristus dalam Wahyu 3:21 mengungkapkan keinginan-Nya yang tulus bagi
masing-masing kita?
Wahyu 3:21
3:21
Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas
takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan
Bapa-Ku di atas takhta-Nya.
Buku Wahyu menyebutkan Takhta Allah sebanyak 37 kali.
Ini lebih banyak dari semua buku yang ada di dalam Alkitab. Pada Takhta Allah,
kita bergabung dengan paduan suara surgawi dan dengan gembira menyatakan:
"'Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan,
dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian'"
(Why 5:12). Dia berjanji bahwa kita dapat berpartisipasi dalam perayaan
sukacita yang besar ini ketika kisah panjang dari dosa berakhir.
Kristus menggunakan motivasi-Nya yang terbesar bagi umat-Nyayang acuh tak
acuh di akhir zaman. Kasih-Nya telah menyediakan keabadian bagi kita. Kita
memiliki darah bangsawan yang mengalir di dalam pembuluh darah kita. Kita
adalah putra dan putri Raja Alam Semesta. Kita dapat memerintah bersama Dia,
duduk di atas takhta-Nya selamanya. Motivasi terbesar untuk membangunkan kita
dari tidur rohani adalah kasih Yesus yang tidak berkeputusan, karena Dia rindu
untuk menjalani masa kekekalan bersama kita. Jika itu belum cukup untuk
mengeluarkan kita dan sikap apatis rohani kita, apa lagi? Jika itu belum cukup
untuk membawa kita bertelut mencari kebangunan, adakah yang lain?
Kristus rindu untuk berada dalam persekutuan dengan saudara. Seberapa
inginkah saudara untuk berada dalam persekutuan dengan Dia? Jawabannya adalah
sederhana. Berapa banyakkah waktu yang saudara gunakan dalam doa dan
persekutuan dengan Tuhan? Apakah jawabanmu memberitahu saudara tentang dirimu
sendiri dan, mungkin, betapa suamnya saudara?
Jumat 5 Juli
Pendalaman: "Sebuah kebangunan dan pembaruan
harus berlangsung di bawah tuntunan pelayanan Roh Kudus. Kebangunan dan
pembaruan adalah dua hal yang berbeda. Kebangunan menandakan pembaruan hidup
rohani, mempercepat kuasa pikiran dan hati, kebangkitan dari kematian rohani.
Pembaruan menandakan reorganisasi, perubahan ide-ide dan teori-teori,
kebiasaan-kebiasaan dan praktik-praktik. Pembaruan tidak akan menghasilkan buah
kebenaran yang baik kecuali itu dihubungkan dengan kebangunan Roh. Kebangunan
dan pembaruan adalah melakukan pekerjaan yang telah ditentukan bagi mereka,
dan dalam melaksanakan pekerjaan ini keduanya harus disatukan."—Ellen G.
White, The Advent Review and Sabbath Herald, Feb. 25, 1902.
"Nasihat
dari Saksi Yang Setia adalah penuh dengan dorongan dan kelegaan. Gereja-gereja
mungkin belum memperoleh emas kebenaran, iman, dan kasih/dan menjadi kaya dalam
harta surgawi. 'Belilah dari padaku emas supaya engkau menjadi kaya dan
pakaian putih supaya engkau kenakan, agar rasa malu atas ketelanjanganmu tidak
akan muncul.' Pakaian putih adalah kebenaran Kristus yang dapat ditempa ke
dalam karakter. Kesucian hati, kemurnian motif, akan menandai setiap orang
yang mencuci jubahnya, dan menjadikannya putih di dalam darah Anak
Domba."—Ellen G: White, The Advent Review and Sabbath Herald, July
24, 1888.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1.
Apakah yang sangat berbahaya tentang menjadi suam? Mengapa itu dapat
menuntun kita begitu mudah kepada penipuan terhadap diri sendiri secara rohani?
2.
Mengapakah beberapa orang Kristen kelihatannya begitu bercahaya dan yang
lain begitu acuh tak acuh? Apakah ini menyangkut masalah kepribadian yang
berbeda, atau ada sesuatu yang lebih dalam? Jika demikian, apa?
3.
Diskusikan dengan kelasmu cara-cara untuk menghindari menjadi acuh tak acuh
secara rohani? Bagaimanakah kita dapat menjaga pengalaman kerohanian kita
bersemangat dan berkembang? Hal-hal apakah yang dapat kita lakukan sebagai satu
tubuh, secara keseluruhan, untuk menjaga diri kita sendiri dari menjadi
"suam?"
4.
Menurut saudara, mengapa Allah lebih suka kita "dingin" daripada
"suam?" Tidakkah menjadi suam lebih baik daripada menjadi dingin
sama sekali? Petunjuk: Manakah yang lebih nyaman, menjadi suam atau dingin?
No comments:
Post a Comment